STUDI PADA PENGARUH FEEDWATER HEATER 7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
|
|
- Adi Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: STUDI PADA PENGARUH FEEDWATER HEATER 7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Sori Tua dan Ary Bacthiar Krishna P. Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 Indonesia arybach@me.its.ac.id Abstrak-Kerusakan feedwater heater di sistem pembangkit listrik, pada umumnya akan berdampak pada efisiensi sistem dan kebutuhan bahan bakar dalam boiler []. Feedwater heater 7 (FWH7) atau feedwater heater terakhir sebelum fluida memasuki boiler pada PLTU Suralaya mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh feedwater heater 7 pada pembangkit listrik di Suralaya. Pembuatan pemodelan powerplant Suralaya dengan kondisi awal feedwater heater 7 off mula-mula dan penambahan komponen bypass. Pemodelan powerplant dilakukan supaya diketahui efisiensi dan biaya konsumsi bahan bakar pada kondisi bypass dengan normal satu dan bypass dengan normal dua. normal satu adalah kondisi dimana pembangkit dalam keadaan normal dengan laju aliran massa masukan pada turbin pertama sama dengan kondisi saat bypass. normal dua adalah kondisi dimana pembangkit dalam keadaan normal dengan penambahan dari laju aliran massa masukan turbin pertama saat kondisi bypass dan jumlah ekstrasi steam menuju FWH 7 saat kondisi normal satu. Pemodelan powerplant Suralaya menggunakan software GateCycle, sedangkan perhitungan manual menggunakan data heat and mass balance saat kondisi FWH 7 off. Dari penelitian ini didapatkan bahwa unjuk kerja sistem pembangkit bypass jika dibanding dengan kondisi normal yaitu efisiensi mengalami penurunan 0.78 %, kebutuhan kalor mengalami kenaikan 39,955,904 kcal/hr, kebutuhan bahan bakar mengalami kenaikan 5,874.3 kg/d, biaya kerugian 7,67.39 (US$/D). Jika dibanding kondisi normal, efisiensi mengalami penurunan 0.4 %, kebutuhan kalor mengalami penurunan 59,975,460 kcal/hr, kebutuhan bahan bakar mengalami penurunan 376,35.88 kg/d, biaya penghematan, (US$/D). Kata Kunci: PLTU, Feedwater heater, GateCycle, Kebutuhan bahan bakar. P I. PENDAHULUAN ENJELASAN dari siklus dari PLTU tersebut dapat dimulai dari boiler. Boiler berfungsi untuk menghasilkan uap fase panas lanjut untuk memutar sudu sudu turbin. Dengan berputarnya sudu sudu turbin maka akan menyebabkan poros turbin berputar sehingga generator yang merupakan seporos dengan turbin otomatis akan ikut berputar. Dari generator inilah listrik dapat dihasilkan. Adapun sisa uap pada turbin akan dikondensasikan di kondenser untuk dimanfaatkan lagi pada siklus tersebut. Setelah uap turbin terkondensasi maka air kondensat tersebut akan dipompakan menuju feedwaterheater untuk dilakukan pemanasan awal sebelum masuk kedalam boiler. Air sebelum masuk kedalam boiler akan dipanaskan terlebih dahulu di feedwater heater. Pemanasan awal air pengisi boiler ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi thermal dari siklus pembangkit secara keseluruhan. Feedwater heater adalah sejenis heat exchanger yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu closed dan open feedwater heater. Closed feedwater heater merupakan shell and tube heat exchager yang diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu LPH (Low Pressure Heater) dan HPH (High Pressure Heater). LPH dan HPH memiliki fungsi utama yang sama yaitu memanaskan air sebelum masuk boiler agar kerja boiler tidak terlalu berat sehingga tidak membutuhkan bahan bakar lebih banyak atau dengan kata lain akan meningkatkan efisiensi siklus secara keseluruhan. Yang membedakan antara LPH dengan HPH adalah ekstraksi uapnya. Ekstraksi uap pada LPH berasal dari LP (Low Pressure) turbin sedangkan pada HPH ekstraksi uapnya berasal dari HP (High Pressure) turbin dan IP (Intermediate Pressure) turbin. Sedangkan open feedwater heater atau yang disebut deaerator merupakan heat exchanger direct contact type yang berfungsi untuk memanaskan air setelah dari LPH dan memisahkan antara oksigen dengan air. Pada PLTU Suralaya terdapat tujuh buah feedwater heater yaitu tiga buah LPH, tiga buah HPH, dan sebuah deaerator. Jika kerusakan terjadi pada sebuah HPH maka akan menyebabkan turunnya efisiensi dari siklus secara keseluruhan. Dengan menurunnya efisiensi dari siklus secara keseluruhan yang disebabkan oleh kerusakan pada HPH seperti yang telah dijelaskan pada paragraf di atas, tentu saja akan membawa kerugian yang sangat besar yaitu salah satunya kebutuhan batubara saat pemanasan dalam boiler akan meningkat, yang nantinya terjadinya kenaikan biaya operasional harian dalam pembangkit. Dendi Junaidi, dkk melakukan penelitian tentang Kesetimbangan Massa dan Kalor Serta Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pada Berbagai Perubahan Beban dengan Menvariasikan Jumlah Feedwater Heater []. Pada penelitian ini, dengan mendesain suatu instalasi pembangkit listrik memerlukan parameter-parameter yang harus dipertimbangkan. Sehingga aspek ekonomis sangat memegang peranan penting didalam menentukan desain instalasi yang efisien dan menguntungkan bagi investor. Salah satu parameter yang dipertimbangkan adalah berapa jumlah feedwater heater yang harus digunakan demi tercapainya tujuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan efisiensi desain ketika feedwater heater ditambah, kenaikan yang signifikan mungkin antara satu sampai empat feedwater heater tetapi pada lima buah feedwater heater sampai tujuh buah feedwater heater akan terlihat kenaikan efisiensi sistem yang cenderung stabil. Jadi seandainya ada penambahan feedwater heater yang melebihi tujuh buah feedwater heater tidak akan memberikan kenaikan pada efisiensi desain instalasi pembangkit listrik secara signifikan. Pada tahun 0, Cahyo Adi Basuki, dkk melakukan penelitian Analisis Konsumsi Bahan Bakar pada Pembangkit
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: Listrik Tenaga Uap dengan Menggunakan Metode Least Square [3]. Pada penelitian ini, Basuki melakukan perhitungan dengan menggunakan jenis bahan bakar HSD, MFO, LNG, dan batubara untuk beban 40 MW didapatkan hasil bahwa operasional PLTU yang beroperasi dengan menggunakan bahan bakar minyak (HSD dan MFO) mengalami kerugian. Hal ini nampak jelas dari selisih harga yang sangat besar antara biaya bahan bakar HSD dan MFO terhadap produksi energi listrik dibandingkan harga jual listrik rumah tangga. Sedangkan dengan menggunakan bahan bakar LNG atau pun batubara mengalami keuntungan. Hal ini nampak jelas dari selisih harga yang sangat besar antara biaya bahan bakar LNG dan batubara terhadap produksi energi listrik dibandingkan harga jual listrik rumah tangga. Berdasarkan pemaparan diatas jika terjadi kerusakan komponen feedwater heater dapat menurunnya efisiensi sistem powerplant sehingga menjadi suatu masalah yang penting untuk biaya operasionalnya. Dan tugas akhir ini akan membahas lebih lanjut pada pengaruh feedwater heater 7 terhadap efisiensi dan biaya kebutuhan bahan bakar dengan pemodelan GateCycle. II. URAIAN PENELITIAN Pada Tugas akhir ini tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian adalah sebagai berikut : A. Studi Literatur dan Survei Pengambilan Data Heat and Mass Balance Studi literatur ini dilakukan agar dapat menambah wawasan, pengetahuan penulis terhadap materi yang akan dibahas pada tugas akhir ini. Pada tahap studi literatur penulis melakukan kajian dan mengambil beberapa teori penunjang dari buku-buku, artikel, jurnal ilmiah, dan tugas akhir terdahulu. Diharapkan dari hasil studi literatur ini, penulis dapat menganalisa hasil dari pengujian yang dilakukan. Tahap survei pengambilan data heat and mass balance dilakukan di PLTU Suralaya pada saat kondisi feedwater heater 7 off. Data yang dibutuhkan adalah data inlet dan outlet setiap komponen yang ada seperti boiler, turbin, condenser, pompa serta feedwater heater. Simulasi yang digunakan adalah software GateCycle yang dibuat oleh GE Software Coompany. B. Heat and Mass Balance Tahap hasil perhitungan yaitu berupa kerja yang dihasilkan pada semua turbin, panas yang dibutuhkan dalam boiler, kerja netto siklus, dan efisiensi sisklus [4]-[5]. Perhitungan dilakukan untuk sebagai acuan sebuah pemodelan dalam GateCycle sudah tepat dan benar. a. Perhitungan Fraksi Massa pada Feedwater Heater y = 0 y = (h 4 h 3 ) y (h 8 h 7 ) h 5 h 8 y 3 = h 3 h + (y +y )(h 30 h 9 ) h 6 h 30 y 4 = h ( y 3 y y )h 0 (y 3 +y + y )h 3 (h 8 h 0 ) y 5 = ( y 4 y 3 y y )(h 0 h 9 ) h 9 h 3 y 6 = ( y 4 y 3 y y )(h 9 h 8 ) + y 5 (h 34 h 33 ) h 0 h 34 y 7 = ( y 6 y 5 y 4 y 3 y y )(h 5 h 4 ) h + h 5 h 6 h 4 + (y 6 + y 5 )(h 6 h 35 ) h + h 5 h 6 h 4 b. Perhitungan Daya yang Dihasilkan Steam Turbin T = (h h ) T = (h m 4 h 5 ) + ( y )(h 5 h 6 ) +( y y )(h 6 h 7 ) T3 = ( y 3 y y 7 h 8 ) + T4 ( y 4 y 3 y y 8 h 9 )+ ( y 5 y 4 y3 y y )(h 9 h 0 )+ ( y 5 y 4 y3 y y = ( y 3 y y 7 h 8 ) + y 6 )(h 0 h ) ( y 4 y 3 y y 8 h 9 )+( y 5 y 4 y3 y y )(h 9 h )+ ( y 5 y 4 y3 y y y 7 )(h h ) c. Perhitungan Daya yang Dibutuhkan Pompa p p p3 = ( y 7 y 6 y 5 y 4 y 3 y y )(h 4 h 3 ) = (y 7 + y 6 + y 5 )(h 7 h 6 ) = (h m h ) d. Perhitungan Kalor yang Dibutuhkan Boiler boiler reheat = (h h 5 ) = ( y )(h 4 h ) in = boiler + reheat e. Perhitungan Efisiensi Sistem η = ( T m + T m + T3 m + T4 m ) ( p m + p m + p3 m ) C. Pemodelan GateCycle in GateCycle adalah software yang digunakan untuk menganalisa unjuk kerja dari sebuah power plant. Gate Cycle menggunakan proses termodinamika, perpindahan dan mekanika fluida dalam menjalankan perhitungan simulasinya. Gate cycle yang digunakan dalam penelitian ini adalah versi r tahun 004 [6]. Software ini dapat membuat sebuah pembangkit listrik dengan desain yang kita inginkan ataupun sesuai template yang sudah disediakan oleh Gate Cycle. Selain itu, kita juga dapat menentukan properties yang akan bekerja pada tiap komponen dalam desain pembangkit listrik tersebut. Hasil yang didapatkan dari software Gate Cycle ini antara lain efisiensi, heat rate, load yang dihasilkan, kadar polutan yang dilepas ke udara, losses yang terjadi, konsumsi bahan bakar, suhu, tekanan, kelembaban udara sekitar dan lain-lain. Selain itu juga, kita dapat langsung mendapatkan grafik yang kita inginkan hasil iterasi software Gate Cycle ini [7]-[9]. Selain itu, Gate cycle mempunyai proses yang disebut Cycle Link, dimana proses ini digunakan untuk menentukan input dan output parameter apa yang ingin diketahui dari power plant yang telah dimodelkan sebelumnya.
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: No Nama Komponen Tabel. Tabel data dependent Data Variabel Input Metode Boiler Kalor yang Heat Load, LHV dibutuhkan FWH -6 Accept incoming steam Drain Colling approach temperature 3 FWH 7 Drain Colling approach temperature Aktif Accept incoming steam Non Aktif Bypass steam flow = 0 4 Splitter Remider Flow (a) (b) Gambar (a) Contoh pemodelan powerplant (b) Contoh display hasil pengerjaan D. Metode Input Pemodelan GateCycle Pada tahapan input dalam pemodelan GateCycle dibedakan menjadi dua, yaitu data dependent dan data independent seperti dalam tabel sebagai berikut : Tabel. Tabel data dependent No Nama Variabel Input Komponen Data Metode HP,IP,LP,LP Tekanan Input inlet pressure (Turbine) Input,ekstrasi,Outlet Entalphi input, Input exit entalphies ekstrasi,outlet Laju aliran massa ekstrasi Boiler Entalphi keluaran Steam Outlet Entalphy 3 Pump I,II,III Tekenan Ouput Fiixed Control Valve Outlet Pressure 4 Condenser Tekanan Desired Pressure 5 System KW (kondisi FWH 7 Off) E. Variasi Pemodelan GateCycle Specify flow Pada tahapan pemilihan variasi untuk pemodelan GateCycle kondisi normal bertujuan untuk mengetahui dampak apabila feedwater heart 7 off terhadap sistem. Pemodelan yang digunakan dalam penelitian ini, dibedakan menjadi 3 kondisi seperti kondisi bypass, normal satu, normal dua. Perbedaan data yang digunakan setiap kondisi yaitu pada laju aliran massa (flowrate), berikut ini tabel variasi data pada setiap kondisi : Tabel 3. Variasi data flowrate pada kondisi bypass, normal satu, normal dua di pemodelan GateCycle No Komponen Flowrate (Kg/hr) Turbin Inlet,0,540,0,540,349,89 Ekstrasi 0 8,749 8,749 Turbin Ekstrasi 64,78 55,04 64,78 Ekstrasi 58,45 50,8 58,45 3 Turbin 3 Ekstrasi 38,805 7,657 38,805 Ekstrasi 30,99 7,58 30,99 Ekstrasi 3 34,94 30,770 34,94 Outlet 45, ,43 45,485 4 Turbin 4 Ekstrasi 38,805 7,657 38,805 Ekstrasi 30,99 7,58 30,99 Ekstrasi 3 30,90 5,80 30,90 Outlet 45, ,43 45,485 F. Pengolahan Data Simulasi Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah sehingga hasil pengujian ditunjukkan dalam cylinder chart daya, efisiensi, kalor, jumlah kebutuhan bahan bakar, biaya kebutuhan bahan bakar serta biaya akibat feedwater heater 7 off.
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: III. HASIL DAN ANALISA A. Perhitungan Heat and Mass Balance a. Perhitungan Fraksi Massa pada Feedwater Heater y = 0 y = y 3 = 0,0466 y 4 = 0.05 y 5 = y 6 = y 7 = b. Perhitungan Daya yang Dihasilkan Steam Turbin T T T3 T4 = 73 kcal/kg = 9.7 kcal/kg = 74.3 kcal/kg = kcal/kg c. Perhitungan Daya yang Dibutuhkan Pompa p p p3 = kcal/kg = 0,0369 kcal kg = 7 kcal/kg d. Perhitungan Kalor yang Dibutuhkan Boiler boiler reheat in = 597 kcal/kg = 04. kcal/kg = 70. kcal/kg e. Perhitungan Efisiensi Sistem η = = 43.9% B. Perbandingan Perhitungan dan Pemodelan GateCycle Perhitungan heat and mass balance ini bertujuan untuk membandingkan pemodelan GatcCycle sudah baik dan benar untuk kondisi feedwater heater 7 off dalam table sebagai berikut : Tabel 4. Perbandingan sistem pembangkit dengan hasil pemodelan GateCycle dan heat balance pada kondisi feedwater heater 7 off No Komponen Satuan Gate cycle Heat And Mass Balance Steam turbin (HP) kw 04, ,6.63 Steam turbin (IP) kw 3, , Steam turbin 3 (LP) kw 04, , Steam turbin 4 (LP) kw 05, , Pump kw Pump kw Pump 3 kw -9,98.0-9, Mass. Flowrate kg/hr,0,56,0,540 9 Q boiler kcal/hr 946,474,60 949, effisiensi % Cycle nett. MW C. Hasil Pemodelan GateCycle a. Beda Daya Serta Effisiensi Sistem Pembangkit di Berbagai pada Pemodelan GateCycle (a) (b) Gambar. Cylinder chart (a) daya dan (b) efisiensi fungsi semua kondisi di pemodelan GateCycle Dengan menjadikan kondisi bypass sebagai parameter acuan, maka dari cylinder chart diatas terlihat bahwa daya netto sistem pembangkit saat kondisi variasi normal satu lebih kecil dengan selisih MW dan pada saat kondisi variasi normal dua lebih besar dengan selisih 3.09 MW. Selanjutnya effisiensi pada sistem pembangkit saat kondisi variasi normal satu lebih besar dengan selisih 0.78 % dan pada saat kondisi variasi normal dua lebih besar dengan selisih 0.4 %. Pada penjelasan cylinder chart daya diatas adanya pengaruh jumlah laju aliran massa pertama masukan turbin pertama sehingga mempengaruhi besarnya daya yang keluar pada sistem pembangkit. Sedangkan untuk penjelasan efisiensi akan lebih besar saat kondisi normal dibanding saat kondisi bypass dikarenakan FWH 7 membantu pemanasan fluida feedwater yang akan menuju boiler sehingga beban kalor yang akan diberikan akan berkurang. Pada sub bab berikutnya, akan dijelaskan serta memperlihatkan perbedaan yang masuk pada boiler dan besarnya kebutuhan bahan bakar yang digunakan berupa batubara pada boiler. b. Cylinder chart beda boiler dan Jumlah Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Pembangkit di Berbagai pada Pemodelan GateCycle Q boiler (kcal/hr) Daya (MW) Efisiensi (%) Daya Vs F () Efisiensi Vs F () Q boiler (kcal/hr) Vs F () 986,430,064,000,000, ,000, ,000,000 90,000, ,474,60 886,498, ,000, ,000,000 Gambar 3 Cylinder chart boiler pada semua kondisi di pemodelan GateCycle
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: Konsumsi (Kg/D) 3,70,000 3,650,000 3,564, ,580,000 3,50,000 3,440,000 3,338, ,370,000 3,300,000 Gambar 4. Cylinder chart konsumsi bahan bakar pada semua kondisi di pemodelan GateCycle Dengan menjadikan kondisi bypass sebagai parameter acuan, maka dari cylinder chart diatas terlihat bahwa kalor yang dibutuhkan dalam boiler pada sistem pembangkit saat kondisi variasi normal satu lebih kecil dengan selisih 59, kcal/hr dan pada saat kondisi variasi normal dua lebih besar dengan selisih 39,955,904 kcal/hr. Selanjutnya jumlah kebutuhan bahan bakar pada sistem pembangkit saat kondisi variasi normal satu lebih kecil dengan selisih 5,874.3 kg/d dan pada saat kondisi variasi normal dua lebih besar dengan selisih 376,35.88 kg/d. Pada penjelasan cylinder chart Q boiler diatas adanya pengaruh jumlah laju aliran massa pertama masukan turbin pertama sehingga mempengaruhi besarnya daya yang keluar pada sistem pembangkit. Sedangkan untuk penjelasan kalor yang dibutuhkan dalam boiler akan lebih besar saat kondisi normal dibanding saat kondisi bypass dikarenakan FWH 7 membantu pemanasan fluida feedwater yang akan menuju boiler sehingga beban kalor yang akan diberikan akan berkurang. Hubungan antara kalor yang dibutuhkan boiler dengan jumlah kebutuhan bahan bakar akan sebanding lurus. Maka dengan perumusan secara termodinamika dapat disesuaikan menjadi = m bahan bakar x LHVbahan bakar. D. Biaya Akibat Feedwater Heater 7 Off Pada tahapan perhitungan ini berfungsi untuk mengetahui biaya operasional system pembangkit listrik khususnya berbahan bakar batubara []. Dapat diketahui biaya operasional yang dimodelkan dalam GateCycle pada setiap kondisi : $(7,67.39) Konsumsi (Kg/D) Vs F () 3,74, Cyclinder Chart Resiko Biaya ($/D) Vs F (Bypass) $(8,000) $(,000) $(4,000) $3,000 $0,000 Gambar 5. Cylinder chart biaya bahan bakar per hari pada semua kondisi di pemodelan GateCycle $- $, Gambar 6. Cylinder chart resiko biaya bahan bakar per hari dengan acuan pemodelan saat kondisi feedwater heater 7 off Dengan menjadikan kondisi bypass sebagai parameter acuan, maka dari cylinder chart diatas terlihat bahwa akibat FWH 7 off dengan selisih biaya yang dikeluarkan pada sistem pembangkit kondisi normal menggunakan variasi normal pertama adalah 7,67.39 (US$/D) dengan mengarah ke kiri yang artinya pemilihan variasi normal pertama akan rugi jika FWH 7 off dan akibat FWH 7 off dengan selisih biaya yang dikeluarkan pada sistem pembangkit kondisi normal menggunakan variasi normal kedua adalah, (US$/D) dengan mengarah ke kanan yang artinya pemilihan variasi normal kedua akan relatif lebih menghemat jika FWH 7 off dengan dampak daya netto akan berkurang. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari studi yang dilakukan serta pembahasan terhadap data yang didapatkan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :. Pemodelan sistem pembangkit pada Gate Cycle di setiap komponen adalah convergent.. Data hasil simulasi Gate Cycle di setiap komponen pada semua kondisi sebagai berikut : No Nama Komponen Cyclinder Chart Biaya ($/D) Vs F () $6,5.7 $60,000 $69,000 $78,000 $87,000 $96,000 Satuan $78,888. $90,66.49 Steam turbin kw 04, , , Steam turbin kw 3, , , Steam turbin 3 kw 04, , ,5.4 4 Steam turbin 4 kw 05, ,0.9 06,0.6 5 Pump kw Pump kw Pump 3 kw -9,98.0-8, , Mass. Flowrate kg/hr,0,56,0,56,349,30 3. Beberapa hasil pemodelan sistem pembangkit di Gate Cycle yang penulis buat : bypass Daya : 436,986 kw Effisiensi sistem pembangkit : % Q boiler yang dibutuhkan : 946,474,60 kcal/kg Kebutuhan bahan bakar : 3,564,50.88 kg/d Biaya bahan bakar : 78,888. US$/D
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: normal Daya : 47,89 kw Effisiensi sistem pembangkit : % Q boiler yang dibutuhkan : 886,498,700 kcal/kg Kebutuhan bahan bakar : 3,338, kg/d Biaya bahan bakar : 6,5.7 US$/D normal Daya : 460,095 kw Effisiensi sistem pembangkit : 40.0 % Q boiler yang dibutuhkan : 986,430,064 kcal/kg Kebutuhan bahan bakar : 3,74, kg/d Biaya bahan bakar : 78,888. US$/D 4. Adanya penurunan efisiensi sistem pembangkit bypass jika kondisi normal satu yang digunakan dengan nilai 0.78 %, dan mengalami kenaikan kebutuhan kalor didalam boiler sebesar 39,955,904 kcal/hr sehingga penambahan jumlah kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan sebesar 5,874.3 kg/d dengan biaya kerugian sebesar 7,67.39 (US$/D). 5. Adanya penurunan efisiensi sistem pembangkit bypass jika kondisi normal kedua yang digunakan dengan nilai 0.4 %, namun mengalami penurunan kebutuhan kalor didalam boiler sebesar 59,975,460 kcal/hr sehingga pengurangan jumlah kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan sebesar 376,35.88 kg/d dengan pengurangan biaya sebesar, (US$/D). 6. Ekstrasi steam aliran massa pada FWH 7 yang digunakan sebesar 8749 kg/hr. Karena menggunakan acuan saat laju aliran massa masukan turbin pertama kondisi normal pertama sama dengan kondisi bypass dengan besaran kg/hr. 7. Pembangkit saat kondisi normal kedua menjadi pilihan yang cukup baik dimana jika FWH 7 mengalami kerusakan kembali maka hanya berdampak pada menurunnya daya sebesar 3.09 MW sedangkan biaya operasional untuk kebutuhan batubara menjadi menurun. DAFTAR PUSTAKA [] Moh Muchlis dan Adhi Darma Permana. Proyeksi Kebutuhan Listrik PLN tahun ; 0. [] Dendi Junaidi, I Made Suardjaja, dan Tri Agung Rohmat. Kesetimbangan Massa dan Kalor Serta Efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pada Berbagai Perubahan Beban dengan Menvariasikan Jumlah Feedwater Heater, Yogyakarta ; 0. [3] Cahyo Adi Basuki, Ir. Agung Nugroho dan Ir. Bambang Winardi. Analisis Konsumsi Bahan Bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan Menggunakan Metode Least Square, Semarang ; 0. [4] Moran MJ, Shapiro HN. Fundamentals of Engineering Thermodynamics. John Wiley & Sons Inc.; 006. [5] R K Kapooria, S Kumar, K S Kasana. An analysis of a thermal power plant working on a Rankine cycle: A theoretical investigation, Journal of Energy in Southern Africa Vol.9 No.; 008. [6] Gate Cycle Release Version 5.6 Getting Started & Installation, GE Energy, The General Electric Company ; 004. [7] Anooj G. Sheth, Alkesh M. Mavani. Determining Performance of Super Critical Power Plant with the help of GateCycleTM IOSR Journal of Engineering Vol. (4) ; 0. [8] Michael Erbes Enginomix, LLC. GateCycle & CycleLink: Software for Thermal System Design and Analysis, Florida Power & Light. ; 00. [9] Mirjana, S. Laković, Mladen M. Stojiljković, Slobodan V. Laković, Velimir P. Stefanović, And Dejan D. Mitrović. Impact Of The Cold End Operating Conditions On Energy Efficiency Of The Steam Power Plant, Thermal Science, Vol. 4. ; 00. [0] Fariz Tirasonjaya, 3 September ; 0. <URL: 006/09/3/kualitas-batubara/>. [] Statistic Report Indonesia Power ; 0. LAMPIRAN Harga batubara Acuan (HBA) & Harga Patokan Batubara (HPB) Bulan Juli 04 Prima Coal : CV (kcal/kg) GAR TM (%) 0,6 TS (%, ar) 5 Ash (%, ar) 78.4 HPB Marker (US$/ton) UCAPAN TERIMA KASIH Penulis Sori Tua mengucapkan terima kasih dosen pembimbing dan pembahas yang telah memberikan kritik dan saran untuk penulisan artikel ini. Penulis Juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan baik secara moral dan finansial.
STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar
Lebih terperinciAnalisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle
JURNAL TEKNIK POMITS 1 Analisa Termodinamika Pengaruh Penurunan Tekanan Vakum pada Kondensor Terhadap Performa Siklus PLTU Menggunakan Software Gate Cycle Slamet Hariyadi dan Atok Setiyawan Jurusan Teknik
Lebih terperinciPengaruh Feedwater Heater Terhadap Efisiensi Sistem Pembangkit 410 MW dengan Pemodelan Gate Cycle
1 Pengaruh Feedwater Heater Terhadap Efisiensi Sistem Pembangkit 410 MW dengan Pemodelan Gate Cycle Adek Fathir Fajar, Ary Bachtiar K.P Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo
B107 Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo Muhammad Ismail Bagus Setyawan dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR
ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR Jamaludin, Iwan Kurniawan Program Studi Teknik mesin, Fakultas
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 1 Januari 2014; 23-28 ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) Agus Hendroyono Sahid, Dwiana Hendrawati Program Studi Teknik Konversi
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciTenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus-menerus meningkat yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk dan industri di Indonesia berkembang dengan pesat, sehingga mewajibkan
Lebih terperinciANALISIS PEFORMA PLTU VERSUS VARIASI BEBAN PADA TURBIN UAP MENGGUNAKAN SOFTWARE CYCLE TEMPO. Dosen Pembimbing Dr. Ir. Budi Utomo Kukuh Widodo, ME
TUGAS AKHIR TM 141585 ANALISIS PEFORMA PLTU VERSUS VARIASI BEBAN PADA TURBIN UAP MENGGUNAKAN SOFTWARE CYCLE TEMPO SEKAR SATITI NRP 2111 100 044 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Budi Utomo Kukuh Widodo, ME JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Sunarwo, Supriyo Program Studi Teknik Konversi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka saat ini pemerintah berupaya untuk meningkatkan
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan energi listrik pada zaman globalisasi ini, Indonesia melaksanakan program percepatan pembangkitan listrik sebesar 10.000 MW dengan mendirikan
Lebih terperinciANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN
ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Materi penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah analisis proses konversi energi pada PLTU Suralaya Unit 5 mulai dari energi pada batubara hingga menjadi
Lebih terperinciREKONSTRUKSI SIKLUS KOGENERASI PT KKA MENJADI PLTU DENGAN SIMULASI. MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK GATE CYCLE Dosen Pembimbing
TUGAS AKHIR TM141585 PEMODELAN DAN ANALISIS PENGARUH VARIASI LUASAN SISI KOMPRESI DAN EKSPANSI DENGAN PERUBAHAN DIAMETER PISTON, ORIFICE, DAN PISTON ROD TERHADAP GAYA REDAM SHOCK ABSORBER DAN RESPON DINAMIS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine
Lebih terperinciJurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi
Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Lamsihar S. Tamba 1), Harmen 2) dan A. Yudi Eka Risano 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciT U G A S S I D A N G A K H I R
D K H R leh : M HRYD 2109 100 017 RMDMK PRH PR K VKM PD KDR RHDP PRFRM K P MK CYC (tudi Kasus P nit 4 P. PJB P resik) Dosen Pembimbing : Dr. r. K YW, M.ng. c 1 R B K K VKM R D & F R P 4 KK KM BH BKR P
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU
BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT
ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT Anwar Ilmar Ramadhan 1,*, Ery Diniardi 1, Hasan Basri 2, Dhian Trisnadi Setyawan 1 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 SPESIFIKASI TURBIN Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap *Eflita Yohana
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)
Lebih terperinciPengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,
Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah melaksanakan kegiatan percepatan pembangunan
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan energi yang tidak
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts
ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and
Lebih terperinciKata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik
Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI
ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI Soelaiman, Sofyan, Novy Priyanto Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Kebutuhan konsumen akan daya listrik bervariasi dari
Lebih terperinciANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT
ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP SKRIPSI Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi
Lebih terperinciPENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU
PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU Imron Rosyadi 1*, Dhimas Satria 2, Cecep 3 1,2,3 JurusanTeknikMesin, FakultasTeknik, Universitas Sultan AgengTirtayasa,
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System
32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang
Lebih terperinciStudi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Studi Variasi Flowrate Refrigerant Pada Sistem Organic Rankine Cycle Dengan Fluida Kerja R-123 Aria Halim Pamungkas, Ary Bachtiar Khrisna Putra Jurusan
Lebih terperinciSTUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123
1 STUDI VARIASI LAJU PENDINGINAN COOLING TOWER TERHADAP SISTEM ORC (Organic Rankine Cycle) DENGAN FLUIDA KERJA R-123 Alif Nur Firdaus dan Ary Bachtiar K.P. Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciStudi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-18 Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF Akhmad Syukri Maulana dan
Lebih terperinciBAB III PROSES PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
BAB III PROSES PELAKSANAAN TUGAS AKHIR Data Tugas Akhir ini diperoleh dari perbandingan performa boiler Unit 10 PLTU 1 Jawa Tengah Rembangsaat sebelum Simple Inspection (SI) pada bulan November 2014 dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, definisi dari penelitian kuantitatif itu sendiri adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG
ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN-300-2-20B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG Dwi Cahyadi 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciAnalisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio
Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok 16424
Lebih terperinciBAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK
BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA PENGARUH HIGH PRESSURE HEATER 1 INSERVICE DAN OUTSERVICE TERHADAP EFISIENSI TERMAL PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA PENGARUH HIGH PRESSURE HEATER 1 INSERVICE DAN OUTSERVICE TERHADAP EFISIENSI TERMAL PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciANALISIS TERMODINAMIKA PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA REHEATER TERHADAP PLTU SUPERCRITICAL DENGAN PEMODELAN GATE CYCLE
TUGAS AKHIR TM141585 ANALISIS TERMODINAMIKA PENGARUH TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA REHEATER TERHADAP PLTU SUPERCRITICAL DENGAN PEMODELAN GATE CYCLE Mohammad Mirza Aminudin NRP. 2113105014 Dosen Pembimbing,
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2; 94-98 PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 Jev N. Hilga, Sunarwo, M. Denny S, Rudy Haryanto
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus
Lebih terperinciSTUDI DESAIN KONSEPTUAL SISTEM BALANCE OF PLANT (BOP) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL
STUDI DESAIN KONSEPTUAL SISTEM BALANCE OF PLANT (BOP) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL Hariyotejo Pujowidodo Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Puspiptek Serpong Tangerang Selatan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-615
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-615 Analisis Hidden Capacity dengan Permodelan Gate Cycle pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Studi Kasus Pada PLTU Air Anyir Bangka
Lebih terperinciOLEH : Willhansen Sindhu Kamarga
OLEH : Willhansen Sindhu Kamarga 2107100055 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Kadarisman JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Listrik merupakan kebutuhan pokok saat
Lebih terperinciSteam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU
Steam Power Plant Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Siklus dasar yang digunakan pada Steam Power Plant adalah siklus Rankine, dengan komponen utama boiler, turbin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1
ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1 Reind Junsupratyo 1), Frans P. Sappu 2), Arwanto M.A. Lakat 3) Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Termoekonomi Pada Sistem Kombinasi Turbin Gas Uap PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan Gresik Ika Shanti B, Gunawan Nugroho, Sarwono Teknik Fisika, Fakultas
Lebih terperinciPRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Kode Unit : JPI.KE01.001.01 STANDAR KOMPETENSI Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciANALISA ENERGI DAN EKSERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BANTEN 3 LONTAR
ANALISA ENERGI DAN EKSERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BANTEN 3 LONTAR Aries Karyadi 1), Chalilullah Rangkuti 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: arieskaryadi@gmail.com
Lebih terperinciSKRIPSI / TUGAS AKHIR
SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (24) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) ANALISA EFFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK DI PT.PJB UP PAITON UNIT Widy Rahmat Tanjung Readiansyah, Totok Ruki Biyanto 2,Gunawan Nugroho
Lebih terperinciSIMULASI COMBINED CYCLE POWER PLANT 500MW DENGAN MODE KONFIGURASI OPERASI SEBAGAI PEAK LOAD DAN BASE LOAD DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GATECYCLE
TUGAS AKHIR (KONVERSI ENERGI) TM141585 SIMULASI COMBINED CYCLE POWER PLANT 500MW DENGAN MODE KONFIGURASI OPERASI 3-3-1 SEBAGAI PEAK LOAD DAN BASE LOAD DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GATECYCLE M IQBAL MUTTAQIN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang tahap-tahap yang dilakukan dalam suatu penelitian. Metode harus ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, sehingga
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK
Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 1, Januari 2013: 337-344 ISSN 2086-3403 PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SIKLUS RANKINE (STEAM POWER PLANT SYSTEM) SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN TERMODINAMIKA TEKNIK
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK
ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 Anwar Ilmar,ST,MT 1,.Ali Sandra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University
Lebih terperinciMODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
MODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) Definisi dan Pengantar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap (steam) untuk memutar turbin
Lebih terperinciAnalisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur
Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Nur Rima Samarotul Janah, Harsono Hadi dan Nur Laila Hamidah Departemen Teknik Fisika,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE
TUGAS AKHIR TM141585 ANALISA PENGARUH VARIASI PINCH POINT DAN APPROACH POINT TERHADAP PERFORMA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR TIPE DUAL PRESSURE RYAN HIDAYAT NRP. 2112100061 Dosen Pembimbing Bambang Arip
Lebih terperinciExercise 1c Menghitung efisiensi
Exercise 1 In a Rankine cycle, steam leaves the boiler 4 MPa and 400 C. The condenser pressure is 10 kpa. Determine the cycle efficiency & Simplified flow diagram for the following cases: a. Basic ideal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Saat ini energi panas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 B-169 Studi Numerik Peningkatan Cooling Performance pada Lube Oil Cooler Gas Turbine yang Disusun Secara Seri dan Paralel dengan Variasi Kapasitas
Lebih terperinciANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK
Wahana Teknik Vol 02, Nomor 02, Desember 2013 Jurnal Keilmuan dan Terapan teknik Hal 70-80 ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK Wardjito, Sugiyanto
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Data 4.1.1 Menghitung Efisiensi Pembangkit pada beban 250 MW 1. Menghitung Cold Reheat Flow Dimana: ṁ DL1 = Dummy Leak 1 Flow (ton/jam) ṁ DL2 = Dummy Leak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.
Lebih terperinciANALISA UNJUK KERJA THERMAL ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE PEMANAS TEKANAN RENDAH ( LOW PRESSURE HEATER 1) PADA PLTU UNIT 3 SEKTOR BELAWAN
ANALISA UNJUK KERJA THERMAL ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE PEMANAS TEKANAN RENDAH ( LOW PRESSURE HEATER 1) PADA PLTU UNIT 3 SEKTOR BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciDosenPembimbing Prof. Dr. Eng. Ir. Prabowo, M.Eng
TUGAS AKHIR TM 141585 SIMULASI GATE CYCLE PENGARUH ALIRAN MASSA DAN POSISI EKSTRAKSI TURBINE TERHADAP PEFORMA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP 200 MW PT.PJB GRESIK UNIT PEMBANGKIT 3 DANIEL ADI PRADIGDO NRP
Lebih terperinciANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 78-83 ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON F. Gatot Sumarno, Slamet
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)
ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm) Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 6308030042 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH REDESIGN MOTORIZED OPERATING VALVE (MOV) DEBRIS FILTER TERHADAP EFISIENSI PANAS CONDENSOR PLTU 1 JAWA BARAT INDRAMAYU
UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH REDESIGN MOTORIZED OPERATING VALVE (MOV) DEBRIS FILTER TERHADAP EFISIENSI PANAS CONDENSOR PLTU 1 JAWA BARAT INDRAMAYU TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 STUDI NUMERIK PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AIR HEATER TERHADAP KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA PADA FLUIDIZED BED COAL DRYER DENGAN TUBE HEATER TERSUSUN
Lebih terperinciTekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan
Lebih terperinciSession 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa
Session 17 Steam Turbine Theory PT. Dian Swastatika Sentosa DSS Head Office, 27 Oktober 2008 Outline 1. Pendahuluan 2. Bagan Proses Tenaga Uap 3. Air dan Uap dalam diagram T s dan h s 4. Penggunaan Diagram
Lebih terperincidan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga digunakan adalah laptop, kalkulator, buku panduan perhitungan NPHR dan
4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 16 Maret 2017 23 Maret 2017 dan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR Bayu Kusuma Wardhana ), Vivien Suphandani Djanali 2) Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciANALISA BESAR PERPINDAHAN KALOR PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP INDUSTRI BIODIESEL PT. CILIANDRA PERKASA, DUMAI
ANALISA BESAR PERPINDAHAN KALOR PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP INDUSTRI BIODIESEL PT. CILIANDRA PERKASA, DUMAI Anggita Oktimalia 1, Maksi Ginting 2, Riad Syech 3 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES
KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)
Lebih terperinciCara Kerja Pompa Sentrifugal Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Klasifikasi Pompa Sentrifugal Boiler...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap kering (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan
Lebih terperinciPerancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-132 Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin Anson Elian dan
Lebih terperinci