UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALISIS SINTESIS (SAS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALISIS SINTESIS (SAS)"

Transkripsi

1 72 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALISIS SINTESIS (SAS) Soffy Matdyani Drs. Nyoto Harjono, M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ABSTRAK Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1 Mojowetan mengalami kesulitan dalam membaca permulaan. Guru meyampaikan materi dengan menjelaskan secara langsung, siswa hanya mendengarkan, kemudian mengerjakan soal-soal yang diberikan di papan tulis. Kondisi demikian membuat siswa kurang aktif dan permasalahan utama siswa dalam membaca yaitu mengeja setiap kata dan kesulitan dalam menyatukan kata menjadi kalimat sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan proses dan hasil belajar membaca permulaan menggunakan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti melaksanakan 2 siklus yang terdiri dari 3 pertemuan disetiap siklusny dan melaui beberapa tahapan yaitu perencanaan tindakan tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, serta tahap refleksi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik tes berupa soal evaluasi yang dilaksanakan di akhir pembelajaran sedangkan teknik non tes berupa observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar Bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui hasil observasi siswa dengan presentase rata-rata skor aktivitas individu siswa meningkat dari kondisi prasiklus sebesar 67% dan meningkat menjadi 78% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 85% pada siklus II. Pada prasiklus nilai rata-rata ulangan harian Bahasa Indonesia siswa kelas 1 adalah 67,7% dengan ketuntasan 43,4%. Setelah diterapkan metode pembelajaran Struktur Ananlisi Sintesis (SAS) rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia siklus 1 meningkat menjadi 78% dengan presentase ketuntasan 87%, setalah dilakukan perbaikan maka pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar Bhasa Indonesia yang diperoleh menjadi 85 dengan presentase ketuntasan mencapai 100% dari 36 siswa. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) dapat meningkatkan proses dan hasil belajar dan hasil belajar Bahasa Indoneisa siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan. Kata kunci: proses belajar,hasil belajar,metode Struktur Analisis Sintesis (SAS), membaca permulaan.

2 Soffy Matdyani 73 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses interaksi guru sebagai pendidik dengan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Interaksi dan pembelajaran diperlukan adanya arahan dan rencana dalam pembelajaran. Hal ini dinyatakan karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada pelaksanaan dan pembelajaran tersebut. Perencanaan dan pembelajaran juga bergantung pada bagaiman seorang guru mempersiapkan diri untuk kegiatan pembelajaran tersebut. Seorang pendidik yang profesional akan mengembangkan segala pengetahuan yang telah diperolehnya selama ini dari pengalaman yang sudah dilewatinya. Dalam pembelajaran ini guru akan lebih memfokuskan pada ketrampilan membaca. Pengajaran membaca permulaan ini diberikan kepada peserta didik yang masih tingkat rendah Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran membaca permulaan peneliti akan menggunakan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS). Dari pemilihan metode tersebut, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD. Karena kemampuan membaca yang dimiliki siswa kelas 1 SD masih rendah. Kesulitan anak dalam membaca permulaan berupa ketidak mampuan dalam membaca kata dan kalimat secara utuh. Permasalahan utama anak dalam membaca yakni mengeja setiap kata dan kesulitan dalam menyatukan kata menjadi kalimat. Ada juga beberapa siswa yang masih kesulitan membaca dengan lancar. Dengan ini penulis akan menerapkan metode SAS untuk menguji kefektifitasan metode Struktur Analisi Sintesis (SAS) dalam meningkatkan proses dan hasil kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena metode tersebut mampu mewakili metode-metode yang ada dalam membaca permulaan yaitu dengan menggunakan gambar, menggunakan huruf, suku kata, kata dan kalimat sederhana. Metode SAS ini dimulai dari kalimat yang diturunkan menjadi kata-kata, lalu dari kata diturunkan menjadi suku-suku kata, dan yang terakhir suku kata diturnkan menjadi huruf-huruf. KAJIAN TEORI Siswa yang mengalami kesulitan membaca permulaan merupakan siswa yang memiliki masalah pada area membaca permulaan, sehingga membutuhkan metode khusus dalam pembelajaran terutama pada pembelajaran membaca. Permasalahan membaca yang dialami oleh siswa kelas 1 ini menyebabkan prestasi belajar menurun. Penelitian dilaksanakan karena adanya permasalahan pada membaca permulaan pada siswa berkesulitan membaca kelas 1 di SDN 1 Mojowetan. Berdasarkan pengamatan siswa masih mengeja setiap kata yang dibacanya dan mengalami kesulitan saat menyatukan kata menjadi sebuah kalimat. Hal ini cukup terlihat adanya kesenjangan antara permasalahan membaca pada siswa berkesulitan membaca permulaan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Salah satu cara yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa berkesulitan membaca permulaan yakni dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru yaitu metode Struktur Analisis Sintetis (SAS). Metode Struktur Analisis Sintetis (SAS) merupakan suatu cara untuk mengajarkan membaca permulaan pada siswa berkesulitan belajar membaca dengan menampilkan suatu kalimat utuh kemudian diuraikan menjadi kata hingga menjadi huruf-huruf dan kemudian digabungkan kembali menjadi kalimat utuh. Pelaksanaan metode Struktur Analisis Sintetis (SAS) ini didukung oleh media yang akan mempermudah siswa dalam proses analisis dan sintesis bacaan saat pembelajaran berlangsung. Adapun media yang digunakan yakni kartu gambar, kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat. Media tersebut diharapkan dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa menyerap materi bacaan. Metode Struktur

3 74 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 Analisis Sintetis (SAS) ini dapat mengembangkan pengamatan dan pemahaman siswa terkait perbedaan huruf dengan kata, dan kata dengan kalimat. Pengajaran membaca permulaan bagi siswa berkesulitan belajar membaca permulaan dengan menggunakan metode Struktur Analisis Sintetis (SAS) sebagai alternatif pengajaran di SDN 1 Mojowetan. Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat meneingkatkan proses dan hasil kemampuan membaca permulaan pada siswa berkesulitan belajar membaca permulaan. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitiannya dilakukan oleh Nuraisyah dengan judul Meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan metode struktur analitik sintetik siswa kelas I SDN Sidomulyo Kec. Lirik, Kabupaten Indragiri hulu. Adapun hasil penelitian ini sebelum tindakan tingkat kemampuan membaca permulaan %, kemudian setelah diadakan tindakan dengan menggunakan metode SAS pada siklus I 58.06%, siklus II 63,17 % siklus III semakin meningkat menjadi 73, 87 % 2. Selanjutnya penelitian yang berjudul Tingkat kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SD swasta YKPP Lirik dilakukan oleh Elmi Eliy. Hasil penelitian ini sebelum tindakan tingkat kemampuan membaca 58,67 % diadakan tindakan dengan menggunakan metode SAS meningkat menjadi 68,70 % dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 78,67 %. Dari hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan metode SAS dikatakan berhasil. Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Umi Kalsum yang berjudul Peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan metode Struktur Analitik Sintetik siswa kelas 1 SDN 017 Tanjung Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar.Hasil penelitian 9 ini juga meningkat, hasil awal sebelum tindakan adalah 62%. Kemudian diadakan tindakan dengan menggunakan metode SAS, hasilnya meningkat menjadi 78,07% dan pada siklus kedua menjadi semakin meningkat menjadi 87,30%. METODE PENELITIAN Setting Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 1 SDN 1 Mojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora semester II tahun pelajaranjaran 2016/2017. Letak sekolah ini berada di desa sehingga untuk belajar sangat cocok karena suasana yang kondusif dan tidak ramai. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan hasil dan proses pembelajaran. Setting Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2017 di SDN 1 Mojowetan pada kelas 1 semester II tahun 2016/2017 Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora yang berjumlah 36 siswa dan dilakukan tahap demi tahap. Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora semester II tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 26 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain Kammis dan Teggart yaitu berbentuk spiral dari siklus I ke siklus berikutnya.

4 Soffy Matdyani 75 Rencana Pelaksanaan Tindakan Dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan yang dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (ovservasi), dan refleksi. Model rancangan yang dikembangkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah model spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya oleh Kemmis dan McTaggart (2005:66). Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planning) Tahapan perencanaan dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara peneliti, guru kelas, dan guru pendamping khusus untuk mendiskusikan soal pretes, materi, skenario pembelajaran, dan penyusunan Rencana Pembelajaran Individual (RPP). 2. Pelaksanaan Tindakan Kelas ( acting) dan Pengamatan ( Observing) Pelaksanaan atau tindakan dilakukan 3 kali pada tiap siklus, setiap pertemuan adalah 35 menit. Dan melakukan tes tiap berakhir siklus, pada pertemuan ke 3 untuk mengukur kemampuan membaca pada anak. Pada tahap ini guru bertindak sebagai kolaborator pengajar dan peneliti sebagai pengamat.pengamatan dilakukan untuk mengamati kemampuan membaca anak berkesulitan membaca. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi. 3. Refleksi Refleksi (Reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang baru di terima untuk menganalisis hasil pelaksanaan pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SAS (Struktur Analisis Sintesis). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Arikunto (2010: 265) pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode tes, observasi, kuisioner, dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi dan dokumentasi sebagai berikut : a. Tes Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan peserta didik dalam mengerjakan evaluasi. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Tes evaluasi dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran pada siklus I maupun siklus II. Pemberian soal tes bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Active Learning. b. Obsevasi Pada observasi ini peneliti melibatkan diri selama pembelajaran untuk mendapat data. Data yang akan diamati yaitu partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS, dan kinerja guru dalam mengerjakan dan menerapkan metode SAS dalam pembelajarn membaca permulaan. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi menurut (Arikunto, 2006, p. 158)dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda, dan sebagainya. Melalui dokumentasi ini data-data

5 76 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 yang diperoleh berupa nama-nama siswa kelas 1, jumlah siswa kelas 1, nilai rata-rata Bahasa Indonesia kelas 1, dan nilai prasiklus. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap tiap siklus. Instrumen Pengumpulan Data 1). Tes kemampuan belajar membaca permulaan Instrument tes kemampuan belajar membaca permulaan mengenai pembelajaran membaca menggunakan metode SAS (Struktur Analisis Sintesis) diberikan kepada anak berkesulitan belajar membaca permulaan. Tes dilakukan untuk mengukur kemampuan membaca anak berkesulitan membaca sebelum tindakan (pre test) dan sesudah tindakan (post test) diberikan. Penilaian kemampuan membaca berpedoman pada pendapat Darmiyati dan Budiasih (1996/1997:205) yang memperhatikan unsur-unsur dalam praktek membaca di kelas I SD mencakup: ketetapan menyuarakan kalimat, kelancaran dalam membaca kalmat, kewajaran intonasi, kejalasan lafal, kenyaringan suara, dan keberanian. 2). Instrumen Lembar Observasi Panduan Obsrvasi digunbakan untuk mengetahui apakah guru dan siswa sudah mengimplementasikan kegiatan pembelajaran kaitannya dalam penggunaan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS). Selain itu lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) telah dilaksanakan sesuai prosedur dan rancangan. Uji Validitas Instrumen Uji validitas dalam penelitian ini memakai uji validitas berdasarkan kriteria, dalam pengujian bukti validitas oleh adanya hubungan antara skor tes dengan skor kriteria.berdasarkan uji validitas dan penafsiran hasil maka diperoleh data soal yang valid sebagai berikut. Dalam menentukan batasan nilai koefisien validitas yang ditentukan oleh Sugiono (2009:178) bahwa bila korelasi tiap faktor bernilai positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan faktor yang kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas yang baik.dengan kata lain butir instrumen dinyatakan valid. Pengujian validitas soal akan dilakukan di SDN 1 Mojowetan Kemudian data berupa nilai yang diperoleh kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 Sehingga dapat terlihat soal valid dan soal tidak valid. Soal yang valid kemudian akan digunakan untuk evaluasi pada akhir pertemuan siklus I dan siklus II. Hasil uji validitas siklus I dan siklus II ditunjukan pada Tabel 1 dan 2 di bawah ini. Uji Realiabilitas Instrmen Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang akan dinilainya. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011:348). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Prasiklus Berdasarkan hasil observasi yang telah di lakukan, peneliti menemukan permasalahan yang muncul pada hasil belajar Bahasa Indonesia kelas 1. Hasil yang mereka peroleh dari rekap nilai ulangan dari guru pengampu yang telah peneliti amati nilainya kurang memuaskan

6 Soffy Matdyani 77 banyak nilai yang masih dibawah KKM. Pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca permulaan yang di lakukan oleh wali kelas pembelajaran tersebut hanya di lakukan dengan metode ceramah. Terbukti dari hasil observasi guru prasiklus, dari 18 indikator pengamatan memperoleh skor total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru prasiklus adalah 6 skor. Ternyata aktivitas belajar yang belum optimal berdampak pada rendahnya hasil belajar. Hasil tes ulangan harian Bahasa Indonesia menunjukkan nilai rat-rata 67,6 yang berarti belum mencapai KKM (70). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40. Kemudian ketuntasan belajar prasiklus sebanyak 16 siswa dengan presentase 43.30% dari keseluruhan siswa dan yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 20 siswa dengan presentase 56.5% dari keseluruhan siswa. Deskripsi Siklus I Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada tahap perencanaan penulis bersama guru kolabolator menyususn RPP pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) dengan KD 7.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat dan menyiapkan alat dan media pembelajaran, serta instrumen tes evaluasi, lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok. Tahap pelaksanaan tindakan guru kolabolator melaksanakan tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca permulaan menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Pada tahap observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati aktivitas belajar (aktivitas guru, aktivitas individu siswa, aktivitas kelompok sisiwa) selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS). Kemudian setelah tindakan pembelajaran terlaksana secara keseluruhan dilakukan refleksi sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator yang diharapkan. Deskripsi Siklus II Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan,tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada tahap perencanaan penulis bersama guru kolabolator menyususn RPP pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) dengan KD 7.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang tepat dan menyiapkan alat dan media pembelajaran, serta instrumen tes evaluasi, lembar kerja siswa dan lembar kerja kelompok. Tahap pelaksanaan tindakan guru kolabolator melaksanakan tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca permulaan menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Pada tahap observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati aktivitas belajar (aktivitas guru, aktivitas individu siswa, aktivitas kelompok sisiwa) selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS). Kemudian setelah tindakan pembelajaran terlaksana secara keseluruhan dilakukan refleksi sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator yang diharapkan. ANALISIS KOMPARATIF Pada analisis komparatif ini akan di uraikan mengenai perbandingan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan pada prasiklus, siklus I, dan siklus II.

7 78 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 Tabel 1. Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus I No. Ketuntasan Belajar Nilai (X) Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1. Tuntas > Belum < Tuntas Jumlah Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata Berdasarkan tabel 4.18 tentang perbandingan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia dapat di ketahui bahwa peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dari prasiklus, siklus I, siklus II. Pada prasiklus atau sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang belum tuntas atau tuntas < 70 berjumlah 20 siswa, dengan presentase 43% sedangkan siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM > 70 hanya 16 siswa dengan presentase 56%. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan penerapan metode Struktur Analisis Sintesis (SAS) terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 siswa dengan presentase 87% sementara 3 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan presentase 13%. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I di ketahui bahwa semua siswa belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai KKM yang telah ditentukan.sehingga masih di perlukan perbaikan lagi pada siklus II. Tindakan di lanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa bisa mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu mencapai nilai KKM >70 dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II semua siswa mencapai ketuntasan. Semua siswa tidak ada yang mendapatkan nilai yang kurang dari KKM.Dari hasil belajar Bahasa Indonesia dan ketuntasan belajar siklus II dapat di ketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian sudah tercapai dengan nilai KKM >70. Perbandingan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan pada prasiklus, siklus I, siklus II dapat disajikan pada diagram sebagai berikut.

8 Soffy Matdyani % 100% % 56% % Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Tuntas Belum tuntas Diagram 1 Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS), hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masingmasing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan proses belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.20 perbandingan analisis rata-rata observasi prasiklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut : Tabel 2. Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No Ketuntasan Belajar Prasiklus Siklus I Siklus II Presentase Presentase Ratarata Ratarata Ratarata Presentase 1. Aktivitas Guru 24,5 45,3% % 52,5 91% 2. Aktivitas Siswa 20,3 31,2% 37,5 83% 56,5 92,3 % Berdasarkan tabel 4.22 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS). Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 32 dengan persentase 81% yang mengalami peningkatan dari aktivitas guru prasiklus yaitu 24,5 dengan presentase 45,3%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 91%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Seiring dengan peningkatan

9 80 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I ratarata skor aktivitas siswa 37,5 dengan persentase 83%, dibandingkan dengan prasiklus skor aktivitas siswa 20,3 dengan presentase 31,2% kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 56,5 dengan persentase 92,3%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu peningkatan secara signifikan 10 %. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 2 sebagai berikut: Prasiklus siklus 1 siklus 2 Aktivitas guru Aktivitas Siswa Column1 Diagram 2 Perbandingan Rata-rata Skor Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus I Berdasarkan diagram 2 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS), hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Pembahasan Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada prasiklus, siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, pada kerja kelompok dan presentasi dengan penerapan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Siswa juga senang dalam belajar sambil bermain dan berkaitan dengan pelajaran yang sedang dipelajari.penerapan metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk menanamkan konsep pada siswa. Selain itu metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) membuat siswa

10 Soffy Matdyani 81 dapat belajar mengenai materi pelajaran dalam suasana yang menyenangkan, kegiatan diskusi, bekerja kelompok, menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam kelompok. Interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi membentuk situasi belajar yang kondusif. SIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesi (SAS) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 SDN 1 Mojowetan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar Bahasa Indoensia. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil belajar pada tahap pra siklus dari 36 siswa, 16 tuntas dengan presentase 43% dan 20 siswa belum tuntas dengan presentase 56%. Pada siklus I dari 36 siswa, 33 siswa telah memperoleh nilai diatas KKM yang ditetapkan ( 70) dengan presentase 87 % dan masih ada 3 siswa yang belum tuntas dengan presentase 13%. Pada siklus II dari 36 siswa, 36 siswa sudah memperoleh nilai lebih dari KKM dengan presentase 100%. SARAN 1. Bagi Guru Melalui metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) berbantuan media kartu huruf merupakan salah satu metode pembelajaran yang baik untuk diterapkan ke siswa kelas 1 dan dapat mengaktifkan siswa karena inti dari metode ini adalah permainan yang sesuai dengan usia anak.proses pembejaran dikemas bermain sambil belajar. Sehingga dapat dijadikan referensi bagi guru. 2. Bagi Siswa Melalui metode pembelajaran Struktur Analisis Sintesis (SAS) siswa antusias dan aktif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia serta pengetahuan yang diperoleh diharapkan bertahan lama dalam ingatan siswa. 3. Bagi Sekolah Diterapkannya metode pembelajaran pada siswa kelas 1 SDN 1 Mojowetan ini walaupun secara garis besar sudah berhasil, namun masih terdapat beberapa kelemahan salah satunya adalah dari segi tempat. Dimana ruang kelas yang belum luas.sehingga kegiatan pengaturan tempat duduk sedikit sulit. Diharapkan bagi sekolah agar kelas tersebut mendapatkan kelas yang lebih luas.

11 82 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, dkk Bahasa Indonesia 1. Jakarta : Depdikbud Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Penedekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta Revisi Broto, A.S. 1980, Pengajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Struktural Analisis Sintesis, Jakarta : IKIP Jakarta Depdiknas Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen. Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Arikunto ( 2008 : 3) PTK adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN Bugel 02 Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Kelas IV Mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri 2 Pilang Kecamatan Randublatung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 22 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan dalam upaya memperbaiki pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 di SDN Pati Wetan 01 Kecamatan Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). (David Hopkins dalam Trianto 2012:15) menyebutkan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK kalaboratif) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Menguneng 01 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang pada siswa kelas IV semester 2 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah kelas 4 SD N Kemambang 02 Kecamtan Banyubiru Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 4SDN Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Peneliti merencanakan penelitian padasemester

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Waktu Penelitian 3.1.1Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilaksanakannya kegiatan ini mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu dikelas II SD Negeri Mangunsari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Dari tahap persiapan hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang Semester II tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kunandar (2011) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengacu pada tindakan-tindakan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Di dalam metode penelitian ini terdapat empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yakni seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Seting penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di kelas III a MIN Punggung Lading Pariaman Selatan. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.I Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti (kolaborasi). Menurut Suharsimi Arikunto, (2007:63) kerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitan PTK kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian melalui kerja sama antara peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SD Negeri Samban 02 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu studi yang sistematis yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). David Hopkins (dalam Trianto, 2012 : 15) menyebutkan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat mencari umpan balik bagi penyempurnaan metode pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Candirejo 02 Tuntang yang terletak di Jl.Mertokusuma 32, Kelurahan Candirejo, Kecamatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Seting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2013 di SD Negeri Ngemplak Kidul 03 Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari : BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 2 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri I Tleter Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Subyek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 di SD Negeri 1 Jiken Kecamatan Jiken Kabupaten Blora pada mata pelajaran IPS semester genap

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI

UPAYA PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI UPAYA PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS 5 SDN JIMBARAN 01 KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa kegiatan penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan berkerjasama bersama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Di dalam Seting dan Karakteristik subjek penelitian ini akan dipaparkan tentang tempat penelitian, subjek yang akan diteliti dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan tindakan penelitian ini terfokus pada masalah dan tujuan penelitian. Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting Penelitian dan Karakteristik Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 di kelas IV SDN Jatijajar 02 Bergas Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yaitu penelitian bersama antara peneliti dengan pihak lain (guru

Lebih terperinci

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL ACTION LEARNING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL ACTION LEARNING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS 5 SDN TEGALREJO 05 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 05 Jalan Dhamar No. Magersari Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Action Research (Penelitian Tindakan) atau lebih tepatnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 2 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Ngenden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penilitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) Suharsimi Arikunto (2012: 3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN c) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/classroom action research). Suharsimi Arikunto mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris biasa disebut dengan Classroom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan suatu tindakan reflektif guna untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai April 2013 di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Menurut Kemmis (Wiriaatmadja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Pada semester II tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Wina Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek penelitian Subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik kelas IV MI Darussalam Ngepreh Sayung tahun ajaran 2015/2016 yang jumlahnya 30 peserta didik, terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakter Subyek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SD Negeri Kasepuhan 01 Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Pelaksanaan meliputi 2 siklus yaitu siklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. 2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian 30 BAB III Metode Penelitian 3.. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan pada siswa kelas 4 SD Negeri Pandansari

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No. Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No. 2 Pangalasiang Mersilia Busoso, Haeruddin, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Peneliti PTK BAB III METODE PENELITIAN penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis ( Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun 24 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan PTK. Penelitian ini bersifat kualitatif karena berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Kutoharjo 01 Pati yang dilaksanakan pada semester 1 tahun 2013/2014. Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk mengubah perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelas I SD Negeri 3 Belor Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun pembelajaran 2011 / 2012 dengan jumlah siswa 33 orang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September Nopember tahun 2012. dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Rejondani Prambanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK kolaborasi.yaitu penerapan penelitian tindakan di dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh seorang peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan

Lebih terperinci