BUKU PANDUAN PERATURAN AKADEMIK, KEGIATAN DAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN SERTA TRANSKRIP AKADEMIK KEMAHASISWAAN POLITEKNIK CALTEX RIAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PANDUAN PERATURAN AKADEMIK, KEGIATAN DAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN SERTA TRANSKRIP AKADEMIK KEMAHASISWAAN POLITEKNIK CALTEX RIAU"

Transkripsi

1 BUKU PANDUAN PERATURAN AKADEMIK, KEGIATAN DAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN SERTA TRANSKRIP AKADEMIK KEMAHASISWAAN POLITEKNIK CALTEX RIAU Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Politeknik Caltex Riau 2017

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK CALTEX RIAU... iii LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR... 1 BAB I KETENTUAN UMUM... 1 Pasal 1 Pengertian Umum... 1 BAB I ETIKA AKADEMIK CIVITAS AKADEMIKA... 1 Pasal 2 Kewajiban Civitas Akademika... 1 Pasal 3 Kebebasan Akademik... 1 Pasal 4 Etika Berkomunikasi... 2 Pasal 5 Masyarakat Akademik... 2 Pasal 6 Kewajiban Mahasiswa... 2 Pasal 7 Kewajiban Civitas Akademika Terhadap Politeknik... 2 Pasal 8 Tanggung jawab Dosen dalam Bidang Akademik... 2 Pasal 9 Tanggung jawab Dosen dan Mahasiswa dalam Bidang Penelitian... 3 Pasal 10 Ketentuan Kegiatan Penelitian... 3 Pasal 11 Hubungan Dosen sebagai Peneliti dengan Mahasiswa... 3 Pasal 12 Kesimpulan Penelitian... 4 Pasal 13 Plagiat... 4 Pasal 14 Tanggung jawab Dosen dalam Bidang Pengabdian pada Masyarakat... 4 Pasal 15 Ketentuan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat... 4 Pasal 16 Publikasi... 4 Pasal 17 Kewajiban Dosen Terhadap Pelaksanaan Kode Etik... 5 Pasal 18 Dewan Etik Politeknik... 5 BAB II PROGRAM PENDIDIKAN... 5 Pasal 19 Penyelenggaraan Program Pendidikan... 5 Pasal 20 Program Orientasi Studi dan Matrikulasi... 5 Pasal 21 Beban dan Waktu Studi... 6 BAB III PENDAFTARAN MAHASISWA... 6 Pasal 22 Biaya Pendidikan... 6 Pasal 23 Ketentuan Daftar Ulang Mahasiswa... 6 BAB IV KEGIATAN KURIKULER... 6 Pasal 24 Kegiatan Akademik... 6 Pasal 25 Kuliah, Praktikum, Tutorial, dan Kerja Praktik... 7 Pasal 26 Kategori Mata Kuliah... 7 Pasal 27 Penyelenggaraan Perkuliahan... 7 Pasal 28 Kerusakan dan Kehilangan... 7 BAB V TATA TERTIB... 8 Pasal 29 Persyaratan Umum... 8 Pasal 30 Tidak Hadir dengan Izin... 8 Pasal 31 Tidak Hadir Tanpa Izin... 8 Pasal 32 Kompensasi... 9 Pasal 33 Praktikum dan Ujian Susulan... 9 BAB VI EVALUASI... 9 Pasal 34 Evaluasi Proses Belajar Mengajar... 9 Pasal 35 Komponen dan Bobot Evaluasi Mata Kuliah Serta Syarat Pelaksanaan Evaluasi MKT Pasal 36 Pelaksanaan Ujian MKT Pasal 37 Evaluasi Mata Kuliah Praktikum (MKP) i

3 Pasal 38 Carry Over (CO) Pasal 39 Perbaikan Nilai MKK Pasal 40 Evaluasi Kenaikan Semester Pasal 41 Lulus Pendidikan BAB VII MENGHENTIKAN STUDI Pasal 42 Menghentikan Studi Sementara (Cuti) BAB VIII KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Pasal 43 Ketentuan Umum Kegiatan Ekstra Kurikuler BAB IX SANKSI PELANGGARAN Pasal 44 Ketentuan Umum Sanksi Pasal 45 Pencabutan Status Kemahasiswaan Pasal 46 Kewenangan Memberi Sanksi BAB X PERPINDAHAN MAHASISWA (TRANSFER) Pasal 47 Perpindahan Internal Antar Program Studi Pasal 48 Perpindahan dari Perguruan Tinggi Lain BAB XI PENUTUP Pasal 49 Ketentuan Pemberlakuan Pasal 50 Hal-Hal Lain ii

4 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK CALTEX RIAU Nomor: 0188/SK-AKA/PCR/2017 Tentang PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK CALTEX RIAU Menimbang : a. Bahwa untuk memperlancar kegiatan akademik di Politeknik Caltex Riau, perlu adanya Peraturan Akademik. b. Sehubungan dengan butir (a) tersebut di atas perlu diterbitkan Surat Keputusan Direktur Politeknik Caltex Riau. Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 2. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 232/U/2000, tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. 3. Peraturan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Nomor no. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). M E M U T U S K A N Menetapkan : Pertama : Mencabut Surat Keputusan Direktur PCR Nomor: 0253/AKA/PCR/2016 tentang Peraturan Akademik 2016 Politeknik Caltex Riau. Kedua : Menetapkan Peraturan Akademik Politeknik Caltex Riau sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini. Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku mulai tahun akademik 2017/2018 dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Pekanbaru Pada tanggal 18 Juli 2017 Direktur, Dr. Hendriko, S.T., M.Eng.. Salinan ini disampaikan kepada Yth : 1. Para Pembantu Direktur di PCR 2. Kepala Unit Penjaminan Mutu PCR 3. Para Ketua Program Studi di Lingkungan PCR 4. Kepala BAAK PCR 5. Pertinggal iii

5 LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK CALTEX RIAU Nomor : 0188/SK-AKA/PCR/2017 Tanggal : 18 Juli 2017 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. PCR adalah Politeknik Caltex Riau 2. Yayasan adalah Yayasan Politeknik Chevron Riau 3. Direktur adalah Direktur Politeknik Caltex Riau 4. Pimpinan adalah Direktur dan Pembantu Direktur 5. Ketua Jurusan adalah Ketua Jurusan yang terdapat di Politeknik Caltex Riau. Ketua Jurusan mengetuai setidaknya satu program studi. 6. Ketua Program Studi adalah Ketua Program Studi di lingkungan PCR 7. Dewan Etik Politeknik merupakan dewan yang mengawasi ditaatinya pelaksanaan Kode Etik Akademik. 8. Rapat Akademik adalah rapat yang dihadiri oleh Pimpinan dan Ketua Program Studi 9. Dosen adalah tenaga akademik di PCR yang diangkat berdasarkan pendidikan dan keahliannya dengan tugas mendidik, meneliti dan mengabdi pada masyarakat, 10. Dosen Wali adalah dosen yang ditunjuk berdasarkan SK Direktur untuk menjadi wali akademik 11. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraaan pendidikan. 12. Mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di PCR 13. Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu 14. Program Diploma adalah program pada jalur pendidikan vokasi yang akan menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan ketesrampilan pada bidangnya masing-masing, yang memiliki kemampuan dalam penerapan ilmu dan teknologi secara praktis. 15. Rapikan lagi BAB I ETIKA AKADEMIK CIVITAS AKADEMIKA Pasal 2 Kewajiban Civitas Akademika Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan wajib: a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjunjung tinggi Hukum berdasarkan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan Peraturan Pegawai Yayasan. b. Menjunjung tinggi tata susila dengan keinsafan dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya dan dunia umumnya. c. Menjunjung tinggi sifat universal dan objektif ilmu pengetahuan untuk mencapai kenyataan dan kebenaran. d. Menjunjung tinggi sifat beradab dan teologis usaha ilmu pengetahuan guna keberadaan, kemanfaatan, dan kebahagiaan kemanusiaan. e. Memberi teladan perilaku dan pola pikir akademik bagi masyarakat. Pasal 3 Kebebasan Akademik Dosen dan Mahasiswa wajib menjunjung tinggi kebebasan akademik, yaitu kewajiban untuk memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan melalui kajian, penelitian, pembahasan atau penyebarluasan ilmu kepada mahasiswa, 1

6 sesama mahasiswa, sesama Dosen dan masyarakat, secara bertanggungjawab, mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi dan dilandasi oleh norma dan kaidah keilmuan, yaitu: a. kejujuran, berwawasan luas/semesta, kebersamaan, dan cara berfikir ilmiah; b. menghargai penemuan dan pendapat akademisi lain; c. tidak semata-mata untuk kepentingan pribadi. Pasal 4 Etika Berkomunikasi Sebagai seorang ilmuwan/cendekiawan yang berpendidikan, Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa menggunakan bahasa yang sopan dan santun, tidak emosional, berfikir jernih, dan tidak menyinggung perasaan orang lain dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Pasal 5 Masyarakat Akademik Seorang Dosen wajib memelihara dan menumbuh kembangkan masyarakat akademik antar Dosen dengan jalan: a. memegang teguh dan menghormati hak dan kebebasan akademik serta hak kebebasan mimbar akademik antar Dosen; b. menghayati dasar-dasar kemasyarakatan dalam penyelenggaraan Politeknik dalam bentuk tugas sosial dengan ikut serta menyelenggarakan usaha membangun, memelihara, dan mengembangkan hidup kemasyarakatan serta kebudayaan; c. menghayati dasar-dasar kekeluargaan dalam penyelenggaraan Politeknik berdasarkan Statuta Politeknik Caltex Riau dan Peraturan Pegawai Yayasan. Pasal 6 Kewajiban Mahasiswa Mahasiswa dalam proses pembelajaran wajib: a. berprilaku sopan santun sesuai norma kesopanan b. belajar dengan semangat dan disertai motivasi yang benar untuk menuntut ilmu, serta menumbuhkembangkan tanggungjawab dan kesungguhan sebagai mahasiswa dan peserta didik, c. mematuhi semua ketentuan etika akademik dan peraturan lain yang berlaku di Politeknik Pasal 7 Kewajiban Civitas Akademika Terhadap Politeknik 1. Seorang Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan wajib senantiasa menjaga nama baik keluarga serta reputasi sosialnya di masyarakat. 2. Seorang Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan wajib menjunjung tinggi Azas, Visi, Misi, dan Tujuan Politeknik. 3. Seorang Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi. 4. Seorang Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan wajib mematuhi semua ketentuan etika akademik dan peraturan lain yang berlaku di Politeknik Pasal 8 Tanggung jawab Dosen dalam Bidang Akademik 1. Seorang Dosen wajib menjunjung tinggi hak mengajar yang diberikan kepadanya dengan semangat profesionalisme sebagai seorang pendidik yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dan keteladanan, yaitu: a. mengajar dan memberikan layanan akademik dengan cara terbaik menurut kemampuannya serta penuh dedikasi, disiplin, dan kearifan; 2

7 b. menjauhi dan menghindari hal-hal yang mengarah pada kemungkinan terjadinya pertentangan kepentingan pribadi dalam proses belajar mengajar; c. menjauhi dan menghindarkan diri dari hal-hal dan perbuatan yang dapat menurunkan derajat dan martabat Dosen sebagai profesi pendidik yang terhormat; d. memberikan motivasi kepada anak didik sehingga dapat merangsang daya fikir. 2. Seorang Dosen wajib memberikan bimbingan dan layanan informasi yang diperlukan oleh mahasiswa dalam rangka memperlancar penyelesaian studinya dengan penuh kearifan. Pasal 9 Tanggung jawab Dosen dan Mahasiswa dalam Bidang Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, seorang Dosen dan Mahasiswa wajib: a. bersikap dan berfikir analitis dan kritis. b. jujur, objektif, dan berpegang teguh pada semua aspek proses penelitian serta tidak boleh memalsukan atau memanipulasi data maupun hasil penelitian. c. menghindari kesalahan dalam penelitian, terutama dalam menyajikan hasil penelitian. d. bersifat terbuka, saling berbagi data, hasil, metoda, dan gagasan yang lain, kecuali data yang dapat dipatenkan. e. memperlakukan teman sejawat dengan sopan. f. menghormati dan menghargai objek penelitian, baik yang berupa manusia maupun hewan, baik yang hidup maupun yang sudah mati, atau bagian/fragmen dari manusia coba tersebut. g. Memanfaatkan hasil penelitian secara berdayaguna dan berhasilguna bagi kepentingan masyarakat, h. Mempertanggungjawabkan sarana dan prasarana, atau dana penelitian yang dikelolanya sesuai dengan peraturan yang berlaku, i. mempunyai buku harian penelitian Pasal 10 Ketentuan Kegiatan Penelitian Seorang Dosen dan Mahasiswa yang melakukan penelitian seharusnya: a. bersifat ilmiah, fakta diperoleh secara objektif, melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian yang sahih. b. merupakan suatu proses yang berjalan terus-menerus, sebab hasil suatu penelitian selalu dapat disempurnakan. c. mersifat jujur, profesional, berperikemanusiaan dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan dan kecermatan, perasaan religius serta keadilan gender. d. memberikan penemuan yang baru. e. bermanfaat bagi Politeknik secara ilmiah, institusional, dan finansial. f. berbasis kompetensi dan logis. g. mengingat aspek akuntabilitas. Pasal 11 Hubungan Dosen sebagai Peneliti dengan Mahasiswa 1. Dalam melakukan penelitian, seorang Dosen seharusnya melibatkan Mahasiswa sebagai pemenuhan persyaratan akademik atau arena pembelajaran, aktualitas kompetensi bidang keilmuan dan pengembangan pribadi. 2. Sebagai peneliti, seorang Dosen seharusnya: a. mengarahkan penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau perolehan hak paten b. untuk mendorong perkembangan industri nasional. c. dapat meningkatkan ketahanan nasional melalui penggalian sumber daya alam. d. dapat mensinergikan berbagai macam disiplin ilmu. 3

8 Pasal 12 Kesimpulan Penelitian 1. Dosen wajib menjelaskan kepada penyandang dana kesimpulan yang diperoleh. 2. Dosen wajib membantu dan berpartisipasi dalam interpretasi hasil dan kesimpulan. 3. Dosen wajib menjelaskan keterbatasan hasil penelitian dan membedakan antara kesimpulan penelitian dan ekstrapolasinya. 4. Dosen wajib menunjukkan kesahihan penelitian. 5. Dosen bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa hasil penelitian dapat dimengerti oleh penyandang dana. Pasal 13 Plagiat 1. Dosen dan mahasiswa atau penulis karya ilmiah tidak dibenarkan melakukan plagiat karya ilmiah orang lain. 2. Tindakan yang didefinisikan sebagai palgiat dinyatakan melalui rapat Dewan Etik Politeknik Caltex Riau. Pasal 14 Tanggung jawab Dosen dalam Bidang Pengabdian pada Masyarakat 1. Dalam melaksanakan pengabdian pada masyarakat, seorang Dosen: a. wajib mempunyai ketulusan hati untuk bekerja secara sinergis dengan Dosen dari berbagai macam disiplin ilmu. b. wajib menghargai partisipasi masyarakat dalam menetapkan program-program pengabdian. c. tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada masyarakat. 2. Seorang dosen wajib mendudukkan dosen lain sebagai sahabat kerja yang masih memerlukan proses pembelajaran kemasyarakatan. Pasal 15 Ketentuan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat Seorang Dosen yang melakukan Pengabdian pada Masyarakat seharusnya: a. merujuk pada kebutuhan masyarakat. b. dapat mencerminkan kontribusi nyata Politeknik. c. dalam rangka pemanfaatan, pendayagunaan, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk masyarakat. d. melibatkan peran serta Dosen. e. dapat memberikan pencerahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta bermanfaat bagi segenap sivitas akademika. Pasal 16 Publikasi Seorang Dosen dan Mahasiswa yang menulis publikasi seharusnya: a. menggunakan bahasa yang ilmiah. b. tidak boleh tanpa izin penyandang dana. c. tidak boleh merupakan penelitian dari peneliti terdahulu. d. kutipan dalam publikasi harus jujur, dan sesuai dengan makna aslinya, demikian pula komunikasi pribadi yang dipakai dalam publikasi. e. apabila menampilkan gambar dan tabel yang dikutip harus mencantumkan sumbernya. f. apabila menampilkan gambar perorangan atau manuasia (probandus) harus dengan izin, dan kalau tidak ingin dikenal harus ditutup sebagian mukanya, terutama matanya atau bagian-bagian yang dapat menjadi petunjuk identifikasi. g. mencantumkan semua kontributor kecuali yang tidak bersedia h. memberi pernyataan jasa juga kepada pemberi gagasan, disamping pemberi izin, fasilitas dan bantuan lain. 4

9 Pasal 17 Kewajiban Dosen Terhadap Pelaksanaan Kode Etik 1. Setiap Dosen, Mahasiswa dan Tenaga Kependidikan wajib mengindahkan dan melaksanakan Kode Etik Akademik. 2. Pelanggaran terhadap Kode Etik Dosen dapat dikenakan sanksi moral dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 18 Dewan Etik Politeknik 1. Untuk mengawasi ditaatinya Kode Etik Akademik maka dibentuk Dewan Etik Politeknik. 2. Susunan dan Keanggotaan Dewan Etik Politeknik terdiri dari: a) Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, b) Pembantu Direktur bidang Kepegawaian, c) Ketua Jurusan, d) Anggota Senat dari unsur Perwakilan Dosen 3. Dewan Etik Politeknik bertugas dan berwenang memeriksa pelanggaran etika yang dilakukan oleh insan akademik dan mengusulkan kepada Direktur mengenai jenis sanksi administrasi dan atau sanksi akademik yang akan dijatuhkan kepada yang bersangkutan disertai dengan alasan-alasan dan pertimbangannya. BAB II PROGRAM PENDIDIKAN Pasal 19 Penyelenggaraan Program Pendidikan 1. PCR menyelenggarakan Program Pendidikan Vokasi. 2. PCR menyelenggarakan Program Pendidikan Vokasi dengan jenjang pendidikan Diploma III dan Diploma IV. 3. Program Pendidikan di PCR ditekankan pada pembentukan kepribadian dan keahlian terapan yang menguasai secara seimbang antara kemampuan teoritis dan praktis. 4. Program Pendidikan Diploma III di PCR dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) semester. 5. Program Pendidikan Diploma IV di PCR dilaksanakan dalam waktu 8 (delapan) semester. Pasal 20 Program Orientasi Studi dan Matrikulasi 1. Kegiatan orientasi studi adalah kegiatan institusi. Kegiatan ini dipimpin oleh para dosen dengan mengikutsertakan mahasiswa dan tenaga kependidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan PCR. 2. Setiap mahasiswa baru diwajibkan untuk mengikuti Program Orientasi Studi dalam rangka pengenalan kehidupan kampus. 3. Kelulusan Orientasi Studi didasarkan pada kehadiran, penyelesaian tugas-tugas, dan evaluasi. 4. Bagi yang dinyatakan tidak lulus pada Program Orientasi Studi diwajibkan untuk mengulang program yang sama pada tahun berikutnya. 5. Program Matrikulasi adalah program non-sks yang merupakan pembekalan kemampuan kompetensi dasar kepada mahasiswa baru sesuai dengan jurusan masing-masing. 6. Kelulusan Program Matrikulasi didasarkan pada: a) Kehadiran pada setiap matakuliah minimum 80% dari total jam perkuliahan yang dijalankan. b) Penilaian (proses dan/atau evaluasi) sesuai standar nilai yang berlaku. 7. Bagi yang dinyatakan tidak lulus pada Program Matrikulasi diwajibkan untuk mengulang program yang sama pada tahun berikutnya. 8. Sertifikat Orientasi Studi dan Matrikulasi menjadi syarat kelengkapan yudisium. 5

10 Pasal 21 Beban dan Waktu Studi 1. Program Diploma III mempunyai beban studi paling sedikit 108 (seratus delapan) SKS. 2. Program Diploma IV mempunyai beban studi paling sedikit 144 (seratus empat puluh empat) SKS. 3. Waktu studi program Diploma III paling lama 5 Tahun dan program Diploma IV paling lama 7 Tahun. 4. Satu semester terdiri dari minimal 16 (enam belas) minggu termasuk kegiatan evaluasi. BAB III PENDAFTARAN MAHASISWA Pasal 22 Biaya Pendidikan 1. Setiap Mahasiswa diwajibkan membayar biaya penyelenggaraan pendidikan yang terdiri dari: a. Biaya administrasi pendaftaran bagi mahasiswa baru. b. Sumbangan Pengembangan Institusi. c. Biaya Matrikulasi dan Orientasi Studi d. Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) untuk kegiatan perkuliahan dan kemahasiswaan. e. Biaya wisuda. 2. Biaya-biaya lain yang dapat dikenakan kepada mahasiswa sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, seperti: a. Biaya praktikum susulan b. Biaya ujian susulan c. Biaya CO Pasal 23 Ketentuan Daftar Ulang Mahasiswa 1. Mahasiswa wajib melakukan proses daftar ulang pada setiap semester sesuai jadwal yang telah ditetapkan pada kalender akademik dan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Membayar Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) dan biaya lainnya yang telah ditetapkan. b. Mengembalikan semua pinjaman (buku, alat laboratorium dan hal lainnya). c. Menyelesaikan seluruh jam kompensasi baik akademik maupun kedisplinan. d. Hal-hal lain yang akan diumumkan dikemudian hari. 2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan proses daftar ulang dikenakan sanksi berupa a. Denda b. Kompensasi Indisipliner c. Jika keterlambatan melebihi 2 minggu setelah semester dimulai, secara otomatis status mahasiswa yang bersangkutan adalah Cuti. 3. Mahasiswa yang tidak melakukan proses daftar ulang pada 2 semester secara berturut-turut, secara otomatis dinyatakan mengundurkan diri/ drop out. BAB IV KEGIATAN KURIKULER Pasal 24 Kegiatan Akademik 1. Semua Kegiatan akademik didasarkan pada Kalender Akademik yang dikeluarkan oleh Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. 2. Kegiatan akademik dapat dilakukan dalam bentuk Perkuliahan, Tutorial, Latihan, Diskusi, Praktikum, Kuliah Lapangan, Ujian Semester, Kerja Praktek/ Magang, Sidang/Seminar Proposal/Hasil Proyek Akhir, Sidang Proyek Akhir dan Kegiatan kurikuler yang lain. 3. Bentuk kegiatan tersebut pada ayat (2) merupakan satu kesatuan dalam proses belajar mengajar. 6

11 Pasal 25 Kuliah, Praktikum, Tutorial, dan Kerja Praktik 1. Kuliah adalah salah satu kegiatan akademik yang dilaksanakan dalam bentuk tatap muka dan terjadwal secara terintegrasi dalam kegiatan semester. 2. Praktikum adalah salah satu kegiatan akademik yang dilaksanakan dalam bentuk demo dan/atau percobaan di Laboratorium sesuai dengan jadwal yang terintegrasi dalam kegiatan semester. 3. Tutorial adalah salah satu kegiatan akademik yang dilaksanakan dalam hal yang khusus dalam kegiatan semester. 4. Kerja Praktik adalah salah satu kegiatan akademik yang dilaksanakan pada suatu instansi selama satu semester atau 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) bulan. 5. Kerja Praktik dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Untuk mahasiswa Program Diploma III dilakukan setelah semester 4. b. Untuk mahasiswa Program Diploma IV dilakukan setelah semester 5. Pasal 26 Kategori Mata Kuliah 1. Seluruh Mata Kuliah dalam kurikulum wajib ditempuh selama masa pendidikan di PCR 2. Menurut pelaksanaannya Mata Kuliah dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu: (1) Mata Kuliah Teori (MKT) (2) Mata Kuliah Praktik/ Praktikum (MKP) 3. Menurut tingkatannya, Mata Kuliah dikategorikan menjadi 3, yaitu (1) Mata Kuliah Wajib Umum (WU) (2) Mata Kuliah Wajib Khusus (WK) (3) Mata Kuliah Tingkat Program Studi 4. Penjabaran tentang Mata Kuliah dijelaskan di dalam Panduan Penyusunan Kurikulum PCR Pasal 27 Penyelenggaraan Perkuliahan 1. Suatu perkuliahan dapat dilaksanakan bila termaktub dalam jadwal kuliah resmi kegiatan semester, sesuai dengan Kalender Akademik yang berlaku. 2. Penyelenggaraan perkuliahan dapat dipandu oleh seorang dosen atau lebih, sesuai dengan bidang dan tugasnya. 3. Kegiatan Perkuliahan dapat dilaksanakan di ruang kelas, teater, laboratorium, tempat lain sesuai topik perkuliahan atau dilakukan secara daring. 4. Perkuliahan dilakukan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Perkuliahan secara otomatis ditiadakan jika dosen dan/atau laboran tidak hadir tanpa keterangan setelah 10 menit dari jadwal yang ditentukan. 5. Perubahan jadwal perkuliahan dapat dilakukan dengan mekanisme: a. Dosen wajib menginformasikan kepada mahasiswa jika ada perubahan jadwal (hari dan atau waktu) kuliah (teori maupun praktik), dan informasi tersebut harus sampai dan diketahui mahasiswa. b. Perubahan jadwal (hari dan/atau waktu) yang sifatnya tetap (lebih dari 4 pertemuan) wajib mendapat persetujuan dari Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswan. 6. Mekanisme perkuliahan secara daring diatur dalam peraturan tersendiri. 7. Syarat dan ketentuan pelaksanaan perkuliahan MKP: a. Dilakukan di laboratorium atau ditempat lain yang ditentukan. b. Dapat dilakukan secara perorangan/ kelompok Pasal 28 Kerusakan dan Kehilangan 1. Setiap mahasiswa secara perorangan dan/atau kelompok bertanggung jawab terhadap bahan dan peralatan yang dipercayakan kepadanya. 7

12 2. Kerusakan atau hilangnya peralatan oleh mahasiswa menjadi tanggung jawab penuh mahasiswa tersebut. 3. Sanksi atas kesalahan ini dapat diterapkan dalam bentuk seringan-ringannya penggantian peralatan yang rusak/hilang, seberat-beratnya dicabut status kemahasiswaannya secara permanen. BAB V TATA TERTIB Pasal 29 Persyaratan Umum 1. PCR mengharuskan mahasiswanya memiliki disiplin yang tinggi, yaitu: a. Hadir dalam kegiatan belajar mengajar secara teratur dan tepat waktu. b. Bertingkah laku baik dan sopan. c. Memelihara kebersihan dan ketertiban kelas, laboratorium, dan lingkungan kampus. d. Mematuhi peraturan keselamatan kerja untuk pencegahan terjadinya kecelakaan. e. Bertanggung jawab dalam menjaga barang-barang di lingkungan kampus. f. Dilarang merokok dalam lingkungan kampus. g. Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku di lingkungan kampus. h. Menjaga ketenangan di lingkungan kampus. i. Berpakaian dan berpenampilan sopan, rapi dan wajar. 2. Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut di atas akan dikenakan sanksi setinggi-tingginya dicabut status kemahasiswaannya secara permanen. Pasal 30 Tidak Hadir dengan Izin 1. Mahasiswa diizinkan untuk tidak hadir pada perkuliahan dengan alasan sebagai berikut: a. Keperluan penting yang amat mendesak sehubungan dengan kegiatan PCR. b. Sakit c. Mendapat kecelakaan d. Orang tua mahasiswa meninggal (izin maksimum 3 hari). e. Saudara kandung meninggal (izin maksimum 3 hari). f. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal (izin maksimum 1 hari). g. Pernikahan saudara kandung (izin maksimum 2 hari) h. Hal lain sesuai pertimbangan Ketua Program Studi 2. Izin tidak hadir karena sakit atau kecelakaan harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter resmi. Sedangkan izin tidak hadir karena kegiatan PCR harus dibuktikan dengan surat tugas/surat izin dari penanggung jawab kegiatan. 3. Untuk ketidakhadiran karena alasan pada ayat 1 point(d) hingga (h), mahasiswa harus melakukan proses permohonan izin kepada Ketua Program Studi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 4. Surat keterangan, surat izin, atau surat sakit harus diserahkan ke BAAK paling lambat 3 hari setelah masuk perkuliahan. Pasal 31 Tidak Hadir Tanpa Izin 1. Mahasiswa yang memiliki jumlah kumulatif ketidakhadiran tanpa izin mencapai 20 jam akan mendapat Peringatan Lisan dari Dosen Wali. 2. Mahasiswa yang memiliki jumlah kumulatif ketidakhadiran tanpa izin mencapai 35 jam akan mendapat Surat Peringatan 1 (SP1) yang dikeluarkan oleh Ketua Progam Studi. 3. Mahasiswa yang memiliki jumlah kumulatif ketidakhadiran tanpa izin mencapai 50 jam akan mendapat Surat Peringatan 2 (SP2) yang dikeluarkan oleh Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Dan orang tua mahasiswa yang bersangkutan wajib hadir di kampus PCR untuk bersama-sama mencegah agar jumlah ketidakhadiran terus bertambah. 4. Mahasiswa yang memiliki jumlah kumulatif ketidakhadiran kuliah tanpa izin melebihi 85 jam dalam satu semester akan otomatis dinyatakan gagal pada semester tersebut dan diberi sangsi turun tingkat. 8

13 Pasal 32 Kompensasi 1. Mahasiswa yang tidak mengikuti kuliah tanpa izin harus melakukan kegiatan lain yang bersifat mendidik sebagai kompensasi atas ketidakhadirannya tersebut. 2. Mahasiswa yang tidak hadir kuliah dengan izin sesuai pasal 30 ayat 1, tidak dikenakan jam kompensasi. Pasal 33 Praktikum dan Ujian Susulan 1. Mahasiswa yang tidak hadir pada suatu praktikum dengan/tanpa izin wajib melakukan praktikum susulan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Batas maksimum ketidakhadiran adalah 50% dari total pertemuan pada suatu semester. b. Mahasiswa yang ketidakhadiran pada suatu MKP melebihi 50% tidak memiliki hak untuk praktikum susulan dan juga tidak berhak untuk mengikuti CO. c. Untuk mahasiswa yang tidak hadir tanpa izin diwajibkan membayar biaya Praktikum Susulan penuh sesuai dengan besaran yang ditentukan. d. Untuk mahasiswa yang tidak hadir dengan izin sebagaimana tertera pasal 30 ayat 1 point (a) tidak dikenakan biaya Praktikum Susulan. e. Untuk mahasiswa yang tidak hadir dengan izin sebagaimana tertera pada pasal 30 ayat 1 point (b) sampai dengan (g), dikenakan biaya Praktikum Susulan sebesar 50% dari besaran yang ditentukan. f. Untuk mahasiswa yang tidak hadir dengan izin selain yang tertera pada Pasal 33 Ayat 1 poin d dan e, akan dikenakan biaya Praktikum Susulan 100%. 2. Mahasiswa yang tidak hadir pada suatu ujian dengan izin berhak melakukan ujian susulan dengan ketentuan: a. Untuk mahasiswa yang tidak hadir dengan izin sebagaimana tertera pasal 30 ayat 1 point (a) tidak dikenakan biaya. b. Untuk mahasiswa yang tidak hadir dengan izin sebagaimana tertera pada pasal 30 ayat 1 point (b) sampai dengan (h), dikenakan biaya penuh sesuai dengan besaran yang ditetapkan. 3. Detail pelaksanaan Praktikum dan Ujian Susulan diatur dalam aturan khusus mengenai aturan dan prosedur Praktikum dan Ujian Susulan. BAB VI EVALUASI Pasal 34 Evaluasi Proses Belajar Mengajar 1. Dosen pada setiap Mata Kuliah diwajibkan melakukan evaluasi proses belajar mengajar. 2. Bentuk-bentuk evaluasi diatur sesuai dengan kategori Mata Kuliah 3. Penilaian akhir suatu Mata Kuliah dinyatakan dalam bentuk angka dan huruf dengan skala sebagai berikut: Nilai Angka Nilai Huruf Bobot Kategori A 4 Istimewa AB 3.5 Amat Baik B 3 Baik BC 2.5 Cukup Baik C 2 Cukup < 50 F 0 Tidak lulus 4. Dosen pengampu diwajibkan memasukkan nilai suatu Mata Kuliah ke sistem informasi yang disediakan pada batas waktu yang ditetapkan. 9

14 5. Laporan hasil prestasi belajar setiap mahasiswa dalam satu semester disampaikan kepada mahasiswa, dosen wali dan orang-tua/wali mahasiswa yang bersangkutan dengan mengakses sistem informasi akademik, mahasiswa dan orangtua. 6. Permohonan permintaan Transkrip Akademik tercetak dapat diajukan ke BAAK. Pasal 35 Komponen dan Bobot Evaluasi Mata Kuliah Serta Syarat Pelaksanaan Evaluasi MKT 1. Yang berhak mengikuti proses evaluasi adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester dan tahun akademik pada saat ujian berlangsung. 2. Nilai Akhir Sementara (NAS) untuk MKT merupakan kumulatif dari hasil tiga komponen evaluasi, yaitu: Evaluasi Proses, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). 3. Evaluasi Proses adalah evaluasi yang waktunya tidak dijadwalkan dan dapat dilakukan dalam bentuk tugas, kuis, presentasi, sikap, dll. 4. UTS adalah evaluasi tengah semester yang dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. 5. UAS adalah evaluasi akhir semester yang dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. 6. UAS MKT dapat diselenggarakan apabila jumlah pertemuan yang telah dilaksanakan sekurang-kurangnya 90% dari pertemuan terjadwal dan telah memenuhi sasaran minimum di dalam RPS/RPP. 7. Mahasiswa berhak mengikuti UAS MKT apabila telah mengikuti perkuliahan minimal 80% dari total pertemuan yang terealisasi untuk Mata Kuliah yang diujikan. 8. Mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan MKT kurang dari 80% dan lebih dari 50% pertemuan terealisasi diberi kesempatan mengikuti Ujian Revisi (UR) sebanyak 1 kali. 9. Bobot untuk setiap komponen evaluasi MKT adalah sebagai berikut: a. Hasil UAS 35-45% b. Hasil UTS 25-35% c. Hasil Evaluasi Proses (latihan, tugas, pekerjaan rumah, presentasi, sikap dan lainnya) 20-40% Total seluruhnya 100 % 10. Mahasiswa yang memperoleh Nilai Akhir Sementara F pada MKT berhak mengikuti UR sebanyak satu kali dengan syarat telah mengikuti perkuliahan sekurang-kurangnya 50% dari total pertemuan yang terealisasi. 11. UR dilaksanakan oleh dosen pengampu dalam rentang waktu yang telah ditetapkan sesuai kalender akademik. UR bersifat menggantikan Nilai Akhir Sementara dan Nilai Akhir yang diberikan maksimum C. 12. Dalam keadaan khusus evaluasi perkuliahan tidak dapat dilakukan/diselesaikan oleh dosen pengampu tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka Pimpinan PCR berhak membuat keputusan pengganti hasil evaluasi perkuliahan. Pasal 36 Pelaksanaan Ujian MKT 1. Pelaksanaan Ujian Mata Kuliah Teori (MKT) berupa UTS dan UAS dilakukan terjadwal sesuai kalender akademik di bawah koordinasi Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. 2. UTS dan/atau UAS MKT dapat dilakukan di luar jadwal yang telah ditetapkan setelah mendapatkan persetujuan/izin dari Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. 3. Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti UTS, UAS, UR atau Ujian Susulan harus mentaati peraturan sebagai berikut: a. Datang di tempat tepat pada waktunya, tidak boleh diwakilkan dan harus mengisi daftar hadir serta menunjukkan Kartu Mahasiswa yang masih berlaku. b. Selama ujian berlangsung, peserta dilarang bercakap-cakap, mengganggu ketenangan ujian dan tidak boleh saling meminjamkan perlengkapan ujian. c. Selama ujian berlangsung, peserta dilarang menggunakan catatan/buku pelajaran dalam bentuk apapun tanpa izin. Peserta dilarang menerima/memberi catatan atau melihat/memperlihatkan pekerjaan ujian kepada sesama peserta ujian yang lain. d. Selama ujian berlangsung, peserta ujian tidak diperbolehkan keluar dari ruangan ujian tanpa seizin pengawas ujian. e. Selesai ujian, lembar jawaban diserahkan kepada pengawas ujian. f. Peserta yang datang terlambat lebih dari 30 menit tidak diperbolehkan mengikuti ujian. 10

15 4. Peserta yang melakukan pelanggaran ayat 3(b) tersebut dikenakan tindakan peringatan pertama dan kedua. Apabila setelah diperingatkan masih melakukan pelanggaran, maka yang bersangkutan dikeluarkan dari ruang ujian dan UTS/UAS/UR/ Ujian Susulan pada Mata Kuliah tersebut dibatalkan. 5. Peserta yang melanggar ayat 3(c) dikeluarkan dari ruang ujian seketika itu juga, dan dikenakan sanksi sebagai berikut: a. Dibatalkan hasil UTS mahasiswa yang bersangkutan pada Mata Kuliah tersebut, apabila kejadiannya pada pelaksanaan UTS. b. Dibatalkan hasil UTS dan UAS mahasiswa yang bersangkutan pada Mata Kuliah tersebut dan Mata Kuliah yang diujikan sebelumnyaapabila kejadiannya pada pelaksanaan UAS. c. Dibatalkan hasil UR mahasiswa yang bersangkutan pada Mata Kuliah tersebut apabila kejadiannya pada pelaksanaan UR. d. Dibatalkan hasil Ujian Susulan mahasiswa yang bersangkutan pada Mata Kuliah tersebut apabila kejadiannya pada pelaksanaan Ujian Susulan. e. Tindakan langsung terhadap pelanggaran/kecurangan yang dilakukan peserta UTS/UAS/UR/ Ujian Susulan seperti termuat dalam ayat 3(b) dan ayat 3(c) dilaksanakan oleh pengawas ujian. f. Pemberian sanksi pelanggaran/kecurangan seperti tersebut dalam ayat 3(b) dan ayat 3(c) dilakukan oleh Direktur setelah mendapat laporan tertulis dari pengawas ujian atau Panitia Pelaksana ujian. g. Peserta UTS/UAS/UR/ Ujian Susulan yang terbukti menggantikan orang lain dan/atau terbukti menyuruh orang lain menggantikan dirinya dan/atau melakukan kerjasama dengan Petugas (baik Tenaga Pendidik maupun Tenaga Kependidikan) dikenakan sanksi setinggi-tingginya dicabut status kemahasiswaannya secara permanen. h. Petugas (baik Tenaga Pendidik maupun Tenaga Kependidikan) yang terbukti melakukan kerja sama dengan peserta ujian dikenakan sanksi sesuai dengan aturan kepegawaian. Pasal 37 Evaluasi Mata Kuliah Praktikum (MKP) 1. Mahasiswa wajib mengikuti MKP 100% dari total pertemuan yang terealisasi. Jika kurang dari 100% maka nilai akhir sementara tidak dapat diberikan atau dianggap tidak lulus. 2. Nilai akhir sementara untuk MKP ditentukan oleh komponen penilaian seperti Evaluasi Proses dan atau Ujian Akhir Semester. 3. Evaluasi proses dapat dilakukan dengan cara penilaian langsung selama praktikum/praktik dan/atau dalam bentuk laporan. 4. Nilai UAS untuk MKP dapat diperoleh dari produk, tugas, dan/atau Ujian Praktikum. 5. Evaluasi MKP tidak dijadwalkan dan waktunya ditentukan oleh dosen pengampu. Dosen memiliki kewenangan untuk menentukan jenis dan waktu evaluasi sesuai dengan karakteristik praktikum yang dijalankan. 6. Mahasiswa yang memperoleh nilai akhir sementara F pada MKP berhak mengikuti Ujian Revisi (UR) sebanyak satu kali dengan syarat telah mengikuti praktikum 100% dari total pertemuan yang terealisasi. 7. Dalam keadaan khusus evaluasi perkuliahan tidak dapat dilakukan/diselesaikan oleh dosen pengampu tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka Pimpinan PCR berhak membuat keputusan pengganti hasil evaluasi perkuliahan. Pasal 38 Carry Over (CO) 1. Carry Over adalah perkuliahan yang dilaksanakan khusus untuk Mata Kuliah yang dinyatakan tidak lulus atau dengan nilai akhir F. 2. Seluruh Mata Kuliah selain Mata Kuliah yang disebutkan pada pasal 39 yang nilai akhirnya F diwajibkan untuk mengikuti Carry Over (CO). 3. Mahasiswa diizinkan mengikuti CO apabila pernah mengikuti Mata Kuliah tersebut dengan persentase kehadiran minimum 50% dari jumlah pertemuan yang terselenggara. 4. CO dan evaluasinya dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan dalam Kalender Akademik. 5. Bentuk pelaksanaan CO dapat berupa: tutorial, pemberian tugas, latihan, praktik, serta ujian. 6. Jumlah jam pertemuan tatap muka CO minimal 12 jam untuk MKT dan 18 jam untuk MKP. 7. Mahasiswa wajib mengikuti CO diakhir semester berjalan untuk Mata Kuliah yang tidak lulus dengan jumlah maksimum 6 Mata Kuliah. Jika jumlah Mata Kuliah tidak lulus > 6 maka sisanya dapat diambil pada semester berikutnya selama kelas CO Mata Kuliah tersebut dibuka. 11

16 8. Jika mahasiswa tidak mengambil CO sebagaimana yang diatur pada Pasal 38 Ayat 7, maka mahasiswa tersebut dinyatakan Gagal Semester. Ketentuan tentang Gagal Semester dijelaskan pada Pasal 40 Ayat Mahasiswa dapat mengambil CO mata kuliah selama kelas CO dibuka. 10. Mahasiswa dapat mengambil CO Mata Kuliah di luar paket semester berjalan selama kelas CO Mata Kuliah tersebut dibuka dengan syarat jumlah total SKS semester berjalan yang lulus dan SKS CO maksimal sebanyak 24 SKS. 11. Selama pelaksanaan CO dilakukan pengawasan dengan menggunakan presensi dan berita acara perkuliahan. 12. Nilai maksimum untuk Mata Kuliah yang diulang melalui CO adalah C. 13. Mahasiswa yang mengikuti proses CO dibebani biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PCR. 14. Mekanisme penentuan kelulusan CO diatur sebagai berikut: a. Dosen pengampu bertanggung jawab penuh dalam menentukan status kelulusan peserta pada Mata Kuliah CO yang diampunya. b. Program Studi berhak untuk melakukan verifikasi hasil CO jika dibutuhkan. Mekanisme verifikasi diatur dalam aturan tersendiri. c. Keputusan akhir hasil pelaksanaan CO ditetapkan pada Rapat Akademik. 15. Aturan detail mengenai pelaksanaan CO diatur melalui SK Direktur. Pasal 39 Perbaikan Nilai MKK 1. Mata Kuliah Khusus (MKK) adalah Mata Kuliah yang memiliki kekhususan tertentu sehingga proses perbaikan nilai tidak dilaksanakan dengan cara Carry Over (CO). 2. Perbaikan nilai MKK dilaksanakan dengan cara mengulang Mata Kuliah tersebut pada semester/tahun akademik berikutnya dimana Mata Kuliah tersebut diselenggarakan. 3. Nilai akhir maksimum untuk perbaikan MKK adalah A. 4. Yang termasuk dalam kategori MKK adalah: a. Agama b. Kapita Selekta c. Enabling Skill d. Kerja Praktik Pasal 40 Evaluasi Kenaikan Semester 1. Kemajuan belajar tiap semester untuk menyelesaikan beban studi diukur pada tiap akhir semester. 2. Mahasiswa dinyatakan Gagal Semester jika memiliki Mata Kuliah tidak lulus yang disebabkan karena jumlah kehadiran kurang dari 50%. 3. Mahasiswa Gagal Semester wajib mengulang seluruh Mata Kuliah pada semester yang sama di tahun akademik berikutnya dan tidak diperkenankan mengikuti semester berikutnya (dicutikan 1 semester). 4. Mahasiswa yang Gagal Semester sebanyak 2 (dua) kali tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan di PCR (Drop-out). 5. Mahasiswa dinyatakan Tidak Naik Tingkat (TNT) jika memiliki jumlah akumulasi Mata Kuliah tidak lulus mencapai 26 SKS. 6. Mahasiwa TNT diwajibkan mengulang seluruh Mata Kuliah yang tidak lulus dan harus dilaksanakan dalam dua semester berturut-turut. 7. Sistem perkuliahan pada semester TNT dilaksanakan dengan pola Carry-Over (CO) pada waktu semester reguler (bukan pada akhir semester), kecuali untuk MKK (Pasal 39). 8. Mahasiswa TNT wajib mendaftar ulang dengan proses dan biaya yang sama dengan semester reguler. 9. Mata Kuliah yang tidak lulus Jika < 26 SKS diulang setelah paket semester normal diselesaikan dengan pola yang sama seperti mahasiswa TNT. 10. Dalam kurun waktu hingga semester IV untuk D3 dan semester V untuk D4, mahasiswa hanya diperkenankan memperoleh status TNT sebanyak satu kali. Jika mahasiswa memperoleh status TNT lebih dari satu kali maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan melanjutkan pendidikan di PCR (Drop-out). 11. Jika hingga Semester Akhir terdapat Mata Kuliah yang tidak lulus dan jumlahnya kurang dari 26 SKS, maka Mata Kuliah tersebut dapat diulang melalui semester tambahan (Semester 7 untuk Program D3 dan Semester 9 12

17 untuk Program D4). Sistem perkuliahan pada semester tambahan dilaksanakan dengan pola yang sama seperti mahasiswa TNT. 12. Jumlah Mata Kuliah yang dapat diambil pada semester TNT maksimum sebanyak 16 SKS dengan maksimum 5 Mata Kuliah Praktikum (MKP). Pasal 41 Lulus Pendidikan 1. Seorang mahasiswa dinyatakan lulus dari PCR apabila telah memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Telah lulus semua Mata Kuliah. b. Telah lulus PCR English Proficiency Test (PEPT). c. Telah lulus kegiatan ekstrakurikuler. d. Telah lulus ISO e. Telah lulus Matrikulasi 2. Nilai minimum kelulusan PEPT adalah Nilai kegiatan ekstrakurikuler diatur dalam ketentuan tersendiri. 4. Kepada lulusan Diploma III dan Diploma IV PCR diberikan predikat lulusan sesuai dengan prestasi belajarnya yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). 5. IPK dihitung dengan rumus sebagai berikut : Dimana : IPK n i 1 n i 1 N.K N i = Nilai bobot hasil akhir evaluasi masing-masing Mata Kuliah yang telah ditempuh K i = Besar SKS masing-masing Mata Kuliah n = Jumlah Mata Kuliah selama masa studi 6. Predikat lulusan adalah : Predikat IPK Dengan Pujian (Cum Laude) 3,51 4,00 Sangat Memuaskan 3,01 3,50 Memuaskan 2,76 3,00 7. Predikat lulusan Dengan Pujian (Cum Laude) diberikan kepada lulusan yang menyelesaikan masa studinya tepat waktu (6 semester untuk Program D3 dan 8 semester untuk Program D4). i K i i BAB VII MENGHENTIKAN STUDI Pasal 42 Menghentikan Studi Sementara (Cuti) 1. Cuti mahasiswa dikategorikan atas 2 jenis, yaitu: a) Cuti karena status Gagal Semester, dan b) Cuti atas permohonan pribadi. 2. Cuti karena status Gagal Semester berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Tidak perlu mengajukan permohonan cuti. b. Cuti diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan maksimum untuk 1 semester. 3. Cuti atas permohonan pribadi berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Mengajukan permohonan kepada Direktur pada masa pendaftaran ulang dan paling lambat 2 (dua) minggu setelah semester dimulai. Permohonan harus disertai dengan dokumen-dokumen penunjang. b. Cuti diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan maksimum untuk 2 semester. 4. Lama masa cuti tidak diperhitungkan dalam menentukan lama studi. 13

18 5. Mahasiswa yang cuti wajib melakukan pendaftaran ulang cuti. 6. Mahasiswa yang bersangkutan dapat mendaftarkan kembali sebagai mahasiswa di PCR dengan menunjukkan surat izin cuti yang dikeluarkan oleh PCR. 7. Apabila setelah masa cuti berakhir mahasiswa tidak melakukan pendaftaran ulang pada batas waktu yang ditentukan, maka secara otomatis mahasiswa tersebut dinyatakan drop out (DO). BAB VIII KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Pasal 43 Ketentuan Umum Kegiatan Ekstra Kurikuler 1. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam kuliah bagi mahasiswa, meliputi kegiatan-kegiatan latihan kepemimpinan, kewirausahaan, manajemen, pengembangan bakat dan lain-lain. 2. Kegiatan ekstrakurikuler direncanakan dan dikelola oleh Bagian Kemahasiswaan dan/atau PCR. 3. Penggunaan fasilitas PCR untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler harus seizin pimpinan PCR yang diatur di dalam peraturan tersendiri. 4. Setiap kegiatan ekstrakurikuler diberikan penilaian dan dicatat dalam bentuk Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK) yang dijadikan sebagai salah satu syarat kelulusan seperti yang tercantum pada Pasal 41 yang diberlakukan efektif untuk mahasiswa mulai angkatan BAB IX SANKSI PELANGGARAN Pasal 44 Ketentuan Umum Sanksi 1. PCR melakukan tindakan atau memberi sanksi kepada mahasiswa, kelompok dan organisasi mahasiswa yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku. 2. Sanksi dijatuhkan berdasar pada jenis kesalahan/pelanggaran yang dilakukan. 3. Jenis sanksi berdasarkan urutan yang paling ringan sampai dengan paling berat : a. Sanksi administratif terdiri dari: 1) Teguran (lisan), 2) Peringatan (tertulis), 3) Pencabutan fasilitas, 4) Ganti rugi. b. Sanksi akademik dan kedisplinan terdiri dari: 1) Peringatan, 2) Peringatan keras, 3) Tidak diizinkan mengikuti kegiatan akademik tertentu, 4) Pengurangan nilai, 5) Kompensasi 6) Pembatalan nilai dan/atau dinyatakan tidak lulus, 7) Tidak diizinkan mengikuti kegiatan akademik selama waktu tertentu, 8) Pencabutan status kemahasiswaan secara permanen. 4. Surat Peringatan (SP) tertulis, terdiri dari: a. SP 1, sanksi berupa peringatan keras pada pelanggaran yang bersifat mengganggu operasional dan/atau ketertiban umum. b. SP 2, sanksi lanjutan bagi pelanggar yang sebelumnya sudah tercatat mendapatkan SP1 c. SP 3, sanksi lanjutan bagi pelanggar yang sebelumnya sudah tercatat mendapatkan SP2. Sanksi ini adalah peringatan terakhir sebelum dijatuhkan sanksi terberat yaitu Pencabutan Status Kemahasiswaan Secara Permanen (Drop Out). 5. Aturan detail mengenai sanksi indisipliner tertuang dalam Panduan Kedisiplinan Mahasiswa. 14

19 Pasal 45 Pencabutan Status Kemahasiswaan Jenis pelanggaran yang dapat dikenai sanksi setinggi-tinginya berupa pencabutan status kemahasiswaan secara permanen adalah bila terbukti: 1. Merokok di kawasan PCR; 2. Melakukan pemalsuan; 3. Melakukan pelanggaran lain berupa: a. Memaksa, menakut-nakuti, mengancam, dan/atau mengintimidasi, b. Melawan atau menghalang-halangi pegawai PCR yang sedang menjalankan tugas, c. Mengganggu secara langsung jalannya kegiatan PCR, d. Menghasut atau mengadu domba, e. Merusak nama baik PCR secara sengaja, f. Berkelahi di dalam kampus, g. Melakukan pencurian, h. Merusak barang/perlengkapan/gedung milik PCR, i. Melakukan pembunuhan, j. Menggunakan/mengedarkan narkotika, minuman keras dan/atau sejenisnya, k. Melakukan tindakan secara sengaja yang mengakibatkan kerugian/penderitaan/kecelakaan orang lain, l. Membawa, menyimpan atau menggunakan senjata atau bahan peledak, m. Melakukan tindakan asusila, n. Melakukan perjudian, o. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di PCR secara sistematis, p. Melakukan pelanggaran terhadap hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Pasal 46 Kewenangan Memberi Sanksi 1. Pemeriksaan terhadap mahasiswa atau organisasi mahasiswa yang melakukan tindakan/perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku di PCR dilaksanakan oleh Tim khusus yang berwenang. 2. Pelanggaran dalam kegiatan akademik oleh mahasiswa dan diketahui secara langsung oleh dosen yang bertanggung jawab saat itu, maka mahasiswa tersebut dapat dikenai sanksi secara langsung oleh dosen yang bersangkutan. 3. Sanksi ditetapkan dengan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan tingkat pelanggarannya. 4. Setiap Dosen dan Tenaga Kependidikan berwenang menindak setiap pelanggaran yang dilakukan mahasiswa dengan cara memberi peringatan, mencatat dan selanjutnya melaporkan pelanggaran mahasiswa ke Tim Khusus. Tim khusus yang akan menentukan sangsi yang diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan. BAB X PERPINDAHAN MAHASISWA (TRANSFER) Pasal 47 Perpindahan Internal Antar Program Studi Perpindahan antar Program Studi di lingkungan PCR dapat dilaksanakan dengan ketentuan: 1. Mahasiswa mendapatkan persetujuan dari Program Studi yang ditinggalkan dan Program Studi yang dituju, dengan mempertimbangkan: a. Daya tampung b. Prestasi akademik 2. Mahasiswa pindahan mengulang perkuliahan mulai semester satu Program Studi yang dituju. 3. Perpindahan antar Program Studi hanya dapat dilakukan maksimal satu kali selama di PCR 15

20 Pasal 48 Perpindahan dari Perguruan Tinggi Lain PCR dapat menerima mahasiswa pindahan (transfer) dari perguruan tinggi lain dengan ketentuan: 1. Program studi asal memiliki kesamaan dengan prodi yang dituju di PCR. 2. Daya tampung prodi yang dituju masih tersedia. 3. Penempatan kelas/semester dilakukan melalui proses assesment dari tim prodi yang dituju dengan melihat kesesuaian Mata Kuliah yang sudah di ambil di PT asal. 4. Program persiapan dapat dilakukan untuk memenuhi standar kompetensi minimimal calon mahasiswa untuk dtempatkan pada kelas/semester tertentu. 5. Mekanisme program persiapan dikelola oleh program studi yang dituju 6. Biaya program persiapan dibebankan kepada calon mahasiswa, dengan besaran yang ditetapkan oleh Pimpinan PCR. BAB XI PENUTUP Pasal 49 Ketentuan Pemberlakuan Peraturan akademik ini berlaku untuk semua civitas akademika PCR. Pasal 50 Hal-Hal Lain Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Akademik ini akan diatur dalam ketentuan tersendiri. Ditetapkan di Pekanbaru Pada tanggal 18 Juli 2017 Direktur, Dr. Hendriko, S.T., M.Eng. 16

21 PANDUAN KEMAHASISWAAN POLITEKNIK CALTEX RIAU (KUMPULAN PERATURAN KEMAHASISWAAN di PCR) Oleh BAGIAN KEMAHASISWAAN Panduan ini berisikan kumpulan peraturan kemahasiswaan di Politeknik Caltex Riau yang menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan kemahasiswaan termasuk di dalamnya mengenai Transkrip Aktifitas Kemahasiswaan PCR.

22 Lob DIREKTUR POLITEKNIK CALTEX RIAU Nomor : 0161/MHS/PCR/2014 Tentang PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN DAN ORGANISASI KEMAHASISWMN POLITEKNIK CALTEX RIAU Menimbang : a. b. Bahwa untuk memperlancar kegiatan kemahasiswaan di Politeknik Caltex Riau, perlu adanya Panduan Kegiatan Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan' Sehubungan dengan butir (a) tersebut di atas perlu diterbitkan Surat Keputusan Direktur Politeknik Caltex Riau. Mengingat : Undang-undang Republik lndonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan PemerintahNo' 77 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Keputusan Menteri Pendldikan dan Kebudayaan Republik lndonesia Nomor 155/U/1988 tentang Pedoman Umum Organisasi Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama Kedua Menetapkan Panduan Kegiatan Kemahasiswaan dan organisasi Kemahasiswaan Politeknik Caltex Riau sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini' Surat Keputusan ini berlaku mulai tahun akademik 2}t4l20t5 dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Pekanbaru Pada tanggal 22 Agustus 2014 Direktur, T, M.Eng. Salinan ini disampaikan kepada Yth : 1. Koordinator KoPertis wilayah X 2. Para Asisten Direktur di PCR 3. Para Ketua Program Studi di Lingkungan PCR 4. Ketua BAAK PCR 5. Pertinggal r3 Kamous: Politeknik Caltex Riau' Jl' Umbansari ' No'-1-Rumbai-Pekanbaru Ptlont' OZOf-S1939' Fax:0761' Website : id Riau

23 LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKN!K CALTEX RIAU Nomor : 0161/MHSlPCRl2074 Tanggal : 22 Agustus2Ot4 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan Direktur ini yang dimaksud dengan: 1. Politeknik adalah Politeknik Caltex Riau Pekanbaru 2. Jurusan adalah Jurusan di Politeknik Caltex Riau 3. Program Studi adalah Program Studi di Politeknik Caltex Riau. 4. Direktur adalah Direktur Politeknik Caltex Riau. 5. Ketua Jurusan adalah Ketua Jurusan di Politeknik Caltex Riau. 6. Ketua Program Studi adalah Ketua Program Studi di Politeknik Caltex Riau. 7. Organisasi Kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecerdasan serta integritas kepribadian mahasiswa untuk mencapai tujuan Politeknik Caltex Riau yakni diakui menjadi Politeknik unggul yang dapat bersaing secara global. 8. BEM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa di lingkungan Politeknik Caltex Riau. 9. BLM adalah Badan Legislatif Mahasiswa di lingkungan Politeknik Caltex Riau. 10. HIMA adalah Himpunan Mahasiswa Program Studi di lingkungan Politeknik Caltex Riau, 11. UKM adalah Unit Kegiatan Mahasiswa di Politeknik Caltex Riau. 12. TAK adalah Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan BAB II KEDUDUKAN DAN FUNGSI Pasal 2 1. Kedudukan organisasi kemahasiswaan merupakan kesatuan non struktural di Politeknik Caltex Riau. 2. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti kegitan kemahasiwaan selama mengikuti pendidikan di Politeknik Caltex Riau 3. Setiap kegiatan kemahasiswaan yang diikuti akandicatat pada TAK. 4. Teknis pencatatan TAK diatur dalam ketentuan tersendiri. Pasal 3 Organisasi kemahasiswaan mempunyai fungsisebagai sarana dan media: 1. Perwakilan mahasiswa untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garisgaris besar program dan kegiatan kemahasiswaan; 2. Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan; 3. Pengembangan potensi diri dan talenta mahasiswa sebagai insan berpendidikan, calon pemimpin dan intelektualyang berguna di masa depan; 4. Komunikasi antar mahasiswa; 5. Pengembangan kemampuan berorganisasi, manajemen dan kepemimpinan mahasiswa; 6. Memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-norma agama, etika, moral akademis, dan wawasan kebangsaan. l4

24 BAB III BENTU K ORGANISASI KEMAHASISWMN Pasal 4 organisasi kemahasiswaan dibentuk pada tingkat Politeknik dan program studi. Pasal 5 Organisasi kemahasiswaan tingkat Politeknik adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM),Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) dan Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM). Pasa! 6 Organisasi kemahasiswaan tingkat Program Studiadalah Himpunan Mahasiswa Program Studi (HIMA). Pasal 7 Pemilihan dan pengisian keanggotaan organisasi kemahasiwaan di lingkungan Politeknik dilakukan melalui pemilihan dengan tata cara dan mekanisme yang ditetapkan oleh mahasiswa Politeknik Caltex Riau. BAB IV KEPENGURUSAN, KEANGGOTMN, MASA BAKTI DAN PERTANGGUNG JAWABAN Pasal 8 L. Pengurus organisasi kemahasiswaan pada masing-masing tingkat sekurang-kurangnya terdiri dari ketua umum, sekretaris dan bendahara. 2. Pengurus ditetapkan melalui pemilihan yang tatacara dan mekanismenya ditetapkan oleh mahasiswa Politeknik Caltex Riau. 3. Ketua organisasi adalah mahasiswa yang terdaftar aktif di semester 3 untuk D-3, dan semester 3-5 untuk D-4. Pasal 9 1. Keanggotaan organisasi kemahasiswaan pada masing-masing tingkat adalah seluruh mahasiswa yang terdaftar dan masih aktif dalam kegiatan akademik. 2. Untuk pengurus diwajibkan memiliki sertifikat Latihan Dasar Organisasi. 3. Seluruh mahasiswa di tingkat Program Studi wajib terdaftar ke dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HrMA). 4. Mahasiswa diperbolehkan mengikuti maksimal 3 (tiga) organisasi kemahasiswaan. Pasal 10 5, Pembentukan dan pembubaran organisasi kemahasiswaan di lingkungan Politeknik Caltex Riau merupakan kewenangan penuhdirektur. 6. Kepengurusan organisasi kemahasiswaan di lingkungan Politeknik Caltex Riau dikukuhkan dengan Surat Keputusan Direktur. Pasal 11 Masa bakti pengurus organisasi kemahasiswaan maksimal 1 tahun dan khusus untuk Ketua Umum tidak dapat dipilih kembali. Pasal Organisasi kemahasiswaan tingkat Politeknik bertanggung jawab secara administratif kepada Kepala Bagian Kemahasiswaan dibawah arahan Direktur atau Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. 2. Organisasi kemahasiswaan tingkat program studi bertanggung jawab secara administratif kepada PembantuDirektur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dan/atau Ketua Program Studi. 15

25 3. Pembina Organisasi Kemahasiswaan tingkat Politeknik adalah Kepala Bagian Kemahasiswaan. 4. Pembina Organisasi Kemahasiswaan tingkat Program Studidan Unit Kegiatan Kemahasiswaan (UKM) adalah staf akademik PCR yang ditunjuk oleh Direktur setiap tahun akademik melalui SK Pembina Organisasi Kemahasiswaan berdasarkan usulan dari Kepala Bagian Kemahasiswaan dengan memperhatikan pertimbangan Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. BAB V HUBUNGAN KELEMBAGMN Pasal 13 Hubungan antar organisasi kemahasiswaan di masing-masing tingkat ditentukan melalui mekanisme yang ditentukan oleh mahasiswa Politeknik Caltex Riau. BAB V! PEMBIAYMN Pasal 14 Pembiayaan untuk kegiatan organisasi kemahasiswaan di Politeknik Caltex Riau dibebankan pada anggaran Politeknik Caltex Riau yang telah disetujui oleh Yayasan Politeknik Chevron Riau dan/atau sumber lain yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pengajuan rencana kerja dan anggaran tahunan dilakukan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan sesuai syarat dan aturan yang berlaku di Politeknik Caltex Riau. Penggunaan dana dalam kegiatan kemahasiswaan harus dapat dipertanggung jawabkan a kuntabilitasnya. Penggunaan dana kegiatan kemahasiswaan harus dilaporkan kepada Politeknik Caltex Riau sesuai aturan pelaporan keuangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PERAL!HAN L. 2. Pasal 15 Organisasi kemahasiswaan lntra Politeknik Caltex Riau, yang ada pada saat ditetapkannya keputusan ini dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan agar menyesuaikan dengan keputusan ini. Dalam hal kepengurusan organisasi lntra Politeknik Caltex Riau yang sudah habis masa baktinya pada saat ditetapkannya keputusan ini, dapat ditunjuk sebagai pejabat sementara untuk menyesuaikan dengan keputusan ini. BAB VIII PENUTUP Pasal 16 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Kegiatan Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan ini akan diatur dalam ketentuan tersendiri. Ditetapkan di Pekanbaru Pada tanggal 22 Agustus 2014 Direktur, 16 ( Dr' ko, S.T, M.Eng.

26 Callex friau I(EPUTUSAN DIREKTI.]R POLITEKNIK CALTEX RIAU Nomor : 0246/IVIHS IP CR,I 2014 Tentang ATURAN PEMBINAAN KEGIATAI\ KEMAHASISWAAN POLITEKNIK CALTEX RIAU Menimbang Mengingat Menetapkan Pertama Kedua Bahwa untuk memperlancar kegiatan kemahasiswaan di Politeknik Caltex Riau, perlu adanya aturan tambahan mengenai Aturan Pembinaan Kegiatan Kemahasiswaan sebagai tambahan Panduan Kegiatan Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan. b. Sehubungan dengan butir (a) tersebut di atas perlu diterbitkan Surat Keputusan Direktur Politeknik Caltex Riau. l. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan PemerintahNo. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 3 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik lndonesia Nomor 155ru/1988 tentang Pedoman Umum Organisasi Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi 4 Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik tndonesia No. 1259lE.E3lDTl20l3 tentang Pembinaan Kegiatan Kemahasiswaan 5 Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik lndonesia No. 25lDIKTUKepl2}l4 Tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru MEMUTUSKAN Menambahkan aturan pendukung untuk melengkapi Panduan Kegiatan Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Caltex Riau sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini. Surat Keputusan ini berlaku mulai tahun akademik dengan ketentuan apabila di kemudian hari temyata terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. 20r4 Salinan ini disampaikan kepada Yth : 1. Para Pernbantu Direktur di PCR 2. Para Ketua Program Studi di Lingkungan PCR 3. Kepala Bagian Kemahasiswaan PCR 4. Kepala BAAK PCR 5. Kepala Bagian Rumah Tangga 6. Kepala Bagian Keuangan 7. Pembina Unit Kegiatan Kemahasiswaan PCR 8. Pertinggal Kampus: Politeknik Caltex Riau, Jl. Umbansari No. 1 Rumbai-Pekanbaru Riau ' Phone: , Fax:0761' Website :

27 Lampiran SK Direktur Politeknik Caltex Riau Nomor : 0246l}lIHSlPCP.J20l4 Tanggal: 1 Desember 2014 ATURAN PEMBINAAN KEGIATAI\ KEMAHASISWAAN PASAL I PENTELENGGAILA\T{{ KEGIATAN KEMAHASISWAAN J Kegiatan kemahasiswaan Politeknik Caltex Riau adalah kegiatan yang dicetuskan, direncanakan, dan dilaksanakan oleh himpunan mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa di Politeknik Caltex Riau. Rencana penyelenggaraan kegiatan tahunan haruslah diajukan I (satu) tahun sebelum penyelenggaraan kegiatan tersebut sekaligus dengan usulan pendanaarurya kepada Kepala Bagian Kemahasiswaan, setelah terlebih dahulu mendapat pandangan dari BEM PCR dan disetujui oleh Pembina UKM. Seluruh usulan kegiatan mahasiswa akan dievaluasi dan diputuskan oleh Pimpinan Politeknik Caltex Riau melalui rapat anggaran tahunan. Kepala Bagian Kemahasiswaan setiap tahunnya akan membuat Kalender Kemahasiswaan yang menjadi acuan utama pelaksanaan setiap kegiatan kemahasiswaan di PCR. Panitia penyelenggara kegiatan kemahasiswaan PCR haruslah berasal dari mahasiswa aktif PCR yang tergabung atau mengajukan diri bergabung dalam unit kegiatan dan kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan. Pengajuan proposal pelaksanaan kegiatan haruslah dilakukan minimal 1 ( satu ) bulan sebelum penyelenggaraan kegiatan. Penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan diperbolehkan untuk mencari sponsor dari pihak-pihak eksternal yang memiliki nilai-nilai selaras dengan nilai-nilai yang dianut Politeknik Caltex Riau. Proposal sponsorship harus disetujui oleh Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Seluruh dana yang diperoleh dari sponsor harus dilaporkan dan penggunaannya harus dapat dipertanggungj awabkan. Persetujuan pendanaan kegiatan kemahasiswaan dilakukan oleh Kepala Bagian Kemahasiswaan PCR mengacu kepada pasal 14 Panduan Kegiatan Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Caltex Riau. Setlap mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan kemahasiswaan yang dibiayai oleh pcr diberikan sertifikat keikutsertaan dengan nomer sertifikat yang dikeluarkan oleh BAAK. Format sertifikat dapat mengikuti format standar yang dikeluarkan BAAK, atau panitia kegiatan mendisain iendiri tetapi tetap dengan tanda tangan pejabat kemahasiswaan yang beiwenang. Sertifikat diberi cap PCR dan nomer sertifftat asli yang dikeluarkan BAAK' PASAL II PERIJINAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN J. 4. Kemahasiswaan. Mahasiswa menggunak fangga fc aksanakan setelah memperoleh :;,ffij[:x:,,h::i-"j;l Tangga PCR. K;gfi", kemahasiswaan di dalam lingkungan kampus PCR hanya dapat berlangsung hingga Kegiat proses ha in te yang diselenggarakan di luar kampus PCR tetap harus melalui u a.igut kegiatan yang diselenggarakan di dalam kampus'

28 Kegiatan luar kampus dengan memobilisasi mahasiswa dalam jumlah yang besar (seperti mahasiswa baru atau anggota UKM baru) dilarang. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan ini akan diberi sanksi. Usulan kegiatan HIMA atau UKM yang diselenggarakan di luar kampus hanya akan disetujui jika terdapat staf PCR yang mendampingi kegiatan tersebut. Untuk mahasiswa yang memiliki kompetensi tertentu ( seperti atlit olahraga, peserta lomba MTQ, dsb) dapat mengajukan permohonan ijin untuk mengikuti pemusatan latihan dan meminta dispensasi tidak mengikuti perkuliahan kepada Ketua Program Studi. Ketua Program Studi akan memutuskan permohonan tersebut setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Mahasiswa dengan kompetensi khusus yang memerlukan ijin untuk pemusatan latihan ini tetap harus menyelesaikan pendidikan dan mengikuti praktikum dan ujian susulan sesuai dengan ketentuan Pasal 18 tentang Praktikum dan Ujian Susulan Peraturan Akademik Politeknik Caltex Riau. Mahasiswa dengan kompetensi khusus yang diutus mewakili PCR dalam berbagai kegiatan (lomba, promosi, delegasi, dsb) diberikan ijin untuk tidak mengikuti perkuliahan dengan mengisi form ijin meninggalkan perkuliahan dan disahkan melalui tanda tangan Ketua Program Studi yang bersangkutan dan Pejabat PCR yang terkait dengan kegiatan yang diikuli. Untuk kegiatan tersebut BAAK akan mengeluarkan Surat Tugas kepada mahasiswa yang ditanda tangani oleh Pembantu Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. PASAL III PEMBINAAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN 1. Kegiatan pembinaan kemahasiswaan haruslah menaati dan menjunjung tinggi azas moral, keselamatan, etika yang baik, nilai-nilai kemanusiaan yang berlaku universal dan menumbuhkembangkan rasa cinta berbangsa, bernegara, cinta tanah air, lingkungan dan masyarakat. 2. Organisasi Kemahasiswaan dan Unit Kegiatan Mahasiswa menyelenggarakan kegiatan sebagai wujud pembinaan positif dan meningkatkan kemampuan softskill mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut. 3. Tata cara untuk kegiatan pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru mengacu kepada surat Kemdikbud no.25ldiktvkep tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru 4. Rincian kegiatan Information Study Orientation ( ISO) bagi calon mahasiswa baru harus mengacu kepada ketentuan pada pasal III ayat 2 dan3. PASAL IV PEMBENTUKAN LINIT KEGIATAN KEMAHASISWAAN l Dengan pertimbangan adanya kesamaan ide demi pengembangan wawasan dan peningkatan kecerdasan serta integritas, mahasiswa PCR dapat melakukan aktifitas kemahasiswaan yang positif dengan membentuk sebuah unit kegiatan kemahasiswaan. Unit kegiatan kemahasiswaan yang direncanakan tetapi belum diresmikan melalui SK Direktur PCR disebut sebagai komunitas kegiatan mahasiswa dan berada dibawah naungan serta binaan BEM PCR. BEM PCR berwenang membina komunitas kegiatan mahasiswa dan memberi rekomendasi serta pertimbangan kepada Kepala Bagian Kemahasiswaan terhadap status pengembangan lanj utan dari komunitas tersebut. Kepala Bagian Kemahasiswaan berhak merencanakan dan merekomendasikan untuk membentuk, menggabung, memecah dan menutup unit kegiatan kemahasiswaan berdasarkan evaluasi mandiri dan rekomendasi dari BEM dan BLM PCR.

29 5. Proses pembentukan Unit Kegiatan Kemahasiswaan mengacu kepada pasal l0 ayat I dan 2 Pedoman Kegiatan Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Caltex Riau. PASAL V SANKS I PELANGGARAN PERIJINAN KEGIATAN KEMAHAS I SWAAN l. 3. Segala akibat negatif dari kelalaian panitia dalam melaksanakan dan mengimplementasikan isi panduan Pasal III ayat 2 menjadi tanggung jawab Pembina HIMA atau UKM, Ketua HIMA atau UKM dan Ketua Panitia kegiatan HIMA atau UKM. Sanksi akan dijatuhkan kepada Ketua HIMA atau UKM dan ketua panitia kegiatan terkait pelanggaran dan atau kelalaian yang dilakukan dalam perijinan dan penyelenggaraan kegiatan. Sanksi yang diberikan tergantung dari tingkat kesalahan yang dilakukan dan dampak yang muncul. Bentuk sanksi yang diberikan dimulai dari teguran lisan, teguran tertulis, skorsing, sampai dengan pencabutan status mahasiswa yang disahkan melalui SK Direktur. Sanksi dari bentuk pelanggaran lainnya yang terjadi dalam kegiatan kemahasiswaan akan dikenakan sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku. PASAL VI EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN Evaluasi dilakukan untuk melihat ketercapaian tujuan penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan dengan bentuk pembuatan laporan pertanggung jawaban kegiatan oleh panitia penyelenggara kegiatan. Laporan pertanggung jawaban kegiatan harus sudah diserahkan kepada Kepala Bagian Kemahasiswaan maksimal 1 bulan setelah tanggal penyelenggaraan kegiatan dengan terlebih dahulu disetujui oleh Pembina HIMA atau UKM. Kegiatan kemahasiswaan yang telah direncanakan tetapi tidak terlaksana pada tahun anggaran be{alanakan dievaluasi kelanjutan pendanaannya pada perencanaan anggaran kemahasiswaan tahun berikutnya. Hasil evaluasi terhadap kegiatan kemahasiswaan dapat berujung kepada penutupan unit kegiatan kemahasiswaan jika dalam waktu I tahun tidak ada aktifitas yang dilakukan. Proses pembekuan I-IKM sesuai dengan pasal l0 ayat I dan 2 pada Pedoman Kegiatan Kemahasiswaan dan Organisasi Kemahasiswaan Politeknik Caltex Riau. Ditetapkan di Pekanbaru Pada tanggal I Desember 2014 S.T, M.Eng.

30 q DIREKTUR rtiirtjl;, Nomor : 016ZSK-MHS/PCR/2014 pan D u AN T RAN s KR I p ^,IrililXi K E MAH ASt swaan (TAK) Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan poriteknik cartex Riau yang unggur dan dapat bersaing secara global, maka Politeknik Caltex Riau dituntut untuk menciptakan lulusan yang handal dalam bidang akademik maupun non akademik. b' Bahwa untuk mendukung terciptanya lulusan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu ditetapkan Panduan Transkrip Aktifitas Kemahasiswaan melalui keputusan Direktur; Mengingat : 1. Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi. 2. Peraturan Pemerintah No.!7 Tahun zoto tentang pengerolaan dan Penyelenggaraan pendidikan. 3' Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional pendidikan Tinggi, 4' SK Direktur Politeknik Caltex Riau No. o15o/sk-ak AlpcR/zot4 tentang peraturan Akademik Politeknik Caltex Riau. 5' sk Direktur Politeknik caltex Riau No. 0151/sK-MHs/pcRlzo1.4 tentang peraturan Kemahasiswaan politeknik Caltex Riau. Menetapkan MEMUTUSKAN Kedua Ketiga Menetapkan Panduan Transkrip Aktifitas Kemahasiswaan politeknik Caltex Riau sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini. surat Keputusan ini berlaku mulai tahun akademik 2074/201,5 dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di pekanbaru Pada tanggal 22 Agustus 2014 S.T., M.Eng. Salinan ini disampaikan kepada yth 1. Koordinator Kopertis wilayah X 2. Pertinggal 2t Kampus: Politeknik caltex Riau, Jl. Umbansari No, 1 Rumbai-pekanbaru 2g265 _ Riau phone: , Fax: 0761_ Website :

31 Lampiran SK Direktur Politekniknik Caltex Riau Nomor : 0l6ZSK.MHS/PCR/2014 Tangga! : 22 Agustus 2014 Panduan Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK) Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK) adalah suatu parameter penilaian keaktifan dalam kegiatan non akademik. Berdasarkan berbagai masukan, baik dari perusahaan maupun penelitian, diketahui bahwa kegiatan non akademik merupakan wahana efektif pengembangan softskill mahasiswa. TAK akan diberikan dalam bentuk transkrip yang akan mendampingi transkrip akademik pada saat mahasiswa lulus. Fungsi t. Sebagai syarat untuk kelulusan dengan ketentuan skor TAK setiap angkatan seperti ditampilkan pada Tabel Sebagai syarat untuk mendapatkan beasiswa, mahasiswa berprestasi dimana pertimbangan dalam seleksi beasiswa dan mahasiswa berprestasi. 3. sebagai nilai tambah dalam menghadapi kompetisi mencari pekerjaan. karyawan, banyak perusahaan yang meminta data mengenai keaktifan kegiatan non akademis. TAK akan menjadi Pada saat seleksi mahasiswa dalam Prosedur TAK diberlakukan secara resmi di Politeknik Caltex Riau mulai semester ganjil 2014/ZOl5, Kegiatan mahasiswa yang dinilai hanyalah kegiatan mahasiswa yang dimulai pada semester ganjil2ol4/2ols. Administrasi TAK menggunakan sistem informasi berbasis web yang memungkinkan mahasiswa mendaftarkan kegiatan kemahasiswaannya untuk mendapatkan penilaian TAK masing-masing pada setiap semester (diharapkan mahasiswa secara aktif memeriksa skor TAK-nya masing-masing di mahasiswa'pcr.ac'id). Batas penginputan data kegiatan oleh mahasiswa dibatasi oleh hari efektif perkuliahan dengan ditandainya batas pemasukkan nilai. Aktivitas kegiatan dimasukkan per-semester. Skor untuk masing-masing aktivitas kemahasiswaan dapat dilihat pada Tabel 1 Daftar penilaian Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK). Seluruh dokumen kegiatan/ pendukung (sertifikat/ SK pengurus dan lain-lain) tetap disimpan sebagai bukti/ lampiran pembuatan Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan pada saat akhir masa perkuliahan dan studi di politeknik Caltex Riau. Adapun ketentuan wajib minimal keikutsertaan mahasiswa Politeknik Caltex Riau dalam aktivitas kemahasiswaan selama masa pendidikan adalah sbb : 1. Menjadi anggota aktif HIMA (Himpunan Mahasiswa) di program studi masing-masing. 2. Mengikuti maksimal 2 UKM (Unit Kegiatan Kemahasiswaan) resmidi pcr. 3. Aktif berperan di minimal 2 kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan intra-kampus. 4. Mengikuti kegiatan kompetisi intra-kampus minimal 1 kali. 5. Mengikuti kegiatan kompetisi ekstra kampus minimal 1 kali. 6' Mengikuti minimal 1 kali kegiatan pubrikasi dan promosi pcr. Ketentuan minimal ini sekiranya menjadi tolak ukur mahasiswa pcr dalam merencanakan dan memaksimalkan potensi diri anda selama berpendidikan di Politeknik Caltex Riau, sehingga tidak hanya mengasah kemampuan akademis tetapi kemampuan softskitlanda di beragam kegiatan kemahasiswaan. Berikut simulasi pencatatan kegiatan kemahasiswaan bagi seorang mahasiswa D3 dan D4 di politeknik Caltex Riau. 22

32 Tabel 1 Daftar Penilaian Transkrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK) NO KEGIATAN Nilai Maks ( bobot) Dokumen Periode Penilaian Penilai I TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI d Upacara bendera 1. Peserta 1 Daftar Hadir Tiap Kegiatan PCR 2, Petugas 5 b. Penyaji makalah dalam pertemuan ilmiah; Pembicara Makalah I lmiah/seniisosial-budaya/olahraga 1, internasional nasional reqional/ daerah I Sertifikat Tiap Kegiatan PCR 4, internal PCR 5 c Publikasi ilmiah dalam jurnal ilmiah Salinan Jurnal / f. internasional teraktreditasi nasional belum terakreditasi 8 Tulisan llmiah yang dipublikasikan Tiap Jurnal PCR 4, internalpcr A d Menulis artikel f. internasional nasional regional/ daerah 5 Copyan atau Salinan Media Massa yang dipublikasikan Tiap Tulisan PCR e Berperan aktif sebagai peserta pada : 1. pertemuan ilmiah/ minat bakat 2 Sertifikat Tiap Kegiatan PCR 2. kegiatan pengabdian masyarakat 2 f lkut serta dalam kompetisi bidang ilmiah/minat bakat 1, prestasi internasional Prestasi nasional Prestasi provinsi 15 Sertifikat Tiap Kegiatan PCR g 4. Prestasi institusi 7 5. Peran serta dalam kompetisi 4 Menjadi asisten (Supervisi) matakuliah/praktikum 1. koordinator asisten 6 2. asisten 3 SK PCR Tiap semester PCR h. Coop dan Magang diluar program Akademik; Menjadi Duta Pertukaran Mahasiswa/ Duta Brand/ Duta Budaya dan Sosial Surat Tugas PCR/Sertifikat Tiap semester PCR 23

33 l.tingkat Nasional 15 2.Tingkat lnternasional 20 I Proyek Riset SK 1. Proyek Riset lntitusi 2. Proyek Riset Jurusan PCR/SerifikaV Surat Keterangan daripimpro 3. Proyek Riset Prodi 5 Tiap proyek PCR il ORGANISASI KEMAHASISWMN a Berperan aktif dalam organisasi kemahasiswaan B EM/BLM sebagai 1. KetuaMakil Sekretaris/Bendahara/Kabid 15 Sertifikat, SK Kepengurusan Tiap semester Pembina 3. Staf Bidang 10 b Berperan aktif dalam organisasi kemahasiswaan HIMA sebagai Pembina 1. Ketua/Wakil 18 Sertifikat, SK 2. Sekretaris/Bendahara/Kabid 14 Kepengurusan Tiap semester 3. Staf Bidang 8 4. Anggota 4 c Berperan aktif sebagai panitia dalam suatu kegiatan tingkat PCR 1. KetuaMakil Sekretaris/Bendahara/Kabid 8 Sertifikat, SK Kepanitiaan/ Surat fugas Tiap Kepanitiaan PCR 3. Staf Bidang 5 d Berperan aktif sebagai panitia dalam suatu kegiatan tingkat Propinsi 1. Ketua/Wakil Sekretaris/Bendahara/Kabid 10 Sertifikat, SK Kepanitiaan/ Surat Tugas Tiap Kepanitiaan PCR 3, Staf Bidang 5 e. Berperan aktif sebagai panitia dalam suatu kegiatan tingkat Nasional 1, Ketua/Wakil 18 2, Sekretaris/Bendahara/Kabid 14 Sertifikat, SK Kepanitiaan/ Surat Tugas Tiap Kepanitiaan PCR 3. Staf Bidang 8 f 0 Berperan af tif sebagaf panrtia daiah' suatu kegiatan tingkat provinsi/kota Madya 1. KetuaMakil Sekretaris/Bendahara/Kabid 3, Staf Bidang Sertifikat, SK Kepanitiaan/ Surat Tugas Tiap Kepanitiaan Berperan aktif dalam organisasi Sertifikat, SK kemahasiswaan UKM sebagai Kepanitiaan fiap semester Pembina PCR 24

34 I h. 1. KetuaMakil Sekretaris/Bendahara/Kabid 't0 3. Staf Bidang 7 4, Anggota 4 Berperan aktif sebagai peserta pelatihan Kepemimpinan pada: 1. Pelatihan di luar PCR 6 2. Pelatihan didalam PCR 4 Berperan aktif dalam mempromosikan PCR 1, Petugas Pameran 5 2. Presentasidi SMfuDuta Mahasiswa 6 Sertifikat Tiap Kegiatan PCR Surat tugas Tiap Kegiatan PCR llt ORGANISASI EKSTRA KAMPUS d 0rganisasi tingkat nasional 1. Sebagai ketua, sekretaris, Bendahara, Kabid 20 Sertifikat, SK, Piagam Tiap semester Dosen Wali 2. Sebagai anggota biasa 2 b Organisasi tingkat provinsi 1, Sebagai ketua, sekretaris, Bendahara, Kabid 15 Sertifikat, SK, Piagam Tiap semester Dosen Wali 2. Sebagai anggota biasa 2 c 0rganisasi tingkat Kabupaten 1. Sebagai ketua, sekretaris, Bendahara, Kabid 10 Sertifikat, SK, Piagam Tiap semester Dosen Wali 2. Sebagai anggota biasa 2 d. Organisasi tingkat Kecamatan 1. Sebagai ketua, sekretaris, Bendahara, Kabid 0 Sertifikat, SK, Piagam Tiap semester Dosen Wali 2, Sebagai anggota biasa 2 e Organisasi tingkat RT/RW 1, Sebagai ketua, sekretaris, Bendahara, Kabid 0 Sertifikat, SK, Piagam Tiap semester Dosen Wali 2. Sebagai anggota biasa 2 f Moderator Seminar llmiah/seni/sosial- Budaya/Olahraga l.tingkat Kampus 3 2.Tingkat Provinsi 5 Sertifikat, SK, Piagam Tiap Kegiatan Dosen Wali 3.Tingkat Nasional 7 4.Tingkat lnternasional 10 25

35 CONTOH SIMUIASI POIN AKTIVITAS MAHASISWA D3 Waktu TA Semester No Faktor Penilaian Nilai (poin) Keterangan 2OL4l2OLs I 1 Anggota HIMA 4 2 Anggota UKM PSM 4 3 Anggota UKM Basket 4 4 pertemuan ilmiah/ minat bakat 2 5 pertemuan ilmiah/ minat bakat 2 Total Per Semester 16 20t4l20ts 1 Anggota HIMA 4 2 Anggota UKM PSM 4 3 Anggota UKM Basket 4 Anggota biasa Organisasi Ekstra Ka mpus ti ngkat Keca mata n 2 Total Per Semester 20Lsl2OL6!il 1 Anggota HIMA 4 L4 2 3 Ketua Organisasi Ekstra Kampus ti ngkat Keca mata n Anggota Organisasi Ekstra Kampus tingkat nasional Ketua Hima 18 Bendahara Organlsasi Ekstra 5 {{npus ti ngkat Kecamatan 6 Total Per Semester 35 zolsl2076 IV 1 Anggota HIMA 4 Peserta Pelatihan 2 Kepemimpina n 5 3 Aktif sebagai peserta pdkt 4 4 Anggota biasa Organisasi Ekstra Ka mpus ti ngkat Kabupaten 2 Total Per Semester L7 V Anggota HIMA 4 Total Per Semester L7 VI Anggota HtMA 4 Anggota UKM 4 pertemuan ilmiah/ minat bakat 2 Total Per Semester 10 TOTAL Catatan :Ni lai minimum kel ulusan 60 poin 28

36 CONTOH SIMUI.ASI POIN AKTIVITAS MAHASISWA D4 TA Waktu Se m este r tol4/zol' I 1 Anggota HIMA No Faktor Penilaian Nilai (poinl KeteranBan 2 AnSgota UKM PSM 3 Anggota UKM Sepak Bola 4 4 Upacara Bendera (petugas) Total Per Semester 20t4l2Ot5 1 Anggota HIMA 2 Anggota UKM PSM 3 Anggota UKM Sepak Bola 4 4 Staf/Anggota Eidang di panitia kegiatan kemahasiswaan tingkat pcr ( Cth : Anggota Dokumentasi Turnamen Futsal pcr Cup) 5 Total Per Semester zolsl20t6 1 Staf Eidang HIMA z Mengikuti Porda Riau sebagai atlit Futsal utus-an Kab.Bengkalis 4 Anggota Organisasi Ekstra Kampus tingkat nasional ( Cth : Anggota purna paskibraka Nasional) 5 Menulis Artikel di Riau pos ( Regional) 5 Total Per Semester 't0l (etua HIMA 18 2 reserta Pelatihan Kepemimpi nan 6 Anggota biasa Organisasi Ekstra Kampus tingkat 3 Kabupaten ( cth: Anggota perkumpulan Mahasiswa Asal Duri di pekanbaru) 2 4 Panitia ISO (pembina partai) Total Per Semester ot'l2ot7 v 1 Anggota Hl MA I L7 4 4 t Sekretaris Organisasi Ekstra Kampus tingkat RT/RW (cth: Sekretaris persatuan Remaja RT5 4 AnSSota UKM PSM Total Per Semester 2Or5/ AnBgota HIMA lnsgota UKM PSM 3 Coop di PT CtC di Rumbai btal Per Semester tolt /20t8 1 \nggota HIMA Rumba i ) Petugas Pameran pcr Expo 5 2 Juara 1 nasional kontes robot lndonesia Ivlenjadi As i sten/supervi s i pra kti kum 3 4 Publikasi llmiah lnternal pcr Penyaji makalah pertemuan ilmiah internal pcr TOTAT Catatan tnilai minimrrm mum kel Lpti,tii.r^ ul usa n 75 7( poi ^^:^ n 165 LULUS Ditetapkan di pekanbaru Pada tanggal 22 Agustus 20L4 f,, 29 S.T., M,Eng.

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut

Lebih terperinci

ATURAN AKADEMIK AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN

ATURAN AKADEMIK AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN ATURAN AKADEMIK AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN TAHUN 2014 DAFTAR ISI BAB I...3 KETENTUAN UMUM...3 Pasal 1...3 Pengertian Umum...3 BAB II...3 PROGRAM PENDIDIKAN...3 Pasal 2...3 Penyelenggaraan Program

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini. MUKADIMAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA didirikan untuk ikut berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, teknologi, dan kewirausahaan, yang akhirnya bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG KODE ETIK DOSEN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN NOMOR 34/PP/2012 TENTANG KODE ETIK DOSEN FAKULTAS PETERNAKAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA Nomor :104/ SK/ STIKOM-DB/ VII/ 2007

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA Nomor :104/ SK/ STIKOM-DB/ VII/ 2007 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA Nomor :104/ SK/ STIKOM-DB/ VII/ 2007 TENTANG KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KETUA STIKOM DINAMIKA BANGSA Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007 tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : bahwa untuk menjamin penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2004 TENTANG KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2004 TENTANG KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2004 TENTANG KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang Mengingat : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pasal 7 11 BAB III KEWAJIBAN DOSEN TERHADAP UNIVERSITAS Pasal 10 12

DAFTAR ISI. Pasal 7 11 BAB III KEWAJIBAN DOSEN TERHADAP UNIVERSITAS Pasal 10 12 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI. i KEPUTUSAN REKTOR TENTANG KODE ETIK DOSEN. ii MUKADIMAH.. 1 BAB I KETENTUAN UMUM 3 Pasal 1... 3 BAB II KEWAJIBAN DOSEN TERHADAP DIRI SENDIRI.. 7 Pasal 2 7 Pasal 3 8 Pasal 4 9

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN STIE-PRABUMULIH

KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN STIE-PRABUMULIH KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN STIE-PRABUMULIH DITERBITKAN OLEH: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PRABUMULIH Jl. Patra No. 50 Rt.01 Rw. 03 Kelurahan Sukaraja Kecamatan Prabumulih Selatan Telpon: (0713) 322417,

Lebih terperinci

PEDOMAN KODE ETIK DOSEN DAN PEGAWAI

PEDOMAN KODE ETIK DOSEN DAN PEGAWAI PEDOMAN KODE ETIK DOSEN DAN PEGAWAI DI SUSUN OLEH: TIM PENYUSUN FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT LAMONGAN JAWA TIMUR 2015 1 P a g e KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) April 2017 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS)

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) April 2017 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) April 2017 Pasal 1 Pengertian Umum Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. PENS adalah Politeknik

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DOSEN

BUKU KODE ETIK DOSEN Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KED-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Dosen BUKU KODE ETIK DOSEN AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun Oleh

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Buku Kode Etik dan Tata tertib dosen Universitas

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014

KODE ETIK DOSEN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014 KODE ETIK DOSEN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014 Dokumen Internal Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup Jl. Dr. AK.Gani No. 1 Dusun Curup Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu Telp.

Lebih terperinci

BAB XI PENUTUP PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN DAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR... 14

BAB XI PENUTUP PANDUAN KEGIATAN KEMAHASISWAAN DAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR... 14 DAFTAR ISI SK DIREKTUR TENTANG PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK CALTEX RIAU... iii LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR... 1 BAB I KETENTUAN UMUM... 1 Pasal 1 Pengertian Umum... 1 BAB II PROGRAM PENDIDIKAN...

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut: PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI BAB I KETENTUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN KOMITE DISPLIN DOSEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PEDOMAN KOMITE DISPLIN DOSEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS PEDOMAN KOMITE DISPLIN DOSEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN 2016 MUKADDIMAH Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Pembangunan

Lebih terperinci

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS HAMZANWADI 2016 - 1 - UNIVERSITAS HAMZANWADI Jln. TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid No. 132 Pancor, Selong Lombok Timur 83612 Telp. (0376)22954,

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2017 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA JAMBI Nomor : 045/SK/K/STIKOM-DB/VIII/2017 Tentang Perubahan

Lebih terperinci

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Tata tertib kehidupan kampus bagi mahasiswa adalah ketentuan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015 Menimbang: tentang: PERATURAN AKADEMIK DI UNIVERSITAS UNIVERSAL ----------------------------------------------------- REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. Bahwa Universitas Baiturrahmah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Menimbang : 1. PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ 2009 tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Bahwa partisipasi dari segenap anggota Sivitas Akademika

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007

KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007 KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2007 1 MUKADDIMAH Universitas Islam Indonesia didirikan untuk membentuk cendikiawan muslim dan pemimpin bangsa yang berkualitas, bermanfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

Menimbang: Mengingat:

Menimbang: Mengingat: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR NOMOR : 1073/H36/PP/2010 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR, Menimbang:

Lebih terperinci

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

I Universitas. '""""'t

I Universitas. ''t TENTANG I Universitas KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS TETKOM Menimbang REKTOR UNIVERSITAS TELKOM, a bahwa sebagai lembaga pendidikan tinggi, Telkom University berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK 2017

PERATURAN AKADEMIK 2017 PERATURAN AKADEMIK 2017 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AKAKOM Nomor : L.05.1/1633/PP/VIII/2017 TENTANG PERATURAN AKADEMIK SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk lancarnya

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN UMUM

BAB I PENGERTIAN UMUM BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: (1) Pendidikan akademik adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor : 184/A.51.01/Unwidha/III/2014 tentang PEDOMAN ETIKA DOSEN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor : 184/A.51.01/Unwidha/III/2014 tentang PEDOMAN ETIKA DOSEN KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor : 184/A.51.01/Unwidha/III/2014 tentang PEDOMAN ETIKA DOSEN Rektor Universitas Widya Dharma Klaten Menimbang : a. bahwa dosen adalah pendidik profesional

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA Jl. Adisucipto No. 154, Solo 57144, Indonesia Telpon +62-(0271)-743493, 743494, Fax +62-(0271)-742047 e-mail : mail@usahidsolo.ac.id, website : http://www.usahidsolo.ac.id SURAT

Lebih terperinci

Tentang KODE ETIK MAHASISWA STIE YASA ANGGANA GARUT KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT,

Tentang KODE ETIK MAHASISWA STIE YASA ANGGANA GARUT KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT, SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 008.A / STIE-YA.K/X/2012 Tentang KODE ETIK MAHASISWA STIE YASA ANGGANA GARUT KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT,

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA III DAN DIPLOMA IV POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA III DAN DIPLOMA IV POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Halaman : i dari 36 III DAN DIPLOMA IV POLBAN Dikaji ulang oleh Dikendalikan oleh Disetujui oleh Senat Politeknik Negeri Bandung Satuan Penjaminan Mutu Direktur Politeknik Negeri Bandung politekniknegeribandung,

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) TRI DHARMA PALU. Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) TRI DHARMA PALU. Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) TRI DHARMA PALU Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DIREKTUR AMIK TRI DHARMA PALU Menimbang : 1. bahwa partisipasi dari

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK Menimbang : Mengingat : a. Bahwa peraturan pelaksanaan akademik Pendidikan Tinggi Program

Lebih terperinci

ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan tinggi dan menghasilkan lulusan yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SENAT POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Nomor : 50/PL3/SNT/SK/2015 TENTANG PERATURAN PENDIDIKAN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

KEPUTUSAN SENAT POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Nomor : 50/PL3/SNT/SK/2015 TENTANG PERATURAN PENDIDIKAN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SENAT POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Jalan Prof Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI, Depok 16425 Telepon (021) 7270036, Hunting, Fax (021) 7270034 Laman : http://www.pnj.ac.ide-pos

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Kode Etik Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008. Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008. Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008 Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang: a bahwa telah terjadi ketidakseragaman

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN 2007-2013 JAMBI 2007 KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER (STIKOM) DINAMIKA BANGSA JAMBI Nomor : 102/SK/STIKOMDB/VII/07 Tentang PERATURAN AKADEMIK

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK INDRAMAYU 2009

PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK INDRAMAYU 2009 PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK INDRAMAYU 2009 2 DAFTAR ISI KEPUTUSAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU No. 100/SK.Polindra/VI/09 DAFTAR ISI BAGIAN KESATU: PENDAHULUAN Pasal 1. Tujuan... 1 Pasal 2. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 2 3 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Dosen STMIK Nomor : 019/SK/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 3 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik, Tata Tertib, Sistem

Lebih terperinci

Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Dosen STMIK Prabumulih Nomor : 019/SK/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 3 Maret 2014

Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Dosen STMIK Prabumulih Nomor : 019/SK/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 3 Maret 2014 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Dosen STMIK Nomor : 019/SK/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 3 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jalan Prof.dr. HR. Boenjamin No. 708 Kotak Pos 115 Purwokerto 53122 Telp (0281) 635292 hunting Faks. 631802 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL

Lebih terperinci

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA BAB I Pasal 1 Ketentuan Umum (1) Tata tertib kehidupan kampus bagi dosen adalah ketentuan yang mengatur hak dan

Lebih terperinci

PERATURAN UMUM AKADEMIK

PERATURAN UMUM AKADEMIK 1 PERATURAN UMUM AKADEMIK A. PROGRAM PENDIDIKAN DI STTN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Yogyakarta menyelenggarakan Pendidikan Program D-IV. Program Diploma IV STTN merupakan pendidikan profesional

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.55, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Statuta PEM Akamigas. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG STATUTA POLITEKNIK ENERGI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU NOMOR : 001/DIR/PER/III/2013 TENTANG ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN POLITEKNIK INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR POLITEKNIK INDRAMAYU,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HALU OLEO NOMOR : 2208/UN29/SK/PP/2014 Tentang KULIAH KERJA NYATA (KKN) MAHASISWA UNIVERSITAS HALU OLEO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HALU OLEO NOMOR : 2208/UN29/SK/PP/2014 Tentang KULIAH KERJA NYATA (KKN) MAHASISWA UNIVERSITAS HALU OLEO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HALU OLEO NOMOR : 2208/UN29/SK/PP/2014 Tentang KULIAH KERJA NYATA (KKN) MAHASISWA UNIVERSITAS HALU OLEO REKTOR UNIVERSITAS HALU OLEO Menimbang : a. Bahwa dalam rangka kelancaran

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan: 1. Politeknik STMI Jakarta adalah perguruan tinggi di lingkungan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN SEKOLAH TINGGI TEKNIK IBNU SINA BATAM 2011 i KATA PENGANTAR Sekolah tinggi Teknik Ibnu Sina sebagai

Lebih terperinci

Peraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa

Peraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa Peraturan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Nomor : 01 Tahun 2007 Tentang Peraturan Disiplin Mahasiswa Bismillahirrohmanirrohim Rektor Universitas Muhammadiyah Malang : Menimbang : a. Bahwa Universitas

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN SEKOLAH TINGGI TEKNIK IBNU SINA BATAM 2011 i KATA PENGANTAR Sekolah tinggi Teknik Ibnu Sina sebagai salah satu perguruan

Lebih terperinci

Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED

Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED.03-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 021/REK/KEP-UIB/VII/I2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN ORGANISASI MAHASISWA UNIVERSITAS INTERNASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MALIKUSSALEH NOMOR 1527/UN45/DT/2016 TENTANG STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MALIKUSSALEH NOMOR 1527/UN45/DT/2016 TENTANG STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH UNIVERSITAS MALIKUSSALEH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MALIKUSSALEH NOMOR 1527/UN45/DT/2016 TENTANG STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH UNIVERSITAS MALIKUSSALEH REKTOR UNIVERSITAS MALIKUSSALEH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung

Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009 Peraturan Akademik Peraturan Akademik - halaman 2 dari 43 halaman Daftar Isi 1. PROGRAM PENDIDIKAN...5 Pasal 1.1 Jenis dan Tahapan Program Pendidikan...5 Pasal

Lebih terperinci

Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT =================================================================== Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV TATA TERTIB KELUARGA BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB IV TATA TERTIB KELUARGA BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV TATA TERTIB KELUARGA BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA A. KETENTUAN UMUM Keluarga besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya adalah civitas akademika Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

-1- PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI CILACAP

-1- PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK NEGERI CILACAP -1- SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG STATUTA POLITEKNIK

Lebih terperinci

NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan

Lebih terperinci

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Menimbang : a. bahwa Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) sebagai perguruan

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG. Pembantu Dekan I FE Unpad. Tugas Pembantu Dekan Bidang Akademik

SEKILAS TENTANG. Pembantu Dekan I FE Unpad. Tugas Pembantu Dekan Bidang Akademik SEKILAS TENTANG KE-PD1-AN Pembantu Dekan I FE Unpad Dr. Nury Effendi, SE., MA. Tugas Pembantu Dekan Bidang Akademik 1 Membantu dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada

Lebih terperinci

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009 PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009 Tentang PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER TAHUN 2009 REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Menimbang : 1.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA No. : UGM/FA/115/UM/01/39. Tentang

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA No. : UGM/FA/115/UM/01/39. Tentang KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA No. : UGM/FA/115/UM/01/39 Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Dekan Fakultas

Lebih terperinci

PERATURAN PENDIDIKAN. where the innovation grows

PERATURAN PENDIDIKAN. where the innovation grows KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN PENDIDIKAN 2010 Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa Jakarta Selatan, 12640 Telp. (021) 7864753-55 Fax. (021) 7864756 www.polimedia.ac.id email : info@polimedia.ac.id

Lebih terperinci

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 MUKADIMAH Universitas Muhammadiyah Surabaya adalah lembaga pendidikan tinggi milik Muhammadiyah yang disebut Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) penyelenggara pendidikan formal yang meliputi program profesi,

Lebih terperinci

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Disiplin Mahasiswa IKIP Veteran Semarang ini, yang dimaksud dengan : 1.

Lebih terperinci

PERATURAN PENDIDIKAN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA NOMOR : 2481/PL3/SK/2013

PERATURAN PENDIDIKAN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA NOMOR : 2481/PL3/SK/2013 PERATURAN PENDIDIKAN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA NOMOR : 2481/PL3/SK/2013 Depok, 19 Agustus 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Jalan Prof. Dr. G.A Siwabessy Kampus UI-Depok

Lebih terperinci

DITETAPKAN DI REULEUT- ACEH UTARA PADA TANGGAL 11 APRIL 2016 REKTOR, PROF. DR. APRIDAR, SE., M.Si NIP

DITETAPKAN DI REULEUT- ACEH UTARA PADA TANGGAL 11 APRIL 2016 REKTOR, PROF. DR. APRIDAR, SE., M.Si NIP KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MALIKUSSALEH NOMOR 1523/UN45/DT/2016 TENTANG ETIKA AKADEMIK SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH REKTOR UNIVERSITAS MALIKUSSALEH, Menimbang : a. bahwa kebebasan akademik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYEMPURNAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 545/SK/R/UI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM MAGISTER DI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 16425 Telpon (021) 7863534, 7864927, 7864926, 7270042, 7270035 Fax (021) 7270034, (021) 7270036 Hunting Website: http://www.pnj.ac.id, e-mail:

Lebih terperinci

PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG Nomor: 362 /PER/SM.200/J.4.9/02/2014

PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG Nomor: 362 /PER/SM.200/J.4.9/02/2014 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG Jalan. Magelang Kopeng Km. 7 Kotak Pos 152 Magelang 56101 Telepon.:

Lebih terperinci

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS 1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus, yaitu : a. Merokok

Lebih terperinci

Pengambilan di bagian akademik

Pengambilan di bagian akademik 1. Aturan Akademik a. Surat Keterangan Aktif Kuliah 1) Surat Keterangan Aktif Kuliah adalah surat keterangan yang menjelaskan bahwa mahasiswa berstatus aktif mengikuti perkuliahan di semester tertentu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017. Tentang

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017. Tentang KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017 Tentang TATA KRAMA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Memperhatikan : Hasil Rapat Badan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG : PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG : PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA Bismillahirrahmanirrahim

Lebih terperinci

BUKU KODE ETIK MAHASISWA

BUKU KODE ETIK MAHASISWA Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KEM-AAYKPN Buku Kode Etik 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN Mahasiswa BUKU KODE ETIK MAHASISWA AKADEMI AKUNTANSI YKPN YOGYAKARTA Disusun

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI SUBANG 2017

PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI SUBANG 2017 PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI SUBANG 2017 PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI SUBANG 2017 i DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN Pasal 1 Tujuan 1 Pasal 2 Ruang Lingkup 1 Pasal 3 Definisi dan Pengertian

Lebih terperinci

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan ETIKA AKADEMIK Program Studi D3 Keperawatan AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKPER HKBP BALIGE NOMOR :60.d/akperhkbp/D/VI/2012 TENTANG KODE ETIK AKADEMIK AKPER HKBP BALIGE DIREKTUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.842, 2014 KEMENTAN. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Medan. Statuta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/Permentan/OT.140/6/2014

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENGANTAR Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (MM FE -UNAND) mulai dibuka pada bulan April 2000 berdasarkan izin Direktur

Lebih terperinci

PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014

PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014 PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI CURUP TAHUN 2014 Dokumen Internal Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup Jl. Dr. AK.Gani No. 1 Dusun Curup Kabupaten Rejang Lebong Propinsi

Lebih terperinci

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 518/P/SK/HT/2008 TENTANG SEKOLAH VOKASI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan dan memajukan program pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR

BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR Tujuan pendidikan Program Doktor menurut Peraturan Rektor UI No.2200 Tahun 2013 adalah untuk menghasilkan ilmuwan dan/atau filosof yang mandiri, beretika, berbudaya,

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB II SISTEM PENDIDIKAN BAB II SISTEM PENDIDIKAN 1. Perkuliahan dan Ujian Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Dalam sistem ini, beban

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA No. 152a/H9/DT/2009. Tentang ETIKA AKADEMIK SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA No. 152a/H9/DT/2009. Tentang ETIKA AKADEMIK SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA No. 152a/H9/DT/2009 Tentang ETIKA AKADEMIK SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA Menimbang : a. bahwa kebebasan akademik dilandasi

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU PANDUAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 351/H23/DT/2009 TGL 31 AGUSTUS 2009 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.841, 2014 KEMENTAN. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Manokwari. Statuta Pencabutan PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/Permentan/OT.140/6/2014

Lebih terperinci