ANALISIS INVESTASI PERKEBUNAN SAWIT UNTUK KELAYAKAN INVESTASI PADA PT. AMP PLANTATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS INVESTASI PERKEBUNAN SAWIT UNTUK KELAYAKAN INVESTASI PADA PT. AMP PLANTATION"

Transkripsi

1 ANALISIS INVESTASI PERKEBUNAN SAWIT UNTUK KELAYAKAN INVESTASI PADA PT. AMP PLANTATION Mondra Neldi, SE, MM, Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang mondraneldi@yahoo.com Abstract - The author conducted research on a company enganged in oil palm Plantation are in PT. AMP Plantation. The purpose of this study to determine whether an investment in PT. AMP Plantation feasible when analyzed by the method Accounting Rate of Return, Payback Period, dan Net Present Value. Financially based on the method used, namely with rate 12 % discount NPV method, the investment activities of palm oil mills (MCC) capacity of 30 tonnes of FFB per hour is not feasible to be implemented with NPV value (-Rp ) and Payback period for 12 years and 6 months. While the ARR method, the investment activities of oil palm feasible, with value obtained ARR of 32 %. The total investment needed is Rp Based on the plantation area and total production of FFB as has been recommended by the government s policies to tacklee environmental problems, ideally PT. AMP Plantation takes environmental cost and social cost for a capacity of 30 tonnes FFB/ hour. To Protect smallholder farmers, local governments should form a regional government-owned (public enterprises) for the development of oil palm plantations (MCC) with the consideration of land area and capital owned by smallholders. Field Key : investment, oil palm Plantation 1. PENDAHULUAN Salah satu prioritas pembangunan Negara Indonesia pasca krisis moneter pada tahun 1997 dan pasca reformasi adalah bidang ekonomi, tanpa mengesampingkan bidang lain-lain. Pemerintah berusaha untuk menggerakan semua sektor ( sektor riil dan sektor financial ) untuk menggerakan roda perekonomian bangsa. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan membuat kebijakankebijakan salah satunya yaitu berinvestasi yang berguna untuk menarik minat para pengusaha agar menanamkan modalnya. Pemerintah mengharapkan para pengusaha tidak hanya menginvestasikan modalnya disektor financial tapi juga diharapkan berinvestasi disektor riil. Salah satu sektor riil yang dapat dijadikan berinvestasi yaitu perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO- crude palm oil) dan inti kelapa sawit (CPO) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit Indonesian Commercial Newsletter (ICN), November 2009, memberikan informasi bahwa sektor minyak kelapa sawit Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini terlihat dari total luas areal perkebunan kelapa sawit yang terus bertambah yaitu menjadi 7,3 juta hektarpada 2009 dari 7,0 juta hektar pada Sedangkan produksi minyak sawit (crude palm oil/cpo) terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dari 19,2 juta ton pada 2008 meningkat menjadi 19,4 juta ton pada Sementara total ekspornya juga meningkat, pada 2008 tercatat sebesar 18,1 juta ton kemudian menjadi 14,9 juta ton sampai dengan September Dengan luas total perkebunan sebesar 7,3 juta hektar dan produksi CPO sebesar 19,4 juta ton, maka produksi CPO rerata tahun 2009 adalah sebesar 2,66 ton/ha. Harga CPO di Malaysian Derivative Exchange (MDEX) untuk pengiriman bulan Februari 2009 berada di RM per ton atau sekitar US$ 448 per ton, dengan kata lain produksi rerata satu hektar lahan kelapa sawit sebesar US$ 1190,- /ha/tahun = Rp ,-/ha/tahun. Suatu jumlah yang tidak menggiurkan bagi lahan Subur. Ekspor CPO Indonesia pada dekade terakhir meningkat dengan laju antara 7 8 % per tahun. Di samping dipengaruhi oleh harga di pasar internasional dan tingkat produksi, kinerja ekspor CPO Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya tingkat pajak ekspor. Dengan asumsi tingkat pajak ekspor adalah masih di bawah 5 %, maka ekspor CPO Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju 4 8 % per tahun pada periode Pada Analisis Investasi Perkebunan Sawit... 7

2 periode , ekspor akan tumbuh dengan laju 5 % - 8 % per tahun sehingga volume ekspor pada periode tersebut sekitar 5,4 juta ton. Pada periode , volume ekspor meningkat dengan laju 4 % - 5 % per tahun yang membuat volume ekspor menjadi 6,79 juta ton pada tahun Berkembangnya sub-sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif. Terutama kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan perkebunan rakyat dengan pola PIR-Bun dan dalam perijinan pembukaan wilayah baru untuk areal perkebunan besar swasta. Pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ternyata menyebabkan meningkatnya ancaman terhadap keberadaan hutan alam tropis Indonesia. Hal ini terjadi karena pengembangan areal perkebunan kelapa sawit utamanya dibangun pada areal hutan konversi. Para investor lebih suka untuk membangun perkebunan kelapa sawit pada kawasan hutan konversi karena berpotensi mendapatkan keuntungan besar berupa kayu IPK (Ijin Pemanfaatan Kayu) dari areal hutan alam yang dikonversi. Sebagai akibatnya, kegiatan konversi hutan telah menjadi salah satu sumber perusakan hutan alam Indonesia, bahkan menjadi ancaman terhadap hilangnya kekayaan keanekaragaman hayati ekosistem hutan hujan tropis Indonesia. Di samping itu, karena motivasi utamanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan cepat dari kayu IPK, pelaksanaan konversi hutan alam untuk pengembangan areal perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan jutaan hektar areal hutan konversi berubah menjadi lahan terlantar berupa semak belukar dan/atau lahan kritis baru sedangkan di lain pihak realisasi pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak sesuai dengan yang direncanakan. Dampak negatif terhadap lingkungan menjadi bertambah serius karena dalam praktiknya pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak hanya terjadi pada kawasan hutan konversi, melainkan juga merambah ke kawasan hutan produksi, bahkan di kawasan konservasi yang memiliki ekosistem yang unik dan mempunyai nilai keanekaragaman hayati yang tinggi. Berbagai permasalahan lingkungan seperti kebakaran hutan juga dipicu oleh adanya konflik lahan antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat setempat dan berbagai dampak negative lainnya terhadap lingkungan akibat konversi hutan alam menjadi areal perkebunan kelapa sawit. misalnya, sebagai akibat ekosistem hutan hujan tropis diubah menjadi areal tanaman monokultur, muncul serangan hama dan penyakit, perubahan aliran air permukaan tanah, meningkatnya erosi tanah, dan pencemaran lingkungan akibat pemakaian pupuk dan pestisida dalam jumlah yang banyak, serta berbagai dampak negatif lainnya terhadap eco-function yang dapat dihasilkan oleh ekosistem hutan alam tropis menimbulkan biaya yang tidak sedikit pada pihak ketiga, sehingga selayaknya diperhitungkan sebagai biaya lingkungan. Berbagai permasalahan ini telah menyulut permasalahan konflik sosial yang berkepanjangan dan sangat merugikan semua pihak, terutama bagi masyarakat yang mengalami dampak negatif akibat pembangunan perkebunan kelapa sawit sehingga biaya sosial yang harus dikeluarkan menjadi sangat tinggi. Biaya lingkungan dan biaya sosial yang terjadi seharusnya turut diperhitungkan dalam analisis investasi perkebunan kelapa sawit. Namun demikian, perusahaan perkebunan swasta tidak pernah memasukan biaya lingkungan dan biaya sosial ini dalam Analisis finansial proyek pembangunan perkebunan kelapa sawit. Padahal biaya lingkungan dan biaya sosial merupakan hal yang harus diperhatikan oleh investor dalam pengambilan keputusan menjalankan investasi. Keputusan investasi bagi investor adalah hal yang sangat penting untuk di pertimbangkan secara baik dan benar. Selain itu keputusan investasi didalam perkebunan kelapa sawit juga harus melihat manfaat dan umur ekonomisnya. Karena investasi pada perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu investasi jangka panjang. Mengingat banyaknya alternatif untuk menanamkan modal, maka pemilik usaha tentunya harus sangat berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada kelapa sawit ini. Keputusan untuk melakukan investasi jangka panjang merupakan salah satu keputusan yang sangat kritis bagi keberhasilan perusahaan Keputusan tersebut tentunya akan berdampak baik maupun buruk diwaktu yang akan datang dalam hubungannya dengan likuiditas. Karena jika investasi sudah dijalankan, tetapi kekeliruan perhitungan maka sulit untuk menarik investasi yang sudah dikeluarkan tersebut.oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisis untuk kelayakan investasi Kelayakan Investasi yang di jalankan dengan beberapa metode yaitu Net Present Value, Payback Periode, Internal Rate of return, Profitability indeks, dan accounting Rate of Return. Analisis Investasi Perkebunan Sawit... 8

3 2. METODOLOGI Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Adalah data yang penulis peroleh dari perusahaan dengan cara mengadakan kunjungan ke perusahaan tersebut dengan melakukan wawancara. 2. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi, dan untuk mendapatkan data sekunder yaitu dengan melakukan studi ke perpustakaan yaitu informasi yang mendukung data primer. Metode Analisa Data Analisa Kualitatif Dalam pelaksanaan penelitian ini dipakai metode deskrfiptif yaitu dengan menggambarkan apa adanya dalam menganalisa data, penulis membandingkan antara teori dengan praktek. Analisa Kuantitatif Metode kuantitatif merupakan cara menganalisa data dengan perhitungan rumus. Adapun rumus yang digunakan dalam pengambilan keputusan investasi pada PT. AMP Plantation adalah sebagai berikut : 1. Metode Accounting Rate of Return ( ARR ) Metode ini digunakan untuk mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (Earning After Tax). Sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang diperoleh investasi awal ( jika ada ) ditambah investasi akhir dibagi dua. Hasil ARR ini merupakan angka relatif persentase. 2. Metode Payback Period ( PBP ) Payback period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas masuk netto ( proceeds ) yang diperoleh. Metode ini sangat sederhana seperti metode ARR. Formula untuk mencari payback period adalah sbb: Keterangan : Capital Outlays : Modal atau biaya investasi Proceeds : Laba bersih + Penyusutan 3. Metode Net Present Value Metode NPV merupakan metode untuk mencari selisih antara nilai sekarang dari aliran kas netto ( Proceeds ) dengan nilai sekarang dari suatu investasi (Outlays). Formula untuk mencari Net Persent Value adalah sbb : Keterangan : Io = Nilai investasi atau outlays At = Aliran kas netto pada periode t r = Discount rate t = Jangka waktu proyek investasi ( umur proyek investasi ) 3. ANALISA DAN HASIL Penilaian kelayakan suatu investasi ditinjau dari aspek finansial dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria investasi. Setiap kriteria yang digunakan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semakin banyak kriteria yang digunakan, maka semakin memberikan gambaran yang lengkap dan hasil yang lebih baik. Adapun kriteria yang digunakan untuk menganalisis dalam pengambilan keputusan penilaian investasi adalah: Net Present Value (NPV), Accounting Rate of Return (ARR), dan Payback period (PBP). Berikut ini disajikan ringkasan hasil analisis kriteria investasi. Metode Accounting Rate Of Return ( ARR ) Metode ini digunakan untuk mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (Earning After Tax). Sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang diperoleh investasi awal ( jika ada ) ditambah investasi akhir dibagi dua. Hasil ARR ini merupakan angka relatif persentase. Apabila besarnya ARR lebih besar daripada biaya investasi yang digunakan (biaya modal ) maka investasi tersebut layak dilaksanakan. Adapun data laba setelah pajak Analisis Investasi Perkebunan Sawit... 9

4 diperoleh dari laporan laba rugi yang disajikan pada lampiran 2 dan data investasi yang di peroleh dari laporan investasi yang disajikan pada lampiran 3. Adapun data-data yang dibutuhkan disajikan dalam tabel sebagai berikut: Hasil analisis ini menunjukkan nilai ARR 0,32%. Hal ini menunjukkan bahwa rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit mampu menghasilkan opportunity cost yang lebih besar daripada cost of capital yang diinginkan sehingga investasi tersebut layak untuk dilaksanakan Metode Net Present Value (NPV) Net present value merupakan selisih antara manfaat bersih yang diperoleh dengan biaya yang dipergunakan dalam proyek, dihitung dengan menggunakan discount rate. Berdasarkan data sekunder PT. AMP Plantation Discount rate yang ditetapkan sebesar 12%. Discount rate tersebut merupakan cost of capital sebagai opportunity cost dari suatu investasi berdasarkan skenario yang digunakan. Perhitungan : Hasil analisis ini menunjukkan NPV bernilai negatif dengan discount rate 12 persen dengan menunjukan nilai NPV Rp Nilai NPV negatif merupakan satu indikasi bahwa rencana investasi pembangunan perkebunan kelapa sawit tidak layak untuk dilaksanakan karena hasil yang diperoleh kurang dari nol Metode Payback Period (PBP) Analisis payback period dilakukan bertujuan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam waktu (bulan, tahun, dan sebagainya). Kalau periode Pay Back ini lebih pendek dari pada yang disyaratkan, maka proyek dinyatakan layak / menguntungkan. Perhitungan : Analisis Investasi Perkebunan Sawit... 10

5 Maka Payback Period nya dapat dihitung sebagai berikut : NPV discount rate12 %, kegiatan investasi pabrik kelapa sawit (PKS) kapasitas 30 ton TBS per jam tidak layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV sebesar (-Rp ), dan Payback Period selama 12 tahun 6 bulan. Sedangkan dengan metode ARR, kegiatan investasi perkebunan kelapa sawit layak dilaksanakan, dengan nilai ARR yang diperoleh sebesar 0,32%. Hal ini menunjukkan bahwa rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit mampu menghasilkan opportunity cost yang lebih besar daripada cost of capital yang diinginkan. Total keseluruhan investasi yang dibutuhkan adalah sebesar Rp Saran Saran yang dapat penulis ajukan, antara lain : 1. Berdasarkan luas areal perkebunan dan total produksi TBS sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh kebijakan Pemerintah untuk mengatasi permasalahan lingkungan, idealnya PT. AMP Plantation membutuhkan biaya lingkungan dan biaya sosial untuk kapasitas 30 ton TBS/jam. Hasil analisis proyek pembangunan perkebunan kelapa sawit ini akan mencapai titik pengembalian pada saat proyek berumur 12 tahun 6 bulan. Di tinjau dari umur proyek pabrik kelapa sawit yang mencapai 8 tahun, maka pembangunan kebun tidak memungkinkan dan tidak layak untuk dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian investasi lebih besar dari umur proyek. Dengan adanya analisis investasi ini, maka kita dapat mengetahui seberapa jauh perusahaan untuk melakukan kegiatan investasi. Sehingga perusahaan dapat melihat serta mengetahui apakah investasi tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis aspek nonfinansial yang terdiri dari fasilitas produksi, ketersediaan bahan baku, aspek pasar, aspek organisasi manajemen dan aspek sosial yang dilakukan, menunjukkan bahwa pembangunan perkebunan kelapa sawit (PKS) kapasitas 30 ton TBS/ jam layak untuk dilaksanakan. 2. Secara finansial berdasarkan metodemetode yang digunakan, yaitu dengan metode Pembangunan perkebunan kelapa sawit sangat penting untuk dilaksanakan untuk menampung lonjakan produksi TBS yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat dan perkebunan swasta di Sumatera Barat, terutama pemerintahan daerah diharapkan dapat berperan serta untuk menarik minat investor, mengfasilitasi dan menjadi mediator antara pihak-pihak terkait untuk memudahkan investasi. Untuk melindungi petani perkebunan rakyat, Pemerintah Daerah sebaiknya membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit (PKS) dengan pertimbangan luasan lahan dan modal yang dimiliki oleh perkebunan rakyat tidak memadai dan memenuhi syarat untuk perizinan pendirian pabrik kelapa sawit. Daftar Pustaka Atmaja, Lukas Setia Manajemen Keuangan ( Edisi Revisi ). Yogyakarta: Andi. Barani, Achmad Mangga Pedoman Umum Program Revitalisasi Perkebunan: Kelapa Sawit,karet,kakao. Jakarta Brealey,A.Richard, dkk Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kelima, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Halim, Abdul Manajemen Keuangan dan Analisis Aktiva. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offsett Analisis Investasi Perkebunan Sawit... 11

6 Horn, James C.Van Fundamental Of Management. Jakarta:Salemba Empat. Husein, Umar Studi Kelayakan Bisnis Manajemen: Metode dan Kasus Pelaksanaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Husnan, Suad Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-dasar Manajemen Keuangan). Yogyakarta: Liberty. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Husnan, Suad dan Swarsono Konsep Studi Kelayakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP- AMP YKPN. Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Junaidi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan. ( ), diakses 14 Maret 2011 Kasmir dan Jakfar Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenata Media. Martono dan Dr. D. Agus Harjito, Msi Manajemen Keuangan. Edisi Ke Delapan.Yogyakarta: Ekonisia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tinjauan Ekonomi Industri Kelapa Sawit. Medan, Sumatera Utara: Indonesian Oil Palm Research Institute ( IOPRI ). Putra Definisi investasi dan faktor penentu investasi. ( diakses 10 0ktober Riyanto, Bambang Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Siagian, P.Sondang Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. Siregar, I. M Manajemen Pabrik Kelapa Sawit. Dalam Mangoensoekarjo, S dan Semangon, H, Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta: UGM. Subagyo, Achmad Studi Kelayakan: Teori Aplikasi. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta Bandung. Syakur, Achmad Syafi i Intermediate Accounting. Jakarta: AV Publisher Analisis Investasi Perkebunan Sawit... 12

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL Sumiati dan Toto Sugiharto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Lahan tidur merupakan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia. ABSTRACT SAHDIANNOR,

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA Nur Halima, Masyhad, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu bisnis yang dinilai prospektif saat ini. Karakteristik investasi dibidang perkebunan kelapa sawit teramat berbeda

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit telah menjadi komoditas andalan sebagai sumber devisa negara non migas, penciptaan lapangan kerja dan pelestarian lingkungan hidup. Berdasarkan informasi

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA PADA TOKO ADAM JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA PADA TOKO ADAM JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA PADA TOKO ADAM JAYA Disusun Oleh : Sri Waluyo, S.Ag., MM Dassaad, SE., MM UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013 ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan sumber pembiayaan yang sangat penting adalah devisa. Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agnes Sawir. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Ketiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Agnes Sawir. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Ketiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim dan Sarwoko. Manajemen Keuangan (Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan); Buku I: Manajemen dan Analisis Aktiva. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta. 2001. Agnes Sawir. Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia, namun keberadaan tanaman ini telah masuk hampir ke semua sektor kehidupan. Kondisi ini telah mendorong semakin meluasnya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

ANALISIS CASH FLOW SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KELAYAKAN USAHA PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR SUMBER REJEKI MAKMUR PONGGOK BLITAR

ANALISIS CASH FLOW SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KELAYAKAN USAHA PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR SUMBER REJEKI MAKMUR PONGGOK BLITAR ANALISIS CASH FLOW SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KELAYAKAN USAHA PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR SUMBER REJEKI MAKMUR PONGGOK BLITAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) Erika Kuncahyani Achmad Husaini Maria Goretti Wi Endang Fakuktas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii ABSTRACT This study describes the application of Capital Budgeting analysis to determine and assess the feasibility of fixed asset investment plan that will be carried CV. Qolbu Tamajaya form of additional

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera )

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera ) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera ) Ahmad Fakhruddin Busthomy Muhammad Saifi Zahroh ZA. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Email : fakhruddinmedjaya@gmail.com

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU

ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com

Lebih terperinci

(Financial Feasibility Study on Natural Rubber Manufacturer Factory Development at Labanan Jaya Village Teluk Bayur Sub district Berau Regency)

(Financial Feasibility Study on Natural Rubber Manufacturer Factory Development at Labanan Jaya Village Teluk Bayur Sub district Berau Regency) Studi Kelayakan Finansial Pembangunan Pabrik Mini Pengolahan Karet Alam (Hevea brasiliensis) 15 di Desa Labanan Jaya Kecamatan Teluk Bayur Kabupaten Berau (Hasbi Riduan) STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diunggulkan, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor. Kelapa

BAB I PENDAHULUAN. sangat diunggulkan, baik di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor. Kelapa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang cukup berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan sejak krisis ekonomi dan moneter melanda semua sektor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENILAIAN INVESTASI - Accounting Rate of Return - Payback Period - Net Present

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus bertahan dalam persaingan dunia usaha adalah harapan semua

BAB I PENDAHULUAN. terus bertahan dalam persaingan dunia usaha adalah harapan semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menengguk laba maksimum agar dapat berjalan dan berkembang, serta terus bertahan dalam persaingan dunia usaha adalah harapan semua perusahaan. Karena itu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

KAJIAN PELUANG INVESTASI PABRIKASI KECAP DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN Oleh : Refius Pradipta S * BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN PELUANG INVESTASI PABRIKASI KECAP DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN Oleh : Refius Pradipta S * BAB I PENDAHULUAN KAJIAN PELUANG INVESTASI PABRIKASI KECAP DI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008 Oleh : Refius Pradipta S * Abstract The aim of this research is to analyze suitable natural phosphate manure production in Sawangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama perusahaan berdiri pada umumnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama perusahaan berdiri pada umumnya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan berdiri pada umumnya adalah memperoleh laba dan mempertahankan eksistensinya. Laba adalah hasil dari rangkaian proses pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sektor pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis seperti

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Payback period, Net present value, Internal Rate of Return, Profitability indeks.

ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Payback period, Net present value, Internal Rate of Return, Profitability indeks. ABSTRACT This research aimed to assess whether a proposed investment or business development is not feasible based on the results of the analysis using the method of capital budgeting. The method used

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL DI DAERAH RIAU 1 (The opportunity in Developing a Small Scale Oil Palm Industry in Riau Region)

PELUANG PENGEMBANGAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL DI DAERAH RIAU 1 (The opportunity in Developing a Small Scale Oil Palm Industry in Riau Region) PELUANG PENGEMBANGAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL DI DAERAH RIAU 1 (The opportunity in Developing a Small Scale Oil Palm Industry in Riau Region) Oleh Almasdi Syahza Lembaga Penelitian Universitas Riau

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai salah satu sub sistem pembangunan nasional harus selalu memperhatikan dan senantiasa diupayakan untuk menunjang pembangunan wilayah setempat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik perusahaan besar maupun kecil terpacu untuk bersaing mendapatkan laba yang semaksimal mungkin guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dalam Hutan Tanaman adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam Hutan

Lebih terperinci

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun. dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi intermediasi atau memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Peranan Kandungan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Tingkat Return Saham pada PT Semen Gresik, Tbk

Peranan Kandungan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Tingkat Return Saham pada PT Semen Gresik, Tbk Peranan Kandungan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Tingkat Return Saham pada PT Semen Gresik, Tbk Livia Budi Hartono dan Melvie Paramitha (Mahasiswa dan Staf Pengajar Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT Vera Anastasia Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl.Prof.A.Sofyan No.3 Medan HP: 85296624812 E-mail:

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP UNTUK MELAKUKAN EKSPANSI EKSPOR BAGI UMKM

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP UNTUK MELAKUKAN EKSPANSI EKSPOR BAGI UMKM ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP UNTUK MELAKUKAN EKSPANSI EKSPOR BAGI UMKM Herbowo Sulaiman Muhammad Saifi Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan berkembang. Dalam menjalankan usahanya suatu perusahaan baik yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Karya Tama Bakti Mulia merupakan salah satu perusahaan dengan kompetensi pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang sedang melakukan pengembangan bisnis dengan perencanaan pembangunan pabrik kelapa

Lebih terperinci

Sakti Hutabarat Staf pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau

Sakti Hutabarat Staf pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau Evaluasi Investasi Perkebunan Kelapa Sawit Pola PIR di Desa Gading Sari Kec. Tapung Kab. Kampar (Sakti Hutabarat) EVALUASI INVESTASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT POLA PIR DI DESA GADING SARI KECAMATAN TAPUNG

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT DAGANG JAYA JAKARTA Santi Nurjanah PT Dagang Jaya Jakarta Jln. Seni Budaya Raya, No.10, Jelambar Baru, Jakarta Barat 11460 potter_251289@yahoo.com ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA Nama : Alif Ammar Nugraha NPM : 10212632 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Budi Sulistyo, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PT. X INDONESIA

ANALISIS INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PT. X INDONESIA ANALISIS INVESTASI AKTIVA TETAP PADA PT. X INDONESIA OLEH : YULIA NAURA NIM : 01108050 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN INVESTASI PADA PT. XYZ DALAM PENGEMBANGAN USAHA

ANALISIS PENAMBAHAN INVESTASI PADA PT. XYZ DALAM PENGEMBANGAN USAHA 236 Research Journal of Accounting and Business Management (RJABM); P-ISSN : 2580-3115 ; E-ISSN: 2580-3131 ANALISIS PENAMBAHAN INVESTASI PADA PT. XYZ DALAM PENGEMBANGAN USAHA Beatrix Tandirerung Faculty

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi perekonomian dan perdagangan bebas menyebabkan semakin ketatnya persaingan usaha, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) Arief Budiman Nengah Sudjana Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit merupakan salah satu agroindustri yang sangat potensial dan berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia telah menyumbang

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. cara menaikkan hutang (Yeniatie dan Nicken, 2010). memaksimumkan kemakmuran pemegang saham tetapi memaksimumkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajer diberi kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola, menjalankan perusahaan dan mengatasi berbagai hambatan untuk dapat mencapai tujuan. Dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karena selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, sektor ini juga menyumbang devisa, menyediakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama menjadi sarana bagi perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci