BLENDED LEARNING : MODEL PEMBELAJARAN KOMBINASI E-LEARNING DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BLENDED LEARNING : MODEL PEMBELAJARAN KOMBINASI E-LEARNING DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH"

Transkripsi

1 BLENDED LEARNING : MODEL PEMBELAJARAN KOMBINASI E-LEARNING DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH Dodon Yendri, M.Kom Program Studi Sistem Komputer Universitas Andalas dodon_y@fmipa.unand.ac.id dodon_y@yahoo.com Abstract Distant learning in Indonesia has been regulated according UU No. 20 Tahun 2003 about SISDIKNAS. One of the most important thing in distant learning is the up to-date principle where basically either teacher or student have an ability to use modern learning technique such as Information Technology and Communication (ICT), learning resources that always enable to be updated and many more. The e- Learning education has been being a trend and even has been being as a sale value itself for the host institution but still being considered as a complementary thing. One of the main factors is the infrastructure problem of the availability of the internet connection. A low quality of the internet bandwidth and the price of the distant learning itself which still be considered as an expensive way of learning. One of the most efficient e-learning method is a blanded-learning. Blanded learning is a learning method that combine the face-to-face based with the e-learning based method, which mean the face-to-face learning process was being support with the E-Learning in order to be more interactive and the purpose of the learning process is able to reach optimically. To conduct the blended-learning efficiently, there are sixs step in the designing process that are : (1) determine the learning materials (2) determine the applied design (3) determine the on-line learning format (4) Conduct a test with the design (5) Conduct the blended-learning (6) Prepare criterion for evaluation. Beside that, the host of the distant learning must aware when is the appropriate time to conduct the blended learning system. Keywords : Distance Learning, e-learning, Blended Learning 1. Pendahuluan Pemerintah telah mengatur pendidikan jarak jauh berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), dimana yang dimaksud dengan pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang pesertanya didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lainnya. Soekartawi (2003) memberikan ciri-ciri yang lebih spesifik dari pendidikan jarak jauh yaitu: Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran. Selama proses belajar siswa selaku peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak geografis dan waktu atau kombinasi dari ketiganya. Karena siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, maka komunikasi diatara keduanya dibantu dengan media pembelajaran, baik media cetak (bahan ajar berupa modul) maupun media elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video, televisi, komputer). Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya resource learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran, dan sebagainya). Dengan demikian baik siswa maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri keperluan dalam proses belajar-mengajar. Komunikasi antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui cara komunikasi satu maupun dua arah (two-ways communication). Contoh komunikasi dua arah ini, misalnya teleconferencing, video-conferencing, e- moderating, dsb-nya). Poroses belajar-mengajar pada pendidikan jarak jauh masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka (tutorial), walaupun itu bukan suatu keharusan. Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar, walaupun sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Karena hal-hal seperti yang disebutkan diatas, maka peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai participant. Pendidikan jarak jauh seperti yang diamanatkan dalam SISDIKNAS, tentu saja perlu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yakni (a) kebebasan, (b) kemandirian, (c) keluwesan, (d) keterkinian, (e) kesesuaian, (f) mobilitas, dan (g) efisiensi. Dalam pembahasan ini penulis

2 hanya akan mengulas prinsip keterkinian saja. Prinsip keterkinian pada dasarnya baik guru maupun siswa mempunyai kecenderungan menggunakan metode pembelajaran yang modern, apakah itu teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang dipakai, bahan ajar atau lainnya. Karena itu baik siswa maupun guru dituntut untuk belajar dan terus belajar. Oleh karena itu konsep pembelajaran berbasis e-learning sangat membantu selama materi yang disampaikan cukup menarik dan memikat sehingga para siswa lebih termotivasi untuk memahami materi yang disajikan. 2. Permasalahan Saat ini pendidikan barbasis e-learning telah menjadi trend dan bahkan telah menjadi nilai jual tersendiri bagi institusi-instusi penyelenggara pendidikan terutama pendidikan jarak jauh. Namun dalam implementasinya metode pembelajaran berbasis e-learning saat ini masih banyak berperan sebagai pelengkap dari pembelajaran yang dilaksanakan secara tatap muka, baik itu terhadap proses belajar mengajar pada jenis pendidikan akademik, vokasi maupun profesi. Salah satu faktor peyebab utamanya adalah masalah infrastruktur, terutama ketersediaan jaringan internet serta kualitas bandwith yang rendah dan harga yang relatif tergolong mahal. Disamping itu lemahnya kualitas dan kontrol terhadap metode pendidikan e-learning seperti belum mampunya siswa mengelola waktu dan memproses informasi secara mandiri menjadi permasalahan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan e-learning. Oleh karena itu salah satu alternatif metode pembelajaran e-learning yang tepat digunakan saat ini adalah metode Blended Learning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan sistem pembelajaran berbasis kelas (face to face) dan pembelajaran berbasis e-learning, yaitu dengan memanfaatkan media elektronik. Artinya, proses pembelajaran metode face to face di support dengan e-learning sehingga interaktif dan manfaat pembelajaran dapat di capai dengan optimal. Dengan menerapkan metoda Blanded Learning ini memungkinkan pengguna sumber belajar online terutama yang berbasis web dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Pendekatan sistem pengajaran ini dapat dilaksanakan dengan melakukan pengajaran secara langsung (real time) ataupun dengan cara sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge). 3. Teori Dasar e-learning dan Blanded Learning a. E-Learning e-learning atau electronic learning merupakan suatu proses perkembangan teknologi yang diaplikasikan dalam hal penyampaian pengetahuan dalam proses belajar mengajar. e- Learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia mengalami masalah dalam proses perataan pendidikan bagi masyarakatnya dikarenakan oleh jarak, oleh karena itu e-learning merupakan pilihan yang dapat diterapkan. Dalam berbagai literatur, para ahli mendefinisikan e-learning sebagai berikut: 1. Soekartawi, Haryono dan Librero, (2002), e- Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses. 2. Parker, Judith (2009), elearning is Learning in which technology plays a major role in the delivery of content and the communication between instructor and students and between students. Kemudian Cisco mendefinisikan filosofis e- Learning sebagai berikut: a). e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. b). e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi. c). e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. d). Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Berdasarkan definisi dan filosofi diatas, dapat dijelaskan bahwa secara prinsip, e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan media elektronik sebagai alat bantunya, media elektronik tersebut dapat saja berupa internet, TV, CD ROM, Radio, 2

3 Teleconfrence, dan lain sebagainya. Konsep e- Learning harus mengadaptasi unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. b. Blended Learning Blended learning merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode e- Learning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara sistem e-learning dengan metode konvensional atau tata muka (face-toface). Beberapa ahli mendefinisikan blended learning sebagai berikut : 1. Valiathan, Purnima (2002) blended learning is used to describe a solution that combines several different delivery methods, such as collaboration software, Web-based courses, EPSS (electronic performance support systems), and knowledge management practices. 2. Rooney, (2003), Blended learning is a hybrid learning concept integrating traditional inclass sessions and e-learning elements. Ahli lainnya memberikan definisi lebih luas lagi, seperti Whitelock & Jelfs (2003), memberikan tiga pengertian untuk blended learning, yaitu : c. The integrated combination of traditional learning with web-based online approaches (drawingon the work of Harrison); d. The combination of media and tools employed in an e-learning environment; e. The combination of a number of pedagogic approaches, irrespective of learning technology use (drawing on the work of Driscoll). Martin Oliver dan Keith Trigwell dalam jurnal e-learning, Volume 2, Number 1 tahun 2005, mendefinisikan blended learning : 1. Combining or mixing web-based technology to accomplish an educational goal; 2. Combining pedagogical approaches ( e.g. constructivism, behaviorism, cognitivism ) to produce an optimal learning outcome with or without instructional technology; 3. Combining any form of instructional technology with face-to-face instructor-led training; and 4. Combining instructional technology with actual job tasks. Dari berbagai definisi diatas, para ahli secara umum setuju bahwa blended learning lebih menekankan kepada penggabungan / penyatuan metode pembelajaran secara konvensional (faceto-face) dengan metode e-learning. Seperti terlihat pada Gambar 1 dibawah ini : Gambar 1. Posisi/Irisan Blended Learning 4. Pendekatan Blanded Learning Dalam penerapannya blanded learning menggabungkan berbagai sumber secara fisik dan maya (virtual) dengan pendekatan seperti disajikan pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Pendekatan Blanded Learning Live face-to-face (formal) Instructor-led classroom Workshops Coaching/monitor ing On-the-job (OTJ) training Virtual Collaboration / synchronous Live e-learning classes E-mentoring Live face-to-face (informal) Collegial connections Work teams Role modeling Virtual collaboration/ asynchronous Online bulletin boards Listservs Online communities Performance support Help systems Print job aids Knowledge databases Documentation Performance/decis ion support tools Self-paced learning Web learning modules Online resource links Simulations Scenarios Video and audio CD/DVDs Online selfassessments Workbooks Sumber : Strategies for building blended learning By Allison Rosset, Felicia Douglis, and Rebecca V. Frazee Dari pendekatan diatas dapat dilihat bahwa blanded learning memadukan berbagai metode 3

4 pengajaran dengan memanfaatkan teknologi dan menyesuaikan kondisi yang disepakati semua pihak. Sedangkan teknologi virtual yang ada dapat dimanfaatkan untuk proses blended learning. 5. Blended Learning : Inovasi Baru Pembelajaran Jarak Jauh Pemikiran dan upaya untuk memperbaiki pelaksanaan pendidikan jarak jauh terus dilakukan oleh para ahli. Maksudnya tentu saja agar diperoleh keluaran (output) yang lebih baik. Karena itu, blended learning merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual. Kombinasi keunggulan dua model pembelajaran tersebut dapat dilihat di Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Penilaian Komparatif Tiga Model Pembelajaran No Variabel Kelas Kelas Kombinasi konvension Kelas Virtual (Blended al Learning) 1 Registrasi Di kampus Online Keduanya 2 Lingkungan Hidup Terprogram Keduanya pembelajaran 3 Lingkungan Di kampus Di luar Keduanya kampus kampus 4 Kehadiran guru/tutor Diperlukan Tidak diperlukan Keduanya 5 Jadwal kelas Tertentu tempat & waktunya Kapan saja & dimana saja Kapan saja & dimana saja 6 Tdk ada Ya Ya 7 Audio-video Tidak ada Tidak ada Ya conferencing, chatting 8 Konsultasi Tatap muka Diumumkan Keduanya 9 Kerja Ya Tidak Ya kelompok 10 Tugas-tugas rumah Ya Tidak Ya Sumber: Soekartawi (2005). Informasi yang disajikan di Tabel 2 memberikan petunjuk bahwa pelaksanaan pendidikan jarak jauh terlihat lebih fleksibel. Dengan demikian melalui pendekatan blended learning prinsip-prinsip kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian, mobilitas, dan efisiensi seperti yang disyaratkan dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh tersebut relatif mudah untuk dipenuhi. 6. Manfaat Blended Learning Bila saja blended learning ini dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, maka paling tidak ada tiga manfaat yang dapat diperoleh, yaitu: a. Meningkatkan hasil pembelajaran melalui pendidikan jarak jauh b. Meningkatkan kemudahan belajar sehingga siswa menjadi puas dalam belajar melalui pendidikan jarak jauh, dan c. Mengurangi biaya pembelajaran. Profesor McGinnis (2005) dalam artikelnya yang berjudul Building A Successful Blended Learning Strategy, menyarankan 6 hal yang perlu diperhatikan manakala orang menyelenggarakan blended learning. Ke-enam hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penyampaian bahan ajar dan penyampaian pesan-pesan yang lain (seperti pengumuman yang berkaitan dengan kebijakan atau peraturan) secara konsisten. 2. Penyelenggaraan pembelajaran melalui blended learning harus dilaksanakan secara serius karena hal ini akan mendorong siswa cepat menyesuaikan diri dengan sistim pendidikan jarak jauh. Konsekuensinya, siswa lebih cepat mandiri. 3. Bahan ajar yang diberikan harus selalu mengalami perbaikan (updated), baik dari segi formatnya maupun ketersediaan bahan ajar yang memenuhi kaidah bahan ajar mandiri (self-learning materials) seperti yang lazim digunakan pada pendidikan jarak jauh. 4. Alokasi waktu bisa dimulai dengan formula awal 75:25 dalam artian bahwa 75% waktu digunakan untuk pembelajaran online dan 25% waktu digunakan untuk pembelajaran secara tatap muka (tutorial). Karena alokasi waktu ini belum ada yang baku, maka penyelenggara pendidikan bisa membuat uji coba sendiri, sehingga diperoleh alokasi waktu yang ideal. 5. Alokasi waktu tutorial sebesar 25% untuk tutorial, dapat digunakan khusus bagi mereka yang tertinggal, namun bila tidak memungkinkan (misalnya sebagian besar siswa menghendaki pembelajaran tatap muka), maka waktu yang tersedia sebesar 25% tersebut bisa dipakai untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami isi bahan ajar. Jadi semacam penyelenggaraan remedial class. 6. Dalam blended learning diperlukan kepemimpinan yang mempunyai waktu dan perhatian untuk terus berupaya bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran. Selanjutnya secara lebih spesifik Profesor Steve Slemer (2005) dan Soekartawi (2005b) menyarankan enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan blended learning agar hasilnya optimal. Ke-enam tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tetapkan macam dan materi bahan ajar, kemudian ubah atau siapkan bahan ajar 4

5 tersebut menjadi bahan ajar yang memenuhi syarat untuk pendidikan jarak jauh. Karena medium pembelajarannya adalah blended - learning, maka bahan ajar sebaiknya dibedakan atau dirancang untuk tiga macam bahan ajar, yaitu: a. Bahan ajar yang dapat dipelajari sendiri oleh siswa, b. Bahan ajar yang dapat dipelajari melalui cara berinteraksi melalui cara tatap-muka, dan c. Bahan ajar yang dapat dipelajari melalui cara berinteraksi melalui cara online/web-based learning. 2. Tetapkan rancangan dari blended learning yang digunakan. Pada tahap ini diperlukan ahli e-learning untuk membantu. Intinya adalah bagaimana membuat rancangan pembelajaran yang berisikan komponen pendidikan jarak jauh dan tatap-muka yang baik. Karena itu dalam membuat rancangan pembelajaran ini, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan antara lain: a. Bagaimana bahan ajar tersebut disajikan. b. Bahan ajar mana yang bersifat wajib dipelajari dan mana yang sifatnya anjuran guna memperkaya pengetahuan siswa. c. Bagaimana siswa bisa mengakses dua komponen pembelajaran tersebut. d. Faktor pendukung apa yang diperlukan. Misalnya software apa yang digunakan, apakah diperlukan kerja kelompok, apakah diperlukan learning resource centers (sumber pembelajaran) di daerah-daerah tertentu. e. Dan lain-lainnya. 3. Tetapkan format dari on-line learning- apakah bahan ajar tersedia dalam format html (sehingga mudah di cut and paste) atau dalam format PDF (tidak bisa di cut and paste). Juga perlu di beritahukan ke siswa dan guru hosting apa yang dipakai, yaitu apakah on-line learning tersebut menggunakan internet link apa?. apakah Yahoo, Google, MSN atau lainnya. 4. Lakukan uji terhadap rancangan yang dibuat. Ini maksudnya apakah rancangan pembelajaran tersebut bisa dilaksanakan dengan mudah atau sebaliknya. Cara yang lazim dipakai untuk uji seperti ini adalah melalui cara pilot test. Dengan cara ini penyelenggara blended learning bisa minta masukan atau saran dari pengguna atau peserta pilot test. 5. Selenggarakan blended learning dengan baik sambil juga menugaskan instruktur khusus (dosen/guru) yang tugas utamanya melayani pertanyaan siswa, apakah itu bagaimana melakukan pendaftaran sebagai peserta, bagaimana siswa atau instruktur yang lain melakukan akses terhadap bahan ajar, dan lainlain. Instruktur ini juga bisa berfungsi sebagai petugas promosi (public relation) karena yang bertanya mungkin bukan dari kalangan sendiri, tetapi dari pihak lain. 6. Siapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning. Memang banyak cara bagaimana membuat evaluasi ini, namun Semler (2005) menyarankan sebagai berikut: a. Ease to navigate, dalam artian seberapa mudah siswa bisa mengakses semua informasi yang disediakan di paket pembelajaran yang disiapkan di komputer. Kriterianya: makin mudah melakukan akses adalah makin baik. b. Content/substance, dalam artian bagaimana kualitas isi instruksional yang dipakai. Misalnya bagaimana petunjuk mempelajari isi bahan ajar, bagaimana bahan ajar itu disiapkan, apakah bahan ajar yang ada sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan sebagainya. Kriterianya: makin mendekati isi bahan ajar itu dengan tujuan pembelajaran adalah makin baik. c. Layout/format/appearance, dalam artian apakah paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar, atau informasi lainnya) disajikan secara profesional. Kriterianya: makin baik penyajian bahan ajar adalah makin baik. d. Interest, dalam artian sampai seberapa besar paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar, atau informasi lainnya) yang disajikan mampu menimbulkan daya tarik siswa untuk belajar. Kriterianya: bila paket pembelajaran yang disajikan mampu menimbulkan siswa untuk terus tertarik belajar adalah makin baik. e. Applicability, dalam artian seberapa jauh paket pembelajaran (bahan ajar, petunjuk belajar, atau informasi lainnya) yang disajikan bisa dipraktekkan secara mudah. Kriterianya: makin mudah dipraktekkan adalah makin baik. f. Cost-effectiveness/value, dalam artian sampai seberapa murah biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti paket pembelajaran tersebut. Kriterianya: semakin murah semakin baik. 7. Kapan Dibutuhkan Blended Learning Tidak selalu metoda blended learning dibutuhkan untuk memecahkan masalah pembelajaran jarak jauh. Proses pembelajaran 5

6 blended learning lebih tepat diterapkan pada saat seorang siswa membutuhkan tambahan materi pelajaran. Secara lebih luas, kebutuhan blended learning menjadi sangat penting pada saat ; Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya. Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan siswa. Siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar. Membantu proses percepatan pengajaran. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya. Hal ini lah yang menjadi acuan mengapa untuk saat ini sistem pembelajaran blended learning masih sangat baik di terapkan di Indonesia agar lebih dapat terkontrol secara tradisional juga. 8. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hal : 1. Pendidikan jarak jauh telah diatur dalam SISDIKNAS yang tertuang dalam UU No.20 tahun Blended learning salah satu solusi alternatif memecahkan permasalahan pendidikan jarak jauh yang tepat saat ini, karena pelaksanaannya merupakan campuran dari berbagai keunggulan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. 3. Blanded learning menggabungkan berbagai sumber secara fisik dan maya (virtual) 4. Ada enam langkah dalam menyelenggarakan blended learning: (a) menetapkan macam dan materi bahan ajar, (b) menetapkan rancangan dari blended learning, (c) menetapkan format dan link dari on-line learning, (d) melakukan uji terhadap rancangan yang dibuat, (e) selenyelenggarakan blended learning dengan baik dan benar, dan (f) siapkan kriteria untuk melakukan evaluasi. 5. Blended learning lebih dibutuhkan disaat siswa memerlukan tambahan pelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ayala, Gerardo, dkk., (2008), Towards Computatonal models for Mobile Learning Objects, Journal IEEE. Agnes Kukulska-Hulme, John Traxler, (2005), Mobile learning: a handbook for educators and trainers, Routledge. Dziuban, Charles D., dkk., (2004), Blended Learning, ( RB0407.pdf) diakses 18 Januari Hoic-bozic, Natasa, dkk, (2009), A Blended Learning Approach to Course and Implementation, IEEE Transactions on Education, Vol. 52, Hunaiyan, Ahmed, dkk, (2009), The Design Of Multimedia Blended e-learning System : Cultural Consideraion, Journal IEEE. McGinnis, M. (2005). Building A Successful Blended Learning Strategy, ( e/article/articledetail.jsp?id=167425), diakses tanggal 20 Januari Oliver, Martin & Trigwell, Keith, (2005), e- Learning Journal, Volume 2, Number 1 Rooney, J. E. 2003, Blended learning opportunities to enhance educational programming and meetings. Association Management, 55(5), Republik Indonesia, (2003), Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Soekartawi, A. Haryono dan F. Librero, (2002), Greater Learning Opportunities Through Distance Education: Experiences in Indonesia and the Philippines. Southeast Journal of Education. Tang, Xian, dkk, (2008), Study on The Application of Blended Learning In The College English Course, Journal IEEE. Wang, 2009, Handbook of Research on E- Learning Applications for Career and Technical Education:Technologies for Vocational Training Whitelock, D. & Jelfs, A. (2003), Editorial: Journal of Educational Media Special Issue on Blended Learning, Journal of Educational Media, 28(2-3), pp

DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.10 No.2 September 2017

DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.10 No.2 September 2017 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.10 No.2 September 2017 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP HASIL CAPAIAN PEMBELAJARAN MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN PADA

Lebih terperinci

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat UPI Bandung Beberapa Definisi Pembelajaran jarak jauh Pembelajaran dengan perangkat komputer Pembelajaran formal vs informal Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli dibidang masing-masing Definisi E-Learning

Lebih terperinci

PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK)

PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK) PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK) Oleh Wendhie Prayitno, S.Kom. MT Widyaiswara LPMP D.I.Yogyakarta email : wendhies@yahoo.com

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: Pengenalan E-learning Fakultas Ekonomi dan Bisnis Miftahul Fikri, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Oleh Wendhie Prayitno, S.Kom. M.T Widyaiswara LPMP D.I.Yogyakarta email : wendhies@yahoo.com Abstrak Dunia pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP DISUSUN OLEH : ANDI AFIFUDDIN GURU MTs. THOLABUDDIN MASIN 2007 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

E-LEARNING. oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM

E-LEARNING. oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM E-LEARNING oleh : Yohanes Suyanto FMIPA UGM 1. PENGERTIAN e-learning Berdasarkan penyusun katanya, e-learning dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu e yang berarti electronica dan learning yang berarti

Lebih terperinci

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org

Lebih terperinci

Analisis E-Learning Sebagai Media Bantuan Pengajaran di Lingkungan Kampus

Analisis E-Learning Sebagai Media Bantuan Pengajaran di Lingkungan Kampus Analisis E-Learning Sebagai Media Bantuan Pengajaran di Lingkungan Kampus Rachmat Aulia Jurusan Teknik Informatika Sekolah tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM Joni No 70 A Medan 20152 Indonesia Email :

Lebih terperinci

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL) Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan

untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan PJJ& TIK untuk mengembangkan kualifikasi tenaga kesehatan Direktorat Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, KEMENRISTEKDIKTI, 2017 Uwes A. Chaeruman Pendidikan Jarak Jauh proses

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING Fakultas MKCU www.mercubuana.ac.id Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi & MarComm PENGENALAN E-LEARNING E-Learning

Lebih terperinci

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST Electronic Learning Oleh : Shobbah Sabilil M, ST DEFINISI E-LEARNING (1) Source : http://www.m-edukasi.web.id Hartley, 2001 E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya

Lebih terperinci

PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO

PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO Oleh: Wiwin Sunarsi Tubagus, S.Si Widyaiswara Pertama Balai Diklat Keagamaan Manado Abstrak : Artikel ini membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Saat ini terdapat suatu

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Definisi E-Learning Terdapat berbagai definisi mengenai e-learning. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. E-learning adalah proses belajar yang difasilitasi

Lebih terperinci

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi Agus Pribadi Study program of Informatics Engineering College of Informatics management

Lebih terperinci

Yusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System

Yusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009 FAKTOR-FAKTOR TERPENTING DALAM PEMBANGUNAN E-LEARNING SYSTEM Yusnaeni Arifin 1) dan Udin Sidik Sidin 2) 1) Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako 2)Jurusan

Lebih terperinci

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri SMH Banten WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Oleh : Edy Nasri,M.Kom Serang, 26 April 2017 Pembelajaran Online Sistem pembelajaran online adalah hasil

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER

RANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER RANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER Huzaeni Hasanun 1, Salahuddin 2 1,2 urusan Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. B.Aceh Medan Km.280

Lebih terperinci

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning 1 2 3 4 e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Outline Definisi e-learning Konsep e-learning E-learning framework Komponen e-learning Pemanfaatan

Lebih terperinci

Pembelajaran Jarak Jauh: Masalah dan Keuntungan

Pembelajaran Jarak Jauh: Masalah dan Keuntungan Pembelajaran Jarak Jauh: Masalah dan Keuntungan Romi Satria Wahono http://romisatriawahono.net rsw@romisatriawahono.net Lahir di Madiun,, 2 Oktober 1974 SMU Taruna Nusantara Magelang (1993) Department

Lebih terperinci

UG Jurnal, ISSN , Volume 6, No. 11 November Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Mandiri Dengan Free Virtual Online Course

UG Jurnal, ISSN , Volume 6, No. 11 November Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Mandiri Dengan Free Virtual Online Course Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Mandiri Dengan Free Virtual Online Course 1 Erni Hastuti, 2 Teddy Oswari 1 Fakultas Sastra dan Bahasa, Universitas Gunadarma 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Agenda Presentasi Perubahan Paradigma Pendidikan

Agenda Presentasi Perubahan Paradigma Pendidikan Agenda Presentasi Perubahan Paradigma Pendidikan 1 Perubahan Paradigma Pengajaran Old Paradigm Model Teacher Centered Teaching New Paradigm Model Student/Learner Centered Student Resources 2 Model dalam

Lebih terperinci

SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH. Hansiswany Kamarga

SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH. Hansiswany Kamarga SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH Hansiswany Kamarga Posisi Informasi dalam KBM A Informasi Guru Siswa B Guru Siswa Informasi Konsep Belajar Pendidikan adalah proses dinamis

Lebih terperinci

PELATIHAN DESIGN GRAFIS CORELDRAW X4 SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN BAGI GURU PADA SMAN 1 SUNGAI TABUK

PELATIHAN DESIGN GRAFIS CORELDRAW X4 SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN BAGI GURU PADA SMAN 1 SUNGAI TABUK PELATIHAN DESIGN GRAFIS CORELDRAW X4 SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN BAGI GURU PADA SMAN 1 SUNGAI TABUK Mayang Sari, Auliya Rahman dan Fitrah Yuridka Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Islam Kalimantan

Lebih terperinci

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuli Sopianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuli Sopianti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sistem pendidikan dalam suatu Negara tidak terlepas dari peran serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dewasa ini, perkembangan IPTEK berkembang

Lebih terperinci

BLENDED e-learning: ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI INDONESIA

BLENDED e-learning: ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI INDONESIA BLENDED e-learning: ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI INDONESIA Soekartawi Professor at Brawijaya University (Malang) and presently expert in the Ministry of National Education. Director of Southeast

Lebih terperinci

Komponen. E-Learning. 17 Maret MK E-Learning. Taufik Ikhsan Slamet

Komponen. E-Learning. 17 Maret MK E-Learning. Taufik Ikhsan Slamet Komponen E-Learning 17 Maret 2015 Tujuan Isi Proses Hasil Siswa Guru Komponen Pembelajaran (Konvensional) Keuntungan dan tantangan pembelajaran konvensional dan online learning Benefit Challenges Classroom

Lebih terperinci

E-LEARNING MANAGEMEN SYSTEM

E-LEARNING MANAGEMEN SYSTEM KPL070 Materi Diklat : Pengantar Instruksional Desain (ID) dan sub ID Tujuan : Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat: Memahami langkah-langkah pembuatan dan penerapan E-learning Memahami

Lebih terperinci

PEMANFAATAN APLIKASI WHATSAPP PADA PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DI SMK N 1 SRAGEN. Baskoro Hadi S.E M.Pd SMK N 1 Sragen

PEMANFAATAN APLIKASI WHATSAPP PADA PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DI SMK N 1 SRAGEN. Baskoro Hadi S.E M.Pd SMK N 1 Sragen PEMANFAATAN APLIKASI WHATSAPP PADA PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DI SMK N 1 SRAGEN Baskoro Hadi S.E M.Pd SMK N 1 Sragen Abstrak Guru memiliki aktivitas yang tinggi. Selain mengajar di kelas guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata globalisasi sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata globalisasi sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata globalisasi sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Globalisasi adalah hal yang tidak dapat dipungkiri atau dihindari. Menurut Anggara (2013) Globalisasi

Lebih terperinci

BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI

BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PAI Oleh: Alim Ismoyo Haryanto (201510010311065); Dessyana Fauziyah (201510010311064); Faizzatul Fazlina (201510010311058); dan Umi Maghfiroh (201510010311061) A. Konsep

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY ( ICT ) SEBAGAI SUATU METODE PEMBELAJARAN DIGITAL (E-LEARNING) LAMHOT BASANI SIHOMBING Abstrak

PEMANFAATAN INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY ( ICT ) SEBAGAI SUATU METODE PEMBELAJARAN DIGITAL (E-LEARNING) LAMHOT BASANI SIHOMBING Abstrak PEMANFAATAN INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY ( ICT ) SEBAGAI SUATU METODE PEMBELAJARAN DIGITAL (E-LEARNING) LAMHOT BASANI SIHOMBING Abstrak Pemanfaatan ICT pada saat ini dapat kita rasakan dewasa ini,

Lebih terperinci

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak E-Learning atau electronic learning

Lebih terperinci

RINGKASAN Kata Kunci:

RINGKASAN Kata Kunci: RINGKASAN Ferry Johnny Sangari, 2017. Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Tenaga Listrik Mahasiswa PTE dengan Pembelajaran Berbasis Multimedia. Disertasi, Program Studi Pendidikan Kejuruan, Pascasarjana

Lebih terperinci

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi

Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi Evolusi Sistem Informasi Pendidikan: Pembuatan Template e- Learning untuk Pendidikan Tinggi Leo Willyanto Santoso Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET Elly Yanuarti STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang, Bangka Belitung m4_4yie@ymail.com ABSTRACT Use of internet

Lebih terperinci

Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS)

Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS) Pengantar E-learning dan Learning Management System (LMS) Nurkhamid Email: nurkhamid@uny.ac.id Blog: http://nurkhamid.blogspot.com E-learning dan LMS E-learning merupakan sarana pembelajaran melalui teknologi,

Lebih terperinci

e-learning: Belajar Kapan Saja, Dimana Saja

e-learning: Belajar Kapan Saja, Dimana Saja e-learning: Belajar Kapan Saja, Dimana Saja Oleh: Harry B. Santoso Dulu mungkin kita berpikir bahwa kegiatan belajar mengajar harus dalam ruang kelas. Dengan kondisi dimana guru atau dosen mengajar di

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN

PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN Penulis Janner Simarmata 1, As ari Djohar 2, Janulis Paulus Purba 3, Enjang A. Juanda 4 Program

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PERANAN GURU DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Prof. Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 RASIONAL Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif terhadap peningkatan

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S ( )

Analisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S ( ) Analisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S (110310163) Abstrak Dalam dunia pendidikan dikenal adanya sistem pembelajaran yang senantiasa

Lebih terperinci

PENGENALAN SERTA PERKEMBANGAN E-LEARNING DALAM SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KORPORAT

PENGENALAN SERTA PERKEMBANGAN E-LEARNING DALAM SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KORPORAT SAINTEKBU Jurnal Sains dan Teknologi Vol.2 No. 1 Desember 2009 PENGENALAN SERTA PERKEMBANGAN E-LEARNING DALAM SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KORPORAT Dini Purwaningsih Prodi Sistem Informasi STMIK Bahrul

Lebih terperinci

DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI. Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar

DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI. Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar DESAIN BLOGGER MATIKA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SDN RAJAWALI Sundari Kepala SDN Rajawali 1 Makassar Abstrak Web merupakan salah satu teknologi internet yang telah berkembang sejak lama

Lebih terperinci

WEBQUEST SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS ICT ABSTRAK

WEBQUEST SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS ICT ABSTRAK WEBQUEST SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA BERBASIS ICT Meita L. Sujatna Universitas Widyatma Jl. Cikutra 204 A, Bandung Email : meita.sujatna@widyatama.ac.id ABSTRAK Teknologi tidak dapat dihindarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan Internet. E-Learning memungkinkan

Lebih terperinci

UJIAN ONLINE PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF (Obyek jurusan Multimedia SMK NU Ungaran)

UJIAN ONLINE PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF (Obyek jurusan Multimedia SMK NU Ungaran) 20.. INFOKAM Nomor I / Th. V / Maret / 09 UJIAN ONLINE PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF (Obyek jurusan Multimedia SMK NU Ungaran) Oleh : Djarot Nugroho Dosen AMIK JTC Semarang ABSTRAK Teknologi sistem informasi

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN PAI TREND DALAM TEKNOLOGI DAN MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN PAI

MEDIA PEMBELAJARAN PAI TREND DALAM TEKNOLOGI DAN MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN PAI MEDIA PEMBELAJARAN PAI TREND DALAM TEKNOLOGI DAN MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN PAI makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah media pembelajaran pai Dosen Pengampu: Saiful Amien, S. Ag, M.Pd.

Lebih terperinci

KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING

KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING KAJIAN SCORM SEBAGAI STANDAR PEMBUATAN CONTENT E-LEARNING Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika- STT Nurul Jadid ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Perkembangan teknologi internet membuka jalan bagi

Lebih terperinci

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI ABSTRAK RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI: Keefektifan Pembelajaran dengan Pendekatan Bottom-up dan Top-down dalam Pemahaman Membaca Teks Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP N 3 Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju. Teknologi komunikasi dapat membawa seorang individu melintasi batas ruang dan waktu

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI)

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI) PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI) Muhammad Al-Aziz Sofyan 1, Jasmir 2, Irawan 3 Teknik Informatika, STIKOM Dinamika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menganalisis merupakan bagian penting dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi, hal ini disebabkan karena jika siswa sudah memiliki kemampuan berfikir analitis,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR Oleh Joni Rahmat Pramudia UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 20010 PEMBELAJARAN (1) Pembelajaran merupakan faktor eksternal dari proses belajar (Gagne, dkk, 1992 dan Romizowski,

Lebih terperinci

PROFIL DAN TANGGAPAN MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN WEB SITE MATA KULIAH KONSEP TEKNOLOGI

PROFIL DAN TANGGAPAN MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN WEB SITE MATA KULIAH KONSEP TEKNOLOGI PROFIL DAN TANGGAPAN MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN WEB SITE MATA KULIAH KONSEP TEKNOLOGI Gunawan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Surabaya Abstract Advances in Information Technology

Lebih terperinci

PEMANFAATAN WEB APPLICATION DALAM PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS KERJA ADMINISTRASI (STUDI KASUS: PEMESANAN DAN PEMBUATAN SURAT KETERANGAN)

PEMANFAATAN WEB APPLICATION DALAM PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS KERJA ADMINISTRASI (STUDI KASUS: PEMESANAN DAN PEMBUATAN SURAT KETERANGAN) PEMANFAATAN WEB APPLICATION DALAM PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS KERJA ADMINISTRASI (STUDI KASUS: PEMESANAN DAN PEMBUATAN SURAT KETERANGAN) Reina Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

GURU DAN TEKNOLOGI. Diah Banyuni. Abstrak

GURU DAN TEKNOLOGI. Diah Banyuni. Abstrak GURU DAN TEKNOLOGI Diah Banyuni Abstrak Guru dan Teknologi di dunia pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan, Guru dituntut untuk menjadi garda terdepan dalam penguasaan teknologi. Dengan

Lebih terperinci

By SRI SISWANTI NIM

By SRI SISWANTI NIM READING COMPREHENSION IN NARRATIVE TEXT OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS TAUGHT BY USING IMAGINATIVE READING MATERIALS IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 By SRI SISWANTI NIM.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan untuk menggantikan metode tradisional yang hanya mengandalkan pada kuliah satu

Lebih terperinci

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF E-LEARNING DOSEN PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI UNIPMA

PERSPEKTIF E-LEARNING DOSEN PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI UNIPMA Research : Journal of Computer, information system, &technologymanagement Vol. 1, No. 2. April 2018,Pages1-6 ============================================================================== PERSPEKTIF E-LEARNING

Lebih terperinci

5/24/12. Potensi TIK dalam Pendidikan. Pengertian E-learning. Pembelajaran berbasis TI. Berbagai contoh. Perkembangan

5/24/12. Potensi TIK dalam Pendidikan. Pengertian E-learning. Pembelajaran berbasis TI. Berbagai contoh. Perkembangan Potensi TIK dalam Pendidikan Pemanfaatan E-learning di SMA Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands

Lebih terperinci

APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN

APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN Hanny Haryanto 1), Sugiyanto 2),

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru PAI terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XII di SMAN 1 Campurdarat Tulungagung ini ditulis oleh Abdul Rohman

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN

PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN PERANCANGAN PROTOTYPE MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN Penulis Janner Simarmata 1, As ari Djohar 2, Janulis Paulus Purba 3, Enjang A. Juanda 4 Program

Lebih terperinci

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning :

Pendahuluan. Buku Panduan WebCT 4.1 Untuk Pengajar. Definisi e-learning : 1 Pendahuluan Definisi e-learning Banyak perubahan dengan sangat cepat tentang e-learning, sebelum kata Elearning menjadi popular banyak kata-kata pembelajaran yang telah digunakan dan masih tetap digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era Globalisasi telah menimbulkan efek dalam berbagai sektor.

BAB I PENDAHULUAN. Era Globalisasi telah menimbulkan efek dalam berbagai sektor. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi telah menimbulkan efek dalam berbagai sektor. Tidak terkecuali dalam sektor komunikasi. Globalisasi tersebut menuntut komunikasi yang cepat dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu arah di kelas. Pandangan baru seperti active learning dan student-centered

BAB 1 PENDAHULUAN. satu arah di kelas. Pandangan baru seperti active learning dan student-centered BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai konsep dan teknik baru dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan untuk menggantikan metode tradisional yang hanya mengandalkan pada kuliah satu

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan KholidA.Harras Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung sumber media tujuan 2 Media tak langsung (Offline) Orang lain Buku Kaset

Lebih terperinci

No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI

No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI No Makalah : 247 PERKEMBANGAN TELEMATIKA DALAM PENGGUNAAN E-MEDIA BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN SISTEM E- LEARNING GERAK OSILASI Hana Alfiyanthi 1, Laily Azharul Jannah 2, Nuke 3, Kemal Ade Sekarwati

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT Endang lndriasih1 -- Decentraliz~tion in health sector has enable to identify many health problems, population characteristics, and locally

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Djoni Setiawan K, Purnomo Wisnu Aji Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

ABSTRAK Dalam perkuliahan, proses pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan komunikasi disebut dengan e-learning. Penggunaan e-learning dimaksu

ABSTRAK Dalam perkuliahan, proses pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan komunikasi disebut dengan e-learning. Penggunaan e-learning dimaksu DEVELOPMENT OF COMPUTER-BASED TEACHING MACROMEDIA DREAMWEAVER LEONY STEPHANIE DIMA GAH Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Computer-Based

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mengenai penanganan masalah pada sebuah perguruan tinggi dapat dilihat pada. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka. Pembuatan Aplikasi Sistem

BAB II DASAR TEORI. mengenai penanganan masalah pada sebuah perguruan tinggi dapat dilihat pada. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka. Pembuatan Aplikasi Sistem BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk melakukan pengembangan sebuah sistem, terlebih dahulu melihat kerja maupun proses dari sistem sebelumnya untuk menunjang perkembangan sistem menjadi lebih

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan PENERAPAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 ANDONG Disusun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIRTUAL CLASS UNTUK PEMBELAJARAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN VIRTUAL CLASS UNTUK PEMBELAJARAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN VIRTUAL CLASS UNTUK PEMBELAJARAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID Rifiana Arief dan Naeli Umniati ABSTRACT who join New Media course. To develop this application, the knowladge about visual

Lebih terperinci

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Marfuatun, M.Si Jurdik Kimia FMIPA UNY A. Pendahuluan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN CAL (COMPUTER ASSISTED LEARNING) AKSARA JAWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Naskah Publikasi

PERANCANGAN CAL (COMPUTER ASSISTED LEARNING) AKSARA JAWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Naskah Publikasi PERANCANGAN CAL (COMPUTER ASSISTED LEARNING) AKSARA JAWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Naskah Publikasi diajukan oleh ERNA VIDIASARI 06.12.1639 JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

APLIKASI E-LEARNING DENGAN OPEN SOURCE WEBELS

APLIKASI E-LEARNING DENGAN OPEN SOURCE WEBELS Media Informatika Vol. 8 No. 1 (2009) APLIKASI E-LEARNING DENGAN OPEN SOURCE WEBELS Ana Hadiana Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail: anahadiana@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SISWA TERAMPIL IPTEK DENGAN EDUKASI KOMPUTER BAGI SISWA SD DI DUSUN WONOLELO

PENINGKATAN KUALITAS SISWA TERAMPIL IPTEK DENGAN EDUKASI KOMPUTER BAGI SISWA SD DI DUSUN WONOLELO Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 2, Mei 2013 Halaman 94-98 PENINGKATAN KUALITAS SISWA TERAMPIL IPTEK DENGAN EDUKASI KOMPUTER BAGI SISWA SD DI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WEBSITE DAN E-LEARNING SEKOLAH

PENGEMBANGAN WEBSITE DAN E-LEARNING SEKOLAH PENGEMBANGAN WEBSITE DAN E-LEARNING SEKOLAH Dedi Trisnawarman 1 Abstract: Internet is a technology that has been popular in the community, especially in urban communities and the website is one of the

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA

IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Dosen FT dan Pascasarjana UNY Kaprodi TP S2 PPs UNY Seminar Nasional Pendidikan IPA di UNY 1 6 Oktober

Lebih terperinci

BLENDED- E LEARNING SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI. RAVIK KARSIDI Rektor UNS Guru Besar Sosiologi Pendidikan

BLENDED- E LEARNING SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI. RAVIK KARSIDI Rektor UNS Guru Besar Sosiologi Pendidikan BLENDED- E LEARNING SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI RAVIK KARSIDI Rektor UNS Guru Besar Sosiologi Pendidikan Disampaikan dalam Seminar Nasional Dies Natalis Ke-12 Pascasarjana

Lebih terperinci

Implementasi Alat Pengukuran Kualitas Blended Learning Menggunakan Chart for blended learning dengan Website

Implementasi Alat Pengukuran Kualitas Blended Learning Menggunakan Chart for blended learning dengan Website Implementasi Alat Pengukuran Kualitas Blended Learning Menggunakan Chart for blended learning dengan Website Mikoreza Fakhrurozi 1 Sri Widowati 2 Dawam Dwi 3 1,2,3 Fakultas Informatika Universitas Telkom

Lebih terperinci

Alivia Yulfitri Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul Jakarta Jl.Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta

Alivia Yulfitri Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul Jakarta Jl.Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta PEMANFAATAN INTERNET MENGGUNAKAN WEB BROWSER SEBAGAI PENDUKUNG MEDIA PEMBELAJARAN SISWA DI SMK KARYA PEMBANGUNAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KARYA PEMBANGUNGAN DI PASIR BARAT JAMBE, TANGERANG BANTEN Alivia

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR JARINGAN AKSES UNTUK MENDUKUNG LAYANAN ISDN NARROWBAND Dengan Studi Kasus di Kota Jakarta

PERANCANGAN ARSITEKTUR JARINGAN AKSES UNTUK MENDUKUNG LAYANAN ISDN NARROWBAND Dengan Studi Kasus di Kota Jakarta PERANCANGAN ARSITEKTUR JARINGAN AKSES UNTUK MENDUKUNG LAYANAN ISDN NARROWBAND Dengan Studi Kasus di Kota Jakarta T 004.6 SET ISDN (Integrated Services Digital Network) Narrowband merupakan infrastruktur

Lebih terperinci

Fathoni Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Abstract

Fathoni Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya   Abstract Implementasi E-learning sebagai Komplemen dan Blanded Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Matakuliah Enterprise Resources Planning Fathoni Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Fathoni Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Abstrak

Fathoni Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya   Abstrak Implementasi E-learning sebagai Komplemen dan Blanded Learning Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Matakuliah Enterprise Resources Planning Fathoni Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN INTERAKTIF

PROGRAM PEMBELAJARAN INTERAKTIF Merancang PROGRAM PEMBELAJARAN INTERAKTIF W ith Macromedia Diector Mx Cepi Riyana, M.Pd JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FIP UPI elearning Pembelajaran jarak jauh (open distance learning ) Pengajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK BERBASIS MOBILE-LEARNING PADA MATA KULIAH OPTIK DI FKIP UNIVERSITAS JEMBER Rifati Dina Handayani Pendidikan Fisika FKIP universitas Jember Koresponden: Jl. Kalimantan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB Oleh: Kuswari Hernawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat

Lebih terperinci

ANALISA EFESIENSI PENERAPAN MEDIA AJAR BERBASIS DIGITAL CLASS PADA SMPN 4 PAMEKASAN

ANALISA EFESIENSI PENERAPAN MEDIA AJAR BERBASIS DIGITAL CLASS PADA SMPN 4 PAMEKASAN ANALISA EFESIENSI PENERAPAN MEDIA AJAR BERBASIS DIGITAL CLASS PADA SMPN 4 PAMEKASAN Bambang Sucahyono SMP Negeri 4 Pamekasan Jl. Segara No. 74 Pamekasan, Kab. Pamekasan ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia pendidikan. Dengan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN VOKASI BERBASIS INTERNET. Sunaryo Soenarto

PENDIDIKAN VOKASI BERBASIS INTERNET. Sunaryo Soenarto PENDIDIKAN VOKASI BERBASIS INTERNET Sunaryo Soenarto A. Pendahuluan Komunikasi pembelajaran yang efektif dan efisien menjadi kebutuhan bersama dosen dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan.

Lebih terperinci