BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode pengumpulan
|
|
- Benny Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode pengumpulan data secara potong lintang (crossectional) untuk menilai hubungan kadar IL- 6 dan PCT pada pasien sepsis Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Patologi Klinik FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan bekerjasama dengan Departemen Anestesiologi & Terapi Intensif FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan, mulai bulan Januari Maret Populasi Penelitian Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien penderita sepsis yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan mulai bulan Januari Maret Subjek penelitian adalah pasien penderita sepsis yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan, serta telah memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan subjek penelitian dihentikan bila jumlah sampel telah tercapai Sampel Penelitian Cara pengambilan sampel penelitian Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif terhadap semua populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian. 47
2 Besar sampel Digunakan rumus besar sampel untuk uji korelasi. Besar sampel ditentukan dengan rumus: n dimana : ( Z P (1 P ) + Z ) P (1 P ) ( 1 α / 2) o o (1 β ) a a ) ( P P ) o a 2 2 Z = deviat baku alpha. utkα = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96 ( 1 α / 2) Z = deviat baku betha. utk β = 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282 ( 1 β ) P 0 = proporsi penderita sepsis berat = 0,495 (49,5 %) (sumber) P = perkiraan proporsi penderita sepsis yang diteliti, sebesar = 0,745 a P0 P a = beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar 0,25 Menurut rumus di atas maka diperlukan sampel minimal sebanyak 38 sampel Kriteria Penelitian Kriteria inklusi 1. Usia > 18 tahun. 2. Penderita sepsis kriteria Bone et.al yang di rawat di RSUP H.Adam Malik Medan. 3. Bersedia mengikuti penelitian Kriteria eksklusi 1. Pasien dengan keganasan. 2. Pasien dengan infeksi kronik. 3. Pasien dengan gangguan sistem imun. 48
3 3.6 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1 Sepsis Respon tubuh terhadap inflamasi sistemik, yang ditandai dua atau lebih keadaan berikut : Suhu > 38 C atau < 36 C. Takikardia (HR > 90 x/menit. Takipnu ( RR > 20 x/ menit) atau PaCO2 < 32 mmhg. Leukosit darah > / µl atau neutrofil batang > 10%. Ditambahkan dengan peningkatan PCT sebagai tanda awal bukti infeksi. (ISDC, 2001) 2 Serum Sampel yang dibutuhkan untuk pemeriksaan tersebut adalah serum yang berasal dari darah pasien. Cara pengambilan sampel serum darah pasien seperti telah dituliskan. 3 PCT PCT merupakan prekursor hormon kalsitonin dan disintesis secara fisiologis oleh sel C tiroid. PCT merupakan protein yang terdiri dari 116 asam amino dengan berat molekul 13 kda. Kalsitonin 49
4 dihasilkan oleh sel C tiroid dan punya peran penting dalam homeostasis kalsium. Gen yang mengkode PCT dikenal sebagai CALC-I yang terletak di lengan pendek kromosom 11. (Meissner, 1996) 4 IL - 6 IL-6 adalah suatu limfokin yang merupakan mediator inflamasi yang dihasilkan oleh rangsangan sel granulosit, megakariosit dan monosit, yang berasal dari sel endotel, fibroblas dan makrofag. Digunakan KIT reagen IL-6, dengan Human IL-6 Elisa. Dalam keadaan normal kadar IL-6 tidak terdeteksi dalam darah.(baratawidjaja, 2004) 3.7 Pelaksanaan Penelitian Pengambilan sampel 1. Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel dipilih secara konsekutif dan memenuhi kriteria inklusi. 2. Subjek penelitian diberi penjelasan tentang tujuan penelitian dan manfaat penelitian tersebut, maka subjek penelitian tersebut diberi penjelasan untuk mengisi surat persetujuan mengikuti penelitian atau inform consent. 3. Dilakukan pemeriksaan IL- 6 dan PCT. 50
5 4. Sampel yang dibutuhkan untuk pemeriksaan tersebut adalah serum darah pasien. Pengambilan sampel darah pasien dilakukan sekali untuk kedua pemeriksaan, yaitu PCT dan IL Pengambilan sampel darah untuk mendapatkan serum dilakukan sebagai berikut: Vakultainer pemeriksaan dibuat identitas pasien untuk mencegah terjadinya kesalahan. Pasanglah torniquet/pengebat pada lengan bagian atas pasien dan mintalah pasien untuk mengepal tangannya. Bersihkan vena yang hendak diambil dengan kapas yang telah di beri alkohol 70%, biarkan kering. Tusuklah vena secara perlahan-lahan dengan spuit. Tariklah penghisap venoject dengan volume darah 5 cc untuk dewasa, lalu suruh pasien melepas kepalan tangannya dan diikuti dengan melepas pengebat. Cabut venoject dari vena diiringi dengan letakkan kapas alkohol pada bekas tusukan dan diberi plester. Cabut tutup jarum venoject lalu tusuk secara vakum kedalam tabung vakutainer. Sampel darah tersebut kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.. Serum yg memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah/keruh (lipemik). Cairan yang paling atas berwarna kuning bening disebut serum. Serum tersebut dipisahkan untuk pemeriksaan PCT dan IL
6 Serum dapat disimpan pada suhu 2-8º C dan dapat bertahan selama 7 hari, suhu -20º C dan dapat bertahan selama 2 bulan di dalam freezer, atau -80º C dapat bertahan selama 6 bulan Pengolahan dan pemeriksaan sampel Pemeriksaan Nilai PCT Pemeriksaan PCT dilakukan dengan menggunakan mini VIDAS BRAHMS PCT. Pemeriksaan PCT dengan mini VIDAS BRAHMS dilakukan dengan prinsip sandwich menggunakan metode ELFA (Enzyme-Linked Fluorescent Assay). Solid Phase Receptacle (SPR) berfungsi sebagai fase padat dan juga sebagai perangkat untuk pipetting. Bagian dalam SPR pada saat produksi dilapisi dengan mouse monoclonal anti-procalcitonin immunoglobulins. Reagen untuk pemeriksaan adalah reagen siap pakai. Strip reagen terdiri dari 10 sumur yang ditutup dengan segel foil berlabel. Tabel 6 : Deskripsi strip PCT Sumur Reagen 1 Sumur untuk sampel Sumur kosong Conjugate: alkaline phosphatase-labeled mouse 5 monoclonal monoclonal anti-human procalcitonin immunoglobulins + pengawet (400 µl) TRIS NaCl Tween (ph 7.3) + pengawet 9 Sumur kosong Reading cuvette dengan substrat: 4-Methylumbelliferyl phosphate (0.6 mmol/l) + 10 diethanolamine (DEA) (0.62 mol/l, atau 6.6%, ph 9.2) + 1 g/l sodium azide (300 µl) Semua tahap pemeriksaan dilakukan secara otomatis oleh alat. Sampel akan ditransfer ke sumur-sumur yang berisi anti-procalcitonin antibodi yang dilabel 52
7 dengan alkaline phosphatase (conjugate). Sampel/campuran conjugate akan dirotasi keluar masuk SPR beberapa kali. Operasi ini akan memungkinkan antigen untuk berikatan dengan imunoglobulin yang dilekatkan pada dinding bagian dalam SPR dan conjugate untuk membentuk sandwich. Senyawa-senyawa yang tidak berikatan akan dieliminasi selama tahap pencucian. Deteksi dilakukan dua tahap. Selama tiap tahap, substrat (4-methyl-umbelliferyl phosphate) dirotasi keluar masuk SPR. Enzim conjugate mengkatalisis hidrolisis dari substrat ini menjadi produk fluorescence yang diukur pada panjang gelombang 450 nm. Intensitas fluorescencesebanding dengan konsentrasi antigen yang ada pada sampel. Pada akhir pemeriksaan, hasil akan dikalkulasikan secara otomatis oleh alat yang dihubungkan dengan dua kurva kalibrasi sesuai dengan dua tahap pendeteksian. Nilai ambang batas fluorescence menentukan kurva kalibrasi yang akan digunakan pada masing-masing sampel. Hasilnya kemudian dicetak. Cara kerja: 1. Siapkan PCT strip dan SPR. 2. Masukkan200 µl Serum ke dalam sumur sampel dari PCT strip. 3. PCT strip kemudian diletakkan pada rak dalam alat mini VIDAS, letakkan SPR pada rak dalam mini VIDAS. 4. scan barcode pada tabung sampel. 5. Jalan pemeriksaan PCT, tekan start. 6. Hasil akan diperoleh selama lebih kurang 20 menit. Hasil akan di print secara otomatis. 53
8 Pemeriksaan nilai IL 6 Bahan Yang Digunakan 1. Reagen (ready to use) 2. Standard diluent (ready to use) 3. Standard (300pg/ml) 4. Special diluent (ready to use) 5. HRP (Horseradish peroxidase)- Conjugate reagent (ready to use) 6. Wash Solution 7. Chromogen Solution A & B (TMB = Tetra Methyl Benzidine) (ready to use) 8. Stop Solution (0,18 M H2SO4) (ready to use) 9. Microplate Sealers ml 100ml pipet reagen Cara Kerja 1. Bahan disiapkan dengan cara : Bila menggunakan serum, memakai Serum Separator Tube (SST) sampel dilakukan sentrifugasi selama 10 menit pada kecepatan 3000 rpm. Pisahkan serum dengan segera dan simpan sampel pada suhu < -20 C. 2. Sebelum menggunakan sampel dan reagen, keluarkan sampel dan reagen tersebut terlebih dahulu, tunggu sampai temperatur sampel turun hingga suhu kamar. 3. Persiapkan standar diluent dengan konsentasi 300; 150; 75, 37,5 ;18,7 ; 0 pg/ml. 54
9 Gambar 9. Grafik kurva standar 4. Setelah bahan disiapkan, siapkan strip mikroplat untuk pemeriksaan. 5. Tambahkan 50 µl bahan special diluent, 10 µl sampel, dan 50 µl Horseradish peroxidase (HRP), inkubasi selama 60 menit. 6. Cuci mikroplat 5 kali dan tambahkan Chromogen Solution A dan B, inkubasi selama 10 menit pada suhu 37º C. 7. Tambahkan 50 µl stop solution, tunggu selama 5 menit. 8. Kalkulasikan 9. Tentukan densitas optiknya dalam 15 menit menggunakan pembaca mikroplat sampai 450 nm. 10. Semuanya dilakukan secara automatic oleh alat Pemantapan kualitas Pemantapan kualitas penting untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan. Untuk itu sebelum melakukan pemeriksaan perlu dilakukan persiapan yang cukup untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan. Prosedur yang harus diperhatikan diantaranya adalah dimulai dari preanalitik, analitik dan post analitik. Pemantapan kualitas dilakukan setiap kali pada saat awal pemeriksaan untuk menjamin ketepatan hasil pemeriksaan yang dikerjakan. Sebelum dilakukan 55
10 pemeriksaan harus dilakukan kalibrasii terhadap alat-alat yang digunakan, agar penentuan konsentrasi zat dapat diketahui. Pemeriksaan yang baik apabila test tersebut memenuhi syarat teliti, akurat dengan batas nilai yang dikeluarkan oleh pabriknya. Ketepatan merupakan prasyarat dari ketelitian. Pemantapan kualitas pemeriksaan PCT Untuk pemantapan kualitas, digunakan dua kontrol yang sudah termasuk di dalam masing-masing VIDAS BRAHMS PCT kit. Kontrol harus segera digunakan setelah kit baru dibuka untuk memastikan kualitas reagen tidak berubah. Kalibrasi juga bisa diperiksa dengan menggunakan kontrol ini. Alat akan mendeteksi kontrol ini sebagai C1 dan C2. Hasil pemeriksaan tidak dapat divalidasi jika nilai kontrol keluar dari batas nilai yang ditentukan. Dengan demikian, pemeriksaan sampel harus diulang kembali. Kalibrasi dilakukan menggunakan dua kalibrator yaitu S1 dan S2 yang disediakan di dalam kit. Kalibrasi harus dilakukan setiap kali membuka reagen baru, setiap master lot data dimasukkan, atau setiap 28 hari. Pemantapan kualitas pemeriksaan Interleukin - 6 Kontrol kualitas untuk dilakukan, dimana ini lazim dilakukan setiap 24 jam, setiap pemakaian reagent kit baru dan setelah selesai kalibrasi. Nilai konsentrasi kontrol harus masuk dalam batas yang ditetapkan untuk menjamin akurasi kadar (Kaplanski G, 2003) (Marin V, 2001). 56
11 3.8 Analisa Data Statistik a. Gambaran karakteristik pada subjek penelitian, yakni penderita sepsis berat di RSUP H Adam Malik disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan. b. Korelasi kadar IL- 6 dan PCT karena data tidak berdistribusi normal, digunakan Spearman rank test. c. Analisa data dilakukan menggunakan program statistik SPSS untuk Windows. d. Untuk semua uji statistik nilai p < 0,05 dianggap signifikan/ bermakna dalam statistik. 57
12 3.9. Kerangka Kerja Pasien Sepsis yang dirawat di ICU RSUP H.Adam Malik Kriteria Eksklusi Kriteria Inklusi Inform concent, Rekam Medik, Anamnesa, pemeriksaan fisik Pemeriksaan Interleukin-6 Pemeriksaan Prokalsitonin Analisa statistik 58
13 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karateristik Subjek Penelitian Dari pasien sepsis berat yang datang berobat dan mendapat rawatan di rawat inap serta ICU RSUP H Adam Malik Medan periode Januari 2016 sampai dengan Maret 2016 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 40 orang. Terhadap 40 orang pasien tersebut dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium dan diberikan penjelasan kepada keluarga serta informed concent terhadap pasien sebagai subjek penelitian dan pihak keluarga. Jumlah subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 26 orang (65%) dan perempuan 14 orang (35%). Rerata umur pada kelompok laki-laki adalah 49,42 ± 18,19, dengan umur termuda 18 tahun dan tertua 79 tahun. Sementara rerata pada kelompok perempuan adalah 57,35 ± 20,73, dengan umur termuda 18 tahun dan tertua 87 tahun. Tabel 7.Data karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Jenis Kelamin n (%) Mean ± SD (tahun) Laki-laki Perempuan 26 (65,00) 14 (35,00) 49,42 ± 18,19 57,35 ± 20, Karakteristik Hasil Pemeriksaan Laboratorium Interleukin-6 (IL-6) dan Procalcitonin (PCT) Median IL-6 subyek pada penelitian ini adalah 47,70 (17, ,0) pg/ml dan Median PCT adalah 61,8 ( 16,28 566,73) ng/ml. 59
14 Tabel 8 Data karakteristik berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Interleukin-6 (IL-6) dan Procalcitonin (PCT) Variabel Median (Min-Max) Interleukin-6 47,70 (17, ,0) Procalcitonin 61,8 ( 16,28 566,73). 4.3 Hubungan antara Interleukin-6 dengan Procalcitonin Pada penelitian ini untuk menguji hubungan antara Interleukin-6 dengan PCT digunakan uji korelasi Spearman. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh nilai r = 0,176 dan nilai p = 0,277, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Interleukin-6 dan PCT. Tabel 9 Koefisien Korelasi antara antara Interleukin-6 dengan Procalcitonin Procalcitonin R P Interleukin-6 0,176 0,277 Pada gambar grafik 11 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola garis lurus yang dibentuk dari sebaran plot yang tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Interleukin-6 dengan PCT. 60
15 Gambar Grafik 11. Korelasi antara antara Interleukin-6 dengan Procalcitonin(PCT) Procalcitonin dalam satuan : ng/ml Interleukin-6 dalam satuan : pg/ml 61
16 BAB V PEMBAHASAN Sepsis berat adalah sebuah sindrom yang dicirikan dengan inflamasi sistemik dan disfungsi organ akut dalam respon terhadap infeksi. (Martin GS, dkk,2005) Diketahui bahwa procalcitonin merupakan perkursor hormon kalsitonin dan disintesis secara fisiologis oleh sel C tiroid. Procalcitonin dipakai sebagai marker inflamasi.(meissner,1996) Interleukin yang berperan sebagai sitokin proinflamasi. Interleukin-6 disekresikan oleh sel T dan makrofag untuk menstimulasi respon imun seperti infeksi. Interleukin-6 berperan penting dalam respon inflamasi akut maupun kronik. (Kaplanski, 2003) Pada keadaan fisiologis, kadar Procalcitonin dan Interleukin-6 rendah bahkan tidak dijumpai, tetapi keduanya akan meningkat pada keadaan infeksi inflamasi berat seperti pada sepsis. (Hatherill, dkk, 1999) Pada penelitian sebelumnya dinyatakan bahwa antara Procalcitonin dan Interleukin-6 dibuktikan bahwa Procalcitonin merupakan parameter yang lebih baik dibandingkan dengan Interleukin-6 untuk menyatakan keadaan sepsis, dan Procalcitonin adalah parameter terbaik dibandingkan parameter- parameter lainnya. (Aikawa N, dkk 2005) Pada penelitian lainnya dinyatakan juga bahwa antara Procalcitonin dan Interleukin-6 tidak ada perbedaan yang signifikan pada keadaan sepsis berat dan Procalcitonin baik dipakai sebagai diagnostic marker pada suatu keadaan sepsis berat tanpa membedakan pasien dengan atau tanpa infeksi bakteri, dan Interleukin- 62
17 6 baik dipakai sebagai prognostic value serta monitoring efektivitas terapi antibiotik pada keadaan sepsis berat. (Raija U, dkk, 2011) Pada penelitian lainnya menyatakan bahwa Procalcitonin memiliki sensitivitas yang paling tinggi dan Interleukin-6 dengan spesifitas yang paling tinggi pada keadaan sepsis/ sepsis berat/ syok sepsis diantara marker lainnya. (Tang et al, 2007) Dimana performa dari Procalcitonin baik digunakan sebagai diagnostik sepsis dengan sensitivitas 93,7% dan spesivisitas 75,2 %. Sedangkan Interleukin-6 dengan performa sensitivitas 74,4 % dan spesivisitas 86,7% pada keadaan sepsis. (Dong W, dkk,2013) Dari data-data penelitian yang telah dipaparkan oleh penulis tersebut di atas, semua penelitian tersebut melakukan penelitian perbadingan kadar serta performa antara PCT dan Interleukin-6 pada keadaan sepsis/sepsis berat, namun belum ada penelitian yang mengemukakan hubungan antar PCT dan interleukin-6 pada keadaan sepsis berat. Hal ini yang menjadi alasan ketertarikan penulis untuk meneliti hubungan kadar PCT dan Interleukin-6 pada keadaan sepsis, dimana telah diketahui sebelumnya dan telah dibuktikan pada penelitian- penelitian sebelumnya bahwa PCT dan Interleukin-6 akan meningkat kadarnya pada keadaan sepsis berat. Setelah dilakukan penelitian pada pasien dengan keadaan sepsis berat di RSUP H Adam Malik Medan periode Januari 2016 sampai dengan Maret 2016, dilakukan pemeriksaan kadar PCT dan Interleukin-6 pada sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan sebelumnya, dilakukan analisa statistik dengan menggunakan SPSS, peneliti menguji hubungan antara PCT dengan Interleukin-6 menggunakan uji korelasi Spearman, diperoleh nilai r = 0,176 dan nilai 63
18 p = 0,277, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara PCT dan Interleukin-6. Pada penelitian ini, dapat dilihat bahwa kadar Interleukin-6 dan PCT ada yang meningkat dan ada pula yang terlihat tidak ada peningkatan pada sampel dengan keadaan sepsis berat. Hal ini disebabkan oleh ketidak seragaman waktu pengambilan sampel pada keadaan sepsis berat, sehingga data tidak homogen dan menjadi tidak spesifik. Seperti yang telah diketahui, penelitian sebelumnya mengemukakan bahwa Interleukin-6 akan meningkat pada 2 jam pertama keadaan sepsis berat dan akan menurun pada periode 6 jam keadaan sepsis berat. Sedangkan PCT diketahui akan meningkat pada 6 jam pertama keadaan sepsis, namun 6 jam sebelumnya tidak terlalu tinggi dan akan menurun pada 12 jam keadaan sepsis berat. 64
19 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Terjadi peningkatan kadar Interleukin-6 pada keadaan sepsis berat. 2. Terjadi peningkatan kadar PCT pada keadaan sepsis berat. 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara PCT dan Interleukin-6 pada keadaan sepsis berat pada penelitian ini. SARAN 1. Perlu dilakukan keseragaman waktu pengambilan sampel untuk penelitian selanjutnya. 65
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain kuasi eksperimental.
61 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain kuasi eksperimental. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized
20 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized Controlled Trial Double Blind pada pasien yang menjalani operasi elektif sebagai subyek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional, rancangan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik observasional, rancangan penelitian cross sectional(potong lintang) dimana variabel bebas dan tergantung diukur
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental murni dimana kelompok perlakuan diberi ekstrak belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) wilayah Pati.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian analitik Jenis Penelitian yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
50 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain quasi experimental studies dengan pendekatan pre test dan post test control group design pada kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional untuk mengetahui kadar MMP 9 dan TNF α pada ketuban pecah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan
BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lakukan di laboratoruium Klinik Katub Demak. Penelitian di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan hasil pemeriksaan asam urat metode test strip dengan metode enzymatic colorimetric. B.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain quasi experimental studies dengan pendekatan pre test dan post test pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi Klinik, dan Ilmu Gizi Klinik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 bulan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Rehabilitasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data pasien
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized controlled trial untuk melihat penurunan kadar interleukin-6 setelah pemberian cairan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan
27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah penelitian analitik diskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Penelitian analitik yaitu penelitian yang hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.
27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium basah Fakultas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi dan Gizi Medik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700811) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
45 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis eksperimental kuasi dengan pendekatan pretestposttest control group design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif tentang kadar bilirubin total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo. B. Tempat
Lebih terperinciPRAKTIKUM ELISA (Enzyme- linked Immunosorbent Assay) Melviana Maya Anjelir Antika. Kamis 9 Januari 2014, pukul
PRAKTIKUM ELISA (Enzyme- linked Immunosorbent Assay) Melviana Maya Anjelir Antika Kamis 9 Januari 2014, pukul 09.00-16.00 I. Tujuan Praktikum: 1. Praktikan mampu mengambil dan mempersiapkan sampel plasma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 1234567Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit Banyumas II,tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu metode atau prosedur untuk mengumpulkan data pada sebuah penelitian (Mukhtar et al., 2011). Penelitian ini merupakan adalah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
37 BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1. Lingkup Ilmu Penelitian ini melingkupi Ilmu Imunologi, Penyakit Infeksi, dan Farmakologi. 4.1.2. Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan pada
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi Kedokteran dan Ilmu Farmakologi-Toksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat
Lebih terperinciLAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1. Premix (PT. Eka Farma, Medan)
LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1 Premix (PT. Eka Farma, Medan) Kandungan Premix Kalsium Fosfor Ferrum Cupprum Manganese Iodin Sodium Chlorida Magnesium Zink Cyanocobalamine Komposisi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700824) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepsis merupakan kondisi yang masih menjadi masalah kesehatan dunia karena pengobatannya yang sulit sehingga angka kematiannya cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi sasaran pada penelitian ini adalah orang sehat/normal, pasien SIRS, dan pasien sepsis dengan usia tahun.
BAB III METODE PENELITIAN III. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. Moewardi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : T.M. Reza Syahputra Henny Gusvina Batubara Tgl Praktikum : 14 April 2016 Tujuan Praktikum : 1. Mengerti prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain uji diagnostik untuk membandingkan sensitivitas dan spesifisitas antara serum NGAL dan serum cystatin C dalam mendiagnosa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang 4.2 Rancangan, Jenis dan Desain penelitian Penelitian menggunakan rancangan/metoda
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016
LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: 157008009) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016 TEMPAT : LABORATORIUM TERPADU LANTAI 2 UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. menjadi 2 kelompok, yaitu 16 orang sebagai kelompok kontrol dan kelompok
BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Eksperimental dengan metode Prepostest Control Group Design. Pada subyek kelompok penelitian ditentukan pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). 3.2. Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Kepakisan Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Srigading Kecamatan Ngablak
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis yang merupakan suatu respon tubuh dengan adanya invasi mikroorganisme, bakteremia atau pelepasan sitokin akibat pelepasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. B. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Perumusan masalah Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di Amerika Serikat dan bertanggung jawab terhadap 1,2% seluruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat variabel yang diteliti akan dibandingkan antara kelompok pasien yang diperiksa menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit peradangan hati akut atau menahun disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh seperti saliva, ASI, cairan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional ( potong lintang ). B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik, Ilmu Obstetri, dan Ilmu Penyakit Infeksi.
Lebih terperinciBab 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi Fakultas
38 Bab 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang obstetri dan ginekologi dan biomolekuler. 4.2 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bagian/SMF
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Unit Rehabilitasi
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain eksperimental. Kelompok penelitian dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut: Kelompok I : chlorhexidine
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis. B. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Dinno Rilando (157008006) Tanggal Praktikum : 14 April 2016 Tujuan Praktikum : Yuliandriani Wannur (157008004)
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba dilakukan dengan membuat proporsi antara ekstrak kulit nanas muda dan masak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba dilakukan dengan membuat proporsi antara ekstrak buah nanas masak, muda dan volume darah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Sepsis merupakan suatu sindrom klinis infeksi yang berat dan ditandai dengan tanda kardinal inflamasi seperti vasodilatasi, akumulasi leukosit, dan peningkatan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian telah dilaksanakan di laboratorium BKP Kelas II Cilegon untuk metode pengujian RBT. Metode pengujian CFT dilaksanakan di laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pengambilan data cross sectional. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi a. Populasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain
49 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menggali apakah terdapat perbedaan
Lebih terperinciMeti Kusmiati, Danil Muharom Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
GAMBARAN KADAR SGOT HATI PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) YANG SEDANG MENJALANI PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI PUSKESMAS KAWALU TASIKMALAYA Meti Kusmiati, Danil Muharom Program Studi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan imunonutrisi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. 3.2 Tempat dan Waktu 3.2.1 Tempat Penelitian dilakukan di unit hemodialisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup ilmu bidang Obstetri dan Ginekologi, dan Mikrobiologi Klinik. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat
Lebih terperinci] 2 (Steel dan Torrie, 1980)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. B. Tempat Penelitian Tempat pemeliharaan dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Mikrobiologi klinik dan infeksi.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi bidang Mikrobiologi klinik dan infeksi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Penelitian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA : RAHMIWITA (157008005) Tanggal Praktikum : 14 April 2016 BINAYANTI NAINGGOLAN (157008008) Tujuan Praktikum 1. Mampu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan uji klinis experimental dengan pendekatan pre test dan post test pada kelompok perlakuan dan kontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu pra eksperimental dengan tipe pre dan post
24 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian design. Penelitian ini merupakan suatu pra eksperimental dengan tipe pre dan post 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Rancangan penelitian
Lebih terperinciPGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep PGK dengan HD Etiologi Compliance (Kepatuhan Pasien, kualitas HD) Asupan cairan Asupan Garam dan nutrisi IDWG BIA Komposisi cairan Status
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric)
1 PEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric) A. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar kalsium darah dengan metode CPC photometric. 2. Mahasiswa akan dapat menganalisis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000 ) dengan kultur in
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian Eksperimental, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Posttest Only Control Design ( Gliner,2000
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik karena mencari perbedaan antara dua variabel yaitu perbedaan darah lengkap kanker payudara positif dan diduga kanker payudara.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik, dengan pendekatan post test design yang menggunakan binatang percobaan sebagai objek penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilakukan di laboratorium klinik Analis Kesehatan fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi a. Populasi target
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
43 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pelaksanaannya validasi dilakukan dengan 2 tahap, tahap pertama adalah uji pendahuluana dan tahap kedua adalah validasi metode analisis dan uji coba dilakukan terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat Penelitian dilakukan di ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode studi pre dan post, single blind dan randomized control trial (RCT). Pengambilan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu pediatri dan ilmu Genetika Dasar.
27 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian ini mencakup bidang ilmu pediatri dan ilmu Genetika Dasar. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Pusat Penelitian Biomedik
Lebih terperinci