BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang yakni penerangan dan daya yang secara mudah dapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang yakni penerangan dan daya yang secara mudah dapat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Saat ini, daya atau energi listrik merupakan kebutuhan utama bagi manusia dalam berbagai bidang yakni penerangan dan daya yang secara mudah dapat dilihat dalam kebutuhan perumahan, perkantoran, rumah sakit, industri ringan, dan industri berat. Oleh karena itu, kehandalan sumber pembangkit listrik sangat berperan penting untuk menjamin ketersediaan pasokan listrik berkualitas dengan efisiensi tinggi. Gangguan maupun kerusakan pada sumber pembangkit merupakan masalah besar yang dihadapi Negara Indonesia saat ini bahwa di seluruh daerah perkotaan dan pedesaan terjadi pemadaman berulang secara bergilir. Misalnya masyarakat yang berada Medan yakni di Tanjung Morawa dan sekitarnya yang hampir setiap hari mengalami pemadaman listrik hingga berjam-jam dan berulang-ulang sangat mengganggu kegiatan warga, bahkan anak-anak harus menggunakan lilin saat beajar seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Di daerah Kalimantan juga sering mengalami pemadaman berulang dalam sehari menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat seperti memasak nasi, mandi, belajar, dan menonton televisi. Waktu pemadaman satu jam lebih. Pemadaman terjadi akibat Pembangkit PLTU Asam-asam di Kalimantan Selatan 1

2 mengalami gangguan namun belum diketahui penyebab gangguan tersebut (sumber: Gambar 1.1 Seorang anak belajar menggunakan lilin akibat padamnya listrik (sumber: Buruknya sistem pemeliharaan pada sumber pembangkit menjadi penyumbang utama terhadap frekuensi kerusakan dan tingkat kerusakan yang timbul akibat kegagalan maupun kerusakan peralatan pembangkit. Kerusakan yang terjadi berdampak sangat luas dan mengakibatkan kerugian berskala besar mencakup para konsumen maupun penyedia sumber pembangkit itu sendiri, Krisis listrik seharusnya dapat dihindari jika seluruh pembangkit dapat beroperasi dan masing-masing unit pembangkit memiliki performa yang tinggi tentunya dengan didukung oleh sistem pemeliharaan berbasis pemeliharaan prediktif dengan didukung peralatan berteknologi tinggi. 2

3 Penggunaan teknologi tinggi sangat penting untuk melakukan analisa terhadap gangguan, kerusakan, dan prediksi kondisi mesin saat ini dan pada waktu mendatang. Menurut H. Zhu, V. Green D, Huynh, L. Ravenscoft (2000), pengujian pelepasan muatan listrik telah digunakan lebih dari setengah abad untuk menyediakan informasi yang sangat berguna dalam mendiagnosa dan memantau integritas dari isolasi belitan motor dan generator berkapasitas besar. Pada belitan stator misalnya, pelepasan muatan listrik dapat menganalisa kerusakan yang timbul pada celah diantara koil dan slot, pada isolasi dinding slot inti besi stator, dan juga pada ujung belitan. Metode pengujian pelepasan muatan listrik sebagai salah satu metode dengan teknologi tinggi untuk menganalisa terjadinya pelepasan muatan listrik yang diakibatkan oleh adanya gangguan atau kerusakan pada penghantar maupun isolasi seperti memburuknya persambungan pada penghantar, terjadinya loncatan bunga api, keretakan pada isolasi, dan memburuknya isolasi karena faktor usia. Metode pengujian tangen delta digunakan untuk menganalisa kualitas isolasi suatu penghantar maupun belitan generator dan trafo sehingga usia suatu mesin dapat diprediksi. Pengujian ini bermamfaat untuk menjadi referensi pada pengukuran berikutnya dan dapat digunakan untuk menganalisa usia mesin dimasa mendatang. Kerusakan pada mesin-mesin berkapasitas diatas 200 MW sudah sering terjadi khususnya di pembangkitan Jawa Bali dimana beberapa trafo pada gardu induk terbakar akibat mutu pemeliharaan yang kurang baik dan tidak didukung 3

4 dengan analisa kondisi mesin dengan peralatan uji berteknologi tinggi. Beberapa kebakaran trafo yang sangat berdampak luas karena gangguan terhadap transmisi dan berimbas pemadaman listrik secara luas diberikan berikut ini (sumber: tempo.co). Gardu Induk tegangan Ekstra Tinggi (GITET) yang berada di Cawang meledak pada tanggal 3 Oktober 2013 sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.2. Gardu ini kerap terbakar tanpa diketahui penyebab secara pasti. Dampak yang ditimbulkan menyebabkan pemadaman yang berimbas ke daerah Duren Tiga, Pulomas, Cipinang, Antasari, Taman Rasuna, dan Mampang. Total daya yang hilang 270 MW, sementara beban puncak Jakarta lebih kuang MW. Walaupun gardu induk ini sudah sering terbakar namun PLN tidak menyiapkan trafo cadangan (sumber: tempo.co). Gambar 1.2 Kebakaran trafo di gardu induk Cawang (sumber: tempo.co) 4

5 Kerugian yang dialami akibat kejadian ini sangat besar yakni trafo yang terbakar tidak bisa digunakan dan dampak pemadaman terhadap industri disekitar Jakarta, dan juga para pelanggan PLN lainnya. Satu unit trafo PLTU Suralaya terbakar pada tanggal 1 Desember 2013 mengakibatkan pemadaman listrik di daerah DKI akibat kebakaran ini maka 3 unit trafo lainnya dimatikan, baru 6 jam kemudian ketiga trafo tersebut dioperasikan setelah dilakukan pemadaman di daerah Banten dan Depok untuk menghindari beban lebih. PLN tentunya mengalami kerugian materi yakni trafo, hilangnya pendapatan besar dalam waktu lama, sementara kerugian juga dialami para pengusaha dan juga pelanggan listrik lainnya (sumner: tempo.co). Pada awal tahun 2009 generator berkapasitas 40 MVA PLTA Sipan Sipahoras meledak akibat terjadinya pelepasan muatan listrik pada persambungan ujung koil. Tidak tersedianya alat pemantau ketika keadaan beroperasi untuk pelepasan muatan listrik menimbulkan tidak terpantaunya gejala kerusakan hingga terjadi terlalu panas dan generator meledak dan terbakar sehingga seluruh koil pada belitan stator rusak parah seperti diunjukkan pada gambar gambar 1.3. Biaya perbaikan menelan biaya diatas 12 miliar diluar biaya kehilangan pendapatan dari penjualan energi listrik oleh PLN. Dampak lain yang ditimbulkan adalah kerugian yang dialami industri, para pengusaha kecil dan menengah, serta masyarakat pelanggan PLN (pengalaman penulis di PLN Sektor Pandan, Sumatra Utara). 5

6 Gambar 1.3 Kerusakan parah pada generator 40 MVA akibat PD pada persambungan koil (sumber : PT. Himalaya Everest Jaya, 2009). Gambar 1.4 Perbaikan generator 40 MVA PLTA Sipan Sipahoras (sumber : PT. Himalaya Everest Jaya, 2009) 6

7 Pada bulan November tahun 2015, PT. Himalaya Everest Jaya sebagai pemenang tender pekerjaan perbaikan generator buatan Meidensha berkapasitas 27,5 MVA di PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan. Perbaikan koil medan utama menelan biaya sangat besar berupa kerugian materi, kehilangan produksi, dan biaya perbaikan. Tidak tersedianya peralatan pemantau saat kondisi beroperasi untuk mendeteksi pelepasan muatan listrik dan tidak dilakukannya pengujian tangen delta maupun pelepasan muatan listrik sehingga tidak bisa mendeteksi dan memprediksi kegagalan di kemudian hari. Gambar 1.5 Kerusakan pada satu koil dari belitan stator. (sumber : PT. Himalaya Everest Jaya, 2015) 7

8 Jakarta mengalami pemadaman listrik pada tanggal 8 Februari 2014 akibat gangguan pengantar Cawang dan Depok. Akibatnya terjadi kehilangan daya pada beberapa gardu induk sepanjang pengantar tersebut yang menyebabkan pemadaman di sekitar Jakarta pusat, Jakarta Timur, dan Keramat Jati (sumber: tempo.co). Berdasarkan laporan statistik PLN 2014 (sumber: menunjukkan bahwa pada akhir 2014, total kapasitas terpasang PLN mencakup Holding dan Anak Perusahaan mencapai ,53 MW dan unit, dengan ,19 MW (79,12%) berada di Jawa. Terjadi peningkatan kapasitas terpasang sebesar % dibandingkan akhir tahun Persentase kapasitas terpasang untuk masing-masing jenis pembangkit adalah: PLTU ,67 MW (52,10%), PLTGU 8.886,11 MW (22,64%), PLTD 2.798,55 (7,13%), PLTA 3.526,89 MW (8,98%), PLTG 3.012,10 MW (7,67%), PLTP 573 MW (1,46%), PLT Surya dan PLT Bayu 9,20 MW (0,02%). Total kapasitas daya terpasang nasional termasuk sewa dan IPP adalah ,58 MW seperti ditunjukkan Gambar 1.6. Total energi listrik yang terjual pada tahun 2014 sebesar ,78 GWh, terjadi peningkatansebesar 5,90% dibandingkan tahun Persentase dari urutan terbesar adalah rumah tangga ,46 GWh (42,34%), industri ,68 GWh (33,19%), bisnis ,42 GWh (18,27%), dan lainya (sosial, gedung pemerintah dan penerangan jalan umum) ,21 GWh (6,21%). Jumlah pelanggan yang tercatat hingga akhir tahun 2014 menunjukkan peningkatan 8

9 sebesar 6.48 % dibandingkan akhir tahun tahun 2013 dengan total pelanggan pelanggan. Gambar 1.6 Grafik perkembangan kapasitas terpasang (sumber: statistik PLN 2014, Selain PLN, banyak perusahaan swasta yang memiliki pembangkit berkapasitas besar seperti ditunjukkan pada Tabel

10 Tabel 1.1 Daftar Pembangkit Swasta (sumber: esdm.go.id) NO NAMA PERUSAHAAN/ NAMA PEMBANGKIT KAPASITAS PEMBANGKIT 1 PT. PEC (Paiton Energy Company)/ PLTU 2 x 615 MW Paiton I 2 PT.Jawa Power / PLTU Paiton II 2 x 65 MW 3 PT. Energi Sengkang/ PLTGU Sengkang 1 x x 60 MW 4 PT. Tenaga Listrik Sibolga/ PLTU Sibolga 2 x 100 MW 5 PT. Tenaga Listrik Amurang/ PLTU Amurang 2 x 55 MW 6 PT. (DSPL) Dayabumi Salak Pratama. Ltd/ PLTP Gunung Salak 3 x 55 MW Unit 7 Special Purpose Company (SPC)/PLTU Tanjung 2 x 660 1,2,3 MW Jati B 8 PT. Asrigita Prasarana/ PLTGU Palembang 1 x 150 MW Timur 9 PT. Makassar Power/ PLTD Pare-Pare 6 x 5 MW 10 Amoseas Indonesia/ PLTP Darajat 1 x 50 MW 11 Himpurna Calipornia Energy/ PLTP Dieng 3 x 60 MW 12 PT. Cikarang Listrindo/. PLTGU Cikarang 1 x 150 MW 13 PT. Pertamina (Persero)/ PLTP Wayang Windu 1 x 15 MW 14 Perum Jasa Tirta II/ PLTA Ir. H. Juanda 150 MW 15 PT. Daya Listrik Pratama/ PLTU Cilegon 1 x 450 MW 16 Patuha Power Limited/ PLTP Patuha 3 x 60 MW 17 PT. Bajradaya Sentranusa / PLTA Asahan 2 x 90 MW 18 PT. Sumber Segara Primadaya (S2P) 2 x 300 MW PLTU Cilacap 19 Unocal North Sumatera/ PLTP Sarulla 1 x 100 MW 3 x 65 MW 20 PT. Power Jawa Barat/ PLTU Serang 1 x 450 MW 2x300 MW 21 PT. Cahaya Fajar Kaltim/ PLTU Embalut 2 x 25 MW 45 MW&(2 x 22,5 MW) 22 PT. Latoka Trimas Bina Energy 2 x 30 MW PLTP Kamojang 23 PT. East Java Power Corporation 1 x 500 MW 24 PT. HI. Power Tubanan/ PLTU Tanjung Jati C 2 x 660 MW 10

11 Tabel 1.1 lanjutan 25 PT. Tanjung Jati Power Company PLTU Tanjung Jati A 26 PT. Intidaya Prima Kencana PLTGU Anyer 27 Karaha Bodas Company PLTP Karaha Bodas 28 Bali Energy Ltd. PLTP Bedugul 29 PT. Bosowa Energi PLTU Jeneponto 30 PT. MEPPO GEN PLTG Gunung Megang 2 x 660 MW 1 x 380 MW 2 x 15 MW 1 x 5 MW 3 x 55 MW 2 x 100 MW 2 x 40 MW Beberapa faktor yang mendukung peluang bisnis sangat layak dibidang pengkajian mesin-mesin pembangkit berkapasitas di atas 10 MW ini antara lain: pembangkit yang dimiliki oleh PLN berjumlah unit rata-rata berkapasitas besar (sumber: jumlah pembangkit yang cukup banyak dimiliki perusahaan swasta sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1.1 diatas (sumber: esdm.go.id), program listrik MW dari Negara China menggunakan banyak mesin-mesin berkualitas rendah (sumber: komitmen pemerintah dibawah Presiden Jokowi untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar dalam jangka waktu 5 tahun 2014 sampai 2015 (sumber mesin-mesin yang sudah berumur tua seperti di Pertamina RU II Dumai sudah berumur 32 tahun (sumber: hasil wawancara dengan departemen teknik listrik Pertamina RU II Dumai), identifikasi potensi pasar sangat baik karena bidang jasa pengkajian mesin-mesin ini ini sangat diperlukan di pembangkitan dan industri (sumber: hasil wawancara dengan 11

12 Manager PT. PLN (Persero) Sektor Medan dan Electrical Engineering PT. Pertamina (Persero) RU II Dumai). Didasarkan kondisi dan permasalahan kelistrikan yang dihadapi seperti dijelaskan diatas dan didukung pengalaman panjang penulis dalam bidang ini, terdapat peluang besar dalam bisnis pelayanan jasa teknik berbasis teknologi tinggi untuk pengkajian mesin-mesin listrik, khususnya mesin-mesin berkapasitas di atas 10 MW pada power plant dimana kerugian yang ditimbulkan sangat besar dan memiliki dampak luas. 1.2 Lingkungan Internal Perusahaan Status kepemilikan perusahaan adalah milik perseorangan dengan modal usaha bersumber dari modal pribadi ditambah fasilitas pinjaman dari bank. Perusahaan akan didirikan dengan berbadan hukum dan direncanakan akan diberi nama PT. Tama Spektra Energy. Lokasi perusahaan berada di Jakarta yang memiliki tempat strategis dimana jumlah pembangkit yang berada di Indonesia sebesar 78,26 % berada di pulau Jawa. Untuk rencana jangka panjang, perusahaan akan membuka cabang di beberapa pusat kota provinsi di wilayan yang memiliki jumlah dan kapasitas pembangkit besar seperti di Surabaya, Medan, Pekanbaru, dan kota lain yang dianggap strategis. 12

13 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dibuat berdasarkan latar belakang diatas sebagaimana dijabarkan dalam lingkungan eksternal dan internal, dimana ketersediaan jasa teknik pengkajian mesin-mesin listrik dengan teknologi tinggi sangat diperlukan untuk mesin-mesin usia tua, pembangkit yang kualitasnya kurang baik, dan untuk pemeliharaan prediktif untuk mesin-mesin pada pembangkit yang akan dibangun dalam program pemerintah dalam pembangunan daya listrik MW. Demikian halnya bahwa kebutuhan ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan manager sektor PT. PLN (persero) Sektor Medan dan Electical Engineering PT. Pertamina (persero) RU II Dumai bahwa pengkajian mesinmesin listrik berbasis teknologi tinggi belum tersedia saat ini dengan baik padahal sangat dibutuhkan untuk menjaga kehandalan mesin-mesin tersebut dan mencegah kerugian besar akibat kerusakan total. Pemeliharaan prediktif berbasis teknologi tinggi dengan metode mesin tidak beroperasi dan mesin beroperasi dalam mengkaji kondisi mesin saat ini dan saat mendatang adalah sangat penting dan akan sangat diperlukan. Untuk merealisasikannya diperlukan suatu rencana bisnis yang baik dan untuk itu dibutuhkan pendirian suatu badan usaha. 1.4 Tujuan Penelitian. Dalam rencana bisnis ini, penulis lebih memfokuskan terhadap beberapa hal yang menjadi prioritas dalam mencapai kesuksesan dengan sasaran 13

14 kelangsungan bisnis melalui kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini fokus terhadap beberapa hal berikut ini, 1. Penyediaan pelayanan jasa teknik pengkajian mesin-mesin listrik berkapasitas di atas 10 MW. 2. Hasil analisis digunakan untuk menganalisa kondisi mesin saat ini dan memprediksi usia mesin pada masa yang akan datang. 3. Deteksi dini dapat dilakukan sehingga menghindari terjadinya kerusakan parah, dengan demikian memudahkan penjadwalan untuk melakukan perbaikan, penggantian mesin, penggantian onderdil, hal ini akan menghemat biaya 10 kali atau lebih jika terjadi kerusakan besar dimana biaya kerusakan, biaya lembur, kerugian akibat hilangnya pendapatan, dan juga kerugian para pemilik industri, pemilik bisnis, dan masyarakat pengguna lainnya. 4. Ketersediaan pelayanan jasa teknik pengkajian mesin-mesin listrik berkapasitas di atas 10 MW di Indonesia dengan harga yang kompetitif. 5. Meningkatkan kehandalan mesin-mesin listrik. 6. Membuka peluang kerja bagi masyarakat Indonesia dengan memberdayakan tenaga trampil yang berasal dari dalam negeri dengan didukung para teknisi yang telah berpenglaman dalam bidang jasa mesinmesin listrik. 7. Memberikan rangsangan bagi kaum muda Indonesia untuk menjadi wirausahawan dalam berbagai bidang khususnya bidang pembangkitan tenaga listrik karena energi listrik ini sudah merupakan kebutuhan utama. 14

15 1.5 Mamfaat Penelitian Rencana bisnis ini dibuat dengan penuh harapan dapat memberikan mamfaat secara maksimal sebagaimana dijelaskan berikut ini, 1. Menciptakan kepercayaan bagi para pemilik modal untuk menginvestasikan dana untuk merealisasikan bisnis ini. 2. Memicu para kaum muda untuk menjadi enterpreuner dalam bidang jasa pengkajian mesin-mesin apakah itu mencakup mesin-mesin listrik seperti trafo, motor, dan generator atau mesin-mesin mekanik seperti turbin, kompresor, pompa, dan lain-lain. 3. Rencana bisnis ini dapat menjadi referensi bagi para akademisi maupun mahasiswa khususnya dalam pembuatan rencana bisnis. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tesis ini, sistematika penulisan disusun sedemikian sehingga terdiri dari enam bab sebagaimana dijelaskan berikut ini, Bab satu merupakan pendahuluan yang membahas tentang lingkungan eksternal prusahaan, lingkungan internal perusahaan, rumusan masalah, mamfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam bab ini menjelaskan ide bisnis tersebut muncul karena adanya identifikasi peluang dan juga kebutuhan pada pembangkit daya listrik maupun industri. 15

16 Bab dua adalah landasan teori, menjelaskan teori yang terdiri dari dua bagian utama yakni teori pendukung dari sisi teknik dan ekonomi. Sisi pertama menjelaskan metode pengujian mesin-mesin listrik berbasis teknologi tinggi menggunakan metode tidak beroperasi dan mesin beroperasi. Sisi kedua menjelaskan bagian ekonomi yang berhubungan dengan analisis medan bisnis yakni yang berhubungan dengan produk, aspek pasar, strategi pemasaran, kondisi persaingan, keuangan, dan organisasi. Bab tiga berisikan metode penelitian yang terdiri dari tingkat analisis, cara penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisa data. Penjelasan lengkap meliputi proses pengumpulan data hingga analisis data yang lebih banyak didasarkan pada pengalaman penulis didalam bidang pengujian mesin-mesin berkapasitas besar tersebut di PT. Himalaya Everest Jaya yang kemudian menjadi acuan dalam perencanaan bisnis ini. Bab empat adalah strategi dan rencana meliputi visi, misi, tujuan, segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran, aktivitas kunci, arus penerimaan, dan struktur biaya. Bab lima merupakan rencana aksi yang akan memberikan cara pengelolaan strategis yang terdiri dari kegiatan, penanggung jawab, ukuran kinerja, dan waktu. 16

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penerapan ISAK 8 Dalam menentukan apakah suatu perjanjian jual beli tenaga listrik antara PLN dengan IPP dapat dikategorikan sebagai perjanjian

Lebih terperinci

MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI

MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI 1. Kondisi Kelistrikan Saat Ini Sistem Jawa-Bali merupakan sistem interkoneksi dengan jaringan tegangan ekstra tinggi 500 kv yang membentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi gangguan di salah satu subsistem, maka daya bisa dipasok dari 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Permintaan energi listrik di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup pesat dan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dalam rangka

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020

SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020 SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020 Moh. Sidik Boedoyo ABSTRACT Jamali or Jawa, Madura and Bali is a populated region, in which about 60% of Indonesia population lives in the region,

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Studi POWER PLANT MW di Indonesia, & Pelaku Utamanya. Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Studi POWER PLANT MW di Indonesia, & Pelaku Utamanya. Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndonesia dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo menyadari akan ketertinggalan di sektor ketenaga listrikan. Hal inilah

Lebih terperinci

Data yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan,

Data yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan, Kata Pengantar Buku Statistik PLN 2015 diterbitkan dengan maksud memberikan informasi kepada publik mengenai pencapaian kinerja perusahaan selama tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya. Data yang disajikan

Lebih terperinci

ISSN : NO

ISSN : NO ISSN : 0852-8179 NO. 02701-150430 02701-150430 Statistik PLN 2014 Kata Pengantar Buku Statistik PLN 2014 diterbitkan dengan maksud memberikan informasi kepada publik mengenai pencapaian kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasokan energi listrik yang cukup merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara, sehingga penyedia energi

Lebih terperinci

SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Tenaga Listrik : Sekumpulan Pusat Listrik dan Gardu Induk (Pusat Beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga merupakan sebuah

Lebih terperinci

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks Sistem Tenaga Listrik 4 sks TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU

Lebih terperinci

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia Abstrak Dalam menjamin tersedianya pasokan listrik bagi masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya mendukung

Lebih terperinci

REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT

REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT REGULASI PANAS BUMI DAN KEBIJAKAN INVESTASI DI JAWA BARAT LATAR BELAKANG Jumlah penduduk di Jawa Barat 44,28 juta jiwa (2012) dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1,7% per tahun dan diprediksi akan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Listrik Negara Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam tesis ini menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dimana akan dibahas mengenai potensi sumber daya panas bumi di Indonesia, kegiatan pengembangan panas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain mempunyai

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak bulan Juni 2010 pemerintah Indonesia telah mencanangkan program Indonesia bebas dari pemadaman bergilir. Sehingga kehadiran industri tenaga listrik

Lebih terperinci

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat 37 Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat M. Iqbal Arsyad Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura iqbalarsyad@yahoo.co.id Abstract Electrical sector plays important

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin maju dan persaingan dunia kerja yang semakin ketat menuntut para lulusan perguruan tinggi untuk menguasai bidangnya. Penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dilakukan

Lebih terperinci

WAHYU HENDRO UTOMO D

WAHYU HENDRO UTOMO D ANALISA PERHITUNGAN RUGI RUGI DAYA DAN PROFIL TEGANGAN DI APJ SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sebuah negara besar yang sedang berkembang, konsumsi energi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, termasuk konsumsi energi listrik. Berdasarkan

Lebih terperinci

PLN Dari 1973 Sampai 2005

PLN Dari 1973 Sampai 2005 PLN Dari 1973 Sampai 25 Sudaryatno Sudirham Tulisan ini dibuat pada waktu penulis masih aktif sebagai Tenaga Ahli Teknik Dewan Komisaris PT PLN (Persero) 1. Pendahuluan Berikut ini disajikan rangkuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Negara Republik Indonesia dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila, yang dalam hal ini dapat diartikan bahwa hasil-hasil material

Lebih terperinci

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH Abstrak Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, PLN telah melakukan banyak upaya untuk mencapai target yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, teknologi pun juga ikut berkembang. Perkembangan teknologi ini mengakibatkan hampir semua peralatan bekerja dengan bersumber dari listrik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA)

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA) BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA) 2.1. Gambaran Umum AUTO 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer, dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN 28-217 Analisa keterjaminan aliran daya dan biaya produksi listrik di PLN Sub Region Bali tahun 28-217 dilakukan dari

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 69 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya, maka dapat dilakukan analisa terhadap hasil perhitungan yang telah dilakukan sebagai berikut : 5.1 Analisa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA

PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA PengembanganSistem Kelistrikan Dalam Menunjang Pembangunan Nasional Jangka Panjang Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA MOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa energi listrik memiliki peran yang strategis dalam mendukung kehidupan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TRIWULAN III TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TRIWULAN III TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TRIWULAN III TAHUN 2015 A. POSISI EKSPOSUR KEWAJIBAN PENJAMINAN PEMERINTAH (PER 30 SEPTEMBER 2015) 1. Program Penjaminan berdasarkan Jenis Penjaminan: Pihak

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Selatan Sektor Pembangkitan Sumatera bagian Selatan merupakan bagian dari unit kerja yang mengemban tugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI PASCA UU NOMOR 27 TAHUN 2003 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI PASCA UU NOMOR 27 TAHUN 2003 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI PASCA UU NOMOR 27 TAHUN 2003 Dr. Ir. Simon Felix Sembiring DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH. No. 10, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN Menurut badan statistik PLN, kapastitas terpasang tenaga listrik oleh PLN pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013 dengan total terpasang sebesar 198,601

Lebih terperinci

BAB IV STUDI ALIRAN DAYA

BAB IV STUDI ALIRAN DAYA BAB IV STUDI ALIRAN DAYA 4.1. STUDI ALIRAN DAYA DENGAN PROGRAM E.T.A.P. Perubahan listrik menggunakan program yang dibuat dengan teliti untuk melakukan studi aliran daya dan stabiliti. Suatu program yang

Lebih terperinci

Perkembangan Pengelolaan Kewajiban Kontinjensi Triwulan II Tahun 2015

Perkembangan Pengelolaan Kewajiban Kontinjensi Triwulan II Tahun 2015 Perkembangan Pengelolaan Kewajiban Kontinjensi Triwulan II Tahun 2015 A. Jumlah Eksposur Kewajiban Kontijensi Penjaminan Pemerintah Jumlah eksposur yang timbul dari program penjaminan yang telah diterbitkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara (PLN) masih merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus

I. PENDAHULUAN. Negara (PLN) masih merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang bergerak di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Lebih terperinci

Generation Of Electricity

Generation Of Electricity Generation Of Electricity Kelompok 10 : Arif Budiman (0906 602 433) Junedi Ramdoner (0806 365 980) Muh. Luqman Adha (0806 366 144) Saut Parulian (0806 366 352) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROPER Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup

PELAKSANAAN PROPER Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup PELAKSANAAN PROPER 2012-2013 Sekretariat PROPER Kementerian Lingkungan Hidup MEKANISME DAN KRITERIA PROPER X KEUNGGULAN LINGKUNGAN S U B N I L A I Sistem Manajemen Lingkungan Efisiensi Energi Penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasokan energi listrik yang cukup merupakan salah satu komponen penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di dalam suatu negara. Penyedia energi listrik dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Komponen tersebut mempunyai fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk atau pusat beban yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi sehingga merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada zaman yang modern ini sudah banyak alat pendukung kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya terutama energi, baik yang berasal dari hasil tambang, air dan udara. Berdasarkan jenisnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan menyatakan pada pasal 4 ayat 2 bahwa badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat dapat berpatisipasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam penggunaan daya listrik, mutlak dibutuhkan sistem distribusi. Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berguna untuk menyalurkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI REGULASI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI ANGIN Disampaikan oleh Abdi Dharma Saragih Kasubdit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber energi yang beraneka ragam. Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber energi yang beraneka ragam. Sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber energi yang beraneka ragam. Sumber energi itu antara lain ; minyak bumi, tenaga air, gas alam, batu bara, panas bumi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali

Gambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI 3.1 Gambaran Umum Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali (STLJB) untuk sisi tegangan ekstra tinggi dan tegangan tinggi dikelola oleh PT PLN (Persero) Penyaluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern saat ini, energi lisrik merupakan salah satu elemen yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat dalam beraktifitas, baik digunakan untuk keperluan rumah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI

KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI DISAMPAIKAN DALAM ACARA SEMINAR NASIONAL tentang Sumber Daya Panas Bumi di Indonesia BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI BALI Denpasar,

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN

INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Palima Pakupatan, Curug Serang; Telp / Fax : 0254

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan-perusahaan yang ada sekarang ini telah bersiap menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ini berarti persaingan tidak hanya terjadi

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN BAB II PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR 2.1 Sejarah dan perkembangan 2.1.1 Sejarah PLN Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda

Lebih terperinci

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO) DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO) 1. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA OLEH : MUHAMMAD KHAIRIL ANWAR 2206100189 Dosen Pembimbing I Dosen

Lebih terperinci

KABUPATEN NUNUKAN. KOTA TARAKAN Plg. KABUPATEN BULUNGAN kVA KABUPATEN MALINAU

KABUPATEN NUNUKAN. KOTA TARAKAN Plg. KABUPATEN BULUNGAN kVA KABUPATEN MALINAU LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK MUSRENBANG KOTA BALIKPAPAN WILAYAH KERJA PLN KALTIMRA PROVINSI Kota Tarakan di layani oleh Anak Perusahaan PLN Tarakan KALIMANTAN UTARA KABUPATEN TANA TIDUNG KOTA

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem distribusi merupakan salah satu sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan pemakai energi listrik, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai

Lebih terperinci

Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di Indonesia

Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di Indonesia Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di Indonesia La Ode Muh. Abdul Wahid ABSTRAK Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga listrik akan diinstalasi berbagai jenis pembangkit listrik sesuai dengan

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANASBUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANASBUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANASBUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK Oleh: Sukusen Soemarinda Direktur Hulu PT PERTAMINA (PERSERO) DISAMPAIKAN PADA SEMINAR PANASBUMI: SEBAGAI ENERGI ANDALAN MASA KINI

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, 2010, 2014, dan Jumlah Penduduk (ribu)

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, 2010, 2014, dan Jumlah Penduduk (ribu) Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, 2010, 2014, dan 2015 Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (ribu) Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%) 2010 2014

Lebih terperinci

Mahasiswa, 28 Mei Juni Perlindungan hukum..., Dea Melina Nugraheni, FHUI, 2009 Universitas Indonesia. 3 Ibid., hal. 4.

Mahasiswa, 28 Mei Juni Perlindungan hukum..., Dea Melina Nugraheni, FHUI, 2009 Universitas Indonesia. 3 Ibid., hal. 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan tenaga listrik tidak dapat dipungkiri semakin terasa penting dari hari ke hari. Peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat serta upaya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR PROYEK-PROYEK PERCEPATAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK YANG MENGGUNAKAN ENERGI TERBARUKAN, BATUBARA DAN GAS

Lebih terperinci

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK

PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK PERCEPATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI DALAM MENGATASI KRISIS ENERGI LISTRIK Oleh: Sukusen Soemarinda Direktur Hulu PT PERTAMINA (PERSERO) DISAMPAIKAN PADA SEMINAR PANASBUMI: SEBAGAI ENERGI ANDALAN MASA KINI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA. Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FIT (FEED IN TARIFF) ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DI INDONESIA Nanda Avianto Wicaksono dan Arfie Ikhsan Firmansyah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi

Lebih terperinci

PT LEYAND INTERNATIONAL Tbk PUBLIC EXPOSE. KAMIS, 25 Juni 2015 Hall B, Panin Building Lt. 4 Jakarta

PT LEYAND INTERNATIONAL Tbk PUBLIC EXPOSE. KAMIS, 25 Juni 2015 Hall B, Panin Building Lt. 4 Jakarta PT LEYAND INTERNATIONAL Tbk PUBLIC EXPOSE KAMIS, 25 Juni 2015 Hall B, Panin Building Lt. 4 Jakarta 1 2 PROFIL PERUSAHAAN PT. LEYAND INTERNATIONAL Tbk (selanjutnya disebut PERSEROAN) merupakan perusahaan

Lebih terperinci

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI SKRIPSI PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI (STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG ) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBANSEBAGAI PENYEBAB MUNCULNYA ARUS NETRALDI SISI SEKUNDER TRANSFORMATOR 150/20KV GARDU INDUK JAJAR MENGGUNAKAN MATLAB

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBANSEBAGAI PENYEBAB MUNCULNYA ARUS NETRALDI SISI SEKUNDER TRANSFORMATOR 150/20KV GARDU INDUK JAJAR MENGGUNAKAN MATLAB ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBANSEBAGAI PENYEBAB MUNCULNYA ARUS NETRALDI SISI SEKUNDER TRANSFORMATOR 150/20KV GARDU INDUK JAJAR MENGGUNAKAN MATLAB TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : Konfigurasi Jaringan Sistem Jawa-Bali 500 kv

LAMPIRAN 1 : Konfigurasi Jaringan Sistem Jawa-Bali 500 kv LAMPIRAN 1 : Konfigurasi Jaringan Sistem Jawa-Bali 500 kv Sumber : PLN P3B Gandul 42 LAMPIRAN 2 : Topologi Jaringan 500 kv Sistem Jawa-Bali Sumber : PLN P3B Gandul 43 LAMPIRAN 3 : Data Kode Konduktor No

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar belakang masalah yang mendasari proses penelitian tentang pelaksanaan penilaian kinerja pegawai pada PT Perusahaan Listrik

Lebih terperinci

COURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION. Tangerang, September 2008 DSS HO

COURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION. Tangerang, September 2008 DSS HO COURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION Tangerang, 25 26 September 2008 DSS HO COURSE CR 302 POWER AND STEAM GENERATION 1 Introduction EG 2 Steam Power Plant EG 3 4 Gas Power Plant Diesel Power Plant HA

Lebih terperinci

listrik di beberapa lokasi/wilayah.

listrik di beberapa lokasi/wilayah. PEMBANGUNAN PEMBANGKIT PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 3 x 7 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW TAHAP KEDUA PT. PLN DI KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT Agus Nur Setiawan 2206 100 001 Pembimbing : Ir. Syariffuddin

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2010 KEMENTERIAN ESDM. Proyek Percepatan Pembangunan. Energi Terbarukan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2010 KEMENTERIAN ESDM. Proyek Percepatan Pembangunan. Energi Terbarukan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2010 KEMENTERIAN ESDM. Proyek Percepatan Pembangunan. Energi Terbarukan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG DAFTAR PROYEK-PROYEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA 3.1 Deskripsi Tempat PLA Penulis ditugaskan oleh PT Lapi Ganeshatama Consulting melalui Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PANAS BUMI UNTUK KELISTRIKAN NASIONAL

KEBIJAKAN PEMANFAATAN PANAS BUMI UNTUK KELISTRIKAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMANFAATAN PANAS BUMI UNTUK KELISTRIKAN NASIONAL Oleh : Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Disampaikan pada: Seminar Nasional Promosi Sumberdaya Panas Bumi Denpasar,, 3-43 4 April

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS

PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW DI MELAK KALIMANTAN TIMUR SEBAGAI PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS KELISTRIKAN DI INDONESIA TIMUR Oleh : Bayu Hermawan (2206 100 717) Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI ANALISIS PROGRAM PERCEPATAN MW TAHAP I PADA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI ANALISIS PROGRAM PERCEPATAN MW TAHAP I PADA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STUDI ANALISIS PROGRAM PERCEPATAN 10.000 MW TAHAP I PADA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK JAWA BALI TESIS MOHAMAD TRESNA WIKARSA 08 06 42 45 54 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik merupakan bentuk energi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS Dalam merencanakan membangun pembangkit untuk mendapatkan tingkat keandalan yang diinginkan, maka kita perlu tahu berapa besar kapasitas yang perlu dipasang dan kapan pemasangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Energi adalah bagian yang sangat penting pada aspek sosial dan perkembangan ekonomi pada setiap bangsa dan negara. Indonesia sebagai negara yang berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan sumber energy yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industry, kegiatan komersial, maupun dalam kehidupan sehari hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kelistrikan di provinsi Kalimantan Timur terdiri atas sistem interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu sistem tenaga listrik

Lebih terperinci

Perkembangan Pengelolaan Kewajiban Kontinjensi Triwulan I Tahun 2015

Perkembangan Pengelolaan Kewajiban Kontinjensi Triwulan I Tahun 2015 Perkembangan Pengelolaan Kewajiban Kontinjensi Triwulan I Tahun 2015 A. Jumlah Eksposur Kewajiban Kontijensi Penjaminan Pemerintah Jumlah eksposur yang timbul dari program penjaminan yang telah diterbitkan

Lebih terperinci

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010

Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010 Yulianta Siregar Departemen electrical engineering University of North Sumatera Bali 28 Mei 2010 Energy planning is essentially an estimate of energy demand and supply in the future. Estimates of energy

Lebih terperinci

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) 2015-2024 DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT 35.000 MW Arief Sugiyanto Divisi Perencanaan Sistem, PT PLN (Persero) arief.sugiyanto@pln.co.id S A R I Pembangunan

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN LUAR JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020

SISTEM KELISTRIKAN LUAR JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020 SISTEM KELISTRIKAN LUAR JAMALI TAHUN 23 S.D. TAHUN 22 Agus Nurrohim dan Erwin Siregar ABSTRACT In national electricity plan, there are Jawa-Madura-Bali (Jamali) and Non Jamali systems. Those two systems

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 39 BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi saat ini, ketergantungan masyarakat akan energi listrik sangatlah tinggi, sehingga dituntut ketersediaan dan keandalan yang tinggi dari pemegang kuasa

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA Madestya Yusuf 2204 100 023 Pembimbing : Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng NIP. 194612111974121001

Lebih terperinci

Kecukupan Skema Load Shedding IBT 500/150 kv 500 MVA Pada Sistem Kelistrikan 150 kv Jawa Barat

Kecukupan Skema Load Shedding IBT 500/150 kv 500 MVA Pada Sistem Kelistrikan 150 kv Jawa Barat Kecukupan Skema Load Shedding IBT 500/150 kv 500 MVA Pada Sistem Kelistrikan 150 kv Jawa Barat Efan Junarsa Bidang Operasi Sistem Area Pengatur Beban Jawa Barat Bandung, Indonesia efan.junarsa@hotmail.com

Lebih terperinci