BAB II KAJIAN PUSTAKA. menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.sedangkan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.sedangkan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Pendekatan Teori Keluarga Pengertian Keluarga Narwoko dan Suyanto, (2004:23) : Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.sedangkan pengertian keluarga menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun 1992 adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami, istri, dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga adalah suatu kelompok atau orang-orang yang disatukan oleh perkawinan, darah, dan adopsi yang berkomunikasi satu sama lain dan menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara lakilaki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Keluarga khususnya orangtua bertanggung jawab dalam menjaga, menumbuhkan, dan mengembangkan anggota-anggotanya.ibu pada masa kini di samping mengurus rumahtangga juga bekerja untuk menambah pendapatan keluarga.menurut Megawangi (1999:23), keluarga adalah sebagai sebuah sistem sosial mempunyai tugas atau fungsi agar sistem tersebut berjalan. Tugas tersebut berkaitan dengan pencapaian tujuan, integritas dan solidaritas, serta pola kesinambungan atau pemeliharaan keluarga. Ada delapan fungsi keluarga utama menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 dalam BKKBN tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera yaitu fungsi keagamaan, fungsi 8

2 sosial, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi melindungi, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan. Mengenai fungsi keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya Singgih P Gunarsa (1991:54) mengemukakan sebagai berikut: Tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari sudut Organis-Psikologis, antara lain makanan, maupun kebutuhankebutuhan psikis seperti kebutuhan-kebutuhan akan perkembangan, kebutuhan intelektual melalui pendidikan, kebutuhan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan asuhan ucapan-ucapan dan perlakuan. Keseimbangan dalam menjalankan peran/fungsi instrumental dan ekspresif sangat diperlukan agar dapat mengintegrasikan suasana keluarga yang harmonis Teori Sosial-Konflik Asumsi teori sosial konflik berlawanan dengan teori struktur fungsional. Asusmsi Karl Marx menyatakan bahwa walaupun relasi sosial menggambarkan karakteristik yang sistematik, pola relasi sebenarnya menggambarkan kepentingan pribadi, konflik yang tidak dapat dihindari dari sistem sosial, konflik akan terjadi pada keterbatasan pendistribusian sumberdaya terutama kekuasaan dan konflik adalah sumber utama dari perubahan. Situasi konflik dalam lingkungan sosial adalah sesuatu yang normal terjadi.hubungan yang penuh konflik ini juga terjadi pada keluarga, sumber dari konflik tersebut adalah struktur dan fungsi dari keluarga itu sendiri.seorang suami sebagai kepala keluarga dapat menjadi sumber konflik dengan istri sebagai ibu rumahtangga karena dalam struktur, mutlak terjadi penindasan oleh orang yang memiliki kekuasaan lebih tinggi kepada orang 9

3 yang berada di bawahnya.keluarga, menurut teori ini, bukan sebuah kesatuan yang normatif (harmonis dan seimbang), melainkan lebih dilihat sebagai sebuah sistem penuh konflik yang menganggap bahwa keragaman biologis dapat dipakai untuk melegitimasi relasi sosial yang operatif. Keragaman biologis yang menciptakan peran gender dianggap konstruksi budaya, sosialisasi kapitalisme, atau patriarki. Menurut para feminis Marxis dan sosialis institusi yang paling eksis dalam melanggengkan peran gender adalah keluargadanagama,sehinggausahauntukmenciptakan perfect equality (kesetaraan gender 50/50) adalah dengan menghilangkan peran biologis gender, yaitu dengan usaha radikal untuk mengubah pola pikir dan struktur keluarga yang menciptakannya (Megawangi, 1999;34). Menurut perspektif sosial konflik, perempuan sebagai istri harus dapat dibebaskan dari belenggu keluarga agar dapat menjadi individu yang mandiri, bertanggung jawab dengan dirinya sendiri dan dapat mengaktualisasikan diri.salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penghapusan atau perubahan dari suami sebagai pencari nafkah sedangkan istri hanya sebagai ibu rumahtangga.hasil perubahan tersebut adalah terjadi perubahan peran yang lebih fleksibel dan istri dapat lebih mengaktualisasikan diri, misalnya dengan bekerja Pengertian Feminisme Seiring dengan pergerakannya untuk memperjuangkan emansipasi wanita, dan menghapuskan gender, feminisme bisa dikatakan sebagai sebuah ideologi yang berusaha melakukan pembongkaran sistem patriarki, mencari akar atau penyebab ketertindasan perempuan serta mencari pembebasannya. Dengan kata 10

4 lain feminisme adalah teori untuk pembebasan perempuan. Seperti pernyataan berikut ini; Secara etimologis feminis berasal dari kata femme (woman, berarti perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak), sebagai kelas sosial.dalam hubungan ini perlu dibedakan antara male dan female (sebagai aspek perbedaan biologis, sebagai hakikat alamiah, masculine dan feminine (sebagai aspek perbedaan psikologis cultural). Dengan kalimat lain, male-female mengacu pada seks, sedangkan masculine-feminine mengacu pada jenis kelamin atau gender, sebagai he dan she (shelden, 1986), jadi tujuan feminis adalah keseimbangan, interelasi gender.dalam pengertian yang luas, feminis adalah gerakan kaum perempuan untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya (Ratna, 184). Ungkapkan teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gerakan feminisme dilakukan untuk mencari keseimbangan gender. Gerakan feminisme adalah gerakan pembebasan perempuan dari rasisme, stereotyping, seksisme, penindasan perempuan, dan phalogosentrisme.keseimbangan gender adalah untuk mensejajarkan posisi maskulin dan feminin dalam konteks satu budaya tertentu. Hal ini dikarenakan, dalam satu budaya tertentu feminine sering dianggap inferior, tidak mandiri dan hanya menjadi subjek.feminisme bisa juga dikatakan sebagai gerakan untuk memperjuangkan kaum perempuan menjadi mandiri. Karena gerakan feminisme ini merupakan sebuah ideologi yang bertujuan untuk menciptakan dunia bagi kaum perempuan untuk mencapai kesetaraan 11

5 sosial, feminisme berkembang menjadi beberapa bagian seperti feminisme liberal, feminisme radikal, feminisme anarkis, feminisme sosialis, feminisme postkolonial, feminisme postmodern, feminisme sosialis. Pembahasan mengenai Feminisme Liberal akan dibahas pada penelitian ini, dengan tujuan adanya pembahasan Feminisme Liberal yang lebih terfokus mengingat aliran Feminisme ini adalah konsep yang akan dianalisis yang tersirat pada karakter Isabelle dan Ella Turner Teori Gender Peran Ganda Michelle et al. (1974) menyatakan bahwa peran ganda disebutkan dengan konsep dualisme kultural yakni adanya konsep lingkungan domestik dan publik.peran domestik mencakup peran perempuan sebagai istri, ibu dan pengelola rumahtangga.sementara peran publik meliputi pengertian perempuan sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat, dan organisasi masyarakat.pada peran publik perempuan sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan yang tersedia.peran ganda perempuan berimplikasi pada: (1) Peran kerja sebagai ibu rumahtangga, meski tidak langsung menghasilkan pendapatan, secara produktif bekerja membantu kaum laki-laki untuk mencari penghasilan, dan (2) Berperan sebagai pencari nafkah (tambahan ataupun utama). Peran ganda perempuan adalah peran perempuan di suatu pihak keluarga sebagai pribadi yang mandiri, ibu rumahtangga, mengasuh anak-anak dan sebagai istri serta dipihak lain sebagai anggota masyarakat, sebagai pekerja dan sebagai 12

6 warga negara yang dilaksanakan secara seimbang. Perempuan dianggap melakukan peran ganda apabila ia bertanggung jawab terhadap tugas-tugas domestik yang berhubungan dengan rumahtangga seperti membersihkan rumah, memasak, melayani suami dan merawat anak-anak, serta ketika perempuan bertanggung jawab atas tugas publik yang berkaitan dengan kerja di sektor publik yakni bekerja di luar rumah dan bahkan seringkali berperan sebagai pencari nafkah utama.peran ganda adalah jumlah peran yang berorientasi pada pendekatan hubungan dengan orang lain dan frekuensi peran (frekuensi kontak face to face dengan orang lain selama satu tahun) (Chen, 2010). Peran ganda dan efek kesejahteraan berbeda untuk setiap budaya yang berbeda dan peran ganda lebih menguntungkan untuk kesejahteraan psikologi laki-laki daripada perempuan di Jepang dan Barat (Sugihara, 2008;45). Hasil penelitian Chen (2010) menyatakan bahwa klasifikasi peran ganda istri terdiri dari 12 aspek: sebagai anak, istri, orangtua, nenek, saudara kandung, teman, bagian dari keluarga besar, tetangga, pekerja, anggota grup, aktivis keagamaan, dan sukarelawan. Herzog et al. (1998) yang menyatakan bahwa perempuan yang terlibat dalam peran ganda seperti aktivitas grup akan meningkatkan kesejahteran subjektifnya Streotip Terhadap Perempuan Streotip adalah pelabelan terhadap pihak tertentu yang selalu berakibat merugikan pihak lain dan menimbulkan ketidakadilan. Salah satu streotip yang dikenal dalam bahasan ini adalah streotip yang bersumber pada pandangan gender.karena itu banyak ketidakadilan terhadap jenis kelamin yang kebanyakan adalah perempuan yang bersumber pada streotip yang melekat pada 13

7 perempuan.sebagai contoh, adanya anggapan bahwa perempuan yang bersolek atau memakai rok mini akan memancing perhatian lawan jenis sehingga sering terjadi tindakan pelecehan seksual, pemerkosaan sehingga perempuanlah yang selalu disalahkan. Streotip terhadap perempuanterjadi juga dalam peraturan pemerintah, aturan keagamaan, kultur dan kebiasaan masyarakat. Streotip semacam itu juga terjadi pada pekerjaan perempuan sepertinya adanya anggapan bahwa perempuan bukan pencari nafkah utama keluarga, maka perempuan yang bekerja acakpkali dianggap sebagai sambilan atau membantu suami. Bahkan banyak jenis pekerjaan perempuan yang dianggap tidak bermoral, misalnya sebagai pelayan di tempat-tempat minum tukang pijat, atau pekerjaan lainnya yang terkait dengan industri perhotelan dan turisme, serta pekerjaan yang dilakukan pada malam hari. Perempuandikonstruksikan sebagai makhluk yang perlu dilindungi, kurang mandiri, tidak rasional, hanya mengandalkan perasaan, digariskan untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Konsekuensinya, muncul batasan-batasan yang menempatkan perempuan pada ruang penuh dengan aturan bakuyang perlu dijalankan sehingga konsep pembakuan peran gender yang mengkotak-kotakan peran pria dan peran perempuan. Dimana suami bereperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah untuk keluarga, sedangkan isteri hanya memungkinakan berperan diwilayah domestik yakni sebagai pengurus rumah tangga (Esti, 2009:3).Di Indonesia sendiri, masyarakat Indonesia sendiri masih dibayangi dengan sistem Patriakal dan lembaga utama dari sistem ini adalah keluaga. 14

8 Sistem patriakal adalah struktur yang mengabsahkan bentuk struktur kekuasaan dimana lelaki mendominasi perempuan. Dominasi ini terjadi karena posisi ekonomis perempuan lebih lemah dari laki-laki (Arief Budiman, 1985:60) dalam (Lina Sudarwati, 2003:1)sehingga perempuan dalam pemenuhan kebutuhan material tergantung pada lelaki. Kondisi ini merupakan implikasi dari sistem patriakal yang memisahkan peran utama antara lelaki dan perempuan dalam keluarga, lelaki berperan sebagai kepala keluarga, terutama bertugas di sektor publik sebagai pencari nafkah, memberi peluang bagi lelaki untuk memperoleh uang dari pekerjaannya, sedangkan perempuan sebagai Ratu rumah tangga, terutama bertugas di sektor domestik sebagai pendidik anak-anak dan pengatur rumah tangga yang tidak memperoleh bayaran. Untuk pemenuhan kebutuhan materialnya, perempuan tergantung kepada lelaki sebagai pencari nafkah. Anggapan masyarakat menimbulkan nilai-nilai tradisional yang ada dalam masyarakat dapat menjadi tekanan sosial perempuan ketika ia memutuskan untuk bekerja di luar rumah tangga (sektor publik), misalnya perempuan yangberasal dari kalangan bangsawan atau kalangan rakyat biasa harus tetapmengingat tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi berbagai kebutuhan rumah tangganya seperti; memasak, mengurus suami dan anak-anak yang merupakan tugas utama seorang perempuan. Dan juga bila seorang perempuan berkerja di luar rumah (sektor pubik), perempuan dianggap harus tunduk pada penilaian suami ataupun orangtuanya tentang apa yang patut dan apa yang tidak patut dikerjakan (Chrysanti-Sedyono, 1991:44) dalam (Rochie, 2009:21). 15

9 2.6. Teori Peran Peranmenurut Soekanto (2009: ) adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Peran-peran itu tidak hanya selalu dikaitkan dengan individu.suatu institusi atau organisasi sekalipun juga mempunyai peran masing-masing dalam perkembangannya.sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berprilaku dalam kehidupan sehari-hari.menurut teori ini, seseorang mempunyai peran tertentu diharapkan agar seseorang tadi berprilaku sesuai dengan perannya tersebut. Scott et al. (1981) dalam Kanfer (1987: 197) menyebutkan lima aspek penting dari peran, yaitu: 1) Peran itu bersifat impersonal: posisi peran itu sendiri akan menentukan harapannya, bukan individunya. 2) Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja (task behavior) yaitu, perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu. 3) Peran itu sulit dikendalikan (role clarity dan role ambiguity) 4) Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa perubahan perilaku utama. 5) Peran dan pekerjaan (jobs) itu tidaklah samaseseorang yang melakukan satu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran. 16

10 2.7. Peran Perempuan Pada umumnya perempuan berada pada posisi subordinat dan marginal, dimana hal ini tidak berbeda jauh dengan kontruksi budaya yang terdapat dimasyarakat, peran perempuan dalam masyarakat jawa perempuan sebagai konco wingking, yaitu kegiatan istri adalah seputar dapur (memasak), sumur (mencuci), dan kasur (melayani kebutuhan biologis suami). Perempuan hanya dianggap sebagai subyek yang pekerjaanya sebagai konsumen penghabis gaji atau pendapatan yang diperoleh suami.anggapan seperti itu tidak dapat dibenarkan, karena disadari perempuan juga berkemampuan untuk mencari nafkah atau gaji, untuk mendapatkan alternatif pendapatan dan berprestasi. Menurut Hubies (dalam Harijani 2001:20), bahwa analisis alternatif pemecahan atau pembagian peran perempuan dapat dilihat dari perspektif dalam kaitannya dengan posisinya sebagai manager rumah tangga, partisipan pembangunan dan pekerja pencari nafkah. Jika dilihat dari peran perempuan dalam rumah tangga, maka dapat digolongkan: 1. Peran Tradisional Peran ini merupakan perempuan harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, mengasuh anak serta segala hal yang berkaitan dengan rumah tangga.pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dalam mengatur rumah serta membimbing dan mengasuh anak tidak dapat diukur dengan nilai uang.ibu merupakan figur yang paling menentukan dalam membentuk pribadi anak.hal ini disebabkan karena anak sangat terikat terhadap ibunya sejak anak masih dalm kandungan. 17

11 2. Peran Transisi Peran perempuan yang juga berperan atau terbiasa bekerja untuk mencari nafkah. Partisipasi tenaga kerja perempuan atau ibu disebabkan karena beberapa faktor, misalnya bidang pertanian, perempuan dibutuhkan hanya untuk menambah tenaga yang ada, sedangkan di bidang industri peluang bagi perempuan untuk bekerja sebagai buruh industri, khususnya industri kecil yang cocok bagi perempuan yang berpendidikan rendah. Faktor lain adalah masalah ekonomi yang mendorong lebih banyak perempuan untuk mencari nafkah. 3. Peran Kontemporer Peran dimana seorang perempuan hanya memiliki peran di luar rumah tangga atau sebagai wanita karier Beban Ganda (Double Burden) Adanya anggapan dalam masyarakat kita bahwa kaum perempuan bersifat memelihara, rajin, dan tidak cocok menjadi kepala rumah tangga, maka akibatnya semua pekerjaan domestik menjadi tanggung jawab kaum perempuan.oleh karena itu, beban kerja perempuan yang berat dan alokasi waktu yang lama untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah tangga; mulai dari memasak, mencuci pakain, merawat anak, membersihkan rumah, dan sebagainya.dikalangan keluarga miskin, beban berat harus dikerjakan sendiri, apalagi selain harus mengerjakan tugas-tugas domestik, mereka masih juga dituntut harus bekerja, sehingga perempuan miskin memikul beban kerja ganda.sedangkan bagi keluarga kaya, beban kerja ini kemudian dilimpahkan kepada pembantu rumah tangga.pembantu rumah tangga inilah yang menjadi korban dari bias gender di 18

12 masyarakat.mereka bekerja berat dan lebih lama, tanpa perlindungan dan tanpa adanya kebijakan Negara. Sebagai akibat bias gender, beban kerja diperkuat lagi dengan pandangan masyarakat bahwa semua pekerjaan yang dilakukan perempuan dalam rumah tangga (domestik) dianggap sebagai pekerjaan perempuan karena dianggapnya rendah dibanding jenis pekerjaan yang dianggap pekerjaan lelaki dan dianggap tidak produktif, sehingga tidak diperhitungkan dalam statistik ekonomi Negara, dan sebagai konsekuensinya upah perempuan lebih rendah dibanding laki-laki, bahkan pada jenis pekerjaan yang sama (Dwi dan Bagong, 2007:344). Dalam kaitannya dengan beban ganda tersebut, Mosser, (1999) menyebutkan bahwa perempuan tidak saja berperan ganda, akan tetapi perempuan memiliki triple role (triple burden): a. Peran Produktif Peran produktif pada dasarnya hampir sama dengan peran transisi, yaitu peran dari seorang perempuan yang memiliki peran tambahan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Peran produktif adalah peran yang di hargai dengan uang atau barang yang menghasilkan uang atau jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.peran ini di identikan sebagai peran perempuan di sektor publik, contoh petani, penjahit, buruh, guru, pengusaha. b. Peran Reproduktif Pada dasarnya hampir sama dengan peran tradisional, hanya saja peran ini lebih menitikberatkan pada kodrat perempuan secara biologis tidak dapat dihargai dengan nilai uang/barang. Peran ini terkait dengan kelangsungan hidup manusia, contoh peran ibu pada saat mengandung, melahirkan dan menyusui anak adalah 19

13 kodrat dari seorang ibu.peran ini pada akhiranya di ikuti dengan mengerjakan kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah. c. Peran Sosial Peran sosial pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan dari para ibu rumahtangga untuk mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat. Peran ini lebih mengarah pada proses sosialisasi dari pada ibu rumahtangga. Tingkat peranan itu berbeda-beda di sebabkan oleh budaya dan kondisi alam setempat kaum wanita harus mengadakan pilihan yang mantap dengan mengetahui kemampuannya.kenyataanya, menunjukan makin banyak tugas rangkap yaitu sebagai ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai wanita karir Strategi Menyeimbangkan Antara Pekerjaan dan Keluarga Persepsi kesuksesan keseimbangan antara bekerja dan keluarga adalah hasil proses kompleks psikologi ketika individu mengevaluasi antara permintaan bekerja dan sumberdaya keluarga dengan permintaan keluarga dan sumberdaya kerja (Voydanof, 2005:34). Terdapat dua adaptasi strategis yaitu menambah sumberdaya keluarga dan mengurangi permintaan jam kerja. Voydanof (2005:56) melaporkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara adaptasi strategis dengan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.clarke et al. (2004) mengungkapkan bahwa hubungan antara adaptasi strategis dengan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga bervariasi tergantung pada karakteristik personalnya.karakteristik personal juga berkontribusi untuk kesuksesan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga seiring dengan peran ganda. Lai (1995) mengungkapkan bahwa konflik antara pekerjaan dan keluarga berhubungan negatif signifikan dengan kesejahteraan psikologis dan Milkie 20

14 (1999) menyatakan bahwa jam kerja dan pembagian pekerjaan domestik yang adil akan mempengaruhi keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan. Keene (2004) menyatakan bahwa jam kerja berhubungan negatif signifikan dengan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga dan anak terkecil berhubungan negatif dengan kesuksesan dalam menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan (Milkie 1999). Strickland (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan keseimbangan pekerjaan dan keluarga kemudian Lee (2006) menyatakan bahwa tujuan keluarga, pendidikan, keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga, manajemen aktifitas berhubungan positif dengan kesejahteraan. Hasil penelitian Beham (2010) mengungkapkan bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga berpengaruh terhadap kepuasan. Milkie (2010) menyatakan bahwa jam kerja berhubungan negatif dengan penyeimbangan antara pekerjaan dan keluarga, alokasi waktu dengan anak berhubungan negatif dengan penyeimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Hasil penelitian Sidin (2010) menyatakan bahwa konflik antara pekerjaan dan keluarga berhubungan dengan kesejahteraan subjektif Kontribusi Ekonomi Perempuan Penelitian Ministry of Health, Labour and Welfare (2005) menyebutkan bahwa meningkatnya partisipasi perempuan yang sudah menikah sebagai pekerja dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Hal tersebut dapat menyimpulkan bahwa kontribusi ekonomi perempuan terhadap total pendapatan keluarga tidak dapat diabaikan urgensinya. Urgensi tersebut diperkuat dengan hasil penelitian 21

15 yang menyatakan bahwa besarnya kontribusi yang diberikan oleh buruh perempuan terhadap pendapatan keluarga cukup besar yakni sebesar 52,3% (Fadah et al. 2004). Kontribusi perempuan terhadap pertanian keluarganya adalah sebesar 66,6 persen (Ukoha, 2003). Herawati (2000) mengungkapkan bahwa semakin tinggi jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah dapat disebabkan oleh tuntutan ekonomi keluarga, meningkatnya pendidikan, terbukanya kesempatan kerja bagi perempuan dan teknologi yang semakin maju.hal ini dapat dikatakan bahwa alasan perempuan mencari penghasilan tambahan, yaitu: uang, peranan sosial dan pengembangan diri. Hasil laporan penelitian di Wellington menyebutkan bahwa 86 persen perempuan Pasifik memberikan kontribusi ekonomi pada keluarganya, kontribusi tersebut digunakan untuk biaya pengeluaran hidup sehari-hari (Koloto, 2005). Hasil penelitian Yamato (2003) menjelaskan bahwa istri dengan kontribusi pendapatan yang tinggi dan rendah akan meningkatkan kepuasan pernikahannya jika suami ikut andil dalam pengasuhan anaknya Kesejahteraan Keluarga Pengukuran tingkat kesejahteraan dapat dilakukan dengan pendekatan objektif dan subjektif.pengukuran kemiskinan menggunakan pendekatan objektif didasarkan pada standar yang telah disepakati negara atau provinsi, namun pada pengukuran kesejahteraan subjektif didasarkan pada pertimbangan individual (Raharto dan Romdiati, 2000). Kesejahteraan subjektif ini biasa disebut Quality of Life (QOL), Subjective Quality of Life (SQOL) atau Subjective Well- Being (SWB). Menurut UU No. 52 tahun 2009 ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi keluarga yang 22

16 memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonisdalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin ( Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992, keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup material dan spritual yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Taraf kesejahteraan tidak hanya berupa ukuran yang terlihat (fisik dan kesehatan) tapi juga yang tidak dapat dilihat (spiritual). 1) Economical well-being: yaitu kesejahteraan ekonomi; indikator yang digunakan adalah pendapatan (GNP, GDP, pendapatan per kapita per bulan, nilai asset). 2) Social well-being, yaitu kesejahteraan sosial; indikator yang digunakan diantaranya tingkat pendidikan (SD/ MI-SMP/ MTs-SMA/ MA-PT; pendidikan non-formal Paket A, B, C; melek aksara atau buta aksara) dan status dan jenis pekerjaan (white collar = elit/ profesional, blue collar = proletar/ buruh pekerja; punya pekerjaan tetap atau pengangguran). 3) Physical well-being, yaitu kesejahteraan fisik; indikator yang digunakan adalah status gizi, status kesehatan, tingkat mortalitas tingkat morbiditas. 4) Psychological/spiritual mental, yaitu kesejahteraan psikologi; indikator yang digunakan adalah sakit jiwa, tingkat stres, tingkat bunuh diri, tingkat perceraian, tingkat aborsi, tingkat kriminal (perkosaan, pencurian/ 23

17 perampokan, penyiksaan/pembunuhan, penggunaan narkoba/ NAPZA, perusakan), tingkat kebebasan seks. Beberapa studi menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif adalah umur, gender dan pendidikan, status finansial (Zhang, 2007), status perkawinan dan kesehatan fisik. Hasil penelitian Chen (2010) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan lansia di China adalah perbedaan gender dan frekuensi peran. Semakin banyak frekuensi peran, kontak dengan tetangga dan aktivitas grup maka semakin tinggi rata-rata kesejahteraan perempuan Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Riyani et. al(2001) yang mengatakan bahwa fakor-faktor yang menyebabkan perempuan ikut terjun ke sektor publik adalah: (a) Jika pendapatan suami masih belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga, maka istri akan bekerja lebih banyak untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga. Artinya, ketika jumlah penghasilan keluarga terutama suami relatif kecil, maka keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja relatif besar, (b) Jika pendapatan suami sudah mampu mencukupi kebutuhan keluarga, maka istri tidak akan bekerja di sektor publik dan hanya fokus pada urusan rumah tangga. Artinya, ketika jumlah penghasilan suami relatif besar, maka keputusan perempuan berstatus menikah untuk bekerja relatif kecil, (c) Pengaruh jumlah tanggungan pada keluarga terhadap keputusan seorang perempuan yang berstatus menikah untuk bekerja. Semakin banyak jumlah 24

18 tanggungan dalam keluarga membuat semakin besar keikutsertaan perempuan untuk berusaha memenuhi kebutuhan keluarga, mulai dari kebutuhan sekolah anak-anak, biaya dapur, kebutuhan pokok dan biaya tak terduga lainnya. Kenyataannya di dalam keluarga miskin, sebagian besar yang memungkinkan keluarga mereka tetap bertahan hidup dikarenakan perempuan yang berperan dalam menafkahi keluarga, semakin miskin suatu keluarga maka keluarga itu semakin bergantung kepada produktivitas ekonomi seorang perempuan. 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hugen (2011) terhadap buruh perkebunan kelapa sawit, menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya alokasi kerja perempuan untuk terjun ke sektor publik adalah: (a) Usia dan pendidikan, usia istri diduga sangat berpengaruh terhadap aktivitas mereka dalam bekerja sehari-hari. Dilihat dari aspek umur istri berusia rata-rata 34,5 tahun, masuk dalam kategori usia produktif yang berarti mempunyai potensi sebagai sumber tenaga kerja baik di dalam maupun di luar daerah tempat tinggal. Sementara itu tingkat pendidikan istri sebagian besar (76,33%) tamat SD selebihnya hanya tamat SLTP (23,76%). Istri yang bekerja di luar rumah lebih besar dipekerjakan pada jenis pekerjaan yang dominan membutuhkan tenaga fisik, (b) Tanggungan keluarga, tanggungan keluarga dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Sajogyo, P. (1994) yang mengatakan, 25

19 tanggungan keluarga dihitung dengan memilah berapa jumlah jiwa yang masih menjadi tanggungan dan masih dalam satu priuk nasi, (c) Kepala keluarga bekerja diluar daerah, pada umumnya kepala keluarga akan mencari pekerajan keluar daerah tempat tinggal jika lapangan kerja di dalam daerah merea tinggal kurang menjanjikan atau pendapatan dari usaha tani kurang mencukupi kebutuhan keluarga, (d) Alokasi waktu kerja bagi yang mempunyai anak balita, karena waktunya lebih banyak digunakan untuk mengurus anak balita. Sisanya digunakan untuk kegiatan reproduktif dan sosial. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2010) ikutnya perempuan terjun ke sektor publik untuk bekerja menopang perekonomian keluarga menyebabkan: (a) Para perempuan yang bekerja pada sektor publik mendapat keuntungan karena dapat memperluas hubungan sosial dengan masyarakat luas dan tidak hanya berinterkasi dengan anak dan suami, (b) Kehidupan ekonomi para perempuan tidak mengalami perubahan karena pendapatan yang diperoleh belum mampu untuk memenuhi kebutuha primer, skunder dan tersier, (c) Pola pengambilan keputusan dalam perempuan ada hal-hal tertentu yang didominasi oleh istri atau perempuan terutama dalam hal yang berkaitan dengan urusan domestik, (d) Hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas pengasuhan anak-anak, pendidikan anak-anak, dan kesehatan relati dilakukan secara bersama antara suami dan istri. 26

20 Selain faktor-faktor penyebab ikut terjunnya istri untuk membantu suami (ayah) dalam menopang perekonomian keluarga, dibawah ini terdapat hasil penelitian terdahulu mengenai persepsi suami terhadap aktifitas peran ganda perempuan di sektor domestik dan di sektor publik sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Iriani (2003) persepsi suami terhadap aktifitas peran ganda perempuan sunda di rumah tangga dan di luar rumah tangga adalah: (a) Istri diharapkan tidak meninggalkan kodratnya walaupun melakukan pekerjaan nafkah untuk menunjang keuangan keluarga, (b) Istri dan suami secara bersama-sama memberikan perhatian terhadapa pendidikan dan kesehatan anak yang merupakan tanggung jawab orangtua, (c) Istri dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, kerena suami-istri sebagai mitraperan dalam keluarga. Persepsi positif dari suami tersebut, menunjukan bahwa keluarga sebagai jaringan hubungan sistem sosial berlangsung dengan stabil, karena masing-masing anggotanya dapat melaksanakan fungsi dan perannya yang sesuai dengan status masing-masing. Dengan adanya pergeseran peran pelaksaan peran istri, maka suami sebagai mitraperannya dapat melakukan perubahan peran kontekstual secara adaptif, sehingga upaya mewujudkan keberfungsian keluarga dapat terwujud. 2. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ieke Iriani (2003) mengenai persepsi suami terhadap aktifitas istri di sektor publik adalah sebagai berikut: 27

21 (a) Suami menghargai hak dan kewajiban istri dalam melakukan aktifitas di luarrumah, karena dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasannya, (b) Memberi dukungan dan motivasi terhadap perkembangan usaha atau karier istirnya, (c) Memberikan dukungan dengan meninggalkan nilai yang sudah tidak relevan dengan dinamika masyarakat. Penelitian ini memperlihatkan bahwa telah terjadi transformasi kesetaraan gender dengan bentuk kemitrasejajaran perempuan-laki-laki, dalam hal ini akibat adanya persepsi positif dari perempuan Sunda terhadap aktifitas peran-gandanya. Menjaga stabilitas struktur dan fungsi keluarga, maka perempuan Sunda mengembangkan harapan anticipatory dalam pelaksanaan perannya dan secara konsisten menerima peran kodrati (mengandung, melahirkan dan menyusui), lakilaki dalam hal ini suami mengembangkan konsensus dengan meninggalkan nilai yang membatasi ruang gerak perempuan Sunda dan mengembangkan nilai budaya yang mendukung perempuan Sunda untuk eksis di sektor publik. Lingkungan masyarakat Sunda mengembangkan nilai budaya yang mendukung aktifitas peran ganda, sebagai upaya pemberdayaan perempuan.dalam hal ini peran kodrit perempuan tetap menjadi tuntutan budaya dan agama.hasil penelitian ini mengisyaratkan bahwa walaupun budaya Sunda masih menempatkan perempuan di sektor domestik, namun kekuatan budaya tradisional yang membatasi ruang gerak perempuan, telah dianggap negatif dan sudah tidak relevan lagi dengan dinamika masyarakatnya.sehingga perempuan memiliki pengakuan dan legalitas dari masyarakat untuk tampil sebagai pekerja 28

22 atau pencari nafkah serta dapat berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan.berdasarkan temuan penelitian ini dapat dikemukakan bahwa alternatif model peran-ganda yang dipilih oleh perempuan Sunda adalah model ideal atau model keseimbangan, karena perhatian terhadap keluarga dan aktifitas di sektor publik memiliki proporsi yang seimbang Kerangka Pemikiran Dewasa ini studi mengenai perempuan dan peranannya selalu saja dihubungkan dengan kehidupan keluarga, kedudukan dan peranannya dalam sistem kekerabatan serta sistem kemasyarakatan yang lebih luas.kalau kita melihat perempuan secara idealnya maka yang kita lihat adalah perempuan sebagai isteri, mengabdi kepada suami, mengurus rumah tangga dan pengasuh bagi anak-anaknya.hal semacam ini adalah tuntutan logis dari seorang perempuan sesuai dengan kodratnya sebagai isteri bagi suaminya dan sebagai ibu bagi anakanaknya.keluarga adalah kesatuan dari sejumlah orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi yang terdiri dari suami, isteri dan anak-anak. Suami sebagai pencari nafkah kini mulai tergeser fungsinya sebagai pencari nafkah oleh kehadiran isteri/perempuan dimana isteri/perempuan sekarang telah memiliki peran ganda yaitu peran sebagai pencari nafkah dan peran sebagai ibu rumah tangga yang harus meluangkan waktunya untuk keluarga khususnya anak sehingga tercipta ketahanan keluarga.pendapatan perempuan dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan curahan tenaga kerja.karena perempuan semakin dituntut peranannya bukan hanya sebagai ibu rumah tangga melainkan juga sebagai orang yang berperan dalam menyumbangkan pendapatan pada keluarga. 29

23 Pada keluarga ekonomi rendah hal ini merupakan strategi bertahan hidup, sehingga mau tidak mau istri harus bekerja di sektor publik.menjadi buruh tani adalah satu pilihan pekerjaan yang bisa dilakukan perempuan di Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal dikarenakan di Desa Tanjung Gusta terdapat banyak lahan pertanian.peran ganda yang dilakukan seorang istri otomatis akan memberikan beban ganda. Hal ini mengharuskan perempuan untuk mampu menjaga keseimbangan antara tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai buruh tani.penelitian ini difokuskan pada kontribusi ekonomi, peran ganda, dan strategi menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan, serta kesejahteraan. Pada penelitian ini diduga terdapat hubungan antara kontribusi ekonomi dengan kesejahteraan keluarga dan terdapat hubungan antara peran ganda dengan kesejahteraan. 30

24 Bagan Alur Pikir Perempuan 1. Peran Ganda 2. Penyeimbangan antara keluarga dan pekerjaan 3. Pola pembagian kerja Kesejahteraan Keluarga Kontribusi ekonomi perempuan 31

25 2.14. Definisi Konsep Konsep adalah bagian penting dari metodologi penelitian, karena apabila konsep penelitian dibangun secara asal-asalan maka akan mengacaukan bagian penting lainnya. Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Konsep adalah proses dan upaya penegasan dan pembatas makna konsep dalam suatu penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti (Siagian,2011: ). Diantara konsep yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peran adalah suatu tindakan yan dilakukan oleh perempuan yang sudah berumahtangga, mempunyai anak-anak yang harus menjalankan tugastugasnya sebagai ibu rumah tangga (peran Domestik), dan juga bekerja sebagai petani perempuan dilahan pertanian masyarakat di Desa Tanjung Gusta (peran publik). 2. a. Peran domestik adalah peran yang menyangkut urusan rumah tangga sepeti memasak, mencucu, belanja peralatan dapur, membersihkan rumah dll. b.peran publik adalah peran yang menyangkut urusan di luar rumah tangga seperti urusan pekerjaan, pencari nafkah keluarga, dan yang berkaitan dengan urussan masyarkat (social) 3. Isteri yang bekerja adalah perempuan yang sudah berumah tangga,mempunyai anak-anak dan tidak hanya menjalankan perannya 32

26 sebagai ibu rumah tangga saja tetapi juga bekerja diluar rumah tangganya yakni sebagai buruh tani. 4. Beban ganda (double burden) adalah beban pekerjaan yang diterima salah satu pasangan suami istri lebih banyak dari pasangannya, kebanyakan kuam istri/perempuan. 5. Perekonomian keluarga adalah berbagai urusan yang berhubungan dengan urusan keuangan rumah tangga seperti pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, kebutuhan kesehatan 6. Peran Ganda adalah dua peran atau lebih yang di jalankan dalam waktu yang bersamaan. Dalam hal ini peran yang dimaksud adalah peran seorang perempuan sebagai istri bagi suaminya, ibu bagi anak-anaknya, dan peran sebagai perempuan yang memiliki pekerjaan di luar rumah, yaitu sebagai buruh tani. 7. Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat yang anggotanya terkait oleh adanya hubungan perkawinan (suami dan istri) serta hubungan darah (anak kandung) atau adopsi (anak pungut). 8. Strategi Menyeimbangkan Antara Keluarga dan Pekerjaan merupakan persepsi (afektif) dan tindakan (praktek) contoh dalam menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga. 33

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Konsep dan Pendekatan Teori Keluarga Pengertian keluarga

TINJAUAN PUSTAKA Konsep dan Pendekatan Teori Keluarga Pengertian keluarga 7 TINJAUAN PUSTAKA Konsep dan Pendekatan Teori Keluarga Pengertian keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara sedang berkembang kemiskinan adalah masalah utama. Menurut Chambers (1983), kemiskinan yang dialami oleh sebagian besar rakyat di negara sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peran Pekerjaan dan Keluarga Fenomena wanita bekerja di luar rumah oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Kendati semakin lumrah,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi budaya patriarki yang masih mengakar kuat di Indonesia hingga saat ini, mengakibatkan posisi perempuan semakin terpuruk, terutama pada kelompok miskin. Perempuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang mampu diserap dari berbagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi

Lebih terperinci

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani Pokok bahasan dalam buku Analisis Gender dan Transformasi Sosial karya Mansour Fakih ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tentang analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan karir, dalam segala levelnya, kian hari kian mewabah. Dari posisi pucuk pimpinan negara, top executive, hingga kondektur bus bahkan tukang becak. Hingga kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkebunan merupakan aktivitas budi daya tanaman tertentu pada lahan yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang jenis

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik 68 BAB IV KESIMPULAN Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik (ekonomi) merupakan konsep kesetaraan gender. Perempuan tidak selalu berada dalam urusan-urusan domestik yang menyudutkannya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui BAB IV KESIMPULAN 4.1 Simpulan Hasil Analisis Novel Kinanti karya Margareth Widhy Pratiwi merekam fenomenafenomena atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui novelnya yang berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu tempat dimana anak bersosialisasi paling awal, keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain. Keluarga

Lebih terperinci

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Masyarakat dunia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Sebelum membahas pola pembagian peran dalam keluarga responden, terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai karakteristik responden yang akan dirinci

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih perlu mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United Nation for Development Programme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan kota yang inovatif dan serba maju dalam aspek kehidupan sosial ternyata telah menimbulkan berbagai permasalahan didalamnya seperti, semakin bertambahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan bahwa keluarga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Relasi Kekuasaan Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia jenis laki- laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Isu tentang peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional dewasa ini menjadi semakin penting dan menarik. Peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka 5 PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Konsep Gender Gender merupakan suatu konsep yang merujuk pada peran dan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak ditentukan oleh perbedaan biologis, tetapi

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya BAB II Kajian Pustaka 2.1. Perempuan Karo Dalam Perspektif Gender Dalam kehidupan masyarakat Batak pada umumnya dan masyarakat Karo pada khususnya bahwa pembagian harta warisan telah diatur secara turun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian di lapangan, masih memiliki keinginan untuk membina rumah-tangga dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian di lapangan, masih memiliki keinginan untuk membina rumah-tangga dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Wanita pengusung sisingaan sebagaimana data yang telah diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gender Istilah gender diketengahkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan Tuhan dan mana

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir,

Bab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir, Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir, menikah dan meninggal dunia. Pada umumnya wanita menikah di usia yang lebih muda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan merupakan makhluk yang diciptakan dengan berbagai kelebihan, sehingga banyak topik yang diangkat dengan latar belakang perempuan. Kelebihan-kelebihan

Lebih terperinci

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam memenuhi kewajiban maupun tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pengasuhan dan pendidikan pertama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Behavior dalam Pandangan Nitze tentang Perspektif Tuan dan Buruh Sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Kebanyakan sistem patriarki juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan

Lebih terperinci

1Konsep dan Teori Gender

1Konsep dan Teori Gender 1Konsep dan Teori Gender Pengantar Dalam bab ini akan disampaikan secara detil arti dan makna dari Gender, serta konsepsi yang berkembang dalam melihat gender. Hal-hal mendasar yang perlu dipahami oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki pada posisi dan kekuasaan yang lebih dominan dibandingkan perempuan. Secara

Lebih terperinci

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat yang sedang gencar melakukan pembangunan industri. Tertulis dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya tergantung pada keunggulan teknologi, sarana dan prasarana, melainkan juga tergantung pada kualitas

Lebih terperinci

Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran

Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran Oleh: Wagiran (Anggota Pokja Gender bidang Pendidikan Provinsi DIY, Dosen FT Universitas Negeri Yogyakarta), maswa_giran@yahoo.com GENDER BERMASALAH? salah satu jenis

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011) PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya. BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Gagasan Emansipasi Kartini Tiga gagasan yang diperjuangkan Kartini yaitu emansipasi dalam bidang pendidikan, gagasan kesamaan hak atau

Lebih terperinci

GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd

GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT. Agustina Tri W, M.Pd GENDER DALAM PERKEMBANGAN MASYARAKAT Agustina Tri W, M.Pd Manusia dilahirkan o Laki-laki kodrat o Perempuan Konsekuensi dg sex sbg Laki-laki Sosial Konsekuensinya dg sex sbg Perempuan 2 Apa Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan adalah tiang negara, artinya tegak runtuhnya suatu negara berada di tangan kaum perempuan. Penerus peradaban lahir dari rahim seorang perempuan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga 7 Definisi Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,

Lebih terperinci

Pertanyaan awal : mengapa pembangunan merupakan isu gender?

Pertanyaan awal : mengapa pembangunan merupakan isu gender? Pertanyaan awal : mengapa pembangunan merupakan isu gender? o o o o o Kesenjangan jender di berbagai bidang pembangunan itu misalnya dapat dilihat dari : Masih rendahnya peluang yang dimiliki perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan agraris, dimana terdiri dari banyak pulau dan sebagian besar mata pencaharian penduduknya bercocok tanam atau petani. Pertanian

Lebih terperinci

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai suami yang tidak bekerja di Surabaya, peran istri dalam meningkatkan perekonomian keluarga, penyebab istri bekerja, peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan laki-laki, ataupun dengan lingkungan dalam konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan laki-laki, ataupun dengan lingkungan dalam konstruksi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem nilai, norma, stereotipe, dan ideologi gender telah lama dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi posisi serta hubungan antara perempuan dengan laki-laki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, keluarga mempunyai dua sosok penanggung jawab dalam segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan rumah tangga. Sosok ayah sebagai kepala

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME 51 BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK NAFKAH PEREMPUAN DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF FEMINISME A. Analisis Terhadap Perlindungan Hak Nafkah Perempuan dalam Kompilasi Hukum Islam Hak perkawinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi masyarakat pantai dimana keterlibatan tersebut dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eksistensi Matriproduksi di Wilayah Pantai Penelitian tentang Eksistensi Matriproduksi di Wilayah Pantai ini dilakukan oleh Hendry Sitorus (2003). Dalam penelitian ini dijelaskan

Lebih terperinci

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya

Lebih terperinci

KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc

KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc Tuntutan Kemiskinan terhadap Peran Ekonomi Perempuan Permasalahan keluarga yang ada saat ini didominasi oleh adanya masalah sosial ekonomi

Lebih terperinci

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK (Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 me 2.1.1 Pengertian me Seligman (1991) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif dan mudah memberikan makna bagi

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA 5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Subbab tinjauan pustaka berisi bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu pembangunan dikatakan berhasil dengan melihat tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera harus dimulai dari bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Emplek-emplek menir ketepu, wong lanang goleke kayu wong wadon sing adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki carilah kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhlik hidup ciptaan Allah SWT. Allah SWT tidak menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup ciptaan Allah yang lain adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ontribusi sosial budaya. Perbedaan peran ini bukan disebabkan perbedaan

TINJAUAN PUSTAKA. ontribusi sosial budaya. Perbedaan peran ini bukan disebabkan perbedaan TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Gender Gender menggambarkan peran laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari ontribusi sosial budaya. Perbedaan peran ini bukan disebabkan perbedaan biologis, melainkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian perempuan merupakan suatu kajian yang sangat menarik perhatian. Hal ini terbukti banyak penelitian tentang kaum perempuan. Perempuan merupakan hal penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia adalah masalah kependudukan, Indonesia memiliki penduduk yang begitu besar dari tahun ke tahun, begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menikah di usia muda masih menjadi fenomena yang banyak dilakukan perempuan di Indonesia. Diperkirakan 20-30 persen perempuan di Indonesia menikah di bawah usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip definisi Gillian dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agroforestri Secara umum agroforestri adalah manajemen pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki dan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing yang dikonstruksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pembahasan mengenai peran perempuan menjadi topik yang amat sering di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pembahasan mengenai peran perempuan menjadi topik yang amat sering di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pembahasan mengenai peran perempuan menjadi topik yang amat sering di perbincangkan. Perempuan yang dulunya dianggap sebagai kanca wingking, pada zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masalah utama yang sedang dihadapi secara nasional adalah sedikitnya peluang kerja, padahal peluang kerja yang besar dalam aneka jenis pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan sistem informasinya memberikan banyak dampak positif bagi kalangan yang jeli membaca

Lebih terperinci

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR Bab 9 Kesimpulan Kehidupan rumah tangga nelayan tradisional di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal pada umumnya berada di bawah garis kemiskinan. Penyebab kemiskinan berasal dari dalam diri nelayan sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1937, Murdok menemukan tiga Tipe keluarga yaitu; keluarga inti (Nurclear

I. PENDAHULUAN. 1937, Murdok menemukan tiga Tipe keluarga yaitu; keluarga inti (Nurclear I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi. Melalui servecynya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang tentunya memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. Sekarang ini, Indonesia banyak menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembanguan ini ditujukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Perilaku 1. Definisi Perilaku Menurut Skinner dalam Notoatmojo (2003), perilaku merupakan respon berdasarkan stimulus yang diterima dari luar maupun dari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh adalah salah satu bagian sosial dari bangsa yang seharusnya dianggap penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. Opini masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Teori Keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Teori Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Teori Keluarga Pengertian Keluarga Keluarga menurut UU Nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10 adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri

Lebih terperinci

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG Oleh : Dra. Sofi Sufiarti. A ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Emansipasi wanita telah memberikan semangat dan dorongan bagi kaum perempuan untuk tampil secara mandiri dalam mencapai segala impian, cita-cita dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Suatu pengkajian tentang wanita dan kerja perlu dihubungkan dengan keadaan masyarakat pada umumnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Lanjut Usia (lansia) merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa di mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan. sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan. sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Curahan Waktu Kerja Istri Nelayan Menurut Kharisun (2014) Secara umum wanita mempunyai peran baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Kata gender berasal dari kata

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjaun Pustaka Mempelajari peranan wanita pada dasarnya adalah menganalisis tentang dua peranan dari wanita itu. Pertama,

Lebih terperinci