antara Ayah dan anak. Tetapi masalah perbedaan pendapat tersebut yang paling sulit diselesaikan adalah keinginan sang ayah untuk memasukkan Hitler

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "antara Ayah dan anak. Tetapi masalah perbedaan pendapat tersebut yang paling sulit diselesaikan adalah keinginan sang ayah untuk memasukkan Hitler"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN 1. Riwayat Hidup Adolf Hitler Dalam sejarah kelam dunia, yang paling terkenal adalah kekejaman Partai NAZI yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Politik rasial yang dikembangkan Hitler sangat mempengaruhi pola pikir orang Jerman, dengan cara mengagungagungkan ras bangsa Jerman khususnya ras Arya. Meski tercatat sebagai orang yang bertanggungjawab atas peristiwa kematian ratusan jiwa. Semasa Perang Dunia II, Hitler tetap tercatat sebagai penentu sejarah dunia. Hal ini diketahui karena Hitler merupakan salah satu dari sedikit tentara yang berpangkat rendah yang sanggup tampil menjadi pemimpin dunia. Terbukti dengan membawa Jerman lepas dari cengkeraman sekutu dan bangkit menjadi penguasa Eropa, hal ini merupakan wujud dari upaya besar bahkan sangat tidak mungkin dilakukan oleh seorang jendral sekutu. ( Luger Ballack, 2007:18) Adolf Hitler lahir tanggal 20 April 1889 di Brunau yang terletak dipinggir Sungai Inn. Letak daerah Brunau adalah sisi sungai diantara 2 daerah yaitu di dalam kawasan Austria sedangkan di sisi lain adalah diseberang sungai merupakan wilayah Jerman. Ayah Hitler bernama Alois Schiklgruber seorang pegawai negeri, sedangkan ibunya bernama Klara Polzl seorang ibu rumah tangga yang merupakan istri ketiga. Hitler memiliki seorang adik perempuan yang bernama Paula yang lahir pada tanggal 21 Januari 1896 tetapi dalam sejarah hidup Hitler, nama Paula tidak sering disebut-sebut karena hubungan saudara diantara mereka tidak begitu dekat. (Agustinus Pambudi,2005:19-20) Hitler sangat mengagumi tanah kelahirannya dan juga sejarah Jerman karena memiliki pahlawan seperti Johanes Palm dari Nuremberg seorang penjual buku yang membenci Perancis dan mati untuk perjuangan bangsa Jerman. Selain itu terdapat nama Leo Schlageter yang menentang Perancis, Leo ditangkap dan diserahkan oleh wakil pemerintahan Jerman sendiri. (Mein Kampf,2007:16) Sifat dan watak Hitler yang keras didapatkan dari sifat dan watak ayahnya. Hal itu menyebabkan sering terjadi pertengkaran berbeda pendapat 37

2 antara Ayah dan anak. Tetapi masalah perbedaan pendapat tersebut yang paling sulit diselesaikan adalah keinginan sang ayah untuk memasukkan Hitler kesekolah khusus, dimana sekolah tersebut terletak di Realschule yang mencetak seseorang menjadi pegawai negeri. Sedangkan Hitler menginginkan masuk sekolah seni melukis yang berada di Vienna. Keadaan ekonomi keluarga Hitler terbilang kaya, kekayaan yang diperoleh tidak semata-mata dari warisan sang kakek tetapi meripakan hasil kerja keras Alois. Waktu menginjak dewasa, Alois melarikan diri dari rumah untuk mengubah nasib sebagai anak dari keluarga miskin. Akhirnya perjuangan Alois berhasil dengan bukti mendapat pekerjaan sebagai pegawai negeri yang merupakan pekerjaan yang punya masa depan cerah di kala itu. Melihat hal itu Alois berkeinginan untuk Hitler menjadi penerusnya kelak. (Mein Kamp,2007: ) Asal mula nama keluarga (family name) Hitler dapat dirunut dari riwayat hidup Alois yaitu ayah Hitler. Alois adalah anak yang lahir di luar ikatan pernikahan resmi dari seorang wanita yang bernama Marianne Schiklgruber. Ketika Alois atau ayah Hitler berusia 5 tahun, Marianne menikah dengan J. George Hiedler, yang memiliki adik perempuan bernama J. Nepomuk Hiedler. Karena J. George sifatnya pemalas seorang pengangguran sehingga kehidupan ekonomi keluarga tersebut hancur dan akhirnya keluarga tercerai berai. Melihat hal itu J. Nepomuk tidak tinggal diam, ia menyelamatkan Alois dengan mengasuhnya karena keadaan ekonominya jauh lebih mampu. Alois lalu mengubah namanya dari Schiklgruber menjadi Hiedler yang lantas berubah menjadi Hitler. Klara Polzl yang kemudian dinikahi Alois dan melahirkan Adolf Hitler. (Agustinus Pambudi,2005:20-21) Saat Hitler berusia 13 tahun, ayahnya meninggal dunia karena serangan Apolexia. Dengan perginya Alois maka secara otomatis semua biaya hidup ditanggung oleh ibunya. Hitler tetap meneruskan sekolah sebagai pegawai negeri seperti yang pernah diamanahkan ayahnya, walaupun saat itu kondisi keuangan sudah tidak memungkinkan. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, Hitler akhirnya keluar dari sekolah disamping tidak memiliki biaya, terdapat alasan lain yaitu Hitler terserang penyakit paru-paru yang mengharuskan untuk beristirahat total.

3 Setelah sembuh, Hitler ingin meraih impiannya yaitu sebagai seorang pelukis, maka akhirnya ia melarikan diri ke kota Vienna. Alasan Hitler pergi kesana adalah di kota tersebut terdapat sekolah akademi seni lukis Von Hansen yang terkenal. Hitler pun memberanikan diri untuk mengikuti ujuan masuk akademi tersebut, dengan modal bakat lukis yang telah diakui sebagai yang terbaik di Realschule. Hitler merasa sangat optimis untuk dapat lulus ujian, tetapi dalam kenyataannya ia gagal dengan alasan lukisan yang ia gambar tidak sesuai dengan seni menggambar karena cenderung lebih mengarah pada arsitektur. Tahun 1908, Hitler kehilangan ibunya. Untuk mendapatkan pensiunan yatim-piatu, maka Hitler berpura-pura melanjutkan studinya di Vienna. Hitler memilih berdiam diri di rumah, Hitler mulai mengetahui konsep-konsep tentang superioritas ras Arya dari Lanz von Liebenfels yang karyanya diterbitkan dalam majalah. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:13) Hitler menjadi buronan polisi Austria karena telah menolak wajib militer. Namun, setelah Hitler berhasil ditangkap ternyata Hitler dibebaskan karena dinyatakan menderita penyakit paru-paru. Setelah peristiwa tersebut, Hitler memutuskan untuk meninggalkan Vienna dan menetap di Munich sampai akhirnya terjadi Perang Dunia II. Hitler melepaskan kewarganegaraan Austria dan menggantinya dengan kewarganegaraan Jerman. Kota Munich dianggap sebagai kota bersejarah bagi Hitler, karena di kota tersebut menumbuhkan sifat nasionalisme terhadap Jerman. (Agustinus Pambudi,2005:27) Munculnya sifat nasionalisme fanatik dalam diri Hitler, maka Hitler mengambil keputusan untuk mendaftarkan diri menjadi militer. Dengan usaha yang keras, akhirnya Hitler berhasil bergabung dalam militer dan menjadi pasukan infantri Resimen Bavaria ke-16. Pada tahun 1918 Hitler diangkat menjadi kopral, tetapi hal ini tidak berlangsung lama, karena Hitler harus dirawat di rumah sakit akibat semburan gas mustard (gas bentuk serbuk) yang menyebabkan buta sementara. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:14)

4 2. Hitler Menjadi Kanselir a) Keadaan Setelah Jerman Kalah Terhadap Sekutu Kekalahan Jerman pada Perang Dunia I mengharuskan Jerman menandatangani Perjanjian Versailles yang berlangsung pada tahun 1919 yang menjadi perjanjian damai secara resmi. Dalam penandatanganan Perjanjian Versailles melibatkan Perdana Menteri. Inggris yaitu David Liold George, dari Italia yaitu Vittorio Orlando, Perdana Menteri Perancis yaitu George Clemenceau serta dari Amerika Serikat yaitu Woodrow Wilson. Perjanjian Versailles antara lain berisi : 1. Jerman harus menarik mundur pasukannya dari Perancis, Belgia, Luxemburg dan Prusia Timur. 2. Jerman harus menyerahkan sebagian wilayahnya, seperti Rhineland, sebagian Prusia Timur serta menyerahkan koloninya di Afrika dan Pasifik. 3. Jerman harus menyerahkan kembali Provinsi Alsace dan Loraine yang diperoleh ketika Perang Prusia-Perancis tahun Jerman harus menyerahkan arteleri, senapan mesin, lokomotif, truk, gerbong,1.700 pesawat tempur, serta semua kapal selam dan kapal terbang Jerman harus dikirim ke Scapa Flow untuk dibagi-bagikan oleh sekutu. 5. Jerman harus memberikan ganti rugi sebesar 5 miliar dolar AS dalam bentuk emas atau setara mulai bulan Mei Jerman tidak boleh memiliki tank, pesawat tempur bomber, dan kapal perang. 7. Industri perang Jerman akan diawasai dengan ketat. 8. Jerman hanya diperbolehkan memiliki tentara. (Luger Ballack,2007:8) Perang Dunia I telah selesai, namun tidak terjadi kedamaian di Jerman. Jerman telah kalah serta jatuh ke dalam depresi sosial dan ekonomi. Perjanjian Versailles membawa kesengsaraan tersendiri bagi rakyat Jerman. Akibatnya, jumlah pengangguran melambung tinggi, inflasi mata uang Jeerman menjadi tidak

5 berarti, dan sebuah pemerintahan beru yaitu Republik Wiemar yang dianggap sebagai negara boneka oleh sekutu sudah tidak ada kepercayaan dari rakyat. (Judith Sandeen Bartel,2005:5) Saat terjadi Perjanjian Versailles, Hitler masih berada dalam rumah sakit. Hitler merasa sangat kecewa dengan hasil keputusan pemerintahan Jerman yang menyerah kepada sekutu. Setelah keluar dari rumah sakit, Hitler ikut seleksi untuk menjadi pembicara politik oleh markas besar tentara lokal, yang akan memberikan pelatihan khusus serta memberikan kesempatan pada Hitler untuk mempraktikan pembicaraan publiknya. Hitler terpilih sebagai seorang pengawas kelompok politik di Jerman. Kelompok politik tersebut merupakan tempat berkumpulnya para kaum nasionalis, kelompok rasis yang mulai berkembang setelah Perang Dunia I. Hitler menjadi pengawas Partai Pekerja Jerman. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:14) b) Sejarah Partai NAZI (National Sozialistische Deutsche Artebeiter Partei) Menurut Luger Ballack (2007:21) Partai Pekerja Jerman adalah sebuah partai kecil yang didirikan oleh Anton Dexler bersama dengan Gottfried Feder, Dietrich Eckart serta Karl Harer pada tanggal 7 Maret Hitler terjun dalam Partai Pekerja Jerman atau Deutsche Arbeiter Partei (DAP), jumlah anggotanya masih 25 orang. Akibat dari aktivitas Hitler di partai ini, akhirnya Hitler dipecat dari pekerjaannya. Hal ini disebabkan seorang pengawas partai politik harus bersikap netral. Dengan adanya pemecatan terhadap Hitler maka membulatkan tekad Hitler untuk berkembang di dunia politik dan menanggalkan seragam militernya. Visi politik Partai Pekerja Jerman adalah mengembalikan harkat serta martabat bangsa dan negara Jerman setelah Perang Dunia I. Pada tahun 1919 sampai tahun 1921, Hitler mencapai puncak dalam Partai Pekerja Jerman yaitu menjadi pemimpin partai. Ini karena bantuan dari keahlian Hitler dalam berpidato yang dapat mempengaruhi setiap orang dalam partai tersebut. (Agustinus Pambudi,2005:30) Tidak lama setelah Hitler menjadi pemimpin yang telah menggeser posisi Dexler, Hitler mengganti nama dari Partai Pekerja Jerman (Deutsche Artebeiter Partei atau DAP) menjadi NSDAP (National Sozialistische Deutsche

6 Artebeiter Partei atau sering disebut NAZI) pada bulan November Partai NAZI tersebut memusatkan propaganda terhadap Perjanjian Versailles, penganut paham Marxisme, kaum Yahudi.Partai dengan lambang swatika ini semakin berkembang, dengan bukti bergabungnya Perwira Tentara Jerman yaitu Ernst Roehm yang meras tidak puas karena satuan milisi yang telah dibentuknya dibubarkan oleh pemerintah. (Luger Ballack,2007:23) Hitler cepat mendapatkan kepercayaan dari para pendukung partai. Banyak diantara para pendukung awalnya kelak akan diangkat menjadi pembantu utamanya dalam pemerintahan Jerman pada kekuasaan NAZI. Para pembantu Hitler antara lain Hermann Wilhelm Goring yang akan menjadi pemimpin Gestapo, Paul Joseph Goebbels ahli propaganda, Walter Richard Rudolf Hess pendukung fanatik Hitler, Otto Skorzeny ahli perang serta orang yang paling ditakuti di Eropa, Martin Bormann tangan kanan Hitler, Heinrich Luitpold Himmler pemimpin S.S nantinya. (Agustinus Pambudi,2005:30) Di bawah kepemimpinan Hitler, kaum NAZI seakan mendapatkan energi. Perekrutan anggota berjalan dengan lancar, hal ini karena banyak rakyat yang mulai simpati pada Hitler. Seiring berkembangnya partai NAZI, Hitler memiliki kesempatan untuk membentuk barisan pengawal elite yang lebih bersifat militeristik ketimbang tentara reguler. Pada tahun 1923, perekonomian Jerman runtuh, sejak Perang Dunia I, inflasi meroket, rakyat panik dengan harga-harga kebutuhan hidup. Saat itu rakyat Jerman membutuhkan pemimpin yang tegas dan juga berani. Situasi Jerman sudah sangat buruk, maka menurut Hitler Jerman hanya dapat diselamatkan melalui kediktatoran. Hitler berencana untuk menyiapkan langkah pengambilalihan kekuasaan. (Agustinus Pambudi,2005:31) c) Peristiwa Beer Hall Putcsh Pada tanggal 8 November 1923, Hitler yakin bahwa pemerintahan Republik Wiemar hampir runtuh. Kondisi Jerman memang memungkinkan terjadi adanya perebutan kekuasaan, karena Republik Wiemar saat itu dalam kondisi lemah, negara Jerman hampir mengalami kebangkrutan serta adanya konflik antar ideologi kepartaian semakin meruncing. Melihat situasi tersebut, maka Hitler yang dibantu oleh Jenderal Ludendorff serta para nasionalis lokal menggalang dan

7 mencari cara untuk menjatuhkan pemerintahan Bavarian di Munich. Tanggal 9 November 1923, pemimpin Pemerintahan Bavarian yaitu Gustav von Kahr akan berpidato di gedung Beer Hall di Munchen atau Munich. Hitler bersama dengan beberapa pengikutnya yaitu Max amann, Alfred Rossenberg, serta Ulrich Kahr mengganggu jalannya pidato kenegaraan. Tidak lama berserang 25 anggota S.A yang dipimpin oleh Hermann Goring memasuki gedung. Pelurupun ditembakkan ke langit-langit gedung, dan disambut terikan Hitler yang mengatakan bahwa pemerintahan Bavarian telah disingkirkan. Peristiwa yang terjadi malam itu sering disebut dengan Beer Hall Putcsh. Keesokan harinya, Hitler beserta Jenderal Ludendorff bersama dengan orang pendukung NAZI berjalan ke Munich. Tetapi perjalanan tersebut dihadang oleh polisi Jerman, sehingga bentrokan tidak dapat dicegah lagi. Bentrokan antara pengikut partai NAZI dengan polisi Jerman tersebut memakan korban sebanyak 16 orang. Hermann Goring terluka sehingga mengharuskan dia dibawa ke rumah sakit. Kudeta yang dilakukan oleh Hitler ini berakhir dengan ditangkapnya Hitler oleh polisi Jerman. Tanggal 26 Februari 1924, Hitler diadili Dan dihukum selama 5 tahun penjara di Benteng Landsberg. Sejak ditangkapnya Hitler maka partai NAZI dibubarkan serta dilarang oleh pemerintah. (Luger Ballack,2007:25) d) Mein Kampf Masa-masa Hitler berada dalam penjara merupakan periode yang sangat krusial dalam perjalanan politiknya. Hitler dapat mengonsolidasikan kekuatan politiknya. Dalam menjalani hukuman, Hitler tidak merasa sengsara, karena sering adanya kunjungan rutin dari para pendukungnya, Hitler menyadari bahwa dengan adanya ia dipenjara maka popularitasnya akan semakin berkembang. Selain itu, karena di dalam penjara Hitler merasa suasana lebih baik dibandingkan di luar penjara. Namun, yang lebih penting adalah Hitler mendapatkan kesempatan untuk menggariskan visi dan misi politiknya secara terperinci. Penjara merupakan tempat ideal bagi Hitler untuk mematangkan konsep-konsep politiknya, mengkonsolodasikan pendukung NAZI serta menyusun rencana untuk mencapai tujuannya. (Agustinus Pambudi,2005:33)

8 Selama menjalani masa hukuman di penjara, Hitler menyerahkan kendali partai NAZI kepada Alfred Rossenberg. Walaupun hal itu dilakukan sembunyisembunyi karena adanya larangan dari pemerintah terhadap semua kegiatan partai NAZI itu. Rossenberg mengedit surat kabar partai yaitu Kischen Beobacter (peneliti popular), tetapi dalam hal ini Rossenberg tidak pandai dalam administratif. Akibatnya, Hitler dapat dengan mudah memulai kontrol penuh terhadap semua kegiatan NAZI. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:19) Hitler mengarang buku dengan judul Mein Kampf (Perjuanganku). Dalam membuat buku itu, Hitler dibantu oleh Rudolf Hess yang merupakan pengikutnya yang juga masuk dalam penjara untuk menuliskan setiap kata yang diucapkan oleh Hitler. Mein Kampf dianggap sebagai kitab suci bagi anggota NAZI. Karya Hitler itu terbagi menjadi dua volume, dengan buku volume pertama ditulis saat Hitler berada dalam penjara, sedangkan buku volume dua ditulis Hitler setelah keluar dari penjara.buku tersebut memuat tentang ide-ide serta cita-cita Hitler yang menyakini pandangan Lanz von Liebenfels bahwa ras Arya yang berpusat di Jerman akhirnya menang dan memimpin seluruh dunia. Menurut pandangan Hitler, sejarah merupakan catatan pertarungan ras-ras manusia. Dalam buku Mein Kampf, Hitler mengutuk bangsa-bangsa yang dianggap sebagai ras rendah, oleh karena itu harus dimusnahkan. Ide lain Hitler adalah Lebensraum (konsep ruang hidup). Sebagai bangsa yang besar, Jerman memerlukan sejumlah besar wilayah taklukan. Hal ini karena setelah Perang Dunia I banyak wilayah pendudukan Jerman yang dikuasai Sekutu, sehingga penopang perekonomian Jerman runtuh. (Agustinus Pambudi,2005:33) f) Mendirikan Pasukan S.S (Schutzstaffel) Setelah keluar dari penjara, Hitler mulai menyusun kembali pasukan NAZI. Pada bulan April 1925, Hitler memerintahkan pada Julius Schreck selaku sopir pribadi serta pengawal pribadi yang bernama Stosstrupe untuk membentuk suatu pasukan pengawal baru yang dikenal dengan nama Schutzstaffel atau disingkat dengan S.S. Pada awal pembentukan pasukan Schutzstaffel ini hanya terdiri dari 8 anggota. Melihat peminatnya sedikit, maka Schreck mengambil S.S suatu keputusan dengan merancang S.S sampai meliputi wilayah Jerman. Dengan

9 membawa program NAZI, maka perekrutan berhasil mendapatkan peminat yang banyak terutama dari kalangan remaja Jerman dan dapat berjalan lancar. Dalam perekrutan pasukan S.S, seorang calon tentara diharuskan mengucapkan sumpah setia serta loyal kepada Hitler. Pasukan S.S ini secara resmi dibentuk tahun 1926, dengan pemimpin yang pertama adalah Josef Berch Told. (Luger Ballack,2007:29) Pasukan S.S merupakan pasukan kebanggaan Hitler. Satuan S.S yang merupakan tentara pribadi Hitler yang dilatih dengan disiplin yang sangat ketat. Pada awal pembentukan satuan S.S adalah hanya sebagai pengawal pribadi Hitler, tetapi dalam perkembangannya pasukan S.S akhirnya digunakan untuk mencapai berbagai tujuan terutama yang terkait dengan teror politik, pengumpulan data intelejen, hingga melakukan aksi pembantaian terhadap kaum Yahudi Dan juga digunakan dalam Perang Dunia II, yang keberadaannya sangat ditakuti oleh para musuh. (Agustinus Pambudi,2005:35) Pasukan yang dibentuk untuk membendung kekuatan politis S.A atau Angkatan Bersenjata resmi Jerman. Meskipun Hitler telah menghimpun kekuatan dalam rangka menguasai Jerman tetapi revolusi yang sebenarnya belum terjadi. Hal ini karena pasukan S.A dapat digunakan kekuatannya oleh Erns Roehm selaku pimpinan untuk melakukan kudeta, mengingat anggota S.A jumlahnya banyak. Heinrich Lutpold Himmler merupakan salah satu orang kepercayaan Hitler. Himmler diangkat menjadi wakil komandan S.S. Karier Himmler menjadi lebih cemerlang ketika komandan S.S yaitu Enhard Heiden mengundurkan diri pada Januari 1929 maka Himmler menjadi komandan S.S. Ditangan Himmler angkatan kecil ini berkembang menjadi pasukan yang besar pada masa Reich Ketiga. Hanya dalam waktu empat tahun, jumlah personel S.S menjadi orang. Hingga pada tahun 1945, pasukan S.S jumlahnya berkembang sampai orang. Pasukan S.S diseleksi berdasarkan kecerdasan serta eugenetika, dimana orang tersebut harus berasal dari ras Arya. Bagi orang-orang yang memiliki kecerdasan tinggi maka akan ditempatkan sebagai pasukan penggerak partai. Usaha Himmler untuk menjaga kemurnian ras Arya maka pada tahun 1931,

10 Himmler mengadakan kode perkawinan untuk anggota S.S. Anggota S.S dilarang menikah dengan pasangan yang tidak bisa membuktikan kemurnian ras Arya. Selain usaha itu, Himmler mendirikan sekolah pengantin S.S serta mendirikan institusi keibuan Lebensborn, tempat dimana gadis-gadis Jerman ras Arya murni dipilih untuk berhubungan seks dengan anggota S.S. Hal ini diharapkan akan menurunkan generasi yang lebih unggul. Sedangkan untuk menyaingi kekuatan S.A maka Himmler mengusahakan mengganti seragam S.S yang pada awalnya sama dengan S.S diubah menjadi lebih elit. (Luger Ballack,2007:151) Perkembangan selanjutnya, Himmler membentuk suatu pasukan baru lagi, tujuannya tidak lain untuk menyingkirkan S.A. Pasukan tersebut diberi nama Waffen S.S. Pasukan itu dikembangkan dari tiga divisi menjadi 35 divisi. Waffen S.S dibentuk menjadi angkatan militer pesaing Wehrmacht atau Angkatan Darat Jerman. Kedudukan Waffen S.S ini secara de jure berada di bawah S.S sedangkan secara de facto di bawah Wehrmacht. (Luger Ballack,2007:158) Lahirnya Schutzstaffel bersenjata atau Waffen SS merupakan kebutuhan terhadap pelaksanaan secara nyata mengenai propaganda NAZI tentang komunisme internasional. Pada awalnya Waffen SS tidak dibentuk dari divisidivisi dengan kekuatan besar terlebih dahulu melainkan dengan kekuatan sebesar resimen (standarte). Memang telah ada SS biasa (Algemeine SS), Gestapo, Kripo, serta satuan-satuan polisionil lainnya. Akan tetapi semua itu hanya terbatas pada aksi personil berupa pembersihan, penangkapan, serta sejenisnya. Himler menginginkan agar ada satuan yang dapat berfungsi lebih berupa aksi militer terutama di wilayah penduduk yang dianggap mesih berpotensi melawan Third Reich. Untuk itu perlu dibentuk satuan militer lainnya yang dapat melakukan aksi militer dengan skala penuh sehingga lahirlah apa yang disebut dengan Waffen SS atau SS bersenjata. ( Fernando R. Srivanto,2007:7) Anggota Waffen SS direkrut dari orang-orang sipil yang memenuhi kriteria rasial secara fisik sesuai dengan dokrin NAZI. Misalnya bentuk fisik yang sempurna, warna rambut serta mata, gigi yang masih lengkap juga pengetahuan tentang doktrin NAZI. Lahirnya Waffen SS sendiri merupakan kontroversi.

11 Pertama, Waffen SS adalah pasukan yang memiliki loyalitas penuh pada Hitler, namun tanggung jawab diberikan kepada Himler meski pun Goering pada awalnya terlibat dalam pembentukan Waffen SS. Artinya, Himmler memiliki kuasa penuh sebagai pimpinan tertinggi SS yang tidak saja membawahi SS, Gestapo, Kripo dan unit-unit personil lain, tetapi juga Waffen SS sebagai unit militer. Kedua, adanya keberatan dari pihak Angkatan Bersenjata Jerman (Wehrmacht) dengan adanya angkatan keempat di luar Komando Angkata Bersenjata (Oberkommando der Wehrmacht OKW) yakni Angkatan Darat (Heer), Angkatan Laut (Kriegsmarine), serta Angkatan Udara (Luftwaffe). Apalagi rekrutmen dilakukan terpisah dari Angkatan Bersenjata sehingga hal ini menggelisahkan para petinggi Wehrmacht namun karena Himmler bersikeras serta didukung oleh Hitler dengan alasan dibutuhkannya sebuah pasukan yang tidak hanya loyal kepada negara tetapi juga pada fuhrer sekaligus, maka SS-VT mulai dipersenjatai walau terbatas hanya kepada senjata infantri serta mobilitas yang masih menggunakan sepeda motor dan truck. Itu pun juga senjata serta kendaraan kelas dua. Alasan yang digunakan Himmler selain pasukan yang loyal adalah janji kepada para petinggi Wehrmacht bahwa pasukan SS-VT hanya digunakan pada acara-acara seremonial partai sehingga tidak perlu dikhawatirkan tentang perannya yang akan tumpang tindih dengan Angkatan Bersenjata. Selain itu beberapa perwira Heer juga dipinjam untuk melatih Dan membentuk SS-VT dengan konversi pangkat serta jabatan dalam struktur Waffen SS. Sebenarnya sejak awal rekrutmen telah terlihat begaimana perbedaanperbedaan yang cukup nyata antara Wehrmacht dan Waffen SS. Wehrmacht yang masih memegang teguh tradisi militer ala Prusia yang cukup konservatif, merekrut banyak perwira dari pemuda yang latar belakang intelektual serta didikan yang tinggi, diantaranya adalah orang-orang yang berasal dari keluarga yang memang turun temurun berkarir dalam bidang militer. Pemuda dengan latar belakang seperti itu akan ditemukan pada kota-kota besar dan merupakan kelas menengah. Sedangkan Waffen SS yang memberikan prioritas fisik serta pendidikan ideologi mendapatkan sumber tenaga justru dari daerah pedesaan di mana banyak pemuda yang mendaftar memang memiliki kualitas fisik tetapi pendidikan formalnya

12 terbatas, bahkan ada beberapa yang buta huruf. Tidak heran dengan dipinjamkannya beberapa perwira Heer adalah untuk mengkombinasikan kekurangan dan kelebihan yang ada sehingga diharapkan akan lebih unggul dari pada Wehrmacht. Konsep pelatihan yang dimiliki Waffen SS berlangsung selama beberapa bulan dengan pelatihan dasar (basic training)serta memiliki tiga tujuan yakni pelatihan fisik, kemampuan senjata ringan, serta indoktrinasi politik. Ketiga tujuan itu harus dipenuhi dan lulus oleh para kandidat mengingat situasi yang ditekankan bahwa mereka bukanlah pelamar sukarela, melainkan orang-orang yang terpilih secara individu masuk dalam Waffen SS. Setelah pelatihan dasar selesai maka mereka dikirim ke sekolah-sekolah spesialis misalnya Panzertruppenschule yaitu untuk mereka yang dipilih sebagai awak tank atau kavaleri. Dalam pembentukan satuan tempur, Waffen SS menggunakan metode yang berbeda dengan Angkatan Bersenjata. Kekompakan serta ras kebersamaan dikembangkan sedemikian rupa sehingga dalam pelatihan dasar tidak dibedakan antara perwira, bintara, serta prajurit. Hal tersebut berbeda dengan Wehrmacht yang masih sangat tradisional dengan memisahkan atasan dengan bawahan. Konsekuaensi dari metode itu adalah kekompakan serta rasa kebersamaan yang diperkuat oleh keyakinan ideologis sehingga menjadi berguna ketika dalam medan tempur. Pelatihan yang digunakan tersebut ternyata menciptakan kohesi satuansatuan tempur dengan penghargaan timbal balik antara atasan dengan bawahan bukan hanya sekedar disiplin kaku. Dalam Waffen SS tidak dibutuhkan untuk memberi salam kepada perwira Dan bentuk salam yang diambil dari salam Heil namun dalam posisi yang lebih rileks. Selain itu dengan menyebut perwira dengan kata Herr atau tuan juga dilarang dan cukup hanya dengan menyebut pangkatnya saja. (Fernando R. Srivanto,2007:11-14 Jika satuan SS berseragam hitam, maka Waffen SS pada awalnya menggunakan seragam yang nyaris serupa dengan Heer yakni abu-abu lapangan (feldgrau). Variasi lain yang dikembangkan selanjutnya adalah kamuflase misalnya dengan warna daun oak musim gugur. Inilah yang

13 membedakan antara Waffen SS dengan Wehrmacht. Selain itu ciri khas yang digunakan adalah tanda runik huruf SS yang terbentuk dua petir menyambar sebagai simbol kesatuan. Tanda tersebut juga digunakan di kerah baju sebelah kanan terutama untuk perwira menengah ke bawah dan tanda pangkat di kerah sebelah kiri. Hal ini juga membedakan Waffen SS dengan Wehrmacth yang menggunakan tanda pangkat di bahu serta elang bersayap di dada sebelah kanan. Bagi tentara sekutu sulit untuk membedakan SS dengan Wehrmacht pada umumnya terutama jika sama-sama menggunakan kamuflase. Terlebih antara awak tank Waffen SS dengan Wehrmacht yang sama-sama menggunakan seragam berwarna hitam serta memiliki simbol tengkorak. (Fernando R. Srivanto,2007:16) Kudeta yang yang dilakukan oleh Hitler pada tahun 1923 mengalami kegagalan dan mengharuskan Hitler menjalani hukuman di penjara. Melihat kenyataan tersebut, Hitler memutuskan untuk memusatkan kekuatan dalam merebut kekuasaan melalui jalan konstitusional. Hitler tidak lagi memakai cara pemberontakan untuk meraih kekuasaan dengan paksa, melainkan melalui kombinasi antara propaganda serta intimidasi politik. Hitler menyadari bahwa penggunaan kekerasan untuk merebut kekuasaan tidak akan mendapatkan simpati dari rakyat Jerman.(Agustinus Pambudi,2005:37) Dalam proses perluasan kekuatan NAZI, Hitler bersama teman-teman serta pengikutnya bekerja bersama-sama. Para pendukung Hitler berusaha penuh untuk membantu, pengikut Hitler yang setia antara lain Hermann Goring yang merupakan seorang pilot tempur pada Perang Dunia I yang tertarik akan pembentukan partai NAZI. Selanjutnya adalah Joseph Goebbels adalah seorang penulis yang penuh inspirasi dalam mengembangkan tehnik propaganda. Rudolf Hess merupakan mantan pilot tetapi akhirnya menjadi sekretaris Hitler. Ernst Roehm adalah seorang opsir tentara yang terlibat dalam peningkatan dukungan tentara reguler Jerman untuk membangun tentara NAZI. Selain itu Heinrich Himmler yang memulai pekerjaannya di NAZI dalam bidang kesekretaritan tetapi beralih ke S.S yang selanjutnya akan menjadi komandan pasukan tersebut.

14 Max amann yang diberi tugas untuk mengolah surat kabar partai serta perusahaan penerbitan. (George Sanford, Gerhard L. Weinberg,2007:20) Pada pemilu tahun 1928, NAZI memperoleh 12 kursi. Propaganda yang dimainkan oleh partai berlambang swastika itu mengalami peningkatan. Agresivitas Hitler beserta kawan-kawannya dalam berkampanye membuat partai NAZI tidak dapat diremehkan. Walaupun partai NAZI merupakan partai yang kecil, tetapi ancaman akan partai tersebut sudah mulai terlihat. Dalam waktu yang singkat mampu mengimbangi partai-partai yang sudah mapan, hal ini karena banyak rakyat Jerman yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap partai-partai yang lebih dahulu berdiri. Pada pemilu tahun 1930 partai NAZI menerima lebih dari 18,3% suara dan melambungkan partai terkecil di Jerman ini masuk ke peringkat dua terbesar. Pemilih partai NAZI melonjak dari orang menjadi orang. Hal ini menyebabkan partai NAZI menambahkan wakilnya di Reinchstag (parlemen) dari 12 menjadi 107 kursi. Perolehan suara yang sangat signifikan, menjadikan lawan politik Hitler melakukan perhitungan. Akibat perasaan yang takut untuk tersaingi, maka lawan-lawan politik Hitler menempuh strategi yang lebih kooperatif. Dengan cara menawarkan jabatan-jabatan yang strategis kepada para petinggi NAZI.(Agustinus Pambudi,2005:40) Bulan Maret 1930, Republik Wiemar berakhir, dengan berdasarkan pada sebuah mayoritas dalam reichstag (parlemen Jerman) merasa sudah tidak mampu untuk menanggulangi masalah yang terjadi di Jerman pada saat itu. Presiden Paul von Hindenburg menunjuk sebuah pemerintahan yang baru dengan Heinrich Bruning sebagai kanselir. Namun, Heinrich serta reichstag tidak setuju dengan ide Presiden Hindenburg untuk menyelesaikan persoalan itu. Presiden mengambil langkah yaitu membubarkan badan pembuat undang-undang serta menjalankan pemerintahan dengan dekrit darurat hal ini dianggap lebih baik daripada melalui prosedur legislatif. Kemenangan yang diraih oleh partai NAZI mengakibatkan para investor menarik uangnya dari Jerman, karena kemenangan partai tersebut dianggap telah melakukan kecurangan dengan melakukan berbagai macam kebohongan. Dengan para investor menarik uang di Jerman, mengakibatkan

15 sistem perbankan Jerman mengalami kebangkrutan, pengangguran semakin banyak. Dalam pemilu 1932 partai NAZI menerima lebih banyak suara di bandingkan dengan partai-partai yang lain. Dengan kemenangan partai NAZI dalam pemilu tersebut, maka menambah keyakinan Hitler untuk mencalonkan diri sebagai kanselir Jerman. Hitler pun mendesak untuk dapat menjadi kanselir dalam pemilihan pemimpin Jerman. Kenyataan berkata lain, Hitler mengalami kekalahan, suara yang diperoleh Hitler adalah sedangkan Hindenburg memperoleh suara. Kekalahan ini tidak membuat Hitler putus asa, malah membuat Hitler semakin berambisi. Hitler mendesak presiden Hindenburg untuk menunjuk dirinya sebagai kanselir. Permintaan Hitler tersebut ditolak oleh Hindenburg. Tetapi terdapat sekelompok kecil orang disekitar Presiden Hindnburg yang mendesak untuk mengangkat Hitler sebagai kanselir. Kelompok tersebut merasa bahwa Hitler bisa di kontrol serta popularitas dan juga bakatnya dapat digunakan untuk perkembangan selanjutnya. Karena Heinrich Bruning menolak untuk menjadi kanselir, maka Presiden Hindenburg menunjuk Franz von Papen. Usaha yang dilakukan Papen untuk menormalkan kembali Jerman tidak berhasil. Hal tersebut membuat Hindenburg kecewa, akhirnya Hindenburg melakukan pergantian dengan menunjuk Kurt von Schleicher yaitu pemimpin politik pada tentara. Tindakan yang dilakukan presiden mengakibatkan rasa kecewa dari Papen. Kekecewaan tersebut dilampiaskan dengan bergabungnya Papen ke NAZI. Papen beserta anggota NAZI lainnya membicarakan tentang kesenioran Hindenburg yang menunjuk Hitler sebagai perdana menteri dalam satu kabinet yang di dalamnya Papen akan menjadi menteri, sedangkan menteri yang lain akan berasal dari luar partai NAZI. Akhirnya pada tanggal 30 Januari 1933, Hitler diangkat sebagai kanselir. (Luger Ballack,2007:30) Faktor lain, kemenangan Hitler adalah peran Gobbels yang merupakan ahli propaganda NAZI. Paul Joseph Goebbels melakukan kontak pertama dengan partai NAZI terjadi saat Goebbels melakukan demonstrasi kampanye melawan pendudukan Perancis di daerah Ruhr pada tahun 1923 dan akhirnya Goebbels

16 bergabung dengan NAZI. Namun, ketika Hitler menjalani hukuman di penjara, Goebbels menjadi menganggur. Pada tahun 1924 partai NAZI bangkit kembali setelah Hitler terbebas dari penjara, Goebbels pun bergabung kembali. Goebbels merupakan pengikut Hitler yang setia, hal ini disebabkan oleh pemikirannya yang sama dengan Hitler yaitu membenci Yahudi. Pada bulan Oktober 1926 Goebbels ditunjuk sebagai pemimpin partai lokal NAZI di distrik Berlin- Bradenburg yang merupakan daerah yang kecil serta penuh dengan konflik. Tantangan tersebut dapat diatasi oleh Goebbels dengan baik, dengan mendirikan serta menerbitkan koran mingguan menggunakan nama Anggriff (The Attack). Selain menggunakan koran Goebbels juga menggunakan poster-poster propaganda, melakukan pawaipawai serta melakukan hasutan-hasutan tentang program anti semit. Dengan cara Goebbels tersebut tidak mengherankan jika anggota partai NAZI semakin lama semakin bertambah. (Luger Ballack,2007:73-76) Dalam kepemimpinan Hitler di partai NAZI, Goebbels banyak melakukan tindakan kekerasan terutama pertempuran jalanan. Selain itu, Goebbels juga melakukan penyerangan untuk menekan dominasi Partai Sosial Demokrat serta Partai Komunis. Kemampuan propaganda Goebbels dimanfaatkan juga pada saat Hort Wessel yang merupakan salah satu anggota Goebbles terbunuh. Goebbels merubah kesan Hort dari germo menjadi seorang martir NAZI. Selain itu Goebbels juga menyajikan gambaran yang berupa kebohongan, menyebarkan pesan-pesan yang menenai paham nasional sosialisme ke seluruh Jerman. (Luger Ballack,2007:77) 3. Masa Pemerintahan Hitler Diangkatnya menjadi kanselir, belum dapat menurunkan ambisi untuk meraih kekuasaan bagi Hitler. Pemikiran Hitler dalam menjalankan pemerintahannya, banyak dipengaruhi oleh pemikiran Darwin serta Mussolini. Hitler menganggap bahwa Mussolini merupakan seorang manusia besar di tingkat dunia. Sehingga dalam pemerintahan masa Hitler dijalankan paham Fasisme.(Jules Archer,2005:141)

17 Fasisme adalah pengaturan pemerintahan dan masyarakat secara totaliter oleh suatu kediktatoran partai tunggal yang rasialis, nasionalis,serta militeris. Cari khas dari fasisme adalah tumbuh dikalangan bangsa-bangsa yang secara teknologis maju. Berbeda dengan faham komunis yang tumbuh dari bangsa yang hidupnya melarat serta terbelakang.(william Eberstein,2006:106) Fasisme dapat berkembang dari adanya depresi ekonomi suatu negara industri. Dalam negara tersebut terdapat hubungan sebab akibat dari berbagai lapisan masyarakat. Ini terbukti dengan adanya seorang pengusaha kecil merasa kesulitan hidupnya berasal dari pengusaha besar. Kaum buruh yang merasa penderitaan yang dialami berasal dari para pengusaha pabrik. Para petani menyalahkan kebijakan pemerintah yang seakan tidak memihak pada mereka. Yang terakhir adalah golongan pengangguran. Golongan tersebut tidak dapat dibilang sebagai golongan yang sedikit. Golongan pengangguran merasa sebagai golongan yang terbuang, tidak memiliki masa depan sehingga dikucilkan dari masyarakat. Melihat banyak sekali perbedaan serta perasaan yang tidak percaya antara golongan satu dengan golongan yang lain, maka kaum fasis memberi jalan keluar. Untuk membangkitkan perasaan bangga, percaya diri serta menghapus perbedaan maka paham fasis meyakinkan bahwa semua lapisan masyarakat dalam negara tersebut adalah suatu suku bangsa yang teratas. Usaha tersebut terbukti efektif dalam perkembangan paham ini seterusnya. Hal ini disebabkan karena dengan meyakinkan bahwa bangsanya adalah bangsa teratas maka rasa percaya diri mulai timbul, serta yakin bahwa dirinya merupakan bagian dari masyarakat yang terhormat sehingga negara tersebut tidak mengenal adanya perbedaan dalam lapisan masyarakat tetapi hanya mengenal perbedaan dengan golongan ras dari bangsa lain. Terdapat unsur-unsur utama dari pandangan fasisme antara lain: a. Ketidakpercayaan akan pertimbangan akal. Dalam pandangan fasisme, terdapat suatu pemikiran yang fanatik. Fasisme tidak ada kepercayaan akan pertimbangan urusan-urusan kemanusiaan. Cenderung meletakkan titik berat dalam unsur-unsur tidak rasional, sentimentil serta tidak dapat terkontrol oleh manusia itu sendiri. Dasar kepercayaan tidak

18 dapat dipersoalkan secara kritis. Dalam hal ini seperti adanya kepercayaan bahwa hanya Hitler sebagai fuhrer atau pemimpin yang dapat mengembalikan kejayaan bangsa Jerman. b.penyangkalan terhadap persamaan manusia pada dasarnya. Fasisme menolak adanya pemikiran mengenai persamaan sebagai suatu konsep lunak dan sama sekali tidak benar. Paham fasis mengemukakan adanya perbedaan tersebut dijadikan tantangan. Konsep ketidaksamaan yang paling mudah diterangkan dalam bentuk kontras antara superior dan inferior. Hitler menanamkan pemikiran bahwa bangsa Jerman lebih kuat serta terhormat dibandingkan bangsa lain. Penegasan fasis tentang ketidaksamaan didasarkan atas kekuatan. c. Kode tingkah laku fasisme kode tingkah laku fasis meletakkan titik berat pada cara kekerasan serta kebohongan dalam segala hubungan manusia, lingkungan, serta hubungan dengan bangsa-bangsa yang lain. Menurut pandangan fasis, politik diberi sifat oleh hubungan kawan-musuh. Pandangan tersebut bertolak belakang dengan arti politik dalam negara demokrasi. Arti politik dalam negara demokrasi adalah suatu alat untuk menyelesaikan konflik-konflik sosial yang dilakukan secara damai. Fasisme menghendaki adanya suatu penghapusan secara total. Dengan adanya pandangan tersebut maka Hitler mendirikan berbagai kamp konsentrasi yang dapat digunakan untuk menghapus musuh-musuh yang dianggap sebagai penghambat cita-cita bangsa Jerman. d. Pemerintahan oleh golongan terpilih (elite) Dalam fasisme terdapat suatu konsep yang menyatakan bahwa hanya ada satu golongan kecil dari penduduk yang ditentukan oleh kelahiran, pendidikan serta status sosial yang sanggup mengerti apa yang baik bagi masyarakat seluruhnya. Prinsip kepemimpinan fasisme menunjukkan kepercayaan bahwa seorang pemimpin tidak mungkin salah karena seorang pemimpin tersebut diyakini memiliki kekuatan lebih dibanding manusia biasa. e. Sistem Totaliter

19 Fasisme menekankan bahwa sistem totaliter sebagai cara hidup dalam seluruh hubungan manusia. Fasisme menggunakan otoritas dan kekerasan dalam segala macam hubungan sosial serta politik. Dalam pemikiran negara fasisme keberadaan seorang perempuan diposisikan sebagai golongan nomor dua. Kaum perempuan harus tinggal dengan urusan mereka sendiri. Kewajiban seorang perempuan menurut negara Jerman adalah Kinder (anak-anak), Kuche (dapur), serta Kirche (gereja). Kaum perempuan Jerman dianjurkan untuk menghasilkan anak-anak untuk negara Jerman di luar perkawinan. Fasisme menolak untuk mempekerjakan kaum perempuan terlalu banyak dalam bidang pendidikan. Hal itu disebabkan karena pendidikan merupakan tahap awal untuk mencetak kepribadian seseorang. Dengan adanya kaum perempuan maka dikhawatirkan dapat merusak kedisiplinan serta ketegasan. Fasisme totaliter cenderung menggunakan berbagai macam ancaman, pembunuhan, ataupun dalam bentuk kekerasan yang lain. Sedangkan bentuk otoriter klasik lebih bersifat menahan diri dalam menggunakan cara-cara lain dan hanya melakukan pembunuhan terbatas. Jadi apabila ada seorang pemimpin yang mengalami kekalahan maka diperbolehkan untuk mengungsi ke negara lain beserta keluarganya. f. Rasialisme dan imperialisme Rasialisme serta imperialisme adalah dua dasar pokok bagi kaum fasisme untuk menjalankan prinsip ketidaksamaan dan kekerasan dalam rangka hubungan dengan masyarakat bangsa-bangsa lain. Menurut doktrin fasisme terdapat kaum terpilih yang paling unggul dari yang lain. Kaum terpilih tersebut berhak memaksakan keinginan kepada golongan-golongan lain dengan cara kekerasan. Dalam rencana Jerman untuk menguasai dunia termasuk penghapusan bangsabangsa tertentu melalui pembunuhan secara besar-besaran dan telah direncanakan. g. Oposisi terhadap undang-undang dan aturan internasional. Oposisi terhadap undang-undang dan aturan internasional adalah akibat yang logis dari kepercayaan fasis tentang ketidaksamaan kekerasan, rasialisme, imperialisme dan peperangan. Organisasi internasional berbentuk pemerintahan dengan persetujuan yang langsung menentang prinsip fasis tentang pemerintahan dengan paksa. Negara-negara fasisme senantiasa menjauhkan diri dari organisasi

20 dengan persetujuan yang berlangsung menentang prinsip fasis tentang pemerintahan dengan paksa. Negara-negara fasisme senantiasa menjauhkan diri dari organisasi internasional ketika negara tersebut harus mematuhi keputusankeputusan mayoritas. Organisasi yang didalamnya pengaturan segala sesuatu dijalankan dengan cara-cara diskusi dan tidak dengan cara kekerasan. Jerman menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa pada tahun Pada bidang diplomatik, negara fasisme menjauhkan diri dari persetujuan umum yang bersifat multirateral. Negara fasis lebih suka persetujuan bilateral terutama dengan negara yang masuk dalam rencana untuk dikuasai. Hitler senantiasa menawarkan pakta persahabatan atau pakta non agresi kepada negara kecil. Masyarakat dunia yang lain telah menduga negara itu adalah korban Hitler berikutnya. Dalam menjalankan taktik menguasai dunia, Jerman menggunakan taktik yang sama dengan italia terutama pada pemerintahan Mussolini. (William Eberstein,2006: ) Terdapat tiga hal penting yang terdapat dalam pandangan dan cita-cita Hitler untuk membangun Jerman. Hal ini yang menjadi ciri khas fasisme Jerman yaitu: 1) Nasionalisme yang fanatik, nasionalisme berguna untuk membangkitkan kembali keyakinan dan kehormatan serta persatuan bangsa Jerman. Hitler memberikan pandangannya tentang hal ini dengan menyatakan : Kita hanya mengenal dua Tuhan, Tuhan yang berada di surga dan Tuhan yang berada di bumi dan itu adalah tanah air kita. 2) Antidemokrasi dan parlementerisme, karena kedua hal itu mengekang otoritas serta kepemimpinan dari seseorang yang diberi kekuasaan untuk mempertanggung jawabkan kekuasaannya. 3) Menghapuskan keyakinan tentang kerukunan, saling pengertian, perdamaian dunia. Liga Bangsa-Bangsa serta solidaritas internasional akan melemahkan mental dan kekuatan seseorang untuk menuntut haknya secara penuh. (Erry Syahrian,2003:16) Perbedaan ajaran antara Hitler dengan Mussolini adalah tentang adanya ajaran mengenai ras manusia yang hanya terdapat pada ajaran NAZI. Adanya ajaran ras tersebut dipengaruhi oleh teori Darwin.

21 Teori Darwin menjadi dasar dari pemikirannya yang diwujudkan dalam berbagai kebijakan yang Hitler keluarkan. Hitler mengatakan bahwa untuk mempertahankan hidup manusia maka membutuhkan pertarungan. Hitler terinspirasi konsep eugenetika yang akan menjadi dasar pijakan pandangan evolusionis NAZI. Eugenetika berarti perbaikan ras manusia dengan membuang orang-orang yang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu yang sehat. Menurut teori Darwin, ras manusia bisa diperbaiki dengan meniru cara hewan berkualitas baik dihasilkan dengan perkawinan hewan yang sehat serta hewan yang cacat dan berpenyakit harus dimusnahkan. Dalam hal ini Hitler menghimbau para remaja Jerman untuk berhubungan seks tanpa harus menikah. Pada tahun 1935 untuk menunjang teori Darwin maka Hitler membangun yang disebut ladang reproduksi dimana di dalamnya tinggal remaja putri ras Arya serta para perwira SS untuk berhubungan. Dengan program tersebut maka dipercaya negara akan dibangun berdasarkan konsep keunggulan ras Arya. (Luger Ballack,2007:27) Ada tiga hal penting yang menjadi ciri dari pemikiran Hitler mengenai ras, yaitu : 1) Ras merupakan ciri biologis yang dapat menentukan kualitas moral, kebudayaan dan kepribadian seseorang atau bangsa. Semakin tinggi kedudukan rasnya maka semakin tinggi kualitas moralnya. 2) Ketahanan suatu masyarakat atau bangsa terhadap segala perubahan dalam lingkungannya baik fisik maupun mental tergantung dari rasnya. 3) Sebagai kesimpulan, ras yang paling unggul atau superior harus menjadi pemimpin bagi masyarakatnya atau bangsanya walaupun ras tersebut merupakan kelompok minoritas. (Erry Syahrian,2003:16) Pada tanggal 27 Februari 1933 terjadi peristiwa yang menggemparkan rakyat Jerman yaitu terbakarnya gedung parlemen (Reinchstag). Hitler dengan cepat menuduh bahwa tindakan tersebut sebagai bagian dari satu rencana (plot)

22 yang disusun komunis untuk menguasai Jerman. Dengan mengkambing hitamkan seorang pemuda Belanda sebagai pelaku pembakaran yaitu Van der Luppe. Hitler langsung mengumumkan adanya pemberlakuan Undang-Undang Darurat yang isinya antara lain memberikan kewenangan kepada kanselir untuk menyusun undang-undang atau peraturan yang tidak harus sejalan dengan konstitusi sehingga persetujuan parlemen tidak diperlukan. Langkah yang ditempuh Hitler selanjutnya adalah memerintahkan pengawal pribadinya yang sekarang telah menjadi kesatuan tentara sendiri untuk menjaga keamanan Jerman. (Agustinus Pambudi,2005:41) Setelah terjadi pembakaran gedung parlemen, Hitler melakukan pembersihan musuh politiknya, baik kaum komunis maupun kelompok lain yang menuntut pemerintahan demokratis. Banyak pejabat pemerintahan yang diganti dengan orang-orang NAZI. Selain itu, Hitler membujuk Hindenburg untuk mempermasalahkan sebuah dekrit yang menangguhkan seluruh kebebasan warga Jerman. Dekrit darurat tersebut berisi: Pembatasan terhadap terhadap kebebasan pribadi dan hak untuk kebebasan mengeluarkan pendapat, termasuk kebebasan pers, terhadap hak berkumpul dan berserikat serta pelanggaran kerahasiaan komunikasi pos, telegraf dan telepon serta surat kuasa, penggeledahan rumah, perintah penyitaan dan juga pembatasan terhadap properti, juga dianjurkan di luar batasan hukum yang dianut. Hitler juga memasang anggota NAZI yang loyal dal pos-pos penting di birokrasi, mahkamah agung serta pemerintahan provinsi di Jerman. Hitler mengganti semua serikat buruh dengan front buruh Jerman yang dikontrol NAZI dan menyatakan melarang semua partai politik kecuali partai NAZI. Pada tanggal 23 Maret 1933, para dewan (legislator) patuh dengan enabling act dimana kekuasaan legislatif parlemen diambil alih kabinet. Aksi tersebut secara tidak langsung mendukung pemerintahan diktatorial Hitler serta menandai berakhirnya Republik Wiemar.

23 4. Holocaust a. Sejarah Antisemit Holocaust berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Holo yang berarti keseluruhan dan Caustos yang berarti terbakar. Pada dasarnya kata tersebut merujuk pada sebuah penawaran untuk dibakar atau sebuah pengorbanan keagamaan dengan cara dimusnahkan oleh api. Holocaust juga dikenal dengan nama-nama seperti Ha-Shoah (bahasa Yahudi) yang berarti bencana atau kehancuran total. Nama selain itu adalah Khurbn (bahasa Yindi), Parajmos (bahasa Romania), Calopalenie atau Zaglada (bahasa Polandia). Semua sebutansebutan tersebut digunakan untuk mendiskripsikan genocide atau kata penghalus dari pemusnahan suatu kelompok bangsa sacara teratur serta sistematis, yang dilakukan NAZI yang dipimpin Adolf Hitler terhadap kelompok minoritas di Eropa.(Stephane Downing,2007:7) Kebencian terhadap orang Yahudi tersebut sering dikenal dengan antisemit. Menurut Judith Sandeen Bartel (2000:44) menyatakan bahwa Antisemit merupakan kebencian dan diskriminasi terhadap Yahudi. Sedangkan menurut Stephane Downing (2007:12) menyatakan bahwa Antisemit merupakan istilah yang dipakai secara umum untuk menunjukkan bentuk terkeras dari pemusnahan kaum Yahudi. Menurut George Sanford, Gerhard L. Weinberg (2007:61) kata Semit pada awalnya diaplikasikan untuk semua keturunan Shem, anak tertua nabi Nuh dalam lingkup patriarki Bibel. Tetapi dalam penggunaan selanjutnya kata tersebut mengacu pada sekelompok orang di Barat Daya yaitu Yahudi. Kata antisemit menunjukkan permusuhan terhadap kaum Yahudi. Untuk mengetahui asal-usul Yahudi tidak dapat lepas dari tokoh Ibrahim yang dipandang sebagai nenek moyang dari tiga agama monotheistic dan semitik, Yahudi, Kristen dan Islam. Ibrahim berasal dari Babylonia, anak dari seorang pemahat patung istana yang bernama Azar atau Terach. Ibrahim dan ayahnya selalu berseteru tentang keyakinan mereka yang pada akhirnya Ibrahim membakar seluruh patung. Akibat perbuatan Ibrahim tersebut maka mendapat hukuman bakar tapi Ibrahim berhasil selamat dan hijrah ke Kanaan yaitu Palestina Selatan.

24 Ibrahim memiliki istri yang bernama Sarah, mereka berdua tinggal di Mesir. Namun kedua manusia tersebut belum memiliki keturunan. Untuk meneruskan garis keturunan Ibrahim, maka ia menikah lagi dengan seorang budak pemberian raja Fir oun bernama Hajar. Pernikahan Ibrahim dan Hajar dikaruniai seorang anak yang bernama Ismail. Karena perasaan cemburu dari Sarah, Hajar pun diusir dari rumahnya dan dikirim ke Makkah. Setelah menunggu sekian lama akhirnya Ibrahim dan Sarah dikaruniai anak yang bernama Ishaq. Ishaq setelah dewasa dan menikah, dikarunai seorang anak yang bernama Yaqub yang diberi gelar Israel. Anak turun Yaqub atau Israel ini berkembang dan menjadi nenek moyang bangsa Yahudi, yang juga disebut Bani Israel (anak turun Israel). ( Anak turun Yaqub digambarkan dalam Al- Qur an sebagai bangsa yang membuat kerusakan di bumi, berlaku angkuh, sombong, suka memberontak, chauvinis, merasa paling unggul dan benar sendiri. Sekitar tujuh abad sebelum masehi bangsa Babylonia yang dipimpin Nebukadnezar datang menyerbu Yerusalem tempat tinggal anak turun Israel. Terjadi kerusakan parah kota tersebut dan mengharuskan penghuninya harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Setelah situasi di Yerusalem maka anak turun Israel kembali lagi dan menetap disana. Tetapi dalam tujuh puluh masehi, bani Israel menolak kerasulan Nabi Isa dan Bani Israel menyiksa para pengikutnya. ( Akibat dari penolakan itu, maka orang Kristen menganggap Yahudi sebagai pemberontak terhadap agama sejati dan bertanggung jawab untuk kematian Kristus dan secara umum sebagai wujud kejahatan. Atas kebijakan raja Titus dari Roma meratakan Yerusalem yang merupakan tempat tinggal Yahudi. Tidak ada yang tersisa dari penyerangan tersebut, kecuali tembok ratap (tempat orang-orang Yahudi meratapi nasib mereka). Bangsa Yahudi mengalami Diaspora, mengembara ke berbagai negara karena mereka tidak memiliki tanah air. (Stepanie Downing,2007:10) Kebencian terhadap kaum Yahudi diawali pada tahun 70 SM saat Kaisar Italia yaitu Pompeius Agung memaksa Yahudi untuk menyembah dewa-dewi Roma. Kebencian terhadap Yahudi bertambah luas setelah adanya peristiwa kematian Yesus yang merupakan putra Tuhan. Sekalipun kematian Yesus karena

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari sebuah kajian skripsi dengan judul PERANAN ADOLF HITLER DALAM PERKEMBANGAN SCHUTZSTAFFEL (1925-1945): Suatu Perspektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2014 Peranan Adolf Hitler dalam perkembangan Schutzstaffel ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2014 Peranan Adolf Hitler dalam perkembangan Schutzstaffel ( ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sejarah, aktor merupakan figur yang penting, baik sebagai individu, maupun sebagai partisipan dalam kelompok atau masyarakat. Secara kolektif, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah umat manusia di dunia, sejarah negara Jerman yang menyimpan misteri. Jerman merupakan negara yang terletak di Pedalaman benua Eropa dan hanya sebagian

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN Harry Rizki Utami, 2013

BAB V KESIMPULAN Harry Rizki Utami, 2013 BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis dari bab IV. Berdasarkan tiga rumusan masalah yang terdapat di bab I tersebut,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A.TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI A.TINJAUAN PUSTAKA BAB II KAJIAN TEORI A.TINJAUAN PUSTAKA 1. Diktator Militer Menurut Yahya Muhaimin, Amien Rais, Sugiono, Iin Herlina dan Usmar Salam (1985:50) dalam Kamus Politik memberi pengertian bahwa diktator merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANG DUNIA II

BAB III PERANG DUNIA II Page1 BAB III PERANG DUNIA II I. Sebab Tidak Langsung 1. Lahirnya negara totalitarian Nazisme Jerman (Adolf Hitler), Fasisme Italia (Benito Mussolini) dan Militerisme 2. Munculnya chauvinisme (nasionalisme

Lebih terperinci

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan dasar bagi manusia. Komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu perilaku interaksi yang terjadi di dalam diri seseorang atau di antara

Lebih terperinci

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni PERBANDINGAN IDEOLOGI Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni MAKNA IDEOLOGI KARL MARX Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. HAROLD H. TITUS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PERANG DUNIA I

BAB 1 PERANG DUNIA I Page1 BAB 1 PERANG DUNIA I I. Penyebab Langsung a. 28 Juni 1914: Terbunuhnya Franz Ferdinand (pewaris tahta kerajaan Austria-Hongaria) dan istrinya karena ditembak oleh Gavrilo Princip (anggota teroris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2

SMP kelas 9 - SEJARAH BAB 1. Perang Dunia IIlatihan soal 1.2 1. Negara-negara yang tergabung dalam blok fasis adalah... Jerman, Jepang, dan Italia Jerman, Jepang, dan Inggris Jepang, Italia, dan Uni Soviet Jerman, Hungaria, dan Amerika Serikat SMP kelas 9 - SEJARAH

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DUNIA

SEJARAH PEMILU DUNIA SEJARAH PEMILU DUNIA PENGERTIAN PAKAR Secara etimologis kata Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu damos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kedaulatan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia 101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu. BAB 5 KESIMPULAN Pembebasan Prancis merupakan sebuah proses yang terdiri dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah penyerangan ke Normandie yang memungkinkan Sekutu mendirikan pangkalan untuk mengatur pembebasan

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara Paragraf 1 Penyebaran Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme Pasal 212 (1) Setiap

Lebih terperinci

Negara Demokrasi Modern dan Negara Autokrasi Modern

Negara Demokrasi Modern dan Negara Autokrasi Modern 1 Negara Demokrasi Modern dan Negara Autokrasi Modern Disusun oleh: Pamungkas Satya Putra Pamungkas Satya Putra Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang Karawang 2014 2 Perkuliahan Tema Pamungkas

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Tindak pidana desersi merupakan tindak pidana militer yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI, padahal anggota TNI sudah mengetahui mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni BAB VI KESIMPULAN Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni sejak tahun 1961 hingga 1963, akan tetapi Kennedy tetap mampu membuat kebijakan-kebijakan penting yang memiliki dampak

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 No.1459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Status Gugur/Tewas. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUS GUGUR ATAU TEWAS BAGI PRAJURIT

Lebih terperinci

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. Modul ke: MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN MODUL 2 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. ( DITERBITKAN OLEH UMB GRAHA ILMU ) Fakultas

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 4, 1988 (ADMINISTRASI. HANKAM. ABRI. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Bagian ini merupakan bagian yang membahas kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan intisari jawaban pada Bab IV yang didasarkan

Lebih terperinci

HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA

HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA PRODI: ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Semester: Genap 2010/2011 Pertemuan 13 ANALISIS: PROPAGANDA FASISME 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Istilah fasisme pertama

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah.

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah. Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah. Luka itu belum sembuh. Mesin perang tentara dan polisi Mesir mengoyak-ngoyak

Lebih terperinci

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah

Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Ellen White & Tes Kesempurnaan yang Salah Orang-orang yang percaya pada pelayanan Ellen G. White sebagai seorang nabi sejati, seringkali menjadi yang paling sulit untuk menerima Sabat lunar. Alasannya

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Impunitas yaitu membiarkan para pemimpin politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasisme dan diskriminasi rasial merupakan salah satu masalah besar yang sedang dihadapi oleh masyarakat dunia pada saat ini dalam skala yang begitu besar. Isu yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG LAMBANG PALANG MERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia

Lebih terperinci

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA (TREATY BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON MUTUAL ASSISTANCE IN CRIMINAL MATTERS) PERJANJIAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH Bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua anggota keluarga manusia adalah landasan bagi

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Kalender Doa September Berdoa Bagi Wanita Bulgaria, Kroasia, Yunani dan Slovakia

Kalender Doa September Berdoa Bagi Wanita Bulgaria, Kroasia, Yunani dan Slovakia Kalender Doa September 2016 Berdoa Bagi Wanita Bulgaria, Kroasia, Yunani dan Slovakia Masyarakat negara negara Eropa Selatan seperti Bulgaria, Kroasia, Yunani dan Slovakita menghadapi banyak tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Peranan Hjalmar Schacht dalam Membangun Perekonomian Jerman (1933-1939). Kesimpulan ini merujuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu

Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu Wawancara dengan Soe Tjen: Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu Tak ada yang memberitahu Soe Tjen tentang nasib ayahnya dan genosida anti-komunis. Sampai ia mendengar kisah itu dari ibunya, setelah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifatya pribadi, politis, maupun ideologi yang melatar belakanginya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifatya pribadi, politis, maupun ideologi yang melatar belakanginya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembrontakan Pembrontakan terjadi karena adaya konflik, konflik antar kelompok sering kali timbul karena adanya sejarah persaingan, prasangka, dan rasa benci, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

Lebih terperinci

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 11 Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh PENDAHULUAN Wahyu 11:1-2 Sebatang buluh berfungsi sebagai alat pengukur. Yohanes disuruh mengukur Bait Suci. Ini bukan kaabah di Yerusalem karena sudah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

SEJARAH POLITIK DUNIA

SEJARAH POLITIK DUNIA SEJARAH POLITIK DUNIA BIOGRAFI BENITO MUSSOLINI Disusun Oleh: Ahlul Amalsyah (20100510054) Dosen Pembimbing: Drs. Bambang Sunaryono, M.Si FAKULTAS ILMU SOCIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci