TINJAUAN PUSTAKA. a) Semua kemasan kayu yang terbuat dari kayu mentah, baik berupa peti, tong
|
|
- Teguh Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Kemasan Kayu dan ISPM #15 Seluruh komponen kemasan kayu adalah bahan organik, kecuali bahan pengikatnya, sehingga mudah sekali berinteraksi dengan kondisi lingkungannya, baik kondisi fisik maupun biotik. Stabilitas dimensi kemasan kayu dapat menjadi rendah karena sifat higroskopis yang dimilikinya, sehingga mudah berikatan dengan uap air di sekitarnya, atau melepaskan uap air pada saat kondisi di sekitarnya kering. Disamping itu, aspek yang sangat penting adalah bahwa kayu sebagai material organik merupakan sumber nutrisi bagi banyak jenis organisme, terutama serangga dan cendawan (Rismayadi 2008). Umumnya kemasan kayu terbuat dari kayu mentah yang rendah mutunya sehingga sangat berpotensi menjadi media penyebaran organisme pengganggu tumbuhan khususnya serangga penggerek kayu. Oleh karena itu, banyak negara yang menerapkan syarat-syarat dan tindakan karantina yang cukup ketat terhadap kemasan kayu tersebut. Untuk mengatur hal tersebut dan untuk menghindari terjadinya hambatan terhadap kelancaran perdagangan, FAO memandang perlu untuk menetapkan suatu standar sebagai pedoman bagi semua negara dalam mengatur syarat-syarat dan tindakan karantina bagi kemasan kayu yang digunakan untuk mengangkut komoditas dalam perdagangan intemasional. Standar tersebut adalah Guidelines for Regulating Wood Packaging Material in International Trade (ISPM #15) yang telah disahkan oleh Interim Commission on Phytosanitary Measures (ICPM) pada Maret 2002 (FAO 2006). Tujuan ISPM #15 ini adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan perlakuan dan sertifikasi terhadap kemasan kayu yang digunakan dalam pengangkutan komoditas ekspor. Dalam dokumen ini dijelaskan tentang cara-cara perlakuan dan sertifikasi serta syarat-syarat dan tata cara penilaian terhadap perusahaan yang akan ditunjuk untuk melaksanakan perlakuan dan sertifikasi terhadap kemasan kayu yang digunakan dalam pengangkutan komoditas ekspor. Jenis-jenis kayu yang perlu disertifikasi adalah : a) Semua kemasan kayu yang terbuat dari kayu mentah, baik berupa peti, tong
2 5 kayu, penopang, pengganjal dan sejenisnya yang digunakan dalam pengangkutan komoditas ekspor b) Pengecualian dari ketentuan huruf (a) adalah kemasan kayu yang terbuat dari kayu yang diolah dengan menggunakan perekat, panas, dan/atau tekanan seperti kayu lapis (plywood, veneer, dan particle board/lembaran kayu yang ketebalannya kurang dari 6 mm). Sertifikasi Sertifikasi dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi kemasan kayu atas penunjukan Kepala Badan Karantina Pertanian dengan membubuhkan logo (marking) pada bagian samping pallet yang telah jadi dengan jelas berdasarkan aturan yang telah ada. Perusahaan yang dapat diregistrasi untuk melaksanakan perlakuan dan sertifikasi sebagaimana yang dimaksud dalam ISPM #15 ini adalah perusahaan yang memproduksi kemasan kayu dan memberikan jasa pengemasan terhadap pihak ketiga, berdomisili di Indonesia dan merupakan Badan Hukum Indonesia. Syarat-syarat registrasi meliputi administrasi dan teknis. Badan Karantina Pertanian bertindak selaku regulator dari ketentuan kemasan kayu terhadap semua aktivitas perusahaan kemasan kayu/wood packing house (Pusat Karantina Tumbuhan 2006). Sifat-sifat Kayu Susunan unsur kimia kayu terdiri dari 50% Carbon, 6% Hidrogen, 44% Oksigen, dan sedikit unsur lainnya. Komposisi kimia kayu terutama tersusun oleh tiga bahan polimer, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Substansi-substansi lain yang dijumpai didalam kayu adalah nitrogen, pektin, gula dengan berat molekul rendah, zat-zat ekstraktif dan mineral. Selulosa merupakan bagian terbesar yang terdapat dalam kayu (39 55%), lignin (18 32%), hemiselulosa (21 24%), zat ekstraktif (2 6%), dan mineral (0,2 2%). Ciri-ciri struktural yang dapat diamati secara makroskopis adalah lingkaran-lingkaran tahun, jari-jari, serat kayu, mata kayu serta struktur kayu teras dan gubal. Kayu gubal yang berada di bagian luar mengandung sel-sel yang hidup. Kayu teras secara fisiologis tidak
3 6 berfungsi lagi, hanya berfungsi untuk menunjang pohon secara mekanis. Pada kayu teras terdapat endapan-endapan bahan organik berupa beberapa jenis zat ekstraktif, seperti senyawa fenol dan resin yang berpengaruh terhadap keawetan kayu (Rismayadi 2008). Perbedaan komposisi kimia dan struktur kayu akan memberikan pengaruh terhadap sifat keawetan dan kekuatan (sifat fisis mekanis) kayu. Kayu-kayu kelas rendah yang biasa dipakai sebagai bahan bangunan seperti kayu sengon, afrika, rasalama, puspa, nangka, suren mengandung banyak kandungan selulosa dan hemiselulosa, serta sedikit sekali mengandung zat-zat ekstraktif yang berguna sebagai mekanisme kimia pertahanan kayu terhadap organisme perusaknya. Akibatnya, kayu-kayu kemasan yang banyak menggunakan jenis kayu tersebut diatas merupakan sumber makanan yang potensial bagi banyak organisme (Rismayadi 2008). OPK yang Mungkin Terbawa pada Kemasan Kayu Fakta yang berkembang di lapangan adalah bahwa berbagai serangga dan cendawan telah disebarkan melalui distribusi kemasan kayu antar negara melalui proses perdagangan internasional. Beberapa OPK yang tersebar melalui distribusi kemasan kayu adalah Cryptotermes cynocephalus dan Coptotermes formosanus. C. cynocephalus (rayap kayu kering) sangat umum terdapat di Indonesia dan telah menyebar di hampir semua negara beriklim tropis karena pada masa lalu peredaran peti kemas kayu tidak diawasi (Rismayadi 2008). Serangga-serangga lain yang dapat menjadi OPK pada kayu bahan kemasan diantaranya adalah kumbang kulit kayu dan penggerek kulit kayu. Kumbang kulit kayu Kumbang kulit kayu, Hylurdrectonus araucariae (Coleoptera : Scolytidae) merupakan serangga hama yang umum ditemukan pada pohon berkayu dan beberapa spesiesnya menyerang pohon yang berdaun lebar. Genus Hylurdrectonus memiliki beberapa ratus spesies dengan berbagai gejala kerusakan yang ditimbulkannya (Speigth and Wylie 1986).
4 7 Kumbang dewasa dapat ditemukan dengan mudah bersama telur, larva dan pupa dalam ranting pohon yang diserang. Baik larva dan serangga dewasa bertanggung jawab terhadap kerusakan yang terjadi. Serangga ini dapat ditemukan di daerah Papua. Serangga dewasa betina meletakkan telur dalam bentuk kelompok dan ditempatkan di bawah kulit kayu secara sejajar. Telur menetas menjadi larva dengan bantuan getah kayu yang kadang kala dikelilingi oleh spora cendawan bernoda biru. Larva berukuran panjang 6 sampai 7 mm berwarna putih susu, silindris dengan bagian atas kepala berwarna coklat pucat atau kuning tua. Larva akan membentuk kepompong dan keluar menjadi menjadi serangga dewasa di dalam kulit kayu dengan ukuran panjang 6 mm (Gray 1976). Penggerek kulit kayu Kumbang penggerek kulit kayu (Ernobius molli) tergolong ke dalam ordo Coleoptera, famili Anobiidae. Kumbang ini dapat merambat melalui kerusakan yang terjadi pada tiang pagar dan kayu. Namun kumbang ini dapat pula ditemukan pada kayu yang keras, dan menyebabkan terbentuknya lubang kecil (Hickin 1968). Imago betina dapat meletakkan telur 20 sampai 30 butir yang ditempatkan di dalam celah-celah kulit kayu. Telur menetas 2-3 minggu setelah diletakkan. Kepompong umumnya terbentuk dalam waktu satu atau dua minggu. Kepompong akan keluar menjadi serangga dewasa selama periode waktu diantara bulan Mei dan Agustus. Serangga dewasa berukuran 3 sampai 6 mm, berwarna merah atau coklat muda, ditandai dengan terbentuknya rambut-rambut berwarna sutera kuning (Creefield 1991). Rayap kayu kering Rayap kayu kering (Cryptotermes spp.) pada umumnya ditemukan pada kayu kering, misal kayu yang berstruktur. Biasanya rayap ini memperluas sarangnya dengan memakan kayu ke segala arah, dan adakalanya meninggalkan rongga, namun bagian luar kayu yang terinfestasi terlihat normal. Gejala serangan akibat rayap kayu kering biasanya ditandai dengan adanya serbuk pada bagian yang terinfestasi (Speigth and Wylie 1986).
5 8 Serangga dewasa yang bersayap (laron) berukuran 7 sampai 11 mm, tumbuh dan berkembang dari sarang dan kerumunan. Setelah penerbangan singkat, mereka akan hinggap dan melepaskan sayapnya. Serangga dewasa betina akan menarik perhatian serangga dewasa jantan untuk datang, setelah serangga dewasa betina dan jantan bertemu selanjutnya mencari tempat yang cocok, misalnya pada retakan tiang kayu. Mereka kemudian mulai membuat lubang pada kayu dan menunggu hingga sarang tertutup untuk kawin pada setiap koloninya. Perkembangan koloni berjalan lambat. Dalam setahun, raja dan ratu hanya dapat memproduksi 3 atau 4 larva. Larva berukuran 1 mm berwarna putih transparan, larva berkembang menjadi pekerja, prajurit atau laron. Laron berwarna pucat dengan ukuran rongga dada sekitar 5 mm dengan kepala lebih gelap (Thomasson et al. 2006). Rayap tanah Rayap tanah merupakan rayap yang paling banyak menyerang kayu konstruksi pada suatu bangunan gedung. Kelompok rayap ini bersarang di dalam tanah, tetapi mampu menjangkau objek-objek serangannya yang berada jauh di atas permukaan tanah. Dari pusat sarang di dalam tanah ke objek-objek tersebut rayap terhubung melalui saluran-saluran tanah yang disebut sebagai liang kembara, sebagai jalan bagi rayap sekaligus sebagai tempat perlindungan. Oleh karena itu, setiap serangan oleh rayap ini ditandai oleh adanya tanah liang kembara rayap (Rismayadi 2008). Spesies rayap tanah yang terdapat di Indonesia adalah Nasutitermes sp. dan Macrotermes sp. (Borror et al. 1983). Kumbang tepung Kumbang tepung (Lyctus brunneus) merupakan hama hutan dan umumnya menjadi penyebab utama kerusakan perabotan, peralatan olahraga, lantai blok kayu dan pengerjaan kayu halus. Stadium larva merupakan fase yang paling merusak (Eaton dan Hale 1993). Serangga dewasa betina bertelur jika kandungan kanji kayu cukup tinggi dan meletakkan telur ke dalam pori-pori kayu keras dan lebar. Telur yang diletakkan oleh betina dewasa berkisar antara 30 dan 50 telur, berwarna keputih-putihan, panjang dan silindris. Telur menetas menjadi larva dalam waktu satu sampai dua
6 9 minggu. Larva berwarna putih susu dan berukuran 6 mm saat berkembang sempurna dan berubah menjadi kepompong antara dua sampai empat minggu di dekat permukaan kulit kayu. Serangga akan keluar menjadi serangga dewasa dengan cara menggigit kulit kepompong. Serangga dewasa berukur panjang 5 mm, berwarna coklat kemerahan, tipis dan agak rata. Umumnya serangga keluar dari kepompong sekitar bulan Juni dan Agustus. Siklus hidup serangga ini berlangsung antara satu sampai tiga tahun dengan menginfestasi berbagai macam kayu dengan bergantung pada kondisi lingkungan (Robinson 1989). Kumbang penggerek kayu Kumbang penggerek kayu (Euophryum sp.) merupakan serangga yang menginfestasi dan merusak kayu yang lembab dan kayu yang telah membusuk Serangga ini lebih umum ditemukan merusak kayu yang membusuk akibat adanya infeksi primer oleh cendawan pada bagian sel epidermis kayu dan menyebar secara lokal pada bagian kayu yang masih sehat (Eaton dan Hale 1993). Serangga dewasa betina mengeluarkan telur secara satu per satu, khususnya dalam lubang yang dipindahkan. Telurnya mengkilap, putih, lentur serta rata di salah satu ujungnya. Telur menetas menjadi larva setelah 16 hari. Larva berada dalam terowongan yang dibuat pada bagian dalam kayu selama enam bulan sampai satu tahun. Larva berwarna putih susu berbentuk C, berkerut dan tidak bertungkai. Larva berkembang menjadi kepompong dan menempati permukaan dalam kayu selama dua hingga tiga minggu. Serangga dewasa akan keluar dari kepompong dengan cara menggerek kulit kepompong, dan umumnya terjadi pada saat musim kering atau panas. Serangga dewasa berukuran panjang 2,5 sampai 5 mm, berwarna coklat kemerahan sampai hitam. Serangga ini memiliki moncong yang panjang, tubuh silindris dan tungkai pendek. Serangga dewasa dapat bertahan hidup hingga lebih dari setahun (Hickin 1968).
7 10 Cendawan Tambang Cendawan tambang (Fibroporia vaillantii) menginfeksi dan merusak kayu dan menyebabkan terjadinya pembusukan kayu dan mengakibatkan kulit kayu menjadi kering. Lebih lanjut dijelaskan bahwa akibat infeksi dari cendawan ini akan mengakibatkan permukaan kayu yang membusuk terpecah menjadi beberapa bagian persegi. Cendawan membentuk percabangan hifa atau miselium yang berwarna putih, menyerupai pakis. Benang-benang hifa sangat lentur pada saat kering. Cendawan ini memiliki sporongospora berbentuk pelat berwarna putih, tidak beraturan dengan kedalaman yang bervariasi antara 2 sampai 12 mm. Sporongospora memiliki spora yang berwarna putih dan sulit terlihat dalam jumlah yang besar, memperlihatkan miselium cendawan dan sporongospora pada ujung tangkai miselium Busuk kering Penyakit busuk kering disebabkan oleh cendawan Serpula lacrymans Cendawan ini memiliki hifa yang berwarna kuning keputih-putihan, coklat kekuning-kuningan. Sporongospora cendawan tersebut berwarna kuning susu seperti pelat tipis hingga kemudian coklat zaitun. Spora cendawan ini berkelompok dan berwarna coklat zaitun. Cendawan ini menginfeksi kayu-kayu yang lembab pada bagian akar dan bersentuhan langsung dengan tanah dan hidup di dalam tanah dan batu-batuan yang ada di sekitar pertanaman. Gejala serangan akibat infeksi cendawan ini memeprlihatkan adanya keretakan kayu, terjadinya penggelembungan permukaan dan menimbulkan adanya bau cendawan.
8 11 Regulasi ISPM #15 Kemasan yang menggunakan bahan baku kayu mentah yang dapat menjadi media penyebaran OPK dapat berupa pallet, kayu penopang (dunnage), krat kayu (crates), kayu pengganjal (packing block), tong kayu (drums), papan bantu untuk bongkar muat barang (load boards), rangka pallet (pallet collars) dan penyangga (skids). Kemasan kayu yang tidak terkena aturan ISPM #15 adalah kayu yang proses pembuatannya menggunakan lem, panas, dan tekanan atau kombinasinya, seperti kayu lapis (plywood), partikel kayu (wood particle), oriented strand board, veneer, veneer peleer cores, serbuk kayu gergajian (sawdust), serat kayu (wood wool), kayu serutan (shaving), potongan kayu mentah berbentuk potongan yang ketebalannya kurang dari 6 mm. Berdasarkan ketentuan ISPM #15, kayu kemasan harus memenuhi syarat : bebas dari kulit kayu, bebas dari infestasi OPK (hama kayu), bersih dari tanah dan atau kotoran, tidak keropos atau lapuk, bebas dari lubang gerekan serangga, kadar air (kelembaban) dari kayu kurang dari 15%, bebas dari cendawan, tidak banyak mata kayu, tidak retak maupun patah-patah (FAO 1995). Landasan hukum penyelenggaraan tindakan perlakuan dan sertifikasi terhadap kemasan kayu dalam perdagangan internasional sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. 2. Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1994 tentang Ratifikasi Piagam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan. 4. Keputusan Republik Indonesia No. 22 Tahun 1977 juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 45 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional (International Plant Protection Convention). 5. Keputusan Menteri Pertanian No. 01/Kpts/OT.210/1/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian sebagaiman telah diubah dengan Keputusan Menteri Pertanian No /Kpts/OT.210/7/2001.
9 12 6. Keputusan Menteri Pertanian No. 99/Kpts/OT.210/2/2001 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian sebagaimana telah diubah dengan keputusan Menteri Pertanian No /Kpts/OT.210/ 7/ Pasal IV Ayat 1 Huruf (a) Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional (International Plant Protection Convention). 8. ISPM #15 International Standard for Pytosanitari Measures tentang Guidelines for Regulating Word Packaging Material in International Trade. Perlakuan panas (Heat treatment/ht) Perlakuan terhadap kemasan kayu yang sesuai ketentuan ISPM #15 di antaranya adalah perlakuan panas (Heat Treatment/HT). Perlakuan panas merupakan perlakuan dengan menggunakan pemanasan secara buatan (artifisial) dalam sebuah tungku pemanas yang memenuhi persyaratan. Fasilitas yang dianggap ideal untuk perlakuan panas adalah Kiln Drying (KD), yang dilengkapi dengan peralatan ukur dan pengkondisi atmosfer ruangan. Prosedur pelaksanaan perlakuan panas yang sesuai dengan ketentuan ISPM#15 adalah sebagai berikut : 1. Kayu ditumpuk sesuai ketentuan di dalam Kiln Drying (KD). 2. Thermocouple dipasang pada kayu yang paling tebal dan keras dengan posisi di bawah, tengah dan atas secara diagonal. 3. Suhu inti kayu ditunggu sampai dengan 56 o C. 4. Dibuat laporan perlakuan panas. 5. Bahan baku disortir. 6. Tahap persiapan pengeringan dengan cara menyusun kayu di dalam ruang pengering berdasarkan jenis dan ukuran kayu dengan susunan bersilang bata, pintu ruangan pengering (KD) ditutup dan dipastikan semua instrumen dalam kondisi normal, semua katup (valve) yang menuju KD dan boiler dibuka, kemudian controller dan panel KD dinyalakan. 7. Tahap pemanasan awal (heating up) dengan cara mengatur dry bulb dan wet bulb sesuai dengan jadwal pengeringan. Lama heating up adalah 2 jam x ketebalan kayu (cm), jadwal yang digunakan adalah dengan menambahkan 1-
10 13 2 o C pada wet bulb, kadar air (Moisture Content/MC) awal dan suhu inti kayu dicatat di dalam form dan diperiksa setiap 6 jam. 8. Tahap pengeringan utama (Main Drying), didasarkan pada MC kayu rata-rata, dry bulb dan wet bulb diatur sesuai dengan jadwal pengeringan sampai MC akhir (final MC). 9. Tahap pengkondisian (Conditioning), bertujuan untuk mencegah terjadinya perbedaan kerapatan kayu yang tinggi antara lapisan tengah dan luar. Proses ini dilakukan dengan cara dry bulb dan wet bulb diatur setelah MC kayu mencapai 1% di bawah MC yang diinginkan. Conditioning berlangsung selama 1 jam x tebal kayu (cm), jadwal yang digunakan adalah dengan menambahkan 3-5 o C pada wet bulb. Jadwal tersebut berdasarkan pada MC kayu rata-rata. 10. Tahap pendinginan (Cooling Down), dilakukan dengan cara tombol controller dimatikan, suhu ruang KD dibiarkan mencapai o C, tombol dumper dan power pada panel KD dimatikan bila suhu sudah tercapai. Pengeringan selesai, pintu KD dibuka dan kayu dikeluarkan.
ORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15
ORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15 YANI DAWY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 29 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
TINJAUAN PUSTAKA 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Permentan/OT.140/2/2009 TENTANG PERSYARATAN DAN TATACARA TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN TERHADAP PEMASUKAN KEMASAN KAYU KE DALAM
Lebih terperinciKayu lapis untuk kapal dan perahu
Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kayu yang harus diketahui dalam penggunaan kayu adalah berat jenis atau
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisis Kayu Sifat fisis kayu perlu diperhatikan untuk pengembangan penggunaan kayu secara optimal, baik dari segi kekuatan maupun keindahan. Beberapa sifat fisis kayu yang harus diketahui
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kumbang Tanduk (O. rhinoceros). berikut: Sistematika kumbang tanduk menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Kumbang penggerek pucuk yang menimbulkan masalah pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, berasal dari bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciHAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA
HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India
Lebih terperinciPENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya
PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,
[ TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika Barat). Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 24 m sedangkan diameternya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan
TINJAUAN PUSTAKA A. Papan Partikel A.1. Definisi papan partikel Kayu komposit merupakan kayu yang biasa digunakan dalam penggunaan perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar,
Lebih terperinciORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15
ORGANISME PERUSAK KAYU PADA BAHAN BAKU KEMASAN KAYU DAN USAHA PENGENDALIANNYA DALAM PERSIAPAN IMPLEMENTASI ISPM # 15 YANI DAWY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciSegera!!!...Potong Tunggul Kelapa Yang Mati
Segera!!!...Potong Tunggul Kelapa Yang Mati Ika Ratmawati, SP. POPT Ahli Muda Pendahuluan Alunan lagu nyiur hijau menggambarkan betapa indahnya tanaman kelapa yang berbuah lebat dan melambaikan nyiurnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Rayap Rayap adalah serangga sosial yang termasuk ke dalam ordo Blatodea, kelas heksapoda yang dicirikan dengan metamorfosis sederhana, bagian-bagian mulut mandibula.
Lebih terperinciMacam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan
Macam Kayu Menurut Susunannya Pengetahuan Bahan Bagian Melintang Permukaan Kayu KAYU MASAK Gambar ini menunjukkan pohon yang mempunyai kayu gubal dan kayu teras, dengan nama lain pohon kayu teras Perbedaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciMORFOLOGI DAN POTENSI. Bagian-Bagian Kayu - Kulit kayu - Kambium - Kayu gubal - Kayu teras - Hati - Lingkaran tahun - Jari-jari
Kayu Definisi Suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hama Symphilid Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil, berwarna putih dan pergerakannya cepat. Dalam siklus hidupnya, symphylid bertelur dan telurnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api (Setothosea asigna van Eecke) berikut: Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai Kingdom Pilum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian Empat Jenis Kayu Rakyat berdasarkan Persentase Kehilangan Bobot Kayu Nilai rata-rata kehilangan bobot (weight loss) pada contoh uji kayu sengon, karet, tusam,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu yang dihasilkan dari pengolahan hutan, contohnya produk ekstraktif. Produk ekstraktif merupakan
Lebih terperinciUji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu
SNI 01-7207-2006 Standar Nasional Indonesia Uji ketahanan kayu dan produk kayu terhadap organisme perusak kayu ICS 79.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat
16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga
TINJAUAN PUSTAKA Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga hama utama pada tanaman kopi yang menyebabkan kerugian
Lebih terperinciJenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan
Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Volume Pohon Secara alami, volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Beberapa jenis volume kayu yang paling lazim dipakai sebagai dasar penaksiran,
Lebih terperinciRayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015)
Rayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015) Titik Kartika Pusat Penelitian Biomaterial RUANG LINGKUP Memberikan pengertian 1. Tentang rayap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan
15 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bactrocera sp. (Diptera : Tephtritidae) Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur ke dalam kulit buah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciHama Aggrek. Hama Anggrek
Hama Anggrek Dr. Akhmad Rizali Hama Aggrek Tungau merah (Tennuipalvus orchidarum) Kumbang gajah (Orchidophilus aterrimus) Kumbang penggerek (Omobaris calanthes) Kutu perisai (Parlatoria proteus) Pengorok
Lebih terperinciSNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA
SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03-3529 - 1994 UDC 691.024.15.035.3 MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN DAFTAR ISI Halaman 1. RUANG LINGKUP... 1 2. DEFiNISI... 1 3. ISTILAH... 1 4. KLASIFIKAS1...
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi (Coffea spp.) Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% diekspor sedangkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)
TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili Rubiceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura
S. litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi TINJAUAN PUSTAKA Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadangkadang tersusun 2 lapis), berwarna coklat kekuning-kuningan diletakkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kingdom plantae, Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas
4 TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit (BKS) Menurut sistem klasifikasi yang ada kelapa sawit termasuk dalam Kingdom plantae, Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Monocotyledoneae, Family
Lebih terperinciPENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn
PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGERTIAN Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciMetamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa
Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kayu merupakan bahan alami yang bersifat higroskopis. Hal ini berarti kayu mempunyai kemampuan untuk menarik atau mengeluarkan air dari udara atau dari dalam tergantung pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763
16 TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa sawit Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Sub famili Genus Spesies : Plantae
Lebih terperinciStruktur Kayu. Christin Remayanti, ST., MT. & Dr. Eng. Indradi Wijatmiko
Struktur Kayu Christin Remayanti, ST., MT. & Dr. Eng. Indradi Wijatmiko Pendahuluan! MK. Struktur Kayu! 2 SKS! Selasa 12.00 13.40 Kompetensi yang diharapkan! Mampu memahami sifat - sifat kayu sebagai BB!
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Papan Partikel. Sorghum (Shorgum bicolour) merupakan salah satu sumber daya alam
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Sorghum (Shorgum bicolour) merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk keperluan pangan, pakan, energy, dan industri. Kelebihan dari tanaman sorghum adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tembakau adalah: Menurut Murdiyanti dan Sembiring (2004) klasifikasi tanaman tembakau Kingdom Divisi Sub divisi Class Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciStudi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu
Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu Mitra Rahayu1,a), Widayani1,b) 1 Laboratorium Biofisika, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat
TINJAUAN PUSTAKA Bambu Tali Bambu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki kandungan lignoselulosa melimpah di Indonesia dan berpotensi besar untuk dijadikan sebagai bahan pengganti kayu
Lebih terperinciGambar 1. Koloni Trigona sp
BUDIDAYA LEBAH MADU TRIGONA SP Oleh : Victor Winarto *) Rusmalia *) I. PENDAHULUAN Madu adalah salah satu produk primadona HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) di Indonesia. Banyaknya manfaat madu bagi kesehatan,
Lebih terperinciHercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh
Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh I. Latar Belakang Tanaman pala merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun. Tanaman pala tumbuh dengan baik di daerah tropis.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran
TINJAUAN PUSTAKA Ulat kantong Metisa plana Walker Biologi Hama Menurut Borror (1996), adapun klasifikasi ulat kantong adalah sebagai berikut: Kingdom Phyllum Class Ordo Family Genus Species : Animalia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam
Lebih terperinciDIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri
1 DIKTAT PENGERINGAN KAYU Oleh: Efrida Basri I. Konsep Dasar Pengeringan Kayu Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan
Lebih terperinciKULIAH V KEMASAN KAYU. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu mengaplikasikan kemasan kayu pada bahan pangan.
KULIAH V KEMASAN KAYU Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu mengaplikasikan kemasan kayu pada bahan pangan. Hutan 1/3 total permukaan bumi Kayu adalah bahan pengemas tertua
Lebih terperinciKAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM
Page 1 of 13 1. Ruang lingkup Standar Nasional Indonesia SNI 01-5008.2-1999/ Revisi SNI 01-2704-1992 KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM Standar ini meliputi acuan, definisi, lambang dan singkatan,
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel
Lebih terperinciKayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber)
TKS 4406 Material Technology I Kayu (wood or timber) Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya Umum Kayu merupakan hasil hutan dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciORGANISME PERUSAK KAYU. 1. Jamur atau Cendawan
ORGANISME PERUSAK KAYU 1. Jamur atau Cendawan Kayu sangat mudah terserang oleh jamur manakala kondisinya basah atau udara lingkungannya lembab. Jamur berawal dari spora yang akan berkecambah dan tumbuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. : Cinnamomum burmanii. Panjangnya sekitar 9-12 cm dan lebar 3,4-5,4 cm, tergantung jenisnya. Warna
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kayu Manis berikut : Sistematika kayu manis menurut Rismunandar dan Paimin (2001), sebagai Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Sub kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Gymnospermae
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Jengkol Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992). Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae) Kumbang L. serricorne meletakkan telurnya secara tertutup pada bahan (tembakau) simpan. Telur diletakkan satu persatu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella
Lebih terperinciAGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)
AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) HAMA Hama utama tanaman kedelai adalah: 1. Perusak bibit 2. Perusak daun 3. Perusak polong 4.
Lebih terperincigeografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH
KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN B. Tahapan Proses Pembuatan Papan Serat 1. Pembuatan Matras a. Pemotongan serat Serat kenaf memiliki ukuran panjang rata-rata 40-60 cm (Gambar 18), untuk mempermudah proses pembuatan
Lebih terperinciPENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Perubahan Sifat-sifat Kayu Terdensifikasi secara Parsial
PEMBAHASAN UMUM Perubahan Sifat-sifat Kayu Terdensifikasi secara Parsial Densifikasi parsial, baik kompresi maupun impregnasi, terbukti dapat meningkatkan sifat-sifat kayu Agatis maupun Mangium. Dari hasil
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keawetan Kayu Keawetan alami kayu adalah suatu ketahanan kayu secara alamiah terhadap serangan organisme perusak yang datang dari luar, seperti misalnya jamur, serangga, marine
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sebaran rayap tanah di berbagai vegetasi Hutan Pendidikan Gunung Walat memiliki luas wilayah 359 ha, dari penelitian ini diperoleh dua puluh enam contoh rayap dari lima
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan yaitu mulai dari bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit dan Laboratorium Bagian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (waferboard) yang terbuat dari limbah kayu yang ditemukan oleh ilmuwan Amerika
TINJAUAN PUSTAKA Oriented Strand Board (OSB) Awalnya produk OSB merupakan pengembangan dari papan wafer (waferboard) yang terbuat dari limbah kayu yang ditemukan oleh ilmuwan Amerika pada tahun 1954. Limbah-limbah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus
TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4
TINJAUAN PUSTAKA Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi Siklus hidup S. litura berkisar antara 30 60 hari (lama stadium telur 2 4 hari, larva yang terdiri dari 6 instar : 20 26 hari, pupa 8
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong
TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Ngengat meletakkan telur di atas permukaan daun dan jarang meletakkan di bawah permukaan daun. Jumlah telur yang diletakkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Attacus atlas (L.) Klasifikasi Attacus atlas (L.) menurut Peigler (1980) adalah Filum Klasis Ordo Subordo Superfamili Famili Subfamily Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tikus
5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun permukiman. Lebih dari 150 spesies tikus
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT
PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada
Lebih terperinci