BAB III GERAKAN PRAMUKA PANDEGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III GERAKAN PRAMUKA PANDEGA"

Transkripsi

1 BAB III GERAKAN PRAMUKA PANDEGA Gerakan pramuka adalah suatu bentuk organisasi yang berbadan hukum didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan dengan keputusan presiden Republik Indonesia No. 238/1961 tanggal 20 Mei 1961 sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional Indonesia Pengertian Kepramukaan merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 7-25 tahun dan berkedudukan sebagai peserta didik yaitu sebagai pramuka Siaga, pramuka Penggalang, pramuka Penegak dan pramuka Pandega 2. Istilah pramuka merupakan sebutan dari berbagai kegiatan yang berada di lingkup kepramukaan. Sedangkan kepramukaan menurut Boden Powell, yaitu, bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun bukan pula merupakan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. Bukan!. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya 3. Jadi, istilah Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan ketrampilan yang dilaksanakan di Indonesia. Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam organisasi kepramukaan seperti; Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, 1 H.A. Riva i Harahap, Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Kwartir Nasional, Jakarta, 1999, hlm. 5 2 Tijan dan Hamonangan Sigalingging, Kepramukaan, CV. IKIP Semarang Press, Semarang, 1998, hlm Andri Bob Sunardi, BOYMAN (Ragam Latihan Pramuka), Bandung, 2001, hlm

2 Hizbul Waton dan lain-lain yang sekarang hanya ada satu, yaitu Gerakan Pramuka. 4 Berdasarkan ketentuan usia keanggotaan Gerakan Pramuka diklasifikasi ke dalam empat golongan. Pertama; anak-anak yang berusia 7-10 tahun dinamakan golongan pramuka Siaga. Kedua; pemuda remaja yang berusia tahun dinamakan golongan pramuka penggalang. Ketiga; pemuda yang berusia tahun dinamakan golongan pramuka Penegak dan Keempat; adalah pemuda dewasa yang berusia tahun dinamakan golongan pramuka Pandega 5. Untuk keempat golongan kenggotaan tersebut masing-masing hampir sama cara pencapaiannya, yaitu dengan menyelesaikan syarat-syarat kecakapan umum (SKU) Di sekolah-sekolah dapat didirikan gugus depan-gugus depan yang anggotanya terdiri dari murid-murid sekolah tersebut. Di tingkat sekolah dasar (SD) sesuai dengan usia anak-anak didik maka dapat dibentuk beberapa perindukan Siaga dan pasukan penggalang. Di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dapat dibentuk beberapa pasukan Penggalang dan di sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) hanya mempunyai ambalan serta di perguruan tinggi hanya mempunyai Racana Pandega 6. Akan tetapi secara rinci masingmasing golongan keanggotaan Gerakan Pramuka (Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, yang selanjutnya disingkat S.G.T.D) adalah sebagai berikut: 1. Golongan Pramuka Siaga Ketentuan untuk golongan Siaga terdiri dari empat barung, setiap barung beranggotakan 5-10 orang Siaga dan dipimpin oleh seorang pemimpin Barung yang dipilih secara demokratis oleh anggotanya. Para pemimpin Barung memilih salah seorang pemimpin Barung untuk melaksanakan tugas sebagai pemimpin Barung utama yang selanjutnya disebut Sulung. 2. Golongan Pramuka Penggalang 4 Tijan dan Hamonangan Sigalingging, Op. Cit. hlm M. Djahuri, dkk., Pembinaan Latihan Penggalang, CV. Sahabat, Klaten, 1995, hlm. 1 6 Ibid, hlm. 4 49

3 Ketentuan untuk golongan Penggalang terdiri dari empat regu, setiap regu beranggotakan 5-10 orang Penggalang dan dipimpin oleh seorang pemimpin regu yang dipilih secara demokratis oleh anggotanya. Para pemimpin regu memilih salah seorang pemimpin regu untuk melaksanakan tugas sebagai pemimpin regu utama yang selanjutnya disebut Pratama Golongan pramuka penegak Organisasi untuk golongan Penegak disebut dengan Ambalan. Ambalan adalah satuan organisasi Penegak yang terdiri dari warga atau anggota Gerakan Pramuka Penegak, calon Penegak dan tamu Penegak. Ambalan Penegak terdiri dari maksimal 40 orang anggota dan apabila diperlukan dapat dibagi-bagi dalam satuan kecil yang disebut dengan Sangga, masing-masing Sangga terdiri dari 5-10 orang Penegak. Sangga tersebut dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat tetap, dan apabila diperlukan untuk melaksanakan tugas, pekerjaan atau maksud tertentu dapat membentuk Sangga Kerja. Pembentukan Sangga Kerja dapat dilakukan oleh para pramuka Penegak sendiri. Sangga Kerja tersebut dipimpin secara bergilir oleh para pemimpin Sangga yang dipilih dari dan oleh para anggota Sangga itu sendiri, jika dipandang perlu pemimpin Sangga menunjuk wakil pemimpin Sangga. Hal ini dimaksudkan agar proses pembentukan jiwa kepemimpinan dapat berjalan secara alami sehingga nantinya mereka mampu memimpin dan dipimpin 8. Organisasi Ambalan Penegak dibina oleh pembina penegak dan seorang pembantu pembina penegak atas usul dewan Ambalan Penegak. Dewan Ambalan Penegak disingkat menjadi Dewan Ambalan yang dipimpin oleh seorang ketua yang disebut dengan Pradana 9. Sedangkan untuk mendapatkan pemimpin Ambalan, para pemimpin Sangga bermusyawarah untuk memilih salah seorang pemimpin 7 Ibid., hlm. 2 8 R. Hardo Supriyadi, Sahabat Membina Penegak, Khusus untuk keperluan sendiri, KML. 2003, hlm. 2 9 M. Djahuri, dkk., Op.Cit., hlm. 2 50

4 Sangga utama yang selanjutnya disebut Pradana yang secara otomatis ia juga tetap merangkap sebagai pimpinan Sangga. Di samping itu untuk menggerakkan organisasi Ambalan harus dibentuk dewan Ambalan dan dewan kehormatan Ambalan. Dewan Ambalan terdiri dari seorang ketua (Pradana, seorang sekretaris (kerani), seorang bendahara (juru uang), dan seorang pemangku adat (juru adat). Sedangkan dewan kehormatan Ambalan diketuai oleh pradana dan susunan keanggotaannya sama dengan dewan Ambalan serta ditambah seorang pembina penegak sebagai penasehat Golongan Pramuka Pandega Organisasi Gerakan Pramuka untuk golongan Pandega disebut Racana yang anggotanya secara kelembagaan adalah mahasiswa di perguruan tinggi. Pembinaan dan pengembangan gugus depan yang ada di perguruan tinggi merupakan realisasi dari tujuan pendidikan nasional yang menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang diharapkan dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan ilmiah yang mempunyai potensi dan menguntungkan dalam pembinaan dan pengembangan pramuka, hal ini karena banyaknya mahasiswa yang pernah menjadi anggota pramuka dan adanya minat bagi mahasiswa pada kegiatan kepramukaan. Kecuali itu, di perguruan tinggi banyak terdapat unit kegiatan mahasiswa yang menampung minat, bakat dan penalaran para mahasiswa sehingga kegiatan kepramukaan di perguruan tinggi memperoleh wadahnya sebagai suatu unit kegiatan mahasiswa 11. Pramuka Pandega yang selanjutnya disebut dengan Racana, dibina oleh seorang pembina pandega dan seorang pembantu pembina Pandega yang sedikitnya berusia 30 tahun. Pembina dan pembantu pembina putra harus dijabat oleh seorang pria, pembina dan pembantu pembina puteri harus dijabat oleh seorang wanita. Untuk mengembangkan jiwa 10 R. Hardo Supriyadi, Op.Cit. hlm Tijan dan Hamonangan Sigalingging, Op.Cit. hlm

5 kepemimpinan di Racana, maka dibentuk dewan Racana yang dipimpin oleh seorang ketua, seorang wakil ketua, seorang sekretaris, seorang bendahara dan seorang anggota dengan masa bhakti satu tahun. Dalam satu masa bhakti dewan Racana mengadakan musyawarah sedikitnya satu kali dalam enam bulan untuk melaporan kegiatan yang lalu dan menjabarkan rencana kerjanya untuk waktu berikutnya. Juga dalam rangka untuk membina kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para pramuka Pandega, maka dibentuklah dewan kehormatan Pandega yang terdiri dari anggota Racana yang sudah dilantik dengan pembina Racana sebagai konsultan Sejarah Singkat Gerakan Pramuka Sejarah kepanduan tidak dapat dipisahkan dengan terbitnya buku Scouting For Boys, karena buku inilah yang pertama kali menyebabkan anakanak dan remaja beramai-ramai bergabung dalam kegiatan di alam terbuka yang dinamakan Gerakan Kepanduan. Buku tersebut ditulis oleh Lord Boden Powell pada tahun 1908 dan pertama kali diedarkan pada tanggal 15 Januari Buku Scouting For Boys begitu menarik perhatian dunia, yang menarik dari buku ini, selain isinya karena Lord Boden Powell melengkapi buku tersebut dengan gambar-gambar yang dibuatnya sendiri. Selain mendirikan kepanduan putera, Lord Boden Powell juga mendirikan kepanduan puteri dengan dibantu oleh adik perempuannya yang bernama Agnes Boden Powell yang kemudian diteruskan oleh Lady Boden Powell. Untuk meningkatkan kualitas para anggota Gerakan Pramuka, Boden Powell menulis buku yang berjudul Rofering to Succes (mengembara menuju keberhasilan) pada tahun Buku ini berkisah tentang petualangan seorang pemuda yang sedang berperahu menuju sebuah pantai (pantai bahagia) dengan berlayar melewati rintangan-rintangan yang berbentuk karang tajam (karang- 12 Sudarmo Darjosudiro, Tuntunan Membina Pandega Lengkap, Darma Pustaka, Solo, 1991, hlm

6 karang kehidupan) yang berbahaya dan selalu menghalangi laju perahu pemuda tersebut. Karang-karang kehidupan itu adalah karang wanita, karang perjudian, karang minuman keras, karang mementingkan diri (egois) dan karang mengorbankan orang lain serta karang tidak ber-tuhan (ateis) 13. Sedangkan menurut M. Amin Abbas, dkk., menceritakan bahwa pada tahun 1908 mayor Jendral Boden Powell dari Inggris melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak Inggris dengan tujuan supaya mereka menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya pada waktu itu. Gagasan Boden Powell itu cemerlang dan sangat menarik sehingga dilaksanakan juga di negara lain, di antaranya di negara Nederland oleh orang Belanda, gagasan itu kemudian dibawa dan dilaksanakan juga di jajahannya, dan orang-orang Belanda mendirikannya di Indonesia suatu organisasi yang bernama NIPV (Nederland Inidisce Padvenders Vereeniging) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda. Pemimpin-pemimpin dalam gerakan nasional mengambil alih gagasan Boden Powell dan dibentuklah organisasi kepanduan yang bertujuan untuk masyarakat Indonesia yang baik, yaitu menjadi kader pergerakan nasional. Sumpah pemuda yang dicetuskan dalam konggres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia itu untuk lebih maju. Adanya larangan pemerintah Hindia Belanda pada organisasi kepanduan di luar NIPV untuk menggunakan istilah padvenders, maka K.H. Agus Salim menggunakan nama pandu dan kepanduan untuk menggantikan istilah asing Padvinder dan Padvindery. Sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia di waktu berkobarnya perang kemerdekaan, dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan yaitu, pandu rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, ini sebagai organisasi kepanduan yang ada di wilayah negara Republik Indonesia. Gerakan kepanduan Indonesia hendak digunakan oleh pihak Komunis sebagai alasan untuk memaksa gerakan kepanduan di Indonesia agar 13 Andri Bob Sunardi, Op. Cit. Hlm

7 menjadi gerakan pioner muda seperti yang ada di negara Komunis. Akan tetapi, kekuatan pancasila di dalam PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia) menentangnya dan dengan bantuan perdana manteri Juanda, maka perjuangan mereka menghasilkan keputusan Republik Indonesia No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang tepatnya pada tanggal 20 Mei 1961 dan ditandatangani oleh Ir. Juanda sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia karena waktu itu Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang. Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non govermental (bukan badan pemerintah) dan berbentuk kesatuan. Gerakan ini dilaksanakan menurut jalan aturan demokrasi dengan kepengurusannya (Kwartir Nasional, Daerah, Cabang dan Ranting) yang dipilih dalam musyawarah. Dalam keputusan presiden No. 238 tahun 1961 Gerakan Pramuka ditetapkan oleh pemerintah sebagai satau-satunya badan di wilayah negara Republik Indonesia dan diperbolehkan menyelanggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia.. Dalam rangka usaha peningkatan kecakapan, ketrampilan dan bhakti masyarakat, Gerakan Pramuka mengadakan kerja sama dengan banyak instansi, misalnya; dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Bank Indonesia (BI), Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS, yang dulu Departemen P dan K), Departemen Agama (DEPAG) dan lain sebagainya 14 yang dapat mendukung perkembangan Gerakan Pramuka. 3. Jenjang Pendidikan Kepemimpinan Dalam Gerakan Pramuka Pandega Berpijak pada lampiran Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (SK. KWARNAS GP) nomor 022 tahun 1991, disebutkan bahwa maksud dibentuknya dewan kerja pramuka Penegak dan Pandega adalah untuk memberikan kesempatan kepada pramuka Penegak dan Pandega untuk menambah pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dalam mengelola 14 M. Amin Abbas, dkk., Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, Cet. IV, Beringin Jaya, Semarang, 1994, hlm

8 organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka usaha pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, masyarakat, bangsa dan agama. Sedangkan tujuannya adalah sebagai wadah untuk pembinaan dan pengembangan kepemimpinan/kemampuan pramuka Penegak dan Pandega dalam ikut serta mengelola Gerakan Pramuka sehingga menjadi kader pemimpin dan pembangunan untuk masa depan 15. Dalam rangka usaha mencetak anggota Gerakan Pramuka sebagai kader pemimpin sebagaimana amanat lampiran SK KWARNAS tersebut, maka selanjutnya perlu diketahui bahwa tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia menuju ke tujuan Gerakan Pramuka yang sebenarnya, sehingga dapat membentuk kader pembangunan yang berjiwa pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat Bangsa dan Negara 16. Demi terwujudnya maksud dan tujuan tersebut, sebagai usaha yang dilaksanakan untuk mencetak kader pemimpin yang benar-benar diharapkan, maka Gerakan Pramuka Pandega yang berpangkalan di perguruan tinggi, yang selanjutnya disebut Racana Pandega, maka anggota Gerakan Pramuka Pandega harus menempuh jenjang pendidikan kepemimpinan atau kegiatan pengkaderan yang ada, di antaranya adalah: 1. Masa Orientasi Jenjang ini dilaksanakan sebagai langkah awal bagi calon anggota untuk mengenal lebih jauh tentang kepramukaan yang ada di lembga pendidikan perguruan tinggi. Misalnya; masa Orientasi Pendidikan Kepramukaan (OPK), masa Penerimaan Tamu Racana (PTR) dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan lembaga pendidikan formal yang menjadi induk organisasi serta berdasarkan adat kepramukaan tersebut. Masa orientasi ini dilaksanakan mengingat karena calon anggota Gerakan 15 Lampiran Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka no. 022 tahun 1991 tentang, Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega, BAB II, perihal maksud dan tujuan, hlm Tijan dan Hamonangan Sigalingging, Op.Cit. hlm

9 Pramuka Pandega tidak semuanya merupakan anggota Gerakan Pramuka aktif sejak golongan dibawahnya (golongan pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega). Sehingga untuk menyamakan persepsi bagi calon anggota baru, maka dilaksanakan kegiatan yang selanjutnya dinamakan masa orientasi (pengenalan) 17. Karena calon anggota masih dalam fase orientasi atau pengenalan, maka materi yang diberikan adalah materi yang sifatnya pengenalan terhadap Gerakan Pramuka dan beberapa materi yang mutlak diperlukan bagi seorang anggota Gerakan Pramuka. Di antaranya adalah; Pengetahuan Dasar Kepramukaan, Keracanaan, Angggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (AD /ART), Prinsip-Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan (PDK/MK), Postur Pramuka Perguruan Tinggi, Administrasi Kesekretariatan dan materi lainnya yang dianggap perlu sebagai pengenalan bagi calon anggota baru Masa Penerimaan Anggota Baru Setelah dinilai cukup masa orientasi, selanjutnya mereka harus mengikuti masa pembekalan materi yang materi tersebut akan digunakan selama mengikuti masa penerimaan anggota baru yang merupakan masa penentuan untuk menerima dan melantik mereka sebagai anggota tetap Gerakan Pramuka Pandega yang selanjutnya dibuktikan dengan pemakaian atribut Gerakan Pramuka Pandega dan berhak membuat kartu tanda anggota. Sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan bagi calon anggota baru adalah kemampuan dan kesanggupan untuk menyelesaikan prasyarat keanggotaan yang disebut Syarat-Syarat Kecakapan Umum (SKU). Hal ini mengingat karena SKU adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka untuk memperoleh Tanda Kecakapan Umum 17 Wawancara dengan Heri Sunarso, Ketua Umum UKM I Racana Walisongo IAIN Walisongo Gudep Kota Semarang , masa bhakti 2003, Jum'at, 3 Oktober di Kantor Dewan Racana 18 Ibid. 56

10 (TKU). SKU merupakan salah satu penerapan sistem tanda kecakapan yang sesuai dengan Prinsip-Prinsip Dasar Kepramukaan Dan Metode Kepramukaan (PDK-MK) yang tertera dalam Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tanga Gerakan Pramuka (AD/ART GP) 19. Selain itu, SKU merupakan alat pendidikan, rangsangan dan dorongan bagi para calon anggota untuk memperoleh beberapa kecakapan yang berguna bagi dirinya, untuk berusaha mencapai kemajuan dan memiliki persyaratan sebagai anggota Gerakan Pramuka 20. Kemudian calon anggota juga harus mempunyai kecakapan-kecakapan lain supaya eksistensinya dapat dipertahankan. Misalnya; materi Peraturan Baris Ber-baris (PBB), materi ini diberikan dengan harapan untuk mewujudkan anggota Gerakan Pramuka yang disiplin, mempunyai rasa persatuan, rasa tanggungjawab dan kepatuhan dalam melaksanakan perintah dengan cepat dan tepat 21. Peraturan Baris Ber-baris (PBB) merupakan bentuk kedisiplinan yang merupakan latihan-latihan gerak dasar yang diwujudkan dalam rangka menanamkan bagi para anggota Gerakan Pramuka supaya disiplin pribadi maupun kelompok, rasa tanggungjawab, persatuan dan kesatuan, kekompakan dan rasa kebersamaan serta penampilan pribadi yang bagus baik secara perorangan ataupun kelompok 22. Selain materi yang berusaha membentuk kecakapan tersebut, dalam rangka masa penerimaan anggota baru, mereka juga menerima materi pendukung lainnya yang antara lain; Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK-teori dan praktik), Mountenering (teori dan praktik), tata upacara militer, tata upacara sipil, dan tata upacara pramuka (TUM- TUS-TUP- teori dan praktik), bhakti masyarakat dan materi-materi lain 19 Tijan dan Hamonangan Sigalingging, Op.Cit. hlm Ibid, hlm Sudarmo Darjosudiro, Tuntunan Membina Penegak Lengkap, Darma Pustaka, Solo, 1987, hlm Andri Bob Sunardi, Op. Cit. hlm

11 yang mendukung serta dilengkapi dengan nyanyian gembira dan permainan yang mengandung nilai-nilai pendidikan Masa Kegiatan Pengkaderan a. Gladian Pimpinan Pandega (GPP) Kegiatan ini dilaksanakan khususkan bagi anggota Gerakan Pramuka Pandega yang secara kelembagaan berada di perguruan tinggi. Dalam rangka membekali anggota Gerakan Pramuka Pandega sebagai calon pemimpin, maka sejenis kegiatan Gladian Pimpinan Pandega (GPP) sangat perlu untuk dilaksanakan. Mengingat bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka Pandega yang secara individu adalah sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki fitrah sebagai makhluk yang dapat diatur dan dapat mengatur. Dalam setiap sistem sosial, manusia selalu berada dalam dua kemungkinan posisi, pertama sebagai manusia pengatur (pemimpin/pengelola) dan yang kedua sebagai manusia yang selalu siap diatur (dipimpin/dikelola). Untuk dapat menjadi pemimpin, manusia memerlukan beberapa persyaratan kemampuan, sifat maupun perilaku tertentu. Bahkan untuk menjadi orang yang diaturpun manusia perlu memiliki pengetahuan dan sikap yang baik 24. Dalam rangka pembekalan dan pembinaan anggota Gerakan Pramuka sebagai calon pemimpin, maka dalam mengikuti kegiatan GPP ini mereka menerima materi antara lain; Manajemen Dakwah, materi ini penting untuk disampaikan mengingat seorang pemimpin pada suatu waktu harus mampu berperan sebagai seorang juru da i yang benar-benar harus mampu membawahi dan mengkondisikan serta mempengaruhi anggota kelompok yang dipimpinnya. Materi lain misalnya; Manajemen dan Kepemimpinan, Keprotokoleran, Organisasi dan Permasalahannya, Human Relation, Kesekretariatan dan Administrasi Gugus Depan, Pola dan Mekanisme Pengembangan 23 Wawancara, Op.Cit. Heri Sunarso 24 Buku Panduan Gladian Pimpinan Pandega, Racana Kusuma Dilaga dan Woro Srikandi, STAIN Salatiga, 2003, hlm. 9 58

12 Pramuka Pandega dan lain sebagainya yang berkenaan dengan ilmu kepemimpinan demi membantu pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang pemimpin 25. Kecuali materi-materi sebagai mana tersebut, kegiatan sejenis GPP ini juga dilengkapi dengan dinamika kelompok yang selanjutnya dipadukan dalam bentuk diskusi panel dengan seluruh peserta untuk membekali para calon pemimpin dalam hal berdebat, beretorika, berargumentasi secara rasional sehingga mereka belajar bagaimana menerima dan menghargai pendapat orang lain yang berbeda-beda. Dalam hal ini juga mereka belajar bagaimana prosedur musyawarah yang baik dengan cara menentukan perangkat-perangkat yang diperlukan supaya tercipta keputusan mufakat yang dapat diterima oleh semua fihak 26. b. Kursus Mahir Dasar (KMD) Anggota gerakan pramuka pandega kecuali disiapkan sebagai calon pemimpin, secara spesifik mereka juga disiapkan sebagai calon pembina yang mahir dan profesional dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas Gerakan Pramuka yang ada. Sehingga mereka juga mengikuti kegiatan yang disebut kursus secara bertahap, dengan harapan mereka mendapatkan bekal pembinaan melalui pendidikan Gerakan Pramuka secara teori maupun praktik. Materi yang disampaikan dalam Kursus Mahir Dasar (KMD) merupakan materi yang berhubungan langsung dengan peserta didik ketika mereka harus mengajar di pangkalan atau gugus depan. Sehingga setelah pelaksanaan Kursus Mahir Dasar mereka telah mendapat bekal beberapa materi untuk membina peserta didik secara mahir dan profesional. Dalam rangka membekali peserta KMD sebagi calon pembina mahir dan profesional sekaligus sebagai calon pemimpin supaya 25 Wawancara dengan Nur Anis, Ketua Umum Racana Sultan Agung Universitas Islam Sultan Agung, masa bhakti 2003, Sabtu, 4 Oktober 2003, di sanggar Racana Sultan Agung 26 Ibid 59

13 mampu mewujudkan tujuan dan harapannya, maka mereka mendapat bekal materi sebagai berikut; 1. Pengertian, sifat dan fungsi kepramukaan 2. Sejarah singkat Gerakan Pramuka 3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 4. Tujuan dan tugas pokok Gerakan Pramuka 5. Lambang dan tanda pengenal Gerakan Pramuka 6. Struktur organisasi Gerakan Pramuka 7. Majlis pembimbing Gerakan Pramuka 8. Majlis pembimbing Gugus Depan 9. Dewan satuan Gerakan Pramuka 10. Prinsip-prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan 11. Motto kepramukaan dan kode kehormatan 12. Perkemahan sebagai alat pendidikan 13. Upacara sebagai alat pendidikan 14. Api unggun sebagai alat pendidikan 15. Cara membina peserta didik 16. Kiasan dasar 17. Pengelola satuan 18. Organisasi gugus depan 19. Administrasi gugus depan 20. Forum peserta didik 21. Kode etik pembina pramuka 22. Peraturan tentang bendera kebangsaan 23. Sistem among 24. Laporan kegiatan 25. SKU/TKU dan SKK/TKK 26. Kegiatan lapangan golongan Siaga 27. Upacara pasukan Penggalang 28. Permainan besar pasukan Penggalang 29. Kewiraswastaan 60

14 30. Lagu-lagu 27 kepramukaan yang positif sebagai pendukung sekaligus hiburan bagi mereka yang lemah, letih dan lesu selama kegiatan berlangsung. Sedangkan pelaksanaannya menggunakan sistem ceramah, diskusi, role playing dan demonstrasi untuk materi yang sifatnya praktik. c. Kursus Mahir Lanjutan (KML) Setelah mengikuti masa pendidikan dalam bentuk Kursus Mahir Dasar, selanjutnya mereka harus mengikuti Kursus Mahir Lanjutan (KML) yang kapasitas waktu tatap mukanya lebih banyak dibanding dengan KMD yaitu lebih banyak 9 jam tatap muka dari 100 jam tatap muka dengan materi yang lebih spesifik ke golongan-golongan yang yang telah ditentukan oleh pelatih. Dalam pelaksanannya, anggota pramuka yang menjadi peserta mereka harus di klasifikasi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan pilihannya, yakni peserta khusus untuk calon pembina pramuka Siaga, peserta khusus untuk calon pembina pramuka Penggalang, peserta khusus untuk calon pembina pramuka Penegak dan peserta khusus untuk calon pembina pramuka Pandega, sehingga mereka terfokus pada materi yang harus dipelajari selama kursus dilaksanakan. Setelah pelaksanaan KML, terhitung masa pengembangan selama 3 bulan untuk mengembangkan dan mempraktikkan teori-teori yang telah dipelajari selama mengikuti KML. Dan setelah menyusun laporan masa pengembangan selama tiga bulan, yang bersangkutan berhak untuk dilantik dan dikukuhkan oleh Kwartir yang mengadakan kegiatan tersebut sebagai pembina pramuka mahir sesuai dengan golongan yang dipilih saat kursus dilaksanakan. Pelaksanaan pengukuhan peserta kursus (berlaku hanya untuk Kursus Mahir 27 Buku Panduan Kursus Mahir Dasar ke 7, Racana Kusuma Dilaga dan Woro Srikandi, STAIN Salatiga, 2002, hlm

15 Lanjutan) dibuktikan dengan penyematan selendang dan pita mahir sesuai dengan golongannya masing-masing 28. Sebagaimaa pelaksanaan KMD, KML juga merupakan kegiatan yang memproses para calon pembina pramuka yang mahir dan profesional sekaligus sebagai calon pemimpin. Akan tetapi, perbedaannya adalah kalau KML seluruh kader diklasifikasi menjadi 4 golongan, yakni sebagai calon pembina pramuka dan calon pemimpin yang mahir dan profesional khusus golongan Siaga, sebagai calon pembina pramuka dan calon pemimpin yang mahir dan profesional khusus golongan Penggalang, sebagai calon pembina pramuka dan calon pemimpin yang mahir dan profesional khusus golongan Penegak, sebagai calon pembina pramuka dan calon pemimpin yang mahir dan profesional khusus golongan Pandega dan materinya juga dibagi dalam dua klasifikasi, yakni umum dan khusus, sedangkan peserta Kursus Mahir Dasar tidak. Materi yang sifatnya umum, harus diikuti oleh seluruh kader tanpa memperhitungkan golongan yang dipilihnya, materi-materi tersebut antara lain: 1. Orientasi Kursus 2. Dinamika kelompok 3. Pengembangan sasaran kursus 4. Kepramukaan merupakan pendidikan progresif sepanjang hayat 5. Kepramukaan abad XXI 6. Prinsip dasar kepramukaan sebagai norma hidup anggota Gerakan Pramuka 7. Penghayatan metode kepramukaan sebagai suatu sistem 8. Cara berkemah yang baik 9. Cara menanamkan disiplin pada peserta didik 10. Cara menyusun program kegiatan peserta didik 11. Alam terbuka merupakan faktor penting dalam kepramukaan 28 Wawancara dengan Kakak Ruspandi, WAKABID TEKPRAM KWARCAB XI.33 KOTA SEMARANG, Selasa, 2 September 2003, Buper LEMDIKADA Gunungpati, Semarang 62

16 12. Ketrampilan kepramukaan 13. Menciptakan kegiatan kreatif-rekreatif 14. Ketrampilan PPPK 15. Kehidupan beragama dalam berkemah 16. Bhakti masyarakat 17. Pertemuan sebagai alat pendidikan 18. Upacara sebagai alat pendidikan 29. Sedangkan materi yang sifatnya khusus hanya diikuti oleh peserta sesuai dengan pilihan yang telah mereka tentukan, yakni; 1. Materi khusus untuk golongan Siaga a. Administrasi perindukan Siaga, meliputi; manfaat administrasi perindukan Siaga, macam-macam perindukan Siaga dan kolom tanda usaha b. Organisasi dalam perindukan Siaga, meliputi; pimpinan perindukan Siaga, dewan perindukan Siaga, tingkat kecakapan, hubungan pembina dengan peserta didik, tugas pembina satuan, Dwi Satya dan Dwi Darma, menanamkan pengertian Dwi Satya dan Dwi Darma serta pencapaian Dwi Satya dan Dwi Darma c. Praktik berbagaimacam upacara Siaga, meliputi; upacara pembukaan latihan, upacara penutupan latihan, upacara pelantikan, upacara kenaikan tingkat, upacara pengukuhan TKK dan upacara pindah golongan d. Macam-macam pertemuan Siaga, meliputi; PERSARI, pariwisata, perkemahan Siaga dan pesta Siaga e. Praktik lapangan kegiatan Siaga, meliputi; darma wisata, perkemahan Siaga, pesta Siaga, bentuk darma wisata dan perkemahan, syarat-syarat darma wisata dan perkemahan, pesta 29 Kwartir Daerah Jawatengah, Buku Bahan Serahan KML Golongan Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega,

17 Siaga, tujuan pesta Siaga, sifat Pesta Siaga, pelaksanaan pesta Siaga dan pengorganisasian pesta Siaga. f. Macam-macam permainan Siaga, meliputi; permainan untuk melatih ketajaman panca indera, ketangkasan dan ketrampilan, disiplin, kecerdasan, kejujuran, keberanian, kesederhanaan, meningkatkan pengetahuan dan untuk melatih etika Materi khusus untuk golongan Penggalang a. Makna pelantikan bagi Penggalang, adalah dalam rangka memberikan pengakuan dan pengesahan terhadap anggota pramuka atas prestasi yang dicapainya dengan tujuan agar para anggota pramuka yang dilantik mendapat kesan yang mendalam dan membuka hatinya untuk dapat menerima pengaruh pembinaannya sebagai upaya membentuk manusia yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, peduli pada tanah air, masyarakat, bangsa dan alam sekitar serta peduli terhadap diri sendiri dengan berpedoman pada satya dan darma pramuka. b. Administrasi pasukan penggalang, meliputi; pengertian, fungsi, pembuatan program kerja pasukan, macam-macam administrasi pasukan penggalang c. Pembentukan program kerja penggalang. Mengingat karena pendidikan dalam kepramukaan dimaksudkan dan diartikan secara luas dengan proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan dengan tujuan agar kegiatan dapat dilakukan secara teratur, tertib, berdaya guna, tepat guna, memudahkan pengawasan dan penilaian pelaksanaan kegiatan, memudahkan evaluasi dan penyusunan laporan pertanggungjawaban Kwartir Daerah Jawatengah, Buku Bahan Serahan KML Golongan Siaga, 2001, hlm. 64

18 d. Organisasi dalam pasukan penggalang, meliputi; pengertian pasukan Penggalang, tujuan dan manfaat organisasi pasukan Penggalang dan pengelolaan pasukan Penggalang e. Macam-macam pertemuan. Materi ini dilaksanakan dengan tujuan mengembangkan rasa persaudaraan, kekeluargaan persatuan dan perdamaian di antara para pramuka Penggalang pada khususnya dan para pramuka pada umumnya. Sedangkan pertemuannya diklasifikasikan dalam dua jenis. Pertama; pertemuan biasa. Pertemuan ini dapat berbentuk latihan bersama antar pasukan penggalang, api unggun, perkemahan besar (Jambore Nasional, Jambore Daerah, Jambore Cabang dan Jambore Ranting), gladian pimpinan regu (DIANPINRU), lomba tingkat satu sampai lima (LT. I-V), demonstrasi kecakapan dan ketrampilan Penggalang, perkemahan bhakti Penggalang, karya wisata, pesta air (berenang dan mendayung), permainan besar (wide games), PHBI serta PHBN. Kedua; pertemuan khusus yang dilaksanakan oleh dewan Penggalang dan dewan kehormatan Penggalang f. Metode pengembangan jiwa Penggalang. Meliputi; pertama metode paksaan. Metode ini didasarkan atas kewenangan pembina karena anggota pramuka Penggalang diharuskan mengikuti kemauan dan rencana yang dibuat oleh pembina dengan peserta didik sebagai subjek. Kedua; metode bujukan. Metode ini didasarkan atas dasar bujukan pembina kepada peserta didik melalui demonstrasi atau contoh agar mereka melakukan suatu sesuai dengan kehendak pembina. Ketiga; metode mendorong. Metode ini didasarkan atas dorongan pembina terhadap peserta didik agar dengan sendirinya mau melakukan sesuatu. Dari ketiga metode tersebut masing-masing dapat digunakan secara sendiri ataupun bersama-sama asal sesuai dengan situasi dan kondisi. 65

19 g. Praktik lapangan berbagai jenis kegiatan dan pertemuan Penggalang. Praktik latihan mingguan pada pasukan Penggalang dapat dilaksanakan dengan memperhitungkan unsur-unsur materi latihan, waktu, tempat, peralatan, metode, petugas dan program latihan. Sedangkan jenis pertemuannya adalah pertemuan pramuka yang berbentuk perkemahan antara pramuka Penggalang dari berbagai satuan pramuka yang merupakan kegiatan rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan, berisi kegiatan menarik dan kreatif serta bhakti masyarakat dan keagamaan. Misalnya; Jambore Nasional, Jambore Daerah, Jambore Cabang, Jambore Ranting, perkemahan bersama Penggalang dan perkemahan bhakti Penggalang. h. Praktik berbagai macam metode latihan Penggalang. Meliputi; metode cerita, metode pemecahan masalah, metode diskusi, metode peragaan, metode kerja kelompok, metode lomba, metode pangkalan, metode bermain perang (role playing), dan metode tak terduga. i. Praktik api unggun. Pelaksanaan api unggun ini harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan langsung dengan pelaksanaannya baik untuk pelaksanaan di dalam ruangan, maupun yang di luar ruangan Materi khusus untuk golongan Penegak a. Metode pengembangan jiwa Penegak. Meliputi; diskusi, belajar sambil mengajar, bekerja sambil belajar, ceramah, demonstrasi, bermain peranan, pengumpulan gagasan, kerja kelompok, pemecahan masalah, karya wisata dan observasi. b. Penegak sebagai instruktur muda. Sasaran pembinaan pramuka Penegak adalah membentuk pramuka Penegak sebagai 31 Kwartir Daerah Jawatengah, Buku Bahan Serahan KML Golongan Penggalang, 2001, hlm

20 instruktur muda yang berbakat, yang kelak dapat dipersiapkan menjadi pembantu pembina, pembina, pelatih, bahkan pemimpin Gerakan Pramuka pada khususnya atau pemimpin bagsa dan agama pada umumnya yang memiliki kepribadian, jiwa kepemimpinan, taqwa, simpatik, bijaksana dan jujur, ikhlas dalam membimbing, sabar dan tegas, rajin dan rapi, ramah dan kompak. c. Dewan kerja Kwartir. Keberadaan dewan kerja Kwartir juga termasuk sasaran pembinaan pramuka Penegak mulai dari tingkat nasional sampai ranting dengan tujuan mengembangkan jiwa kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para pramuka Penegak serta memberi kesempatan untuk belajar berorganisasi dengan praktik secara praktis dan sebagai kaderisasi Gerakan Pramuka. d. Jenis-jenis pertemuan Penegak. Pertama; pertemuan biasa, meliputi; pertemuan mingguan atau bulanan baik di ruangan maupun di alam terbuka dengan tujuan untuk melatih ketrampilan yang diperlukan atau membicarakan rencana kegiatan yang akan datang. Kedua; pertemuan khusus, meliputi; HUT satuan atau gugus depan, kegiatan bhakti masyarakat, kegiatan keagamaan, pengembaraan, lintas alam, gladi tangguh, halang rintang, perkemahan wirakarya, raimuna, LPK, seminar dan pesta karya. e. Permainan besar dan pertemuan Penegak. Ini merupakan kegiatan pembinaan yang berisi pembinaan jasmani dan rohani, ketrampilan intelegensi dan lain-lain. Pertemuan Penegak dapat berupa; pertama, gladi tangguh dengan materi antara lain latihan mengatasi berbagai kesulitan lahir dan batin dengan mengutamakan latihan bidang kecerdasan, keuletan, kesabaran dan ketabahan. Kedua; halang rintang dengan materi antara lain latihan ketrampilan dan ketangkasan jasmani 67

21 dengan melintasi rintangan baik rintangan asli maupun buatan. Ketiga; pengembaraan dengan materi antara lain; berjalan dua hari berturut-turut dalam rangka melaksanakan tugas dari pembina dengan berjalan kaki, naik sepeda atau berperahu. f. Renungan jiwa Penegak. Materi ini merupakan suatu uraian candra jiwa yang sangat berguna bagi Penegak yang dibacakan pada saat upacara penutupan latihan, pertemuan khusus atau acara tertentu yang dilaksanakan pada malam hari. Renungan jiwa merupakan suatu naskah yang mengupas satu atau keseluruhan darma bhakti atau kegiatan lain, naskah tersebut berupa nilai-nilai moral dan spiritual yang berbentuk prosa atau puisi yang isinya mengingatkan, memotivasi, meneropong, meluruskan jalan dan sentuhan jiwa tiap-tiap Penegak Materi khusus untuk golongan Pandega a. Makna pelantikan Pandega, adalah untuk membangkitkan rasa harga diri dan rasa percaya diri pada kemampuan pribadi dengan tujuan untuk memantapkan sikap mental positif yang mengarah pada terbentuknya kepribadian yang luhur sehingga menjadi anggota masyarakat yang berguna. b. Administrasi Racana Pandega. Meliputi; pengertian administrasi Racana Pandega, macam-macam, manfaat dan cara membuat administrasi Racana Pandega. c. Gugus depan perguruan tinggi. Meliputi; pramuka perguruan tinggi, organisasi, tata cara dan analisa. d. Musyawarah Pandega. Meliputi; pengertian, maksud, tujuan dan tata cara musyawarah Pandega, tugas masing-masing komisi dan tim formatur musyawarah Pandega. e. Manajemen konflik. Merupakan kemampuan dalam mengahadapi dan mengelola suatu konflik secara berdaya guna 32 Kwartir Daerah Jawatengah, Buku Bahan Serahan KML Golongan Penegak, 2001, hlm

22 sehingga dapat memberi dukungan yang positif bagi organiasasi untuk mencapai tujuan secara optimal. Dengan sasaran kajiannya; sebab-sebab terjadi konflik, gaya manajemen konflik dan cara mengelola konflik. f. Manajemen stres dalam Gerakan Pramuka. Kajiannya meliputi; hakekat manajemen stres, konsep dasar stres, stres dari sudut pandang manajemen, faktor munculnya stres, cara memandang stres dan upaya menjaga tingkat stres yang rendah. g. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Dengan kajiannya meliputi; pengertian dan cara pemecahan masalah, kegunaan pemecahan masalah, macam-macam masalah, pengaruh dinamika, langkah pengambilan keputusan dan teknik pengambilan keputusan. h. Praktik pertemuan Pandega dengan tujuan sebagai wahana aplikasi teknologi tepat guna, batasan-batasan teknologi tepat guna, manfaat teknologi tepat guna dan macam-macam teknologi tepat guna 33. d. Kursus Pembina Dasar (KPD) Dengan dilantiknya sebagai pembina mahir, maka secara otomatis mereka benar-benar secara legitimasi telah menjadi pembina yang berhak membina di pangkalan yang membutuhkannya. Dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepramukaan serta untuk lebih mendalami tugas sebagai pembian mahir, maka selanjutnya berhak mengikuti kursus yang dinamakan kursus pembina dasar (KPD). Kegiatan kursus ini hanya diikuti oleh anggota pramuka yang telah dinyatakan lulus KML dan benar-banar telah dikukuhkan sebagai pembina pramuka mahir dan profesional. 33 Kwartir Daerah Jawatengah, Buku Bahan Serahan KML Golongan Pandega, 2001, hlm

23 e. Kursus Pembina Lanjutan (KPL) Selesai jenjang kursus pembina dasar, maka setelah melalui masa pengembangan selama enam bulan yang bersangkutan berhak untuk mengikuti kursus pembina lanjutan. Dengan berakhirnya kursus pembina lanjutan dan setelah menyelesaikan masa pengembangan selama enam bulan, selanjutnya akan dikukuhkan sebagai pelatih yang pada saat tertentu berhak untuk menjadi tutor atau pelatih pada kegiatan-kegiatan kursus bagi para calaon pembina mahir dan profesional baik di tingkat dasar maupun tingkat lanjutan Wawancara, Op. Cit. Ruspandi. 70

24 71

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Gerakan Pramuka mempunyai tugas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang : 1. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 031/KN/78 TAHUN 1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 031/KN/78 TAHUN 1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 031/KN/78 TAHUN 1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 34 Tahun 1999 TANGGAL : 3 Mei 1999 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA KELUARGA BERENCANA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Menimbang Ketua, : a. bahwa untuk keseragaman dan keselarasan dalam

Lebih terperinci

KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG

KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG SURAT KEPUTUSAN KETUA KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG NOMOR : 075.A TAHUN 2012 TENTANG PANDUAN PELAKSANAAN MASA PENGEMBANGAN DAN MASA PEMANTAPAN PEMBINA PRAMUKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan pramuka sebagai satu-satunya wadah kegiatan kepanduan di sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan dengan penuh kegembiraaan, penuh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi) dewasa ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila generasi muda

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG

PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG 1 PANDUAN TEKNIK PENYAJIAN MODUL KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) GOLONGAN PENGGALANG I. Pendahuluan Panduan ini dibuat karena masih banyak penyelenggaraan kursus yang setiap topik atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAANDI SMK PGRI BATANG

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAANDI SMK PGRI BATANG BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAANDI SMK PGRI BATANG Pada bab ini peneliti akan melakukan analisis dari survey baik pustaka maupun lapangan. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya penting yang dapat menunjang pembentukan watak, karakter dan akhlak manusia adalah melalui pendidikan secara terus menerus. Pendidikan yang

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang

PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI /076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Disusun Oleh. Dewan Kerja Penggalang PROGRAM KERJA GUGUS DEPAN XI.06.03.075/076 PANGKALAN SMP NEGERI 8 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Disusun Oleh Dewan Kerja Penggalang XI.06.03.075/076 GERAKAN PRAMUKA GUDEP XI.06.03.075/076 PANGKALAN

Lebih terperinci

Kegiatan Pramuka. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

Kegiatan Pramuka. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka Kegiatan Pramuka Oleh : Sudiharto (Waka Binawasa Kwaran Kecamatan Cilandak) Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Semua kegiatan kepramukaan sesuai dengan metoda pendidikan kepramukaan. Metoda Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk membentuk kepribadian peserta didik seperti yang dimaksud dalam tujuan gerakan pramuka tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat secara sekaligus,

Lebih terperinci

RANCANGAN MENGAJAR ( RM )

RANCANGAN MENGAJAR ( RM ) RM - 3.3 RANCANGAN MENGAJAR ( RM ) PELATIHAN / PENATARAN : KMD ALAT BANTU POKOK BAHASAN : FORUM PRAMUKA SIAGA, PAPAN TULIS PENGGALANG, PENEGAK, OVERHEAD PROJECTOR PANDEGA. MOVIE PROJECTOR WAKTU : 6 x 45

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 180 A TAHUN 2011 KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA i DAFTAR

Lebih terperinci

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA NOMOR: 176 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua, Menimbang : a. bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak

Lebih terperinci

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Email : putrasawangan73@yahoo.co.id ORGANISASI Pengertian : 1. Etimologi (Bahasa): Organisasi berasal dari kata

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

Lebih terperinci

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua Kwartir Nasional

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ; Menimbang : 1. bahwa untuk kesejahteraan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang Mengingat : 1.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 137 TAHUN 1987 PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 137 TAHUN 1987 PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 137 TAHUN 1987 PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Dengan keputusan Kwarnas No. 127

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) KWARTIR RANTING TUNGKAL ILIR TANGGAL 29 NOV S.D 04 DES 2013

JADWAL KEGIATAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) KWARTIR RANTING TUNGKAL ILIR TANGGAL 29 NOV S.D 04 DES 2013 SABTU 30-11-13 JADWAL KEGIATAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) KWARTIR RANTING TUNGKAL ILIR TANGGAL 29 NOV S.D 04 DES 2013 HARI/TGL WAKTU KEGIATAN TUTOR/PEMATERI KET 07.00-13.00 Peserta

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa Gerakan Pramuka senantiasa

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 176 TAHUN 2013 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 176 TAHUN 2013 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 176 TAHUN 2013 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK oleh : Lani Widia Astuti & Eka Jayadiputra Program Studi PPKn Universitas Islam Nusantara, Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG 22099 22100 AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN 2008 2009 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Dengan Keputusan Kwartir Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan

Lebih terperinci

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda yang dikenakan oleh seorang Pramuka pada Seragam Pramuka yang menunjukan jati dirinya sebagai seorang Pramuka, satuan tempatnya

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA - 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA I. UMUM Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13 AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13 2. Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui oleh sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah suara

Lebih terperinci

GUGUSDEPAN KOTA CIREBON PANGKALAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

GUGUSDEPAN KOTA CIREBON PANGKALAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD)TAHUN 2017 Cirebon, 25 s.d 30 Juli 2017 RACANA SYEKH NURJATI NYI MAS RARASANTANG GUGUSDEPAN KOTA CIREBON 04.033-04.034 PANGKALAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI EKSTRAKURIKULER WAJIB PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA 3. 1 Organisasi Gerakan Pramuka Organisasi Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menangani seluruh kegiatan kepramukaan yang ada di Indonesia. Organisasi

Lebih terperinci

Tata Upacara Pramuka Penegak

Tata Upacara Pramuka Penegak Tata Upacara Pramuka Penegak Tata Upacara Pramuka Penegak A. Pengertian Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan, peraturan yang wajib dilaksanakan dengann khidmat, sehingga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan rakyat Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS MA ARIF NU BAB I NAMA, STATUS, FAHAM, TEMPAT, DAN WAKTU SAKO MA ARIF NU Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Satuan Komunitas Pramuka Lembaga Pendidikan Ma arif Nahdatul

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 231 TAHUN 2007

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 231 TAHUN 2007 PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 231 TAHUN 2007 KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA

Lebih terperinci

Materi Pengetahuan Umum Pramuka

Materi Pengetahuan Umum Pramuka Materi Pengetahuan Umum Pramuka I. TEKNIK PELAKSANAAN MUGUS DAN MUSAM A. MUSYAWARAH GUGUS DEPAN 1. Musyawarah Gugus depan dan Musyawarah Gugus depan Luar Biasa 1) Di dalam setiap gugusdepan Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberapa data mengenai Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan di MAN Tulungagung 1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode yang

Lebih terperinci

BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNGJAWAB

BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNGJAWAB LAMPIRAN I PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a.

Lebih terperinci

POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK ( Oleh : Udi wahyudi )

POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK ( Oleh : Udi wahyudi ) POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK ( Oleh : Udi wahyudi ) Adanya perkembangan psikologi peserta didik (anggota muda), menyebabkan munculnya suatu pemikiran untuk mengembangkan Pola dan Mekanisme Pembinaan

Lebih terperinci

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KWARTIR NASIONAL KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 179 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GERAKAN PRAMUKA TINGKAT CABANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya gerakan kepanduan dunia dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia (22 Februari 1857-8

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KEPRAMUKAAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN KOTA BEKASI SMP NEGERI 10 BEKASI

PROGRAM KERJA KEPRAMUKAAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN KOTA BEKASI SMP NEGERI 10 BEKASI PROGRAM KERJA KEPRAMUKAAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN KOTA BEKASI 12013 12014 SMP NEGERI 10 BEKASI Jalan Raya Padurenan Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi Tel. (021) 8251067 e-mail

Lebih terperinci

2. Maksud dan Tujuan 3. Dasar 4. Ruang Lingkup KOMISI B

2. Maksud dan Tujuan 3. Dasar 4. Ruang Lingkup KOMISI B LAMPIRAN I PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 BAB I NAMA DAN TEMPAT Pasal 1 Nama (1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia, Kata "Pramuka" merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang amat penting untuk peningkatan kualitas generasi muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN RI PRAMUKA TERTINGGI MABINAS PRESIDEN RI GUBERNUR KAMABIDA MUNAS 5 TAHUN SEKALI MUSDA 5 TAHUN SEKALI D K N PUSDIKA D K D DADIKA KWARNAS KWARDA MABICAB BUPATI/WALI

Lebih terperinci

REKA KERJA KML TAHUN 2014 RACANA RADEN MAS SAID-NYI AGENG SERANG IAIN SURAKARTA

REKA KERJA KML TAHUN 2014 RACANA RADEN MAS SAID-NYI AGENG SERANG IAIN SURAKARTA PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUTAN (KML) RACANA RADEN MAS SAID-NYI AGENG SERANG GUGUSDEPAN SUKOHARJO 06.401-06.402 TAHUN 2014 REKA KERJA KML TAHUN 2014 RACANA RADEN MAS

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG SELAKU KAMABICAB PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA ORIENTEERING KEPRAMUKAKAAN TAHUN 2015 TANGGAL 1 PEBRUARI 2015

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG SELAKU KAMABICAB PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA ORIENTEERING KEPRAMUKAKAAN TAHUN 2015 TANGGAL 1 PEBRUARI 2015 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG SELAKU KAMABICAB PADA ACARA PEMBUKAAN LOMBA ORIENTEERING KEPRAMUKAKAAN TAHUN 2015 TANGGAL 1 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu

Lebih terperinci

Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan

Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN A. Umum 1. Gerakan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Umum Dalam rangka usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka, diselenggarakan pendidikan kepramukaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang Mengingat : 1. bahwa

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 05 TAHUN 1984 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WANABAKTI Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan. BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Temuan 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Untuk penerapan kegiatan ektra kurikuler gerakan pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012 BAB I NAMA DAN TEMPAT Pasal 1 Nama (1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA A. Sejarah Gerakan Pramuka Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik mengenai konsep

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT 9 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah satunya adalah pembangunan di bidang pendidikan yang di kenal dengan sebutan pendidikan

Lebih terperinci

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS ) A. Pendahuluan Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undangundang Dasar 1945, adalah melindungi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT DASAR (KMD) 2017 RACANA RADEN MAS SAID-NYI AGENG SERANG IAIN SURAKARTA Bekerjasama dengan PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CABANG SUKOHARJO PANDUAN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY TANGGAL 21 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG Assalamu alaikum Wr. Wb. 2 Salam sejahtera bagi kita

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT BAB I NAMA, STATUS, FAHAM, TEMPAT, WAKTU, DAN HARI SAKO MA ARIF NU Pasal 1 1. Organisasi ini bernama

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PRAMUKA KE-53 DI LAPANGAN BUMI PERKEMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UNESCO (DEPAG RI, 2004: 8) mencanangkan pilar-pilar penting dalam pendidikan, yakni bahwa pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan belajar untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I. RENCANA TINDAK LANJUT (Action Plan) PENDAHULUAN

BAB I. RENCANA TINDAK LANJUT (Action Plan) PENDAHULUAN RENCANA TINDAK LANJUT (Action Plan) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana, disingkat Gerakan Pramuka, sebagai salah satu wadah pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA MAKARTI MULYA DESA WONOSARI, KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa Gerakan Pramuka dalam

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

KETENTUAN KEGIATAN SELEKSI KONTINGEN RAIMUNA NASIONAL 2017 KWARCAB KOTA SEMARANG TAHUN 2017

KETENTUAN KEGIATAN SELEKSI KONTINGEN RAIMUNA NASIONAL 2017 KWARCAB KOTA SEMARANG TAHUN 2017 KETENTUAN KEGIATAN SELEKSI KONTINGEN RAIMUNA NASIONAL 2017 KWARCAB KOTA SEMARANG TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Sesuai dengan kelender kegiatan dan keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2013,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA Menimbang Mengingat Memperhatikan Menetapkan Pertama Kedua Ketiga : :

Lebih terperinci

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli Desember 2014: 16-21 PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH Saipul Ambri Damanik Abstrak: Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR NASIONAL KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GERAKAN PRAMUKA TINGKAT DAERAH

Lebih terperinci

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN

MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN MODUL 6.1 DAN 6.2 SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG DAN ALAT PENDIDIKAN A. SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN UMUM (SKU/TKU), SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS (SKK/TKK), SYARAT DAN TANDA PRAMUKA GARUDA (SPG/TPG) DAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah

Lebih terperinci