BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized"

Transkripsi

1 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized controlled trial untuk melihat penurunan kadar interleukin-6 setelah pemberian cairan resusitasi ringer fundin (ringer asetat malat) dengan ringer laktat terhadap pada pasien sepsis. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan setelah melewati ethical clearance dari komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran / RSUP HAM pada bulan maret 2017 sampai mei Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Target Semua pasien yang didiagnosis sepsis Populasi Terjangkau Semua pasien sepsis yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan dari bulan Maret 2017 sampai mei 2017

2 Sampel Penelitian eksklusi. Bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan 3.4 Besar Sampel Besar sampel dihitung menggunakan formula uji hipotesis beda proporsi untuk dua populasi sebagai berikut: n1 n2 = jumlah sampel RAM = jumlah sampel RL Z = 1,96 (adalah deviat baku pada 0,05) Z = 0,842 (adalah deviat baku ) S1 S2 = standar deviasi larutan RL untuk IL-6 = standar deviasi larutan RAM untuk IL-6 S = simpangan baku yang diambil dari kepustakaan (Andersen, 2013; Ballina, 2009) X1-X2 = selisih rerata IL-6 pada RL dan RAM yang dianggap signifikan Dari perhitungan dengan rumus diatas, maka diperoleh besar sampel: n1= n2= Dengan mempertimbangkan kriteria putus uji 10 % maka n1= n2=18,sehingga keseluruhan sampel berjumlah 36 orang. Berdasarkan jumlah sampel, maka penderita dikelompokkan ke dalam 2 kelompok penelitian, yaitu : Kelompok A : Cairan Ringer Asetat Malat Kelompok B : Cairan Ringer Laktat

3 Cara Pengambilan Sampel Penelitian Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan menggunakan metode consecutive sampling Identifikasi Variabel Variabel bebas : Cairan Ringer laktat dan Cairan Ringer Asetat Malat Variabel terikat :Interleukin Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi Pasien dewasa dengan sepsis, skor Q SOFA > Kriteria Ekslusi Sampel 1. Pasien / keluarga pasien tidak bersedia 2. Pasien dengan riwayat penyakit ginjal 3. Pasien dengan riwayat kelainan fungsi jantung 4. Gangguan sistem imun 5. Pasien dengan riwayat penyakit kanker 6. Terapi obat-obat imunosupresan Kriteria Drop Out Pasien tidak dapat dinilai a. Pasien meninggal dunia selama intervensi dan observasi. b. Pasien dalam masa intervensi dan observasi menyatakan mundur dari penelitian/penarikan informed consent c. Pasien pindah ke rumah sakit luar.

4 Cara Penelitian Penjelasan Kepada Pasien Penjelasan kepada pasien mengenai tujuan, cara, dan manfaat pemeriksaan ini serta mengenai dan selanjutnya pada pasien yang akan menjadi sampel terlebih dahulu menandatangani informed consent Pencatatan Data Dasar 1. Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di IGD dan ICU RSUP H. Adam Malik Medan seperti nama, jenis kelamin, tempat/ tanggal lahir, alamat, nomor telepon, dan pekerjaan. 2. Diagnosis klinis sepsis ditegakkan oleh peneliti bersama dengan pembimbing di RSUP H. Adam Malik Medan Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat a. Lembar observasi pasien b. Termometer dengan nama dagang omron c. Stethoscope dengan nama dagang littman d. Pengukur panjang badan e. Alat tulis f. Kertas coklat g. Kalkulator h. Set infus i. Kateter vena no 18 G j. Urine kateter

5 40 2. Bahan a. Cairan Ringer Laktat Dengan nama dagang Ringer Laktat yang diproduksi oleh PT. B Braun b. Cairan Asetat Malat Dengan nama dagang Ringer Fundin yang diproduksi oleh PT. B Braun Cara Pemeriksaan 1. Setelah mendapat informed consent dan disetujui oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok larutan ringer laktat dan larutan ringer asetat malat. Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan kadar IL-6, kelompok 1 mendapatkan larutan Asetat Malat 30ml/kgbb dan kelompok lainnya mendapatkan larutan Ringer Laktat 30ml/kgbb setelah dilakukan resusitasi cairan 3 jam kemudian dilakukan pemeriksaan kadar IL Randomisasi dilakukan dengan cara blok, masing-masing sekuens terdiri dari 6 subjek, dengan jumlah kemungkinan kombinasi sekuens sebanyak 7. Kemudian dijatuhkan pena di atas angka random. Angka yang ditunjuk oleh pena tadi merupakan nomor awal untuk menentukan sekuens yang sesuai. Kemudian dipilih 7 pasangan angka di bawah dari pasangan angka pertama tadi sehingga diperoleh jumlah sekuens yang sesuai dengan besar

6 41 jumlah sampel. Kemudian sekuens yang diperoleh disusun secara berurutan sesuai dengan nomor amplop. 4. Cairan disiapkan oleh relawan yang melakukan randomisasi (peneliti tidak mengetahui komposisi obat yang diberikan). 5. Dilakukan pemeriksaan panjang badan oleh peneliti, untuk dapat menghitung Predicted Body Weight 6. Pemeriksaan kadar IL-6 terhadap kedua kelompok dilakukan sebelum dan setelah resusitasi cairan 30ml/kgbb dengan larutan Ringer Asetat Malat dan larutan Laktat. 7. Pemeriksaan meliputi vital sign, urine out put penderita dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar IL Selama pasien menerima perlakuan dinilai toleransi apakah pasien toleran atau intoleran. 9. Pemantauan efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian larutan Asetat Malat dan larutan Ringer Laktat. 10. Pemeriksaan IL-6 dilakukan setelah dan sesudah diberikan cairan ringer laktat dan ringer asetat malat kemudian darah vena diambil sebanyak 3 ml oleh peneliti dan dimasukkan ke dalam tabung SST. Tabung dibolak-balik perlahan hingga darah homogen. Kemudian sampel diberikan ke Laboratorium Klinik RSUP HAM untuk segera dilakukan sentrifuge 1000 g (sekitar 3000 rpm) selama 15 menit. Serum dipisahkan dan dimasukkan ke dalam 3 tabung sampel masing-masing 0,5 ml. Diberi identitas, nama, tanggal, dan jenis pemeriksaan. Kemudian tabung sampel dibekukan dan disimpan dalam suhu -20ºC.

7 Setelah sampel terkumpul dilakukan uji ELISA oleh Laboratorium Klinik RSUP HAM, hasil data pengamatan pada kedua kelompok dibandingkan secara statistik. 12. Penelitian dihentikan apabila subjek penelitian menolak untuk berpartisipasi lebih lanjut, terjadi kegawatdaruratan jalan nafas, jantung, paru, otak yang mengancam jiwa Definisi Operasional 1. Ringer Asetat malat Definisi : Cairan yang memiliki kadar elektrolit yang mendekati kadar elektrolit plasma untuk mencegah terjadinya gangguan elektrolit dan gangguan metabolisme Alat ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan) Cara ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan) Hasil ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan) Skala ukur: Nominal 2. Ringer laktat Definisi : adalah cairan yang isotonis dengan darah merupakan cairan kristaloid. Ringer laktat digunakan diantaranya untuk luka bakar, syok, dan cairan preload pada operasi. Alat ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan) Cara ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan) Hasil ukur : Mili liter (berdasarkan label di kemasan) Skala ukur: Nominal

8 43 3. Interleukin (IL)-6 Definisi : sitokin proinflamasi yang peningkatan kadarnya pada reaksi inflamasi terjadi lebih awal dibandingkan sitokin lain dan memiliki waktu paruh lebih panjang sehingga sangat berguna sebagai marker aktivasi sitokin proinflamasi Alat ukur : ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) Cara ukur : melihat kadar dari hasil pemeriksaan laboratorium ELISA Hasil ukur : pg/ml Skala ukur: Numerik 4. Sepsis Definisi : Pasien dengan umur tahun dengan diagnosa sepsis berdasarkan dengan kriteria qsofa Alat ukur : skor qsofa Cara ukur : menghitung atau melihat tabel qsofa yang telah ditentukan Hasil ukur : Skala ukur: Numerik 5. EGDT adalah merupakan penatalaksanaan resusitasi pada pasien sepsis dan syok septik berguna untuk menurunkan tingkat mortalitas pada pasien sepsis dalam 6 jam.

9 44 3 jam pertama : pemeriksaan laktat, pemeriksaan kultur, pemberian antibiotic, pemberian cairan kristaloid 30 ml/kgbb. 3 jam berikutnya : pemberian vasopressor jika terdapat hipotensi persisten ( resusitasi cairan tidak berhasil), pemasangan CVC trget CVP 8-12 mmhg, pemeriksaan ScVO2, pemerikksaan laktat ulang Analisis Data a. Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, data tersebut diperiksa randomized controlled trial data tersebut diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. b. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai p>0,05 setelah dianalisa dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. c. Membandingkan beda nilai rata-rata antara 2 kelompok dilakukan dengan uji statistik T-test jika data terdistribusi normal dan Mann-Whitney jika data tidak terdistribusi normal. d. Untuk mengetahui perbedaan rerata sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan t-test berpasangan jika data terdistribusi normal dan menggunakan uji wilcoxon bila data tidak terdistribusi normal. e. Batas kemaknaan yang diambil p<0.05 dengan interval kepercayaan 95%.

10 Kerangka Operasional POPULASI INKLUSI EKSLUSI SAMPEL A B IL-6 T0 IL-6 Resusitasi dengan larutan asetat malat 30 ml/kgbb 3 Jam Resusitasi dengan larutan ringer laktat 30 ml/kgbb IL-6 Periksa Ulang (T1) IL-6 ANALISA DATA Gambar 3.1 Kerangka Operasional

11 46 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini diikuti oleh 40 orang pasien sepsis yang telah memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi dua kelompok dengan jumah yang sama banyak, masing-masing berjumlah 20 orang. Subyek berjenis kelamin laki-laki pada kelompok yang menerima ringer asetat malat berjumlah 10 orang (50%) dan pada kelompok yang menerima ringer laktat berjumlah 9 orang (45%). Usia subyek di 2 kelompok masing-masing dengan rerata usia 42,85 tahun dan 42,5 tahun. Subyek dengan suku Batak dominan (50%) pada kelompok yang mendapat ringer asetat malat begitu pula pada kelompok yang mendapat ringer laktat berjumlah 8 orang (40%). Kebanyakan subyek di dua kelompok beragama Islam, sebanyak 12 orang (60%) pada kelompok ringer asetat malat dan 14 orang (70%) pada kelompok ringer laktat. Tabel 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik Subyek Ringer Asetat Malat (n=20) Ringer Laktat (n=20) Jenis Kelamin, n (%) Laki-laki 10 (50) 9 (45) 1,000 a Perempuan 10 (50) 11 (55) Usia, rerata (SD), tahun 42,85 (9,86) 42,5 (8,65) 0,906 b Suku, n (%) Batak 10 (50) 8 (40) 0,539 c Jawa 5 (25) 7 (35) Karo 3 (15) 5 (25) Melayu 1 (5) 4 (20) Minang 1 (5) 1 (5) Agama, n (%) Islam 12 (60) 14 (70) 0,507 c Kristen 8 (40) 6 (30) a Fisher s Exact, b T Independent, c Chi Square p

12 Perbedaan Parameter Hemodinamik Tabel 4.2 menampilkan hasil pemeriksaan parameter hemodinamik sebelum dan sesudah pemberian terapi cairan. Tidak ditemukan perbedaan rerata yang signifikan seluruh parameter hemodinamik antara dua kelompok studi (p>0,05). Tabel 4.2. Perbedaan Parameter Hemodinamik Antara Kelompok Ringer Asetat Malat dan Ringer Laktat Pre dan Post Intervensi Parameter Hemodinamik Ringer Asetat Malat (n=20) Ringer Laktat (n=20) Tek. Darah Sistolik, rerata (SD), mmhg Pre Intervensi 94,95 (10,49) 97,50 (7,71) 0,339 a Post Intervensi 106,55 (8,03) 106,65 (9,10) 0,387 a Tek. Darah Diastolik, rerata (SD), mmhg Pre Intervensi 57,35 (5,46) 56,30 (5,33) 0,462 b Post Intervensi 65,80 (5,14) 63,10 (5,44) 0,159 b Frekuensi Nadi, rerata (SD), x/m Pre Intervensi 108,20 (15,16) 104,50 (12,12) 0,524 b Post Intervensi 92,75 (12,50) 93,55 (11,92) 0,674 b Kesadaran, n (%) Pre Intervensi Apatis 2 (10) 2 (10) 1,000 c CM 16 (80) 16 (80) Somnolen 2 (10) 2 (10) Post Intervensi Apatis 1 (5) 1 (5) 1,000 c CM 19 (95) 19 (95) Frekuensi Nafas, rerata (SD), x/m Pre Intervensi (2.04) 23.7 (1.59) b Post Intervensi 21.9 (2.25) (5.28) b a T Independent, b Mann Whitney, c Chi Square p

13 48 Tabel 4.3 Perbandingan Parameter Hemodinamik Antara Kelompok Ringer Asetat Malat dan Ringer Laktat Pre dan Post Intervensi Parameter Ringer Asetat Ringer p Hemodinamik Malat (n=20) Laktat (n=20) p Tek. Darah Sistolik, rerata (SD), mmhg Pre Intervensi 94,95 (10,49) <0,001 a 97,50 (7,71) <0,001 a Post Intervensi 106,55 (8,03) 106,65 (9,10) Delta TDS, rerata (SD), 11,60 (6,30) 9,15 (6,35) 0,106 c mmhg Tek. Darah Diastolik, rerata (SD), mmhg Pre Intervensi 57,35 (5,46) <0,001 b 56,30 (5,33) <0,001 b Post Intervensi 65,80 (5,14) 63,10 (5,44) Delta TDD, rerata (SD), 8,45 (3,68) 6,80 (5,12) 0,095 c mmhg Frekuensi Nadi, rerata (SD), x/m Pre Intervensi 108,20 (15,16) <0,001 b 104,50 (12,12) <0,001 b Post Intervensi 92,75 (12,50) 93,55 (11,92) Delta F. Nadi, rerata 15,45(10,22) 10,95 (6,18) 0,173 c (SD), x/m Frekuensi Nafas, rerata (SD), x/m Pre Intervensi 24,95 (2,04) 0,001 b 23,7 (1,59) 0,001 b Post Intervensi 21,9 (2,25) 22,15 (5,28) Delta Frekuensi Nafas, rerata (SD), x/m 2,15 (2,46) 1,55 (5,15) 0,542 c a T Dependent, b Wilcoxon, c Mann Whitney Rerata tekanan darah sistolik maupun diastolik meningkat secara signifikan di dua kelompok studi (p<0,05). Rerata tekanan darah sistolik pada kelompok ringer asetat malat sebelum terapi adalah 94,95 mmhg. Setelah terapi meningkat menjadi 106,55 mmhg. Sementara itu pada kelompok yang memperoleh ringer laktat, tekanan darah sistolik meningkat dari 97,50 mmhg sebelum terapi menjadi 106,65 mmhg setelah terapi. Meskipun, peningkatan tekanan darah sistolik pada kelompok ringer asetat malat lebih tinggi dengan rerata peningkatan sebesar 11,60 mmhg dan kelompok ringer laktat dengan peningkatan rerata sebesar 9,15 mmhg, namun setelah dianalisis dengan uji Mann Whitney tidak ditemukan perbedaan rerata yang signifikan (p=0,106).

14 49 Tek. Darah Sistolik, mmhg ,65 106,55 97,5 94,95 Pre Intervensi Post Intervensi Ringer Asetat Malat Ringer Laktat Gambar 4.1 Perbedaan Rerata Tek. Darah Sistolik Sebelum dan Sesudah Terapi Cairan Rerata tekanan darah diastolik pada kelompok ringer asetat malat sebelum terapi adalah 57,35 mmhg. Setelah terapi meningkat menjadi 65,80 mmhg. Sementara itu pada kelompok yang memperoleh ringer laktat, tekanan darah diastolik meningkat dari 56,30 mmhg sebelum terapi menjadi 63,10 mmhg setelah terapi. Meskipun, peningkatan tekanan darah diastolik pada kelompok ringer asetat malat lebih tinggi dibandingkan kelompok ringer laktat, namun setelah dianalisis dengan uji Mann Whitney tidak ditemukan perbedaan rerata yang signifikan (p=0,095) ,8 66 Tek. Darah Diastolik, mmhg ,35 56,3 63,1 Ringer Asetat Malat Ringer Laktat 50 Pre Intervensi Post Intervensi Gambar 4.2 Perbedaan Rerata Tek. Darah Diastolik Sebelum dan Sesudah Terapi Cairan

15 50 Tidak berbeda dengan yang terjadi dengan frekuensi nadi, terjadi penurunan frekuensi nadi yang signifikan di dua kelompok (p<0,001) dengan penurunan terbesar terjadi pada kelompok ringer asetat malat. Namun, besar perubahan frekuensi nadi tidak berbeda pada dua kelompok (p=0,173) ,2 Frek. Nadi, x/menit ,5 92,75 93,55 Ringer Asetat Malat Ringer Laktat 85 Pre Intervensi Post Intervensi Gambar 4.3 Perbedaan Rerata Frekuensi Nadi Sebelum dan Sesudah Terapi Cairan Frek. Nafas, x/menit 25, , , , , , ,95 23,7 Pre Intervensi 22,15 21,9 Post Intervensi Ringer Asetat Malat Ringer Laktat Gambar 4.4 Perbedaan Rerata Ferkuensi Nafas Sebelum dan Sesudah Terapi Cairan

16 51 Hasil pemeriksaan frekuensi nafas juga menunjukkan terjadi penurunan frekuensi nadi yang signifikan di dua kelompok (p<0,001) dengan penurunan terbesar terjadi pada kelompok ringer asetat malat. Namun, besar perubahan frekuensi nafas tidak berbeda pada dua kelompok (p=0,311). 4.3 Perbedaan Kadar Interleukin 6 Tabel 4.4 Perbedaan Interleukin 6 Antara Kelompok Ringer Asetat Malat dan Ringer Laktat Pre dan Post Intervensi Kadar Interleukin 6 Ringer Asetat Malat Ringer Laktat (n=20) (n=20) p* Pre Intervensi 47,94 (86,63) 47,84 (97,96) 0,499 Post Intervensi 25,29 (56,86) 42,82 (89,68) 0,005 *Mann Whitney Rerata kadar interleukin 6 sebelum intervensi pada kelompok ringer asetat malat adalah 47,94 (SD=86,63) sedangkan pada kelompok ringer laktat dengan rerata 47,84 (SD=97,76). Dengan menggunakan uji Mann Whitney diperoleh hasil tidak ditemukan perbedaan yang signifikan untuk kadar interleukin 6 antara kelompok ringer asetat malat dan ringer laktat sebelum pemberian terapi (p>0,499) ,94 Interleukin ,29 Ringer Asetat Malat 10 0 Pre Intervensi Post Intervensi Gambar 4.5 Perbedaan Rerata Interlukin 6 Sebelum dan Sesudah Terapi Ringer Asetat Malat

17 ,84 Interleukin ,82 Ringer Laktat Pre Intervensi Post Intervensi Gambar 4.6 Perbedaan Rerata Interlukin 6 Sebelum dan Sesudah Terapi Ringer Laktat Tabel 4.5 Perbandingan Interleukin 6 Antara Kelompok Ringer Asetat Malat dan Ringer Laktat Pre dan Post Intervensi Kadar Ringer Asetat Ringer Laktat p Interleukin 6 Malat (n=20) (n=20) p* Pre Intervensi 47,94 (86,63) <0,001 a 47,84 (97,96) <0,001 a Post Intervensi 25,29 (56,86) 42,82 (89,68) Delta Kadar Interleukin 6 22,65 (31,78) 5,02 (8,72) <0,001 b a Wilcoxon, b Mann Whitney Rerata kadar interluekin 6 sebelum pemberian ringer asetat malat adalah 47,94 (SD=86,63) dan setelah pemberian ringer asetat malat mengalami penurunan menjadi 25,29 (56,86). Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan perbedaan rerata yang signifikan kadar interleukin 6 antara sebelum dan sesudah pemberian ringer asetat malat (p<0,001). Sedangkan, pada kelompok yang menerima ringer laktat, juga didapatkan penurunan kadar interleukin, sebelum pemberian ringer laktat, rerata kadar interleukin 6 adalah 47,84 (SD=97,96). Setelah pemberian ringer laktat menjadi 42,82 (SD=89,68).

18 53 60 Interleukin ,94 47,84 42,82 25,29 Ringer Asetat Malat Ringer Laktat 10 0 Pre Intervensi Post Intervensi Gambar 4.7 Perbandingan Rerata Interlukin 6 Sebelum dan Sesudah Terapi Cairan Penurunan kadar interleukin 6 pada kelompok ringer asetat malat adalah 22,65 (SD=31,78) jauh lebih besar dibandingkan penurunan kadar interleukin 6 pada kelompok ringer laktat dengan penurunan hanya sebesar 5,02 (SD=8,72). Hasil analisis menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan rerata penurunan kadar interleukin 6 yang signifikan antara kelompok ringer asetat malat dan ringer laktat (p<0,001).

19 54 BAB 5 PEMBAHASAN Pada pasien dengan sepsis, terjadi hipoperfusi jaringan dan pelepasan mediator-mediator inflamasi. Hal ini yang nantinya akan diresusitasi dengan cairan 30 cc/kgbb sesuai Surviving Sepsis Campaign Penggunaan cairan yang direkomendasikan adalah menggunakan kristaloid. Sedangkan kristaloid yang menjadi ulasan pada penelitian ini adalah Ringer Laktat dan Ringer Asetat Malat. Pada penelitian yang dilakukan pada rentang waktu Maret 2017 sampai mei 2017, sebanyak 40 pasien digolongkan menjadi dua kelompok sama besar. Kelompok A mendapat perlakuan resusitasi dengan Ringer Asetat Malat dan kelompok B mendapat perlakuan berupa resusitasi dengan Ringer Laktat. Usia rata-rata subjek di kelompok A dan B adalah masing-masing dan Karakteristik suku menunjukkan suku Batak merupakan yang paling dominan di kedua kelompok yakni 50% di kelompok A dan 40% di kelompok B. islam merupakan agama yang terbanyak di antara kelompok sampel yaitu 12 orang (60%) dan 14 orang (70%) di kelompok A dan B. Pada penelitian ini dapat dinilai bahwa terjadi peningkatan rata-rata tekanan darah sistolik pada kedua kelompok penelitian, baik kelompok A dan B secara signifikan. Angka rerata tekanan darah sistolik pada kelompok ringer asetat malat meningkat dari 94,95 mmhg menjadi 106,55 mmhg. Pada kelompok yang memperoleh ringer laktat, tekanan darah sistolik meningkat dari 97,50 mmhg menjadi 106,65 mmhg. Perbedaan peningkatan tekanan darah sistolik pada kedua kelompok ini tidak signifikan (p=0,106). Hal ini sejalan dengan penelitian Mira (2015) dan Rochwerg (2015) yang menyatakan bahwa pemberian kristaloid merupakan pilihan utama dalam penanganan sepsis yang menurunkan angka mortalitas

20 55 Hal serupa tampak pada peningkatan rata-rata tekanan darah diastolik yaitu 57,35 mmhg menjadi 65,80 mmhg pada kelompok A. Pada kelompok B, tekanan darah diastolik meningkat dari 56,30 mmhg menjadi 63,10 mmhg setelah terapi. Peningkatan tekanan darah diastolik pada kelompok ringer asetat malat lebih tinggi dibandingkan kelompok ringer laktat, namun setelah dianalisis dengan uji Mann Whitney tidak ditemukan perbedaan rerata yang signifikan (p=0,095). Hal ini juga sejalan dengan penelitian-penelitian pendahulu yaitu Mira (2015) dan Rochwerg (2015) Didapati penurunan frekuensi nadi yang signifikan di dua kelompok (p<0,001) dengan penurunan terbesar terjadi pada kelompok ringer asetat malat. Namun, besar perubahan frekuensi nadi tidak berbeda pada dua kelompok (p=0,173). Hal serupa juga dijumpai pada pemeriksaan frekuensi nafas, juga menunjukkan terjadi penurunan frekuensi nadi yang signifikan di dua kelompok (p<0,001) dengan penurunan terbesar terjadi pada kelompok ringer asetat malat. Namun, besar perubahan frekuensi nafas tidak berbeda pada dua kelompok (p=0,311). Hasil analisis menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan rerata penurunan kadar interleukin 6 yang signifikan antara kelompok ringer asetat malat dan ringer laktat (p<0,001). Rerata kadar interlukin 6 sebelum pemberian ringer asetat malat adalah 47,94 (SD=86,63) dan setelah pemberian ringer asetat malat mengalami penurunan menjadi 25,29 (56,86). Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan perbedaan rerata yang signifikan kadar interleukin 6 antara sebelum dan sesudah pemberian ringer asetat malat (p<0,001). Sedangkan, pada kelompok yang menerima ringer laktat, juga didapatkan penurunan kadar interleukin, sebelum pemberian ringer laktat, rerata kadar interleukin 6 adalah 47,84 (97,96). Setelah pemberian ringer laktat menjadi 42,82 (89,68). Penurunan kadar interleukin 6 pada kelompok ringer asetat malat adalah

21 56 22,65 (31,78) jauh lebih besar dibandingkan penurunan kadar interleukin 6 pada kelompok ringer laktat dengan penurunan hanya sebesar 5,02 (8,72). Hal ini dapat dibandingkan dengan penelitian Wei Dong (2015) yang sejalan dengan menunjukkan penurunan kadar IL-6 secara signifikan dengan penggunaan Ringer Sodium Piruvat. Pada penelitian tersebut dinyatakan pula bahwa penggunaan cairan kristaloid tersebut akan menurunkan angka mortalitas, sesuai dengan perubahan hemodinamik yang dihasilkan setelah resusitasi. Dan juga sejalan dengan penelitian Zdenek zadak, dkk (2010) yang menyatakan Ringerfundin lebih stabil terhadap efek metabolic, yang tidak meningkatkan konsumsi oksigen atau total kebutuhan energi Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan ditemukan hubungan yang signifikan pada pemberian cairan Ringer Asetat Malat dan Ringer laktat dengan perubahan parameter hemodinamik dan IL-6 meskipun dengan variasi kemaknaan. Tampak dari hasil penelitian ini bahwa pemberian Ringer Asetat Malat secara nyata mempengaruhi penurunan kadar IL-6 lebih besar dibandingkan pemberian Ringer Laktat.

22 57 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada pasien sepsis dengan membandingkan pemberian cairan kristaloid Ringer Asetat Malat dan Ringer Laktat dapat disimpulkan: 1. Terdapat penurunan kadar IL-6 sebelum 47,94 (86,63) dan setelah pemberian cairan Ringer Asetat Malat 25,29 (56,86) pada pasien sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan (RSUP HAM) 2. Terdapat penurunan kadar IL-6 sebelum 47,84 (97,96) setelah pemberian cairan Ringer Laktat 42,82 (89,68) pada pasien sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan (RSUP HAM) 3. Penurunan kadar IL-6 setelah pemberian cairan Ringer Asetat Malat 22,65 (31,78) lebih besar dibandingkan penurunan kadar IL-6 setelah pemberian cairan ringer laktat 5,02 (8,72) pada pasien sepsis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam malik Medan (RSUP HAM)

23 SARAN 1. Pemberian cairan Ringer Asetat Malat dapat direkomendasikan sebagai pilihan cairan kristaloid pada pasien sepsis. 2. Sebaiknya dilakukan penelitian selanjutnya dengan menilai efek cairan terhadap biomarker-biomarker sepsis lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain uji double blind, randomized controlled clinical trial. 3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized 20 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized Controlled Trial Double Blind pada pasien yang menjalani operasi elektif sebagai subyek

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENELITI. : Jl. Budi Pembangunan II no : 14, Medan Nama Ayah : H. dr. Ramlis B. Alimin, SpMK Nama Ibu : Hj. Hartati

RIWAYAT HIDUP PENELITI. : Jl. Budi Pembangunan II no : 14, Medan Nama Ayah : H. dr. Ramlis B. Alimin, SpMK Nama Ibu : Hj. Hartati 71 Lampiran 1 RIWAYAT HIDUP PENELITI Nama : dr. Muhammad Fikri NIM : 1170410012 Tempat / Lahir : Medan / 25 Desember 1981 Agama : Islam Alamat : Jl. Budi Pembangunan II no : 14, Medan Nama Ayah : H. dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post test design sehingga dapat diketahui perubahan yang terjadi akibat perlakuan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Gigi dan Mulut dan ilmu Psikiatri 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat : Poli Gigi Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) dan klinik gigi jejaring

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain uji klinis acak tersamar ganda (double blinded-randomized controlled trial), untuk menilai efektivitas suplemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta, dimulai pada bulan April - Mei 2016. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan Ilmu Anestesi. Waktu pengumpulan data dilakukan setelah proposal disetujui sampai

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan Ilmu Anestesi. Waktu pengumpulan data dilakukan setelah proposal disetujui sampai BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan berdasarkan Ilmu Anestesi. 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pengumpulan data dilakukan setelah proposal disetujui sampai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Subbagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik serta Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Anestesiologi, Ilmu Patologi Klinik 4.1.2 Ruang lingkup tempat Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian ini dilakukan pada penderita asma rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Agustus-September 2016. Jumlah keseluruhan subjek yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga dan Fisiologi Respirasi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang 4.2 Rancangan, Jenis dan Desain penelitian Penelitian menggunakan rancangan/metoda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design. 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini sudah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian nefrologi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terkait disiplin Ilmu Kesehatan Anak khusunya bagian Respirologi, Alergi & Imunologi, serta Ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Mata

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Mata BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Mata 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Ading Yoga & Pilates Studio dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control group pretest posttest design 41 Kelompok penelitian dibagi menjadi 2 kelompok

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Mulut. Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pengukuran data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian intervensi atau uji klinis dengan randomized controlled trial pre- & posttest design. Studi ini mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kontrol (hanya terapi empirik). Dua biomarker yaitu kadar TNF- serum diukur digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian dilakukan pada pasien pneumonia yang dirawat inap di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Selama bulan September 2015 hingga Oktober 2015 diambil

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya Fisiologi Olahraga. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi Mulut dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nefrologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran terutama bidang fisiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Kardiologi. 4.1.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah keilmuan tentang fisika medis.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah keilmuan tentang fisika medis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah keilmuan tentang fisika medis. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi bedah sesar dengan status fisik ASA (American Society of Anesthesiologist)

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi bedah sesar dengan status fisik ASA (American Society of Anesthesiologist) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian ringet laktat sebagai cairan resusitasi pada pasien bedah sesar, sering dikaitkan dengan kejadian asidosis. 1,2 Keadaan asidosis akan menyebabkan vasodilatasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya penyakit Infeksi dan Penyakit Tropik dan Bagian Mikrobiologi Klinik RSUP dr.kariadi

Lebih terperinci

BAB 4 MATERI METODE PENELITIAN. Surakarta / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta. 1. Populasisasaran:Pasien DM tipe 2.

BAB 4 MATERI METODE PENELITIAN. Surakarta / Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta. 1. Populasisasaran:Pasien DM tipe 2. BAB 4 MATERI METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode Randomized Double Blind Controlled Trial. 4.. Tempat Bagian Ilmu Penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari data antara tahun 1991 sampai 1999 didapatkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. Dari data antara tahun 1991 sampai 1999 didapatkan bahwa proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari data antara tahun 1991 sampai 1999 didapatkan bahwa proses persalinan yang disertai dengan anestesi mempunyai angka kematian maternal yang rendah (sekitar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran terutama bidang fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi dan Gizi Medik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif. 3.2 Tempat dan Waktu 3.2.1 Tempat Penelitian dilakukan di unit hemodialisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized. + asam askorbat 200 mg intravena/hari selama 7 hari.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized. + asam askorbat 200 mg intravena/hari selama 7 hari. xlviii BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized control trial (RCT), menggunakan pembutaan ganda. Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Selama penelitian didapatkan subjek penelitian sebesar 37 penderita kritis yang mengalami hiperbilirubinemia terkonjugasi pada hari ketiga atau lebih (kasus) dan 37 penderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat Penelitian dilakukan di ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat Penelitian dilakukan di ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode studi pre dan post, single blind dan randomized control trial (RCT). Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Obstetri Ginekologi, dan Neurologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang menggunakan 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 2.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. 2.2 Tempat dan waktu penelitian Dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain 49 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menggali apakah terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Respirologi, Alergi dan Imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di Poliklinik Gigi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossectional ( potong lintang) yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. 4.2 Waktu dan tempat penelitian Tempat melaksanakan: Bagian rekam medis RSUP Dr.Kariadi Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu penyakit dalam, khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. 4.2 Tempat dan waktu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin. BAB III METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 25 BAB I METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut serta Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). 4.2 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015. 39 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Unit Rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif yang membandingkan komplikasi yang terjadi antara pasien efusi pleura yang menggunakan small bore

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain quasi experimental studies dengan pendekatan pre test dan post test pada kelompok intervensi dan kontrol.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian Gastroentero-Hepatologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 37 BAB III. METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan menggunakan Pretest and posttest design pada kelompok intervensi dan kontrol.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan kedokteran olahraga. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan tujuan menentukan kadar ureum serum sebelum dan sesudah

Lebih terperinci