EFEK RADIASI SINAR-X 6 MV TERHADAP PAROTIS PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
|
|
- Dewi Yuwono
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEK RADIASI SINAR-X 6 MV TERHADAP PAROTIS PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Moh Rizkih Pachlevi T, Bualkar Abdullah,Bannu Abdul S, Satrial Male Departemen Fisika, FMIPA Universitas Hasanuddin, Kampus Tamalanrea 9 Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Tamalanrea 9 rizky.tegema@gmail.com Abstrak : Telah dilakukan penelitian mengenai efek radiasi sinar-x 6 MV terhadap parotis pada pasien kanker nasofaring di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar. Pada penelitian ini dihitung persentase perubahan parotis yaitu dengan menentukan besaran range (selisih) CT Number pada gambaran CT-Scan parotis dan menganalisis hasil citra parotis pada niai CT numbernya setelah dilakukan terapi radiasi dari HU awal sampai HU xgy. Dari hasil analisis hasil citra pasien kanker nasofaring dari HU awal sampai HU xgy terdapat efek samping yaitu berkurangnya volume jaringan pada organ parotis berdasarkan nilai range CT Number, karena selain parotis termasuk organ yang radiosensitif juga teknik radiasi konformal Dimensi (D-CRT) kurang optimal dalam hal meminimalisir radiasi didaerah sekitar kanker sehingga dapat menimbulkan komplikasi jaringan. Kata kunci: Kanker Nasofaring, Efek Radiasi Sinar-X 6 MV, CT Number, Hounsfield Unit (HU). Abstract : The research has been the effects of 6 MV X-ray radiation on parotid in nasopharyngeal cancer patients at Makassar University Hasanuddin Hospital. In this study, the percentage of parotid change is determined by determining the range of CT numbers on the parotid CT scans and analyzing the parotid image results on the CT number after radiation therapy from the initial HU to xgy HU. From the results of image analysis of nasopharyngeal cancer patients from early HU to xgy HU there are side effects of reduced volume of tissue in parotid organs based on the range of CT number range, because in addition to parotid including radiosensitive organ also dimensional conformal radiation (D-CRT) in terms of minimizing radiation around the area of cancer so that it can cause network complications. Keywords: Nasopharyngeal Cancer, X-Ray Radiation Effect 6 MV, CT Number, Hounsfield Unit (HU).. Pendahuluan Radioterapi adalah suatu tindakan pengobatan terapi radiasi pada penyakit tumor ganas (kanker) dengan menggunakan radiasi pengion, seperti sinar gamma, sinar-x ataupun elektron berenergi tinggi. Tahun 97 penggunaan linier akselerator energi tinggi mempunyai multi energi berkas elektron dan foton, yaitu pada energi radiasi dengan elektron untuk keperluan radioterapi adalah berkisar - MeV dan untuk energi radiasi dengan foton adalah 6-8 MV. Sifat dari radiasi pengion dapat merusak jaringan, maka diusahakan dosis radiasi yang diberikan pada sel tumor harus terdistribusi secara merata atau homogen sesuai dengan aturan ICRU(International Commision on Radiation Unit) yaitu dosis maksimum dalam rentang 9 % - %. Kasus yang biasa ditemui di radioterapi yaitu kanker nasofaring. Radioterapi merupakan salah satu cara pengobatan kanker nasofaring yang bertujuan merusak sel-sel kanker. Lokasi, ukuran dan perluasan kanker, semuanya mempengaruhi pemilihan treatment, seperti halnya pertimbangan dosis. Keberhasilan pelaksanaan terapi sangat bergantung pada sistem perencanaan perlakuan penyinaran atau biasa dikenal dengan istilah Treatment PlanningSystem (TPS). Treatment Planning System ini merupakan kinerja perhitungan algoritma. Perhitungan dosis dengan TPS, mensimulasikan distribusi dosis radiasi yang diupayakan semaksimal mungkin pada daerah target tumor dan meminimalkan daerah beresiko atau jaringan sehat []. Berdasarkan uraian diatas, maka telah dilakukan penelitian efek radiasi sinar-x 6 MV terhadap parotis pada pasien kanker nasofaring di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar.. Tinjauan Pustaka Linear accelerator termasuk megavoltage yaitu merupakan perangkat yang menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tinggi yang bertujuan untuk mempercepat partikel bermuatan seperti elektron energi tinggi melalui sebuah tabung linear. Elektron energi tinggi yang dihasilkan dapat digunakan untuk terapi tumor yang dekat pada permukaan (superficial tumours), atau ditembakkan ke sebuah target untuk menghasilkan sinar-x energi tinggi yang dapat digunakan untuk terapi tumor pada kedalaman tertentu []. Prinsip fisika pada CT Scan meliputi proses akusisi data, pengolahan data, rekonstruksi citra, representrasi citra, penyimpanan dan dokumentasi.
2 Tahap pertama pada akusisi data adalah proses Scanning. Pendefinisian target radiasi dimensi harus berdasarkan terminologi International Commission on Radiation Units and Measurements - (ICRU- ); yaitu gross tumor volume (GTV), clinical target volume (CTV) dan planning target volume (PTV). Proses simulator dengan CT-Scan, pasien diposisikan dalam posisi supine, dengan fiksasi masker termoplastik untuk imobilisasi kepala dan leher, termasuk bahu []. Karsinoma Nasofaring (KNF) atau lebih dikenal dengan nama kanker nasofaring merupakan kanker yang muncul pada daerah area atas tenggorok dan di belakang hidung. Kelenjar parotis merupakan kelenjar saliva (kelenjar air liur) terbesar yang terletak di bawah telinga atau berada di daerah rahang bawah []. Sistem Perencanaan Radiasi atau biasa disebut TPS merupakan suatu proses yang sistematik dalam membuat rencana strategi terapi radiasi yang meliputi sekumpulan instruksi dari prosedur radioterapi dan mengandung deskripsi fisik, serta distribusi dosis berdasar pada informasi geometrik/topografi yang ada pada pencitraan (imajing) agar terapi radiasi dapat diberikan secara tepat. TPS ini dalam tampilannya bisa D bisa juga D []. CT-Number yaitu nilai koefisien atenuasi (pelemahan energi) sinar-x yang ditentukan oleh rata-rata sinar-x, besarnya pelemahan sinar-x yang telah melewati objek bergantung pada besarnya energi mula-mula dan nomor atom objek, besarnya pelemahan sinar-x berbanding lurus dengan nilai CT Number yang terbaca oleh detektor [6]. CT number yang dihitung dalam satuan HU (Hounsfield Unit) merupakan fasilitas standar yang selalu ada pada pesawat CT-Scan. HU adalah satuan dari nilai pelemahan sinar-x setelah melewati objek yang nilai tersebut menggambarkan perbedaan suatu organ. Ketepatan hasil perhitungan CT number harus selalu diperhatikan agar tidak memberikan informasi yang salah [6]. Nilai CT number juga dipengaruhi oleh besarnya merker penanda berbentuk bulat yang menandai jumlah pixel yang akan dinilai atau biasa disebut ROI. Masing-masing pixel dipertunjukkan di monitor pada tingkatan terang dan pada gambaran yang fotografis sebagai tingkatan densitas paling tinggi. Tingkatan ini sesuai dengan bilangan CT atau CT number dari (-) sampai (+) untuk masing-masing pixel. CT Number (-) sesuai dengan udara, sedangkan CT Number (+) sesuai dengan tulang padat, dan CT number sesuai dengan air [6]. Nilai bilangan ini didapat dari besar kecilnya nilai koefisien atenuasi sinar-x setelah melewati objek, semakin besar nilai koefisien atenuasi sinar- X maka nilai ct number akan semakin besar, hal ini ditunjukkan pada tulang padat yang nilai ct numbernya mencapai HU sedangkan semakin kecil koefisien atenuasi yang diterima detektor maka nilainya semakin kecil pula, hal ini ditunjukkan pada nilai ct number udara yang mencapai - HU. Nilai bilangan CT untuk berbagai jaringan berhubungan dengan nilai koefisien atenuasi linear sinar-x. CT Number pada suatu pixel mewakili besarnya koefisien atenuasi sinar-x ditentukan oleh energi rata-rata sinar-x dan nomor atom efektif penyerap dan dinyatakan dengan koefisien atenuasi. Nilai suatu CT Number dinyatakan oleh [6] : CT Number = k µ t µ w µ w (I) Keterangan : µ t : koefisien atenuasi jaringan µ w : koefisien atenuasi terhadap air k : konstanta yang menetapkan faktor skala untuk jarak CT Number. Persamaan ini menunjukkan bahwa jumlah CT untuk air selalu nol karena untuk system pencitraan CT beroperasi dengan presisi. Respon detektor harus dikalibrasi sehingga air selalu diwakili oleh nol. Ketika k adalah, angka CT adalah unit Hounsfield. Maka, jumlah besar informasi terbuang ketika rentang dinamis sebenarnya dari gambar adalah, namun gambar ditampilkan pada layar video atau film di tidak lebih dari warna abuabu [6]. Nilai-nilai CT Number tersebut akan ditampilkan pada layar monitor dengan cara mengkonversikannya ke dalam skala dari hitam ke putih (gray scale). CT Number yang tinggi seperti tulang akan ditampilkan radio opaque (putih) dan CT Number yang rendah seperti lemak dan udara akan ditampilkan radio lucent (hitam). Karena untuk jaringan lunak memiliki range tertentu yang kemudian masih dibagi-bagi lagi menjadi beberapa jaringan, maka khusus untuk jaringan terang gelap agar jaringan-jaringan lunak dengan skala range kecil dapat ditampilkan dalam warna yang berbeda satu dan lainnya. [7]. Atenuasi jaringan tertentu diukur relative terhadap air yang diberi angka HU, angka yang paling tinggi adalah tulang sedangkan yang paling rendah adalah udara. Lemak mempunyai angka CT yang kurang dari H, sedangkan jaringan lunak mempunyai angka CT lebih dari HU [8]. Adapun angka rata-rata CT Number pada parotis normal adalah - sampai HU [9].. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September 7 di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar. Adapun tahap prosedur analisis data penelitian yang dilakukan yaitu :. Mengumpulkan sampel citra pasien KNF berupa sampel citra kepala pasien secara acak yaitu dengan mencatat nomor rekam medik/ ID pasien.
3 . Melakukan Filter Sampel Citra Pasien Melakukan filter citra pada menu External Beam Palnning (EBM) yang menampilkan daerah jaringan parotis secara jelas kanan (R) dan kiri (L).. Memilih slice citra Memilih dan mengelompokkan slice citra di sudut Z (potongan axial) yang menampilkan jaringan parotis dari daerah temporal sampai maxilla. Mencatat nilai CT-Number Mencatat nilai CT-Number (HU), masingmasing kiri (L) dang kanan (R) dengan titik di tiap daerah parotis kemudian dirata-ratakan tiap irisannya.. Analisis Data Pada tahap ini melakukan analisis data yaitu degan mencari range perubahan persentase CT Number antara HU Awal (sebelum diterapi) dan HU xgy (sesudah diterapi) HU-xGy Gambar I.b Parotis Kiri (L). Hasil Penelitian Hasil dari penelitian Radioterapi pasien pada kanker nasofaring dengan jumlah sampel yang diambil tiap irisan CT-Scan parotis kiri dan kanan, pengambilan CT Number dengan jumlah titik HU per irisan tiap bagian. Adapun hasil pengambilan HU parotis pasien sebelum dan sesudah diterapi radiasi dapat dilihat pada gambar berikut: HU-xGy Gambar I.a Parotis Kanan (R).8 HU-xGy Gambar II.a Parotis Kanan (R).6 HU-xGy Gambar II.b Parotis Kiri (L) 6.6 HU-xGy Gambar III.a Parotis Kanan (R)
4 8.7 HU-xGy Gambar III.b Parotis Kiri(L) HU-xGy Gambar V.b Parotis Kiri(L) HU-xGy -.7 HU-xGy Gambar IV.a Parotis Kanan (R) Gambar VI.a Parotis Kanan (R) -.7 HU-xGy Gambar IV.b nilai CT-Number Parotis Kiri (L) HU-xGy Gambar VI.b Parotis Kiri (L) HU-xGy.7 HU-xGy Gambar V.a nilai CT-Number Parotis Kanan (R) Gambar VII.a Parotis Kanan (R)
5 HU-xGy. HU-xGy Gambar IX.b Parotis Kiri (L) Gambar VII.b Parotis Kiri (L).... HU-xGy Gambar VIII.a Parotis Kanan (R)....6 HU-xGy HU-xGy Gambar X.a Parotis Kanan (R) 6 - Gambar VIII.b Parotis Kiri (L). HU-xGy HU-xGy Gambar IX.a Parotis Kanan (R) Gambar X.b Parotis Kiri (L). Pembahasan Berdasarkan pada Gambar di atas menunjukkan nilai CT Number parotis mengalami perubahan dimana pada: ) Gambar I.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar 6% sampai dengan 6%, dan pada Gambar I.b parotis kiri persentase perubahan sebesar % sampai dengan 8%. ) Gambar II.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar % sampai dengan 6%, dan pada Gambar II.b parotis kiri persentase perubahan paling sebesar % sampai dengan %.
6 ) Gambar III.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar %, sampai dengan 66%, dan pada Gambar III.b parotis kiri persentase perubahan sebesar 6% sampai dengan %. ) Gambar IV.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar %, sampai dengan 8%, dan pada Gambar IV.b parotis kiri persentase perubahan sebesar % sampai dengan 6%. ) Gambar V.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar 8% sampai dengan 8%, dan pada Gambar V.b parotis kiri persentase perubahan sebesar % sampai dengan 6%. 6) Gambar VI.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar % sampai dengan %, dan pada Gambar VI.bparotis kiri persentase perubahan sebesar % sampai dengan 8%. 7) Gambar VII.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar 8% sampai dengan 8%, dan pada Gambar VII.b parotis kiri persentase perubahan sebesar % sampai dengan %. 8) Gambar VIII.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar % sampai dengan %, dan pada Gambar VIII.b parotis kiri persentase perubahan sebesar % sampai dengan %. 9) Gambar IX.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar % sampai dengan %, dan pada Gambar IX.b parotis kiri persentase perubahan sebesar 7% sampai dengan %. ) Gambar X.a pada parotis kanan persentase perubahan sebesar % sampai dengan %, dan pada Gambar X.b parotis kiri persentase perubahan sebesar % sampai dengan 7%. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Nasofaring; asofaring.pdf) diakses pada tanggal 9 Maret 7.. M Ida, and E Honda. (). A Journal of Head and Neck Imaging. Published Gordon W. Pedersen, D.D.S., M.S.D. Bedah Mulut.. Rahayu S., Anung M., Darmawati. () Analisis Pengaruh Usia Terhadap Penurunan Kadar Hemoglobin Akibat Dosis Radiasi cgy pada Kasus Terapi Ca Nasopharynx dan Ca Cervix Menggunakan Radiasi Eksternal di RSUP dr. Sardjito; Teknofisika, vol. No. 6. Ali R.M dan Heru S., Uji Kesesuaian CT Number pada Pesawat CT Scan Multi Slice Di Unit Radiologi Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI, Yougster Physics Journal; vol. No.,, Hal Bontrager, K.L., dan Lampignano, J.P. (), Workbook for Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatom. 7th ed. Mosby Elsevier Phiadelphia. 8. F.A.Smith., (). A Primer in Applied Radiation Physis World Scientific Publishing; Singapore. 9. M Ida, and E Honda. (). A Journal of Head and Neck Imaging. Published Gordon W. Pedersen, D.D.S., M.S.D. Bedah Mulut. 6. Kesimpulan Kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:. Radioterapi pada klinis kanker nasofaring dengan jumlah sampel pasien dosis total xgy dapat mempengaruhi berkurangnya volume jaringan parotis berdasarkan data hasil range (selisih) nilai CT Number (HU).. Jumlah persentase perubahan masing-masing sampel dapat menunjukkan adanya efek dari Sinar-X 6MV terhadap parotis.. Setelah dianalisis hasil citra CT-Scan parotis berdasarkan nilai CT number dari HU awal sampai dengan HU xgy, maka terdapat efek samping dari sinar-x 6 MV, karena selain parotis termasuk organ yang radiosensitive juga teknik radiasi konformal Dimensi (D-CRT) kurang optimal dalam meminimalisir radiasi disekitar kanker. 7. Daftar Pustaka. Rasad S. Radiologi Diagnostik. II ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI., (). -6 p.. Bondan, Dwi Panular. (). Universitas Indonesia: Depok.. Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah
Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar- MV Sugianty Syam, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciAnalisis Dosis Radiasi Kanker Nasofaring Dengan Menggunakan Wedge Pada Pesawat Linear Accelerator (LINAC)
Analisis Dosis Radiasi Kanker Nasofaring Dengan Menggunakan Wedge Pada Pesawat Linear Accelerator (LINAC) Iskandar 1, Bualkar Abdullah, Syamsir Dewang, Satrial Male Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
ANALISIS PENGGUNAAN BOLUS PADA PASIEN KANKER DI DAERAH SUPERFISIAL YANG DIRADIASI DENGAN 6 MeV MENGGUNAKAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) Anwar Latif, Dr.Bualkar Abdullah, Prof.Dr.Dahlang Tahir, Satrial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radioterapi merupakan salah satu jenis terapi untuk penyakit tumor atau kanker, pengobatan kanker dilakukan dengan menggunakan radiasi pengion atau radionuklida, pembedahan
Lebih terperinciMetode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.
Bab II. Teori Dasar II.1. Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis. Metode ini sering digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)
BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) 3.1 Protokol Standar Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT 7 Protokol standar pada penanganan kanker prostat
Lebih terperinciEVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN Ismail T., Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering kedelapan di seluruh dunia. Insiden penyakit ini memiliki variasi pada wilayah dan ras yang
Lebih terperinciANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC
ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC Sri Rahayu*, Bidayatul Armynah**, Dahlang Tahir** *Alumni Jurusan Fisika Konsentrasi Fisika Medik FMIPA
Lebih terperinciPengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi
Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi Supriyanto A. Pawiro 1, Sugiyantari 2, Tirto Wahono 3 1 Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok, 16424 2 Bagian Radioterapi RSUP Persahabatan,
Lebih terperinciPENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co
PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co M. Azam, K. Sofjan Firdausi, Sisca Silvani Jurusan Fisika, FMIPA,Universitas diponegoro ABSTRACT Wedge filter usually
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO
ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO Suharni*, Kusminarto**, Pramudita Anggraita* *Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Jl. Babarsari
Lebih terperinciBAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.
BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit
Lebih terperinciANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM
ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM Indrawanto Paningaran*, Syamsir Dewang**, Bannu Abdul Samad** *Alumni Jurusan Fisika Konsentrasi Fisika Medik
Lebih terperinciSANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : (PRINT) Vol. 08 No. 01, 2017 : 29-34
SANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : 1978-8843 (PRINT) Vol. 08 No. 01, 2017 : 29-34 RESULT ANALYSIS OF TREATMENT PLANNING SYSTEM BETWEEN 3- DIMENSIONAL CONFORMAL RADIATION THERAPY TECHNIQUE
Lebih terperinciPendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)
Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Dalam bidang kedokteran, pemanfaatan
Lebih terperinciTEORI DASAR RADIOTERAPI
BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya sel-sel yang membelah secara abnormal tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan sehat lainnya. Data
Lebih terperinciJURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum
1 PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET XYLITOL TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA (Studi Kasus Pada Pasien Radioterapi Kepala dan Leher di RSUP Dr. Kariadi Semarang) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV
ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar SarjanaSains Yuli Martha K. Damanik NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)
PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan ruang lingkup radiologi sebagai radiodiagnostika serta radioterapi pada hewan. Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Radiasi terdiri dari beberapa jenis, ditinjau dari massanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sel yang pertumbuhan dan penyebarannya tidak terkontrol. Pertumbuhannya menyebar ke sekitar jaringan dan dapat bermetasis pada tempat yang jauh. Penyakit
Lebih terperinciPEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 1, No. 5, Oktober 2013, Hal 213-220 PEMBUATAN PROGRAM REKONSTRUKSI KONTUR CITRA 3D PADA ORGAN MENGGUNAKAN MATLAB 2008a Siti A isyah,kusworo Adi dan Choirul
Lebih terperinciVERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir
VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciVerifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt
Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt Dhaniela Stenyfia Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciUJI KESESUAIAN CT NUMBER PADA PESAWAT CT SCAN MULTI SLICE DI UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI
Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 3, No. 4, Oktober 4, Hal 335-34 UJI KESESUAIAN CT NUMBER PADA PESAWAT CT SCAN MULTI SLICE DI UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI Ali Roo in Mas
Lebih terperinciPENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN
DOI: doi.org/10.21009/spektra.022.04 PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN 1, a) Sriwahyuni 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data dari GLOBOCAN memperkirakan, terdapat sekitar 14,1 juta ditemukan kasus kanker baru dan tercatat 8,2 juta jiwa meninggal akibat kanker pada tahun 2012 di seluruh
Lebih terperinciJumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***
VERIFIKASI PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) BERKAS ELEKTRON 6 MeV, 9 MeV, 12 MeV DAN 15 MeV MENGGUNAKAN WATER PHANTOM Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**,
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :
PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM : 130821009 DEPERTEMEN FISIKA JURUSAN FISIKA MEDIK FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciDesain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System
Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System Uum Yuliani 1,a), Ridwan Ramdani 1,b), Freddy Haryanto 2,c), Yudha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian noise pada Computed Tommography Scanning Noise adalah fluktuasi nilai CT Number pada jaringan atau materi yang homogen (Bushong, 2000). Noise dapat diuraikan dengan
Lebih terperinciKOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)
KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO) Ryan Kurniawan, Vincensius Gunawan dan Choirul Anam Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING SEBELUM dan SETELAH RADIOTERAPI (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang)
PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING SEBELUM dan SETELAH RADIOTERAPI (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang) HEMOGLOBIN LEVELS OF NASOPHARYNGEAL CANCER PATIENTS BEFORE
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV Ifa Istighfaroh 1), Evi Setiawati
Lebih terperinciPENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR
PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2
Lebih terperinciUJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011
UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011 Ivonne Chirsnia 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan
BAB. I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Sinar-X merupakan sepenggal spektrum gelombang elektromagnetik yang terletak di ujung energi tinggi spektrum gelombang elektromagnetik di bawah dan bersinggungan
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 21% dari seluruh kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang dinamakan radioterapi. Penggunaan radiasi pengion dalam pengobatan ini dimulai setelah penemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker kepala dan leher merupakan salah satu tumor ganas yang banyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker kepala dan leher merupakan salah satu tumor ganas yang banyak terjadi didunia dan meliputi sekitar 2,8% kasus keganasan (Jemal dkk., 2006). Kanker kepala
Lebih terperinciPENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 171-176 PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC) Afrio
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN POLYDIMETHYL SILOXANE SEBAGAI BOLUS DALAM RADIOTERAPI MENGGUNAKAN ELEKTRON 8 MeV PADA LINAC
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 391-398 ANALISIS PENGGUNAAN POLYDIMETHYL SILOXANE SEBAGAI BOLUS DALAM RADIOTERAPI MENGGUNAKAN ELEKTRON 8 MeV PADA LINAC Dodi
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi
Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Fiqi Diyona 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciBORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT)
BAB 3 BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) Boron Neutron Capture Therapy (BNCT), merupakan terapi kanker dengan memanfaatkan reaksi penangkapan neutron termal oleh isotop boron-10 yang kemudian menghasilkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN
PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN Suwarni 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI
PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI Dira Rizki Martem 1, Dian Milvita 1, Helfi Yuliati 2, Dyah Dwi Kusumawati
Lebih terperinciJusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
ANALISIS KARAKTERISTIK PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) UNTUK BERKAS SINAR-X DENGAN VARIASI LUAS LAPANGAN PENYINARAN Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia. Kanker kepala leher
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insidens penyakit kanker saat ini semakin meningkat, tidak hanya di negara industri tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia. Kanker kepala leher merupakan
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM :
PENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM : 130821011 DEPERTEMEN FISIKA JURUSAN FISIKA MEDIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini jumlah penderita kanker di seluruh dunia semakin meningkat. Dari kasus kanker baru yang jumlahnya diperkirakan sembilan juta setiap tahun lebih dari setengahnya
Lebih terperinciDesain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta
Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta Rendi Akhbar 1, Galih Anindita 2, dan Mochamad Yusuf Santoso 3 1,2,3 Program studi
Lebih terperinciAnalisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV
Analisis Dosis Serap Organ Kritis Lensa Mata Pada Terapi Karsinoma Nasofaring Dengan Pesawat LINAC 6 MV Dewiana 1, Agung Nugroho Oktavianto 1, Ari Mutanto 1 1 Program Studi Fisika, Fakultas Teknik dan
Lebih terperinciBAB II LINEAR ACCELERATOR
BAB II LINEAR ACCELERATOR 2.1 Definisi Linear Accelerator Linear accelelator (Linac) adalah device yang menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan
Lebih terperinciBAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY
8 BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY 2. 1 Terapi Radiasi Terapi radiasi merupakan penggunaan radiasi pengion secara klinis untuk menangani tumor dan penyakit lainnya pada tubuh manusia. Radiasi
Lebih terperinciANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV
ANALISIS DOSIS PADA PENGGUNAAN FILTER WEDGE MENGGUNAKAN DOSIMETER GAFCHROMIC EBT2 DAN GAFCHROMIC XR-RV3 UNTUK BERKAS FOTON 6 MV *Ahcdriany,*Bualkar Abdullah, + Supriyanto Ardjo Pawiro*Dahlang Tahir *Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Potensi Daerah Penelitian 3.1.1 Lokasi Daerah Penelitian Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o 44 30-107 o 47 30 BT dan 7 o 10 30-7 o 8 30 LS. Tepatnya
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 217-222 PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633
Lebih terperinciAnalisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398
Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398 Hendra Setiawan 1,a) dan Rena Widita 1,b) 1 Laboratorium Biofisika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi pengion (X-ray) untuk melakukan diagnosis tanpa harus dilakukan pembedahan. Sinar-X akan ditembakkan
Lebih terperinciANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR
Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal 231-236 ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR Lamtiyah
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR
PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR Cahya Wulandari 1,a), Wahyu Edy Wibowo 2,b), Supriyanto Ardjo Pawiro 1,c) 1 Departemen Fisika, FMIPA, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi nuklir kini tidak hanya di bidang energi seperti pada PLTN tetapi juga untuk berbagai bidang, salah satu yang kini telah banyak diterapkan di
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC
FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC Robert Janssen Stevenly 1, Wahyu Setia Budi 2 dan Choirul Anam 3 1,2,3 Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit dimana pembelahan sel tidak terkendali dan akan mengganggu sel sehat disekitarnya. Jika tidak dibunuh, kanker dapat menyebar ke bagian
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida
PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16 Malang 65145, Telp. 085784638866
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR
DOI: doi.org/10.21009/spektra.011.04 PENENTUAN FAKTOR KELUARAN BERKAS ELEKTRON LAPANGAN KECIL PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR Cahya Wulandari 1,a), Wahyu Edy Wibowo 2,b), Supriyanto Ardjo Pawiro 1,c) 1
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciSTRUKTUR ATOM. 3. Perhatikan gambar berikut :
STRUKTUR ATOM. Elektron - elektron dalam atom beredar mengelilingi inti dan berada pada lintasan (tingkat energi) tertentu. Elektron dapat berpindah dari satu tingkat energi ke tingkat energi lainnya di
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah
1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah satu modalitas pemeriksaan di bidang radiologi. Pemeriksaan CT scan meskipun
Lebih terperinciABSTRAK
ESTIMASI DOSIS EFEKTIF PADA PEMERIKSAAN MULTI SLICE CT-SCAN KEPALA DAN ABDOMEN BERDASARKAN REKOMENDASI ICRP 103 Lidya Sofiana 1, Johan A.E Noor 1, Indrastuti Normahayu 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY
PNGARUH RADIASI HAMBUR TRHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KTBALAN OBYK DAN LUAS LAPANGAN PNYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY KONSNTRASI FISIKA MDIK, JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN
Lebih terperinciBuletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37
31 Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37 Pengaruh Posisi dan Sudut Penyinaran Pada Radio Terapi Kanker Dengan Menggunakan Metode Clarkson s (Ratnawati I Gusti Ayu, Suharta W.G., Widyatmika I Putu,
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT. Skripsi FRILYANSEN GAJAH
1 ANALISIS KUALITAS CITRA VERIFIKASI LAPANGAN RADIASI LINAC PADA KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN VARIASI MONITOR UNIT Diajukan untuk melengkapi sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana Sains Skripsi
Lebih terperinciANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal 279-286 ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016
ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 Prevalensi kanker kepala dan leher (KKL) di Indonesia cukup tinggi. Kanker kepala dan
Lebih terperinciANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398
ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398 Ivonnie Indri Rahayu*, Wira Bahari Nurdin**, Bannu Abdul Samad** *Alumni Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 Cacaelia Tuti Budiarti 1, Nurman Rajagukguk 2, Assef Firnando
Lebih terperinciRadiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection
ORIGINAL ARTICLE Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection Nadia Surjadi 1, Rahmi Amtha 2 1 Undergraduate Program, Faculty of Dentistry Trisakti University, Jakarta
Lebih terperinciPENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33
PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 Zoucella Andre Afani 1, Ni Nyoman Rupiasih 1* 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN
PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN Dinda Dyesti Aprilyanti 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul karena adanya pertumbuhan yang tidak normal pada sel jaringan tubuh. Disebut tidak normal, karena sel-sel tumbuh dengan cepat dan
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN VOLUME PHANTOM DARI CITRA COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) SCAN
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, pp 221-226 PENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN VOLUME PHANTOM DARI CITRA COMPUTED TOMOGRAPHY () SCAN Riris Trima Derita Sari, Kusworo Adi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER SERVIKS
Youngster Physics Journal ISSN : 30-7371 Vol. 1, No. 4, Juli 013, Hal 11-16 ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY I 131 Yosi Sudarsi Asril 1, Dian Milvita 1, Fadil
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI
PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK Abdul Rahayuddin H21114706 Jurusan Fisika (Kosentrasi Fisika Medik) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar
Lebih terperinciPenggunaan Film Dosimetry Untuk Verifikasi Dosis Radioterapi dengan Metode Dosis Tengah
Penggunaan Film Dosimetr Untuk Verifikasi Dosis Radioterapi dengan Metode Dosis Tengah Vida Ikawati, S.Si, MT. ikawativida@gmail.com Dosen Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon Abstrak Penggunaan film dosimetr
Lebih terperinci5. Diagnosis dengan Radioisotop
5. Diagnosis dengan Radioisotop Untuk studi in-vivo, radioisotop direaksikan dengan bahan biologik seperti darah, urin, serta cairan lainnya yang diambil dari tubuh pasien. Sampel bahan biologik tersebut
Lebih terperinciVERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN FILM GAFCHROMIC
UNIVERSITAS INDONESIA VERIFIKASI PENYINARAN IMRT MENGGUNAKAN FILM GAFCHROMIC SKRIPSI DEVI KRISTINA 0906601973 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM FISIKA MEDIS DEPOK DESEMBER 2011 UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks
Analisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks Nur Dwi Prasetyo, Wahyu Setiabudi, 1 Choirul Anam Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,
Lebih terperinciPENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SRI INANG SUNARYATI Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir Batan ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR
ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Raditya Faradina Pratiwi
Lebih terperinciilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penggunaan semua modalitas yang menggunakan radiasi untuk diagnosis dan prosedur terapi. Pada umumnya
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x oleh fisikawan Jerman, bernama Wilhelm C. Roentgen pada tahun 1895, memungkinkan manusia untuk pertama kalinya dapat melihat struktur internal suatu
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita
Lebih terperinci