Nurul Mawaddah ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nurul Mawaddah ABSTRACT"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL VALUE ADDED (FVA) Nurul Mawaddah ABSTRACT This research aims to analyze the financial performance of manufacturing companies that listed at the Indonesia Stock Exchange (BEI) by using the Financial Value Added (FVA). Secondary data used in this study, the data collected from financial statement that publish by Capital Market Reference Center (PRPM) at BEI in The results of the research show that only 14 companies that have the FVA >0 of 31 companies observation. It means that companies have a positive value of FVA, it indicates the companies have value added of financial and it can use as value creation of the companies. Keywords: Financial performance, FVA I. PENDAHULUAN Persaingan global dan resesi yang terjadi menunjukkan adanya kelemahan dari berbagai pendekatan keuangan tradisional yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. (Utomo, 1999) berpendapat bahwa selama ini kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Padahal rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga kinerja perusahaan terlihat lebih baik dan meningkat meskipun sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan dan bahkan menurun. Pendekatan keuangan tersebut pada dasarnya menggunakan data akuntansi yang tidak terlepas dari penafsiran/estimasi yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam distorsi, maka pengukuran kinerja keuangan yang berdasarkan pada laba akuntansi (accounting profit), seperti pengukuran kinerja berdasarkan laba per saham (earnings per share), tingkat pertumbuhan laba (earning growth) dan tingkat pengembalian (rate of return), dianggap tidak lagi memadai untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi perusahaan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pengukuran kinerja keuangan berdasarkan data akuntansi, maka timbulah pemikiran pengukuran kinerja keuangan berdasarkan 1

2 nilai/value (Value Based Management/VBM). Konsep VBM mendorong manajemen lebih termotivasi dan fokus pada penciptaan arus kas di masa mendatang bagi pemegang saham. VBM memiliki dua elemen kunci. Pertama, penciptaan nilai bagi pemegang saham (shareholder value) sebagai tujuan pertama perusahaan. Kedua, sebagai ukuran kinerja internal perusahaan yang mampu memotivasi manajemen mengejar tujuan memaksimalisasi tujuan diatas (Iramani: 2005). Pengukuran kinerja keuangan yang menerapkan konsep VBM pertama kali dikembangkan oleh Joel M. Stern dan Stewart (1993), analisis keuangan dari perusahaan konsultan keuangan terkemuka di Amerika Serikat yang meyakini bahwa Economic Value Added (EVA) adalah kunci dari penciptaan nilai (value creation). EVA telah banyak digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan pada beberapa tahun terakhir ini. Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Tunggal (2002:1) menyebutkan, EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). Pergeseran sudut pandang dalam melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan kearah yang lebih baik telah membantu pihak manajemen dalam melihat kemampuan dan performa rill perusahaan. Sandias (2002), memperkenalkan paradigman baru dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang juga berdasarkan nilai/value, yaitu Financial Value Added (FVA), yang mengukur nilai tambah perusahaan pada suatu periode tertentu dengan menghitung pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan depresiasi ekuivalen. Dengan metode ini dapat dilihat seberapa besar kontribusi aset tetap dalam menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, yang sangat menentukan besaran nilai yang dapat diberikan perusahaan untuk para pemilik atau pemegang saham. Perusahaan yang mampu membukukan FVA positif dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Adanya paradigma baru dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan berdasarkan pada nilai/value, dan metode FVA dianggap sebagai paradigma baru dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan yang tentunya penerapan metode tersebut masih sangat terbatas. Serta laporan 2

3 keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia belum pernah diukur dengan menggunakan metode FVA. Maka perlu dilakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melihat seberapa besar nilai tambah yang dapat diberikan dengan menggunakan metode FVA, yang mana sangat mempengaruhi penerimaan oleh para pemegang saham. II. TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Kinerja Keuangan TIM Studi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BPKP (2000) berpendapat bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses pengukuran untuk mengetahui apakah program yang ditetapkan sesuai dengan misinya melalui penyedian produk, jasa pelayanan atau pun proses yang dilakukan. Terdapat berbagai teknik analisis untuk mengukur kinerja perusahaan, termasuk berbagai analisis rasio keuangan yang lazim dipakai. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel dan indikator pengukuran. Pada aspek keuangan, sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang berdasarkan nilai, yang mana banyak digunakan pada perusahaan dan berbagai penelitian dibeberapa tahun belakangan ini adalah Economic value added (EVA) merupakan metode menajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahateraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Tunggal 2001). Pengukuran kinerja keuangan lainnya yang juga berdasarkan konsep VBM adalah Net Value Added (NVA) dan Market Value Added (MVA). Menurut Patel dan Cherukuri, NVA mengukur nilai tambah untuk pemegang saham melalui keputusan investasi perusahaan. Sedangkan MVA, menurut Ruky (1997) adalah ukuran kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi akan dilkukan. 3

4 Financial Value Added (FVA) Financial Value Added atau lebih singkat disebut (FVA) merupakan metode baru dalam mengukur kinerja dan nilai tambah perusahaan yang mana mempertimbangkan kontribusi dari fixed asset dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan (Iramani, 2005:16). Financial Value Added (FVA) adalah selisih antara laba operasi setelah pajak (NOPAT) dengan equivalent depreciation yang telah dikurangi dengan penyusutan. Hasil perhitungan FVA yang positif menunjukkan bahwa keuntungan bersih dan penyusutan dapat menutupi equivalent depreciation. Jika hal ini terjadi maka perusahaan akan dapat meningkatkan pengembalian atas modal yang telah ditanamkan di dalam perusahaan sehingga akan dapat meningkatkan kekayaan pemegang saham. Metode Pengukuran FVA berikut: Menurut Iramani (2005), interpretasi dari hasil pengukuran FVA dapat dijelaskan sebagai a. Jika FVA > 0 hal ini menunjukan terjadi nilai tambah finansial bagi perusahaan. b. Jika FVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah finansial bagi perusahaan (value distruction) c. Jika FVA = 0 hal ini menunjukan posisi impas. Perusahaan tentunya akan berusaha untuk memiliki nilai tambah finansial bagi perusahaan dimana FVA bernilai positif atau lebih besar dari nol, hal ini terjadi manakala keuntungan bersih perusahaan dan penyusutan dapat menutupi equivalent deprecitation atau (NOPAT + D) lebih besar dari ED. Jika ini tercapai maka perusahaan dapat meningkatkan kekayaan pemegang saham. Tabel 2.1 Pengukuran FVA 1. Financial Value Added (FVA) gmc = gross margin of contribution = Nilai sekarang t = Tingkat pajak n = Umur aktiva TR = Total resources 4

5 2. Gross margin of contribution (gmc) (Laba usaha + Penyusutan) x Tingkat pajak 3. Nilai Sekarang/ Present Value 4. Weighted Average Cost of Capital (WACC) 5. Umur aktiva tetap WACC = Wd.Kd (1-T) + Wp.Kp + Ws.Ks k = WACC n = Periode waktu Wd = Struktur hutang Kd = Biaya modal hutang Wp = Struktur saham preferen Kp = Biaya modal saham preferen Ws = Struktur saham biasa Ks = Biaya modal saham biasa 6. Total resources (TR) Hutang jangka panjang + Total ekuitas Hubungan FVA dengan Keputusan dalam Manajemen Keuangan Hubungan antara pengukuran FVA dengan keputusan dalam manjemen keuangan dapat digambarkan sebagai berikut (Iramani: 2005): Gambar 2.1 Hubungan Antara FVA Value Driver Types of Decision. FVA = [(PxQ VCxQ FC) x (1-t)] t xtr n, k n MEASURE Sales growth Working Capital & Fixed Capital VALUE Operating income tax rate investment DRIVERS profit margin Value Growth Duration Cost Of Capital 5

6 DECISION OPERATING FINANCING INVESTMENT (Sandias:2002) Menurut Iramani (2005:19), terdapat tiga (3) keputusan dalam manajemen keuangan yang akan menjadi value drivers bagi terciptanya Financial Value Added. Ketiga keputusan tersebut adalah: 1. Operating Decision adalah suatu keputusan yang harus diambil perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan dan mengelola biaya-biaya yang timbul baik variabel cost maupun fixed cost sedemikian rupa sehingga menghasilkan operating profit margin bagi perusahaan. Pertumbuhan volume penjualan (sales growth) merupakan indikator dari pertumbuhan perusahaan yang ini merupakan value drivers bagi terciptanya Financial Value Added. Dengan sales growth yang tinggi dan income tax rate tertentu akan meningkatkan operating profit margin yang pada akhirnya financial value added diharapkan juga akan meningkat. 2. Financing Decision, adalah suatu keputusan pembiayaan perusahaan dimana perusahaan harus menentukan sumber dana yang paling efisien, yang direfleksikan oleh cost of capital (k) yang dibayarkan selama periode n. Cost of capital ini kemudian menjadi factor pembagi terhadap nilai income yang diterima (δ n,k ). Dalam konteks value driver, semakin rendah cost of capital yang ditanggung oleh perusahaan maka semakin besar nilai per 1 sen uang yang diterima oleh perusahaan. Konsekuensinya, pada formula measure, semakin kecil cost of capital, semakin besar δ n,k, sehingga semakin besar nilai FVA. 3. Investment Decision, adalah keputusan manajemen terhadap pilihan-pilihan investasi yang secara normatif harus mampu memaksimalkan nilai perusahaan. Proses pemilihan alternatif investasi harus mempertimbangkan sumber-sumber pendanaan yang terlibat, karena akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Hal ini secara intuitif juga mempengaruhi komposisi working capital dan fixed capital yang merupakan komponen pengubah nilai dalam konteks pengukuran FVA di atas. Manajemen harus bisa mengoptimalkan pengelolaan working capital dan fixed capital-nya agar tidak tercipta idle capital atau kapital yang kurang efektif dalam proses peningkatan nilai perusahaan. Otomatis, jumlah working capital dan fixed capital yang besar akan menciptakan tanggungan cost of capital yang lebih besar bagi perusahaan. Ini juga akan menurunkan nilai FVA, karena TR menjadi besar. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Alfonso Rodriguez Sandias dari Universitas Satiago de Compostela di Spanyol yang mengambil judul Financial Value Added. Penelitian tersebut membahas mengenai pengukuran metode baru yang dikembangkan dengan membandingkan metode Economic Value Added (EVA) dan metode Net Present Value (NPV) pada saat break event point yang mana menghasilkan penghitungan baru yaitu Financial Economic Value Added, atau 6

7 yang kita sebut dengan nama Financial Value Added (FVA). Dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa metode FVA mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode EVA. Dengan menggunakan definisi equivalent depreciation, FVA lebih akurat dalam menggambarkan financing cost dan mengakomodasikan secara jelas value growth duration (durasi proses penciptaan nilai) yang tidak secara jelas dijabarkan pada metode EVA. Selain itu FVA lebih dapat mengharmonisasikan hasilnya dengan NPV dalam ukuran tahunan sehingga lebih bermanfaat sebagai alat kontrol. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Alfonso Rodriguez Sandias dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini akan menilai kinerja keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 dengan menggunakan metode FVA. III. METODE PENELITIAN Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2008, yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki kelengkapan data yang diperlukan. 2. Memiliki arus kas operasi dan arus kas bersih yang positif. 3. Mempunyai earning positif. 4. Membayar deviden selama periode penelitian. Tabel 3.1 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria Populasi Kriteria Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan tahun 2008 Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan Jumlah 151 (8) 7

8 Perusahaan yang memiliki kelengkapan data yang diperlukan Perusahaan yang tidak memiliki arus kas operasi dan arus kas bersih yang positif Perusahaan yang memiliki kelengkapan data yang diperlukan serta memiliki arus kas operasi dan arus kas bersih yang positif Perusahaan yang tidak memiliki earnig positif Perusahaan yang memiliki kelengkapan data yang diperlukan, memiliki arus kas operasi dan arus kas bersih yang positif, serta memiliki earning yang positif. 143 (60) 83 (27) 56 Perusahaan yang tidak membayar deviden selama periode penelitian (25) Jumlah Populasi Pengamatan 31 Dari kriteria tersebut, diperoleh 31 (tiga puluh satu) populasi sasaran yang diamati dalam penelitian ini, yaitu: Tabel 3.2 Populasi Pengamatan No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan Perusahaan Perusahaan 1 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Co. Ltd. Tbk. 17 INDR PT. Indo-Rama Synthetics Tbk. 2 AQUA PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. 18 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 3 AUTO PT. Astra Otopart Tbk. 19 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 4 CITA PT. Cita Mineral Investindo Tbk. 20 LION PT. Lion Metal Works Tbk. 5 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. 21 MERK PT. Merck Tbk. 6 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 22 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 7 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 23 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk. 8 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. 24 SMAR PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. 9 DYNA PT. Dynaplast Tbk. 25 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. 10 EPMT PT. Enseval Putera Megatrading Tbk. 26 SQBI PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk. 11 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 27 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk. 12 FISH PT. FKS Multi Agro Tbk. 28 TRST PT. Trias Sentosa Tbk. 13 FORU PT. Fortune Indonesia Tbk. 29 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. PT. Unilever Indonesia 14 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 30 UNVR Tbk. 8

9 15 IGAR 16 IKBI Sumber: Data BEI PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 31 YPAS PT. Sumi Indo Kabel Tbk. PT. Yanaprima Hastapersada Tbk. Data dan Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan seluruh perusahaan manufatur yang terdaftar di BEI yang diambil dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di BEI. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis dokumenter (content analysis) yaitu dengan melakukan penyeleksian terhadap data yang telah dikumpulkan untuk memilih data yang sesuai dengan penelitian ini. Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data yang dilakukan dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan dan arsip-arsip yang ada di beberapa sumber seperti IICG, BEI, perpustakan, internet dan sumber-sumber lain yang relevan dengan data yang dibutuhkan. Definisi Operasional Variabel Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan metode Financial Value Added (FVA), dengan skala rasio. Adapun definisi operasional variabel seperti yang telihat pada tabel 2.1 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penulis untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif merupakan cara untuk merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran nyata mengenai keadaan perusahaan melalui pengumpulan, menyusun, dan menganalisis data tentang masalah yang ada. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis adalah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai Gross Margin of Contribution (gmc). 2. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang/weighted Average Cost of Capital (WACC), dengan langkah-langkah berikut: 9

10 2.1. Menghitung biaya modal hutang Menghitung biaya modal saham preferen Menghitung biaya modal saham biasa. 1. Menghitung tingkat suku bunga bebas resiko. 2. Menghitung tingkat pengembalian pasar. 3. Menghitung tingkat pengembalian saham. 4. Menghitung koefisien beta. 5. Menghitung biaya modal saham biasa 2.4. Menghitung Struktur Modal Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang. 3. Menghitung present value/nilai sekarang ( n, k ) 4. Menghitung umur aktiva tetap 5. Menghitung Total Resources (TR) 6. Menghitung nilai FVA IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode FVA 1. Menghitung Gross Margin of Contribution (gmc) Langkah pertama untuk menghitung FVA adalah mencari nilai gross margin of contribution (gmc), gmc adalah hasil/pendapatan sebelum depresiasi dan bunga, tetapi setelah dikurangi pajak atau dapat dikatakan hasil yang benar-benar tergantung pada kegiatan operasi (Sandias: 2002). gmc dihitung dengan mengurangi nilai laba usaha sebelum depresiasi dengan tingkat pajak penghasilan perusahaan. Maka sebelumnya harus dicari tarif pengenaan pajak penghasilannya. 10

11 Sesuai dengan perubahan tarif pajak penghasilan badan, maka nilai t disini adalah sebesar 28%. Setelah tarif pajak diperoleh, maka dapat dihitung nilai gmc untuk masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Gross Margin of Contribution (gmc) No No Perusahaan Gmc Perusahaan Gmc 1 AMFG 352,357,920, INDR 231,262,893,612 2 AQUA 95,332,431, INTP 2,200,227,312,193 3 AUTO 389,175,120, KLBF 934,953,918,576 4 CITA 238,622,572, LION 39,045,561,300 5 CTBN 2,623,317,770, MERK 103,563,240,480 6 CPIN 773,443,440, MLBI 260,596,800,000 7 DLTA 82,636,279, MRAT 22,150,026,438 8 DVLA 58,047,163, SMAR 2,019,688,930,724 9 DYNA 97,515,724, SMSM 202,618,030, EPMT 290,777,771, SQBI 100,433,259, FAST 116,894,583, TOTO 179,461,453, FISH 70,569,060, TRST 169,285,647, FORU 9,240,526, TSPC 310,092,488, GGRM 2,793,822,480, UNVR 2,534,211,360, IGAR 19,785,950, YPAS 25,735,678, IKBI 115,925,609,649 Sumber: Data Diolah (2009) Nilai gmc sangat dipengaruhi oleh jumlah penjualan, biaya variabel, biaya tetap dan kebijakan pemerintah akan tingkat pajak penghasilan. Semakin besar tingkat penjualan, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi biaya-biaya tersebut. Maka keuntungan yang akan diterima juga akan semakin besar, sehingga berdampak pada peningkatan nilai FVA yang akan diperoleh. 2. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) Langkah-langkah dalam menghitung Weighted Average Cost of Capital (biaya modal ratarata tertimbang), adalah: 2.1 Menghitung Biaya Modal Hutang 11

12 Biaya modal hutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Brigham dan Houston, 1993): Keterangan: Kd Ki T = Biaya modal hutang setelah pajak = Biaya modal hutang sebelum pajak = Tarif pajak Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Biaya Modal Hutang No. Perusahaan Kd (1-Tax) No. Perusahaan Kd (1-Tax) 1 AMFG 0.00% 17 INDR 8.94% 2 AQUA 0.00% 18 INTP 3.84% 3 AUTO 7.92% 19 KLBF 0.00% 4 CITA 8.64% 20 LION 0.00% 5 CTBN 4.89% 21 MERK 0.00% 6 CPIN 9.72% 22 MLBI 0.00% 7 DLTA 0.00% 23 MRAT 9.00% 8 DVLA 0.00% 24 SMAR 8.28% 9 DYNA 7.20% 25 SMSM 6.66% 10 EPMT 9.00% 26 SQBI 0.00% 11 FAST 10.44% 27 TOTO 8.64% 12 FISH 0.00% 28 TRST 6.48% 13 FORU 9.72% 29 TSPC 8.53% 14 GGRM 9.45% 30 UNVR 0.00% 15 IGAR 7.50% 31 YPAS 0.00% 16 IKBI 0.00% Sumber: Data Diolah (2009) Berdasarkan perhitungan biaya modal hutang tersebut, dapat diketahui persentase biaya modal (bunga) hutang yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Pada beberapa perusahaan, biaya modal hutangnya 0 (nol), hal ini dikarenakan perusahaan tersebut tidak memiliki hutang pada struktur modalnya. Biaya modal hutang diatas merupakan biaya modal riil yang harus ditanggung oleh perusahaan. Dikatakan biaya modal riil karena hutang dibayar sebelum perusahaan menghitung pajak penghasilan, sehingga yang ditanggung perusahaan adalah biaya hutang setelah pajak. 12

13 2.2 Menghitung Biaya Modal Saham Preferen Komponen biaya saham preferen dihitung dengan menggunakan rumus (Brigham dan Houston, 1993): Keterangan: Kp = biaya modal saham preferen Dp = deviden saham preferen Pp = harga saham preferen Hanya 1 (satu) perusahaan yang memiliki saham preferen, yaitu PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk. Maka dengan rumus diatas dapat dihitung nilai biaya modal saham preferen perusahaan tersebut sebagai berikut: Dari perhitungan tersebut terlihat jelas bahwa biaya modal saham preferen untuk perusahaan tersebut sangat dipengaruhi oleh jumlah deviden yang dibayarkan kepada pihak investor dan harga saham preferen. Semakin besar deviden yang dibayarkan per harga sahamnya, maka akan semakin besar pula biaya modal saham preferen yang harus ditanggung oleh perusahaan. Ini berarti memperkecil nilai FVA yang akan dihasilkan. 2.3 Menghitung Biaya Modal Saham Biasa Perhitungan biaya modal saham biasa dalam penelitian ini menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Dimana pendekatan CAPM menyatakan bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan (required rate of return) dari saham biasa sama dengan tingkat suku bunga bebas resiko (risk free rate) ditambah dengan tingkat pengembalian pasar (rate market) yang dikurangi 13

14 dengan tingkat suku bunga bebas resiko, kemudian dikalikan dengan beta (β) perusahaan. Dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai berikut (Brigham dan Houston, 1993): Keterangan: Ks Krf Km = Biaya modal saham biasa = Tingkat suku bunga bebas resiko = Tingkat pengembalian pasar = Koefisien beta perusahaan Langkah-langkah dalam menghitung biaya modal saham biasa dengan menggunakan pendekatan CAPM adalah sebagai berikut: a. Menghitung Tingkat Suku Bunga Bebas Resiko (Krf) Tingkat suku bunga bebas resiko diambil dari suku bunga rata-rata selama 12 bulan dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka 1 bulan. Tabel 4.3 Perhitungan Tingkat Suku Bunga Bebas Resiko Tahun 2008 Bulan BI Rate Desember 9.25% Nopember 9.50% Oktober 9.50% September 9.25% Agustus 9.00% Juli 8.75% Juni 8.50% Mei 8.25% April 8.00% Maret 8.00% Februari 8.00% Januari 8.00% Nilai Rata-Rata 8.67% Sumber: BI, Diolah (2009) Pada perhitungan tingkat suku bunga bebas resiko, diperoleh nilai rata-ratanya sebesar 8.67%. Artinya, pada tingkat suku bunga tersebut saham terbebas dari resiko ketidakpastian pasar pada batasan yang ditentukan, seperti inflasi dan lainnya. 14

15 b. Menghitung Tingkat Pengembalian Pasar (Km) Tingkat pengembalian pasar, mencerminkan fluktuasi harga saham. Data diperoleh dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada setiap penutupan akhir bulan. Tingkat pengembalian pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan : Km = Tingkat pengembalian pasar IHS = Nilai tolak ukur pada bulan sekarang t IHS t-1 = Nilai tolak ukur pada bulan sebelumnya Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian Pasar Tahun 2008 Date Close Km Desember Nopember Oktober September Agustus Juli Juni Mei April Maret Februari Januari Nilai Rata-Rata Sumber: Diolah (2009) 7.04%. Dari perhitungan, diperoleh nlai rata-rata tingkat pengembalian pasar sebesar atau c. Menghitung Tingkat Pengembalian Saham (Ri) 15

16 Tingkat pengembalian saham, menunjukkan pengembalian secara ekonomis yang dapat diterima oleh para investor berupa deviden yang diterima oleh para investor. Tingkat pengembalian saham dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: Ri PTi Dt = Tingkat pengembalian saham periode tertentu = Harga saham pada periode t = Harga saham pada periode t-1 = Deviden yang diperoleh pada waktu tertentu Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan No. Perusahaan Ri No. Perusahaan Ri 1 AMFG INDR AQUA INTP AUTO KLBF CITA LION CTBN MERK CPIN MLBI DLTA MRAT DVLA SMAR DYNA SMSM EPMT SQBI FAST TOTO FISH TRST FORU TSPC GGRM UNVR IGAR YPAS IKBI 0.13 Sumber: Diolah (2009) Dari perhitungan pada tabel diatas, diperoleh nilai tingkat pengembalian saham perusahaan yang mana harga saham rata-rata perusahaan diperoleh dari harga saham penutupan pada setiap bulannya. d. Menghitung Koefisian Beta (β) 16

17 Perhitungan koefisien beta (β) dapat dilakukan setelah perhitungan tingkat pengembalian pasar (Km) dan tingkat pengembalian saham (Ri) diketahui, karena keduanya adalah komponen dalam penghitungan koefisien beta. Koefisien beta dihitung dengan rumus: X Y = Tingkat pengembalian pasar = Tingkat pengembalian saham Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Beta Perusahaan No. Perusahaan Bi No. Perusahaan Bi 1 AMFG IKBI AQUA INDR AUTO INTP CITA KLBF CTBN LION CPIN MERK DLTA MLBI DVLA MRAT DYNA SMAR EPMT SMSM FAST SQBI FISH TOTO FORU TRST GGRM TSPC IGAR UNVR IKBI YPAS Sumber: Diolah (2009) Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat besaran nilai beta saham untuk masingmasing perusahaan. Nilai beta menunjukkan tingkat sensitivitas saham terhadap perubahan pergerakan pasar. Misalkan pada perusahaan PT. Trias Sentosa Tbk. (TRST) yang memiliki nilai beta tertinggi, yaitu Ini menandakan setiap perubahan IHSG 1% maka harga saham perusahaan tersebut akan berubah 2.678%. Semakin besar Beta menujukan tingkat resiko yang semakin besar. Hal ini karena ketika pasar (IHSG) bergerak sedikit maka harga saham akan berubah cukup besar. Sedangkan nilai beta yang kecil, menunjukan saham tersebut relatif stabil, 17

18 seperti pada PT. Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang memimiliki nilai beta sebesar Sehingga ketika IHSG berubah maka saham tersebut tidak terlalu berubah signifikan. e. Menghitung Biaya Modal Saham Biasa Setelah diketahui tingkat suku bunga bebas resiko, tingkat pengembalian pasar, tingkat pengembalian saham dan beta perusahaan diketahui, maka biaya modal saham biasa dapat dihitung dengan rumus (Brigham dan Houston, 1993): Keterangan: Ks = Biaya modal saham biasa Krf = Tingkat suku bunga bebas resiko Km = Tingkat pengembalian pasar = Koefisien beta perusahaan Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Biaya Modal Saham Biasa No. Perusahaan Ks No. Perusahaan Ks 1 AMFG 12.24% 17 INDR 9.65% 2 AQUA 6.65% 18 INTP 13.58% 3 AUTO 8.16% 19 KLBF 10.09% 4 CITA 5.35% 20 LION 7.52% 5 CTBN 7.26% 21 MERK 5.68% 6 CPIN 11.40% 22 MLBI 7.02% 7 DLTA 4.79% 23 MRAT 8.07% 8 DVLA 7.40% 24 SMAR 10.91% 9 DYNA 4.44% 25 SMSM 7.59% 10 EPMT 8.07% 26 SQBI 7.34% 11 FAST 7.60% 27 TOTO 7.48% 12 FISH 7.31% 28 TRST 4.31% 13 FORU 8.30% 29 TSPC 7.28% 14 GGRM 16.88% 30 UNVR 6.66% 15 IGAR 8.46% 31 YPAS 9.93% 16 IKBI 7.80% 31 YPAS Sumber: Data Diolah (2009) 2.4 Menghitung Struktur Modal 18

19 Perhitungan struktur modal adalah untuk mengetahui proporsi masing-masing jenis modal dari total keseluruhan modal yang digunakan dalam pelaksanaan proyek/kegiatan perusahaan. Struktur modal dapat dihitung dengan membangi antara jumlah dari satu jenis modal dengan total modal keseluruhan yang kemudian dikali dengan 100%. Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Struktur Modal Perusahaan No. Perusahaan Wd Wp Ws 1 AMFG 0.00% 0.00% % 2 AQUA 0.00% 0.00% % 3 AUTO 33.85% 0.00% 66.15% 4 CITA 26.32% 0.00% 73.68% 5 CTBN 48.47% 0.00% 51.53% 6 CPIN 87.99% 0.00% 12.01% 7 DLTA 0.00% 0.00% % 8 DVLA 0.00% 0.00% % 9 DYNA 44.09% 0.00% 55.91% 10 EPMT 26.72% 0.00% 73.28% 11 FAST 9.19% 0.00% 90.81% 12 FISH 0.00% 0.00% % 13 FORU 3.12% 0.00% 96.88% 14 GGRM 81.83% 0.00% 18.17% 15 IGAR 21.94% 0.00% 78.06% 16 IKBI 0.00% 0.00% % 17 INDR 35.65% 0.00% 64.35% 18 INTP 30.85% 0.00% 69.15% 19 KLBF 0.00% 0.00% % 20 LION 0.00% 0.00% % 21 MERK 0.00% 0.00% % 22 MLBI 0.00% 0.00% % 23 MRAT 6.61% 0.00% 93.39% 24 SMAR 74.78% 0.00% 25.22% 25 SMSM 56.87% 0.00% 43.13% 26 SQBI 0.00% 9.49% 90.51% 27 TOTO 22.75% 0.00% 77.25% 28 TRST 68.78% 0.00% 31.22% 29 TSPC 30.00% 0.00% 70.00% 30 UNVR 0.00% 0.00% % 31 YPAS 0.00% 0.00% % Sumber: Data Diolah (2009) 19

20 2.5 Menghitung WACC Setelah biaya dari masing-masing komponen pembiayaan diketahui, maka dapat dihitung biaya modal keseluruhan dengan proporsi dari masing-masing komponen untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC), dengan rumus: Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang No. Perusahaan WACC No. Perusahaan WACC 1 AMFG 12.24% 17 INDR 9.39% 2 AQUA 6.65% 18 INTP 10.57% 3 AUTO 8.08% 19 KLBF 10.09% 4 CITA 6.22% 20 LION 7.52% 5 CTBN 6.11% 21 MERK 5.68% 6 CPIN 9.92% 22 MLBI 7.02% 7 DLTA 4.79% 23 MRAT 8.13% 8 DVLA 7.40% 24 SMAR 8.94% 9 DYNA 5.66% 25 SMSM 7.06% 10 EPMT 8.32% 26 SQBI 42.71% 11 FAST 7.86% 27 TOTO 7.74% 12 FISH 7.31% 28 TRST 5.80% 13 FORU 8.34% 29 TSPC 7.66% 14 GGRM 10.80% 30 UNVR 6.66% 15 IGAR 8.25% 31 YPAS 9.93% 16 IKBI 7.80% 31 YPAS Sumber: Data Diolah (2009) Pada perhitungan WACC diatas, dapat dilihat besaran biaya yang harus dipenuhi oleh perusahaan atas pemanfaatan modalnya. Nilai WACC terbesar terdapat pada perusahaan PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk. (SQBI). Hal ini dikarenakan perusahaan SQBI membayar deviden yang sangat besar kepada shareholder, sehingga biaya modal meningkat yang berakibat pada meningkatnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) perusahaan tersebut. WACC sifatnya eksplisit, sama dengan discount rate yang dapat menjadikan present value dari modal bersih yang diterima perusahaan sama dengan present value dari semua biaya yang harus dibayarkan karena penggunaan modal tersebut. 20

21 3. Menghitung Nilai (present value) Menghitung nilai digunakan untuk mencari nilai sekarang (present value) dari satu rupiah yang diterima oleh perusahaan selama 1 (satu) periode n yaitu 1 (satu) tahun. Nilai Weighted Average Cost Of Capital (WACC) yang telah dihitung sebelumnya digunakan sebagai faktor discount rate (k). Rumus untuk menghitung nilai present value dari setiap rupiah yang diterima selama satu tahun adalah (Patel dan Cherukuri): Keterangan: K = WACC (Weighted Avarage Cost of Capital), yaitu biaya modal rata-rata tertimbang. n = Periode waktu Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Nilai Sekarang (Present Value) No. Perusahaan n,k No. Perusahaan n,k 1 AMFG INDR AQUA INTP AUTO KLBF CITA LION CTBN MERK CPIN MLBI DLTA MRAT DVLA SMAR DYNA SMSM EPMT SQBI FAST TOTO FISH TRST FORU TSPC GGRM UNVR IGAR YPAS IKBI YPAS Sumber: Data Diolah (2009) Dari perhitungan tabel diatas dapat dilihat nilai sekarang dari masing-masing perusahaan untuk per 1 (satu) rupiah uang yang diterima pada akhir tahun. Besar atau kecilnya nilai ini sangat 21

22 dipengaruhi oleh biaya modal (WACC) yang berfungsi sebagai discount rate (k). Semakin kecil WACC yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka semakin besar nilai present value yang akan dihasilkan. Ini berarti nilai uang yang diterima untuk per 1 (satu) rupiahnya akan semakin besar. Dengan semakin besarnya nilai uang yang dihasilkan, maka nilai FVA diharapkan juga akan meningkat. Dan sebaliknya. 4. Menghitung Umur Aktiva Tetap (n) Umur aktiva tetap yang dimaksud adalah perkiraan umur kegunaan/ekonomis dari aktiva tetap yang digunakan, yaitu periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tetap tersebut (Horngren et all, 1996:506). Aktiva tetap dapat dihitung dengan membagi total aktiva tetap yang dimiliki dengan nilai depresiasinya. Dari pembagian tersebut, dapat diperoleh nilai n sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Nilai Umur Aktiva Tetap No. Perusahaan N No. Perusahaan N 1 AMFG INDR AQUA INTP AUTO KLBF CITA LION CTBN MERK CPIN MLBI DLTA MRAT DVLA SMAR DYNA SMSM EPMT SQBI FAST TOTO 9.39 FISH TRST

23 FORU TSPC GGRM UNVR IGAR YPAS IKBI YPAS Sumber: Data Diolah (2009)`` Dari hasil perhitungan dapat dilihat umur aktiva tetap terlama masa manfaatnya terdapat pada perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), yaitu 28,88 tahun. Dan umur aktiva tetap yang tersingkat terdapat pada perusahaan PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR), yaitu 4,31 tahun. Nilai n akan berfungsi sebagai pembagi nilai total kapital yang dikalikan dengan tingkat pajak, ini menunjukan besaran nilai beban penyusutan yang tidak ditanggung oleh perusahaan setiap tahunnya atas seluruh modal yang digunakan selama n tahun. Ini berarti semakin panjang umur aktiva tetap, maka akan semakin lama asset-aset tersebut memberikan kontribusi bagi perusahaan. Maka nilai FVA yang akan dihasilkan juga akan meningkat. 5. Menghitung Total Resources (TR) Seperti yang disebutkan oleh Iramani (2005), total resources adalah total sumber dana (kapital) perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang dan total ekuitas yang mana menggambarkan jumlah working capital dan fixed capital yang dimiliki oleh perusahaan (Iramani,2005). Maka, total sumber dana untuk masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Total Resources (TR) No. Perusahaan TR No. Perusahaan TR 1 AMFG 382,083,000,000 1 AMFG 382,083,000,000 2 AQUA 21,786,703,550 2 AQUA 21,786,703,550 3 AUTO 638,803,640,000 3 AUTO 638,803,640,000 4 CITA 152,542,680,167 4 CITA 152,542,680,167 5 CTBN 717,599,915,480 5 CTBN 717,599,915,480 6 CPIN 1,514,687,000,000 6 CPIN 1,514,687,000,000 23

24 7 DLTA 35,028,837,000 7 DLTA 35,028,837,000 8 DVLA 357,828,471,000 8 DVLA 357,828,471,000 9 DYNA 299,449,789,074 9 DYNA 299,449,789, EPMT 114,000,000, EPMT 114,000,000, FAST 44,625,000, FAST 44,625,000, FISH 48,996,062, FISH 48,996,062, FORU 50,118,272, FORU 50,118,272, GGRM 1,015,744,000, GGRM 1,015,744,000, IGAR 52,675,000, IGAR 52,675,000, IKBI 307,576,787, IKBI 307,576,787,460 Sumber: Data Diolah (2009) Hasil perhitungan menunjukkan besaran total resources (TR) dari masing-masing perusahaan. Nilai TR merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai FVA yang akan dihasilkan. Semakin besar nilai TR, berarti semakin banyak pula sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatannya, maka akan semakin kecil nilai FVA yang akan dihasilkan. Dan sebaliknya, semakin kecil nilai TR, berarti semakin kecil sumber dana yang digunakan oleh perusahaan, maka nilai FVA akan meningkat. 6. Menghitung Financial Value Added (FVA) Setelah nilai gmc, tingkat pajak, modal rata-rata tertimbang, umur aktiva tetap, nilai present value ( ), dan total resources diperoleh. Maka FVA perusahaan dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: gmc = Gross Margin of Contribution = Nilai sekarang (present value), dengan k (WACC) sebagai discount rate t n TR = Tingkat pajak = Umur aktiva tetap = Total resources 24

25 Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Nilai FVA Perusahaan-Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI No. Perusahaan FVA No. Perusahaan FVA 1 AMFG -93,973,427, INDR -2,711,503,128,420 2 AQUA 71,423,250, INTP -1,839,565,890,564 3 AUTO -323,813,924, KLBF 356,243,484,066 4 CITA 71,401,146, LION -21,608,860,400 5 CTBN 1,827,792,125, MERK 60,577,828,821 6 CPIN -920,787,315, MLBI 234,917,822,424 7 DLTA 44,771,141, MRAT -99,898,226,926 8 DVLA -342,456,623, SMAR -562,721,789,570 9 DYNA -224,907,106, SMSM 18,981,005, EPMT 162,820,115, SQBI -27,474,073, FAST 67,139,818, TOTO -131,926,156, FISH 17,086,784, TRST -409,100,498, FORU -47,526,732, TSPC 88,277,609, GGRM 1,637,625,994, UNVR 2,435,697,718, IGAR -40,416,816, YPAS -48,736,866, IKBI -224,412,450, YPAS Sumber: Data Diolah (2009) Dari perhitungan diatas, dihasilkan 14 (empat belas) perusahaan yang memiliki nilai FVA positif dan 17 (tujuh belas) perusahaan lainnya menghasilkan nilai FVA yang negative. Maka dipastikan pada 14 (empat belas) perusahaan dengan nilai FVA positif, telah terjadi nilai tambah pada perusahaan. Ini berarti perusahaan dengan nilai FVA positif memiliki kinerja keuangan yang baik, dimana keuntungan bersih perusahaan dan penyusutan dapat menutupi equivalent deprecitation atau (NOPAT + D) lebih besar dari ED. Hasil ini dapat menggambarkan kekurangan manajemen dari segi: 1. Kegiatan operasi, manajemen belum mampu menekan biaya-biaya dan belum bisa memaksimalkan persediaan dalam meningkatkan penjualan. 2. Kegiatan Pendanaan (financing), manajemen belum mampu menentukan struktur modal yang paling efisien bagi perusahaan. 3. Kegiatan investasi, keputusan manajemen dalam menentukan pilihan-pilihan investasi belum optimal. Dan juga belum optimalnya pengelolaan fixed capital dan 25

26 working capital yang dimiliki, sehingga tercipta kapital yang kurang efektif dalam proses peningkatan nilai perusahaan. Sehingga laba perusahaan tidak dapat menutupi total modal yang digunakan. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil kinerja keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun pengamatan (2008) dapat disimpulkan bahwa: 1. Perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai FVA positif menunjukkan terjadinya nilai tambah finansial bagi perusahaan. Dan sebaliknya, perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai FVA negatif menunjukkan tidak terjadinya nilai tambah finansial bagi perusahaan. 2. Metode FVA dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation) bagi perusahaan. Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat memperluas lingkup pengambilan populasi baik dari jumlah perusahaan maupun tahun penelitian. 2. Perhitungan biaya modal dengan metode yang berbeda akan mempengaruhi nilai FVA juga, hal ini dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya untuk dapat menggunakan metode perhitungan biaya modal yang lain. DAFTAR KEPUSTAKAAN Iramani, Rr. dan E. Febrian (2005) Financial Value Added: Suatu Paradigma Baru Dalam Pengukuran Kinerja Dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 7 (1): Patel, B. dan U. R. Cherukuri. Net Value Added (NVA) and Share Value Appreciation Rate (SVAR) : Improved Value Addition Measures For Evaluation of Capital Projects. Republik Indonesia, Lembaga Administrasi Negara - BPKP. (2000), Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta. 26

27 Ruky, S. (1997). EVA dan Penciptaan Nilai Perusahaan. No. 9. Usahawan. Sandias, R. A. (2002) Finacial Value Added. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. http//ssrn.com Tunggal, W. A. (2001) Memahami Konsep Value Added dan Value Based Management. Harvindo. Utomo, L. Linawati (1999) Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 1 (1):

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Konseptual Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja keuangan perusahan-perusahaan go public yang bergerak pada industri perkebunan untuk periode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun Model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. analis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun Model BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Economic Value Added (EVA) A. Pengertian Economic Value Added (EVA) Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun objek penelitian dalam penelitian ini adalah saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) yang diperdagangkan di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Gedung Bursa Efek Indonesia Lantai 1,

Lebih terperinci

FINANCIAL VALUE ADDED: SUATU PARADIGMA DALAM PENGUKURAN KINERJA DAN NILAI TAMBAH PERUSAHAAN

FINANCIAL VALUE ADDED: SUATU PARADIGMA DALAM PENGUKURAN KINERJA DAN NILAI TAMBAH PERUSAHAAN FINANCIAL VALUE ADDED: SUATU PARADIGMA DALAM PENGUKURAN KINERJA DAN NILAI TAMBAH PERUSAHAAN Rr. Iramani Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya E-mail: irma_subagyo@yahoo.com Erie Febrian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun

Lampiran 1: Data Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun LAMPIRAN 98 99 Lampiran 1: Data Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2007-2011 NO KODE PERUSAHAAN 1 ASII PT. Astra International Tbk 2 AUTO PT. Astra Auto Part Tbk 3 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 4 CEKA PT.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa nilai EVA PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada periode

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa nilai EVA PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada periode BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dan hasil analisis pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa nilai EVA PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada periode penelitian telah mengalami peningkatan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya sangat penting diketahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya sangat penting diketahui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya sangat penting diketahui oleh pemilik dan manajemen. Kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian

Lebih terperinci

PENTINGNYA LAPORAN NILAI TAMBAH DALAM PELAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL VALUE ADDED/ FVA) SEBAGAI PENGUKUR KINERJA DAN PENCIPTAAN NILAI PERUSAHAAN

PENTINGNYA LAPORAN NILAI TAMBAH DALAM PELAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL VALUE ADDED/ FVA) SEBAGAI PENGUKUR KINERJA DAN PENCIPTAAN NILAI PERUSAHAAN Fokus Ekonomi (FE), April 2008, Hal 7 13 Vol.7, No. 1 ISSN: 1412-3851 PENTINGNYA LAPORAN NILAI TAMBAH DALAM PELAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL VALUE ADDED/ FVA) SEBAGAI PENGUKUR KINERJA DAN PENCIPTAAN NILAI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun

Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 79 80 Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2007-2010 NO. NAMA PERUSAHAAN KODE 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI 3 PT Asahimas Flat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek yang di pilih adalah Bank Umum Syariah yang terdapat di Indonesia yaitu pada Bank Muamalat Indonesia dengan mengambil data dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, salah satunya menggunakan laporan keuangan. Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, salah satunya menggunakan laporan keuangan. Pengguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin meningkatkan kekayaan dari pemilik modalnya. Oleh karena itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Suwito (2002) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perusahaan (Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1. Teknik Pengumpulan Sampel Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data panel. Penelitian ini menggunakan data berupa laporan keuangan kuartal emiten serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi semakin terasa penting. Kebutuhan akan adanya perangkat

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi semakin terasa penting. Kebutuhan akan adanya perangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin berkembangnya zaman, kebutuhan manusia akan telekomunikasi semakin terasa penting. Kebutuhan akan adanya perangkat telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

Cost of Equity Cost of Preferred Stock Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)

Cost of Equity Cost of Preferred Stock Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR & GRAFIK... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

2.4. Hipotesis Penelitian Bursa Efek Jakarta Kelompok Industri Makanan dan Minuman

2.4. Hipotesis Penelitian Bursa Efek Jakarta Kelompok Industri Makanan dan Minuman DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN.... x I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 10 1.3. Pembatasan Masalah... 12 1.4 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Kode Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Selama Tahun 2008-2008 FOOD & BEVERAGES 1 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 2 FAST PT Fast Food

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 3 ASII PT. Astra International Tbk 4 AUTO PT. Astra Otopart Tbk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) JURNAL PUBLIKASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI ROKOK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti Kusuma W dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor menginvestasikan dana bertujuan memaksimumkan kekayaannya yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha memaksimumkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK 1 ANALISIS KEMAMPUAN ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK NUR FAHMI*), SUTARDI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia *Email:

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Dafter Sampel Penelitian

LAMPIRAN. Dafter Sampel Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Dafter Sampel Penelitian NO NAMA PERUSAHAAN KODE EMITEN 1. Astra Internasional Tbk ASII 2. Astra Otoparts Tbk AUTO 3. Sepatu bata Tbk BATA 4. Indo kordosa Tbk BRAM 5. Berlina Tbk BRNA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka. Data ini

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka. Data ini 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber dan Jenis Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk angka-angka.

Lebih terperinci

ANALISIS KONSISTENSI TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA INDUSTRI FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009

ANALISIS KONSISTENSI TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA INDUSTRI FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 ANALISIS KONSISTENSI TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA INDUSTRI FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 Besse Wediawati dan Dewi Yuliana Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Kampus Pinang Masak,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN

LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor 1 ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen 3 BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki 4 BRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Definisi Penilaian Kinerja Keuangan Penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997) adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham. Tujuan lainnya adalah menjamin sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham. Tujuan lainnya adalah menjamin sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Sartono (2001), tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Tujuan lainnya adalah menjamin sumber daya perusahaan yang langka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen modal kerja berkaitan dengan management current account perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan agar kegiatan operasional perusahaan terus berjalan. Bukan hanya tanggung jawab kepada pemilik, namun

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

BAB II TINJAUAN TEORITIS. tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengukuran Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan

Lebih terperinci

ABSTRACT. The Effect Of Economic Value Added And Market Value Added To The Stock Returns Of Manufacturing Companies

ABSTRACT. The Effect Of Economic Value Added And Market Value Added To The Stock Returns Of Manufacturing Companies ABSTRACT The Effect Of Economic Value Added And Market Value Added To The Stock Returns Of Manufacturing Companies EVA and MVA is a new method that can be used to calculate the company's financial performance.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan

BAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu mengharapkan pertumbuhan usaha yang baik bagi kelangsungan hidup usahanya dan sekaligus dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham.

Lebih terperinci

Ismi Wenda Hidayati Topowijono M.G. Wi Endang N.P Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRACT

Ismi Wenda Hidayati Topowijono M.G. Wi Endang N.P Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRACT ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN FINANCIAL VALUE ADDED (FVA) SEBAGAI SALAH SATU ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada PT. Panca Mitra Multiperdana Periode 2010-2014) Ismi Wenda Hidayati

Lebih terperinci

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Hal

Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Hal Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 1, No. 1, Desember 2012 Hal. 17-28 Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added dan Market

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi dengan Menggunakan EVA, REVA, FVA, dan MVA

Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi dengan Menggunakan EVA, REVA, FVA, dan MVA Jurnal Rekayasa LPPM Itenas No.1 Vol. X IV Institut Teknologi Nasional Januari Maret 2010 Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi dengan Menggunakan EVA, REVA, FVA, dan MVA ABU BAKAR Jurusan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Nama : Elin Septiana NPM : 20208431 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

Novianti Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Novianti   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN FINANCIAL VALUE ADDED (FVA) PADA PT SAMUDRA INDONESIA, Tbk. Novianti Email: novianti.angela@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. yang didirikan pada tanggal 3 Juli Jakarta Islamic Index merupakan hasil

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. yang didirikan pada tanggal 3 Juli Jakarta Islamic Index merupakan hasil 50 BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks syariah pertama di Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai USD 3.562,6 per tahun. Peningkatan pendapatan per kapita ini searah dengan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Divestasi dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Financial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian

I. PENDAHULUAN. Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan (earning) yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi di Indonesia saat ini membuat dunia usaha mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO PROFITABILITAS DAN EVA PADA INDUSTRY ANIMAL FEED-BEI

MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO PROFITABILITAS DAN EVA PADA INDUSTRY ANIMAL FEED-BEI MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO PROFITABILITAS DAN EVA PADA INDUSTRY ANIMAL FEED-BEI Novia Sri Wahyuni Novia_miiuw2@yahoo.com Agus Sunaryo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pasar Modal Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan harus selalu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Ada berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan bisnis dalam sebuah perusahaan tujuannya adalah untuk memaksimalkan kekayaan dan membuat bisnisnya semakin berkembang. Pada era sekarang ini, dunia bisnis

Lebih terperinci

Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LAMPIRAN LAMPIRAN 1 NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 2 ASII Astra International Tbk 3 AUTO Astra Auto Part Tbk 4 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 5 EKAD Ekadharma International Tbk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, terutama pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, terutama pada perusahaan sektor jasa. Salah satu perusahaan sektor jasa yang menjadi andalan Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Wolk dalam Firman Taryana (2013) teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

Lebih terperinci

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Primal Aditya Rizki Email : primal_limos74@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dimulai dari perusahaan, usaha mencari sumber dana untuk pembiayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dimulai dari perusahaan, usaha mencari sumber dana untuk pembiayaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas yang terkait dengan pengelolaan keuangan pada perusahaan. Aktivitas manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian aaaaaapenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Berdasarkan tingkat eksplanasinya bersifat deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada persaingan untuk menempati posisi yang lebih baik dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada persaingan untuk menempati posisi yang lebih baik dalam dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini, yang mengarah pada persaingan untuk menempati posisi yang lebih baik dalam dunia bisnis, maka setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, dan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), laporan keuangan adalah : Umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan

Lebih terperinci