II. TINJAUAN PUSTAKA A.
|
|
- Yulia Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Abu Vulkanik Kelud Gunung Kelud memiliki bentuk strato dan diklasifikasikan sebagai gunung api aktif tipe A bersifat freato magmatik sampai magmatik. Interaksi antara batuan andesit dengan air yang bersifat asam diduga menghasilkan sumber ion yang terdiri atas Na, K, Ca, Mg, Fe, Al termasuk unsur-unsur jejak seperti Zn, Li, As, Rb, Cr, Pb, Ti,Ni, Cu, Ce, dan Be (Kadarsetia et al. 2006). Apabila terjadi erupsi, maka erupsi Gunung Kelud bersifat eksplosif. Berdasarkan petrografisnya, batuan vulkanik Kelud dapat diklasifikasikan sebagai batuan calc-alkaline dan berkembang dari K basalt medium ke K andesit medium (SiO2 = 49% hingga 61%). Oleh karena itu, material hasil erupsi Gunung Kelud diduga mengandung banyak unsur hara kalsium yang dapat memberi manfaat positif bagi bidang pertanian (Brotopuspito dan Wahyudi 2007). Abu vulkanik Kelud itu lebih halus ukurannya dibanding abu vulkanik Merapi. Abu vulkanik Kelud memiliki partikel halus seperti lempung atau klei dengan diameter di bawah milimeter. Abu yang ukurannya lebih halus ini lebih mudah untuk mengikat air. Waktu yang dibutuhkan untuk pengolahannya menjadi pupuk tanaman, dan bahan untuk memperbaiki sifat tanahpun akan lebih singkat. Abu vulkanik Kelud ini memiliki kelebihan bisa memperbaiki sifat tanah dan mengikat air sehingga lebih lembap atau bisa meningkatkan daya adhesi tanah. Abu vulkanik Kelud bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah dan pertanian karena mengandung unsur-unsur amelioran tanah seperti Fe (besi), Mn (mangan), Si (silikat), Al (aluminium), Ca (kalsium), K (kalium), dan P (fosfor) (Budiyanto 2014). Kandungan unsur yang paling umum pada abu vulkanik adalah sulfat, klorida, natrium, kalsium, kalium, magnesium, dan fluorid. Ada juga unsur lain, seperti seng, kadmium, dan timah tapi dalam konsentrasi yang lebih rendah (Dinas Kesehatan Bantul 2014). Karakteristik abu vulkanik yang terdapat pada gunung berapi memiliki kandungan P dalam abu vulkan berkisar antara rendah sampai tinggi (8-232 ppm P 2 O 5 ). KTK ( me/100g) dan kandungan Mg 4
2 5 ( me/100g), yang tergolong rendah, namun kadar Ca cukup tinggi ( me/100g). Sulfur (2-160 ppm), kandungan logam berat Fe (13-57 ppm), Mn ( ppm), Pb ( ppm) dan Cd cukup rendah ( ppm) (Sudaryo dan Sucipto 2009). Penambahan abu vulkanik Kelud dan pupuk kandang meningkatkan ketersediaan dan serapan magnesium oleh jagung dan kadar klorofil daun jagung. Pengaruh interaksi keduanya terhadap variabel yang diamati tidak nyata. Hal ini menunjukkan bahwa abu vulkanik dan pupuk kandang memberikan pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan ketersediaan dan serapan magnesium serta kadar klorofil. Ada hubungan antara ketersediaan magnesium dan kadar klorofil daun jagung (Suntoro et al. 2014) Peran teknologi dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap lahan pertanian terkait erupsi Gunung Sinabung telah banyak dilakukan. Hasil penelitian terkiat pemberian abu vulkanik Sinabung dan pupuk kandang ayam pada tanaman kedelai menunjukkan bahwa keberadaan abu vulkanik Sinabung berpengaruh nyata terhadap diameter batang, jumlah polong isi, jumlah biji per tanaman, produksi tanaman, dan bobot 100 biji. Pupuk kandang ayam yang ditambahkan bersama dengan abu vulkanik memberikan pengaruh nyata terhadap diameter batang, jumlah polong berisi, jumlah biji per tanaman, bobot biji pertanaman, produksi tanaman dan bobot 100 biji. Interaksi abu vulkanik Sinabung berpengaruh nyata terhadap diameter batang, jumlah polong isi, jumlah biji per tanaman, produksi tanaman, dan bobot 100 biji (Marko et al. 2015). Abu vulkanik Merapi memiliki tekstur yang didominasi partikel pasir sebesar 70% dan memiliki ph H 2 O sebesar 7.6 dengan besarnya KTK yaitu cmol/kg. Kandungan unsur Ca pada abu vulaknik Merapi tinggi yaitu sebesar 442 mg/kg dan unsur Mg sebesar 152 mg/kg. Menurut penelitian tentang pengaruh kombinasi abu vulkanik Merapi, pupuk organik dan tanah mineral terhadap tanaman jagung maka hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai kombinasi media tanam yang terdiri dari abu vulkanik Merapi, pupuk kandang sapi dan tanah mineral memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan C-organik, asam
3 6 humat-fulfat, bobot isi dan bobot kering puus tanaman jagung (Nurlaeny et al. 2012). B. Pupuk Kandang Pupuk kandang sebagai salah satu pupuk organik mengandung unsur hara yang cukup lengkap yang meliputi nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) yang merupakan unsur hara makro primer dan unsur hara makro sekunder seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Selain itu, pupuk kandang juga mengandung unsur hara mikro dan juga mengandung bakteri simbion yang berasal dari saluran pencernaan hewan. Penambahan pupuk organik dapat menambah tersedianya unsur hara bagi tanaman untuk diserap dari dalam tanah. Pupuk kandang membawa pengaruh positif terhadap perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah (Priyono dan Sarwono 2015). Penambahan bahan organik yang berasal dari kotoran hewan, selain menambah bahan organik tanah juga memberikan kontribusi terhadap ketersediaan hara serta mengefiensienkan penggunaan pupuk anorganik. Bahan organik dari jenis kotoran hewan (pupuk kandang) umumnya mudah terurai karena C/N rasio yang rendah. Selain itu, penggunaan bahan organik (pupuk kandang) secara ekonomis murah, mudah diperoleh dan tanpa pendekatan teknologi yang tinggi sehingga relatif mudah dijangkau oleh petani (Rachman et al. 2008). Kadar unsur hara pupuk kandang sapi setelah dikomposkan meningkat dibandingkan dengan pupuk kandang sapi yang masih segar. Pupuk kandang sapi yang masih segar memiliki kadar N sebesar 0.5%; P sebesar 0.3%; K sebesar 0.5%; Ca sebesar 0.3%; dan Mg sebesar 0.1%. Pupuk kandang sapi yang telah dikomposkan memiliki kadar N, P, K, Ca, Mg masing-masing 2%; 1.5%; 2.2%; 2.9%; dan 0.7% (Hartatik dan Widowati 2010). Penambahan pupuk kandang sapi 15 ton per hektar menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan komponen produksi kedelai yang tinggi. Aplikasi pupuk kandang sapi nyata meningkatkan kandungan hara kalium daun dan serapan total hara nitrogen dan kalium tanaman (P<0.05). Penambahan pupuk kandang sapi meningkatkan jumlah polong per tanaman dan bobot kering
4 7 brangkasan panen per tanaman masing-masing hingga 26.7 dan 57.9% dibandingkan tanpa pupuk (P<0.01). Penambahan pupuk kandang sapi menghasilkan pertumbuhan dan serapan hara tanaman kedelai yang lebih baik dibandingkan tanpa pupuk (Sudarsono et al. 2013). Penggunaan pupuk organik menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap penurunan berat isi dan peningkatan porositas tanah. Namun, penggunaan pupuk organik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kemantapan agregat. Perbaikan sifat fisik tanah akibat penambahan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap perakaran tanaman. Selain itu, bakteri yang terdapat dalam pupuk organik mampu bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman khususnya membantu proses tersedianya dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman (Prasetyo et al. 2014). Pemberian pupuk kandang sapi pada pertanaman jagung manis berpengaruh nyata terhadap peningkatan kualitas tanah meliputi; ph tanah, C- organik, KTK, P-total tanah dan ketersediaan kalium. Hasil terbaik diperoleh dengan pemberian pupuk kandang sapi sebesar 15 ton/ha. Pemberian pupuk kandang sapi pada tanaman jagung manis juga berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman, berat tongkol per tanaman dan berat tongkol per hektar tanaman jagung manis dimana hasil terbaik diperoleh dengan pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 10 ton/ha (Ariyanto 2011). C. Karakteristik Tanah Alfisol ph tanah Alfisol tergolong rendah yaitu < 5.0 dimana pengaruh kemasaman lebih dominan. Kehadiran molekul karbonat bebas yang utamanya adalah kalsium dan magnesium akan mempertahankan ph dalam kisaran 7.l5-8.0 yang mana berada di atas kelarutan sebagian besar mineral-mineral primer (Lopulisa 2004). Bahan organik yang terdapat pada permukaan tanah Alfisol akan tercampur dengan bahan-bahan mineral dengan bantuan cacing atau hewan-hewan lain pada kedalaman 2-10 cm, sehingga terbentuk lapisan mull (horizon A 1 ). Jenis tanah Alfisol memiliki lapisan solum tanah yang cukup tebal yaitu antara cm, tetapi tanah ini memiliki batas antar horizon tidak begitu jelas. Tanah Alfisol memiliki warna tanah coklat sampai merah. Tanah ini memiliki tekstur yang
5 8 bervariasi dari loam sampai klei, dengan struktur gumpal bersudut. Kandungan unsur hara tanaman seperti N, P, K dan Ca umumnya rendah dan reaksi tanahnya (ph) sangat tinggi (Sarief 1985). Tanah Alfisol merupakan salah satu jenis tanah yang sering dimanfaatkan dalam budidaya pertanian komoditas serealia. Permasalahan pada tanah Alfisol yaitu jika pengolahannya dilakukan secara intensif dapat menimbulkan penurunan bahan organik pada lapisan atas tanah dan sifat fisik tanah (Agungkiswantoro et al. 2013). Lebih lanjut Tan (2000) mengemukakan bahwa tanah-tanah Alfisol yang telah mengalami erosi, kurang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan horison argilik akan terekspos ke luar menjadi lapisan atas, lapisan ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman, terutama pertumbuhan akar. Lahan kering tanah Alfisol sangat potensial untuk pengembangan budidaya tanaman kacang tanah. Tanah Alfisol mempunyai keunggulan yaitu sifat fisika yang relatif bagus, tetapi tanah Alfisol umumnya miskin hara tanaman baik yang makro maupun mikro dan hanya kaya akan hara Ca dan Mg. Produksi kacang tanah di tanah Alfisol rata-rata masih dibawah 1 ton polong kering/ha, sedangkan potensinya dapat mencapai lebih dari 4 ton/ha. Rendahnya hasil diduga sebagai akibat rendahnya kadar humus dalam tanah, miskin hara N, P, K, S dan hara mikro serta terlalu tingginya kadar Ca dalam tanah. Hara K merupakan hara yang paling banyak diserap tanaman kacang tanah setelah hara N. Tanaman kacang tanah agar memperoleh hasil yang optimal salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah adanya keseimbangan antara K : Ca : Mg dalam tanah (Ispiandi dan Abdul 2004). Tanah Alfisol memiliki tingkat kemasaman yang tergolong tinggi, kapasitas penyanggaan ph lemah, kandungan Al-dd dan kejenuhan Al tinggi, KTK rendah, kahat unsur hara N, K, Ca, Mg dan P (Ismangil 2005). Kemasaman yang tinggi, kekahatan kation basa dan KTK yang rendah tersebut merupakan pembatas utama bagi pengelolaan tanah Alfisol. Permasalahan tanah merah terletak pada ketersediaan unsur hara yang relatif rendah dan keracunan Al dan Mn (Tan 2000).
6 9 Tanah-tanah Alfisol di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki ph tanah bereaksi dari masam hingga netral dengan kandungan C-organik yang rendah, P- tersedia dari rendah hingga sedang, K-dd dari rendah hingga tinggi, Ca-dd dari sedang hingga sangat tinggi, Mg-dd dari sedang hingga tinggi. KTK tanah ini bervariasi mulai dari sedang hingga sangat tinggi dan unsur mikro seperti Fe dan Zn yang tinggi (Wijanarko et al. 2007). Pengelolaan tanah mineral masam seperti tanah Alfisol sangat ditentukan oleh jumlah bahan organik. Oleh karena itu, fokus utamanya adalah menjaga kadar bahan organik dalam tanah dan sedapat mungkin berusaha untuk meningkatkan jumlahnya dengan pemberian ekstrak organik (Darman 2008). D. Peran Kalsium pada Tanaman Kalsium (Ca) memiliki diameter ion 9.9 x Pergerakan ion Ca pada permukaan akar tanaman yaitu melalui aliran massa, melalui jalur transpirasi oleh intersepsi akar atau melalui jalur difusi. Ketersediaan Ca pada tanaman dipengaruhi oleh sifat kimia maupun fisika tanah. Kalsium (Ca) memiliki mobilitas yang tergolong rendah dalam organ tanaman, sehingga konsentrasi kritis dapat sangat beragam dengan kondisi yang menghasilkan defisiensi dan tidak begitu mempunyai hubungan dengan kebutuhan fungsional (Basuki 2007). Kalsium tersedia dalam tanah memiliki range < 25 mg.kg-1 sampai >5000 g.kg-1. Konsentrasi kalsium tersedia yang rendah biasanya terdapat pada tanah-tanah yang mempunyai KTK rendah, ph rendah dan pada tanah daerah lembab (humid). Kalsium diserap tanaman sebagai ion Ca 2+ dari larutan tanah. Keseimbangan secara cepat terjadi antara kalsium tersedia dan larutan Ca 2+. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan Ca bagi tanaman dipengaruhi oleh persentasi kejenuhan Ca pada koloid tanah, pasokan Ca total, kosentrasi ion H, konsentrasi Ca dalam larutan tanah dan adanya ion-ion beracun seperti Al dan Mn (Kamprath dan Foy 1997). Unsur kalsium diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif banyak. Kalsium banyak terdapat dalam daun tanaman dan sering mengendap dalam bentuk kristal kalsium oksalat. Presentase kalsium dalam sel terdapat pada dinding sel (apoplast). Pada tanaman dikotil yang memiliki kapasitas pertukaran
7 10 kation tinggi dan terutama pada waktu kandungan Ca 2+ rendah, maka lebih dari 50% dari Ca 2+ terdapat dalam bentuk pektat. Umur tanaman itu sendiri berpengaruh terhadap kandungan kalsium. Makin tua umur tanaman, makin tinggi kandungan Ca yang terdapat pada organ tanaman tersebut. Biji tanaman memiliki kandungan Ca yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan Ca yang terkandung pada akar tanaman (Rosmarkam dan Yuwono 2002). Kalsium memiliki peranan yang erat dalam pertumbuhan apikal dan pembentukan bunga. Selain itu, kalsium juga memiliki fungsi dalam pembelahan sel, pengaturan permeabilitas sel serta pengaturan turgiditas sel bersama dengan unsur K, perkecambahan biji, perkembangan benang sari dan perkembangan bintil akar serta membantu menetralkan asam- asam organik yang bersifat meracuni. Peranan lain unsur kalsium bagi tanaman adalah sebagai pembawa (charge carrier) dalam reaksi reduksi-oksidasi (redoks), merupakan bagian dari komponen semua dinding sel (struktur dan permeabilitas sel). Hal ini juga meliputi pemanjangan dan pembelahan sel khususnya akar, sebagai regulator ion dalam translokasi karbohidrat melalui pengaruhnya pada sel dan dinding sel serta kalsium merupakan bagian dari senyawa struktur tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium pektat, dan lain-lain (Bennet 1993). Kandungan Ca tersedia tanah yang rendah dan ph tanah yang masam akan menyebabkan kandungan Ca jaringan tanaman kacang tanah tidak berbeda nyata terhadap pemberian perlakuan pengolahan tanah, pupuk kandang kambing dan pupuk N (Sarsini 2008). Kosentrasi Ca jaringan yang rendah disebabkan karena ph disekitar perakaran yang tinggi dan konsentrasi Ca sekitar perakaran tinggi (Zhang et al. 2015). Tingginya ph dan konsentrasi Ca di zona akar secara signifikan juga akaan mengurangi pertumbuhan, fotosintesis, laju transpirasi dan kadar klorofil tanaman. Tanah yang memiliki ph tinggi atau basa cenderung memiliki kadar Ca tanah yang tinggi demikian juga sebaliknya. Kandungan Ca jaringan dipengaruhi oleh kandungan Ca tersedia tanah dimana kandungan Ca tersedia tanah rendah akan menyebabkan Ca jaringan tanaman yang rendah (Rosmarkam dan Yuwono 2002).
8 11 Konsentrasi Ca 2+ dapat menurun akibat adanya pengendapan asam sehingga dapat memperngaruhi hasil panen secara langsung (Berker dan Pilbeam 2007). Pada fase pembentukan dan pengisian biji, tanaman kacang tanah memerlukan air dan kalsium (Ca). Tanaman yang mengalami kahat air dan Ca pada fase tersebut akan menghasilkan sedikit polong isi dengan biji keriput (Kasno 2010). Defisiensi unsur Ca menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, selain akar berkurang jumlahnya fugsi akar dalam menyerap air dan mineral pun menjadi terhambat. Kalsium merupakan unsur yang bersifat mobil, pengambilan dan transport terjadi secara pasif. Ca banyak terserap pada tempat-tempat pertukaran ruang bebas yang memungkinkan menjadi faktor pembatas dalam pengiriman Ca ke organ tanaman lain (Gardner et al. 1985). E. Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L) merupakan tanaman tingkat tinggi sehingga masuk dalam kingdom Plantae. Selajutnya memiliki super devisi Spermathophyta (menghasilkan biji) dengan divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbunga). Termasuk dalam tanaman yang bijinya berkeping dua sehingga masuk ke dalam kelas Magnoliopsida. Tanaman kacang tanah termasuk kedalam ordo Fabales dari keluarga Fabaceae (suku polong-polongan) (Pajow et al. 2006). Sebagian besar produksi tanaman kacang tanah di dunia tumbuh sebagian besar di bawah kondisi tadah hujan di mana curah hujan yang tidak diperkirakan dan tidak cukup atau kekeringan serius mempengaruhi produksi tanaman kacang tanah (Dinh et al. 2014). Tanaman kacang tanah mengalami 2 fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun dan batang baru. Fase vegetatif pada tanaman kacang tanah dimulai sejak perkecambahan hingga awal pembungaan, yang berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanam, dan selebihnya adalah fase reproduktif. Fase vegetatif tersebut dibagi menjadi 3 stadia, yaitu perkecambahan, pembukaan kotiledon, dan perkembangan daun bertangkai empat (tetrafoliate). Daun tanaman kacang tanah muncul dari buku pada batang utama atau cabang (Trustinah 1993). Fase reproduktif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup- kuncup bunga,
9 12 buah dan biji atau pada pembesaran dan pendewasaan strutur penyimpanan makanan, akar -akar dan batang (Suketi 2010). Penandaan fase reproduktif didasarkan atas adanya bunga, buah dan biji. Menurut Boote (1982), fase reproduktif tanaman kacang tanah menjadi delapan stadia, yaitu mulai berbunga (R1) pada hari setelah tanam (HST), pembentukan ginofor (R2) pada HST, pembentukan polong (R3) pada HST, polong penuh/maksimum (R4) pada HST, pembentukan biji (R5) pada HST, biji penuh (R6) pada HST, biji mulai masak (R7) pada HST, dan masak panen (R8) pada HST. Sifat kimiawi tanah yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari tanaman kacang tanah adalah ketersediaan P, Ca dd, dan K dd (Wijanarko et al. 2012). Tanaman kacang tanah menghendaki persyaratan tumbuh sebagai berikut: kedalaman efektif solum tanah > 75 cm, konsisten gembur/ lembab, tekstur pasir berlumpur sampai liat. ph tanah berkisar antara dan optimum (Pajow et al. 2006). Pada tanah yang memiliki ph rendah yaitu kisaran ph dan tergolong masam, namun memiliki kejenuhan Al berkisar dari rendah hingga tinggi galur kacang tanah masih dapat tumbuh dengan baik, namun hasil polong berbeda pada setiap lokasi dan musim (Kasno dan Trusinah 2012). Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara mm/tahun. Temperatur yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kacang tanah sekitar C. Bila suhu dibawah 10 0 C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75%. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang (BAPPENAS 2000). Tanaman kacang tanah dengan penambahan pupuk kandang 10 ton/ha meningkatkan status kesuburan tanah sehingga dapat dijadikan alternatif rehabilitasi lahan secara vegetatif pada lahan kering terkena erupsi Merapi. Tanaman kacang tanah yang dipupuk kandang 10 ton/ha tumbuh baik dan menghasilkan biomass 6.52 ton/ha dan produktivitas 0.7 ton/ha, lebih baik
10 13 dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk kandang yang hanya menghasilkan 0.5 ton/ha (Srihartanto et al. 2012). Jarak tanam secara umum memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang tanah seperti tinggi tanaman dan jumlah cabang serta berpengaruh nyata terhadap peubah produksi. Dosis kotoran ayam juga berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif dan produksi tanaman kacang tanah. Pada dosis 7.5 ton/ha, kotoran ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, bobot polong bernas per tanaman dan bobot biji per tanaman (Ali 2004).
II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merr) Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya. Susunan morfologi kedelai terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Abu Vulkanik Kelud Beberapa tahun terakhir banyak kemajuan telah dicapai terhadap perbaikan kualitas dan kuantitas di bidang pertanian. Kemajuan dan pembangunan di pertanian tidak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik
TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena
17 TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays
PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tragedi lumpur Lapindo Brantas terjadi pada tanggal 29 Mei 2006 yang telah menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar Desa Renokenongo (Wikipedia,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinci(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sub pertanian tanaman pangan merupakan salah satu faktor pertanian yang sangat penting di Indonesia terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan gizi masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar atau sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah hutan di Indonesia pada umumnya berjenis ultisol. Menurut Buckman dan Brady (1982), di ultisol kesuburan tanah rendah, pertumbuhan tanaman dibatasi oleh faktor-faktor yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi
Lebih terperinciLampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)
Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan
TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Tanah Ultisol sering diidentikkan dengan tanah yang tidak subur, tetapi sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan dilakukan pengelolaan yang memperhatikan
Lebih terperinciDaftar Isi. III. Pengelolaan Tanah Masam Pengertian Tanah Masam Kendala Tanah Masam Mengatasi Kendala Tanah Masam 84
Daftar Isi Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar I. Pendahuluan 1 1.1.Pentingnya Unsur Hara Untuk Tanaman 6 1.2.Hubungan Jenis Tanah Dengan Unsur Hara 8 1.3.Hubungan Unsur Hara Dengan Kesehatan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh tanah yang miskin akan unsur hara, salah satunya adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan Kacang Tanah. dalam kehidupan dan perkembangan suatu species. Pertumbuhan dan
TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Kacang Tanah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangan suatu species. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, sistem berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan dalam sistem pertanian di Indonesia. Dengan semakin mahalnya
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol
18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Melon ( Cucumis melo L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Melon ( Cucumis melo L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki nilai ekonomi dan prospek pasar yang cukup besar. Komoditas ini diminati oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur hara guna mendorong pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman perdu dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. Tomat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia (Subagyo, dkk, 2000). Namun
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Pemberian dan Terhadap Sifat sifat Kimia Tanah Penelitian ini mengevaluasi pengaruh pemberian amelioran bahan humat dan abu terbang terhadap kandungan hara tanah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didasarkan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sebagai sumber daya alam sangat penting dalam meyediakan sebahagian besar kebutuhan hidup manusia, terutama pangan. Pada saat ini kebutuhan akan pangan tidak
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar kedelai terdiri atas akar tunggang, lateral, dan serabut. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m pada kondisi yang optimal, namun umumnya hanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong komoditi sayuran buah dan sangat potensial untuk dikembangkan. Tomat memiliki banyak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol Tanah Inceptisol (inceptum = mulai berkembang) berdasarkan Keys to Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2003) menunjukkan bahwa tanah ini mempunyai horizon penciri berupa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan pangan juga akan meningkat, namun tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas tanah. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Di Sumatra Utara areal pertanaman jagung sebagian besar di tanah Inceptisol yang tersebar luas dan berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatera Utara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu
TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat
1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kompos dari berbagai macam limbah pertanian terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat memberikan pengaruh berbeda nyata
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) mempunyai sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang yang terbentuk dari calon akar, akar sekunder,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Ultisol dan Permasalahan Kesuburannya Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami kesuburan tanah marginal tergolong rendah. Hal ini ditunjukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah
3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Deptan (2010) sistematika tanaman kacang tanah adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae; Class: Dicotyledoneae; Ordo: Leguminales;
Lebih terperinci4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman
PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan suatu kegiatan budidaya pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Sawah Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk atau berpotensi digunakan untuk menanam padi sawah. Dalam definisi ini tanah sawah mencakup semua tanah yang terdapat
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas kancil merupakan varietas yang tahan terhadap layu dan agak tahan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Klasifikasi Kacang Tanah Benih kacang tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah varietas kancil. Varietas kancil merupakan varietas yang tahan terhadap layu
Lebih terperinciVII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN
VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN Ubi kayu menghasilkan biomas yang tinggi sehingga unsur hara yang diserap juga tinggi. Jumlah hara yang diserap untuk setiap ton umbi adalah 4,2 6,5 kg N, 1,6 4,1 kg 0 5 dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan
4 TINJAUAN PUSTAKA Debu Vulkanik Gunung Sinabung Abu vulkanik merupakan bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara pada saat terjadi letusan.secara umum komposisi abu vulkanik terdiri atas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tertangani dengan baik. Pemanfaatan tanah Ultisol akan dihadapkan pada berbagai
TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Tanah Ultisols termasuk ke dalam tanah marginal dan umumnya belum tertangani dengan baik. Pemanfaatan tanah Ultisol akan dihadapkan pada berbagai kendala pada sifat fisik dan kimia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kualitas tanah dalam hal kemampuannya untuk menyediakan unsur hara yang cocok dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kemasaman (ph) tanah yang cocok untuk kacang tanah adalah
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanah Kemasaman (ph) tanah yang cocok untuk kacang tanah adalah 6.5-7.0. Tanah yang baik sistem drainasenya akan menciptakan aerase yang lebih baik, sehingga akar tanaman
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanah Ultisol dan Masalahnya. Menurut Harjowigeno (1993) bahwa tanah Ultisol biasanya di temukan di
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Ultisol dan Masalahnya Menurut Harjowigeno (1993) bahwa tanah Ultisol biasanya di temukan di daerah-daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 8 0 C. Pembentukan tanah Ultisol banyak
Lebih terperinciANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG
ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang
Lebih terperinciPUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan tanah yang bertekstur relatif berat, berwarna merah
TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol merupakan tanah yang bertekstur relatif berat, berwarna merah atau kuning dengan struktur gumpal mempunyai agregat yang kurang stabil dan permeabilitas rendah. Tanah ini
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut
29 TINJAUAN PUSTAKA Sumber-Sumber K Tanah Sumber hara kalium di dalam tanah adalah berasal dari kerak bumi. Kadar kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut mengandung
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai komersial tinggi di Indonesia. Hal ini karena buah melon memiliki kandungan vitamin A dan C
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bersifat multiguna. Tomat banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih
TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Botani dan Klasifikasi Tanaman Gandum Tanaman gandum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas : Monokotil Ordo : Graminales Famili : Graminae atau
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinci