Kata Kunci Steam Turbine, Hazop, Guideword, Emergency Respon Plan, High Pressure
|
|
- Susanti Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Bahaya dengan Metode Hazop dan Manajemen Risiko pada Steam Turbine PLTU di Unit 5 Pembangkitan Listrik Paiton (PT. YTL Jawa Timur) Erna Zulfiana dan Ali Musyafa Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 musyafa@ep.its.ac.id Abstrak Steam turbine beroperasi pada temperatur dan tekanan uap yang tinggi sehingga keamanan proses harus dijaga agar tidak terjadi bahaya yang menimbulkan risiko. Untuk analisis dan identifikasi bahaya digunakan metode HAZOP yang selanjutnya melakukan manajemen resiko berupa emergency respon plan berdasarkan bahaya yang mungkin terjadi pada PLTU. Identifikasi bahaya dengan metode HAZOP dilakukan dengan penentuan 4 node pada steam turbine yaitu HP Turbine, IP Turbine, LP Turbine dan LP Turbine 2, penentuan guideword dan deviasi berdasarkan control chart data proses transmitter di setiap node, dan untuk estimasi likelihood berdasarkan nilai MTTF tiap transmitter. ERP pada steam turbine dibuat untuk kejadian kebakaran karena berisiko tinggi dan kemungkinan besar terjadi serta dapat menyebabkan bahaya lain seperti ledakan dsb. Dari penelitian ini diketahui kondisi yang paling berbahaya pada steam turbine adalah kondisi high pressure yang diketahui dari risk matrix pressure trasnmitter pada 4 node yang bernilai high dan ekstrim yang dapat menyebabkan turbin mengalami overspeed. Rekomendasi untuk menanggulangi bahaya tersebut antara lain pemasangan pressure alarm, simulasi automatic turbine test, pemeriksaan turbine overspeed protection serta kalibrasi maupun pengecekan pada pressure trasnmitter tersebut. terdapat di steam turbine apakah sudah baik dan efektif. Salah satu tahapan untuk menganalisis suatu sistem kemananan adalah dengan mengidentifikasi dan menganalisa bahayabahaya yang kemungkinan terjadi. Metode untuk menganalisa dan mengidentifikasi bahaya pada sebuah plant yang sekarang sering digunakan di bidang industri adalah metode HAZOP (Hazard and Operablity Analysis). Analisis bahaya dengan Metode HAZOP berdasarkan deviasi dari keadaan normal suatu proses. Selain dengan menidentifikasi dan menanggulangi kecelakaan kerja yang berkaitan dengan sistem keamanan sebuah plant, maka diperlukan manajemen risiko yang bertujuan untuk meminimalisasi kerugian jika bahaya yang diprediksi akan terjadi menjadi kenyataan. Selain itu, manajemen risiko juga dapat bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian tersebut. Oleh karena itu, untuk menganalisa dan mengidentifikasi bahaya yang terjadi steam turbine maka digunakan metode HAZOP yang selanjutnya melakukan manajemen resiko berupa emergency respon plan berdasarkan bahaya yang mungkin terjadi pada PLTU. Kata Kunci Steam Turbine, Hazop, Guideword, Emergency Respon Plan, Pressure P I. PENDAHULUAN ada PLTU terdapat beberapa komponen penting yaitu pompa, boiler, steam turbine dan kondenser. Steam turbine adalah komponen yang mengubah energi kalor pada steam menjadi energi mekanik berupa gerak pada poros rotor untuk menggerakkan generator sehingga menghasilkan listrik. Steam turbine dapat digerakkan dengan superheated steam atau saturated steam, hal ini disesuaikan dengan fluida kerja yang dihasilkan pada boiler. Steam turbine merupakan komponen yang kompleks dan termasuk rotary machine (mesin yang bergerak dengan berputar) yang beroperasi pada kondisi yang cukup ekstrim yaitu dengan temperatur dan tekanan uap yang cukup tinggi. Oleh karena itu, keamanan pada steam turbine harus dijaga agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Hal ini sesuai dengan misi dari semua industri yaitu zero accident atau tidak pernah terjadi kecelakaan kerja yang tentunya akan merugikan bagi industri baik dalam bidang materi maupun non materi. Salah satu usaha untuk menanggulangi adanya kecelakaan kerja adalah dengan menganilisis sistem keamanan yang II. URAIAN PENELITIAN A. Analisis Proses Steam Turbine Pada tahapan ini dilakukan analisa proses yang terjadi pada steam turbine yang berdasarkan terhadap referensi tertulis seperti buku penunjang, laporan terdahulu maupun dari sumber lain yang dapat dipercaya. B. Pengumpulan Data Pengumpulan data berupa dokumen atau gambar yang menunjang proses yang terdapat pada steam turbine meliputi PFD, P&ID, data proses berdasrkan tampilan pada DCS screen dan maintenance data atau data time to failure dari setiap komponen yang terdapat pada steam turbine (dapat dilihat pada lampiran). Pada steam turbine unit 5 Paiton ini terdapat dua jenis transmitter berdasarkan jumlah transmitter untuk pengukuran besaran yang sama. Jumlah transmitter yang dipasang tersebut dapat dilihat dari KKS dari transmitter tersebut. Transmitter dengan KKS yang berakhiran 903 atau 90 berarti terdapat lebih dari satu transmitter untuk pengukuran yang sama, hanya letaknya mungkin berbeda line (pipa). Untuk transmitter dengan akhiran 00, 002, 003 atau 004, merupakan transmitter tunggal.[6] Nilai pengukuran yang terdapat pada DCS screen
2 2 untuk double transmitter adalah salah satu dari dua transmitter tersebut yang secara otomatis dipilih oleh DCS sendiri. Untuk penentuan guideword berdasarkan control chart, double transmitter dianggap satu karena pengukuran yang ditampilkan pada DCS screen adalah satu pengukuran saja. Sedangkan untuk perhitungan MTTF yang digunakan untuk estimasi likelihood, tiap transmitter diperhitungkan, jadi jika merupakan double transmitter maka dihitung MTTF masingmasing transmitter. C. Identifikasi Bahaya Identifikasi bahaya dilakukan dengan metode HAZOP yang memiliki beberapa tahapan yaitu penentuan titik studi (node), penentuan paramater proses dan pemilihan guideword dan devaiation yang digunakan untuk menentukan kegagalan yang mungkin terjadi pada suatu sistem.[3] Node pada steam turbine dibagi menjadi 4 node, yaitu HP Turbine, IP Turbine, LP Turbine dan LP Turbine 2. Setiap node dianalisa mulai dari instrumen yang berada pada input, proses yang terjadi serta instrumen output dari node tersebut. Penentuan node ini berdasarkan steam turbine yang terdapat pada DCS screen, sebagai berikut: Gambar. DCS Screen untuk Steam Turboset Selain gambar diatas, tiap bagian utama steam turbine juga terdapat proses ekstraksi uap yang merupakan salah satu output dari turbin, sebagai berikut: Gambar 2. DCS Screen untuk Ekstraksi uap pada Steam turbine Penentuan guideword pada metode HAZOP berdasarkan pengolahan data proses yang diambil setiap jam selama bulan yang dilakukan pada bulan Maret 203 (3 hari). Dari data proses tersebut kemudian diolah dan ditampilkan dengan control chart sehingga dapat dilihat kualitas dari trend data proses tiap-tiap instrumen di setiap node yang telah ditentukan. Setelah ditampilkan secara visual, maka dapat diketahui apakah grafik cenderung dibawah nilai CL (Control Level) atau LCLnya maupun cenderung diatas nilai CL atau UCLnya. Nilai UCL dan LCL ini merupakan petunjuk untuk penentuan guideword apakah kondisi operasi berada pada high jika diatas UCL dan low jika berada di bawah LCL. D. Estimasi Konsekuensi dan Likelihood Estimasi konsekuensi dan likelihood ini dilakukan untuk melengkapi data kegagalan atau bahaya yang kemungkinan terjadi dengan sistem sehingga bisa diketahui konsekuensi dan likelihood secara terperinci. Estimasi konsekuensi dilakukan secara kualitatif yaitu menjelaskan pengaruh atau akibat kegagalan yang terjadi pada steam turbine terhadap proses operasional secara keseluruhan di power plant. Untuk mengestimasi likelihood adalah dengan menggunakan adalah data time to failure pada komponen steam turbine pada interval waktu satu tahun. Kriteria likelihood yang digunakan adalah frekuensi kerusakan tiap komponen pada suatu periode waktu tertentu. Nilai likelihood diperoleh dari ratio antara jumlah hari operasional per tahun terhadap nilai MTTF (mean time to failure). Nilai MTTF didapatkan berdasarkan data maintenance tiap instrumen, tetapi jika tidak terdapat data maintenance instrumen tersebut maka nilai MTTF didapatkan dari nilai failure rate berdasarkan pada OREDA. Nilai MTTF didapatkan dari nilai failure rate ( ) sesuai persamaan sebagai berikut[2]: MTTF = = () E. Analisis Risiko Analisis terhadap risiko dilakukan dengan cara mengkombinasikan likelihood dan consequences yang telah didapat pada tahap estimasi. Kombinasi didapat dengan menggunakan risk matrix seperti pada Tabel []. Tabel. Risk Matrix Consequences Likelihood Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic A (Almost certain) H H E E E B (Likely) M H H E E C (Moderate) L M H E E D (Unlikely) L L M H E E (Rare) L L M H H F. Analisis Emergency Response Plan (ERP) Analisis emergency response plan adalah suatu langkah ketika terjadi kegagalan sangat diperlukan. Hal ini berupa tindakan darurat untuk menyelamatkan diri ketika terjadi kegagalan sistem yang berat. ERP ini dibuat untuk kejadian kebakaran (fire) yang terjadi pada daerah steam turbine karena kebakaran adalah kejadian yang kemungkinan besar terjadi dan dapat menyebabkan bahaya lain seperti ledakan dsb. ERP ini juga dilengkapi dengan peta evakuasi manusia (man) yang berada pada lokasi steam turbine building menuju assembly point (tempat berkumpul) terdekat. G. Analisis Performansi ERP Analisis performansi merupakan penilaian terhadap ERP apakah ERP yang dilakukan mampu menurunkan risiko atau tidak. Hal ini berdasarkan diskusi dan rekomendasi dari pihak
3 3 departemen HSE (Health and Safety Engineering) PT. YTL Jawa Timur. H. Pembahasan dan Kesimpulan Pembahasan didapatkan dari analisis yang dilakukan, mulai analisis bahaya, analisis resiko, analisis ERP dan yang terakhir adalah analisis performansi ERP yang berkaitan dengan menurunkan risiko yang kemungkinan terjadi. Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan yaitu tentang analisis dan identifikasi bahaya dengan metode HAZOP pada steam turbine dan manajemen risiko dari bahaya yang kemungkinan terjadi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Proses pada Steam Turbine Steam turbine merupakan salah satu komponen utama pada PLTU yang berfungsi untuk mengubah energi kalor pada uap menjadi energi mekanik berupa gerak rotor pada turbin. Spesifikasi steam turbine pada unit 5 paiton PT. YTL Jawa Timur sebagai berikut: Tabel 2. Spesifikasi Steam Turbine[7] Manufaktur steam :SIEMENS turbine Tipe steam turbine HP Turbine IP Turbine LP Turbine Kondenser :HMN Series 4 ( HP, IP, 2 LP) :Single Flow, Double Shell, 4 stages Barrel Type outer Casing, 2 Combined Stop & Control Valves :Double Flow, Double Shell Casing, 2x3 stages, 2 combined stop & control valves :Double Flow, Multi Shell Casing, 2x7stages :Single Flow, Two lines, TitaniumTubes arranged in series Capacity:580 m 3, Pressure: - bar Temp.max: 85 0 C Extraction Stage : 8 (HP:, IP: 3, LP: 4) Kecepatan rata-rata : 3000 rpm Casings : 4 ( HP, IP, 2 LP) LP exhaust Pressure : 0,0649 Bar Dalam pengoperasian Steam turbine pada unit 5 Paiton selalu dijaga agar sesuai dengan desain load yang telah ditentukan, desain load tersebut sebagai berikut: Tabel 3. Steam Turbine Design Load[7] Design load 00 % (650MW) 75% (487MW) 50% (325MW) Main Steam flow 546 kg/ s 400 kg/ s 264 kg/ s Main Steam pressure 67 bar 28 bar 00 bar Main Steam temperature 538 o C 538 o C 538 o C Cold reheat temp o C 334 o C 330 o C Cold reheat pressure bar 32 bar 2 bar Hot reheat temp 538 o C 538 o C 538 o C Hot reheat pressure 38.8 bar 29 bar 9 bar B. Analisis Bahaya dengan Metode Hazop Node yang pertama adalah HP Turbine. Pada node HP turbine terdapat 5 hasil pengukuran transmitter yang mengatur proses pada HP turbine yang ditampilkan pada DCS screen dari 8 transmitter yang berada plant. Setiap instrumen dianalisa grafik pengukuran yang selanjutnya dapat ditentukan guideword dari tiap transmitter sebagaimana seperti pada Gambar 3. control chart LBA40CP903 (Pressure Transmitter Main Steam ) Sample Mean Sample StDev Xbar-S Chart of LBA40CP Sample 6 Sample Gambar 3. Control Chart LBA40CP903 Dari control chart X-s tersebut dapat dilihat bahwa terdapat lebih banyak data yang berada diatas nilai UCLnya, sehingga diketahui kondisi operasi sering berada pada kondisi high pressure meskipun nilai pengukurannya masih dalam batas spec transmitter tersebut yaitu bar. Dari control chart LBA40CP903 tersebut dapat diketahui guideword pada pressure transmitter LBA40CP903 adalah high yang kemudian deviasinya adalah high pressure. Jika terdapat jumlah data yang sama berada diatas UCL dan dibawah nilai LCL maka terdapat dua guideword karena transmitter tersebut beroperasi pada dua kondisi juga. selain itu, untuk grafik control valve yang nilai pengukurannya selalu sama dapat ditentukan guideword yaitu part of. Penentuan guideword untuk tiap transmitter yang terdapat di plant pada node HP Turbine dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut. Tabel 4. Guideword Tiap Instrumen pada node HP Turbine LBA40CP003 pressure LBA40CP004 pressure LBA40CT003 temperature LBA40CT004 temperature MAA2FG5 More More flow Part of Part of instrumentation LBA50CT003 temperature LBA50CT004 temperature MAA22FG5 More More flow Part of Part of instrumentation MAA50CP00 pressure MAA50CT08A temperature MAA50CT05A temperature MAA50CT052A MAA50CP02 pressure LBC0CP002 pressure LBC0CT002 temperature LBQ80CP00 pressure LBQ80CT00 temperature Selanjutnya, node yang kedua adalah IP Turbine yang terdapat 9 hasil pengukuran transmitter yang yang ditampilkan pada DCS screen dari 23 transmitter yang berada plant. Penentuan guideword untuk tiap transmitter yang terdapat di node IP Turbine sebagai berikut, UC L=62.78 _ X=55.09 LC L=47.4 UC L=7.93 _ S=2.4 LC L=6.89
4 4 Tabel 5. Guideword Tiap Instrumen pada node IP Turbine LBBCP00 pressure LBBCP002 pressure LBBCT003 LBBCT003 MAB2FG5 Part of Part of instrumentation LBB2CP00 pressure LBB2CP002 pressure LBB2CT003 LBB2CT003 MAB22FG5 Part of Part of instrumentation MAB50CP00 pressure MAB50CT0A temperature MAB50CT04A MAB50CT042A MAB50CT06A temperature MAB50CT062A temperature MAB50CT02A temperature LBS50CP00 pressure LBS50CT00 temperature LBQ60CP00 pressure LBQ60CT00 temperature LBS40CP00 pressure LBS40CT00 temperature Untuk node yang ketiga adalah LP Turbine yang terdapat 6 hasil pengukuran transmitter yang yang ditampilkan pada DCS screen maupun yang terdapat di plant. Penentuan guideword untuk tiap transmitter yang terdapat di node LP Turbine sebagai berikut, Tabel 6. Guideword Tiap Instrumen pada node LP Turbine MAC0CT0A MAC0CT07A LBS30CP00 pressure LBS30CT00 temperature LBS32CP00 pressure LBS32CT00 temperature Node yang keempat adalah LP Turbine 2 yang terdapat 5 hasil pengukuran transmitter yang yang ditampilkan pada DCS screen maupun yang terdapat di plant. Penentuan guideword untuk tiap transmitter yang terdapat di node LP Turbine 2 sebagai berikut, Tabel 7. Guideword Tiap Instrumen pada node IP Turbine 2 MACCP00 pressure MAC20CT0A MAC20CT07A temperature LBS3CP00 pressure LBS3CT00 temperature Setelah ditentukan semua guideword pada tiap transmitter maka dilakukan analisis bahaya sesuai dengan guideword tersebut kemudian dibuat tabel analisis Hazop. Karena terdapat 45 Transmitter pada steam turbine unit 5 ini maka analisis bahaya yang ditunjukkan pada tabel Hazop adalah pada pressure transmitter LBA40CP903 pada node HP turbine sebagai berikut, Tabel 8. Tabel Hazop C. Emergency Response Plan (ERP) untuk Kebakaran pada Steam Turbine ERP ini bertujuan untuk menjelaskan program tindakan darurat ketika terjadi kebakaran pada steam turbine sehingga dapat memaksimalkan keselamatan kerja karyawan dan meminimalisir kerusakan akibat kebakaran. ERP ini dibuat sebagai berikut:. Lingkup ERP ini meliputi seluruh fasilitas steam turbine unit 5 yang berisiko terhadap kebakaran. Penanggulangan yang tanggap, tenang serta terkendali terhadap kebakaran sangat penting agar tercapat tujuan dari ERP ini. 2. Tanggung Jawab ERP ini menuntut tanggung jawab dari beberapa pihak, adalah Operation manager, shift manager, control room engineer, Unit controller, assistant unit controller dan operator plant, fire team, Core team dan semua karyawan mengikuti training untuk kondisi darurat berupa kebakaran yang telah diadakan oleh perusahaan [8]. 3. Persiapan Pencegahan Peralatan atau Sistem Pengendalian Kebakaran, sebagai berikut: Penyediaaan fire hoserack cabinet untuk setiap level pada plant dan ruangan di CCR CO 2 system untuk setiap bunker Sprinkler system untuk gedung CCR Alat Komunikasi dan Peringatan, sebagai berikut: Penyediaan alat komunikasi darurat di beberapa tempat strategis seperti telepon dan radio Pemasangan alarm pada daerah rawan kebakaran 4. Prosedur ERP Prosedur umum [8]: a. Untuk seseorang yang pertama kali mengetahui adanya kebakaran:
5 5 Segera membunyikan alarm kebakaran terdekat Menghubungi CCR 4444 dan melaporkan lokasi kebakaran, korban dan kerusakan plant yang terjadi kebakaran Memadamkan api dengan alat pemadam kebakaran yang tersedia untuk karyawan yang mampu dan sudah mengikuti training untuk menghadapi kebakaran dan membantu siapapun (karyawan, kontraktor dan pengunung) yang mungkin membutuhkan bantuan untuk mencapai assembly point Melapor kepada fire warden yang bertugas di lokasi kebakaran dan jika mendapat perintah evakuasi maka segera menggunakan jalur tercepat dan yang paling aman serta tidak boleh menggunakan elevator Berkumpul di assembly point sampai ada instruksi selanjutnya b. The Emergency Incident Controller (EIC) The Emergency Incident Controller (EIC) ini dibuat oleh shift manager, sebagai berikut: Segera menyalakan fire alarm yang tersedia di lokasi terdekat Menghubungi core team dan fire truck dengan radio channel atau IPMOMI MCR dengan telepon Ext dan 7000 Mematikan HVAC system disekitar lokasi kebakaran jika automatic shutdown tidak berfungsi. Menghubungi PMK dengan nomor Menghubungi PLN dengan nomor ext.5007 atau ext.5022 Menghubungi Polsek dengan nomor 770 Menghubungi petugas medis (first aid team) jika diperlukan Memastikan jumlah personel yang terlibat dalam insiden kebakaran Memastikan semua personel untuk penanganan keadaan darurat dalam kondisi aman Melengkapi laporan emergency incident Memastikan data insiden kebakaran dicatat pada Accident (Injuries) Record Book. Untuk kebakaran dengan akibat yang fatal, dapat menghubungi nomor yang relevan sesuai bantuan yang diperlukan c. Station Manager dan/atau Operation Manager Memberitahukan pada EIC untuk menangani kebakaran Melakukan komunikasi berkelanjutan kepada lingkungan sekitar perusahaan baik perusahaan, penduduk maupun media jika diperlukan d. Kepala Bagian (The Head of Section) Memberitahukan kepada semua yang berada di plant untuk segera berkumpul di ke assembly point Menginformasikan jumlah personel yang menangani insiden kebakaran pada EIC, baik yang belum terdata atau yang hilang e. Main Plant Operations Tetap melakukan monitoring plant dan melapor ke Control Room Engineer Memastikan lokasi kebakaran tidak ada aliran listrik, bahan bakar, gas, bahan kimia atau bahan berbahaya lainnya. Untuk operator WTP melakukan monitoring Fire Pump house Selalu Stand by pada radio channel f. Karyawan Kontraktor Melapor kepada Kepala Bagian/ Engineer Representative tentang jumlah pekerja kontrak yang berada di assembly point Jika ada karyawan kontraktor yang hilang, maka Supervisor kontraktor menginformasikan kepada Kepala Bagian/ Engineer Representative Tetap berada di assembly point hingga ada instruksi berikutnya g. Shift Core Team dan Shift Fire team Segera berkumpul di tempat yang ditentukan lewat radio setelah mengetahui alarm kebakaran berbunyi Menggunakan PPE dan Fire Protective Clothing Menggunakan breathing apparatus sesuai instruksi pemimpin tim atau jika diperlukan Pemadaman kebakaran dilakukan dengan aman h. Fire Warden Memandu dan mengatur evakuasi karyawan Memastikan bahwa visitor telah berada pada assembly point Menjaga komunikasi dengan karyawan dan kontraktor Mengarahkan rute evakuasi yang aman ke assembly point dan tetap berada di assembly point sampai ada instruksi selanjutnya Selalu stand by pada radio channel untuk instruksi dari shift manager i. Petugas Medis Menyiapkan klinik untuk merawat seseorang yang cedera (jika ada) setelah mendapat informasi kebakaran Mennyiapkan ambulans, kotak medis dan Burn-Pac untuk dibawa ke lokasi kejadian jika diperlukan Selalu stand by pada radio channel j. Petugas Security Mengatur akses masuk lokasi kebakaran untuk pemadaman kebakaran Menuju lokasi kebakaran untuk mengamankan lokasi dan menjaga akses masuk hanya untuk yang berkepentingan (fire truck, petugas medis, ambulans, dll) Mengatur dan membuka akses pintu gerbang untuk fire truck bantuan dari luar jika diperlukan 5. Prosedur Pemadaman Api a. Small fire : jika masih tahap permulaan kemungkinan dapat dipadamkan dengan tabung pemadam kebakaran (fire extinguisher) atau alat pemadam kebakaran yang lainnya seperti dry chemical powder yang terdapat di sekeliling steam turbine hall. Pemadaman harus terus dilakukan sampai api dapat dipadamkan atau hingga fire team mengambil alih tindakan pemadaman. Akan tetapi, harus berhati-hati jika melakukan pemadaman dan jangan memaksakan diri jika merasa tidak mampu untuk memadamkan api.
6 6 b. Large fire: setiap peralatan yang rawan bahaya pada turbine hall sudah dilengkapi dengan pendeteksi api otomatis dan sprinklers yang terletak pada main turbine, bearing pada generator dan sistem feed water pump. Selama memadamkan kebakaran, fire team dan core team diwajibkan menggunakan PPE, full face breathing apparatus serta fire protective clothing. Area kebakaran harus diisolasi dan dipasang barikade di sekitar lokasi kebakaran. Security harus berada diluar barikade untuk menjaga akses masuk lokasi kebakaran. Personil fire team dan core team harus bekerja sama dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh fire team incident commander. Dinginkan semua peralatan yang berada di lokasi kebakaran dan kurangi panas dengan air. Untuk massive fire gunakan unmanned hose holders atau monitor nozzles untuk meminimalisir jumlah personil fire team yang terlibat. 6. Prosedur untuk Kasus Kebakaran yang Fatal Kebakaran yang tidak segera dipadamkan atau yang sulit dipadamkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan turbin terbakar dan meledak. Jika turbin sampai terbakar dan meledak, kemungkinan kebakarannya akan mengenai UCA building. Oleh karena itu, jika kebakaran tidak bisa dipadamkan dengan cepat, segera peringtakan semua karyawan yang ada di UCA building dan cepat melakukan shutdown units, batubara, ash handling plant, dan HVAC system. Seluruh karyawan pada UCA building dievakuasi yang dipandu oleh fire warden yang bertugas ke assembly point yang terdapat di dekat Emergency Genset No. 7. Peta Evakuasi Dalam proses evakuasi, fire warden akan memandu para karyawan dan orang yang berada di lokasi kebakaran menuju ke assembly point. Dalam hal tersebut, maka dipilih jalur evakuasi yang tercepat dan aman digunakan. Berikut adalah peta evakuasi untuk steam turbine building jika terjadi kebakaran. Gambar 4. Peta Evakuasi pada Steam Turbine untuk Steam Turbine Building dan CCR Pada gambar 4 diketahui steam turbine unit 5 berada pada steam turbine building yang didalamnya juga terdapat steam turbine untuk unit 6. Steam turbine building ini terletak di sebelah selatan gedung CCR, plant unit 5 dan plant unit 6. Assembly point terdekat dari steam turbine bulding ini adalah assembly point yang terletak di depan (utara) gedung CCR atau di dekat Emergency Genset No. Oleh karena itu, untuk menuju assembly point tersebut terdapat dua jalur, yaitu jalur pertama lewat pintu keluar di steam turbine building yang terdapat tangga turun kemudian langsung menuju assembly point. Jalur kedua yaitu lewat gedung CCR kemudian turun dengan lift jika memungkinkan atau menggunakana tangga darurat yang terdapat di kanan kiri lift. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis bahaya dengan metode Hazop dan manajemen risiko pada steam turbine, maka didapatkan kesimpulan kondisi yang paling berbahaya pada steam turbine adalah kondisi high pressure yang diketahui dari pressure trasnmitter seperti MAA50CP00 pada node HP turbine dengan likelihood B dan konsekuensi 4 sehingga risk matrixnya E (ekstrim). Begitu juga pressure transmitter pada IP Turbine, LP turbine dan 2 yang dapat menyebabkan turbin mengalami overspeed yang disebutkan dalam tabel Hazop. Rekomendasi untuk menanggulangi bahaya tersebut antara lain pemasangan alarm untuk pressure, simulasi automatic turbine test, pemeriksaan turbine overspeed protection serta kalibrasi maupun pengecekan pada pressure trasnmitter tersebut. Kebakaran merupakan salah satu bahaya yang kemungkinan besar terjadi pada steam turbine yang dapat mengakibatkan ledakan jika tidak ditanggulangi dan ditangani secara serius dan sistematis. Oleh karena itu, dibuat suatu Emergency respon plan (ERP) untuk agar dapat meminimalisir risiko yang diakibatkan oleh kebakaran. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh karyawan di PT. YTL Jawa Timur, Paiton karena telah diberi kesempatan untuk Tugas Akhir di perusahaan tersebut. Khususnya kepada Bapak Josman selaku Kepala Safety dan Fire System yang telah memberikan banyak bantuan dan bimbingan dalam melakukan analisis HAZOP serta emergency response plan. DAFTAR PUSTAKA [] Australian Standard/ New Zealand Standard 4360: Risk Management. Australian Standard. [2] Ebeling,Charles E.997. An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering. Singapore : The McGraw-Hill Companies, Inc. [3] Hyatt, Nigel Guidelines for Process Hazards Analysis, Hazards Identification & Risk Analysis. Richmond Hill: Ontario. [4] Jawa Power and Siemens Balance of Plant. Training Manual Volume of 2 Paiton Private Power Project Phase II. Jawa Power [5] Juniani,dkk.20. Implementasi Metode HAZOP dalam Identifikasi Bahaya dan Analisa Risiko pada Feedwater System di Unit Pembangkitan paito, PT.PJB. Prosiding Teknik K3 PPNS ITS Surabaya. [6] Siemens KKS Identification System for Power Plant: Function Key, Equpiment Unit Key, and Component Key. Jawa Power [7] Siemens Plant Course Paiton Volume : Steam Turbine. Jawa Power [8] PMI - Health and Safety (H&S) 450. Emergency Management Procedure. Safety and Fire System Department PT. YTL Jawa Timur
Analisis Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013 1-6 1 Analisis Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL Luluk Kristianingsih dan Dr. Ir. Ali Musyafa, M.Sc.
Lebih terperinciAnalisis Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print B-356 Analisis Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL Luluk Kristianingsih
Lebih terperinciKata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL
1 ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Septian Hari Pradana, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan
Lebih terperinciANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.
ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Diajukan Oleh: Septian Hari Pradana 2410100020 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciEvaluasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP Dan Manajemen Risiko Pada Sistem Penguapan Asam Fosfat Di Pabrik III PT.
1 Evaluasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP Dan Manajemen Risiko Pada Sistem Penguapan Asam Fosfat Di Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Khoirul Anam, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan Teknik Fisika,
Lebih terperinciKRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI
Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun
Lebih terperinciPROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan.
Lebih terperinciPROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan. 2. RUANG LINGKUP Yang termasuk keadaan
Lebih terperinciOleh : Achmad Sebastian Ristianto
IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciHAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) DAN PENENTUAN SAFETY INTEGRITY LEVEL (SIL) PADA BOILER SB-02 PT. SMART Tbk SURABAYA
Halaman Judul TUGAS AKHIR TF 141581 HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) DAN PENENTUAN SAFETY INTEGRITY LEVEL (SIL) PADA BOILER SB-02 PT. SMART Tbk SURABAYA Trisca Vimalasari NRP 2412 100 011 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciTUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO
TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO 6506 040 032 Latar Belakang PT. Philips Indonesia merupakan pabrik lampu yang dalam proses
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL USTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. GRESIK Iik Ordiani dan
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)
PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.
Lebih terperinciPengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,
Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo
B107 Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo Muhammad Ismail Bagus Setyawan dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 SPESIFIKASI TURBIN Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model
Lebih terperinciJUDUL : Managemen Tanggap Darurat
JUDUL : Managemen Tanggap Darurat DESKRIPSI : Bagian ini menjelaskan identifikasi kompetensi yang dibutuhkan dalam mengelola operasional tanggap darurat, memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap darurat,
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.
STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. GRESIK Disusun oleh : Iik Ordiani 2411.105.025 Pembimbing : Imam Abadi,
Lebih terperinciPROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT
PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Materi penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah analisis proses konversi energi pada PLTU Suralaya Unit 5 mulai dari energi pada batubara hingga menjadi
Lebih terperinciKata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik
Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai penerapan emergency preparedness & response yang dapat penulis bahas sebagai berikut : A. Emergency
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam prosesnya Pembangkit ListrikTenaga Uap menggunakan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam prosesnya Pembangkit ListrikTenaga Uap menggunakan berbagai macam peralatan bantu dan utama. Perlatan utamanya sepertiboiler,kondensor, turbin dan generator.
Lebih terperinciSession 11 Steam Turbine Protection
Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Istilah dan Definisi 2.1.1 Bangunan Gedung Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa
Lebih terperinciAri Wibisono
EVALUASI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) DAN EMERGENCY RESPONSE PLAN (ERP) BERDASARKAN NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIATION DALAM UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI PT. MacGREGOR PLIMSOLL INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan
Lebih terperinciASSESMENT FIRE PROTECTION SYSTEM
Halaman : 1/5 ASSESMENT FIRE PROTECTION SYSTEM A. LATAR BELAKANG & TUJUAN Beberapa kali terjadi gangguan fire protection salah kerja, dan mengakibatkan peralatan trip sehingga menganggu keahandalan unit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 1 Januari 2014; 23-28 ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) Agus Hendroyono Sahid, Dwiana Hendrawati Program Studi Teknik Konversi
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output
Lebih terperinciANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,
Lebih terperinciARINA ALFI FAUZIA
ARINA ALFI FAUZIA 6507040029 IDENTIFIKASI RESIKO PADA DAPUR INDUKSI MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS) DAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) SERTA EVALUASI MANAJEMEN TANGGAP DARURAT (STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah melaksanakan kegiatan percepatan pembangunan
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciDisusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP
Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP. 2411 105 002 Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP. 1971070219988021001 LATAR BELAKANG Kegagalan dalam pengoperasian yang berdampak pada lingkungan sekitar Pengoperasian
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR
ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR Jamaludin, Iwan Kurniawan Program Studi Teknik mesin, Fakultas
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan
Lebih terperinciSession 13 STEAM TURBINE OPERATION
Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk
Lebih terperinci128 Universitas Indonesia
BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka saat ini pemerintah berupaya untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB III 1 METODE PENELITIAN
17 BAB III 1 METODE PENELITIAN 1.1 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama, yaitu melakukan studi literatur dari berbagi sumber terkait.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas
Lebih terperinci(Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Oleh : Niki Nakula Nuri
PENENTUAN SKENARIO DAN ANALISIS RESIKO KEGAGALAN PADA INSTALASI PENYIMPANAN GAS HIDROGEN DENGAN MENGGUNAKAN CHEMICAL PROCESS QUANTITATIVE RISK ANALYSIS (Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Oleh : Niki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati Rian Apriansyah,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Sunarwo, Supriyo Program Studi Teknik Konversi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciJENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap
TURBINE PERFORMANCE ABSTRACT Pada umumnya steam turbine di operasikan secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama.masalah-masalah pada steam turbin yang akan berujung pada berkurangnya efisiensi dan performansi
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)
Lebih terperinciPENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI
PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciPENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU
PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU Imron Rosyadi 1*, Dhimas Satria 2, Cecep 3 1,2,3 JurusanTeknikMesin, FakultasTeknik, Universitas Sultan AgengTirtayasa,
Lebih terperinciBAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK
BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header
Lebih terperinciPERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK
PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK IGP Raka Arthama, Patdono Soewignjo, Nurhadi Siswanto, Stefanus Eko Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) F-32 Evaluasi Reliability dan Safety pada Sistem Pengendalian Level Syn Gas 2ND Interstage Separator Di PT. Petrokimia Gresik Dewi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, definisi dari penelitian kuantitatif itu sendiri adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA
7/6/010 Perencanaan Emergency Response Plan dan Penempatan APAR pada Gedung Direktorat PPNS-ITS PPNSPPNS-ITS -ITS Oleh: Rr. Ayunda Mahardini 6506.040.01 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Gedung Direktorat
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS iv KATA PENGANTAR v ABSTRACT vii ABSTRAK viii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan
Lebih terperinciPT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT
BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT Lampiran 1 KEBAKARAN Besar Floor Warden/Safety Officer/ personil setempat segera memadamkan api dengan fire extinguisher Floor warden/personil setempat segera memberitahukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat dan signifikan yang mendorong perusahaan meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi
Lebih terperinciAnalisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :
STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN
Lebih terperinciJADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des
JADWAL SERTIFIKASI No Daftar Training Durasi Agust Sept Okt Nov Des 1 Sertifikasi Operator Mesin Diesel 1 hari Pelatihan 5-Sep 20 Des 2 Sertifikasi Petugas P3K 3 hari Pelatihan 23 sd 25 Agust 08 sd 10
Lebih terperinciBAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI
BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES
KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan
Lebih terperinciSTUDI RELIABILITY, SAFETY, DAN QUALITY PADA WASTE HEAT BOILER (WHB) DI PT.PETROKIMIA GRESIK
STUDI RELIABILITY, SAFETY, DAN QUALITY PADA WASTE HEAT BOILER (WHB) DI PT.PETROKIMIA GRESIK Oleh : Andhika Bagus P (NRP. 2406 100 043) Pembimbing: 1. Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes 2. Dr. Ir. Totok Soehartanto,
Lebih terperinciSteam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU
Steam Power Plant Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Siklus dasar yang digunakan pada Steam Power Plant adalah siklus Rankine, dengan komponen utama boiler, turbin
Lebih terperinciDETEKSI BAHAYA DENGAN ANALISIS HAZOP PADA UNIT SULFUR HANDLING DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK
Halaman Judul TUGAS AKHIR TF 458 DETEKSI BAHAYA DENGAN ANALISIS HAZOP PADA UNIT SULFUR HANDLING DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Ahdan Fauzi Sanusi NRP 24000007 Dosen Pembimbing Ir. Ronny Dwi Noriyati,
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1
ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1 Reind Junsupratyo 1), Frans P. Sappu 2), Arwanto M.A. Lakat 3) Jurusan Teknik
Lebih terperinciPerbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya
Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya Andreas Arif Gunawan GO 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT Sumber Rubberindo Jaya is a company that produces
Lebih terperinci#7 PENGELOLAAN OPERASI K3
#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Data 4.1.1 Menghitung Efisiensi Pembangkit pada beban 250 MW 1. Menghitung Cold Reheat Flow Dimana: ṁ DL1 = Dummy Leak 1 Flow (ton/jam) ṁ DL2 = Dummy Leak
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN
BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya
Lebih terperinciImplementasi Metode HazOp (Hazard and Operability Study) Dalam Proses Identifikasi Bahaya Dan Analisa Resiko Pada Feedwater System
Implementasi Metode HazOp (Hazard and Operability Study) Dalam Proses Identifikasi Bahaya Dan Analisa Resiko Pada Feedwater System Di Unit Pembangkitan Paiton, PT. PJB Anda Iviana Juniani ; Lukman Handoko
Lebih terperinciAnalisa safety, manajemen resiko dan pengendalian pada sistem pengendalian level LP
Analisa safety, manajemen resiko dan pengendalian pada sistem pengendalian level LP Drum waste heat boiler di pt.petrokimia gresik Oleh : Rewijian Gayuh Wisudana (2407100052) Dosen Pembimbing : Imam Abadi,
Lebih terperinciAnalisis Potensi Bahaya Dengan Metode Checklist dan What-If Analysis Pada Saat Commissioning Plant N83 Di PT. Gas Industri
Analisis Potensi Bahaya Dengan Metode Checklist dan What-If Analysis Pada Saat Commissioning Plant N83 Di PT. Gas Industri Adhi Sudrajat 1*, Adhi Setiawan 2, dan Nora Amelia Novitrie 3 1,2,3 Program studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG
ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN-300-2-20B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG Dwi Cahyadi 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP
BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP 3.1 Pengaruh LP drain pump terhadap effisiensi thermal Low Pressure drain pump (LP drain pump) merupakan jenis pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan fluida
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT Cahaya Fajar Kaltim berdiri pada tanggal 26 Maret 2003. PT Cahaya Fajar Kaltim merupakan perusahaan patungan antara Perusda ketenaga listrikan Kaltim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang tidak produktif yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan adalah kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan seseorang atau
Lebih terperinciJurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi
Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Lamsihar S. Tamba 1), Harmen 2) dan A. Yudi Eka Risano 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciAnalisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.
Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Produsen Baja Mochammad Febry Wignyo Aminullah 1*, Rona Riantini 2, Mades
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI
DOSEN PEMBIMBING : DEDY ZULHIDAYAT NOOR, ST, MT, PHD TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI ANALISIS PERFORMA HRSG 1.3 PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI
Lebih terperinciSESSION 12 POWER PLANT OPERATION
SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciEVALUASI KESELAMATAN PADA BOILER FUEL DENGAN METODE LAYERS OF PROTECTION ANALYSIS (LOPA) STUDI KASUS : PT. IPMOMI
EVALUASI KESELAMATAN PADA BOILER FUEL DENGAN METODE LAYERS OF PROTECTION ANALYSIS (LOPA) STUDI KASUS : PT. IPMOMI Aswin Kurniawan Pradana 1*, Novi Eka Mayangsari 2, Aulia Nadia Rachmat 3 Program Studi
Lebih terperinci