BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Total Quality Management

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Total Quality Management"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Total Quality Management Pengertian Total Quality Management Total quality management atau pengendalian mutu terpadu menurut Garrison (2008:23) merupakan Sebuah budaya ataupun keharusan yang dilakukan sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjaga mutu dan kualitas barang yang di produksi secara berkala melalui setiap aspek dalam organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi. Pemimpin harus mampu menciptakan visi, dan mampu mewujudkan visi tersebut menuju kenyataan. Penerapan prinsip kepemimpinan harus mengarah pada : a. Penciptaan visi yang jelas untuk masa depan organisasi. b. Penetapan target, tujuan atau sasaran yang menantang. c. Menyediakan sumberdaya dan pelatihan bagi pekerjanya. d. Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral dan penciptaan budaya kerja. e. Penciptaan kepercayaan. (Fitrihana : Batikyogya,wordpress.com)

2 Menurut Gandem, 2005:14), ada beberapa indikasi keberhasilan organisasi yang mengimplementasikan TQM ditunjukan melalui : a. Komitmen yang tinggi dari seluruh jajaran organisasi (pimpinan tertinggi sampai karyawan terendah) b. Organisasi yang mantap c. Motivasi dan disiplin yang tinggi Keberhasilan TQM menurut Creech (2000:447), juga sangat di tentukan oleh 5 pilar yaitu : a. Produk b. Proses c. Organisasi d. Kepemimpinan e. Komitmen Namun tidak sepenuhnya total quality management mampu diimplementasikan karena bebagai faktor penyebab. Tjiptono dan Diana (2008:4) menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan kegagalan dalam mengimplementasikan total quality management, antara lain : a. Perubahan yang menyeluruh (paradigma manajemen, komitmen, tujuan, dan pelatihan) tidak dipenuhi. b. Usaha setengah hati dan harapan tidak realistis. c. Kesalahan delegasi dan kepemimpinan, tim, proses penyebarluasan, pendekatan terbatas dan pemberdayaan yang premature. Menurut Assauri (2008:25), TQM (Total Quality Management) adalah Kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan

3 appbila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat terjadi. Pengertian luas dari Total Quality Management menurut Purnomo (2004:51) mengemukakan TQM (Management Mutu) ialah Sistem terstruktur dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang didesain untuk menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus terhadap konsumen, melibatkan partisipasi aktif para pekerja, dan perbaikan kualitas yang berkesinambungan yang menunjang tercapainya kepuasan konsumen secara total dan terus-menerus. Sedangkan menurut Gaspersz (2008:266) mengemukakan TQM (Management Mutu) ialah Pendekatan manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi, pelanggan, dan pasar melalui kombinasi antara pencarian fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan secara signifikan dalam kualitas, produktivitas, dan kinerja lain dari perusahaan. Menurut Suharyanto (2005: 62), TQM (Total Quality Management) adalah Sebuah kultur, dengan sifat yang melekat di dalam kultur ini adalah sebuah komitmen sepenuhnya terhadap kualitas dan sikap yang diperlihatkan melalui keterlibatan setiap individu dalam proses perbaikan produk maupun jasa secara kontinyu, melalui penggunaan metode ilmiah yang inovatif. Pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa total quality management suatu sistem yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari suatu produk (barang atau jasa) agar selalu sesuai dengan standart yang sudah ditentukan agar terus mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen dan melibatkan partisipasi dari para pekerja. Dalam hal ini respect terhadap karyawan sangat penting untuk menunjang kinerja karyawan dalam meningkatkan kualitas produk.

4 2.1.2 Tujuan Total Quality Management Tujuan dari total quality management adalah untuk mengendalikan kualitas produk ataupun jasa agar dapat memuaskan konsumen. Sistem pengendalian kualitas merupakan suatu sitem yang mengurangi biaya akibat kerugian dari kerusakan dan kecacatan produk dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilakan dalam proses produksi agar bisa memuaskan hasrat konsumen. Total quality management perlu direncanakan secara matang dan dilaksanakan dengan sebaik mungkin, mulai dari awal proses sampai akhir proses hingga penyaluran produk agar selalu terjaga kualitas produk tersebut. Menurut Purnomo (2004:24) menyatakan bahwa aktifitas pengendalian kualitas pada umumnya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : adalah : a. Pengamatan terhadap performansi produk atau proses b. Membandingkan performansi yang ditampilkan dengan standart yang berlaku atau telah ditentukan c. Mengambil tindakan-tindakan bila terdapat penyimpanganpenyimpangan yang cukup signifikan, dan jika perlu dibuat tindakan-tindakan untuk mengkoreksinya Sedangkan tujuan pengendalian kualitas menurut Assauri (2008:210) a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standart kualitas yang telah ditetapkan. b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. c. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi serendah mungkin.

5 Tujuan utama dari total quality management adalah untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan dalam jangka panjang dengan memberikan perhatian secara khusus pada tercapainya kepuasan pelanggan dengan tetap memperhatikan secara menyeluruh terhadap kualitas dan mutu produk demi tercapainya kepuasan pelanggan dan memperkecil biaya yang dikeluarkan dari dampak kerusakan produk. Dalam hal lain penerapan total quality management dalam suatu perusahaan juga dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya menigkatkan laba dan daya saing perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus-menerus maka perusahaan dapat meningkatkan laba melalui 2 rute. Rute pertama yaitu rute pasar. Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingan nya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah kepada meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. Sedangkan rute kedua, perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang. Dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat. Total quality management juga tidak bisa dipisahkan dari proses produksi karena dari semua produksi harus diawasi secara langsung agar terhindar dari penyimpangan yang mungkin bisa menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Total quality management juga menjamin semua produk

6 yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu pengendalian mutu dan pengendalian produksi sangat erat kaitannya Konsep Dasar Total Quality Management Pengendalian kualitas statistik adalah alat bantu manajemen untuk menjamin kualitas, karena pada dasarnya tidak ada dua produk yang dihasilkan oleh suatu proses produksi itu sama benar, tidak dapat dihindarkan adanya variasinya. Pengujian statistik diperlukan untuk menyelesaikan masalah seperti ini, dalam pengendalian kualitas statistik, teknik-teknk tersebut diaplikasi guna memeriksa dan menguji data data untuk menetukan standart dan mengecek kesesuaian produk dengan standart yang ada untuk mencapai hasil produksi yang maksimal. Menurut Purnomo (2004:31), Rancangan percobaan dapat digunakan dalam hubungannya dengan proses statistik untuk meminimumkan variabilitas proses, yang menghasilkan produksi yang pada akhirnya bebas cacat. Bagan perencanaan dan pengendalian mutu internal (barang rusakbuang) Produk jadi jual rusak buang 1,2,3,4 = Proses Produksi Gambar 2.1 (Rusak-Buang)

7 Bagan perncanaan dan pengendalian mutu internal (barang rusak-pebaiki) Produk jual jadi 1,2,3,4 = Proses Produksi rusak Gambar 2.2 (Rusak-Perbaiki) perbaiki Indikator Pengukuran Total Quality Management Menurut Fitrihana (batikyogya.wordpress.com) mengatakan, terdapat delapan prinsip manajemen mutu pada sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang dipergunakan memimpin organisasi kearah perbaikan kinerja. Delapan prinsip tersebut adalah: a. Customer focus (Fokus pada pelanggan) Suatu perusahaan atau organisasi tergantung pada pelanggannya atau pelanggan adalah kunci meraih keuntungan. Oleh karena itu perusahaan atau organisasi harus memahami kebutuhan atau keinginan pelanggan baik saat ini maupun di masa mendatang, agar dapat memenuhi persyaratan pelanggan dan mampu melebihi harapan pelanggan. b. Leadership (Kepemimpinan) Pemimpin perusahaan atau organisasi harus mampu menciptakan visi, dan mampu mewujudkan visi tersebut menuju kenyataan. Pemimpin harus menarik orang lain untuk mewujudkan visi organisasi. Penerapan prinsip kepemimpinan harus mengarah pada:

8 1) Penciptaan visi yang jelas untuk masa depan organisasi. 2) penetapan target, tujuan atau sasaran yang menantang 3) Menyediakan sumberdaya dan pelatihan bagi pekerjanya 4) Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral, dan penciptaan budaya kerja 5) Penciptaan kepercayaan c. Involvement of People (Keterlibatan semua karyawan) Keterlibatan seluruh karyawan dalam organisasi adalah dasar yang sangat penting dalam prinsip manajemen mutu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberdayakan dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk merencanakan, menetapan rencana, dan mengendalikan rencana dan mengendalikan rencana pekerjaan yang menjadi tanggungjawab masing-masing. d. Process Approach (Pendekatan proses) Proses di dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 didefinisikan sebagai kumpulan aktivitas yang saling berhubungan atau saling mempengaruhi sehingga dapat merubah input menjadi output. Pendekatan proses didefinisikan sebagai indikasi yang sistematis dan pengelolaan proses yang digunakan organisasi dan pemahaman hal-hal yang mempengaruhi setiap proses. Dalam konteks ISO 9001:2000, pendekatan proses mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan

9 melakukan peningkatan mutu berkelanjutan (continual quality improvement). e. System Approach to Management (Manajemen berdasarkan pendekatan sistem) Pendekatan sistem pada manajemen didefinisikan sebagai identifikasi pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran perusahaan atau organisasi dengan efektif dan efisien. f. Continual Improvement (Peningkatan berkelanjutan) Peningkatan berkelanjutan harus dijadikan sasaran dan tujuan tetap organisasi. Pada peningkatan berkelajutan, sasaran tidak akan ditingkatkan sampai sasaran yang ditetapkan tercapai terlebih dahulu, hanya setelah sasaran tercapai maka sasaran baru yang lebih meningkat ditetapkan. g. Factual Approach to Decision Making (Pengambilan keputusan berdasarkan fakta) Pengambilan keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Langkah-langkah yang digunakan dalam penerapan prinsip ini adalah: 1) Melakukan pengujian serta pengumpulan data dan informasi yang berhungan dengan sasaran. 2) Memastikan data dan informasi akurat, dapat dipercaya, dan mudah diakses.

10 3) Menganalisis data dan informasi dengan menggunakan metode yang benar. 4) Memahami penggunaan tekhnik statistik. h. Mutually Beneficial Supplier Relationship (Hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan) Organisasi dan pemasoknya atau supplier saling tergantung, dan sudah selayaknya merupakan hubungan yang saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kemampuan keduanya dalam menciptakan nilai. Implementasi dari prinsip ini adalah: 1) Melibatkan pemasok dalam mengidentifikasi kebutuhan perusahaan. 2) Melibatkan pemasok dalam proses pengembangan strategi perusahaan. 3) Memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan persyaratan perusahaan. 4) Berkomunikasi dan berbagi informasi dengan pemasok. 2.2 Kualitas Hasil Produksi Pengertian Kualitas Hasil Produki Menurut Ivianto (2012 :23) dalam buku Total Quality Management-Panduan Untuk Menghadapi Persaingan Global menyatakan bahwa bahwa Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

11 Menurut Marius (2004 :42) Proses mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil produksi telah ditetapkan semakin luas, antara lain dalam bentuk Banchmarking. Banchmarking ialah suatu proses untuk menyempurnakan mutu suatu produk yang dilakukan secara terus menerus dengan cara membandingkannya dengan produk-produk pesaing langsung atau produk yang dihasilkan perusahaan berskala internasional di dalam industri yang sama. Menurut Pardede (2007:618) Sejak dahulu masyarakat menghubungkan kualitas suatu barang dengan kekuatan, ketahanan, daya kerja, dan keindahan barang tersebut. Bagi mereka, bagi mereka barang yang berkualitas tinggi adalah barang yang kuat, tahan lama, berdaya kerja besar dan indah. Pada saat ini terdapat pengertian kualitas atau mutu yang lazim, yaitu : a. Kualitas atau mutu adalah kecocokan dalam penggunaan barang. b. Kualitas atau mutu adalah melakukan sesuatu dengan benar sejak awal, dan seterusnya. c. Kualitas atau mutu pendapat tentang pemakaian barang. d. Kualitas atau mutu adalah barang atau jasa yang diberikan dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat. e. Kualitas atau mutu adalah barang atau jasa yang paling mahal dan hanya dapat dibeli oleh golongan atas. f. Kualitas atau mutu adalah kesesuaian dengan harapan pembeli. Kualitas merupakan kunci dari awal keberhasilan dari suatu produk yang dihasilkan dan ditawarkan kepada konsumen dan merupakan jalan yang membawa keberhasilan bagi perusahaan utuk terus tumbuh dan berkembang untuk terus bersaing. Kualitas yang diberikan dari suatu produk dapat diartikan sebagai kelas atau derajat dimana produk tersebut bersaing

12 dan mampu memuaskan keinginan dari konsumen. Kualitas merupakan faktor penentu bagi konsumen untuk membeli suatu produk yang akan digunakan. Menurut Purnomo (2004:115), alasan-alasan mendasar pentingnya kualitas sebagai strategi bisnis adalah : a. Meningkatkan kesadara konsumen akan kualitas dan orientasi konsumen yang kuat akan penampilan kualitas. b. Kemampuan produk. c. Peningkatan tekanan biaya pada tenaga kerja, energi dan bahan baku d. Persaingan yang semakin intensif. e. Kemajuan yang luar biasa dalam produktifitas melalui program keteknikan kualitas yang efektif. Pengertian ataupun defenisi dari kualitas memiliki cakupan yang cukup luas dan berbeda-beda, sehingga defenisi dari kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung pada setiap konteksnya, terutama jika dilihat dari sisi penilaian akhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari sudut pandang produsen sebagai penentu dan pencipta kualitas adri barang tersebut. Diantara produsen dan konsumen keduanya akan merasakan tingkat dari kualitas produk yangbebeda juga sesuai dengan standart kualitas yang diinginkan dari kedua-duanya. Begitu juga dari para ahli dalam memberikan defenisi yang berbeda-beda juga dikarenakan mereka membentuknya dari dimensi yang berbeda. Pengertian kualitas menurut American Society For Quality yang dikutipoleh Heizer & Render (2006:253) Quality is the tottaly of features and characteristic of a product or service that bears on it s ability tosatisfy stated of imlied need. Artinya kualitas atau mutu adalah keseluruhan corak

13 dan karateristik dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Para ahli lainnya bisa juga disebut sebagai pencetus kualitas juga mempunyai pendapat yang berbeda tentang pengertian kualitas, diantaranya adalah Joseph Juran dalam Prawirosentono, (2007:5) berpendapat Quality is fitness for use. Yang artinya kualitas berkaitan dengan enak nya barang tersebut digunakan. Kualitas yang baik menurut produsen adalah apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang jelek adalah apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar mutu yang telah ditentukan perusahaan. Akan tetapi disisi lain dalam menentukan standart dari suatu produk, produsen juga harus memperhatikan keiginan dari konsumen terhadap barang yang diinginkannya, karena jika perusahaan tidak memperhatikan aspek tersebut ia bisa kalah bersaing dengan pesaingnya yang lebih memperhatikan kepuasan konsumen. Sedangkan kualitas yang baik menurut sudut pandang konsumen adalah jika produk yang dibeli tersebut sesuai keinginan, memiliki manfaat yang sesuai kebutuhan dan perbandingan antara harga dan barang yang didapat setara. Kualitas tidak bisa dipandang sebagai ukuran sempit yaitu kualitas produk semata-mata. Hal itu bisa dilihat dari beberapa pengertian disebut diatas, dimana kualitas tidak hanya kualitas produk saja akan tetapi sangat

14 kompleks karena melibatkan seluruh aspek dalam organisasi serta diluar organisasi. Meskipun tidak ada defenisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari beberapa defenisi kualitas menurut para ahli di atas menurut Nasution (2005 :3) terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut : a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan. c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya pa yang dianggap merupakana berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas dimasa yang akan datang). Kualitas adalah elemen paling penting dalam suatu operasional produk, terutama untuk kelangsungan produk itu sendiri. selain itu kualitas juga memiliki beberapa pengaruh lain. Menurut Heizer & Render, (2006:255), ada beberapa alasan yang membuat kualitas menjadi penting, yaitu : a. Reputasi perusahaan b. Keandalan produk atau jasa c. Penurun biaya d. Pertanggung jawaban produk atau jasa e. Keterlibatan global f. Peningkatan pangsa pasar. (Heizer & Render, 2006) g. Penampilan produk atau jasa Dimensi Kualitas Hasil Produksi Kualitas memiliki dimensi yang banyak, sehingga sulit mendefenisikannya. Gasperz, Vincent (2001:19) menyatakan bahwa ada delapan dimensi kualitas yaitu: a. Performansi atau prestasi dari fungsi yag diperlihatkan oleh produk

15 b. Sifat-sifat khusus dan menarik minat (feature), yang menjadikan suatu produk unik dibandingkan produk sejenis dari produsen lain. c. Keandalan, kemampuan produk untuk tidak mogok dalam masa kerjanya. d. Kecocokan dengan standart industri. e. Kemudahan diperbaiki jika terjadi kerusakan. f. Daya tahan produk terhadap waktu g. Keindahan penampilan h. Persepsi konsumen Indikator Pengukuran Kualitas Hasil Produksi Menurut Marius (2004:72) peningkatan kualitas hasil produksi sebuah perusahaan dapat diukur melalui: a. Benchmarking Salah satu faktor kunci sukses bagi sebuah perusahaan adalah kemampuannya untuk mengukur kinerja usahanya. Umpan balik tentang kinerja perusahaan memungkinkan manajemen menilai apakah sasaran-sasaran perusahaan yang telah ditetapkan tercapai. Bila tidak manajemen akan melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Proses mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan telah ditetapkan semakin luas, antara lain dalam bentuk benchmarking. Banchmarking adalah suatu proses untuk menyempurnakan mutu suatu produk yang dilakukan secara terus-menerus dengan cara membandingkannya dengan produk-produk pesaing langsung atau produk-produk yang dihasilkan perusahaan bersekala internasional didalam industri yang sama.

16 b. Cycle Time Dalam iklim bisnis sekarang ini waktu merupakan suatu senjata yang kompetitif dalam memenangkan persaingan. Dapat dilihat bahwa banyak perusahaan memenangkan persaingan karena dia unggul dalam waktu. Cycle time adalah jumlah total waktu dari penerimaan bahan baku dipabrik sampai penerimaan produk hasil akhir oleh konsumen yang diukur dalam satuan hari secara rata-rata untuk semua jenis produk 2.3 Penelitian Terdahulu Untuk membandingkan hasil penelitian yang digunakan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain yang menunjang atau untuk memperkuat yaitu : a. Rifka Khairunnisa (2008) yang berjudul Pengaruh Total Quality Management dan Just In Time Terhadap Kinerja Kualitas Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Di Kabupaten Tangerang), Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Penelitian merupakan penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara variable independen dan variable dependen. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dengan kriteria responden yaitu manajer operasi dan produksi, bagian pengendalian kualitas, pengawas pabrik. Sampel yang diambil secara purposive sebanyak 8 perusahaan manufaktur di Kabupaten

17 Tangerang. Data yang disebarkan sebanyak 65 kuesioner kepada manajer perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang dan terdapat 40 kuesioner yang dapat diolah atau sekitar 61,5% responden. Metode analisis menggunakan uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan total quality management dan just in time terhadap kiner kualitas perusahaan. b. Nurul Chairany (2011), yang berjudul Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Kepemimpinan dan Perilaku Produktif Karyawan (Studi pada Perusahaan Manufaktur dan Jasa di Makassar), Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 5 perusahaan manufaktur dan jasa yang bersetifikat ISO (International Standarization of Organization) dan non ISO di Makassar. Perusahaan-perusahaan tersebut yaitu PT. Nuansa Cipta Magello, PT. Maruki Internasional Indonesia, PT. Dunia Marine Products, PT. Makassar Te ne dan CV Dalle Mabarakka. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dari 5 perusahaan tersebut. Jumlah koresponden 150 dengan 150 kuisiober yang disebar. Responden yang digunakan adalah karyawan yang berada pada middle management level dan low management level. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability. Sampel dalam penelitian ini adalah 44 orang karyawan dari perusahaan manufaktur dan jasa yang bersetifikat ISO (International Standarization of Organization) atau SNI (Standar Nasional

18 Indonesia) di Makassar yang menerapkan standar TQM (Total Quality Management) secara langsung maupun tidak langsung. Variabel dalam penelitian ini terdairi dari 4 variabel yang berupa Variabel TQM (X1), Variabel Kepemimpinan (Y1), Variabel Perilaku Produktif Karyawan (Y2) dan Variabel Kinerja Perusahaan (Y3). Teknik analisis data menggunakan Model Persamaan Struktural (SEM) dengan bantuan perangkat lunak AMOS 16,0. Hasil penelitian dan analisis ini adalah untuk mengetahui bahwa penerapan TQM dapat memiliki dampak positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan perilaku produktif karyawan yang memoderasi hubungan antara TQM dengan kinerja perusahaan sehingga berpengaruh positif dan signifikan. Sementara kepemimpinan dan perilaku produktif karyawan tidak memiliki dampak positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. c. Henny Zurika Lubis (2005) yang berjudul Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Kawasan Industri Medan). Variabel independennya adalah TQM. Variabel dependennya adalah kinerja manajerial dan variabel moderatingnya adalah sistem pengukuran kinerja. Pengumpulan data dilakukan dengan mendistribusikan 165 buah kuesioner. Respondennya tersebar dalam 55 perusahaan. Dari 102 kuesioner yang diterima kembali, hanya 97 yang dapat diolah. Hasil pengujian menyatakan TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial sedangkan interaksi

19 antara TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama Variabel Terikat Variabel Bebas Analisis Hasil 1. Rifka Kualitas Perusahaan (Y) 1. Total Quality Khairunnisa (2008) Management (X 1) 2. Just In Time (X 2) 2. Nurul Chairany (2011) 3. Henny Zurika Lubis (2005) 1. Kepemimpinan (Y 1) 2. Prilaku Produktif Karyawan (Y 2) 3. Kinerja Perusahaan (Y 3) Sistem Pengukuran Kinerja (Y) 1. Uji Regresi Linier Berganda 2. Uji Signifikan Parsial (Uji t) 3. Uji Signifikan Simultan (Uji F) 4. Koefisien Determinasi (R 2 ) 1. Total Quality Management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kualitas dengan nilai signifikan sebesar 0, Just in time berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kualitas dengan nilai signifikan sebesar 0,012 TQM (X 1) Model Structural 1. Penerapan TQM Equation Modeling berpengaruh positif dan (SEM) signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengolahan data dimana nilai t-hitung = > t-tabel = Penerapan TQM 1. TQM (X 1) 2. Kinerja Manajerial (X 2) Model Equation (SEM) meningkatkan kinerja perusahaan melalui kepemimpinan. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengolahan data dimana nilai t-hitung = > t-tabel = Penerapan TQM meningkatkan kinerja perusahaan melalui perilaku produktif karyawan. Hal ini dapat dilihat pada hasil pengolahan data dimana nilai t-hitung = > t-tabel = Structural 1. TQM berpengaruh Modeling signifikan terhadap kinerja manajerial 2. Interaksi antara TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Perbedaanya dapat dijelaskan sebagai berikut :

20 a. Rifka Khairunnisa (2008) menggunakan 3 variable yang terdiri dari total quality management, just in time dan kinerja kualitas perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan 8 perusahaan manufaktur di Kabupaten Tangerang. Teknik analisis data menggunakan uji kualitas data, uji asumsi klasik, uji hipotesis. Sedangkan penelitian ini menggunakan 2 variabel yang terdiri dari variable total quality management dan kualitas hasil produksi. Pengambilan sampel hanya menggunakan karyawan pada 1 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi linier sederhana, uji koefisien regresi sederhana (uji t) dan koefisien determinasi (R 2 ). b. Nurul Chairany (2011), menggunakan 4 variabel yang terdiri dari TQM (X1), Variabel Kepemimpinan (Y1), Variabel Perilaku Produktif Karyawan (Y2) dan Variabel Kinerja Perusahaan (Y3). Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 5 perusahaan manufaktur dan jasa yang bersetifikat ISO (International Standarization of Organization) dan non ISO di Makassar. Teknik analisis data menggunakan Model Persamaan Struktural (SEM) dengan bantuan perangkat lunak AMOS 16,0. Sedangkan penelitian ini menggunakan 2 variabel yang terdiri dari variable total quality management dan kualitas hasil produksi. Pengambilan sampel hanya menggunakan karyawan pada 1 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi linier sederhana, uji koefisien regresi sederhana (uji t) dan koefisien determinasi (R 2 ).

21 c. Henny Zurika Lubis (2005) menggunakan 3 variabel yang terdiri dari total quality management, kinerja manajerial dan sistem pengukuran kinerja. Populasinya mengguanakn perusahaan Manufaktur di Kawasan Industri Medan. Teknik analisis data menggunakan Model Persamaan Struktural (SEM) dengan bantuan perangkat lunak AMOS. Sedangkan penelitian ini menggunakan 2 variabel yang terdiri dari variable total quality management dan kualitas hasil produksi. Pengambilan sampel hanya menggunakan karyawan pada 1 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi linier sederhana, uji koefisien regresi sederhana (uji t) dan koefisien determinasi (R 2 ). 2.4 Kerangka Konseptual Dari uraian latar belakang masalah dan uraian kerangka teoritis yang dijabarkan diatas, maka kerangka konseptual digambarkan pada gambar dibawah ini : Total Quality Management (X) Kualitas Hasil Produksi (Y) Gambar 2.3 : Kerangka Konseptual Gambar di atas menjelaskan bahwa TQM dapat memperbaiki kualitas hasil produksi didalam perusahaan serta mewujudkun tujuan perusahaan yang terdiri dari customer focus (fokus pada pelanggan), leadership (kepemimpinan), involvement of people (keterlibatan semua karyawan), process approach

22 (pendekatan proses), system approach to management (manajemen berdasarkan pendekatan sistem), continual improvement (peningkatan berkelanjutan), factual approach to decision making (pengambilan keputusan berdasarkan fakta) dan mutually beneficial supplier relationship (hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan). Customer focus (Fokus pada pelanggan), berarti setiap produk yang dihasilkan perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Leadership (kepemimpinan), berarti pemimpinan harus mamapu menciptakan visi, dan mampu mewujudkan visi tersebut menuju kenyataan. Involvement of people (keterlibatan semua karyawan), berarti memberdayakan dan memberi kesempatan kepada karyawan untuk merencanakan, menetapan rencana, dan mengendalikan rencana dan mengendalikan rencana pekerjaan yang menjadi tanggungjawab masing-masing. Process approach (pendekatan proses), berarti melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan mutu berkelanjutan (continual quality improvement). System approach to management (manajemen berdasarkan pendekatan sistem), berarti pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran perusahaan. Continual improvement (peningkatan berkelanjutan), berarti peningkatan sasaran yang ditetapkan tercapai. factual approach to decision making (pengambilan keputusan berdasarkan fakta) adalah pengambilan keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Serta mutually Beneficial supplier relationship (hubungan dengan pemasok yang saling

23 menguntungkan), berarti perusahaan dan pemasoknya atau supplier saling tergantung. 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka dapat ditarik kesimpulan untuk penelitian : : Persepsi Penerapan Total Quality Management (TQM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hasil produksi pada PT.Indofood Sukses Makmur, Tbk Tanjung Morawa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak terhadap

Lebih terperinci

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen Bab II A. Landasan Teori 1. ISO 9001 ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kualitas Pelayanan Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut Ibrahim (2000:1), kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Process Quality Management Manajemen Kualitas Proses merupakan salah satu fungsi dari Total Quality Management (TQM). Manajemen Kualitas Proses merupakan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bebas dan ketat di dunia pendidikan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. Perusahaan yang beroperasi tanpa memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap dibentuk karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk bisnis, dalam hal ini perusahaan. Perusahaan selalu melakukan usaha atau aktivitas baik dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu yang menghambat Anda untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dapat meningkatkan daya saing melalui kapabilitas yang dimiliki dalam organisasi. Kemampuan bersaing setiap perusahaan mengacu pada posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat perusahaan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah untuk meningkatkan mutu

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan era globalisasi di Indonesia terus menerus mengalami perkembangan positif, perkembangan tersebut mengakibatkan banyak hal yang berubah menjadi maju atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data pada Bab V, maka dapat disimpulkan bahwa : Pertama, implementasi SMM ISO 9001 : 2008 melalui 8 prinsip

Lebih terperinci

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI Budiman Kusumah Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract: To achieve and organize the organization need guidance and evaluation which

Lebih terperinci

Standar Kualitas Internasional

Standar Kualitas Internasional MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM DEFINISI & FUNGSI KUALITAS Nur Hadi Wijaya, STP, MM LATAR BELAKANG Asumsi : 12 juta penduduk merupakan pasar potensial untuk barang dan jasa yang memiliki nilai tambah, Ada tiga hal mendasar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan akan suatu perusahaan yang tanggap untuk mempertahankan daya saingnya. Dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perkembangan usaha tersebut dapat dilihat dengan banyaknya berdiri perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas seperti saat sekarang. Persaingan global ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana

Lebih terperinci

Quality Management. D Rizal Riadi

Quality Management. D Rizal Riadi Quality Management D Rizal Riadi Pengertian Quality is Compormance to Requirement (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang) Philip Crosby Quality is fitness for

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang 10 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang memperbaikan terus menerus tentang kualitas. Adapun pengertian kualitas menurut para

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas secara sistematis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia perdagangan. Bahkan krisis ekonomi di Indonesia yang berkepanjangan membuat persaingan

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Pokok Bahasan 3 Pengantar & Definisi Mutu TQM QFD Budaya Mutu Biaya Mutu

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas akhir. 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi menuntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Biaya Kualitas a. Pengertian Biaya Kualitas Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk. Menurut Blocher,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba yang maksimal dengan modal yang tersedia. Dengan demikian perusahaan akan mencari

Lebih terperinci

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 EMA503 Manajemen Kualitas Detail Mata Kuliah 2 Kode EMA503 Nama Manajemen Kualitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi Mata Kuliah 3 Mata kuliah Manajemen Kualitas dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3

PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU. Bahan Ajar Materi ke-3 PENGENALAN ISO DAN PENGHARGAAN MUTU Bahan Ajar Materi ke-3 DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN MUTU Terdapat delapan prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar dalam ISO 9000, yang dapat dipakai oleh pimpinan puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai dengan revolusi di segala bidang, yang membuat faktor-faktor produksi seperti

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi 1 B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kian lama kian disadari. Merujuk kepada UUD 1945 hasil amandemen, seluruh komponen bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensitas persaingan berskala global menuntut pergeseran dalam dunia bisnis. Misi suatu perusahaan tidak lagi berupa laba, melainkan penciptaan dan penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MELALUI PERILAKU PRODUKTIF KARYAWAN

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MELALUI PERILAKU PRODUKTIF KARYAWAN ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MELALUI PERILAKU PRODUKTIF KARYAWAN Nurul Chairany 1, Nadzirah Ikasari 2, Taufik Nur 3, Noerhayati Amirullah 4 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 2.1.1. Pengertian Mutu Menurut Hadiwiardjo & Wibisono (2000 : 17) mutu, sebagaimana yang diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU 1 PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU EMA503 Manajemen Kualitas Kontrak Perkuliahan 2 Kode Mata Kuliah : EMA-503 Nama Mata Kuliah : Manajemen Kualitas Kelas/Seksi : 01 & 10 Nama Dosen : Taufiqur Rachman E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, setiap bidang usaha memiliki banyak tantangan karena dunia usaha sudah berada di dalam era perdagangan bebas dan iklim investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik persaingan dengan kompetitor lokal maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dengan ada-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) sebenarnya dikenal dari beberapa tahun yang lalu dan terintegrasi dengan logistik. Hal ini terkait dengan kegiatan rantai pasokan yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MUTU? Expectation & Importance MANAJEMEN MUTU TERPADU Standard & Performance KONSEP MUTU Menurut Tjiptono dan Diana (2003): Unjuk kerja terhadap standar yang diharapkan pelanggan Menemukan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir di dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir di dalam proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir di dalam proses manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan terhadap return on asset (ROA) pada rumah sakit swasta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

MUTU. Disusun: Ida Yustina

MUTU. Disusun: Ida Yustina MUTU Disusun: Ida Yustina 1 PERUBAHAN PARADIGMA DALAM MANAJEMEN (DAFT) Paradigma Lama Organisasi Vertikal Paradigma baru Organisasi Pembelajar Kekuatan-kekuatan Organisasi Pasar Tenaga Kerja Teknologi

Lebih terperinci

MUHAMMAD ARDIANSYAH /FE/EA

MUHAMMAD ARDIANSYAH /FE/EA PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT(TQM), SISTEM PENGHARGAAN DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KANTOR PDAM KABUPATEN PONOROGO SKRIPSI OLEH : MUHAMMAD ARDIANSYAH 0613315036/FE/EA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dituntut dapat bersaing dalam era perdagangan bebas yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang tumbuh pesat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit diprediksikan. Keadaan ini merupakan kelanjutan dari krisis moneter

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TEHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT DANLIRIS DI GROGOL SUKOHARJO

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TEHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT DANLIRIS DI GROGOL SUKOHARJO PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TEHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT DANLIRIS DI GROGOL SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di masa globalisasi seperti sekarang ini, batas ekonomi antara negara satu dengan yang lain menjadi hilang. Keadaan ini menyebabkan dunia bisnis, termasuk Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin.

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan dari sudut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan dari sudut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kualitas Pelayanan a. Pengertian Kualitas Pelayanan Menurut Goetsh dan Davis dalam Tjiptono (2004 : 51) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical

Lebih terperinci

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS Syamsir Abduh Sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi melalui penetapan kebijakan dan sasaran mutu dan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun BAB 1` PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun kelompok, mandiri maupun di bawah kendali orang lain, pasti bertujuan untuk mencapai sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan organisasi itu dapat berupa perbaikan pelayanan pelanggan, pemenuhan permintaan pasar, peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade. Perdagangan Bebas ASEAN China (ASEAN China Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade. Perdagangan Bebas ASEAN China (ASEAN China Free Trade BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Era perdagangan bebas di Indonesia yang ditandai dengan berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Agreement / AFTA) pada tahun 2003 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perdagangan setiap perusahaan akan menghadapi persaingan ketat, sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multinasional, tetapi perusahaan kecil juga menghadapi persaingan global (Fandy

BAB I PENDAHULUAN. multinasional, tetapi perusahaan kecil juga menghadapi persaingan global (Fandy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi maju seperti sekarang ini, tidak ada satupun perusahaan yang tidak terkena dampak globalisasi. Bukan hanya perusahaan besar dan multinasional,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Quality Management (TQM) 2.1.1 Definisi Total Quality Management (TQM) Menurut Gaspersz (2001) Total Quality Management (TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaanperusahaan baru bermunculan,

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahaan selalu mempunyai berbagai macam tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi, salah satunya diperlukan sumber daya

Lebih terperinci