BAB II TINJAUAN PUSTAKA. source transmits a message to a receiver through some channel (Komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. source transmits a message to a receiver through some channel (Komunikasi"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi Berikut beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa ahli, Sarah Trenholm dan Arthur Jensen dalam buku Wiryanto Pengantar Ilmu Komunikasi 4 mendefinisikan komunikasi sebagai A process by which a source transmits a message to a receiver through some channel (Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran). Masih dalam buku yang sama, Wiryanto menjabarkan pengertian komunikasi menurut Raymond S. Ross (1983: 8) 5 yaitu, komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. Sedangkan menurut Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981:18) 6 menyatakan bahwa, komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Dari beberapa definisi diatas, mungkin belum mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun definisi tersebut memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi yang merupakan suatu 4 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo Hal 6 5 Ibid. 6 Wiryanto, loc.cit., 7

2 8 proses pertukaran pesan antara satu orang atau lebih melalui suatu saluran, untuk menyampaikan maksud tertentu dengan tujuan si penerima memahami maksud yang disampaikan. Sehingga adanya pemahaman yang sama akan suatu pesan dan mendapatkan umpan balik. Sedangkan pengertian organisasi menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek 7 Organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa Inggris bersumber pada perkataan Latin organization yang berasal dari kata kerja bahasa Latin pula, organizare, yang berarti to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Jadi, secara harfiah organisasi itu berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Pengertian organisasi menurut Arni Muhammad dalam EJurnal Jirre Victori Manopo 8 adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Everett. M. Rogers dan R Agarwala dalam bukunya Communication in Organization sebagaimana dikutip oleh Drs. Onong U. Effendy, MA (1984) dalam Buku Pengantar Teori dan Manajemen yang ditulis Tommy Suprapto 9 secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. 7 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya Hal Manopo, Jirre Victori. ejournal Ilmu Komunikasi.ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id.2014 Hal Suprapto Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen.Yogyakarta: Media Pressindo Hal 109

3 9 Yuliana 10 menyatakan, bahwa komunikasi dalam organisasi merupakan perngiriman serta penerimaan berbagai pesan pada kelompok organisasi formal maupun informal., yang menggunakan jalur komunikasi resmi dan tidak resmi di lingkungan maupun di luar organisasi. Komunikasi organisasi menurut Richard dan Lynn 11 mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan diantara lingkungan yang besar dan luas. Jenis komunikasi ini sangat bervariasi karena komunikasi organisasi juga meliputi komunikasi interpersonal (percakapan antara atasan dan bawahan), kesempatan berbicara di depan publik (presentasi yang dilakukan oleh para eksekutif dalam perusahaan), kelompok kecil (kelompok kerja yang mempersiapkan laporan) dan komunikasi dengan menggunakan media (memo internal, dan konferensi jarak jauh). Oleh karenanya, organisasi terdiri atas kelompok yang diarahkan oleh tujuan akhir yang sama. Berdasarkan penjelasan diatas kaitan antara teori dengan penelitian yang diambil adalah komunikasi organisasi membantu pertukaran pesan untuk mendapatkan pemahaman diantara anggota-anggota tim negosiasi baik secara internal maupun dengan pihak PLN yang memiliki sistem tertentu dalam mewujudkan tujuan dan kepentingan bersama berdasarkan pada tanggung jawab yang diemban masing-masing pihak. Tim negosiasi dari Malea tentu memerlukan komunikasi baik itu antara sesama tim negosiasi maupun dengan pihak internal atau eksternal perusahaan terkait, dalam menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan penawaran harga jual listrik PLTA. 10 Yuliana, Rahmi. Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal STIE Semarang Vol 4 No 3 ( (ISSN : ), 2012 Hal West Richard, Turner Lynn H. Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika Hal 38

4 Pentingnya Komunikasi Organisasi Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi menurut Onong Uchjana 12 terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktorfaktor apa yang menjadi penghambat dan sebagainya. Jawabanjawaban dari pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi dan lingkup organisasi. Masih menurut Onong 13, dalam berbagai literatur dapat dijumpai arti koordinasi di mana disebutkan bahwa koordinasi bersumber pada perkataan bahasa Latin coordinatio yang berarti kombinasi atau interaksi yang harmonis. Interaksi yang harmonis antara para karyawan suatu organisasi, baik dalam hubungannya secara timbal-balik maupun secara horizontal diantara para karyawan secara timbal balik pula, disebabkan oleh komunikasi. Demikian pula interaksi antara pimpinan organisasi, apakah ia manajer tingkat tinggi (top manager) atau manajer tingkat menengah (middle manager) dengan khalayak luar organisasi. 12 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya Hal Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya Hal 116

5 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Sebuah organisasi akan bubar karena ketiadaan komunikasi. Para karyawan tidak akan tahu apa yang akan dilakukkannya dan apa yang dikerjakan rekannya. Pemimpin tidak bisa memberikan instruksi dan menerima masukan dari bawahannya. Menurut Lubis dalam Jurnal Harmoni Sosial 14 koordinasi tidak akan berjalan, kerja sama tidak terjadi, masingmasing orang tidak dapat mengkomunikasikan perasaannya, kebutuhannya, masalah yang dihadapinnya dalam pekerjaan kepada/rekannya/timnya, suvervisornya atau kepada pimpinannya. Komunikasi merupakan aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi. Jika berbicara mengenai komunikasi organisasi maka yang terbayang adalah peranan dan status dari setiap orang dalam organisasi, karena peranan dan status itu juga menentukan cara seseorang berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Scott dan T.R. Mitchell (1976) dalam Jurnal Harmoni Sosial yang ditulis Fatma Wardi Lubis 15 komunikasi mempunyai empat fungsi dalam organisasi yaitu kendali (kontrol/pengawasan), motivasi, pengungkapan emosional dan informasi. Masih dalam jurnal yang sama, menurut Khan dan Katz, ada empat fungsi utama yaitu yang berkenaan dengan produksi, pemeliharaan, 14 Lubis, Fatma Wardi. Jurnal Harmoni Sosial: Peranan Komunikasi Dalam Organisasi. Universitas Sumatera Utara Hal Lubis, Fatma Wardi. Jurnal Harmoni Sosial: Peranan Komunikasi Dalam Organisasi. Universitas Sumatera Utara Hal 54

6 12 penerimaan dan pengelolan organisasi. Sementara Redding mengemukakan ada tiga alasan mengapa diperlukannya komunikasi dalam organisasi yakni untuk pelaksanaan tugas-tugas dalam organisasi, untuk pemeliharaan dan untuk kemanusiaan. Sedangkan menurut Thayer 16...ada lima yaitu untuk memberi informasi, membujuk, memerintah, memberi instruksi dan mengintegrasikan organisasi. Sedangkan Greenbaumm 17 mengemukakan bahwa..fungsinya adalah untuk mengatur, untuk melakukan pembaruan, integrasi, memberikan informasi dan instruksi. Setiap organisasi mempunyai hirarki wewenang dan panduan formal yang harus dipatuhi dan panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawannya. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan setiap individu dan kelompok untuk membuat atau mengambil keputusan Jaringan Komunikasi Menurut De Vito (1997) 18 jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain dalam organisasi. Secara umum jaringan komunikasi dapat dibedakan atas dua bagian yaitu jaringan komunikasi Formal dan Informal. 16 Ibid. 17 Lubis, Fatma Wardi. Jurnal Harmoni Sosial: Peranan Komunikasi Dalam Organisasi. Universitas Sumatera Utara Hal Ibid. 55

7 13 Komunikasi formal merupakan komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi dalam struktur organisasi formal. Komunikasi formal mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian departemen atau tanggung jawab tertentu, posisi jabatan dan distribusi pekerjaan. De Vito menyatakan ada tiga bentuk jaringan komunikasi yang tertera dalam struktur komunikasi formal, yaitu yang pertama Downward communication (Komunikasi ke bawah), yang menunjukkan arus pesan yang mengalir dari atas ke bawah. Diberikan oleh pimpinan kepada bawahan atau anggota organisasi. Dengan tujuan memberi pengertian mengenai apa saja yang harus dikerjakan. Struktur komunikasi formal yang kedua Upward communication (Komunikasi ke atas) dimana pesan yang mengalir dari bawah ke atas, yakni pesan yang disampaikan oleh para anggota organisasi/bahawan kepada pimpinan. Komunikasi ini dimaksudkan untuk memberikan masukan, saran atau bahan-bahan yang diperlukan oleh pimpinan agar pimpinan dapat melaksanakan fungsi dengan baik. Struktur komunikasi formal ketiga horizontal communication (komunikasi horizontal) yang terjadi diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sama atau sederajat. Pesan yang disampaikan biasanya berhubungan dengan tugas, tujuan kemanusiaan, saling memberi informasi, penyelesaian konflik dan koordinasi.

8 14 Untuk jaringan komunikasi selanjutnya adalah jaringan informal masih menurut De Vito, komunikasi ini terjadi antara para anggota organisasi atas dasar kehendak pribadi, tanpa memperhatikan posisi/kedudukan mereka dalam organisasi. Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah atau secara horizontal. Komunikasi informal disebut juga grapevine (desas desus) cenderung merupakan informasi rahasia mengenai seseorang atau kejadian-kejadian di luar arus inromasi yang mengalir secara formal. 2.2 Public Relations (PR) Pengertian Public Relations Definisi PR menurut The International Public Relations Association yang sudah diterjemahkan dalam buku Onong Uchjana Effendy 19 Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen yang dijalankan secara berkesinambungan dan berencana, dengan organisasi dan lembaga yang bersifat umum dan pribadi untuk memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya dengan menilai pendapat umum diantara mereka guna mencapai kerja sama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan melancarkan informasi yang berencana dan tersebar luas. Sedangkan The British Institute of Public Relations mendefinisikan fungsi PR sebagai berikut 20 upaya yang mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina pengertian 19 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya Hal Ibid.

9 15 bersama antara organisasi dengan khalayaknya. J.C. Sendel mengungkapkan 21 public relations adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawai dan publik umumnya, ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-perbaikan diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan. Kemudian menurut W. Emerson Reck 22 menyatakan, Public Relations merupakan kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Howard Bonham mengemukakan pendapat lain tentang PR 23, yaitu suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu badan. Public Relations pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi, meskipun agak lain dengan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki komunikasi PR adalah komunikasi dua arah/timbal balik (two ways communication). Arus komunikasi timbal balik harus dilakukan dalam kegiatan PR sehingga tercipta umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR. 21 LIPI Press. Komunika Vol. 10, No Hal Ibid. 23 LIPI Press. Komunika Vol. 10, No Hal 38

10 16 Rahmadi berpendapat 24 PR adalah satu bidang ilmu praktis yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi atau perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen. Penjelasan menurut beberapa ahli di atas merupakan penjabaran peran PR yang vital dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sebagaimana dijabarkan sebelumnya bahwa pada penelitian ini tim negosiasi merupakan peran PR yang mewakili PT Malea Energy dalam melaksanakan peran-peran PR. Dimana tim negosiasi disini selain melakukan komunikasi dua arah dengan pihak PLN, juga bagaimana agar negosiasi yang dilakukan berjalan dengan baik tetapi tetap mengedepankan kepentingan dan tujuan perusahaan Fungsi Public Relations Menurut pakar PR internasional, Cutlip & Center and Canfield 25 fungsi PR dapat dirumuskan sebagai penunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). Fungsi tersebut antara lain yang pertama, membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan pihak publiknya sebagai khalayak sasaran. Yang kedua, mengidentifikasi opini, persepsi, tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. Selanjutnya fungsi PR menurut Cutlip & Center and Canfield, melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan 24 Ibid. 25 LIPI Press. Komunika Vol. 10, No hal 37

11 17 manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama. Terakhir, menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi terciptanya citra positif bagi kedua belah pihak. Fungsi PR bersifat melekat pada manajemen organisasi/perusahaan, yaitu bagaimana PR dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah atau timbal balik antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan publik, yang artinya peranan ini turut mentukan sukses atau tidaknya misi, visi, dan tujuan bersama dari organisasi/lembaga tersebut. Rosady Ruslan dalam buku Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi dan Persepsi 26 mengemukakan peranan PR dalam manajemen perusahan, adalah sebagai communicator, relationship, back up management dan good image maker. Sebagai Communicator, bertindak sebagai mediator dan persuader. Sedangkan untuk peran relationship PR mampu membangun hubungan positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Serta berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerja sama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut. Untuk peranan ketiga, yaitu back up management, PR melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian manajemen 26 LIPI Press. Komunika Vol. 10, No hal 38

12 18 promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya. Terakhir, PR sebagai Good Image Maker, menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi sekaligus menjadi utama bagi aktivitas PR dalam melaksanakan manajemen tentang PR untuk membangun citra baik lembaga/organisasi yang diwakilinya Tujuan Public Relations Tujuan PR secara universal yaitu untuk menciptakan, memelihara serta meningkatkan citra baik dan positif dari suatu organisasi kepada khalayaknya. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi publik yang bersangkutan. Menurut Yulianita Neni 27 perusahaan atau organisasi akan memperoleh citra yang baik apabila PR dapat mengupayakan dengan menciptakan suatu upaya yang baik untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi. Beberapa tujuan PR menurut Yulianita 28 yaitu, menciptakan public understanding (pengertian publik), Public Confidance (adanya kepercayaan publik terhadap organisasi), Public Support dimana adanya unsur dukungan dari publik terhadap organisasi/perusahaan. Dukungan tersebut baik dalam bentuk material maupun spiritual. PR merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur organiasasi sebagai salah satu bagian atau divisi dari organisasi atau perusahaan. Karena itu, tujuan dari PR sebagai bagian struktural organisasi tidak 27 Yulianita,Neni. Dasar-dasar Public Relations. Bandung:Pusat Penerbitan Universitas (P2U)- LPPM UNISBA.2007 hal Ibid.

13 19 terlepas daripada tujuan organisasi itu sendiri. Pada dasarnya tujuan PR akan memberi manfaat terhadap organisasi. Prestise atau citra yang baik, misalnya akan memberi manfaat yang sangat besar bagi organisasi atau perusahaan, bahkan cita atau reputasi yang baik juga merupakan aset perusahaan. Oleh karenanya, reputasi mendapat perhatian yang cukup besar dan manajemen reputasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan PR yang penting. Untuk mempertahankan atau meningkatkan citra dan reputasi perusahaan yang baik, makan PR disini dituntut untuk kreatif menciptakan program baru yang memiliki manfaat tidak hanyak untuk perusahaan tetapi juga masyarakat perusahaan tersebut, hal tersebut biasanya dilakukan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR). 2.3 Strategi Negosiasi Pengertian Negosiasi Sebuah konflik dapat muncul dikarenakan adanya perbedaan kebutuhan, kepentingan, tujuan dan keyakinan antara dua pihak yang berada pada suatu kondisi untuk mencapai kata mufakat. Disinilah negosiasi berperan, konflik tersebut dapat menyebabkan argumen dan kebencian yang mengakibatkan salah satu atau semua pihak merasa tidak puas. Titik negosiasi yaitu mencoba untuk mencapai kesepakatan tanpa menyebabkan hambatan masa depan untuk komunikasi.

14 20 Negosiasi 29 berasal dari bahasa Inggris, yaitu to negotiate, to be negotiating yang berarti merundingkan, membicarakan kemungkinan tentang suatu kondisi dan atau menawar. Negosiasi menurut Suyud Margono 30 Proses konsensus yang digunakan para pihak untuk memperoleh kesepakatan di antara mereka. Sedangkan menurut H. Priyatna Abdurrasyid 31 Suatu cara dimana individu berkomunikasi satu sama lain mengatur hubungan mereka dalam bisnis dan kehidupan sehari-harinya. Pengertian yang lain yaitu 32 sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya. Dari pengertian-pengertian diatas, negosiasi merupakan salah satu cara komunikasi yang ditempuh untuk menyelesaikan suatu perbedaan kepentingan baik pendapat, pendirian, maksud atau tujuan dalam mencari kesepahaman dengan cara mempertemukan penawaran dan permintaan dari masing-masing pihak sehingga tercapai suatu kesepakatan atau kesepahaman kepentingan. Keahlian bernegosiasi tentu dibutuhkan oleh tim negosiasi dalam hal ini yang menjalankan peran PR dalam mencapai tujuannya. Permasalahan mengenai perbedaan kepentingan dengan pihak PLN mengenai asumsi tarif jual 29 Gun Gun Heryanto, Irwa Zarkasy. Public Relaitons Politik. Ghalia Indonesia. Bogor hal Kadar Nurjama, Khairul Umam. Komunikasi Public Relations. Pustaka Setia. Bandung hal Ibid. 32 Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge. Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta Hal 190

15 21 beli listrik mengharuskan PT Malea Energy melakukan negosiasi dengan PLN. Sehingga diharapakan dapat menyatukan perbedaan kepentingan tersebut agar masing-masing pihak dapat terakomodasi tujuan satu dan yang lainnya Kepentingan dan Karakteristik Negosiasi Ada enam karakterisitik yang mendorong dilakukannya negosiasi, sebagaimana yang disebutkan oleh Helen Rogers 33 yaitu, there are two or more parties; there is a conflict of interest between them; parties negotiate because they think they can get a better deal than by taking what the other side will give them; parties prefer to search for agreement rather than fight openly, capitulate, permanently break off contact, take their dispute to a third part; parties expect give and take, they expect both sides will modify or give in somewhat on their opening statements or demands; successful negotiation involves: the resolving of tangibles e.g., the price or the terms of agreement, the resolutions of intangibles e.g., underlying psychological motivations. Menurut Helen, karakteristik yang pertama yaitu adanya dua pihak atau lebih yang memiliki keinginan, kebutuhan dan tujuan yang berbeda akan suatu permasalahan. Adanya perbedaan tersebut menimbulkan konflik diantara kedua pihak. Dalam hal inilah, para pihak melakukan negosiasi dengan harapan mendapatkan kesepakatan yang lebih baik, para pihak lebih memilih untuk mencari kesepakatan daripada melawan secara terbuka, menyerah, putus kontak, mengambil perselisihan mereka kepada pihak ketiga. Dengan adanya negosiasi yang dilakukan para pihak mengharapkan adanya saling memberi dan menerima untuk 33 Helen Rogers,. International Business Negotiation. Diakses dari pada tanggal 4 Desember 2015 pukul 16:13

16 22 mendapatkan hasil yang lebih baik bagi masing-masing pihak. Sementara itu, untuk kesuksesan negosiasi melibatkan: hal yang bersifat tangible misalnya, harga atau ketentuan perjanjian, resolusi berwujud misalnya, motivasi psikologis yang mendasar Paradigma Negosiasi Pada dasarnya ada dua paradigma yang dapat muncul dari proses negosiasi yaitu apakah masing-masing pihak terpuaskan dan terakomodasi kepentingannya tanpa merasa dirugikan oleh pihak lawan, atau ada salah satu pihak yang merasa dirugikan. Paradigma pertama negosiasi Menang Kalah (Win Lose) 1. Sudut pandang klasik yang memandang bargaining sebagai situasi win-lose, jika salah satu pihak menang maka pihak lain akan kalah. 2. Disebut juga negosiasi zero-sum atau negosiasi distributive. 3. Asumsi, sumber daya terbatas (limited resources) dan proses negosiasi untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan sumber daya tersebut. Paradigma yang kedua, Negosiasi Menang Menang (Win Win) 1. Sudut pandang modern yang memandang negosiasi sebagai situasi win-win, di mana kedua belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil dari negosiasi 2. Disebut juga negosiasi positif sum atau negosiasi integrative

17 Tujuan Negosiasi Pada dasarnya ada beberapa tujuan yang hendak dicapai para pihak yang terlibat dalam proses negosiasi, yang menjadi pokok persoalan dalam proses negosiasi kadang tidak semua pihak mau mengakui dan menempatkan kepentingan pihak lawan sama kedudukannya dengan kepentingan dirinya sendiri. Tujuan yang pertama 34 untuk mencapai kata sepakat (gentlement agreement) yang didalamnya mengandung kesamaan persepsi, saling pengertian dan persetujuan. Kesamaan persepsi dibangun dengan adanya kejelasan mengenai apa yang diinginkan para negosiator. Saling pengertian dimaksudkan bahwa kedua belah pihak saling memahami dan menghormati posisidan peran masing-masing. Adapun persetujuan yaitu kedua belah pihak dapat menyepakati bersama hal-hal yang sebelumnya telah dikemukakan. Kemudian tujuan kedua 35 tercapainya kondisi penyelesaian (solutions) atau jalan keluar (way out) atas masalah yang dihadapi bersama. Dalam hal ini tujuan akhir negosiasi merupakan upaya penyelesaian sebuah situasi, krisis atau konflik untuk mengakomodasi kepentingan yang berbeda. Tujuan negosiasi 36 yang terakhir yaitu..tercapainya kondisi saling menguntungkan. Dalam hal ini, masing-masing pihak merasa menang 34 Gun Gun Heryanto, Irwa Zarkasy. Public Relaitons Politik. Ghalia Indonesia. Bogor hal Ibid Ibid.

18 24 (win-win). Hal ini memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak tanpa menempatkan pihak lain dalam posisi kalah Strategi Negosiasi Negosiator yang berpengalaman akan mencari kerja sama dalam topik-topik yang netral, negosiator yang mencari kekuasaan akan berusaha untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan. Oleh karenanya diperlukan strategi dan kekuatan dalam tawar menawar. Beberapa strategi umum 37 yang biasanya diterapkan dalam negosiasi, yaitu mendefinisikan siapa yang bertanggung jawab atas proses perundingan. Dalam hal ini harus ada delegasi kewenangan saat seorang negosiator diposisikan mewakili sebuah organisasi/perusahaan. Kemudian, melatih orang yang bertanggung jawab dalam proses perundingan. Orang yang dipilih harus dipilih secara selektif berdasarkan latar belakang dan kompetensinya yang cocok. Strategi berikutnya adalah merencanakan perundingan dalam hubungan politik jangka panjang. Negosiator harus menunjukkan dan meyakinkan bahwa langkah-langkah negosiasinya tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi menginginkan adanya hubungan kerja sama yang berkelanjutan. Strategi terakhir yaitu membuat agenda untuk menguji ulang pertemuan, hal ini dimaksudkan untuk memastikan konsistensi negosiator lain dalam perundingan permasalahan. 37 Gun Gun Heryanto, Irwa Zarkasy. Public Relaitons Politik. Ghalia Indonesia. Bogor hal 104

19 Strategi dan Taktik Tawar Menawar Distributif Disebut juga sebagai strategi tawar-menawar kompetitif atau kalah-menang. Pada situasi tawar-menawar distributif 38 tujuan satu pihak biasanya bertentangan langsung dengan tujuan pihak lain. Sumber daya bersifat tetap dan terbatas dan kedua belah pihak ingin memaksimalkan bagian dari hasil yang akan diperoleh. Pada dasarnya tawar-menawar distributif persaingan siapa yang mendapat sumber daya terbatas paling banyak. Kemampuan kedua belah pihak untuk mencapai tujuan mereka bergantung pada strategi dan taktik yang mereka gunakan. Ada tiga alasan negosiator harus mengenal tawar-menawar distributif. Pertama, negosiator menghadapi situasi saling ketergantungan yang bersifat distirbutif dan agar berhasil dalam situasi tersebut mereka perlu memahami bagaimana cara kerjanya. Kedua, karena banyak orang menggunakan strategi distributif secara ekslusif, semua negosiator perlu memahami bagaimana mengatasi efeknya. Ketiga, setiap negosiasi berpotensi membutuhkan keahlian tawar-menawar distributif pada saat berada pada tahap mengklaim nilai (Lax dan Sabenius, 1986) Roy J. Lewicki, Bruce Barry, David M. Saunders,. Negosiasi Negotiation, Jakarta: Salemba Humanika hal Ibid.

20 26 Pada penawaran distributif dimulai dengan menetapkan pembuka, target dan titik resistensi. Dalam hal ini semua titik penting, akan tetapi titik resistensi merupakan titik yang paling kritis dan dapat berubah-ubah. Adapun taktik yang dapat dipakai pada strategi distributif ini adalah taktik hardball. Taktik ini dirancang untuk menekan negosiator melakukan hal yang tidak ingin mereka lakukan sebaliknya dan tekanan biasanya menyamarkan kepatuhan pengguna terhadap pendekatan penawaran distributif. Adapun cara untuk menangani tipikal taktik hardball yaitu: Mengabaikan taktik, meskipun mengabaikan taktik hardball terlihat lemah akan tetapi kenyataannya hal tersebut dapat menjadi sangat kuat. Tidak menganggapi ancaman bisa menjadi mcara terbaik untuk menanganinya. Mendiskusikan taktik, Fisher, Ury dan Patton beranggapan bahwa cara yang baik untuk menangani taktik hardball adalah dengan mendiskusikannya yaitu, kenali taktik dan tunjukkan pada pihak lawan bahwa kita mengetahui apa yang dilakukannya 40. Setelah itu, menawarkan untuk menegosiasikan negosiasi itu sendiri. Menanggapi dengan baik, menanggapi dengan sebaik mungkin terhadap perbedaan kebutuhan masing-masing 40 Roy J. Lewicki, Bruce Barry, David M. Saunders,. Negosiasi Negotiation, Jakarta: Salemba Humanika hal 75

21 27 sehingga terhindar dari respons yang berakhir dengan keributan dan mengakibatkan perasaan dan suasana yang tidak enak satu sama lain. Bekerja sama dengan pihak lain. Mencoba berteman dengan pihak lawan sebelum mereka menggunakan taktiknya. Adapun tipikal 41 dari taktik hardball yaitu ada 8 yaitu polisi baik/polisi jahat, lowball/highball, bogey, penggigit (the nibble), pengecu (chicken), intimidasi, perilaku agresif dan pekerjaan salju. 1. Tipikal polisi baik/polisi jahat dinamai berdasarkan teknik interogasi polisi dimana dua petugas (salah satu baik, yang lainnya keras) bergiliran menanyai seorang tersangka. Taktik ini memiliki kelemahan yaitu transparan terutama dengan penggunaan berulang. Taktik ini diatasi dengan menyatakan secara terbuka apa yang dilakukan negosiator. 2. Taktik lowball/highball, dalam taktik ini negosiator menggunakan taktik ini mulai dengan penawaran pembuka yang rendah atau tinggi secara konyol. Teorinya adalah bahwa tawaran yang ekstrem akan menyebabkan pihak lain untuk mengevaluasi ulang tawaran pembukanya dan bergerak mendekat menuju atau melewati titik perlawanannya. Resiko 41 Roy J. Lewicki, Bruce Barry, David M. Saunders,. Negosiasi Negotiation, Jakarta: Salemba Humanika hal 76

22 28 dari taktik ini adalah bahwa pihak lain akan berpikir negosiasi akan membuang-buang waktu dan akan menghentikan prosesnya. 3. Taktik bogey, negosiator menggunakan teknik bogey dengan berpura-pura bahwa sebuah permasalahan kecil yang tidak penting adalah penting untuk mereka. 4. Taktik penggigit (the nibble), meminta konsesi kecil yang proporsional, sebagai contoh 1 atau 2 persen dari profit total kesepakatan atas sebuah barang yan belum dibahas sebelumnya untuk menutup kesepakatan. 5. Taktik pengecut (chicken), negosiator menggabungkan gertakan dan perilaku terancam untuk membuat pihak lain menjadi pengecut dan memberi apa yang mereka inginkan. 6. Taktik intimidasi, taktik ini memaksa pihak lain untuk menyetujui melalui cara emosional biasanya kemarahan atau ketakutan. 7. Perilaku agresif, meliputi berbagai cara untuk bersikap agresif untuk menekan posisi atau menyerang posisi orang lain. Negosiator yang menggunakan taktik ini menandakan posisi yang keras kepala, teguh pendirian dan mencoba mendorong pihak lain untuk membuat banyak konsesi untuk mencapai kesepakatan.

23 29 8. Pekerjaan salju, negosiator melebih-lebihkan informasi kepada pihak lain bahwa ia bermasalah dalam menentukan fakta mana yang benar atau tidak Strategi dan Taktik Tawar Menawar Integratif Pada taktik integratif apabila satu pihak mencapai tujuannya, pihak lain tidak dihalangi untuk mencapai tujuannya juga, keuntungan satu pihak tidak merugikan pihak lain. Struktur dasar dari situasi negosiasi integratif 42 adalah keadaan yang memungkinkan kedua belah pihak dalam mencapai tujuan masing-masing. Pada negosiasi integratif mengharuskan kedua negosiator tidak hanya menjelaskan dan mengejar tujuan sendiri, tetapi memperhatikan tujuan pihak lain dan mencari solusi yang menguntungkan kedua pihak, hasilnya diukur berdasarkan tingkat dipenuhinya tujuan kedua negosiator. Pada negosiasi integratif mengharuskan adanya sebuah proses yang pada dasarnya berbeda dengan perundingan distributif. Beberapa langkah penting dalam proses negosiasi integratif yaitu 43 : identifikasi dan definisi masalah, memahami masalah dan munculkan kepentingan serta kebutuhan ke permukaan, membuat alternatif-alternatif solusi 42 Roy J. Lewicki, Bruce Barry, David M. Saunders,. Negosiasi Negotiation, Jakarta: Salemba Humanika hal Roy J. Lewicki, Bruce Barry, David M. Saunders,. Negosiasi Negotiation, Jakarta: Salemba Humanika hal 88

24 30 masalah dan evaluasi alternatif-alternatif tersebut dan memilih salah satu. Negosiasi integratif dapat berhasil apabila kedua pihak memiliki predisposisi atau kecenderungan untuk menemukan solusi bersama yang dapat diterima oleh keduanya. Selain predisposisi tersebut ada faktor-faktor lain sebagai prasyarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kesepakatan dalam negosiasi integratif. Faktor-faktor tersebut antara lain : Adanya tujuan yang sama, Keyakinan pada kemampuan penyelesaian masalah, Keyakinan pada validitas posisi pihak lain, Motivasi dan komitmen untk bekerja sama, Kepercayaan, Komunikasi yang jelas dan akurat, Pemahaman tentang dinamika negosiasi integratif Kuadran Negosiasi Dalam aktivitas negosiasi, terdapat empat kuadran yang lazimnya ada, yaitu kuadran kolaborasi, dominasi, akomodasi dan kompromi 44. Kuadran kolaborasi atau disebut juga integrative negotiation merupakan bentuk negosiasi yang dalam pelaksanaannya pihak-pihak yang terlibat bekerja sama untuk mendapat manfaat yang sebesar- 44 Gun Gun Heryanto, Irwa Zarkasy. Public Relaitons Politik. Ghalia Indonesia. Bogor hal 106

25 31 besarnya atas hal-hal yang dirundingkan dengan menggabungkan kepentingan masing-masing pihak untuk mencapai kesepakatan. Kuadran dominasi dimana salah satu pihak mencapai seluruh atau sebagian besar hasil dari rencana yang diharapkan, sementara pihak lain tidak mendapat hasil atau mencapai hasil yang sangat kecil. Kuadran akomodasi, yaitu salah satu pihak tidak mendapatkan hasil atau sangat kecil dari rencana yang diharapkan semntara pihak lain mencapai seluruh atau sebagian besar. Dalam hal ini salah satu pihak mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Kuadran yang terakhir yaitu kuadran kompromi, dimana pihak-pihak yang berunding gagal mencapai kesepakatan. Pertentangan kepentingan lebih dominan dibandingkan dengan persamaan kepentingan Tahapan Negosiasi Menurut Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel langkah-langkah negosiasi adalah sebagai berikut 45 : 1. Persiapan Persiapan yang baik merupakan fondasi kokoh bagi negosiasi yang akan dilakukan. Hal pertama yang dilakukan dalam tahapan persiapan yaitu menentukan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas, terukur sehingga dapat terbangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang jelas maka tidak akan memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau 45 Prijosaksono, Aribowo Roy Sembel. Negosiasi. The Indonesia Learning Institute. 1999

26 32 berkompromi dengan pihak lainnya. Selain itu, perlu diperhatikan juga kesiapan mental. 2. Pembukaan Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar perlu memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketenangan dan kejelasan dari tujuan yang ingin dicapai. Pembukaan ini hendaknya dilakukan dengan penuh kesiapan sehingga kesan pertama yang diberikan meyakinkan pihak yang akan diajak negosiasi. 3. Memulai proses negosiasi Memulai proses negosiasi yaitu dengan menyampaikan tujuan, keinginan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, harus diperhatikan saat yang tepat bagi kedua pihak yang melakukan negosiasi untuk memulai pembicaraan mengenai pokok pembicaraan. Menyampaikan keuntungan yang akan diberikan kepada pihak lain apabila tercapai kesepakatan negosiasi. Perlu diperhatikan juga yaitu mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. 4. Tawar-menawar Dalam proses inti dari negosiasi yaitu tawar-menawar. Tawarmenawar merupakan suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual dan tawaran awal oleh pembeli.

27 33 5. Membangun kesepakatan Tahapan terakhir yaitu membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Kesepakatan akan terwujud apabaila satu dan lain pihak saling mengakomodasi kebutuhan masing-masing. Sehingga penting untuk memahami dan mengetahui sikap dan pihak lain pada saat pertama melakukan tahapan negosiasi Instrumen Pokok Alternatif Negosiasi Negosiasi tidak selamanya berjalan sesuai keinginan negosiator, alternatif yang ada juga belum tentu dapat diterima oleh pihak lain. Sehingga membutuhkan upaya lain untuk mencari alternatif lain. Alternatif-alternatif 46 tersebut yaitu Best Alternative to Negotiated Agreement (BATNA), akan langkah-langkah atau alternatif-alternatif terbaik yang akan dilakukan oleh seorang negosiator apabila negosiasinya tidak mencapai kesepakatan. BATNA diajukan agar salah satu pihak tetap terakomodir kepentingannya hanya saja dalam sektor atau bagian lain. Alternaitf yang kedua, Reservation Price, yaitu nilai atau tawaran terendah yang dapat diterima sebagai sebuah kesepakatan dalam negosiasi. Sebagai contoh negosiator dari serikat pekerja akan menyepakati hasil perundingan secara keseluruhan, apabila 5 dari 10 usulan diterima oleh pengusaha. 46 Gun Gun Heryanto, Irwa Zarkasy. Public Relaitons Politik. Ghalia Indonesia. Bogor hal 108

28 34 Zona of Possible Agreement (ZOPA), merupakan suatu zona atau area yang memungkinkan terjadinya kesepakatan dalam proses negosiasi.

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom.

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom. TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Drs. Dwi Prijono Soesanto

Lebih terperinci

ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI

ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI BA-MKU Kwu UNS- Solo 2008 MEDIA PRESENTASI MK. KEWIRAUSAHAAN Universitas Sebelas Maret Solo 2008 ETIKA : sama artinya dengan MORAL, yang berarti adat kebiasaan

Lebih terperinci

Negosiasi dengan Hati

Negosiasi dengan Hati Negosiasi Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Pada beberapa buku yang biasanya mengkritik PR (atau kadang pada esai tentang PR yang dibuat mahasiswa) sering kali memulai isinya dengan

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Tahap-tahap Persiapan dalam Negosiasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM.

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Tahap-tahap Persiapan dalam Negosiasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Tahap-tahap Persiapan dalam Negosiasi Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik untuk mengangkat topik penelitian ini bermula dari postulat atau asumsi bahwa setiap korporasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI Oleh: Lena Satlita Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan Pendidikan ( Perguruan Tinggi Negeri, Dinas Pendidikan Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Komunikasi

Lebih terperinci

merasa perlu untuk menawar kembali

merasa perlu untuk menawar kembali Negosiasi merupakan kata serapan bahasa inggris yang berasal dari kata negotiate yang berarti : merundingkan, bermusyawarah. Negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi. Negosiator

Lebih terperinci

KONFLIK DAN NEGOSIASI

KONFLIK DAN NEGOSIASI BAB XI KONFLIK DAN NEGOSIASI Konflik Definisi Konflik Proses yang dimulai ketika satu pihak menganggap pihak lain secara negatif mempengaruhi atau akan secara negatif mempengaruhi sesuatu yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Hubungan Masyarakat atau Public Relations saat ini sangat populer di Indonesia, banyaknya jumlah perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang

BAB II LANDASAN TEORI. Latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori- Teori Dasar/ Umum Teori-teori dasar yang dipakai oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah: 2.1.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : II (Dua) Topik/Pokok Bahasan : Hubungan Internal Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian Hubungan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Bahan Ajar Komunikasi Bisnis Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Oxford Dictionary : Negosiasi didefinisikan sebagai : pembicaran dengan orang lain dengan maksud untuk mencapai kompromi atau kesepakatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hubungan Masyarakat 2.1.1. Pengertian Hubungan Masyarakat Terdapat beberapa pengertian mengenai Hubungan Masyarakat, yaitu antara lain sebagai berikut: Menurut Cutlip, dkk,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: 05Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Tugas dan Fungsi Humas Manfaat Etika

Lebih terperinci

03FIKOM. Teknik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi. Prinsip Prinsip dan Dimensi Negosiasi. Radityo Muhammad, SH.MA. Modul ke: Fakultas

03FIKOM. Teknik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi. Prinsip Prinsip dan Dimensi Negosiasi. Radityo Muhammad, SH.MA. Modul ke: Fakultas Modul ke: Teknik Lobby, Negosiasi dan Diplomasi Prinsip Prinsip dan Dimensi Negosiasi Fakultas 03FIKOM Radityo Muhammad, SH.MA Program Studi Public Relations Negosiasi atau Yang Lain? Alternatif Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap manajemen dan organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan operasional usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan seorang Humas disuatu Instansi pemerintah sangat dibutuhkan, seorang Humas bukan hanya sekedar satu arah arus informasi, ia juga memiliki fungsi

Lebih terperinci

A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan Litigasi atau jalur pengadilan merupakan suatu proses gugatan atas suatu konflik yang diritualisasikan yang menggantikan konflik sesungguhnya, dimana para pihak

Lebih terperinci

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM :

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM : Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM : 14122059 1. Jelaskan pengertian konflik dan cara pandang konflik 2. Jelaskan jenis, sebab, dan proses terjadinya konflik 3. Jelaskan hubungan konflik dan kinerja di perusahaan

Lebih terperinci

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: ,

Negosiasi Bisnis. Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak. By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: , Negosiasi Bisnis Minggu-11: Agen, Konstituen, dan Khalayak By: Dra. Ai Lili Yuliati, MM, Mobail: 08122035131, Email: ailili1955@gmail.co.id Jumlah Pihak Dalam Negosiasi Negosiasi antar dua orang negosiator.

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Materi ke-7 Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan organisasi. Fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai dengan pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan organisasi dan memberi kemajuan bagi organisasi karena mempunyai fungsi persuasif,

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (3) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan Distribusi Penjualan PT. Putri Daya Usahatama adalah suatu organisasi perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam. tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam. tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi yang terjadi di internal Perusahaan merupakan komunikasi organisasi. Organisasi terdiri dari individu dan kelompok yang mempunyai karakteristik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang berdiri sendiri maupun melebur dengan bagian yang lain. Misalnya di Pemkot Batu, Humas dilebur

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM   HP : Lucky B Pangau. Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas

# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial di dalam kehidupannya harus saling berkomunikasi yang artinya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB 10 KEKUASAAN DAN POLITIK

BAB 10 KEKUASAAN DAN POLITIK BAB 10 KEKUASAAN DAN POLITIK Memdefinisikan kekuasaan dan hubungannya dengan otoritas dan pengaruh Menjelaskan sumber-sumber kekuasaan Taktik kekuasaan Perilaku Politik dalam organisasi Definisi Kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Metode Pertarungan dan Penutupan Negosiasi: 1.Mengenal metode pertarungan dan taktik negosiasi. 2.Menghadapi metode pertarungan. 3.Penutupan negosiasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi: organizationalcommunication is the process of creating and exchanging messages

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya sebuah organisasi selalu berupaya untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang dimiliki untuk menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup

Lebih terperinci

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus. Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations)

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations) BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Hubungan Masyarakat (Humas) 2.1.1 Pengertian Humas (Public Relations) (Cutlip, Center dan Broom, 2009:4) menyatakan bahwa, Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai

Lebih terperinci

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis P R E P A R E D B Y : I R M A M. N A W A N G W U L A N, M B A M G T 4 0 1 - H U K U M B I S N I S S E M E S T E R G A N J I L 2 0 1 4 U N I V E R S

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penulis yang mendefinisikan apa pengertian dari Public Relations (PR), salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penulis yang mendefinisikan apa pengertian dari Public Relations (PR), salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Banyak penulis yang mendefinisikan apa pengertian dari Public Relations (PR), salah satunya Scoot M. Cultip, Allen H. Center, dan Glen M. Broom menyatakan

Lebih terperinci

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH LOKAKARYA KEHUMASAN DALAM MEMBANGUN CITRA PTS DAN KOPERTIS OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH 15/03/2017 HUMAS (YY) 2 15/03/2017 HUMAS (YY) 3 15/03/2017 HUMAS (YY) 4 15/03/2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, apakah itu dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: 1) Pengertian Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Public Relations Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations yang dipakai dalam penelitian ini. Berikut pendapat para ahli mengenai definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian ilmu komunikasi pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pengertian ilmu komunikasi secara luas. Hanya saja objek perhatiannya

Lebih terperinci

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi (Perspektif Komunikasi Organisasi) Oleh : Anita Septiani Rosana*) Abstraksi Munculnya konflik dalam sebuah organisasi tidak selalu bersifat negatif. Konflik bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai aspek kehidupan sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan komunikasi. Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi: Strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan perseroan milik negara yang bergerak dibidang ketenagalistrikan, dan bergerak dalam sektor pembangkitan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN Pada bagian awal penelitian ini peneliti sudah menjelaskan bahwa melalui penelitian ini peneliti ingin mencari tahu bagaimana komunikasi resolusi konflik yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kunci hubungan masyarakat dalam mengkomunikasikan pesan yang tepat kepada publik internal maupun eksternal. Melalui komunikasi, menjadikan

Lebih terperinci

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TUJUAN : Peserta dapat melihat, memahami dan menempatkan dirinya secara proporsional, sebagai konselor, konsultan, dan resolver terhadap berbagai potensi konflik

Lebih terperinci

BAB I PEMBAHASAN. manusia dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan

BAB I PEMBAHASAN. manusia dapat memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan BAB I PEMBAHASAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses budaya untuk dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Mekanisme komunikasi berlangsung seumur hidup dan telah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kepuasan kerja Luthans (2006: 142) mengatakan kepuasan kerja adalah situasi emosional yang positif dari individu yang

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Keamanan pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi setiap negara. World Trade Organization (WTO) adalah organisasi internasional yang sejak tahun 1995 memiliki peran sentral

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

MENGATASI KONFLIK, NEGOSIASI, PENDEKATAN KEAMANAN BERPERSPEKTIF HAM

MENGATASI KONFLIK, NEGOSIASI, PENDEKATAN KEAMANAN BERPERSPEKTIF HAM SEMINAR DAN WORKSHOP Proses Penanganan Kasus Perkara dengan Perspektif dan Prinsip Nilai HAM untuk Tenaga Pelatih Akademi Kepolisian Semarang Hotel Santika Premiere Yogyakarta, 7-9 Desember 2016 MAKALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO PENGANTAR MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL YANG MEMBUTUHKAN ORANG LAIN ATAU SEKELOMPOK ORANG UNTUK BERINTEGRASI DALAM KEHIDUPANNYA MANUSIA MEMBUTUHKAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di rumah tangga, tempat kerja, masyarakat atau di manapun manusia berada. menggunakan bahasa verbal maupun non verbal.

BAB I PENDAHULUAN. di rumah tangga, tempat kerja, masyarakat atau di manapun manusia berada. menggunakan bahasa verbal maupun non verbal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga,

Lebih terperinci

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS STRATEGI PUBLIC RELATIONS DIVISI CORPCOM BINUS BUSINESS SCHOOL DALAM MEMBANGUN BRAND AWARENESS Fenny 1200968571 Abstrak TUJUAN PENELITIAN ini adalah untuk memaparkan tugas dan kegiatan public relations

Lebih terperinci

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia perbankan yang semakin ketat menuntut setiap organisasi perbankan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat, fleksibel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1 Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami bagaimana komunikasi dalam organisasi SASARAN BELAJAR: Setelah memelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di saat keadaan ekonomi tidak menentu khususnya di Indonesia seperti sekarang ini, perusahaan perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil sangat membutuhkan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN JARINGAN KOMUNIKASI Pokok Bahasan 1. Jaringan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public Relations 09 42008 Abstrak Modul ini menjelaskan tentang jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan dunia usaha dan semakin tajamnya tingkat persaingan.

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta Yetri Oktivani Br Ginting / Ike Devi Sulistyaningtyas PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin penting, dengan adanya perkembangan sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah untuk

Lebih terperinci

URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Akhmad Sukardi (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Eksistensi lembaga pendidikan sampai saat ini masih berkesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Public relations dalam instasi pemerintah dan BUMN lebih dikenal dengan Humas (Hubungan Masyarakat). Humas pada PLN (Persero) kantor Distribusi Jakarta dan Tangerang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, profit maupun organisasi non profit. Mulai dari yayasan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, profit maupun organisasi non profit. Mulai dari yayasan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Humas Pada dasarnya, Humas (Hubungan Masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang di perlukan oleh setiap organisasi atau perusahaan, profit maupun organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Definisi dan pengertian komunikasi juga banyak dijelaskan oleh beberapa ahli komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama sama (common). Istilah komunikasi berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan organisasi, dan secara keseluruhan ditentukan oleh cara berkomunikasi. Oleh karena itu komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran humas dalam pemerintahan sangatlah penting karena mereka memiliki tugas untuk mengkomunikasikan segala bentuk kebijakan baru pemerintah kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk bersosialisasi, bekerjasama dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya. Untuk itu keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi maupun perusahaan. Public Relation merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi maupun perusahaan. Public Relation merupakan salah satu hal yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan modern, dimana perkembangan masyarakat memasuki era global dan era informasi, sangatlah penting artinya bagaimana kita berhubungan antara orang yang

Lebih terperinci