ORGANISME PERUSAK KAYU. 1. Jamur atau Cendawan
|
|
- Susanti Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ORGANISME PERUSAK KAYU 1. Jamur atau Cendawan Kayu sangat mudah terserang oleh jamur manakala kondisinya basah atau udara lingkungannya lembab. Jamur berawal dari spora yang akan berkecambah dan tumbuh benang-benang apabila spora jatuh di tempat yang lembab. Apabila spora ini jatuh pada permukaan kayu yang basah atau udara lingkungannya lembab, setelah berkecambah dan membentuk benang-benang, benang-benmg ini akan menyerang kayu. Dari Ujung benang akan keluar cairan yang bersifat seperti asam keras yang melunakkan kayu. Setelah kayu menjadi lunak, kayu akan diserap oleh benang jamur untuk kehidupannya. Secara umum syarat hidup jamur atau cendawan ada 4 yaitu pertama adanya makanan, dalam hal ini kayu menjadi sumber makanan jamur atau cendawan: kedua ada air, kayu yang mudah diserang jamur kayu yang memiliki kadar air sedikit di atas titik jenuh serat atau kayu basah; ketiga ada udara, berarti rongga sel kayu tidak dipenuhi oleh air; keempat suhu udara yang optimum yaitu antara 5 sampai 38 C. Daerah tropika seperti Indonesia memiliki suhu yang optimum bagi jamur atau cendawan karenanya merupakan surga bagi kehidupan jamur atau cendawan, kecuali di puncak-puncak gunung yang tinggi seperti puncak gunung Jayawijaya yang selalu terselimuti dengan es. Dalam penggunaan praktek, kayu-kayu yang mudah terserang jamur atau cendawan yaitu segala macam tiang yang yang berhubungan langsung dengan tanah lembab (tiang rumah, tiang jembatan, tiang pagar, tiang listrik dan sebagainya), kusen dan pintu kamar mandi, papan dan kayu penyangga talang air. kayu bangunan di dalam pabrik yang banyak menggunakan air seperti pabrik minuman, pabrik es dan pabrik kertas. kayu bangunan di sekitar kolam renang, kayu bangunan di dalam ruang pertemuan dan kayu bangunan di dalam ruang yang kurang memperoleh pergantian udara. Menurut tipe serangannya. jamur dibagi ke dalam dua kelompok yaitu jamur permukaan dan jamur pelapuk. Jamur pelapuk dibedakan jamur pelapuk cepat. jamur pelapuk lambat dan jamur pelapuk kayu kering. Jamur pelapuk cepat dibedakan jamur pelapuk coklat dan jamur pelapuk putih.
2 a. Jamur permukaan Jamur ini hanya menyerang permukaan kayu, benang-benangnya mencari makan dari dalam rongga sel kayu berupa pati dan gala sederhana. Jamur ini tidak merusak dinding sel kayu, karenanya tidak berpengaruh pada kekuatan kayu, jamur ini memberi noda warna pada kayu atau pada permukaan kayu. Noda warna ini disebabkan oleh warna enzym yang terdapat di dalam benang jamur tersebut. Noda warna ini bermacam-macam tergantung jenis jamurnya. Tidak semua jenis kayu terserang oleh jamur permukaan karena pertama kayu tersebut tidak mengandung pati di dalam rongga selnya dan/atau kedua kayu tersebut mengandung ekstraktif yang beracun atau tidak disukai oleh jamur permukaan. Jenis-jenis kayu yang mudah terserang jam ur permukaan ini antara lain sengon, tusam dan ramin. Noda warna biru pada tusam dan ramin dikenal dengan sebutan blue-stain. Tabel 4. Noda Warna dan Jamur Penyebabnya Noda warna Kelabu baja sampai hitam kebiru-biruan Coklat kusam s/d kelabu atau hitam Kayu atau produk yang terserang Kayu gergajian, kayu bulat Kayu gergajian dan vinir kayu daun lebar Jamur Ceratocystis, Diplodia, Graphium, Aerobasidium Pigmen pelarut dari buluk Hijau (spora hijau) atau hitam Macam-macam produk kayu Trichoderma, Pennicillium, Gliocladium (hijau), Aspergillus, Monilia, Alternaria (hitam) Coklat dominan Tiang, kayu gergajian Pigmen yang larut dari Cytospora dan hypha gelap Ungu s/d merah jambu Merah jambu s/d coklat kayu manis Kayu gergajian dan kayu bulat Southern pine dan red gum Kayu bulat dan gergajian kayu daun jarum Fusarium moniliformae, F. solani, F. viride, F. roseum (pigmen dan hypha) Cephaloascusfragrans (pigmen yang larut) Merah tua s/d merah jingga Kuning pucat Kuning tua Kayu bulay dan gergajian Southern pine, gum, oak Kayu bulat dan gergajian oak, hickory, birch, maple Kayu bulat dan gergajian S. pine, dan red gum Pennicillium roseum, P. aureum (pigmen), Geotrichum sp. Pennicillium divaricatum Gymnocus sp.
3 b. Jamur pelapuk cepat 1) Jamur pelapuk coklat (brown rot) Jamur ini melapukkan kayu, menyerang sellulosa dan meninggalkan lignin. Lignin kemudian teroksidasi oleh udara menjadi berwarna coklat, sehingga kayu yang diserang menjadi lapuk, kaya lignin dan berwarna coklat. Contoh jamur penyerangnya Poria monticola, P. valliantii, Coniophora arida, C. pertema, Lenzites sepiaria, L. trabea, Lentinus lepideus 2) Jamur pelapuk putih (white rot). Jamur ini melapukkan kayu dan menjadikan kayu berwarna putih. Jamur menyerang lignin lebih dahulu kemudian sellulosa. Contoh jamur penyerangnya Polyporus versicolor (nama yang dianjurkan Coriolus versicolor), Poria nigres- Cens, Poniophora mollis. c. Jamur pelapuk lambat Jamur ini menyebabkan permukaan kayu menjadi lunak, serangannya lambat, serangan dari luar sedikit demi sedikit pada kayu-kayu yang sangat basah, terbuka terhadap cuaca, pada rongga-rongga longitudinal, pada kayu jarum terutama pada kayu awal. Contoh jamurnya Ceratogystis albida, Chaetomium globosum. d. Jamur pelapuk kayu kering Jamur ini melapukkan u yang sudah kering. Pada awalnya spora jamur jatuh di tempat yang lembab dekat sumber air, benag tumbuh memanjang dan akhirnya menemukan kayu yang sudah kering. Benag jamur tumbuh bercabang-cabang pada permukaan kayu, kemudian mengangkut air dari sumber air terdekat dan ditumpahkan ke permukaan kayu. Setelah permukaan kayu menjadi basah barulah benang-benang mulai melapukkan kayu. Contoh spesiesnya Poria incrassata, Merulius lacrymans. 2. Serangga Serangga yang menyerang atau merusak kayu terdiri dari rayap, kumbang bubuk, semut dan lebah kayu. Dua yang pertama serangannya sangat ganas, sedangkan dua yang terakhir serangannya minor. Semut kayu hanya akan merusak kayu secara sekunder, misalnya kayu yang telah lapuk oleh cendawan mudah diserang semut untuk sarang, atau untuk berkebun cendawan. Lebah kayu serangannya
4 umumnya individual, tempat meletakkan telur beserta makanannya bagi calon lebah barunya. Rayap yang menyerang kayu bangunan dan perkakas rumah tangga dibedakan atas rayap tanah yang hidup di dalam tanah dan rayap kayu kering yang hidup di dalam kayu yang sudah kering. Sebaran alami rayap garis isoterm 10 C a. Rayap tanah Rayap termasuk dalam ordo Isoptera. Rayap tanah terdiri atas familia Rhinotermitidae yang bertingkatan rendah dan familia Termitidae yang mempunyai tingkatan yang tinggi. Contoh spesiesnya Coptotermes formosans, tingkatan rendah, tidak berkebun cendawan; Macrotermes gilvus, tingkatan tinggi, berkebun cendawan; kemudian Heterotermes dan Amitermes. Rayap tanah hidup dalam suatu koloni atau masyarakat di dalam tanah. Suatu koloni rayap tanah memiliki seekor ratu (rayap betina), satu atau beberapa rayap jantan, rayap pekerja dan rayap prajurit. Ratu tugasnya menghasilkan telur-telur untuk kemudian menjadi rayap baru. Rayap jantan bertugas mengawini ratu. Rayap pekerja yang tidak memiliki jenis kelamin, tugasnya mencari makanan, membuat dan memelihara sarang, memberi makan ratu, rayap jantan dan rayap prajurit, memelihara telur dan rayap-rayap muda. Rayap prajurit juga tidak memiliki jenis kelamin, memiliki dua rahang besar dan runcing, bertugas menjaga sarang atau koloni dari gangguan atau serangan musuh-musuh rayap. Rayap tanah mempunyai sifat tidak suka cahaya dan tidak tahan kekeringan. Serangannya terhadap kayu dimulai dari kayu-kayu yang berhubungan langsung dengan tanah. Kayu yang muncul di atas tanah, bagian dalamnya akan habis diserang rayap ini dengan membuat rongga-rongga memanjang. Apabila lingkungan di dalam kayu terasa kering, rayap ini akan membawa serta tanah lembab ke dalam kayu untuk mempertahankan kelembaban yang tinggi. Rayap akan menggerek sebanyak mungkin kayu, tetapi rayap ini juga menjaga agar bangunan tidak runtuh kecuali ada gaya atau beban baru yang mengenai bangunan. Sekali atau dua kali dalam satu tahun rayap tanah akan membentuk rayap bersayap yang disebut laron. Laron ini akan keluar dari dalam tanah meninggalkan sarang dan beterbangan di udara. Laron kemudian akan menanggalkan sayapnya dan pasangan laron jantan dan betina yang selamat kemudian akan masuk kembali ke dalam tanah untuk seterusnya mengembangkan koloni baru.
5 b. Rayap kayu leering Rayap kayu kering termasuk dalam familia Kalotermitidae. Contoh spesiesnya Kalotermes minor, Cryptotermes cynocephalus Light, Neotermes tectonae. Rayap ini hidup berkoloni di dalam kayu yang kering, tidak suka cahaya, tahan akan kekeringan dan tidak pernah berhubungan dengan tanah. Rayap yang menggerek kayu masih berupa nympha atau belum dewasa. (Pada rayap tanah, rayap pekerja yang menggerek kayu berupa rayap dewasa.) Ciri serangan rayap kayu kering yaitu meninggalkan sekresi berupa serbuk padat kecil seperti pasir berwarna kuning pucat sampai coklat muds (bahasa Jawa: thether) yang dikeluarkan lewat sebuah lubang kecil yaitu lubang awal serangan rayap ini ke dalam kayu. Setelah dewasa, nympha akan berkembang menjadi tiga macam rayap yaitu rayap jantan, rayap betina atau rayap prajurit dan semuanya bersayap. Rayap bersayap ini kemudian terbang dan akan hinggap dan menyerang kayu yang Baru. c. Kumbang bubuk Kumbang bubuk termasuk dalam ordo Coleoptera yang terdiri ats beberapa familia yaitu Anobiidae, Bostrichidae. Lyctidae, Buprestidae dan Cerambycidae. Kumbang ini menyerang kayu bangunan ataupun kayu perkakas rumah tangga seperti meja, kursi dan almari. Ciri serangannya yaitu terdapatnya lubang-lubang jarum dan bubuk-bubuk kayu (berupa tepung berwarna kunig pucat) di sekitar mulut lubang. Kumbang ini membuat lubang di dalam kayu untuk mencari makanan dari dalam rongga sel kayu yang berupa pati dan gula sederhana. Kumbang ini tidak memakan dinding sel kayu. Tidak semua kayu diserang oleh kumbang bubuk. Kayu-kayu yang diserang yalah kayu yang banyak mengandung pati di dalam rongga selnya seperti tusam, mahoni, durian, bambu dan rotan. Selain menggerek kayu, kumbang juga menempatkan telur-telurnya di dalam kayu yang diserang. Larva yang menetas dari telur kemudian akan memperoleh makanannya dari dalam ronbgga sel kayu dan tumbuh menjadi dewasa. 3. Binatang Pengebor Kayu di taut Binatang pengebor kayu di laut (marine borer) terdiri atas dua kelompok, pertama, kelompok Mollusca (phylum) dan kedua, kelompok Crustacea (kelas, dalam phylum Arthropoda).
6 a. Mollusca Mollusca terdiri atas Teredo (navalis, diegensis), Bankia (setacea, bipalmitata) dan Folad yang terdiri dari Martesia dan Xylophaga. Binatang ini berbentuk seperti cacing, yang paling besar Bankia yang dalam satu tahun tumbuh memanjang sampai 30 atau 35 cm, seperti cacing pita. Binatang ini membuat lubang pada kayu di laut, lebih menyukai daerah pasang surut, kemudian menggerek dan memakan kayu. Ujung ekornya tetap berada di mulut lubang, sementara kepalanya terus menggerek kayu, bagian badannya tumbuh memanjang dan sedikit membesar, masuk ke dalam kayu, sehingga binatang ini terperangkap di dalam kayu, tidak dapat keluar dari kayu (tetapi terperangkap di dalam makanan). Serangannya ganas. Binatang ini memiliki dua jenis kelamin dalam tubuhnya atau bersifat hermaphrodit. b. Crustacea Pengebor kayu dari kelompok Crustacea terdiri atas Limnoria, Chelura dan Sphaeroma. Binatang ini mirip udang dengan panjang 1/8 inci (Limnoria) dan 3/8 inci (Sphaeroma). Limnoria membuat satu seri terowongan tepat di bawah permukaan kayu. Dalam satu lubang terdapat sepasang Limnoria jantan dan betina. Limnoria betina bertelur 6-17, menghasilkan Limnoria muds yang kecil, yang nantinya siap bertelur lagi. Serangan Limnoria meluas dari satu titik pusat. Kayu yang diduduki Limnoria secara penuh mencapai binatang per inci persegi.dari segala umur. Serangannya tidak dalam tetapi meluas. Sphaeroma lebih suka kayu yang lunak dan tidak menyebabkan kerusakan yang berarti. Limnoria lebih tanah terhadap kreosot. Contoh spesiesnya Limnoria tripunctata hidup dalam air dengan suhu sedang, L. lignorum hidup dalam air dingin dan L. quadripunctata.
TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. terhadap serangan jamur dan serangga dalam lingkungan yang serasi bagi
TINJAUAN PUSTAKA Keawetan Alami Kayu Keawetan alami kayu adalah suatu ketahanan kayu secara alamiah terhadap serangan jamur dan serangga dalam lingkungan yang serasi bagi organisme yang bersangkutan (Duljapar,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keawetan Kayu Keawetan alami kayu adalah suatu ketahanan kayu secara alamiah terhadap serangan organisme perusak yang datang dari luar, seperti misalnya jamur, serangga, marine
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Rayap Rayap adalah serangga sosial yang termasuk ke dalam ordo Blatodea, kelas heksapoda yang dicirikan dengan metamorfosis sederhana, bagian-bagian mulut mandibula.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Empat Jenis Kayu Rakyat berdasarkan Persentase Kehilangan Bobot Kayu Nilai rata-rata kehilangan bobot (weight loss) pada contoh uji kayu sengon, karet, tusam,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kayu yang berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbedabeda.
TINJAUAN PUSTAKA Kayu yang berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifat yang berbedabeda. Bahkan yang berasal dari satu pohon pun dapat memiliki sifat-sifat berbeda jika dibandingkan bagian ujung dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus
Lebih terperinciPENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA
PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA 4 Pengantar Jenis-jenis rayap (Ordo Isoptera) merupakan satu golongan serangga yang paling banyak menyebabkan kerusakan pada kayu yang digunakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah
TINJAUAN PUSTAKA Bangunan Sekolah Dasar Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah milik pemerintah dan 404 buah milik pihak swasta. Rincian sebaran SD di Kota Medan disajikan pada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili Rubiceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. a) Semua kemasan kayu yang terbuat dari kayu mentah, baik berupa peti, tong
TINJAUAN PUSTAKA Kemasan Kayu dan ISPM #15 Seluruh komponen kemasan kayu adalah bahan organik, kecuali bahan pengikatnya, sehingga mudah sekali berinteraksi dengan kondisi lingkungannya, baik kondisi fisik
Lebih terperinciUji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu
SNI 01-7207-2006 Standar Nasional Indonesia Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu ICS 79.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1
Lebih terperinciPENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya
PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mahoni Mahoni merupakan famili Meliaceae yang meliputi dua jenis yaitu Swietenia macrophylla King (mahoni daun besar) dan Swietenia mahagoni Jacq (mahoni daun kecil). Daerah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kumbang Tanduk (O. rhinoceros). berikut: Sistematika kumbang tanduk menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang
TINJAUAN PUSTAKA Bangunan Sekolah Dasar Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kelengkapan fasilitas di dalamnya. Saat ini terdapat hampir lebih
Lebih terperinciHAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA
HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebaran rayap tanah di berbagai vegetasi Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki luas wilayah 359 ha, dari penelitian ini diperoleh dua puluh enam contoh rayap dari lima
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciUJI DAYA RACUN BAHAN PENGAWET. 1. Uji Kultur Agar
UJI DAYA RACUN BAHAN PENGAWET 1. Uji Kultur Agar Uji daya racun bahan pengawet dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Uji kultur agar adalah uji bahan pengawet di laboratorium untuk serangan cendawan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, berasal dari bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu merupakan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Oktober 2008
KARYA TULIS DEGRADASI KAYU Oleh : ARIF NURYAWAN, S.Hut, M.Si NIP. 132 303 839 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Oktober 2008 Arif Nuryawan : Degradasi Kayu, 2008
Lebih terperinciGambar 1. Koloni Trigona sp
BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tikus
5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun permukiman. Lebih dari 150 spesies tikus
Lebih terperinciTINGKAT DEGRADASI BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris schard var. vitata) DAN BAMBU HIJAU (Bambusa vulgaris schard var.vulgaris) OLEH JAMUR
ISSN 1978-9513 VIS VITALIS, Vol. 02 No. 1, Maret 2009 TINGKAT DEGRADASI BAMBU KUNING (Bambusa vulgaris schard var. vitata) DAN BAMBU HIJAU (Bambusa vulgaris schard var.vulgaris) OLEH JAMUR Noverita Fakultas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan
TINJAUAN PUSTAKA Bangunan Sekolah Menengah Pertama Kota Medan memiliki 350 sekolah menengah pertama dengan perincian 45 buah milik pemerintah dan 305 buah milik pihak swasta. Rincian sebaran SMP di setiap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten
1 I. PENDAHULUAN Indonesia mengalami kerugian ekonomi akibat serangan rayap pada kayu bangunan rumah penduduk mencapai 12,5% dari total biaya pembangunan perumahan tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Ekologi. Faktor Biotik
Prinsip-Prinsip Ekologi Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciPROSES PENGAWETAN KAYU. 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan
PROSES PENGAWETAN KAYU 1. Persiapan Kayu untuk Diawetkan Tujuan dari persiapan kayu sebelum proses pengawetan adalah agar 1 ebih banyak atau lebih mudah bahan pengawet atau larutannya meresap ke dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sistematika hama rayap (Coptotermes curvinagthus Holmgren) menurut
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Coptotermes curvignathus Holmgren Sistematika hama rayap (Coptotermes curvinagthus Holmgren) menurut Nandika, dkk (2003) adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Kelas Ordo Famili
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti daging, telur dan susu, semakin meningkat seiring meningkatnya pengetahuan dan pendapatan.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4
TINJAUAN PUSTAKA Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi Siklus hidup S. litura berkisar antara 30 60 hari (lama stadium telur 2 4 hari, larva yang terdiri dari 6 instar : 20 26 hari, pupa 8
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura
S. litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi TINJAUAN PUSTAKA Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadangkadang tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api (Setothosea asigna van Eecke) berikut: Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai Kingdom Pilum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut sistem klasifikasinya, sawit termasuk dalam kingdom plantae,
TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit (BKS) Menurut sistem klasifikasinya, sawit termasuk dalam kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, famili arecaceae, sub
Lebih terperinciBUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)
BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) 1. PENDAHULUAN Kata Belut merupakan kata yang sudah akrab bagi masyarakat. Jenis ikan ini dengan mudah dapat ditemukan dikawasan pesawahan. Ikan ini ada kesamaan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat
16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae) Kumbang L. serricorne meletakkan telurnya secara tertutup pada bahan (tembakau) simpan. Telur diletakkan satu persatu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan
15 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bactrocera sp. (Diptera : Tephtritidae) Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur ke dalam kulit buah
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN DURIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga
TINJAUAN PUSTAKA Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga hama utama pada tanaman kopi yang menyebabkan kerugian
Lebih terperinciHASIL. Tabel 2 Jumlah imago lebah pekerja A. cerana yang keluar dari sel pupa. No. Hari ke- Koloni I Koloni II. (= kohort) Warna Σ mati Warna Σ Mati
HASIL Jumlah Imago Lebah Pekerja A. cerana Berdasarkan hasil pembuatan peta lokasi sel pupa, dapat dihitung jumlah imago lebah pekerja yang keluar dari sel pupa. Jumlah imago lebah pekerja A. cerana (yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kayu jati sebagai bahan bangunan seperti kuda-kuda dan kusen, perabot rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang diminati dan paling banyak dipakai oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Selain memiliki sifat yang awet dan kuat,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH
ANALISIS KERUSAKAN BANGUNAN SEKOLAH DASAR NEGERI OLEH FAKTOR BIOLOGIS DI KOTA BOGOR RULI HERDIANSYAH DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 RINGKASAN Ruli Herdiansyah.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam
Lebih terperinciPengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.
LAMPIRAN Lampiran 1. Ciri makroskopis dan mikroskopis fungi yang ditemukan pada serasah A. marina yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas 1. Aspergillus sp.1 Ciri makroskopis
Lebih terperinciHANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga
HANDOUT 8 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 12 dan 13 Pokok Bahasan : Penyimpanan Bahan Jumlah SKS : 3 sks 1.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bunga anggrek adalah salah satu jenis tanaman hias yang mampu memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun, terus menghasilkan ragam varietas anggrek
Lebih terperinciBAB VIII PEMBAHASAN UMUM
BAB VIII PEMBAHASAN UMUM Biodeteriorasi kayu mengakibatkan penurunan mutu dan tidak efisiennya penggunaan kayu. Selain itu umur pakai kayu menjadi lebih pendek dan berakibat konsumsi kayu menjadi meningkat,
Lebih terperinciIKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)
IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) MENGENAL IKAN LOUHAN -Nama lain : flower horn, flower louhan dan sungokong. -Tidak mengenal musim kawin. -Memiliki sifat gembira, cerdas dan cepat akrab dengan pemiliknya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
TINJAUAN PUSTAKA 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Papan Partikel. Sorghum (Shorgum bicolour) merupakan salah satu sumber daya alam
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Sorghum (Shorgum bicolour) merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk keperluan pangan, pakan, energy, dan industri. Kelebihan dari tanaman sorghum adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Attacus atlas Attacus atlas merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (Chapman, 1969). Klasifikasi A. atlas menurut Peigler (1989) adalah sebagai berikut: Kelas
Lebih terperinciPENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Papan partikel Papan partikel adalah papan yang dibuat dari partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan perekat organik ataupun sintesis kemudian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Kumbang penggerek pucuk yang menimbulkan masalah pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,
TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus (Lepidoptera: Pyralidae) Biologi Telur penggerek batang tebu berbentuk oval, pipih dan diletakkan berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600 SM. Tanaman ini dapat tumbuh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau
Lebih terperinciJenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun
TINJAUAN PUSTAKA 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) 1.1 Biologi Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun seperti atap genting (Gambar 1). Jumlah telur
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi (Coffea spp.) Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% diekspor sedangkan
Lebih terperinciRayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya
Rayap Sebagai Serangga Perusak Kayu Dan Metode Penanggulangannya Apri Heri Iswanto Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Rayap merupakan serangga kecil berwarna putih
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst.
digilib.uns.ac.id 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst. Klasifikasi dari kumbang tepung (T. castaneum) sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Efektifitas Fumigasi Amonia Fumigasi amonia bertujuan mereaksikan amonia dengan tanin dalam kayu agar terjadi perubahan warna secara permanen. Fumigasi amonia akan menhasilkan perubahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN LITERATUR Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumicophyta
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan
Lebih terperinciSegera!!!...Potong Tunggul Kelapa Yang Mati
Segera!!!...Potong Tunggul Kelapa Yang Mati Ika Ratmawati, SP. POPT Ahli Muda Pendahuluan Alunan lagu nyiur hijau menggambarkan betapa indahnya tanaman kelapa yang berbuah lebat dan melambaikan nyiurnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Attacus atlas (L.) Klasifikasi Attacus atlas (L.) menurut Peigler (1980) adalah Filum Klasis Ordo Subordo Superfamili Famili Subfamily Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciBATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH
BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi
Lebih terperinciMORFOLOGI DAN POTENSI. Bagian-Bagian Kayu - Kulit kayu - Kambium - Kayu gubal - Kayu teras - Hati - Lingkaran tahun - Jari-jari
Kayu Definisi Suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk
Lebih terperinciJurnal Ilmu dan Teknilogi Hasil Hutan 3(1): (2010)
26 BIODETERIORASI KOMPONEN KAYU RUMAH DI BEBERAPA DAERAH YANG BERBEDA SUHU DAN KELEMBABANNYA Biodeterioration of Wooden House Components in Some Places with Different Temperature and Humidity Trisna PRIADI
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Taksonomi dan Deskripsi Burung Walet Terdapat beberapa jenis Burung Walet yang ditemukan di Indonesia diantaranya Burung Walet Sarang Putih, Burung Walet Sarang Hitam, Burung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapang dan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, pada bulan Mei
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam
Lebih terperinciMetamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa
Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.
Pertambahan bobot (gram) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae. Pengambilan data pertambahan biomassa cacing tanah dilakukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)
TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciBAB V FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN JAMUR PELAPUK PADA BANGUNAN RUMAH SERTA KERUGIAN YANG DITIMBULKANNYA
BAB V FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN JAMUR PELAPUK PADA BANGUNAN RUMAH SERTA KERUGIAN YANG DITIMBULKANNYA Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan jamur pelapuk rata-rata terjadi pada 87% rumah di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ceratocystis fimbriata. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom : Myceteae, Divisi : Amastigomycota,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hama Symphilid Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil, berwarna putih dan pergerakannya cepat. Dalam siklus hidupnya, symphylid bertelur dan telurnya
Lebih terperinci