KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK"

Transkripsi

1 KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK Ramadhani Taufik, Wanto Rivaie dan Sulistyarini FKIPkultas Universitas Tanjungpura Pontianak, Prodi Pendidikan Sosiologi dhanie88sos@gmail.com Abstrack: The study is titled "The ability to apply these skills teacher asked the sociology lesson in class XI High School Islamiyah Pontianak '. The problem of this research is "How teachers 'ability to apply the skills asked subjects in class XI High School sociology Islamiyah Pontianak?'. This study uses qualitative research is a form of case study research is the subject of sociology studies teacher in class XI High School Islamiyah Pontianak. In collecting data using techniques of observation and interviews later in the data analysis using data reduction, data display and decision making and verification. The results obtained from this study indicate that (1) teachers' high school sociology class XI Pontianak Islamiyah has carried out basic skills well ask, however. (2) the ability of teachers to implement advanced questioning skills are quite good, because most of the teachers have implemented the components contained in the advanced questioning skills. 3) the constraints faced by teachers in implementing the skills to ask is the allocation of time that does not allow teachers to implement all components of questioning skills in one session, two students who are not serious to learn, and teachers who still have not mastered the skills asked optimally. Abstrak: Penelitian ini berjudul Kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya pada pelajaran sosiologi di kelas XI SMA Islamiyah Pontianak. Adapun masalah umum penelitian ini adalah Bagaimana kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI SMA Islamiyah Pontianak?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara kemudian dalam analisis data menggunakan reduksi data, display data dan pengambilan keputusan dan verifikasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) guru pelajaran sosiologi dikelas XI SMA Islamiyah Pontianak sudah melaksanakan keterampilan bertanya dasar dengan baik. (2) kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjutan ini cukup baik, karena sebagian besar komponen telah dilaksanakan (3) kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan keterampilan bertanya adalah alokasi waktu yang tidak memungkinkan guru menerapkan semua komponen keterampilan bertanya dalam satu kali pertemuan, kedua siswa yang tidak serius mengikuti pelajaran, dan guru yang masih belum menguasai keterampilan bertanya secara optimal. Kata kunci : Keterampilan bertanya Guru, Questioning Skill 1

2 P roses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa dalam situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Wujud interaksi pengajaran dapat dilakukan melalui berbagai keterampilan yang menghendaki adanya pertimbangan, keunikan, dan keragaman siswa. Sudah tentu guru dituntut kemampuannya untuk menggunakan berbagai keterampilan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Keterampilan dasar dalam mengajar merupakan salah satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan seorang guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif. Dengan penguasaan keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Terdapat delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu: keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Turney (dalam Mulyasa, 2007). Dari delapan keterampilan di atas, maka keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh guru, karena dengan bertanya akan mendapat tanggapan dari pihak lain. Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di kelas XI SMA Islamiyah Pontianak, penulis melihat bahwa guru Sosiologi kelas XI masih mengalami kesulitan dalam menyampaikan pertanyaan yang memancing siswa untuk menjawab. Selain itu, peserta didik kurang memperhatikan pertanyaan yang diajukan oleh guru, guru juga kurang dapat mendorong agar siswa berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, masih banyak siswa yang tidak aktif bertanya dan menjawab pertanyaan langsung dari guru, padahal dengan menjawab pertanyaan dari guru maka akan dapat mengetahui sampai sejauh mana pemahaman para peserta didik terhadap materi pelajaran. Keterampilan bertanya yang baik seharusnya memberikan pengaruh terhadap perhatian siswa. Dari masalah-masalah tersebut, penulis menduga kemungkinan penyebab dari masalah tersebut bisa jadi karena beberapa faktor yaitu yang pertama lemahnya kognitif pada siswa kedua tidak adanya variasi pada pelajaran dan yang ketiga guru Sosiologi di kelas XI tersebut masih belum menguasai betul delapan keterampilan dasar mengajar khususnya keterampilan bertanya. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya pada mata pelajaran sosiologi. Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas maka penelitian ini berjudul Kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya mata pelajaran sosiologi di kelas XI SMA Islamiyah Pontianak. 2

3 Pengertian Keterampilan Bertanya Supriyadi (2011: 158) Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapat jawaban atau balikan dari orang lain. Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu melibatkan atau menggunakan tanya jawab. Jadi, keterampilan bertanya guru bisa diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis pertanyaan dan teknik bertanya untuk merangsang siswa berpikir dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Samion dkk (2009: 45) Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru sering memberikan pertanyaan kepada para siswanya yang diajukan baik kepada seluruh kelompok kelas, kelompok kecil atau siswa secara individual. Hampir tidak ada satu kegiatan belajar mengajar tanpa satu pertanyaan dilontarkan oleh seorang guru. Dengan bertanya, guru ingin mengajak siswanya untuk mengajukan pendapat atau pikirannya, mendapatkan umpan balik dan sebagainya. Keterampilan Bertanya Dasar Keterampilan bertanya dasar adalah keterampilan bertanya yang mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan pertanyaan. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen yang harus dikuasai dan dipahami guru dalam upaya pencapaian tujuan mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. Samion dkk (2009: 49) Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar adalah: 1. Mengajukan Pertanyaan Secara Jelas dan Singkat Pengajuan pertanyaan hendaknya secara singkat dan jelas, sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan yang demikian dapat dibuat dengan menggunakan struktur kalimat yang sederhana serta kata-kata yang sudah dikenal oleh para siswa. 2. Pemberian Acuan Sebelum mengajukan pertanyaan, guru perlu memberikan acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan siswa. Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok yang sedang dibahas. 3. Pemusatan Berdasarkan batas lingkupnya, pertanyaan dapat dibedakan antara pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pemakaiannya tergantung tujuan pertanyaan dan pokok bahasan yang ditanyakan. Pada umumnya pertanyaan yang berfokus luas, kemudian baru beralih ke pertanyaan yang lebih khusus, yang berfokus sempit sesuai dengan tujuan khusus pertanyaan. 4. Pemindahan Giliran Jika pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban lebih dari satu, maka guru sebaiknya melibatkan siswa secara merata untuk mendapat giliran atas pertanyaan yang sama. 5. Penyebaran Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Kalau memungkinkan semua siswa di dalam 3

4 kelas mendapat giliran yang merata untuk menjawab pertanyaan. Teknik penyeberan perlu dilakukan oleh guru lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. 6. Pemberian Waktu Berpikir Pemberian waktu berpikir merupakan saat dimana guru memberi jeda sejenak pada siswanya setelah memberi pertanyaan. Setelah mengajukan pertanyaan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab. 7. Sambutan yang Hangat dan Antusias Kehangatan dan antusias yang ditunjukkan oleh guru atas jawaban siswa, sering menjadi pendorong untuk partisipasi siswa. Guru yang memberikan respon acuh tak acuh terhadap jawaban siswa, dapat menyebabkan siswa kurang semangat dan ragu-ragu apakah jawaban yang diberikan betul-betul benar. 8. Pemberian Tuntutan Guru hendaknya memberikan tuntutan bila siswa menjawab salah atau tidak dapat menjawab, agar siswa dapat menemukan jawabannya. Keterampilan Bertanya Lanjutan Keterampilan bertanya lanjut merupakan suatu usaha untuk membuat siswa berfikir pada tingkat kognitif yang lebih tinggi (Samion dkk, 2009). Adapun komponen-komponen keterampilan bertanya lanjutan adalah sebagai berikut: 1. Pengubahan Tuntutan Tingkat Kognitif dalam Menjawab Pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Pengaturan Urutan Pertanyaan Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat mengingat, kemudian pertanyaan pemahaman, penerapan, anallisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Penggunaan Pelacak Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. Dengan beberapa teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan, diantaranya adalah: a. Klasifikasi, yaitu jika siswa menjawab dengan kalimat yang kurang tepat, guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik. b. Meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) dengan tujuan dapat menunjang kebenaran pandangannya dalam menjawab pertanyaan guru. c. Meminta kesempatan pandangan, yaitu guru memberikan kesempatan kepada siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolakan disertai alasan terhadap jawaban rekannya, agar diperoleh pandangan yang dapat diterima oleh semua pihak. 4

5 d. Meminta kesempatan jawaban, yaitu guru meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban yang diberikannya bila dianggap kurang tepat. e. Meminta jawaban yang lebih relevan, yaitu guru meminta jawaban yang benar dan relevan dari siswa yang menjawab kurang tepat. f. Meminta contoh, yaitu guru meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang dikemukakan oleh siswa. g. Meminta jawaban yang lebih kompleks, yaitu guru meminta siswa untuk memberi penjelasan atau ide-ide penting lainnya sehingga jawaban yang diberikannya menjadi lebih kompleks. 3. Peningkatan Terjadinya Interaksi Agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkan kembali kepada siswa lainnya. Kebiasaan-Kebiasaan yang Perlu Dihindari Pada saat guru mengajukan pertanyaan ada beberapa hal yang perlu dihindari dalam menerapkan keterampilan bertanya: 1. Mengulangi Pertanyaan Sendiri Bila suatu pertanyaan dirasakan sudah cukup jelas, pertanyaan sebaiknya tidak perlu diulangi. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian dan partisipasi siswa. 2. Mengulangi Jawaban Siswa Mengulangi jawaban siswa kadang-kadang perlu sebagai penguatan, namun bila menjadi kebiasaan, maka dapat terjadi siswa tidak mendengarkan jawaban temannya karena yakin guru pasti akan mengulangi jawaban tersebut. 3. Menjawab Pertanyaan Sendiri Sering terjadi guru mengajukan pertanyaan, kemudian sebelum siswa menjawab guru sudah menjawab pertanyaan sendiri. 4. Pertanyaan yang Memancing Jawaban Serentak Secara tidak sadar kadang-kadang guru mengajukan pertanyaan pertanyaan yang diajukan keada seluruh kelas tanpa menunjuk siswa tertentu untuk menjawabnya. 5. Pertanyaan Ganda Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. 6. Menunjuk Siswa Tertentu Sebelum Mengajukan Pertanyaan Sebelum mengajukan pertanyaan sebainya guru tidak menentukan terlebih dahulu siswa yang akan menjawab, sebab siswa yang lain akan enggan berpikir karena tidak merasa bertugas menjawab. 5

6 METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011:15) adalah Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiyah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Maksud peneliti menggunakan metode ini adalah untuk memaparkan bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI SMA Islamiyah Pontianak. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik di antaranya: a) Observasi Djam an Satori (2011: 130), Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dilakukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan observasi partisipatif. Di mana dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan dari objek yang sedang di amati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, yang kali ini adalah guru sosiologi di kelas XI SMA Islamiyah Pontianak. b) Wawancara Sudjana (dalam Djam an Satori, 2011: 234), Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewe). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru pembelajaran sosiologi kelas XI SMA Islamiyah Pontianak. Data dari hasil wawancara digunakan sebagai fakta untuk menambah penguatan pada hasil data yang telah terkumpul sebelumnya. ALAT PENGUMPULAN DATA Adapun alat pengumpul data yang digunakan adalah: 1) Checklist (Daftar Cek) Dewa Ketut Sukardi (1985: 115) menyatakan, Cheklist atau daftar cek ialah sebuah daftar yang memuat atau berisi aspek-aspek yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku maupun kegiatan individu yang sedang menjadi fokus perhatian atau yang secang diamati. 2) Panduan Wawancara Panduan wawancara dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang telah disusun secara sistematis yang ditanyakan secara langsung dan lisan kepada guru Sosiologi kelas XI, dengan membawa pertanyaan lengkap dan terperinci. 3) Pencatatan Dalam penelitian ini hal-hal yang dicatat adalah informasi-informasi yang berhubungan dengan penelitian yang didapat dari teknik observasi dan wawancara yang menyangkut tentang keterampilan guru pada saat pembelajaran sosiologi di dalam kelas. 6

7 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Keterampilan Bertanya Dasar Data yang diperoleh dari hasil observasi dengan informan tentang keterampilan bertanya dasar adalah, terlihat pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima, guru sudah melakukan pertanyaan dengan jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata serta kalimat yang mudah dipahami oleh siswa. Kemampuan guru dalam memberikan acuan sebelum bertanya juga cukup baik, berdasarkan data yang diperoleh dari observasi, terlihat pada pertemuan pertama, ketiga, keempat dan kelima guru memberikan acuan sebelum bertanya. Dalam pemusatan pertanyaan, peneliti tidak menemukan guru memberikan pemusatan pertanyaan. Pertanyaan guru yang peneliti lihat dari observasi pertama hingga observasi kelima hanya bersifat pertanyaan luas dan tidak disusul dengan pertanyaan yang lebih sempit lagi. Hendaknya guru dapat memberikan pemusatan dalam bertanya agar siswa dapat lebih mudah menjawab dengan benar. Kemampuan guru dalam melakukan pemindahan giliran dalam mengajukan pertanyaan terlihat baik, Pelaksanaan penyebaran pertanyaan ini terlihat dilakukan oleh guru hampir disetiap pertemuan. Berikutnya pada penyebaran pertanyaan, menurut peneliti guru sosiologi tersebut sudah melakukan penyebaran pertanyaan dengan baik, terlihat guru memberikan pertanyaan dan yang diajukan dan ditujukan secara acak. Terlihat siswa sering bersiap-siap untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pemberian waktu berpikir yang dilakukan oleh guru juga sangat baik, guru selalu memberikan beberapa saat kepada siswa untuk mengatur jawaban dengan baik. Begitu pula pada pemberian sambutan, hasil observasi pertama hingga observasi ke lima, peneliti melihat guru selalu memberikan sambutan yang hangat dan antusias kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar. Jadi dari data-data yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya dasar yang dilakukan oleh guru pelajaran sosiologi dikelas XI SMA Islamiyah Pontianak sudah dilaksanakan, akan tetapi ada sebagian komponen keterampilan bertanya dasar yang tidak dilaksanakan yaitu pemusatan dan pemberian tuntutan. 2. Keterampilan Bertanya Lanjutan Data yang diperoleh dari hasil observasi peneliti terhadap subjek penelitian tentang keterampilan bertanya lanjutan adalah, pada observasi kedua, ketiga, keempat dan kelima terjadi perubahan pertanyaan ke tingkat kognitif lebih tinggi. Peneliti melihat terjadi perubahan jenis pertanyaan, yang semulanya pertanyaan tersebut tergolong mudah kemudian meningkat menjadi pertanyaan yang bersifat lebih sulit. Misalnya pada pertemuan kedua peneliti melihat guru menanyakan definisi struktur sosial kepada siswa, kemudian setelah beberapa siswa dapat menjawab pertanyaan teresebut lalu guru kembali bertanya dengan menanyakan bagaimana ciri-ciri struktur sosial masyarakat dilingkungan 7

8 tempat tinggal kamu?. Kemudian kemampuan guru pada pengaturan urutan pertanyaan terlihat masih kurang, berdasarkan data yang diperoleh dari observasi peneliti menemukan guru sosiologi melakukan pengaturan urutan pertanyaan pada pertemuan kedua dan ketiga saja. Pertanyaan pelacak yang diterapkan oleh guru cukup baik, berdasarkan observasi pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima, menunjukkan hasil yang kurang lebih sama tentang pertanyaan pelacak yang diterapkan oleh guru. Berdasarkan tabel dari hasil observasi terlihat bahwa klasifikasi pertanyaan yang diterapkan oleh guru selama proses pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar guru tidak melakukan klasifikasi pertanyaan, guru menggunakan klasifikasi pertanyaan hanya pada pertemuan kedua. Sedangkan pada pertemuan pertama, ketiga, keempat dan kelima tidak ditemukan melakukan klasifikasi pertanyaan. Menurut peneliti, hal ini dikarenakan jawaban siswa sudah benar, sehingga guru tidak perlu melakukan klasifikasi pertanyaan yang menuntut jawaban yang lebih benar. Kemudian kemampuan guru untuk meminta siswa memberikan alasan dari jawaban, pada bagian ini peneliti melihat kemampuan guru dalam meminta siswa memberikan alasan sudah hampir terpenuhi. Berdasarkan tabel dari hasil observasi terlihat bahwa kemampuan guru meminta siswa memberikan alasan sangat baik, dari hasil observasi guru melakukan hal tersebut hampir disetiap pertemuan. Yaitu pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan kelima. Sedangkan pada pertemuan keempat tidak ditemukan guru meminta siswa memberikan alasan. Berdasarkan observasi, peneliti menemukan guru kemampuan guru meminta kesempatan pendangan kepada siswa terlihat pada hampir semua pertemuan. Artinya kemampuan guru pada komponen ini sangat baik. Kemampuan guru dalam meminta kesepakatan jawaban juga tergolong baik, karena guru sering meminta kesempatan kepada siswa. Hal ini terlihat pada pertemuan pertama, ketiga, keempat dan kelima. Kemampuan guru meminta jawaban yang lebih relevan sama sekali tidak ditemukan oleh peneliti disetiap observasi, sebaiknya guru lebih sering meminta jawaban yang lebih relevan terhadap siswa agar siswa aktif dan mau mencari jawaban yang lebih tepat. Berikutnya kemampuan guru meminta siswa memberikan contoh, hal ini terlihat sangat baik, dari hasil observasi peneliti melihat guru sering meminta siswa untuk memberikan contoh dari apa yang telah dikemukakannya. Peneliti menemukan guru meminta siswa memberikan contoh pada pertemuan pertama, kedua, ketiga keempat dan pertemuan kelima. Dan yang terakhir kemampuan guru meminta jawaban yang lebih kompleks terlihat sama dengan kemampuan guru ketika meminta jawaban yang lebih relevan. Dari hasil observasi, peneliti tidak menemukan guru melakukan pertanyaan yang meminta siswa memberikan jawaban yang lebih kompleks, kemungkinan guru sudah puas atas jawaban yang telah diberikan oleh siswa sehingga guru tidak meminta siswa memberikan jawaban yang lebih kompleks lagi. Dari keseluruhan observasi tentang kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjutan ini cukup baik, karena sebagian besar guru 8

9 telah melaksanakan komponen-komponen yang terdapat pada keterampilan bertanya lanjutan. Adapun komponen yang perlu dilatih dan diperdalam lagi oleh guru adalah klasifikasi pertanyaan, meminta siswa memberikan jawaban yang lebih relevan dan meminta jawaban yang lebih kompleks, karena peneliti melihat kemampuan guru dalam menerapkan komponen tersebut masih belum terlaksana dengan baik. 3. Kesalahan yang Dihindari Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap guru sosiologi kelas XI SMA Islamiyah Pontianak tentang kesalahan yang dihindari oleh guru dalam menerpakan keterampilan bertanya adalah dari hasil observasi pertama hingga observasi kelima guru terhindar dari mengulangi pertanyaan sendiri, peneliti tidak melihat guru memengulang-ulang pertanyaan sendiri. Begitu pula pada pertanyaan ganda, peneliti melihat guru jarang menggunakan pertanyaan ganda kepada siswa. Adapun hal-hal yang pelu diperhatikan oleh guru dalam penerapan keterampilan bertanya adalah mengulangi jawaban siswa, memancing pertanyaan serentak, dan menunjuk siswa tertentu sebelum bertanya. Karena peneliti melihat guru masih sering melakukan hal tersebut yang seharusnya dihindari dalam penerapan keterampilan bertanya. berdasarkan temuan pada observasi pertama, kedua, ketiga keempat dan kelima dapat diketahui bahwa kesalahan yang dihindari oleh guru dalam keterampilan bertanya adalah pengulang pertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan sendiri sedangkan menunjuk siswa tertentu sebelum bertanya terkadang juga perlu dilakukan agar siswa lebih fokus memperhatikan guru yang menjelaskan di depan kelas. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya sebagaimana dipaparkan sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran berkaitan dengan kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya pada pelajaran sosiologi di kelas XI SMA Islamiyah Pontianak. 1. Kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya dasar adalah bahwa penerapan keterampilan bertanya dasar sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru pelajaran sosiologi dikelas XI SMA Islamiyah Pontianak, akan tetapi ada sebagian komponen keterampilan bertanya dasar yang tidak dilaksanakan yaitu pemusatan dan pemberian tuntutan. 2. Kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya lanjutan sudah terlaksana, namun masih ada beberapa komponen yang masih belum terlaksana dengan baik. Adapun komponen yang perlu dilatih dan diperdalam lagi oleh guru adalah klasifikasi pertanyaan, meminta siswa memberikan jawaban yang lebih relevan dan meminta jawaban yang lebih kompleks. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran sosiologi maka seorang guru seharusnya dapat memahami komponen-komponen yang ada dalam keterampilan bertanya dengan cara mengikuti diklat atau workshop tentang tekhnik mengajar agar diharapkan dapat 9

10 menambah wawasannya terhadap keterampilan mengajar dengan demikian guru akan lebih terampil da tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Selain itu guru juga disarankan dapat memecahkan masalah tentang kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar supaya kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. DAFTAR PUSTAKA Burhan Bungin. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. David A. Jacobsen, Paul Eggen, & Donald Kauchak. (2009). Metode-metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA. (Penterjemah: Achmad Fawaid & Khoirul Anam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dedy Mulyana (2003) Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung. Remaja Rosdakarya. Djam an Satori dan Aan Komaria. (2011) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Idianto Muin. (2006). Sosiologi SMA/MA Jilid 2 Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. Moh.Uzer Usman. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Samion. AR dkk. (2009). Pedoman Pengajaran Mikro dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Pontianak: Fahruna Bahagia S. Nasution (1992) Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung. Tarsito Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Supriyadi. (2011). Strategi Belajar dan Mengajar. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu. 10

11 KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN Oleh : RAMADHANI TAUFIK NIM : F PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

12 KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN RAMADHANI TAUFIK NIM : F Pembimbing I Pembimbing II Dr. H. Wanto Rivaie, Dip.Ed, M.Si Dr. Hj. Sulistyarini, M.Si NIP NIP Mengetahui, Dekan Ketua Jurusan IPS Dr. Aswandi Drs. Parijo, M. Si NIP

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X IPS 2 MAN 1 PONTIANAK

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X IPS 2 MAN 1 PONTIANAK PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X IPS 2 MAN 1 PONTIANAK Gita Rendya Putri, Rustiyarso, Izhar Salim Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TIDAK TUNTAS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA PANCASILA SUNGAI KAKAP

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TIDAK TUNTAS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA PANCASILA SUNGAI KAKAP MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TIDAK TUNTAS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMA PANCASILA SUNGAI KAKAP Oleh: Nurmalasari (Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH Oleh NURANISYAH NIM: F01108008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA SMA SANTUN UNTAN PONTIANAK

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA SMA SANTUN UNTAN PONTIANAK PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA SMA SANTUN UNTAN PONTIANAK Sri Wahyuningsih, Rustiyarso, Riama Alhidayah Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK

ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK ANALISIS AKTIVITAS GURU IPS TERPADU PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VIII SMP 9 PONTIANAK Eka Dewi Sartika, Sri Zulhartati, dan Husni Syahrudin Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Koperasi FKIP Untan

Lebih terperinci

bertanya lanjut pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Merangin Kabupaten Merangin.

bertanya lanjut pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Merangin Kabupaten Merangin. 1 2 PENDAHULUAN Guru merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar-mengajar dan ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia yang potensial di bidang pembangunan. Guru harus memperhatikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Martianty Nalole Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak:

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN BERTANYA OLEH GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA KELAS X MAS KHULAFAUR RASYIDIN

ANALISIS KETERAMPILAN BERTANYA OLEH GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA KELAS X MAS KHULAFAUR RASYIDIN ANALISIS KETERAMPILAN BERTANYA OLEH GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA KELAS X MAS KHULAFAUR RASYIDIN Asmira, Wanto Rivaie, Izhar Salim Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Email : asmira.sos@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KETERAMPILAN GURU BERTANYA DASAR KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MENJALIN ARTIKEL PENELITIAN.

ANALISIS EFEKTIVITAS KETERAMPILAN GURU BERTANYA DASAR KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MENJALIN ARTIKEL PENELITIAN. ANALISIS EFEKTIVITAS KETERAMPILAN GURU BERTANYA DASAR KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MENJALIN ARTIKEL PENELITIAN Oleh: MARSELINA NIM. F33209041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU EKONOMI DI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK

ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU EKONOMI DI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU EKONOMI DI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK Ulandari, Nuraini Asriati, Rum Rosyid Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan, Pontianak Email: ulandari403@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilaksanakan di lapangan.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Seriadi SD Negeri 050719 Tamaran, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement of student

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI 4 PONTIANAK. Danita Donata, Amrazi Zakso, Sulistyarini

PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI 4 PONTIANAK. Danita Donata, Amrazi Zakso, Sulistyarini PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DI SMA NEGERI 4 PONTIANAK Danita Donata, Amrazi Zakso, Sulistyarini Prodi Sosiologi, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : danitadonata@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA

ANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA ANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA Novia Hendiani N, Yohanes Bahari, Izhar Salim Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Email :novia_hendianinasution@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG

ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG Ni Luh Sri Yogi Utami 1, Ni Wayan Arini, I Wayan Widiana 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013 DI SDN TANJUNGREJO 1 MALANG

ANALISIS PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013 DI SDN TANJUNGREJO 1 MALANG ANALISIS PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KURIKULUM 2013 DI SDN TANJUNGREJO 1 MALANG 1) Nury Yuniasih 1, 2) Iskandar Ladamay, 3) Dyah Tri Wahyuningtyas 1 FKIP Universitas Kanjuruhan Malang Jl. Soedanco Supriadi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH PONTIANAK

ANALISIS PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH PONTIANAK 20 ANALISIS PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH PONTIANAK Oleh: Dewi Astuti (Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstract: The purpose

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN ARTIKEL PENELITIAN Oleh SRI WAHYU NIM F33209067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH ANALISIS KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH Cori Lisdiana, Yohanes Bahari, Rustiyarso Prodi Sosiologi, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN

OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN Restiana, Muhamad Ali, Dian Miranda Program Studi Pendidikan Guru PAUD FKIP UNTAN, Pontianak Email: restiana.paud@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Andri Irawan

PENDAHULUAN. Andri Irawan Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 11, Nomor 1, April 2015 Andri Irawan Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN GURU

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH DAENG LITISIA NIM F32112027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SIJUNJUNG

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SIJUNJUNG ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BIOLOGI BERKARAKTER KELAS XI SMA NEGERI UNTUK STANDARISASI RPP DI KABUPATEN SIJUNJUNG Oleh : Suci Fiantika, Renny Risdawati, Siska Nerita Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA

ANALISIS PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA ANALISIS PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA Ida Fitriani, Rustiyarso, Okianna Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Email : fitrianiida78@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMK Oleh: Aguster Jumita Susanti (Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN 1 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN Adek Fujika, Evita Anggereini, Retni S. Budiarti Program Studi Biologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Metode Penelitian Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi metode penelitian adalah Cara melakukan sesuatu dengan menggunakan sesuatu dengan fikiran seksama untuk mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG

PENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG PENGARUH PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN INTI TERHADAP PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA KARTIKA 1-5 PADANG Novri Yanti 1 Liza Husnita, M.Pd 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK

KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK Angga Saputra, Victor Simanjuntak, Edi Purnomo Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi FKIP Untan, Pontianak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan peneliti lakukan termasuk dalam penelitian kualitatif, sebab pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 2, Nomor 2, Juni 2014 435 PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA SELAMA MENGIKUTI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPLK) MENURUT PERSEPSI GURU PAMONG MAHASISWA

Lebih terperinci

VOL 1 NO 1 (2017) E-ISSN : P E D A G O N A L. Jurnal Ilmiah Pendidikan.

VOL 1 NO 1 (2017) E-ISSN : P E D A G O N A L. Jurnal Ilmiah Pendidikan. VOL 1 NO 1 (2017) 26-36 E-ISSN : 2550-0406 P E D A G O N A L Jurnal Ilmiah Pendidikan http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA PGSD Fitri Siti Sundari

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDEKATAN PAIKEM MELALUI TEKNIK

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NURHAYATI USMAN NIM. F34212003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA PONTIANAK

KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA PONTIANAK 20 KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA PONTIANAK Oleh: M. M. Yanti (Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstract: This

Lebih terperinci

KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBUKA DAN MENUTUP KEGIATAN PEMBELAJARAN DI TK ARTIKEL PENELITIAN. Oleh UMMI HAYATI NIM F

KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBUKA DAN MENUTUP KEGIATAN PEMBELAJARAN DI TK ARTIKEL PENELITIAN. Oleh UMMI HAYATI NIM F KETERAMPILAN GURU DALAM MEMBUKA DAN MENUTUP KEGIATAN PEMBELAJARAN DI TK ARTIKEL PENELITIAN Oleh UMMI HAYATI NIM F54112007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F

GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F55008003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT JURNAL PENYESUAIAN SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 3 PONTIANAK

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT JURNAL PENYESUAIAN SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 3 PONTIANAK ANALISIS KEMAMPUAN MEMBUAT JURNAL PENYESUAIAN SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 3 PONTIANAK Lestari Yupita, Herkulana, Achmadi Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP Untan, Pontianak Email : lestariyupita93@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (penelitian lapangan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. (penelitian lapangan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah Field Research (penelitian lapangan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Djam an

Lebih terperinci

KOMPETENSI SOSIAL GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PASAMAN BARAT. Aida Fitri 1

KOMPETENSI SOSIAL GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PASAMAN BARAT. Aida Fitri 1 KOMPETENSI SOSIAL GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PASAMAN BARAT Aida Fitri 1 Program Studi Pendidikan Geografi FIS Unversitas Negeri Padang email: aidafitri85@gmail.com Abstrack The purpose of

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA Ema, Siti Halidjah, Syamsiati Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

EVALUASI PRAKTIK MICRO TEACHING MAHASISWA BERDASARKAN INSTRUMEN UPT-PPL

EVALUASI PRAKTIK MICRO TEACHING MAHASISWA BERDASARKAN INSTRUMEN UPT-PPL LAPLACE : Jurnal Pendidikan Matematika p-issn : 2620-6447 e-issn : 2620-6455 EVALUASI PRAKTIK MICRO TEACHING MAHASISWA BERDASARKAN INSTRUMEN UPT-PPL Lutfiyah 1), Ria Amalia 1) 1) IKIP PGRI Jember Email:

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER MENGGUNAKAN TEKNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 KERINCI Wahyu Laila Rezki 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG Oleh Kurniawan Ade Eka Saputra Email : kurniawan.ade155@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK SPOTLIGHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELASXI IPS SMA PGRI 2 PADANG JURNAL

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK SPOTLIGHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELASXI IPS SMA PGRI 2 PADANG JURNAL PENGARUH PENERAPAN TEKNIK SPOTLIGHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELASXI IPS SMA PGRI 2 PADANG JURNAL SYOFIA NIM. 10050020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Selama melakukan penelitian, pengamatan di SDN Panghegar Permai Kec.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Selama melakukan penelitian, pengamatan di SDN Panghegar Permai Kec. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan Selama melakukan penelitian, pengamatan di SDN Panghegar Permai Kec. Panyileukan Kota Bandung terhadap deskripsi pembelajaran IPS di kelas V, da - pat ditarik

Lebih terperinci

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)

APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel E-Jurnal Oleh DHARUL NIM 100388201252 PRODI

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN QODE (QUESTIONING, ORGANIZING, DOING AND EVALUATING) PADA GURU IPA SMP DI KABUPATEN PROBOLINGGO

GAMBARAN PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN QODE (QUESTIONING, ORGANIZING, DOING AND EVALUATING) PADA GURU IPA SMP DI KABUPATEN PROBOLINGGO p-issn: 2087-9946 e-issn: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa GAMBARAN PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN QODE (QUESTIONING, ORGANIZING, DOING AND EVALUATING) PADA GURU IPA SMP DI KABUPATEN

Lebih terperinci

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Jurnal Gammath, Volume I Nomor 2, September 2016 KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Mohammad Jupri 1, Zulfa Anggraini R 2, Christine Wulandari S 3 1 Universitas

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN Oleh SATINI NIM F33209079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

REFLEKSI RESPON GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 1 NGAGLIK E-JOURNAL

REFLEKSI RESPON GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 1 NGAGLIK E-JOURNAL REFLEKSI RESPON GURU TERHADAP PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 1 NGAGLIK E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

STRATEGI GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

STRATEGI GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI STRATEGI GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI Yustika Hardiyanti, Rahmat Murboyono dan Rosmiati FKIP Universitas Jambi Yustika.hardiyanti@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH KURNIATI ZA. NIM F34211317 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

Oleh: Guru Besar Universita Riau

Oleh: Guru Besar Universita Riau Oleh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar Universita Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; http://almasdi.unri.ac.id Tugas Guru Merencanakan Melaksanakan Keterampilan Mempersiapkan Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Sri Mahidar Kanjun SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.

ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181

Lebih terperinci

( ). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

( ). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ABSTRAK Hilman Tsabat Hidayah (125010022). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TIPE ENAM TOPI BERPIKIR (SIX THINKING HATS) DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP RPP GURU DALAM MENGAJAR DI SMA NEGERI 1 MALLUSETASI (STUDI KASUS PADA GURU DI SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU) Saldy Ramlan Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) PUTRI INSANI HARAHAP NPM

JURNAL. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) PUTRI INSANI HARAHAP NPM PELAKSANAAN KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH OLEH MAHASISIWA PPLK PADA SEMESTER GENAP DI SMAN 1 V KOTO KAMPUNG DALAM TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PROBLEMATIKA CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI I DARUL KAMAL ACEH BESAR Nurasiah Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi obyek, sasaran suatu ilmu yang sedang

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh : DINA MARIANA NIM F3700009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena menyajikan data dalam bentuk kata-kata. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Kegiatan penelitian mengenai pola asuh Asrama Aster dalam mengembangkan kemandirian belajar disabilitas PSBN Wyata Guna Bandung dilaksanakan secara sistematis

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) Nurul Setiani, Susilaningsih, Ngadiman Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MENGGUNAKAN PERMAINAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh MERDHA DERY RIANTY NIM F32110025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Keywords: Student Learning Activities, Model role playing lesson.

Keywords: Student Learning Activities, Model role playing lesson. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PADANG Melwida Rahmawati 1, Yenni Melia 2, Hefni 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAHAN AJAR STRATEGI PEMBELAJARAN AUD KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR AUD OLEH: NUR CHOLIMAH Email: nurcholimah@uny.ac.id KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN Membuka Pelajaran Kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

konstruktifis (seperti makna jamak) dari pengalaman individual, makna

konstruktifis (seperti makna jamak) dari pengalaman individual, makna BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang

Lebih terperinci

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE TIME TOKEN ARENDS (TTA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X IIS 4 DI SMAN 1 BATU Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN IPS KELAS V OLEH GURU DI SD GUGUS BINTANG KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PELAKSANAAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN IPS KELAS V OLEH GURU DI SD GUGUS BINTANG KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014 PELAKSANAAN ASSESSMENT PEMBELAJARAN IPS KELAS V OLEH GURU DI SD GUGUS BINTANG KECAMATAN TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014 ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitataif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau prilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh Supartinah, M.Hum.

KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh Supartinah, M.Hum. KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Peserta didik usia sekolah dasar termasuk dalam tahap perkembangan intelektual operasional

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI Fitria Tri Wardani, M. Yusuf Ibrahim, Amrazi Zakso Prodi Pendidikan Sosiologi, P. IPS, FKIP Untan Pontianak fitria.triwardani@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 13 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Cici Edrawati *),

Lebih terperinci

KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA PONTIANAK

KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA PONTIANAK KERJASAMA GURU DAN ORANG TUA GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA PONTIANAK Yanti, Wanto Rivaie, dan Rustiyarso Prodi Pendidikan Sosiologi, PIPS, FKIP Untan Pontianak Email:

Lebih terperinci