2. Maksud dan Tujuan 3. Dasar 4. Ruang Lingkup KOMISI B

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. Maksud dan Tujuan 3. Dasar 4. Ruang Lingkup KOMISI B"

Transkripsi

1 LAMPIRAN I PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya pangkalan IAIN Sunan Ampel Surabaya memberi kesempatan kepada para Pramuka Pandega untuk membina diri menjadi kader pemimpin, baik di lingkungan Gugusdepan maupun lingkungan di luar Gugusdepan. b. Salah satu usaha untuk melaksanakan hal tersebut, dibentuklah Dewan Racana Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima di lingkungan Gudep Surabaya pangkalan IAIN Sunana Ampel Surabaya. c. Dewan Racana Pandega disingkat Dewan Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Pangkalan IAIN Sunan Ampel Surabaya yang beranggotakan Pramuka Pandega Putera dan Puteri, Bersifat kolektif dan kolegial. d. Kolektif mengandung arti bahwa keputusan dan kebijakan di dalam Dewan Pandega adalah keputusan atau kebijakan organisasi Dewan Pandega yang dilakukan secara bersama atau secara gabungan. Kolegial mengandung arti bahwa segala pelaksanaan tugas pokok, kebijakan dan tanggungjawab dalam prosesnya didalam Dewan Pandega dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan. Diketuai oleh Ketua Dewan Racana, yang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggungjawab kepada Musyawarah Pandega dan Gudep. e. Pengurus Dewan Pandega terdiri atas Pramuka Pandega putra untuk mengelolah Racana Sunan Ampel dan Pramuka Pandega putri untuk mengenlolah Racana Nyai Karima. f. Dewan Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima dipimpin oleh masing-masing Ketua Dewan Racana didampingi oleh seorang pembina yang berusia sekurang-kurangnya berusia 28 tahun.

2 g. Untuk keseragaman dalam pengelolaan organisasi racana, diperlukan adanya petunjuk penyelenggaraan yang ditetapkan oleh para pramuka pandega dalam Musdega sebagai pedoman yang berlaku. 2. Maksud dan Tujuan a. Petunjuk ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai dasar/pedoman dalam mengatur organisasi, tugas, dan tata kerja racana. b. Tujuannya adalah untuk menjamin adanya keselarasan, kelancaran, dan kesinambungan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab racana. 3. Dasar a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka b. Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. d. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka. e. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 080 Tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. f. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 086 tahun 1987 tentang petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pengembangan gugus depan pramuka yang berpangkalan di kampus perguruan tinggi. g. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 214 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega h. Keputusan Musyawarah Pandega tahun Ruang Lingkup Petunjuk penyelenggaraan ini diatur dengan tata urut sebagai berikut: a. Pendahuluan b. Tugas Pokok, Fungsi, dan Tanggungjawab c. Organisasi dan Masa Bakti d. Administrasi, Pendapatan dan Kekayaan e. Keanggotaan f. Kepengurusan g. Pembagian Tugas, Fungsi dan Mekanisme Bidang h. Pembina

3 i. Tugas dan Fungsi Mabigus dan Pembina Gudep j. Kelompok Kerja dan Sangga Kerja k. Musyawarah Pandega dan Musyawarah Pandega Luar Biasa l. Formatur m. Sidang Paripurna dan Rapat-Rapat n. Pendelegasian o. Job Spesifikasi dan Job Deskription KDR dan PA p. Penutup BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNGJAWAB 1. Tugas Pokok Tugas pokok Dewan Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima adalah: a. Melaksanakan Keputusan Musyawarah Pandega b. Merancang program kegiatan c. Mengurus dan mengatur kegiatan d. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan e. Merekrut anggota baru f. Mencari/mengidentifikasi sumber dana untuk disampaikan kepada Pembina Gudep g. Mengelola dana untuk menjalankan program kegiatan h. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Pembina Gudep dan Anggota Racana i. Menyelenggarakan Musyawarah Pandega 2. Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Dewan Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima berfungsi sebagai penanggungjawab penyelenggaraan manajemen kegiatan: a. Penyusunan perencanaan dan pengelolaan sumber daya informasi, perumusan kebijakan dan pelaporan kegiatan. b. Pengembangan dan pembinaan pendidikan kepramukaan bagi anggota serta pengabdian kepada masyarakat. c. Pengelolaan personil, logistik, keuangan, usaha dana dan aset milik racana serta pembinaan organisasi. d. Pengelolaan hubungan dengan gudep, lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.

4 3. Tanggungjawab Dewan Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas pokok Dewan Pandega kepada Musyawarah Pandega dan Pembina Gudep BAB III ORGANISASI DAN MASA BAKTI 1. Organisasi a. Di dalam Gugusdepan Surabaya , racana dipimpin oleh Ketua Dewan Racana Pandega Sunan Ampel dan Ketua Dewan Racana Pandega Nyai Karima yang disusun dalam satu kepungurusan yang bersifat kolektif. b. Dewan Racana sunan Ampel dan Nyai Karima adalah satu-satunya organisasi kaderisasi kepemimpinan bagi Pramuka Pandega Gugusdepan Surabaya pangkalan IAIN Sunan Ampel surabaya. 2. Masa Bakti a. Masa Bakti adalah kurun waktu berlangsungnya suatu kepengurusan Dewan Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima dalam melaksanakan tugasnya. b. Masa bakti dewan Pandega di dalam Gudep Surabaya adalah 1 tahun c. Selama belum terbentuk dan disahkannya Dewan Pandega yang baru oleh Surat Keputusan Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan, maka pengurus Dewan Pandega domisioner tetap melaksanakan tugasnya. BAB IV ADMINISTRASI, PENDAPATAN DAN KEKAYAAN 1. Administrasi a. Sebagai organisasi kader kepemimpinan Gugusdepan, maka sistem administrasi Dewan Pandega mengikuti sistem administrasi gugusdepan. b. Sistem administrasi gugusdepan dijelaskan oleh Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 041 Tahun 1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Satuan Gerakan Pramuka.

5 c. Sistem administrasi internal Dewan Pandega diadakan guna menunjang aktifitas Dewan Pandega, meliputi: 1) Pengarsipan surat menyurat yang berkaitan dengan Pramuka Pandega Gudep Surabaya ) Komunikasi dan informasi internal Dewan Pandega dengan Gugusdepan dan Kwartirnya. 3) Ketentuan-ketentuan administrasi yang bersifat teknis akan diatur dalam petunjuk Penyelenggaraan Administrasi Racana atau panduan lain. 4) Petunjuk penyelenggaraan atau panduan itu tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 2. Pendapatan a. Keuangan 1) Keuangan diperoleh, dikelola dan dipertanggungjawabkan oleh Dewan Pandega dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya. 2) Sumber Keuangan: (1) Dana Penunjang Pendidikan (2) Usaha dana Dewan Pandega 3) Sumber dana yang berasal dari luar Gugusdepan harus sepengetahuan Gugusdepan. Apabila diperlukan, dana tersebut dapat disimpan di Bank atas nama Gerakan Pramuka Gudep IAIN Sunan Ampel Surabaya. b. Usaha Dana 1) Dewan Pandega dapat membuat badan usaha tetap antara lain: usaha fasilitas jasa, Kedai Pramuka dan lain-lain 2) Usaha dapat dilakukan dengan memberdayakan fasilitas yang dimiliki Racana atau Gugusdepan dan secara berkala menyampaikan laporan. 3) Badan usaha tersebut bertanggungjawab kepada Pembina Gugusdepan dan Ketua Dewan Racana. c. Pengelolaan 1) Dana yang diperoleh, dikelola oleh Dewan Pandega sesuai dengan sistem yang berlaku. 2) Dalam pengelolaan dana kegiatan, Dewan Pandega senantiasa melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Gugusdepan. d. Pertanggungjawaban

6 Pertanggungjawaban pengelolaan dana disusun oleh Dewan Pandega dan disampaikan pada waktu Musdega dengan memberikan tembusan kepada Gugusdepan. 3. Kekayaan a. Kekayaan Racana atau Gugusdepan adalah benda bergerak. b. Benda bergerak tersebut meliputi hasil usaha tetap, perlengkapan kantor, surat berharga dan uang tunai. c. Kekayaan Racana atau Gugusdepan yang utama digunakan sebagai sarana pendukung kegiatan. d. Perawatan inventaris merupakan hak dan kewajiban seluruh anggota gudep Surabaya dengan penanggung jawab bidang Sarana dan Prasarana (Ke-RT-an). Kecuali surat berharga dan uang tunai, masing-masing dilakukan oleh Sekretaris Dewan dan Bendahara Dewan. e. Segala pemasukan (tambahan) atau pengeluaran inventaris yang telah menjadi milik sanggar harus dicatat oleh bidang Sarana dan Prasarana (Ke-RT-an) pada buku inventaris. f. Setiap peminjaman barang harus melalui prosedur peminjaman sebagai berikut : 1) Untuk pribadi: harus sepengetahuan KDR 2) Untuk Sangga Kerja: harus dengan disposisi surat/pelaporan barang-barang yang dipinjam. 3) Dari Organisasi luar: menggunakan surat peminjaman disertai KTP/KTM asli. Biaya pinjam ditentukan oleh Bidang Sarana dan Prasarana (Ke-RT-an) g. Apabila hilang atau rusak, maka peminjam berkewajiban mengganti dengan unit yang baru. BAB V KEANGGOTAAN 1. Anggota Dewan Pandega adalah Pramuka Pandega yang mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan tugas pokok Dewan Racana. 2. Persyaratan a. Persyaratan merupakan ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota Dewan Pandega.

7 b. Persyaratan terdiri atas: 1) Umum (a) Anggota aktif di Gugusdepan. (b) Minimal telah menjadi Anggota Racana 2) Khusus Persyaratan khusus adalah persyaratan tambahan lainnya selain persyaratan umum. Persyaratan khusus ditetapkan dalam Musdega. Persyaratan tersebut adalah: (a) Telah mengikuti Kursus Pengelolaan Dewan Racana atau Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) (b) Minimal semester 3 3. Pemilihan dan Pengangkatan Anggota a. Pemilihan anggota 1) Pemilihan anggota adalah tata cara memilih anggota Dewan Racana. 2) Pemilihan anggota dapat dilakukan melalui: (a) Formatur. (b) Pemilihan langsung atas Ketua Dewan Racana, Pemangku Adat dan Ketua Dewan Kehormatan Pandega. sedangkan anggota Dewan Pandega lainnya dipilih oleh formatur. (c) Pemilihan langsung atas Ketua Dewan Racana, Pemangku Adat dan Ketua Dewan Kehormatan Pandega dilakukan secara terpisah yang mekanismenya ditetapkan melalui Musdega b. Pengangkatan anggota disahkan dengan surat keputusan Ketua Majelis Pembina Gugusdepan. 4. Penggantian Ketua dan Mutasi Anggota a. Penggantian Ketua Penggantian Ketua dilakukan apabila Ketua Dewan Racana: 1) Telah selesai pendidikan S1 2) Menikah 3) Meninggal Dunia 4) Sedang berhalangan tetap, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai Ketua Dewan Racana. Jenis halangan yang dimaksud diatur lebih lanjut oleh Dewan Pandega yang bersangkutan dengan persetujuan gugusdepan.

8 5) Mengajukan pengunduran diri dengan bukti tertulis. 6) Telah melewati batas usia Pramuka Pandega 7) Melakukan kegiatan yang melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka 8) Diusulkan oleh 2/3 jumlah anggota 9) Tata cara penggantian Ketua diatur oleh Dewan Pandega dengan sepengetahuan Gugusdepan 10) Penggantian Ketua disahkan dengan surat keputusan. 11) Terbukti telah melanggar keputusan Musyawarah Pandega Penggantian Ketua Dewan Racana dan Pemangku Adat dilakukan di dalam Musyawarah Pandega Luar Biasa b. Mutasi Anggota 1) Mutasi anggota adalah perpindahan fungsi dan kedudukan anggota Dewan Pandega dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. 2) Mutasi anggota dapat dilakukan pada seluruh jenis, fungsi dan kedudukan anggota. 3) Tata cara mutasi disusun oleh Dewan Pandega dengan sepengetahuan Gugusdepan. 4) Pelaksanaan mutasi anggota Dewan Pandega disahkan dengan keputusan Gugusdepan. 5. Pemberhentian anggota a. Pemberhentian anggota adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hak dan kewajiban seseorang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai anggota Dewan Pandega. b. Pemberhentian anggota dilakukan apabila anggota Dewan Pandega: 1) Meninggal dunia. 2) Sedang berhalangan tetap, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai anggota Dewan Pandega. 3) Jenis halangan yang dimaksud diatur lebih lanjut oleh Dewan Pandega yang bersangkutan dengan persetujuan Gugusdepan. 4) Mengajukan permintaan sendiri dengan bukti tertulis. 5) Telah melewati batas usia Pramuka Pandega 6) Melakukan kegiatan yang melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka.

9 7) Terbukti telah melanggar keputusan Musyawarah Pandega c. Jenis pemberhentian anggota terdiri atas : 1) Pemberhentian dengan hormat. 2) Pemberhentian dengan tidak hormat. d. Pemberhentian dengan hormat dilakukan apabila pemberhentian disebabkan ketentuan Bab V Pasal 5b (1,2,4,5). e. Pemberhentian dengan tidak hormat dilakukan apabila pemberhentian disebabkan karena ketentuan Bab V Pasal 5b (6 dan 7) setelah melalui Dewan Kehormatan. f. Tata cara pemberhentian diatur oleh Dewan Pandega dengan sepengetahuan Gugusdepan. g. Pemberhentian anggota disahkan dengan surat keputusan Gugusdepan. 6. Penggantian Anggota a. Penggantian anggota adalah penggantian anggota Dewan Pandega yang dilakukan apabila ada anggota yang diberhentikan dari keanggotaan. b. Tata cara penggantian anggota diatur oleh Dewan Pandega yang bersangkutan dengan sepengetahuan Gugusdepan. c. Penggantian anggota disahkan dengan surat keputusan Gugusdepan. 7. Hak dan Kewajiban Anggota a. Pada prinsipnya sebagai badan yang bersifat kolektif dan kolegial, setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam pelaksanaan tugas pokok Dewan Pandega. b. Dalam pelaksanaan tugasnya, anggota dibagi dalam suatu susunan kepengurusan. BAB VI KEPENGURUSAN 1. Pengurus a. Susunan pengurus Dewan Pandega terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang Pemangku Adat merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota, Bendahara merangkap anggota dan beberapa Orang anggota. b. Komposisi pengurus dalam Dewan Pandega disusun berdasarkan kondisi satuan anggota racana pandega. c. Jumlah anggota Dewan Pandega disesuaikan keputusan Musdega

10 d. Dewan Pandega terdiri atas: 1) Dewan Harian (1) Seorang Ketua Dewan Racana (2) Seorang Pemangku Adat (3) Seorang Sekretaris (4) Seorang Bendahara 2) Bidang Pelaksana Racana Dewan tersebut dipilih oleh para anggota racana di dalam Musdega oleh Tim Formatur 2. Pembidangan a. Pembidangan adalah pembagian tugas yang dilakukan sebagai upaya memperlancar pelaksanaan tugas pokok Dewan Pandega. b. Pembidangan dalam Dewan Pandega Sunan Ampel dan Nyai Karima diatur sebagai berikut : 1) Bidang Kegiatan Kepramukaan (Giat Ops) 2) Bidang Kajian Kepramukaan (Teknik Kepramukaan) 3) Bidang Sarana dan Prasarana (Ke-RT-an) 4) Bidang Pengabdian Masyarakat (Humas dan Infokom) 5) Bidang Penelitian Evaluasi dan Pengembangan (Litevbang) c. Dewan Pandega dapat membentuk Sub Bidang Pelaksana Kegiatan dengan tujuan memberi kesempatan kepada anggota untuk memperdalam keterampilan khusus. d. Apabila SubBidang bertentangan dengan kebijakan Racana, maka Dewan Pandega dapat membekukan Sub Bidang tersebut. BAB VII DEWAN KEHORMATAN PANDEGA 1. Untuk mengembangkan kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para Pramuka Pandega, dibentuk Dewan Kehormatan Pandega yang terdiri atas para anggota racana yang sudah dilantik dan diketuai oleh Pemangku Adat. 2. Tugas Dewan Kehormatan Pandega adalah untuk menentukan:

11 a. Pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan pelanggaran terhadap kode kehormatan. b. Peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Pandega. c. Rehabilitasi anggota Racana Pandega 3. Pertemuan Dewan Kehormatan Pandega bersifat formal. a. Undangan disampaikan seminggu sebelumnya dan masalah yang akan dibicarakan diumumkan. b. Peserta yang hadir menggunakan pakaian seragam c. Tempat ditentukan lebih dahulu 4. Dalam Dewan Kehormatan Pandega, Pembina bertindak sebagai Konsultan. BAB VIII PEMBAGIAN TUGAS, FUNGSI DAN MEKANISME BIDANG 1. Pembagian tugas merupakan pembagian pekerjaan berdasarkan kedudukan anggota dalam kepengurusan Dewan Pandega 2. Pembagian tugas dan fungsi diatur sebagai berikut: a. Ketua Dewan Racana 1) Ketua Dewan Racana disingkat KDR, bertugas: a) Memimpin racana sesuai masa baktinya. b) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab racana. c) Menentukan kebijakan pelaksanaan keputusan Musdega dan pelaksanaan kegiatan kepramukaan yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Program Kerja Racana. 2) Ketua Dewan Racana mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Penanggungjawab kegiatan racana b) Pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan racana. c) Pengarah Bidang Pelaksana racana dan Ketua Sangga Kerja d) Pengambil keputusan dalam masalah keuangan

12 b. Pemangku Adat 1) Pemangku Adat disingkat PA, bertugas mengawasi dan melaksanakan hasil keputusan Musdega. 2) Pemangku Adat mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Penanggungjawab atas prosesi adat racana dan teknis pelaksanaan upacara adat racana. b) Pemberi pertimbangan kepada Ketua Dewan Racana. c) Pelaksana keputusan atas tindakan amoral yang dilakukan oleh anggota. d) Pembuat laporan kasus ataupun pelanggaran yang terjadi di racana dan upaya pemecahannya secara tertulis pada akhir kepengurusan dan di laporkan didepan Musyawarah Pandega e) Penerima serta pelepas tamu dalam upacara penerimaan dan pelepasan tamu dari luar Gudep f) Peninjau dalam setiap kegiatan g) Pemimpin dalam rapat Dewan Kehormatan Pandega 3) Pemangku Adat membantu Ketua Dewan Racana dalam menjalankan tugas racana. c. Sekretaris Dewan Racana 1) Sekretaris Dewan Racana disingkat Sekretaris Dewan, bertugas menyelenggarakan ketatalaksanaan serta administrasi organisasi terhadap seluruh unsur di dalam racana. 2) Sekretaris Dewan mempunyai tugas sebagai berikut: a) Penyaji gagasan dan materi untuk KDR b) Kordinator penyusunan program kerja c) Fasilitator pembuatan KTA d) Pembimbing Sekretaris Sangga Kerja e) Bertindak sebagai Notulis dalam rapat racana f) Bertindak sebagai wakil Dewan Pandega apabila Ketua Dewan Racana berhalangan 3) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Dewan bertanggungjawab kepada Ketua Dewan Racana.

13 d. Bendahara Dewan Pandega 1) Bendahara Dewan Pandega disingkat Bendahara Dewan bertugas membuat kebijakan umum tentang pengelolaan keuangan racana. 2) Bendahara Dewan mempunyai tugas sebagai berikut: a) Mencairkan dana atas persetujuan atau surat perintah pengambilan uang dari KDR b) Mengaatur sirkulasi keuangan atas sepengetahuan KDR c) Mengkoordinir iuran wajib anggota per-bulan sebesar Rp , d) Mengkoordinir iuran sukarela / sumbangan anggota atau non anggota. e) Membimbing bendahara Sangga Kerja. 3) Dalam melaksanakan tugasnya, bendahara Dewan bertanggungjawab kepada Ketua Dewan Racan e. Bidang Kegiatan Kepramukaan (Giat Ops) 1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang merupakan kegiatan Kepramukaan dalam upaya peningkatan mutu kegiatan Kepramukaan Pramuka Pandega 2) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kepramukaan. 3) Bertanggungjawab kepada KDR f. Bidang Kajian Kepramukaan (Teknik Kepramukaan) 1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan kebijakan pembinaan dan pengembangan Pramuka Pandega secara konsepsional. 2) Memberikan pertimbangan dan masukan kepada Racana, Gugusdepan maupun wadah pembinaan Pramuka Pandega lainnya dalam pengembangan pelaksanaan suatu peraturan mengenai Pramuka Pandega. 3) Bertanggungjawab kepada KDR g. Bidang Sarana dan Prasarana (Ke-RT-an) 1) Mengelola kekayaan Gugusdepan secara berkala 2) Mengembangkan Kedai Gugusdepan 3) Mengelola Sanggar 4) Bertanggungjawab kepada KDR h. Bidang Pengabdian Masyarakat (Humas dan Infokom)

14 1) Melaksanakan kegiatan berbasis masyarakat untuk peningkatan citra Gerakan Pramuka. 2) Menjalin hubungan baik antar Racana berbasis perti. 3) Memfasilitasi informasi berbasis IT 4) Bersama Gugusdepan melakukan hubungan kerjasama dengan pihak lain berkaitan dengan kegiatan Pramuka Pandega di luar Gerakan Pramuka. 5) Bertanggungjawab kepada KDR i. Bidang Penelitian Evaluasi dan Pengembangan (Litevbang) 1) Memikirkan, merencanakan dan mengorganisasikan evaluasi atas kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya peningkatan mutu, pembinaan Pramuka Pandega. 2) Bertanggungjawab atas kegiatan pendidikan dan pelatihan serta pelaksanaan kegiatan pengembangan. 3) Mempublikasikan kegiatan pramuka kepada masyarakat luas. 4) Bertanggungjawab kepada KDR BAB IX PEMBINA 1. Secara umum Racana dibina oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan dan Pembina Pramuka. Pembina yang dimaksud adalah: 1) Majelis Pembimbing Gugusdepan, dengan susunan sebagai berikut: a) Seorang Ketua (dijabat oleh Rektor IAIN Sunan Ampel) b) Seorang Wakil Ketua c) Seorang Sekretaris d) Seorang Ketua Harian (dijabat oleh Pembantu Rektor III) e) Beberapa orang anggota 2) Pembina Gugusdepan, dengan susunan sebagai berikut: a) Seorang Ketua b) Seorang Wakil Ketua c) Seorang Sekretaris d) Seorang Ketua Harian e) Beberapa orang anggota 3) Pembina Satuan

15 1) Racana dibina oleh seorang Pembina Pandega. 2) Untuk membekali keterampilan khusus, maka Pembina Satuan dibantu oleh Pembantu Pembina Satuan yang selanjutnya disebut sebagai Konsultan atau Narasumber Ahli. 2. Pembina Gudep ditetapkan di dalam Musyawarah Gugusdepan 3. Pembina Satuan diusulkan dan dipilih di dalam Musyawarah Pandega BAB X TUGAS DAN FUNGSI MABIGUS DAN PEMBINA GUDEP Tugas dan fungsi Majelis Pembimbing Gugusdepan dan Pembina Gudep telah dijelaskan dan diatur dalam: 1. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 225 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka. 2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramukanomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka BAB XI KELOMPOK KERJA DAN SANGGA KERJA 1. Kelompok kerja Kelompok kerja adalah kelompok atau tim yang terdiri dari beberapa dewan harian dan penanggung jawab operasional, yang bertugas untuk meninjau kembali petunjuk pelaksanaan kegiatan. 2. Sangga Kerja a. Sangga Kerja adalah kelompok yang bertugas untuk mengerjakan pekerjaan atau tugas tertentu b. Pemilihan Ketua Sangga Kerja dan bidangnya dilaksanakan dalam Rapat Bidang c. Sangga Kerja dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gugusdepan d. Petunjuk teknis kegiatan adalah tanggungjawab sangga kerja

16 e. Sangga kerja berkewajiban menyusun surat pertanggungjawaban dan melaporkannya didalam rapat bidang maksimal 1 (satu bulan) setelah kegiatan selesai. Dan apabila tidak dilaksanakan akan mendapatkan konsekuensi dari dewan pandega, f. Format surat pertanggungjawaban diatur dalam petunjuk penyelenggaraan administrasi racana. BAB XII MUSYAWARAH PANDEGA DAN MUSYAWARAH PANDEGA LUAR BIASA 1. Pengertian a. Musyawarah Pandega yang disingkat Musdega adalah suatu forum atau tempat pertemuan bagi Pramuka Pandega Gugusdepan Surabaya sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka Pandega di tingkat dalam Gugusdepan. b. Hasil Musdega selanjutnya disebut Keputusan Musdega Merupakan Pedoman bagi Dewan Pandega dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 2. Kedudukan Musdega adalah forum tertinggi Pramuka Pandega di Racana Sunan Ampel dan Nyai Karima Gudep Surabaya Pangkalan IAIN Sunan Ampel Surabaya. 3. Jenis Musdega a. Musdega Musdega adalah Musyawarah Pandega yang diselenggarakan dalam keadaan terpenuhi quorum dan tepat waktu. b. Musdega Luar Biasa Musdega luar biasa adalah Musdega yang diselenggarakan antara dua Musdega karena ada hal-hal yang bersifat khusus. 1) Musdega Luar Biasa dilaksanakan atas usul Dewan Pandega atau usul dari sedikitnya dua pertiga jumlah anggota. 4. Waktu Pelaksanaan Musdega diselenggarakan setiap tahun sekali. Dilaksanakan pada bulan Desember.

17 5. Penyelenggara Penyelenggara adalah Dewan Pandega 6. Peserta Peserta Musdega terdiri atas: a. Dewan Pandega b. Purna Bakti c. Penasehat Musdegas d. Nara Sumber 7. Hak Suara, Hak Bicara dan Hak Pilih a. Hak suara adalah hak yang dimiliki masing-masing peserta untuk diperhitungkan dalam perhitungan suara bila dilaksanakan pengambilan keputusan, dengan setiap peserta berhak atas satu suara. b. Hak bicara adalah hak yang dimiliki setiap peserta untuk menyampaikan usul, saran dan pendapat. c. Hak pilih adalah hak yang dimiliki anggota untuk dipilih dan memilih d. Hal- hal lain berkenaan dengan mekanisme hak suara dalam pengambilan tetap secara bersama diatur lebih lanjut dalam Musdega 8. Pimpinan Musdega a. Musdega dipimpin oleh Presidium yang anggotanya dipilih dari peserta Musdega melalui Musyawarah yang dipimpin oleh Dewan Pandega, sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan secara berhasil guna dan berdaya guna. b. Unsur Presidium terdiri atas : 1) Satu orang dari unsur Dewan Pandega penyelenggara yang mendapat mandat dari Ketua Dewan Racana. 2) Dua orang dari anggota. c. Presidium terdiri atas Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Presidium d. Hal-hal lain yang berkenaan dengan Presidium diatur dalam tata tertib Musdega 9. Penasehat Musdega a. Penasehat Musdega adalah orang yang memiliki fungsi untuk memberi nasehat, petunjuk dan saran kepada Musdega untuk dijadikan bahan pertimbangan b. Penasehat Musdega adalah unsur Purna Bakti atau Pembina Gugusdepan yang KOMISI dipilih B

18 oleh peserta Musdega atas usulan Dewan Pandega. c. Jumlah dan ketentuan lain berkenaan dengan Penasehat Musdega diatur oleh Dewan Pandega. 10. Nara Sumber Bila dianggap perlu, Musdega dapat mengundang narasumber dari kalangan di dalam atau luar Gugusdepan. 11. Acara Musdega Acara Pokok Musdega adalah: 1) Laporan pertanggungjawaban atas kebijakan yang telah dibuat oleh Dewan Pandega dalam melaksanakan tugas pokok dan rencana kerja selama masa bakti. 2) Evaluasi kegiatan Pramuka Pandega di gugusdepan selama masa bakti. 3) Perumusan masukan untuk rencana kerja dan kebijakan Gugusdepan dalam pembinaan dan pengembangan Pramuka Pandega untuk masa bakti berikutnya. 4) Pemilihan anggota Dewan Pandega masa bakti berikutnya. 5) Acara Musdega lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu. 12. Pengambilan Keputusan a. Pengambilan keputusan adalah proses penetapan atas alternatif yang ada untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Musdega sehingga didapat putusan akhir. b. Setiap pengambilan keputusan sedapat-dapatnya diperoleh melalui musyawarah untuk mufakat. c. Apabila keputusan tidak dapat tercapai melalui musyawarah maka keputusan diperoleh melalui lobying, jika tidak di peroleh keputusan maka di lakukan foting. BAB XIII FORMATUR 1. Pengertian. a. Formatur adalah peserta Musdega yang diberi hak dan kewajiban untuk memilih anggota Dewan Pandega. b. Formatur dipilih dalam Musdega.

19 2. Tugas dan Masa Tugas a. Formatur bertugas untuk: 1) Memilih anggota Dewan Pandega. 2) Menyusun anggota terpilih dalam kepengurusan di Dewan pandega. b. Masa tugas formatur selama 3 hari sejak Musdega berakhir. c. Formatur bertanggung jawab kepada Gugusdepan. 3. Keanggotaan Formatur a. Anggota Formatur terdiri atas unsur: 1) KDR putera dan puteri terpilih 2) KDR putera dan puteri domisioner 3) PA putera dan puteri terpilih 4) PA putera dan puteri domisioner 5) Ketua Presidium 6) 2 (dua) Sangga Kerja Pandega b. Apabila terjadi pemilihan langsung, maka Ketua Dewan Racana putera terpilih menjadi Ketua Tim Formatur. c. Anggota formatur berjumlah paling banyak 11 (sebelas) orang dengan secara keseluruhan berjumlah ganjil. d. Hal-hal yang berkenaan dengan tata cara pemilihan formatur diatur dalam Musdega. e. Formatur dapat menyusun hal-hal yang berkenaan dengan cara pelaksanaan tugasnya dengan persetujuan Gugusdepan. 4. Penasehat Formatur a. Penasehat Formatur adalah Pembina atau Purna Bakti yang mendapat mandat dari Gugusdepan atau Purna Bakti yang dipilih dalam Musdega. b. Tugas Penasehat Formatur adalah memberikan saran, usul, dan pendapat kepada formatur. c. Penasehat formatur tidak memiliki hak suara. d. Penasehat formatur bertanggung jawab kepada Gugusdepan.

20 BAB XIV SIDANG PARIPURNA DAN RAPAT-RAPAT 1. Sidang Paripurna a. Pengertian Sidang Paripurna Pramuka Pandega merupakan pertemuan berkala yang dilaksanakan sebagai wahana bagi Pramuka Pandega sebagai langkah pengendalian operasional melalui koordinasi, konsultasi, informasi, dan kerjasama dalam pembinaan Pramuka Pandega. b. Sidang Paripurna dilaksanakan Pada pertengahan masa bakti Dewan Pandega. c. Peserta Sidang Paripurna 1) Peserta Sidang Paripurna terdiri atas: (b) Anggota Dewan Pandega. (c) Perwakilan setiap angkatan. (d) Perwakilan Sub Bidang 2) Penasehat Sidang Paripurna (b) Penasehat Sidang Paripurna adalah orang yang memiliki fungsi untuk memberi petunjuk dan saran kepada Sidang Paripurna. (c) Penasehat Sidang Paripurna terdiri atas Pembina Gugusdepan atau pembina Satuan yang mendapat mandat dari Kwartir. (d) Jumlah dan ketentuan lain berkenaan dengan Penasehat Sidang Paripurna diatur oleh Dewan Pandega. 2. Rapat-rapat a. Pengertian Rapat adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Pandega untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas pokok Dewan Pandega. b. Jenis Rapat 1) Rapat Pleno / Rapat Kerja Rapat pleno / Rapat Kerja merupakan forum tertinggi di dalam Dewan Pandega dalam pengambilan keputusan untuk merumuskan kebijakan yang akan diambil yang wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Kerja. 2) Rapat Dewan Harian Rapat internal Dewan Harian untu membahas hal-hal tertentu.

21 3) Rapat Bidang Rapat bidang adalah rapat yang dilaksanakan oleh anggota bidang untuk menjabarkan kebijakan Dewan Pandega sesuai dengan bidangnya. Termasuk dalam kategori ini adalah rapat pembentukan Sangga Kerja kegiatan. 4) Rapat Koordinasi dan Konsultasi/Rapat Tri Wulan Rapat koordinasi dan konsultasi dilaksanakan oleh Dewan Pandega untuk membahas hal-hal yang mendukung pelaksanaan tugas pokoknya, baik dengan pihak Gugusdepan maupun di luar Gerakan Pramuka 5) Rapat Kelompok Kerja Rapat Kelompok Kerja adalah rapat yang dilaksanakan untuk meninjau kembali petunjuk pelaksanaan kegiatan c. Pertemuan Dewan Pandega bersifat formal. 1) Undangan disampaikan seminggu sebelumnya dan masalah yang akan dibicarakan diumumkan. 2) Peserta yang hadir menggunakan pakaian seragam 3) Tempat ditentukan lebih dahulu d. Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan dan mekanisme rapat, selanjutnya dapat diatur oleh Dewan Pandega. BAB XV PENDELEGASIAN 1. Pendelegasian adalah pengiriman atau penugasan yang dilakukan oleh gugusdepan atas usulan Ketua Dewan Racana kepada seorang anggota atau sekelompok anggota untuk menghadiri undangan, berpartisipasi dalam suatu kegiatan atau pelatihan. 2. Untuk Pendelegasian yang bersifat pelatihan diutamakan pemerataan untuk anggota. Urutan pendelegasian sesuai dengan porsi kesempatan yang ditentukan oleh Dewan Pandega, yaitu : a. Dewan Pandega b. Anggota racana c. Anggota gudep 3. Untuk aturan dalam pendelegasian sebagai berikut: a) Pendelegasian Perkemahan Wirakarya (PW):

22 1) Anggota yang sudah pernah mengikuti PW tidak diikutkan kembali, kecuali KDR dan PA. b) Pendelegasian Tugas ( Timkes, Outbound, Pondok Romadhan, dan lain-lain) 1) Mengajukan Diri 2) Ditunjuk sesuai dengan kebijakan Ketua Dewan Racana (KDR) dan catatan yang tersedia, dan apabila anggota yang ditunjuk tidak bisa melaksanakan harus mencari pengganti. c) Pendelegasian Undangan (HUT,UKM lain, Buber dan lain-lain) 1) Mengajukan Diri 2) Ditunjuk sesuai dengan kebijakan Ketua Dewan Racana (KDR) 3) Dana dari racana 50 % dan maksimal hanya untuk 10 anggota. d) Pendelegasian Pendidikan 1) Mengajukan Diri 2) Ditunjuk sesuai dengan kebijakan Ketua Dewan Racana (KDR) 3) Dana dari racana 50 %. 4. Laporan pertanggungjawaban pendelegasian selambat-lambatnya harus dilakukan 1 bulan setelah kedatangannya dari pendelegasian. 5. Apabila terjadi pelanggaran pada no.4 diatas, maka satu kali diperingatkan secara tertulis oleh Dewan. 6. Apabila peringatan secara tertulis tidak diindahkan maka Dewan Pandega berhak memberi sanksi sesuai kesepakatan Dewan Pandega. 7. Ketentuan format laporan pendelegasian akan diatur didalam petunjuk pelaksaanaan administrasi Racana 8. Surat Pertanggungjawaban wajib dilaporkan didepan Dewan Pandega dan anggota Gugusdepan Surabaya Anggota forum berhak menerima atau menolak LPJ pendelegasian. BAB XVI JOB SPESIFIKASI DAN JOB DESKRIPTION KDR DAN PA A. Job Spesifikasi Ketua Dewan Racana a. Belum menikah. b. Masih terdaftar sebagai mahasiswa S1 sunan ampel Surabaya. c. Bersedia dicalonkan menjadi KDR.

23 d. Tidak menjabat pengurus harian di organisasi lain. e. Minimal sudah di kukuhkan menjadi angota racana. f. Minimal mengabdi di gugus depan Surabaya pangkalan IAIN sunan ampel Surabaya sekurang-kurangnya selama 1 tahun. g. Calon KDR minimal semester 3 dan maksimal semester 7. h. Berpengalaman menjadi sangga kerja di gugusdepan. i. Pernah mengikuti kegiatan tingkat nasional/daerah. j. Berpengalaman menjadi Pembina/pembantu Pembina pramuka siaga, penggalang atau penegak. k. Sehat jasmani dan rohani B. Job description a. Beriman dan Bertaqwa kepada Allah SWT. b. Mampu menjalankan amanat musdega XXII c. Mampu mengayomi, melindungi dan melayani anggota gudep d. Memimpin, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab racana. e. Menentukan kebijkan pelaksanaan keputusan musdega dan pelaksanaan kepramukaan yang di tetapkan dalam rencana kerja dan program racana. f. Mengetahui dan memahami tentang permasalahan racana. g. Memimpin racana sesuai dengan masa bhaktinya. h. Mampu dan bisa berkomunikasi dengan baik. C. Job Spesifikasi Pemangku Adat a. Belum menikah b. Masih terdaftar sebagai mahasiswa S1 sunan ampel Surabaya Mampu dan bisa berkomunikasi dengan baik. c. Bersedia di calonkan menjadi PA. d. Tidak menjabat pengurus harian di orgaisasi lain. e. Minimal sudah di kukuhkan menjadi angota racana. f. Minimal mengabdi di gugus depan Surabaya pangkalan IAIN sunan ampel Surabaya sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun. g. Sehat jasmani dan rohani h. Berpengalaman menjadi sangga kerja di Gugusdepan.

24 D. Job description pemangku adat a. Beriman dan Bertaqwa kepada Allah. b. Mampu menjaga, mensosialisasikan dan menjalankan adat racana c. Mampu menjalankan amanat musdega XXII d. Mampu mengayomi anggota, melindungi dan dapat bermusyawarah dengan baik e. Mengetahui dan memahami tentang permasalahan dewan dan anggota. BAB XVII PENUTUP 1. Masa Peralihan Seluruh komponen Dewan Pandega diberikan kesempatan selama 1 (satu) bulan untuk mengadakan penyesuaian dengan Petunjuk Penyelenggaraan ini dalam masa peralihan sejak tanggal ditetapkannya petunjuk penyelenggaraan ini. 2. Lain-lain Hal lain yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan diatur kemudian oleh Dewan Kehormatan Pandega dengan mempertimbangkan masukan Dewan Pandega dan tetap memperhatikan perkembangan zaman dan kebutuhan Pramuka Pandega Gudep Surabaya pangkalan IAIN Sunan Ampel Surabaya Ditetapkan di: Surabaya Pada tanggal : 30 December 2012 Presidium Musyawarah Pandega XXII Siti Lailatul Qomariyah Ketua Burhanudin Yusuf U. Anggota Nur Ayu Hidayati Anggota

BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNGJAWAB

BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNGJAWAB LAMPIRAN I PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a.

Lebih terperinci

Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan

Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN RACANA PENDEGA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA GERAKAN PRAMUKA 1261-1262 BERPANGKALAN PADA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA BAB I PENDAHULUAN A. Umum 1. Gerakan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU PENGURUS LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU PUSAT 9 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua, Menimbang : a. bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak

Lebih terperinci

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua Kwartir Nasional

Lebih terperinci

II. POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN A.

II. POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN A. POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA GUGUS DEPAN SURABAYA 1261-1262 MASA BHAKTI 2010-2011 I. PENDAHULUAN A. Pengantar Gerakan Pramuka

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 223 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 224 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Menimbang Ketua, : a. bahwa untuk keseragaman dan keselarasan dalam

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 222 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 222 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA Ketua, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk keselarasan,

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN 1. Umum PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN a. Kwartir Ranting Gerakan Pramuka disingkat Kwarran adalah

Lebih terperinci

DEWAN KERJA PRAMUKA T DAN D

DEWAN KERJA PRAMUKA T DAN D DEWAN KERJA PRAMUKA T DAN D KURSUS PENGELOLAAN DEWAN KERJA (KPDK) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur Pusdiklatda Balongbendo, Sidoarjo Tahun 2011 Nasional Rover Scout Council PENGERTIAN Dewan Kerja

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR IKA UNPAR PEMBUKAAN Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk membantu kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU Diterbitkan oleh: Majelis Pusat Gereja Kristen Perjanjian Baru Daftar Isi BAB I Keanggotaan... 3 BAB II Musyawarah Besar... 4 BAB

Lebih terperinci

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015 AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015 PEMBUKAAN Mahasiswa memiliki potensi yang merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang harus diarahkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang disingkat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

PERATURAN TATA TERTIB SENAT MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN TATA TERTIB SENAT MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PERATURAN TATA TERTIB SENAT MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Tata Tertib ini yang dimaksud dengan: 1. Senat Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT

RANCANGAN TATA TERTIB MUSYAWARAH LOKAL XII ORARI LOKAL GARUT ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH JAWA BARAT LOKAL GARUT PANITIA MUSYAWARAH LOKAL Jalan Pembangunan No. 6 Phone (0262) 241682, Garut 44151 Rek Giro No. 4410038818 LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga FPTI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PENDAHULUAN Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar yang bertujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA Pasal 1 (1) Ikatan Pensiunan Pelabuhan Indonesia II disingkat IKAPENDA sebagaimana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa Gerakan Pramuka dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Lampiran 2 KEPUTUSAN MUSDA BARAHMUS DIY Nomor: /KEP. MUSDA/BARAHMUS/2014 Tanggal 27 September 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Pasal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

Laporan Bakti Pimpinan Dewan Racana Racana Gadjah Mada dan Racana Tribhuwanatunggadewi Masa Bakti BAB I PENDAHULUAN

Laporan Bakti Pimpinan Dewan Racana Racana Gadjah Mada dan Racana Tribhuwanatunggadewi Masa Bakti BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Setelah lebih kurang sembilan bulan Pimpinan Dewan Racana Racana Gadjah Mada dan Racana Tribhuwanatunggadewi masa bakti 2006/2007 mengemban amanat MUSPAN XXV Tahun 2006 (melaksanakan

Lebih terperinci

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: 1 :: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota dan Warga [1] Keanggotaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 002 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 002 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA SURAT KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 002 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang : a. bahwa Satuan Komunitas

Lebih terperinci

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 SYARAT MENJADI ANGGOTA Syarat menjadi anggota APPEKNAS, adalah sebagai berikut : 1. Anggota Biasa a. Badan Usaha

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI WILAYAH KOTA BANJARMASIN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003

BAB I UMUM. Pasal 1. (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 BAB I UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar ORARI yang telah disahkan dalam Munas khusus ORARI tahun 2003 (2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang

Lebih terperinci

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 1 RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan tata tertib ini yang dimaksud dengan: a. Kongres adalah forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi yang sepenuhnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA KELUARGA BERENCANA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ; Menimbang : 1. bahwa untuk kesejahteraan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan pramuka sebagai satu-satunya wadah kegiatan kepanduan di sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan dengan penuh kegembiraaan, penuh

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa sebagai perwujudan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI UNIVERSITAS SEBELAS MARET (IKA UNS) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKA UNS PUSAT Sekretariat: Kampus UNS Kentingan, Jl. Ir Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)646994 Fax. (0271)645567 IKATAN

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN ORNITOLOG INDONESIA (POI)

PERHIMPUNAN ORNITOLOG INDONESIA (POI) PERHIMPUNAN ORNITOLOG INDONESIA (POI) BAB I Tempat Sekertariat dan Kegiatan IdOU Pasal 1 Sekretariat Perhimpunan beralamat di Kantor PILI (Pusat Informasi Lingkungan hidup Indonesia, Jalan Tumenggung Wiradireja

Lebih terperinci

IKATAN ALUMNI CEDS UI

IKATAN ALUMNI CEDS UI ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI CEDS UNIVERSITAS INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Setiap lulusan program pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015 Mengingat Menimbang PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 001 TAHUN 2015 Tentang PERATURAN DASAR ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Rahmat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha. ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PASCASARJANA FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADIMAH Sesungguhnya tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PANITIA MUSYAWARAH BESAR II UNIT KEGIATAN MAHASISWA CENDEKIA UNIERSITAS SYIAH KUALA

PANITIA MUSYAWARAH BESAR II UNIT KEGIATAN MAHASISWA CENDEKIA UNIERSITAS SYIAH KUALA UNIERSITAS SYIAH KUALA Sekretariat : Gelanggang Mahasiswa Uniersitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh KETETAPAN TATA TERTIB MUSYAWARAH BESAR (MUBES) UNIERSITAS SYIAH KUALA (UCU) BANDA ACEH Tahun 2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 BAB I IDENTITAS ORGANISASI Pasal 1 Identitas Organisasi Identitas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: a. BUPATI FLORES TIMUR, bahwa untuk menjamin pelaksanaan pembentukan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan

Lebih terperinci

IKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

IKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 STATUS ANGGOTA 1. Anggota IKA FIA UB terdiri dari: a. Anggota Biasa b. Anggota Luar

Lebih terperinci

PEDOMAN RAPAT KERJA MAHASISWA PECINTA ALAM UNIVERSITAS SURABAYA

PEDOMAN RAPAT KERJA MAHASISWA PECINTA ALAM UNIVERSITAS SURABAYA PEDOMAN RAPAT KERJA MAHASISWA PECINTA ALAM UNIVERSITAS SURABAYA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Rapat kerja Mahasiswa Pecinta alam Universitas Surabaya adalah forum tertinggi bagi anggota Mahasiswa Pecinta

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

prodinya masing-masing. ANGGARAN RUMAH TANGGA REPUBLIK MAHASISWA TELKOM APPLIED SCIENCE SCHOOL 3. Dipilih sebagai : Applied Science School, dan

prodinya masing-masing. ANGGARAN RUMAH TANGGA REPUBLIK MAHASISWA TELKOM APPLIED SCIENCE SCHOOL 3. Dipilih sebagai : Applied Science School, dan ANGGARAN RUMAH TANGGA REPUBLIK MAHASISWA TELKOM APPLIED SCIENCE SCHOOL BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota REMA School terdiri atas : 1. Anggota Penuh, yaitu mahasiswa Telkom yang telah dinyatakan lulus

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) Daftar isi ANGGARAN DASAR... 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA... 6 STRUKTUR ORGANISASI... 10 ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

PANGKALAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PANGKALAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KEPUTUSAN MUSYAWARAH RACANA PERIODE 2011/2012 GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN KABUPATEN BOGOR 30.091-30.092 RACANA SURYA TIRTA KENCANA-INGGITA PUSPA KIRANA PANGKALAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 07/MUSRAC/2012

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga yang selanjutnya disebut BEM

Lebih terperinci

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG Menimbang : Bahwa untuk

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat

Lebih terperinci

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Email : putrasawangan73@yahoo.co.id ORGANISASI Pengertian : 1. Etimologi (Bahasa): Organisasi berasal dari kata

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : bahwa sebagai wujud pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA GUGUSDEPAN SURABAYA MASA BHAKTI

TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA GUGUSDEPAN SURABAYA MASA BHAKTI TINJAUAN ADAT RACANA SUNAN AMPEL DAN NYAI KARIMA PANGKALAN IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA GUGUSDEPAN SURABAYA 1261-1262 MASA BHAKTI 2010-2011 PENDAHULUAN Wadah untuk para Pandega adalah Racana, disanalah para

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Keanggotaan Himpunan Alumni SB-IPB (HA SB-IPB) terdiri atas: a) Anggota Biasa, b) Anggota

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016 BAB I KEANGGOTAAN DAN PERSYARATANNYA Pasal 1 Ketentuan Umum Anggota Akuntan

Lebih terperinci

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NOMOR : 02/KPTS/BPD/2013 TENTANG TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang Mengingat PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 42

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 1. Perusahaan yang dapat menjadi Angota ASOSIASI PABRIK KABEL LISTRIK INDONESIA selanjutnya disingkat APKABEL adalah perusahaan yang melaksanakan usaha industri

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran sebagai

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN Nomor : KEP.20/PP.PPI/I/2017

SURAT KEPUTUSAN Nomor : KEP.20/PP.PPI/I/2017 PENGURUS PUSAT PURNA PASKIBRAKA INDONESIA SURAT KEPUTUSAN Nomor : KEP.20/PP.PPI/I/2017 TENTANG : PERATURAN ORGANISASI NOMOR: PO.01/PP.PPI/XI/2016 TENTANG KEORGANISASIAN PURNA PASKIBRAKA INDONESIA PENGURUS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA

DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA Gedung A Jalan Prof. Dr. Supomo, SH No. 10, Jakarta 12870 Kotak Pos: 4632/kby Telepon: (021) 8295608 Fax: (021) 8297642 E-mail: kita@minerba.esdm.go.id

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan KeluaRga Anak Riau Telkom University Patah Tumbuh Hilang Berganti, Tak Kan IKRAR hilang Dihati ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, KEDUDUKAN, IDENTITAS, DAN WAKTU

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA MASJID NUR HIDAYAH BAB I USAHA Pasal 1 Amal Usaha, Program, dan Kegiatan 1. Lembaga Masjid Nur Hidayah dapat melakukan amal usaha di segala bidang kehidupan dengan cara yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DEWAN PERWALIAN DAN PENGAWASAN HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA ITB 2011-2012 MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya informatika sebagai ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci