Fisiologi Tanaman. Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fisiologi Tanaman. Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra"

Transkripsi

1 Fisiologi Tanaman Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra

2 Silabus Pengertian fisiologi tanaman dan alat alat pengamatan proses fisiologis. Analisis pertumbuhan meliputi cara pengamatan, perhitungan, pengertian dan hubungan variabel analisis pertumbuhan kaitannya dengan hasil. Faktor tanaman yang berpengaruh terhadap proses fisiologis, pertumbuhan dan hasil tanaman berupa arsitektur tajuk, hubungan sumber dan lubuk. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap proses fisiologis, pertumbuhan dan hasil tanaman berupa air, cahaya dan suhu.

3 Sistem Perkuliahan Sistem perkuliahan : SCL Kehadiran kuliah minimal 70% Penilaian : ujian sisipan (25%), ujian akhir (25%), presentasi (25%), praktikum (25%)

4 Jadual 2006 Mg Pengantar : silabus, jadwal, sistem ujian, sistem penilaian, praktikum, pustaka, batasan fisiologi tanaman, peralatan. Analisis petumbuhan : macam pengamatan, cara pengamatan, waktu pengamatan, jumlah sampel (didik) Mg Analisis pertumbuhan : perhitungan, pengertian variabel pengamatan Hubungan antar variabel pegamatan (didik) Mg Presentasi analisis pertumbuhan hasil penelitian dosen, kelompok 1 hasil penelitian tanaman serealia dari jurnal dan internet, kelompok 2 hasil peelitian tanaman legum dari skripsi mahasiswa UGM

5 Jadwal (lanjutan) Mg Presentasi analisis pertumbuhan kelompok 3 hasil penelitian tanaman hortikultura dari jurnal, kelompok 4 hasil penelitian skripsi, hasil penelitian tanaman tahunan dari penelitian dosen, teksbook dan internet (didik) Mg Sudut daun dan distribusi cahaya, strategi memaksimalkan pemanfaatan cahaya matahari : LAD, jarak tanam (didik) Mg Presentasi sudut daun dan distribusi cahaya hasil penelitian dosen, kelompok 5 hasil praktikum mahasiswa, kelompok 6 jarak tanam hasil praktikum mahasiswa Mg Ujian sisipan Mg Ujian sisipan

6 Mg Libur Jadwal (lanjutan) Mg Hubungan sumber dan lubuk : pengertian dan contoh, ukuran sumber dan lubuk, pembatas hasil, kasus pada tanaman semangka, tomat, kacang tanah(didik) Mg Kasus pada tanaman padi dan ubikayu, jagung dan tanaman tahunan (didik) Mg Presentasi kelompok 7 hubungan sumber dan lubuk pada tanaman pangan dari jurnal dan internet, presentasi kelompok 8 pada tanaman hortikultura dari jurnal dan internet, kelompok 9 hasil praktikum mahasiswa

7 Jadwal (lanjutan) Mg Fisiologi lingkungan air (eka), presentasi pengaruh kekeringan pada tanaman perkebunan hasil penelitian dosen, kelompok 10 pada tanaman hortikultura dari jurnal dan internet Mg Presentasi kelompok 11 pengaruh kekeringan pada tanaman pangan dari skripsi, presentasi kelompok 12 pengaruh genangan pada tanaman pangan dari jurnal dan internet, kelompok 13 tanaman hortikultura dari jurnal dan internet

8 Jadwal (lanjutan) Mg Fisiologi lingkungan cahaya (eka), presentasi hasil penelitian dosen tentang naungan pada tanaman biofarmaka, kelompok 14 pengaruh naungan pada tanaman pangan dari jurnal dan internet Mg Fisiologi lingkungan suhu (eka), presentasi kelompok 15 pengaruh suhu pada tanaman pangan dari jurnal dan internet. Diskusi umum.

9 Pustaka Gardner : Crop Physiology Agronomy Journal, Crop Sciense, Hort Sciense, Annals Botany, American Society of Horticultural Sciense, American Society of Soil Science

Fisiologi Tumbuhan. PNA 2462 B/D Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra

Fisiologi Tumbuhan. PNA 2462 B/D Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra Fisiologi Tumbuhan PNA 2462 B/D Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra Sistem Perkuliahan Student centered learning : dibagi dalam kelompok diskusi, mahasiswa presentasi, ditambah materi dari dosen Research

Lebih terperinci

Distribusi Cahaya-Sudut Daun. Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra

Distribusi Cahaya-Sudut Daun. Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra Distribusi Cahaya-Sudut Daun Didik Indradewa Eka Tarwaca Susila Putra Distribusi Cahaya-Sudut Daun Daun mendatar < 35 o Daun sedang 35 o 60 o Daun tegak > 60% dari bidang datar Peredaman cahaya -kl Ii/Io

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010) melaporkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahunnya meningkat 1,48

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN

PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tumbuh serta

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK PERTUMBUHAN MAKHLUK HIDUP (TANAMAN)

LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK PERTUMBUHAN MAKHLUK HIDUP (TANAMAN) 2016 LEMBAR KERJA MAHASISWA TOPIK PERTUMBUHAN MAKHLUK HIDUP (TANAMAN) Pendidikan IPA FMIPA UNY 9/13/2016 LKM 1 Kelompok : Anggota : 1... 2... 3... 4... 5... A. Tujuan Menjelaskan dan menyelidiki faktor-faktor

Lebih terperinci

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b)

hasil tanaman seperti yang diharapkan. Syarat tumbuh tanaman dari faktor teknologi budidaya tanaman (T) meliputi: (a) jenis dan varietas tanaman; (b) BAB I PENGANTAR Guna melakukan budidaya tanaman, agar tanaman dapat menghasilkan secara optimal, maka harus memerhatikan syarat tumbuh tanaman, sebab setiap jenis tanaman memiliki kekhasan sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Salah satu tantangan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia adalah ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan nasional adalah masalah sensitif yang selalu

Lebih terperinci

dan pemanenan, serta Kegiatan Belajar 3 tentang perancangan kebun produksi benih, dengan studi kasus mengenai pembangunan pusat produksi benih padi

dan pemanenan, serta Kegiatan Belajar 3 tentang perancangan kebun produksi benih, dengan studi kasus mengenai pembangunan pusat produksi benih padi i Tinjauan Mata Kuliah M ata kuliah Teknologi Benih (LUHT 4431/2 SKS/Modul 1 6) yang tidak berpraktikum ini membahas situasi perbenihan di Indonesia dan dasar-dasar ilmu dan teknologi benih. Dengan mengikuti

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN

RANCANGAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN RANCANGAN PELAKSANAAN PERKULIAHAN Mata Kuliah : Ilmu Lingkungan Topik : Teknologi dan Lingkungan Jumlah SKS : 2 SKS Waktu Pertemuan :2 x 100 menit Kegiatan :Eksplorasi persoalan, diskusi, presentasi, diskusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah satu bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia. Ubikayu menempati urutan ketiga

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN : PERHITUNGAN, PENGERTIAN VARIABEL PENGAMATAN, HUBUNGAN ANTAR VARIABEL PEGAMATAN

ANALISIS PERTUMBUHAN : PERHITUNGAN, PENGERTIAN VARIABEL PENGAMATAN, HUBUNGAN ANTAR VARIABEL PEGAMATAN ANALISIS PERTUMBUHAN : PERHITUNGAN, PENGERTIAN VARIABEL PENGAMATAN, HUBUNGAN ANTAR VARIABEL PEGAMATAN Perbedaan Fisiologi Tanaman dengan Fisiologi Tumbuhan Fisiologi tanaman : mempelajari proses di dalam

Lebih terperinci

Pedoman Perkuliahan Agronomi Lanjut. Roedhy Poerwanto Ade Wachyar Iskandar Lubis Harjadi

Pedoman Perkuliahan Agronomi Lanjut. Roedhy Poerwanto Ade Wachyar Iskandar Lubis Harjadi Pedoman Perkuliahan Agronomi Lanjut Roedhy Poerwanto Ade Wachyar Iskandar Lubis Harjadi Satuan Kredit Semester kegiatan tatap muka terjadwal dengan dosen selama 50 menit, kegiatan akademik terstruktur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk akan terus menuntut pemenuhan kebutuhan dasar terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada krisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha

I. PENDAHULAN. A. Latar Belakang. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ke tahun mengalami perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga diperlukan untuk mencukupi kebutuhan setiap penduduk. Di Indonesia, masalah ketahanan pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya menduduki urutan kedua setelah kedelai dan menghasilkan protein serta lemak nabati yang cukup

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Percobaan bertujuan untuk melihat pengaruh takaran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

Tujuan Intruksional Khusus:

Tujuan Intruksional Khusus: 37 4.3.2. Pokok Bahasan 2: Persiapan Lahan Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan dan melaksanakan persiapan lahan untuk penanaman yang meliputi pengukuran

Lebih terperinci

METABOLISME TUMBUHAN (BIO 4304)

METABOLISME TUMBUHAN (BIO 4304) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METABOLISME TUMBUHAN (BIO 4304) PENGAMPU MATAKULIAH Suwirmen, MS Muhammad Idris, MSi JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2017 RPS Metabolesme Tumbuhan 2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak maupun bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan

Lebih terperinci

Frequently Ask Questions (FAQ) tentang kaitan lingkungan dan kelapa sawit

Frequently Ask Questions (FAQ) tentang kaitan lingkungan dan kelapa sawit Frequently Ask Questions (FAQ) tentang kaitan lingkungan dan kelapa sawit Tim KITA PPKS Dalam uraian ini akan ditampilkan Frequently Ask Questions (FAQ) atau pertanyaan yang sering disampaikan terkait

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang sudah lama dikenal oleh

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang sudah lama dikenal oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan yang sudah lama dikenal oleh petani Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Pada setiap daerah tanaman

Lebih terperinci

Modul satu Aspek Ekonomi dan Botani Tanaman Serealia Modul dua Lingkungan Tumbuh Tanaman Serealia

Modul satu Aspek Ekonomi dan Botani Tanaman Serealia Modul dua Lingkungan Tumbuh Tanaman Serealia ix P Tinjauan Mata Kuliah angan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melanjutkan kehidupannya di muka bumi. Sebagai salah satu kebutuhan primer manusia disamping sandang dan papan, kebutuhan akan pangan

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 KONTRAK PERKULIAHAN KEHADIRAN 16

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH NILAI TUKAR PETANI (NTP) JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2009

BPS PROVINSI JAWA TENGAH NILAI TUKAR PETANI (NTP) JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2009 BPS PROVINSI JAWA TENGAH No.08/02/33/Th.IV, 01 Februari 2010 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2009 Nilai Tukar Petani Jawa Tengah Bulan Desember 2009 berada pada posisi 100,03 Nilai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merrill) adalah salah satu tanaman sumber pangan penting di Indonesia. Beberapa makanan populer di Indonesia seperti tahu, tempe, tauco, dan kecap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat terhadap pertanian berubah menjadi

Lebih terperinci

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang sangat populer di Indonesia adalah kacang hijau (Vigna radiata.wilczek). Kacang hijau ialah tanaman penting ketiga di

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PENANAMAN Tujuan pembelajaran : Setelah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia karena merupakan salah satu jenis sayuran buah

Lebih terperinci

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP ) MATA KULIAH: BOTANI EKONOMI 437H413. Dr. Hj. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si.

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP ) MATA KULIAH: BOTANI EKONOMI 437H413. Dr. Hj. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si. 1 GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP ) MATA KULIAH: BOTANI EKONOMI 437H413 Dr. Hj. Sri Suhadiyah, M.Agr. Dr. Elis Tambaru, M.Si. JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA (Role The Number of Seeds/Pod to Yield Potential of F6 Phenotype Soybean

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa depan karena mengandung karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan

Lebih terperinci

PERKULIAHAN Ek E spe p r e ime m n e n Fi F sika a Da D s a ar a I

PERKULIAHAN Ek E spe p r e ime m n e n Fi F sika a Da D s a ar a I PERKULIAHAN Eksperimen Fisika Dasar I Kompetensi dasar yang diharapkan dicapai mahasiswa 1. Menjelaskan Cara bekerja di laboratorium. 2. Terampil menggunakan alat ukur dasar 3. Melakukan eksperimen berbasis

Lebih terperinci

ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB

ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN BAHAN KULIAH DASAR AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN IPB 1 LINGKUP BAHASAN DAN TUJUAN Lingkup bahasan Dipelajari konsep energi dalam pertanian, ekologi produksi, biomassa, keefisienan

Lebih terperinci

Perubahan Klorofil, Luas Daun Spesifik, dan Efisiensi Penggunaan Cahaya Ubi Kayu pada Sistem Tumpang Sari dengan Jagung

Perubahan Klorofil, Luas Daun Spesifik, dan Efisiensi Penggunaan Cahaya Ubi Kayu pada Sistem Tumpang Sari dengan Jagung Perubahan Klorofil, Luas Daun Spesifik, dan Efisiensi Penggunaan Cahaya Ubi Kayu pada Sistem Tumpang Sari dengan Jagung Change of Chlorophyll, Specific Leaf area, and Light Use Efficiency of Cassava in

Lebih terperinci

KUALITAS BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) PADA PERTANAMAN MONOKULTUR DAN TUMPANG SARI DENGAN JAGUNG (Zea mays L.

KUALITAS BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) PADA PERTANAMAN MONOKULTUR DAN TUMPANG SARI DENGAN JAGUNG (Zea mays L. KUALITAS BENIH KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) PADA PERTANAMAN MONOKULTUR DAN TUMPANG SARI DENGAN JAGUNG (Zea mays L.) QUALITY OF MUNGBEAN SEEDS (Vigna radiata (L.) R. Wilczek) ON MONOCULTURE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, mulai dataran tinggi sampai dataran rendah. Data dari BPS menunjukkan rata-rata pertumbuhan luas panen, produktivitas,

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

Analisis Iklim Mikro Tanaman Jagung (Zea Mays. L) pada Sistem Tanam Sisip

Analisis Iklim Mikro Tanaman Jagung (Zea Mays. L) pada Sistem Tanam Sisip Analisis Iklim Mikro Tanaman Jagung (Zea Mays. L) pada Sistem Tanam Sisip Abstrak Bunyamin Z, dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan Jagung merupakan

Lebih terperinci

PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM

PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM PERKECAMBAHAN BENIH SEBAGAI SUATU SISTEM Melati Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 melatinazar@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr) J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 22 Jurnal Agrotek Tropika 4(1): 22-28, 2016 Vol. 4, No. 1: 22 28, Januari 2016 PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber karbohidrat yang cukup tinggi. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanaman jagung

Lebih terperinci

-- Tanah dingin: pemahaman petani terhadap kesuburan tanah

-- Tanah dingin: pemahaman petani terhadap kesuburan tanah Pemberian pupuk inorganik saja memang tidak dapat menyelesaikan masalah kerusakan fisik akibat erosi. Tetapi jika dikelola dengan baik, usaha ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sehingga permukaan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR HORTIKULTURA

DASAR-DASAR HORTIKULTURA DASAR-DASAR HORTIKULTURA Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 2/10/2013 1 Satuan Kredit Semester kegiatan tatap muka terjadwal dengan dosen selama 50 menit, kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika 2.1.1. Botani Tanaman Padi Menurut Herawati (2012), tanaman padi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Ordo : Poales Family

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN (PNT- 212) 3 (2-1) sks

PUPUK DAN PEMUPUKAN (PNT- 212) 3 (2-1) sks RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PUPUK DAN PEMUPUKAN (PNT- 212) 3 (2-1) sks PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata

Lebih terperinci

HORTIKULTURA (Buah Buahan) 3 SKS (2-1) Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

HORTIKULTURA (Buah Buahan) 3 SKS (2-1) Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA HORTIKULTURA (Buah Buahan) 3 SKS (2-1) Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA SILABI HORTIKULTURA (BUAH-BUAHAN) MKB6306 3(2-1) Pendahuluan. Syarat ekologi dan penyebaran di Indonesia. Dinamika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tanaman yang banyak ditanam masyarakat yaitu tanaman jagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tanaman yang banyak ditanam masyarakat yaitu tanaman jagung. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Secara geografis lokasi penelitian 00 0 35 10.0 LU- 123 0 06 55.8 BT. Umumnya di Desa ini masyarakat melakukan aktifitas berkebun.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, baik di dunia maupun nasional.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, baik di dunia maupun nasional. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, baik di dunia maupun nasional. Berbagai jenis tanaman pangan diusahakan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

penyumbang devisa terbesar di sektor pertanian, oleh karenanya mempunyai peran

penyumbang devisa terbesar di sektor pertanian, oleh karenanya mempunyai peran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas ekspor penyumbang devisa terbesar di sektor pertanian, oleh karenanya mempunyai peran strategis terhadap perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, tanaman selada belum dikelola dengan baik sebagai sayuran komersial. Daerah yang banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayuran

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN. (MK. Budidaya Tanaman Pangan Utama/LUHT 4344)

PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN. (MK. Budidaya Tanaman Pangan Utama/LUHT 4344) PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN (MK. Budidaya Tanaman Pangan Utama/LUHT 4344) PENDAHULUAN Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 29/01/2016 Tanggal revisi -

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 29/01/2016 Tanggal revisi - RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 29/01/2016 Tanggal revisi - Kode dan Nama MK KA064311 Hama dan Penyakit Penting Tanaman SKS dan Semester

Lebih terperinci

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT PADA BEBERAPA DOSIS KOMPOS SAMPAH KOTA [GROWTH AND YIELD OF TOMATO GROWN ON DIFFERENT DOSAGES OF CITY WASTE]

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT PADA BEBERAPA DOSIS KOMPOS SAMPAH KOTA [GROWTH AND YIELD OF TOMATO GROWN ON DIFFERENT DOSAGES OF CITY WASTE] ISSN 1410-1939 PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT PADA BEBERAPA DOSIS KOMPOS SAMPAH KOTA [GROWTH AND YIELD OF TOMATO GROWN ON DIFFERENT DOSAGES OF CITY WASTE] Neliyati Program Studi Agronomi, Fakultas

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar KOTA BALIKPAPAN I. KEADAAN UMUM KOTA BALIKPAPAN 1.1. LETAK GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI Kota Balikpapan mempunyai luas wilayah daratan 503,3 km 2 dan luas pengelolaan laut mencapai 160,1 km 2. Kota Balikpapan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS (Brassica oleraceae L.) DALAM SISTEM TUMPANGSARI DENGAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS (Brassica oleraceae L.) DALAM SISTEM TUMPANGSARI DENGAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) Vegetalika Vol.2 No.3, 2013 : 32-44 PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS (Brassica oleraceae L.) DALAM SISTEM TUMPANGSARI DENGAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) THE GROWTH AND YIELD OF CABBAGE (Brassica oleraceae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan bahan pangan masyarakat Indonesia semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Keadaan tersebut mendorong pencarian dan pengembangan sumber

Lebih terperinci

AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON 1 PADA KERAPATAN TANAMAN BERBEDA

AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON 1 PADA KERAPATAN TANAMAN BERBEDA J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Ferdian et al.: Akumulasi Bahan Kering 41 Vol. 3, No. 1: 41-48, Januari 2015 AKUMULASI BAHAN KERING BEBERAPA VARIETAS TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) RATOON

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong komoditi sayuran buah dan sangat potensial untuk dikembangkan. Tomat memiliki banyak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Potensi Daerah Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah terletak pada bagian tengah Provinsi Lampung dengan luas areal seluas 4.789,82 km 2. Kabupaten Lampung Tengah

Lebih terperinci

KURIKULUM FAKULTAS PERTANIAN UNBAR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

KURIKULUM FAKULTAS PERTANIAN UNBAR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI KURIKULUM FAKULTAS PERTANIAN UNBAR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI Kode Kode SEM No Mata Kuliah sks MK SEM No Mata Kuliah sks MK I 1 Pendidikan Agama 2 MPK1101 V 1 Komputer Aplikasi 3 MKK1526 2 Pancasila 2

Lebih terperinci

TUJUAN PEMANGKASAN tajuk tanaman yang ideal cabang sakit, tunas air, dan cabang kering cabang-cabang produktif bentuk kerangka tanaman

TUJUAN PEMANGKASAN tajuk tanaman yang ideal cabang sakit, tunas air, dan cabang kering cabang-cabang produktif bentuk kerangka tanaman PEMANGKASAN TUJUAN PEMANGKASAN Membentuk tajuk tanaman yang ideal. Membuang cabang-cabang tidak produktif, cabang sakit, tunas air, dan cabang kering. Menumbuhkan cabang-cabang produktif dalam jumlah cukup

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama padi, jagung,tebu,gandum, dan lain-lain. Di jawa tengah dan jawa timur, sorgum

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman (cm ) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak tanam yang berbeda serta interaksi antara kedua perlakuan

Lebih terperinci

Kiswanto ¹, Didik Indradewa², dan Eka Tarwaca Susila Putra²

Kiswanto ¹, Didik Indradewa², dan Eka Tarwaca Susila Putra² PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays L.), KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.), DAN JAHE (Zingiber officinale var. officinale) PADA SISTEM AGROFORESTRI JATI DI ZONA LEDOK WONOSARI, GUNUNG KIDUL THE GROWTH

Lebih terperinci

No Hari Jam Mata Kuliah P.S. Kls smt Jml R 1 SENIN Fisiologi Ternak Pet E II 71 D May-18 Ransum Ruminansia Pet C IV 46 D1.

No Hari Jam Mata Kuliah P.S. Kls smt Jml R 1 SENIN Fisiologi Ternak Pet E II 71 D May-18 Ransum Ruminansia Pet C IV 46 D1. JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2017/2018 PROGRAM STUDI S-1 FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNDIP No Hari Jam Mata Kuliah P.S. Kls smt Jml R 1 SENIN 08.00-09.40 Fisiologi Ternak Pet E II 71 D3.01 28-May-18

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xi MODUL 1: RUANG LINGKUP DAN PERKEMBANGAN HORTIKULTURA 1.1 Ruang Lingkup Hortikultura... 1.3 Latihan... 1.17 Rangkuman... 1.18 Tes Formatif 1..... 1.18 Perkembangan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR 98.92 PERSEN A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) Pada Bulan Juli 2009, NTP Provinsi Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam

Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam Oleh: Nurlaili Abstract System of Rice Intensification

Lebih terperinci

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 1 LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

BAB I RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) BAB I RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) 1. Judul mata kuliah : DASAR TERRNAK UNGGAS 2. Nomor dan Kode : PTD. 250 3. Prasarat : - 4. Status Matakuliah : Wajib 5. Deskripsi singkat:

Lebih terperinci

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam Kuliah ke-2 R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam terdiri dari 3 kata: 1. Agro ( pertanian), 2. Eco ( lingkungan), dan 3. Logos (ilmu). artinya Agroekologi adalah

Lebih terperinci

Inggit Sasmita *, Supriyono, Sri Nyoto Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Inggit Sasmita *, Supriyono, Sri Nyoto Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH BERBAGAI VARIETAS JAGUNG SECARA TUMPANGSARI ADDITIVE SERIES PADA PERTANAMAN KACANG TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL (Effect of Corn Variety on Intercropping with Peanut in Additive Series

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Deskripsi Singkat

BAB I. PENDAHULUAN. Deskripsi Singkat BAB I. PENDAHULUAN Deskripsi Singkat Pokok Bahasan : Pengantar Pertanian Pola Green House Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan Tujuan : Agar Praja mampu menjelaskan pengertian pertanian pola Green

Lebih terperinci

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI BENGKULU

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI BENGKULU No. 19/03/17/IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI BENGKULU (ANGKA SEMENTARA 2014) Angka Sementara (ASEM) 2014 produksi padi Provinsi Bengkulu sebanyak 593.195 ton Gabah Kering Giling (GKG).

Lebih terperinci

Ilmu Pertanian Vol. 17 No.1, 2014 : Karakter Fisiologis dan Hasil Pucuk Teh pada Beberapa Umur Pangkas Produksi dan Tinggi Tempat

Ilmu Pertanian Vol. 17 No.1, 2014 : Karakter Fisiologis dan Hasil Pucuk Teh pada Beberapa Umur Pangkas Produksi dan Tinggi Tempat Ilmu Pertanian Vol. 17 No.1, 2014 : 25-36 Karakter Fisiologis dan Hasil Pucuk Teh pada Beberapa Umur Pangkas Produksi dan Physiological Characters and Yield of Tea Shoots at Some Age of Production Pruning

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap komoditas beras sebagai bahan pangan utama cenderung terus meningkat setiap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Botani dan Morfologi Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Botani dan Morfologi Tomat 4 TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Botani dan Morfologi Tomat Tanaman tomat diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: kingdom plantae, divisio spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas dicotyledoneae,

Lebih terperinci

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Vigor benih menunjukkan potensi benih untuk tumbuh dan berkembang dari kecambah normal pada berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jumlah penduduk yang besar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi sumber makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Peningkatan petumbuhan jumlah penduduk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Cara pengeringan berpengaruh terhadap mutu benih dan daya simpannya. Penelitian untuk menentukan

Lebih terperinci

Silabus. EKA 4031 Laboratorium Akuntansi Biaya. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus. EKA 4031 Laboratorium Akuntansi Biaya. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus EKA 4031 Laboratorium Akuntansi Biaya Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini merupakan penelitian jangka panjang yang telah berlangsung sejak tahun 1987. Pola tanam yang diterapkan adalah serealia (jagung dan

Lebih terperinci