Implementasi Kebijakan Mutu Sekolah Dasar di Pedesaan
|
|
- Hendra Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Implementasi Kebijakan Mutu Sekolah Dasar di Pedesaan Cucun Sunaengsih 1 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No. 221 Sumedang cucunsunaengsih@upi.edu Helina Apriyani 2 AMIK BSI BOGOR Jl. Merdeka 168, Bogor Jawa Barat Indonesia helina.hld@bsi.ac.id ABSTRAK Peningkatan kualitas pendidikan akhir-akhir ini banyak digalakan oleh pemerintah. Programprogram yang digalakan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yaitu program untuk guru, kepala sekolah dan adminstrator sekolah. Adminstrator atau biasa disebut TU sangat berperan penting untuk mengelola data sekolah. Pada sekolah dasar atau pendidikan dasar tidak ada yang bertugas sebagai TU melainkan guru kelas, kepala sekolah dan pegawai lain yang berperan ganda sebagai administrator atau staf TU. Program-program untuk meningkatkan kualiatas atau mutu pendidikan tersebut diantaranya seperti pelatihan, penataran dan KKG. Mutu pendidikan harus diawali dari peningkatan mutu kualitas pendidiknya, karena pendidik khususnya di tingkat pendidikan dasar memegang peran sebagai menejerial. Peningkatan mutu pendidikan berbasis menejemen sekolah harus dibarengi dengan profesional seorang guru. Namun, dalam proses peningkatan mutu pendidikan harus ada koordinasi antara pemimpin dan para staf yang berada dibawahnya. Untuk melihat pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan berbasis manajemen sekolah, maka kami melakukan observasi di sekolah dasar pedesaan di Kabupaten Sumedang,. Dalam observasi ini, masih banyak kekurangan yang ada seperti kepala sekolah yang baru pindah beberapa minggu dan belum menyiapkan program kerja. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di sekolah dasar pedesaan di Kabupaten Sumedang, implementasi kebijakan mutu di sekolah dasar pedesaan terus ditingkatkan dengan berbagai macam program. Kata Kunci : Manajemen Pendidikan, peningkatan mutu. I. PENDAHULUAN Pada era modern seperti sekarang ini, begitu banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencari peluang dalam pekerjaan. Persaingan yang terjadi tidak hanya secara lokal melainkan sudah mulai melebar dengan diresmikannya masyarakat ekonomi ASEAN. Hal ini memungkinkan masyarakat negara asing khususnya bagian Asia Tenggara bebas keluar masuk Negara Indonesia untuk mencari lapangan pekerjaan. Tentu saja ini berpengaruh terhadap sistem pendidikan di negara kita. Pendidikan Indonesia bukan lagi hanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi juga dituntut untuk bisa membentuk SDM yang mampu bersaing secara sehat sesuai kemampuan yang dimiliki dengan cara membangun sistem pendidikan yang bermutu. Dalam bidang Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-1
2 pendidikan menejemen peningkatan mutu dapat didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip dan tehnik yang menekankan pada peningkatan mutu dengan bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara terus menerus dan berkesinamungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan lembaganya untuk memenuhi tuntuan kebutuhan peserta didik dan masyarakat dan mampu bersaing ditengah-tengah kemajuan globalisasi serta mampu bertahan dengan memproduk peserta didik berkualitas dan terpenuhinya kepuasan user atau stake holder. (Fathurrohman). Oleh karena itu, perlu adanya pengetahuan yang tepat mengenai bagaimana upaya pemerintah meningkatkan mutu pendidikan dan upaya sekolah untuk meningkatkan manajemen mutu. Sudah sesuaikah dengan yang dicanangkan atau hanya sekedar wacana dan tidak berdampak apa-apa. II. LANDASAN TEORI Manajemen mutu pendidikan merupakan upaya manajemen pendidikan yang telah ditetapkan standarisasi sistem pendidikannya berdasarkan penilaian mutu. Selain itu manajemen mutu pendidikan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan berkualitas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Adapula pendapat lain yang menyatakan manajemen mutu pendidikan merupakan strategi untuk memperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengembalian keputusan sekolah secara individual oleh kepala sekolah. (Makawimbang) 2.1 Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah Menurut Mulyasa, MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. 2.2 Konsep Mutu Pendidikan Proses pendidikan yang bermutu sangatlah ditentukan oleh berbagai pihak yang berkaitan. Menurut Townsend dan Butterworth terdapat sepuluh faktor penentu terwujudnya proses pendidikan yang bermutu, di antaranya (Makawimbang): 1. Keefektifan kepemimpinan kepala sekolah. 2. Partisipasi dan rasa tanggung jawab guru dan staf. 3. Proses belajar-mengajar yang efektif. 4. Pengembangan staf yang terprogram. 5. Kurikulum yang relevan. 6. Memiliki visi dan misi yang jelas. 7. Iklim sekolah yang kondusif. 8. Penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan. 9. Komunikasi efektif baik internal maupun eksternal. 10. Keterlibatan orang tua dan masyarakat secara intrinsik. Dalam konteks pendidikan, arti mutu mencakup input, proses dan output pendidikan (Depdiknas). Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sementara proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain dengan mengintegrasikan input sekolah sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoy able learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Sementara output pendidikan adalah kinerja sekolah yang dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, dan moral kerjanya. Orientasi mutu dari aspek output mendasarkan pada hasil pendidikan (pembelajaran) yang ditunjukkan oleh keunggulan akademik dan nonakademik di suatu sekolah (Farisy). 2.3 Dasar-Dasar Mutu Pendidikan Untuk melaksanakan program mutu diberlakukan beberapa dasar yang kuat, yaitu sebagai berikut: 1. Komitmen pada perubahan Pemimpin yang ingin menerapkan mutu harus memiliki komitmen atau tekad untuk berubah ke arah yang lebih baik dan lebih berbobot. Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-2
3 2. Pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada Kegagalan salah satunya terjadi karena melaksanakan sesuatu yang belum jelas. Oleh karena itu, pemimpin harus mampu memahami kondisi yang ada secara jelas. 3. Mempunyai visi yang jelas tentang kondisi yang ada Perubahan akan didasarkan pada visi tentang perkembangan, tantangan, kebutuhan, masalah dan peluang yang akan dihadapi mendatang. 4. Mempunyai rencana yang jelas Dengan beracuan pada visi, sebuah tim menyusun rencana dengan jelas dan terstruktur. Rencana harus selalu diup-date sesuai dengan keadaan lingkungan yang dinamis. 2.4 Prinsip-Prinsip Peningkatan Mutu Pendidikan Terdapat beberapa prinsip yang harus dipegang dalam melaksanakan mutu pendidikan, di antaranya: 1. Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan profesional dalam bidang pendidikan. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat para profesional pendidikan dalam memperbaiki sistem pendidikan bangsa. 2. Kesulitan yang dihadapi para profesional pendidikan adalah ketidakmampuan dalam menghadapi kegagalan sistem yang mencegah mereka dari pengembangan dan penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada. 3. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan. Norma dan kepercayaan lama harus diubah. Sekolah harus belajar bekerja sama dengan sumbersumber yang terbatas. Para profesional pendidikan harus membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuankemampuan yang dibutuhkan guna bersaing di dunia global. 4. Uang bukan kunci utama dalam usaha peningkatan mutu. Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas dan pimpinan kantor DIKNAS mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi. 5. Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas, dan kualitas layanan pendidikan. 6. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem pengukuran memungkinkan para profesional pendidikan dapat memperhatikan dan mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan baik terhadap siswa, orang tua maupun masyarakat (Makawimbang). Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dapat dilalui dengan cara sebagai berikut (Makawimbang): a. Meningkatkan sekolah menengah atas negeri bersama dengan kemampuan kepala sekolah dalam aspek kepemimpinannya maupun manajerialnya. b. Mengembangkan kualitas kinerja guru mengajar, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang diemban sekolah tersebut. c. Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi yang jelas dan realistis. d. Kepemimpinan situasional sebaiknya disosialisasikan dan dibudayakan. e. Peningkatan kualitas mutu kurikuler dengan mendatangkan pelatih profesional dari luar sekolah. f. Peningkatan alokasi dan dana sumber dari masyarakat untuk proses pembelajaran. g. Peningkatan program training dan diklat bagi guru-guru minimal satu kali dalam satu semester. h. Sekolah memprogramkan kera sama dengan lembaga pendidikan formal. i. Sekolah membudayakan memberi penghargaan bagi guru-guru yang berprestasi. Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-3
4 Sejalan dengan pendapat di atas, maka penghargaan (rewards) sangat penting diberikan kepada tenaga kependidikan untuk memancing agar tenaga kependidikan meningkatkan profesionalismenya juga untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif (Mulyasa). III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh selama penelitian dianalisis dengan langkah-langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Sumedang. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagian besar struktur organisasi yang ada pada Sumedang terdapat kepala sekolah, bendahara, sekretaris, serta pembagian 8 standar kompetensi yang dibagi pada 8 orang guru untuk setiap kompetensinya. Dengan adanya 8 kompetensi yang dibagikan kepada 8 orang guru tersebut pada struktur organisasi sekolah yang ada dapat mendukung upaya peningkatan mutu sekolah karena dianggap mampu memenuhi kriteria dalam meningkatkan mutu sekolah.selain itu, dengan adanya struktur organisasi sekolah, setiap pendidik dan tenaga kependidikan Pada Sumedang dapat memfokuskan kewajiban yang harus dilakukan melalui tugas-tugas yang telah ditugaskan oleh kepala sekolah secara maksimal. Dengan adanya saling support dan komunikasi yang baik antar kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan maka akan mudah terbentuknya peningkatan mutu sekolah. Yang terpenting kepala sekolah harus mampu menyatukan berbagai pendapat untuk mendapatkan mufakat.selain itu, kepala sekolah yang efektif ialah kepala sekolah yang menjalankan 5 kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah yaitu kepribadian, sosial, manajerial, supervisi dan kewirausahaan.setiap keputusan yang diambil oleh kepala sekolah harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan sejalan dengan pembelajaran. Dalam meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah memiliki perencanaan terutama dalam peningkatan sarana dan prasarana sekolah, peningkatan keprofesionalan guru, serta peningkatan pengembangan minat dan bakat siswa. Rencana tersebut akan dibuat program seperti berikut: 1. Benah sekolah yaitu adanya pembenahan sekolah baik itu sarana maupun prasarana sekolah 2. Peningkatan keprofesionalan guru dengan mengaktifkan guru dalam organisasi KKG untuk lebih memaksimalkan 4 kompetensi keprofesionalan guru. 3. Mengikutsertakan guru dalam rekrutmen kepala sekolah. 4. Untuk siswa, ingin lebih mengembangkan potensi serta bakat siswa guna berprestasi dalam setiap event perlombaan baik tingkat kecamatan, kabupaten, hingga nasional dengan adanya program ekstrakurikuler yang dimaksimalkan dan bekerja sama dengan pihak luar (masyarakat) Visi misi dan tujuan yang dikembangkan di Sumedang disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan bakat siswa untuk mengembangkannya. Adapun sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh kepala sekolah: 1. Peningkatan sarana dan prasaranadengan upaya memanage antara kebutuhan yang harus segera dipenuhi dengan kebutuhan yang tidak terlalu penting 2. Peningkatan keprofesionalan gurudengan upaya mengikutsertakan guru dalam rekrutmen kepala sekolah serta membuat guru aktif dalam KKG guna mengoptimalkan tingkat keprofesionalan guru Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-4
5 3. Peningkatan prestasi siswa dan guru dengan upaya mengembangkan minat dan bakat siswa melalui ekstrakurikuler yang dimiliki sekolah Dalam proses pembuatan keputusan Pada Sumedang, kepala sekolah selalu mengumpulkan pendidik dan tenaga kependidikan dalam rapat kecil terlebih dahulu untuk menyatukan pendapat. Setelah itu kepala sekolah bersama pendidik dan tenaga kependidikan mengajak komite sekolah serta orangtua siswa untuk memutuskan langkah yang harus diambil dan persetujuan untuk peningkatan mutu sekolah. Dalam menyusun visi sekolah bahkan dalam setiap kegiatan atau perencanaan apapun warga sekolah selalu dilibatkan dan berpartisipasi aktif seperti tenaga pendidik dan kependidikan serta komite sekolah pun ikut terlibat dalam menyatukan ide guna mencapai mufakat terhadap program atau kegiatan yang ingin dicapai baik itu berupa rapat kerja dadakan, bulanan ataupun tahunan untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan sekolah Gambaran nilai UTS dan UAS siswa tidak merata.ada yang memiliki nilai kurang, pas, bahkan lebih. Disini peran guru sangat penting untuk membimbing siswanya untuk mampu memahami apa yang telah dipelajari agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sumedang mempunyai program keikutsertaan dalam perlombaan setiap tahun, sekolah selalu mengikuti setiap perlombaan yang diadakan baik pada tingkat kecamatan, kabupaten maupun tingkat nasional. Perlombaan ini ditujukan untuk lebih mengembangkan minat serta bakat yang dimiliki siswa. Prestasi siswa Sekolah Dasar Pedesaan di Kabupaten Sumedang dalam lomba-lomba akademik, seperti olimpiade matematika sangat membanggakan.hal ini terbukti dengan lolosnya salah satu siswa Sekolah Dasar Pedesaan di Kabupaten Sumedang pada tingkat Nasional pada tahun 2015/2016 lalu.tidak hanya itu, pada bidang olahragapun sangat membanggakan terutama dalam cabang bulu tangkis dan tenis meja.masing-masing cabang olahraga tersebut telah lolos hingga tingkat kabupaten.pada cabang bulu tangkis dan tenis meja ini yang menjadi andalan bagi Sekolah Dasar Pedesaan di Kabupaten Sumedang, sebab setiap tahunnya setiap perwakilan siswa telah lolos dalam tingkat kabupaten. Dalam bidang kesenian pun Sekolah Dasar Pedesaan di Kabupaten Sumedang memberikan perhatian khusus kepada siswanya untuk mampu mengembangkan apa yanga ia miliki. Fungsi manejemen peseta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peseta pendidik untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin baik dari segi individualitasnya, sosialnya, aspirasinya, kebutuhan dan potensi lainnya dari peserta didik. Berkaitan dengan hal itu, kepala sekolah bekerja sama dengan pihak luar untuk menunjang potensi serta bakat siswa seperti bekerja sama dengan sanggar tari, klub bulu tangkis, dan sebagainya. Untuk Sekolah Dasar Pedesaan di Kabupaten Sumedang sendiri, program keagamaan yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Pedesaan di Kabupaten Sumedang lebih memfokuskan untuk menghadapi kegiatan Sapta lomba yang diadakan setiap tahun.program keagamaan tersebut masuk ke dalam ekstrakurikuler sekolah dengan memfokuskan pada cabang sapta lomba. Mutu proses dan mutu hasil belajar mengajar di kelas dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu guru membuka pelajaran dengan ucapan salam, guru melakukan presensi siswa, guru melakukan pengelolaan kelas, serta guru menjelaskan materi pelajaran di kelas. Dalam praktiknya, setiap guru diwajibkan untuk membuat sendiri RPP sebelum mengajar. Sebab pembuatan RPP berpengaruh pula dalam kinerja guru. Selain itu,kadang-kadang guru membuat sendiri penunjang pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran. Sumedang setiap pendidik dan tenaga Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-5
6 pendidikan diwajibkan untuk melakukan pelatihan komputer secara mandiri baik itu melalui pelatihan formal maupun informal agar mampu memanfaatkan media elektronik, TV, video atau sumber lain tentang pembelajaran maupun perkembangan baru keilmuan. Keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Dalam penerapannya, guru/staff Sekolah Dasar Pedesaan di Kabupaten Sumedang aktif dalam evaluasi dan revisi yang masih menggunakan kurikulum KTSP yang disusun sesuai dengan terapan melalui workshop, dengan ketua komite dan gurusehingga sebelum disusun KTSP dibuat dulu SK Tim Pengembang. Tim Pengembang Sekolah dibentuk berdasarkan EDS (evaluasi diri sekolah) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sekolah yang kemudian dituangkan dalam KTSP. Setelah itu, tahap selanjutnya kepala sekolah membuat SK Tim Penyusun KTSP. Manajemen keuangan merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pemeriksaan, penganggaran, pengelolaan, pencarian, pengendalian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan menyeluruh.dana yang didapat untuk Sumedang selain dari dana bos yang sesuai dengan kebutuhan, itupun tidak lepas dari konsolidasi dan hasil musyawarah bersama ketua komite. Fungsi komite sebagai budgeting akan berjalan sebagai penentu anggaran. Bantuan yang didapat untuk sekolahbukan berupa uang, tetapi barang guna menunjang sarana prasarana sekolah yang kurang. Jika dana bos yang telah diberikan pemerintah masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah hanya menawarkan kebutuhan yang dibutuhkan saja yang diawali dari diskusi kecil dengan para guru jika sudah fix, maka sekolah akan memanggil orangtua siswa dan komite untuk menggalang dana. Dalam hal sarana prasarana ada yang langsung diberikan dari pemerintah ada pula dari orangtua melalui komite. Namun untuk pembangunan sekolah yang membutuhkan dana yang cukup besar, maka pihak sekolah akan meminta bantuan pada pemerintah. V. KESIMPULAN Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi yang lebih luas kepad sekolah dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha dan sebagainya) untuk meningkatkan mutu sekolah yang sesuai dengan kebbijakan pendidikan Nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah memiliki perencanaan terutama dalam peningkatan sarana dan prasarana sekolah, peningkatan keprofesionalan guru, serta peningkatan pengembangan minat dan bakat siswa. Fungsi manejemen peseta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peseta pendidik untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin baik dari segi individualitasnya, sosialnya, aspirasinya, kebutuhan dan potensi lainnya dari peserta didik. Mutu proses dan mutu hasil belajar mengajar di kelas dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu guru membuka pelajaran dengan ucapan salam, guru melakukan presensi siswa, guru melakukan pengelolaan kelas, serta guru menjelaskan materi pelajaran di kelas. Dalam praktiknya, setiap guru diwajibkan untuk membuat sendiri RPP sebelum mengajar. Sebab Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-6
7 pembuatan RPP berpengaruh pula dalam kinerja guru. Selain itu,kadang-kadang guru membuat sendiri penunjang pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran. Visi misi dan tujuan yang dikembangkan di Sumedang disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan bakat siswa untuk mengembangkannya memperoleh gelar Magister Pendidikan dari Pascasarjana Universitas Pakuan Bogor. Saat ini sebagai Staf Pengajar program studi Manajemen Informatika AMIK BSI Bogor. REFERENSI Depdiknas. (2001). MPMBS Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Farisy.(2009). MBS dan Peningkatan Mutu Pendidikan (Bagian I). 01 (//farisyalwan.blogspot.co.id/2009/08/mbsdan-peningkatan-mutu-pendidikanbag.html).01 Maret 2017 Fathurrohman, Muhammad. (2013). Manejemen Peningkatan Mutu. Bandung: Rosdakarya Makawimbang. (2011). Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Mulyasa. (2005). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. PROFIL PENULIS Cucun Sunaengsih Unit Kerja : UPI Kampus Sumedang Alamat Rumah: Jln. Wangunsari No. 06 Lembang Bandung Riwayat Pekerjaan: UPI Kampus Sumedang 2015-Sekarang Riwayat Pendidikan: S1 Jurusan Administrasi FIP Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) S2 Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Helina Apriyani, memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung tahun Kemudian tahun Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-7
BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pendidikan berkaitan erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan pendidikan yang bermutu tidak mungkin diperoleh produk layanan yang bermutu. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa Perencanaan untuk menyusun program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di MI islamiyah
Lebih terperinciPenerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan menghadapi dua tuntutan yaitu tuntutan dari masyarakat dan tuntutan dunia usaha. Hal yang menjadi tuntutan yaitu tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sebagai prasyarat mempercepat terwujudnya suatu masyarakat yang demokratis, pendidikan yang berkualitas tidak hanya
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan
Lebih terperinciPilihlah satu jawaban yang paling tepat
Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak
Lebih terperinciKOMPETENSI KEPALA SEKOLAH
KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan
Lebih terperinciMENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)
MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMA Negeri 1 Salatiga Pada 1 Juli yayasan SMA B didirikan oleh beberapa tokoh, terutama mereka yang berada di DPRD Salatiga
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
Lebih terperinciSOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,
SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH
PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH ( Studi pada SD Negeri Sobokerto 1 dan MI Al-Islam Ngesrep 1 ) TESIS Oleh : Nama : Retnaning Winastuti NIM : Q.100030109 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas pendidikan pada suatu bangsa mencerminkan rendahnya kinerja guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada suatu bangsa. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,
Lebih terperinciLatihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012
Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih
Lebih terperincimasalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan
BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,
Lebih terperinciStrategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Strategi Pengembangan Sekolah Efektif untuk Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Tjondro Indrasutanto Abstrak. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya
Lebih terperincibagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi hasil penelitian. Pokok-pokok kesimpulan
BABV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Setelah menganalisa dan membahas hasil penelitian pada bab IV, pada bagian ini akan disajikan secara ringkas mengenai; (a) Kesimpulan hasil penelitian, (b) Rekomendasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciPERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses pendidikan dilakukan, mempunyai sistem yang dinamis dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan karakteristik generasi muda kearah yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, sebagai suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dalam mencerdaskan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menunjang kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk
Lebih terperinciPola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011
Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011 Oleh : Octo Rianto (Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta) Kebijakan Dasar Pendidikan Tinggi Indonesia 2003-2010 Untuk
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan telah diyakini sebagai salah satu aspek pembangunan bangsa yang sangat penting untuk mewujudkan warga Negara yang handal profesional dan berdaya
Lebih terperinciTESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis
PERSEPSI GURU TENTANG IKLIM ORGANISASI SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah lanjutan menengah pertama yang memiliki ciri Islam yang dikelola dan dikembangkan di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Rendahnya kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berlangsung cepat dan masif menuntut kemampuan sumber daya pendidikan melakukan penyesuaian yang bermakna
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik Kepala Sekolah, guru-guru, Ketua Komite Sekolah, dan orang tua murid,
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Total Quality Management dalam Pendidikan Karakteristik sekolah bermutu terpadu merupakan bagian dari prinsip Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu. Oleh karena
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV diperoleh fakta empirik mengenai perilaku kepemimpinan kepala madrasah, budaya madrasah dan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dalam upaya menghasilkan karyawan berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan / pegawai merupakan salah satu input yang penting di dalam sistem produksi. Keberadaan karyawan yang berkualitas sangat mempengaruhi output yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia dibandingkan dengan daya saing SDM negaranegara Asia lainnya. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam
Lebih terperinciKESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009
KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan berhubungan dengan proses penyelenggaraan pendidikan, sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era desentralisasi, pendidikan ini ditekankan pada kebijakan setiap sekolah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Hal ini dapat dikatakan sebagai implementasi
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI. Paningkat Siburian. Abstrak
30 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI Paningkat Siburian Abstrak Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu model pengelolaan sekolah yang memberdayakan semua pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I
BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).
Lebih terperinciEVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BERDASARKAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI SD NEGERI 4 KALIAMAN JEPARA. Abstrak
EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BERDASARKAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI SD NEGERI 4 KALIAMAN JEPARA Novita Wijanarti dan Slameto Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
BAB V P E N U T U P A. Simpulan 1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia
Lebih terperinciSKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)
SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP :. (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) Petunjuk : Angket ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja kepala sekolah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults) 2001 tentang pendidikan, Indonesia menempati urutan terakhir dari 12 negara di Asia. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
121 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang Implementasi manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciBA B I. dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna. dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan memberikan konstribusi
BA B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupan agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran guna dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. dengan peran kepala sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP
BAB V PEMBAHASAN Memperhatikan dan menelaah hasil wawancara, opservasi dengan para narasumber yang juga dilengkapi dengan studi dokumentasi, maka telah dipaparkan diskripsi umum tentang temuan dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah sebagai administrator memegang kunci bagi perbaikan dai kemajuan sekolah. Ia harus mampu memimpin dan menjalankan peranannya agar segala kegiatan
Lebih terperinciPERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MTs. DARUL FALAH PONOROGO
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MTs. DARUL FALAH PONOROGO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia adalah persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Kualitas pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem perekonomian yang tidak kuat, telah mengantarkan masyarakat bangsa pada krisis yang berkepanjangan.
Lebih terperinciPENDIDIKAN MANAJEMEN OUT PUT MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH. Oleh, Fauziah Zainuddin,S.Ag.,M.Ag.
PENDIDIKAN MANAJEMEN OUT PUT MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH Oleh, Fauziah Zainuddin,S.Ag.,M.Ag. Abstrak : Manajemen output merupakan hasil dari proses pendidikan, maka implementasi dari teori-teori itu perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya
Lebih terperinciPENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR PENDAHULUAN Nur aeni Asmarani Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat menuntut adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas peyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan masalah sumber daya manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut. Masalah sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reformasi yang sedang bergulir, membawa perubahan yang sangat mendasar pada tatanan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dikeluarkannya UU No 22 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia akan terwujud dengan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA
ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA Pengantar Keberadaan bangsa Indonesia dewasa ini dihadapkan persoalan-persoalan yang sangat kompleks. Secara eksternal, Globalisasi dengan segala konsekuensinya,
Lebih terperinci1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala
108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan
Lebih terperinciManajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan Pengertian Mutu Kata Mutu berasal dari bahasa inggris, Quality yang berarti kualitas. Dengan hal ini, mutu berarti merupakan sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51
JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR 53 LAMPIRAN
Lebih terperinciPEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER I. PENDAHULUAN Pasal 3 Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciDIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1
PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
INSTRUMEN KULIAH KERJA LAPANGAN-I (MAGANG I) Semester Ganjil 2016/2017 A. BUDAYA MADRASAH/SEKOLAH Nama : NIM Instansi Teknik : : : Observasi/wawancara/dokumentasi No. Pernyataan Ya Tidak Deskripsi 1. Visi,misi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus menerus berupaya melakukan
Lebih terperinci