CONVEYOR CONTROL SYSTEM BASED ON HIGH LOW AT89S51 MICROCONTROLLER-BASED PRODUCTS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CONVEYOR CONTROL SYSTEM BASED ON HIGH LOW AT89S51 MICROCONTROLLER-BASED PRODUCTS"

Transkripsi

1 CONVEYOR CONTROL SYSTEM BASED ON HIGH LOW AT89S51 MICROCONTROLLER-BASED PRODUCTS Irwan Tri handoyo, M. Subali Undergraduate program, Faculty of Industrial Technology, 2009 Keywords: conveyor control, microcontroller. Gunadarma University ABSTRACT: This paper describes how the transfer of goods (in the form of packing or packaging) of the products that can work automatically to the vehicle carrying the goods. It works on the basis of high goods controlled by the microcontroller AT89S51. This simulator consists of 4 blocks of sequence, the first series is to censor the goods, the second circuit is to control the goods, the third circuit is the output, and the fourth series is for power supply. The main components of the tool is comprised of LED (Light Emitting Diode) and LDR (Light Dependent Resistor) as sensors, and microcontroller AT89S51 and switches to control the conveyor, and seven segment and the output as a DC motor. This tool has 6 pieces sensors. Sensor 1 will detect the presence or absence of the goods. If the sensor detects an item, the conveyor will move and deliver goods to the sensor 2 for the first stage of selecting goods. If goods height 4 cm, the goods will turn toward the sensor 4. If the item <4 cm, the goods will be turned toward the sensor 3 for the second stage of selection of goods. Goods whose height 2 cm <4 cm automatically detected by the sensor 3 so that the goods will be turned toward the sensor 5. If the goods (<4 cm) was not detected by the sensor 3, the goods will be turned toward the sensor 6. At the time of the sensor 4, sensor 5 and the sensor 6 detects the goods then all the conveyor will stop and will return to work if a sensor is blocked, after the goods are moved. This tool is also equipped with a digital display to determine the number of goods, the full amount of goods can be arranged through the program. It is also equipped with a buzzer to indicate that the goods have been full. Maximum capacity for each item is 99 items.

2 SISTEM KENDALI CONVEYOR BERDASARKAN TINGGI RENDAHNYA BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Irwan Tri Handoyo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok telp (021) , Tanggal Pembuatan : 12 Desember 2009 Tulisan ini menjelaskan tentang bagaimana cara kerja pemindah barang (dalam bentuk packing atau pengepakan) dari hasil produksi yang dapat bekerja secara otomatis ke kendaraan pengangkut barang. Alat ini bekerja berdasarkan dari tingginya barang yang dikendalikan oleh Mikrokontroller AT89S51. Simulator ini terdiri dari 4 blok rangkaian, rangkaian yang pertama adalah untuk sensor barang, rangkaian kedua adalah untuk pengendali barang, rangkaian ketiga adalah output, dan rangkaian keempat adalah untuk catu daya. Komponen utama dari alat ini terdiri dari LED (Light Emitting Diode) dan LDR (Light Dependent Resistor) sebagai sensor, dan Mikrokontroller AT89S51 dan switch sebagai pengendali conveyor, serta seven segment dan Motor DC sebagi output. Alat ini memiliki 6 buah sensor. Sensor 1 akan mendeteksi ada atau tidaknya barang. Apabila sensor 1 mendeteksi adanya barang, conveyor akan bergerak dan menghantarkan barang menuju sensor 2 untuk penyeleksian barang tahap pertama. Jika tinggi barang 4 cm, barang akan berbelok menuju sensor 4. Jika barang < 4 cm, barang akan berbelok menuju sensor 3 untuk penyeleksian barang tahap kedua. Barang yang tingginya 2 cm < 4 cm otomatis akan terdeteksi oleh sensor 3 sehingga barang akan berbelok menuju sensor 5. Apabila barang (< 4 cm) tidak terdeteksi oleh sensor 3, barang akan berbelok menuju sensor 6. Pada saat sensor 4, sensor 5 dan sensor 6 mendeteksi adanya barang maka semua conveyor akan berhenti dan akan kembali bekerja apabila sensor 1 terhalang, setelah barang tersebut dipindah. Alat ini juga dilengkapi dengan tampilan digital untuk mengetahui banyaknya barang, jumlah penuhnya barang dapat diatur melalui program. Selain itu juga dilengkapi dengan buzzer untuk menandakan barang sudah penuh. Kapasitas maksimal untuk masing-masing barang adalah 99 barang. 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang ini yang begitu cepat, maka tidak heran lagi kalau dewasa ini, umumnya semua jenis media sarana dan prasarana banyak yang menggunakan teknologi tepat guna, hal ini nampak dari semakin banyaknya penggunaan controller yang digunakan untuk mengontrol atau menjalankan suatu sistem, agar sistem tersebut dapat bekerja secara otomatis. Dalam bidang perindustrian sekarang ini diperlukan suatu peralatan yang dapat bekerja secara otomatis untuk meningkatkan produktivitas, mempersingkat waktu produksi, menurunkan biaya produksi dan meniadakan pekerjaan-pekerjaan rutin dan membosankan yang harus dilakukan manusia. Penemuan di lapangan tentang proses pemuatan hasil barang hasi l produksi p a d a gudang penyimpanan masih menggunakan tenaga manusia dan proses penghitungan jumlah barang yang akurasinya masih kurang tepat, maka salah satu alternatif yang dapat mengatasi itu semua adalah dengan diciptakannya suatu alat yang dapat bekerja secara otomatis yaitu dengan menggunakan sistem pemindah barang otomatis yang dilengkapi dengan tampilan jumlah barang. Pada tugas akhir ini akan dipaparkan mengenai perancangan sistem pemindah barang otomatis yang menggunakan mikrokontroller AT89S5 1 sebagai pengendali. Pengendalinya berupa sensor yang bertugas menggerakan, mengendalikan dan mematikan motor berdasarkan tinggi rendahnya barang, adapun alat ini juga bisa berfungsi sebagai pemindah barang reject atau sampah. Alat ini mempunyai tampilan output berupa seven segment yang menunjukan berapa jumlah barang yang tinggi, rendah dan reject serta jumlah total barang antara barang rendah dengan barang tinggi. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat membantu proses pengerjaan dalam bidang industri. 2. Landasan Teori Beberapa teori dasr jenis komponen elektronik yang digunakan sebagai catu daya, masukkan, pengendali dan keluaran dalam pembuatan alat sistem kendali pemindah barang atau conveyor berbasis

3 mikrokontroller AT89S51 berdasarkan tinggi rendahnya barang, yaitu : 2.1 Catu Daya Catu daya digunakan sebagai suplai tegangan pada beberapa rangkaian elektronika. Catu daya dc ini dapat dibangun dengan menggunakan trafo step down, dioda penyearah dan kapasitor serta regulator. 2.2 Sensor Sensor adalah rangkaian atau suatu komponen yang dapat mengindra suatu input dan mengubah suatu besaran fisik tertentu menjadi suatu besaran listrik, seperti Photoresistor mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Sensor juga berfungsi sebagai input pada suatu perancangan rangkaian yang akan di aplikasikan sebagai saklar otomatis. Pada perancangan rangkaian ini, penulis menggunakan komponen seperti : Light Dependent Resistor ( LDR ) adalah resistor yang memiliki variasi harga tergantung pada banyaknya jumlah cahaya atau intensitas yang diterima. "noninverting" atau (+), serta sebuah output. OP- Amp biasanya diberi dua polaritas tegangan, dengan range dari +/- 5 volts sampai +/- 15 volts. Contoh sederhana dari op-amp dengan dua polaritas tegangan dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Basic Op-Amp Pada rangkaian sensor Op-Amp berfungsi sebagai pembanding tegangan (komparator) Pembanding tegangan akan membandingkan sebuah tegangan masukan dengan tegangan masukan lainya. Gambar 2.4 menunjukkan pembanding tegangan sederhana. Gambar 2.1 Bentuk fisik LDR LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gambar 2.2 Bentuk Fisik Led Operational Amplifier ( Op-Amp ) sebuah amplifier diferensial dasar yang memiliki gain voltase yang besar, impedansi input yang sangat tinggi, dan impedansi output yang rendah. Op-Amp terdiri dari input "inverting" atau (-) dan input Gambar 2.4 Rangkaian Pembanding Tegangan 2.3 Mikrokontroller Mikrokontroler adalah single chip komputer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi kontrol. Pada perancangan alat ini digunakan mikrokontroler tipe AT89S51, dimana fitur-fitur yang dimiliki oleh tipe tersebut adalah : 1. 4K bytes ROM bytes RAM 3. 4 buah 8-bit I/O port 4. 2 buah 16-bit timer 5. Interface komunikasi serial 6. 64K pengalamatan kode (program) memori 7. 64K pengalamatan data memori 8. Processor Boolean (satu bit-satu bit) lokasi bit-addressable bus operasi pengalian atau pembagian

4 Mikrokontroller ini memiliki 40 konfigurasi pin seperti digambarkan pada Gambar 2.5. Fungsi dari tiap-tiap pin dapat dikelompokkan menjadi sumber tegangan, kristal, kontrol dan input-output. Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Pada AT89S51 Berikut adalah penjelasan fungsi tiap kaki yang biasa ada pada seri mikrokontroler AVR Atmega8535 yaitu : A. Pin 1 sampai 8 Pin ini adalah port 1. Saluran/bus I/O 8 bit dua arah. Dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Pada port ini juga digunakan sebagai saluran alamat pada saat pemograman dan verifikasi. B. Pin 9 Masukan reset (aktif tinggi), pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroler ini. C. Pin 10 sampai 17 Saluran/bus I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-ups yang memiliki fungsi pengganti. Bila fungsi pengganti tidak dipakai, maka port ini dapat digunakan sebagai port paralel 8 bit serbaguna. Selain itu sebagian dari port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol pada saat proses pemrograman dan verifikasi. D. Pin 18 sampai 19 Masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi. Pada mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan pada serpih yang sama (on chip) kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuensi osilator. Karenanya 18 dan 19 sangat diperlukan untuk dihubungkan dengan kristal. Selain itu XTAL 1 dapat juga sebagai masukkan untuk inverting oscilator amplifier dan masukkan ke rangkaian internal clock sedangkan XTAL 2 merupakan keluaran dari inverting oscilator amplifier. E. Pin 20 Ground sumber tegangan yang diberi simbol GND. F. Pin 21 sampai 28 Saluran/bus I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-ups. Saat pengambilan data dari program memori eksternal atau selama mengakses data memori eksternal yang menggunakan alamat 16 bit DPTR), port 2 berfungsi sebagai saluran/bus alamat tinggi (A8 A15). Sedangkan pada saat mengakses ke data memori eksternal yang menggunakan alamat 8 bit R1), port 2 mengeluarkan isi dari P2 pada Special Function Register. G. Pin 29 Program Store Enable (PSEN) merupakan sinyal pengontrol untuk mengakses program memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses pemberian/pengambilan instruksi (fetching). H. Pin 30 Address Latch Enable (ALE)/PROG merupakan penahan alamat memori eksternal (pada port 1) selama mengakses ke memori eksternal. Pena ini juga sebagai pulsa/sinyal masukkan pemograman (PROG) selama proses pemograman. I. Pin 31 External Acses Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk pembacaan memori program. Apabila diset rendah (L) maka mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari memori program eksternal, sedangkan apabila diset tinggi (H) maka mikrokontroler akan melaksanakan instruksi dari memori program internal ketika isi program counter kurang dari ini juga berfungsi sebagai tegangan pemograman (VPP = +12V) selama proses pemrograman. J. Pin 32 sampai 39 Pin ini adalah port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open colector, dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada saat proses pemograman dan verifikasi port 0 digunakan sebagai saluran/bus data. External pull-ups diperlukan selama proses verifikasi. K. Pin 40 Sumber tegangan positif yang diberi simbol VCC. 2.4 Seven Segment Seven segment merupakan sekumpulan LED yang disusun sedemikian rupa sehingga dengan menyalanya garis-garis tertentu akan membentuk angka desimal yang dikehendaki. Seven segment dapat menampilkan bilangan desimal 0 sampai 9 atau suatu abjad untuk sebuah seven segment.

5 2.6 Motor DC dan IC L293D Motor dc adalah motor yang biasa digunakan pada perangkat elektronika dalam hal ini motor digunakan untuk menggerakan suatu benda atau menggerakan conveyor belt. Motor dapat bergerak kearah kanan dan kearah kiri jika motor dc dapat instruksi dari IC L293D. Konfigurasi motor dapat dilihat pada gambar 2.8. Gambar 2.6 Seven Segment Pada gambar 2.12 setiap garis (segment) diberi tanda-tanda tersendiri dengan simbol a,b,c,d,e,f dan g. Biasanya setiap garis ini terbuat dari LED (Light Emitting Dioda) yang jika menyala akan membentuk garis. 2.5 IC 74LS47 (BCD to Seven Segment Decoder) BCD (Binary Coded Decimal) to seven segment merupakan sebuah decoder yang dapat mengubah kode biner menjadi tampilan angka pada seven segment. Gambar 2.7 dan tabel 2.1 memperlihatkan konfigurasi pin IC 74LS47. Gambar 2.7 Konfigurasi Pin IC74LS47 Tabel 2.4 Konfigurasi Pin IC 74LS47 Nama Pin A0-A3 RBI LT BI / RBO a-g Deskripsi Input BCD Ripple Blanking Input (Aktif Low) Lamp Test Input (Aktif Low) Blanking Input/ Ripple Blanking Output (Aktif Low) Output Segment Gambar 2.8 Lambang Motor DC Motor driver merupakan suatu rangkaian yang mengatur kerja motor atau biasa dikatakan sebagai suatu rangkaian penggerak motor sehingga motor tersebut bekerja atau beroperasi sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Pada saat motor ini beroperasi atau bekerja biasanya terjadi induksi yang mengakibatkan tegangan menjadi sangat tinggi, sehingga diperlukan suatu rangkaian motor driver yang mengatur motor agar pada saat motor tersebut beroperasi dia tidak akan mengakibatkan gangguan kepada rangkaian-rangkaian lain yang berhubungan dengan motor. Pada pembuatan alat ini penulis menggunakan IC L293D sebagai Motor driver. IC L293D mempunyai empat pin input dan empat pin output, dapat dilihat pada Gambar 2.9. IC L293D merupakan rangkaian penyangga (Buffer) pada system digital yang dapat mempertahankan jumlah tegangan maupun arus sehingga dapat menggerakkan motor DC dengan stabil tanpa mempengaruhi rangkaian lainnya. Gambar 2.9 IC L293D

6 2.7 Buzzer Buzzer adalah sebuah transducer yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi suara. Buzzer terdapat oscillator di dalamnya untuk menghasilkan suara atau bunyi pada frekuensi 400 Hz untuk Buzzer dan frekuensi 3 khz untuk Bleeper. Gambar fisik dari Buzzer diperlihatkan pada Gambar maka hanya masukan low saja yang akan diproses. Setelah masukan diproses maka keluaran seperti seven segment, motor DC akan aktif. Rangkaian keseluruhan dari perancangan digambarkan pada gambar 3.2. Gambar 2.10 Buzzer 3. Perancangan Alat Dalam perancangan alat ini, terdapat masukan berupa sensor cahaya yang diproses oleh mikrokontroller AT89S5 1 dan menghasilkan keluaran pada led, seven segment, buzzer dan motor DC seperti gambar 3.1. Gambar 3.1 Blok Diagram Pemindah Barang Otomatis Secara keseluruhan alat ini dirancang dengan menggunakan hardware (Masukan berupa sensor dan keluaran berupa seven segment dan motor DC) dan software (kendali mikrokontroller). Masukan pada alat ini berupa sensor yang menghasilkan dua kondisi yaitu high dan low, dengan menggunakan program

7 3.1 Blok Catu Daya Pada blok rangkaian catu daya (gambar3.3) digunakan IC 7812 dan IC IC ini mempunyai karakeristik diantaranya sebagai berikut : 1. Tegangan keluaran 7805 adalah 4,8 V sampai 5,2V 2. Tegangan keluaran 7812 adalah 11,8 V sampai 12,2 V 3. Arus keluarannya adalah 5 ma sampai 1A Jika tegangan pada terminal positif pada Op-Amp lebih besar daripada tegangan pada terminal negatifnya maka output akan berifat HIGH ( V+ < V- ). Jika tegangan pada terminal positif pada Op-Amp lebih kecil daripada tegangan pada terminal negatifnya maka output akan bersifat LOW (V+ < V-). AC 220V IN 4002 X Y D1 C T IN ì f V 5 V 10 00ì f ì K Ù + = 10 Ω 1 K 0 + R L D R Z D2 Gambar 3.3 Rangkaian Catu Daya Rangkaian ini disebut sebagai rangkaian Power Suplay atau biasa disebut sebagai power regulator. Jenis rangkaian power regulator tersebut adalah rangkaian rectifer dua fase. Tegangan dc yang dihasilkan adalah tegangan dc 12 Volt (untuk motor DC) dan tegangan dc 5 Volt (untuk mikrokontroler AT89S51, LED, seven segment). 3.2 Blok Masukan Rangkaian Sensor Pada blok ini terdiri dari LED (Light Emitting Diode) sebagai pemancar dan Photoresistor yang biasa disebut LDR (Light Dependent Resistor) sebagai penerima, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Rangkaian Blok Sensor Ω + Rx V = ( ) 1 0K 5 volt Ω + Ù Karena pada program mikrokontroler yang digunakan memerlukan input yang bersifat LOW untuk mengaktifkan program, seperti program berikut ini : start: JNB P1.0,motor... Motor: acall motor1... Motor1: clr p0.0 Setb p0.1 Sehingga pada saat sensor 1 terhalang maka motor 1 akan berputar untuk menjalankan conveyor. 3.3 Blok kendali Mikrokontroller Mikrokontroller ini berfungsi sebagai pengaturan kerja alat agar dapat bekerja secara sistematis. Hasil keluaran dari blok sensor dikirim ke mikrokontroller untuk diproses, setelah dproses maka mikrokontroller mengirimkan data lagi ke blok keluaran untuk mengaktifkan blok keluaran tersebut. Pada perancangan pemindah barang otomatis ini digunakan dua IC AT89S51. Untuk lebih jelasnya penggunaan port mikrokontroller dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. Ketika LDR masih mendapat cahaya yang dipancarkan oleh LED maka output pada Op-Amp akan bersifat HIGH sedangkan jika cahaya tersebut terhalang sehingga LDR tidak mendapat cahaya maka output pada Op-Amp bersifat LOW. Sesuai dengan fungsi Op-Amp sebagai komparator.

8 Tabel 3.1 Penggunaan Port Mikrokontroller 1 Port Bit Penggunaan Port 0 Port 1 Port 2 Port 3 Bit 0 ~ Bit 3 Bit 4 ~ Bit 7 Bit 0 Bit 1 Bit 2 Bit 4 Bit 5 Bit 6 Bit 7 Bit 0 ~ Bit 3 Bit 4 ~ Bit 7 Bit 0 ~ Bit 3 Bit 4 ~ Bit 7 Digit ke ~ 2 pada Seven segment (sebagai tampilan satuan) Digit ke ~ 1 pada Seven segment (sebagai tampilan puluhan) Sensor 1 Sensor 2 - Led merah Led biru Led putih Buzzer Digit ke ~ 2 pada Seven segment (sebagai tampilan satuan) Digit ke ~ 1 pada Seven segment (sebagai tampilan puluhan) Digit ke ~ 2 pada Seven segment (sebagai tampilan satuan) Digit ke ~ 1 pada Seven segment (sebagai tampilan puluhan) serta kristal 12 MHz dan dua kapasitor non polar 30 pf sebagai osilator. Rangkaian reset digunakan untuk mereset sistem, yaitu dengan cara memberikan logika high pada kaki RST selama dua clock cycle pada saat rangkaian dihubungkan dengan catu daya, reset dilakukan secara manual dengan menekan tombol saklar push-on pada pin reset Perancangan Program Dengan diagram Alir Pada pembuatan alat pemindah barang o t o m a t i s i n i d i b u t u h k a n p r o g r a m u n t u k mengendalikan semua proses kerja dari alat ini untuk memudahkan pembuatan program diperlukan flowchart. Flowchart dari pembuatan program alat ini dapat dilihat pada gambar 3.5. Tabel 3.2 Penggunaan Port Mikrokontroller 2 Port Bit Penggunaan Port 0 Port 1 Port 2 Bit 0 ~ Bit 1 Bit 2 ~ Bit 3 Bit 4 ~ Bit 5 Bit 0 Bit 1 Bit 2 Bit 3 Bit 4 Bit 5 Bit 6 Bit 0 ~ Bit 3 Bit 4 ~ Bit 7 Motor 1 Motor 2 Motor 3 Sensor 1 Sensor 2 (switch) Sensor 3 (switch) Sensor 2 Sensor 3 Sensor 4 Sensor 5 Digit ke ~ 2 pada Seven segment (sebagai tampilan satuan) Digit ke ~ 1 pada Seven segment (sebagai tampilan puluhan) Semua aplikasi menggunakan port-port ini adalah aktif low atau logika low (0V) sehingga komponen yang terhubung pada port disesuaikan fungsi m a s ukan ma upun k eluara nnya. IC Mikrokontroler AT89S5 1 ini adalah komponen inti dari blok ini, dengan resistor-resistor pada keluaran. Kapasitor, resistor dan saklar push-on sebagai reset

9 Gambar 3.6 Rangkaian Motor DC dan Driver Motor (IC L293D) P e rintah u nt uk m e m uta r m otor d c dikirimkan oleh mikrokontroler dengan program sebagai berikut : Motor1 : clr p0.0 setb p0.1 sjmp start mati1 : clr p0.7 clr p0.5 sjmp start Gambar 3.5 Flowchart dari Alat Pemindah BarangOtomatis 3.4 Blok Keluaran Motor DC dan Driver Motor (IC L293D) Pemutar motor dc diatur oleh IC L293D yang befungsi sebagai penyangga arus yang masuk pada motor agar putaran motor tetap stabil, seperti pada gambar Seven Segment dan IC 74LS47 (BCD to 7 Segment Decoder) Port 0, port 2, dan port 3 mikrokontroler 1 serta port 3 pada mikrokontroler 2 digunakan sebagai penampil elektronik dengan menggunakan seven segment (Lihat Tabel 3.1 dan Tabel 3.2). Seven segment yang digunakan adalah seven segment common anoda. Agar mempermudah dalam membuat program digunakan IC 74LS47 dimana IC jenis ini berfungsi sebagai dekoder data biner menjadi data desimal dan cocok dengan seven segment CA (common anoda). Sebagai contoh, jika kita hendak membuat program dengan menggunakan seven segment sebagai output maka yang pertama kita tahu adalah satu port habis hanya untuk satu seven segment, hal ini akan menghabiskan port apabila menggunakan seven segment lebih dari 2 atau 4 seven segment. Kemudian data juga harus dikonversikan dalam bentuk hexadecimal agar seven segment menampilkan data yang diinginkan, seperti pada tabel 3.3.

10 Tabel 3.3 Konversi Data Seven Segmen (common anoda) Tampilan angka h G f e d c b a Data ( Hex) C F A B D F AC 220V Z D2 Gambar 4.1. Titik Pengambilan Data Tegangan (V) Pada Catu Daya Titik uji yang dilakukan adalah terhadap titik A dan titik B baik itu berupa tegangan ataupun arus yang melewatinya. Alat yang digunakan untuk mengambil data dalam pengukuran ini adalah multitester digital. Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Catu Daya Titik Tegangan (v) A 11,89 B 4,89 12 V 5 V X IN 4002 A B Y D1 4700ì CT f ì 1000 ì IN 4002 Dengan menggunakan IC 74LS47 maka satu port pada mikrokontroler dapat digunakan untuk 2 buah seven segment. Kemudian dalam membuat programnya kita tidak perlu lagi mengkonversi data seperti pada tabel diatas. 4. Pengambilan Data dan Analisa Setelah semua komponen dan syarat-syarat yang berhubungan dengan pembuatan Sistem Kendali Conveyor berdasarkan Tinggi Rendahnya Barang Berbasis Mikrokontroller AT89S51 ini telah direalisasikan maka dilakukan beberapa pengamatan dan pengujian alat. Bertujuan untuk mengetahui apakah alat yang sudah dirancang dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan fungsinya, yaitu dapat memindahkan barang secara otomatis berdasarkan tinggi rendahnya barang. Adapun uji coba alat ini dibagi menjadi beberapa bagian meliputi : 1. Uji catu daya 2. Uji rangkaian sensor 3. Uji coba rangkaian motor dc 4. Uji coba alat pemindah barang otomatis 4.1 Catu Daya Uji coba rangkaian catu daya dilakukan dengan cara merangkai rangkaian catu daya seperti diperlihatkan pada Gambar 4.1. Sistem kerja keseluruhan dari alat pemindah barang otomatis menggunakan catu daya dengan tegangan 5 volt dan 12 volt. Tegangan 5 V dibutuhkan untuk tegangan masukkan sensor, kendali mikrokontroller AT89S5 1, mengaktifkan keluaran (seven segment). Sedangkan tegangan 12 V dibutuhkan sebagai sumber tegangan untuk mengaktifkan motor DC. Tegangan pada lilitan sekunder adalah sekitar 17 V (Vpk = 1,414 x Vr.m.s = 1,414 x 12 V = 16,87 V dibulatkan menjadi 17 V) karena dibutuhkan tegangan 12 V maka diperlukan IC regulator 7812 yang mampu menghasilkan tegangan sebesar 12V dan untuk menghasilkan tegangan sebesar 5 V maka keluaran dari IC regulator 7812 diredam menjadi 5 V dengan menggunakan IC regulator Analisa Hasil Pengujian Catu Daya Tegangan yang dikeluarkan oleh catu daya yang telah diukur multitester digital, didapat tegangan sebesar 11,89 V untuk titik A dan 4,89 Volt untuk titik B. Maka perlu dilakukan analisa berapa besar toleransi atau faktor kesalahan dari hasil pengukuran terhadap perhitungan ataupun data sheet. Keluaran yang tercantum di data sheet IC regulator 7805 adalah sebesar 5 Volt dan 12 Volt untuk IC regulator 7812.

11 Kondisi terke Titik A Titik B Jarak jangkauan sensor antara pemancar LED dengan penerima LDR diuji mulai dari jarak 1 cm sampai dengan 10 cm, sensor ini akan berfungsi jika ada benda yang menghalangi sensor tersebut, Dalam uji coba sensor ini untuk keadaan tidak terhalang, hasil pengujian terdapat pada tabel 4.3, tapi sebelumnya kita ukur terlebih dahulu berapa nilai resitansi LDR apabila terkena cahaya atau tidak, dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai Hambatan LDR Kondisi Kondisi tidak te Dari perhitungan di atas menunjukkan besar toleransi untuk titik A adalah 0,91% dan toleransi untuk titik B adalah 2,2%. Dan besar toleransi kesalahan umum yang dipakai bahwa alat ini bisa digunakan adalah sekitar 8 % ke atas, maka catu daya ini dinyatakan boleh digunakan karena memenuhi syarat kelayakan. Hal yang menyebabkan mengapa adanya persentasi kesalahan adalah : 1. Tegangan dari PLN yang naik turun. 2. Perubahan tegangan akibat beban (loading). 3. Trafo dan komponen-komponen yang tidak 100% akurat. 4. Human Error. 4.2 Rangkaian Sensor Pengambilan data sensor dilakukan dengan mengubah posisi jarak sensor yaitu dengan mengubah jarak pemancar LED dengan penerima LDR. Pengujian sensor ini ditujukan untuk mengetahui berapa jauhnya jarak jangkauan sensor apakah sensor tersebut masih dapat bekerja atau tidak. Untuk menghasilkan pancaran sinar pada LED, tegangan yang digunakan yaitu sebesar 5 Volt. Karena arus maksimum pada LED sebesar 60 ma, maka berdasarkan perhitungan, untuk menghindaari kerusakan akibat kelebihan arus pada LED dapat menggunakan resistansi sebesar 100 Ω. R= R= = 83,33 Ω Resistansi minimal 83,33 Ω maka untuk lebih aman menggunakan resistansi sebesar 100 Ω. Seperti yang terlihat pada tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa nilai hambatan dari LDR dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi cahaya yang mempengaruhinya. Nilai hambatannya akan besar pada saat kondisi gelap atau tidak terkena cahaya dan nilai hambatannya akan kecil pada saat kondisi terang atau terkena cahaya. Tabel 4.3 Uji Coba Sensor Pada Saat Tidak Terhalang Terhadap jarak Jarak Ukur ( cm ) Tegangan LDR ( volt ) Kondisi Aktif 1 0,72 High 2 0,76 High 3 0,74 High 4 1,07 High 5 1,29 High 6 1,30 High 7 1,8 Low 8 2,12 Low 9 2,22 Low 10 2,53 Low

12 4.2.1 Analisa Hasil Pengujian Sensor Saat Tidak Terhalang Terhadap Jarak. Berdasarkan tabel 4.3, jika jarak sensor lebih dari 6 cm sudah tidak mendapat cahaya lagi sehingga sensor ini sudah tidak dapat bekerja lagi. Berarti penempatan sensor yang optimal antara LED dan LDR berjarak antara 1 cm sampai dengan 6 cm, jika lebih daripada 6 cm maka LDR tidak dapat menerima dengan baik cahaya dari LED yang disebabkan karena pancaran sinar LED yang menyebar akibat jarak yang jauh Analisa Hasil Pengujian Sensor Saat Terhalang. Untuk percobaan pada saat sensor terhalang terdapat pada tabel 4.4. Pada kondisi terhalang tegangan keluaran yang dihasilkan pada komparator sebesar - 90% dari Vcc. Karena tegangan pada kaki - Vcc terhubung ke ground maka tegangan keluaran dari komparator sekitar 0 V. maka kondisi low tersebut dimanfaatkan untuk masukkan pada pengendali mikrokontroller yang akan aktif jika diberi masukan low. 4.3 Motor Dc Motor dc yang digunakan dalam pembuatan alat pemindah barang otomatis ini adalah jenis motor dc dengan dua polaritas seperti gambar 4.2, dimana untuk mengaktifkan koilnya yang melalui driver IC L293D dibutuhkan tegangan sebesar 5 V dan 0 V. Tegangan sebesar 5 V dan 0 V ini dihasilkan dari keluaran pengendali mikrokontroller yaitu pada port 0.0 sampai dengan port 0.5 yang telah diatur dengan program. Hasil pengukuran yang didapat terlihat pada tabel 4.5. Tabel 4.4 Uji Coba Sensor Pada Saat Terhalang Berdasarkan Potensio. No. Potensio ( Ω ) Tegan gan Inverti ng ( V ) Teganga n Non Invertin g ( V ) Tegangan Keluaran Komparat or ( V ) Kondi si Aktif High ,03 1,80 4,50 High ,03 1,68 4,58 High ,05 1,52 4,63 High ,12 1,67 4,57 High ,20 1,67 4,54 High ,28 1,50 4,56 High ,36 1,71 4,57 High ,57 1,69 4,56 High ,32 1,65 4,56 High ,78 1,25 0,11 Low ,33 1,50 0,10 Low ,77 1,75 0,1 Low ,25 1,54 0,1 Low ,72 1,62 0,1 Low ,35 1,66 0,09 Low ,68 1,75 0,1 Low ,71 1,70 0,11 Low Gambar 4.2 Motor DC dan IC Driver Pada saat LED terhalang maka tidak ada cahaya yang diterima oleh LDR tersebut. Dengan kondisi sensor terhalang mengeluarkan kondisi low

13 Moto r Tabel 4.5 Hasil Uji Tegangan Yang Terukur Untuk Mengaktifkan Motor Dc Tegangan keluaran (volt) Port , , Status motor dc Tidak berputar Putar an Motor DC berputar CW berputar CCW 0, 99 4, 97 4, 11 0, 11 5, 11 4, Tidak berputar - - Berputar CW - - Berputar CCW 0, 10 0, 97 4, 12 0, 11 0, 11 4, 97 Tidak berputar Berputar Berputar CW CCW Analisa Hasil Pengujian Motor DC. Untuk pergerakan motor dc yang digunakan pada alat pemindah barang otomatis ini tidak hanya digunakan untuk satu arah saja tetapi bisa digunakan dua arah yaitu clock wise (CW) dan counter clock wise (CCW). Kecepatan putaran motor dc tergantung pada sumber tegangan yang diberikan pada driver motor yaitu pada kaki IC L293D Vss (kaki 16) dan Vs (kaki 8) pada alat ini digunakan tegangan 11,78 V. 4.4 Pengambilan Data Alat Pemindah Barang Otomatis Berdasarkan Tinggi Rendahnya Barang. Pada pengujian alat dilakukan simulasi untuk mengetahui berapa rata-rata waku yang diperlukan dari barang masuk sampai dengan barang keluar. Langkah pertama pengujian alat ini yaitu kondisi barang tinggi dimasukkan ke dalam conveyor menuju sensor 4. Tabel 4.6 Barang Tinggi Percobaan Lamanya barang mencapai ke -- sensor 4 ( detik ) 1 08, , , , , , , , , , Analisa Hasil Pengujian Barang Tinggi. Dengan menggunakan stopwatch kita dapat mencatat berapa lamanya waktu yang dibutuhkan barang untuk mencapai sensor 5. Berdasarkan tabel 4.7 didapat rata-rata lamanya waktu barang tinggi untuk mencapai sensor 4 adalah waktu total / n = 8,55 detik. Pengujian yang kedua adalah berapa waktu yang dibutuhkan oleh barang rendah mencapai sensor 5. Tabel 4.7 Barang Rendah Percobaan Lamanya barang mencapai ke -- sensor 5 ( detik ) 1 11, , , , , , , , , , Analisa Hasil Pengujian Barang Rendah. Berdasarkan tabel 4.7 didapat rata-rata lamanya waktu barang rendah untuk mencapai sensor 5 adalah waktu total / n = 11, 52 detik. Pengujian yang ketiga adalah berapa waktu yang dibutuhkan oleh barang reject atau sampah mencapai sensor 6.

14 Percobaan ke -- Tabel 4.8 Barang Reject Lamanya barang mencapai sensor 6 ( detik ) 1 13,2 2 12,9 3 14, ,4 5 12, , , , , ,89 mempermudah proses penyeleksian pemindahan barang hasil produksi ke kendaraan pengangkut. 5.2 Saran Untuk LED (Light Emitting Diode) dapat diganti dengan laser pointer, untuk mendapatkan jarak pancar yang lebih jauh antara pemancar dan penerima. Untuk switch dapat diganti dengan sensor ultrasonik, sehingga dapat lebih sensitive dalam mendeteksi barang. Selain itu bisa menghemat komponen, awalnya menggunakan 2 sensor switch dengan sensor ultrasonik cukup dengan 1 sensor saja. DAFTAR PUSTAKA Analisa Hasil Pengujian Barang Reject. Berdasarkan tabel 4.8 didapat rata-rata lamanya waktu barang reject untuk mencapai sensor 6 adalah waktu total / n = 13,24 detik. D a ri t a b e l 4. 6 s a m pa i de n g a n 4. 7 menunjukkan bahwa barang yang paling lama sampai ke tempat tujuan, dari mulainya barang masuk sampai barang keluar adalah barang reject dan barang rendah disebabkan karena track atau jalur yang panjang. Sedangkan yang paling cepat adalah barang tinggi disebabkan karena jalur yang pendek atau dekat. Hal ini disebabkan karena penyeleksian dimulai dari barang yang paling tinggi ke barang yang lebih rendah. S e m ua a na l i sa hasil uji ra ngkaian menunjukkan bahwa alat ini sudah dapat bekerja dengan baik dan bekerja sesuai dengan fungsinya yaitu memindahkan barang secara otomatis berdasarkan tinggi rendahnya barang. 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Alat ini dapat menyeleksi barang tinggi, barang rendah dan barang reject. Mempunyai 6 sensor, 3 motor, 8 seven segment dan 1 buzzer. Untuk sensor cahaya mempunyai jarak maksimum antara sensor pemancar dan penerima yaitu tidak lebih dari 6 cm, karena jika lebih dari 6 cm maka respon yang diberikan kurang bagus yang menyebabkan sensor tidak bekerja. Tampilan untuk masing-masing barang mempunyai kapasitas maksimum 99 barang. Rata-rata waktu yang dicapai untuk masingm a s i n g b a r a n g d a r i a w a l m a s u k s a m p a i pemberhentian terakhir adalah 11,10 detik. Berdasarkan percobaan alat ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya, sehingga dapat mempercepat dan Budiharo, Widodo. Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, Boylestad, Robert. Nashelsky, Louis. Electronic Devices and Circuit Theory, Prentice Hall International, New Jersey, Eko Putra, Agfianto. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 (Teori dan Aplikasi), Gava Media, Yogyakarta, Hughes, Fredrick W. Panduan Op - Amp, Elex Media Komputindo, Jakarta, Malvino dan Hanapi Gunawan Diktat Kuliah, Prinsip-Prinsip Elektronik, Edisi2. Erlangga, Jakarta, Soeparlan, Soepono. Yahdi, Umar. Teknik Rangkaian Listrik Jilid 1&2, Gunadarma, Depok, Mei Mei Mei Mei 2009.

PERANCANGAN OTOMATISASI PINTU PADA SHELTER BUSWAY DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51

PERANCANGAN OTOMATISASI PINTU PADA SHELTER BUSWAY DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 PERANCANGAN OTOMATISASI PINTU PADA SHELTER BUSWAY DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 Darmawan Julianto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424

Lebih terperinci

PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51

PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 Alfan Rachman Dipranoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424

Lebih terperinci

TIMER WITH METAL TOOL WITH MONEY AT89S51 MICROCONTROLLER. ACHMAD FARDIYANSYAH, Dr.Ir.Hartono Siswono. MTS. Undergraduate Program, 2009

TIMER WITH METAL TOOL WITH MONEY AT89S51 MICROCONTROLLER. ACHMAD FARDIYANSYAH, Dr.Ir.Hartono Siswono. MTS. Undergraduate Program, 2009 TIMER WITH METAL TOOL WITH MONEY AT89S51 MICROCONTROLLER ACHMAD FARDIYANSYAH, Dr.Ir.Hartono Siswono. MTS Undergraduate Program, 2009 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id key words: coin, coin

Lebih terperinci

DESIGN ON THE AUTOMATION DOOR OF SHELTER BUSWAY USING AT89S51 MICROCONTROLLER

DESIGN ON THE AUTOMATION DOOR OF SHELTER BUSWAY USING AT89S51 MICROCONTROLLER DESIGN ON THE AUTOMATION DOOR OF SHELTER BUSWAY USING AT89S51 MICROCONTROLLER Darmawan Julianto, Any K. Yapie, ST., MT Undergraduate Program, Industry Technology, 2009 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. DIAGRAM BLOK display Penguat sinyal Sensor 1 keypad AT89S51 Penguat sinyal Sensor 5 relay alarm pompa Keterangan diagram blok: Sensor air yang berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 ABDUL RIZAL NUGRAHA HARTONO SISWONO SETIYONO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur 6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tombol Kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur sebagai berikut: 1. tombol pengolah

Lebih terperinci

PENGATUR ALIRAN CAIRAN INFUS BERBASIS ATMEGA8535

PENGATUR ALIRAN CAIRAN INFUS BERBASIS ATMEGA8535 PENGATUR ALIRAN CAIRAN INFUS BERBASIS ATMEGA8535 Amanda Amelia & Kiki Prawiroredjo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa No.1, Jakarta Barat 11440 E-mail:

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

Sistem Kendali Conveyor Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51

Sistem Kendali Conveyor Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Sistem Kendali Conveyor Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Dyah Nur'ainingsih 1 Irwan Tri Handoyo 2 1.2Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadanna J1.Margonda Raya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

Robot Pembawa Barang Berbasis Mikrokontroler ATMega8535L Dengan Pengendali Remote

Robot Pembawa Barang Berbasis Mikrokontroler ATMega8535L Dengan Pengendali Remote Robot Pembawa Barang Berbasis Mikrokontroler ATMega8535L Dengan Pengendali Remote Muhammad Taufik 1, Erma Triawati Ch 2 Teknik Elektro, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100.Pondok Cina, Depok,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

Lebih terperinci

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL )

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL ) PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL ) Imam Chaerudin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp (021) 78881112,

Lebih terperinci

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051 AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051 MUHAMMAD ERPANDI DALIMUNTHE Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

SISTEM SORTING BARANG BERDASARKAN KETINGGIAN BARANG MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

SISTEM SORTING BARANG BERDASARKAN KETINGGIAN BARANG MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 SISTEM SORTING BARANG BERDASARKAN KETINGGIAN BARANG MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Tugas Akhir Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi DIII

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 POLITEKNOLOGI VOL. 9, NOMOR 2, MEI 2010 RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35 Benny dan Nur Fauzi Soelaiman Jurusan Teknik Elektro, Politeknik

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 Hariz Bafdal Rudiyanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Gunadarma Depok Kelapa Dua Email: hariz_bafdal@yahoo.co.id ABSTRAKSI Robot

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Alat Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output pin kaki masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan

Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan Aplikasi Mikro-Kontroller AT89C51 Pada Pengukur Kecepatan Kendaraan Pamungkas Daud Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi pmkdaud@ppet.lipi.go.id Abstrak Topik penulisan kali ini adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII TAHUNAJARAN 2010/2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG CREW 2

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan sistem traffic light pada empat persimpangan pada jalan raya ini menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut : BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan menggunakan PC, memiliki 6 blok utama, yaitu personal komputer (PC), Mikrokontroler AT89S51,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI

COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 ABSTRAKSI COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 ABSTRAKSI Amri Arifianto, 000307 COUNTER DAN TRANSPORTER BARANG BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C5 Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer, 005 Kata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 27 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Umum Didalam perancangan alat dirancang sebuah alat simulator penghitung orang masuk dan keluar gedung menggunakan Mikrokontroler Atmega 16. Inti dari cara

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci