*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
|
|
- Fanny Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG INTESIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Yuli Nurpratama Zein*, Finny Warouw*, Oksfriani J. Sumampow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan serta tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat. Lingkungan rumah sakit pasti dan selalu berkontak dengan manusia, seperti petugas rumah sakit, pasien bahkan pengunjung yang secara langsung atau tidak langsung dengan salah satu perantara yaitu udara. Pasien yang berada di ICU (intensive care unit) mempunyai daya tahan tubuh yang menurun yang bahkan dapat berpotensi lebih lebih besar mengalami infeksi yang di akibatkan oleh bakteri yang resisten. Salah satu infeksi yang dapat di temukan pada ruang ICU adalah infeksi nosokomial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengerahui angka kuman udara pada ruang ICU di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Deskriptif Laboratorium untuk mengetahui angka kuman udara.. berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat dari gambar 4 pemeriksaan angka kuman pada hari Selasa pagi menunjukan bahwa nilai rata-rata angka kuman udara 506,67 CFU/m 3 dan pemeriksaan pada sore hari menunjukan nilai rata-rata angka kuman udara 237 CFU/m 3 selanjutnya pemeriksaan pada hari Kamis pagi dengan nilai rata-rata angka kuman udara 307 CFU/m 3 dan pemeriksaan pada sore hari dengan rata-rata angka kuman 246,67 CFU/m 3 menunjukan angka kuman udara tidak memenuhi syarat. Sedangkan pada pemeriksaan pada hari Rabu pagi menujukan nilai rata-rata angka kuman 194 CFU/m 3 dan pengambilan sore hari dengan nilai rata-rata 177,67 CFU/m 3 menunjukan angka kuman memenuhi syarat. Terdapat angka kuman udara tidak memenuhi syarat dan memenuhi syarat pada ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado. Kata Kunci : Angka Kuman, Udara, Rumah Sakit, ICU ABSTRACT Hospital is a health care facility as well as a place where, either they are patients or not, are gathered. It s an absolute that people that s on the hospital s sphere, such as hospital s staffs, patients, and visitors are either directly or indirectly contacted by one of the aids, such as air. Patients who are in ICU (Intensive Care Unit) have a decreased immune system that even have a huge chance of got infected that caused by the resistant bacteria. One of the infections that could be found on the ICU is nosocomial infection (or as known as the hospital-acquired infection). The aim of this study was to determine the number of airborne germs in the ICU at the Bhayangkara Level III Hospital, Manado. This study was conducted using the Descriptive Laboratory method to determine the number of airborne germs. This study was conducted during June Based on the results of laboratory tests obtained the results of the Monday s laboratory tests with an average of 506,67 CFU/m 3 and in the afternoon s sampling with an average of 237 CFU/m 3 and then Thursday morning s sampling with an average of 307 CFU/m 3 and also the afternoon s sampling with an average of 246,67 CFU/m 3 with the 4 different times and days of sampling, the germ s rate is not eligible. While on Wednesday morning s sampling with an average of 194 CFU/m 3 and the afternoon s sampling with an average of 177,67 CFU/m 3 with the 2 different times on the same day, the germ rate is eligible. There are numbers of airborne germs that are not eligible and eligible in the ICU of Bhayangkara Level III Hospital, Manado. Keywords: The number of germs, Airborne, Hospital, ICU. 1
2 PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Kemenkes 2004). Pasienpasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) mempunyai pertahanan tubuh yang menurun, secara invasive dilakukan monitoring keadaan, terpapar oleh antibiotik dan terjadi kolonisasi oleh bakteri yang resisten mempunyai potensi lebih besar mengalami infeksi (Londok 2015). Infeksi yang dapat ditemukan pada perawatan di ruang ICU yaitu infeksi nosokomial karena terkontaminasi sengan sumber pathogen (Londok 2015). Penyebab utama tingginya kematian dan angka kesakitan didunia adalah infeksi dimana infeksi ini adalah infeksi nosokomial. Sekitar 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia karena di sebabkan oleh infeksi ini. Di Indonesia, infeksi nosokomial mencapai 15,74 % jauh di atas negara maju yang berkisar 4,8-15,5%. Di rumah sakit Yogyakarta insidensi terjadi infeksi nosokomial secara umum sebesar 5,9%. Di rumah sakit DKI Jakarta tahun 2004 menunjukkan bahwa 9,8 % pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat selama di rumah sakit paling tidak selama 72 jam dan tidak menunjukan gejala infeksi saat masuk rumah sakit (Baharutan 2015). Lingkungan rumah sakit yang selalu dan pasti berkontak dengan manusia, seperti petugas rumah sakit atau penderita yang baik secara kontak langsung atau tidak langsung dengan beberapa perantara misalnya udara (Baharautan 2015). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dalam indeks angka kuman menurut fungsi ruang atau unit dalam satuan Colony Forming Unit (CFU/m 3 ) pada ruang ICU, ruang perawatan bayi dan ruang perawatan prematur sebesar 200 CFU/m 3. Hal ini menujukan nilai normal dari angka kuman ruangan tersebut harus dibawah 200 CFU/m 3 sehingga bisa dikategorikan aman dari mikroorganisme penyebab infeksi (Kemenkes, 2004). Setelah melihat hasil temuan diatas, peneliti menilai bahwa kegiatan pemeriksaan angka kuman udara ruang ICU sangat penting dimana kegiatan pengukuran ini dapat mendeteksi terjadinya infeksi nosokomial. Salah satu cara tansmisi terjadinya infeksi nosokomial melalui udara (airborne). Mengingat sampai saat ini belum ada penelitian tentang angka kuman udara ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado, maka penulis tertarik melakukan penelitian ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Deskriptif untuk mengetahui jumlah 2
3 angka kuman udara pada ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat. III Manado. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2017 Kemudian dilakukan pemeriksaan sampel di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas 1 Manado. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pemeriksaan angka kuman udara pada ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado pada bulan Juni 2017 kemudian dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan angka kuman. Di dapatkan hasil sebagai berikut : Gambar 4. Pengukuran Indeks Angka Kuman Pada Ruang ICU Rumah Sakit Bhayangakara Tingkat III Manado berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat dari gambar 4 pemeriksaan angka kuman pada hari Selasa pagi menunjukan bahwa nilai rata-rata angka kuman udara 506,67 CFU/m Selasa Rabu Kamis Indeks Angka Kuman Jam 10:00 Pagi Jam 14:30 Sore Udara dan pemeriksaan pada sore hari menunjukan nilai rata-rata angka kuman udara 237 CFU/m 3 selanjutnya pemeriksaan pada hari Kamis pagi dengan nilai rata-rata angka kuman udara 307 CFU/m 3 dan pemeriksaan pada sore hari dengan rata-rata angka kuman 246,67 CFU/m 3 menunjukan angka kuman udara tidak memenuhi syarat. Sedangkan pada pemeriksaan pada hari Rabu pagi menujukan nilai rata-rata angka kuman 194 CFU/m 3 dan pengambilan sore hari dengan nilai rata-rata 177,67 CFU/m 3 menunjukan angka kuman memenuhi syarat.. Perhitungan angka kuman yang melebihi dari standar yang telah ditetapkan akan mengindikasi adanya pencemaran yang tinggi pada suatu ruangan, dan akan meningkatkan resiko terjadinya infeksi nosokomial pada rumah sakit. (Depkes, 2001) Angka kuman udara harus memenuhi syarat karena lingkungan rumah sakit juga bisa menyebabkan infeksi nosokomial apabila ruang perawatan tidak memenuhi syarat, dimana udara tersebut berbahaya bagi pasien yang sedang dirawat dirumah sakit. (soedarto 2016) Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil selama 3 hari pengambilan sampel udara, pada hari pertama dan hari ketiga yaitu hari Selasa dan Kamis terdapat 4 waktu dimana 2 waktu pagi dan 2 waktu sore tidak memenuhi syarat dan terdapat 1 hari yaitu hari Rabu merupakan kedua dimana 2 waktu pagi dan sore memenuhi syarat. Pengamatan selanjutnya, dilakukan pada hari pertama angka kuman udara tinggi dikarenakan selama beberapa hari sebelum dilakukan pengambilan sampel terdapat beberapa pasien yang dirawat didalam ruang ICU serta faktor dari aktifitas pasien dan pengunjung seperti berbicara saat ada pasien didalam ruangan, sehingga angka kuman udara tinggi pada hari Selasa. Petugas 3
4 medis yang masuk keruangan saat melakukan pemeriksaan pada pasien tidak melepas alas kaki, yang dapat menyebabkan lantai kotor dan menjadi penyebab adanya kuman udara. Pintu yang menjadi tempat keluar masuk ruang ICU menjadi salah satu titik tertinggi saat pemeriksaan, dikarenakan pintu merupakan tempat keluar masuk yang langsung berkontak langsung dengan banyaknya aktifitas petugas medis yang ada di luar ICU. Menurut (Baharuddin 2002 ) Penularan mikroorganisme kepada manusia dapat terjadi melalui dengan tiupan angin, tetesan air atu droplet, percikan batuk atau bersin, percakapan dan kontak dengan permukaan. Pada hari Rabu, yang angka kuman tidak melebih indeks angka kuman ruang dan unit atau angka kuman memenuhi syarat. Pada hari kedua adanya aktifitas pembersihan ruangan oleh petugas kebersihan dan kurangnya aktifitas didalam ruang ICU. Pembersihan ruangan yang dilakukan oleh petugas kebersihan dengan mengepel lantai terlebih dahulu dengan disinfektan dapat mengurangi angka kuman udara yang ada dilantai dimana merupakan salah satu perantara adanya kuman di udara. Namun walaupun tergolong memenuhi syarat tetapi angka kuman hampir mendekati angka tidak memenuhi syarat. Kebersihan ruangan yang dijaga dengan baik melalui kegiatan pembersihan. Meskipun indeks angka kuman memenuhi syarat tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya infeksi nosokomial mengingat kondisi pasien yang dirawat di ruang tersebut rentan terjadinya infeksi karena sistem imun yang masih lemah. (Windi Wulandari, dkk 2015) Sedangkan pada hari Kamis angka kuman tinggi disebabkan oleh tidak ada aktifitas proses pembersihan ruangan yang tidak dilakukan dan adanya pasien yang masuk. Angka kuman tinggi juga dapat dipengaruhi karena kurangnya aktifitas proses pembersihan ruangan yang tidak baik atau sesuai dengan standart maka akan mempengaruhi jumlah koloni kuman yang ada ruangan tersebut. Selain aktfitas pembersihan ruangan yang tidak dilakukan, aktifitas adanya pasien didalam ruangan juga dapat membuat angka kuman udara semakin tinggi. Aktifitas seperti keluar masuk ICU dengan pintu yang selalu terbuka tertutup dapat membawa kuman dari luar ruangan untuk masuk kedalam ruang ICU. Sterilisasi dan desinfeksi sebelum masuk ruangan perlu dilakukan untuk meminimalisir tingginya angka kuman udara. Aktifitas lainnya yang dilakukan yaitu seperti petugas medis tidak melepas alas kaki ketika masuk kedalam ruang ICU menjadi penyebab angka kuman yang tinggi. Jika pemeriksaan dilakukan setelah pembersihan ruangan dan pengepelan, dimungkinkan kuman di lantai sudah mati dikarekan dilakukan pengepelan menggunakan disinfektan. Menurut (Soleha dkk, 2014) Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung organisme. 4
5 Mikroorganisme udara dapat ditemukan pada luar udara maupun udara dalam ruangan. Udara merupakan sesuatu yang kompleks dimana intesitas untuk kontak langsung dengan manusia lebih banyak dibandingkan dengan lantai dan dinding. (Indah, dkk 2016) Hasil ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui jenis kuman dalam ruangan tersebut karena perlu diteliti dari seluruh bagian sehingga bisa didapatkan hasil yang maksimal. Mengenai keterangan ini peneliti tidak meniliti jenis bakteri dalam ruang ICU yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara Tingat III Manado dikarekan keterbatasan biaya, maka dari itu ada penelitian yang berlanjut agar dapat memaparkan jenis kuman yang ada di dalam ruangan selain hasil angka kuman yang didapatkan. Hasil perhitungan angka kuman yang tinggi sangat tidak menutup kemungkinan akan terjadinya infeksi nosokomial oleh bakteribakteri tersebut. Banyak tidaknya jumlah koloni ditentukan oleh paparan udara dari luar serta kurangnya kesadaran kebersihan tenaga medis dalam melakukan tindakan terhadap pasien. KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa angka kuman udara di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Manado tidak baik karena memiliki angka kuman yang tinggi yaitu dengan hasil Setelah dihitung rata-rata sesuai dengan jam pengambilan sampel sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1204/Menkes/SK/X/2004 dimana batas angka kuman udara ruang ICU adalah 200 CFU/m 3 pada hari tersebut didapatkan hasil: 1. Pada hari pertama pengambilan pada pagi hari menunjukan nilai rata-rata angka kuman udara yaitu 506,67 CFU/m 3 dan pengambilan pada sore hari menunjukan nilai rata-rata angka kuman udara yaitu 237 CFU/m 3 angka kuman tidak memenuhi syarat. 2. Pada hari kedua dan pengmbilan sampel pagi hari menujukan nilai rata-rata angka kuman udara yaitu 194 CFU/m 3 dan pengambilan sore hari nilai rata-rata angka kuman udara yaitu 177,67 CFU/m 3 angka kuman memenuhi syarat. 3. Pada hari ketiga pada pagi hari nilai rata-rata angka kuman udara yaitu 307 CFU/m 3 serta pengambilan pada sore hari dengan menujukan nilai rata-rata angka kuman udara yaitu 246,67 CFU/m 3 angka kuman udara yang tidak memenuhi syarat. SARAN Saran Teoritis 1. Bagi peneliti lain, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat mengetahui kuman yang terdapat dalam ruangan tersebut. Jenis kuman yang ditemui di dalam ruangan merupakan angka kumannya tinggi salah satu nya yaitu Staphylococcus aureus, dapat ditemui didalam ruangan perawatan di rumah sakit kuman ini terdapat pada kulit dan dapat menyebar melalui darah yang dapat menyebakan penyakit infeksi nosokomial. 5
6 2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian pemeriksaan jenis kuman yang ada didalam ruangan agar dapat memperoleh hasil lebih lanjut lagi. Soedarto Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit. Jakarta: CV.Sagung Seto. Saran Praktis 1. Bagi tenaga kesehatan untuk dapat menjaga kebersihan diri dan ruangan ICU agar tidak terjadi peningkatan angka kuman. 2. Bagi instansi perlu ditingkatkan perawatan ruangan dan bangunan serta peraturan dalam ruangan ICU agar kebersihan ruangan tetap terjaga. DAFTAR PUSTAKA Baharutan,Anastasia Pola bakteri penyebab infeksi nosokomial pada ruang perawatan intensif anak Di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou manado, Vol. 3 No1 Keputusam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/ MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar /Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Kiki Ayu Pratiwi, Rachmaniyah, Erna Triastuti Kualitas Mikrobiologis Udara Ruang Rawat Inap Penyakit Menula Di Rumah Sakit Paru Surabaya, Vol. X No. 1 Londok,Prilly.V Pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di ruang ICU BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou manado, Vol.3 no 1 6
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia (Anonim, 2004).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial masih merupakan masalah yang penting bagi kesehatan karena dapat meningkatkan angka kematian dan salah satu komplikasi tersering bagi pasien yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan partikulat debu dan tetesan cairan, yang semuanya mengandung. rumah sakit yang bisa menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Flora mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan (Volk dan Wheeler, 1990). Udara dapat dikelompokkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi
21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam beberapa tahun terakhir, angka kejadian penyakit infeksi semakin meningkat, termasuk angka kejadian infeksi nosokomial. 1 Infeksi nosokomial merupakan
Lebih terperinciPOLA BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO
POLA BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO 1 Prilly V. Londok 2 Heriyannis Homenta 3 Velma Buntuan 1 Kandidat Skripsi Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat mortalitas di dunia. Infeksi nosokomial menempati urutan keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien, keselamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kelangsungan hidup, modal dasar dan fungsi utama pembangunan untuk memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciKUALITAS MIKROBIOLOGIS RUANG PERAWATAN PASIEN RUMAH SAKIT BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL DAN KEBERADAAN Streptococcus
1 KUALITAS MIKROBIOLOGIS RUANG PERAWATAN PASIEN RUMAH SAKIT BERDASARKAN ANGKA LEMPENG TOTAL DAN KEBERADAAN The Quality of Microbiologists in Hospital Patients Treatment Rooms based on The Total Plate Count
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung) serta kegiatan pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperincinosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat. Masyarakat yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU. Rosa Dwi Wahyuni
IDENTIFIKASI BAKTERI UDARA PADA INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU Rosa Dwi Wahyuni Departemen ilmu patologi klinik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako. Email:
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
GAMBARAN HYGIENE SANITAS PENGOLAHAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT IV KOTA MANADO Inayah Akmalia Waleuru*, Rahayu H. Akili*,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat adalah bagian pokok dibidang kesehatan khususnya adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu bagian menyeluruh, integrasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit merupakan tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional, pusat terapi dan diagnosis yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumberdaya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi adalah invasi dan multiplikasi mikroorganisme atau parasit dalam jaringan tubuh (1). Infeksi tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia bahkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan tugasnya bagi dokter Aegroti Salus Lex Suprema, yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir, 2009).Keselamatan pasien
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN. Oleh : VINISIA
1 LAPORAN HASIL PENELITIAN Profil Kondisi Sterilitas dan Uji Kepekaan Antibiotik Terhadap Bakteri yang Ditemukan pada Peralatan Medis Instalasi Perawatan Intensif RSUP. H. Adam Malik Oleh : VINISIA 060100092
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit 3 x 24 jam. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi
Lebih terperinciBagian XIII Infeksi Nosokomial
Bagian XIII Infeksi Nosokomial A. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian infeksi nosokomial 2. Menjelaskan Batasan infeksi nosocomial 3. Menjelaskan bagaimana proses terjadinya infeksi nosocomial
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Didik Agus Nugroho, Budiyono, Nurjazuli Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi nosokomial merupakan permasalahan yang sering terjadi di rumah sakit yang mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Hal ini berkaitan
Lebih terperinciInfeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat
BAB 1 PENDAHULUAN Setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan atau meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
Lebih terperincipromotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif (pembinaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA KARYA TULIS ILMIAH Diajukansebagaisalahsatusyarat Untukmemperolehpredikat AhliMadyaAnalisKesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroba atau mikroorganisme terdapat hampir di semua tempat. Mikroba terdapat di udara, permukaan kulit, jari tangan, rambut, dalam rongga mulut, usus, saluran pernafasan
Lebih terperinciANALISA KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2013 S K R I P S I. Oleh: FITRI MUTIASARI NIM.
ANALISA KANDUNGAN MIKROORGANISME PADA RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2013 S K R I P S I Oleh: FITRI MUTIASARI NIM. 081000285 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciGAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape
GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan mortalitas pneumonia di seluruh dunia sangat tinggi. Pneumonia merupakan penyakit radang akut paru yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012
ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Maria F. Delong, 2013, Pembimbing I : DR. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mikroorganisme penyebab penyakit infeksi disebut juga patogen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciGAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI
GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI DI DESA KAWANGKOAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2015 Wildan Akbar*, Jootje M.L. Umboh *, Paul A.T. Kawatu*
Lebih terperinciNo. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA RUANG KELAS III INSTALASI RAWAT INAP TERPADU A DAN RAWAT INAP TERPADU B RUMAH SAKIT UMUM
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN
ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN Yuyun Wigati 1 ; Noor Aisyah 2 ; Hj. Rahmi Annissa 3 Infeksi
Lebih terperinciABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007
ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007 Fransisca Maya Angela, 2010; Pembimbing I Pembimbing II : J. Teguh Widjaja, dr., Sp P : Evi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat asasi. Bagi setiap negara, masalah kesehatan merupakan pencerminan nyata kondisi dan kekuatan
Lebih terperinciPENGARUH METODE HAND WASH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH ANGKA KUMAN PADA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA
PENGARUH METODE HAND WASH TERHADAP PENURUNAN JUMLAH ANGKA KUMAN PADA PERAWAT RUANG RAWAT INAP DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE YOGYAKARTA Setiani Rahmawati, Liena Sofiana Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya infeksi silang atau infeksi nosokomial. penting di seluruh dunia dan angka kejadiannya terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks. Kompleksitasnya tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit yang harus memperoleh perhatian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mata, dan infeksi kulit. Umumnya penyakit tersebut terjadi pada anak-anak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hand hygiene merupakan tindakan sederhana dengan mencuci tangan yang terbukti dapat mencegah penyakit. Akan tetapi, tindakan sederhana ini seringkali tidak dihiraukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk mengetahui status kesehatan pasien yang paling utama. Keluarga pasien mempunyai hak untuk diberitahukan tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di sejumlah rumah sakit di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di sejumlah rumah sakit di Indonesia cukup tinggi. Kasus infeksi nosokomial menunjukkan angka yang cukup tinggi. Tingginya
Lebih terperinciDisampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014
Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014 PENDAHULUAN KEWASPADAAN ISOLASI PELAKSANAAN PPI DI RS & FASILITAS PETUNJUK PPI UNTUK
Lebih terperinciRSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM
KEWASPADAAN ISOLASI Oleh : KOMITE PPIRS RSCM POKOK BAHASAN Pendahuluan Definisi Kewaspadaan Transmisi Etika batuk Menyuntik yang aman Prosedur lumbal pungsi Kelalaian - kelalaian Tujuan Setelah pelatihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/2010 tentang perizinan rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
Lebih terperinciANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 1 Windi Wulandari, 2 Adi Heru Sutomo, dan 3 Susi Iravati Mahasiswa di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan rumah sakit adalah lingkungan yang mengandung berbagai dampak negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan yang mana dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup
Lebih terperinciPUTRI YULIA SARI NIM.
HYGIENE PERAWAT DAN BIDAN PADA PASIEN RAWAT INAP SERTA FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PHLEBITIS DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK X MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH PUTRI YULIA SARI NIM.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi masih menjadi permasalahan di berbagai negara berkembang di dunia karena menjadi penyebab kematian dan kecatatan dengan jumlah kasus yang selalu bertambah setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien menjalani proses perawatan lebih dari 48 jam, namun pasien tidak menunjukkan gejala sebelum
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK
GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK Eka Septiarini, Nurul Amaliyah dan Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: septiarinieka@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi di rumah sakit merupakan masalah yang cukup besar pada pelayanan kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Nosokomial menjadi masalah yang cukup berdampak di negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi nosokomial ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia Rumah Sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan
Lebih terperinciISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI IRINA E RSUP PROF. DR. R. D.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI IRINA E RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO 1 Beatrix A. Lumentut 2 Olivia A. Waworuntu 2 Heriyannis Homenta 1 Kandidat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks, rumah sakit sebagai unit pelayanan medis tentunya tidak lepas dari pengobatan dan perawatan penderita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Observasi terhadap tujuh linen tempat tidur pasien yang berbeda menunjukkan jumlah bakteri stafilokokus bervariasi (Gambar 1.). Jumlah stafilokokus (log) 3.0 2.5 2.0
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang penting dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Nosokomial 1. Pengertian Menurut Paren (2006) pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi dimana orang sakit dirawat dan ditempatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu tempat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk masyarakat yang sedang sakit. Tujuan utama rumah sakit
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN 2016 Selomita Lamato*, Odi Pinontoan*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya pencegahan infeksi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar belakang. Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat
PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi nosokomial atau disebut juga hospital acquired infection dapat didefinisikan sebagai suatu infeksi yang didapat oleh pasien di rumah sakit yang diyakini sebagai penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari perawat selalu berinteraksi dengan pasien dan bahaya-bahaya di rumah sakit, hal tersebut membuat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.
I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Sekitar 53 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2002, sepertiganya disebabkan oleh
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii
ABSTRACT Background : Tuberculosis is a leading cause disease of death in infectious diseases. Until now there are many cases of M. tuberculosis resistance to primary choice anti tuberculosis drugs (ATD).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit
Lebih terperinci1 Hilary G. Sarlin 2 Heriyannis Homenta 2 John Porotu o.
Isolasi dan identifikasi bakteri aerob yang berpotensi menjadi sumber penularan infeksi nosokomial di ruang ICU Rsad Robert Wolter Mongisidi Teling Manado 1 Hilary G. Sarlin 2 Heriyannis Homenta 2 John
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jenis Bakteri Udara Pada Rumah Sakit Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, prion dan protozoa ke dalam tubuh sehingga
Lebih terperinciPola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di Instalasi Gawat Darurayt RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado
Pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di Instalasi Gawat Darurayt RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado 1 Sitti N. Gobel 2 Fredine E.S Rares 2 Heriyannis Homenta 1 Kandidat Skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Di Indonesia, infeksi merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan visi dan misi pembangunan kesehatan yang tertuang di dalam paradigma sehat bahwa Indonesia berupaya di tahun 2010 tercipta Indonesia sehat, maka lingkungan
Lebih terperinciPENELITIAN PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL. Di RSUD Dr. Harjono Ponorogo
PENELITIAN PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL Di RSUD Dr. Harjono Ponorogo Oleh : M. MUHEN KHOLIDI NIM. 12612230 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumen rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat kompleks. Kompleksitasnya sebuah rumah sakit tidak hanya dari jenis dan macam penyakit yang harus
Lebih terperinciKARTHIKEYAN A/L KALIMUTU
KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI SPESIES BAKTERI YANG MENONJOL BAGI KASUS INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI DEPARTEMEN OBGYN RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN DARI JUNI 2012 HINGGA DESEMBER 2012
Lebih terperinciANALISIS TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERAWAT DALAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
ANALISIS TINDAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERAWAT DALAM PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG ICU RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Liza Salawati, Nasyaruddin Herry Taufik dan Andi Putra Abstrak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), HAI s (Healthcare
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), HAI s (Healthcare Associated Infection) merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Infeksi ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri, di segala macam tempat serta lingkungan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari keberadaan mikroorganisme. Lingkungan di mana manusia hidup terdiri dari banyak jenis dan spesies mikroorganisme. Mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana
Lebih terperinci