ANALISIS KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH"

Transkripsi

1 ANALISIS KETERAMPILAN DASAR GURU DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH Cori Lisdiana, Yohanes Bahari, Rustiyarso Prodi Sosiologi, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Abstrak: Penelitian ini tentang Analisis Keterampilan Dasar Guru Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI Di Madrasah Aliyah bertujuan untuk mendeskripsikan Perencanaan mengajar guru sesuai Keterampilan dasar mengajar guru guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI Madrasah Aliyah. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil perencanaan mengajar guru dikategorikan relatif baik (skor 5), keterampilan bertanya dengan kategori relatif baik (skor 3,76), Keterampilan menjelaskan dengan kategori relatif baik (skor 3,75), keterampilan mengajar perorangan dengan kategori relatif baik (skor 3,75), keterampilan membuka dan menutup pelajaran dengan kategori baik (skor 3,47), keterampilan memberi penguatan dengan kategori baik (skor 3), keterampilan menggunakan variasi dengan kategori kurang (skor 2,8), keterampilan mengelola kelas dengan kategori kurang (skor 2,64), keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dengan kategori relatif kurang. Hasil belajar siswa kelas XI belum mencapai KKM (75) yaitu kelas XI IPS 1 dengan rata-rata 49,39, XI IPS 2 dengan rata-rata 68,97, XI IPS 3 dengan rata-rata 70,5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan agar guru sosiologi di madrasah Aliyah lebih mendalami lagi keterampilan dasar guru terutama pada keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, serta menerapkanya dalam pembelajaran di kelas dengan bermacam variasi dan media pembelajaran. Kata Kunci : Keterampilan Dasar Guru, Proses Pembelajaran, mata pelajaran sosiologi di Madrasah Aliyah. Abstract: This research is aiming to describe the teachers teaching planning according to the basic skills of teachers to improve the achievement of sociology subject at class XI Madrasah Aliyah. The method that used in this research is descriptive method. The result of teachers teaching planning with relatively good category (score 5), the skills of asked with relatively good category (score 3,76), explaining skills with relatively good category (score 3,75), individual teaching skills with relatively good category (3,75), opening and closing lessons skills with good category (score 3,47), provide reinforcement skills with a good category (score 3), using variation skills with a less category (score 2,8), classroom management skills with a less category (score 2,64), and the skills to guiding small group discussions with very less category. The achievement of class XI was not reached the KKM (75), class XI IPS 1 with an average of 49.39, class XI IPS 2 with an average of 68.97, class XI IPS 3 with an average of From the result concluded that sociology teacher in Madrasah Aliyah must further explore the teachers basic skills, especially using variation skills, classroom management skills, and the skills to guiding small group discussions, and than apply on the learning in classroom with a various variety and learning media. Keywords : Teachers basic skills, learning process, sociology subject at Madrasah Aliyah.

2 Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Dalam hal ini, guru dituntut untuk menguasai keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru sebelum melakukan proses belajar mengajar. Adapun keterampilan mengajar yang dikemukan oleh Moh. Uzer Usman (2007:74) ialah: Keterampilan bertanya, Keterampilan memberi penguatan, Keterampilan mengadakan variasi, Keterampilan menjelaskan, Keterampilan membuka dan menutup pelajaran, Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, Keterampilan mengelola kelas, Keterampilan mengajar perorangan Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar, diharapkan guru dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru yang profesional dalam mengembangkan potensi peserta didik agar tercapainya tujuan pendidikan. hal ini berkaitan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 5, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Sisdiknas) yang mengemukakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih lanjut menurut Moh. Uzer Usman (2007: 7) menyatakan, Tugas Guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih adalah mengembangkan keterampilanketerampilan pada siswa. Dari kutipan tersebut peneliti menyimpulkan guru merupakan pendidik yang berguna untuk mendidik anak didiknya untuk menjadi manusia yang berpotensi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana harapan dan keinginan dari orang tuanya. Harapan dan keinginan masyarakat seperti inilah yang membuat setiap Guru harus dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Penelitian ini laksanakan disalah satu Madarasah Aliyah. Berdasarkan pengamatan awal ketika peneliti melakukan PPL-2 dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2011 di Madrasah Aliyah, jumlah guru sosiologi di Madrasah Aliyah terdapat dua orang yaitu guru yang pertama mengajar di kelas X, XI IPS 1, XI IPS 2 dan guru yang kedua mengajar di kelas XI IPS 3, XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3. Berdasarkan hasil wawancara secara informal dan mendalam pada hari kamis, tanggal 8 Maret 2012 yaitu guru pertama dengan latar belakang pendidikan terakhir S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dengan status Guru tidak tetap, sudah mendapatkan sertifikasi guru dan memiliki akta IV pada tahun Kemudian guru yang kedua mengajar sosiologi di kelas XII sekaligus sebagai Waka Kurikulum, merupakan lulusan tahun 2002 Universitas STKIP Program Studi IPS, berstatus guru tetap/ PNS sejak tahun 1987, dan sudah sertifikasi. Selanjutnya pada wawancara informal pada hari selasa, tanggal 11 september 2012 ada pertambahan guru baru sosiologi yaitu guru yang ketiga mengajar kelas X beliau lulusan dari STAIN Jurusan PAI tahun 1998, berstatus guru tetap/ PNS sejak tahun 2006, sudah sertifikasi sejak tahun Dengan bertambahnya guru yang ketiga terdapat perubahan yaitu guru pertama

3 mengajar di kelas XI, guru kedua mengajar di kelas XII, dan guru yang ketiga mengajar di kelas X. Dalam hal ini, peneliti membahas delapan keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perorangan, mengingat kedelapan keterampilan dasar ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan wajib dikuasai oleh guru guna meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Madrasah Aliyah bahwa KKM mata pelajaran sosiologi ditentukan oleh pihak satuan pendidikan adalah 75. Dari hasil dokumentasi yang diperoleh hasil MID siswa di Madrasah Aliyah kelas XI yang belum mencapai KKM yaitu 75. Oleh karena itu peneliti meneliti kelas XI untuk menganalisis lebih dalam keterampilan dasar guru dalam pembelajaran sosiologi. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Berdasarkan hal tersebut, Mulyasa (2008:69) mengungkapkan, Delapan keterampilan mengajar yang berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) Perencanaan mengajar guru pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak yang dirancang sesuai dengan perencanaan atau tidak. (2) Keterampilan dasar mengajar guru dalam pembelajaran mata pelajaran sosiologi kelas XI di Madrasah Aliyah.(3) Hasil belajar siswa setelah guru menerapkan delapan keterampilan dasar mengajar pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI Madrasah Aliyah. METODE Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (sugiono, 2010:02). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Selanjunya, Moh. Nazir (2005:54) menyatakan, Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Sedangkan menurut Hadari Nawawi (2007:67), Metode deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Dalam penelitian ini, penulis akan menggambarkan secara objektif mengenai Analisis Keterampilan Dasar Guru Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Sosiologi Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk survei. Menurut Hadari Nawawi (2007:68) survei bertujuan memaparkan data tentang objeknya, akan tetapi juga bermaksud menginterpretasikan dan membandingkannya dengan ukuran standar tertentu yang sudah ditetapkan. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual untuk kemudian diinterpretasikan dan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan tentang Analisis Keterampilan Dasar Guru Dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Sosiologi Guna Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah.

4 Dalam penelitian teknik yang digunakan yaitu a). Teknik Observasi, Menurut Djam an Satori dan Aan Komariah (2010:104), mengatakan Observasi berarti pengamatan atau peninjauan secara cermat. Selanjutnya Margono (2005:158) dalam Djam an Satori dan Aan Komariah (2010:105) menyatakan bahwa, Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dari kutipan tersebut, peneliti menyimpulkan observasi merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti yang tampak pada objek penelitian. Dalam hal ini guru mata pelajaran sosiologi yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. b). Teknik Wawancara Djam an Satori dan Aan Komariah (2010:130), wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau Tanya jawab.dari kutipan tersebut, wawancara merupakan Tanya jawab secara langsung pada objek penelitian. Dalam hal ini, sumber data atau objek yang diwawancara adalah guru mata pelajaran sosiologi dan Waka Kurikulum. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah (1) Lembar Pengamatan Berupa data yang memuat perencanaan pembelajaran, komponen-komponen keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran mata pelajaran sosiologi, dimana peneliti memberikan tanda cek list terhadap gejala yang muncul pada saat melaksanakan observasi. (2) Panduan wawancara Dibuat secara sistematis dan berisikan sejumlah pertanyaan yang ditanyakan secara lisan dan langsung kepada Waka Kurikulum dan guru mata pelajaran sosiologi kelas XI di Madrasah Aliyah. (3) Dokumentasi yiatu Mencatat hal-hal penting selama penelitian berlangsung. Dalam hal ini mencatat hasil wawancara, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, foto-foto. Rencana pengolahan data menggunakan cek list pada setiap kolom iya atau tidak yang sesuai dengan pengamatan peneliti. Setiap cek list yang dilakukan (iya) sama dengan skor satu (1) dan jumlah nilai dibagi banyaknya komponen yang diamati. Setelah melakukan perhitungan di atas, selanjutnya adalah melakukan analisis dan interpretasikan dengan teknik deskriptif kualitatif untuk membuat suatu kesimpulan deskriptif. Untuk menginterpretasikan data hasil perhitungan sekaligus mengambil kesimpulan terhadap keterampilan mengajar yang dimiliki oleh guru sosiologi kelas XI Madrasah Aliyah, maka perlu kiranya ditetapkan suatu kriteria penilaian. Adapun kriteria penilaian yang digunakan adalah 3, 50 5,00 = A (Relatif Baik), 3, 00 3, 49 = B (Baik), 2, 00 2, 99 = C (Kurang), 1, 00 1, 99 = D (Sangat Kurang). Sedangkan data hasil wawancara langsung dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. HASIL Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Intensitas Keterampilan Mengajar Guru Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak Aspek Keterampilan Total Rata-rata Kategori Perencanaan mengajar mata pelajaran sosiologi 25 5 Relatif Baik Keterampilan bertanya Relatif Baik Keterampilan menjelaskan Relatif Baik Keterampilan mengajar perorangan Relatif Baik Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Baik

5 Keterampilan memberi penguatan 6 3 Baik Keterampilan menggunakan variasi Kurang Keterampilan mengelola kelas Kurang Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 0 0 Relatif Kurang Sumber: Data Olahan, tahun 2012 Perencanaan mengajar guru dikategorikan relatif baik dengan skor 5 karena pemetaan kompetensi dasar, penentuan topik dan materi pokok, penjabaran kompetensi dasar kedalam indikator, menyusun silabus dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan baik sesuai RPP yang terbaru. Keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran pembelajaran dari hasil pengamatan peneliti sesuai dengan tabel 1 total rata-rata 3, 76 dengan kategori sangat baik karena, dalam proses pembelajarannya rata-rata komponen keterampilan bertanya dilaksanakan. Observasi dilaksanakan dalam lima kali pertemuan, dari lima kali pertemuan, empat hari dilaksanakan dan satu hari tidak dilaksanakan yaitu komponen keterampilannya guru menyebutkan pertanyaan keseluruhan kelas, memberikan waktu pada siswa dalam menjawab, memberi tuntunan bagi siswa yang mengalami kesulitan Kemudian dua kali pertemuan guru tidak mengulangi kembali pertanyaan. Keterampilan menjelaskan dari lima kali pertemuan penekanan pada gambar tidak sama sekali dilakukkan dan penekanan cara mengulangi sekali saja. Total rata-rata penilaiannya 3,75 yang di kategorikan relatif baik. Dari hasil temuan selama lima kali pertemuan guru sosiologi melaksanakan keterampilan mengajar perorangan dengan kategori relatif baik yaitu menunjukkan kehangatan, mendengarkan, merespon membangun hubungan saling mengerti, mendukung, dan pendekatan guru yang menyenangkan, menantang siswa untuk berpikir, mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Sesuai dengan tabel 1 total rata-rata 3,75. Dari hasil temuan dengan rotal rata-rata 3, 47 dikategorikan baik karena selama lima kali pertemuan guru mata pelajaran sosiologi melakukan komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yaitu menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan, memberi kesimpulan ddilaksanakan dengan baik dan komponen mengulas materi lalu sepintas dilaksanakan sekali saja selama lima kali pertemuan serta tidak ada melaksanakan evaluasi. Dari hasil observasi keterampilan memberi penguatan selama lima kali atau lima hari pertemuan dalam pembelajaran guru memberi penguatan verbal tiga kali atau tiga hari dan dua kali tidak melaksanakan. Guru memberikan penguatan non verbal juga tiga kali atau tiga hari dan dua kali tidak melaksanakan. Sesuai dengan tabel 1 keterampilan memberi penguatan dengan total rata-rata 3 di kategorikan baik. Keterampilan menggunakan variasi dalam pengamatan peneliti selama penelitian lima kali pertemuan, guru lebih banyak menggunakan miki dan gerak tubuh saja dan tidak adanya media pembelajaran yang di tampilkan. Dari hasil observasi sesuai dengan tabel 1 total rata-rata keterampilan menggunakan variasi 2, 8 dengan kategori kurang baik. Dalam proses pembelajaran sangat diperlukan keterampilan mengajar mengelola kelas agar dapat mendukung tujuan pembelajaran yang telah di rencanakan. Dari hasil observasi yang

6 peneliti lakukan total rata-rata penilaian keterampilan mengelola kelas 2, 64 yang di kategorikan kurang. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil selama peneliti melakukan peneliti, guru tidak perna mengadakan diskusi kelompok. Sesuai dengan tabel 1 keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dengan skor 0 yang dikategorikan sangat kurang. Berkenaan dengan paragrap di atas, hasil belajar siswa kelas XI berdasarkan nilai MID semester tahun ajaran 2012/2013 belum mencukupi KKM (75) dengan rata-rata kelas XI Ips 1 yaitu 49, 39, kelas XI Ips 2 yaitu 68, 97, dan kelas XI Ips 3 dengan nilai rata-rata 70, 51. Hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran sosiologi kelas XI yaitu Menurut beliau mata pelajaran sosiologi tidak terlalu sulit karena sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang kegiatan sehari-hari baik individu maupun masyarakat. Beliau menyusun rencana pembelajaran sebelum pembelajaran sosiologi sesuai dengan kurikulum yang sudah ditentukan dan melaksanakannya dalam pembelajaran mata pelajaran sosiologi. dalam pembelajaran di kelas, pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Sejalan dengan paragrap di atas, sesuai dengan teori yang dikemukakan Wina Sanjaya (2008:47) menyatakan, perencanaan pembelajaran merupakan proses penerjemah kurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. Menurut beliau keterampilan dasar mengajar merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh setiap pendidik atau guru. Dari delapan keterampilan dasar mengajar, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan yang bagi beliau lebih sulit karena siswa menjadi ribut dan belajar menjadi tidak maksimal. Hasil wawancara pada Waka Kurikulum yang mengemukakan bahwa guru sosiologi kelas XI selalu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) karena sesudah dibuat RPP diberikan kepada kepala Madrasah untuk di revisi kembali. Guru sosiologi di kelas XI dalam pengamatan Waka Kurikulum sedikit banyak ada menerapkan keterampilan mengajar dalam pembelajaran di kelas. Beliau juga mengemukkakan upayanya dalam meningkatkan keterampilan mengajar guru yaitu dengan selalu memantau guru dalam mengajar baik secara langsung maupun secara tidak langsung seperti setiap hari berjalan memantau proses pembelajaran di kelas, mengecek melalui guru piket. Dari pengamatan Waka Kurikulum selama ini, guru sosiologi menerapkan dengan baik keterampilan mengajar dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam sarana dan prasarana di sekolah beliau juga mengatakan sudah cukup lengkap yang dapat membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar. Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu hal yang harus dikuasai guru dalam mengembangkan minat belajar siswa, serta meningkatkan kemampuan siswa secara maksimal. Semua keterampilan dasar mengajar guru tersebut di tuangkan dalam rencana pengajaran yang dibuat sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran. PEMBAHASAN Perencanaan mengajar guru dikategorikan relatif baik karena pemetaan kompetensi dasar, penentuan topik dan materi pokok, penjabaran kompetensi dasar kedalam indikator, dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat dengan baik. Berkenaan dengan paragrap di atas, Abdul Majid (2009:97) menyatakan, Rencana pengajaran adalah rencana guru mata pelajaran tertentu, pada jenjang tertentu, untuk topik tertentu, dan untuk satu pertemuan atau lebih.

7 Sesuai dengan hasil wawancara guru pada hari selasa, tanggal 11 September 2012 bahwa guru telah membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik dan telah direvisi oleh kepala sekolah. Dari hasil wawancara Waka Kurikulum bahwa guru sosiologi telah melaksanakan keterampilan mengajar dengan baik dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran dari hasil pengamatan peneliti sesuai dengan tabel 1 total rata-rata 3, 76 dengan kategori relatif baik karena, dalam proses pembelajarannya rata-rata komponen keterampilan bertanya dilaksanakan. Komponen keterampilan bertanya terdiri dari guru mengungkapkan pertanyaan dengan singkat dan jelas, guru melakukan pemindahan giliran jawaban, guru menyebutkan pertanyaan keseluruh kelas, guru memberi waktu pada siswa dalam menjawab, guru memberi tutunan bagi siswa yang mengalami kesulitan dan diakhir pelajaran guru memberi pertanyaan untuk mengulang kembali pembelajaran yang telah disampaikan. Observasi dilaksanakan dalam lima kali pertemuan, dari lima kali pertemuan, empat kali dilaksanakan dan satu kali tidak dilaksanakan yaitu komponen keterampilannya guru menyebutkan pertanyaan keseluruhan kelas, memberikan waktu pada siswa dalam menjawab, memberi tuntunan bagi siswa yang mengalami kesulitan Kemudian dua kali pertemuan guru tidak mengulangi kembali pertanyaan. Menurut E. Mulyasa (2008:70) menyatakankan, keterampilan bertanya yang perlu dikuasai oleh guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Sesuai dengan pendapat tersebut, guru sosiologi sudah melaksanakan dengan sangat baik keterampilan bertanya. Lebih lanjut dikatakan E. Mulyasa (2008:77) menyatakan bahwa, Penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal, dan nonverbal, dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian; seperti bagus, tepat, bapak puas dengan hasil kerja kalian. Sedang secara nonverbal dapat dilakukan dengan: gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan. Dari hasil observasi keterampilan memberi penguatan selama lima kali atau lima hari pertemuan dalam pembelajaran guru memberi penguatan verbal tiga kali atau tiga hari dan dua kali tidak melaksanakan. Guru memberikan penguatan non verbal juga tiga kali atau tiga hari dan dua kali tidak melaksanakan. Sesuai dengan tabel 1 keterampilan memberi penguatan dengan total rata-rata 3 di kategorikan baik. Dari hasil temuan peneliti selama penelitian guru sosiologi dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan tabel 1 dengan total rata-rata 2, 8 dikategorikan kurang. keterampilan menggunakan variasi dari hasil temuan peneliti selama penelitian lima kali pertemuan, guru melaksanakan pemberian variasi dalam nada suara, volume suara. Dalam lima kali pertemuan, empat kali pertemuan guru melakukankan mimik dan gerak, perubahan posisi guru dilaksanakan, variasi media visual yang dapat dilihat dan variasi otak tidak ada dilaksanakan. Sehingga dalam pembelajaran tidak semua siswa merasa termotivasi. Menurut E. Mulyasa (2008:80) menyatakan bahwa, Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukumhukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru,

8 mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjalasan. Oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil yang optimal. Berkenaan dengan teori di atas hasil observasi peneliti yaitu keterampilan menjelaskan dari lima kali pertemuan, penggunaan kalimat tidak berbelit-belit, menghindari kata yang berlebihan dan meragukan, menggunakan contoh, penekanan pada suara, mengajukan pertanyaan dilaksanakan dengan relatif baik. Sedangkan penekanan pada gambar tidak dilaksanakan, mimic dan gerak dilaksanakan empat kali dari lima kali pertemuan. Sesuai dengan tabel 1 Total ratarata penilaiannya 3,75 yang di kategorikan sangat baik. Menurut E. Mulyasa (2008:83) menyatakan bahwa, Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan. Sedangkan, menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari, serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Dari hasil temuan dengan rotal rata-rata 3, 47 dikategorikan baik karena selama lima kali pertemuan guru mata pelajaran sosiologi melakukan komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yaitu menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan, memberi kesimpulan ddilaksanakan dengan baik dan komponen mengulas materi lalu sepintas dilaksanakan sekali saja selama lima kali pertemuan serta tidak ada melaksanakan evaluasi. Hasil observasi keterampilan mengelola kelas dengan total rata-rata 2, 64 dikategorikan kurang dari tiga komponen memusatkan perhatian siswa, menyebarkan kesempatan bertanya partisipasi (mencegah pembicaraan berlebihan) dilaksanakan dengan baik, menjelaskan masalah atau urutan pendapat sekali saja dari lima kali pertemuan. Dari hasil temuan selama lima kali pertemuan guru mata pelajaran sosiologi tidak ada sama sekali melaksanakan diskusi kelompok kecil dikategorikan relatif kurang (skor 0). Dan dari hasil wawancara dengan guru sosiologi, dari delapan keterampilan mengajar beliau merasa sulit untuk melakukan keterampilan mengajar membimbing diskusi kelompok kecil yang dikarenakan siswa sulit diatur sehingga suasana belajar menjadi ribut. Dari hasil temuan selama lima kali pertemuan guru sosiologi melaksanakan keterampilan mengajar perorangan dengan sangat baik yaitu menunjukkan kehangatan, mendengarkan, merespon membangun hubungan saling mengerti, mendukung, dan pendekatan guru yang menyenangkan, menantang siswa untuk berpikir, mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Sesuai dengan tabel 1 total rata-rata 3,75 dikategorikan relatif baik. Dari hasil observasi penelitian, Hasil belajar siswa pada kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak tidak mencukup KKM atau tidak tuntas dengan rata-rata kelas XI Ips 1 yaitu 49, 39, kelas XI Ips 2 yaitu 68, 97 dan kelas XI Ips 3 dengan nilai rata-rata 70, 51. Hal ini dikarenakan guru mata pelajaran sosiologi kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak belum maksimal dalam mengelola keterampilan dasar mengajar sehingga hasil balajar siswa tidak maksimal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Guru sosiologi kelas XI di Madrasah Aliyah dalam merencanakan pembelajaran mengajar relatif baik. Dalam pengelolaan keterampilan mengajar, penguasaan guru relatif baik yaitu keterampilan bertanya (skor 3,76), keterampilan menjelaskan (skor 3,75), dan keterampilan mengajar perorangan, dua keterampilan mengajar yang baik yaitu keterampilan membuka dan

9 menutup pelajaran (skor 3,47), dan keterampilan memberi penguatan (skor 3). Dua keterampilan yang kurang adalah keterampilan menggunakan variasi (skor 2,8), keterampilan mengelola kelas (skor 2,64). Satu keterampilan yang relatif kurang yaitu keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil (skor 0). Rata-rata hasil belajar siswa kelas XI belum tuntas yaitu kelas XI IPS 1 dengan rata-rata kelas 49, 39. Kelas IPS 2 dengan rata-rata 68, 97, dan kelas IPS 3 dengan ratarata 70, 51 yang masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu 75. Guru mata pelajaran sosiologi kelas XI belum maksimal dalam mengelola delapan keterampilan dasar mengajar. Saran Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan berdasarkan temuan penelitian yang ada dilapangan untuk dilakukan perbaikan atau peningkatan dan ditujukan kepada pihak yitu (1) Kepala Sekolah Hendaknya melakukan fungsi pengawasan terhadap kelengkapan perangkat pembelajaran serta pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru khususnya dalam pelaksanaan supervisi pendidikan. (2) Guru agar lebih mendalami dan meningkatkan lagi keterampilan mengajar terutama pada keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, serta menerapkanya dalam pembelajaran di kelas dengan bermacam variasi dan media pembelajaran. (3) Untuk mencapai rata-rata kelas yang di bawah ketuntasan, maka disarankan perlu dilakukan program remedi, tugas atau penelitian tindakan kelas guna mengatasi proses pembelajaran tidak mencapai KKM 75. DAFTAR RUJUKAN Abdul Majid. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Djam an Safari & Aan Komariah. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. E. Mulyasa. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Kasful Anwar & Hendra Harmi. (2011). Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta. Moh Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Moh. Uzer Usman. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Srategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Wina Sanjaya. (2010). Starategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

ANALISIS EFEKTIVITAS KETERAMPILAN GURU BERTANYA DASAR KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MENJALIN ARTIKEL PENELITIAN.

ANALISIS EFEKTIVITAS KETERAMPILAN GURU BERTANYA DASAR KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MENJALIN ARTIKEL PENELITIAN. ANALISIS EFEKTIVITAS KETERAMPILAN GURU BERTANYA DASAR KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MENJALIN ARTIKEL PENELITIAN Oleh: MARSELINA NIM. F33209041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X IPS 2 MAN 1 PONTIANAK

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X IPS 2 MAN 1 PONTIANAK PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X IPS 2 MAN 1 PONTIANAK Gita Rendya Putri, Rustiyarso, Izhar Salim Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU IPA DI MTs THAMRIN YAHYA KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU IPA DI MTs THAMRIN YAHYA KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU IPA DI MTs THAMRIN YAHYA KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Lisa Yanti 1), Nurul Afifah 2) dan Enny Afniyanti 3) 1 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Andri Irawan

PENDAHULUAN. Andri Irawan Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 11, Nomor 1, April 2015 Andri Irawan Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN GURU

Lebih terperinci

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1 Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1 KINERJA GURU DALAM PEMBALAJARAN KELAS XII PROGRAM STUDI KEAHLIAN ADMINISTRASI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN Penulis 1 : Reni Tiana Penulis 2 : Rosidah Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR Horasma Sinamo, Siti Halidjah, K.Y. Margiati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X Adani Hashifah, Syambasril, Djon Lasmono Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH Oleh NURANISYAH NIM: F01108008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DALAM MENGADAKAN VARIASI DI SMAN

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DALAM MENGADAKAN VARIASI DI SMAN PENERAPAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DALAM MENGADAKAN VARIASI DI SMAN Septiana, Yohanes, Izhar Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN Email: ceptiana99@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F

GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F55008003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK Jurnal Sainsmat, September 2016, Halaman 167-174 Vol. V, No. 2 ISSN 2579-5686 (Online) ISSN 2086-6755 (Cetak) http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Penerapan Model Pembelajaran Treffinger dengan Bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasaran utamanya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI MELALUI PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA 91 PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA Tia Kusmiati 1, Elly Lasmanawati 2, Rita Partiasih 2 Abstrak : Keterampilan dasar mengajar merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi adalah mahasiswa yang rata-rata masuk perguruan tinggi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi merupakan sebagai bagian integral dari kehidupan bangsa dan Negara. Selain itu, memegang peranan dalam mengisi kehidupan bangsa dan negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan, karena manusia yang berkualitas dapat dilihat dari tingkat pendidikannya seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan dapat membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu dari tiga aspek penting dalam kehidupan selain kesehatan dan ekonomi.fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA Ema, Siti Halidjah, Syamsiati Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (JURNAL) Oleh SYAHDA AULIA FATMANINGRUM

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (JURNAL) Oleh SYAHDA AULIA FATMANINGRUM 1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (JURNAL) Oleh SYAHDA AULIA FATMANINGRUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang mandiri, bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Dengan demikian bangsa Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa, jika pendidikan tidak berjalan dengan semestinya maka pembangunan tidak akan terlaksana, atau bahkan dapat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH. TERHADAP GURU- GURU di SMA NEGERI 2 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISRA F

PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH. TERHADAP GURU- GURU di SMA NEGERI 2 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISRA F PELAKSANAAN PROGRAM SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP GURU- GURU di SMA NEGERI 2 TELUK KERAMAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISRA F01109002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH Oleh Elisa Novitasari Ali Mustofa Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: elisanovitasari86@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR Mustopa *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email

Lebih terperinci

ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG

ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG Ni Luh Sri Yogi Utami 1, Ni Wayan Arini, I Wayan Widiana 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR Zakaria Andi, Syamsiati, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELODI MENGGUNAKAN ALAT MUSIK REKORDER SOPRAN PADA SISWA KELAS VIII

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELODI MENGGUNAKAN ALAT MUSIK REKORDER SOPRAN PADA SISWA KELAS VIII EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELODI MENGGUNAKAN ALAT MUSIK REKORDER SOPRAN PADA SISWA KELAS VIII Netty Rusdaniah, Imam Ghozali, Imma Fretisari Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SMK Oleh: Aguster Jumita Susanti (Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD Oleh: Faisal Rahman Luthfi 1, Suripto 2, Harun Setyo Budi 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret E-mail: luthfifaisal@ymail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh: SETYA PERMATASARI NIM F33208043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN ELISABETH IBOL NIM F 34211751 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran Oleh :Winarto* 1. Abstrak: Tujuan penjelasan ini untuk mendiskripsikan dari berbagai hasil kajian menunjukan bahwa sedikitnya terdapat tujuh

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU EKONOMI DI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK

ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU EKONOMI DI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU EKONOMI DI SMA ISLAMIYAH PONTIANAK Ulandari, Nuraini Asriati, Rum Rosyid Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan, Pontianak Email: ulandari403@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk dipenuhi. Mutu

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F.

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F. PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F. 34211037 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak 1 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD OLEH ERMALINDA Abstrak The researc start from the fart in the school that learning often dominated by

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilainilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti

Lebih terperinci

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 22-30 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS MAHAMAHASISWA (PBAM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA DASAR MAHASISWA PROGRAM

Lebih terperinci

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mengalami peristiwa kelahiran dan kematian. Peristiwa kelahiran seseorang tentu menimbulkan hukum dengan masyarakat sekitarnya, demikian

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ANASTASIA NORHAYATI NIM F 34212095 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH 288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA SMPN 2 KEMBAYAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA SMPN 2 KEMBAYAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA SMPN 2 KEMBAYAN Erik, Sisilya Saman, Deden Ramdani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Untan Alamat email: setiawanerik829@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING Implementasi Metode Pembelajaran (Ridwan Hanafi) 1 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING INCREASING LEARNING ACTIVENESS AND ACHIEVEMENT OF MEASURING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Persoalan dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan karena dasar pendidikan itu akan menetukan corak dan

Lebih terperinci

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA. PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA. Oleh: Sogi Hermanto Dosen Manajemen Pendidikan FKIP Universitas Palangka

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan penggunaan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 1 KENDALA GURU MENGAJAR PENGINDERAAN JAUH DI SMA NEGERI 1 GEDONG TATAAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015 JURNAL Oleh: Nisa Aulia Ningsih PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MURID DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES USING DISCUSSION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MURID DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES USING DISCUSSION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MURID DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES USING DISCUSSION Muhktar M SD Inpres Bukkangraki Kab. Gowa Muhktarm90@gmail.com Abstract The purpose

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUSTIKA

PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUSTIKA PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUSTIKA NIM. F55009038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah.

Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah. PENDAHULUAN Peranan guru sangat penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan, maka pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas guru. Hal ini ditegaskan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007

Lebih terperinci

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang  koresponden: Abstrak Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SAINS II MELALUI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat dengan perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA

ANALISIS PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA ANALISIS PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA Ida Fitriani, Rustiyarso, Okianna Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Email : fitrianiida78@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS PADA KEGIATAN MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2013/2014

KEMAMPUAN KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS PADA KEGIATAN MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2013/2014 KEMAMPUAN KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS PADA KEGIATAN MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE Nurul Hidayah, Zainuddin, Andi Ichsan Mahardika Program Studi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH KURNIATI ZA. NIM F34211317 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan, kecakapan, ketelitian, keuletan,

Lebih terperinci

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai. 1 PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan mutlak dilakukan di setiap jenjang pendidikan dan mengacu kepada peningkatan kecerdasan dan pengembangan manusia seutuhnya, hal ini sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH: PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH: MAKSIMUS F 34211556 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

EVALUASI PRAKTIK MICRO TEACHING MAHASISWA BERDASARKAN INSTRUMEN UPT-PPL

EVALUASI PRAKTIK MICRO TEACHING MAHASISWA BERDASARKAN INSTRUMEN UPT-PPL LAPLACE : Jurnal Pendidikan Matematika p-issn : 2620-6447 e-issn : 2620-6455 EVALUASI PRAKTIK MICRO TEACHING MAHASISWA BERDASARKAN INSTRUMEN UPT-PPL Lutfiyah 1), Ria Amalia 1) 1) IKIP PGRI Jember Email:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETEPATAN MEMBACA NOTASI ANGKA MELALUI METODE DRILL PADA LAGU-LAGU WAJIB NASIONAL

PENINGKATAN KETEPATAN MEMBACA NOTASI ANGKA MELALUI METODE DRILL PADA LAGU-LAGU WAJIB NASIONAL PENINGKATAN KETEPATAN MEMBACA NOTASI ANGKA MELALUI METODE DRILL PADA LAGU-LAGU WAJIB NASIONAL Eka Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Untan Email: ekawahyuningsih@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ISBN: 978-602-70471-1-2 365 PERAN METODE DISKUSI DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Yulia Maftuhah Hidayati dan Susilo Adi Prasetyo PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan salah satu aset penting negara. Sumber daya manusia yang dimiliki akan menentukan berkembang atau tidaknya suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran baik secara formal, maupun non formal. Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR PEWARNAAN RAMBUT DI KELAS XI SMK NEGERI 3 BLITAR Religia Banyu Putri Mahasiswa S-1 Pendidikan Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN Penerapan Metode Pembelajaran (Lingga Jati Nurogo) 481 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN APPLICATION OF PROJECT BASED LEARNING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI 1 Ota Mulyono, 2 Yakobus Bustami, dan 3 Hendrikus Julung 123 Program studi Pendidikan Biologi, STKIP

Lebih terperinci