BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilapangan, serta dokumentasi. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilapangan, serta dokumentasi. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu pada"

Transkripsi

1 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam dengan responden sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung dilapangan, serta dokumentasi. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu pada tanggal 29 April sampai 29 Mei Hasil wawancara dengan beberapa informan yang berkaitan langsung dengan penelitian ini ialah: pimpinan UD. Loak Jaya. Karyawan yang bekerja di UD. Loak Jaya yang berada di jln. Pangeran Hidayat 1 Kelurahan Dulalowo Timur Kecamatan Kota Tengah yang merupakan tempat penimbangan dan penampungan sampah anorganik, maupun karyawan yang bekerja di UD. Loak Jaya di jln KH. Adam Zakaria Kelurahan Dembe Jaya Kecamatan Kota Utara yang merupakan gudang tempat penampungan sampah plastik dan kardus, masyarakat sebagai konsumen, juga masyarakat yang tinggal disekitar lokasi UD. Loak Jaya. Dengan mengajukan beberapa pertanyaan, maka jawaban yang diperoleh dari responden dianalisis. Analisis ini lebih terfokus pada pengelolaan sampah di Kota Gorontalo khususnya yang berada di UD. Loak Jaya dengan menggunakan content analysis. Jumlah yang dijadikan sebagai informan dan sumber data penelitian sebanyak 10 orang, 3 orang sebagai informan kunci dan 7 orang sebagai informan pendukung. Informan kunci adalah karyawan yang bekerja di UD. Loak Jaya

2 38 tempat penimbangan yang berjumlah 2 orang, karyawan yang bekerja di UD. Loak Jaya gudang plastik dan kardus 1 orang, sedangkan informan pendukung adalah pimpinan UD. Loak Jaya 1 orang, masyarakat yang tinggal disekitar lokasi UD. Loak Jaya tempat penimbangan dan penampungan sampah anorganik 2 orang, masyarakat yang tinggal disekitar lokasi UD. Loak Jaya tempat penampungan sampah plastik dan kardus 2 orang, dan masyarakat sebagai konsumen 2 orang. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti meliputi tahaptahap: 1. Menyusun daftar pertanyaan berdasarkan pengelolaan sampah di UD. Loak Jaya. 2. Melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci maupun informan pendukung 3. Melakukan observasi langsung dilapangan 4. Melakukan pendokumentasian berupa pengambilan gambar untuk memperkuat hasil penelitian 5. Menginput data di komputer 6. Menganalisis data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan. 4.2 Pembahasan Deskripsi Lokasi Penelitian UD. Loak Jaya merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang jasa, terutama jasa pengumpulan sampah anorganik. Usaha yang bernama resmi UD.

3 39 Loak Jaya ini, didirikan pada tahun 1982, oleh Bapak Hj. Suyitno Sadiman yang akrab di sapa dengan Mas Joko. UD. Loak Jaya yang beralamatkan di Jln. Pangeran Hidayat 1. Kelurahan Dulalowo Timur, Kecamatan Kota Tengah memiliki izin mendirikan bangunan No. 356 tahun Di tempat ini merupakan tempat penampungan sampah anorganik yang masuk dari masyarakat umum maupun dari pemulung. Sampah anorganik yang masuk tersebut berupa: besi, almunium, aki bekas, kaleng minuman, plastik, koran, kertas, kardus, majalah dan botol minumam. Barangbarang yang masuk semuanya ditimbang, kemudian diletakkan ditempat penampungan. Untuk sampah jenis plastik dan kardus, setelah dilakukan penimbangan, barang tersebut dibawa ke tempat yang khusus menampung barangbarang plastik dan kardus yang terletak di Jln. KH. Adam Zakaria, Kelurahan Dembe Jaya, Kecamatan Kota Utara. UD. Loak Jaya memiliki 25 orang karyawan, 15 orang bekerja ditempat penimbangan, dan 10 orang lainnya bekerja di gudang tempat penampungan sampah plastik dan kardus, 10 orang ini didatangkan langsung oleh pihak pabrik dalam melakukan proses pemilahan, penggilingan, pengeringan dan pengepakan sampah plastik, karena penanganan sampah plastik memiliki trik-trik yang khusus, sehingga harus ditangani oleh orang yang ahli dibidangnya. Selain itu ada juga karyawan yang diistilahkan sebagai pekerja musiman di UD. Loak Jaya, pekerja musiman ini yaitu para pemulung yang bekerjasama dengan lapak (pimpinan UD. Loak Jaya), para pemulung tersebut mengikat kontrak dengan pemilik lapak dalam jangka waktu tertentu. Para pemulung yang

4 40 dalam operasinya selain mendapatkan barang pulungan langsung dari TPS/TPA, mereka juga membeli barang bekas dari rumah tangga. Untuk itu mereka perlu modal, dan modal tersebut berasal dari pemilik lapak yang dalam hal ini adalah pimpinan UD. Loak Jaya. Apabila modal yang dipinjam tersebut telah dikembalikan maka masa kerja/kontrak pemulung dengan pemilik lapak berakhir pula. Berikut merupakan struktur organisasi pengelolaan sampah anorganik di UD. Loak Jaya : Pimpinan UD. Loak Jaya Staf Pembukuan Mandor Cashier Karyawan bidang pengumpulan dan penimbangan sampah anorganik Karyawan bidang pemilahan, penggilingan dan pengepakan sampah plastik Masyarakat Umum dan Pemulung Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pengelolaan Sampah di UD. Loak Jaya Sumber : UD. Loak Jaya

5 Tugas dan Fungsi Karyawan Setiap karyawan yang bekerja di UD. Loak Jaya, baik yang ditempat penimbangan maupun di gudang tempat penampungan plastik dan kardus memiliki tugas masing-masing antara lain: 1. Pada Tempat Penimbangan Jumlah karyawan yang bekerja ditempat penimbangan sebanyak 15 orang, dimana satu orang sebagai kasir, kasir ini tugasnya menimbang barang yang masuk, kemudian membayarnya pada orang yang menjual barang loakan tersebut, selain itu mencatat pemasukkan dan pengeluaran barang dalam sehari. Satu orang sebagai mandor, mandor disini bertugas mengawasi pekerjaan karyawan, namun ia juga bekerja sebagaimana karyawan lainnya, jika ada pekerjaan yang bisa dikerjakan maka pekerjaan itu ia kerjakan, misalnya mencuci botol-botol yang masuk, mengepak koran, kertas dan majalah. Sementara untuk 13 orang karyawan lainnya, mereka bekerja sesuai dengan pekerjaan yang harus dikerjakan di UD. Loak Jaya tersebut. Jika barang loakan yang masuk begitu banyak dan berat, maka 4-5 orang dari mereka bekerja sama mengangkut barang loakan tersebut, memindahkannya ke tempat penampungan sementara. Contohnya aki bekas yang dalam jumlah banyak yang dimasukkan oleh masyarakat maupun pemulung untuk dijual, maka setelah selesai ditimbang mereka memindahkannya ke tempat penampungan sementara yaitu di dalam ruangan yang tertutup. Kemudian karyawan yang lainnya bekerja mengepak koran, kertas dan majalah, memilah besi, memilah almunium, dan mencuci botol minuman. Jika plastik dan kardus yang masuk

6 42 ditempat penimbangan sudah menumpuk, maka sebagian karyawan lainnya mengangkutnya ke gudang tempat penampungan plastik dan kardus. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang karyawan di UD. Loak Jaya tempat penimbangan adalah: Semua disini kita kerjain, kalo ada barang masuk kita timbang, kalo barang masuk itu banyak, kita angkut rame-rame ke tempat penampungan. kalo nda gitu kita ngepakin koran, kita cuci botol. Selesai yang satu pindah yang satu. Kalo pembagian tugas itu nda ada mba, semua kerja (Snt, 38 Thn). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada intinya karyawan yang bekerja di UD. Loak Jaya bekerja sesuai dengan pekerjaan yang bisa dikerjakan. Tidak ada spesifikasi pembagian pekerjaan pada mereka. 2. Pada Gudang Tempat Penampungan Plastik dan Kardus Jumlah karyawan yang bekerja di gudang tempat penampungan plastik dan kardus sebanyak 10 orang. 6 orang bertugas memilah plastik dan 4 orang bertugas menggiling plastik. Sepuluh orang karyawan ini didatangkan langsung dari pabrik untuk dapat memilah plastik yang ada. Karena mereka telah mempunyai keahlian dalam memilah plastik sesuai dengan jenis dan warna plastik. Jika terjadi kesalahan pada saat pemilahan jenis dan warna plastik sementara plastik tersebut sudah terlanjur digiling, maka pihak pabrik tidak akan menerima hasil gilingan plastik tersebut, dan akan dikembalikan kepada pemilik usaha. Hal tersebut merupakan alasan yang mendasari pimpinan UD. Loak Jaya untuk mendatangkan karyawan yang langsung dari pabrik. 6 orang karyawan bekerja memilah plastik tersebut, jika plastik sudah terpilah sesuai dengan jenis dan warnanya maka segera dimasukkan kedalam

7 43 karung dan siap untuk digiling. Setelah plastik tersebut tergiling maka akan dikeringkan, kemudian plastik tersebut mereka kepak. Sementara 4 orang yang bertugas menggiling plastik, mereka bekerja menggiling plastik, mencuci hasil gilingan plastik, memindahkan ke dalam bakbak pencucian, mengangkat hasil cucian gilingan plastik untuk diletakkan di dalam karung kemudian mengeringkannya di atas lantai. Selain bekerja memilah plastik, mereka juga bekerja mengepress kardus. Karena kardus-kardus yang masuk di UD. Loak Jaya, sebelum dikirim itu dipress lebih dulu agar lebih padat. Proses pengepressan yaitu dengan menggunakan alat press. 3. Pemulung Pemulung merupakan ujung tombak dari kegiatan daur ulang sampah. Kebanyakan pemulung yang bekerja sama dengan lapak (pimpinan UD. Loak Jaya) berasal dari daerah Jawa, dengan pekerjaan utama mereka sebagai buruh tani dan buruh bangunan di tempat asalnya. Sehingga jika musim panen tiba mereka cenderung pulang kedaerah asalnya, dan akan kembali memulung apabila musim panen telah berakhir. Jumlah pemulung yang mengikat kontrak kerja dengan UD. Loak Jaya berjumlah 5 orang, dimana mereka bertugas mencari sampah di daerah pemukiman, rumah makan, pertokoan, hotel, jalan, di TPS maupun di TPA dan ditempat-tempat yang berpotensi menghasilkan sampah. Mereka bekerja setiap hari mencari sampah tersebut kemudian hasil yang didapat dijual ke lapak. Kelima orang pemulung ini tinggal bersama dengan pimpinan UD. Loak Jaya.

8 Skematik Pengelolaan Sampah di UD. Loak Jaya Skematik pengelolaan sampah di UD. Loak Jaya dapat di gambarkan sebagai berikut: Pengelolaan Sampah di UD. Loak Jaya Pengumpulan Pengangkutan plastik dan kardus di gudang tempat plastik dan kardus Penimbangan Pemilahan Kardus Plastik Kertas, Koran, Majalah,dan Kaleng Minuman Botol Minuman Besi, Almunium dan Aki Bekas Press Penggilingan Pencucian Pengepakan Pengeringan Pengiriman Gambar 4.2 Skematik Pengelolaan Sampah di UD. Loak Jaya Sumber : Observasi oleh Peneliti

9 Pengelolaan Sampah di UD. Loak Jaya 1. Tahap pengumpulan Menurut SNI tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan, Pengumpulan sampah adalah cara proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan sampah sampai ke tempat pembuangan sementara. Tahap pengumpulan sampah merupakan tahap awal pengelolaan sampah anorganik (barang loakan) di UD. Loak Jaya. Tahap pengumpulan sampah anorganik ini dilakukan setiap hari kerja pada hari senin sampai sabtu dari jam Wita. Sampah anorganik (barang loakan) yang dikumpul adalah besi, almunium, aki bekas, kaleng minuman, plastik, koran, kertas, kardus, majalah dan botol minuman. Sampah anorganik yang masuk berasal dari pemulung, maupun masyarakat umum yang ingin menjual barang loakan di UD. Loak Jaya. Sampah anorganik (barang loakan) yang dikumpul oleh UD Loak Jaya tidak hanya berasal dari Kota Gorontalo, tetapi juga berasal dari luar Kota Gorontalo. Sampah anorganik tersebut berasal dari berbagai sumber, ada yang berasal dari pemukiman, perkantoran, pasar, jalan raya, hotel, pertokoan, tempat umum lainnya, dan tempat-tempat lainnya yang berpotensi menghasilkan sampah. Sampah tersebut dijual di UD. Loak Jaya oleh pemulung maupun yang bukan pemulung (masyarakat umum). Jumlah sampah anorganik (barang loakan) yang masuk dan terkumpul berbeda setiap harinya, namun apabila dirata-ratakan, maka diperoleh rincian sebagai berikut :

10 46 Tabel 4.1 Jumlah Rata-Rata Sampah Anorganik yang Masuk Setiap Hari di UD. Loak Jaya No Jenis Sampah Jumlah Rata-rata yang Masuk Setiap Anorganik Hari (kg) 1 Besi Almunium Aki bekas Kaleng Minuman 75 5 Plastik Koran 25 7 Kertas Kardus 50 9 Majalah Botol Minuman 50 Jumlah 1425 kg Sumber: Wawancara dengan Informan di UD. Loak Jaya Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat jumlah rata-rata seluruh barang loakan yang masuk setiap harinya berjumlah 1425 kg. Dimana yang paling banyak terkumpul adalah sampah anorganik jenis plastik, hal ini terjadi disebabkan karena barang-barang yang kita gunakan setiap hari sebagian besar terbuat dari bahan jenis plastik mulai dari kebutuhan dasar seperti kebutuhan rumah tangga sampai aksesoris-aksesoris. Sedangkan yang paling sedikit terkumpul yaitu jenis koran dan majalah. Jaya ialah: Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang karyawan di UD. Loak Barang yang masuk tidak diketahui jumlahnya, gak dihitung, dikalkulasi gak soalnya, kalo biasa macam orang-orang begitu anak buah dari sini bisa 1 ton lebih, / 2 ton. Kalo cuma itu anabua. Kalo orang-orang lain maksudnya umum, paling ada 1 / 2 ton, dan paling banyak masuk itu barang plastik, barang yang masuk ada yang dari Suwawa, Kabila, Paguyaman, gak cuma dari Kota Gorontalo aja (HL, 20 Thn). Barang-barang yang masuk di UD. Loak Jaya tersebut ditimbang, kemudian diletakkan pada tempat penampungan. Besi, almunium, dan kaleng

11 47 minuman diletakkan di tempat terbuka, sementara untuk aki bekas diletakkan/disimpan pada suatu di ruangan tertutup, dan untuk botol, kertas, majalah dan koran, diletakkan ditempat terbuka namun beratap, untuk menghindari dari sinar matahari maupun hujan. Sedangkan untuk barang plastik dan kardus setelah dilakukan penimbangan, kemudian dibawa ke tempat yang khusus menampung barang-barang plastik dan kardus, yang terletak di Jl. KH. Adam Zakaria, Kelurahan Dembe Jaya. Tempat ini sering diistilahkan sebagai gudang. Gambar 4.3 Proses Penimbangan Sampah Anorganik di UD. Loak Jaya Sumber: Hasil observasi peneliti Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang karyawan di UD. Loak Jaya di tempat penimbangan yaitu : Barang yang masuk disini diperoleh dari masyarakat umum dan pemulung untuk dijual disini, jumlah barang yang masuk setiap harinya nda sama, karna kadang sepi, kadang rame. Kalo ditanyakan barang yang masuk berapa kilo itu kita nggak hitung, kita hanya hitung uang yang keluar saja, kalo uang yang keluar itu paling sedikit 2 juta dan paling banyak 10 juta (Snt, 38 Thn). 2. Tahap Pemilahan Menurut SNI tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan. Pemilahan sampah adalah proses pemisahan

12 48 sampah berdasarkan jenis sampah yang dilakukan sejak dari sumber sampai dengan pembuangan akhir. Sampah anorganik yang masuk di UD. Loak Jaya yang berasal dari masyarakat maupun pemulung memang sudah terpilah sejak mereka kumpulkan dari sumber sampah, namun sebelum dilakukan pengiriman dilakukan kembali proses pemilahan/sortiran oleh karyawan di UD. Loak Jaya, terutama untuk sampah anorganik jenis plastik. Selain plastik barang-barang lainnya yang dipilah yaitu besi, almunium, kaleng minuman, aki bekas, koran, kertas, kardus, majalah dan botol minuman. Pemilahan besi dan almunium dilakukan 3 hari sebelum dilakukan pengiriman, yaitu dipilah antara besi yang kecil-kecil dengan besi yang besar. Dan untuk almunium sebelum dilakukan pengiriman, almunium dipilah-pilah, yang berbahan steanlees dipotong kecil-kecil. Sedangkan untuk kertas, koran dan majalah, pemilahan dilakukan setiap hari pada saat masuk barang tersebut, hal ini dilakukan agar pada saat pengiriman pekerja tidak lagi sibuk memilah-milah, setelah dipilah barang tersebut langsung dikepak, dan siap dikirim. Sementara untuk kardus, dipilah-pilah juga, disesuaikan dengan ukuran kardus yang ada, kardus yang kecil disendirikan dengan yang kecil, yang sedang disendirikan dengan yang sedang, dan seterusnya disesuaikan dengan ukuran kardus yang ada. Kemudian untuk botol minuman dilakukan pemilahan juga, disesuaikan menurut ukuran botol, karena botol yang di jual oleh masyarakat maupun pemulung masih tercampur antara botol yang berukuran kecil dengan botol yang

13 49 berukuran sedang maupun yang berukuran besar, sehingga karyawan di UD. Loak Jaya masih harus memilah botol-botol tersebut sesuai dengan ukurannya. Sementara untuk pemilahan barang plastik disesuaikan dengan jenis dan warna plastik yang ada. Karena barang yang masuk dari masyarakat maupun pemulung masih tercampur secara keseluruhan antara jenis dan warna dari sampah plastik tersebut. Setelah masuk di tempat penampungan sampah plastik, maka karyawan kembali melakukan proses pemilahan/penyortiran, penyortiran dilakukan berdasarkan kriteria yaitu berdasarkan warna dan jenisnya. Plastik diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis dengan kode tertentu yang menentukan jenis dan kandungan yang ada didalamnya. Kode plastik terdiri atas nomor 1 sampai dengan nomor 7 yang terletak di tengah segitiga panah. Simbol kode ini didesain oleh Society of the Plastics Industry (SPI) tahun Pengkodean plastik bertujuan untuk : 1. Memudahkan konsumen dan pendaur ulang dalam menyortir jenis plastik yang akan di daur ulang. 2. Menyediakan sistem pengkodean plastik yang seragam bagi produsen plastik (Migristine, 2009: 15-16). Tabel 4.2 Jenis Plastik Kode Identifikasi Plastik Jenis Polimer Plastik Jenis Kemasan 1 PETE Polyethylene Terephthalate (PET, PETE) Jenis plastik ini digunakan untuk kemasan minuman ringan, jus, air mineral, detergen, botol bahan pembersih, toples selai kacang

14 50 Kode Identifikasi Plastik Jenis Polimer Plastik Jenis Kemasan 2 HDPE 3 V 4 LDPE 5 PP 6 PS 7 Other Sumber : Migristine, 2009 High Density Polyethylene (HDPE) Polyvinyl Chloride (PVC) Low Density Polyethylene (LDPE) Polypropylene (PP) Phstyrene (PS) Lainnya (Polycarbonate atau ABS) Teko air/susu, botol zat pemutih, botol deterjen, botol sampo, kantong plastik, botol oli, pembersih alat rumah tangga, kemasan mentega. Botol pembersih kaca, botol minyak goreng, botol detergen, wadah mentega, teko air Kantong plastik, plastik untuk dry cleaning, beberapa jenis botol, kemasan plastik daun. Tutup botol, disket, botol sirup, kemasan yoghurt, sedotan Baki daging, kantong tempat telur, piring plastik Resin, casing elektronik, botol susu bayi, dan kombinasi plastik lainnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, diperoleh gambaran bahwa dari ketujuh kriteria jenis plastik yang masuk di UD. Loak Jaya, yang dapat di daur ulang oleh pabrik hanya meliputi 4 jenis plastik saja, yaitu : 1) PET/PETE : yang termasuk dalam kategori PET adalah botol Aqua, Mizone, Sprite dan sejenisnya. 2) HDPE : yang termasuk dalam kategori HDPE adalah botol sampo, botol detergen, botol oli dan sejenisnya dengan berbagai warna.

15 51 3) LDPE : yang termasuk dalam ketegori LDPE adalah tutup galon aqua dan ember cor warna hitam, maupun yang berwarna. 4) PP : yang termasuk dalam ketegori PP adalah plastik yang berupa kemasan minuman Ale-ale, Mountea, plastik emberan yang berwarna hitam, putih dan berwarna. Sementara plastik-plastik yang lain yang sudah terlanjur dikumpul, itu hanya dibiarkan begitu saja, tidak dipilah maupun digiling. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang karyawan yang bekerja di gudang plastik adalah: Plastik yang kita giling disini itu ada 17 macam, itu ada: PET, Mizone, Sprite, Oli merah, Oli abu-abu, Beluing merah, Beluing ijo, Beluing biru, Naso, gelas, PP biru, PP hijau, PP merah, PP hitam, Mounti, LD hitam dan LD putih. Kalau HD kebanyakan alat-alat rumah tangga, botol sampo, botol sabun. Kalau PP, HD sama LD itu hampir sama, hanya kodenya yang beda. Trus kalau yang PVC, PS dan ABS itu kita nda giling mba, karena terlalu keras, pabrik juga tidak mau menerima (Jmd, 35 Thn). Proses pemilahan sampah plastik sudah dilakukan dengan baik oleh pekerja, mereka benar-benar teliti dalam memilah sampah plastik tersebut. Sampah plastik yang dipilah disesuaikan dengan jenis, warna dan bahannya, selain itu juga harus dikeluarkan merek dagang/labelnya, stiker dan juga penutupnya.

16 52 Gambar 4.4 Hasil Sortir Sampah Plastik Menurut Jenis dan Warnanya. Sumber : Hasil observasi peneliti Dalam penyortiran plastik dibutuhkan ketekunan dalam bekerja, juga risiko untuk terkena gatal-gatal sangat besar, karena plastik yang dipilah-pilah tersebut kotor, jika musim hujan terdapat genangan-genangan air pada tumpukan plastik tersebut sehingga tidak jarang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah seorang karyawan di UD. Loak Jaya yang di gudang plastik adalah : Proses pemilahan plastik sudah biasa saya lakukan, sehari saya bisa memilah kira-kira sekitar 300 kg gelas aqua, 500 kg kemasan oli, dan 400 kg plastik jenis ember. pemilahan ini sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pihak pabrik (Jmd, 35 Thn). Setelah plastik-plastik tersebut dipilah, maka akan segera digiling pada mesin penggiling (crusher).

17 53 3. Tahap Penggilingan Sampah Bahan Dasar Plastik Pada tahap ini, barang-barang yang siap giling dikelompokkan dan digiling bergantian. Dalam satu hari, mesin penggiling bisa menggiling empat atau lima macam jenis plastik. Setiap selesai dengan satu jenis plastik, mesin harus dibersihkan begitu juga bak penampungannya. Hal ini penting karena pada hasil gilingan, plastik-plastik itu tidak boleh sampai tercampur. Plastik yang bening jangan sampai tercampur dangan plastik berwarna, begitu juga sebaliknya. Pada proses penggilingan, plastik yang sudah digiling langsung dialirkan ke dalam bak penampung untuk dicuci. Proses pencucian ini berlangsung tiga kali di bak yang berbeda. Gambar 4.5 Proses Penggilingan Sampah Plastik Sumber: Hasil observasi peneliti Dalam sehari, proses penggilingan sampah plastik bisa mencapai karung, dengan berat rata-rata bervariasi, untuk bahan ember 60 kg/karung, gelas air mineral 40kg/karung, wadah oli bekas 70kg/karung sehingga jika dirataratakan sampah plastik yang tergiling setiap harinya mencapai ± kg.

18 54 4. Tahap Pengeringan Setelah plastik-plastik tersebut digiling, maka langkah selanjutnya adalah tahap pengeringan, pengeringan bertujuan agar tidak ada sisa-sisa air pada plastik yang digiling tersebut. Juga agar mempermudah dalam proses pengepakan. Tahap pengeringan yang paling efektif dilakukan dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Hasil gilingan plastik diletakkan di lantai yang bersih kemudian di garuk-garuk menggunakan sekop plastik atau dikeringkan dengan cara berjalan-jalan kesana kemari pada hasil gilingan plastik tersebut. Gambar 4.6 Proses Pengeringan Hasil Gilingan Plastik Sumber : Hasil observasi peneliti 5. Tahap Pengepakan Setelah proses pengeringan dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah mengepak hasil gilingan plastik tersebut, pengepakan dimasukkan kedalam karung yang berukuran besar, kemudian ditumbuk-tumbuk dengan sebatang kayu yang bentuknya seperti alu, penumbukkan dimaksudkan untuk memadatkan isi didalam karung, setelah hasil gilingan tersebut terisi padat, maka dijahit dengan menggunakan tali. Dalam sehari, pekerja dapat mengepak bahan gilingan plastik sebanyak karung.

19 55 Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang karyawan yang bekerja di gudang plastik adalah: Kalo mengepak plastik biasanya sehari itu kita bisa dapat karung. Berat tiap karung beda-beda, kalau bahan plastik gelas aqua biasanya berat 1 karung 40kg, untuk bahan oli 70kg, dan bahan ember 60 kg (Jmd, 35 Thn). Sementara untuk barang loakan yang berupa kertas, koran dan majalah, dikepak juga menggunakan karung, ukuran karung bervariasi, ada yang besar ada yang kecil, jika mengepak menggunakan karung yang kecil maka berat kepakan adalah 20kg/karung, sedangkan jika dikepak menggunakan karung yang besar maka berat kepakan adalah 50kg/karung. Untuk besi pada saat dikirim tidak dikepak, sementara untuk almunium jenis steanlees dan kaleng minuman dikepak dengan menggunakan karung yang berukuran besar, sebelum dilakukan pengepakan dibersihkan terlebih dahulu. Untuk jenis kardus, dikepak menggunakan kawat, namun kardus-kardus tersebut di press lebih dulu, agar lebih padat. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang karyawan di UD. Loak Jaya di tempat penimbangan adalah: Barang-barang yang masuk sebelum dikirim, dikepak dulu, koran, majalah, sama kertas kepak pake karung, kalau besi itu nda dikepak, langsung curah dikontener sebelum dikirim. Kalau kardus juga dikepak, pakai kawat, tapi sebelumnya dipress dulu (HL, 20 Thn). Untuk botol minuman juga tidak dikepak, hanya dibersihkan/dicuci dan diletakkan kedalam wadah tempat botol. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang karyawan di UD Loak Jaya tempat penimbangan adalah:

20 56 Semua barang yang masuk, sebelum dikepak dikirim, kecuali besi dan almunium itu tidak dikepak langsung curah dikontener (Snt, 38 Thn). 6. Tahap Pengiriman Tahap pengiriman merupakan tahap akhir dari pengelolaan sampah di UD. Loak Jaya. Tahap pengiriman menggunakan kontener, proses pengiriman bervariasi, sebulan bisa sekali kirim bahkan bisa tiga bulan sekali kirim. Pengiriman juga disesuaikan dengan prioritas mana barang yang akan didahulukan untuk dikirim. Hasil wawancara peneliti dengan pimpinan di UD. Loak Jaya yaitu : Pengiriman dilakukan kadangkala sebulan sekali, dua bulan sekali, atau bahkan tiga bulan sekali. tergantung dari pihak pelayaran. Karena kita disini kerja sama dengan pihak pelayaran, kalau ada kontener, barang lalu dikirim menggunakan kapal. Kirim satu kontener, kadang hanya setengah kontener, kadang juga bisa tiga kontener. Terus sebulan baru bisa nyampe di Surabaya (SS, 49 Thn). Tabel 4.3 Klasifikasi Proses Pengiriman Sampah Anorganik di UD Loak Jaya Sampah Anorganik Berat yang dikirim (Ton) Frekuensi Pengiriman Besi 18 Ton 1-4 bulan sekali Almunium, Aki Bekas dan Kaleng 18 Ton 3-4 bulan sekali Minuman Plastik Ton 1 bulan sekali Koran, Kertas dan Majalah 15 Ton 2 bulan sekali Kardus Ton 4 bulan sekali Botol Minuman Tidak dikirim Tidak dikirim Sumber: Data primer hasil penelitian Berdasarkan tabel 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa, pengiriman sampah anorganik (barang loakan) yang masuk di UD. Loak Jaya yang paling sering dikirim yaitu plastik dengan frekuensi pengiriman 1 bulan sekali kirim, hal ini

21 57 karena barang yang masuk di UD. Loak Jaya kebanyakan adalah barang loakan jenis plastik, maka pada saat pengiriman pun sampah plastik tersebut yang frekuensi pengirimannya paling sering dibandingkan dengan jenis barang loakan yang masuk lainnya. Sedangkan yang paling sedikit yang dikirim adalah barang loakan jenis koran, kertas, dan majalah. Karena barang loakan jenis koran, kertas dan majalah sangat jarang masuk di UD. Loak Jaya, mengingat barang loakan jenis ini biasanya cepat rusak jika terkena air, juga harga jualnya hanya rendah sehingga oleh pemulung maupun masyarakat sangat jarang untuk menjual sampah jenis ini. Begitu juga halnya dengan kardus, barang loakan jenis kardus jarang masuk di UD. Loak Jaya, sehingga frekuensi pengiriman kardus dilakukan 4 bulan sekali kirim, menunggu sampai kardus terkumpul menjadi banyak. Sementara untuk botol minuman itu tidak dikirim, melainkan langsung dijual pada agen-agen pengumpul botol minuman yang ada di Kota Gorontalo maupun di luar Kota Gorontalo. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang karyawan di UD Loak Jaya tempat penimbangan adalah : Pengiriman tergantung bos, kalau ada kontener yang masuk berarti ada pengiriman. Prosedur pengiriman itu 1 sampai 3 bulan sekali bahkan bisa juga sampe 4 bulan sekali secara bertahap. Misalnya pada bulan ini kirim besi, maka pada bulan berikutnya mengirim barang yang lain, barang yang paling banyak yang tertumpuk itu yang didahulukan dikirim. Atau bisa saja karena alasan yang lain. Ini kalau macam besi nanti setelah lebaran dikirim, tunggu sampai harga besi stabil. Kalau sekarang harga besi belum stabil soalnya, jadi belum dikirim (Snt, 38 Thn). Pengiriman barang yang dilakukan oleh UD. Loak Jaya tergantung pada pihak pelayaran, karena sudah terjalin kerja sama antara pimpinan UD. Loka Jaya dengan pihak pelayaran.

22 Penanganan Limbah dari Operasional Pengelolaan Sampah di UD. Loak Jaya Limbah yang dihasilkan yang berasal dari aktivitas operasional pengelolaan sampah di UD. Loak Jaya kebanyakan limbah yang dihasilkan terdapat digudang plastik, barang-barang yang masuk di gudang plastik tidak semuanya dapat digiling, sehingga barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan hanya menjadi limbah saja. Sementara air yang digunakan untuk penggilingan plastik, dialirkan kedalam saluran yang langsung mengalir kesawah, karena tempat penggilingan sampah plastik berdekatan dengan areal persawahan, sehingga air hasil pencucian penggilingan plastik dialirkan kesawah tersebut Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi dalam Melakukan Pengelolaan Sampah di UD. Loak Jaya Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan karyawan di UD. Loak Jaya, dalam melakukan pengelolaan sampah, UD. Loak Jaya sering juga mengalami permasalahan, mulai dari tahap pengumpulan sampai pada tahap pengiriman yaitu sebagai berikut : 1. Masalah-masalah pada saat melakukan pengumpulan Yang menjadi masalah pada tahap pengumpulan sampah anorganik (barang loakan) yaitu, banyaknya barang yang masuk dan menumpuk, sehingga seakan tidak ada lagi tempat untuk menaruh barang yang masuk lainnya.

23 59 2. Masalah-masalah pada saat melakukan pemilahan Pada saat melakukan proses pemilahan, masalah yang sering dihadapi oleh karyawan yaitu terluka karena tertusuk benda-benda tajam berupa besi dan almunium, maupun kepingan-kepingan plastik, karena sebagian besar karyawan tidak menggunakan alat pelindung diri berupa kaus tangan dan sepatu boot pada saat mereka bekerja, sehingga sering terjadi kecelakaan kerja pada karyawan tersebut. 3. Masalah-masalah pada saat melakukan penggilingan barang loakan jenis plastik Pada saat melakukan penggilingan sampah plastik, yang menjadi masalah yaitu ketika terjadi pemadaman aliran listrik, maka penggilingan plastik hanya sedikit. 4. Masalah-masalah pada saat melakukan pengeringan barang loakan jenis plastik Masalah yang dihadapi saat melakukan proses pengeringan sampah, yaitu ketika hujan turun, maka tidak akan berjalan dengan lancar proses pengeringan hasil gilingan plastik tersebut. 5. Masalah-masalah pada saat melakukan pengepakan Tidak ada kendala yang dirasakan oleh karyawan untuk mengepak sampah-sampah anorganik tersebut, hanya saja waktu yang dibutuhkan sangat lama, terutama dalam memilah besi dan almunium, dilakukan pada tiga hari sebelum dilakukan pengiriman.

24 60 6. Masalah-masalah pada saat pengiriman yaitu: Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pimpinan UD. Loak Jaya Proses pengiriman barang yang kadang-kadang mengalami penundaan. Karena pihak pelayaran lebih mendahulukan pengiriman barang yang mudah rusak/basi. Kita disini barangnya ndak mudah rusak, jadi walaupun barangnya lama di depo nda masalah (SS, 49 Thn) Tanggapan Masyarakat Terhadap Usaha yang dijalankan oleh UD. Loak Jaya Berdasarkan hasil wawancara dengan warga masyarakat yang tinggal disekitar lokasi UD. Loak Jaya, di Jln. Pangeran Hidayat 1, Kelurahan Dulalowo Timur dan pada warga Kelurahan Dembe Jaya tanggapan dan respon warga terhadap usaha tersebut menimbulkan pro dan kontra. Hasil wawancara dengan salah seorang warga yang pro dengan usaha UD. Loak Jaya yaitu: Saya pe tanggapan untuk depe usaha tidak ada, karena menurut saya so bagus depe usaha. Dampak yang torang rasakan juga tidak ada, karena depe usaha aman-aman saja tidak bekeng ta ganggu pa torang. Malah ini usaha bermanfaat skali pa masyarakat, apalagi masyarakat yang pengangguran (RL, 33 Thn). Sementara hasil wawancara dengan ayahanda selaku kepala kelurahan Dembe Jaya yang juga pro dengan usaha tersebut adalah: Di kelurahan Dembe Jaya ini awalnya ada 4 orang pemulung, namun yang aktif sekarang tinggal 2 orang, mereka memasukkan sampah bekas di UD. Loak Jaya. Sehingga jumlah sampah bekas yang ada di kelurahan Dembe Jaya menjadi berkurang, juga mengurangi jumlah sampah yang masuk di TPA. Ada masyarakat yang komplen dengan tempat gudang plastik kata mereka ada ular, setelah dilakukan pengecekan dari kami aparat desa, juga masyarakat itu sendiri, ternyata isu tersebut tidak benar. Selama ini usaha UD. Loak Jaya baik-baik saja. (ARDj, 45 Thn).

25 61 Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan tersebut dapat diketahui bahwa mereka sangat setuju dengan usaha yang dijalankan di UD. Loak Jaya, karena mereka menilai bahwa UD. Loak Jaya dapat mengkover masyarakat yang pengangguran untuk dapat menambah penghasilan, dengan cara menjual barangbarang bekas pakai untuk dijual di UD. Loak Jaya ini, selain itu UD. Loak Jaya pun di anggap mempunyai peran dalam menurunkan jumlah sampah, terutama sampah anorganik yang ada di Kota Gorontalo. Namun di lain pihak, ada juga responden yang merasa keberatan dengan model usaha tersebut. Berikut merupakan hasil wawancara dengan responden yang kontra terhadap usaha yang dijalankan oleh UD. Loak Jaya : Kalo mo tanya soal tanggapan tentang te Mas Joko pe usaha, saya keberatan dengan depe usaha, karena depe usaha itu bikin saya tidak tenang, itu gudang plastik so banyak skali plastik yang menumpuk, dengar-dengar so banyak ular disitu, so itu saya so resah. Cuma kalo mo mengeluh tiyali so tidak ada guna, karna itu gudang plastik so ta bangun, torang tidak boleh bekeng apa-apa (RA, 37 Thn). Hasil wawancara dengan informan yang juga kontra dengan model usaha yang dijalankan oleh UD. Loak Jaya adalah : Bukan saya tidak suka dengan usaha dia, saya senang dengan usaha dia, tapi saya tidak mau dekat pemukiman penduduk. Karena usaha yang model seperti itu harus berapa meter jauhnya dari lingkungan pemukiman, tidak berdekatan begitu dengan pemukiman penduduk, kenapa ada banyak binatang-binatang penyebab itu, tikus, kakarlak, biawak-biawak itu, kenapa karena saya tetangga yang paling dekat yang berbatasan pagar dengan Mas Joko. Terus terang saya keberatan karena dekat pemukiman penduduk, dan izin saya tidak pernah menandatangani izin (HJ. 49 Thn). Dari hasil wawancara terhadap responden yang pro dan kontra terhadap usaha yang dijalankan di UD Loak Jaya tersebut, maka gambaran yang didapat,

26 62 bahwa dibalik keuntungan usaha yang dijalankan oleh UD. Loak Jaya, ternyata ada juga sebagian masyarakat yang merasa tidak nyaman akan usaha tersebut Peran Serta Masyarakat Maupun Pemulung dalam Mengelola Sampah di UD. Loak Jaya Peran serta masyarakat dalam bidang persampahan merupakan kesediaan masyarakat untuk membantu berhasilnya program pengembangan pengelolaan sampah sesuai dengan kemampuan setiap orang. Salah satu pendekatan masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam keberhasilan adalah membiasakan masyarakat pada tingkah laku yang sesuai dengan program persampahan yaitu merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata (Artiningsih, 2008: 32). Peran serta masyarakat maupun pemulung dalam mengelola sampah di UD. Loak Jaya berupa memasukkan sampah untuk dijual ditempat tersebut. Hal ini sangat penting dilakukan karena selain bermanfaat bagi diri mereka sendiri juga bermanfaat bagi lingkungan. Secara tidak langsung tindakan mereka dapat mengurangi jumlah produksi sampah anorganik untuk masuk ke TPA, sehingga dengan begitu akan memperpanjang masa pakai TPA terutama TPA Tanjung Keramat. Hasil wawancara dengan salah seorang pemulung yang bukan merupakan partner kerja dari pimpinan UD. Loak Jaya adalah sebagai berikut: Pagi-pagi stengah 6 saya somo turun dari rumah moba cari sampah, ini yang saya kase maso tadi cuma 27 kilo plastik samua. Pernah 50 kilo saya dapa. 1 minggu saya 3 kali moba kase maso barang disini. Saya mo kumpul kase banyak dulu baru saya mojual disini itu barang-barang (Amn, 40 Thn).

27 63 Sementara wawancara dengan seorang pemulung lainnya yang merupakan partner kerja dari pimpinan UD. Loak Jaya adalah: Sudah 9 tahun saya bekerja sebagai pemulung, barang-barang ini saya dapat dari masyarakat yang memang sudah tidak dorang pake. seminggu bisa 3 kali menjualnya disini, berat yang dijual beda-beda, kadang banyak, kadang sedikit, kalau ada pesta biasanya dapat banyak gelas plastik, bisa sampai 80 kilo (Strn, 37 Thn) Keunggulan dan Kelemahan Pengelolaan Sampah di UD. Loak Jaya Dalam pengelolaan sampah di UD. Loak Jaya keunggulan dan kelemahan yang dicapai adalah sebagai berikut : Keunggulannya yaitu : 1. Lingkungan menjadi bersih dan sehat karena sampah anorganik yang dihasilkan oleh masyarakat dapat termanfaatkan. Masyarakat akan mendapat keuntungan secara tidak langsung dari penurunan biaya pengobatan anggota keluarga yang sakit akibat sanitasi lingkungan yang buruk. 2. Jumlah sampah anorganik yang harus diangkut menuju TPA menjadi berkurang, hal ini akan dapat memperpanjang umur TPA. Dengan demikian tidak lagi di pusingkan untuk mencari lahan TPA yang baru. 3. Partisipasi masyarakat dalam menjual sampah anorganik di UD. Loak Jaya akan memberikan dampak sosial yang positif. Karena masyarakat yang menjual sampah anorganik (barang loakan) di UD. Loak Jaya melakukan interaksi antar individu dalam masyarakat yang tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat itu pula.

28 64 4. Dapat menambah penghasilan bagi masyarakat dalam pengelolaan sampah anorganik terutama pada aspek ekonomi, sehingga akan dapat menambah pendapatan masyarakat ketika mereka menjual sampah anorganik (barang loakan) di UD. Loak Jaya tersebut. Kelemahannya yaitu: 1. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang tidak berimbang dengan jumlah sampah anorganik yang masuk setiap harinya. 2. Pengiriman barang yang tidak terjadwal, harus menunggu pihak pelayaran mengkonfirmasikan bahwa akan ada pengiriman. 3. Pengelolaan sampah yang berada dekat dengan pemukiman penduduk, sehingga menimbulkan keresahan dari penduduk yang tinggal di sekitar lokasi usahanya, tumpukan sampah anorganik (barang loakan) yang begitu banyak berpotensi untuk menjadi tempat bersarang binatang-binatang seperti tikus, biawak dan kecoa. Selain itu proses pengiriman barang ke Surabaya, menimbulkan kebisingan pada warga yang tinggal disekitar lokasi usaha tersebut. 4. Pemilihan tenaga kerja yang hanya merupakan suku jawa, tidak ada satupun karyawan yang bekerja di UD. Loak Jaya adalah orang asli Gorontalo, sehingga kontribusi untuk penduduk asli Gorontalo masih kurang.

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya) SUMMARY PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya) Sri Wedari Rusmin Djuma, 811409010. 2013. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Sistem pengolahan limbah botol diharapkan dapat dimanfaatkan kembali sebagai suatu bahan baru. Dengan suatu teknologi pembuatan, hasil pemanfaatan sampah secara

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat Pendahuluan Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Sampah merupakan suatu barang yang dihasilkan dari aktivitas

Lebih terperinci

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani Botol Plastik Sustainable Design Monica Tjenardi Putri 10120210198 Anastasia Sonia 10120210208 Olivia Sylvia Bellani 10120210320 Definisi Definisi, Material, Proses Pembuatan, Sistem Segel Sebuah wadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi di berbagai bidang kehidupan saat ini sangat pesat. Perubahan pola hidup yang semakin praktis menyebabkan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi di berbagai bidang kehidupan saat ini sangat pesat. Perubahan pola hidup yang semakin praktis menyebabkan penggunaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Modernisasi di berbagai bidang kehidupan saat ini sangat pesat. Perubahan pola hidup yang semakin praktis menyebabkan penggunaan teknologi diberbagai bidang

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Seperti yang telah disebutkan di dalam bab tiga, bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang

Lebih terperinci

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK TUGAS SANITASI MASYARAKAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK Disusun Oleh : KELOMPOK Andre Barudi Hasbi Pradana Sahid Akbar Adi Gadang Giolding Hotma L L2J008005 L2J008014 L2J008053 L2J008078

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah plastik menjadi masalah lingkungan berskala global. Plastik banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, karena mempunyai keunggulan-keunggulan seperti kuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini penanganan sampah kota di negara-negara berkembang seperti Indonesia hanya menimbun dan membakar langsung sampah di udara terbuka pada TPA (Tempat Pembuangan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LITERATUR

BAB III STUDI LITERATUR BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

Lebih terperinci

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT. 1 PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT. 2 Regulasi terkait Pencemaran Tanah Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah PP No. 150 th. 2000 ( Kerusakan tanah untuk produksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Jenis Sampah Plastik Pada Pengepul Wawancara pada hari Sabtu 6 Februari 2016 terhadap bandar pengepul yang berada didaerah Gandok, Sleman, Yogyakarta. Pemilahan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) Disampaikan oleh: DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KENDAL 2016 Dasar hukum Pengelolaan Sampah Undang undang no. 18 tahun 2008 ttg Pengelolaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Sudiro 1), Arief Setyawan 2), Lukman Nulhakim 3) 1),3 ) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan dengan baik. Peningkatan jumlah penduduk dan daya konsumsi masyarakat berbanding lurus terhadap bertambahnya

Lebih terperinci

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya

Lebih terperinci

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT 1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : a) Usia Produktif

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN PROYEK PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH UNTUK KEGIATAN 3R DAN PENGELOLAAN SAMPAH DI REPUBLIK INDONESIA Kata Pengantar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite 94 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite seluruhnya memiliki bak tempat sampah sendiri sedangkan responden pemukiman kumuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia dan kemajuan akan suatu industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut data statistik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah kantong plastik merupakan limbah yang membahayakan lingkungan karena materialnya sulit terurai oleh alam. Dibutuhkan waktu 80 sampai 200 tahun agar sampah kantong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep

Lebih terperinci

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik adalah material sintetis yang berupa senyawa polimer yang unsur utamanya adalah karbon dan hidrogen atau hidrokarbon. Sejak ditemukan material plastik maka

Lebih terperinci

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine BOTOL PLASTIK Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine Botol Plastik wadah untuk benda cair, yg berleher sempit dan terbuat dari plastik. Jenis-jenis botol plastik 1. PETE atau PET (polyethylene

Lebih terperinci

PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO

PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO Venna Megawangi Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Jalan Kaliurang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat manusia mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari. bungkus tempe dengan berat perbungkus 6 ons. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Home industry pembuatan tempe sebuah usaha yang memproduksi tempe yang didirikan oleh Pak sapto Home Industry ini sudah ada lebih dari satu tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melihat kondisi awal perusahaan, menganalisis masalahnya, dan membuat rancangan untuk memperbaikinya maka alat analisi yang digunakan yaitu metode 5S (Seiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peluang bisnis yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peluang bisnis yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu peluang bisnis yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang dan dapat memberikan banyak keuntungan adalah industri daur ulang plastik. Walaupun usaha

Lebih terperinci

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat Permasalahan sampah Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas

Lebih terperinci

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan

Lebih terperinci

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? Pertanyaan yang sering ditanyakan Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak? 1 2 Bagaimana ASI diproduksi? Ibaratnya pabrik: 1. Pabrik 2. Jalur distribusi

Lebih terperinci

TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak

TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS) PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI 19-3964-1994 (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS) Dina Pasa Lolo, Theresia Widi Asih Cahyanti e-mail : rdyn_qyuthabiez@yahoo.com ;

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari instansi yang terkait dengan penelitian, melaksanakan observasi langsung di Tempat Pembuangan

Lebih terperinci

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK KOTA BANDA ACEH

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK KOTA BANDA ACEH DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK KOTA BANDA ACEH PENDAHULUAN Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk sebanyak 256.147 jiwa pada tahun 2012 menghasilkan sampah sebanyak 180 ton/hari atau 720 m3/hari. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

Ilmu Bahan. Bahan Polimer Ilmu Bahan Bahan Polimer Bahan Polimer Polimer disebut juga makromolekul merupakan molekul besar yang dibentuk dengan pengulangan molekul sederhana yang disebut monomer. Polimer berasal dari dua kata :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Volume Timbulan Sampah Rumah Makan Fast Food di Yogyakarta Karakteristik timbulan yang dihasilkan dari kegiatan rumah makan cepat saji tidak terlalu berbeda

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak pengertian sampah yang beredar di masyarakat. Menurut Kamus Istilah

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak pengertian sampah yang beredar di masyarakat. Menurut Kamus Istilah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sampah Banyak pengertian sampah yang beredar di masyarakat. Menurut Kamus Istilah Lingkungan, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI Spectra Nomor 18 Volume IX Juli 2011: 26-35 PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI Filosovia Titis Sari Hardianto Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sistem

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kilang Padi Bersama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan padi menjadi beras atau penggilingan padi (Rice Milling

Lebih terperinci

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki permasalahan kompleks, salah satunya adalah permasalahan sampah. Sebagai kota terbesar ke dua

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian pemisahan plastik dengan jig dilakukan dalam skala laboratorium untuk mengetahui sifat fisik sampel plastik, dan pengamatan proses jig dalam reaktor batch untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. baku menjadi produk baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pertumbuhan industri

I. PENDAHULUAN. baku menjadi produk baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pertumbuhan industri 1 I. PENDAHULUAN Pabrik adalah sarana untuk memproduksi barang kebutuhan manusia. Salah satu tujuan pendirian pabrik adalah untuk bisa mendapatkan keuntungan, yaitu dengan cara mengolah bahan baku menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki Baru

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Berat Sampah dan Volume Sampah Pengukuran volume sampah dari sumber pemukiman dan non pemukiman yang dilakukan menggunakan kotak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ABSTRAK KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kuantitas sampah kota. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK 7.1. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah Total timbulan sampah yang diangkut dari Perumahan Cipinang Elok memiliki volume rata-rata

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sampah masih merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemukiman, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan plastik padat, didirikan pertama kali oleh Bapak Hardyanto

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI DAN SOLUSI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT TAPIOKA PADA U.D BANGKIT PRIMA DESA NANGKOD KECAMATAN KEJOBONG

KAJIAN PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI DAN SOLUSI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT TAPIOKA PADA U.D BANGKIT PRIMA DESA NANGKOD KECAMATAN KEJOBONG 39 KAJIAN PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI DAN SOLUSI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT TAPIOKA PADA U.D BANGKIT PRIMA DESA NANGKOD KECAMATAN KEJOBONG Siti Liswati 1), Sulistyani Budiningsih 2), dan Dumasari 2) 1) BPK

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang. BAB VI POTENSI REDUKSI SAMPAH DI KOMPLEKS PERUMAHAN BBS KELURAHAN CIWEDUS KOTA CILEGON BANTEN 6.1. Konsep Pemilahan Sampah Dalam usaha mengelola limbah atau sampah secara baik, ada beberapa pendekatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1. Penjelasan Tema/ Ide/ Judul Perancangan Pada judul laporan Desain Sofa Ruang Tamu Menggunakan Material Daur Ulang, dengan konsep Go-Green. Pemanfaatan

Lebih terperinci

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA

GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA GAMBARAN PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT UMUM TERMINAL BRATANG, SURABAYA Riana Bintang Rozaaqi Universitas Airlangga: Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, Surabaya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor Pendahuluan Desa Rumpin merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lokasi Penelitian Secara umum RW 3 dan RW 4 Kelurahan Pasir Kuda memiliki pemukiman yang padat dan jumlah penduduk yang cukup tinggi. Jumlah sampel rumah yang diambil

Lebih terperinci

Langkah-langkah Anti Nyamuk

Langkah-langkah Anti Nyamuk Nasehat untuk rumah tangga Langkah-langkah Anti Nyamuk Arahan 1. Informasi di bawah ini adalah untuk membantu masyarakat mencegah dan mengendalikan pembiakan nyamuk Aedes albopictus, di rumah dan lingkungan

Lebih terperinci

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin. 1. DEFINISI SAMPAH Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pada Pasal 1 butir (1) disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PEMILIHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan kelembagaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

Studi Peran dan Kontribusi Pemulung Wanita Dalam Mendukung Perekonomian Keluarga dan Keberhasilan Pengelolaan Sampah Di TPA Piyungan, Yogyakarta

Studi Peran dan Kontribusi Pemulung Wanita Dalam Mendukung Perekonomian Keluarga dan Keberhasilan Pengelolaan Sampah Di TPA Piyungan, Yogyakarta Studi Peran dan Kontribusi Pemulung Wanita Dalam Mendukung Perekonomian Keluarga dan Keberhasilan Pengelolaan Sampah Di TPA Piyungan, Yogyakarta Oleh : Yuliati dan Suhartini PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak pada dasarnya merupakan kaum lemah yang harus dilindungi oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih membutuhkan bimbingan orang

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ 3306 100 086 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Jenis Penelitian Penilitian ini termasuk jenis penilitian policy research yaitu penelitian yang dilakukan terhadap masalah sosial yang mendasar dan hasilnya

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa memenuhi ketentuan pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011 Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011 KATA PENGANTAR Bertambahnya produksi sampah diberbagai kota dewasa ini tidak lepas dari perubahan pola hidup

Lebih terperinci

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda Indikator utir Soal Kunci Jawaban menjelaskan pengertian kerajinan dengan 1. rti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA

PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA Oleh : Sri Wahyono *) Abstract Paper waste is one type of municipal solid wastes that is not properly manage yet. It contributes about ten percent of MSW. Indonesia paper

Lebih terperinci

1

1 Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 161-170 PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH 1 Yanti Sri Rejeki, 2 M. Dzikron, 3 Nugraha, 4 Dewi Shofi M., 5 Chaznin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang nomor 18 tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat. Permasalahan sampah adalah hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. plastik sebagai kelengkapan kebutuhan sehari-hari. Di samping harganya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. plastik sebagai kelengkapan kebutuhan sehari-hari. Di samping harganya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, sebagian besar masyarakat menggunakan peralatan plastik sebagai kelengkapan kebutuhan sehari-hari. Di samping harganya yang cukup terjangkau oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Ada berbagai alasan sehingga orang menggunakan kemasan plastik sebagai pembungkus pada makanan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

BAB V PEMBAHASAN. Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Limbah B3 Hasil observasi identifikasi mengenai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa limbah B3 yang terdapat

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1 STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN Yemima Agnes Leoni 1 D 121 09 272 Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1 Mahasiwa S1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci