DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK KOTA BANDA ACEH
|
|
- Leony Yanti Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK KOTA BANDA ACEH PENDAHULUAN Kota Banda Aceh dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa pada tahun 2012 menghasilkan sampah sebanyak 180 ton/hari atau 720 m3/hari. Karakteristik sampah di Kota Banda Aceh tidak jauh berbeda dengan kota-kota lainnya di Indonesia dimana bahan organik merupakan komponen utama yang mencapai 52% (misalkan untuk sampah rumah tangga), sedangkan kertas/kardus dan sampah plastik menempati urutan kedua dan ketiga yang masing-masing memiliki komposisi sebesar 16% dan 14%. Artinya di Kota Banda Aceh setiap harinya dihasilkan sampah plastik sebanyak 20 ton lebih. Jumlah ini akan terus bertambah setiap tahunnya seiring dengan pertambuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi masayakat. Secara nasional, volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) terus meningkat dari tahun ke tahun dengan peningkatan hingga 34,15% dalam kurun waktu 5 tahun. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. Adalah hal yang penting untuk memisahkan sampah yang dapat di daur ulang termasuk sampah plastik agar tidak dibuang ke TPA dan menggunakan lahan TPA. Pemanfaatan barang yang dapat didaur ulang tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pemisahan di sumbernya. Langkah ini dapat menghemat sumber daya alam dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola sampah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk suatu kebiasaan di masyarakat agar mau memisahkan bahan yang dapat didaur ulang dari sampah makanan dalam wadah yang terpisah mulai dari sumbernya dengan menerapkan sistem dua wadah, baik di rumah, toko, maupun tempat-tempat usaha sehingga hanya sampah rumah 1
2 tangga jenis makanan (yang dimasak atau yang tidak dimasak) yang diambil oleh sistem pengelolaan sampah kota sedangkan bahan-bahan yang dapat di daur ulang diambil oleh pemulung langsung ke rumah-rumah. Upaya ini tentunya harus didukung oleh suatu kebijakan dari pemerintah yang menganjurkan rumah tangga, toko dan tempat-tempat kegiatan usaha agar tidak mencampur bahan-bahan yang dapat di daur ulang dengan dengan bahan bahan yang makanan/yang dapat terurai dengan menempatkannya di tempat sampah yang terpisah dan pemisahan ini hendaknya dilakukan di sumbernya. Kegiatan daur ulang juga dapat memberikan keuntungan bagi pihak Dinas Kebersihan karena dapat mengurangi biaya pembersihan saluran akibat tersumbatnya saluran oleh plastik dan kaleng, disamping dapat mengurangi biaya transportasi sampah dari sumber ke TPA serta penghematan penggunaan lahan TPA. Sektor ini terutama sekali didorong oleh pasar (market force) dan memberikan kontribusi yang besar terhadap proses pengelolaan sampah secara keseluruhan. Selain itu sektor ini juga menyerap banyak tenaga kerja (labour intensive), menyediakan lapangan kerja bagi berbagai kelompok masyarakat di Banda Aceh. Berdasarkan data yang ada pada Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh, sedikitnya terdapat 50 lapak pengumpul barang bekas yang beroperasi di Banda Aceh baik di sekitar kawasan TPA Gp. Jawa maupun yang beroperasi di kawasan pemukiman dan di kawasan kota. Meskipun peran sektor ini dalam pengumpulan sampah sangat significant namun peran pemerintah masih sangat dibutuhkan. Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia. Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat 2
3 diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas. Ada empat jenis sampah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PET), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi. Sedangkan di pabrik mini pengolahan plastic di Desa Panteriek yang dikelola DK3 Banda Aceh, pengolahan hanya dikhususkan pada 4 jenis plastik: PET, HDPE, LDPE dan PP. Untuk plastik jenis asoi tidak banyak pemulung/pengumpul yang mau mengumpulkannya karena berat jenis yang terlalu kecil. Salah satu bentuk komitmen pemerintah Kota Banda Aceh dalam pemilahan dan pengurangan sampah adalah melalui pengoperasian Pabrik Mini Pengolahan Plastik di Desa Panteriek Kota Banda Aceh. Pabrik Mini ini setiap harinya mengolah 400 kg sampah plastik yang berasal dibeli dari truk DK3 dan dari bank sampah yang ada di sekolah-sekolah dan desa-desa. Dari total jumlah pekerja DK3 yang mencapai 540 orang, sekitar 30% diantaranya terlibat aktif dalam pengumpulan barang-barang daur ulang. Kegiatan ini umumnya mereka lakukan disela-sela kegiatan mereka mengumpulkan sampah, menyapu jalan dan membersihan saluran. Biasanya pekerja yang bertugas diatas truk yang melakukan kegiatan ini, dimana sebelumnya mereka telah mempersiapkan karung bekas atau wadah bekas keranjang kol sebagai tempat penampungan. Pekerja penyapu jalan ada juga yang berhasil mengumpulkan barang daur ulang, namun dalam jumlah yang tidak seberapa. Saat truk kembali dari lokasi kerja mereka menurunkan barang yang mereka kumpulkan. Khusus untuk barang plastik bekas dijual kepada pembeli dari dinas yang mangkal di TPA untuk selanjutnya diolah di pabrik mini pengolahan plastic, sedangkan jenis lainnya seperti kertas/kardus, kaleng, logam, dsb dijual ke lapak-lapak baik yang ada di wilayah komersial maupun di sepanjang jalan akses menuju TPA Gampong Jawa. Pada umumnya setiap truk memiliki langganan tetap. Bank sampah yang ada di sekolah-sekolah juga memberikan kontribusi dalam penyediaan bahan baku pabrik mini pengolahan plastik yang dikelola oleh DK3. PERMASALAHAN Bagi kota-kota metropolitan seperti Jakarta, Bandung dan kota-kota lainnya, tampaknya sampah telah menjadi problematika serius, dan untuk Kota Banda Aceh 3
4 sendiri semakin menjadi sorotan sejak dicanangkannya visi pembangunan Kota Banda Aceh tahun yaitu mewujudkankan Banda Aceh sebagai Bandar Wisata Islami Indonesia, dimana aspek wisata harus ditunjang oleh suatu kondisi yang bersih, indah dan nyaman. Volume sampah yang terus meningkat dan kurangnya lahan bagi Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah adalah masalah utama yang harus dipecahkan. Kegagalan dalam pengelolaannya dapat berimbas pada menurunnya kualitas kesehatan warga masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi arus investor ke daerah. Ironisnya hal ini terjadi justru pada era otonomi daerah yang mestinya secara teoretik akan lebih meningkatkan kualitas pelayanan publik termasuk pengelolaan sampah. Meskipun Kota Banda Aceh dianggap sudah mampu mengatasi persoalan sampahnya sehingga kebersihan kota selalu terjaga, terlebih dengan berhasilnya diraih piala Adipura 4 kali pasca tsunami (2009, 2010, 2012 dan 2013), namun persoalan sampah tidak berhenti sampai disitu saja. Masih banyak hal yang perlu dipikirkan, antara lain bagaimana mengupayakan pengurangan sampah dan pemanfaatan/pengolahan sampah sehingga sampah bisa menjadi suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. LANDASAN ATAU DASAR PERATURAN Adapun yang menjadi landasan hukum bagi Kota Banda Aceh melakukan daur ulang sampah plastik adalah: a. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah b. Peraturan Pemerintah (PP) No.81 tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga c. Permendagri No. 33 Tahun 2010 Tentang Pedomanan Pengelolaan Sampah d. Rancangan Qanun Kota Banda Aceh Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah. MAKSUD DAN TUJUAN Pemanfaatan limbah plastik melalui kegiatan daur ulang merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. 4
5 Kegiatan daur ulang sampah plastik yang dilakukan di pabrik mini pengolahan plastik yang dikelola oleh DK3 Banda Aceh merupakan salah satu upaya untuk mendaur ulang sampah plastik sehingg mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Gp. Jawa, disamping mengatasi persoalan kebersihan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah plastik. Hasil pengolahannya berupa plastik cacahan dijual ke pengumpul di Kota Medan. Khusus untuk plastik jenis PET seluruhnya diekspor ke China untuk selanjutnya diolah menjadi polyester (bahan pakaian). Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendorong stakeholder (terutama masyarakat dan anak-anak sekolah) untuk ikut berkontribusi dalam pemilahan dan daur ulang sampah khususnya sampah plastik dengan mengambil peran sebagai fasilisator dan sekaligus regulator. Selain itu juga dimaksudkan untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD). WAKTU PENYELENGGARAAN Kegiatan daur ulang plastik di pabrik mini pengolahan plastik sudah berlangsung sejak tahun 2009 dengan tahapan uji coba, namun pengganggaran baru dimasukkan dalam APBK tahun Hingga saat ini operasional pabrik mini pengolahan plastik di Desa Panteriek sudah berjalan lebih dari 4 tahun. INDIKATOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN Indikator keberhasilan kegiatan daur ulang sampah adalah berdasarkan volume sampah yang didaur ulang dan volume pengurangan sampah masuk ke TPA. Berdasarkan data yang ada, setiap harinya tidak kurang dari 20 ton sampah plastik yang didaur ulang dan dibawa ke Medan yang berasal dari tidak kurang dari 50 lapak pengumpul dan pabrik-pabrik mini pengolahan sampah plastik. Dari data volume sampah masuk TPA penambahan volume sampah masuk TPA setiap tahunnya relative kecil dibandingkan dengan pertumbuhan timbulan sampah di Kota Banda Aceh. Berkembangnya kegiatan daur ulang dengan semakin banyaknya lapak pengepul yang ada di Kota Banda Aceh, juga merupakan indikator bagi keberhasilan propaganda yang dilakukan oleh DK3 dengan memberikan contoh langsung kepada masyarakat. 5
6 Indikator keberhasilan pengelolaan pabrik mini pengolahan plastik tidak bisa hanya diukur dari keuntungn (PAD) yang diperoleh, tetapi sejauh mana berkembangnya kegiatan pemilahan sampah di rumah-rumah dan sekolah-sekolah, karena tujuan awalnya pendirian pabrik plastik ini adalah untuk menunjang program pemilahan dan daur ulang sampah di Kota Banda Aceh. Jumlah sekolah yang melakukan pemilahan sampah khususnya sampah plastik melalui program bank sampah juga mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hingga akhir tahun 2013, jumlah sekolah yang sudah mengikuti program bank sampah sebanyak 53 sekolah. KEBAHARUAN DAN KEUNIKAN Keunikan dari daur ulang sampah plastik yang dilakukan di Kota Banda Aceh, pengelolaannya dilakukan langsung oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh. Hal ini merupakan yang pertama dilakukan di Indonesia bahwa sebuah dinas langsung mengelola sendiri kegiatan daur ulang sampah plastik, mulai dari pembelian, penyortiran, penggilingan, pengemasan hingga penjualan. Keberadaan pabrik mini pengolahan plastik yang dikelola oleh DK3 Banda Aceh merupakan upaya untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan program daur ulang sampah terutama sampah plasti. untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Saat ini telah banyak tumbuh usaha daur ulang plastik di Kota Banda Aceh, baik hanya sebagai pengepul, adapula yang mengolah sampah plastik hingga penggilingan. Hal lainnya yang unik dari pengolahan sampah plastik yang dikelola DK3 Banda Aceh adalah mampu memberikan kontribusi PAD bagi Pemerintah Kota Banda Aceh. Pada tahun 2013, kegiatan daur ulang sampah plastik di pabrik mini pengolahan plastik memberikan kontribusi bagi PAD sebesar Rp. Bahan baku plastik bekas yang diolah di pabrik mini pengolahan plastik berasal dari kegiatan pengumpulan yang dilakukan oleh pekerja pengangkut sampah DK3. Sambil mengumpulkan sampah door to door, pekerja menyempatkan diri memilah sampah yang mereka angkut dan memasukkan sampah yang masih dapat di daur ulang kedalam kantong-kantong yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Bahan baku juga diperoleh dari sekolah-sekolah 6
7 melalui program bank sampah, yang sudah berjalan di hampir semua sekolah di Kota Banda Aceh. DAMPAK PADA MASYARAKAT Dampak dari kegiatan daur ulang sampah plastik adalah membuka lapangan kerja bagi masyarakat, terutama janda-janda korban tsunami. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh sortir plastik. Sedangkan operator umumnya msyarakat desa setempat. Selain itu dengan berkembangnya kegiatan daur ulang di Kota Banda Aceh, semakin berkembang pula sektor informal yang bergerak di bisnis ini, baik sebagai buruh, pemulung, pengepul, pengepul besar. Sektor ini menyerap cukup banyak tenaga kerja dan melibatkan banyak sekali orang karena sifat pekerjaannya yang bisa dilakukan sambilan. TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT Dengan berkembangnya kegiatan daur ulang sampah plastik di Kota Banda Aceh sangat mendukung upaya pengembangan program pemilahan sampah di sekolah-sekolah dan rumah-rumah. Hampir seluruh sekolah di Banda Aceh sudah berpartisipasi untuk memilah sampah plastik melalui program bank sampah. Plastik yang mereka kumpulkan dibeli oleh pabrik mini pengolahan plastik untuk diolah lebih lanjut. Tingginya tingkat partisipasi sekolah untuk memilah sampah plastik melalui program bank sampah menunjukkan adanya peran serta masyarakat khsususnya anak sekolah dalam program daur ulang sampah. KELEMBAGAAN ATAU INSTITUSI YANG TERLIBAT Pengelolaan pabrik mini pengolahan plastik yang berlokasi di Komplek Perumahan Cinta Kasih Desa Panteriek Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh dilaksanakan oleh Seksi Pengelolaan Sampah Bidang Persampahan, Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh. Jumlah personil baik kepala seksi maupun pekerja yag terlibat dalam pabrik mini pengolahan plastik sebanyak 12 (dua belas) orang, terdiri dari 1 (dua) orang PNS, 6 (enam) orang pekerja (non PNS) dan 5 (lima) orang buruh borongan : 7
8 a. Kepala Seksi b. Pekerja (Non PNS) : 1 orang : - Manager : 1 orang - Operator : 4 orang - Petugas Pembelian - Buruh Sortir : 1 orang : 5 orang PEMBIYAAN/SUMBER PENDANAAN Kegiatan daur ulang sampah plastik yang dikelola oleh DK3 Banda Aceh pembiayaannya bersumber dari APBK, berupa anggaran pembelian bahan baku plastik bekas dari masyarakat dan biaya operasional dan pemeliharaan mesin dan over head. Sedangkan hasil penjualannya langsung masuk ke kas daerah sebagai pendapatan asli daerah (PAD). KEBERLANJUTAN Kegiatan daur ulang sampah plastik di pabrik mini sudah berjalan selama lebih dari 4 tahun dan akan terus dilanjutkan, bahkan tahun 2013 telah dilakukan pengadaan mesin baru menggantikan mesin lama yang sudah rusak. Kegiatan ini penting untuk terus dipertahankan karena merupakan penunjang dari pengembangan daur ulang sampah di Kota Banda Aceh dan kegiatan pemilahan sampah di sekolah-sekolah melalui program bank sampah. 8
9 STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN PABRIK MINI PENGOLAHAN PLASTIK DI DESA PANTERIEK 9
10 Lampiran 4. 10
11 Laba Pabrik Mini Pengolahan Plastik di Desa Panteriek Tahun 2013 Uraian Bahan Baku Belanja Bahan plastik bekas Biaya Operasional dan Pemeliharaan Belanja Deterjen Belanja Solar Belanja Karung Jasa Pengangkutan Pemeliharaan Mesin Total Belanja Penjualan (PAD) Laba 11 Volume 1 Tahun Buah Liter Bal Kali Tahun Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
12 Gambar 1.1. Kegiatan penyortiran, penimbangan, penggilingan, pengeringan, pengemasan dan penjualan di Pabrik Mini Pengolahan Plastik di Desa Panteriek 12
13 Gambar 1.2. Program Bank Sampah di Sekolah-sekolah di Banda Aceh yang memasok bahan baku untuk Pabrik Mini Pengolahan Plastik di Desa Panteriek 13
I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plastik adalah material sintetis yang berupa senyawa polimer yang unsur utamanya adalah karbon dan hidrogen atau hidrokarbon. Sejak ditemukan material plastik maka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA
PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA Oleh : Sri Wahyono *) Abstract Paper waste is one type of municipal solid wastes that is not properly manage yet. It contributes about ten percent of MSW. Indonesia paper
Lebih terperinciBANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK
BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK SUROSO, S.Pd.SD SD Negeri 1 Datarajan, Kec. Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung PENGANTAR Lingkungan sekolah yang indah, bersih dan sehat adalah impian setiap warga sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komposit adalah suatu sistem bahan (meterial) yang tersusun dari campuran atau kombinasi dari dua atau lebih konstituen makro yang berbeda dalam bentuk atau komposisi
Lebih terperinciBANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)
LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA FORMULIR ISIAN SISTEM MANAJEMEN PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan urbanisasi pada daerah perkotaan dunia yang tinggi meningkatkan volume dan tipe sampah. Aturan pengelolaan sampah yang kurang tepat
Lebih terperinciPEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN
PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN PROYEK PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH UNTUK KEGIATAN 3R DAN PENGELOLAAN SAMPAH DI REPUBLIK INDONESIA Kata Pengantar
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciKAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
ABSTRAK KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kuantitas sampah kota. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan
Lebih terperincibahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama
Lebih terperinciTEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK
TUGAS SANITASI MASYARAKAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK Disusun Oleh : KELOMPOK Andre Barudi Hasbi Pradana Sahid Akbar Adi Gadang Giolding Hotma L L2J008005 L2J008014 L2J008053 L2J008078
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR
PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR VISI DAN MISI VISI Meningkatkan Kebersihan dan Keindahan Kota Denpasar Yang Kreatif dan Berwawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk sebanyak 255.993.674 jiwa atau
Lebih terperinciPengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat Pendahuluan Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Sampah merupakan suatu barang yang dihasilkan dari aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami proses pembangunan perkotaan yang pesat antara tahun 1990 dan 1999, dengan pertumbuhan wilayah perkotaan mencapai 4,4 persen per tahun. Pulau Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan dengan baik. Peningkatan jumlah penduduk dan daya konsumsi masyarakat berbanding lurus terhadap bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )
PRESENTASI TESIS PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, MApp.Sc OLEH : MALIK EFENDI (3310202708)
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH
PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH Suprapto Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: suprapto.bpptbas@yahoo.com
Lebih terperinciKAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)
KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya volume sampah di Surakarta telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaan sampah. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
19 BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring peningkatan populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya jumlah dan keragaman sampah yang dihasilkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1. Penjelasan Tema/ Ide/ Judul Perancangan Pada judul laporan Desain Sofa Ruang Tamu Menggunakan Material Daur Ulang, dengan konsep Go-Green. Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa terhadap 22 Kelurahan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia dan kemajuan akan suatu industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut data statistik,
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK
EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan, praktis, ekonomis dan dapat menggantikan fungsi dari barang-barang lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan plastik dalam kehidupan manusia semakin lama semakin meningkat. Peningkatan pemanfaatan plastik ini terjadi karena plastik bersifat ringan, praktis,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baku menjadi produk baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pertumbuhan industri
1 I. PENDAHULUAN Pabrik adalah sarana untuk memproduksi barang kebutuhan manusia. Salah satu tujuan pendirian pabrik adalah untuk bisa mendapatkan keuntungan, yaitu dengan cara mengolah bahan baku menjadi
Lebih terperinciPILOT PROJECT PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN CARA PEMILAHAN DI KOTA PADANG
PKMK-2-2-1 PILOT PROJECT PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN CARA PEMILAHAN DI KOTA PADANG David Darwin, Syafrinaldi, Aci Lesta Triadi Munir, Ferdian Nada Putra
Lebih terperinciKERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU
KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU A. LATAR BELAKANG Satu RW berpenduduk 1.600 jiwa menghasilkan sampah sekitar 800 kg/hari, 70 % (420 kg) berupa sampah organik, 30 % (jika dilakukan pemilahan
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa memenuhi ketentuan pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 Peraturan Daerah
Lebih terperinciBAB III STUDI LITERATUR
BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,
QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan sumber daya alam yang berasal dari lingkungan demi memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya, yang
Lebih terperinciINVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi
INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO Oleh: Chrisna Pudyawardhana Abstraksi Pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan serta menjaga keindahan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK I. UMUM Berbeda dengan jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO
PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO Venna Megawangi Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Jalan Kaliurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah sampah merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain masyarakat
Lebih terperinciDINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, menghasilkan sampah dengan karakteristik yang bervariasi. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju konsumsi dan pertambahan penduduk Kota Palembang mengakibatkan terjadinya peningkatan volume dan keragaman sampah. Peningkatan volume dan keragaman sampah pada
Lebih terperinciE. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah
Lebih terperinciSATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU
SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU Alfi Rahmi, Arie Syahruddin S ABSTRAK Masalah persampahan merupakan
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 6A TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang : a. bahwa salah satu faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi setiap wilayah di dunia tidak terkecuali Indonesia. Hampir di seluruh aspek kehidupan manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,
Lebih terperinci1. Pendahuluan ABSTRAK:
OP-26 KAJIAN PENERAPAN KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS Yenni Ruslinda 1) Slamet Raharjo 2) Lusi Susanti 3) Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Andalas Kampus
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan
Lebih terperinciPotensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang
Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Sudiro 1), Arief Setyawan 2), Lukman Nulhakim 3) 1),3 ) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN PELAYANAN OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDA ACEH TUGAS AKHIR
STUDI PENINGKATAN PELAYANAN OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA BANDA ACEH TUGAS AKHIR Oleh: DINAR DWIRIANSYAH L2D 099 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGERING SENTRIFUGAL PADA PROSES PENGGILINGAN SAMPAH PLASTIK JENIS POLYETHYLENE THEREPHTHALATE (PET)
RANCANG BANGUN MESIN PENGERING SENTRIFUGAL PADA PROSES PENGGILINGAN SAMPAH PLASTIK JENIS POLYETHYLENE THEREPHTHALATE (PET) Engki Andri Kisnarti, Suryadhi Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang dibangun di atas lahan seluas 27 Ha di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini upaya peningkatan kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh sebagian besar Pemerintah Daerah dan kota di Indonesia melalui pencanangan berbagai program
Lebih terperinciBAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian
BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengelolaan Sampah Kota Bandung Pengelola persampahan Kota Bandung adalah Perusahaan Daerah Kebersihan. Sebagian besar sampah Kota Bandung berasal dari rumah tangga (66%),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia. Hal ini tentunya sangat berdampak pada peningkatan jumlah penduduk kota yang juga sebanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak pada dasarnya merupakan kaum lemah yang harus dilindungi oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih membutuhkan bimbingan orang
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK MEWUJUDKAN BANDUNG BERSIH dan HIJAU SECARA BERKELANJUTAN
STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK MEWUJUDKAN BANDUNG BERSIH dan HIJAU SECARA BERKELANJUTAN I. Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)
PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) Disampaikan oleh: DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KENDAL 2016 Dasar hukum Pengelolaan Sampah Undang undang no. 18 tahun 2008 ttg Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Jakarta cenderung meningkat setiap tahun. Peningkatan jumlah penduduk yang disertai perubahan pola konsumsi dan gaya hidup turut meningkatkan jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sampah masih merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemukiman, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan salah satu penyebab utama tumbuhnya kotakota di Indonesia. Salah satu kota yang memiliki populasi penduduk terbesar di dunia adalah Jakarta. Provinsi
Lebih terperinciMesin Pemisah dan Pencacah Sampah Organik dan Plastik Untuk Bahan Kompos
Mesin Pemisah dan Pencacah Sampah Organik dan Plastik Untuk Bahan Kompos I Gede Putu Agus Suryawan *, I Wayan Widhiada Dosen Fakultas Teknik Universitas Udayana Bali, Indonesia aguss_88@yahoo.co.id dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila tidak diimbangi dengan fasilitas lingkungan yang memadai, seperti penyediaan perumahan, air bersih
Lebih terperinciTimbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1)
Pengelolaan Sampah Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1) perubahan populasi, 2) perubahan
Lebih terperinciBAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016
BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016 Kota Cirebon memiliki luas wilayah administratif yang relatif sempit dibandingkan dengan Kota-Kota lainnya di Propinsi
Lebih terperinciPERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI
Spectra Nomor 18 Volume IX Juli 2011: 26-35 PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI Filosovia Titis Sari Hardianto Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sistem
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sampah Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Basriyanta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah ini pemerintah daerah berusaha untuk mengatur roda kepemerintahannya sendiri yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan
Lebih terperinciSUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)
SUMMARY PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya) Sri Wedari Rusmin Djuma, 811409010. 2013. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas
Lebih terperinciADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki permasalahan kompleks, salah satunya adalah permasalahan sampah. Sebagai kota terbesar ke dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik merupakan jenis limbah padat yang susah terurai dan volumenya terus meningkat. Peningkatan jumlah sampah plastik karena plastik relatif murah, praktis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI
PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,
PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a. bahwa pertambahan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo
BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah
BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK 7.1. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah Total timbulan sampah yang diangkut dari Perumahan Cipinang Elok memiliki volume rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di berbagai sektor. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
Lebih terperinciPENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG PRESENT BY : SRI MURNI EDIYATI, SH DASAR HUKUM PENGELOLAAN SAMPAH 1. UU No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk sangat besar di dunia setelah negara China dan India. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dari
Lebih terperinciBUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR
+ BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinci