BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN"

Transkripsi

1 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN 4.1 Implementasi Dalam implementasi ini akan dijabarkan mengenai aplikasi yang telah dibuat. Penjelasannya mencakup menu-menu yang ada pada aplikasi beserta fungsi dari masingmasing menu. Selain itu juga akan dijabarkan bagaimana menggunakan aplikasi ini Aplikasi yang Dibuat Aplikasi ini bernama GeoSeg, yang merupakan singkatan dari Geographic Segmentation. Tujuan dibuatnya aplikasi ini adalah untuk melakukan proses segmentasi pada gambar-gambar geografis. Pada aplikasi ini terdapat beberapa menu dengan fungsi masing-masing. Berikut akan dijelaskan isi dari menu-menu yang ada beserta fungsi dan tujuan dibuatnya menu tersebut. 1) Menu File Menu file terdiri atas sub menu open image, save as, dan exit. Sub menu open image digunakan untuk membuka gambar yang diinginkan pengguna untuk diproses dengan menggunakan aplikasi ini. Sub menu ini bisa dibuka dengan shortcut ctrl+o. Gambar yang bisa dibuka adalah format gambar yang umum digunakan, yaitu.jpg,.bmp,.png. 44

2 45 Sub menu save as digunakan untuk menyimpan gambar yang sudah diproses. Sub menu ini bisa juga menggunakan shortcut+s. Gambarnya pun disimpan dengan format.jpg,.bmp,.png. Apabila belum ada gambar yang dibuka, maka gambar tidak akan bisa disimpan. Sub menu exit berguna untuk keluar dari aplikasi. Sebelum keluar akan keluar pesan ucapan terima kasih kepada pengguna karena telah menggunakan aplikasi ini. Gambar 4.1 Tampilan pada menu File 2) Menu Edit Menu edit ini bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam penggunaan aplikasi ini. Di dalam menu edit terdapat sub menu undo

3 46 dan redo. Sub menu undo berguna untuk kembali ke gambar sebelum diproses apabila terjadi kesalahan. Sedangkan sub menu redo berguna untuk membatalkan proses undo, yaitu kembali ke gambar yang telah diproses. Gambar 4.2 Tampilan pada menu Edit 3) Menu Adjust Menu adjust sendiri berguna sebagai pengaturan tambahan dari gambar. Pengaturan yang digunakan adalah curve, yang ada pada sub menu curve setting. Sub menu ini digunakan untuk pengaturan pada gambar untuk mengatur warna dari gambar apabila gambar yang akan diproses gelap ataupun terlalu terang.

4 47 Gambar 4.3 Tampilan pada menu Adjust 4) Menu Analysis Kegunaan dari menu ini adalah untuk mengetahui grafik histogram dari gambar yang dibuka. Histogram yang ditunjukkan dengan histogram untuk warna merah (red), hijau (green), dan biru (blue). Sedangkan sub menu histogram equalization berfungsi untuk melakukan keseimbangan antara histogram sebelumnya. Jadi hasil yang dihasilkan grafik histogram yang kurang lebih seimbang (equal) untuk masing-masing warna.

5 48 Gambar 4.4 Tampilan pada menu Analysis 5) Menu Segmentation Menu ini berfungsi untuk melakukan proses segmentasi terhadap gambar. Segmentasi yang digunakan adalah region growing. Proses segmentasi ini terdapat pada sub menu region growing, yang dapat juga diakses dengan menggunakan shortcut ctrl+r. Tujuan dari segmentasi adalah memisahkan gambar menjadi beberapa bagian wilayah sehingga mudah untuk dianalisis.

6 49 Gambar 4.5 Tampilan pada menu Segmentation Cara Menggunakan Aplikasi Setelah aplikasi dijalankan, pengguna akan membuka gambar pada menu file, open image. Gambar yang dapat dibuka adalah gambar dengan format.jpg,.bmp, dan.png. Setelah gambar dibuka, pengguna dapat mengatur ukuran dari gambar dengan slider zoom pada bawah jendela. Icon best fit, untuk menentukan image yang cocok sesuai dengan ukuran gambar. Sedangkan icon original size, untuk kembali ke gambar normal sesuai dengan ukuran gambar yang dibuka.

7 50 Gambar 4.6 Tampilan setelah gambar dibuka dengan best fit Gambar 4.7 Tampilan setelah gambar dibuka dengan original size

8 51 Setelah gambar dibuka, pengguna dapat langsung ke proses segmentasi di menu segmentation, region growing. Apabila pengguna memilih menu segmentation, region growing, maka pengguna akan melihat tampilan seperti gambar 4.8 berikut. Gambar 4.8 Tampilan dari jendela region growing segmentation Pada jendela region growing segmentation, pengguna menentukan seed point terlebih dahulu. Sebelum menentukan seed point maka tombol undo, region growing, maupun inverse tidak akan aktif.

9 52 Setelah seed point ditentukan, pengguna menekan tombol region growing untuk melakukan proses segmentasi. Sebelum melakukan segmentasi, pengguna dapat mengatur threshold sebagai nilai ambang batas di similarity threshold. Nilai 40 merupakan nilai default yang di set setelah melalui berbagai percobaan. Tombol undo digunakan untuk membatalkan proses region growing maupun proses inverse. Tombol inverse digunakan untuk membalik antara gambar yang telah di region growing sebelumnya menjadi wilayah yang tidak di region. Apabila pengguna ingin melihat tampilan histogram, pengguna dapat membuka menu analysis, histogram. Gambar di bawah ini menunjukkan tampilan jendela dari histogram. Gambar 4.9 Tampilan jendela histogram pada menu Analysis

10 53 Pada gambar diatas dapat dilihat terdapat 3 grafik histogram yang menunjukkan histogram dari gambar yang ada pada menu utama. Disana pengguna dapat melihat perbandingan histogram untuk masing-masing dari RGB. Pengguna dapat menekan tombol histogram equalization apabila pengguna ingin membuat histogram menjadi sebaran yang kurang lebih seimbang. Tombol cancel untuk membatalkan proses histogram dan kembali ke menu utama. Apabila pengguna salah melakukan proses, pengguna dapat menggunakan menu edit, baik undo maupun redo. Undo digunakan apabila pengguna salah melakukan proses dan kembali ke gambar sebelumnya. Sedangkan redo pengguna gunakan untuk membatalkan undo, yang berarti pengguna kembali ke gambar sebelum dilakukan proses undo. Jika gambar yang akan diproses dirasa pengguna masih terlihat gelap atau terlalu terang, pengguna dapat melakukan pengaturan terhadap gambar tersebut di menu adjust, curve setting.

11 54 Gambar 4.10 Tampilan jendela curve setting pada menu adjust Pada jendela tersebut, pengguna dapat melakukan pengaturan terhadap gambar sesuai dengan kurva yang terlihat. Pengguna langsung dapat mengubah melalu kurva tersebut. Pengguna juga dapat memilih channel yang akan diatur, apakah sesuai dengan RGB, maupun dari masing-masing warna tersebut. Pengguna juga dapat melihat hasil dari pengaturannya di preview sebelum menekan tombol OK. Size pada preview digunakan untuk mengatur ukuran dari gambar preview. Default nilai 200 dari size di preview merupakan ukuran normal sesuai dengan gambar.

12 Eksperimen Segmentasi Objek Geografis Untuk dapat menjawab tujuan dari penelitian ini, maka dilakukan beberapa ekperimen terkait yang hasil dari eksperimen tersebut akan dijelaskan secara bertahap. Dalam eksperimen ini, digunakan data citra foto udara dan data citra quickbird sebagai perbandingan untuk resolusi spasialnya. Kemudian dari masing-masing citra tersebut, dilakukan eksperimen kembali untuk berbagai format gambar. Format yang digunakan adalah format.jpg,.png, dan.bmp. Hal ini dilakukan karena adanya perbedaan teknik kompresi pada masingmasing format gambar tersebut. Makin kecil suatu kompresi maka warna asli dari suatu gambar akan dihilangkan. Karena itu, melalui ekperimen ini, akan dilihat teknik kompresi mana yang lebih baik untuk data citra foto ini. Berikut merupakan citra yang digunakan dalam eksperimen ini :.jpg.bmp.png Gambar 4.11 Citra foto udara

13 56.jpg.bmp.png Gambar 4.12 Citra quickbird Dalam proses segmentasi menggunakan region growing, masing-masing gambar di atas akan diuji satu per satu untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang dapat diekstraksi dari dua macam resolusi spasial tersebut Kelas Rumah Citra Foto Udara Dalam proses segmentasi ini, kelas yang diambil adalah salah satu dari rumah yang ada. Threshold yang digunakan adalah 20.jpg.png.bmp Gambar 4.13 Proses region growing untuk kelas rumah dari foto udara (T = 20)

14 57 Ketiga gambar tersebut memiliki format yang berbedabeda. Ketika gambar dibuka, proses region growing langsung dilakukan.dan seed point yang diambil adalah seed point rumah. Pada ketiga gambar tersebut terlihat perbedaan yang jelas pada saat segmentasi. Untuk format.jpg, hasil yang didapat tidak sempurna karena belum mendapat segmentasi rumah secara sempurna. Begitu juga pada format.png, hasilnya lebih baik dibandingkan dengan.jpg tetapi masih belum sempurna. Sedangkan untuk format.bmp, hasil yang didapat hampir mendekati sempurna dengan mendapatkan wilayah seluruh rumah. Sebagai pembanding juga dilakukan proses histogram equalisasi dimana gambar memiliki nilai histogram yang seimbang untuk tiap intensitas, dan menghasilkan hasil sebagai berikut..jpg.png.bmp Gambar 4.14 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari foto udara (T = 20)

15 58 Pada hasil gambar diatas, merupakan hasil dari segmentasi setelah dilakukan histogram equalisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan proses region growing. Pada gambar dapat terlihat hasil yang saat untuk setiap format gambar. Ini menunjukkan bahwa format gambar yang telah dilakukan proses equalisasi maka memiliki keseimbangan antara intensitas warna sehingga tidak terpengaruh pada jenis kompresi data. Karena itu, maka hasil segmentasi untuk ketiga format gambar tersebut adalah sama Citra Quickbird Citra quickbird memiliki resolusi spasial yang lebih rendah dibandingkan dengan citra foto udara. Berikut merupakan tampilan dari segmentasi quickbird dengan threshold yang sama pada foto udara..jpg.png.bmp Gambar 4.15 Proses region growing untuk kelas rumah dari quickbird (T = 20)

16 59 Gambar diatas menggunakan nilai threshold sama seperti pada citra foto udara, yaitu 20. Dengan nilai tersebut hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan karena tidak dapat mensegmentasi kelas rumah dengan baik. Karena hasil segmentasi dengan threshold 20 mendapatkan hasil yang kurang baik. Maka dilakukan proses uji coba kembali untuk mengetahui nilai T yang tepat agar dapat mendapatkan segmentasi kelas rumah dengan lebih baik..jpg.png.bmp Gambar 4.16 Proses region growing untuk kelas rumah dari quickbird (T = 26) Gambar diatas menggunakan nilai threshold 26 untuk mendapatkan kelas dari rumah. Tidak hanya rumah tetapi wilayah di sekitar rumah juga ikut tersegmentasi dikarenakan perbedaan intensitas warna yang tidak terlalu jauh beda dengan intensitas dari seed point.

17 60 Sama halnya seperti pada gambar sebelumnya, hasil untuk histogram equalisasi untuk quickbird juga pasti jauh beda dengan pada foto udara. Apabila foto udara dapat mensegmentasi rumah dengan threshold yang sama, pada quickbird hasil segmentasi dengan T = 26 pada histogram tidak mendapatkan hasil yang baik. Karena itu, digunakan threshold yang baru untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi..jpg.png.bmp Gambar 4.17 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari quickbird (T = 30) Hasil dari gambar diatas merupakan hasil dari region growing setelah melalui proses equalisasi. Threshold yang digunakan pada saat sebelum equalisasi adalah 26 sedangkan pada saat histogram equalisasi digunakan nilai T = 30. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kelas rumah yang lebih baik dibandingkan dengan nilai T = 26.

18 61 Setelah dilakukan beberapa percobaan diatas, maka hasil maksimal ekstraksi yang didapat pada kelas rumah dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4.18 Hasil ekstraksi kelas rumah pada foto udara dengan format.bmp dan T = 20 Berikut ini merupakan gambar dari klasifikasi rumah itu sendiri yang dilakukan oleh ahli untuk membuktikan bahwa segmentasi diatas merupakan kelas dari rumah. Gambar 4.19 Tampilan kelas rumah dari lokasi yang dianalisis

19 Kelas Jalan Raya Citra Foto Udara Untuk kelas jalan raya pada citra foto udara, digunakan threshold T = 10 agar dapat mensegmentasi semua jalan sepanjang gambar. Tampilan di bawah ini merupakan gambar dari masing-masing format..jpg

20 63.png.bmp Gambar 4.20 Proses region growing untuk kelas jalan raya dari foto udara (T = 10)

21 64 Sama seperti pada kelas rumah, hasil dari format.bmp lebih baik dibandingkan dengan format yang lainnya. Hal ini terlihat dari makin baiknya segmentasi jalan raya yang dapat diambil sehingga menjadi kelas jalan raya. Perbandingan selanjutnya yang dilakukan adalah apabila gambar-gambar tersebut dilakukan equalisasi seperti sebelumnya. Apakah masih dapat menggunakan nilai threshold yang sama atau tidak. Melalui uji coba dan hasil berikut akan terlihat hasilnya..jpg

22 65.png.bmp Gambar 4.21 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari foto udara (T = 10)

23 66 Gambar diatas menunjukkan hasil dari region growing setelah dilakukan equalisasi. Gambar dari tiap-tiap format masing dapat menggunakan threshold yang sama yaitu T = 10 untuk mensegmentasi jalan raya. Perbedaan kali ini terdapat pada format gambarnya. Ternyata pada format.jpg, hasil segmentasi lebih baik dibandingkan format lainnya. Dapat dilihat pada gambar bahwa jalan dapat disegmentasi dengan baik pada format.jpg, sedangkan pada format yang lain, segmentasi masih mengambil wilayah yang bukan jalan raya Citra Quickbird Pada quickbird, threshold yang digunakan untuk langsung melakukan proses segmentasi dengan region growing adalah T = 10 sama seperti pada foto udara. Lain pada kelas rumah dengan citra quickbird yang kurang dapat tersegmentasi dengan baik, pada jalan raya, hasil segmentasi dihasilkan dengan baik melalui region growing ini. Berikut tampilan gambar dari hasil uji coba untuk quickbird.

24 67.jpg.png

25 68.bmp Gambar 4.22 Proses region growing untuk kelas jalan raya dari quickbird (T = 10) Pada tampilan diatas, dapat dilihat bahwa hasil segmentasi jalan raya pada quickbird dapat dilakukan dengan baik. Hal ini dikarenakan perbedaan resolusi spasial dari foto udara sehingga warna yang dihasilkan pun lebih baik. Hasil untuk setiap format gambar hampir sama, jadi walaupun terjadi perbedaan teknik kompresi, tetapi tidak mempengaruhi kompresi warna pada jalan raya. Karena itu, tidak ada perbedaan antara tiap format gambar.

26 69 Sama seperti pada gambar yang langsung diproses dengan region growing, hasil gambar setelah proses equalisasi pun tidak mengalami banyak perubahan. Artinya, dapat mensegmentasi kelas jalan raya dengan baik..jpg.png

27 70.bmp Gambar 4.23 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari quickbird (T = 10) Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tidak ada perubahan yang signifikan terhadap hasil dari proses equalisasi maupun tanpa proses equalisasi. Segmentasi tetap dapat dilakukan dengan baik untuk kelas jalan raya. Perbedaan terletak pada format gambar. Pada tiap format gambar, terdapat perbedaan warna yang mencolok sehingga tidak dapat mensegmentasi semua jalan raya. Faktor lainnya jalan raya tertutup oleh pohon sehingga tidak tersegmentasi sebagai jalan raya.

28 71 Gambar berikut merupakan hasil maksimal ekstraksi pada kelas jalan raya setelah dilakukan beberapa percobaan. Gambar 4.24 Hasil ekstraksi kelas jalan raya pada quickbird dengan format.bmp dan T = 10 Berikut merupakan tampilan dari klasifikasi jalan raya itu yang dilakukan oleh ahli untuk membuktikan bahwa segmentasi diatas merupakan kelas dari jalan raya.

29 72 Gambar 4.25 Tampilan kelas jalan raya dari lokasi yang dianalisis Kelas Lapangan Citra Foto Udara Pada kelas lapangan ini, nilai ambang batas (threshold) yang digunakan adalah T = 10 untuk mendapatkan hasil segmentasi dari kelas lapangan yang baik..jpg.png.bmp Gambar 4.26 Proses region growing untuk kelas lapangan dari foto udara (T = 10)

30 73 Berdasarkan gambar diatas, hasil dari format gambar mempengaruhi proses segmentasi. Format.bmp memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan kedua format lainnya. Hal ini dapat terlihat dari hasil format.bmp yang dapat mensegmentasi lapangan dengan lebih baik. Sedangkan kedua format lainnya masih mengambil wilayah di luar lapangan. Sebagai pembanding juga dilakukan proses histogram equalisasi dimana gambar memiliki nilai histogram yang seimbang untuk tiap intensitas, dan menghasilkan hasil sebagai berikut..jpg.png.bmp Gambar 4.27 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari foto udara (T = 25)

31 74 Pada hasil gambar diatas, merupakan hasil dari segmentasi setelah dilakukan histogram equalisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan proses region growing. Pada gambar dapat terlihat hasil yang sama untuk setiap format gambar. Ini menunjukkan bahwa format gambar yang telah dilakukan proses equalisasi maka memiliki keseimbangan antara intensitas warna sehingga tidak terpengaruh pada jenis kompresi data. Karena itu, maka hasil segmentasi untuk ketiga format gambar tersebut adalah sama Citra Quickbird Citra quickbird memiliki resolusi spasial yang lebih rendah dibandingkan dengan citra foto udara. Berikut merupakan tampilan dari segmentasi quickbird dengan threshold yang sama pada foto udara..jpg.png.bmp Gambar 4.28 Proses region growing untuk kelas lapangan dari quickbird (T = 10)

32 75 Gambar diatas menggunakan nilai threshold sama seperti pada citra foto udara, yaitu 10. Dengan nilai tersebut hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan karena tidak dapat mensegmentasi kelas lapangan dengan baik. Karena hasil segmentasi dengan threshold 10 mendapatkan hasil yang kurang baik. Maka dilakukan proses uji coba kembali untuk mengetahui nilai T yang tepat agar dapat mendapatkan segmentasi kelas lapangan dengan lebih baik..jpg.png.bmp Gambar 4.29 Proses region growing untuk kelas lapangan dari quickbird (T = 15) Gambar diatas menggunakan nilai threshold 15 untuk mendapatkan kelas dari lapangan. Dari gambar tidak semua wilayah lapangan tersegmentasi dengan baik dikarenakan lapangan tersebut tidak semuanya terdiri atas rumput. Mungkin

33 76 ada bagian yang terdiri atas pasir ataupun tanah sehingga yang disegmentasi hanyalah lapangan hijau. Pada saat dilakukan proses equalisasi pada kelas lapangan tersebut, threshold yang digunakan sesuai dengan threshold pada citra foto udara, yaitu T = 25, dan hasil segmentasinya pun cukup baik walaupun tidak semua wilayah lapangan tersegmentasi dikarenakan adanya pasir ataupun tanah..jpg.png.bmp Gambar 4.30 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari quickbird (T = 25) Hasil dari gambar diatas merupakan hasil dari region growing setelah melalui proses equalisasi. Threshold yang digunakan pada saat sebelum equalisasi adalah 15 sedangkan pada saat histogram equalisasi digunakan nilai T = 25. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kelas lapangan yang lebih baik dibandingkan dengan nilai T = 15. Walaupun tidak semua wilayah

34 77 dari lapangan dapat tersegmentasi, tetapi wilayah rumput dari lapangan tersebut dapat disegmentasi dengan baik. Gambar berikut merupakan hasil maksimal ekstraksi pada kelas lapangan setelah dilakukan beberapa percobaan. Gambar 4.31 Hasil ekstraksi kelas lapangan pada foto udara dengan format.bmp dan T = 10 Berikut merupakan gambar dari klasifikasi lapangan yang dilakukan ahli untuk menunjukkan bahwa kelas yang disegmentasi merupakan kelas lapangan.

35 78 Gambar 4.32 Tampilan kelas lapangan dari lokasi yang dianalisis Kelas Lahan Terbuka Citra Foto Udara Untuk mensegmentasi kelas lahan terbuka, digunakan threshold T = 5 agar hasil yang didapat baik. Dengan nilai ambang batas tersebut, lahan terbuka dapat di klasifikasikan sesuai dengan kelasnya. Gambar berikut menunjukkan hasil dari segmentasi kelas lahan terbuka dengan T = 5.

36 79.jpg.png.bmp Gambar 4.33 Proses region growing untuk kelas lahan terbuka dari foto udara (T = 5) Hasil dari tiap-tiap format gambar memiliki wilayah segmentasi yang berbeda. Format.bmp memiliki hasil segmentasi yang lebih baik dibandingkan yang lain karena dapat mensegmentasi semua kelas lahan terbuka. Berdasarkan hasil di atas, perbandingan akan dilakukan dengan hasil dari histogram equalisasi sebagai berikut..jpg.png.bmp Gambar 4.34 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari foto udara (T = 30)

37 80 Dari gambar diatas dapat dilakukan perbandingan perbedaan dari threshold sebelum dilakukan equalisasi (T = 5) dan sesudah dilakukan equalisasi (T = 30). Dari hasil tersebut, apabila menggunakan threshold T = 5 maka untuk hasil yang sudah diequalisasi tidak dapat mensegmentasi semua kelas dari lahan terbuka tersebut. Hasil pada format.png lebih mendapatkan hasil segmentasi yang lebih sempurna dibandingkan format lain. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan uji coba lebih lanjut untuk menentukan nilai threshold yang tepat agar semua kelas dapat tersegmentasi dengan baik. Karena itu, digunakan T = 30 dengan harapan semua wilayah dapat tersegmentasi Citra Quickbird Sama seperti kelas lapangan, pada kelas lahan terbuka ini juga tidak dapat menggunakan threshold pada foto udara sebagai threshold untuk quickbird ini dikarenakan perbedaan resolusi spasialnya. Untuk itu, dalam kelas lahan terbuka ini digunakan threshold T = 10 agar dapat mendapatkan wilayah lahannya. Berikut gambar tampilan yang menunjukkan kelas lahan terbukanya dengan T = 10.

38 81.jpg.png.bmp Gambar 4.35 Proses region growing untuk kelas lahan terbuka quickbird (T = 10) Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa untuk setiap format gambar menghasilkan gambar yang sama. Ini menunjukkan bahwa untuk lahan terbuka tidak mempermasalahkan kompresi data yang digunakan. Bandingkan juga dengan hasil sesudah equalisasi. Berikut hasil dari histogram equalisasi dengan threshold T = 20 yang juga menghasilkan gambar yang sama untuk tiap format..jpg.png.bmp Gambar 4.36 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari quickbird (T = 20)

39 82 Berikut merupakan hasil maksimal ekstraksi dari kelas lahan terbuka berdasarkan hasil dari eksperimen diatas. Gambar 4.37 Hasil ekstraksi kelas lahan terbuka pada foto udara dengan format.bmp dan T = 5 Untuk menunjukkan kelas dari lahan terbuka tersebut, berikut gambar dari ahli yang memberikan gambaran kelas dari lahan tersebut. Gambar 4.38 Tampilan kelas lahan terbuka dari lokasi yang dianalisis

40 Kelas Kebun Campur Citra Foto Udara Untuk mensegmentasi kelas kebun campur, digunakan threshold T = 15 agar hasil yang didapat baik. Dengan nilai ambang batas tersebut, kebun campur dapat diklasifikasikan sesuai dengan kelasnya. Gambar berikut menunjukkan hasil dari segmentasi kelas kebun campur dengan T = 15..jpg.png.bmp Gambar 4.39 Proses region growing untuk kelas kebun campur dari foto udara (T = 15) Hasil dari tiap-tiap format gambar memiliki wilayah segmentasi yang berbeda. Format.jpg dan.png memiliki hasil yang sama dengan seed point yang sama. Format.bmp memiliki hasil segmentasi yang berbeda dari kedua format lainnya karena gambar tidak dikompresi sehingga warna asli tetap dipertahankan. Dalam hal ini, format.bmp lebih baik dibandingkan yang lain karena dapat mensegmentasi kelas kebun campur. Sedangkan

41 84 format yang lain, selain mensegmentasi kelas kebun campur juga mensegmentasi lahan kosong yang bukan merupakan bagian dari kebun campur. Berdasarkan hasil di atas, perbandingan akan dilakukan dengan hasil dari histogram equalisasi sebagai berikut. Setelah dilakukan equalisasi, ternyata perbedaan warna sangat mencolok sehingga apabila digunakan threshold yang sama (T = 15) maka tidak menghasilkan hasil segmentasi yang maksimal. Sehingga untuk kelas kebun campur yang telah dilakukan proses equalisasi digunakan T = 65.jpg.png.bmp Gambar 4.40 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari foto udara (T = 65) Dari gambar diatas dapat dilakukan perbandingan perbedaan dari threshold sebelum dilakukan equalisasi (T = 15) dan sesudah dilakukan equalisasi (T = 65). Dari hasil tersebut, apabila menggunakan threshold T = 15 maka untuk hasil yang

42 85 sudah equalisasi tidak dapat mensegmentasi semua kelas dari kebun campur tersebut. Hasil untuk tiap-tiap format tidaklah sama. Hal ini terjadi karena setelah dilakukan equalisasi, sebaran histogramnya menjadi merata dan menyebabkan perbedaan warna yang mencolok untuk kelas kebun campur kali ini. Berdasarkan gambar di atas, semua format gambar dapat melakukan segmentasi dengan baik. Untuk format.jpg dan.png, hasil segmentasi baik untuk kelas kebun campur karena mensegmentasi semua kebun campur. Sedangkan pada format.bmp, juga mensegmentasi kelas kebun campur dengan baik. Apabila disesuaikan dengan gambar yang didapat oleh ahli sesuai dengan lokasinya, maka format.bmp lebih mendekati dari hasil lokasi yang sebenarnya Citra Quickbird Sama seperti kelas lahan terbuka, pada kelas kebun campur ini juga tidak dapat menggunakan threshold pada foto udara sebagai threshold untuk quickbird ini dikarenakan perbedaan resolusi spasialnya. Untuk itu, dalam kelas kebun campur ini digunakan threshold T = 25 agar dapat

43 86 mendapatkan wilayah lahannya. Berikut gambar tampilan yang menunjukkan kelas kebun campur dengan T = 25..jpg.png.bmp Gambar 4.41 Proses region growing untuk kelas kebun campur pada quickbird (T = 25) Pada gambar hasil percobaan di atas, dapat dilihat bahwa hasil dari format.jpg berbeda dengan hasil dari 2 format gambar lainnya. Tetapi masih tetap mensegmentasi kelas dari kebun campur. Pada kelas kebun campur ini, tidak dapat diketahui format gambar mana yang lebih baik, karena semua format dapat mensegmentasi kelas kebun campur tersebut. Bandingkan juga hasil sebelum proses equalisasi di atas dengan hasil sesudah equalisasi. Berikut hasil dari histogram equalisasi dengan threshold T = 35

44 87.jpg.png.bmp Gambar 4.42 Hasil region growing setelah dilakukan histogram equalization dari quickbird (T = 35) Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa untuk setiap format gambar menghasilkan gambar yang sama. Ini menunjukkan bahwa untuk kelas kebun campur tidak mempermasalahkan kompresi data yang digunakan. Berikut merupakan hasil maksimal ekstraksi dari kelas kebun campur berdasarkan hasil dari eksperimen diatas. Gambar 4.43 Hasil ekstraksi kelas kebun campur pada quickbird dengan format.bmp dan T = 25

45 88 Untuk menunjukkan kelas dari kebun campur tersebut, berikut gambar dari ahli yang memberikan gambaran kelas dari lahan tersebut. Gambar 4.44 Tampilan kelas kebun campur dari lokasi yang dianalisis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisa Perbandingan Aplikasi Sebelumnya Gambar 3.1 Gambar Tampilan GeoSeg Versi 1.0.0.0 (Sumber Charles:2012) Pada aplikasi GeoSeg versi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ambang batas (thresholding), berbasis tepi (edge-base) dan berbasis region (regionbased).

BAB 1 PENDAHULUAN. ambang batas (thresholding), berbasis tepi (edge-base) dan berbasis region (regionbased). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segmentasi obyek pada citra dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu ambang batas (thresholding), berbasis tepi (edge-base) dan berbasis region (regionbased). Metode

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang melakukan proses data mulai dari pengolahan citra otak hingga menghasilkan output analisa

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aplikasi. Untuk itulah,

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aplikasi. Untuk itulah, BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Aplikasi Dengan aplikasi perangkat lunak yang dibuat dalam skripsi ini, implementasi akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aplikasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat setelah melakukan analisa dan perancangan aplikasi filter sobel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Desain frame grabber Desain frame grabberdiawali dengan pemilihan perangkat kamera yang akan digunakan. Video akan muncul komponen VideoWindow1 yang secara realtime terhubung

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN OBJEK GEOGRAFIS PADA CITRA FOTO UDARA DENGAN PENDEKATAN SEGMENTASI DAN EDGE DETECTION. Arian Markus Pardamean.

APLIKASI PENGENALAN OBJEK GEOGRAFIS PADA CITRA FOTO UDARA DENGAN PENDEKATAN SEGMENTASI DAN EDGE DETECTION. Arian Markus Pardamean. APLIKASI PENGENALAN OBJEK GEOGRAFIS PADA CITRA FOTO UDARA DENGAN PENDEKATAN SEGMENTASI DAN EDGE DETECTION Arian Markus Pardamean Bina Nusantara University, Jalan Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebun Jeruk Jakarta

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

Gambar 4.1 Diagram Percobaan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Pada bab ini dilakukan pembahasan dari implementasi terhadap sistem yang telah dirancang, berupa cara kerja sistem dan pembahasan data-data percobaan yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROGRAM PENGOLAHAN CITRA BIJI KOPI Citra biji kopi direkam dengan menggunakan kamera CCD dengan resolusi 640 x 480 piksel. Citra biji kopi kemudian disimpan dalam file dengan

Lebih terperinci

Bab 2. Mengubah Warna Rona Mata. Fasilitas yang diperlukan untuk membuat efek Efek >>>> Pen Tool Hue/Saturation. Mengubah Warna Rona Mata

Bab 2. Mengubah Warna Rona Mata. Fasilitas yang diperlukan untuk membuat efek Efek >>>> Pen Tool Hue/Saturation. Mengubah Warna Rona Mata Mengubah Warna Rona Mata Mengubah Warna Rona Mata Original Image Fasilitas yang diperlukan untuk membuat efek Efek >>>> Pen Tool Hue/Saturation 9 Mengubah Warna Rona Mata Salah satu bentuk manipulasi foto

Lebih terperinci

BAB IV PREPROCESSING

BAB IV PREPROCESSING BAB IV PREPROCESSING 4.1 Langkah yang Dilakukan Interpretasi visual citra Pap smear merupakan hal yang sangat rumit. Hal ini disebabkan karena citra Pap smear memberikan hasil sel yang beragam mulai dari

Lebih terperinci

Mengenal Photoshop. 2.1 Mengenal Interface

Mengenal Photoshop. 2.1 Mengenal Interface Mengenal Photoshop Photoshop sudah sangat populer sebagai software terbaik untuk melakukan editing foto. Bagi Anda pencinta desain grafis, Photoshop telah dinilai unggul dalam segala segi dan lebih banyak

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tahapan analisa merupakan tahapan awal dalam perekayasaan perangkat lunak. Pada tahapan ini menjelaskan apa yang dilakukan sistem, siapa yang menggunakannya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Proses masking terhadap citra bertujuan sebagai penandaan tempat pada citra yang akan disisipkan pesan sedangkan filtering bertujuan untuk melewatkan nilai pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Channels

Dasar-Dasar Channels Bab 1 Dasar-Dasar Channels Sebelum kita masuk dalam latihan menggunakan Channels, mungkin satu hal yang perlu Anda ketahui terlebih dulu. Apa itu Channels? Ini merupakan pertanyaan mendasar karena tanpa

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM Dari hasil perancangan yang dilakukan oleh penulis, pada bab ini disajikan implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan spesifikasi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam proses pemetaan secara fotogrametris, salah satu hal yang harus diatasi adalah masalah restitusi dua foto udara yang saling pertampalan sedemikian rupa sehingga

Lebih terperinci

Kreasi Foto Hitam. Teknik Editing I

Kreasi Foto Hitam. Teknik Editing I 2 Kreasi Foto o Hitam Putih Jika Anda punya foto yang tampak biasa-biasa saja, mungkin karena warnanya terlalu umum. Bagaimana kalau foto itu diubah saja menjadi format hitam-putih? Jika penanganannya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Pengolahan Citra untuk Pengukuran Warna pada Produk Hortikultura Pengembangan metode pengukuran warna dengan menggunakan kamera CCD dan image processing adalah dengan

Lebih terperinci

Bab 2 Entri dan Modifikasi Sel

Bab 2 Entri dan Modifikasi Sel Bab 2 Entri dan Modifikasi Sel Pada Bab ini anda akan mempelajari cara: Memasukkan teks dan angka pada spreadsheet secara manual Menyimpan file spreadsheet Menggunakan fasilitas cepat Fill Series Memotong,

Lebih terperinci

Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan

Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan Pada pembahasan berikut ini, Anda akan mempelajari teknik aplikasi Photoshop yang digunakan untuk membuat desain kreatif, sehingga Anda akan mendapatkan gambar yang

Lebih terperinci

(IMAGE ENHANCEMENT) Peningkatan kualitas citra di bagi menjadi dua kategori yaitu :

(IMAGE ENHANCEMENT) Peningkatan kualitas citra di bagi menjadi dua kategori yaitu : (IMAGE ENHANCEMENT) Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagi cara. Tujuannya adalah untuk memproses citra yang dihasilkan lebih baik daripada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan perangkat lunak dari sistem biometrik sidik jari dibuat dibagi menjadi 2 module utama yakni : module enhencement sidik jari berikut aplikasi penyimpanan kedalam database

Lebih terperinci

MENGENAL PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA

MENGENAL PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA MENGENAL PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA PERANGKAT LUNAK PENGOLAH KATA (WORD PROCESSOR) Perangkat lunak pengolah kata adalah program dalam komputer yang digunakan untuk mengolah (mengetik, mengedit, menghapus

Lebih terperinci

Tutorial GIMP 2: Penerapan Fitur pada Menu Colors (Pewarnaan)

Tutorial GIMP 2: Penerapan Fitur pada Menu Colors (Pewarnaan) Tutorial GIMP 2: Penerapan Fitur pada Menu Colors (Pewarnaan) Pada bagian pertama kita telah mengenal interface/antarmuka serta tools yang sering digunakan, sekarang saya akan menjelaskan fitur pewarnaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 84 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yaitu spesifikasi sistem dan cara menggunakan aplikasi segmentasi citra dengan menggunakan metode Fuzzy C- Means

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TESIS... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii SARI...

Lebih terperinci

BAB IV. Ringkasan Modul:

BAB IV. Ringkasan Modul: BAB IV REKTIFIKASI Ringkasan Modul: Pengertian Rektifikasi Menampilkan Data Raster Proses Rektifikasi Menyiapkan Semua Layer Data Spasial Menyiapkan Layer Image Menambahkan Titik Kontrol Rektifikasi Menggunakan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

MODUL PPN: MICROSOFT EXCEL

MODUL PPN: MICROSOFT EXCEL MODUL PPN: MICROSOFT EXCEL Tentang Microsoft Office Microsoft Excel adalah salah satu bagian dari paket Microsoft Office, yaitu sekumpulan perangkat lunak untuk keperluan perkantoran secara umum. Berikut

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Parameter Mutu Jeruk Pontianak Secara Langsung Dari Hasil Pemutuan Manual Pemutuan jeruk pontianak secara manual dilakukan oleh pedagang besar dengan melihat diameter

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan aplikasi Model Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB 4. mempunyai prosesor 1.6 Ghz atau diatasnya dengan memori RAM sebesar 1GB. Dimana

BAB 4. mempunyai prosesor 1.6 Ghz atau diatasnya dengan memori RAM sebesar 1GB. Dimana 49 4.1 Implementasi Program Aplikasi BAB 4 IMPLEM ENTASI DAN EVALUASI Dengan aplikasi perangkat lunak yang akan dibuat dalam skripsi ini, implemntasi akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

Entri dan Modifikasi Sel

Entri dan Modifikasi Sel BAB Entri dan Modifikasi Sel 6 Pada Bab ini anda akan mempelajari cara: Memasukkan teks dan angka pada spreadsheet secara manual Menyimpan file spreadsheet Menggunakan fasilitas cepat Fill Series Memotong,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Iris mata merupakan salah satu organ internal yang dapat di lihat dari luar. Selaput ini berbentuk cincin yang mengelilingi pupil dan memberikan pola warna pada mata

Lebih terperinci

Prosedur Menjalankan Aplikasi Linda

Prosedur Menjalankan Aplikasi Linda Prosedur Menjalankan Aplikasi Linda Prosedur penggunaan aplikasi Linda akan dijelaskan melalui beberapa prosedur penggunaan menu yang akan membantu pengguna dalam menyesuaikan kebutuhan, antara lain: menu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan bentang permukaan bumi yang dapat bermanfaat bagi manusia baik yang sudah dikelola maupun belum. Untuk itu peran lahan cukup penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HUFFMAN DALAM PEMAMPATAN CITRA DIGITAL

PENERAPAN METODE HUFFMAN DALAM PEMAMPATAN CITRA DIGITAL PENERPN MEODE HUFFMN DLM PEMMPN CIR DIGIL Edy Victor Haryanto Universitas Potensi Utama, Jl. K.L. os Sudarso Km. 6,5 No. 3 j Mulia Medan edy@potensi-utama.ac.id, edyvictor@gmail.com abstrak Citra adalah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 55 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi sistem Pengenalan Karakter dengan Feature Point Extraction membutuhkan software ( Perangkat Lunak ) dan hardware ( Perangkat Keras ) pendukung

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA. lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat,

KOMPRESI CITRA. lain. Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat, KOMPRESI CITRA Dalam kesempatan ini saya mencoba untuk menjelaskan apa itu kompresi citra dan bagaimana cara-cara format citra dengan menggunakan BMP, PNG, JPEG, GIF, dan TIFF. Kompresi citra itu adalah

Lebih terperinci

MODUL #1 Mengolah Suara dengan Adobe Audition 1.0

MODUL #1 Mengolah Suara dengan Adobe Audition 1.0 MODUL #1 Mengolah Suara dengan Adobe Audition 1.0 Adobe Audition adalah multitrack digital audio recording, editor dan mixer yang mudah digunakan dan memiliki berbagai fasilitas pengolahan suara. Dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan Menguasai Adobe Photoshop 7.0 Eko Purwanto epurwanto@webmediacenter.com WEBMEDIA Training Center Medan www.webmediacenter.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

1.1 Mengenal dan Memulai Excel 2007

1.1 Mengenal dan Memulai Excel 2007 Student Guide Series: Microsoft Office Excel 007. Mengenal dan Memulai Excel 007 Microsoft Office Excel 007 atau sering disebut sebagai MS Excel -untuk selanjutnya dalam buku ini disebut dengan Excel sajamerupakan

Lebih terperinci

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT BAB 3 KOREKSI KOORDINAT Sebagai langkah awal dalam memproduksi data spasial dalam format digital, petapeta analog (berupa print out atau cetakan) di-scan ke dalam format yang dapat dikenali oleh ArcGIS.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah sebagai berikut: Prosesor Intel Atom 1,6

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Perancangan aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan prototyping model. Metode ini memiliki 3 tahapan seperti yang sudah ditulis di dalam Bab 2, yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

03ILMU. Microsoft Word Mata Kuliah: Aplikasi Komputer. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. KOMPUTER. Modul ke: Fakultas

03ILMU. Microsoft Word Mata Kuliah: Aplikasi Komputer. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. KOMPUTER. Modul ke: Fakultas Modul ke: Microsoft Word 2007 Mata Kuliah: Aplikasi Komputer Fakultas 03ILMU KOMPUTER Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika Materi Yang Akan Disampaikan Pendahuluan Membuat Dokumen

Lebih terperinci

ir.myinfrared.com / INFRARED POST PROCESSING by FITRA PRANADJAJA /

ir.myinfrared.com / INFRARED POST PROCESSING by FITRA PRANADJAJA / ir.myinfrared.com A / INFRARED POST PROCESSING by FITRA PRANADJAJA / front cover Fotografer : Fitra Pranadjaja Data : Nikon D50 IR MyInfrared Inside Full IR newsletter ir adalah e-magazine khusus fotografi

Lebih terperinci

Album dan Yahoo! Messenger Status.

Album dan Yahoo! Messenger Status. 100 Modul dapat dipilih melalui menu yang terletak pada bagian kanan atas halaman web. Berikut ialah modul yang terdapat dalam aplikasi BeeSisfo CMS yaitu modul Profile, Portfolio, Guest Book, Information

Lebih terperinci

Chendra Hadi S.

Chendra Hadi S. Cepat Mahir Adobe Photoshop 8.0 Chendra Hadi S. chendrahadi@yahoo.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

Mengenal Adobe Photoshop CS3

Mengenal Adobe Photoshop CS3 Bab 1 Mengenal Adobe Photoshop CS3 Bab ini akan membahas sekilas dasar-dasar Photoshop CS3. Kebanyakan pembahasan ini disediakan untuk para newby, tapi saya tambahkan juga beberapa tip dan trik yang pasti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

Dasar-dasar Photoshop

Dasar-dasar Photoshop B a b 1 Dasar-dasar Photoshop Bab 2 Memperbaiki Foto 2.1 Pencahayaan Gambar 2.1 Melihat distribusi cahaya dan warna melalui histogram 1 Bab 2 Jumlah pixel dalam gambar Gelap (shadow) Terang (highlight)

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dari keseluruhan perangkat lunak (aplikasi) yang dibuat pada skripsi ini akan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dari keseluruhan perangkat lunak (aplikasi) yang dibuat pada skripsi ini akan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Aplikasi Dari keseluruhan perangkat lunak (aplikasi) yang dibuat pada skripsi ini akan dilakukan implementasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu analisis,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu analisis, BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Perancangan program aplikasi yang dibuat dalam skripsi ini menggunakan aturan linear sequential (waterfall). Metode ini terdiri dari empat tahapan yaitu analisis,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Pada penelitian ini, algoritma untuk identifikasi sidik jari tersusun dari 3 tahapan proses yakni tahap preprocessing fingerprint image, minutiae extraction, dan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MULTIMEDIA MODUL VII DASAR ADOBE AFTER EFFECTS 6.5. Disusun Oleh : Munengsih Sari Bunga

PRAKTIKUM MULTIMEDIA MODUL VII DASAR ADOBE AFTER EFFECTS 6.5. Disusun Oleh : Munengsih Sari Bunga PRAKTIKUM MULTIMEDIA MODUL VII DASAR ADOBE AFTER EFFECTS 6.5 Disusun Oleh : POLITEKNIK INDRAMAYU 2012 2 MODUL VII DASAR ADOBE AFTER EFFECTS 6.5 A. TUJUAN Pada modul 7, akan mengenal efek visual dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Aplikasi Pada bagian ini, Penulis akan menjelaskan kebutuhan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta menjelaskan bagaimana cara program

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut : 2. Memory : 4,00 GB (3,85 GB usable)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut : 2. Memory : 4,00 GB (3,85 GB usable) BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Hardware Dalam perancangan program aplikasi ini, penulis menggunakan komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor

Lebih terperinci

5.3 Praktek Image Adjustment

5.3 Praktek Image Adjustment 5.3 Praktek Image Adjustment Palet Adjustment merupakan fitur yang berguna dalam pengolahan gambar atau foto dengan pengaturan terhadap pencahayaan dan komposisi warna. Para pengguna Photoshop telah mengenal

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Kata steganografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari steganos (tersembunyi) graphen (menulis), sehingga bisa diartikan sebagai tulisan yang tersembunyi.

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN PROGRAM CAMTASIA UNTUK MEMBUAT TUTORIAL VIDEO

MENGGUNAKAN PROGRAM CAMTASIA UNTUK MEMBUAT TUTORIAL VIDEO 1 MENGGUNAKAN PROGRAM CAMTASIA UNTUK MEMBUAT TUTORIAL VIDEO Setelah program terinstall dengan sempurna, kini saat bagi anda untuk konsentrasi merekam Tutorial yang akan dibuat. Namun sebelum itu, anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menginterprestasi sebuah citra untuk memperoleh diskripsi tentang citra tersebut melalui beberapa proses antara lain preprocessing, segmentasi citra, analisis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada BAB ini, penulis ingin membahas mengenai perencanaan dan implementasi dari Aplikasi tersebut, antara lain Flowchart dari sistem tersebut dan struktur data yang terdapat

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA IMAGE TINTING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL REGION MERGING

PENERAPAN ALGORITMA IMAGE TINTING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL REGION MERGING PENERAPAN ALGORITMA IMAGE TINTING PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL REGION MERGING Erwin Panggabean.,ST.,M.Kom, Guntur Syahputra, S.Kom, M.Kom Program Studi Teknik Informatika STMIK Pelita

Lebih terperinci

Bab 8 Georeference Data Raster

Bab 8 Georeference Data Raster Bab 8 Georeference Data Raster Jika kita mempunyai sebuah data raster yang berasal dari hasil scanning peta, Foto udara, dan Citra satelite yang belum berisi informasi yang menunjukkan referensi spasial.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM. Ukuran foto yang terlalu besar sering menyulitkan saat mau di ke orang lain atau mau dipasang di website.

PRAKTIKUM. Ukuran foto yang terlalu besar sering menyulitkan saat mau di  ke orang lain atau mau dipasang di website. PRAKTIKUM Ukuran foto yang terlalu besar sering menyulitkan saat mau di email ke orang lain atau mau dipasang di website. Ada banyak software yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan gambar atau foto agar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

MENGOLAH SUARA DENGAN SOUND FORGE

MENGOLAH SUARA DENGAN SOUND FORGE MENGOLAH SUARA DENGAN SOUND FORGE 1. Merekam suara dari microphone 2. Mengedit hasil rekaman 3. Menyimpan suara 4. Menggunakan file suara dengan beberapa software I. Merekam suara dari microphone Untuk

Lebih terperinci

Latihan Soal Ulangan Semester Genap 2015 Matpel TIK Kelas 8

Latihan Soal Ulangan Semester Genap 2015 Matpel TIK Kelas 8 1. Microsoft Excel 2007 dikeluarkan dalam bentuk paket: a. Microsoft office 2007 b. Microsoft Word c. Microsoft Excel d. Microsoft Power Point 2. Untuk mengaktifkan program Excel 2007 kita dapat mengikuti

Lebih terperinci

Shortcut Utama MS PowerPoint 2007

Shortcut Utama MS PowerPoint 2007 BAB 1 Shortcut Utama MS PowerPoint 2007 PowerPoint 2007 merupakan salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh Microsoft yang digunakan untuk pembuatan presentasi. Seperti aplikasi lain, juga memiliki banyak

Lebih terperinci

1 Photoshop Tutorial Ari Saputro S. Kom. Adobe PHOTOSHOP

1 Photoshop Tutorial Ari Saputro S. Kom. Adobe PHOTOSHOP 1 Photoshop Tutorial Adobe PHOTOSHOP 2 Photoshop Tutorial BAB II DASAR PENGGUNAAN PHOTOSHOP Layer Lapisan yang digunakan sebagai pemisah gambar yang bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam meng-edit

Lebih terperinci

Modul #2: Merekam Suara dan Memberi Efek Suara dengan Adobe Audition

Modul #2: Merekam Suara dan Memberi Efek Suara dengan Adobe Audition Modul #2: Merekam Suara dan Memberi Efek Suara dengan Adobe Audition A. Tujuan Mahasiswa mampu melakukan proses perekaman suara dan mengolah hasil rekaman tersebut menggunakan Adobe Audition. B. Langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

KATA PENGANTAR. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. KATA PENGANTAR M icrosoft Excel adalah program untuk mengolah lembar kerja yang paling populer saat ini. Dengan Excel, kita bisa membuat dan menganalisa berbagai data, menghitung dan membuat grafik. Modul

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC Hanif Al Fatta STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail : hanivonitch@yahoo.com ABSTRACTS This paper explains how to manipulate image file format.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1. Analisis Masalah Untuk membangun sebuah sistem diperlukan berbagai informasi yang sesuai dengan rumusan permasalahan, ide pokok pemecahan masalah

Lebih terperinci

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani.

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani. Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik By Ocvita Ardhiani. PENGERTIAN GRAFIKA KOMPUTER Grafika komputer adalah bidang dari komputasi visual dimana penggunaan komputer akan menghasilkan gambar visual secara

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Untuk mengetahui manfaat dari aplikasi backup dan restore ini, perlu dilakukan suatu implementasi. Implementasi yang benar dan tepat sasaran memerlukan pula ketersediaan

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER. PROSES PENYARINGAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSSIAN, LOW PASS FILTERING DAN HIGH PASS FILTERING NAMA : DWI PUTRI ANGGRAINI NPM : 12112301 PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom,

Lebih terperinci

Gambar 4.48 Gambar Layar Halaman Partisipasi-Informasi 2. Jika dimasukkan kata yang salah atau tidak terdapat pada program maka akan

Gambar 4.48 Gambar Layar Halaman Partisipasi-Informasi 2. Jika dimasukkan kata yang salah atau tidak terdapat pada program maka akan Gambar 4.48 Gambar Layar Halaman Partisipasi-Informasi 2 Jika dimasukkan kata yang salah atau tidak terdapat pada program maka akan ditampilkan teks bertuliskan Maaf, kami tidak dapat mencari informasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMK NEGERI 1 LURAGUNG Jalan Raya Luragung Cidahu Kuningan Kuningan 45581

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMK NEGERI 1 LURAGUNG Jalan Raya Luragung Cidahu Kuningan Kuningan 45581 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Luragung Kompetensi Keahlian : Semua Bidang Keahlian Mata Pelajaran : K K P I Kelas / Semester : XII / Ganjil ( V ) Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban yang tersedia!

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada lembar jawaban yang tersedia! ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 SMP ALHUDA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mata Pelajaran : Teknologi Informasi da Komunikasi (TIK) Kelas : VIII (delapan) Hari/Tanggal : Waktu : 90 menit A. Pilihlah jawaban

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian tugas akhir ini. Proses ini sangat berpengaruh terhadap hasil akhir penellitan. Pada tahap ini dilakukan

Lebih terperinci

Cloudy Morning. Project 2

Cloudy Morning. Project 2 Project 2 Cloudy Morning Langit dan awan kadang memiliki peran penting dalam gambar landscape, di mana objek langit biasanya memiliki porsi ruang yang lebih dominan dari objek yang lain. Bentuk awan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan pada semester

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

Membuat Layout Data Citra Satelit Menggunakan ENVI November 2012 Hal. 1

Membuat Layout Data Citra Satelit Menggunakan ENVI  November 2012 Hal. 1 www.citrasatelit.wordpress.com November 2012 Hal. 1 INTRO ENVI merupakan salah satu software pengolahan data citra satelit yang populer disamping PCI Geomatica maupun ERDAS ER Mapper. Penggunaannya yang

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Rancangan 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Spesifikasi perangkat lunak yang digunakan pada saat implementasi program aplikasi adalah : 1. Sistem Operasi

Lebih terperinci