PENERAPAN METODE KEPELATIHAN CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN DI KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE KEPELATIHAN CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN DI KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2010"

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE KEPELATIHAN CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN DI KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : RULLY HARTANTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

2 PENERAPAN METODE KEPELATIHAN CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN DI KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN 2010 Oleh: RULLY HARTANTO K Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2011 to user ii

3 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing I Pembimbing II Drs. Sarjoko Lelono, M. Kes. NIP Febriani Fajar Ekawati, S. Pd, M. Or. NIP iii

4 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Jum at Tanggal : 28 Januari 2011 Tim Penguji Skripsi : ( Nama Terang ) ( Tanda Tangan ) Ketua Sekretaris Anggota I Anggota II : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes. : Drs. Sugiyoto, M.Pd. : Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes. : Febriani Fajar Ekawati, S.Pd, M.Or. Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP iv

5 ABSTRAK Rully Hartanto. PENERAPAN METODE KEPELATIHAN CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN DI KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui penerapan metode kepelatihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 (2) Mengetahui pelaksanaan penyusunan program latihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik survey. Subyek penelitian ini adalah seluruh pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta yang berjumlah 15 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik persentase yang disertai dengan uraian diskriptif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa : (1) Para pelatih klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sudah menerapkan metode kepelatihan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator yaitu tujuan dan sasaran dalam latihan, jadwal latihan, prinsip individual dalam latihan, pemanduan bakat, seleksi pemain, peran dalam pertandingan dan evaluasi latihan yang tergolong baik dengan persentase rata-rata % (2) Para pelatih klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sudah melaksanakan penyusunan program latihan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator yaitu penyusunan program latihan, materi latihan dan evaluasi program latihan yang tergolong baik dengan persentase rata-rata %. v

6 ABSTRACT Rully Hartanto. THE IMPLEMENTATION OF TRANNING METHOD COACHINGTENNIS S IN SURAKARTA REGION Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University in Surakarta, January The purpose of this study was to: (1) Determine the application of methods of coaching in sports clubs tennis court in Surakarta in 2010 (2) Determine the implementation of the preparation of training programs in sports clubs tennis court in Surakarta in This research use descriptive research method with survey techniques. The subject of this research is all coach tennis clubs in Surakarta, amounting to 15 people. Data collection technique using a questionnaire, interview and observation. Analysis using the percentage techniques are accompanied by descriptive description. Based on the results of data analysis, this research concluded that: (1) The coaches of sports clubs tennis court in Surakarta in 2010 has been implemented with good coaching methods. This is demonstrated by several indicators of goals and objectives in training, training schedule, individual principles in practice, talent scouting, player selection, role in the match and evaluation exercises are quite good with the average percentage of 73.84% (2) The club's coach- sport club tennis court in Surakarta in 2010 already carry out good programming practice. This is demonstrated by several indicators that the preparation of training programs, training materials and evaluation of training programs that are classified as good with the average percentage of 85.83%. vi

7 MOTTO Suatu pengalaman akan menjadi sesuatu yang sangat berharga dalam perjalanan hidup bila kita mengetahui hikmah dari pengalaman itu. (Penulis) Tempuhlah jalan kebaikan dengan memberikan kemudahan kepada orang lain, pasti suatu saat Allah SWT akan memberikan kebaikan dengan mempermudah jalan kita. ( Penulis) vii

8 PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan untuk : 1. Bapak dan Ibuku tercinta 2. Adikku tersayang Dhika Widyaswati 3. Nenekku yang memberi dukungan kepadaku 4. Chesy Sri Pratiwi terkasih yang selalu menyemangatiku 5. Seluruh Karyawan Sportsmart UNS (Yusuf Handoko, Dyanggih Sri A, Fredi Budi M) 6. Teman-teman Penkepor angkatan 2006 commit 7. Almamater to user viii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Di sadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Agus Margono, M. Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Bambang Wijanarko, M. Kes selaku Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Sarjoko Lelono, M. Kes sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Febriani Fajar Ekawati, S. Pd, M. Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Semua pelatih tenis lapangan di Karesidenan Surakarta atas keikhlasannya membantu penelitian ini. 7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian. Semoga semua amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Surakarta, 28 Januari 2011 Rully Hartanto ix

10 DAFTAR ISI JUDUL... i PENGAJUAN... ii PERSETUJUAN... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Hakikat Olahraga Tenis Lapangan... 6 a. Groundstroke... 7 b. Taktik dan Strategi Olahraga Tenis Lapangan c. Komponen Kondisi Olahraga Tenis Lapangan Metode Latihan a. Pengertian Latihan b. Prinsip - Prinsip Latihan Program Latihan Program Latihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan a. Program Latihan commit Kondisi to user Fisik x

11 b. Program Latihan Teknik c. Program Latihan Taktik d. Berlatih Mental B. Hasil Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian B. Bentuk dan Strategi Penelitian C. Sumber Data D. Teknik Pengumpulan Data Angket Wawancara Observasi E. Validitas Data F. Analisis Data G. Prosedur Penelitian Tahap Perencanaan Tahap Pengumpulan Data Tahap Analisis Tahap Tindak Lanjut BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Analisis Data BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi C. Saran xi

12 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Diagram satu siklus mikro dengan satu puncak Gambar 2. Diagram jenis langkah pendekatan tiga siklus mikro untuk pengembangan diikuti oleh satu siklus untuk mempertahankan Gambar 3. Skema kerangka pemikiran Gambar 4. Skema Triangulasi Gambar 5. Komponen-komponen Analisis data model Interaktif Gambar 6. Prosedur penelitian xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 1. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis lapangan di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mantan Atlet / Pemain Tenis Lapangan Tabel 2. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mendapat Pendidikan / Kursus Kepelatihan Tenis Lapangan Tabel 3. Frekuensi dan Prosentase Sampai saat ini dalam Melatih Tenis Lapangan Pernah Berprestasi Tabel 4. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Pemanduan Bakat Tabel 5. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Seleksi Tabel 6. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Latihan Sesuai Kondisi Pemain Tabel 7. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Penekanan Beban Latihan secara Bertahap dan Terus Menerus Tabel 8. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mempunyai Dasar Teoritis dalam Menyusun Program Latihan Tabel 9. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Materi Latihan Cukup Bervariasi Tabel 10. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menekankan Prinsip Latihan dengan Disiplin Tinggi commit... to user 51 xiv

15 Tabel 11. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Work Relieve/Recovery (saat Kerja dan Istirahat) yang Seimbang Tabel 12. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Periode Latihan Tabel 13. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Penjelasaan saat Atlet Melakukan Kesalahan Tabel 14. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Evaluasi, Masukan dan Saran secara Individual Tabel 15. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Merasa Jam Latihan Mencukupi untuk Menyusun Program Latihan Tabel 16. Frekuensi dan Prosentase Prasarana dan Sarana Latihan Klub-Klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Cukup Memadai Tabel 17. Frekuensi dan Prosentase Latihan di Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mempunyai Jadwal yang Tepat dan Berlangsung secara Rutin Tabel 18. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Membuat Program Latihan Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang Tabel 19. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 yang direncanakan Pelatih dapat Berjalan secara Maksimal Tabel 20. Frekuensi dan Prosentase Program Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Membedakan Program latihan untuk Atlet Pemula, Yunior dan Senior xv

16 Tabel 21. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kekuatan Tabel 22. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Daya Tahan/Stamina Tabel 23. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kecepatan Reaksi Tabel 24. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kelincahan Tabel 25. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kelentukan Tabel 26. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 selalu Mendemonstrasikan Gerakan-Gerakan dalam Permainan kepada Atletnya Tabel 27. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Ikut Aktif Melatih Teknik Gerakan Bermain Tenis Lapangan Tabel 28. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Teknik Gerakan dari yang Mudah ke yang Sukar Tabel 29. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Latihan gerakan Teknik secara Berulang-ulang Tabel 30. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Taktik xvi

17 Tabel 31. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Mental Tabel 32. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis Lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Evaluasi Program Latihan Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Metode Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun Tabel 34. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Penyusunan Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun xvii

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kisi Kisi Angket Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Angket Penelitian Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pelatih Lampiran 4. Lembar Observasi Lampiran 5. Tabulasi Data Hasil Instrumen Lampiran 6. Frekuensi dan Persentase Butir-butir Soal Lampiran 7. Dokumentasi xviii

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis lapangan berkembang pesat di Indonesia, terbukti dengan adanya pesta olahraga antar daerah seperti : Pekan Olahraga Nasional (PON), Pekan Olahraga Antar Provinsi (PORPROV), Pekan Olahraga Pelajar (POP) serta masih banyak pesta olahraga lainnya termasuk kejuaraan-kejuaraan antar sekolah, instansi, perusahaan dan lain-lain. Banyak orang yang bermain tenis lapangan hanya untuk sekedar hobi saja, tetapi banyak pula orang yang bermain tenis lapangan karena ingin menyalurkan bakat mereka untuk menjadi seorang atlet yang berprestasi. Dalam mewujudkan olahraga tenis lapangan yang berprestasi, sangatlah dibutuhkan suatu kerja keras, berlatih secara sistematis, pembinaan yang tepat, bibit atlet yang berpotensi, organisasi yang baik, pelatih yang berkualitas dan sarana prasarana yang memadai. Komponen-komponen tersebut merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Sehingga untuk mewujudkan semua itu dibentuk suatu organisasi olahraga tenis lapangan yang bernama PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia) yang merupakan induk cabang olahraga tenis lapangan di Indonesia yang berdiri di bawah KONI(Komite Olahraga Nasional Indonesia). Permainan tenis lapangan saat ini sudah mulai berkembang di banyak Kota atau Karesidenan, salah satunya yaitu di Karesidenan Surakarta. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, kondisi olahraga permainan tenis lapangan di Karesidenan Surakarta saat ini sudah berkembang. Namun perkembangan tersebut masih belum berjalan dengan baik. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti : kurangnya minat masyarakat terhadap olahraga tenis lapangan, peralatan tenis lapangan yang mahal, serta program latihan yang kurang baik untuk para atlet. Cara penyusunan program latihan pelatih-pelatih tenis lapangan sebagian commit ada to user yang hanya bertumpu pada latihan 1

20 2 teknik dan latihan game saja. Hal ini tentunya kurang tepat untuk mencapai prestasi maksimal karena masih dibutuhkan berbagai jenis latihan termasuk latihan fisik, teknik, taktik dan strategi serta pembentukan mental juara. Dalam hal ini keberadaan seorang pelatih perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu seorang atlet, untuk itu seorang pelatih sangat diharapkan dapat menguasai metode kepelatihan yang tepat dan dapat menyusun program latihan yang baik. Metode kepelatihan merupakan langkah seorang pelatih dalam melaksanakan program latihan. Langkah-langkah tersebut berkaitan dengan prinsip-prinsip latihan yang meliputi : prinsip individual, penambahan beban latihan, prinsip interval, prinsip penekanan beban, variasi dalam latihan, prinsip penetapan sasaran dan prinsip evaluasi. Pada kenyataannya ada sebagian pelatih tenis lapangan di Karesidenan Surakarta yang belum memahami prinsip-prinsip latihan tersebut. Hal ini terlihat dalam proses latihan sehari-hari, sebagian dari mereka memberikan latihan tanpa membedakan karakteristik individual atletnya dan penambahan beban latihan yang kurang beraturan dan tidak sesuai dengan kemampuan individual atlet serta masih banyak prinsip-prinsip latihan lain yang tidak dijalankan. Sehingga tampak jelas dalam proses latihan yang ada di klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta kurang tertib dan kadang tidak beraturan yang menyebabkan target atau sasaran yang ingin dicapai dalam latihan sering kali gagal. Program latihan merupakan menu dan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam melatih. Dalam menentukan program latihan harus menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dilakukan dan dipertahankan dalam menyusun program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang ingin dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran. Mempersiapkan seorang atlet untuk menghadapi pertandingan hingga mencapai tingkat prestasi tinggi commit atau maksimal, to user diperlukan waktu yang cukup

21 3 lama serta penyusunan program latihan yang seksama, teratur, sistematis, bertahapkan dan berkesinambungan. Penyusunan program latihan merupakan tugas penting dari seorang pelatih. Program latihan hendaknya disusun secara sistematis dan sesuai dengan kebutuhan atlet. Berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai tergantung pada program latihan ini, oleh sebab itu perlu diperhatikan landasan pemikiran antara lain sebagai berikut : efektifitas program, kondisi individual, kondisi puncak dan evaluasi program. Sering kita menjumpai seorang atlet yang mundur dari karirnya sebagai atlet kemudian melanjutkan karir sebagai pelatih, namun terkadang mereka belum dibekali teori-teori kepelatihan secara formal. Ada juga pelatih yang baru saja lulus dari lembaga pendidikan olahraga atau pendidikan kepelatihan, kemudian mereka berusaha menerapkan ilmu kepelatihan yang didapatkannya. Seorang mantan atlet tentu unggul di bidang pengalaman karena dia pernah merasakan pengalaman sebagai seorang atlet, namun dari segi teori penyusunan dan pelaksanaan latihan dia masih belum menguasainya. Latihan yang dia berikan kebanyakan disusun berdasarkan pengalamannya semasa menjadi atlet. Hal ini tentu kurang benar karena kondisi atlet yang dilatih saat ini tentunya berbeda dengan kondisinya semasa menjadi atlet. Demikian juga dengan pelatih yang baru saja lulus dari sebuah lembaga pendidikan keolahragaan, dia juga belum bisa menjadi pelatih yang baik, memang dari segi teori melatihnya sangat menguasai. Sebagai contoh akan dengan mudah membuat suatu program latihan yang disesuaikan dengan kondisi individual atletnya. Namun dari segi pendekatan terhadap atlet dan pembentukan mental juara dia masiih kurang mampu, selain itu dia kurang handal dalam hal memberikan motivasi kepada atlet baik pada saat pertandingan maupun setelah pertandingan. Menjadi seorang pelatih yang baik dibutuhkan suatu pengalaman dan kemampuan baik secara toritis maupun secara praktis. Secara teoritis bisa didapatkan melalui jalur pendidikan formal dan informal seperti mengikuti pendidikan atau kursus-kursus commit kepelatihan to user dari lembaga-lembaga pendidikan

22 4 kepelatihan olahraga. Secara praktis merupakan skill yang telah dimiliki dan bisa dikembangkan melalui kematangan. Pelatih yang mantan atlet dapat menambah ilmu kepelatihannya dengan mengikuti pendidikan atau kursus-kursus kepelatihan, sehingga mereka akan mendapatkan sertifikat kepelatihan serta keberadaannya di dunia kepelatihan akan semakin diakui. Untuk pelatih-pelatih muda yang baru lulus dari lembaga pendidikan kepelatihan olahraga sebaiknya berusaha magang terlebih dahulu di klub atau menjadi asisten pelatih untuk menambah pengalaman berinteraksi dengan seorang atlet. Ilmu kepelatihan termasuk ilmu terapan, oleh karena itu pelatih perlu mengerti, menghayati teori dan metodologi melatih secara benar. Salah satu ciri pelatih yang baik adalah pandai memilih atau menciptakan metode latihan yang efektif dan efisien untuk mencapai sasaran latihan. Metode melatih menuntut seorang pelatih untuk memahami dan menguasai prinsip-prinsip latihan yang benar, dengan menguasai prinsip latihan yang benar seorang pelatih akan mudah menentukan metode latihan yang tepat bagi atletnya sehingga tujuan utama untuk mencapai prestasi semaksimal mungkin bisa dicapai. Mencapai prestasi tinggi banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi fisik, teknik, taktik dan psikis. Semua faktor tersebut menjadi tugas pelatih untuk membina dan meningkatkan kualitasnya. Sehingga dibutuhkan penyusunan program latihan yang tepat. Program latihan harus direncanakan dan diperhitungkan dengan matang, sehingga pada waktu yang telah ditetapkan atau ditentukan prestasi puncak dapat dicapai. Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian di klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta. Peneliti ingin mengetahui sekaligus membuktikan apakah program latihan pelatih-pelatih tenis lapangan di Karesidenan Surakarta sesuai dengan prinsip-prinsip latihan yang meliputi: prinsip individual, penambahan beban latihan, prinsip interval, prinsip penekanan beban, variasi dalam latihan, prinsip penetapan sasaran dan prinsip evaluasi. Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan di Karesidenan commit to Surakarta user Tahun 2010.

23 5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode kepelatihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010? 2. Bagaimana pelaksanaan penyusunan program latihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Untuk mengetahui penerapan metode kepelatihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun Untuk mengetahui pelaksanaan penyusunan program latihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Memberikan masukkan bagi dunia kepelatihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun Memberikan masukkan bagi pelatih mengenai manfaat metode latihan yang benar dalam meningkatkan kualitas latihan pada klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010.

24 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Olahraga Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan bola tenis sebagai obyek yang dipukul. Lapangan permainan berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 23,77 m dan lebar 10,97 m yang ditengah-tengahnya di batasi oleh jaring atau net yang terbentang kuat dengan ketinggian 0,91 m untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Setiap paruh lapangan permainan dibagi menjadi tiga segi: sebuah segi belakang dan dua segi depan (untuk servis). Lapangan dan beberapa seginya dipisahkan dengan gatis-garis putih yang merupakan bagian dari lapangan tempat bermain tenis. Selanjutnya permainan tenis lapangan dapat di laksanakan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Tujuan permainan tenis lapangan adalah berusaha untuk menjatuhkan bola di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul balik dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Sebuah bola yang dipukul di luar lapangan (meski tidak menyentuh garis) dikatakan telah keluar dan memberi lawan sebuah nilai. Penilaian menggunakan sistem poin yang bertahap mulai dari 0, 15, 30 sampai 40. Pemain dikatakan menang apabila setelah mencapai poin 40 dia memenangkan perlawanan kembali. Apabila kedua pemain masing-masing memenangi 3 poin, skor di panggil deuce (40-40). Jika A memenangi poin berikutnya, skornya ialah advantage server atau van in. Jika B juga memenangi poin berikutnya, skornya ialah advantage out atau van out. Jika seseorang pemain di tahap advantage menang poin, maka dia dikatakan memenangi perlawanan itu. Di tahap ini, pemain A atau B harus memenangi 2 poin berturut-turut untuk memenangi perlawanan. Apabila skor mencapai 6 perlawanan, tie break atau pemutus commit digunakan to user bagi perlawanan 3 atau 5 set. 6

25 7 Jika ini berlaku, pemain yang memenangi 7 poin terlebih dahulu adalah pemenang asalkan ia mendahului dua poin lebih. Jika skor mencapai 6 poin sama, permainan akan dilanjutkan sehingga lebihan poin diperoleh. Skor dengan angka digunakan pada keseluruhan permainan tie break ini. Olahraga permainan tenis lapangan merupakan suatu permainan yang komplek yang tidak mudah dilakukan untuk setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain tenis lapangan secara efektif. Bukan hanya itu saja, faktor-faktor lain seperti fisik, teknik, taktik dan psikis juga sangat diperlukan, dan semua hal tersebut hendaknya berpedoman pada program latihan yang baik agar tujuan untuk mencapai prestasi semaksimal mungkin bisa tercapai. a. Groundstroke Menurut Handono Murti (2002:4) beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk mempelajari groundstroke yang baik yaitu : 1) Posisi Siap ( Ready position ) Posisi siap adalah posisi persiapan menjelang lawan melakukan pukulan ketika kita sedang bermain. Untuk melakukan posisi ini bungkukkan badan sedikit ke depan, lutut ditekuk, raket ada di depan badan, dan biasakan mata tertuju pada bola serta gerakan raket lawan. Lakukan tindakan seperti ini setiap kali lawan hendak melakukan pukulan. 2) Cara Bergerak ( The Way of Moving ) Ada tiga macam gerak atau langkah dalam permainan tenis yaitu gerak yang teratur (sequential side step), gerak bebas (free step) dan gerak gabungan (combination step). Pada gerakan teratur, apabila seorang pemain berdiri di tengah lapangan dan berada pada posisi siap, maka dengan dua kali langkah ke samping (side step), pada langkah ketiga pemain sudah berada pada posisi siap pukul.

26 8 Pada gerak bebas dimana pemain berlari menuju kearah bola, adalah pola gerakan yang banyak dilakukan oleh para petenis. Dan pada pola gerak bebas ini sering terjadi pemain kelebihan langkah dalam melakukan positioning, sehingga hal ini merugikan pemain dalam gerakan selanjutnya ke posisi siap. Gerak Kombinasi adalah gabungan dari gerak teratur dan gerak bebas. Pada dasarnya setelah melakukan split step seorang pemain melakukan gerak side step terlebih dahulu kemudian melakukan gerak berlari menuju bola. Hal ini dilakukan ketika seorang pemain mendapat bola-bola jauh dari posisi dimana dia berada. 3) Posisi Siap Pukul ( Positioning ) Lamanya bola terbang dari raket lawan menuju kita adalah waktu bagi kita untuk melakukan positioning. Positioning sangat bergantung pada cepat lambatnya bola dari raket lawan menuju posisi kita. Semakin cepat gerak bola, semakin cepat pula gerak kita menuju positioning. 4) Cara Memukul Bola Tugas pertama adalah memukul setiap bola masuk, baik itu dari sisi forehand maupun backhand. Tugas kedua adalah arah. Pukulan yang masuk kalau dibarengi dengan pengarahan pasti hasilnya akan berbeda. Tugas ketiga adalah seorang pemain harus memiliki tenaga pukul (power). a) Forehand Forehand adalah memukul dengan bagian depan tangan (fore of the hand). Hal paling utama untuk dapat memukul forehand dengan baik adalah kita harus menunggu bola jatuh, sehingga mempermudah kita untuk melakukan pukulan. Menurut Handono Murti (2002 : 23) forehand dibagi menjadi 2 yaitu : (1) Forehand Topspin Jika sudah pada posisi pukul, awali backswing (posisi tangan mengayun ke belakang) dari bawah, dengan posisi permukaan raket sedikit tertutup. Awali gerak dari pukul commit 6 ke pukul to user 9 arah jarum jam. Hal ini sama juga

27 9 berlaku untuk pemain kidal, hanya saja dilakukan dengan pegangan tangan kiri. Lakukan perkenaan di depan badan, mata tetap melihat bola dan akhiri geerakan dengan posisi seperti menyikut wajah orang pada follow through. (2) Forehand Drive / Flat Perbedaan pukulan ini dengan topspin terlihat dari cara backswing dan ayunan ke depan. Kalau dalam topspin gerakan backswing diawali dari bawah, maka drive maupun flat dilakukan hampir mendatar yaitu setinggi pinggang. b) Backhand Backhand caranya seperti forehand, hanya saja berbeda pada posisi pukulnya yaitu memukul dengan bagian belakang tangan (back of the hand). Menurut Handono Murti (2002:25) backhand dibagi menjadi 4 yaitu : (1) Backhand Topspin Pada prinsipnya gerakan topspin backhand tidak berbeda dengan forehand. Diawali dengan backswing dari bawah, posisi permukaan raket sedikit ditutup dan diakhiri dengan follow through lurus di atas bahu. (2) Backhand Drive Setelah anda melakukan split step dan mengadakan penyesuaian langkah ke posisi pukul backhand, lakukan backswing sebatas pinggang. Lakukan ayanan ke depan, tidak terlalu datar tapi sedikit condong ke atas. Lakukan perkenaan di depan badan dengan posisi permukaan raket sedikit ditutup dan akhiri dengan gerakan follow through di atas bahu. (3) Backhand Slice Lakukan backswing dari atas bahu, posisi raket terbuka, tekan ke depan dengan sudut kemiringan ± 45 derajat. Lakukan perkenaan di depan badan, akhiri dengan follow through setinggi bahu. (4) Two Handed Backhand Kelebihan pegangan dua tangan ini adalah penimbulan tenaga pukul yang lebih besar disbanding dengan satu tangan, dan pukulan menjadi lebih solid. Kelemahannya ada pada jangkuan pukulan, pemain harus melangkah lebih dekat ke arah bola. c) Approachshot Pukulan ini dilakukan jika melihat bola lawan pendek atau jatuh di daerah tengah lapangan. Pukulan pada approachshot juga bisa disebut pukulan serangan. Karena approachshot biasanya menekankan pada penempatan bola dengan tujuan mempersulit lawan dan diakhiri dengan volley.

28 10 d) Volley Untuk mempercepat permainan para pemain biasanya maju ke depan melakukan volley. Pada waktu bola dipukul oleh lawan, tarik raket kemana bola diarahkan. Tarik raket sejajar posisi bahu untuk posisi siap. Lakukan perkenaan di depan badan pada posisi yang ideal. Pegang raket jangan terlalu kencang sebelum perkenaaan, tetap rileks. Baru pada waktu bola menyentuh raket kencangkan pegangan raket dan kendorkan kembali pegangan pada waktu follow through. Pukulan volley dibagi menjadi dua yaitu forehand volley dan backhand volley. e) Serve Bagi para pemula serve adalah awal permainan tetapi bagi pemain dunia serve bisa menjadi senjata yang mematikan. Ada beberapa teknik melakukan serve menurut Handono Murti (2002:40) yaitu : (1) Kick Serve Servis bola dimana seorang petenis menekankan kecepatan dan tenaga pukul yang besar dengan tujuan utama mendapatkan nilai. (2) Slice Serve Pada servis ini bola dipukul pada sebelah kanan belakang bola. Posisi permukaan raket sedikit miring, perkenaan terjadi di belakang sebelah kanan bola. (3) Twist serve Twist serve atau American twist adalah jenis servis yang dilakukan dengan perkenaan bola dipukul dari bagian belakang atas bola dengan posisi raket 60 derajat horizontal ke atas. f) Return Serve Return serve atau pengembalian servis adalah pukulan yang sama dengan pukulan groundstroke biasa, hanya bedanya tekanan yang terjadi pada return serve sangat besar. g) Dropshot Dropshoot dilakukan dengan pukulan slice, yang ditahan followthroughnya dan touch (sentuhan) menjadi kunci utamanya. Dropshot yang baik adalah

29 11 jika pantulan bolanya tidak tinggi dan jatuhnya di daerah servis tidak terlalu jauh dari net. h) Lob Lob adalah salah satu cara untuk mengatasi lawan ketika berada di depan net. Ada dua cara yang biasa dilakukan pemain dalam melakukan lob yaitu pertama dengan membuka permukaan raket dan mengangkat bola dari bawah dengan lembut, dan yang kedua dengan topspin. b. Taktik dan Strategi Olahraga Tenis Lapangan Strategi adalah pengembangan suatu rencana permainan. Sedangkan taktik adalah implementasi dari rencana permainan tersebut di dalam suatu pertandingan. Menurut Nuril Ahmadi (2007:41) taktik merupakan keseluruhan tindakan atau usaha, baik yang dilakukan oleh individu maupun tim untuk mencapai hasil yang optimal di dalam suatu pertandingan. Taktik juga dapat disebut sebagai siasat yang dipergunakan dalam pertandingan untuk mencari kemenangan secara sportif. Taktik harus disesuaikan dengan aturan-aturan permainan, kondisi pertandingan, kualitas fisik, teknik dan mental para pemain juga kemampuan kerjasama tim. 1) Prinsip-prinsip Taktik dan Strategi Sederhana Untuk Permainan Tunggal Taktik dan strategi untuk pemain tenis berbeda menurut tingkatan permainan, permukaan, pengaruh keadaan, keadaan lingkungan (angin, matahari, dll) dan faktor-faktor psikologi. Untuk pemain pemula dan pemain baru, strategi yang paling penting adalah menjaga bola dalam permainan, yaitu agar menjadi konsisten. Semua pemain pemula kehilangan banyak poin melalui kesalahannya sendiri daripada yang mereka peroleh dengan memenangkan pukulan. Oleh karena itu tidak realistik untuk mengedepankan tekanan atau permainan taktik canggih sebelum para siswa telah mengembangkan kemampuan teknik dasar.

30 12 a) Konsisten dan Pengambilan Resiko Di dalam situasi permainan, tujuan dasar para pemain adalah untuk memukul bola sedemikian rupa sehingga lawan tidak akan mampu mengembalikannya. Ada dua cara untuk mecapai tujuan tersebut : (1) Dengan konsisten / keajegan : menjaga bola dalam permainan. (2) Dengan mengambil resiko : dengan mencoba untuk menyerang, memenangkan pukulan atau memaksa lawan untuk membuat kesalahan. Pada tahap awal pengembangan pemain, pelatih seharusnya menuntut kekonsistenan. Para pemain seharusnya didorong untuk menjaga bola dalam permainan dan menghindari membuat kesalahan sendiri. Seperti dapat dilihat pada grafik diatas, ketika para pemain meningkatkan ketrampilan dan kepercayaan mereka, mereka dapat lebih berkonsentrasi pada penempatan tembakan dan mereka umumnya akan berusaha untuk mengambil resiko yang lebih terkontrol dalam rangka untuk memaksa lawan mereka untuk membuat kesalahan. b) Memukul Bola Tajam Memukul tembakan yang tajam (diluar garis pukulan servis dan dekat dengan garis dasar) mempunyai banyak keuntungan menurut Miley Dave (1995:27) : (1) Memaksa lawan untuk mundur. (2) Memaksa mereka untuk memukul bola yang melambung tinggi. (3) Dibandingkan dengan tembakan pendek, hal ini dapat menutup banyak sudut. (4) Membuat lawan mereka mundur, sehingga mengurangi ketepatan mereka. (5) Memaksa lawan untuk mengembalikan tembakan pendek sehingga membuka peluang untuk mengembalikan tembakan. c) Memanfaatkan Kelemahan Lawan Hal ini sering berguna untuk mengambil keuntungan dari kelemahan lawan tanpa mencoba untuk memukul bola dari jangkauan, atau tanpa memenangkan pukulan sama sekali. Para pemain menunjukkan jenis kelemahan yang berbeda, banyak diantaranya dapat terlindung dengan

31 13 pengamatan kekonsistenan lawan menurut Dave Miley (1995:28). Kelemahan ini dapat meliputi: (1) Groundstroke : Suatu tembakan, baik forehand atauabackhand lebih lemah daripada yang lain. (2) Jenis-jenis bola tertentu : Sebagai contoh, tembakan tajam dan tinggi sering terlihat ksulit untuk para pemula. (3) Pergerakan dalam menembak : Biasanya para pemain merasa lebih sulit memukul bola llsambil bergerak daripada masih berdiri. d) Pengembangan Batasan Tinggi Untuk Kesalahan Para pemain pada tahap awal pengembangan harus didukung untuk meningkatkan batasan mereka untuk kesalahan dengan memukul bola lebih tinggi di atas net dan dengan memastikan tembakan mereka tidak dijatuhkan terlalu dekat dengan garis luar. e) Pemulihan Untuk Posisi Tembakan Selanjutnya Seorang pemain yang memulihkan kondisinya dengan baik setelah melakukan tembakan dapat membatasi kemampuan lawan untuk menempatkan mereka dalam situasi bertahan. Ketika pulih, pemain harus mencoba untuk kembali ke tengah lapangan atau membagi dua bagian sudut kembalian sebelum lawan mereka memukul bola. Pilihan pengembalian tembakan atau jarak yang diperlukan untuk berpindah dalam membagi dua sudut kembalian untuk tembakan berikutnya akan sangat mempengaruhi lamanya pemulihan. 2) Lima Situasi Permainan Seorang pemain harus berusaha untuk memberikan latihan di dalam pelajaran untuk mempraktekkan semua situasi permainan secara teratur. Ada lima situasi permainan dalam permainan tunggal menurut Miley Dave (1995:30) : a) Ketika pemain melakukan servis. b) Ketika pemain mengembalikan pukulan. c) Ketika pemain dan lawan keduanya berada di garis dasar. d) Ketika pemain mendekati net. e) Ketika lawan mendekati commit net. to user

32 14 3) Area Permainan Taktik sangat dipengaruhi oleh area lapangan dimana para pemain ditempatkan menurut Miley Dave (1995:31). Keempat area yang dapat diidentifikasi adalah : a) Garis dasar b) ¼ lapangan c) Tengah lapangan d) Net Ketika pemain sulit mengontrol dan mengarahkan bola, mereka sering memposisikan di semua area lapangan. Oleh karena itu mereka harus memahami bahwa semakin dekat mereka ke net, semakin sedikit waktu mereka bereaksi terhadap bola yang mendekat. Tetapi semakin besar kesempatan mereka harus membuat sudut dan memenangkan poin. 4) Tahap-tahap Permainan Selama pertandingan atau dalam situasi permainan, pemain akan ditempatkan dalam berbagai situasi taktik, tergantung pada apakah ia diserang atau apakah ia sedang menyerang lawannya. Ada beberapa tahap bermain tenis menurut Miley Dave (1995:32). Pada tingkatan pemula dan tingkatan menengah ke bawah, tahap ke titik berat adalah : a) Pertahanan Ketika pemain sedang diserang (melalui penempatan, kecepatan atau ketajaman penerimaan bola), pemain harus berusaha untuk mengembalikan bola dengan lintasan untuk memberikan waktu pemulihan, dan untuk memastikan bahwa bola melewati net dengan batasan yang baik. b) Rally Pada tahap rally, pemain tidak dipaksa untuk membuat kesalahan dan tidak berusaha untuk memaksa lawannya untuk membuat kesalahan. Dia terus menjaga bola dalam permainan dan menunggu lawannya membuat kesalahan. Sehingga pemain menjadi lebih terampil dan ketajaman rally nya akan meningkat. c) Penyerangan Pada tahap penyerangan, pemain mencoba untuk menempatkan lawannya pada pertahanan. Dia biasanya berusaha untuk memindahkan lawan disekitarnya dan memanfaatkan salah satu kelemahan lawannya.

33 15 Pada tahap ini, pemain mengambil resiko lebih daripada rally sederhana. 5) Pilihan Tembakan Kemampuan pemain untuk membedakan berbagai jenis bola yang diterima sangat penting dalam membuat keputusan yang baik di dalam pilihan menembak. Bola yang diterima dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu tembakan mudah, tembakan agak sulit, tembakan sulit. Para pemain dapat diajarkan pada tahap yang paling awal dalam pengembangan mereka, untuk mengidentifikasi dan membedakan antara berbagai jenis bola yang diterima menggunakan kode warna. Konsep ini telah dikembangkan oleh pelatih tenis Amerika Serikat, Gundars Tilmanis. Pemahaman yang baik pada tembakan mendekat akan membantu pemain dalam membuat pilihan taktik. Sebagai contoh: Bola hijau = Tembakan mudah = usaha untuk mengambil keuntungan = menyerang Bola kuning = Tembakan agak sulit = bermain dengan hati-hati = mengumpulkan Bola merah = Tembakan sulit = bermain dengan sangat hati-hati = mempertahankan 6) Faktor-faktor lain yang mempengaruhi strategi dan taktik tunggal Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi dan taktik tunggal menurut Dave Miley (1995:34) antara lain sebagai berikut : a) Karakteristik Pemain / Lawan (1) Tingkat permainan, kelemahan, kekuatan, dll. (2) Faktor-faktor psikologi, usia, kedewasaan, pergerakan, dll. (3) Gaya permainan, pengambil resiko / penyerang dan pemain yang mengembalikan / pemain yang bertahan. b) Lingkungan (1) Permukaan (2) Angin (3) Matahari (4) Sikap (5) Suhu, dll.

34 16 7) Taktik dan Strategi Ganda Permainan ganda melibatkan interaksi dinamis dari empat pemain. Banyak prinsip yang mendasari dari taktik dan strategi untuk tunggal dan juga ganda. Tetapi pada permainan tim, posisi dan pelanggaran sangat penting dalam ganda. Cara melatih strategi untuk ganda menurut Dave Miley (1995:34) (3 poin pertama berlaku khusus untuk pemula). a) Bermain persentase tembakan dan bermain konsisten. b) Jangan terjebak di tengah lapangan. c) Dapatkan servis pertama di permainan. d) Coba untuk mendekatkan ke net sesegera mungkin. e) Ambil keuntungan net dari lawan dengan lob. f) Memukul bola di tengah. g) Kembalikan servis menyilang atau di atas kepala pemain. h) Kembalikan lob dengan lob. i) Tanpa mengelob tetap menjaga bola rendah melewati net. j) Bermain sebagai tim. k) Menahan serangan ketika berada pada net untuk menjaga tebakan tim lawan. l) Berkomunikasi dengan pasangan. c. Komponen Kondisi Fisik Olahraga Permainan Tenis lapangan Kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa Di dalam usaha peningkatan kondisi fisik, seluruh komponen tersebut juga harus dikembangkan, walaupun di sana sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai dengan keadaan tiap komponen yang diperlukan menurut Nuril Ahmadi (2007:65). Komponen-komponen kondisi fisik yang dimaksud adalah kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Untuk menjadi pemain tenis lapangan yang baik diperlukan kemampuan fisik yang baik pula. Untuk mencapai kondisi fisik yang baik (prima), diperlukan latihan fisik yang terprogram secara sistematis.

35 17 a. Pengertian Latihan 2. Metode Latihan Banyak orang berlatih tetapi sebenarnya tidak. Hal ini umumnya disebabkan yang bersangkutan kurang memahami pengertian tentang latihan yang sebenarnya. Pengertian latihan yaitu suatu proses sistematis dari latihan atau bekerja yang dilaksanakan berulang-ulang secara berkelanjutan dengan semakin hari semakin bertambah beban latihan untuk mencapai tujuan. Dari pengertian latihan, akan didapat unsur-unsur latihan antara lain : 1) Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem yang tertentu, metodis, dari mudah ke yang sukar, latihan yang teratur, dari yang sederhana menjadi ke yang lebih rumit. 2) Berulang-ulang yaitu setiap elemen teknik harus diulang sesering mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah untuk dilakukan, dan otomatis pelaksanaannya sehingga lebih menghemat energi. 3) Kian hari kian bertambah bebannya ialah setiap kali, secara periodik, segera setelah tiba saatnya, beban latihan harus ditambah, jika beban tidak ditambah prestasi pun tidak akan meningkat. Menurut Sudjarwo (1993:23) tujuan pokok dari latihan adalah prestasi yang maksimal disamping kesehatan juga kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuan latihan itu sendiri maka urutan penekanan latihan sebagai berikut: a) Pembentukan kondisi fisik (Physical build Up) Unsur-unsur yang harus dibentuk dan dikembangkan dalam latihan kondisi fisik meliputi kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, keseimbanagan dan koordinasi. b) Pembentukan Teknik (Technical Build Up) Pembentukan teknik adalah latihan khusus yang dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuscular. Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya menuju gerakan-gerakan yang otomatis. c) Pembentukan Taktik (Tactical Build Up) Pembentukan taktik meliputi cara pertahanan maupun cara dalam penyerangan termasuk didalamnya penyusunan strategi, system, pola bermain dan tipe atau karakter dari tim. d) Pembentukan Mental (Mental commit Build to user Up)

36 18 Pembentukan mental untuk bertanding dengan unsur psikologis sesuai dengan cabang olahraga yang diikuti. e) Kematangan Juara Dengan bekal teknik, taktik, dan fisik yang baik dan didukung dengan mental bertanding yang baik pula merupakan keselarasan yang matang antara tindakan dan proses mental bertanding tersebut. Cara melatih mental bertanding ini dengan jalan mengadakan berbagai pertandingan dengan segala macam variasi. b. Prinsip-prinsip Latihan Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan. Itulah sebabnya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang sesuai tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan prinsip-prinsip beban latihan secara umum. Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dengan cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak mungkin dapat berhasil dalam latihannya. Sudjarwo (1993:21-23) menyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut : 1) Prinsip Individu Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran jasmaninya, psikologi atau mentalnya. 2) Prinsip Penambahan Beban ( Overload Principle ) Penambahan beban harus dilakukan tahap demi tahap secara teratur dan konsisten. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setelah dua atau tiga kali latihan beban latihan ditingkatkan dan itu tergantung dari atletnya. 3) Prinsip Interval Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk istirahat tertentu. Latihan interval merupakan keseluruhan latihan yang diselingi dengan suatu rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. 4) Prinsip Penekanan Beban ( Stress ) Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai menimbulkan kelelahan commit secara to user sungguh-sungguh. Beban berat ini

37 19 diberikan guna meningkatkan kemampuan organism, kekuatan mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan. 5) Prinsip Makanan Baik ( Nutrition ) Kalori yang masuk harus sesuai kalori yang dikeluarkan untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan % lemak, 15 % putih telur, % hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya. 6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun Suatu latihan harus dilakukan secara sistematis yang dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling. Sedangkan menurut Bompa yang dikutip Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (l993: ) menyarankan agar dalam latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Prinsip Beban Lebih (Overload) Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat atau berlatih dengan beban di atas ambang rangsang. Namun beban tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet. 2) Prinsip Perkembangan Multilateral Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan spesialisasinya kelak. 3) Prinsip intensitas Latihan Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih suatu program latihan yang intensif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja jumlah pengulangan gerakan (repetition) serta kadar intensitas dari repetisi tersebut. Ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk menentukan kadar intensitas latihannya. Salah satunya teori Katch dan Mc Ardle (1993) sebagai berikut: a) Menghitung Denyut Nadi Maksimal ( DNM ) dengan rumus : DNM = 220 Umur b) Menentukan takaran intensitas latihannya, yaitu 80%-90% dari DNM c) Lamanya berlatih dalam ambang rangsang atau training zone untuk atlet sebaiknya menit. 4) Prinsip Kualitas Latihan Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet, koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksif sering diberikan, pengawasan dilakukan oleh pelatih sampai ke detail gerakan dan setiap kesalahan segera diberikan perbaikan, commit prinsip-prinsip to user overload diterapkan, baik dalam aspek fisik maupun mental.

38 20 5) Prinsip Berfikir Positif Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam latihan. Pelatih harus tahu bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakana kepada dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet untuk selalu berfikir positif dan optimis, mengubah sikap bawah sadar yang negatif menjadi positif. 6) Variasi Dalam Latihan Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran, tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya untuk berlatih biasanya menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya dengan cara merencanakan dan menyelenggakan variasi-variasi dalam latihan. 7) Prinsip Individualisasi Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu persoalan pribadi bagi setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik. 8) Penetapan Sasaran (Goal Setting) Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh-sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting. 9) Prinsip Perbaikan Kesalahan Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu memperbaiki kesalahan tersebut pelatih harus menekankan pada penyebab terjadinya kesalahan. 3. Program Latihan Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dipertahankan dalam menyusun program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran.

39 21 Menurut Iwan Setiawan seperti yang dikutip oleh Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:14), untuk menyusun program latihan yang teratur perlu diperhatikan unsur-unsur kemampuan atlet, baik fisik maupun mental, seperti : a. Waktu pelaksanaan program latihan untuk mengembangkan tenaga atau kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas dan lain-lain untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya. b. Cabang olahraga yang akan disiapkan. c. Standar tingkat nasional atau internasional. d. Keadaan setempat : tradisi, iklim dan lain-lain. e. Faktor latihan : prestasi, volume, intensitas. f. Jadwal perlombaan dan uji coba. g. Periodesasi latihan. Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasi setinggi-tingginya, diperlukan jangka waktu yang lama, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka panjang dan program tahunan. Program akan memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa tahapan atau musim latihan. Pembagian tahapan dalam progam latihan biasa disebut periodesasi. Dengan periodesasi seorang pelatih dapat menyusun program latihan yang tepat bagi atletnya untuk mencapai prestasi maksimal. Sudjarwo (1993:82) membagi program latihan dalam satu tahun menjadi tiga periode atau lima musim latihan, sebagai berikut : berikut : a. Periode Latihan 1) Periode Persiapan (Preparation Period) 2) Periode Pertandingan (Competition Period) 3) Periode Peralihan (Transition Period) b. Musim Latihan 1) Preliminary Season 2) Early Season 3) Mid Season 4) Late Season 5) Post Season Menurut Bompa (1990 : 174) periodesasi latihan dalam tahunan sebagai a. Masa Persiapan (Preparation Period) 1) Persiapan Umum (General commit Preparation) to user

40 22 Pada masa ini penekanan latihan ditujukan pada masa pembentukan atau pembinaan fisik seperti kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan, agilitas, power, dan koordinasi mental, seperti disiplin, keberanian, tanggung jawab dan sebagainya. Bobot latihan akan berkisar % fisik dan % teknik serta 5% mental. Periode ini berlangsung selama 2-3 bulan. 2) Persiapan Khusus (Specific preparation) Pada masa persiapan khusus ini lebih menekankan pada penguasaan teknik dasar yang kemudian ditingkatkan menjadi satu kesatuan gerak yang sempurna. Kondisi fisik yang telah dimiliki pada tahap sebelumnya harus tetap diperhatikan sepenuhnya oleh pelatih. Periode latihan dapat berlangsung selama 2-3 bulan dengan bobot latihan 50% untuk latihan teknik, 20% untuk latihan fisik dan 10% untuk latihan test. b. Masa Pertandingan (Competition period) 1) Masa Prakompetisi ( Pre Competition ) Pada periode ini penekanan lebih diutamakan pada masalah taktik. Perkembangan mental emosional atlet perlu mendapat perhatian khusus. Perkiraan bobot latihan adalah 60% untuk latihan taktik, 15% latihan mental, 20% test trials. Periode ini berlangsung sekitar 2-3 bulan. 2) Masa Pertandingan (Competition period) Pada masa ini atlet harus dalam kondisi siaga alias combat ready atau siap tempur. Pada tahap ini harus diciptakan suatu kondisi baik sehingga atlet percaya diri dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk memenangkan pertandingan. c. Masa Peralihan atau seusai pertandingan (Transition period) Pada masa transisi atlet akan melakukan istirahat aktif dengan melakukan kegiatan fisik yang ringan seperti joging, senam atau melakukan aktivitas fisik yang lain. Pada masa inilah dilakukan evaluasi dari hasil prestasi serta program dan proses latihan selama persiapan commit yang to lalu user melalui pemutaran film atau analisis

41 23 yang cermat. Dengan demikian maka program selanjutnya dapat disusun berdasarkan hasil pertandingan serta pengalaman yang lalu. Yusuf adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996 : 128) menyatakan bahwa periodesasi latihan adalah suatu proses pembagian latihan dari rencana latihan tahunan ke dalam tahapan yang lebih kecil. Adapun kegunaan dari periodesasi latihan adalah sebagai berikut : 1) Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari rencana tahunan. 2) Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat untuk pertandingan-pertandingan yang menjadi sasaran (diantara pertandingan utama selama kalender tahunan). Adapun hal lain yang dapat membantu pelatih dalam rencana latihan sampai ke rencana pertandingan yang rencana tersebut sudah terjadwal dengan baik dalam Kalender Pertandingan. Kalender pertandingan merupakan faktor penentu yang menentukan periodisasi dan untuk pemuncakan target prestasi menurut Tudor O Bompa (1991:15). menjadi : Menurut Sudjarwo (1993 : 81) penyusunan program latihan dapat dibagi 1) Program Jangka Panjang Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran dua tahun ke atas, misalnya untuk PON atau Olimpiade. 2) Program Jangka Menengah Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun untuk jangka waktu satu tahun. 3) Program Jangka Pendek Program jangka pendek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun. Rencana jam latihan harus sederhana dan fungsional, artinya bahwa rencana latihan itu sendiri harus menjadi alat yang penting untuk setiap atlet dan pelatih dalam upaya latihannya. Menurut Tudor O Bompa (1991: 24) rencana jam latihan dibedakan menjadi dua siklus yaitu :

42 24 a. Siklus Mikro Menurut Tudor O Bompa (1991:25) pengertian dari siklus mikro adalah Sebagai satu program latihan mingguan dimana program tahunannya terjadi dalam satu cara tertentu sesuai dengan kebutuhan pemuncakan untuk tujuan utama tahun yang bersangkutan (pertandingan). Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu T M R I Gambar 1. Diagram satu siklus mikro dengan satu puncak. Sejauh melihat pada diagram, ada perubahan tertentu pada intensitasnya antara tinggi (T), menengah (M) dan rendah (R), sering diikuti istirahat (I) di hari minggu. Dalam diagram diatas pelatih merencanakan satu puncak dalam siklus mikronya menurut Tudor O Bompa yang diterjemahkan Sarwono (1991 : 31). b. Siklus Makro Menurut Tudor O Bompa (1991:45) pengertian dari siklus makro adalah Suatu fase latihan yang berisikan 4-6 minggu (siklus mikro). Dibawah ini ada sebuah model yang disarankan untuk variasi siklus makro, yang dapat dipakai pelatih dalam upaya latihannya.

43 25 Intensitas Tinggi Menengah Rendah Gambar 2. Diagram jenis langkah pendekatan tiga siklus mikro untuk pengembangan diikuti oleh satu siklus untuk mempertahankan menurut Tudor O Bompa (1991:51) 4. Program Latihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan Untuk mencapai prestasi banyak faktor yang mempengaruhinya. Kondisi fisik, teknik, taktik, dan psikis yang terdiri dari mental dan kematangan juara. Penyusunan program latihan harus dilakukan secara sistematis, terencana dan disusun berdasarkan kemampuan dan kebutuhan masing-masing atlet. Hal ini bertujuan agar atlet dapat berlatih dengan baik dan mencapai target yang diinginkan. Penyusunan program latihan cabang olahraga permainan tenis lapangan pada umumnya sama dengan penyusunan program latihan olahraga lainnya. Untuk materi / isi latihan dalam penyusunan program latihan disesuaikan dengan kemampuan individu dan selera atlet/pelatih namun tetap berdasarkan prinsipprinsip berlatih yang benar. Dalam proses melatih juga harus diperhatikan bahwa untuk atlet pemula jangan diberikan latihan fisik yang berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, sebaiknya diperbanyak latihan teknik terutama teknik dasar permainan. Pada saat latihan fisik jangan menggabungkan dengan latihan teknik karena atlet tidak bisa menyerap teknik dengan baik karena kondisi fisik yang sudah lelah. Isi program latihan olahraga permainan tenis lapangan secara umum adalah sebagai berikut :

44 26 a. Program Latihan Kondisi Fisik Unsur dan cara-cara melatih kemampuan gerak agar kondisi fisik atlet tetap prima menurut Suharno HP (1993:14) adalah sebagai berikut : 1) Kekuatan a) Pengertian Kekuatan Suharno HP (1993:15) mengemukakan bahwa, Kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan / beban, menahan atau memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas. b) Macam-macam Kekuatan Pada setiap aktivitas, memerlukan unsur kekuatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Macam-macam kekuatan : (1) Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot dalam kontraksi maksimal serta dapat melawan / menahan dan memindahkan beban maksimal pula. (2) Kekuatan daya ledak (Explosive Power) adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan keecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. (3) Kekuatan daya tahan otot (Power Endurance) adalah Kemampuan tahan lamanya kekuatan otot untuk melawan tahanan beban tinggi intensitasnya menurut Suharno HP (1993 : 15). c) Cara Melatih Kekuatan dengan Metode Weight Training Kualitas kekuatan setiap atlet dapat ditingkatkan melalui latihan. Seperti yang dikutip Suharno HP dalam Berger (1993 : 16) mengemukakan bahwa cara melatih kekuatan maksimal sebaiknya menggunakan metode weight training dengan dosis : (1) Kekuatan Maksimal (a) Volume 3 set. (b) Intensitas 80%-100% dari kemampuan maksimal. (c) Ulangan angkatan 6-10 kali per set. (d) Istirahat 3-4 menit. (2) Kekuatan daya ledak (Explosive Power) (a) Volume beban commit latihan dalam to user satu unit latihan 4-6 set.

45 27 (b) Intensitas 40%-60% dari kemampuan maksimal atau diambil 1/3 berat badan atlet. (c) Ulangan angkatan per set tidak boleh lebih dari 50% kemampuan repetisi maksimal. (d) Istirahat antar set 2-3 menit. (e) Tiap angakatan merupakan satu gerakan yang selaras dan utuh dengan gerakan cepat. (3) Kekuatan daya tahan otot (Power Endurance) (a) Volume beban latihan 2-5 set dalam satu unit latihan (b) Intensitas 60%-90% dari kemampuan maksimal. (c) Ulangan angkatan per set 50% ke atas dari kemampuan repetisi maksimal atlet. (d) Istirahat antar set 1-2 menit. d) Bentuk Latihan Pengembangan Unsur Kekuatan Dalam peningkatan unsur kekuatan digolongkan menjadi beberapa prinsip antara lain : (1) Beban latihan disesuaikan dengan jenis otot yang dilatih, dengan prinsip di atas ambang rangsang yang ditingkatkan secara teratur sedikit demi sedikit. (2) Mekanis gerakan disesuaikan dengan gerakan teknik (aspect body mechanic). (3) Sasaran latihan ditujukan untuk pengembangan kecepatan, power dan daya tahan umum. Berdasarkan ketiga prinsip tersebut di atas macam latihan yang diterapkan meliputi : split jump ke depan, split jump ke samping, vertical jump, squat jump, sit up, push up, back up, dll. 2) Daya Tahan a) Pengertian Daya Tahan Suharno HP (1993 : 17) mengemukakan bahwa, Daya tahan adalah kemampuan organ atlet untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas olahraga dalam waktu lama. b) Macam-macam Daya Tahan Latihan daya tahan harus makin lama makin ditingkatkan menjadi stamina. Oleh karena itu, atlet harus dilatih makin lama makin berat,

46 28 sehingga kemampuannya untuk bertahan terhadap rasa lelah makin lama makin bertambah, sehingga bermacam-macam daya tahan memang dibutuhkan. Seperti yang dikemukakan Suharno HP (1993:17) bahwa : macam-macam daya tahan antara lain : (1) Daya tahan umum (basic endurance / general endurance) adalh kemampuan daya tahan organisme atlet untuk melawan kelelahan yang timbul akibat beban latihan dimana intensitasnya rendah dan menengah. Paru-paru dan jantung merupakan motor utama disamping otot skelet. Daya tahan umum banyak terjadi pada proses aerobik. (2) Daya tahan otot local (local muscular endurance / speed endurance) adalah kemampuan daya tahan lamanya organism atlet untuk melawan kelelahan yang timbul akibat latihan submaksimal intensitasnya. Otot-otot setempat memegang peranan dalam proses daya tahan ini. Daya tahan otot lokal banyak terjadi pada proses kombinasi anaerobik dan aerobik. (3) Daya tahan special (special endurance / sprinting endurance) adalah kemampuan daya tahan lamanya organisme atlet untuk melawan kelelahan yang timbul akibat beban latihan maksimal intensitasnya. Pusat syaraf memegang peranan dalam proses special endurance. Daya tahan spesial banyak terjadi pada proses anaerobik. (4) Stamina adalah kemampuan daya tahan lamanya organisme atlet untuk melawan kelelahan dalam batas waktu tertentu dimana aktifitas dilakukan dengan intensitas tinggi (tempo tinggi, frekuensi tinggi dan selalu menggunakan power). Paru-paru, jantung, pusat syaraf dan otot-otot sketlet bekerja berat dalam melakukan stamina. Stamina merupakan proses aerobik dan anaerobik dalam batas waktu tertentu dalam cabang olahraga yang dipetandingkan. Kombinasi proses tiga macam daya tahan di atas merupakan stamina. c) Cara Melatih Daya Tahan Dalam meningkatkan serta memilih daya tahan ada beberapa metode yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh Suharno HP (1993:18) bahwa metode yang digunakan dalam melatih daya tahan antara lain : metode constant training, cross country, fartlek, interval training, circuit training. Menurut Suharno HP (1993:18) cara mengembangkan daya tahan dengan interval training adalah sebagai berikut :

47 29 (1) Daya Tahan Umum (Basic Endurance) (a) Pemberian giliran rangsangan satu giliran 60 detik. (b) Istirahat antar giliran detik. (c) Intesitas rendah/menengah. (d) Denyut nadi kali per menit, setelah satu unit latihan. (e) Bentuk latihan lari di tempat atau lari dengan menempuh jarak. (2) Daya Tahan Otot Lokal (Local Muscular Endurance) (a) Volume 6-15 kali giliran dalam satu unit latihan. (b) Intensitas 80% (submaksimal). (c) Frekuensi kali per giliran. (d) Istirahat 1-2 menit. (e) Bentuk latihan push up (acyclic) latihan ini mengembangkan daya tahan otot local lengan dan bahu. (3) Daya Tahan Spesial (Special Endurance) (a) Volume 6-10 giliran dalam satu unit latihan. (b) Intensitas 100% (maksimal) (c) Waktu rangsangan detik per giliran. (d) Istirahat detik. (e) Frekuensi gerakan maksimal. (f) Bentuk latihan interval training, sprint di tempat, latihan ini akan mengembangkan otot-otot kaki, perut (peningkatan proses anaerobik). (4) Stamina (a) Volume 6-10 giliran dalam satu unit latihan. (b) Intensitas 100% (maksimal). (c) Istirahat pendek (10-60 detik). (d) Frekuensi gerak dan tempo tinggi (maksimal). (e) Rangsangan dalam 10 detik secara intensif tidak bernafas. (f) Interval Training dengan kombinasi gerakan cyclic dan acyclic seperti lari di tempat-meloncat-gerakan menyamping. Latihan ini meningkatkan kemampuan jantung, paru-paru, pusat syaraf dan zat-zat kimia dalam otot secara serempak (proses aerobik dan anaerobik). 3) Kecepatan a) Pengertian Kecepatan Menurut Sudjarwo (1993:28) Kecepatan adalah merupakan kemampuan daripada reaksi otot yang ditandai dengan perubahan antara kontraksi dan relaksasi untuk menuju frekuensi maksimal. b) Macam-macam Kecepatan Latihan kecepatan sering menggunakan pembebanan sehingga memerlukan latihan-latihan commit kekuatan to user yang mendahuluinya. Agar dapat

48 30 menghasilkan kecepatan maksimal diperlukan pula sifat elastis dari otot disamping teknik gerakan (lari) yang sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno HP (1993:20) yang mengemukakan macammacam kecepatan : (1) Kecepatan Sprint adalah kemampuan atlet untuk menempuh jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya. (2) Kecepatan Reaksi adalah waktu antara rangsangan dan jawaban gerak pertama. (3) Kecepatan bergerak adalah kemampuan atlet bergerak secepat mungkin dalam satu gerak yang ditandai waktu antara gerak permulaan dengan gerak akhir. Unsur gerak kecepatan merupakan unsur gerak kemampuan dasar setelah kekuatan dan daya tahan yang berguna untuk mencapai mutu prestasi prima. c) Cara Melatih Kecepatan Kecepatan atlet dapat tinggi tergantung dari potensi sejak lahir dan hasil latihan secara rutin, teratur, cermat dan tepat. Ada beberapa cara atau metode untuk melatih kecepatan. Seperti yang diungkapkan oleh Suharno HP (1993 : 20) bahwa metode yang digunakan untuk melatih kecepatan antara lain : interval running, interval training, metode pertandingan (competition method) dan metode bermain kecepatan (speed play), adapun metode-metode melatih kecepatan tersebut dapat dilihat lebih lanjut antara lain sebagai berikut : (1) Kecepatan Sprint dengan interval running (a) Volume beban latihan 5-10 giliran lari, dimana tiap-tiap giliran atlet berlari secepat-cepatnya dengan jarak meter. (b) Intensitas lari 80%-100% dengan pedoman waktu dari pelatih. (c) Frekuensi dan tempo secepat-cepatnya. (d) Istirahat 2-5 menit. (e) Peningkatan beratnya latihan dapat mencari variasi perubahan ciri-ciri loading di atas sesuai dengan kehendak atlet dan pelatih. (2) Kecepatan Reaksi dengan metode pertandingan dimana harus selalu mengejar waktu yang secepat-cepatnya dalam mereaksi suatu rangsangan. Adapun bentuk latihannya adalah sebagai berikut : (a) Dengan permainan hijau-hitam. Aba-aba mula-mula lambat makin lama makin cepat. (b) Mereaksi aba-aba/kode-kode lebih dari dua macam dari pelatih dan harus dikerjakan secepat-cepatnya.

49 31 (c) Dalam waktu tertentu dapat mereaksi bola yang dilemparkan sebanyak-banyaknya dari pelatih. (3) Kecepatan bergerak dengan metode interval training (a) Volume beban latihan 4-6 kali giliran. (b) Intensitas 40%-60 % dari kemampuan maksimal atau beban yang diangakat 1/3 berat badan atlet. (c) Ulangan / repetisi per giliran 50% ke bawah dari ulangan maksimal kemampuan atlet. (d) Istirahat 2-3 menit antar giliran satu dengan yang lain. 4) Kelincahan a) Pengertian Kelincahan Sudjarwo (1993:21) mengemukakan bahwa, Kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi sesuai dengan situasi yang dihadapi. b) Macam-macam Kelincahan Pada setiap aktivitas, memerlukan unsure kelincahan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi. Kelincahan yang dibutuhkan itu dapat berbentuk kelincahan umum atau kelincahan khusus. Kedua bentuk kelincahan ini mempunyai perbedaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno HP (1993:22) yang mengemukakan bahwa macammacam kelincahan sebagai berikut : (1) Kelincahan Umum (General Agility) artinya kelincahan seseorang untuk menghadapi kegiatan olahraga pada umumnya dan menghadapi situasi hidup dengan lingkungan. (2) Kelincahan Khusus (Special Agility) artinya kelincahan seseorang untuk melakukan kegiatan secara khusus, yang dalam cabang olahraga lain tidak diperlukan (acrobat, peloncat indah pelompat tenis lapangan, dll). c) Cara Melatih Kelincahan Pengembangan unsur kelincahan memerlukan latihan khusus yang terprogram secara teratur dan berkelanjutan. Seperti yang dikemukakan Matveev dalam Suharno HP (1993:22) adapun cara-cara melatih kelincahan adalah sebagai berikut : (1) Standingboard Jump. (2) Melempar, meninju commit dengan to tangan user kiri. (3) Lari dilanjutkan board jump.

50 32 (4) Memperkecil lapangan dan mengubah kondisi alat. (5) Variasi gerakan jengket-jengket, maju-mundur, kanan-kiri dan sebagainya. (6) Menambah gerakan-gerakan sebelum akhir gerakan misalnya memutar badan sebelum mendarat. (7) Mempersulit kondisi tempat, alat dan lawan. Adapun macam-macam bahan latihan untuk kelincahan antara lain sebagai beikut : (1) Shuttle Run yaitu lari jarak pendek antara meter, dengan memindahkan sesuatu (kerikil, kun, dsb) yang ditaruh di ujung satu ke ujung yang lain. (2) Dodging Run yaitu lari cepat dengan berkelok-kelok melewati rintangan yang teah dibuat. Rintangan dapat berupa benda mati (pancang, lembing, dsb) dapat pula teman sendiri. (3) Squat Thrus yaitu melakukan gerakan dengan posisi pertama berdiri tegak kemudian jongkok kedua tangan di tanah terus melemparkan kedua kaki lurus ke belakang selanjutnya jongkok lagi lalu berdiri. 5) Kelentukan a) Pengertian Kelentukan Menurut Sudjarwo (1993:32) bahwa, Kelentukan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan dengan amplitudo yang luas. b) Macam-macam Kelentukan Macam bentuk sama seperti macam bentuk kelincahan yaitu ada dua antara lain : kelentukan umum dan kelentukan khusus. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno HP (1993:23) yang mengemukakan bahwa, Ada dua macam bentuk kelentukan yaitu kelentukan umum dan kelantukan khusus. Adapun menurut Sudjarwo (1993:33) bahwa bentuk kelentukan antara lain :

51 33 (1) Kelentukan aktif (flexibility aktif) yaitu kemampuan gerak dengan amplitudo luas yang dihasilkan tanpa adanya pertolongan alat dari luar. (2) Kelentukan pasif (flexibility pasif) yaitu kemampuan gerak dengan amplitudo luas yang dihasilkan dengan adanya bantuan teman maupun alat dari luar. c) Cara Melatih Kelentukan Menurut Suharno HP (1993:24) cara-cara melatih kelentukan adalah sebagai berikut : (1) Pengembangan kelentukan dengan menggunakan peregangan dinamis dan statis. (2) Pergangan pasif. (3) Peregangan kontraksi relaksasi. (4) Bentuk-bentuk latihan kelentukan : peregangan otot, tendo, ligament, capsula, penguluran, pelemasan, mengayun-ayun, memutar-mutar, memantul-mantulkan organ yang membentuk persendian. b. Program Latihan Teknik Melatih teknik bertujuan agar gerak teknik menjadi otomatis yang benar. Menurut Suharno HP (1993:25) metode umum melatih ketrampilan olahraga secara metodis dapat diurutkan sebagai berikut : 1) Memberi gambaran pengertian yang benar melalui penjelasan lisan. 2) Memberi contoh / demonstrasi yang benar antara lain dengan : a) Contoh langsung dari pelatih. b) Contoh dari atlet yang dianggap baik. c) Contoh dengan gambar seri/foto. d) Contoh dengan film/video. 3) Atlet / pemain disuruh melaksanakan gerak dengan formasi-formasi yang ditentukan pelatih. 4) Pelatih mengoreksi dan membetulkan kesalahan-kesalahan baik bersifat perorangan maupun kelompok. 5) Atlet / pemain disuruh mengulangi kembali gerakan sebanyak mungkin untuk mencapai gerakan otomatis yang benar. 6) Pelatih mengevaluasi terhadap hasil yang sudah dicapai pada saat itu. c. Program Latihan Taktik Taktik sangat identik dengan strategi namun keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Tetapi commit keduanya to user merupakan unsur yang tidak dapat

52 34 dipisahkan dalam pelaksanaannya. Taktik merupakan siasat yang digunakan untuk memperoleh kemenangan secara sportif dengan menggunakan kemampuan teknik individu, fisik dan mental. Penguasaan pengetahuan secara teori tentang cabang olahraga yang dilakukan dapat membantu dalam memilih taktik yang tepat. Adapun cara-cara melatih taktik menurut Suharno HP (1993:28) adalah sebagai berikut : 1) Memberi teori taktik, dapat di kelas maupun di lapangan (peraturan, pola, sistem, tipe, tempo). 2) Praktek dalam bertaktik di lapangan, dapat meningkatkan keterampilan bertaktik. 3) Member tugas untuk dapat memecahkan suatu masalah baik teori maupunn praktek. 4) Melihat pertandingan-pertandingan tingkat nasional maupun internasional. 5) Berlatih taktik sederhana sampai ke taktik tinggi untuk dapat mengalahkan lawan. 6) Membaca riwayat tokoh-tokoh juara dunia dalam pertandinganpertandingan besar. 7) Pelatih selalu memberi contoh, tugas dan motivasi bertaktik jitu. d. Berlatih Mental Penyempurnaan atlet secara serempak, selaras, seimbang antara fisik dan mental dalam proses pelatihan merupakan suatu keharusan untuk dilatihkan sejak umur dini sampai umur emas. Peranan pelatih dalam pembinaan mental sangat berpengaruh besar. Pelatih harus dapat menanamkan unsur-unsur sikap positif yang dapat mendukung proses pencapaian prestasi olahraga khususnya dalam permainan cabang olahraga permainan tenis lapangan. Menurut Suharno HP (1993:28) mengemukakan bahwa mental berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan pemantaban bagi atlet untuk pengejawantahan kemampuan fisik dan skill dalam mencapai prestasi prima. Maka pembinaan atlet sangat penting. Aspek mental yang perlu dilatih meliputi : 1) Temperamen / karakter bawaan. 2) Psikologi : cipta, rasa, karsa, minat, perhatian dan konsentrasi. 3) Sikap kepribadian dan budi pekerti. 4) Sikap ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 5) Daya juang tinggi, ketegaran commit mental to user tanding, pantang menyerah, tahan terhadap stress, ulet, percaya diri dan kemandirian yang tinggi.

53 35 Dengan memberikan penanaman sikap mental yang positif, maka mental pemain akan berkembang. Hal ini akan sangat menunjang dalam pencapaian prestasi yang optimal dalam permainan cabang olahraga permainan tenis lapangan. Agar mental bertanding atlet semakin meningkat maka harus dilatih dengan seksama dan perlu penanaman sikap yang positif dari pelatihnya. Seperti yang dikemukakan Suharno HP (1993:29) bahwa cara-cara melatih mental antara lain sebagai berikut : 1) Lewat latihan-latihan fisik dan keterampilan yang dapat mempengaruhi mental atlet ke arah positif. 2) Contoh langsung sikap yang baik dari pelatih. 3) Biasakan hidup sehari-hari yang tertib, sehat, teratur dan disiplin. 4) Pemberian beberapa petunjuk-petunjuk maupun petuah-petuah yang bersifat paedagogis. 5) Meditasi dan latihan konsentrasi. 6) Latihan kekuatan kemauan yang tinggi untuk bertanding. Bertanding dengan frekuensi banyak dengan lawan yang berbeda-beda kekuatannya dan situasinya. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang peniliti lakukan sangat erat hubungannya dengan penerapan metode kepelatihan cabang olahraga permainan pernah diteliti sebelumnya. Hanya saja peneliti mempersempit cabang olahraga permainan menjadi lebih khusus yaitu cabang olahraga permainan tenis lapangan serta memperluas wilayah menjadi seluruh Karesidenan Surakarta. Fadilah Umar dan Slamet Widodo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Permainan (Studi Kasus pada Pelatih - Pelatih Klub Cabang Olahraga Permainan di Surakarta Tahun 2009) mengambil seluruh pelatih-pelatih klub cabang olahraga permainan yang ada di Surakarta tahun 2009 yang berjumlah 57 pelatih sebagai sumber data. Dalam penelitian tersebut Fadilah Umar dan Slamet Widodo (2009) untuk memperoleh data penelitian digunakan instrumen penelitian yang berupa angket yang memiliki pola jawaban dikotomi (ya, tidak). Hasil dari penelitian tersebut adalah pelatih-pelatih cabang olahraga

54 36 permainan di Surakarta tahun sudah menerapkan metode kepelatihan dengan tepat serta dalam penyusunan program latihan sudah disusun dengan baik. C. Kerangka Berpikir Keberhasilan suatu latihan tidak hanya dilihat dari nilai akhir hasil pertandingan tetapi juga dilihat dari prosesnya. Jika masukan (input) berkualitas tetapi tidak diikuti oleh proses yang sesuai maka hasilnya (output) belum tentu akan berkualitas. Keberhasilan latihan dipengaruhi metode latihan yang digunakan oleh pelatih. Penggunaan metode kepelatihan yang kurang terprogram dengan seksama, teratur, sistematis, bertahapkan dan berkesinambungan dapat menyebabkan atlet tidak dapat mencapai prestasi puncak. Dalam suatu latihan, program yang digunakan bila tepat dan sesuai akan sangat membantu tercapainya tujuan latihan. Peneraan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dilakukan dan dipertahankan dalam menyusun program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang ingin dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran. Penyusunan program latihan merupakan tugas penting dari seorang pelatih. Program latihan hendaknya disusun secara sistematis dan sesuai dengan kebutuhan atlet. Berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai tergantung pada program latihan ini, oleh sebab itu perlu diperhatikan landasan pemikiran antara lain sebagai berikut : efektifitas program, kondisi individual, kondisi puncak dan evaluasi program. Tujuan penerapan metode kepelatihan yang tepat dan penyusunan program latihan yang baik pada cabang olahraga permainan tenis lapangan adalah untuk memaksimalkan kemampuan atlet. Sehingga prestasi puncak atlet dapat diraih.

55 37 Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat dilihat pada bagan berikut: INPUT PROSES OUTPUT Penerapan Metode Kepelatihan Menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang ingin dicapai Kualitas latihan meningkat dan tujuan latihan tercapai Atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran. Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran

56 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di beberapa klub tenis lapangan yang ada di seluruh wilayah Karesidenan Surakarta. 2. Waktu Penelitian Waktu pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan November - Desember 2010 dengan instrumen penelitian yang telah ditetapkan. B. Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk penelitian mengikuti paradigma penelitian kualitatif sedangkan strategi penelitian yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah metode diskriptif dengan cara survey. Pengertian metode diskriptif dengan cara survey menurut Sugiyanto (1993:52) adalah Penelitian bertujuan mencari informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian sedang berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya tidak menguji hipotesis melainkan hanya untuk meminta gambaran atau deskiptif tentang apa yang terjadi. C. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah dari informasi para pelatih klubklub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun

57 39 Teknik pengambilan sumber data dengan tanpa melakukan seleksi atau sering disebut snow ball, peneliti tidak membatasi atau menyeleksi jumlah responden. D. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui angket, wawancara, dan observasi. 1. Angket Pemberian angket dilakukan pada awal penelitian. Informasi yang diperoleh dari angket dijadikan bahan evaluasi peningkatan kualitas latihan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Fadilah Umar dan Slamet Widodo (2009) yang berjudul Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Permainan (Studi Kasus pada Pelatih - Pelatih Klub Cabang Olahraga Permainan di Surakarta tahun 2009) dengan mengganti komponen cabang olahraga permainan menjadi lebih khusus yaitu cabang olahraga tenis lapangan. Untuk menjawab pertanyaan, responden hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Angket yang dihasilkan berupa data penelitian yang memiliki pola jawaban dikotomi (ya, tidak) yaitu jawaban ya dengan skor dua (2) dan jawaban tidak dengan skor satu (1). 2. Wawancara Wawancara dilakukan setelah proses latihan berlangsung. Narasumber dalam wawancara ini adalah pelatih-pelatih klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta. Wawancara terhadap pelatih meliputi: riwayat pelatih (pernahkah menjadi atlet, pendidikan kepelatihan, prestasi sebagai pelatih), metode latihan (tujuan dan sasaran dalam latihan, jadwal latihan, prinsip individual dalam latihan, pemanduan bakat, seleksi pemain, peran dalam

58 40 pertandingan, evaluasi pada saat latihan dan setelah latihan) dan program latihan (penyusunan program latihan, materi-materi latihan, evaluasi program latihan). Metode wawancara digunakan sebagai alat penelitian dalam optimalisasi penggunaan penerapan metode latihan dengan tujuan untuk memperbaiki data penelitian yang diperoleh dari hasil observasi dan angket. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari bentuk pertanyaan adalah termasuk wawancara campuran (berstruktur dan tak berstruktur), artinya pertanyaan yang mengarahkan jawaban dalam pola pertanyaan yang dikemukakan disertai dengan pertanyaan yang dapat dijawab secara bebas oleh responden tanpa terikat pada pola-pola tertentu. 3. Observasi Observasi dilaksanakan ketika proses latihan di klub-klub cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta berlangsung. Observasi dilakukan terhadap pelatih beserta proses latihan yang menyertainya. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat di luar lapangan dengan posisi ini peneliti dapat lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas latihan. Pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa di dalam proses latihan dilakukan dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. Dalam observasi ini sekaligus peneliti mengambil dokumentasi berupa foto / video dari proses latihan yang sedang dilakukan. E. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk menjaga validitas data dalam penelitian ini yaitu dengan Teknik Triangulasi.

59 41 Jenis triangulasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran informasinya. Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi selama latihan berlangsung dan angket. Skema triangulasi dalam penelitian ini sebagai berikut : Angket Data Observasi Pelatih Wawancara Gambar 4. Skema Triangulasi (Sumber: HB. Sutopo, 2002: 81) F. Analisis Data Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan analisis model interaktif. Ini dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa uraian deskriptif tentang penerapan metode kepelatihan cabang olahraga permainan tenis lapangan. Teknik analisis ini mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Skema komponen analisis data sebagai berikut:

60 42 Pengumpulan data Penyajian Reduksi data Penarikan simpulan / Verivikasi Gambar 5. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif G. Prosedur Penelitian 1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian tersebut terdiri dari lembar observasi di dalam pelaksanaan latihan, pedoman wawancara dan angket. 2. Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian dengan cara memberikan angket kepada responden, kemudian peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati jalannya pelaksanaan proses latihan. Setelah proses latihan berakhir, peneliti melakukan wawancara dengan pelatih-pelatih pada klub olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta. Kemudian data digolongkan menjadi tiga komponen yaitu: identifikasi pelatih, penerapan metode kepelatihan dan penyusunan program latihan. 3. Tahap Analisis Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses latihan. Berdasarkan pelaksanaan tahap pengumpulan data, maka teknik analisis yang digunakan adalah teknik persentase, menurut (Suryatna, 1979: 29) bahwa bila suatu penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau menemukan

61 43 sebagaimana adanya tentang obyek yang diteliti, maka teknik analisis data akan dilakukan dengan perhitungan persentase (%). Data yang diperoleh nantinya diolah sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengecek kelengkapan data (verifikasi data) 2. Mentabulasikan masing-masing item. 3. Menghitung persentase jawaban dengan formula sebagai berikut: P = x 100% (Suryatna, 1979: 29) Keterangan : P = Persentase jawaban F = Frekuensi N = Jumlah sampel Hasil perhitungan frekuensi dan persentase yang diperoleh dari alat pengumpul data yang digunakan dan disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian dilanjutkan interpretasi dalam bentuk uraian deskriptif untuk masing-masing butir instrumen pada setiap indikator dan kawasan evaluasi yang digunakan. 4. Tahap Tindak Lanjut Kegiatan penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari pelatih yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta menerapkan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya, hal ini akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dilakukan dan dipertahankan dalam menyusun program latihan adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang ingin dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran.

62 44 Berikut prosedur penelitian yang akan dilakukan: Persiapan Instrumen Penelitian Pengumpulan data Penggolongan data Penyajian data Penarikan simpulan Tindak Lanjut Pelatih Gambar 6. Prosedur Penelitian

63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian yang diperoleh melalui butir soal, kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang berisi frekuensi dan persentase dari setiap butir instrumen serta dilengkapi dengan uraian deskriptif. Untuk memperoleh data penelitian digunakan instrumen penelitian yang berupa angket yang memiliki pola jawaban (a) ya dengan skor nilai: 2, (b) tidak dengan skor nilainya: 1. Uraian selanjutnya data hasil temuan didiskripsikan berdasarkan tiap butir dan kelompok indikator yang sama. Ada 3 (tiga) komponen dari hasil penelitian yaitu: identifikasi pelatih, metode latihan dan penyusunan program latihan. Berikut ini disajikan berturut-turut indikator-indikator penelitian sebagai berikut: 1. Identifikasi Pelatih Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 butir soal 1,2,3. Hasil pengolahan data tentang identifikasi pelatih sebagai berikut: a. Latar Belakang Pelatih Mantan Pemain Tenis Lapangan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 1. Hasil yang dilacak butir soal nomor 1 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mantan pemain tenis lapangan. Hasil jawaban butir soal nomor 1 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 1. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mantan Atlet / Pemain Tenis lapangan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 86.7% 13.3% 100% 45

64 46 Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010, mantan pemain tenis lapangan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 13 atau 86.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 2 atau 13.3%. b. Pelatih Mendapat Pendidikan / Kursus Kepelatihan Tenis Lapangan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 2. Hasil yang dilacak butir soal nomor 2 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mendapat pendidikan/kursus kepelatihan tenis lapangan. Hasil jawaban butir soal nomor 2 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mendapat Pendidikan/Kursus Kepalatihan Tenis lapangan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 66.7% 33.3% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mendapat pendidikan / kursus kepalatihan tenis lapangan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 10 atau 66.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 5 atau 33.3%. c. Sampai Saat ini Melatih Tenis Lapangan Pernah Berprestasi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 3. Hasil yang dilacak butir soal nomor 3 yaitu sampai saat ini melatih tenis lapangan pernah berprestasi. Hasil jawaban butir soal nomor 3 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

65 47 Tabel 3. Frekuensi dan Prosentase Sampai saat ini dalam Melatih Tenis lapangan Pernah Berprestasi F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal sampai saat ini melatih tenis lapangan pernah berprestasi yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%. 2. Identifikasi Metode Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi metode latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 butir soal 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16. Hasil pengolahan data tentang identifikasi metode latihan sebagai berikut: a. Mengadakan Pemanduan Bakat Pemain Tenis Lapangan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 4. Hasil yang dilacak butir soal nomor 4 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadakan pemanduan bakat untuk mendapatkan pemain yang potensial. Hasil jawaban butir soal nomor 4 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Pemanduan Bakat F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 80% 20% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadakan

66 48 pemanduan bakat untuk mendapatkan pemain yang potensial yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 atau 20%. b. Pelatih Mengadakan Seleksi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 5. Hasil yang dilacak butir soal nomor 5 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadakan seleksi bagi pemain yang akan masuk ke SSB atau klub. Hasil jawaban butir soal nomor 5 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 5. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Seleksi F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 26.7% 73.3% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadakan seleksi bagi pemain yang akan masuk ke SSB atau klub yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 4 atau 26.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 11 atau 73.3%. c. Penerapan Prinsip Latihan Sesuai dengan Kondisi Pemain Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 6. Hasil yang dilacak butir soal nomor 6 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip-prinsip latihan sesuai dengan kondisi pemain. Hasil jawaban butir soal nomor 6 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 6. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Latihan Sesuai Kondisi Pemain

67 49 F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 73.3% 26.7% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip-prinsip latihan sesuai dengan kondisi pemain yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 11 atau 73.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 4 atau 26.7%. d. Penerapan Prinsip Penekanan Beban Latihan secara Bertahap Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 7. Hasil yang dilacak butir soal nomor 7 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus menerus. Hasil jawaban butir soal nomor 7 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 7. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Penekanan Beban Latihan secara Bertahap dan Terus Menerus F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 86.7% 13.3% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus menerus yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 13 atau 86.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 2 atau 13.3%. e. Pelatih Mempunyai Dasar Teoritis tentang Penyusunan Program Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 8. Hasil yang dilacak butir soal nomor 8 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di

68 50 Karesidenan Surakarta tahun 2010 mempunyai dasar teoritis tentang penyusunan program latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 8 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 8. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mempunyai Dasar Teoritis dalam Menyusun Program Latihan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 93.3% 6.7% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mempunyai dasar teoritis tentang penyusunan program latihan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 14 atau 93.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 1 atau 6.7%. f. Pelatih Memberikan Materi Latihan Cukup Bervariasi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 9. Hasil yang dilacak butir soal nomor 9 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan materi latihan cukup bervariasi. Hasil jawaban butir soal nomor 9 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 9. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Materi Latihan Cukup Bervariasi F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan materi latihan cukup bervariasi yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator

69 51 jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada atau 0%. g. Pelatih Menekankan Prinsip Latihan dengan Disiplin Tinggi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 10. Hasil yang dilacak butir soal nomor 10 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi. Hasil jawaban butir soal nomor 10 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 10. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menekankan Prinsip Latihan dengan Disiplin Tinggi F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 73.3% 26.7% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 11 atau 73.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 4 atau 26.7%. h. Pelatih Menerapkan Prinsip Work Relieve / Recovery (saat Kerja dan Istirahat) yang Seimbang Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 11. Hasil yang dilacak butir soal nomor 11 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan prinsip work relieve / recovery (saat kerja dan istirahat) yang seimbang. Hasil jawaban butir soal nomor 11 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

70 52 Tabel 11. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Prinsip Work Relieve / Recovery (saat Kerja dan Istirahat) yang Seimbang F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 80% 20% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 work relieve / recovery (saat kerja dan istirahat) yang seimbang yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada 3 atau 20%. i. Pelatih Menyusun Periode Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 12. Hasil yang dilacak butir soal nomor 12 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan periode latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 12 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 12. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Menerapkan Periode Latihan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 80% 20% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menerapkan periode latihan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 atau 20%.

71 53 j. Pelatih Memberikan Penjelasan saat Atlet Melakukan Kesalahan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 13. Hasil yang dilacak butir soal nomor 13 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan penjelasan saat atlet melakukan kesalahan. Hasil jawaban butir soal nomor 13 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 13. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Penjelasaan saat Atlet Melakukan Kesalahan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 73.3% 26.7% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan penjelasan saat atlet melakukan kesalahan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 11 atau 73.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 4 atau 26.7%. k. Pelatih Memberikan Evaluasi, Masukan, Saran secara Individual Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 14. Hasil yang dilacak butir soal nomor 14 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan evaluasi, masukan dan saran secara individual. Hasil jawaban butir soal nomor 14 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 14. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Evaluasi, Masukan dan Saran secara Individual Rentang Nilai F & % Jumlah Ya/2 Tidak/1 F % 93.3% 6.7% 100%

72 54 Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan memberikan evaluasi, masukan dan saran secara individual yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 14 atau 93.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 1 atau 6.7%. l. Pelatih Merasa Jam Latihan Mencukupi untuk Menyusun Program Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 15. Hasil yang dilacak butir soal nomor 15 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 merasa jam latihan mencukupi untuk menyusun program latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 15 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 15. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Merasa Jam Latihan Mencukupi untuk Menyusun Program Latihan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 33.3% 66.7% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 merasa jam latihan mencukupi untuk menyusun program latihan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 5 atau 33.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 10 atau 66.7%. m. Prasarana dan Sarana Latihan Cukup Memadai Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 16. Hasil yang dilacak butir soal nomor 16 yaitu prasarana dan sarana latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 cukup memadai. Hasil jawaban butir soal nomor 16 commit disajikan to user dalam bentuk tabel sebagai berikut:

73 55 Tabel 16. Frekuensi dan Prosentase Prasarana dan Sarana Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Cukup Memadai F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 66.7% 33.3% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal prasarana dan sarana latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 cukup memadai yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 10 atau 66.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 5 atau 33.3%. 3. Identifikasi Penyusunan Program Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak identifikasi metode latihan klub-klub di Karesidenan Surakarta tahun 2010 butir soal 17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32. Hasil pengolahan data tentang identifikasi penyusunan program latihan sebagai berikut: a. Prasarana dan Sarana Latihan Cukup Memadai Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 17. Hasil yang dilacak butir soal nomor 17 yaitu latihan di klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mempunyai jadwal yang tepat dan berlangsung secara rutin. Hasil jawaban butir soal nomor 17 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 17. Frekuensi dan Prosentase Latihan di Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mempunyai Jadwal yang Tepat dan Berlangsung secara Rutin F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100%

74 56 Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal latihan di klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mempunyai jadwal yang tepat dan berlangsung secara rutin yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%. b. Pelatih Membuat Program Latihan Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 18. Hasil yang dilacak butir soal nomor 18 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 membuat program latihan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Hasil jawaban butir soal nomor 18 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 18. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Membuat Program latihan Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 60% 40% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 membuat program latihan jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 9 atau 60%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 6 atau 40%. c. Program Latihan yang Direncanakan Pelatih Dapat Berjalan secara Maksimal Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 19. Hasil yang dilacak butir soal nomor 19 yaitu program latihan yang direncanakan pelatih klub-klub commit tenis lapangan to user di Karesidenan Surakarta tahun

75 dapat berjalan secara maksimal. Hasil jawaban butir soal nomor 19 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 19. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 yang direncanakan Pelatih Dapat Berjalan secara Maksimal F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 53.3% 46.7% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang direncanakan pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 dapat berjalan secara maksimal yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 8 atau 53.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 7 atau 46.7%. d. Pelatih Membedakan Program Latihan untuk Atlet Pemula, Yunior dan Senior Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 20. Hasil yang dilacak butir soal nomor 20 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 membedakan program latihan untuk atlet pemula, yunior dan senior. Hasil jawaban butir soal nomor 20 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 20. Frekuensi dan Prosentase Program Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Membedakan Program latihan untuk Atlet Pemula, Yunior dan Senior F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 66.7% 33.3% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 membedakan

76 58 program latihan untuk atlet pemula, yunior dan senior yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 10 atau 66.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 5 atau 33.3%. e. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Kekuatan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 21. Hasil yang dilacak butir soal nomor 21 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kekuatan. Hasil jawaban butir soal nomor 21 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 21. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kekuatan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kekuatan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%. f. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Daya Tahan/Stamina Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 22. Hasil yang dilacak butir soal nomor 22 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan daya tahan/stamina. Hasil jawaban butir soal nomor 22 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

77 59 Tabel 22. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Daya Tahan/Stamina F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 93.3% 6.7% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan daya tahan/stamina yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 14 atau 93.3%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 1 atau 6.7%. g. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Kecepatan Reaksi Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 23. Hasil yang dilacak butir soal nomor 23 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kecepatan reaksi. Hasil jawaban butir soal nomor 23 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 23. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kecepatan Reaksi F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 66.7% 33.3% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kecepatan reaksi yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 10 atau 66.7%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 5 atau commit 33.3%. to user

78 60 h. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Kelincahan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 24. Hasil yang dilacak butir soal nomor 24 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kelincahan. Hasil jawaban butir soal nomor 24 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 24. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kelincahan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kelincahan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%. i. Program Latihan yang Dibuat Pelatih Memuat Latihan untuk Meningkatkan Kelentukan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 25. Hasil yang dilacak butir soal nomor 25 yaitu program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kelentukan. Hasil jawaban butir soal nomor 25 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

79 61 Tabel 25. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Kelentukan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program latihan yang dibuat pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memuat latihan kelentukan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%. j. Pelatih selalu Mendemonstrasikan Gerakan-Gerakan dalam Permainan kepada Atlet Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 26. Hasil yang dilacak butir soal nomor 26 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 selalu mendemonstrasikan gerakan-gerakan permainan kepada atletnya. Hasil jawaban butir soal nomor 26 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 26. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 selalu Mendemonstrasikan Gerakan-Gerakan dalam Permainan kepada Atletnya F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 selalu mendemonstrasikan gerakan-gerakan permainan kepada atletnya yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

80 62 k. Pelatih Ikut Aktif dalam Melatih Gerakan Teknik Bermain Tenis Lapangan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 27. Hasil yang dilacak butir soal nomor 27 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 ikut aktif melatih gerakan teknik bermain tenis lapangan. Hasil jawaban butir soal nomor 27 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 27. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Ikut Aktif Melatih Teknik Gerakan Bermain Tenis lapangan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 ikut aktif melatih gerakan teknik bermain tenis lapangan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada 0 atau 0%. l. Pelatih Memberikan Teknik Gerakan dari yang Mudah ke yang Sukar Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 28. Hasil yang dilacak butir soal nomor 28 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar. Hasil jawaban butir soal nomor 28 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 28. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Teknik Gerakan dari yang Mudah ke yang Sukar

81 63 F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%. m. Pelatih Memberikan Latihan Gerakan Teknik secara Berulang-ulang Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 29. Hasil yang dilacak butir soal nomor 29 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan latihan gerakan teknik secara berulang-ulang. Hasil jawaban butir soal nomor 29 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 29. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memberikan Latihan gerakan Teknik secara Berulang-ulang F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 100% 0% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 memberikan latihan gerakan teknik secara berulang-ulang yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 15 atau 100%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%. n. Program Latihan Memuat Latihan Taktik Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 30. Hasil yang dilacak butir soal nomor commit 30 to yaitu user program latihan klub-klub tenis

82 64 lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 telah memuat latihan taktik. Hasil jawaban butir soal nomor 30 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 30. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Taktik F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 80% 20% 100% latihan Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 telah memuat latihan taktik yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 atau 20%. o. Program Latihan Memuat Latihan Mental Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 31. Hasil yang dilacak butir soal nomor 31 yaitu program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 telah memuat latihan mental. Hasil jawaban butir soal nomor 31 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 31. Frekuensi dan Prosentase Program Latihan Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Memuat Latihan Mental F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 80% 20% 100% latihan Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal program klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 telah memuat latihan mental yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 12 atau 80%, jawaban indikator b (nilai 1) sebanyak 3 atau 20%.

83 65 p. Pelatih Mengadakan Evaluasi terhadap Program Latihan Butir soal yang digunakan untuk melacak indikator ini adalah soal nomor 32. Hasil yang dilacak butir soal nomor 32 yaitu pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadalkan evaluasi program latihan. Hasil jawaban butir soal nomor 32 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 32. Frekuensi dan Prosentase Pelatih Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Mengadakan Evaluasi Program Latihan F & % Rentang Nilai Ya/2 Tidak/1 Jumlah F % 73.3% 26.7% 100% Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 mengadalkan evaluasi program latihan yang diajukan ke 15 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 2) sebanyak 11 atau 73.3%, jawaban indikator b (nilai 1) tidak ada 4 atau 26.7%. B. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan identifikasi dari masing-masing indikator, maka dari jawaban frekuensi dan prosentase masing-masing butir soal diakumulasikan atau dijumlahkan. Dari dua (2) alternatif pilihan jawaban ya/2 dan tidak/1 tersebut, dijadikan patokan menyimpulkan dari jumlah prosentase masing-masing jawaban. Jika prosentase jawaban lebih banyak pada jawaban ya atau nilai 2, maka simpulannya baik, jika jawabannya lebih banyak pada jawaban tidak atau nilai 1 maka simpulannya kurang baik. Kesimpulannya apabila prosentase jawaban ya lebih dari 50% maka hasilnya baik dan apabila prosentase jawaban ya kurang dari 50% maka hasilnya kurang baik. Berikut ini disajikan akumulasi jawaban dari masing-masing indikator studi tentang penerapan metode kepelatihan tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sebagai berikut:

84 66 1. Identifikasi Pelatih Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Berdasarkan komponen masukan tentang identifikasi pelatih diketahui bahwa, sebagian besar pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 adalah mantan atlet atau mantan pemain tenis lapangan. Mereka sebagian besar mendapatkan pendidikan atau mengikuti kursus kepelatihan dan berprestasi dalam kepelatihan tenis lapangan. Sedangkan berkaitan dengan permasalahan penelitian, simpulan yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi metode latihan dan penyusunan program latihan. Hasil jawaban dari indikator metode latihan dan penyusunan program latihan sebagai berikut: 2. Identifikasi Metode Latihan Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Identifikasi metode latihan pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 terdiri 13 butir soal. Hasil jawaban dari ketiga belas indikator metode latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Metode Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 No Indikator Jawaban Ya/2 Tidak/1 Jumlah 1 80% 20% 100% % 73.3% 100% % 26.7% 100% % 13.3% 100% % 6.7% 100% 6 100% 0% 100% % 26.7% 100% 8 80% 20% 100% 9 80% 20% 100% % 26.7% 100% % 6.7% 100% % 66.7% 100% % 33.3% 100% Jumlah 959.9% 340.1% 1300% Rata-rata 73.84% 26.16% 100%

85 67 Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi metode latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menunjukkan ratarata total jawaban (ya/2) 73.84%, jawaban (tidak/1) 26.16%. Hasil jawaban ini menunjukkan metode latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 adalah baik. 3. Identifikasi Penyusunan Program Latihan Klub-klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 Identifikasi penyusunan program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 terdiri 16 butir soal. Hasil jawaban dari keenam belas indikator penyusunan program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 34. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen Penyusunan Program Latihan Klub-Klub Tenis lapangan Di Karesidenan Surakarta Tahun 2010 No Indikator Jawaban Ya/2 Tidak/1 Jumlah 1 100% 0% 100% 2 60% 40% 100% % 46.7% 100% % 33.3% 100% 5 100% 0% 100% % 6.7% 100% % 33.3% 100% 8 100% 0% 100% 9 100% 0% 100% % 0% 100% % 0% 100% % 0% 100% % 0% 100% 14 80% 20% 100% 15 80% 20% 100% % 26.7% 100% Jumlah % 226.7% 1600% Rata-rata 85.83% 14.17% 100%

86 68 Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi penyusunan program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 menunjukkan rata-rata total jawaban (ya/2) 85.83%, jawaban (tidak/1) 14.17%. Hasil jawaban ini menunjukkan penyusunan program latihan klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 adalah baik.

87 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode kepelatihan cabang olahraga tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Para pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sudah menerapkan metode kepelatihan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator yaitu tujuan dan sasaran dalam latihan, jadwal latihan, prinsip individual dalam latihan, pemanduan bakat, seleksi pemain, peran dalam pertandingan dan evaluasi latihan yang tergolong baik dengan persentase rata-rata %. 2. Para pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tahun 2010 sudah melaksanakan penyusunan program latihan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator yaitu penyusunan program latihan, materi latihan dan evaluasi program latihan yang tergolong baik dengan persentase rata-rata %. B. Implikasi Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi gambaran dan masukan kepada para pelatih klub-klub tenis lapangan di Karesidenan Surakarta tentang apa yang telah mereka lakukan selama ini, serta sebagai bahan evaluasi untuk mengadakan perbaikan-perbaikan nantinya. Dari hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai motivasi dalam upaya untuk membenahi kekurangan-kekurangan yang ada. Apabila dalam penyusunan metode dan program latihan para pelatih sudah baik maka masih perlu ditingkatkan lagi. Dan apabila dalam penyusunan metode dan program latihan masih kurang baik maka commit perlu to diperbaiki user lagi. Dengan demikian para 69

88 70 pelatih tidak mudah merasa puas dengan hasil yang telah dicapai selama ini sehingga keberadaan klub-klub tenis lapangan di Surakarta akan semakin berkembang dan dapat memberikan sumbangan bagi bagi peningkatan prestasi di Karesidenan Surakarta. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode kepelatihan cabang olahraga tenis lapangan Karesidenan Surakarta tahun 2010, maka dapat diajukan saran yang berguna. Saran yang diajukan kepada para pelatih klub-klub tenis lapangan tenis lapangan di Surakarta antara lain sebagai berikut: 1. Dalam peningkatan kualitas kompetensi pelatih hendaknya para pelatih terus menerus belajar dari berbagai sumber supaya menambah wawasan serta ilmu kepelatihan yang telah ditekuni selama ini. 2. Dalam setiap melatih hendaknya selalu menggunakan metode melatih yang benar, dan melatih semua aspek baik secara umum maupun secara khusus ini sangat berguna demi tercapainya tujuan latihan. 3. Pelatih hendaknya selalu menyusun program latihan yang terprogram, tidak hanya sekedar praktek saja tapi juga harus ada program secara tertulis meliputi program jangka pendek, jengka menengah, jangka panjang dan membuat program latihan secara menyeluruh untuk semua komponen latihan. Agar dalam pelaksanaan latihan sesuai dengan apa yang diharapkan dan tujuan akan tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

89 DAFTAR PUSTAKA Fadilah U. & Slamet W Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Permainan (Studi Kasus pada Pelatih Pelatih Klub Cabang Olahraga Permainan di Surakarta Tahun 2010). Penelitian Kompetitif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press. Handono Murti Tenis Sebagai Prestasi dan Profesi. Jakarta : Tyas Biratno Pallal. Harsono, Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Dikti. HB. Sutopo Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. M. Furqon H Pemanduan Bakat Olahraga Modifikasi Sport Search. Surakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan. UNS Pembinaan Olahraga Usia Dini. Surakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Keolahragaan. UNS Miley Dave Coches Manual of ITF. Canada. Nuril Ahmadi Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang. Dahara Prize. Pate Rotella, MC. Cleriagan Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan. Terjemahan : Kasiyo Dwijowinoto. Semarang : IKIP Press. Sudjana Metodologi Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito. Sudjarwo Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS Press. Sugiyanto Metodologi Penelitian. Surakarta : UNS Press. Suharno HP Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta. Suryatna Teknik Evaluasi. Bandung : Angkasa Bandung. 71

90 72 Sutrisno Hadi Metodologi Research. Jilid I. Yogyakarta : Andi Offset. Tudor O Bompa Theory and Methodology of Training. IOWA of University : Kendall/Hunt Publishing Company. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

91 73 Lampiran 1 Kisi - Kisi Instrumen Angket Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan No Definisi Operasional Nomor Jumlah Indikator Variabel Item Item A Pelatih adalah seseorang atau a. Pernah menjadi atlet 1, 2, 3, 3 sekelompok orang yang b. Pendidikan kepelatihan menangani dan mengelola c. Prestasi sebagai pelatih seseorang atau sekelompok orang dengan sebuah program kegiatan tertentu yang bertujuan mencapai sebuah prestasi. B Latihan adalah proses yang dilakukan secara sistematis dan berulang - ulang dengan beban latihan yang makin hari makin bertambah untuk mencapai prestasi maksimal. a. Tujuan dan sasaran dalam latihan b. Jadwal latihan c. Prinsip individual dalam latihan d. Pemanduan bakat e. Seleksi pemain f. Peran dalam pertandingan g. Evaluasi pada saat latihan dan setelah latihan. 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 14 C Program latihan adalah bahan a. Penyusunan program 18, 19, 20, 15 atau kegiatan yang sudah latihan 21, 22, 23, dipersiapkan dan harus b. Materi - materi latihan 24, 25, 26, dilaksanakan saat latihan. c. Evaluasi program latihan 27, 28, 29, 30, 31, 32

92 74 Lampiran perpustakaan.uns.ac.id 2 Daftar Pertanyaan (Angket) Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan Nama Pelatih :... Usia :... Pendidikan Terakhir :... Pengalaman Melatih :... Klub yang Dilatih :... (Tulis jika Pernah > 1 Klub) :... :... Petunjuk Pengisian : Pilih alternatif jawaban yang paling sesuai menurut anda dengan memberi tanda ( ) pada jawaban (ya, tidak) dan atau tuliskan jawaban yang membutuhkan penjelasan. A. Identifikasi Pelatih 1) Apakah sebelumnya anda adalah mantan atlet cabang olahraga tenis lapangan? { } Ya { } Tidak 2) Apakah anda pernah mendapatkan pendidikan atau mengikuti kursus kepelatihan cabang olahraga tenis lapangan? { } Ya { } Tidak Jika ya, tuliskan sertifikat yang anda dimiliki : ) Apakah sampai saat ini anda pernah melatih cabang olahraga tenis lapangan hingga berprestasi? { } Ya { } Tidak Jika ya, tuliskan semua prestasi yang pernah diraih:......

93 75 B. perpustakaan.uns.ac.id Metode Latihan 4) Apakah anda mengadakan pemanduan bakat untuk atlet cabang olahraga tenis lapangan yang akan anda latih? { } Ya { } Tidak Jika ya, jelaskan metodenya :... 5) Apakah anda mengadakan proses seleksi kepada atlet cabang olahraga tenis lapangan yang akan anda latih? { } Ya { } Tidak Jika ya, jelaskan metodenya :... 6) Apakah anda sudah menerapkan prinsip latihan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing - masing atlet? { } Ya { } Tidak 7) Apakah anda sudah menerapkan prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus - menerus? { } Ya { } Tidak 8) Apakah anda mempunyai dasar teori tentang penyusunan program latihan? { } Ya { } Tidak 9) Apakah anda memberikan materi yang cukup bervariasi dalam latihan? { } Ya { } Tidak 10) Apakah anda selalu menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi? { } Ya { } Tidak 11) Apakah anda menerapkan prinsip work-relieve / recovery (saat kerja dan istirahat) dengan seimbang dalam proses latihan? { } Ya { } Tidak 12) Apakah ada periodesasi latihan dalam program latihan yang anda susun? (Latihan disesuaikan dengan pertandingan, baik sebelum, saat dan setelah pertandingan dan atau kompetisi) { } Ya { } Tidak

94 76 perpustakaan.uns.ac.id 13) Apakah anda langsung menghentikan latihan dan memberikan penjelasan ketika seorang atlet melakukan kesalahan dalam latihan? { } Ya { } Tidak 14) Apakah anda memberikan evaluasi, masukan dan saran kepada atlet secara individual? { } Ya { } Tidak 15) Apakah menurut anda jam latihan di klub cabang olahraga tenis lapangan yang anda latih sudah mencukupi untuk menyusun program latihan yang tepat bagi atlet? { } Ya { } Tidak 16) Apakah sarana dan prasarana di klub cabang olahraga tenis lapangan yang anda latih saat ini sudah cukup memadai dalam menunjang proses latihan? { } Ya { } Tidak C. Penyusunan Program Olahraga Tenis lapangan 17) Apakah latihan di klub cabang olahraga tenis lapangan anda saat ini mempunyai jadwal yang tetap dan berlangsung secara rutin? { } Ya { } Tidak 18) Apakah anda sudah membuat program latihan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang? { } Ya { } Tidak 19) Apakah program latihan yang sudah anda susun dan direncanakan dapat dijalankan dengan maksimal? { } Ya { } Tidak 20) Apakah anda membedakan penyusunan program latihan untuk atlet pemula, junior dan senior? { } Ya { } Tidak

95 77 perpustakaan.uns.ac.id Untuk soal nomor (21-25, 30, 31) apabila anda menjawab Ya berikanlah penjelasan jawaban! 21) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan kekuatan? { } Ya { } Tidak Jika ya, latihan apa saja yang digunakan: ) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan daya tahan / stamina? { } Ya { } Tidak Jika ya, latihan apa saja yang digunakan: ) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi? { } Ya { } Tidak Jika ya, latihan apa saja yang digunakan: ) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan kelincahan? { } Ya { } Tidak Jika ya, latihan apa saja yang digunakan: ) Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang anda susun untuk atlet di klub ini sudah memuat latihan yang dapat meningkatkan kelentukan? { } Ya { } Tidak Jika ya, latihan apa saja yang digunakan: ) Apakah anda senantiasa mendemostrasikan gerakan - gerakan dalam permainan kepada atlet yang anda latih? { } Ya { } Tidak

96 78 perpustakaan.uns.ac.id 27) Apakah anda ikut aktif dalam melatih gerakan teknik permainan cabang olahraga tenis lapangan? { } Ya { } Tidak 28) Apakah anda memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar terlebih dahulu? { } Ya { } Tidak 29) Apakah anda memberikan latihan gerakan teknik secara berulang - ulang? (Menjadikan gerakan atlet sempurna dan cepat / otomatisasi gerakan) { } Ya { } Tidak 30) Apakah dalam program latihan yang telah anda susun terdapat latihan taktik? { } Ya { } Tidak Jika ya, latihan apa saja yang digunakan: ) Apakah dalam program latihan yang telah anda susun terdapat latihan pembentukan mental? { } Ya { } Tidak Jika ya, latihan apa saja yang digunakan: ) Apakah anda selalu mengadakan evaluasi terhadap program latihan yang telah anda susun? { } Ya { } Tidak *) Apabia dalam pengisian penjelasan anda kurang pada tempat yang tersedia mohon dengan hormat bisa ditulis di sebalik halaman / kertas.

97 79 Lampiran 3 Pedoman Wawancara (Narasumber: Pelatih - Pelatih Klub Cabang Olahraga Tenis Lapangan di Karesidenan Surakarta Tahun 2010) Judul Penelitian : Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan Variabel Pertanyaan 1. Identitas Pelatih 1. Apakah dahulu mantan atlet cabang olahraga tenis lapangan? 2. Pernahkah mendapatkan pendidikan atau mengikuti kursus kepelatihan cabang olahraga tenis lapangan? 3. Sampai saat ini apakah pernah melatih cabang olahraga tenis lapangan hingga berprestasi? 2. Program Latihan 1. Apakah selalu mengadakan pemanduan bakat untuk atlet cabang olahraga tenis lapangan? 2. Apakah mengadakan proses seleksi kepada atlet cabang olahraga tenis lapangan? 3. Apakah menerapkan prinsip latihan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing - masing atlet? 4. Apakah menerapkan prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus - menerus? 5. Apakah memiliki dasar teoritis tentang penyusunan program latihan? 6. Apakah dalam latihan memberikan materi latihan yang cukup bervariasi? 7. Apakah senantiasa menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi? 8. Apakah dalam proses latihan menerapkan prinsip work-relieve/recovery (saat kerja dan istirahat) dengan seimbang? 9. Apakah ada periodesasi latihan? (Latihan disesuaikan dengan pertandingan, baik sebelum, saat dan setelah pertandingan dan atau kompetisi.) 10. Dalam sebuah latihan seorang atlet melakukan kesalahan, apakah langsung menghentikan latihan dan memberikan penjelasan? 11. Apakah memberikan evaluasi, masukan, saran kepada atlet secara individual? 12. Apakah sudah merasa bahwa jam latihan di klub yang saudara / saudari latih sudah mencukupi untuk menyusun program latihan yang tepat bagi atlet? 13. Apakah sarana dan prasarana di klub cabang olahraga tenis lapangan yang dilatih ini sudah cukup memadahi untuk menunjang proses latihan?

98 80 3. Penyusunan Program Latihan Olahraga Tenis lapangan 1. Apakah latihan di klub cabang olahraga tenis lapangan ini mempunyai jadwal yang tetap dan dapat berlangsung secara rutin? 2. Apakah sudah membuat program latihan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang? 3. Apakah program latihan yang sudah disusun dan direncanakan dapat dijalankan dengan maksimal? 4. Apakah membedakan penyusunan program latihan untuk atlet pemula, junior dan senior? 5. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan kekuatan? 6. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan daya tahan / stamina? 7. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi? 8. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan kelincahan? 9. Apakah program latihan cabang olahraga tenis lapangan yang disusun untuk atlet di klub ini memuat latihan yang dapat meningkatkan kelentukan? 10. Apakah senantiasa mendemostrasikan gerakan - gerakan dalam permainan kepada atlet? 11. Apakah ikut aktif dalam melatih gerakan teknik bermain cabang olahraga tenis lapangan? 12. Apakah memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar terlebih dahulu? 13. Apakah memberikan latihan gerakan teknik secara berulang - ulang? (Menjadikan gerakan atlet sempurna dan cepat / otomatisasi gerakan) 14. Apakah dalam program latihan yang disusun terdapat latihan taktik? 15. Apakah dalam program latihan yang disusun terdapat latihan pembentukan mental? 16. Apakah selalu mengadakan evaluasi terhadap program latihan yang telah disusun?

99 81 Lampiran 4 Lembar Observasi Latihan Judul Penelitian: Penerapan Metode Kepelatihan Cabang Olahraga Tenis Lapangan Nama Klub No. : Indikator 1. Pemanduan bakat untuk atlet cabang olahraga tenis lapangan 2. Proses seleksi kepada atlet cabang olahraga tenis lapangan 3. Prinsip latihan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing - masing atlet 4. Prinsip penekanan beban latihan secara bertahap dan terus-menerus 5. Dasar teoritis tentang penyusunan program latihan 6. Dalam latihan memberikan materi latihan yang cukup bervariasi 7. Senantiasa menekankan prinsip latihan dengan disiplin tinggi 8. Dalam proses latihan menerapkan prinsip work-relieve/recovery (saat kerja dan istirahat) dengan seimbang 9. Periodesasi latihan (Latihan disesuaikan dengan pertandingan, baik sebelum, saat dan setelah pertandingan dan atau kompetisi.) 10. Dalam sebuah latihan seorang atlet melakukan kesalahan, langsung menghentikan latihan dan memberikan penjelasan 11. Memberikan evaluasi, masukan, saran kepada atlet secara individual 12. Jam latihan sudah mencukupi untuk menyusun program latihan yang tepat bagi atlet 13. Sarana dan prasarana sudah cukup memadahi untuk menunjang proses latihan 14. Latihan sudah mempunyai jadwal yang tetap dan dapat berlangsung secara rutin 15. Membuat program latihan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang 16. Program latihan yang sudah disusun dan direncanakan dapat dijalankan dengan maksimal 17. Membedakan penyusunan program latihan untuk atlet pemula, junior dan senior 18. Memuat latihan yang dapat meningkatkan kekuatan 19. Memuat latihan yang dapat meningkatkan daya tahan/stamina 20. Memuat latihan yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi 21. Memuat latihan yang dapat meningkatkan kelincahan 22. Memuat latihan yang dapat meningkatkan kelentukan 23. Demostrasikan gerakan - gerakan dalam permainan kepada atlet 24. Ikut aktif dalam melatih gerakan teknik bermain 25. Memberikan teknik gerakan dari yang mudah ke yang sukar terlebih dahulu 26. Memberikan latihan gerakan teknik commit secara berulang to user - ulang 27. Program latihan yang disusun terdapat latihan taktik 28. Program latihan yang disusun terdapat latihan pembentukan mental 29. Mengadakan evaluasi terhadap program latihan yang telah disusun Keterangan Ya Tidak

100 Lampiran 5 Tabulasi Hasil Data Instrumen Pengal Nomor Butir Soal NO NAMA KLUB USIA Pendi TOTAL dikan aman HENDRA ANJAR P. KIDS SCHOOL BOYOLALI 18 Th SMA 2Th A. BUDHI HARYANTO ABC 50 Th S2 15Th ANDI SUTOMO TANJUNG PERAK 25 Th S2 2Th SANTOSO PELTI 51 Th SMA 20Th AGUNG TURYANI ABADI TENIS YUNIOR 37 Th S1 10Th MARGONO SRAGEN TENIS CLUB 39 Th SMA 21 Th DIDIK KRISTANTO ESAKA 49 Th D3 10Th SUMIDI MIDI CLUB 34 Th SMA 24Th YOYONG ANANG P. SMP 1 WNG 31 Th S1 4Th I GUSTI BAGUS G. PEMBINAAN PRESTASI 43 Th S1 20Th Drs. BAMBANG S. TUNAS HARAPAN 70 Th DRS 20Th SUTARNO YUNIOR TENIS CLUB 39 Th SMA 25Th WIJI ROHADI WIJI CLUB 46 Th SMA 5Th WIDYO TETUKO USSI 60 Th S1 9Th Drs. AGUSTIYANTO, M.Pd JPOK UNS CLUB 43 Th S2 18Th JUMLAH

101 82

102 83 Lampiran 6 Frekuensi dan Persentase Butir-Butir Soal No Item F & % Ya Tidak Jumlah 1 F % 86.7% 13.3% 100% 2 F % 66.7% 33.3% 100% 3 F % 100% 0% 100% 4 F % 80% 20% 100% 5 F % 26.7% 73.3% 100% 6 F % 73.3% 26.7% 100% 7 F % 86.7% 13.3% 100% 8 F % 93.3% 6.7% 100% 9 F % 100% 0% 100% 10 F % 73.3% 26.7% 100% 11 F % 80% 20% 100% 12 F % 80% 20% 100% 13 F % 73.3% 26.7% 100% 14 F % 93.3% 6.7% 100% 15 F % 33.3% 66.7% 100% 16 F % 66.7% 33.3% 100% 17 F % 100% 0% 100% 18 F

103 % 60% 40% 100% F % 53.3% 46.7% 100% F % 66.7% 33.3% 100% F % 100% 0% 100% F % 93.3% 6.7% 100% F % 66.7% 33.3% 100% F % 100% 0% 100% F % 100% 0% 100% F % 100% 0% 100% F % 100% 0% 100% F % 100% 0% 100% F % 100% 0% 100% F % 80% 20% 100% F % 80% 20% 100% F % 73.3% 26.7% 100% Keterangan : F = Frekuensi % = Persentase

104 85 Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian Proses latihan fisik para atlet Proses latihan fisik para atlet

105 86 Proses latihan dalam bentuk permainan Program latihan yang dibuat pelatih

106 87 Pelatih memberikan contoh pada saat latihan Pelatih memberikan evaluasi seusai latihan

107 88 Proses pendinginan seusai latihan Pengisian angket oleh pelatih

108 89 Wawancara dengan pelatih Wawancara dengan pelatih

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEMUKUL BOLA DENGAN PITCHEDBALL DAN SOFT TOSS BALL TERHADAP KETERAMPILAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BASEBALL BAGI PEMAIN KLUB BASEBALL MSC SOLO TAHUN 2009 Skripsi Oleh : AGUS

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012

ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012 ANALISIS KEBUTUHAN PUKULAN BULUTANGKIS PEMAIN TUNGGAL PUTRA USIA 17-19 TAHUN PADA KEJUARAAN NASIONAL BULUTANGKIS DI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : NURUL HUDA DWI WAHYONO K5609067 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan olahraga yang diminati sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan sekarang ini dipergunakan

Lebih terperinci

STUDI PERKEMBANGAN PERGURUAN PENCAK SILAT ANAK NAGA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA KABUPATEN WONOGIRI TAHUN

STUDI PERKEMBANGAN PERGURUAN PENCAK SILAT ANAK NAGA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA KABUPATEN WONOGIRI TAHUN STUDI PERKEMBANGAN PERGURUAN PENCAK SILAT ANAK NAGA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007 2011 Skripsi Oleh : AAN WAHYU PARWANTO K 4608083 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sesuatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang tidak lagi dipandang sebelah mata akan tetapi sudah menjadi

Lebih terperinci

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K

SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh: ASNI FUROIDA K SURVEI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: ASNI FUROIDA K4610017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BULUTANGKIS MELALUI PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI V BERO KECAMATAN MANYARAN KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan olahraga permainan dari negara Yunani. Permainan Tenis lapangan dikenal oleh bangsa Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda pada

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN MOTORIK, KOORDINASI MATA-TANGAN, DAN PERSEPSI KINESTETIK PADA MAHASISWA PUTRA PENKEPOR SEMESTER IV JPOK FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tennis lapangan merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah berkembang luas di masyarakat. Olahraga Tenis lapangan dilakukan dengan memainkan

Lebih terperinci

: PRADIPTA ARDI PRASTOWO K

: PRADIPTA ARDI PRASTOWO K PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI MEDIA LATIHAN MENGGUNAKAN RAKET MINI DAN RAKET STANDAR TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH BULUTANGKIS USIA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 5 SAMPAI DENGAN KELAS

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN 2007-2012 SKRIPSI Oleh: ARIS SETIAWAN K4610015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH: Artikel Skripsi PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI TENIS MEJA UNP KEDIRI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/ JURNAL ILMIAH OLAHRAGA Hikmah Nindya Putri/ 096484016 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN 2013 1 ANALISIS

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 PERBEDAAN LATIHAN BACKHAND DRIVE TENIS MENGGUNAKAN FIXED TARGET DAN MOVING TARGET TERHADAP KEMAMPUAN BACKHAND DRIVE (Study Eksperimen Pada Anggota Putra UKM Tenis Universitas Negeri Semarang Tahun 2015)

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN DENGAN VARIASI GERAK DAN KOORDINASI

PENGARUH LATIHAN DENGAN VARIASI GERAK DAN KOORDINASI PENGARUH LATIHAN DENGAN VARIASI GERAK DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE BACKHAND PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI TENIS LAPANGAN JPOK FKIP UNS TAHUN 2014 Oleh : AMINUDIN K5610007

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BOLAVOLI PUTRA PADA FINAL FOUR PROLIGA TAHUN 2009 DI MAGETAN JAWA TIMUR. Skripsi Oleh : Edwin Taufik Hidayat NIM K

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BOLAVOLI PUTRA PADA FINAL FOUR PROLIGA TAHUN 2009 DI MAGETAN JAWA TIMUR. Skripsi Oleh : Edwin Taufik Hidayat NIM K ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BOLAVOLI PUTRA PADA FINAL FOUR PROLIGA TAHUN 2009 DI MAGETAN JAWA TIMUR Skripsi Oleh : Edwin Taufik Hidayat NIM K 5605021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

STUDI PEMBINAAN KLUB BULUTANGKIS DI KABUAPTEN KLATEN TAHUN 2012

STUDI PEMBINAAN KLUB BULUTANGKIS DI KABUAPTEN KLATEN TAHUN 2012 STUDI PEMBINAAN KLUB BULUTANGKIS DI KABUAPTEN KLATEN TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh: AJI WINATA UTAMA K5606020 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari commit to 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE BACKHAND TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PENJASKESREK IKIP-PGRI PONTIANAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim NIM. K

Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim NIM. K PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN JARAK BERTAHAP DAN JARAK TETAP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA LPSB HARIMAU BEKONANG SUKOHARJO USIA 14-16 TAHUN 2009 Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim

Lebih terperinci

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K

: MOCH. SEPTIAN IMAN ARIFFIN K HUBUNGAN KOORDINASI MATA-TANGAN, KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TINGGI PADA ATLET PEMULA PERSATUAN BULUTANGKIS PURNAMA SOLO TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh : MOCH. SEPTIAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : GIRI WIARTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2013.

SKRIPSI. Oleh : GIRI WIARTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2013. PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : GIRI WIARTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT KEHADIRAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: M. YUSUF ARBIANSYAH K5612057 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN LINIER DAN NON LINIER TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN SMASH TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI TENIS MEJA JPOK FKIP UNS SURAKARTA TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 1 KROBOKAN JUWANGI BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Antonius Hari Suharto X7109126 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIRANGKANG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : UMARYANI NIM: X4711255 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, di antara sekian banyak olahraga permainan ada salah satu olahraga yang sangat populer pada saat ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Bola Voli Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013 STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh: TIAS UTAMI DESTIANA PUTRI K4609081 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user

SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2014 commit to user UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI I GARUNG KABUPATEN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH LIES ROOSNA WARDHANY X4712562 FAKULTAS

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN SEPAKBOLA PADA PEMAIN KU 14 TAHUN SSB SE-SURAKARTA TAHUN 2016

SURVEI TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN SEPAKBOLA PADA PEMAIN KU 14 TAHUN SSB SE-SURAKARTA TAHUN 2016 SURVEI TINGKAT PEMAHAMAN PERATURAN SEPAKBOLA PADA PEMAIN KU 14 TAHUN SSB SE-SURAKARTA TAHUN 2016 SKRIPSI Oleh : DODY HANGGA WIJAYA K5612023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan ke seberang jaring dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PERBEDAAN LATIHAN DRIVE DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIGHEST RALLY DAN CROSS-COURT PAIRS TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN DRIVE PADA PETENIS PUTRA KLUB RAJAWALI PURWOREJO TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA 1 PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA Jurnal Oleh ADITYA WIGUNA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K

SKRIPSI. Oleh : BAGUS ADI TRIYANTYA K PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SERVIS DENGAN SASARAN DITENTUKAN DAN SASARAN BEBAS TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PEMBINAAN PRESTASI TENIS LAPANGAN JPOK FKIP UNS 2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SENSOMOTORIK MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA KESEHATAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SEMESTER I SLB/C YPCM BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Oleh:

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI MELALUI METODE PEMBELAJARAN BAGIAN-KESELURUHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SURUHKALANG 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sekarang ini manusia tidak dapat dipisahkan lagi dari yang namanya olahraga. Baik itu sebagai sarana untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATERI GERAK HARMONIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA N 1 BOYOLALI Skripsi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR HEADSTAND DALAM SENAM LANTAI PADA SISWA KELAS V MI NEGERI MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Permainan Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game) jenis permaian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : M A R Y U N I NIM: X.5107549 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENGGUNAAN MEDIA BOLA DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN RUANG SISWA KELAS I TUNAGRAHITA SLB NEGERI KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUDILAH NIM :X5108529 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA Konsep Dasar Latihan Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa

Lebih terperinci

STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA UKM KARATE UNS SURAKARTA TAHUN 2013

STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA UKM KARATE UNS SURAKARTA TAHUN 2013 STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA UKM KARATE UNS SURAKARTA TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : USTADZILAH AL KAHFI K5609082 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek penting dalam ranah pendidikan, karena dalam pendidikan jasmani pembelajaran yang disampaikan melalui aktivitas fisik dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

TENIS MODUL 3. Pendahuluan MODUL 3 TENIS Pendahuluan Dalam permainan tenis pada saat sekarang ini, teknik dianggap sebagai fungsi dari prinsip-prinsip biomekanika dan sebagai alat untuk menggunakan taktik secara lebih efisien. Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan tenis lapangan merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua atau empat orang pemain yang saling berhadapan dengan menggunakan jaring (net) dan raket.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL KONTEKSTUAL INTERAKTIF BERBASIS WEBSITE OFFLINE DENGAN PENGGUNAAN PROGRAM EXE LEARNING V-1.04.0 UNTUK SMA KELAS XI POKOK MATERI FLUIDA Skripsi Oleh : Utik Rahayu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN BACKHAND

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN BACKHAND PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PUKULAN BACKHAND TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER V FKIP JPOK UNS SURAKARTA PROGRAM STUDI PENKEPOR TAHUN

Lebih terperinci

Oleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Oleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA NIM. K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI IPS 4SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 Oleh : ADITYA WEGA PRIMANDIKA

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN i PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DENGAN MASSED PRACTICE DAN DISTRIBUTED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE FOREHAND TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PUTRA PENKEPOR ANGKATAN 2013 JPOK FKIP UNS

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani, rohani serta mempunyai kepribadian,

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY

PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY PERBEDAAN LATIHAN FOREHAND VOLLEY SASARAN TETAP DENGAN SASARAN BERPINDAH TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND VOLLEY DALAM PERMAINAN TENIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN MEDIA ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X KAYU SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Oleh : Adip Purnomo

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN,

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN, HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN LEMPARAN ATAS BOLA SOFTBALL PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI SOFTBALL JPOK FKIP UNS TAHUN 2013

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR BERLARI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR BERLARI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR BERLARI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI IV GENUKHARJO KECAMATAN WURYANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: SUWARDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII Skripsi Oleh: Dwi Isworo K 2308082 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA

PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA PENERAPAN PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS XI MIPA 2 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : AHMAD RUSLI ROSYADI YUSUP K4612009

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini disebabkan olahraga tidak hanya berfungsi untuk mendapatkan kesegaran sematamata, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola voli adalah salah satu olahraga permainan yang menggunakan bola dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam orang. Olahraga

Lebih terperinci

STUDY MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

STUDY MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 STUDY MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Di susun oleh : IGNATIUS HENDRO SRI PAMUDIYANTO K5607042 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga ini dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Pada hakikatnya

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI I NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh: Erwansyah Nasrul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai olahraga yang sangat populer dikalangan masyarakat, oleh karena prestasi yang dicapai dan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari disemua lapisan masyarakat juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE INVENTORI MEMBACA INFORMAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II PADA SEMESTER 1 SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUMINAH X5211211 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SELOGIRI KEC. KARANGGAYAM KAB. KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak diminati masyarakat. Hampir semua daerah di Indonesia mengenal dan mempunyai atlet tenis

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TINGKAT KESEGARAN JASMANI SANTRI PUTRA SMA PPMI ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012

STUDI TENTANG TINGKAT KESEGARAN JASMANI SANTRI PUTRA SMA PPMI ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 STUDI TENTANG TINGKAT KESEGARAN JASMANI SANTRI PUTRA SMA PPMI ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : HERU SETYAWAN X4609018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AZIDZAT RODHI ARDHANA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA November 2012

SKRIPSI. Oleh : AZIDZAT RODHI ARDHANA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA November 2012 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI MELALUI PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 MONDOKAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : AZIDZAT RODHI ARDHANA

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta ABSTRACT The purpose of this research was (1) to compare the difference

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BOLA BASKET MELALUI METODE PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII-3

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BOLA BASKET MELALUI METODE PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII-3 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BOLA BASKET MELALUI METODE PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII-3 MTs NEGERI KLIRONG KEBUMEN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh : Arif Saefudin

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III

PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III SD NEGERI GAJAHAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Disusun oleh: DWINITA RIANI PURNAMANINGRUM

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebuah prestasi olahraga merupakan suatu hasil yang di latar belakangi oleh beberapa faktor dan salah satu diantaranya adalah proses dan pembinan yang baik

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh DENNI OKTAVIANDI K 5610026 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TGB B SMK NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan jasmani manusia dalam kehidupannya adalah olahraga. Bersamaan dengan perkembangan zaman, sekarang ini ilmu tentang olahraga bukan saja didapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. meja menjadi populer pada tahun 1920-an dan klub-klub bermunculan di. Tenis meja adalah cabang olahraga yang sangat mengandalkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. meja menjadi populer pada tahun 1920-an dan klub-klub bermunculan di. Tenis meja adalah cabang olahraga yang sangat mengandalkan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Tenis Meja Negara asal tenis meja yang sebenarnya tidak diketahui. Olahraga ini dimulai kira-kira di tahun 1890-an sebagai permainan pendatang. Tenis meja

Lebih terperinci