BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hutan Mangrove Sebagai Sumber Keanekaragaman Mikroorganisme

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hutan Mangrove Sebagai Sumber Keanekaragaman Mikroorganisme"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Mangrove Sebagai Sumber Keanekaragaman Mikroorganisme Ekosistem mangrove adalah lingkungan yang unik, menyimpan beragam kelompok mikroorganisme yang melakukan peran penting dalam siklus nutrisi dan mengatur lingkungan kimia dari ekosistem. Berbagai kelompok bakteri seperti pemecah nitrogen, pelarut fosfat, pengurai selulosa, pengoksidasi belerang, pengoksidasi dan pereduksi besi lazim terdapat di ekosistem ini (Thatoi, et al., 2012). Gambar 2.1 Hutan Mangrove di Taman hutan raya Ngurah Rai, Bali(Yusuf, 2010) Keragaman mikroorganisme dan penyebarannya di hutan mangrove merupakan sumber daya yang potensial untuk dieksploitasi dalam bidang bioteknologi. Beberapa penelitian dengan hutan mangrove sebagai objeknya telah banyak dilakukan, diantaranya Verheyden, et al., (2005) meneliti tentang hutan mangrove di Belgia; Couto, et al., (2010) mengisolasi lipase baru dari sedimen mangrove Pantai Selatan Brazil; dan Zakaria, et al., (2010) mengisolasi spesies

2 8 Fusarium dari tanah mangrove Kampung Pantai Acheh-Malaysia. Selain itu, telah diuji aktivitas selulase dari Aspergillus fumigates pada tanah hutan mangrove di Kerala-India oleh Gilna dan Khaleel (2011).Mangamuri, et al., (2012) meneliti Actinomycetes langka dari ekosistem mangrove di Nizampatnam-India. Penelitian adanya aktivitas selulase pada tanah hutan Mangrove Pantai Suwung Bali telah dilakukan (Wirajana, et al., 2012; Kurniawati, et al., 2013). 2.2 DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) terutama ditemui dalam inti sel merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang. Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu gula 5 karbon (2-deoksiribosa), basa nitrogen yang terdiri golongan purin, yaitu adenin (Adenin = A) dan guanin (guanini = G), serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T), gugus fosfat. Adapun fungsi DNA adalah sebagai pembawa informasi genetik dari generasi ke generasi berikutnya, menyimpan dan mentransmisi informasi genetik, mengontrol aktivitas hidup secara langsung dan tidak langsung, mensintesis RNA dan berperan dalam proses sintesis protein (Aryanti, 2010). Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick tersusun rangkap, membentuk DNA heliks ganda dan berpilin ke kanan. Susunan struktur kimia komponen penyusun DNA adalah sebagai berikut : baik purin ataupun pirimidin yang berkaitan dengan deoksiribosa membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleotida atau

3 9 deoksiribonukleotida yang merupakan prekursor elementer untuk sintesis DNA. Prekursor merupakan suatu unsur awal pembentukan senyawa deoksiribonukleotida yang berkaitan dengan gugus fosfat. DNA tersusun dari empat jenis monomer nukleotida. Keempat basa nitrogen nukleotida tidak sama jumlahnya di dalam DNA tetapi jumlah adenin (A) selalu sama dengan jumlah timin (T) dan jumlah guanin (G) dengan sitosin (C) selalu sama. Fenomena ini dinamakan ketentuan Chargaff. Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T) dan membentuk dua ikatan hidrogen (A = T), sedagkan sitosin (C) selalu berpasangan dengan guanin (G) dan membentuk 3 ikatan hirogen (C G). Stabilitas DNA heliks ganda ditentukan oleh susunan basa dan ikatan hidrogen yang terbentuk sepanjang rantai tersebut. Perubahan jumlah hidrogen menyebabkan ikatan C G memerlukan tenaga yang lebih besar untuk memisahkannya. Antara mononukleotida satu dengan yang lainnya berhubungan secara kimia melalui ikatan fosfodiester. Gambar 2.2 Struktur DNA(National Human Genome Research Institute)

4 Isolasi DNA Metagenomik Handelsman, et al., (2004) mengemukakan bahwa metagenomik merupakan bidang penelitian baru yang memungkinkan studi tentang genom diperoleh dari sampel lingkungan. Metagenomik dapat didefinisikan sebagai penerapan teknik genomik modern untuk studi komunitas mikroorganisme secara langsung dari lingkungan alami. Penelitian menunjukkan bahwa hanya 0,001-0,1% dari total mikroorganisme air laut, 0,25% di air tawar, 0,25% dalam sedimen dan hanya 0,3% dari mikroorganisme tanah bisa diolah in vitro (Amann, et al., 1995; Singh, et al., 2008). Penelitian metagenomik saat ini sebagian besar telah berkembang karena pembangunan vektor kloning gen efisien seperti kromosom bakteri buatan (BAC) atau kosmid, (Xu, 2006; Babcock, et al., 2007) yang memungkinkan kloning dan ekspresi dari segmen DNA yang lebih besar dan kompleks (Singh, et al., 2008; Ghazanfar dan Azim, 2009). Banyak mikroorganisme yang mampu mendegradasi limbah, membuat obat baru untuk aplikasi medis, memproduksi plastik ramah lingkungan, maupun sebagai bahan baku produk pangan tertentu. Dengan mengisolasi DNA dari organisme, memberikan kesempatan untuk mengoptimalkan proses dan mengadaptasi mikroorganisme untuk digunakan oleh masyarakat. Penerapan berharga lain dari metagenomik adalah bahwa metagenomik menyediakan kemampuan untuk secara efektif mengkarakterisasi keragaman genetik yang hadir dari sampel air, tanah dan rumen terlepas dari ketersediaan teknik kultur laboratorium (Ghazanfar, et al., 2010).

5 11 Metode analisis genom membutuhkan DNA bebas dari berbagai jenis pengotor, umumnya ditemukan dalam sampel lingkungan. DNA harus mewakili keseluruhan keragaman mikroorganisme dan mengandung DNA genomik utuh (Robe, et al., 2003; Schloss dan Handelsman, 2003). Metode isolasi DNA harus benar-benar disesuaikan dengan jenis bahan biologis yang terisolasi. Selain mengisolasi DNA, ukuran DNA yang diperoleh sangat penting. Fragmen DNA sisipan yang kecil cukup untuk analisis kelompok gen tunggal atau kecil, sedangkan fragmen DNA sisipan yang besar dibutuhkan untuk analisis jalur multigenik, organisasi genom atau analisis urutan fragmen DNA panjang (Gillespie, et al., 2005; Lorenz dan Schleper, 2002). Kesulitan utama yang terkait dengan pendekatan metagenomik biasanya berhubungan dengan kontaminasi DNA yang telah dimurnikan oleh senyawa fenolik yang termurnikan bersama DNA. Senyawa-senyawa ini sulit dihilangkan. Selain itu, polifenol juga diketahui dapat mengganggu proses modifikasi enzimatis pada DNA yang telah dimurnikan (Tsai dan Olson, 1992). Saat ini, ada dua pendekatan untuk isolasi DNA genom. Pendekatan pertama didasarkan pada lisis sel langsung dari sampel lingkungan (lisisin situ). Pendekatan kedua didasarkan pada pemisahan sel-sel bakteri dari sampel lingkungan lalu lisis suspensi sel (lisis ex situ) (Lorenz dan Schleper, 2002).Tujuan dari pendekatan pertama adalah untuk mencapai lisis lengkap dari semua sel mikroorganisme yang ditemukan dalam sampel lingkungan, in situ. Umumnya, lisis in situ memberikan kualitas DNA yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode tidak langsung (Robe, et al., 2003). Penerapan metode langsung meliputi dua langkah dasar, yaitu lisis sel dan ekstraksi DNA serta pemurnian.

6 12 Langkah pertama (lisis) sangat penting dalam hal efisiensi proses isolasi DNA metagenomik, dan karena berbagai mikroorganisme hadir dalam sampel, sulit untuk melakukan proses ini dengan benar (Roose-Amsaleg, et al., 2001). Faktorfaktor yang mempengaruhi efisiensi proses isolasi DNA metagenomik antara lain kerentanan dinding sel mikroba untuk lisis, dari bahan mana DNA terisolasi, dan interaksi dengan partikel lingkungan, misalnya tanah (Robe, et al., 2003). Faegri, et al., (1977) dan kemudian Torsvik dan Goksoyr (1978) telah mengusulkan metode isolasi DNA genom dari sampel lingkungan setelah pemisahan awal sel mikroorganisme (ex situ). Metode isolasi DNA metagenomik secara tidak langsung terdiri atas langkah-langkah berikut, yaitu dispersi dari sampel lingkungan, pemisahan sel, lisis sel, isolasi DNA dan pemurnian (Robe, et al., 2003). Prosedur lisis langsung lebih tepat digunakan bila diperlukan hasil DNA dengan jumlah yang besar, mikroorganisme terbatas, dan bila keanekaragaman seluruh sampel lingkungan harus diteliti dengan bias minimal. Salah satu kelemahan metode ini adalah ekstrak DNA yang dihasilkan biasanya terfragmentasi dan terkontaminasi dengan asam humat. Selain itu, ekstrak sering mengandung DNA ekstraseluler dan/atau eukariotik dengan jumlah yang tidak diketahui. Metode ekstraksi tidak langsung, meskipun memakan waktu, lebih dipilih bila yang menjadi sasaran adalah sel-sel prokariotik, bila diperlukan kemurnian DNA yang tinggi, dan bila diperlukan DNA dengan berat molekul yang tinggi (tidak terfragmentasi) (Robe, et al., 2003).

7 13 Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Lisis Sel Secara Langsung dan Tidak Langsung (Robe, et al., 2003) Metode lisis sel Kelebihan Kekurangan Langsung - DNA yang diperoleh - DNA yang diperoleh memiliki berat molekul yang tinggi biasanya terfragmentasi dan terkontaminasi asam humat - Efisiensi waktu Tidak langsung - Kemurnian DNA tinggi - Boros waktu Pemisahan sel darimatriks tanah Lisis sel dan pemurnian DNA Isolasi DNATanah Lisis sel secara langsung danpemurnian DNA DNA Metagenomik Tanah Fragmentasi dari DNAtanah Vektor kloning linier Kloning DNA tanah Plasmid rekombinan skrining Gambar Langkah-langkah penting untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi keragaman genom dari komunitas mikroorganisme tanah dengan metagenomik (Daniel, 2005) Saat ini, ada tiga metode dasar lisis sel mikroorganisme yang digunakan, yaitu fisik, kimia dan enzimatik. Metode-metode ini dapat digunakan sebagai

8 14 prosedur independen, tetapi paling sering digunakan dalam berbagai kombinasi, sehingga meningkatkan efisiensi proses (Urban and Adamczak, 2008). Penerapan metode fisik pada lisis sel umumnya memudahkan akses ke setiap sel tunggal yang akan menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dari isolasi DNA. Perlakuan fisik secara radikal akan menghasilkan DNA dengan ukuran yang lebih kecil. Metode fisik meliputi: pembekuan-pencairan dan siklus pembekuan-pendidihan, yang memanfaatkan efek pemecahan dari kristal es dan suhu pada dinding sel mikroorganisme (More, et al., 1994). Metode thermal shock adalah metode lisis yang lebih lembut daripada metode mekanis, meskipun samasama efisien. Jumlah siklus, waktu inkubasi dalam nitrogen cair atau es dan pemanasan pada suhu 50 C, 60 C, 100 C semua dapat bervariasi (Picard, et al., 1992). Metode lisis sel yang dimodifikasi oleh Kauffmann, et al., (2004) meliputi tiga siklus pembekuan sampel tanah dicampur dengan buffer ekstraksi dalam nitrogen cair dan pencairan di water bath pada 65 C. Metode ini relatif lembut untuk isolasi DNA sehingga tidak efektif untuk pelepasan asam nukleat dari sampel lingkungan. Metode yang lebih mudah untuk lisis sel adalah bead-beating, yang dapat digunakan untuk memperoleh sisipan ukuran yang sangat berbeda, misalnya 0,1-0,5 kb (Picard, et al., 1992), 2-5 kb (Gillespie, et al., 2005) bahkan 20 kb (Yeates, et al., 1997). Metode fisik lainnya yang digunakan dalam mengisolasi DNA genomik meliputi penggilingan pada mortar, penggilingan dalam nitrogen cair, dan penerapan ultrasound (Robe, et al., 2003). Orsini dan Romano-Spica (2001) berhasil menggunakan microwave untuk memisahkan asam nukleat dari sampel tanah. DNA yang diperoleh menunjukkan kemurnian yang lebih tinggi dengan ukuran kb. Sebuah hasil DNA yang lebih tinggi

9 15 dibandingkan dengan sampel DNA yang diperoleh setelah lisis enzimatik sel. Keuntungan dari metode ini juga memerlukan biaya yang rendah, penyelesaian cepat, dan kemungkinan menggunakannya untuk isolasi mrna (Urban and Adamczak, 2008). Metode lisis sel secara kimia dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi dengan metode fisik atau enzimatik yang sangat umum digunakan untuk isolasi DNA. Deterjen yang paling populer digunakan untuk isolasi DNA adalah satrium dodesil sulfat (SDS), yang berfungsi untuk mengeluarkan lemak yang ditemukan dalam membran sel mikroorganisme (Roose-Amsaleg, et al., 2001). Deterjen ini dapat digunakan dalam berbagai konsentrasi (0,1% - 20%), pada suhu tinggi (65 C), dan paling sering digunakan dengan senyawa pengkelat seperti EDTA (ethylenediaminetetraacetic acid) atau Chelex 100 (chelating resin dalam bentuk natrium) (Robe, et al., 2003). Peningkatan konsentrasi EDTA memiliki efek menguntungkan pada intensitas lisis namun mengurangi kemurnian DNA. Oleh karena itu, konsentrasi EDTA harus dipilih sangat hati-hati untuk mencapai kesesuaian antara jumlah dan kemurnian DNA (Krsek dan Wellington, 1999). Penerapan metode kimia dengan kombinasi getaran lembut dapat secara signifikan mengurangi kerusakan DNA, sehingga diperolah fragmen DNA hingga 80 kb, tetapi ukuran DNA yang diperoleh tergantung pada jenis mikroorganisme yang ditemukan dalam yang sampel diperiksa (Rondon, et al., 2000). Niemi, et al., (2001) menemukan bahwa metode isolasi DNA yang terdiri atas lisis sel dalam larutan SDS dengan penambahan isothiosianat guanidin, dan pembekuanpencairan atau homogenisasi dengan manik-manik, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kandungan DNA tetapi mengurangi ukuran DNA,

10 16 dibandingkan dengan lisis lembut hanya dengan SDS. Jumlah yang lebih besar dari DNA diperoleh dengan menggunakan lisis termal dan mekanik, tetapi kemurnian DNA rendah (Zhou, et al., 1996). Dalam rangka meningkatkan kemurnian DNA selama lisis kimia dan/atau lisis fisik, digunakan senyawa seperti, CTAB (Cetyl trimethylammonium bromide) atau PVPP (polivinilpolipirolidon), yang sebagian dapat menghilangkan senyawa humus yang ditemukan dalam sampel lingkungan (Roose-Amsaleg, et al., 2001). CTAB lebih sering digunakan untuk isolasi DNA karena PVPP menyebabkan kerugian dalam hasil DNA (Zhou, et al., 1996) namun penggunaan PVPP memungkinkan untuk hasil yang lebih baik, sementara DNA dimurnikan dalam kolom berputar (Krsek dan Wellington, 1999). Berbagai metode isolasi DNA didasarkan pada lisis enzimatik. Enzim yang paling sering digunakan adalah lisozim yang menghidrolisis polisakarida yang ditemukan pada dinding sel mikroorganisme (Niemi, et al., 2001; Roose- Amsaleg, et al., 2001). Enzim lain yang juga sering digunakan dalam lisis sel adalah proteinase K untuk menghilangkan kontaminasi protein (Robe, et al., 2003).

11 17 Metode langsung Metode tidak langsung Sampel Lingkungan Pemisahan sel : Sentrifugasi kec.rendah pada suspensi sel diikuti sentrifugasi kec. tinggi Metode Lisis Sel Fisik Kimia Enzimatik Pembekuan/pencairan SDS Lisozim Pembekuan/pendidihan EDTA Proteinase K Penggilingan dengan mortar Chelax 100 Akromopeptidase Penggilingan dalam nitrogen cair PVPP Pronase Homogenisasi dengan vorteks CTAB Pengguncangan dalam beads Penggoyangan Pencampuran Ultrasound Pemanasan dengan gelombang mikro Fenol Fenol/kloroform Amonium asetat Natrium asetat Penghilangan protein Natrium klorida Kalium klorida Kalium asetat Fenol/kloroform/isoamil alkohol Presipitasi DNA Etanol, isopropanol, PEG, kalium asetat Pemurnian Pemisahan dengan kolom Elektroforesis Sentrifugasi dalam MCHdengan resin : CsCl densitas gradient hibridiasi Hidroksiapatit penangkap Silika gel magnetik DNA Genomik Gambar Skema Isolasi DNA Metagenomik dengan Metode Langsung dan Tidak Langsung (Urban and Adamczak, 2008) 2.4 Elektroforesis DNA Elektroforesis DNA merupakan teknik untuk memisahkan sampel DNA berdasarkan ukuran (berat molekul) sehingga molekul DNA dengan ukuran berbeda dapat dipisahkan. Gel yang biasa digunakan adalah agarosa yang merupakan suatu polisakarida yang diekstraksi dari rumput laut sehingga

12 18 elektroforesis ini dikenal dengan elektroforesis gel agarosa. Teknik ini sederhana, cepat, dan mampu memisahkan fragmen DNA sesuai dengan ukurannya. Elektroforesis gel agarosa dapat memisahkan sampel DNA dari ukuran beberapa ratus hingga 20 kilo pasang basa (pb). Gel agarosa digunakan sebagai media pergerakan (running) DNA. Prinsip kerja dari elektroforesis ini adalah memisahkan molekul berdasarkan muatan listrik. Ion positif akan tertarik ke arah kutub negatif. Sebaliknya, ion negatif akan tertarik ke arah kutub positif serta akan saling tolak menolak jika muatannya sama. Molekul DNA bermuatan negatif (rangka gula fosfat) sehingga di dalam medan listrik akan bermigrasi melalui matriks gel ke arah kutub positif (anoda). Semakin besar ukuran molekulnya maka laju migrasi semakin rendah. Elektroforesis gel agarosa terdiri atas beberapa komponen, antara lain : sampel DNA, gel agarosa (konsentrasi 0,5 2%), EtBr (agen pengkelat DNA) yang akan berpendar ketika terpapar dengan sinar UV, loading buffer, running buffer (memfasilitasi hantaran arus, biasanya TAE atau TBE), marker (penanda DNA) yang merupakan serangkaian fragmen DNA standar yang berguna untuk memperkirakan ukuran fragmen yang berbeda-beda pada DNA template yang dielektroforesis, serta lampu UV transilluminator yang membantu dalam visualisasi DNA (Fatchiyah, 2006).

13 19 Gambar Rangkaian Alat Elektroforesis (Prasetya, 2011) Gambar Pita DNA hasil elektroforesis di bawah sinar UV (Anonim, 2006) 2.5 Analisis DNA Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Penentuan DNA secara kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Besarnya absorbansi DNA pada pengukuran secara spektrofotometri akan berbanding lurus dengan konsentrasi DNA yang terkandung di dalam sampel. Untuk mengetahui jumlah DNA, maka DNA hasil

14 20 isolasi harus dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 256 nm (260 nm). Analisis kemurnian DNA pada panjang gelombang 230 nm dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi dari asam humat. Asam humat diketahui dapat menganggu proses kloning ataupun ekspresi gen (Harry, et al., 1999). Analisis pada panjang gelombang 260 nm ditujukan untuk mengetahui tingkat kemurnian dari DNA linear untai ganda, sedangkan analisis pada panjang gelombang 280 dimaksudkan untuk mengetahui adanya kontaminasi protein. Hal ini dikarenakan asam nukleat dari DNA maupun RNA memiliki serapan yang kuat pada panjang gelombang 260 nm, namun protein memiliki serapan yang lebih lemah pada panjang gelombang tersebut. Sebaliknya, pada panjang gelombang 280 nm, protein memiliki serapan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan asam nukleat dari DNA maupun RNA (Boyer, 1993). Konsentrasi DNA dihitung dengan perbandingan bahwa pada panjang gelombang 260 nm, 1 unit absorban sebanding dengan 50 μg/ml DNA (Brown, 2003). Sehingga konsentrasi DNA bisa didapat melalui perkalian nilai absorban dengan faktor pengenceran dan 50 μg/ml. Kemurnian DNA ditentukan dengan indeks kemurnian. DNA dikatakan murni bila memiliki indeks kemurnian antara 1,6-1,8. Kemurnian tersebut dihitung berdasarkan kemurnian terhadap protein (A260/A280) dan asam humat (A260/A230). Kadar Asam Nukleat (µg/ml) = Absorbansi λ µg/ml 1,0 x Faktor Pengenceran

BAB I PENDAHULUAN. komunitas mikroba dari sampel tanah yang dapat diisolasi dengan kultivasi sel

BAB I PENDAHULUAN. komunitas mikroba dari sampel tanah yang dapat diisolasi dengan kultivasi sel BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendekatan klasik untuk memperoleh akses biokatalis baru adalah dengan menumbuhkembangkan mikroorganisme dari sampel lingkungan, seperti tanah dalam media berbeda dan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016

EKSTRAKSI DNA. 13 Juni 2016 EKSTRAKSI DNA 13 Juni 2016 Pendahuluan DNA: polimer untai ganda yg tersusun dari deoksiribonukleotida (dari basa purin atau pirimidin, gula pentosa,dan fosfat). Basa purin: A,G Basa pirimidin: C,T DNA

Lebih terperinci

Pengujian DNA, Prinsip Umum

Pengujian DNA, Prinsip Umum Pengujian DNA, Prinsip Umum Pengujian berbasis DNA dalam pengujian mutu benih memang saat ini belum diregulasikan sebagai salah satu standar kelulusan benih dalam proses sertifikasi. Dalam ISTA Rules,

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI ISOLASI TOTAL DNA TUMBUHAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA PHYTOPURE Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan tumbuhan, dapat dari daun, akar, batang,

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik isolat bakteri dari ikan tuna dan cakalang 4.1.1 Morfologi isolat bakteri Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah dan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Madu Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah dan dapat dikonsumsi karena mengandung bahan gizi yang sangat essensial. Madu bukan hanya merupakan bahan pemanis,

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut: BAB III METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel, lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh, amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan

Lebih terperinci

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI Halaman : 1 dari 5 ISOLASI TOTAL DNA HEWAN DENGAN KIT EKSTRAKSI DNA 1. RUANG LINGKUP Metode ini digunakan untuk mengisolasi DNA dari sampel jaringan hewan, dapat dari insang, otot, darah atau jaringan

Lebih terperinci

Struktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat

Struktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat ASAM NUKLEAT ASAM NUKLEAT Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi

Lebih terperinci

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. PERBANDINGAN BEBERAPA METODE ISOLASI DNA UNTUK PENENTUAN KUALITAS LARUTAN DNA TANAMAN SINGKONG (Manihot esculentum L.) Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diisolasi untuk berbagai macam

Lebih terperinci

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen

Lebih terperinci

Ciri Khas Materi Genetik

Ciri Khas Materi Genetik KIMIA DARI GEN Ciri Khas Materi Genetik 1. Replikasi: digandakan, diturunkan kepada sel anak 2. Penyimpan informasi 3. Meng ekspresi kan informasi: Dimulai dengan transkripsi DNA sehingga dihasilkan RNA,

Lebih terperinci

JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA

JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA JADWAL PRAKTIKUM BIOKIMIA Waktu Kegiatan dan Judul Percobaan 2 Februari 2018 Penjelasan Awal Praktikum di Lab. Biokimia Dasar 9 Februari 2018 23 Februari 2018 2 Maret 2018 9 Maret 2018 16 Maret 2018 23

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian murni yang dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

Lebih terperinci

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 : Sel darah

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 : Sel darah II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Darah Darah disusun oleh dua komponen utama yaitu komponen cairan atau plasma dan komponen seluler. Sel darah terdiri atas eritrosit, trombosit dan leukosit (Gambar 2.1). Komponen

Lebih terperinci

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama UJI KUANTITATIF DNA Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama A. PENDAHULUAN Asam deoksiribonukleat atau lebih dikenal dengan DNA (deoxyribonucleid acid) adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul

Lebih terperinci

2014 KINETIKA PERTUMBUHAN DAN ISOLASI GENOMIK KONSORSIUM BAKTERI HYDROTHERMAL VENT KAWIO MENGGUNAKAN MEDIUM MODIFIKASI LB

2014 KINETIKA PERTUMBUHAN DAN ISOLASI GENOMIK KONSORSIUM BAKTERI HYDROTHERMAL VENT KAWIO MENGGUNAKAN MEDIUM MODIFIKASI LB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade ini, manusia beranggapan laut dalam itu merupakan lingkungan yang tidak layak huni untuk berbagai jenis organisme. Hal ini disebabkan antara lain

Lebih terperinci

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Pada tahun 1953 James Watson dan Francis Crick mempublikasikan sebuah paper yang terdiri dari dua halaman dalam majalah Nature berjudul `struktur molekuler asam nukleat

Lebih terperinci

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi

Lebih terperinci

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu DNA DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida. Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (deoxyribosenucleic acid) yaitu: 1. gula 5 karbon (deoksiribosa)

Lebih terperinci

DNA DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik.

DNA DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. DNA DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. Struktur DNA Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) 8 tampak diskor secara manual. Kriteria penskoran berdasarkan muncul tidaknya lokus, lokus yang muncul diberi skor 1 dan yang tidak muncul diberi skor 0. Data biner yang diperoleh selanjutnya diolah menjadi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Genetika dan Biologi Molekuler dengan judul Isolasi DNA Bawang Bombay Dengan Cara Sederhana yang disusun o

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Genetika dan Biologi Molekuler dengan judul Isolasi DNA Bawang Bombay Dengan Cara Sederhana yang disusun o LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM GENETIKA DAN BIOLOGI MOLEKULER (ISOLASI DNA BAWANG BOMBAY DENGAN CARA SEDERHANA) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : V (Lima)

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini akan dipaparkan hasil dari tahap-tahap penelitian yang telah dilakukan. Melalui tahapan tersebut diperoleh urutan nukleotida sampel yang positif diabetes dan sampel

Lebih terperinci

M A T E R I G E N E T I K

M A T E R I G E N E T I K M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Lebih terperinci

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ixomerc@uny.ac.id ISOLASI DNA PLASMID Plasmid adalah DNA ekstrakromosom yang berbentuk sirkuler dan berukuran kecil (1 200 kb). Sebagian

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( ) Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella (10.2011.185) Identifikasi gen abnormal Pemeriksaan kromosom DNA rekombinan PCR Kromosom waldeyer Kromonema : pita spiral yang tampak pada kromatid Kromomer : penebalan

Lebih terperinci

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat

Lebih terperinci

ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID)

ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID) ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID) Terdapat pada semua sel hidup Merupakan makromolekul dengan monomer Mononukleotida Fungsi : 1. Menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika 2. Turut dalam metabolisme

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Autentikasi Bahan Baku Ikan Tuna (Thunnus sp.) dalam Rangka Peningkatan Keamanan Pangan dengan Metode Berbasis DNA dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Babi Babi adalah sejenis hewan ungulata yang bermoncong panjang dan berhidung leper dan merupakan hewan yang aslinya berasal dari Eurasia. Didalam Al-Qur an tertera dengan

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

Organisasi DNA dan kode genetik

Organisasi DNA dan kode genetik Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah D-loop

Lebih terperinci

STRUKTUR DNA MERUPAKAN MOLEKUL LINIER DENGAN BERAT MOLEKUL SANGAT TINGGI. MOLEKUL-MOLEKULNYA MERUPAKAN RANTAI POLINUKLEOTIDA YANG PANJANG.

STRUKTUR DNA MERUPAKAN MOLEKUL LINIER DENGAN BERAT MOLEKUL SANGAT TINGGI. MOLEKUL-MOLEKULNYA MERUPAKAN RANTAI POLINUKLEOTIDA YANG PANJANG. STRUKTUR DNA MERUPAKAN MOLEKUL LINIER DENGAN BERAT MOLEKUL SANGAT TINGGI. MOLEKUL-MOLEKULNYA MERUPAKAN RANTAI POLINUKLEOTIDA YANG PANJANG. TERDIRI DARI ASAM DEOKSIADENILAT, DEOK- SIGUANILAT, DEOKSISITIDILAT,

Lebih terperinci

Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi

Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi isolasi DNA kromosom dan DNA vektor, pemotongan DNA menggunakan

Lebih terperinci

Kasus Penderita Diabetes

Kasus Penderita Diabetes Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi isolasi DNA kromosom

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI. Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI. Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Dalam menghasilkan keturunan baru, informasi genetic diwariskan

Lebih terperinci

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BIO306. Prinsip Bioteknologi BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 2. BAHAN DAN KODE GENETIK Bahan Genetik Deoxyribonucleic acid (DNA) ditemukan tahun 1869. Pada saat itu fungsi belum diketahui. Selanjutnya diisolasi dari nukleus berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR; BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah HVI mtdna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protease merupakan enzim industrial yang memiliki nilai ekonomi paling besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sampel DNA koleksi hasil

Lebih terperinci

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi.

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi. bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A,

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BAHAN GENETIK DNA RNA DEFINISI Genom Ekspresi gen Transkripsi Translasi Kromosom eukaryot Protein Histon dan Protamin Kromosom prokaryot DNA plasmid Asam

Lebih terperinci

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis KATAPENGANTAR Fuji syukut ke Hadirat Allah SWT. berkat rahmat dan izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beijudul "Skrining Bakteri Vibrio sp Penyebab Penyakit Udang Berbasis Teknik Sekuens

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu pengumpulan sampel berupa akar rambut, ekstraksi mtdna melalui proses lisis akar rambut, amplifikasi

Lebih terperinci

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM)

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM) KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 0 ISOLASI DNA GENOM TUJUAN 16s rrna. Praktikum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sel pada tubuh memiliki DNA yang sama dan sebagian besar terdapat pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sel pada tubuh memiliki DNA yang sama dan sebagian besar terdapat pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. DNA (Deoxyribonuleic Acid) Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah suatu materi yang terdapat pada tubuh manusia dan semua makhluk hidup yang diwarisi secara turun menurun. Semua

Lebih terperinci

BAB II. ASAM NUKLEAT Struktur Molekul polinukleotida

BAB II. ASAM NUKLEAT Struktur Molekul polinukleotida BAB II. ASAM NUKLEAT Pokok bahasan di dalam bab ini menguraikan struktur molekul dan komponen asam nukleat, termasuk macam-macam ikatan kimia yang menghubungkan komponenkomponen tersebut. Selain itu, dijelaskan

Lebih terperinci

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis Laurencius Sihotang I. Tujuan 1. Mempelajari 2. Mendeteksi DNA yang telah di isolasi dengan teknik spektrofotometrik 2. mengetahui konsentrasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang dibuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

Lebih terperinci

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA LAMPIRAN 15 15 Lampiran 1 Tahapan penelitian Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri Isolasi DNA kromosom bakteri Pemotongan DNA dengan enzim restriksi Kloning DNA Isolasi DNA plasmid hasil

Lebih terperinci

Gambar 1. Contoh Double helix

Gambar 1. Contoh Double helix DNA (deoxyribose nucleic acid) merupakan komponen penyusun kehidupan. Zat inilah yang membuat lebah adalah seekor lebah dan kanguru adalah kanguru. DNA adalah apa yang membuat tiap-tiap individual (apapun

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi dan Purifikasi Bakteri Isolasi merupakan proses pemindahan organisme dari habitat asli ke dalam suatu habitat baru untuk dapat dikembangbiakkan. Purifikasi merupakan

Lebih terperinci

Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya

Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya Denny AP G64130017 / Q08.1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang tersusun dari monomer-monomer nukleotida

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungsi dan Struktur Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma. Mitokondria berfungsi sebagai organ respirasi dan pembangkit energi dengan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2010 di Laboratorium Mikrobiologi, Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil

Lebih terperinci

SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA

SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA http://www.nlm.nih.gov/medlineplu S/ency/images/ency/fullsize/19095.jpg Menentukan sifat tubuh, dan diturunkan ke generasi berikutnya TUJUAN Menjelaskan struktur

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Biokimia, Program Studi Kimia, Institut Teknologi Bandung. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 10. GENETIKA MIKROBA Genetika Kajian tentang hereditas: 1. Pemindahan/pewarisan sifat dari orang tua ke anak. 2. Ekspresi

Lebih terperinci

ISOLASI DNA KROMOSOM BAKTERI

ISOLASI DNA KROMOSOM BAKTERI ISOLASI DNA KROMOSOM BAKTERI Oleh: Nama : Kasriati Heruningsih NIM : B1J011155 Kelompok : 3 Rombongan : IV Asisten : Roman Bramandita LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian, sehingga dapat menerangkan arti

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan α-amilase adalah enzim menghidrolisis ikatan α-1,4-glikosidik pada pati. α-amilase disekresikan oleh mikroorganisme, tanaman, dan organisme tingkat tinggi. α-amilase memiliki peranan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL Ani Suryani FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENDAHULUAN Sumber Enzim Tanaman dan Hewan Mikroba Enzim dari Tanaman Enzim dari Hewan Enzim dari Mikroba

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan selama bulan Januari hingga April 2010 bertempat di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon DNA genomik sengon diisolasi dari daun muda pohon sengon. Hasil uji integritas DNA metode 1, metode 2 dan metode 3 pada gel agarose dapat dilihat pada Gambar

Lebih terperinci

Asam Nukleat Kuliah Biokimia ke-5

Asam Nukleat Kuliah Biokimia ke-5 Asam Nukleat Kuliah Biokimia ke-5 Beberapa Laman Web untuk Asam Nukleat: 1. http://www2.chemistry.msu.edu/faculty/reusch/virttxtjml/nucacids.htm 2. http://en.wikipedia.org/wiki/nucleic_acid 3. http://www.visionlearning.com/library/module_viewer.php?mid=63

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE

LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE LAPORAN PRAKTIKUM 5, 6, 7, 8 ISOLASI DNA, ISOLASI PROTEIN DARAH, SERTA PEMERIKSAAN DENGAN TEKNIK PCR, ELEKTROFORESIS AGAROSE DAN SDS-PAGE Nama (NIM) : Debby Mirani Lubis (137008010) dan Melviana (137008011)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enzim merupakan senyawa protein yang disintesis di dalam sel secara biokimiawi. Salah satu jenis enzim yang memiliki peranan penting adalah enzim selulase. Enzim selulase

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemotongan Parsial dan Penyisipan Nukleotida pada Ujung Fragmen DNA Konstruksi pustaka genom membutuhkan potongan DNA yang besar. Untuk mendapatkan fragmen-fragmen dengan ukuran relatif

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA

BAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA 50 BAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET PADA DNA Pada Bab ini dijelaskan mengenai DNA cendawan pada spesies Aspergillus niger [http://www.ncbi.nlm.gov/ 06/05/2009] sebagai data input yang digunakan

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizki Indah Permata Sari,2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang dikelilingi oleh perairan dengan luas lebih dari 60% dari wilayah teritorialnya. Perairan Indonesia memiliki sumberdaya hayati

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL PEMBAHASAN 5.1. Sukrosa Perubahan kualitas yang langsung berkaitan dengan kerusakan nira tebu adalah penurunan kadar sukrosa. Sukrosa merupakan komponen utama dalam nira tebu yang dijadikan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan berat molekul yang tinggi. Adapun perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp. Enzim merupakan suatu protein yang memiliki aktivitas biokimia sebagai katalis suatu reaksi. Enzim sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap penyiapan templat mtdna, amplifikasi fragmen mtdna pada daerah D-loop mtdna manusia dengan teknik PCR, deteksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling sel folikel akar rambut. Sampel kemudian dilisis, diamplifikasi dan disekuensing dengan metode dideoksi

Lebih terperinci

MATERI GENETIK A. KROMOSOM

MATERI GENETIK A. KROMOSOM MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Suhu Annealing pada Program PCR terhadap Keberhasilan Amplifikasi DNA Udang Jari (Metapenaeus elegans) Laguna Segara Anakan

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teknik Analisis Molekuler

Dasar-Dasar Teknik Analisis Molekuler Dasar-Dasar Teknik Analisis Molekuler Copyright Statement: Dengan ini dinyatakan, bahwa seluruh material (teks, gambar, grafik dan seluruh alat bantu penjelas lainnya) bahan kuliah dalam format.ppt sebagaimana

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Purifikasi DNA Total DNA total yang diperoleh dalam penelitian bersumber dari darah dan bulu. Ekstraksi DNA yang bersumber dari darah dilakukan dengan metode phenolchloroform,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kuantitas dan Kualitas DNA

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kuantitas dan Kualitas DNA HASIL DAN PEMBAHASAN Gen sitokrom b digunakan sebagai pembawa kode genetik seperti halnya gen yang terdapat dalam nukleus. Primer tikus yang dikembangkan dari gen sitokrom b, terbukti dapat mengamplifikasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP HASIL DNA METAGENOMIK DIISOLASI DARI TANAH HUTAN MANGROVE

PENGARUH PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP HASIL DNA METAGENOMIK DIISOLASI DARI TANAH HUTAN MANGROVE ISSN 1907-9850 PENGARUH PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP HASIL DNA METAGENOMIK DIISOLASI DARI TANAH HUTAN MANGROVE Ni Putu Frida Oktaningtias Widiarthi, Ketut Ratnayani, dan I Nengah Wirajana* Jurusan Kimia

Lebih terperinci

ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA

ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA Oleh: Nama : Ariani Sukma Dewi NIM : B1J010224 Kelompok : 6 Rombongan : III Asisten : Nur Cahyati LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah:

ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN. Tujuan dari praktikum ini adalah: ISOLASI DNA BUAH I. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah: Mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan berdaging lunak. Mengetahui pengaruh kandungan air yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian. Penelitian ini dapat menerangkan

Lebih terperinci

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi Adakah kemiripan Apa penyebabnya..?? STANDAR 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas DASAR 3.4 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom Menyebutkan

Lebih terperinci

ISOLASI DNA. Laporan Praktikum. UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jurusan Biologi

ISOLASI DNA. Laporan Praktikum. UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jurusan Biologi ISOLASI DNA Laporan Praktikum UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jurusan Biologi September 2010 A. Judul : Isolasi DNA B. Tujuan : Tujuan dari praktikum kali ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Karakterisasi genetik Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) hasil tangkapan dari Laguna Segara Anakan berdasarkan haplotipe

Lebih terperinci