STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA
|
|
- Inge Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA Dosen Pembimbing : ALIA DAMAYANTI, ST., MT., PhD. Oleh : DIAN ARIESTA PRAYITNO Program Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan - Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013
2
3 LATAR BELAKANG Kota Surabaya merupakan dataran rendah yang berbatasan langsung dengan laut sehingga saluran pada daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pengelolaan sistem drainase yang kurang baik menyebabkan masalah genangan air yang apabila waktu genangan itu relatif lama maka dapat menimbulkan berbagai kerugian materi serta terganggunya masalah kesehatan masyarakat. Kecamatan Rungkut memiliki luas 21,08 km 2 dengan jumlah kepadatan penduduk 5279 jiwa/km 2. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin pesat dan pertambahan pembangunan perumahan serta fasilitas penunjang lainnya tidak diimbangi dengan perkembangan sistem drainase. Pertambahan jumlah debit yang keluar akibat pertambahan jumlah perumahan serta bangunan lainnya seringkali sudah tidak memenuhi kapasitas tampungnya pada saluran dainase yang sudah ada.
4 Wilayah Kecamatan Rungkut mempunyai masalah genangan air khususnya pada saat musim hujan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi untuk mencari penyebab terjadinya genangan pada setiap musim hujan ditinjau dari aspek teknis, aspek finansial, aspek kelembagaan dan aspek peran serta masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem drainase di Kecamatan Rungkut ditinjau dari aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek finansial
5 RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup wilayah penelitian dibatasi pada daerah yang mengalami banjir di Kecamatan Rungkut Lingkup materi penelitian antara lain : Perhitungan debit banjir menggunakan Periode Ulang Hujan 5 tahun untuk saluran sekunder dan Periode Ulang Hujan 10 tahun untuk saluran primer. Pengamatan dilakukan pada saluran primer dan saluran sekunder yang ada di wilayah penelitian. Perhitungan analisis aspek finansial meliputi perhitungan kerugian finansial yang dialami masyarakat akibat banjir yang terjadi. Analisis aspek kelembagaan mengevaluasi lembaga pengelola saluran drainase di kawasan tersebut yaitu Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya.
6 Evaluasi ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk pengelolaan sistem drainase setempat guna mengurangi permasalahan banjir tahunan perkotaan yang merugikan masyarakat.
7
8 DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN Pengertian Drainase Berwawasan Lingkungan adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Saat ini drainase, tidak hanya berfungsi untuk membebaskan daerah perkotaan dari serangan banjir, tetapi juga bertugas mengatasi pencemaran air tanah. Terdapat 2 (dua) pola yang umum dipakai untuk mengelola drainase yang berwawasan lingkungan: Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan/kolam detensi. Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan, saluran resapan,bidang resapan atau kolam resapan/kolam retensi.
9 Analisis Hidrologi 1. Uji Konsistensi 2. Uji Homogenitas 3. Analisa Curah Hujan 4. Perhitungan Curah Hujan Maksimum Rencana 5. Uji Kesesuaian Distribusi 6. Perhitungan Intensitas Hujan 7. Perhitungan Analisa Lengkung Intensitas Hujan 8. Perhitungan Debit Banjir Rencana 9. Perhitungan Debit Air Buangan Analisis Hidrolika
10 Analisis aspek finansial dilakukan terhadap perhitungan dampak kerugian akibat banjir, termasuk kerugian tidak langsung atau kerugian tidak nyata yang semuanya dinominalkan dalam nilai rupiah. Analisis aspek kelembagaan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tugas kewenangan serta kemampuan institusi untuk mengatasi permasalahan banjir dengan fasilitas sarana prasarana dan sumber daya manusia yang dimiliki.
11
12 LOKASI PENELITIAN LOKASI KECAMATAN RUNGKUT
13 Gambar Peta Genangan Kecamatan Rungkut (Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Pemkot Surabaya)
14
15 PERMASALAHAN Genangan di Kecamatan Rungkut TINJAUAN PUSTAKA - Analisis hidologi dan hidrolika drainase - Aspek kelembagaan dan finansial pengelolaan drainase. - Penelitian/ studi tentang banjir yang pernah dilakukan oleh Kota Surabaya IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN - Evaluasi aspek teknis sistem jaringan drainase yang ada - Evaluasi aspek finansial dan kelembagaan - Menyusun strategi pengendalian banjir dari aspek teknis, finansial dan kelembagaan PENGUMPULAN DATA - Data Primer : arah aliran, kondisi saluran, wawancara dengan aparat pengelola banjir - Data Sekunder : peta lokasi, topografi, curah hujan, tata guna lahan, kependudukan, daerah genangan, dimensi saluran, pasang surut air laut, kelembagaan, dana pengendalian banjir, harga satuan upah dan bahan PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Identifikasi Penyebab Banjir : - Kondisi topografi - Sistem jaringan drainase, survei kondisi eksisting saluran Aspek Teknis - Analisis hidrologi : Intensitas hujan (5 dan 10 tahunan) - Analisis hidrolika : Dimensi saluran Aspek Finansial - Analisis dampak kerugian akibat banjir Aspek Kelembagaan - Analisis lembaga pengelola drainase yang ada PERUMUSAN STRATEGI PENGENDALIAN BANJIR ASPEK TEKNIS ASPEK FINANSIAL ASPEK KELEMBAGAAN RENCANA STRATEGI
16
17 ANALISIS HIDROLOGI PUH (tahun) HHM (mm/24 jam) Gumbel Log Person 2 99,34 105, ,63 124, ,97 149, ,52 185, ,14 216, ,58 251,67
18 Durasi (menit) Intensitas hujan (mm/jam) untuk PUH (tahun) Metode Bell 5 139,52 179,86 210,38 250,71 281, ,42 134,61 157,45 187,64 210, ,82 93,88 109,80 130,86 146, ,67 62,74 73,38 87,45 98, ,92 48,89 57,18 68,14 76, ,62 40,76 47,68 56,82 63, ,34 31,37 36,70 43,73 49, ,37 19,81 23,17 27,61 30,97 Metode Van Breen ,11 173,45 195,26 234,34 245, ,34 147,67 173,85 203,10 215, ,57 133,60 154,95 175,76 184, ,89 101,96 120,94 136,70 146, ,93 85,55 102,04 118,47 128, ,35 73,83 89,44 104,15 111, ,32 52,74 64,25 75,51 80, ,35 31,64 37,79 45,57 51,33 Metode Hasper-Der Weduwen ,16 198,51 206,23 213,80 218, ,67 150,50 159,06 167,92 173, ,66 110,75 118,96 127,90 133, ,11 78,05 84,87 92,60 97, ,20 62,11 67,87 74,53 79, ,48 51,73 56,54 62,08 65, ,11 39,39 43,05 47,27 50, ,85 23,62 25,82 28,35 30,09
19 DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 2 TAHUN Intensitas Hujan (mm/jam) Metode Bell Metode Van Breen Metode Hasper-Der Weduwen Waktu (menit)
20 DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 5 TAHUN Metode Bell Intensitas Hujan (mm/jam) Metode Van Breen Metode Hasper-Der Weduwen Waktu (menit)
21 DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 10 TAHUN Metode Bell Intensitas Hujan (mm/jam) Metode Van Breen Metode Hasper-Der Weduwen Waktu (menit)
22 No. t I Talbot Sherman Ishiguro data I I I ,11 138,32 4,21 171,53 37,41 174,55 40, ,34 124,94 3,60 125,40 4,06 129,40 8, ,57 104,69 3,88 91,68 16,89 94,74 13, ,89 79,06 1,83 67,03 13,87 68,71 12, ,93 63,51 1,41 55,81 9,12 56,75 8, ,35 53,08 2,27 49,00 6,35 49,49 5, ,32 39,95 1,63 40,80 2,48 40,74 2, ,35 22,93 0,58 29,83 7,48 29,12 6,77 Jumlah Rata-rata 19,41 97,65 97,74 2,43 12,21 12,22
23 No. t I Talbot Sherman Ishiguro data I I I ,45 169,35 4,10 209,33 35,88 205,80 32, ,67 155,05 7,38 156,49 8,83 159,49 11, ,60 132,65 0,95 116,99 16,61 120,98 12, ,96 102,91 0,95 87,46 14,50 90,19 11, ,55 84,07 1,49 73,78 11,77 75,46 10, ,83 71,06 2,78 65,39 8,45 66,32 7, ,74 54,26 1,52 55,16 2,42 55,13 2, ,64 31,75 0,10 41,23 9,59 39,92 8,27 Jumlah Rata-rata 19,28 108,04 96,82 2,41 13,51 12,10
24 No. t I Talbot Sherman Ishiguro data I I I ,26 194,32 0,95 239,42 44,15 235,82 40, ,85 179,01 5,16 181,03 7,18 185,36 11, ,95 154,64 0,31 136,88 18,07 142,30 12, ,94 121,55 0,62 103,50 17,44 107,11 13, ,04 100,13 1,91 87,88 14,16 90,02 12, ,44 85,12 4,32 78,26 11,19 79,35 10, ,25 65,50 1,25 66,45 2,20 66,19 1, ,79 38,71 0,92 50,24 12,45 48,16 10,37 Jumlah Rata-rata 15,43 126,85 112,97 1,93 15,86 14,12
25 Rumus terpilih untuk perhitungan intensitas hujan dengan menggunakan Rumus Talbot karena memiliki selisih intensitas hujan terkecil
26 ANALISIS HIDROLIKA Perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting No Nama Saluran L Tipe Dimensi Saluran S m n A P R V Q (m) Konstruksi B 1 (m) B 2 (m) B (m) H (m) (m) (m) (m) m/dt m 3 /dt Saluran Sekunder 1 Saluran Kedungasem 1218,0 pas bt kali 1,45 2,45 1,45 0, ,345 0,020 2,828 4,518 0,626 1,059 2,993 2 Saluran Pondok Nirwana 732,0 pas bt kali 2,00 1,10 0, ,020 2,200 4,200 0,524 0,710 1,563 3 Saluran Penjaringan Sari 1145,0 pas bt kali 1,20 2,20 1,45 0, ,345 0,020 2,465 4,268 0,578 0,983 2,423 4 Saluran Nirwana Eksekutif 338,0 pas bt kali 2,00 0,95 0, ,020 1,900 3,900 0,487 1,051 1,997 5 Saluran Wonorejo Rungkut 171,0 pas bt kali 1,45 2,45 1,60 0, ,313 0,020 3,120 4,803 0,650 1,777 5,544 6 Saluran Wonorejo Tambak 721,0 pas bt kali 2,00 1,00 0, ,020 2,000 4,000 0,500 1,201 2,402 Saluran Primer 7 Saluran Wonorejo Section ,0 pas bt kali 11,00 15,00 1,70 0, ,176 0,020 22,100 16,250 1,360 1,062 23,461 8 Saluran Wonorejo Section ,0 beton plesteran 11,00 15,00 1,90 0, ,053 0,013 24,700 16,517 1,495 1,488 36,762 Sumber : hasil perhitungan Keterangan : L : panjang saluran m : kemiringan talud R : jari-jari hidrolis B : lebar dasar saluran n : koefisien Manning v : kecepatan aliran H : kedalaman air di saluran A : luas penampang basah Q : kapasitas saluran S : kemiringan dasar saluran (slope) P : keliling basah saluran
27 Perhitungan Intensitas Hujan Rencana No Kode S L V To Ts Tc Tc Rc I (m) (m/dt) (menit) (menit) (menit) (jam) (mm) (mm/jam) Saluran Sekunder 1 Saluran Kedungasem 0, ,0 1,059 70,900 19,177 90,077 1, , ,033 2 Saluran Pondok Nirwana 0, ,0 0,710 59,440 17,176 76,616 1, , ,837 3 Saluran Penjaringan Sari 0, ,0 0,983 68,690 19,417 88,107 1, , ,150 4 Saluran Nirwana Eksekutif 0, ,0 1,051 23,355 5,358 28,713 0, , ,758 5 Saluran Wonorejo Rungkut 0, ,0 1,777 10,695 1,604 12,299 0, , ,781 6 Saluran Wonorejo Tambak 0, ,0 1,201 38,278 10,004 48,282 0, , ,554 Saluran Primer 7 Saluran Wonorejo Section 2 0, ,0 1, ,457 86, ,808 7, , ,747 8 Saluran Wonorejo Section 3 0, ,0 1, ,541 49, ,812 6, , ,581 Sumber : hasil perhitungan,2013 Keterangan : S : data kemiringan saluran L : data panjang saluran v : data kecepatan aliran To : perhitungan waktu aliran permukaan Ts : perhitungan waktu aliran di saluran Tc : perhitungan waktu konsentrasi dalam jam Rc : data curah hujan rancangan Metode Gumbel I : perhitungan intensitas hujan
28 Perhitungan Debit Rencana Saluran Q A I Ts Tc Q 1 Q ranc per 2 No Nama Saluran C Cs saluran Q ranc total (km 2 ) (mm/jam) (menit) (menit) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt) Saluran Sekunder 1 Saluran Kedungasem 0, ,033 0,80 19,177 90,077 0,904 16,502 0, ,505 16,505 2 Saluran Pondok Nirwana 0, ,837 0,80 17,176 76,616 0,899 11,905 0, ,907 28,412 3 Saluran Penjaringan Sari 0, ,150 0,80 19,417 88,107 0,901 24,808 0, ,813 24,813 4 Saluran Nirwana Eksekutif 0, ,758 0,80 5,358 28,713 0,915 8,632 0,0017 8,634 8,634 5 Saluran Wonorejo Rungkut 0, ,781 0,80 1,604 12,299 0,939 7,323 0,0014 7,325 7,325 6 Saluran Wonorejo Tambak 0, ,554 0,80 10,004 48,282 0,906 17,032 0, ,036 17,036 Saluran Primer 7 Saluran Wonorejo Section 2 1, ,747 0,80 86, ,808 0,907 71,339 0, ,353 71,353 8 Saluran Wonorejo Section 3 2, ,581 0,80 49, ,812 0,937 95,782 0, ,800 95,800 Sumber : hasil perhitungan, 2013 Keterangan : A : luas tata guna lahan Ts : perhitungan waktu aliran di saluran Q ranc : debit banjir rancangan I : intensitas hujan Cs : perhitungan koefisien penampungan C : koefisien limpasan Q 1 : debit air hujan T c : perhitungan waktu konsentrasi Q 2 : debit air kotor
29 Perbandingan Debit Rencana Saluran dengan Debit Eksisting No Nama Saluran Debit Rencana (m 3 /dt) Q hujan (m 3 /dt) Q limbah (m 3 /dt) Q Total (m 3 /dt) Q Saluran Eksisting (m 3 /dt) Kondisi Saluran Saluran Sekunder 1 Saluran Kedungasem 16,502 0,003 16,505 2,993 luber 2 Saluran Pondok Nirwana 11,905 0,002 11,907 1,563 luber 3 Saluran Penjaringan Sari 24,808 0,005 24,813 2,423 luber 4 Saluran Nirwana Eksekutif 8,632 0,002 8,634 1,997 luber 5 Saluran Wonorejo Rungkut 7,323 0,001 7,325 5,544 luber 6 Saluran Wonorejo Tambak 17,032 0,003 17,036 2,402 luber Saluran Primer 7 Saluran Wonorejo Section 2 71,339 0,014 71,353 23,461 luber 8 Saluran Wonorejo Section 3 95,782 0,018 95,800 36,762 luber
30 Berdasarkan hasil analisis aspek teknis diatas, rekomendasi yang diusulkan untuk menangani genangan akibat kapasitas tampung sungai yang tidak mencukupi adalah dengan pembuatan kolam resapan. Menurut Suripin (2004), kolam resapan dapat diterapkan pada lahan yang cukup luas dan muka airnya dangkal (<5 m). Kolam resapan ini juga sebaiknya diletakkan pada lahan terendah dari daerah yang akan dilayani untuk memastikan air dapat mengalir dengan lancar. Kolam ini dibuat dengan model terbuka untuk menampung air hujan maupun debit dari saluran dan meresapkannya ke dalam tanah dan sisanya dapat dialirkan perlahan-lahan ke sungai. Dari segi estetika, kolam resapan ini juga dapat dipadukan dengan konsep pertamanan sehingga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi.
31 Analisis Kolam Resapan Direncanakan luas kolam resapan 5ha = m 2 Kedalaman kolam = 2 m Free board = 10 cm Kedalaman air maksimal = 2,0 m 0,10 = 1,90 m Volume kolam resapan = m 2 x 2,90 m = m 3 Pada saat tidak terjadi hujan, dianggap ketinggian air pada kolam resapan 0,50 m, sehingga volume efektif kolam menampung air limpasan adalah: Luas kolam resapan = 5ha = m 2 Kedalaman kolam = 2 m Tinggi muka air dalam kolam = 50 cm Kedalaman efektif Volume efektif kolam resapan Debit yang diharapkan masuk ke kolam resapan: Debit air limpasan Vol. efektif Lama kolam penuh ,17 Q lim pasan ,781 = 2,0 m 0,50 = 1,50 m = m 2 x 1,50 m = m 3 3 Qrencana Qeksisting 7,325 5,544 1,781 m / dt det ik = 1,781 m 3 /dt = 11,7 jam
32 I a t b KEPALA DINAS BINA MARGA DAN PEMATUSAN KOTA SURABAYA BAGIAN TATA USAHA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN & HUKUM SUB BAGIAN UMUM BIDANG PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN BIDANG PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN BIDANG PEMATUSAN SEKSI PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN JALAN & JEMBATAN SEKSI PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN JALAN & JEMBATAN SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PEMATUSAN SEKSI PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN PEMATUSAN SEKSI PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMATUSAN SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA PEMATUSAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN PEMATUSAN KOTA SURABAYA
33 I a t b Analisis Faktor Internal Identifikasi Faktor Kekuatan (Strength) Kondisi internal pada institusi pengelola yang merupakan faktor penilaian indikator kekuatan antara lain : o Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase o Master Plan Drainase Kebijakan pengelolaan drainase Kota Surabaya telah tertuang dalam Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) sebagai acuannya. o Sarana Prasarana yang dimiliki oleh Dinas Bina Marga dan Pematusan. Identifikasi Faktor kelemahan (Weakness) Kelemahan yang mempengaruhi kegiatan pelaksanaan kegiatan penangan banjir di Surabaya antara lain : Jumlah SDM yang kurang memadai Belum adanya Perda yang mengatur tentang pengelolaan drainase. Keterbatasan alokasi dana untuk menangani kegiatan pengendalian banjir.
34 Hasil Analisis Nilai Faktor Kekuatan dan Kelemahan URAIAN Bobot Kepentingan Rating ( r ) Skor Bobot x r Kekuatan (Strength): a. Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase. b. Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) c. Sarana dan Prasarana Drainase Jumlah Kelemahan (Weakness): a. Jumlah SDM b. Belum Tanggung adanya jawab Perda dan wewenang c. Keterbatasan alokasi dana Jumlah Total
35 I a t b Analisis Faktor Eksternal Identifikasi Faktor Peluang (Opportunity) Faktor peluang dari luar yang memberikan pengaruh poritif untuk mendukung kinerja institusi antara lain : Program peningkatan kualitas SDM, antara lain dengan ketersediaan beasiswa kepada pegawai baik dari pemerintah maupun bantuan dari luar negeri, selain itu juga dengan memberikan pelatihan teknis secara berkala. Potensi peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase. Potensi sumber dana alternatif selain dari APBD, APBN serta dana bantuan luar negeri untuk penanganan drainase kota. Identifikasi Faktor Ancaman (Threat) Faktor ancaman dari luar yang menyebabkan terganggunya kinerja institusi dalam mengatasi masalah banjir di Kota Surabaya antara lain : Kendala Pembebasan Lahan Perilaku Masyarakat Pelanggaran Tata Guna Lahan Pengawasan pemerintah yang lemah terhadap perijinan pembangunan lahan mengakibatkan banyak sekali terjadi penyalah gunaan serta pelanggaran pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan IMB. Akibatnya control terhadap lahan peresapan air semakin berkurang dan hal ini menyebabkan air yang melimpas di permukaan semakin besar sehingga mengakibatkan genangan.
36 Hasil Analisis Nilai Faktor Peluang dan Ancaman URAIAN Bobot Kepen-tingan Rating ( r ) Skor Bobot x r Peluang (Opportunity): 1. Program peningkatan kualitas SDM 2. Potensi peran serta masyarakat 3. Potensi sumber dana alternatif Ancaman (Threat): a. Kendala pembebasan lahan b. Perilaku masyarakat c. Pelanggaran tata guna lahan Jumlah Jumlah Total ,33
37 Hasil Analisis SWOT PELUANG (O) 3. Mendukung Strategi Turn Around 1. Mendukung Strategi Agresif KELEMAHAN (W) 4. Mendukung Strategi Defensif (0,20 ; 0,10) 2. Mendukung Strategi Disverifikasi KEKUATAN (S) ANCAMAN (T)
38 ANALISIS STRATEGI KELEMBAGAAN PELUANG (OPORTUNITIES - O) 1. Program peningkatan kualitas SDM 2. Potensi peran serta masyarakat 3. Potensi sumber dana alternatif. KEKUATAN (STRENGTH - S) 1. Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase. 2. Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) 3. Sarana dan Prasarana Drainase. STRATEGI (SO) 1. Pengoptimalan struktur organisasi dengan meningkatakan kualitas SDM dengan cara pemberian beasiswa maupun pelatihan teknik secara rutin melalui pemanfaatan sumber dana APBN, APBD maupun sumber dana lainnya (S 1 -O 1,O 3 ) 2. Menggunakan SDMP sebagai pedoman pengelolaan sistem drainase untuk menentukan usulan program kegiatan serta mencari sumber pembiayaan untuk penanganan drainase. (S 2 -O 3 ) 3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana drainase yang ada dengan cara meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanganan masalah drainase. (S 3 -O 2 )
39 Analisis aspek finansial dilakukan terhadap perhitungan dampak kerugian akibat banjir serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya banjir tersebut. Salah satu dampak terjadinya banjir adalah kerugin secara fisik maupun sosial di kawasan tersebut. Kerugian tersebut termasuk kerugian tidak langsung atau kerugian tidak nyata yang semuanya dinominalkan dalam nilai rupiah. Dalam studi ini nilai kerugian akibat dampak banjir berdasarkan SDMP 2018 dinilai dari segi : Kerugian harta benda Kerugian akibat biaya pengobatan Berkurangnya penghasilan akibat sakit (Opportunity Cost) Biaya perjalanan tambahan
40 Kerugian Harta Benda Nilai kerugian harta benda rata-rata yang dialami oleh penduduk akibat banjir menurut data dari Surabaya Drainage Master Plan 2018 sebesar Rp ,00. Luas wilayah genangan di Kecamatan Rungkut sekitar 0,00429 km 2 dengan kepadatan penduduk jiwa/km 2 (Badan Pusat Statistik, 2012). Jumlah penduduk yang terkena dampak banjir/ genangan: Luas wilayah genangan x kepada tan penduduk 2,00429 km x jiwa 22,65 jiwa 23 km 0 2 jiwa
41 Menurut data Surabaya Dalam Angka 2012, asumsi jumlah anggota keluarga setiap KK berjumlah 3 orang, maka perhitungan jumlah keluarga yang terkena dampak genangan adalah: ,67 KK 8 KK Berdasarkan perhitungan diatas, potensi kerugian harta benda yang diderita oleh masyarakat per tahun sebesar: 8 KK x Rp ,00 Rp ,00
42 Kerugian Akibat Biaya Pengobatan Menurut Surabaya Drainage Master Plan 2018 frekuensi ratarata penduduk menderita sakit akibat terjadi genangan adalah sebanyak 1,17 kali setiap tahunnya. Diasumsikan biaya untuk sekali berobat sebesar Rp ,00, maka jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk adalah: Jumlah penduduk terkena dampak genangan x frekuensi sakit x biaya 1 kali berobat = 23 jiwa x 1,17 x Rp ,00 Rp ,00
43 Berkurangnya Penghasilan Akibat Sakit (Opportunity Cost) Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui jumlah penduduk yang terkena dampak genangan sejumlah 23 jiwa, frekuensi sakit rata-rata 1,17 kali/tahun dan asumsi 2 hari tidak bekerja. Pendapatan per kapita penduduk Kota Surabaya sebesar Rp ,00 per tahunnya, sehingga pendapatan per kapita per hari adalah: Rp ,00 365hari Rp ,00 / hari Total kerugian yang dialami penduduk akibat hilangnya kesempatan tidak mendapatkan penghasilan sebesar: 23 jiwa x 1,17 x Rp ,40 x 2 hari Rp ,27
44 Biaya perjalanan tambahan Jika diasumsikan keterlambatan waktu perjalanan menuju tempat kerja selama 2 jam dengan frekuensi genangan terjadi setiap 2 kali setahun, maka perhitungan kerugian akibat keterlambatan adalah sebagai berikut: x jumlah penduduk pendapa tan Diketahui: terkena banjir perkapita x frekuensi banjir x lama keterlamba tan Jumlah penduduk terkena genangan = 23 jiwa Pendapatan per kapita/ tahun = Rp ,00 = Rp ,40 / hari = Rp ,81 / jam Jadi total tambahan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh penduduk sebesar : 23 x 2 x2 x Rp.3.878,82 Rp ,36
45 No. Jenis Kerugian Penduduk Nilai Kerugian (Rp.) 1. Kerugian Harta Benda ,00 2. Biaya Pengobatan ,00 3. Berkurangnya Penghasilan Karena Sakit ,27 4. Biaya Perjalanan Tambahan ,36 TOTAL KERUGIAN ,63 Sumber: Hasil Perhitungan, 2013 Dari hasil perhitungan diperoleh total kerugian yang harus ditanggung oleh masyarakat akibat banjir setiap tahunnya adalah sebesar Rp ,63
46
47 Berdasarkan analisis aspek teknis didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Saluran sekunder dan primer di Kecamatan Rungkut sudah tidak dapat lagi menampung debit air hujan rencana ditambah dengan debit air buangan. Hal ini menyebabkan terjadinya genangan di wilayah tersebut. 2. Salah satu cara untuk mengatasi masalah genangan di Kecamatan Rungkut adalah dengan pembuatan kolam resapan seluas m 2 yang disebar di beberapa lokasi tergantung pada kesediaan lahan. Alasan dipilih metode ini karena kolam resapan dapat diterapkan pada lahan yang cukup luas dan muka airnya dangkal. Dari segi estetika, kolam resapan ini juga dapat dipadukan dengan konsep pertamanan sehingga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi.
48 Hasil analisis aspek kelembagaan menggunakan metode SWOT diperoleh nilai koordinat (0,20 ; 0,10) dan posisinya berada di kuadran I. Strategi yang dikembangkan adalah menggunakan strategi SO yaitu mendukung strategi agresif antara lain: 1. Pengoptimalan struktur organisasi dengan meningkatkan kualitas SDM dengan cara pemberian beasiswa maupun pelatihan teknik secara rutin melalui pemanfaatan dana APBN, APBD maupun sumber dana lainnya. 2. Menggunakan SDMP sebagai pedoman pengelolaan sistem drainase untuk menentukan usulan program kegiatan serta mencari sumber pembiayaan untuk penanganan drainase. 3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada dengan cara meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanganan drainase.
49 Hasil analisis aspek finansial perhitungan kerugian tidak langsung yang ditanggung masyarakat antara lain kerugian harta benda, biaya pengobatan akibat sakit yang ditimbulkan banjir, berkurangnya penghasilan karena sakit dan biaya perjalanan tambahan yang dibutuhkan akibat keterlambatan ke tempat kerja tiap tahun akibat banjir sebesar Rp ,63.
50
EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti
EVALUAS ASPEK TEKNS PADA SUB SSTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti JurusanTeknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, nstitut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciEVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti
EVALUAS ASPEK TEKNS PADA SUB SSTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti JurusanTeknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, nstitut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciTESIS RE Oleh: Prisma Yogiswari
TESIS RE092340 STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM ECODRAINAGE PADA KECAMATAN GAYUNGAN KOTA SURABAYA Oleh: Prisma Yogiswari - 3311 202 808 Dosen Penguji: Prof. Dr. Ir. Sarwoko Mangkoedihardjo, MscES, IPM-IATPI
Lebih terperinciPerencanaan Penerapan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan (Eko-Drainase) Menggunakan Sumur Resapan di Kawasan Rungkut
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-16 Perencanaan Penerapan Sistem Drainase Berwawasan Lingkungan (Eko-Drainase) Menggunakan Sumur Resapan di Kawasan Rungkut Dea
Lebih terperinciTATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN
1. PENDAHULUAN TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia, permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK VIRDA ILLYINAWATI 3110100028 DOSEN PEMBIMBING: PROF. Dr. Ir. NADJAJI ANWAR, Msc YANG RATRI SAVITRI ST, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
Lebih terperinciSTRATEGI PENANGANAN GENANGAN DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS KECAMATAN AMPENAN)
STRATEGI PENANGANAN GENANGAN DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS KECAMATAN AMPENAN) Lalu Kusuma Wijaya, Didik B. Supriyadi, Endah Angreni Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III Bab III Metode Analisis METODE ANALISIS 3.1 Dasar-dasar Perencanaan Drainase Di dalam pemilihan teknologi drainase, sebaiknya menggunakan teknologi sederhana yang dapat di pertanggung jawabkan
Lebih terperinciEVALUASI DRAINASE DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA
EVALUASI DRAINASE DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA Mahatma Manurung, Mas Agus Mardyanto Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman, Teknik Limgkungan FTSP-ITS Surabaya E-mail : mht@mhs.enviro.its.ac.id
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ELGINA FEBRIS MANALU. Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc
TUGAS AKHIR KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR Disusun oleh: ELGINA FEBRIS MANALU 09 0404 061 Dosen Pembimbing: IR. TERUNA JAYA, M.Sc
Lebih terperinciRt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam
EVALUASI DAN PERENCANAAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG Muhammad Faisal, Alwafi Pujiraharjo, Indradi Wijatmiko Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jalan M.T Haryono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah drainase kota sudah menjadi permasalahan utama pada daerah perkotaan. Masalah tersebut sering terjadi terutama pada kota-kota yang sudah dan sedang berkembang
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
D122 Evaluasi Timbulnya Genangan Pada Catchment Area Sistem Pematusan Greges Yang Dilayani Rumah Pompa Greges Di Rayon Genteng Surabaya Januar Catur Putranto dan Mas Agus Mardyanto Jurusan Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN
BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN 6.1 KAPASITAS TAMPUNG SALURAN EKSISTING Pada bab sebelumnya, telah diperoleh debit banjir rencana saluran drainase. Untuk mengetahui kapasitas tampung
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri
1 STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri ABSTRAK Kelebihan air hujan pada suatu daerah atau kawasan dapat menimbulkan suatu
Lebih terperinciEVALUASI PENGELOLAAN SISTEM DRAINASE KOTA PADANG (Studi Kasus: Drainase Air Tawar - Ganting) Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS, Surabaya 2
EVALUASI PENGELOLAAN SISTEM DRAINASE KOTA PADANG (Studi Kasus: Drainase Air Tawar - Ganting) Fadly Syahrial 1, Mas Agus Mardyanto 1, dan Udisubakti Ciptomulyono 2 1 Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS,
Lebih terperinciBerfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.
4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM
BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Untuk dapat memenuhi tujuan penyusunan Tugas Akhir tentang Perencanaan Polder Sawah Besar dalam Sistem Drainase Kali Tenggang, maka terlebih dahulu disusun metodologi
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan Rossana Margaret, Edijatno, Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU
EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU SYAFRIANTO 1 ANTON ARIYANTO, M.Eng 2 dan ARIFAL HIDAYAT MT 2 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian e-mail
Lebih terperinciEVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR
EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Ujian Sarjana Teknik Sipil
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR
STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR Syupri Riyanto Program Studi Teknik Sipil FTS, Universitas Narotama Surabaya e-mail: pyansebuku@gmail.com ABSTRAK Secara
Lebih terperinciStudi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya
Jurnal APLIKASI Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya Edy Sumirman, Ismail Sa ud, Akhmad Yusuf Zuhdi Program Studi Diploma Teknik Sipil
Lebih terperinciANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.6 Analisa Debit Limpasan Permukaan Analisa ini bertujuan untuk mengetahui debit air pada kawasan kampus Kijang, Universitas Bina Nusantara, Kemanggisan, Jakarta Barat, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada saat musim hujan. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini sampai saat
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah Manfaat...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... i PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR RUMUS... x DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAK... xii BAB
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA
Perencanaan Sistem Drainase Perumahan The Greenlake Surabaya PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA Riska Wulansari, Edijatno, dan Yang Ratri Savitri. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya Tjia An Bing, Mahendra Andiek M, Fifi Sofia Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN
Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 008: 8-1 KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian
Lebih terperinciKAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin
KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG Zainuddin Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang E-mail: Zainuddin_muchtar@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO
STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO Meny Sriwati Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknik Dharma Yadi Makassar ABSTRACT This study aimed (1)
Lebih terperinciPeta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan
Latar Belakang Saluran Rungkut Medokan adalah salah satu saluran sekunder yang ada di Surabaya. Ada 6 saluran sekunder yaitu Rungkut Asri, Rungkut Asri Utara, Rungkut Medokan, Rungkut Asri Timur, Medokan
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK
1 PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK Virda Illiyinawati, Nadjadji Anwar, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) -6 Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo Yusman Rusyda Habibie, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR PADA KECAMATAN MEDAN SELAYANG DAN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL ( Studi Kasus : Jl. Jamin Ginting, Jl. Dr. Mansyur dan Jl. Gatot Subroto ) FITHRIYAH
Lebih terperinciSTUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT
TUGAS AKHIR RC09-1380 STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT RATNA PUSPITA WIDYANINGRUM NRP 3107 100 060 Dosen Pembimbing : Ir. Sofyan Rasyid, MT JURUSAN
Lebih terperinciTINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA
TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di dataran pantai Utara Jawa. Secara topografi mempunyai keunikan yaitu bagian Selatan berupa pegunungan
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya
1 Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya Agil Hijriansyah, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. Analisa Data
BAB V ANALISA DATA 5.1 UMUM Analisa data terhadap perencanaan jaringan drainase sub sistem terdiri dari beberapa tahapan untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisa dilakukan, terlebih
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Analisa Curah Hujan 4.1.1 Jumlah Kejadian Bulan Basah (BB) Bulan basah yang dimaksud disini adalah bulan yang didalamnya terdapat curah hujan lebih dari 1 mm (menurut
Lebih terperinciSISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)
SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) Raja Fahmi Siregar 1, Novrianti 2 Raja Fahmi Siregar 1 Alumni Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Survey Lapangan Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan identifikasi awal, mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian, melakukan uji
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Curah Hujan Drainase adalah ilmu atau cara untuk mengalirkan air dari suatu tempat, baik yang ada dipermukaan tanah ataupun air yang berada di dalam lapisan tanah, sehingga
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya
Perencanaan istem Drainase Rumah akit Mitra Keluarga Kenjeran, urabaya Hisyam Amri, Edijatno, Fifi ofia Jurusan Teknik ipil FTP Institut Teknologi epuluh Nopember (IT) Jl. Arief Rahman Hakim, urabaya 60
Lebih terperinciALUR PENELITIAN. MASALAH Banjir / Genangan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo IDENTIFIKASI MASALAH
METODOLOGI PENELITIAN Tahap Persiapan Pengumpulan Data Proses Analisis Data Penyusunan Strategi Kesimpulan ALUR PENELITIAN MASALAH Banjir / Genangan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo IDENTIFIKASI MASALAH TINJAUAN
Lebih terperinciSTUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN
STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN Sugeng Sutikno 1, Mutia Sophiani 2 1 Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Subang 2 Alumni
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor adalah tempat yang sangat berguna bagi seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan saat ini. Dengan adanya kantor kita dapat melakukan suatu pekerjaan dengan nyaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi dari objek penelitian ini berada pada Kecamatan Rancaekek, tepatnya di Desa Sukamanah dan Kecamatan Rancaekek sendiri berada di Kabupaten Bandung.
Lebih terperinciOleh : Surendro NRP :
EVALUASI SISTEM DRAINASE KOTA TANAH GROGOT, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Surendro NRP : 311 0040 707 Latar Belakang Terjadinya genangan dibeberapa titik di wilayah kota Tanah Grogot Perumusan Masalah 1. Identifikasi
Lebih terperinciJurnal Rancang Bangun 3(1)
STUDI KELAYAKAN KAPASITAS TAMPUNG DRAINASE JALAN FRANS KAISEPO KELURAHAN MALAINGKEDI KOTA SORONG Ahmad Fauzan 1), Hendrik Pristianto ) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong
Lebih terperinciPERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT
PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT Disusun Oleh : AHMAD RIFDAN NUR 3111030004 MUHAMMAD ICHWAN A 3111030101 Dosen Pembimbing Dr.Ir. Kuntjoro,MT NIP: 19580629 1987031
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP BESARNYA DEBIT(Q) PADA SUATU KAWASAN (STUDI KASUS PASAR FLAMBOYAN)
PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP BESARNYA DEBIT(Q) PADA SUATU KAWASAN (STUDI KASUS PASAR FLAMBOYAN) Ya Dwi Wendika 1), Stefanus Barlian Soeryamassoeka 2), Erni Yuniarti 3) Abstrak Akibat adanya
Lebih terperinciKajian Bak Penampung Tangkapan Air Hujan Sebagai Upaya Penurunan Run Off Di Kawasan Perumahan Sukolilo Dian Regency 2 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Bak Penampung Tangkapan Air Hujan Sebagai Upaya Penurunan Run Off Di Kawasan Perumahan Sukolilo Dian Regency 2 Surabaya
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii
ABSTRAK Kota Mangupura sebagai sebuah kawasan kota baru mengalami perkembangan yang sangat dinamis, dimana infrastruktur dan sarana prasarana publik sesuai standar perkotaan terus berkembang. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota menurut Alan S. Burger The City yang diterjemahkan oleh (Dyayadi, 2008) dalam bukunya Tata Kota menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan
Lebih terperinciKAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK
KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK Pertumbuhan kota semakin meningkat dengan adanya perumahan,
Lebih terperinciDemikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas besar Mata Kuliah Rekayasa Hidrologi SI-2231. Tugas besar ini dimaksudkan
Lebih terperinciMETODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3
3. BAB 3 METODOLOGI 3.1. Tinjauan Umum Dalam suatu perencanaan konstruksi dan rencana pelaksanaan perlu adanya metodologi yang baik dan benar karena metodologi merupakan acuan untuk menentukan langkah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah
BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Hidrologi Sebelum melakukan analisis hidrologi, terlebih dahulu menentukan stasiun hujan, data hujan, dan luas daerah tangkapan. Dalam analisis hidrologi akan membahas langkah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi pekerjaan terletak di Jl. Jendral Sudirman, Kelurahan Karet Semanggi, Kecamatan Setia Budi, Jakarta Pusat. Tepatnya di dalam area perkantoran gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, kegiatan manusia di wilayah perkotaan memberikan dampak positif terhadap kemajuan ekonomi penduduknya. Namun disisi lain juga dapat
Lebih terperinciAnalisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi
Analisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi Widarto Sutrisno Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Ito_tok@yahoo.com Abstrak Areal bandara Muara Bungo Jambi
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peil Banjir Peil Banjir adalah acuan ketinggian tanah untuk pembangunan perumahan/ pemukiman yang umumnya di daerah pedataran dan dipakai sebagai pedoman pembuatan jaringan drainase
Lebih terperinciANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN
ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN Kristanto Wibisono 1, Antonius C 2, Herry P. Chandra 3, Cilcia K. 4 ABSTRAK : Seiring dengan bertambahnya
Lebih terperinciPENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE
PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE Amalia 1), Wesli 2) 1) Alumni Teknik Sipil, 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh email: 1) dekamok@yahoo.com,
Lebih terperinciPERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :
PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada akhirnya berimplikasi pada pembangunan sarana dan prasarana
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI Heri Giovan Pania H. Tangkudung, L. Kawet, E.M. Wuisan Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: ivanpania@yahoo.com
Lebih terperinciASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.
ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB. PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN STADION SURAJAYA KABUPATEN LAMONGAN OLEH: MAHASISWA : BRANI BIJAKSONO NRP: 3111 105 028 DOSEN PEMBIMBING : UMBORO LASMINTO, ST.MSc.Dr.Techn NIP: 19721202
Lebih terperinciPENERAPAN SUMUR RESAPAN PADA PERENCANAAN DRAINASE WILAYAH DI KECAMATAN TARUTUNG (STUDI KASUS: KAWASAN PERMUKIMAN KELURAHAN HUTATORUAN VII) TUGAS AKHIR
PENERAPAN SUMUR RESAPAN PADA PERENCANAAN DRAINASE WILAYAH DI KECAMATAN TARUTUNG (STUDI KASUS: KAWASAN PERMUKIMAN KELURAHAN HUTATORUAN VII) TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Lebih terperinciSTUDI PENGENDALIAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN POMPA PADA DAERAH PENGALIRAN KALI KANDANGAN KOTAMADYA SURABAYA TUGAS AKHIR
STUDI PENGENDALIAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN POMPA PADA DAERAH PENGALIRAN KALI KANDANGAN KOTAMADYA SURABAYA TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil (
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat
Lebih terperinciEVALUASI KAPASITAS SALURAN GUNA MENANGANI MASALAH BANJIR DI JALAN BENDUNGAN SUTAMI KOTA MALANG
145 Buana Sains Vol 7 No 2: 145-150, 2007 EVALUASI KAPASITAS SALURAN GUNA MENANGANI MASALAH BANJIR DI JALAN BENDUNGAN SUTAMI KOTA MALANG Suhudi PS Teknik Sipil Fak. Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
Lebih terperinciKAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.
KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.Sc 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciDINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang
1.1. Latar Belakang yang terletak sekitar 120 km sebelah selatan Kota Surabaya merupakan dataran alluvial Kali Brantas. Penduduk di Kabupaten ini berjumlah sekitar 1.101.853 juta jiwa pada tahun 2001 yang
Lebih terperinciPERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Memenuhi ujian sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.5. Gambaran Umum Lokasi Studi Gambar 4.1. Lokasi Studi Kelurahan Jagalan merupakan salah satu kelurahan yang cukup padat dengan jumlah penduduk pada tahun
Lebih terperinci4/12/2009. Water Related Problems?
DRAINASE PENDAHULUAN Permasalahan dan Tantangan Water Related Problems? Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Stasiun Pengamat Hujan Untuk melakukan analisa ini digunakan data curah hujan harian maksimum untuk tiap stasiun pengamat hujan yang akan digunakan dalam analisa
Lebih terperinciMENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)
Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG
85 Buana Sains Vol 12 No 2: 85-90, 2012 EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG Blasius Lobe Mato dan Suhudi PS. Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang
TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang Disusun oleh : Agung Tri Cahyono NRP. 3107100014 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Sarwono, M.Sc JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para dosen, dan pegawainya. Menyadari akan pentingnya suatu kampus maka sudah sewajarnya kampus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bumi terdiri dari air, 97,5% adalah air laut, 1,75% adalah berbentuk es, 0,73% berada didaratan sebagai air sungai, air danau, air tanah, dan sebagainya. Hanya 0,001% berbentuk uap
Lebih terperinciPERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA
PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA Denik S. Krisnayanti 1 (denik.krisnayanti@gmail.com) Elia Hunggurami 2 (eliahunggurami@yahoo.com) Kristina N. Dhima-Wea 3 (itinwea@gmail.com) ABSTRAK Jurnal Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat perdagangan, sekaligus pusat konsumen. Di daerah perkotaan tinggal banyak manusia, fasilitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada pada saluran drainase sekunder komplek boulevard hijau, kelurahan pejuang, kecamatan medan satria, bekasi utara.yang dimana
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH
ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH TUGAS AKHIR NYOMAN INDRA WARSADHI 0704105031 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Menganalisa Hujan Rencana IV.1.1 Menghitung Curah Hujan Rata rata 1. Menghitung rata - rata curah hujan harian dengan metode aritmatik. Dalam studi ini dipakai data
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT
Spectra Nomor 10 Volume V Juli 2007: 38-49 KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT Hirijanto Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Pengembangan suatu sistem drainase perkotaan
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-1 Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur Made Gita Pitaloka dan Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciPerencanaan dan Studi Pengaruh Sistem Drainase Marvell City Terhadap Saluran Kalibokor di Kawasan Ngagel-Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan dan Studi Pengaruh Sistem Drainase Marvell City Terhadap Saluran Kalibokor di Kawasan Ngagel-Surabaya Agus Hendra Pramuji, Mahendra Andiek Maulana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Tanggerang setiap tahunnya mengalami permasalahan bencana banjir, khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya penanganan telah dilakukan.
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA
EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA Sidang Tesis Oleh : Dica Erly Andjarwati 3311202802 Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
Lebih terperinciEVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST
EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : ALFRENDI C B HST
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah diterbitkan, dan dari buku-buku atau artikel-artikel yang ditulis para peneliti sebagai
Lebih terperinciModul 3 ANALISA HIDROLOGI UNTUK PERENCANAAN SALURAN DRAINASE
Modul 3 ANALISA HIDROLOGI UNTUK PERENCANAAN SALURAN DRAINASE Perhitungan Debit Saluran Perhitungan Debit Saluran Rumus Rasional : Q = 0,278 C.I.A m³/detik a. Koefisien Pengaliran C Di pengaruhi banyak
Lebih terperinci