BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL
|
|
- Suhendra Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4-1 BAB 4 ANALISA DATA DAN HASIL 4.1 Data Teknis Gambar 4.1 Rencana Gedung Wisma Asia II a. Nama Proyek : Gedung Wisma Asia II b. Lokasi Proyek : Jl. Tali Raya, Slipi Jakarta Barat
2 4-2 Gambar 4.2 Peta Lokasi Proyek c. Diameter Tiang : 60 cm d. Kedalaman : 15,50 m e. Pembesian : 4 D 22 mm, L = 12 m 4 D 22 mm, L = 6 m f. Sistem Pengecoran : Tremie Method, diameter 25 cm g. Sistem Pengeboran : Rotary Drilling
3 Penyelidikan Tanah Tujuan dilakukan penyelidikan tanah adalah untuk mengevaluasi kondisi tanah setempat yang akan digunakan untuk keperluan perencanaan pondasi pada proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II. Penyelidikan tanah juga dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kedalaman Muka Air Tanah (MAT) dan untuk mengetahui sifat tanah/batuan baik dari sifat fisis maupun mekanis. Penyelidikan tanah dilakukan pada lokasi yang diperkirakan dapat mewakili kondisi tanah setempat. Pada proyek Gedung Wisma Asia II, penyelidikan tanah dilakukan dengan mengadakan pengujian sondir dan bor mesin. Pengujian sondir dan pengeboran dengan bor mesin dilakukan pada 3 titik. Denah titik uji tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3 Muka Air Tanah (MAT) di proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II terletak pada kedalaman yang bervariasi antara -8 m sampai dengan -8,5 m dari permukaan tanah setempat. Dari hasil penyelidikan tanah disimpulkan bahwa lapisan tanah bagian atas terdiri dari tanah kohesif dengan kondisi lunak sampai agak kenyal. Sedangkan untuk lapisan tanah bagian bawah terdiri dari tanah pasir kelanauan dan lempung dengan kondisi sedang sampai padat dan keras. Hasil ringkasan dalam bentuk gambar stratigrafi tanah yang dibuat berdasarkan hasil uji SPT dapat dilihat pada Gambar 4.4.
4 4-6 Ringkasan mengenai keadaaan tanah dasar dari hasil pengeboran yang dilakukan pada proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Pengeboran di DB 1 Kedalaman Jenis Tanah N SPT 0 2 Clayey silt (MH), blackish brownish red, dry, medium stiff, containing a few of organic silt, high plasticity 2 4 Sandy silt (ML), brownish white, dry, stiff, low plasticity 4 6 Clayey silt (MH), brownish white, moist, soft, containing a few of sand, high plasticity 6 8 Clayey silt (MH), brownish grey, moist, medium stiff, containing a few of sand, high plasticity 8 10 Cemented silt (ML), brownish whiteish green, moist, stiff, containing a few of sand, low plasticity Cemented silt (ML), grayish green, moist, hard, low plasticity Cemented silt (ML), brownish white, wet, hard, containing a few of sand, low plasticity Cemented silt (ML), grayish yellowish brown, wet, very hard, a lot of sand, low plasticity Silty sand (SP), blackish yellow, moist, very dense, poorly graded Sandy silt (ML), grayish brownish yellow, moist to wet, very stiff, low plasticity Silty clay (CH), grey, moist, very stiff, containing a few of fine sand, high plasticity Organic silt (ML), blackish brownish grey, moist, very stiff, containing a few of sand, low plasticity Organic silt (ML), blackish brownish grey, moist, very stiff, low plasticity Organic silt (ML), blackish brown, moist, very stiff, containing a few of fine sand, low plasticity Organic silt (ML), grayish brownish black, moist, hard, low plasticity Sumber : Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Wisma Asia II
5 4-7 Tabel 4.2 Hasil Pengeboran di DB 2 Kedalaman Jenis Tanah N SPT Silty clay (CH), yellowish blackish brown, dry, medium stiff, high plasticity Silty clay (CH), blackish yellowish brown, moist, medium stiff, containing a few of gravel, high plasticity Clayey silt (MH), grayish yellowish brown, moist, soft, high plasticity Silty clay (CH), greyish yellowish brown, moist, medium stiff, high plasticity Clayey silt (MH), greyish brown, moist, stiff, containing a few of sand, high plasticity Cemented silt (MH), yellowish brown, black mottled, moist, very stiff, containing a few of sand, low plasticity Cemented silt (ML), greyish blackish brown, moist, very hard, low plasticity Cemented silt (ML), yellowish blackish brown, wet, very stiff, low plasticity Silty sand (SW), yellowish brown, moist, dense, containing a few of gravel, well graded Cemented silt (ML), blackish brown, moist, very stiff, low plasticity Silty sand (SW), blackish grey, moist, dense, well graded Silty sand (SP), blackish grey, moist to wet, dense, poorly graded Silty sand (SP), blackish grey, moist to wet, dense, poorly graded Cemented silt (ML), brownish grey, moist, hard, containing a few of organic sand, low plasticity Cemented silt (ML), blackish grey, moist, very hard, containing a few of sand, low plasticity Sumber : Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Wisma Asia II 60
6 4-8 Tabel 4.3 Hasil Pengeboran di DB 3 Kedalaman Jenis Tanah N SPT Silty clay (CL), brownish red, moist, soft, low plasticity Clayey silt (MH), blackish brown, moist, soft, containing a few of gravel, high plasticity Clayey silt (MH), yellowish greyish brown, moist, soft, high plasticity Clayey silt (MH), greyish brown, moist, medium stiff, high plasticity Clayey silt (MH), brownish greyish yellow, moist, stiff, high plasticity Clayey silt (MH), brownish greyish yellow, dry, very stiff, containing a few of sand, high plasticity Clayey silt (ML), greyish brownish yellow, dry, hard, containing a few of sand, low plasticity Cemented silt (ML), yellowish brownish grey, wet, hard, low plasticity Cemented silt (ML), greyish brownish yellow, moist, hard, low plasticity Clayey silt (ML), greyish brownish yellow, moist, very stiff, low plasticity Silty clay (CL), blackish grey, moist, stiff, low plasticity Silty clay (CL), brown, wet, stiff, containing a few of organic matter, low plasticity Silty clay (CH), greyish brown, moist, very stiff, cointaining a few of fine sand, high plasticity Silty clay (CH), greyish brown, moist, very hard, high plasticity Silty clay (CL), greyish brownish yellow, moist, very hard, containing a few of sand, low plasticity Sumber : Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Wisma Asia II 54
7 Kondisi Lapangan Proses Pembuatan Pondasi Tiang Bor Pembuatan pondasi tiang bor dalam proyek pembangunan gedung Wisma Asia II terdiri dari beberapa tahap antara lain : a. Pekerjaan persiapan, pekerjaan ini meliputi : pembersihan lahan, pengukuran batas-batas lahan dan posisi bangunan, menyediakan tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan Gambar 4.5 Persiapan Pengeboran b. Pekerjaan pengeboran dan erection Tulangan Tahap ini dilakukan dengan menggunakan 3 jenis alat berat yaitu mesin bor, mobil crane dan back hoe. Proses pelaksanaan pekerjaan pengeboran dan erection tulangan adalah sebagai berikut : Pengeboran dangkal untuk meletakkan pipa casing Pembersihan lubang bor dengan menggunakan cleaning bucket
8 4-10 Pipa casing diletakkan pada lubang yang telah dibuat Pengeboran dalam dengan menggunakan auger sebagai mata bor yang berfungsi untuk mengangkat material hasil pengeboran ke atas Pengecekan kedalaman pengeboran agar sesuai dengan elevasi rencana Pasang tulangan kait untuk tali pegangan tulangan pada saat pengecoran sehingga tulangan akan tetap posisinya. Tulangan kait ini dilas sementara pada casing bore Tulangan ditegakkan dengan mobil crane Gambar 4.6 Pengeboran Gambar 4.7 Pembesian Pada Tiang Bor
9 4-11 c. Proses pengecoran dan pencabutan casing Proses pengecoran dilakukan setelah tulangan dipasang dengan menggunakan concrete pump dan pipa tremi. Setelah proses pengecoran selesai dilakukan, casing pada lubang bor dicabut. 4.3 Uji Pembebanan Statis (Static Loading Test) Pelaksanaan pengujian beban statis (static loading test) dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut : a. Pembuatan pile cap pada tiang bor b. Pemasangan pelat pada pile cap untuk perataan beban hydraulic jack c. Pemasangan 1 buah hydraulic jack dengan titik berat tepat ditengah as tiang bor d. Pemasangan kaki loading test dan kaki test beam e. Pemasangan secunder beam f. Penyusunan beban dari blok beton dengan ditutup terpal pada puncaknya g. Pemasangan reference beam pada sisi kiri dan kanan tiang bor h. Pemasangan plafond pada area dial gauge untuk menghindari dari bendabenda yang jatuh karena gesekan antara blok beton selama masa pembebanan sehingga tidak mengganggu dial gauge saat pembacaan penurunan maupun pergeseran i. Pemasangan rangka besi (platform) untuk dudukan dial gauge j. Pemasangan lampu penerangan, pompa hydraulic jack, dial gauge, mistar, waterpass, dan lain-lainnya untuk kelengkapan loading test
10 4-12 k. Pelaksanaan loading test Gambar 4.8 Pengujian Pembebanan Dengan Blok-Blok Beton Uji Pembebanan Vertikal (Vertical Loading Test) Sistem uji pembebanan vertikal yang digunakan pada proyek pembangunan gedung Wisma Asia II menggunakan sistem kentledge, yaitu sistem pembebanan dengan blok-blok beton yang diletakkan di atas sebuah platform yang dibuat dari profil baja berukuran 9 x 12 m 2. Platform tersebut ditopang oleh blok-blok beton yang telah disusun vertikal. Reference beam dibentuk dari 2 buah profil baja C 18 dengan panjang 9 m yang dicor ke tanah dengan jarak tumpuan ± 8 m. Jumlah berat blok blok beton yang diletakkan di atas platform adalah sebesar ± 330 ton ditambah dengan berat profil dan platform sebesar ± 30 ton. Besar tekanan yang diberikan oleh hydraulic jack (dongkrak hidrolis) yang diterima oleh kepala tiang bor dapat dibaca pada manometer (pressure gauge) yang dipasang pada pompa tangan. Sedangkan, penurunan (settlement) dari
11 4-13 pondasi tiang dapat dibaca pada dial gauge (extensiometer) yang dipasang pada empat penjuru pondasi tiang bor. Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dilakukan pembacaan dan pengamatan dengan menggunakan waterpass dengan cara memasang mistar pada reference beam pada dinding yang tetap untuk mengetahui perubahan elevasi reference beam. Selain itu, untuk menghindari terjadinya konsentrasi tegangan maka dipasangkan pelat baja dengan ukuran 120 cm x 120 cm x 4 cm yang dipasang pada celah antara hydraulic jack dengan pile cap dan celah antara ram/piston hydraulic jack dan main beam. Uji pembebanan vertikal dilakukan sesuai dengan ASTM D Dari hasil uji pembebanan vertikal yang dilakukan hanya pada tiang B 134 diperoleh ringkasan percobaan sebagai berikut : Nomor Tiang : B 134 Tanggal Pengecoran Tiang : 4 Januari 2006 Diameter Tiang : 60 cm Beban Rencana : 150 ton Kedalaman Tiang : 15,4 m Referensi Titik Bor : DB 2 Tanggal Pengujian Tiang : 1 2 Maret 2006 Pembebanan Maksimum : 300 ton (200 % beban rencana) Elevasi Muka Tanah : - 2,01 m Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Beban Vertikal Beban Rencana Beban Vertikal Cycle Beban Maksimum Persentase Penurunan Total (mm) 150 I % 1, II % 4,38
12 4-14 Dari hasil ringkasan pengujian diperoleh daya dukung vertikal ultimit tiang pondasi B 134 adalah sebesar 300 ton dengan penurunan total sebesar 4,38 mm (memenuhi syarat deformasi lateral yang diijinkan yaitu < 1 inch atau 25,4 mm) Uji Pembebanan Tarik (Uplift Loading Test) Sistem uji pembebanan tarik yang digunakan pada proyek pembangunan gedung Wisma Asia II menggunakan sistem steel frame and ground reaction system, dimana pada sistem ini steel frame dilas pada kepala tiang dan untuk pembebanan tiang dilakukan dengan menggunakan hydraulic jack. Pembebanan tiang dilakukan dengan menggunakan hydraulic jack yang diletakkan pada diantara test beam dan steel frame yang dilas ke kepala tiang. Reference beam dibentuk dari 2 buah profil baja kanal dengan panjang 9 m yang dicor ke tanah dengan jarak tumpuan ± 8 m. Besar beban percobaan dapat dibaca pada manometer (pressure gauge) yang dipasang pada pompa tangan.. Sedangkan, gerakan vertikal yang diberikan oleh hydraulic jack (dongkrak hidrolis) yang diterima oleh kepala tiang dapat dibaca pada dial gauge yang dipasang diagonal pada kepala tiang yang dihubungkan dengan reference beam Uji pembebanan tarik dilakukan sesuai dengan ASTM D Dari hasil uji pembebanan tarik yang dilakukan hanya pada tiang B 68 diperoleh ringkasan percobaan sebagai berikut :
13 4-15 Nomor Tiang : B 68 Tanggal Pengecoran Tiang : 11 Januari 2006 Diameter Tiang : 60 cm Beban Rencana : 25 ton Kedalaman Tiang : 15,5 m Referensi Titik Bor : DB 1 Tanggal Pengujian Tiang : 20 Februari 2006 Pembebanan Maksimum : 50 ton (200 % beban rencana) Elevasi Muka Tanah : - 1,741 m Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Beban Tarik Beban Rencana Beban Tarik Beban Maksimum Persentase Deformasi Vertikal Total (mm) % 0, % 0,94 Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa daya dukung tarik ultimit tiang pondasi B 68 berdasarkan hasil pengujian di lapangan adalah sebesar 50 ton, dimana total deformasi vertikal maksimumnya memenuhi syarat (< 0,25 inch atau 6,35 mm) Uji Pembebanan Lateral (Lateral Loading Test) Sistem uji pembebanan lateral yang digunakan pada proyek pembangunan gedung Wisma Asia II menggunakan sistem kentledge, yaitu sistem pembebanan dengan blok-blok beton yang diletakkan di atas sebuah platform. Platform tersebut ditopang oleh blok-blok beton yang disusun diatas permukaan tanah. Reference beam dibentuk dari 2 buah profil baja dengan panjang 4 m yang dicor ke tanah dengan jarak tumpuan ± 3 m.
14 4-16 Hydraulic jack (dongkrak hidrolis) pada saat percobaan diletakkan mendatar di antara kepala tiang dan beam baja. Pergeseran horisontal yang diberikan oleh hydraulic jack (dongkrak hidrolis) yang diterima oleh kepala tiang bor dapat dibaca pada dial gauge yang dipasang pada kepala pondasi tiang bor. Untuk menghindari terjadinya konsentrasi tegangan maka dipasangkan pelat baja dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 3 cm, sehingga piston tetap kontak dengan pelat baja pada waktu pergeseran horisontal. Uji pembebanan lateral dilakukan sesuai dengan ASTM D Dari hasil uji pembebanan lateral pada 2 tiang diperoleh ringkasan percobaan sebagai berikut : a. Uji pembebanan lateral pada tiang B1 Tanggal Pengecoran : 28 Januari 2006 Diameter Tiang : 60 cm Beban Rencana : 10 ton Kedalaman Tiang : 15,5 m Referensi Titik Bor : DB 3 Tanggal Pengujian : 03 Maret 2006 Pembebanan Maksimum : 20 ton (200 % beban rencana) Elevasi Muka Tanah : - 1,846 Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Beban Lateral I Beban Rencana Beban Lateral Cycle Beban Maksimum Persentase Deformasi Lateral Total (mm) 10 I 5 50 % 0,32 10 II % 0,95 10 III % 1,90 10 IV % 3,43
15 4-17 Daya dukung lateral ultimit tiang pondasi B 1 yang diperoleh dari hasil ringkasan pengujian adalah sebesar 20 ton dengan deformasi lateral total sebesar 3,43 mm (memenuhi syarat deformasi lateral yang diijinkan yaitu < 0,25 inch atau 6,35 mm). b. Uji pembebanan lateral pada tiang B 81 Tanggal Pengecoran : 16 Januari 2006 Diameter Tiang : 60 cm Beban Rencana : 10 ton Kedalaman Tiang : 15,5 m Referensi Titik Bor : DB 2 Tanggal Pengujian : 22 Februari 2006 Pembebanan Maksimum : 20 ton (200 % beban rencana) Elevasi Muka Air Tanah : - 1,846 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Beban Lateral II Beban Rencana Beban Lateral Cycle Beban Maksimum Persentase Deformasi Lateral Total (mm) 10 I 5 50 % 0,52 10 II % 1,81 10 III % 3,75 10 IV % 9,43 Dari hasil ringkasan pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa daya dukung ultimit tiang pondasi B 81 adalah sebesar 15 ton dengan deformasi lateral total sebesar 3,75 mm (memenuhi syarat deformasi lateral yang diijinkan yaitu < 0,25 inch atau 6,35 mm).
16 Uji Pembebanan Dinamis (Dynamic Loading Test) Sistem uji pembebanan dinamis pada proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II menggunakan Pile Driving Analyzer (PDA). Uji pembebanan dinamis pada proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II dilakukan sesuai dengan peraturan ASTM D Metode yang digunakan untuk menganalisis hasil rekaman getaran gelombang pada saat dilakukan pengujian dengan PDA adalah case method. Setelah pengujian PDA dilakukan maka perlu dilakukan analisis dengan menggunakan CAPWAP untuk memperoleh konfirmasi perkiraan daya dukung aksial tiang, distribusi kekuatan lapisan tanah dan simulasi pembebanan statis. Tahap persiapan pengujian dengan menggunakan PDA adalah sebagai berikut : Penggalian tanah di sekitar tiang bor ± 1,5 m dari kepala tiang Pengeboran pada tiang bor untuk memasang strain transducer dan accelerometer Meratakan bagian atas tiang bor agar diperoleh permukaan tiang yang baik untuk menerima beban drop hammer yang ditunbukkan Pengumpulan informasi mengenai tanggal pengecoran, panjang dan ukuran penampang tiang, serta panjang tiang yang akan diuji Menyiapkan drop hammer seberat 5 ton yang akan digunakan untuk menumbuk tiang pondasi agar tiang memberi respon berupa gelombang. Pemasangan instrumen seperti strain transducer dan accelerometer masingmasing 2 buah (telah dikalibrasi) yang dipasang pada bagian atas tiang dengan jarak minimum 1,5 m x diameter kepala tiang (satuan m).
17 4-19 Tujuan pemasangan dua buah instrumen sebanyak 2 buah adalah untuk faktor keamanan apabila salah satu instrument tidak bekerja dengan baik. Selanjutnya instrumen dihubungkan ke komputer perekam untuk merekam respon gelombang tumbukan Masukkan data ke komputer perekam yang telah dihubungkan dengan instrumen Setelah instrumen dan komputer perekam siap digunakan, maka dilakukan pembebanan dengan menggunakan drop hammer sebanyak 3 kali dengan tinggi jatuh 1,5 m Langkah selanjutnya hasil rekaman pengujian dianalisis lebih lanjut Ringkasan efisiensi drop hammer yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Ringkasan Efisiensi Drop Hammer Berat Energi Yang Energi Potensial Drop Hammer Ditransfer (ton-m) (ton-m) Efesiensi Drop Hammer (%) 5 2,38 7,5 31,7
18 4-20 Gambar 4.9 Penggalian Sekitar Tiang B.34 (Salah Satu Tiang Yang Diuji) Untuk Pengujian Dengan PDA Gambar 4.10 Pengujian PDA Dengan Menggunakan Drop Hammer Seberat 5 ton Dari hasil pengujian dengan PDA diperoleh daya dukung tiang pondasi seperti yang terlampir di bawah ini :
19 4-21 Tabel 4.9 Hasil Interpretasi Dynamic Loading Test Pile Daya Dukung Tiang Nomor PDA CAPWAP Kondisi Tiang Keterangan Tiang Tahanan Selimut Tahanan Ujung Total B B ,1 108,6 451,7 Cukup seragam Near Ultimate B B B , ,4 Cukup seragam Refusal B ,5 283,4 502,9 Cukup seragam Refusal B B ,5 71,9 365,4 Cukup seragam Ultimate B ,8 159,2 458 Cukup seragam Refusal B ,4 77,4 423,8 Cukup seragam Ultimate Keterangan : 1. Refusal : daya dukung tiang belum mencapai daya dukung ultimit 2. Near Ultimate : daya dukung tiang hampir mencapai daya dukung ultimit 3. Ultimate : daya dukung tiang sudah mencapai daya dukung ultimit
20 Perhitungan Analitis Perhitungan Daya Dukung Vertikal Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Daya Dukung Vertikal Secara Analitis No. Tiang Pondasi Referensi Titik Bor f s ujung f s selimut Ultimit Daya Dukung Vertikal Ujung Selimut Ijin B 1 DB 3 3 2,5 434,2 96,4 337,8 150 B 34 DB 3 3 2,5 434,2 96,4 337,8 150 B 68 DB 1 3 2,5 584,1 140,7 443,4 220 B 81 DB 2 3 2,5 554,1 135,6 418,6 210 B 103 DB 2 3 2,5 554,1 135,6 418,6 210 B 134 DB 2 3 2,5 554,1 135,6 418,6 210 B 247 DB 1 3 2,5 584,1 140,7 443,4 220 B 270 DB 1 3 2,5 584,1 140,7 443,4 220 B 308 DB 2 3 2,5 554,1 135,6 418,6 210 B 361 DB 2 3 2,5 554,1 135,6 418,6 210 Keterangan : f s ujung = angka faktor keamanan untuk daya dukung ujung tiang f s selimut = angka faktor keamanan untuk daya dukung selimut tiang Contoh perhitungan analitis daya dukung vertikal pada tiang pondasi B134 dengan referensi titik bor DB 2, adalah sebagai berikut : Dalam menghitung daya dukung vertikal dibutuhkan beberapa parameter, seperti nilai kohesi tanah (c u ). Apabila nilai kohesi tanah (c u ) tidak ada maka perlu dilakukan korelasi nilai kohesi tanah (c u ) dari nilai N SPT. Dengan rumus : c u (kn/m 2 ) = 29 N 0,72 (4.1) Dimana : N = Nilai Standar Penetrasi (N SPT ) yang diperoleh dari lapangan c u = nilai kohesi tanah dalam satuan t/m 2
21 4-23 Langkah-langkah perhitungan daya dukung vertikal adalah : a. A = ¼ πd 2 = 0,2827 m 2 b. p = πd = 1,885 m c. Lapisan 1 : silty clay (CH) Kedalaman (L) = 4 m N SPT = = c u = 29 x 8 0,72 = 129,6 kn/m 2 = 12,96 t/m 2 f = 0,55 x 12,96 = 7,128 t/m 2 Q s = 7,128 x 4 x 1,885 = 53,75 t b. Lapisan 2 : clayey silt (MH) Kedalaman (L) = 2 m N SPT = 4 c u = 29 x 4 0,7
22 4-24 = 78,7 kn/m 2 = 7,87 t/m 2 f = 0,55 x 7,87 = 4,328 t/m 2 Q s = 4,328 x 2 x 1,885 = 16,31 t c. Lapisan 3 : silty clay (CH) Kedalaman (L) = 2 m N SPT = 12 c u = 29 x 12 0,72 = 173,5 kn/m 2 = 17,35 t/m 2 f = 0,55 x 17,35 = 9,545 t/m 2 Q s = 9,545 x 2 x 1,885 = 35,98 t d. Lapisan 4 : clayey silt (MH) Kedalaman (L) = 2 m N SPT = 17
23 4-25 c u = 29 x 17 0,72 = 223 kn/m 2 = 22,3 t/m 2 f = 0,55 x 22,3 = 12,265 t/m 2 Q s = 12,265 x 2 x 1,885 = 46,24 t e. Lapisan 5 : cemented silt (MH) Kedalaman (L) = 2 m N SPT = 32 c u = 29 x 32 0,72 = 351,6 kn/m 2 = 35,16 t/m 2 f = 0,55 x 35,16 = 9,341 t/m 2 Q s = 9,341 x 2 x 1,885 = 72,91 t f. Lapisan 6 : cemented silt (ML) Kedalaman (L) = 3,5 m
24 4-26 N SPT = = 57 c u = 29 x 57 0,72 = 532,9 kn/m 2 = 53,29 t/m 2 f = 0,55 x 53,29 = 29,308 t/m 2 Q s = 29,308 x 3,5 x 1,885 = 193,36 t Dari perhitungan di atas didapatkan nilai a. Q p = 9 x 53,29 x 0,2827 = 135,6 t b. Q s = (53, , , , , ,36) = 418,6 t c. Q u = 135, ,6 = 554,1 t d. Q ijin = Q p + Q s = 135,58 418, ,5 = 212,61 t 210 t
25 Perhitungan Daya Dukung Tarik Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Daya Dukung Tarik Secara Analitis Pondasi Referensi Titik Bor Faktor Keamanan Diameter (m) Panjang (m) Daya Dukung Tarik B 1 DB 3 3 0,6 15,5 97 B 34 DB 3 3 0,6 15,5 97 B 68 DB 1 3 0,6 15,5 120 B 81 DB 2 3 0,6 15,5 127 B 103 DB 2 3 0,6 15,5 127 B 134 DB 2 3 0,6 15,5 127 B 247 DB 1 3 0,6 15,5 120 B 270 DB 1 3 0,6 15,5 120 B 308 DB 2 3 0,6 15,5 127 B 361 DB 2 3 0,6 15,5 127 Contoh perhitungan analitis daya dukung tarik pada tiang pondasi B 68 dengan referensi titik bor DB 1, adalah sebagai berikut : Rumus : T + W p (4.2) Dimana : T u = kapasitas total T = kapasitas tarik W p = berat tiang Das dan Seeley (1982) memberikan formula untuk menghitung kapasitas tarik pondasi tiang pada tanah lempung : T = L.p.α.c u (4.3) Dimana : L = panjang tiang (m)
26 4-28 p = keliling penampang tiang (m) α = faktor adhesi untuk gaya tarik c u = kohesi (t/m 2 ) Tabel 4.12 Faktor Adhesi (α ) Jenis Tiang Faktor Adhesi (α ) α = 0,9 0,00625.c u (untuk c u 80 kpa) Tiang bor α = 0,4 (untuk c u > 80 kpa) Tiang pipa α = 0,715 0,0191. c u (untuk c u 27 kpa ) α = 0,2 (untuk c u > 27 kpa) a. p = π.d = 3,14 x 0,6 = 1,885 m b. W p = volume tiang x berat volume beton = 0,2826 m 2 x 15,5 m x 2400 kg/m 3 = 10512,72 kg = 10,51 t c. T 1 = 2 x 1,885 x 0,4 x 129,6 = 195,4 Kn d. T 2 = 2 x 1,885 x 0,4 x 152,2 = 229,5 kn e. T 3 = 4 x 1,885 x 0,4 x 123,7 = 373,1 kn
27 4-29 f. T 4 = 2 x 1,885 x 0,4 x 183,8 = 277,2 kn g. T 5 = 2 x 1,885 x 0,4 x 477,9 = 720,7 kn h. T 6 = 2 x 1,885 x 0,4 x 532,9 = 803,6 kn i. T 7 = 1,5 x 1,885 x 0,4 x 552,9 = 625,3 kn j. T = 195, , , , , , ,3 = 3224,8 kn = 322,5 t 320 t k. T u = 10, = 330,5 t 330,5 l. T u = + 10,51 3 = 120,7 t 120 t
28 Perhitungan Daya Dukung Lateral Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Daya Dukung Lateral Secara Analitis Pondasi Referensi Titik Bor Faktor Keamanan Daya Dukung Lateral Ultimit Ijin B 1 DB 3 2,5 31,4 12 B 34 DB 3 2,5 31,4 12 B 68 DB 1 2,5 25,8 10 B 81 DB 2 2,5 27,6 11 B 103 DB 2 2,5 27,6 11 B 134 DB 2 2,5 27,6 11 B 247 DB 1 2,5 25,8 10 B 270 DB 1 2,5 25,8 10 B 308 DB 2 2,5 27,6 11 B 361 DB 2 2,5 27,6 11 Contoh perhitungan analitis daya dukung lateral pada tiang pondasi B 81 dengan referensi titik bor DB 2, adalah sebagai berikut : a. Penentuan kriteria tiang pendek dan panjang EI R = 4 (4.4) KD Dimana : E = x σ r f' x σ c r 0,5 (4.5) x 10 E = x 10 x 4 10 = kg/m 2 = ,543 t/m 2 0,5
29 π x b I = ,14 x ( 0,6 ) = 4 64 Universitas Bina Nusantara (4.6) 4-31 = 0,0064 m 4 c U k S = 67 B (4.7) Dimana : c u rata-rata = 12,96 + 7, , ,3 + 35, ,29 6 = 24,822 t/m 2 sehingga, 24,822 k s = 67 x 0,6 = 2771,75 t/m 2 k s K = (4.8) 1,5 K = R = ,75 = 1847,8 t/m 2 1, ,543 x 0, ,8 x 0,6 R = 1,929 m EI T = (4.9) η h 5 Dimana : η h = 67 x c u = 67 x 24,822 = 1663,07 t/m 2
30 4-32 sehingga, T = 5 ( ,543) x (0,0064) 1663,07 T = 1,559 m Kriteria tiang pendek atau panjang ditentukan berdasarkan nilai R atau T yang telah dihitung dan ditunjukkan dalam Tabel L.1. Tabel 4.13 Kriteria Jenis Tiang Jenis tiang Modulus Tanah Kaku (Pendek) L 2 T L 2 R Elastis (panjang) L 4 T L 3,5 R Tiang pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II termasuk dalam kriteria tiang panjang atau tiang elastis karena a. 15,5 4 T (4.10) 15,5 4 x 1,559 15,5 6,239 b. 15,5 3,5 R (4.11) 15,5 3,5 x 1,929 15,5 6,751
31 4-33 Gambar 4.11 Koefisien Defleksi (C y ) Pada Tiang Kepala Terjepit (Sumber Reese and Matlock, 1956) Z max = T L (4.12) 15,5 = 1,559 = 7,561 maka Z max yang digunakan adalah 5 & 10, sehingga diperoleh grafik koefisien defleksi c y sebagai berikut :
32 4-34 Koefisien Defleksi (Cy) Koefisien Kedalaman (Z) Gambar 4.12 Grafik Koefisien Defleksi (c y ) vs Koefisien Kedalaman (Z) Pada Kondisi Kepala Terjepit (Sumber Reese and Matlock, 1956) Untuk kepala tiang pondasi pada gedung tinggi biasanya dianggap terjepit (fixed head) maka rumus untuk menghitung defleksi yang terjadi pada tiang pondasi menurut Reese dan Matlock adalah : y x 3 H T = c y (4.13) EI sehingga untuk mencari beban lateral maksimum (memenuhi syarat yang diijinkan yaitu 0,00635 m atau 0,25 inch) yang dapat diterima tiang pondasi pada proyek pembangunan gedung Wisma Asia II adalah : H 1,5593 0,00635 = 0, ,543 x 0, ,48 = 3,524 H H = 27,6 ton
33 ,6 H ijin = ton 2,5 = 11,05 ton 11 ton Tabel 4.14 Defleksi Akibat Beban Lateral 27,6 ton Z c y Defleksi Lateral (y x ) Untuk H = 27,6 ton 0 0,93 0, ,25 0,9 0, ,5 0,85 0, ,75 0,74 0, ,61 0, ,25 0,5 0, ,5 0,4 0, ,75 0,31 0, ,21 0, ,25 0,15 0, ,5 0,08 0, ,75 0, ,01 0, ,25-0,01-0, ,5-0,02-0, ,75-0,025-0, ,03-0, ,25-0,025-0, ,5-0,015-0, ,75-0,007-0,
34 4-36 Defleksi (Yx) Kefisisen Kedalaman (Z) Gambar 4.13 Grafik Defleksi (y x ) vs Koefisien Kedalaman (Z) Akibat Beban Lateral Sebesar 27,6 ton
35 Hasil Analisa Hasil analisa daya dukung pondasi tiang bor pada proyek pembangunan Gedung Wisma Asia II berdasarkan hasil uji pembebanan dan perhitungan analitis yang telah dilakukan diringkas dalam bentuk tabel di bawah ini : Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Analisa Daya Dukung Dari Hasil Uji Pembebanan dan Perhitungan Analitis No. Tiang Pondasi Referensi Titik Bor Daya Dukung Ultimit Vertikal Daya Dukung Ultimit Tarik Daya Dukung Ultimit Lateral Analitis Uji Statis Uji Dinamis Analitis Uji Statis Analitis Uji Statis B 1 DB 3 434, ,4 20 B 34 DB 3 434, ,4 - B 68 DB 1 584, ,8 - B 81 DB 2 554, ,6 20 B 103 DB 2 554, ,6 - B 134 DB 2 554, ,6 - B 247 DB 1 584, ,8 - B 270 DB 1 584, ,8 - B 308 DB 2 554, ,6 - B 361 DB 2 554, ,6 -
36 4-38 Perbandingan hasil analisa daya dukung pondasi antara hasil uji pembebanan dengan perhitungan analitis disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini : Beban B 34 B 103 B 134 B 270 B 308 B 361 Nomor Tiang PDA Analitis Statik Gambar 4.14 Perbandingan Daya Dukung Vertikal Analitis Dengan Aktual Dari grafik perbandingan diatas dapat dianalisa sebagai berikut : a. Daya dukung vertikal ultimit analitis rata-rata lebih besar dari hasil pengujian dinamis yaitu sebesar 28,2 % b. Daya dukung vertikal ultimit analitis lebih besar dari hasil pengujian statis yaitu sebesar 85 %
37 Beban B 68 Nomor Tiang Analitis Statik Gambar 4.15 Perbandingan Daya Dukung Tarik Analitis Dengan Aktual Dari grafik perbandingan diatas dapat dianalisa bahwa daya dukung tarik ultimit analitis lebih besar 90 ton dari hasil pengujian statis.
38 Beban B 1 B 81 Nomor Tiang Analitis Statik Gambar 4.16 Perbandingan Daya Dukung Lateral Analitis Dengan Aktual Dari grafik perbandingan diatas dapat dianalisa bahwa daya dukung lateral ultimit analitis lebih besar dari hasil pengujian statis yaitu rata-rata sebesar 47,5 %.
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005/2006
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005/2006 STUDI PERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR SECARA ANALITIS DENGAN HASIL PENGUJIAN BEBAN SECARA STATIS
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYZER
BAB VII TINJAUAN KHUSUS AXIAL LOADING TEST DAN PILE DRIVING ANALYZER 7.1 Axial Loading Test Pengujian pada pondasi Bored Pile dilakukan untuk memastikan Bored Pile yang sudah dikerjakan menurut desain
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE Ario Rahutomo NRP: 0721078 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.
Lebih terperinciPENGUJIAN BORED PILE
BAB VII PENGUJIAN BORED PILE 7.1 Umum Uji pembebanan tiang (pile loading test) adalah suatu metode yang digunakan dalam Pemeriksaan terhadap sejumlah beban yang dapat didukung oleh suatu struktur dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal
BAB III METODOLOGI 3.1. Umum Pada perencanaan suatu struktur gedung, khususnya pada perencanaan pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal adalah interprestasi data tanah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan
1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan bawah (sub structure). Konstruksi bawah merupakan penghantar bangunan atas
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.
ABSTRAK Dalam perencanaan pondasi tiang harus memperhatikan karakteristik tanah di lapangan serta beban struktur atas bangunan karena hal ini akan mempengaruhi desain pondasi yang akan digunakan. Metode
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi
BAB IV PERENCANAAN PONDASI Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor dengan material beton bertulang. Pondasi tersebut akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Wilayah Penelitian. Lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu pada Jalan Tol Cinere Jagorawi berada di Depok, provinsi Jawa Barat. Lokasi Proyek Jalan Tol Cinere
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii KATA PENGANTAR iv ABSTRAK vi ABSTRACT vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xiii DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xiv BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bangunan dengan tanah secara baik. Pondasi harus memenuhi dua persyaratan dasar, antara lain :
2-1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Pondasi adalah konstruksi yang menghubungkan suatu struktur dengan tanah, dimana tanah berfungsi sebagai penopangnya. Untuk membangun suatu struktur bangunan perlu direncanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah biaya dan kendala (Parahyangan, 2010). Kendala yang dimaksud merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Pondasi Tiang Bor Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis pondasi tiang adalah biaya dan kendala (Parahyangan, 2010). Kendala yang dimaksud
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL
BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL 3.1 PENDAHULUAN Proyek jembatan Ir. Soekarno berada di sebelah utara kota Manado. Keterangan mengenai project plan jembatan Soekarno ini dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinci2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR NOTASI... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Geotech Efathama,P.T , Various Report Uji Beban Statik
DAFTAR PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ASTM D 43-7(3), Standard Test Method for Deep Foundations under Static Axial Compressive Loads Djarwanti, Noegroho, R. HI, and Okky Fransila Arganata. "Korelasi Daya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TANAH Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas - lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan
Lebih terperinciDESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R.
DESAIN DINDING DIAFRAGMA PADA BASEMENT APARTEMEN THE EAST TOWER ESSENCE ON DARMAWANGSA JAKARTA OLEH : NURFRIDA NASHIRA R. 3108100065 LATAR BELAKANG Pembangunan Tower Apartemen membutuhkan lahan parkir,
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR NOTASI... viii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui. 1. Nama Proyek : Rusunawa Jatinegara Jakarta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.8. Deskripsi Proyek Proyek Rusunawa Jatinegara Barat Kampung Melayu, Jakarta Timur adalah pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui dalam proyek
Lebih terperinciOutput Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21
4.2.4.4 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21 Tabel 4.17 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 21 Rult Blow Count Ton Blows / ft. 74 6.5 148 1.5 223 15.4 297 22.2 371 26.8 445 32.5 519 39.8
Lebih terperinciBAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG
GROUP BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 11. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi tiang pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile
Lebih terperinciPERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR
PERENCANAAN PONDASI SILO SEMEN CURAH DAN LOADING PLANT PADA LOKASI PACKING PLANT PT SEMEN INDONESIA DI BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR Ayu Kartika Redyananda 3110100038 Dosen Pembimbing: Ir. Suwarno, M.Eng.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III Bab III Metode Penelitian METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan 2 metode yang digunakan dalam pehitungan pondasi tiang tiang akibat beban
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Untuk dapat melakukan proses perhitungan antara korelasi beban vertikal dengan penurunan yang terjadi pada pondasi tiang sehingga akan mendapatkan prameter yang
Lebih terperinci3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah
DAFTAR ISI SAMPUL... i PENGESAHAN PROPOSAL PROYEK AKHIR... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv LEMBAR HAK CIPTA DAN STATUS... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii INTISARI... ix ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Keadaan Lokasi Penyelidikan Tanah Penyelidikan tanah terdiri dari pemboran di empat titik yang meliputi tapak rencana bangunan. Maksud dari penyelidikan ini adalah untuk
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka
BAB IV PERENCANAAN PONDASI Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka perencanaan pondasi untuk gedung 16 lantai menggunakan pondasi dalam, yaitu pondasi tiang karena tanah
Lebih terperinciBAB III DATA PERENCANAAN
BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
KORELASI ANTARA KEPADATAN RELATIF TANAH PASIR TERHADAP KAPASITAS TEKAN DAN TINGGI SUMBAT PADA MODEL PONDASI TIANG PANCANG PIPA TERBUKA DENGAN DIAMETER TERTENTU YANWARD M R K NRP : 0521026 Pembimbing :
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI KELOMPOK TIANG BOR AKIBAT BEBAN AKSIAL PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA
ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI KELOMPOK TIANG BOR AKIBAT BEBAN AKSIAL PADA PROYEK GRHA WIDYA MARANATHA Rolan Rolando NRP : 0021132 Pembimbing Tugas Akhir: Herianto Wibowo,Ir.,MT FAKULTAS
Lebih terperinciEVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK
EVALUASI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG BERDASARKAN METODE DINAMIK Harnedi Maizir 1, Hendra Jingga 2, dan Nopember Toni 3 1 Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru 2 dan 3 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu, biasanya
Lebih terperinciBAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL
BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL Jembatan Cable Stayed Menado merupakan jembatan yang direncanakan dibangun untuk melengkapi sistem jaringan Menado Ring Road sisi barat untuk mengakomodasi kebutuhan jaringan
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG. Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T
ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG Rilon Tesabudhi 0721035 Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T ABSTRAK Kebutuhan manusia akan lahan kosong sebagai tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seluruh rekayasa konstruksi pada dasarnya bertumpu pada tanah dan didukung oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Seluruh rekayasa konstruksi pada dasarnya bertumpu pada tanah dan didukung oleh pondasi sebagai struktur bawah. Pondasi merupakan struktur yang berfungsi untuk
Lebih terperinciPERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER
PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER Ega Julia Fajarsari 1 Sri Wulandari 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 1 ega_julia@student.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SECARA ANALITIS PADA PROYEK GBI BETHEL MEDAN
ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SECARA ANALITIS PADA PROYEK GBI BETHEL MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas- tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Oleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH
BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH 3.1 Konsep Perancangan Gedung bertingkat yang penulis tinjau terdiri atas 12 lantai dan 3 lantai basement, dimana basement 1 sebenarnya merupakan Sub-Basement
Lebih terperinciEVALUASI TES BEBAN PONDASI BORE PILE GEDUNG IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 2 MCI
EVALUASI TES BEBAN PONDASI BORE PILE GEDUNG IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 2 MCI Hasriyasti Saptowati, Kukuh Prayogo, Hyundianto Arif Gunawan Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir - BATAN Gedung 71 Kawasan PUSPIPTEK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Struktur pondasi pada sebuah bangunan sangatlah penting untuk menopang dan mendistribusikan beban bangunan terhadap tanah keras di bawahnya. Metode tes pembebanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR TABEL... ABSTRAK...
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAK. MIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) TUGAS AKHIR
ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAK. MIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat
Lebih terperinciDIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhitungan daya dukung friksi pondasi tiang pancang dan pondasi sumuran hingga saat ini masih sering menimbulkan perdebatan. Satu pihak menganggap bahwa friksi tiang
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG
STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG YUSRI RURAN NRP : 0621053 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat
Lebih terperinciMODIFIKASI SILO SEMEN SORONG DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI STRUKTUR BAJA DAN BETON BERTULANG
MODIFIKASI SILO SEMEN SORONG DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI STRUKTUR BAJA DAN BETON BERTULANG OLEH : HANIF AJI TIRTA PRADANA 3110 106 013 DOSEN PEMBIMBING I Ir. Djoko Irawan, Ms. DOSEN PEMBIMBING II Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu pondasi. Pondasi adalah bagian dari suatu sistem desain yang bertugas untuk meneruskan beban dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sarana infrastruktur dalam dunia teknik sipil mengalami perkembangan yang cukup pesat, meningkatnya populasi manusia dan terbatasnya lahan merangsang
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR KONSULTASI MAGANG... iv. PERNYATAAN... v. PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR KONSULTASI MAGANG... iv PERNYATAAN... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR
Lebih terperinciKEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA. Yusti Yudiawati
KEHANDALAN DAYA DUKUNGAKSIAL TIANG PANCANG BETON SEGI EMPAT BERDASARKAN HASIL SPT DAN PDA Yusti Yudiawati Dosen Politeknik Negeri Banjarmasin Senior Engineer PT.Kalimantan Concrete Engineering dan PT.Kalimantan
Lebih terperinciPRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil.
PRAKATA Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya, karena hanya atas izin-nya tugas akhir yang berjudul Perencanaan Struktur Gedung Bank Mandiri Jalan Veteran
Lebih terperinciBAB VII. Pile Driving Analyzer Test (PDA)
BAB VII Pile Driving Analyzer Test (PDA) 7.1 Uraian Umum Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman
Lebih terperinciOleh : DWI DEDY ARIYANTO ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung
Oleh : DWI DEDY ARIYANTO (311 0106 001) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung Pendahuluan Pondasi adalah bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban akibat berat struktur secara langsung ke
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
vii DAFTAR ISI vi Halaman Judul i Pengesahan ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii DEDIKASI iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Lebih terperinciLAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.
PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG TUNGGAL DENGAN MENGGUNAKAN DATA SONDIR, SPT DAN DAILY PILING RECORD DIBANDINGKAN DENGAN PDA TEST PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA PUTRA ATKP -MEDAN LAPORAN Ditulis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Hal yang sangat diperhitungkan dalam pembangunan sebuah bangunan konstruksi adalah daya dukung tanah. Analisis daya dukung langsung dengan data lapangan adalah perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pondasi merupakan suatu konstruksi pada bagian dasar struktur yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur ke lapisan tanah di bawahnya tanpa mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu, biasanya
Lebih terperinciBAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)
BAB VI TINJAUAN KHUSUS (Secant Pile dan Soldier Pile) 6.1 Uraian umum Pada proyek Brooklyn Soho and Apartment, didnding penahan tanah menggunakan metode Secant pile dan Soldier pile. 6.1.1 Secant Pile
Lebih terperinciPerilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Vol. 3 No.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2017 Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage YUKI ACHMAD YAKIN, HELDYS NURUL SISKA,
Lebih terperinciANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST)
ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST) Rien Novia Adriani 1) Abstrak Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi
Lebih terperinciBAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN
BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi :
Lebih terperinciKAPASITAS DUKUNG TIANG
PONDASI TIANG - Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam, mendukung bangunan yang menahan gaya angkat ke atas, dan bangunan dermaga. - Pondasi tiang
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall)
LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall) Kawasan Ciledug Kota Tangerang Disusun Oleh: Dicky Devara (41113010068) Muhammad Luthfi siddik (41113010082)
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik
Lebih terperinciTEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
KORELASI BESAR DIAMETER PONDASI MODEL TIANG PANCANG PIPA TERBUKA TERHADAP KAPASITAS TEKAN DAN TINGGI SUMBAT DALAM TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF TERTENTU DAVID SULASTRO NRP : 0521018 Pembimbing :
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Proyek Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung perkantoran, hotel dan pasilitas lainnya di daerah Jakarta Selatan. Untuk meneruskan/mentransfer
Lebih terperinciD4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Klasifikasi Tiang Di dalam rekayasa pondasi dikenal beberapa klasifikasi pondasi tiang. Pembagian klasifikasi pondasi tiang ini dibuat berdasarkan jenis material yang digunakan,
Lebih terperinciOleh : Muhammad Hadi Fadhillah NRP : Dosen Pembimbing : Indrasurya B. Mochtar, Prof., Ir., MSc., PhD
ALTERNATIF PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH STASIUN BAWAH TANAH DUKUH ATAS DENGAN DIAPHRAGM WALL, SECANT PILE, DAN SOLDIER PILE DI PROYEK PEMBANGUNAN MASS RAPID TRANSIT JAKARTA Oleh : Muhammad Hadi Fadhillah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan Medan terdiri dari 3 lantai. Dalam pembangunan gedung laboratorium tersebut diperlukan
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR
ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE
ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN INSITU TEST LOADING TEST (Lilik - Maman) ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 OBJEK PENULISAN Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope Stability) pada dasar galian basement pada Proyek Gedung Jakarta Pusat. 3.2
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciSIMULASI HASIL UJI PLATE LOADING TEST STUDI KASUS HOTEL 10 LANTAI DI BANDUNG
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 SIMULASI HASIL UJI PLATE LOADING TEST STUDI KASUS HOTEL 10 LANTAI DI BANDUNG Budijanto Widjaja 1, Freddy Gunawan 2, dan Lea Marsela
Lebih terperinciTAHANAN GESEKAN SELIMUT PADA TIANG BOR PANJANG
TAHANAN GESEKAN SELIMUT PADA TIANG BOR PANJANG Andrias Suhendra Nugraha Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH., no.6 Bandung, 4164 Email: andrias.sn@eng.maranatha.edu
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG LATERAL PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN TIANG ABSTRAK
ANALISIS DAYA DUKUNG LATERAL PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN TIANG Rajib Amrillah NRP: 0821020 Pembimbing: Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK Tanah mempunyai peranan penting dalam suatu
Lebih terperinciPRESSUREMETER TEST (PMT)
PRESSUREMETER TEST (PMT) Uji pressuremeter (PMT) adalah uji lapangan yang terdiri atas probe silinder panjang yang dikembangkan secara radial di dalam tanah sekelilingnya, dengan menggunakan sejumlah cairan
Lebih terperinciAnalisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 206 Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage WANDA ASKA ALAWIAH, YUKI
Lebih terperinciANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP
ANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP Studi Kasus: Rekonstruksi Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat Jl.
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN KONDOMINIUM NORTHCOTE GRAHA METROPOLITAN, HELVETIA, MEDAN
ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN KONDOMINIUM NORTHCOTE GRAHA METROPOLITAN, HELVETIA, MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DAYA DUKUNG STATIK TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN RUMUS-RUMUS DAYA DUKUNG, ANALISIS DINAMIK DAN UJI BEBAN STATIK TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN
Lebih terperinciEvaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor
Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor U. JUSI 1*, H. MAIZIR 2, dan J. H. GULTOM 1,2, Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru, Jalan Arengka
Lebih terperinciMETODE PEKERJAAN BORE PILE
METODE PEKERJAAN BORE PILE Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1. Jenis tanah Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah
Lebih terperinciPERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST
PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST Oleh: Immanuel Panusunan Tua Panggabean 1) 1) Universitas Quality, Jl.Ring Road No.18 Ngumban
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN
BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN 3.1 Umum Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai teori-teori dasar dan rumus-rumus yang
Lebih terperinciS O N D I R TUGAS GEOTEKNIK OLEH : KAFRIZALDY D
TUGAS GEOTEKNIK 2011 S O N D I R KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI OLEH : KAFRIZALDY D611 08 011 SONDIR A. Pengertian
Lebih terperinciBAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.
BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang
Lebih terperinciBAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS Dari hasil analisis desain awal pada bab 3, diketahui bahwa desain awal pondasi Jembatan Cable Stayed Menado memerlukan tambahan perkuatan untuk memikul beban yang bekerja.
Lebih terperinciPERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA GEDUNG KAMPUS STIE-IBS KEMANG
PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA GEDUNG KAMPUS STIE-IBS KEMANG Yunida Danuatmaja Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Pondasi merupakan suatu struktur
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Sekayan Kalimantan Timur bagian utara merupakan daerah yang memiliki tanah dasar lunak lempung kelanauan. Ketebalan tanah lunaknya dapat mencapai 15
Lebih terperinciBAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat
BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alatalat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat yang digunakan
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GRHA 165 JALAN : TB. SIMATUPANG - JAKARTA
ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GRHA 165 JALAN : TB. SIMATUPANG - JAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas- tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinci