PERAN STANDAR DAN KETERTELUSURAN PENGUKURAN DALAM KEAMANAN DAN MUTU PANGAN
|
|
- Hendra Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN STANDAR DAN KETERTELUSURAN PENGUKURAN DALAM KEAMANAN DAN MUTU PANGAN KUKUH S. ACHMAD DEPUTI BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BSN / SEKRETARIS JENDERAL KAN FOODREVIEW INDONESIA SEMINAR BOGOR, 15 MARET 2017
2 OUTLINE Standar dan Kebijakan Pengembangan SNI Standar Pangan dan Mengapa Perlu? PenQngnya Ketertelusuran Pengukuran di Laboratorium dan Industri Pangan 2
3 STANDAR DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SNI 3
4 DEFINISI (UU 20/2014) Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/pemerintah/ keputusan internasional yang terkait dengan memperhaqkan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah Standar yang ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4
5 Prinsip Dasar Perumusan SNI Terbuka bagi siapa saja untuk berparqsipasi dalam proses perumusan SNI Openess Prosesnya dapat diikuq secara transparan melalui media IT SNI disusun untuk memenuhi kebutuhan stakeholder sesuai dengan perkembangan iptek Development dimension Transparency SNI dibuat dgn memperhaqkan keberadaan standar internasional dan diusahakan harmonis dengan standar internasional Coherence EffecQveness and relevance Consensus and imparqality Pelaksanaannya melalui konsensus nasional dan Qdak memihak Adapted from the Decision of the WTO-TBT Second triennial review SNI dibuat sesuai kebutuhan pasar, hasilnya harus efekqf dipakai untuk kebutuhan stakeholder 5
6 PROGRAM NASIONAL PERUMUSAN STANDAR (PNPS) UU 20/2014 Pasal 10 Ayat 3 : PNPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan memperha=kan: a. kebijakan nasional Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian; b. perlindungan konsumen; c. kebutuhan pasar; d. perkembangan Standardisasi internasional; e. kesepakatan regional dan internasional; f. kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi; g. kondisi flora, fauna, dan lingkungan hidup; h. kemampuan dan kebutuhan industri dalam negeri; i. keyakinan beragama; dan j. budaya dan kearifan lokal. 6
7 PERUMUSAN SNI Pasal 12 Ayat 2 : Perumusan SNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperha=kan waktu penyelesaian yang efek=f dan efisien. Pasal 13 Ayat 1 : SNI dirumuskan dengan memperha=kan ketersediaan sumber daya, kepen=ngan nasional, hasil peneli=an, inovasi, dan/atau pengalaman. Pasal 13 Ayat 2 : Dalam hal terdapat standar internasional, SNI dirumuskan selaras dengan standar internasional melalui: a. adopsi standar internasional dengan memper=mbangkan kepen=ngan nasional untuk menghadapi perdagangan global; atau b. modifikasi standar internasional disesuaikan dengan perbedaan iklim, lingkungan, geologi, geografis, kemampuan teknologi, dan kondisi spesifik lain. Pasal 13 Ayat 3 : Untuk kepen=ngan nasional, SNI dapat dirumuskan =dak selaras dengan standar internasional. 7
8 PERUMUSAN SNI Pasal 14 Ayat 3 : Dalam melaksanakan perumusan SNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BSN membentuk komite teknis. Pasal 15 Ayat 1 : BSN melakukan jajak pendapat atas rancangan SNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) yang dirumuskan oleh komite teknis. Pasal 15 Ayat 2 : Masyarakat dapat memberikan masukan terhadap rancangan SNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 15 Ayat 3 : Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat menjadi bahan per=mbangan bagi komite teknis. 8
9 Proses Perumusan SNI Perencanaan Draaing/ Ratek/Rakon Jajak Pendapat Penetapan Pemeliharaan Penetapan PNPS Usulan PNPS Kebutuhan Pasar Verifikasi Draaing SISNI Rancangan Akhir Jajak Pendapat Penetapan Jajak Pendapat Ulang* Publikasi Kaji Ulang BSN KT/SKT* STAKEHOLDER *). KT : Komite Teknis, SKT : Sub Komite Teknis 9
10 Manfaat Standar q Produsen/Industri paham akan kepas=an batas/ persyaratan yang diterima pasar. Ø Ø KepasQan Qngkat mutu Acuan dalam pembinaan/proses produksi o o Meningkatkan efisiensi produksi, mutu barang/jasa Meningkatkan kepas=an, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan, antar produsen, antara produsen dan konsumen q Pengguna/Konsumen memperoleh kepas=an kualitas dan keamanan produk. q Publik/Masyarakat dilindungi dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan. Perlindungan Konsumen 10
11 STANDAR PANGAN DAN MENGAPA PERLU? 11
12 Mengapa perlu Standar Pangan?? Perlindungan kesehatan konsumen Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab Persyaratan keamanan, mutu dan gizi 12
13 Codex Alimentarius Objec=ve: Melindungi kesehatan konsumen Memfasilitasi praktek yang fair dalam perdagangan pangan Standar Codex: Non-mandatory Referensi bagi regulator di =ngkat nasional Referensi dalam transaksi perdagangan antar negara (WTO) 13
14 Standar Codex (Februari 2017) Comodity Standards Instant Noodles, Wheat Flour, bu]er, mozarella cheese, Fermented Milks, dll Codex Guidelines Claims, Nutri=on Labelling, the Use of Flavourings, dll Code of PracQces Desiccated Coconut, Eggs and Egg Products, Fish and Fishery Products, dll MRLs MRLs for Pes=cides, MRLs for Veterinary Drugs in Food, Extraneous Maximum Residue Limits/(EMRLs) 14
15 Template Generik SNI Daaar isi Prakata 1 Ruang lingkup 2 Acuan normaqf 3 IsQlah dan definisi 4 Syarat mutu 5 Pengambilan contoh 6 Cara uji 7 Syarat lulus uji 8 Pengemasan 9 Penandaan 15
16 STATISTIK SNI (NOVEMBER 2016) Total : Abolisi : AkQf : Komtek : 116 Sub Komtek : 33 16
17 SNI sektor pangan Proses dalam industri makanan Produk makanan pertanian secara umum Metode umum untuk pengujian dan analisa produk Biji-bijian, kacang-kacangan dan prdouk turunan Buah-buahan, sayur-sayuran Susu dan produk susu Daging, produk daging dan produk hewan lainnya Teh, kopi, kakao Minuman Gula, produk gula, tepung Cokelat Minyak dan lemak yang dapat dimakan, minyak biji-bijian Bumbu dan rempah-rempah (bahan tambahan makanan) Makanan dalam kemasan dan siap olah Analisis sensory Bahan dan benda yang bersentuhan dengan makanan Pabrik dan peralatan industri makanan Sistem Manajemen 17
18 Contoh : Syarat Mutu SNI Garam Konsumsi Beryodium (SNI ) 18
19 Pemanfaatan Standar Codex untuk Memperkuat Sistem Standardisasi dan Regulasi Pangan Nasional, antara lain: No Pemanfaatan Uraian 1 Diadopsi sebagai peraturan di Indonesia 2 Diadopsi menjadi SNI 3 Menjadi referensi atau acuan penyusunan SNI Kategori Pangan Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan Pengawasan Pangan Iradiasi Batas Maksimum Penggunaan BTP Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Pengawasan Pangan Olahan Organik Reference Pengawasan Formula Lanjutan SNI CAC/RCP 1:2011, Rekomendasi Nasional Kode Prak=s - Prinsip umum higiene pangan es krim; buah kering marmalade; minuman serbuk berperisa; nanas dalam kaleng; tuna kaleng; sarden dan makarel kaleng; kerupuk ikan, udang, moluska; ikan asin kering; bumbu dan rempah-rempah 19
20 No Codex Commodity Codex Commihee Pemanfaatan CODEX STAND Keterangan 1 Codex Commi]ee on Cocoa Products and Chocolate (CCCPC) 100% (4 dari 4) Diadopsi/referensi 2 Codex Commi]ee on Cereals, Pulses and Legumes (CCCPL) 22% (4 dari 18) Diadopsi/referensi 3 Codex Commi]ee on Fish and Fishery Products (CCFFP) 38% (9 dari 24) Diadopsi/referensi 4 Codex Commi]ee on Fresh Fruits and Vegetables (CCFFV) 56% (20 dari 36) Diadopsi/referensi 5 Codex Commi]ee on Fats and Oils (CCFO) 40% (2 dari 5) Diadopsi/referensi 6 Codex Commi]ee on Milk and Milk Products (CCMMP) 60% (21 dari 35) Diadopsi/referensi 7 Codex Commi]ee on Natural Mineral Waters (CCNMW) 100% (2 dari 2) Diadopsi/referensi 8 Codex Commi]ee on Processed Fruits and Vegetables (CCPFV) 9 Codex Commi]ee on Processed Meat and Poultry Products (CCPMPP) 100% (42 dari 42) Diadopsi/referensi 100% (5 dari 5) Diadopsi/referensi 10 Codex Commi]ee on Sugars (CCS) 17% (1 dari 6) Diadopsi/referensi Jumlah 62% (110 dari 177) 20
21 Codex General Subject Standards No Codex Commihee Pemanfaatan CODEX STAND Keterangan 1 Codex Commi]ee on Food Addi=ves (CCFA) 67% (2 dari 3) Diadopsi/referensi 2 Codex Commi]ee on Food Labelling (CCFL) 100% (3 dari 3) Diadopsi/referensi 3 Codex Commi]ee on Methods of Analysis and Sampling (CCMAS) 4 Codex Commi]ee on Nutri=on and Foods for Special Dietary Uses (CCNFSDU) 25% (1 dari 4) Diadopsi/referensi 67% (6 dari 9) Diadopsi/referensi 5 Codex Commi]ee on Contaminant in Food (CCCF) 100% (1 dari 1) Diadopsi/referensi Jumlah 65% (13 dari 20) No Codex Commihee Codex Regional Standards Pemanfaatan CODEX STAND Keterangan 1 FAO/WHO CoordinaQng Commihee for Asia (CCASIA) 80% (4 dari 5) Diadopsi/referensi Jumlah 80% (4 dari 5) 21
22 PenQngnya Ketertelusuran Pengukuran 22
23 SISTEM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI DI INDONESIA KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) (ISO/IEC 17011) CERTIFICATION BODY ACCREDITATION LABORATORY ACCREDITATION INSPECTION BODY ACCREDITATION PROFICIENCY TESTING PROVIDER & REFERENCE MATERIAL PRODUCER ACCREDITATION ISO/IEC ISO/IEC ISO/IEC PERSONNEL CERTIFICATION QMS CERTIFICATION CERTIFICATION BODY PRODUCT CERTIFICATION ISO/IEC EMS CERTIFICATION ISO/IEC HACCP CERTIFICATION n TESTING/CALIBRATION LABORATORY ISO/IEC MEDICAL LABORATORY ISO INSPECTION BODY ISO/IEC PTP ISO/IEC RMP ISO/IEC PERSONNEL CERTIFICATE QMS CERTIFICATE PRODUCT CERTIFICATE EMS CERTIFICATE HACCP CERTIFICATE n TESTING/ CALIBRATION CERTIFICATE INSPECTION CERTIFICATE PT REPORT & CRM Standard Requirement ISO 9001 Product Standard ISO SNI 4852 Standard Requirement Standard Metode Product Standard Requirement Standard Requirement PERSONNEL PROFESSION SUPPLIERS/INDUSTRIES 23
24 (n) AccreditaQon Schemes Ecolabel CB (KAN Guide 801) Food Safety (ISO 22000) - CB (ISO/IEC 17021) Organic Foods CB (KAN Guide 901) Sustainable Forest Management CB (ISO/IEC 17021) Timber Legality CB (ISO/IEC 17065) InformaQon Security Management System (ISO 27001) - CB (ISO/IEC 17021) Medical Devices Quality Management System (ISO 13485) - CB (ISO/IEC 17021) Green House Gases VerificaQon/ValidaQon Body (ISO 14065) Energy Management System (ISO 50001) - CB (ISO/IEC 17021) Security Management System for Supply Chain (ISO 28000) - CB (ISO/IEC 17021) Tourism Business CB (ISO/IEC 17021) AnQ Bribery Management System (ISO 37001) - CB (ISO/IEC 17021) Halal Product Assurance... 24
25 PERSYARATAN KALIBRASI DALAM STANDAR Semua peralatan yang digunakan, termasuk peralatan bantu, yang berkontribusi signifikan terhadap akurasi atau validitas hasil harus dikalibrasi (ISO/IEC 17025, ISO/IEC 17020, ISO 15189, dll) Bila diperlukan untuk memasqkan hasil yang valid, alat pengukuran harus dikalibrasi atau diverifikasi atau keduaduanya terhadap standar pengukuran yang dapat ditelusuri ke standar pengukuran internasional atau nasional (ISO 9001, ISO 22001, dll) 25
26 ISO/IEC Persyaratan Teknis 5.1 Umum 5.2 Personel 5.3 Akomodasi dan kondisi lingkungan 5.4 Metoda pengujian, metoda kalibrasi dan validasi metoda 5.5 Peralatan 5.6 Ketertelusuran pengukuran 5.7 Pengambilan sampel 5.8 Penanganan barang yang diuji dan dikalibrasi 5.9 Jaminan mutu hasil pengujian dan kalibrasi 5.10 Pelaporan hasil 26
27 RANTAI KETERTELUSURAN BIPM - CGPM Definisi Satuan realisasi definisi satuan NaQonal Metrology InsQtutes - pada umumnya negara maju Standar Primer Negara Lain Standar Primer Nasional NaQonal Metrology InsQtute (negara sedang berkembang termasuk Indonesia) Standar Acuan laboratorium kalibrasi industri/perusahaan Standar Kerja pengguna akhir alat ukur Pengukuran keqdakpasqan pengukuran 27
28 Definisi Ketertelusuran Pengukuran sifat dari hasil pengukuran atau nilai dari standar yang dapat dihubungkan ke acuan tertentu, biasanya standar nasional atau internasional melalui rantai perbandingan yang tak terputus dimana semuanya mempunyai keqdakpasqan tertentu property of the result of a measurement or the value of a standard whereby it can be related to stated references, usually na?onal or interna?onal standards, through an unbroken chain of comparison all having stated uncertain?es Interna?onal Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology (VIM 1993) 28
29 BukQ Ketertelusuran Pengukuran untuk Alat Ukur/Alat Uji KAN mensyaratkan bahwa semua kalibrasi dan verifikasi alat ukur dan uji, standar acuan, bahan acuan dan peralatan bantu yang mempengaruhi hasil uji dan/atau kalibrasi harus dilaksanakan oleh: Laboratorium kalibrasi yang diakreditasi KAN Laboratorium kalibrasi yang diakreditasi oleh badan akreditasi lain yang menandatangani MRA APLAC/ILAC InsQtusi Metrologi Nasional Kebijakan KAN InsQtusi Metrologi Nasional negara lain penandatangan CIPM MRA kalibrasi in-house yang memenuhi persyaratan dalam kebijakan KAN 29
30 30 Kalibrasi in-house Laboratorium yang melakukan kalibrasi in-house harus memelihara prosedur terdokumentasi dan melaporkan hasil kalibrasinya dengan metode yang memadai Laboratorium yang melakukan kalibrasi in-house harus memelihara rekaman pelaqhan personil yang menunjukkan kompetensi personil yang melakukan kalibrasi Laboratorium yang melakukan kalibrasi in-house harus mampu menunjukkan ketertelusuran ke satuan pengukuran SI Laboratorium yang melakukan kalibrasi in-house harus mempunyai dan menerapkan prosedur evaluasi keqdakpasqan pengukuran dan memperhitungkan keqdakpasqan dalam mengevaluasi kesesuaian dengan spesifikasi Laboratorium yang melakukan kalibrasi in-house harus me-rekalibrasi-kan standar acuannya pada interval yang tepat untuk menjaga reliability nilai acuan dan menentukan interval kalibrasi berdasarkan catatan riwayat standar acuannya
31 ISO/IEC BuQr Kalibrasi dan pengukuran yang dilakukan harus tertelusur ke sistem satuan internaqonal (SI). Ketertelusuran ke SI dapat diperoleh dengan mengacu ke standar primer atau standar sekunder melalui standar pengukuran nasional. Bila ketertelusuran pengukuran ke SI Qdak mungkin /Qdak relevan, diperlukan ketertelusuran ke CRM, metode atau standar konsensus. 31
32 Kegunaan CRM MengesQmasi akurasi dari hasil suatu pengujian atau mengesqmasi validitas/ keabsahan hasil uji suatu contoh Memvalidasi metoda pengujian/analisis Mengevaluasi unjuk kerja (akurasi, presisi) suatu metoda pengujian Memperbaiki atau mengembangkan metoda yang sudah dipunyai laboratorium Mengevaluasi unjuk kerja analis/laboratorium Mengkalibrasi atau memeriksa unjuk kerja peralatan Mengkalibrasi standar lain (yang lebih rendah Qngkat akurasinya), misal standar/bahan acuan sekunder Mengintegrasikan data uji yang diperoleh dari beberapa metode atau dari banyak laboratorium hingga diperoleh data yang absah. 32
33 LINK LABORATORIUM KALIBRASI DIAKREDITASI KAN hhp://sisni.bsn.go.id/index.php/lembinsp/inspeksi/publik/1/x9/x9/2/x9/x9 33
34
Pengembangan SNI. Y Kristianto Widiwardono Pusat Perumusan Standar-BSN
Pengembangan SNI Y Kristianto Widiwardono Pusat Perumusan Standar-BSN Struktur organisasi BSN Kepala Badan Standardisasi Nasional Sekretaris Utama Inspektorat Sekretariat Unit Nasional Korpri BSN Biro
Lebih terperinciPERUMUSAN & PENERAPAN SNI (TERMASUK SNI WAJIB), SERTA PERAN GAPMMI
1 PERUMUSAN & PENERAPAN SNI (TERMASUK SNI WAJIB), SERTA PERAN GAPMMI oleh: Suprapto Deputi Bidang Penerapan Standar & Akreditasi, Badan Standardisasi Nasional disampaikan dalam Member Gathering GAPMMI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DALAM MENDUKUNG PRODUK UNGGULAN DAERAH SULAWESI SELATAN
PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DALAM MENDUKUNG PRODUK UNGGULAN DAERAH SULAWESI SELATAN Dr. Dra. Zakiyah, MM Kepala Pusat Perumusan Standar-BSN Makassar, 25 Oktober 2017 OUTLINE SEJARAH STANDARDISASI
Lebih terperinciPERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING PRODUK BUMN
PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING PRODUK BUMN Focus Group Discussion, Kementrian BUMN Jakarta, 30 September 2015 70 Tahun Merdeka Saatnya Percepatan Pencapaian Cita-Cita
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS CODEX INDONESIA
RENCANA STRATEGIS CODEX INDONESIA 2013-2018 JAKARTA, MEI 2013 Kata Pengantar Codex Indonesia merupakan suatu wadah yang dibentuk untuk mengkoordinasikan kegiatan Codex di Indonesia, agar Indonesia dapat
Lebih terperinciPEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011
PEMBELAJARAN - 2 PERTEMUAN KE 4 3 x pertemuan DIKLAT FUNGSIONAL PENERA 2011 Menimbang : UU No.2/1981 tentang ML a. bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran
Lebih terperinci- 7 - BAB III STANDARDISASI. Bagian Kesatu Perencanaan
- 7 - BAB III STANDARDISASI Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 10 (1) Perencanaan perumusan SNI disusun dalam suatu PNPS. (2) PNPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat program perumusan SNI dengan judul
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/2007................... TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,
Lebih terperinci2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2014 PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciEd. 1 Rev. 1 Th 2011 PEDOMAN PENANGANAN CODEX INDONESIA
Ed. 1 Rev. 1 Th 2011 PEDOMAN PENANGANAN CODEX INDONESIA Ed. 1 Rev. 1 Th 2011 LEMBAR PENGESAHAN PEDOMAN PENANGANAN CODEX INDONESIA Disahkan Ketua Panitia Nasional Codex Indonesia Dr. Bambang Setiadi KATA
Lebih terperinciManfaat Adanya Standar
Standarisasi dibutuhkan untuk : Meningkatkan mutu produk atau jasa ( Fitness for Use ) Memperluas penggunaan produk Mencegah hambatan perdagangan dan mempermudah kerjasama teknologi Mewujudkan persaingan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN B. STANDAR C. SPESIFIKASI D. STANDAR ISO 9000 VERSI 2000
A. PENDAHULUAN B. STANDAR C. SPESIFIKASI D. STANDAR ISO 9000 VERSI 2000 Standarisasi dibutuhkan untuk : Meningkatkan mutu produk atau jasa ( Fitness for Use ) Memperluas penggunaan produk Mencegah hambatan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pemerintah Negara
Lebih terperinciDIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN Oleh: Dra. Deksa Presiana, Apt., M.Kes. Kasubdit. Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan Disampaikan Pada Acara: Praktek Kerja Profesi Apoteker Jakarta,
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN
RENCANA STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun
Lebih terperinciSNI ISO/IEC 17024:2012 SEBAGAI BASIS PANDUAN ASESOR LITBANG
SNI ISO/IEC 17024:2012 SEBAGAI BASIS PANDUAN ASESOR LITBANG Oleh: Puji Winarni Sekretaris Utama- BSN JAKARTA,13 Desember 2016 OUTLINE PENDAHULUAN SISTEM NASIONAL STANDARDISASI DAN PK SNI ISO/IEC 17024:2012
Lebih terperinciPERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN DAYA SAING BANGSA. Surabaya, 20 Oktober 2016
PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN DAYA SAING BANGSA Surabaya, 20 Oktober 2016 Badan Standardisasi Nasional SNI (Standar Nasional Indonesia) UU 20 tahun 2014
Lebih terperinci- 2 - Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
- 2 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN. BAB I
Lebih terperinciOUTLINE PRESENTASI :
PERANAN SNI DALAM MENYONGSONG STANDARDISASI PRODUK HASIL HUTAN ASEAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL (BSN) BOGOR, 26 NOVEMBER 2014 OUTLINE PRESENTASI : Sistem Standardisasi Nasional Masyarakat Ekonomi ASEAN
Lebih terperinciBAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI)
BAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMetrologi Kimia. Sumardi dan Julia Kantasubrata
Metrologi Kimia Sumardi dan Julia Kantasubrata Pentingnya Infrastruktur Pengukuran Kimia Banyak keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah keamanan, keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciPenilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI
PSN 306-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI Badan Standardisasi Nasional PSN 306-2006 Daftar isi Daftar isi i Prakata
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciDaftar Isi. Kata Pengantar... Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 6
RENCANA STRATEGIS PUSAT AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KEDEPUTIAN BIDANG PENERAPAN STANDAR DAN AKREDITASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dalam rangka
Lebih terperinciPenilaian kesesuaian Kosakata dan prinsip umum
PSN 303-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian Kosakata dan prinsip umum Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1. Ruang Lingkup...1
Lebih terperinciSNI DALAM SERTIFIKASI PRODUK
SNI DALAM SERTIFIKASI PRODUK DR. SUNARYA Standar Standar adalah spesifikasi/ketentuan teknis yang disepakati oleh pihak-pihak yang mempengaruhi pasar (produsen, konsumen, ditambah regulator dan para pakar)
Lebih terperinciAGRO-BASED INDUSTRY CERTIFICATION SERVICES
PANDUAN PROSES SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, SERTIFIKASI SISTEM HACCP, DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN ISO 22000:2005 AGRO-BASED INDUSTRY CERTIFICATION SERVICES BALAI
Lebih terperinciPENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST
PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,
-1- PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciSTANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM
2012, No.518 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 5 TAHUN 2012 TANGGAL : 1 Mei 2012 STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan
Lebih terperinciSTANDAR INDUSTRI HIJAU
Kementerian Perindustrian-Republik Indonesia Medan, 23 Februari 2017 OVERVIEW STANDAR INDUSTRI HIJAU Misi, Konsep dan Tujuan Pengembangan Industri Global Visi: Mengembangan Industri yang berkelanjutan
Lebih terperinciADOPSI, PENERAPAN DAN PROGRES PENCAPAIAN SNI ISO 37001:2016
ADOPSI, PENERAPAN DAN PROGRES PENCAPAIAN SNI ISO 37001:2016 Prof. Dr. Bambang Prasetya Kepala Badan StandardisasiNasional/ Ketua Komite Akreditasi Nasional Mengenal BSN Lembaga Pemerintah Non Kementerian
Lebih terperinciGLP PERTEMUAN KE-5 SEJARAH ISO : 2008 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO : /16/2011
PERTEMUAN KE-5 PENGENALAN DAN PEMAHAMAN ISO 17025 : 2005 SEJARAH ISO 17025 : 2008 GLP 1. The New Zealand Testing Laboratory Registration Act of 1972 2. Mendirikan A Testing Laboratory Registration Council
Lebih terperinciSarden dan makerel dalam kemasan kaleng
Standar Nasional Indonesia Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinci2 global sebagai sarana peningkatan kemampuan ekonomi bangsa Indonesia. Untuk melindungi kepentingan negara dalam menghadapi era globalisasi tersebut
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciSISTEM JAMINAN PRODUK HALAL
SISTEM JAMINAN PRODUK HALAL sinergi implementasi UU No. 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dan UU No 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal BADAN STANDARDISASI NASIONAL Bogor,
Lebih terperinciSNI PANGAN SEKARANG INI A BASRAH ENIE
SNI PANGAN SEKARANG INI A BASRAH ENIE STANDARDISASI 2 o o o o o o o BSN membentuk KOMTEK untuk merumuskan SNI Perumusan SNI selaras dengan Standar Internasional (adopsi identik atau modifikasi) SNI dapat
Lebih terperinciSNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Durian ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan
Lebih terperinciRenstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN
RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN 2015-2019 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2015 Kata Pengantar Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN I. UMUM Untuk mencapai tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Republik Indonesia yang diamanatkan
Lebih terperinciPedoman KAN 403-2011 Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis
Pedoman KAN 403-2011. Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis Komite Akreditasi Nasional Pedoman KAN 403-2011 Daftar isi Kata pengantar...ii
Lebih terperinciBagaimana sebaiknya SNI itu dirumuskan? Dr. Wahyu Purbowasito Pusat Perumusan Standar BSN
Bagaimana sebaiknya SNI itu dirumuskan? Dr. Wahyu Purbowasito Pusat Perumusan Standar BSN Outline Jenis SNI Mengapa Standard diperlukan Kenapa Standard gagal mencapai tujuannya Bagaimana sebaiknya SNI
Lebih terperinciPEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA
PEDOMAN KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA Pusat Perumusan Standar Badan Standardisasi Nasional Jakarta, 11 Oktober 2017 Alur Proses Pengembangan SNI Perencanaan Drafting/ Ratek/Rakon Jajak Pendapat
Lebih terperinciYuuk..belajar lagi!!!
Yuuk..belajar lagi!!! SUB SISTEM PENERAPAN STANDAR 1. Mendukung terwujudnya jaminan mutu barang, jasa, proses, sistem atau personil sehingga memberi kepercayaan pelanggan 2. menjamin peningkatan produktivitas,
Lebih terperinciMODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : KONSEP DASAR PENYUSUNAN PERATURAN/STANDAR/PEDOMAN
Lebih terperinciTuna dalam kemasan kaleng
Standar Nasional Indonesia Tuna dalam kemasan kaleng ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGENDALIAN MUTU PANGAN
No. BAK/TBB/SBG 209 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 5 Pengendalian mutu Dalam setiap proses pengolahan pangan, terdapat beberapa tahapan tertentu yang mempengaruhi mutu produk akhir. Misalnya,
Lebih terperinciHASIL SIDANG JOINT IAF-ILAC MID-TERM, RE-PEER EVALUASI PAC, DAN BUTIR PENTING TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN KAN
HASIL SIDANG JOINT IAF-ILAC MID-TERM, RE-PEER EVALUASI PAC, DAN BUTIR PENTING TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN KAN Suprapto Deputi PSA/Sekjen KAN Disampaikan pada Sosialisasi Hasil Sidang IAF, Re-peer Evaluasi
Lebih terperinciPersyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel
Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi
Lebih terperinciAir demineral SNI 6241:2015
Standar Nasional Indonesia Air demineral ICS 67.160.20 Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide
Lebih terperinciPENGUATAN PENGELOLAAN KOMITE TEKNIS
PENGUATAN PENGELOLAAN KOMITE TEKNIS Temu Komite Teknis/Subkomite Teknis Perumusan SNI PENGEMBANGAN SNI UNTUK MEMBANGUN NEGERI Jakarta, 22 November 2017 OUTLINE TUJUAN POSISI KOMTEK ISU KOMTEK ANALISA &
Lebih terperinciREKOMENDASI TEMU KOMITE TEKNIS 2017
REKOMENDASI TEMU KOMITE TEKNIS 2017 Rekomendasi Penguatan Pengembangan Standar Jangka Menengah (5 Tahun) 2 1. Forum koordinasi penggalangan umpan balik dari pemangku kepentingan dalam pengembangan SNI
Lebih terperinciKAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA
KAJI ULANG STANDAR NASIONAL INDONESIA 1 Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan ketentuan yang harus dipenuhi dalam proses kaji ulang Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tindak lanjutnya. Pedoman ini digunakan
Lebih terperinciSNI Pengukuran
2.1.1. SNI Pengukuran Program Studi D3/D4 Teknik Sipil ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah Pengantar Melaksanakan pekerjaan tanpa mengacu pada pedoman yang berlaku, dapat menimbulkan permasalahan pada aplikasi
Lebih terperinciSNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya
Standar Nasional Indonesia Pepaya ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan mengenai
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna
Lebih terperinciPenilaian kesesuaian Fundamental sertifikasi produk
Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian Fundamental sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan...iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 102 Tahun Tentang : Standardisasi Nasional
Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 Tentang : Standardisasi Nasional Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang,
Lebih terperinciKelembagaan Metrologi Nasional. - Jakarta, 20 Oktober 2016
Kelembagaan Metrologi Nasional donny@bsn.go.id - Jakarta, 20 Oktober 2016 1 Perjalanan Sejarah Lembaga Pengelola Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) di Indonesia Stichting Fonds voor de Normalisatie
Lebih terperinciSNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.
Standar Nasional Indonesia Jeruk keprok ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan
Lebih terperinciAdvertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Advertisement of Nutrition Message in Food Product Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tren penggunaan pesan terkait kesehatan oleh produsen semakin meningkat, sehingga memberikan konsekuensi penting
Lebih terperinciBSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional
BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi
Lebih terperinciTuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan
Lebih terperinciPERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM HACCP DAN LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN
DPLS 05 Rev. 1 PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM HACCP DAN LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung
Lebih terperinciSTANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1
STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP. 19770625 200312 1 002 (No HP. 08121569151) data\:standardisasi_gun 1 REFERENSI Internet SAE Hand Book Volume 1-4 PP No 102 Tahun 2000 tentang SNI UU No. 5 Tahun
Lebih terperinciMODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI
MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : KONSEP DASAR PENYUSUNAN PERATURAN/STANDAR/PEDOMAN
Lebih terperinciPERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM HACCP DAN LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN
DPLS 05 Rev. 3 PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM HACCP DAN LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung
Lebih terperinciPERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005
PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC 17025 : 2005 ASIAH PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN - KLHK asiah1312@yahoo.com 081318888067 1 Latar Belakang Apakah lab pengujian
Lebih terperinciTerasi udang SNI 2716:2016
Standar Nasional Indonesia ICS 67.120.30 Terasi udang Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P
No.1730, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. SNI. Air Mineral Demineral. Air Mineral CAlami. Air Minum Embun. Pemberlakuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK
Lebih terperinciKetertelusuran Pengukuran
Ketertelusuran Pengukuran Oleh : Nuryatini PENDAHULUAN Ketertelusuran pengukuran dalam analisis kimia kini merupakan masalah yang sangat penting dalam kimia analitik. Sejak tahun 1990 dua organisasi dunia
Lebih terperinciRev. 2, Tahun 2015 PEDOMAN PENANGANANCODEX INDONESIA
Rev. 2, Tahun 2015 PEDOMAN PENANGANANCODEX INDONESIA PENDAHULUAN Codex Alimentarius Commission (CAC), atau disingkat Codex, merupakan badan antar pemerintah yang bertugas melaksanakan Joint FAO/WHO Food
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.842, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Keamanan Pangan. Pengawasan Pemasukan. Pangan Segar. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011
Lebih terperinciDokumen ini tidak dikendalikan jika diunduh/uncontrolled when downloaded
Lampiran KAN 01 Lampiran Daftar Dokumen Akreditasi KAN 1. Dokumen Umum No. Dokumen Judul Dokumen General KAN 01 Syarat dan Aturan Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi KAN 02 Syarat dan Aturan Registrasi
Lebih terperinciKepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan
Lebih terperincij ajo66.wordpress.com 1
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 170/Kpts/OT.210/3/2002 TENTANG PELAKSANAAN STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN MENTERI PERTANIAN Menimbang : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciSTANDAR TEKNIK dan MANAJEMEN (3) Dr. Dian Kemala Putri
STANDAR TEKNIK dan MANAJEMEN (3) Dr. Dian Kemala Putri Email : dian@staff.gunadarma.ac.id Topik: Pengertian standar teknik. Jenis Standar Teknik dan Standar Manajemen Standar teknik di berbagai kegiatan
Lebih terperinciPENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC)
PENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC) Company Profile: Our Product - Minyak Goreng - Margarine - Shortening
Lebih terperinciKebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
1 Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne
No.1220, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Kategori Pangan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG KATEGORI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciLaporan Kinerja Tahun 2014
Laporan Kinerja Tahun 2014 Kedeputian Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi Badan Standardisasi Nasional Gd. BPPT I Lt. 9-14 Jl. MH. Thamrin, Jakarta Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja Kedeputian Bidang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 199, 2000 BADAN STANDARISASI. Standarisasi Nasional. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL 1 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Standar adalah spesifikasi
Lebih terperinciBADAN STANDARDISASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN
BADAN STANDARDISASI NASIONAL RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN 2015 2019 JAKARTA 2015 Kata Pengantar Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang
Lebih terperinci2 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1629, 2014 KEMENPERIN. Kopi Instan. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/M-IND/PER/10/2014 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL
Lebih terperinciPSN 307 2006. Pedoman Standardisasi Nasional
Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda kesesuaian
Lebih terperinciSusu segar-bagian 1: Sapi
Standar Nasional Indonesia Susu segar-bagian 1: Sapi ICS 67.100.01 Badan Standardisasi Nasional Copyright notice Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh
Lebih terperinciManajemen laboratorium. by Djadjat Tisnadjaja
Manajemen laboratorium by Djadjat Tisnadjaja 1 Praktek berlaboratorium yang benar (GLP) Penggunaan istilah Good Laboratory Practice (GLP) dalam suatu peraturan pertama kalai ditemukan dalam New Zealand
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 DEPUTI BIDANG PENELITIAN DAN KERJASAMA STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.364, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Standar. Kompetensi. Kerja. Nasional. Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SNI DALAM MENDUKUNG SMART CITY DI INDONESIA. Makassar, 24 Oktober 2017 Badan Standardisasi Nasional
PENGEMBANGAN SNI DALAM MENDUKUNG SMART CITY DI INDONESIA Makassar, 24 Oktober 2017 Badan Standardisasi Nasional Latar Belakang Gerakan Menuju 100 Smart City Jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia
DPLS 16 KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Indonesia
Lebih terperinci