11. TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Adi Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11. TINJAUAN PUSTAKA A. Penyaradan Kayu Menurut Elias (1 988) penyaradan (minor transportation) adalah suatu proses memindahkan kayu bulatllog yang dimulai pada saat kayu diikatkan pada rantai atau tali penyarad di tempat tebangan kemudian disarad ke tempat tujuannya (TPnJlanding, tepi sungai, tepi jalan re1 atau tepi jalan mobil) dan berakhir setelah kayu dilepaskan dari mntai/tali penyamd. Cara-cara penyaradan yang dikenal secam umum hiigga saat ini terdiri dari : 1. Pemikulan dan penarikan kayu oleh manusia 2. Penyaradan dengan bantuan daya penarik binatang (sapi, gajah, kuda atau kerbau) 3. Penyamdan dengan gaya berat gmvitasi 4. Penyaradan dengan traktor 5. Penyamdan dengan kabel 6: Penyamdan dengan balon 7. Penyamdan dengan pesawat udam (helikopter). Sistem kuda-kuda merupakan penyaradan dengan penarikan kayu bulat yang menggunakan tenaga manusia. Kayu bulat yang akan disarad diletakkan di atas alat yang terbuat dari kayu yang disebut kuda-kuda, sehingga disebut penyamdan dengan sistem kuda-kuda. Penyamdan dengan sistem kuda-kuda di hutan mwa Indonesia pada umumnya menggunakan short-woodsystem dan long-wood system. Hal ini dapat dimengerti karena penyamdan dengan sistem kuda-kuda merupakan
2 penyaradan yang termasuk sistem manual yang hanya menggunakan tenaga otot manusia untuk menarik kayu ke luar dari dalam hutan. Sehingga pekerjaan penyaradan ini rnerupakan pekerjaan yang sangat berat. Pada umumnya hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menge rjakan peke rjaan tersebut dengan baik, misalnya para penyarad kayu di hutan rawa yang berasal dari daerah Kalimantan Barat (Elias, 1998). Kagiatan penyaradan di hutan rawa tropika Indonesia terdiri dari tiga tahap, yaitu : membuat betau, membuat jalan sarad dan menyarad kayu. Betau merupakan tempat pengumpulan kayu yang telah disarad yang terletak dekat jalan re1 berukuran 15 x 3.5 meter. Betau terdiri dari susunan kayu bulat berdiameter cm yang disusun rnelintang dan membujur menyempai anak tangga. Jumlah betau dalam 1 petak tebang (100 ha) sebanyak 8-12 buah tergantung potensi kayu. Kayu di betau disusun rapi untuk memudahkan kegiatan pengukuran dan penomoran serta pernuatan kayu ke atas Ion untuk pengangkutan jarak jauh dengan loko traksi. Secara umum siklus keja penyaradan dengan sistem kuda-kuda terdiri dari beberapa elemen kerja, yaitu berjalan menuju kayu yang akan disarad, memuat, menyarad, membongkar dan menyusun atau menumpuk kayu di betau (Elias, 1998). Letoumeau (1975) menyatakan bahwa penyaradan di hutan rawa dilakukan dengan alat yang disebut kuda-kuda. Kayu dimuat ke atas kuda-kuda kemudian di dorong dan ditarik di atas jalan sarad yang terbuat dari cabang-cabang kayu melintang terhadap arah penyaradan. Keuntungan penyaradan dengan sistem kudakuda adalah :
3 - Padat karya sehingga banyak menyerap tenaga ke ja - Biaya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan cara penyaradan lainnya - lnvestasi awal rendah - Sederhana dan tidak memerlukan tenaga terlatih - Tidak peka terhadap perubahan cuaca - Pengawasan minimal Sedangkan kelemahan penyaradan dengan sistem kuda-kuda adalah : - Tenaga kerja yang mau beke ja di hutan rawa sulit untuk didapat - Produktivitas rendah karena dilakukan secara manual - Produktivitas tidak teratur karenadipengaruhi oleh kecenderungan peke ja untuk berpindah-pindah. - Kondisi tegakan tinggal yang rusak akibat penggunaan pohon dengan diameter kecil untuk pembuatan jalan rel. B. Ergonorni Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata ergos yang berarti ke ja dan nomos yang berarti aturan (Morgan, 1989). Menurut Staaf dan Wiksten (1984) ergonomi adalah ilmu tentang cara keja dan cara pengukuran produktivitas ke ja. Sedangkan menurut Suma'mur( 1967) ergonomi mempakan penerapan ilmuilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lainnya secara optimal antara manusia dan peke jaannya, dengan tolok ukur kenyamanan dan efisiensi kerja.
4 Ergonomi dapat membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan keseimbangan beban keja dan pengamh-pengamh yang timbul akibat melakukan aktivitas keja tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin keamanan dan kenyamanan keja yang berarti pula meningkatkan produktivitas ke ja (Suma'mur, 1989). Menurut Suma'mur (1989), tujuan yang hendak dicapai dengan ergonomi meliputi empat hal, yaitu : a. Efisiensi ke ja, merupakan usaha untuk menciptakan hubungan ke ja sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan tepat guna, yaitu diperoleh hasil keja yang maksimal dengan tenaga seminimal mun&m. b. Kesehatan keja, artinya hubungan tersebut dirancang untuk mencegah kemungkinan te jadinya penyakit akibat ke ja. c. Keseiamatan keja, mempakan perencanaan hubungan keja yang sedemikian rupa sehingga terjamin suatu sistem pengamanan terhadap kemungkinan te jadinya kecelakaan ke ja d. Kenyamanan keja, merupakan usaha untuk menciptakan hubungan keja antara manusia dengan lingkungan kejanya agar diperoleh kenyamanan bagi peke ja, termasuk di dalamnya terhindamya kelelahan. C. Tenaga Manusia Kemampuan maksimal seseorang dalam melakukan pekejaan tergantung pada konsumsi makanan sehari-hari akan gizi, keadaan gizi dan fisik orang tersebut (Mc. Ardle, 1991).
5 Kebutuhan tenaga atau energi sehari yang diperlukan oleh seorang laki-laki berumur antara tahun adalah kalori per hari untuk melakukan pekerjaan ringan dan kalori per hari untuk melakukan pekejaan sedang. Untuk laki-laki berumur antara tahun, kebutuhan energi untuk melakukan pekerjaan ringan dan sedang masing-masing adalah dan kalori per hari (Singleton, 1972). Disamping jenis aktivitas, kebutuhan energi seseorang juga dipengaruhi oleh umur, berat badan, iklim dan bentuk kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan. Pada dasamya pengeluaran energi seseorang dapat dibedakan dalam dua segi, peitama pengeluaran tenaga total tubuh atau Iaju metabolisme, dan yang kedua adalah pengeluaran tenaga mekanis. Tenaga mekanis ini bempa tenaga yang dikeluarkan otot untuk melakukan keja fisik. Besamya kapasitas tenaga mekanis yang dapat dikeluarkan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas kerja tergantung dari lamanya melakukan ke ja, usia, jenis kelamin dan ukuran tubuh. Semakin berat suatu beban keja maka semakin tinggi energi yang dibutuhkan, akan mengakibatkan pernapasan sem&in cepat dalam rangka memenuhi kebutuhan oksigen yang semakin meningkat (Singleton, 1972) dan Pancel (1993) menggolongkan tingkat pekejaan manusia berdasarkan kebutuhan tenaga dan oksigen seperti pada tabel berikut :
6 Tabel 1. Hubungan Antara Tingkat Beban Ke rja dengan Pengeluaran Energi Sumber : American Industrial Hygiene Association C.1. Pengukuran Tenaga Manusia Laju metabolisme berhubungan langsung dengan besamya tenaga yang dikeluarkan sehingga pengeluaran tenaga dapat dihitung dengan dasar prinsip metabolisme. Pengukuran dapat dihitung berdasarkan parameterparameter yang menunjukkan laju metabolisme antara lain : konsumsi oksigen pemafasan, jumlah COz pemafasan, denyut jantung, suhu tubuh dan kadangkadang dapat didekati dengan ritme pemafasan (Herodian, dkk, 1991). Menurut Passmore dan Robson (dalam Mc. Cormick, 1970) ada dua rnetode pengukuran tenaga rnanusia, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Prinsip yang digunakan pada metode langsung berdasarkan atas kesetaraan antara panas dengan energi (Prinsip Kalorimeter). Pada metode ini pengukuran dilakukan di sebuah ruangan yang dilengkapi dengan fasilitas keja dan peralatan tertentu. Ruangan ini memungkinkan untuk mengukur panas yang dikeluarkan rnanusia selarna penelitian. Panas yang dikeluarkan diserap oleh air yang bersirkulasi dalam pipa-pipa di sekeliling ruangan tersebut. Total panas, konsumsi O2 dan COz yang dihasilkan dapat diukur
7 dengan cermat dan dikonversi menjadi energi yang dibutuhkan saat melakukan kerja di dalam ruangan tersebut. Metode pengukuran langsung ini umumnya hanya digunakan di laboratorium. Metode tidak langsung digunakan untuk pengukuran berbagai aktivitas di lapangan, dimana metode langsung tidak dapat digunakan. Dalam ha1 ini energi yang dibutuhkan diduga dari jumlah konsumsi oksigen yang dibutuhkan dalam melakukan kerja pada kondisi aerobik. Pengukuran dapat dilakukan langsung dengan menghitung jumlah konsumsi oksigen untuk sample pekerjaan selama beberapa waktu, yaitu dengan pengukuran 02 dan C02 hasil pernapasan, dengan pengukuran denyut jantung atau dengan pengukuran suhu tubuh. Mc. Cormick (1970) menyatakan bahwa beban kerja fisik yang dilakukan seseorang dapat diukur berdasarkan tiga variabel, yaitu banyaknya Oz yang dikonsumsi tubuh pada kondisi aerob, denyut jantung dan suhu tubuh. Cam termudah untuk melakukan pengukuran beban ke rja fisik adalah melalui pengukuran denyut jantung. Dalam berbagai ke ja yang dilakukan, denyut jantung meningkat sesuai dengan meningkatny:: beban ke rja (Astrand dan Rodahl, 1971). Pengukuran denyut jantung cukup mudah dan tepat, sehingga cocok untuk pengukuran kegiatan di lapangan (Hayashi, Moriizumi dan Jin, 1977). Peralatan yang digunakan pada metode tidak langsung adalah Heart Rate Monitor dan peralatan pendukung lainnya. Untuk mengkonversi denyut
8 jantung menjadi oksigen dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Tarwotjo dkk, 1976) : Y = x dimana : Y = laju konsumsi oksigen (literlmenit) X = puisa denyut jantung yang temkur (pulsafrnenit) Untuk mengkonversi dari oksigen ke energi (tenaga) adaiah dengan mengalikan laju konsumsi oksigen dengan W ar konversi, dengan asumsi nilai RQ berbandingan kadar C02 dengan 02 sisa pemafasan) Sehingga faktor konversi yang dipakai adalah 4.75 kkallliter 02. Nilai RQ yang dipakai (berdasarkan campuran makanan yang dikonsumsi rata-rata orang Indonesia). Denyut jantung mempunyai korelasi yang tinggi dengan penggunaan energi (konsumsi oksigen), tetapi denyut jantung tidak hanya dipengaruhi oleh beban kerja fisik saja, melainkan dipengaruhi pula oleh beban kerja mental. Karena ha1 ini, maka banyak peneliti menganggap bahwa pengukuran denyut jantung bukanlah metode yang tepat untuk menentukan beban kerja fisik. (Herodian, 1997). Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengetahui beban kerja dengan pengukuran denyut jantung membutuhkan suatu kalibrasi. Salah satu metode yang dapat dipergunakan untuk kalibrasi denyut jant~mg adalah dengan mempergunakan metode step test. Step test memiliki komponen pengukuran yang mudah, selalu tersedia di mana saja dan kapan saja (Herodian, 1997). Metode ini dapat mengusahakan selang yang pasti
9 dari beban keja dengan mengubah tinggi ataupun intensitas langkah. Menumt Hayashi, Morizumi dan Jin (1997), denyut jantung sebanding dengan konsumsi oksigen. Beban keja dapat diketahui dengan mengkalibrasi kurva antara denyut jantung dan beban ke ja yang ditetapkan sebelum melakukan kerja Dengan demikian metode ini dapat menganalisa ketidakstabilan denyut jantung seseorang. Faktor-faktor individual seperti umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan hams diperhatikan untuk menentukan karakteristik orang atau individu yang diukur. Semakin banyak objek yang dianalisa akan semakin baik hasil yang diperoleh. Setiap objek yang akan diukur denyut jantungnya pada saat beke ja, hams dikalibrasi terlebih dahulu yaitu dengan cara menaiki atau menuruni kotak kayu dengan frekwensi ulangan yang berbeda. D. Faal Kerja Faal keja merupakan bagian ilmu yang mempelajari anatomi atau mekanisme ke ja tubuh manusia. Beke ja secara faal dapat diartikan sebagai suatu ke jasama dalam koordinasi yang sebaik-baiknya dari alat indra, otak, dan susunan syaraf pusat dan perifer serta otot. Selain itu jantung, paru-paru dan hati serta organ tubuh lainnya juga tumt berperan pada saat tubuh melakukan kerja, sebab otot-otot yang sedang bekerja memerlukan suplai makanan dan oksigen yang dihasilkan melalui metabolisme tubuh (Suma'mur, 1976). Makin berat kerja yang dilakukan oleh otot, semakin besar pula energi yang dibutuhkan. Keadaan tersebut menyebabkan konsumsi oksigen pada udara
10 pemafasan dapat digunakan sebagai indikator besarnya beban kerja yang dilakukan oleh tubuh. Disamping itu, kecepatan denyut jantung dan peningkatan suhu tubuh dapat juga dijadikan parameter tingkat beban kerja sebab jantung merupakan pompa yang mengalirkan darah sebagai pembawa sari makanan, 02 dan CO2 pada proses metabolisme (Suma'mur, 1976). E. Kelelahan dan Periode Istirahat Kelelahan adalah peristiwa penurunan efisiensi dan berkurangnya kekuatan bertahan. Secara umum kelelahan dapat dibagai menjadi dua bagian, yaitu : kelelahan psikologi dan kelelahan fisiologi (Singleton, 1972). Kelelahan fisiologi berhubungan dengan kebutuhan energi otot dan pembuangan sisa metabolisme. Kelelahan psikologi menyebabkan penurunan kemampuan yang dicirikan oleh penurunan hasil ke ja, kecepatan keja dan adanya peningkatan kesalahan. Terdapat beberapa tipe kelelahan bukan ototi (Sastrowinoto, 1985) : a. Lelah disebabkan oleh ketegangan pada organ visual (lelah visual) b. Lelah karena ketegangan fisik di semua organ (lelah fisik umum) c. Lelah disebabkan oleh ke rja mental (lelah mental) d. Lelah kana tegangan lewat satu sisi dari fungsi psikometer (lelah syaraf) e. Lelah dikarenakan kerja yang monoton atau lingkungan yang menjemukan f. Lelah karena sejumlah faktor yang terus-menerus membuat lelah (lelah kronis).
11 Lamanya periode istirahat tergantung pada lamanya melakukan keja atau tingkat laju metabolisme. Lamanya waktu istirahat 1 waktu pemulihan dihitung dengan menggunakan mmus dari Mc. Cormick (1970) sebagai berikut : dimana : R = T x (K- S) K- 1.5 R = lamanya waktu istilahat (menit) T = lamanya melakukan ke rja (menit) K = mta-rata pengeluaran tenaga tubuh (kkallmenit) S = tetapan yang besamya 3, 4, 5 atau 6 (kkawmenit) biasanya dipakai 4 kkallmenit Menurut Suma'mur (1967), lamanya waktu istirahat tergantung dari lamanya melakukan keja dan waktu kerja (pagi, siang, sore) dan besarnya beban keja. Pada beban keja yang berat, semakin sering waktu istirahat dengan waktu yang singkat semakin baik dibandingkan dengan ke ja terus- menerus dan istirahat dengan waktu yang panjang. Lamanya waktu istirahat dapat dihitung dengan rumus : dimana : tp = waktu istirahat (menit) M = pengeluamn tenaga tubuh (kkallmenit) Tb = lama keja (menit) Dengan rumus ini, pengeluaran tenaga sebesar 4.2 kkallmenit tidak memerlukan waktu pemulihan.
111. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah tenaga penyarad. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Alam PT. Yos Raya Tiniber yang
111. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah tenaga penyarad dengan kualifikasi tidak mengalami cacat fisik dan tergolong usia produktif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinci. II. TINJAUAN PUSTAKA
. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah dengan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga memudahkan akar
Lebih terperinciMUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara
PENYARADAN KAYU DENGAN SISTEM KUDA-KUDA DI HUTAN RAWA GAMBUT (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop. Sumatera Selatan) PENDAHULUAN MUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga bulan Oktober 2010 yang berlokasi di areal persawahan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Lebih terperinciKONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor diantaranya adalah faktor kerja fisik (otot). Kerja fisik ( beban kerja) mengakibatkan pengeluaran energi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia
Lebih terperinciBEBAN KERJA FISIK PENYARAD KAW SISTEM KUDA-KUDA (Studi di Hutan Alam HPH PT. Yos Raya Timber - Riau) Oleh EVI SRIBUDMNI IPK 99322
BEBAN KERJA FISIK PENYARAD KAW SISTEM KUDA-KUDA (Studi di Hutan Alam HPH PT. Yos Raya Timber - Riau) Oleh EVI SRIBUDMNI IPK 99322 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 BEBAN KERJA FISIK PENYARAD
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011 di Areal Pesawahan di Desa Cibeureum, Kecamatan Darmaga,
Lebih terperinciTEKNIK PENYARADAN KAYU
TEKNIK PENYARADAN KAYU Penyaradan kayu adalah kegiatan memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn) atau ke pinggir jalan angkutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengangkutan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan
III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di lahan kering Leuwikopo, Bogor. Pengambilan data penelitian dimulai tanggal 29 April 2009 sampai 10 Juni 2009. B. Peralatan
Lebih terperincitenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.
1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja
Lebih terperinciOrganisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:
Organisasi Kerja Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Organisasi Kerja Organisasi kerja terutama menyangkut waktu kerja; waktu istirahat;
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS
1 Pendahuluan A. Definisi B. Sejarah 1. Definisi psikologi rekayasaan (ergonomi) C. Dasar ilmuan dari Psikologi 2. Sejarah psikologi rekayasaan (ergonomi) Kerekayasaan D. Studi tentang sistem rja secara
Lebih terperinciBEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2
BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2 BEBAN KERJA Tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan, massa otot beratnya hampir ½ berat badan, memungkinkan dpt menggerakan tubuh Setiap beban kerja
Lebih terperinciFaal Kerja (Fisiologis) Nurjannah
Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu industri dalam melaksanakan proses produksi dan mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan
TINJAUAN PUSTAKA Pemanenan Hasil Hutan Pemanenan kayu menurut Conway (1987) adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan pengeluaran kayu dari hutan ketempat
Lebih terperinciKonsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur
Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan berupa getah karet akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemanenan Hasil Hutan Pemanenan kayu sebagai salah satu kegiatan pengelolaan hutan pada dasarnya merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengubah pohon
Lebih terperinciPengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin
ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Masa Kerja Masa kerja dihitung dari hari pertama masuk kerja sampai dengan saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja
Tatap muka ke : 13 POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA Tujuan Instruksional Umum : Memberikan pengetahuan tentang penggunaan energi mekanik yang dihasilkan dari proses metabolisme
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu data denyut jantung pada saat kalibrasi, denyut jantung pada saat bekerja, dan output kerja. Semuanya akan dibahas pada sub bab-sub
Lebih terperinciPENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS
PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MANUFAKTUR/JASA LOGO Pengukuran konsumsi energi Kemampuan manusia utk melaksanakan kegiatan tergantung
Lebih terperinciKegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar
Kegiatan Belajar -6 Modul 4: Konsumsi Energi Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Modul-4, data M Arief Latar 1 I. PENDAHULUAN Modul-4, data M Arief Latar 2 Pengantar Jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KELELAHAN 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang diciptakan dengan tubuh yang memiliki bagian dengan fungsinya masing-masing untuk menunjang kehidupan. Tubuh manusia juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada
Lebih terperinciTEKNIK PENGANGKUTAN KAYU DI HUTAN RAWA GAMBUT (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop.
TEKNIK PENGANGKUTAN KAYU DI HUTAN RAWA GAMBUT (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop. Sumatera Selatan) MUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL
PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL Otong Andi Juhandi (30402785) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Kontak Person : Otong Andi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat kesehatan karyawan dan kenyamanan kerja dapat mencerminkan keseriusan suatu perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Ditinjau dari sisi ergonomi,
Lebih terperinciENERGI. Universitas Gadjah Mada
ENERGI Energi Bahan Pangan Energi adalah kapasitas untuk mengerjakan sesuatu untuk mengerjakan sesuatu kegiatan dan dalam hal ini energi mengalami transformasi menjadi jenis energi yang sesuai dengan jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerakan yang dilakukan oleh tangan manusia. Gerakan tangan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh beban tubuh, memungkinkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan pada mereka. Keadaan tersebut
Lebih terperinciBAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan
Lebih terperinciMODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET
MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,
Lebih terperinciMODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE
MODUL II PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE 2.1. Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum, praktikan diharapkan : a. Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia
Lebih terperinciPENGANTAR DAN KONSEP DASAR ERGONOMI RONI KASTAMAN MATERI 1 PERTEMUAN 1
PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ERGONOMI RONI KASTAMAN MATERI 1 PERTEMUAN 1 PENGANTAR ERGONOMI MENGAPA PERLU ERGONOMI? ERGO asal kata ERGON = Kerja NOMi asal kata NOMOS = hukum Ergonomi berkaitan dengan disain
Lebih terperinciSEJARAH & PERKEMBANGAN
Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang dikembangkan pada tipe
Lebih terperinciHidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8
5 Hidup Sehat Pola hidup akan menentukan kualitas kesehatan seseorang. Pola hidup yang baik akan membawa seseorang pada kesehatan jasmani. Sebaliknya, pola hidup yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah.
Lebih terperinciSTUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM
STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM Muhdi, *) Abstract The objective of this research was to know the productivity skidding by tractor of Komatsu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,
Lebih terperinciTEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA
TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA Konsep Dasar Latihan Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1
Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan
Lebih terperinciBab III PERENCANAAN PEMANENAN HASIL HUTAN
Bab III PERENCANAAN PEMANENAN HASIL HUTAN Sebelum kegiatan pemanenan kayu dapat dilaksanakan dihutan secara aktual, maka sebelumnya harus disusun perencanaan pemanenan kayu terlebih dahulu. Perencanaan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Tegakan Sebelum Pemanenan Kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) dilakukan untuk mengetahui potensi tegakan berdiameter 20 cm dan pohon layak tebang.
Lebih terperinciSuharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY
Latihan aerobik bertujuan untuk memperbaiki kinerja aerobik dan anaerobik. Kinerja aerobik dan anaerobik ini dapat dicapai melalui konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) Endurance training merupakan model
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Ekor Tipis Domba Ekor Tipis (DET) merupakan domba asli Indonesia dan dikenal sebagai domba lokal atau domba kampung karena ukuran tubuhnya yang kecil, warnanya bermacam-macam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kesadaran bagi pihak perusahaan dan tenaga kerja telah diatur dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Cultivator Mesin pertanian yang digunakan adalah cultivator Yanmar tipe Te 550 n. Daya rata - rata motor penggerak bensin pada cultivator ini sebesar 3.5 hp (putaran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik merupakan setiap gerakan
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI
ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah
TINJAUAN PUSTAKA Kegiatan Penebangan (Felling) Penebangan merupakan tahap awal kegiatan dalam pemanenan hasil hutan yang dapat menentukan jumlah dan kualitas kayu bulat yang dibutuhkan. Menurut Ditjen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu mengembangkan seluruh fungsional kemampuannya. Mereka memberikan sumbangan kepada masyarakat yang lain agar hidup
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Ayam tipe medium atau disebut juga ayam tipe dwiguna selain sebagai ternak penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging (Suprianto,2002).
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Faktor manajemen lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi fisiologis ternak akan membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap
Lebih terperinciII B. Sistem Kerja dan Kontrol pada Manusia
II B. Sistem Kerja dan Kontrol pada Manusia Sistem komunikasi utama dalam tubuh manusia: Sistem Syaraf Perangkat Penunjang: Otot Perangkat sensor tubuh (panca indera) Berfungsi mengontrol keseimbangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Detaseman Kavaleri Berkuda (Denkavkud) berada di Jalan Kolonel Masturi, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciTEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan tubuh kita tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang kita konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan. Dengan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciBAB II ANCANGAN ERGONOMI. : Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat menjelaskan cakupan dan rekanan Ergonomi.
BAB II ANCANGAN ERGONOMI Pertemuan ke: 1-2 TIK 2 Pokok Bahasan Deskripsi singkat : Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat menjelaskan cakupan dan rekanan Ergonomi. : Ancangan Ergonomi : Pertemuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyerapan karbon oleh hutan dilakukan melalui proses fotosintesis. Pada proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang penting untuk kehidupan manusia karena hutan memiliki fungsi sosial, ekonomi dan lingkungan. Fungsi lingkungan dari hutan salah
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta terletak di Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih banyak kurang gerak sehingga
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA
PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prinsip Kesiapan Prinsip Partisipasi Aktif Berlatih Prinsip Multilateral Prinsip Kekhususan (Spesialisasi) Prinsip Individualisasi Prinsip
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN TULIS TAHUN PELAJARAN 2015 Jenjang Pendidikan Mata Pelajaran Kurikulum Jumlah Soal Waktu No 1 2 3 4 5 Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,
Lebih terperinciPada dasarnya proses dari sebuah engine dapat dituliskan dengan persamaan
BAB-6 MACHINES MACHINES Peralatan yang menggunakan daya untuk melakukan tugas tertentu. Pada kepentingan tertentu alat tersebut dinamakan engines Yang memiliki kemampuan untuk merubah berbagai macam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil kayu merupakan kegiatan yang paling berat. Kegiatan pemanenan hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan di bidang kehutanan termasuk pekerjaan yang berat dan berbahaya. Sessions (2007) juga menjelaskan bahwa pekerjaan di bidang kehutanan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kerja Pengertian atau definisi dari kerja adalah semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011 di Bengkel Daud Teknik, Cibereum, Bogor. B. Tahapan Penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO Akmal Dwiyana Kau, Sunarto Kadir, Ramly Abudi 1 akmalkau@gmail.com Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat
Lebih terperinciRita Patriasih, S.Pd., M.Si Prodi Pendidikan Tata Boga PKK FPTK UPI
Rita Patriasih, S.Pd., M.Si Prodi Pendidikan Tata Boga PKK FPTK UPI Manusia bergerak Sistem tubuh : sirkulasi darah, pernafasan, pencernaan, denyut jantung serta proses-proses fisiologis lainnya. BUTUH
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:
TINJAUAN PUSTAKA Pemanenan Hasil Hutan Conway (1982) dalam Fadhli (2005) menjelaskan bahwa pemanenan kayu merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu dari hutan ke tempat penggunaan
Lebih terperinci