PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN MEDIA MISTAR BILANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN MEDIA MISTAR BILANGAN"

Transkripsi

1 Akbar Alvian 21 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN MEDIA MISTAR BILANGAN Akbar Alvian, Yari Dwikurnaningsih Program Studi PGSD-FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan media mistar bilangan pada siswa kelas IV SDN Barukan 02. Penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika, dari 20 siswa ada 12 siswa (64,2%) yang tidak mencapai KKM. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 tahapan yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan dan observasi, 3) refleksi. Subjek penelitian ini siswa kelas IV terdiri dari 20 siswa.teknik pengumpulan data adalah pre tes dan non tes.penelitian ini menggunakan analisis ketuntasan yaitu membandingkan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II.Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar matematika dengan pembelajaran matematika realistik (PMR). Hal ini tampak adanya peningkatan dari awal (pra siklus) 40% atau 8 siswa dari 20 siswa telah mencapai KKM = 65, pada Siklus I meningkat menjadi 75% atau 15 siswa yang dari 20 siswa telah mencapai nilai KKM = 65 kemudian pada Siklus II 90% atau 18 dari 20 siswa. Dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan mistar bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Barukan 02. Kata Kunci : Pembelajaran Matematika Realistik,Hasil Belajar.

2 22 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan mulai dari sekolah dasar. Tetapi, pandangan orang terhadap pelajaran matematika secara umum dinilai negatif. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit sehingga tidak diminati kebanyakan orang. Hal ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika. Menurut Hudoyo (1991) dalam Aisyah (2007) bahwa matematika berkenaan dengan gagasan-gagasan, aturan-aturan dan hubungan-hubungan yang bersifat masih logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Matematika merupakan pengetahuan yang disusun secara deduktif dan dapat digunakan untuk mendidik dan melatih untuk berpikir secara logik. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam perananya dimasa akan datang. Pendidkkan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Menurut Slameto (2010: 1) keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling penting. Matematika dalam pembelajarannya memiliki tujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Oleh karena itu, pembelajaran matematika penting agar siswa menjadi sumber daya yang berkualitas dan bermutu. Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa karakteristik matematika yang memiliki objek kajian abstrak.hal ini berkaitan dengan karakteristik siswa SD yaitu senangmelakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, siswa SD memasuki tahap operasional konkret. Namun pada kenyataannya dari hasil observasi pada pembelajaran di kelas IV SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ditemukan permasalahan bahwa pembelajaran matematika masih berpusat pada guru. Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, pada umumnya hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran meskipun guru memberikan penugasan kepada siswa, namun sebatas mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. Berdasarkan keadaan sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran matematika pada sekolah tersebut masih tergolong konvensional, sebab urutan sajian yang diberikan oleh guru mengikuti alur informasi ceramah, pemberian contoh, dan pemberian tugas. Pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa hanya bekerja secara prosedural dan memahami matematika tanpa penalaran. Selain itu guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan sendiri. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika menjadi rendah. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil lembar angket pada pra siklus yaitu belum ada siswa yang memiliki hasil belajar sangat tinggi dengan skor , 4 siswa (33,33%) memiliki hasil tinggi dengan skor 70-79, 7 siswa (58,33%) memiliki hasil rendah dengan skor dan hanya 1 siswa (8,33%) memiliki hasil sangat rendah dengan skor <50. Sedangkan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil pretes, rata-rata nilai matematika pada pra siklus ini adalah 64,2 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 45. Dari permasalahan tersebut guru perlu menerapkan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika salah satunya dengan menerapkan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).PMR merupakan pembelajaran yang mengangkat permasalahan atau topik-topik dari kehidupan siswa yang dialami, diamati, dan dipahami sehari-hari.oleh karena itu, PMR dapat menjadi alternatif yang dapat digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk diperbaiki ke arah yang lebih baik.

3 Akbar Alvian 23 KAJIAN PUSTAKA Hakikat Matematika Berikut ini dikemukakan definisi, karakteristik, tujuan dan pembelajaran matematika. Adapun definisi matematika menurut beberapa ahli sebagai berikut. Depdiknas (2007 : 7) mengemukakan istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata matematika juga diduga erat hubungannyadengan kata dari Bahasa Sansekerta medha atau widya yang berarti kepandaian, ketahuan dan intelegensia. Matematika merupakan bahan kajian yang memiliki konsep abstrak dan dibangun melalui konsep penalaran deduktif, yaitu kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antara konsep dalam matematika sangat luas dan jelas. Beberapa pendapat yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa matematika merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Adapun karakteristik matematika menurut R. Soedjaji (2000:13) yaitu memiliki objek kajian abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif, memiliki simbol yang kosong dalam arti, memperhatikan semesta pembicaraan, dan konsisten dalam sistemnya. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan bahwa matematika merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Adapun karakteristik matematika menurut Soedjaji (2000:13) yaitu memiliki objek kajian abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif, memiliki simbol yang kosong dalam arti, memperhatikan semesta pembicaraan, dan konsisten dalam sistemnya. Berdasarkan definisi tersebut, matematika memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. b) Menggunakan penalaran pada pola pikir dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generaliasasi, menyusuun bukti atau menjelaskan gagasan pernyataan matematika. c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e) Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Pembelajaran matematika pada hakikatnya adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (siswa) melaksanakan kegiatan belajar matematika dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika seharusnya mampu menanamkan konsep matematika secara jelas, tepat dan akurat kepada siswa sesuai dengan jenjang kelasnya. Guru dapat menggunakan media atau metode pembelajaran yang tepat sebagai alat bantu untuk menanamkan atau memperjelas konsep terutana dalam menyampaikan konsep konsep abstrak dan belum dikenal siswa. Depdiknas (2007: 10) juga menyebutkan ruang lingkup pembelajaran matematika di SD meliputi aspek aspek berupa bilangan, geometri, dan pengukuran serta pengolahan data.

4 24 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 Pembelajaran Matematika Realistik Menurut Marpaung, dkk. (2011:2) dalam Pembelajaran Matematika Realistik, guru di dalam kegiatan belajar tidak lagi langsung memberikan informasi, tetapi harus menciptakan aktivitas yang dapat digunakan para siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka. Guru berperan sebagai fasilitator bagi siswanya. Widjaja, dkk. untuk berperan sebagai seorang fasilitator, guru harus dapat menggunakan masalah-masalah kontekstual yang kaya, menanyakan pertanyaan pertanyaan yang membimbing pengembangan proses berpikir siswa, dan memimpin diskusi setiap pembelajaran di kelas. Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) juga memberikan siswa kesempatan untuk memperoleh pengalaman yang berguna dan berkaitan kehidupan sehari-hari atau dalam kondisi riil yang pernah dialami siswa. Kehidupan sehari-hari yang dimaksudkan adalah kehidupan yang dekat dengan lingkungan tempat siswa berinteraksi, karena aktivitas manusia yang secara sadar atau tidak dilakukan menggunakan konsep-konsep matematika. Pembelajaran ini juga menekankan pada keterampikan proses yaitu memberikan kesempatan atau menciptakan peluang sehingga siswa aktif belajar matematika. Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) adalah pembelajaran yang menggunakan masalah realistik atau konsep dunia nyata sehingga memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman yang berguna dan berkaitan kehidupan sehari-hari. Selain itu siswa juga dapat menemukan atau membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep matematika yang dipelajari. Media Mistar Bilangan Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada sesama peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa siswa membutuhkan pengalaman pengalaman fisik dan manipulasi lingkugan dalam mempelajari matematika. Proses dan pengalaman yang diperoleh siswa akan menjadikan konsep konsep matematika itu dapat dipahami oleh siswa. Pada kenyataannya guru masih menggunakan metode ceramah dan konsentrasi di papan tulis saat menjelaskan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tanpa menggunakan media menjadikan siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, akibatnya siswa kurang aktif, siswa yang duduk dibangku lebih banyak ramai dan suasana kelas kurang kondusif. Saat guru mengajukan pertanyaan hanya sedikit siswa yang menjawab. Dari masalah diatas maka media mistar bilangan dipilih sebagai salaah satu alternatif bantuan dalam mengatasi masalah yang timbul dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan mengkonkretkan yang tadinya bersifat abstrak. Media mistar bilangan ini dapat pula menarik perhatian siswa sehingga lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran. Pada mistar bilangan ini, bilangan negatif diberi warna merah, bilangan 0 (nol) diberi warna biru dan bilangan positif diberi warna hitam. Untuk modelnya menggunakan wayang kertas yang menarik, media mistar bilangan adalah media yang akan digunakan guru dalam menyampaikan materi penjumahan dan pengurangan bilangan bulat yang nantinya wayang kertas berada diatas mistar yang terbuat dari triplek lalu digerakkan dengan tangan.media mistar bilangan akan membantu siswa dalam membantu berpikir dari awal mula yang hanya terpaku belajar dengan diberikan metode ceramah lalu membawanya ke abstrak melalui media mistar bilangan tersebut. Media mistar bilangan ini digunakan sebagai upaya merangsang pikiran siswa, keaktifan, dan kemampuan siswa sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dengan kata kunci ke kanan adalah positif dan kekiri adalah negatif, terus adalah ditambah dan berbalik arah adalah dikurangi.

5 Akbar Alvian 25 Prinsip kerjanya, pada tahap awal model diletakkan diatas skala nol yang menghadap ke arah bilangan positif. Apabila menunjukkan bilangan positif maka model berjalan maju dan apabila model menunjukkan bilangan negatif maka berbalik arah dan berjalan mundur. Apabila menunjukkan operasi penjumlahan makan model berjalan terus. Apabila dijumlahkan dengan bilangan negatif maka model berjalan madu terus mundur begitu seterusnya. Hasil Belajar Untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana 2011:22).Menurut Wijaya (2012:20) Pendidikan Matematika Relistik adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu meggunakan masalah sehari hari.dimyati & Mudjiono (2009:3) Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Sedangkan menurut Hamalik (2004:28) Hasil belajar yang utama adalah perubahan tingkah laku yang bulat. Menurut Arifin (2001:47) hasil belajar merupakan indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami proses belajar mengajar, dimana untuk mengungkapkannya menggunakan suatu alat penilaian yang disusun oleh guru, seperti tes evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut memahami dan mengerti pelajaran yang diberikan. Hasil belajar juga merupakan prestasi yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu untuk memperolehnya menggunakan standar sebagai pengukuran keberhasilan seseorang. Kriteria hasil belajar pada siswa yang lazim digunakan adalah nilai rata-rata yang didapat melalui proses belajar. Hubungan PMR dengan Hasil Belajar Pembelajaran yang diterapkan guru merupakan faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa, terutama pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar (SD).Hal ini dikarenakan objek yang dipelajari dalam matematika bersifat abstrak, sementara daya pikir siswa SD pada umumnya masih bersifat konkret. Pada usia siswa Sekolah Dasar belum berkembang secara optimal kemampuan abstraksinya. Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) sangat tepat apabila digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar pada tingkat Sekolah Dasar. Kerangka Pikir Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas IV SDN 02 Barukan Kecamatan Tengaran merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru mendominasi seluruh waktu pembelajaran dengan menyampaikan materi pelajaran matematika melalui ceramah dan memberikan tugas kepada siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan guru adalah hanya diam saja, mendengarkan, bermain sendiri, dan mengantuk. Selain itu guru dalam memberikan materi pelajaran tidak menghubungkan dengan masalah-masalah nyata yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga siswa kurang memperoleh pengalaman, cenderung pasif dan tanpa ada kegiatan yang melibatkan secara langsung. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti menggunakan jenis PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. PTK ini menggunakan pemebelajaran matematika realistik berbantuan media mistar bilangan.

6 26 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah Siswa Kelas IV SDN 02 Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarng. Jumlah siswa kelas IV sebanyak 20 yang terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan.sebagian besar berasal dari keluarga petani.atas kesibukan orang tuanya, siswa kurang memperoleh perhatian dalam belajar. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelas IV SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian akan dilaksanakan pada Semester II Tahun Ajaran 2016/2017 pada bulan Maret 2017 sampai dengan April Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data meliputi observasi atau melakukan pengamatan dan penelitian pada kelas. Dokumentasi digunakan untuk memeroleh data awal berbentuk identitas, nilai dan lokasi. Tes yang digunakan adalah non tes dan post tes. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kemapuan mengerjakan tes penjumlahan berbagai bentuk pecahan. Soal tes untuk Siklus I sebanyak 30 soal dan Siklus II sebanyak 30 soal dengan kisi kisi. Soal tes berupa tes obyektif dengan materi perkaliam bilangan pecahan. Teknik Analisis Data Agar data yang telah dikumpulkan menjadi bermakna dan dapat digunakan sebagai dasar penentu keberhasilan penelitian.data perlu dianalisis.data yang berupa angka diolah dan dirata rata dari tertinggi terendah dan jumlah anak yang tuntas serta presentase pembelajaran. Setelah mengetahui ketuntasan duiji beda dengan membandingkan kondisi awal pada siklus I dan siklus II. Dari uji tersebut dapat dilihat keberhasilan belajar matematika oleh guru yang diperlihatkan siswa sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Subyek penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN 02 Barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 20 siswa dengan 10 siswa lakilaki dan 10 siswa perempuan. Latar belakang dan karakteristik siswa kelas IV di sekolah ini adalah suka bermain, dan sebagian besar orang pedesaan serta berasal dari keluarga yang ekonomi orang tua rata-rata cenderung lemah, rendahnya pendidikan orang tua serta kekurangan perhatian orang tua dengan anak dalam hal pendidikan. Kondisi Awal Sebelum dilaksanakannya siklus I dan II, maka peneliti harus terlebih dahulu melakukan observasi dan penelitian dengan tujuan untuk megetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil dan minat belajar matematika siswa.selain melakukan observasi di kelas IV, berdasarkan hasil obervasi yang telah dilakukan peneliti mendapatkan data bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada kelas IV masih sangat rendah.

7 Akbar Alvian 27 Siklus I Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I dengan pembelajaran matematika realistik maka dapat diperoleh hasil bahwa dari 20 siswa, terdapat 15 siswa (75%) yang tuntas KKM dan 5 siswa (25%) yang tidak tuntas. Rata-rata pada siklus I adalah 72.Pada siklus I siswa yang memeroleh skor tertinggi adalah 85 dan skor terendah adalah 55. Siklus II Pada siklus II dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik mengalami peningkatan hasil belajar dibandingkan siklus I dan terlihat bahwa pada siklus II ini terdapat 18 siswa (90%) yang tuntas KKM dan 2 siswa (10%) yang tidak tuntas. Rata-rata pada siklus II ini juga mengalami peningkatan menjadi 76,4 dan skor tertinggi adalah 95 sedangkan skor terendah adalah 60. Hasil Analisis Data Perbandingan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II menggunakan pembelajaran matematika realistik berbantuan media mistar bilangan dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. No Tabel 1 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II Kriteria Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase 1 Tuntas 8 40% 15 75% 18 90% 2 Tidak Tuntas 12 60% 5 25% 2 10% Jumlah % % % Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata 64, ,4 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilakukan di kelas IV SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada mata pelajaran matematika dengan pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan media mistar bilangan sangat baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya berdasarkan hasi analisis data. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilakukan di kelas IV SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada mata pelajaran matematika dengan pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan media mistar bilangan sangat baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya berdasarkan hasi analisis data. Pada pra siklus terdapat 8 siswa atau hanya menunjukkan presentase 60% yang mengalami ketuntasan dan sebanyak 12 siswa yang tidak tuntas menunjukkan presentase 40% dengan rata-rata kelas adalah 60 dari data ini bahwa rendahnya tingkat pemahaman siswa sangat memprihatinkan dan menunjukkan bahwa nilai yang tertinggi adalah 80 sedangkan nilai terendah adalah 45. Pada siklus I mengalami sedikit peningkatan yang cukup naik dengan menunjukkan data dari 20 siswa terdapat 15 siswa yang mengalami ketuntasan dengan

8 28 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 menunjukkan presentase 75% dan sebanyak 5 siswa yang belum tuntas dengan menunjukkan presenntase 25% dalam data tersebut bahwa nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah 55 dengan rata-rata kelas 72. Dengan memperhatikan hasil dari refleksi pada pra siklus dan siklus I maka akan dilakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran dengan mengadakan kegiatan siklus II yang terdapat 2 pertemuan agar penelitian tersebut dapat memenuhi target yang ditentukan dan tingkat pemahaman siswa semakin bertambah. Setelah dilakukan kegiatan siklus II maka terlihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan mistar bilangan dapat meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar siswa sebanyak 90% dibandingkan hasil presentase sebelumnya yang hanya 75% dilihat dari kondisi tersebut bahwa terdapat 18 siswa yang mengalami ketuntasan sedangkan 2 siswa yang belum tuntas. Dengan menunjukkan nilai tertinggi adalah 95 sedangkan nilai terendah 60, tidak hanya nilai akan tetatpi peningkatan juga terjadi dari rata-rata kelas yang mengalami kenaikan menjadi 76,4. Dan pada siklus II ini telah mencapai target ketuntasan siswa yaitu 75% atau lebih. Berdasarkan data pada kondisi awal (pra siklus), maka dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran matematika realistik pada pembelajaran mateamtika materi penjumkahan dan pengurangan bilangan bulat.ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan.sebanyak 15 siswa (75%) mencapai ketuntasan, sedangkan sisanya yaitu 5 siswa (25%) belum tuntas KKM.Pada pelaksanaan siklus I, indikator kinerja yang diharapkan belum tercapai.maka dari itu, diadakan tindakan dilanjutkan ke siklus II. Tindakan siklus II sama dengan tindakan pada siklus I. Siklus II mengguunakan model pembelajaran matematika realistik. Akan tetapi materi yang diajarkan berbeda. Pada siklus II, materi yang diajarkan adalah materi menghitung penjumlahan dan pengurangan. Setelah siklus II selesai dilaksanakan, siswa yang mencapai KKM menignkat menjadi 18 siswa (90%) dan hanya 2 siswa (10%) yang belum tuntas hasil belajarnya. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Barukan 02. Penggunaan model pembelajaran ini mampu membuat siswa-siswa lebih siap. Selain itu, kelebihan penggunaan model pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan sportivitas siswa dalam kelas. Siswa yang mendapat hukuman dengan memilih nomor yang tertera dibalik angka bilangan bulat harus siap menerima hukuman berupa soal yang harus dikerjakan. Guru pun semakin kreatif saat pembelajaran berlangsung dan berusaha untuk membuat siswanya lebih aktif. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas IV SDN Barukan 02 dapat disimpulkan bahwa melalui Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) hasil belajar matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SDN Barukan 02 dapat ditingkatkan. Rincian sebagai berikut : a. Pada kondisi awal siswa cenderung pasif dan ramai ketika pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang mengobrol dengan teman sebangku dan bahkan terdapat siswa yang justru menggambar. b. Pada pra siklus siswa yang mencapai (KKM=65) sebanyak 12 siswa atau 60%, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 8 siswa atau 40%. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM ada 15 siswa atau 75% dan yang tidak mencapai KKM ada 5 siswa atau 5%. Pada siklus II siswa yang mencapai KM ada 18 siswa atau 90% sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM ada 2 siswa atau 10%. c. PMR dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

9 Akbar Alvian 29 Peningkatan juga terjadi dalam kondisi dan suasana kelas yang sangat aktif dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran banyak siswa yang sudah terlihat aktif dan senang dalam menerima materi tersebut. Hal ini ditunjukkan pada kegiatan pembelajaran ketika menggunakan pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan media mistar bilangan yang didalamnya terdapat permainan teka-teki untuk menemukan jawaban sebagai sarana yang sangat efektif. Siswa yang sebelumnya hanya sekedar mengikuti tanpa ada timbal balik dari respon yang diberikan oleh guru sudah mulai memberikan timbal balik yang cukup. Dalam bekerja kelompok juga terlihat sibuk untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru berkaitan dengan materi untuk mendapatkan nilai yang baik.pada siklus II meningkat hingga 90%. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari pra siklus dengan rata-rata 60 dan pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai 72 sedangkan pada siklus II rata-rata mencapai 76,4. Penerapan model pembelajaran matematika realistik dapat dikatakan berhasil karena dalam pembelajaran ini hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dan kegiatan siswa dalam belajar juga sudah menarik. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan sudah diambil kesimpulan, peneliti juga memberikan saran (1) Bagi Guru bahwa dari hasil yang dilakukan peneliti bahwa model pembelajaran matematika realistik (PMR) dengan berbantuan media mistar bilangan maka guru harus lebih bisa mengembangkan model pembelajaran yang telah didapatkan dari pengalaman seblumnya, agar lebih efektif dan dapat dengan mudah diterima oleh siswa karena menggunakan model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru hendaknya lebih kreatif dalam menyampaikan materi dan memanfaatkan media agar pelaksanaan pembelajaran lebih jelas dan mudah dipahami. (2) Bagi Siswa harus bersemangat dalam memahami materi, tidak cenderung pasif, dan dapat mengaitkan dengan kehidupan nyata dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik (PMR). Serta bersungguh-sungguh dalam menerima pembelajaran agar hasil yang didapatkan juga mencapai target yang maksimal. (3) Bagi Sekolah hendaknya memfasilitasi dan membantu guru dalam menyiapkan model pembelajaran matematika realistik (PMR) dengan menggunakan media mistar bilangan yang hendak digunakan.

10 30 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 DAFTAR PUSTAKA Aisyah. (2007). Pendidikan Matematika di SD. Jakarta: Depdiknas Ariyadi Wijaya. (2012). Pendidikan Matematika Realistik, Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu. Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 9 Hamalik, Oemar, (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta Bumi Aksara Marpaung, Y dan Hongki juli 2011, PMRI dan PISA :Usaha Peningkatan Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia. Makalah semiloka tentang PISA Universitas Negeri Yogyakarta. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta Sudjana.(2011). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo Soedjadi, R Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jendera Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Wijaya Ariyadi Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta:Graha Ilmu

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problemproblem numerik. Matematika membahas fakta-fakta dan hubungannya, serta membahas problem ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat dan oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk mengembangkan seluruh potensi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu yang tersusun secara deduktif (umum ke khusus) yang menyatakan hubungan-hubungan, struktur-struktur yang diatur menurut aturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai suatu hal yang erat kaitannya dengan kegiatan berhitung. Bagi setiap orang dan tidak menutup kemungkinan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVa SDN 015 SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING TAHUN AJARAN 2016/2017

PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVa SDN 015 SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING TAHUN AJARAN 2016/2017 PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IVa SDN 015 SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING TAHUN AJARAN 2016/2017 Evi Damayanti 1 1 Guru SDN 015 Sungai Salak Kecamatan Tempuling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Dimana kegiatan pembelajaran tersebut diciptakan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti menggunakan jenis PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 5 SDN LODOYONG 03 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum terdapat beberapa mata pelajaran sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Pada jenjang Sekolah Dasar terdapat lima mata pelajaran pokok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

BAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembelajaran dikelas dapat ditunjukkan dengan dikuasainya materi pelajaran oleh siswa yang dinyatakan dengan nilai. Nilai yang diharapkan adalah

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Matematika memiliki

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR NURMI ERITA Guru SD Negeri 004 Toar Kecamatan Gunung Toar nurmierita020@gmail.com

Lebih terperinci

Febrina Yuani Pamelang, Wahyudi

Febrina Yuani Pamelang, Wahyudi Peningkatan Minat Belajar Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada Siswa Kelas 4 Sd Negeri Ledok 04 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permendiknas nomor 22 tahun 2006 menjelaskan tujuan pembelajaran matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak hanya merupakan sebuah kewajiban sebagai tuntutan dari kebijakan pemerintah, tetapi pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika dan Pembelajarannya Berikut ini dikemukakan definisi, karakteristik, tujuan, dan pembelajaran matematika. Adapun definisi matematika menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Matematika Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL SD

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngrampal) SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk menjembatani antara kondisi objektif yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. Berdasarkan Permendiknas No. 41

Lebih terperinci

Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015

Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 2 Nomor 3 Tahun 2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBANDINGKAN PECAHAN MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN LIMBAH TRIPLEK PADA SISWA KELAS 3 SDN BATOK 01 KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN Mohamad Ridwan SDN Batok 01, Kec. Gemarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, ini berarti bahwa manusia berhak mendapatkan pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan fondasi pada proses pendidikan selanjutnya. Keberhasilan guru dalam mendidik siswa menjadi prioritas utama bagi keberlangsungan siswa

Lebih terperinci

Ahmad Nurhayatna 35. Kata Kunci :Meningkatkan, Aktivitas, Hasil Belajar, Media Gambar Balok Pecahan

Ahmad Nurhayatna 35. Kata Kunci :Meningkatkan, Aktivitas, Hasil Belajar, Media Gambar Balok Pecahan MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BALOK PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN DARUNGAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam dunia pendidikan di Indonesia telah dimasukkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak usia dini. Matematika adalah salah satu mata pelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tinggi rendahnya

Lebih terperinci

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN PECAHAN BENTUK SOAL CERITA DI KELAS V SDN 8 RINDINGALLO KABUPATEN TORAJA UTARA Theresyam Kabanga Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu disiplin ilmu, Matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan struktur yang terorganisasi, sebab ilmu ini berkembang dari unsur yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Keliling dan Luas Persegi Panjang Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik di Kelas III SDN Luksagu Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang digunakan manusia untuk memecahkan persoalan sehari-hari dan persoalan ilmu lainnya. Para ahli yang mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia harus mampu untuk menjamin pemerataan pendidikan bagi semua pihak dan semua kalangan secara merata. Pemerataan pendidikan tentunya juga

Lebih terperinci

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek 50 Katriani, Peningkatan Hasil Belajar Menyelesaikan Soal Cerita... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari berbagai perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Ada beberapa hal yang lebih dahulu perlu dipahami dalam penelitian ini, diantaranya: pengertian belajar dan pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan perubahan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Belajar Kegiatan belajar menghasilkan perubahan yang khas. Perubahan khas tersebut adalah perubahan aspek pengetahuan dan keterampilan. Perubahan itu tampak dalam prestasi

Lebih terperinci

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa Penerapan Metode Latihan Berstruktur Pada Pembelajaran Materi Persegi Panjang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Salumpaga Kabupaten Tolitoli Fachry Erick Mohammad, Baharuddin

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong Agreistin E. Peole, Vanny Maria Agustina, dan Lestari Alibasyah Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Akan tetapi, banyak peserta didik, orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika berasal dari bahasa Yunani mathein atau manthenein, yang berarti mempelajari. Kebanyakan orang mengatakan bahwa matematika merupakan suatu pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir

Lebih terperinci

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus segera direspon secara positif oleh dunia pendidikan. Salah satu bentuk respon positif dunia pendidikan adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada tanggal 23 April 05

Lebih terperinci

Oleh: Abdul Latif Masauda, Baharuddin Paloloang, Akina ABSTRAK

Oleh: Abdul Latif Masauda, Baharuddin Paloloang, Akina ABSTRAK PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SDN 1 KASIMBAR Oleh: Abdul Latif Masauda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak dapat menghindari berbagai macam bentuk komunikasi karena dengan komunikasi manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah penting untuk

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Oleh : SULASTRI ESTININGSIH NIM. A54A100137

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Oleh : SULASTRI ESTININGSIH NIM. A54A100137 1 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MODEL TEAM ASSISTIED INDIVIDUALIZATION KOLABORASI DENGAN MEDIA KEPING WARNA PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permendiknas 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi satuan pendidikan dasar dan menengah dinyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION Eka Puji Lestari 1), Kuswadi 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Definisi Mata Pelajaran Matematika Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari konsep-konsep abstrak yang disusun dengan menggunakan simbol dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Matematika Istilah matematika berasal dari Bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata matematika juga diduga erat hubungannya

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL. Skripsi

HALAMAN JUDUL. Skripsi HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SISWA KELAS V SEMESTER II SDN BEDONO 02 KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Caturini Galuh Prameswari 1, Imam Suyanto 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pandangan matematika sebagai pelajaran yang sulit bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan. Bagi sebagian murid sekolah, matematika dianggap pelajaran yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori Pada kajian teori menjelaskan tentang teori-teori yang akan dijadikan dasar dalam penelitian ini. Pembahasan teori ini meliputi konsep matematika, fungsi dan tujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN Nurhaidah, Japet Ginting, Suhermi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini bagian yang pertama akan dijelaskan tentang halhal yang berkaitan dengan matematika mulai dari pengertian matematika, karakteristik matematika,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pengertian belajar dalam kamus besar B. Indonesia adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut fontana (Erman Suhaerman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut Horwart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Febrina Yuani Pamelang

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Febrina Yuani Pamelang PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI LEDOK 04 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1 Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, berturut-turut akan dibahas mengenai deskripsi kondisi awal (Pra Siklus), hasil penelitian siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Matematika yang diberikan di tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari aspek pendidikan sehingga sangat wajar jika pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap dunia pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia memerlukan suatu pendidikan. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting yang diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 17 ISSN 2477-22 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012. PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Suprihatin 4 Abstrak. Hasil belajar siswa kelas VI SDN Patemon 01 menunjukkan

Lebih terperinci