BAB II TINJAUAN TEORITIS. tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
|
|
- Sukarno Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengukuran Kinerja Perusahaan Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Sedangkan pengukuran kinerja ( performance measurement ) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran kinerja merupakan bagian dari fungsi pengendalian manajemen, karena pengukuran kinerja dapat digunakan untuk melakukan pengendalian aktivitas. Setiap aktivitas harus terukur kinerjanya agar dapat diketahui tingkat efisien dan efektivitasnya. Efisien dan efektivitas tersebut merupakan dasar untuk melakukan peniaian kinerja. Menurut Mulyadi (2001:415) kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya didasarkan sesuai sasarannya, dengan standart dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu cara untuk menilai kinerja perusahaan yang positif adalah dengan melihat sejauh mana perusahaan telah menggunakan sumber dayanya secara maksimal, dalam arti perusahaan melakukan kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien. Pengertian efektif adalah kemampuan satu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisien menggambarkan sejauh mana masukan (input) yang diperlukan untuk
2 menghasilkan suatu unit keluaran ( output ). Sedangkan menurut Kriamiaji dan Aryani (2011:345) pengukuran kinerja adalah suatu proses mengkuantitaskan keefisienan dan atau keefektifan dari suatu tindakan tersebut Alasan Dilakukannya Pengukuran Kinerja Perusahaan menggunakan seperangkat ukuran kinerja untuk mengevaluasi kinerja bisnis unit dan kinerja para manajernya. Ukuran kinerja ini memungkinkan para manajer untuk tetap fokus pada pencapaian tujuan organisasi. Untuk dapat berkompetisi, suatu perusahaan manufaktur misalnya harus mempunyai kualitas produk yang tinggi, pelayanan pengiriman yang handal, produk yang lebih bervariasi dengan harga yang murah, kebutuhan pelanggan yang baru dan hubungannya dengan perubahan teknologi serta filosofi perusahaan sangat jelas menggambarkan bahwa, sistem pengukuran kinerja menjadi sangat penting bagi suatu organisasi. Menurut Neely ( dalam Krismiaji dan Aryanni, 2011:344) terdapat beberapa alasan mengapa pengukuran kinerja sangatlah penting, diantaranaya adalah sebagai berikut : a. Perubahan Lingkungan Kerja Pada era 1950-an dan 1960-an sistem akuntansi tradisional yang mengalokasikan biaya overhead berdasarkan tenaga kerja langsung, cara ini mungkin tepat karena proporsi biaya tenaga kerja langsung yang sering kali melebihi 50% dari total biaya produksi. Tapi pada era 1980-an proporsi biaya tenaga kerja langsung melebihi 50% atau 10%, karena tingginya investasi pada teknologi, perubahan lingkungan kerja inilah yang mendorong perusahaan menyusun dan menggunakan sistem akuntansi manajemen baru, yang mengharuskannya untuk menggunakan sistem pengukuran kinerja.
3 b. Meningkatnya Persaingan Tidak diragukan lagi bahwa tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan meningkat pada era globalisasi ini. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia terus menghadapi tekanan untuk mampu menurunkan biaya produksi dan meningkatkan nilai produknya kepada pelanggan mereka. c. Inisiatif-inisiatif Pengembangan Khusus Untuk merespon meningkatnya persaingan, banyak organisasi yang melakukan inisiatif-inisiatif pengembangan khusus seperti total quality management ( TQM ), learn production world class manufacturing ( WCM ), taguchi method dan quality costing d. Penghargaan Nasional dan Internasional Untuk menghargai pencapaian kinerja organisasi, sejumlah penghargaan kualitas bertaraf nasional maupun internasional banyak diadakan, seperti : deming price, baldrige award dari USA dan european foundation for quality management ( EFQM ) award. e. Perubahan peranan organisasi Adanya berbagai perubahan yang mengharuskan perubahan peranan Akuntan Manajemen untuk tidak hanya menyediakan informasi bagi pihak eksternal tetapi lebih pada menyediakan informasi yang diperlukan untuk menjalankan suatu bisnis Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan Tujuan pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan. Tujuan pengukuran kinerja menurut Supriyono (2000:385) adalah sebagai berikut :
4 a. Untuk menilai prestasi manajer devisi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya. b. Untuk mengidentifikasi penyebab selisih pelaksanaan dan rencana sesuai dengan ukuran prestasi dan manajer divisi yang telah ditentukan. c. Untuk menentukan besarnya kontribusi devisi dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. d. Untuk membuat saran dan keputusan tindakan perbaikan atau sesuai yang diluar kendali. Pendapat lain menyatakan bahwa pengukuran kinerja keuangan memiliki beberapa peranan bagi perusahaan; diantaranya dapat mengetahui beberapa besarnya biaya yang ditimbulkan dari berbagai aktivitas yang telah dilakukan perusahaan; sebagai penentu efisiensi di setiap bagian, proses atau produksi untuk menentukan tingkat keuntungan yang dapat dicapai; sebagai penilaian kinerja pada tiap-tiap individu yang diberi wewenang dan tanggung jawab serta untuk pengambilan keputusan perlu atau tidaknya dilakukan prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa mendatang Manfaat Pengukuran Kinerja Menurut Mulyadi ada beberapa manfaat dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan, diantaranya sebagai berikut : a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan evisien melalui pemotivasian karyawan secara optimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti : promosi, transfer dan pemberitahuan. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk
5 menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai atasan mereka menilai kinerja mereka. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa, tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar, menurut S Munawir (1998:64). Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). 2. Kelebihan dan Keterbatasan Rasio Keuangan a Kelebihan Rasio Keuangan Menurut Harahap (2004:298) kelebihan analisis rasio keuangan adalah : (1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar stastik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. (2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
6 (3) Mengetahui posisi perubahan ditengah industri lain. (4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. (5) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan yang lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik. (6) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. b. Keterbatasan Rasio Keuangan Keterbatasan dalam penggunaan rasio keuangan menurut Harahap (2004:298) adalah sebagai berikut : (1) Kesulitan memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. (2) Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan dapat menjadi keterbatasan teknik. (3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio. (4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkorn. (5) Beberapa perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
7 2.1.6 Rasio Profitabilitas 1. Pengertian Rasio Profitabilitas Analisis kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dibutuhkan untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan, karena perusahaan harus dalam keadaan yang menguntungkan. Menurut Harahap (2004:304) rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada, seperti : kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. 2. Cara Mengukur Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin ( NPM ) Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. Rasio ini bisa dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Net Profit Margin Laba Setelah Pajak Penjualan Net Profit Marjin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Sebaliknya net profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat penjualan tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukan ketidakefisienan manajemen.
8 Menurut Suryono (Nurjanti T dan H.Hendrarini, Journal Of Business and Bangking Vol.1, 2011:93) berpendapat bahwa semakin besar NPM maka semakin baik perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibanding dengan penjualan yang dicapai dan investor akan semakin tertarik sehingga mempengaruhi peningkatan harga saham, sedangkan Mais menyatakan bahwa NPM yang tinggi dapat meningkatkan harga saham karena saham yang disukai oleh investor adalah saham yang perusahaannya sehat, yaitu perusahaan yang mempunyai kemampuan menghasilkan laba yang tinggi dan dapat dipahami bahwa dengan meningkatnya NPM maka akan meningkatkan earning perusahaan sehingga akan meningkatkan kekayaan pemegang saham. b. Return On Investment ( ROI ) Rasio ini juga biasa disebut Return on assets digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertent. Rasio yang tinggi menunjukan efisiensi manajemen asset, yang berarti efisiensi manajemen. Rasio ini bisa dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Return on investment Laba Setelah Pajak Total Aktiva Menurut Krismiaji dan Aryani (2011:295) Dalam penerapan ROI terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya sebagai berikut:
9 a. Kelebihan ROI : 1. Mendorong manajer untuk memusatkan perhatian pada hubungan antara penjualan, biaya dan investasi. 2. Mendorong efisiensi biaya. 3. Mengurangi investasi yang berlebihan pada aktiva operasi. b. Kelemahan ROI : 1. Mencegah manajer untuk berinvestasi dalam proyek yang menurunkan ROI, meskipun investasi tersebut dapat meningkatkan kemampulabaan perusahaan secara keseluruhan. 2. Mendorong manajer memusatkan perhatian pada kegiatan jangka pendek untuk biaya berjangka panjang. c. Return On Equity Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut padang pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Return on equity Laba Setelah Pajak Modal Sendiri Menurut Luhur (Nurjanti T dan H.Hendrarini, Journal Of Business and Bangking Vol.1, 2011:93) berpendapat bahwa jika seseorang ingin menekankan pada sudut pandang dari sudut pandang secara keseluruhan, maka fokusnya
10 diarahkan pada profitabilitas ekuitas (ROE). Artinya tingkat efisiensi diukur berdasarkan atas seberapa besar tingkat pengembalian modalnya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka nilai perusahaan cenderung semakin meningkat sebaliknya, semakin rendah tingkat profitabilitas maka nilai perusahaan cenderung menurun. Sedangkan Noor berpendapat bahwa perubahan ROE akan mempengaruhi harga saham, bila ROE cukup tinggi maka perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk membatasi deviden yang cukup tinggi dari perusahaan tersebut dapat dikatakan menggunakan equity dengan efektif dan efisien, sehingga para pemegang saham percaya bahwa dikemudian hari perusahaan akan memberikan pendapatan yang lebih besar Konsep EVA (Economic Value Adedd) 1. Pengertian EVA EVA ( Economic Value Adedd ) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). Menurut Blocher (2001:965) Economic Value Adedd (EVA) adalah laba suatu bisnis setelah pajak dan setelah mengurangi biaya modal. Tujuan dari penhukuran tersebut adalah secara efektif memotivasi para manajer unit strategi bisnis investasi dan secara tepat untuk mengukur kinerja mereka. EVA atau di Indonesia dikenal dengan istilah Nitami atau nilai tambah ekonomi adalah satu alat untuk menilai kinerja keuangan. Teknik ini dilandasi pada konsep bahwa pengukuran laba suatu perusahaan harus adil dalam
11 mempertimbangkan harapan-harapan setiap para penyandang dana. Economic value adedd juga dapat dipakai sebagai tolok ukur atau kriteria apakah suatu anggaran tertentu, karyawan dan manajer berhak mendapatkan bonus atau tidak. Konsep ini dikenal sebagai pengukur kinerja perusahaan yang secara adil mempertimbangkan sepenuhnya harapan setiap para penyandang dana, dalam hal ini adalah para kreditor dan para pemegang saham dimana derajat keadilannya diukur atau dinyatakan dengan biaya modal rata-rata tertimbang Weight Average Cost of Capital dari struktur modal yang ada. EVA dapat diformulasikan sebagai berikut : EVA = NOPAT BIAYA MODAL Dengan catatan apabila : a. Jika EVA > 0, maka telah terjadi penambahan nilai ekonomi ke dalam perusahaan (bisnis) tersebut. b. Jika EVA = 0, maka artinya adalah bahwa secara ekonomi perusahaan impas karena semua digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditor maupun pemegang saham. c. Jika EVA < 0, maka tidak terjadi atau tidak memberikan nilai tambah ke dalam perusahaan tersesebut karena laba yang tersedia tidak memenuhi harapan-harapan penyandang dana. 2. Tujuan dan Manfaat EVA a. Tujuan EVA Dalam penerapannya EVA memiliki tujuan sebagai berikut : 1) Dengan perhitungan EVA diharapkan mendapatkan hasil perhitungan nilai
12 ekonomis perusahaan yang lebih realistis, hal ini disebabkan oleh EVA dihitung berdasarkan pendekatan biaya modal ( cost of capital ) yang menggunakan nilai pasar yang berdasarkan kepentingan kreditur terutama para pemegang saham dan bukan pada nilai bukunya yang bersifat historis. 2) Perhitungan EVA juga diharapkan dapat mendukung penyajian laporan keuangan akan mempermudah bagi investor, kreditur, karyawan pemerintah, pelanggan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan di dalamnya. b. Manfaat EVA Dalam penggunaannya EVA memiliki manfaat sebagai berikut : 1) Penerapan EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pengukuran kinerja perusahaan, dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation). 2) Penilaian kinerja keuangan dengan pendekatan model EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham, dengan EVA para manajemen akan berpikir dan bertindak sama halnya dengan pemegang saham, yaitu pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal. 3) EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan struktur modalnya. 4) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek baru atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih dari pada modalnya, kegiatan atau proyek yang memberikan nilai sekarang dari total nilai yang positif menunjukan adanya penciptaan nilai dari proyek tersebut.
13 5) EVA membuat para manajer memfokuskan pada kegiatan perusahaan yang menciptakan nilai dari mengevaluasikan kinerja berdasarkan kriteria memaksimalkan nilai perusahaan. 3. Kelebihan dan Kelemahan EVA a. Kelebihan EVA Dalam penggunaannya EVA memiliki kelebihan sebagai berikut : 1) EVA menunjukan nilai tambah yang terjadi selama satu tahun tertentu. 2) EVA dapat diterapkan pada masing-masing divisi atau unit-unit lain dari sebuah perusahaan besar. 3) EVA adalah alat pengukur kinerja perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan para pemilik modal (kreditur atau para pemegang saham) secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukannya pada nilai buku. 4) Model EVA dapat dipakai sebagai tolak ukur dalam pemberian bonus kepada karyawan, karena EVA merupakan tolak ukur yang tepat untuk menjalankan stockholder statisfaction concept yakni memperhatikan karyawan, pelanggan dan pemilik modal. 5) Meskipun model EVA hanya berorientasi pada kinerja operasional perusahaan akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategis perkembangan portofolio perusahaan. b. Kelemahan EVA Dalam penggunaannya EVA memiliki kelemahan sebagai berikut :
14 1) Secara konseptual EVA memang lebih unggul dari pada pengukur tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham yang cukup rumit sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam tentang teknik-teknik didalam menafsir biaya modal saham. 2) EVA adalah alat ukur semata dan tidak berfungsi sebagai cara untuk mencapai sasaran perusahaan, sehingga diperlukan suatu cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran tersebut. 3) Masih mengandung unsur keberuntungan (tinggi rendahnya EVA dapat dipengaruhi oleh gejolak pasar) 4) EVA hanya menggambarkan nilai pada suatu tahun tertentu. 5) EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah, investasi yang demikian umunya memiliki resiko yang kecil sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk menghindari resiko. Sedangkan sebagian besar inovasi di dalam berbisnis mempunyai resiko yang cukup tinggi terutama di dalam era pasar bebas yang penuh dengan ketidak pastian Konsep Biaya Modal a. Pengertian Biaya Modal Biaya modal merupakan biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru, hal ini dikarenakan biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diisyaratkan dari semua sumber keuangan jika perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari pada
15 biaya modal, maka pengembalian sisanya akan menyebabkan peningkatan nilai saham biasa perusahaan dan peningkatan kekayaan pemilik saham. b. Perhitungan Biaya Modal 1) Biaya Modal Hutang Biaya hutang menunjukan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman. Apabila disajikan dalam bentuk rumus perhitungan biaya hutang adalah sebagai berikut : Biaya Hutang : k d (1 t ) Dimana : k d Beban Bunga Hu tan g Keterangan : k d = Tingkat suku bunga dari hutang sebelum pajak t = Tarif pajak 2. Biaya Modal Saham Preferen Biaya modal saham preferen adalah biaya riil yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen. Saham preferen memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Oleh karena itu, saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan obligasi. Saham preferen mempunyai hak atas deviden tetap dan hak pembayaran
16 terlebih dahulu, jika perusahaan terjadi likuidasi. Besarnya biaya saham preferen dapat dihitung sebagai berikut : K p D P p P Keterangan : K p = Biaya komponen saham preferen D p = Deviden saham preferen P p = Harga pasar saham preferen 3. Biaya Modal Saham Biasa Saham biasa adalah saham yang akan memperoleh deviden dalam jumlah tidak tetap setiap tahunnya tergantung besar kecilnya laba yang diperoleh, tersedianya kas dan keputusan rapat pemegang saham perusahaan tersebut. Bahkan dalam keadaan merugi perusahaan tidak membayar deviden kepada pemegang saham umum. Terdapat dua model pendekatan untuk menghitung biaya modal, antara lain : 1. Model Penentuan Harga Aktiva Modal (Capital Assets Pricing Model = CAPM) Model CAPM merupakan penetapan biaya modal dengan menganalisis hubungan antara tingkat return saham yang diharapkan (k e ) dengan return pasar (R m ) yang terjadi. Model CAPM ini dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : besarnya tingkat bunga bebas resiko ( risk free rate, R r ), resiko
17 sistematis yang ditunjukan oleh koefisien beta ( β ) dan premium resiko pasar yang ditunjukan oleh selisih antara return saham ( R m R f ), sehingga jika disajikan dalam rumus menjadi : K e = R f + ( R m - R f ) β Keterangan : K e = Tingkat keuntungan yang disyaratkan investor R f = Tingkat return bebas resiko β = Beta, pengukur resiko sistematis saham R m = Tingkat keuntungan pasar Rumus perhitungan ( β ) melalui pendekatan regresi adalah : Dimana : β = n R m R i R m. R i n R m 2 ( R m ) 2 R m = Tingkat keuntungan portofolio pasar R i = Tingkat keuntungan saham Sedangkan tingkat keuntungan saham dapat dihitung : R i D t P - P P t t-1 t-1 Dimana : R i = Pengembalian keuntungan saham pada periode ke t D t = Deviden saham pada periode t P t = Harga saham pada periode ke t
18 P t- 1 = Harga saham pada periode t-1 Tingkat pengembalian pasar (Rm) diperoleh besarnya keuntungan seluruh saham yang beredar di suatu bursa efek. Perhitungan return pasar didasarkan pada pendekatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar modal. Rumus dari perhitungan return pasar tersebut adalah sebagai berikut : Rm IHSG t - IHSG IHSG t-1 t-1 Dimana : IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSG t -1 = Indeks Harga Saham Gabungan sebelum periode t 2. Pendekatan Model Diskonto Deviden ( Deviden Discount Model ) Merupakan tingkat diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarang dari keseluruhan deviden per lembar saham yang diharapkan di masa yang akan datang, sehingga biaya modal merupakan faktor diskonto dari deviden yang ada. k e D P 1 o g Dimana : K e = Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor P o = Harga pasar saham pada saat ini D 1 = Deviden yang diterima untuk periode t g = Tingkat pertumbuhan deviden
19 4. Perubahan Struktur Modal Struktur modal merupakan perpaduan antara hutang, saham preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu : 1. Resiko bisnis Atau resiko yang inheren dengan operasi jika perusahaan tidak mempergunakan hutang. Semakin tinggi resiko bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio hutang optimalnya. 2. Posisi perpajakan perusahaan Alasan perusahaan menggunakan hutang adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan mengurangi biaya hutang efektif. Tetapi jika sebagian besar laba perusahaan telah dilindungi dari pajak karena perlindungan penyusutan pajak, bunga dari hutang yang beredar saat ini, atau karena kerugian pajak yang dibawa ketahun berikutnya, maka tarif pajaknya akan rendah, sehingga tambahan hutang mungkin tidak akan begitu menguntungkan lagi dibandingkan jika perusahaan memiliki tarif pajak efektif yang lebih tinggi. 3. Fleksibilitas keuangan Jika operasi yang stabil akan membutuhkan pasokan modal yang lancar, yang merupakan hal yang vital bagi keberhasilan jangka panjang
20 perusahaan. Keputusan pambiayaan sekarang dipengaruhi oleh keinginan pembiayaan dimasa yang akan datang. 4. Konservatisme atau keagresifan manajemen Beberapa manajer lebih agresif, sehingga beberapa perusahaan cenderung menggunakan hutang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan. 5. Biaya Modal Rata-Rata tertimbang Biaya modal yang tepat digunakan dalam pembuatan keputusan keuangan adalah biaya modal rata-rata tertimbang. Dasar pemikiran penggunaan biaya modal rata-rata tertimbang adalah bahwa masing-masing sumber pembelanjaan mempunyai biaya modal sendiri-sendiri, dan besarnya dana dari masing-masing sumber pembelanjaan tidak sama. Adapun rumus untuk perhitungan WACC adalah : WACC : Wd.Kd ( 1-T ) + Wp.Kp + Wc.Ks Dimana : WACC : Biaya modal rata-rata tertimbang Wd : Bobot hutang pada struktur modal Kd : Komponen biaya hutang sebelum pajak T : Tarif pajak marginal perusahaan Wp : Bobot dari saham preferen Kp : Biaya komponen modal saham preferen
21 Wc : Bobot dari ekuitas biasa Ks : Biaya komponen ekuitas biasa
22 2.2 Rerangka Pemikiran Laporan Keuangan Neraca Keuangan Laporan Laba Rugi Mengevaluasi Kinerja Keuangan Rasio Profitabilitas EVA Kinerja Keuangan Perusahaan Gambar 1 Rerangka Pemikiran
MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO PROFITABILITAS DAN EVA PADA INDUSTRY ANIMAL FEED-BEI
MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO PROFITABILITAS DAN EVA PADA INDUSTRY ANIMAL FEED-BEI Novia Sri Wahyuni Novia_miiuw2@yahoo.com Agus Sunaryo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian memiliki pengertian sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek penelitian. Peneliti yang baik harus memenuhi syaratsyarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat terjadi krisis moneter banyak perusahaan yang mengalami penurunan dalam pendapatannya bahkan ada juga beberapa yang mengalami kerugian. Hal ini terus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Munawir (2010:2) mengungkapkan bahwa: Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian
BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian yang saya lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan serta penganalisaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti Kusuma W dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Hanifa (2006) dengan objek PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Hasil penelitian tersebut yaitu analisis terhadap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap
Lebih terperinciEvaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja
14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Perusahaan 2.1.1 Definisi Kinerja Perusahaan Kinerja suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja keuangannya, yaitu jika kinerja keuangannya mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Leverage 2.1.1 Pengertiang Leverage Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin dan kendaraan,
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,
Lebih terperinciPenilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)
Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA) Nama : Ilma Syahida Arofi NPM : 23211509 Kelas : 3EB25 Pembimbing : Radi Sahara, SE., MM Latar Belakang Kinerja
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan
II. LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keadaan seperti mengakibatkan para manajer perusahaan berusaha. meningkatkan keuntungan dengan berbagai cara, dan hal ini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di era globalisasi mendorong berbagai sektor usaha saling berlomba untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar tetap bertahan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa
Lebih terperinciEconomic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) a. Pengertian EVA Menurut Young dan O Byrne (2001:17), pengertian EVA adalah didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan bahwa kekayaan hanya diciptakan ketika
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 Email : tasianaa93@gmail.com ABSTRACT Latar belakang penelitian adalah menganalisis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Bank
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008), bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antar hutang dan ekuitas (Theresia,2007).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja dalam investasi sangatlah penting karena melalui penilaian kinerja dapat diketahui apakah kinerja dan operasional perusahaan tersebut sudah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, dan Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:5), laporan keuangan adalah : Umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan
8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihindari baik oleh pribadi maupun perusahaan, sehingga perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan
Lebih terperinciproses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK Latar Belakang Fungsi akuntansi yang penting adalah mengumpulkan dan melaporkan informasi akuntansi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang begitu pesat menyebabkan perkembangan dunia usaha yang begitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan menurut Ridwan dan Inge (2002: 68), adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ridwan dan Inge (2002: 68), adalah sebagai berikut : Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemunculan berbagai dunia usaha baik skala kecil maupun besar sudah merupakan fenomena yang biasa. Fenomena ini mengakibatkan tingkat persaingan antar perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal. Saham (stock
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan bisnis selalu di hadapkan berbagai persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap permasalahan akan berdampak
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Suwito (2002) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perusahaan (Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperincikinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa
Lebih terperinciTabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 RKAP PT ASURANSI JASINDO 2003 2007 Di bawah ini adalah Tabel IV.1 yang berisikan nilai nilai RKAP dari PT. Asuransi Jasindo selama tahun 2003 hingga tahun 2007.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Grace (2009) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efektifitas aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Umumnya sistem laporan akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan dan kegunaan dari laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (different report
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. telah diterapkan guna memenuhi keinginan semua pihak yang berkepentingan.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 PengukuranKinerja Perusahaan 2.1.1 Kinerja Perusahaan Setiap perusahaan ataupun organisasi yang memiliki tujuan tersendiri yang telah diterapkan guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan
Lebih terperinciANALISA LAPORAN KEUANGAN.
ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro
6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi yang begitu pesat menyebabkan perkembangan dunia usaha yang begitu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi pembelanjaan yang efisien.
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah manajemen dana yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED NAMA : FITRI SABRINA NPM : 22210840 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dwi Asih Haryanti, SE.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut, salah satunya menggunakan laporan keuangan. Pengguna
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama, yaitu ingin meningkatkan kekayaan dari pemilik modalnya. Oleh karena itu diperlukan suatu pengukuran kinerja keuangan perusahaan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
Lebih terperinci