Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21
|
|
- Djaja Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 21 Tabel 4.17 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 21 Rult Blow Count Ton Blows / ft Dari Tabel 4.17 terlihat pada lokasi BH 21 daya dukung ultimate tiang yang dipancang sampai kedalaman 4 meter dengan menggunakan hammer Kobe 45 dengan efisiensi 8% dan nilai final set lapangan untuk BH 21 sebesar 25 blow per foot akan mencapai tahanan ultimate ± 342 ton. Dari Gambar 4.24, terlihat distribusi pembebanan versus jumlah blows per foot untuk BH Loads (Ton) Blow per Foot Gambar 4.24 Besar beban penetrasi vs jumlah blows/ft lokasi BH 21 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 41
2 Output Program GRL WEAP87 Untuk Lokasi BH 22 Tabel 4.18 Daya Dukung Ultimate, final set lokasi BH 22 Rult Blow Count Ton Blows / ft Dari Tabel 4.18 terlihat pada lokasi BH 22 daya dukung ultimate tiang yang dipancang sampai kedalaman 45 meter dengan menggunakan hammer Kobe 45 dengan efisiensi 8% dan nilai final set lapangan untuk BH 22 sebesar 22 blow per foot akan mencapai tahanan ultimate ± 319 ton. Dari Gambar 4.25, terlihat distribusi pembebanan versus jumlah blows per foot untuk BH Loads (Ton) Blow per Foot Gambar 4.25 Besar beban penetrasi vs jumlah blows/ft lokasi BH 22 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 42
3 4.2.5 Daya Dukung Aksial Dari Interpretasi Data Statik Loading Test Analisis metoda ini dengan memanfaatkan data loading test dari lapangan. Untuk memperkirakan daya dukung aksial tiang pancang tunggal dengan metoda ini perlu menginterpretasikan data loading test dari lapangan. Studi kasus ini menggunakan metoda yang dianjurkan oleh Davisson (1972) dan metoda De Beer (1967) Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 4 Kurva pembebanan versus waktu pembebanan Kurva ini didapat dari pencatatan beban dan waktu pembebanan di lapangan. Siklus pembebanan pada saat uji pembebanan dibuat dalam kurva antara besar beban yang diberikan versus waktu yang terjadi. Dalam gambar 4.26 terlihat ada 6 siklus pembebanan yang diberikan dan tiap siklus memiliki beban puncak yang berbeda. Dari kurva terlihat beban puncak terbesar 396 ton atau 29% dari total pembebanan terletak pada siklus keenam st Cycle 2nd Cycle 3rd Cycle 4th Cycle 5th Cycle 6th Cycle Time (Minute) Gambar 4.26 Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 4 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 43
4 Kurva pembebanan versus penurunan (settlement) Kurva ini diperoleh dari Tabel 3.1, dalam kurva ini terlihat beban puncak 396 ton dan besar settlement atau penurunan yang dihasilkan adalah 31.4 mm. Ketika beban puncak telah mencapai 396 ton penambahan sedikit saja beban akan menghasilkan settlement yang besar. Dari Gambar 4.27 terlihat dengan pengurangan beban settlement juga tetap makin besar, hal ini menunjukkan daya dukung ultimate tanah telah tercapai Settlement (mm) Gambar 4.27 Kurva Beban Vs Penurunan Untuk Test Pile BH 4 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda Davisson Dalam penjelasan pada bab 2, adanya interpretasi data hasil uji pembebanan digambarkan dalam kurva antara beban versus penurunan. Dari kurva terlihat pada saat garis BC memotong kurva pembebanan versus penurunan. Menurut teori Davisson pada titik perpotongan tersebut merupakan daya dukung aksial ultimate untuk lokasi ini yaitu pada saat beban 39 ton. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 44
5 Settlem ent (m m ) Gambar 4.28 Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda Davisson BH 4 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda De Beer 385 Untuk mengetahui beban ultimate menurut metoda ini, kita harus membuat kurva beban dan penurunan dalam skala logaritma dan membuat garis melalui titik-titik tersebut. Titik dimana garis tersebut berpotongan menunjukkan beban ultimate. Dari Gambar 4.29 terlihat, garis ini berpotongan pada saat beban kurang lebih 385ton. Interpretasi metoda De Beer adalah sebagai berikut: Settlem ent (m m ) Gambar 4.29 Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH 4 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 45
6 Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 5 Kurva pembebanan versus waktu pembebanan Kurva ini didapat dari pencatatan beban dan waktu pembebanan di lapangan. Siklus pembebanan pada saat uji pembebanan dibuat dalam kurva antara besar beban yang diberikan versus waktu yang terjadi. Dalam gambar 4.3 terlihat ada 5 siklus pembebanan yang diberikan dan tiap siklus memiliki beban puncak yang berbeda. Dari kurva terlihat beban puncak terbesar 287 ton atau 21% dari total pembebanan terletak pada siklus kelima st Cycle 2nd Cycle 3rd Cycle 4th Cycle 5th Cycle Time (Menit) Gambar 4.3 Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 5 Kurva pembebanan versus penurunan (settlement) Kurva ini diperoleh dari Tabel 3.3, dalam kurva ini terlihat beban puncak 287 ton dan besar settlement atau penurunan yang dihasilkan adalah mm. Dari Gambar 4.31 terlihat dengan pengurangan beban settlement juga tetap makin besar, hal ini menunjukkan daya dukung ultimate tanah telah tercapai. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 46
7 Settlement (mm) Gambar 4.31 Kurva Beban Vs Penurunan Untuk Test Pile BH 5 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda Davisson Dalam penjelasan pada bab 2, adanya interpretasi data hasil uji pembebanan digambarkan dalam kurva antara beban versus penurunan. Dari kurva terlihat pada saat garis BC memotong kurva pembebanan versus penurunan. Menurut teori Davisson pada titik perpotongan tersebut merupakan daya dukung aksial ultimate untuk lokasi ini yaitu pada saat beban 285 ton Settlement (mm) Gambar 4.32 Interpretasi data beban Vs penurunan metoda Davisson BH 5 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 47
8 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda De Beer Untuk mengetahui beban ultimate menurut metoda ini, kita harus membuat kurva beban dan penurunan dalam skala logaritma dan membuat garis melalui titik-titik tersebut. Titik dimana garis tersebut berpotongan menunjukkan beban ultimate. Dari Gambar 4.33 terlihat, garis ini berpotongan pada saat beban kurang lebih 275 ton. Interpretasi metoda De Beer adalah sebagai berikut: Settlement (mm) Gambar 4.33 Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 16 Kurva pembebanan versus waktu pembebanan Kurva ini didapat dari pencatatan beban dan waktu pembebanan di lapangan. Siklus pembebanan pada saat uji pembebanan dibuat dalam kurva antara besar beban yang diberikan versus waktu yang terjadi. Dalam gambar 4.34 terlihat ada 6 siklus pembebanan yang diberikan dan tiap siklus memiliki beban puncak yang berbeda. Dari kurva terlihat beban puncak terbesar 24 ton atau 3% dari total pembebanan terletak pada siklus kenam. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 48
9 3 25 1st Cycle nd Cycle 3rd Cycle 4th Cycle 5th Cycle 6th Cycle Time (Menit) Gambar 4.34 Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 16 Kurva pembebanan versus penurunan (settlement) Kurva ini diperoleh dari Tabel 3.5, dalam kurva ini terlihat beban puncak 24 ton dan besar settlement atau penurunan yang dihasilkan adalah 49.6 mm. Dari Gambar 4.35 terlihat dengan pengurangan beban settlement juga tetap makin besar, hal ini menunjukkan daya dukung ultimate tanah telah tercapai Settlement (mm) Gambar 4.35 Kurva Beban Vs Penurunan Untuk Test Pile BH 16 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 49
10 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda Davisson Dalam penjelasan pada bab 2, adanya interpretasi data hasil uji pembebanan digambarkan dalam kurva antara beban versus penurunan. Dari kurva terlihat pada saat garis BC memotong kurva pembebanan versus penurunan. Menurut teori Davisson pada titik perpotongan tersebut merupakan daya dukung aksial ultimate untuk lokasi ini yaitu pada saat beban 21 ton Settlement (mm) Gambar 4.36 Interpretasi data beban Vs penurunan metoda Davisson BH 16 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda De Beer Untuk mengetahui beban ultimate menurut metoda ini, kita harus membuat kurva beban dan penurunan dalam skala logaritma dan membuat garis melalui titik-titik tersebut. Titik dimana garis tersebut berpotongan menunjukkan beban ultimate. Dari Gambar 4.37 terlihat, garis ini berpotongan pada saat beban kurang lebih 235 ton. Interpretasi metoda De Beer adalah sebagai berikut: LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 5
11 Settlement (mm) Gambar 4.37 Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 21 Kurva pembebanan versus waktu pembebanan Kurva ini didapat dari pencatatan beban dan waktu pembebanan di lapangan. Siklus pembebanan pada saat uji pembebanan dibuat dalam kurva antara besar beban yang diberikan versus waktu yang terjadi. Dalam gambar 4.38 terlihat ada 5 siklus pembebanan yang diberikan dan tiap siklus memiliki beban puncak yang berbeda. Dari kurva terlihat beban puncak terbesar 355 ton atau 325% dari total pembebanan terletak pada siklus kelima. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 51
12 st Cycle 2nd Cycle 3rd Cycle 4th Cycle 5th Cycle Time (Menit) Gambar 4.38 Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 21 Kurva pembebanan versus penurunan (settlement) Kurva ini diperoleh dari Tabel 3.7, dalam kurva ini terlihat beban puncak 355 ton dan besar settlement atau penurunan yang dihasilkan adalah 51.6 mm. Dari Gambar 4.39 terlihat dengan pengurangan beban settlement juga tetap makin besar, hal ini menunjukkan daya dukung ultimate tanah telah tercapai Settlement (mm) Gambar 4.39 Kurva Beban Vs Penurunan Untuk Test Pile BH 21 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 52
13 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda Davisson Dalam penjelasan pada bab 2, adanya interpretasi data hasil uji pembebanan digambarkan dalam kurva antara beban versus penurunan. Dari kurva terlihat pada saat garis BC memotong kurva pembebanan versus penurunan. Menurut teori Davisson pada titik perpotongan tersebut merupakan daya dukung aksial ultimate untuk lokasi ini yaitu pada saat beban 33 ton Settlem ent (m m ) Gambar 4.4 Interpretasi data beban Vs penurunan metoda Davisson BH 21 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda De Beer Untuk mengetahui beban ultimate menurut metoda ini, kita harus membuat kurva beban dan penurunan dalam skala logaritma dan membuat garis melalui titik-titik tersebut. Titik dimana garis tersebut berpotongan menunjukkan beban ultimate. Dari Gambar 4.41 terlihat, garis ini berpotongan pada saat beban kurang lebih 345 ton. Interpretasi metoda De Beer adalah sebagai berikut: LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 53
14 Settlem ent (m m ) Gambar 4.41 Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH Interpretasi Data Statik Loading Test Lokasi BH 22 Kurva pembebanan versus waktu pembebanan Kurva ini didapat dari pencatatan beban dan waktu pembebanan di lapangan. Siklus pembebanan pada saat uji pembebanan dibuat dalam kurva antara besar beban yang diberikan versus waktu yang terjadi. Dalam gambar 4.42 terlihat ada 5 siklus pembebanan yang diberikan dan tiap siklus memiliki beban puncak yang berbeda. Dari kurva terlihat beban puncak terbesar 355 ton atau 325% dari total pembebanan terletak pada siklus kelima. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 54
15 st Cycle 2nd Cycle 3rd Cycle 4th Cycle 5th Cycle Time (Menit) Gambar 4.42 Kurva Beban Vs Waktu Untuk Test Pile BH 22 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda Davisson Dalam penjelasan pada bab 2, adanya interpretasi data hasil uji pembebanan digambarkan dalam kurva antara beban versus penurunan. Dari kurva terlihat pada saat garis BC memotong kurva pembebanan versus penurunan. Menurut teori Davisson pada titik perpotongan tersebut merupakan daya dukung aksial ultimate untuk lokasi ini yaitu pada saat beban 32 ton Settlement (mm) Gambar 4.43 Interpretasi data beban Vs penurunan metoda Davisson BH 22 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 55
16 Interpretasi Data Loading Test dengan Metoda De Beer Untuk mengetahui beban ultimate menurut metoda ini, kita harus membuat kurva beban dan penurunan dalam skala logaritma dan membuat garis melalui titik-titik tersebut. Titik dimana garis tersebut berpotongan menunjukkan beban ultimate. Dari Gambar 4.44 terlihat, garis ini berpotongan pada saat beban kurang lebih 33 ton. Interpretasi metoda De Beer adalah sebagai berikut: Settlement (mm) Gambar 4.44 Interpretasi data beban Vs penurunan dengan metoda De Beer BH 22 LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 56
17 4.2.6 Analisis Perbandingan Daya Dukung Aksial Ringkasan hasil perhitungan daya dukung dengan metoda-metoda perhitungan daya dukung aksial tiang pancang tunggal adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Perbandingan Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal Dari Hasil Analisis Metode Referensi Tiang / BH d =.6 m d =.6 m d =.45 m d =.6 m d =.6 m L = 45 m L = 49 m L = 4 m L = 45 m L = 45 m Pu (ton) Pu (ton) Pu (ton) Pu (ton) Pu (ton) API Statik N-SPT APile Dinamik WEAP Loading Test De Beer Davisson Dari hasil perhitungan daya dukung aksial tiang pancang tunggal diatas dapat disimpulkan: Adanya perbedaan hasil daya dukung aksial hasil analisis menggunakan Metoda API dan Metoda N-SPT, perbedaan disebabkan karena - kedua metode memiliki perbedaan dalam hal perhitungan daya dukung pada lapisan tanah pasir. Perhitungan Daya Dukung Skin Friction: - Metode API Qs = tan δ. σv. perimeter. l - Metode N-SPT Qs = 2. N-SPT. perimeter. l Perhitungan Daya Dukung Ujung - Metode API Qe = σv. Nq. Ap - Metode N-SPT Qe = 4. N-SPTav. l/d 4. N-SPTav LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 57
18 - Metoda API memiliki batasan-batasan nilai unit skin friction dan unit end bearing pada lapisan pasir. Sehingga daya dukung ujung pada lapisan tanah pasir ada kalanya kurang merepresentasikan atau menunjukkan keadaan yang sebenarnya di lapangan. Adanya perbedaan yang cukup besar antara hasil perhitungan daya dukung aksial dengan menggunakan sofware APILE (Berdasarkan Metode API RP 2A) dibandingkan dengan perhitungan API secara teoritis. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan interpretasi nilai faktor α yang digunakan dalam perhitungan daya dukung skin friction pada tanah lempung. - Secara Teoritis Metoda API secara teoritis menggunakan nilai α dari grafik yang disarankan oleh API (1986) seperti pada Gambar berikut: Gambar 4.45 Hubungan antara kuat geser (Cu) dengan faktor adhesi (α ) (API, 1986) - Program APILE Program menghitung berdasarkan pada Revised API Method (1987) dimana nilai α dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: α =.5 ψ -.5 if ψ 1, α =.5 ψ -.25 if ψ 1, Dengan α 1, Dimana ψ = c u / σ untuk tiap kedalaman yang ditinjau. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 58
19 Gambar 4.46 berikut menunjukkan hasil perbandingan nilai α yang digunakan pada perhitungan metoda API teoritis dan menggunakan program APILE ALPHA Depth (m) Alpha API Alpha APILE Gambar 4.46 Perbandingan nilai α yang digunakan Maka pada perhitungan manual nilai α konstan sesuai nilai c u yang digunakan, sedangkan pada APILE, nilai α semakin meningkat bergantung kedalaman. Hal ini menyebabkan perhitungan pada skin friction untuk tanah lempung lebih besar untuk perhitungan pada APILE. Adanya perbedaan yang masih dalam toleransi yang wajar antara hasil daya dukung aksial dari interpretasi data statik loading test menggunakan Metoda Davisson dan De Beer, perbedaan tersebut disebabkan karena konsep dasar penginterpretasian data yang memang berbeda diantara kedua metode. Hasil daya dukung ultimate dari program GRL WEAP dibandingkan dengan hasil daya dukung dari metoda statik dan static loading test menghasilkan suatu perbedaan. Hal ini dipengaruhi dari nilai final set pemancangan tiang di lapangan dan adanya LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 59
20 reduksi skin friction yang terjadi akibat pemancangan sebesar.6 (6 %), sehingga menyebabkan tahanan geser pada tanah berkurang. Selain itu perbedaan juga disebabkan oleh pemilihan jenis hammer, hammer cushion, helmet dan pile cushion yang kurang tepat ataupun efisien penggunaannya di kondisi tanah tertentu sehingga energi pemancangan yang dihasilkan mengalami perbedaan yang besar dengan desain rencana. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 6
21 4.3 Daya Dukung Lateral Tiang Pancang Tunggal Perhitungan kapasitas lateral ultimit tiang pada kasus ini dengan menggunakan metoda Broms, sedangkan beban lateral ijin untuk nilai defleksi yang bersesuaian akan dihitung dengan perhitungan lateral dengan asumsi defleksi yang boleh terjadi maksimum 1 mm Daya Dukung Lateral Metoda Broms Metoda Broms bisa dipakai untuk menghitung daya dukung tiang dengan beban lateral baik pada tiang kaku (pendek) maupun tiang lentur (panjang). Meskipun demikian metoda Broms hanya dipakai untuk menghitung daya dukung tiang pada tanah lempung saja atau tanah pasir saja. Berikut langkah-langkah perhitungan dengan metode Broms (contoh perhitungan untuk BH 4) Metoda Broms Dengan Batasan Momen Crack dari penampang tiang a. Penentuan Parameter Tiang Diketahui tiang beton dengan mutu beton K-5, memiliki kuat tekan fc =41.5 MPa. Data data tiang pancang: - Diameter d = 6 mm - Modulus Elastisitas E = 33 MPa = 33 kn/m 2 - Lebar Tiang B =.6 m - Momen Inertia I = 1/64 π d 4 =.64 m 4 - Section Modulus Z =.183 m 3 - Momen Crack Tiang M cr = 29 kn-m - Kedalaman Tiang L = 45 m b. Penentuan Tipe Tiang Karena efek beban lateral hanya dominan pada tanah di sekitar kepala tiang dan tidak sampai ke ujung tiang, maka asumsi lapisan tanah yang berpengaruh sekitar 4 atau 5 kali diameter tiang dibawah permukaan tanah dasar. Untuk kondisi lokasi BH 4, tanah yang berpengaruh merupakan lapisan tanah pasir (loose sand) LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 61
22 Untuk tanah pasir (loose sand) dan terendam air tanah, pada tabel 2.4 Terzaghi memberikan nilai n h = 14 kn/m 3. Untuk tanah pasir Broms memberikan kekakuan/ tipe tiang dengan persamaan: T = 5 EI η h maka : T = 5 = m 14 L T = 45 = L Broms memberikan penentuan tipe tiang jika nilai 4 T (Tiang Panjang) c. Perhitungan Daya Dukung Lateral Ultimate Tanah pasir Kp = tan 2 (45 + θ/2) = tan 2 (45 +3/2) = 3 Rata rata γ = kn/m 3 M 29 = 4 4 K B γ 3.(.6) p u = Dengan kondisi tiang terjepit (fixed head, e = ), dengan memasukkan nilai grafik Broms berikut: M u K B 4 γ pada p Gambar 4.47 Tahanan tanah lateral ultimit untuk tiang panjang pada tanah pasir dihubungkan dengan tahanan momen ultimit tiang (Broms,1964) LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 62
23 H u Didapat = 77.5, maka H u = kn, 3 K B γ p c. Perhitungan Momen Maksimum f H =.82 =.82 = 4.33 m γbk p 2 M u = H u ( e +.67 f ) = knm M u = knm d. Perhitungan Defleksi.93H y = = =.315 m = 3 / 5 3 / 5 η 2 / 5 ( EI) h ( EI ) 2 / 5 ( 14) 31.5 mm Metoda Broms Dengan Batasan Nilai Defleksi Ijin Asumsi defleksi yang boleh terjadi di kepala tiang maksimum 1 mm. y = 3 / 5 η h.93h 2 / 5 ( EI ) H = y η 3 / 5 h.93 ( EI ) 2 / ( 14) 3 / ( EI ) =.93 2 / 5 = 17.9 kn f H 17.9 =.82 =.82 = 2.44 m γbk p 2 M u = H u ( e +.67 f ) = knm M u = knm LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 63
24 Ringkasan hasil perhitungan daya dukung lateral dengan metode Broms untuk tiap lokasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Resume Daya Dukung Lateral Metoda Broms Dengan Batasan Momen Crack Tiang / BH Daya Dukung Lateral Momen Momen Crack Defleksi H ult (kn) M (knm) M cr (knm) y (mm) BH BH BH BH BH Tabel 4.21 Resume Daya Dukung Lateral Metoda Broms Dengan Batasan Defleksi Tiang / BH Daya Dukung Lateral Momen Momen Crack Defleksi H ult (kn) M (knm) M cr (knm) y (mm) BH BH BH BH BH LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 64
25 4.3.2 Daya Dukung Lateral Dengan Menggunakan Software LPILE Input Program LPILE Dalam menentukan kapasitas daya dukung lateral yang terjadi diperlukan input data yang akan digunakan dalam analisis menggunakan software LPILE sebagai berikut, (menggunakan contoh perhitungan untuk lokasi BH 4) : a. Properties Tiang - Diameter tiang = 6 mm - Kedalaman Tiang = 45 m - Momen Inersia Tiang =.64 m 4 - Area =.28 m 2 - Modulus Elastisitas = 33 MPa Gambar 4.48 Input Properties Tiang pada LPILE b. Tipe Pembebanan - Static Loading Gambar 4.49 Input Tipe Pembebanan Tiang pada LPILE LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 65
26 c. Data Tanah - Data tanah yang dimasukkan sama dengan data tanah yang digunakan dalam perhitungan teoritis sebelumnya. Gambar 4.5 Input Data Tanah pada LPILE d. Kondisi Batas Dan Pembebanan (Boundary Conditions) - Dalam tugas akhir ini akan digunakan kondisi batas dimana tiang asumsi dalam kondisi jepit (karena adanya pilecap), tekanan lateral bekerja pada ujung kepala tiang serta defleksi dibatasi 1 mm dan menggunakan batas momen crack penampang tiang. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 66
27 Gambar 4.51 Kondisi Batas pada LPILE Output Program LPILE Setelah semua input data yang diperlukan dimasukkan, kemudian dilakukan run software untuk menghasilkan output daya dukung yang ingin dicapai. Gambar 4.52 Hasil Output Shear Force Vs Kedalaman (m) LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 67
28 Gambar 4.53 Hasil Output Bending Moment Vs Kedalaman (m) Gambar 4.54 Hasil Output Lateral Deflection Vs Kedalaman (m) LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 68
29 Gambar 4.55 Hasil Output Lateral Load Vs Pile Head Deflection Gambar 4.56 Hasil Output Lateral Load Vs Maximum Bending Moment LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 69
30 Resume dari tampilan output LPILE untuk masing masing tiang yang dianalisis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.22 Hasil Resume Output Program LPILE Dengan Batasan Momen Crack Tiang Tiang / BH Daya Dukung Lateral Momen Crack Defleksi H ult (kn) M cr (knm) y (mm) BH BH BH BH BH Tabel 4.23 Resume Output Program LPILE Dengan Batasan Defleksi Tiang / BH Daya Dukung Lateral Momen Momen Crack Defleksi H ult (kn) M (knm) M cr (knm) y (mm) BH BH BH BH BH LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 7
31 4.3.3 Analisis Perbandingan Daya Dukung Lateral Tabel 4.24 Perbandingan Daya Dukung Lateral Dengan Batasan Momen Crack Tiang Tiang / BH Broms LPILE H all (kn) M (kn-m) H all (kn) M crack (kn-m) BH 4 (d=.6 m, L=45 m) BH 5 (d =.6 m, L=49 m) BH 16 (d=.45 m, L=4 m) BH 21 (d=.6 m, L=45 m) BH 22 (d=.6 m, L=45 m) Tabel 4.25 Perbandingan Daya Dukung Lateral Dengan Batasan Defleksi Tiang / BH Broms LPILE H all (kn) M (kn-m) H all (kn) M (kn-m) M crack (kn-m) Defleksi (mm) BH 4 (d=.6 m, L=45 m) BH 5 (d =.6 m, L=49 m) BH 16 (d=.45 m, L=4 m) BH 21 (d=.6 m, L=45 m) BH 22 (d=.6 m, L=45 m) Dari hasil perhitungan daya dukung lateral diatas dapat disimpulkan: Hasil perhitungan momen akibat beban lateral yang dihasilkan dari metoda Broms memiliki perbedaan dengan hasil LPILE: - Hasil perhitungan lateral metode Broms menghasilkan momen yang lebih besar daripada batas momen crack tiang karena hasil yang didapat berupa momen ultimate, sehingga daya dukung lateral metode Broms harus disesuaikan kembali dengan momen crack tiang. - Perhitungan lateral metode Broms dengan menggunakan batasan defleksi didapat momen maksimum kurang dari momen crack, sedangkan program LPILE dengan menggunakan batas defleksi mendapatkan hasil momen yang lebih besar dari momen crack, karena hasil output momen maksimum pada tiang. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 71
32 - Broms hanya dapat memperhitungkan daya dukung untuk kondisi tanah lempung saja atau pasir saja, sedangkan LPILE dapat memperhitungkan kondisi tanah dengan sistem layer. LAPORAN TUGAS AKHIR Hal. IV - 72
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DAYA DUKUNG STATIK TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN RUMUS-RUMUS DAYA DUKUNG, ANALISIS DINAMIK DAN UJI BEBAN STATIK TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Umum Dalam mendesain suatu pondasi bored pile, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Langkah pertama adalah menentukan jenis pondasi yang akan digunakan. Dalam mengambil
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka
BAB IV PERENCANAAN PONDASI Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka perencanaan pondasi untuk gedung 16 lantai menggunakan pondasi dalam, yaitu pondasi tiang karena tanah
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL TIANG TUNGGAL ABSTRAK
PENGARUH DIAMETER TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL TIANG TUNGGAL Muliadi Hidayat NRP: 1121042 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.T. Pembimbing Pendamping: Andrias S. Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK Pondasi
Lebih terperinciJawaban UAS Teknik Pondasi (Waktu 120 menit) Tanggal : 18 Juni 2012
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIKK Jawaban UAS Teknik Pondasi (Waktu 10 menit) Tanggal : 18 Juni 01 Soal no 1. P1050kN m γ 19,8 kn / m Pasir 1,5 m B m φ 6 o γ sat 0,8kN / m a. Kontrol daya dukung.
Lebih terperinciSOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m
SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG 0. 0.4 ± 0.0 0. 0.8 30 KN I 3. m.0 0.3 30 KN.0.7 m m 9 m II II 0.7 m. m Panjang abutment tegak lurus bidang gambar = 0. m. Tiang pancang dari beton
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON ABSTRAK
PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON Poppy Chaerani Mulyadi NRP: 1121039 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.T. Pembimbing Pendamping:
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK DAN RASIO KELANGSINGAN PADA TIANG PANCANG YANG DIBEBANI LATERAL
PENGARUH BENTUK DAN RASIO KELANGSINGAN PADA TIANG PANCANG YANG DIBEBANI LATERAL Andrias Suhendra Nugraha, Poppy Chaerani Mulyadi Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. drg. Suria
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi
BAB IV PERENCANAAN PONDASI Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor dengan material beton bertulang. Pondasi tersebut akan
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE ABSTRAK
PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE Endang Elisa Hutajulu NRP: 1221074 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR TABEL... ABSTRAK...
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG BAJA ABSTRAK
PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG BAJA Willy Tanjaya NRP: 1221018 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.T. ABSTRAK Pondasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui. 1. Nama Proyek : Rusunawa Jatinegara Jakarta
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.8. Deskripsi Proyek Proyek Rusunawa Jatinegara Barat Kampung Melayu, Jakarta Timur adalah pembangunan bangunan rumah susun sewa. Adapun data-data yang diketahui dalam proyek
Lebih terperinciANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST)
ANALISA DAYA DUKUNG TIANG SPUNPILE DENGAN METODE UJI PEMBEBANAN STATIK (LOADING TEST) Rien Novia Adriani 1) Abstrak Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi
Lebih terperinciBab IV TI T ANG G MENDUKU K NG G BE B BA B N LATERAL
Bab IV TIANG MENDUKUNG BEBAN LATERAL Tiang mendukung beban lateral Fondasi tiang dirancang untuk mendukung : 1. Beban vertikal 2. Beban horisontal atau lateral seperti : beban angin, tekanan tanah lateral,
Lebih terperinciBAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI
BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI 4.1 ALTERNATIF PERKUATAN FONDASI CAISSON Dari hasil bab sebelumnya, didapatkan kondisi tiang-tiang sekunder dari secant pile yang membentuk fondasi
Lebih terperinciDESAIN PONDASI TIANG TANKI LIQUID NITROGEN PADA TANAH LEMPUNG. Muhammad D. Farda NIM :
DESAIN PONDASI TIANG TANKI LIQUID NITROGEN PADA TANAH LEMPUNG Muhammad D. Farda NIM : 15009071 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung 2013 ABSTRAK Pondasi
Lebih terperinciSTUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA
STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL OLEH
Lebih terperinciBAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG
GROUP BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 11. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi tiang pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile
Lebih terperinciNurmaidah Dosen Pengajar Fakultas Teknik Universitas Medan Area
JURNAL EDUCATION BUUILDING Volume 3, Nomor 1, Juni 2017: 33-39, ISSN-E : 2477-4901, ISSN-P : 2477-4898 STUDI ANALISIS PERILAKU DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR DENGAN MENGGUNAKAN UJI BEBAN STATIK DAN MODEL
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG. Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T
ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG BOR BERDASARKAN DATA SPT DAN UJI PEMBEBANAN TIANG Rilon Tesabudhi 0721035 Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani,M.T ABSTRAK Kebutuhan manusia akan lahan kosong sebagai tempat
Lebih terperinciLateral tiang pancang.
Lateral tiang pancang. Derajat rekasi tanah tergantung pada : a. Kekakuat tiang b. Kekakuan tanah c. Kekakuan ujung tiang. Umumnya beban lateral tiang dibagi dalam 2 katagori yaitu : a. Tiang pendek atau
Lebih terperinciANALISIS PONDASI JEMBATAN DENGAN PERMODELAN METODA ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA
ANALISIS PONDASI JEMBATAN DENGAN PERMODELAN METODA ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL OLEH BERLI
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENDAHULUAN 4.1.1 Asumsi dan Batasan Seperti yang telah disebutkan pada bab awal tentang tujuan penelitian ini, maka terdapat beberapa asumsi yang dilakukan dalam
Lebih terperinciPENGARUH KEKAKUAN LENTUR PADA DEFLEKSI TIANG PONDASI YANG DIBEBANI LATERAL ABSTRAK
PENGARUH KEKAKUAN LENTUR PADA DEFLEKSI TIANG PONDASI YANG DIBEBANI LATERAL Yohanes Kevin D. NRP : 1121038 Pembimbing : Andrias Suhendra N., S.T., M.T. ABSTRAK Pondasi dalam lingkup teknik sipil mendapatkan
Lebih terperinciAngel Refanie NRP : Pembimbing: Andrias Suhendra Nugraha, S.T., M.T. ABSTRAK
ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG AKSIAL, TRANSFER BEBAN, BEBAN-PENURUNAN PADA PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN HASIL UJI BEBAN TIANG TERINSTRUMENTASI, PROGRAM ALLPILE, DAN PROGRAM GEO5 Angel Refanie NRP : 1221075
Lebih terperinciPasir (dia. 30 cm) Ujung bebas Lempung sedang. Lempung Beton (dia. 40 cm) sedang. sedang
Tiang Mendukung Beban Lateral Pondasi tiang sering harus dirancang dengan memperhitungkan beban-beban horizontal atau lateral, Jika tiang dipancang vertical dan dirancang untuk mendukung beban horizontal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III Bab III Metode Penelitian METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan 2 metode yang digunakan dalam pehitungan pondasi tiang tiang akibat beban
Lebih terperinciANALISIS PENURUNAN BANGUNAN PONDASI TIANG PANCANG DAN RAKIT PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN SURABAYA CENTRAL BUSINESS DISTRICT
, Hal 166 179 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS PENURUNAN BANGUNAN PONDASI TIANG PANCANG DAN RAKIT PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN SURABAYA CENTRAL BUSINESS DISTRICT Fachridia
Lebih terperinciEVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR
EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR Oleh: Winda Widia 1, Hikmad Lukman 2, Budiono 3 ABSTRAK Terjadinya
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG LATERAL PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN TIANG ABSTRAK
ANALISIS DAYA DUKUNG LATERAL PONDASI TIANG BOR BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN TIANG Rajib Amrillah NRP: 0821020 Pembimbing: Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK Tanah mempunyai peranan penting dalam suatu
Lebih terperinciPRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL. David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc
PRE-DRIVING ANALYSIS MENGGUNAKAN TEORI GELOMBANG UNTUK PEMANCANGAN OPTIMAL David E. Pasaribu, ST Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc 11 November 2008 I. PENDAHULUAN a. Pondasi tiang pancang adalah salah satu jenis
Lebih terperinciANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP
ANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP Studi Kasus: Rekonstruksi Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat Jl.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PONDASI
BAB IV ANALISIS PONDASI 4.1. Analisis Kondisi Lapisan Tanah Untuk mengetahui kondisi lapisan tanah di lokasi proyek secara rinci dibutuhkan penyelidikan tanah yang lebih lengkap. Identifikasi lengkap baik
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciDESAIN PONDASI TIANG DENGAN NAVFAC DAN EUROCODE 7 ABSTRAK
DESAIN PONDASI TIANG DENGAN NAVFAC DAN EUROCODE 7 Messamina Sofyan 0821026 Pembimbing: Ibrahim Surya, Ir., M. Eng. ABSTRAK Eurocode 7 dalam desain geoteknik telah secara aktif digunakan di negara-negara
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR NOTASI... viii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
KORELASI ANTARA KEPADATAN RELATIF TANAH PASIR TERHADAP KAPASITAS TEKAN DAN TINGGI SUMBAT PADA MODEL PONDASI TIANG PANCANG PIPA TERBUKA DENGAN DIAMETER TERTENTU YANWARD M R K NRP : 0521026 Pembimbing :
Lebih terperinciIII. LANDASAN TEORI. Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya lateral dan
III. LANDASAN TEORI 3.1 Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Dermaga Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya lateral dan gaya vertikal. Gaya lateral meliputi gaya benturan kapal pada dermaga,
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG
STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG YUSRI RURAN NRP : 0621053 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo,
Lebih terperinciUji Beban Lateral Pada Tiang Spunpile. Pada Pembangunan PLTU II Tanjung Gundul
Uji Beban Lateral Pada Tiang Spunpile Pada Pembangunan PLTU II Tanjung Gundul Efan Hidayat 1), Abubakar Alwi 2), Eka Priadi 2) Abstrak Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.
ABSTRAK Dalam perencanaan pondasi tiang harus memperhatikan karakteristik tanah di lapangan serta beban struktur atas bangunan karena hal ini akan mempengaruhi desain pondasi yang akan digunakan. Metode
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan
Bab 7 DAYA DUKUNG TANAH Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On ile di ulau Kalukalukuang rovinsi Sulawesi Selatan 7.1 Daya Dukung Tanah 7.1.1 Dasar Teori erhitungan
Lebih terperinciANALISA LENDUTAN DAN DISTRIBUSI GAYA LATERAL AKIBAT GAYA LATERAL MONOTONIK PADA PONDASI TIANG KELOMPOK
ANALISA LENDUTAN DAN DISTRIBUSI GAYA LATERAL AKIBAT GAYA LATERAL MONOTONIK PADA PONDASI TIANG KELOMPOK Oleh: Irza Ahmad Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Negeri Jakarta E-mail : poo_granger@yahoo.com
Lebih terperinciPERENCANAAN PERKUATAN PONDASI JEMBATAN CABLE STAYED MENADO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GROUP 5.0 DAN PLAXIS 3 DIMENSI
PERENCANAAN PERKUATAN PONDASI JEMBATAN CABLE STAYED MENADO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM GROUP 5.0 DAN PLAXIS 3 DIMENSI TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN SWITCHYARD DI KAWASAN PLTU PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA
ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN SWITCHYARD DI KAWASAN PLTU PANGKALAN SUSU SUMATERA UTARA Sultan Ansyari Utama 1 dan Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS Dari hasil analisis desain awal pada bab 3, diketahui bahwa desain awal pondasi Jembatan Cable Stayed Menado memerlukan tambahan perkuatan untuk memikul beban yang bekerja.
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL
BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL 3.1 PENDAHULUAN Proyek jembatan Ir. Soekarno berada di sebelah utara kota Manado. Keterangan mengenai project plan jembatan Soekarno ini dapat dilihat pada Gambar
Lebih terperinciBAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL
BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL Jembatan Cable Stayed Menado merupakan jembatan yang direncanakan dibangun untuk melengkapi sistem jaringan Menado Ring Road sisi barat untuk mengakomodasi kebutuhan jaringan
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA
ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN ELEMEN HINGGA Evi Dogma Sari Napitupulu 1 dan Rudi Iskandar 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Lebih terperinciTEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
KORELASI BESAR DIAMETER PONDASI MODEL TIANG PANCANG PIPA TERBUKA TERHADAP KAPASITAS TEKAN DAN TINGGI SUMBAT DALAM TANAH PASIR DENGAN KEPADATAN RELATIF TERTENTU DAVID SULASTRO NRP : 0521018 Pembimbing :
Lebih terperinciANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF
ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF Analysis Deflection and Lateral Capacity of Single Pile Free-End Pile in Cohesive Soil SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Beban Leteral yang Bekerja Pada Tiang Tunggal. Gaya tahanan maksimum dari beban leteral yang bekerja pada tiang tunggal
BAB III METODE PENELITIAN A. Beban Leteral yang Bekerja Pada Tiang Tunggal Gaya tahanan maksimum dari beban leteral yang bekerja pada tiang tunggal adalah persoalan yang kompleks, karena merupakan masalah
Lebih terperinciSTUDI STABILITAS DAN DESAIN PERKUATAN FONDASI JEMBATAN IR. SOEKARNO DI MANADO
STUDI STABILITAS DAN DESAIN PERKUATAN FONDASI JEMBATAN IR. SOEKARNO DI MANADO TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL oleh LIA
Lebih terperinci2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24
DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR NOTASI... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Lebih terperincia. MEYERHOFS Untuk tanah homogen Lb=L = 12 m. Untuk φ=35o dari grafik dibawah ini didapat N*q = 120.
CONTOH SOAL : Tiang pancang dari beton panjang 12 meter tertanam pada pasir homogen. Diameter tiang 305 mm. Berat volume pasir γd 16,80 kn/m3.dan φ35o. Rata-rata NSPT 16 Tentukan besar daya dukung tiang
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciKAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL. (berdasarkan sifat dan karakteristik tanah)
KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL STATIC PILE CAPACITY (berdasarkan sifat dan karakteristik tanah) KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL Berdasarkan cara tiang meneruskan beban ke tanah dasar 1. End Bearing/Point
Lebih terperinciPEMILIHAN JENIS DAN SPESIFIKASI PONDASI (STUDI KASUS: FLYOVER PETERONGAN, JOMBANG, JAWA TIMUR) Abstrak
PEMILIHAN JENIS DAN SPESIFIKASI PONDASI (STUDI KASUS: FLYOVER PETERONGAN, JOMBANG, JAWA TIMUR) Hendriawan Kurniadi, Tommy Ilyas Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Univeritas Indonesia Abstrak
Lebih terperinciJalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp
ANALISIS DEFLEKSI LATERAL TIANG TUNGGAL PADA TANAH KOHESIF Nasrulloh 1), Yusep Muslih P 2), Niken Silmi Surjandari 3) 1)Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) 3)Pengajar Program
Lebih terperinciANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL PADA TANAH KOHESIF
ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL PADA TANAH KOHESIF Analysis Deflection and Lateral Capacity of Single Pile in Cohesive Soil SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK SIPIL USU ABSTRAK
JURNAL TEKNIK SIPIL USU ANALISIS DAYA DUKUNG MINI PILE PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO NORTHCOTE CONDOMINIUM BLOCK-D Dicky Wahyudi 1 dan Roesyanto 2 1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Lebih terperinci2. Bentuk geometri pondasi yaitu : bentuk, dimensi, dan elevasi 3. Beban Pondasi
BAB II STUDI PUSTAKA Pondasi adalah suatu konstruksi bagian dasar bangunan (substructure) yang berfungsi meneruskan beban dari struktur atas ke lapisan tanah di bawahnya. Tiang (pile) adalah suatu bagian
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK MINI PILE PABRIK PKO PTPN III SEI MANGKEI DISUSUN OLEH DEBORA NAINGGOLAN
TUGAS AKHIR ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK MINI PILE PABRIK PKO PTPN III SEI MANGKEI DISUSUN OLEH DEBORA NAINGGOLAN 07 0404 117 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE 19510629 198411 1
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI DALAM DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER MATHCAD 12
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI DALAM DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER MATHCAD 12 Eko Nityantoro NRP : 0021011 Pembimbing : Ibrahim Surya Ir.,M.Eng FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI
a BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Pada pelaksanaan Tugas Akhir ini, kami menggunakan software PLAXIS 3D Tunnel 1.2 dan Group 5.0 sebagai alat bantu perhitungan. Kedua hasil perhitungan software ini akan dibandingkan
Lebih terperinciANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDAS TIANG PANCANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ANALISA DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDAS TIANG PANCANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Christian Albert Sinaga 1 dan Roesyanto 2 1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil,Universitas
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL ) Oleh : WILDAN FIRDAUS 3107 100 107 Dosen Konsultasi : MUSTA IN ARIF, ST., MT. PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF
ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF Analysis Deflection and Lateral Capacity of Single Pile Free-End Pile in Cohesive Soil SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah
Lebih terperinciAnalisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 206 Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Statik pada Tanah Lunak di Gedebage WANDA ASKA ALAWIAH, YUKI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik
Lebih terperinciHAND OUT REKAYASA PONDASI 2
JURUSAN TEKNIK SIPIL FT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG HAND OUT REKAYASA PONDASI 2 PONDASI TIANG PANCANG HANGGORO TRI CAHYO A. REVISI JANUARI 2006 Terimakasih kepada Prof Bengt B Broms pada situs Foundation
Lebih terperinciBAB 6 PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH GEDUNG PARKIR
BAB 6 PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH GEDUNG PARKIR 6. DATA Untuk mampu menahan beban struktur atas yang terjadi, kami merencanakan menggunakan pondasi dalam berupa pondasi tiang pancang dengan diameter 600
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG BOR PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT (STUDI KASUS)
ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG BOR PADA PROYEK MEDAN FOCAL POINT (STUDI KASUS) Sinar Jadi S. 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU
Lebih terperinciAnalisis Daya Dukung Lateral Fondasi Tiang Tunggal Menggunakan Metode Elemen Hingga
Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 216 Analisis Daya Dukung Lateral Fondasi Tiang Tunggal Menggunakan Metode Elemen Hingga FADJAR MOHAMAD ELFAAZ,
Lebih terperinciDaya Dukung Pondasi Dalam
Daya Dukung Pondasi Dalam Kapasitas pile statis dapat dihitung dengan persamaan berikut Pu = Ppu + Psi Tu = Psi + W (compression) (tension) Pu = ultimate (max) pile capacity in compression Tu = ultimate
Lebih terperincistruktur pondasi. Berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondasi berfungsi untuk menyalurkan atau mentransfer gaya-gaya yang bekerja pada struktur bangunan yang didukungnya ke lapisan tanah pendukung. Berdasarkan hal tersebut,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR
31 BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR 5.1 DATA STRUKTUR Apartemen Vivo terletak di seturan, Yogyakarta. Gedung ini direncanakan terdiri dari 9 lantai. Lokasi proyek lebih jelas dapat dilihat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii KATA PENGANTAR iv ABSTRAK vi ABSTRACT vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xiii DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xiv BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SECARA ANALITIS PADA PROYEK GBI BETHEL MEDAN
ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG SECARA ANALITIS PADA PROYEK GBI BETHEL MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas- tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Oleh
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN SOFTWARE L-PILE
ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN SOFTWARE L-PILE Yayat Hendrayana Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka yayat_hendrayana @yahoo.go,id Abstarksi Pada lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Bangunan sipil pada umumnya meliputi dua bagian utama, yaitu struktur bagian bawah (sub structure) dan struktur bagian atas (upper structure). Struktur bagian bawah berfungsi
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)
BB IV PERENCNN WL (PRELIMINRY DESIGN). Prarencana Pelat Beton Perencanaan awal ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien ketebalan pelat, α yang diambil pada s bentang -B, mengingat pada daerah sudut
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN
BAB III ANALISIS KAPASITAS FONDASI TIANG BERDASARKAN DATA SPT DAN INTERPRETASI KAPASITAS HASIL TES PEMBEBANAN 3.1 Umum Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai teori-teori dasar dan rumus-rumus yang
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR
ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian
Lebih terperincin ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis
Menghitung As perlu Dari perhitungan didapat nilai ρ = ρ min As = ρ b d perlu As = 0,0033x1700 x1625 perlu Asperlu = 9116, 25mm 2 Menghitung jumlah tulangan yang diperlukan Coba D25 sehingga As perlu 9116,
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005/2006
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005/2006 STUDI PERBANDINGAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR SECARA ANALITIS DENGAN HASIL PENGUJIAN BEBAN SECARA STATIS
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE Ario Rahutomo NRP: 0721078 Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK MINI PILE PABRIK PKO PTPN III SEI MANGKEI
ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK MINI PILE PABRIK PKO PTPN III SEI MANGKEI Debora Nainggolan 1 dan Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil,Universitas Sumatera Utara, Jl,Perpustakaan No.1 Kampus USU
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 INPUT DATA Dalam menganalisa pemodelan struktur mooring dolphin untuk kapal CPO 30,000 DWT dengan studi kasus pelabuhan Teluk Bayur digunakan bantuan program SAP000.
Lebih terperinciUji Beban Lateral Pada Tiang Spunpile. Pada Pembangunan PLTU II Tanjung Gundul
Uji Beban Lateral Pada Tiang Spunpile Pada Pembangunan PLTU II Tanjung Gundul Ahmad Sadri 1), Abubakar Alwi 2), Eka Priadi 2) Abstrak Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENGARUH KEMIRINGAN PONDASI TIANG TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL AKIBAT BEBAN VERTIKAL
PENGARUH KEMIRINGAN PONDASI TIANG TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL AKIBAT BEBAN VERTIKAL Rudy Suryadi 1, Soewignjo Agus Nugroho 2 dan Muhardi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAK. MIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) TUGAS AKHIR
ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN FAK. MIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN (UNIMED) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PONDASI
BAB IV PERHITUNGAN PONDASI 4.1. Denah Bangunan dan Titik Uji Penyelidikan Tanah Lokasi pembangunan gedung Graha Anabatic terletak di BSD, Serpong Tangerang. Bangunan gedung tersebut mempunyai tinggi 12
Lebih terperinciDaya Dukung Tanah LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 7
LAPORAN UGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan restle ipe Deck On Pile di Pelabhan Garongkong, Propinsi Slawesi Selatan Bab 7 Daya Dkng anah Bab 7 Daya Dkng anah Laporan gas Akhir (KL-40Z0) Perancangan
Lebih terperinci