BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini membahas perancangan sistem cluster yang akan digunakan sebagai infrastruktur parallel processing. Cluster Linux dibuat menggunakan tiga buah komputer dengan salah satu komputer digunakan sebagai head node dan dua yang lain digunakan sebagai compute node. Masing-masing node menggunakan sistem operasi Linux. III.1 Analisis Kebutuhan Sistem Cluster Cluster yang dibangun dalam penelitian ini adalah cluster yang didedikasikan untuk komputasi paralel. Cluster tersebut dibangun secara homogen yaitu dengan menyeragamkan sistem operasi dan menggunakan perangkat keras yang tidak jauh berbeda pada masing-masing komputer. Untuk membangun sebuah cluster yang didedikasikan untuk komputasi paralel diperlukan beberapa persyaratan yang ditunjukkan oleh poin-poin sebagai berikut : 1. Cluster harus memiliki kemampuan mendistribusikan proses komputasi dari mesin head node ke mesin-mesin komputasi yang lain. 2. Cluster harus memiliki sistem pengaturan file-file data di setiap node yang terpusat sehingga memudahkan dalam administrasi sistem. 3. Cluster harus memiliki file system global yang dapat diakses oleh semua node untuk keperluan pengaksesan berkas-berkas. 31

2 32 4. Head node harus dapat berkomunikasi dengan mesin-mesin node tanpa harus melakukan proses otentikasi. 5. Cluster harus memiliki sebuah sistem untuk memonitor proses-proses dan beban komputasi baik di masing-masing mesin komputasi maupun beban komputasi dalam satu cluster atau seluruh node. Dari persyaratan-persyaratan yang ditunjukkan oleh poin-poin di atas, dapat diambil beberapa solusi sebagai berikut : 1. Pendistribusian proses komputasi menggunakan LAM/MPI. LAM/MPI adalah aplikasi yang mengimplementasikan MPI. 2. Sistem pengaturan user dan file-file konfigurasi menggunakan Network Information System (NIS). NIS adalah sistem basis data yang terdistribusi yang menggantikan data file-file konfigurasi di masing-masing node sehingga pengaturan node-node dapat dilakukan secara terpusat. 3. File system global menggunakan Network File System (NFS). NFS adalah file system yang dieksport oleh sebuah server untuk diakses oleh client-client yang diijinkan oleh server. 4. Proses komunikasi antara head node dengan node dilakukan dengan Secure Shell (SSH). 5. Sistem pemonitoran proses yang sedang dikerjakan oleh masing-masing node menggunakan ganglia. Ganglia adalah aplikasi pemonitoran proses dan beban komputasi yang dikerjakan oleh cluster Tabel III.1 menunjukkan ringkasan persyaratan yang harus dipenuhi untuk

3 33 membangun sebuah cluster dengan solusi yang dapat diambil untuk memenuhi persyaratan tersebut. Tabel III.1 Tabel Persyaratan dan Solusi Dalam Membangun Cluster Persyaratan Kemampuan dalam mendistribusikan proses komputasi Sistem pengaturan file-file konfigurasi sistem secara terpusat File system yang dapat diakses oleh semua node Sistem komunikasi antar node yang saling percaya Sistem pemantauan proses yang dijalankan oleh semua node Solusi Menggunakan LAM/MPI Menggunakan NIS Menggunakan NFS Menggunakan SSH Menggunakan GANGLIA Sistem operasi yang digunakan adalah sistem operasi Linux karena sistem operasi tersebut dianggap mudah untuk mengimplementasikan solusi-solusi yang ditunjukkan oleh poin-poin diatas. Linux juga merupakan sistem operasi yang bersifat open source sehingga dapat digunakan secara bebas dan gratis. Distro Linux yang dipilih adalah Fedora Core 16 karena distro ini banyak yang menggunakan, sehingga banyak referensi yang dapat digunakan sebagai acuan. III.1.1 Head Node Head node merupakan komputer di dalam sebuah cluster yang digunakan untuk mendelegasikan tasks atau tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh compute node. Komputer ini juga digunakan sebagai tempat bagi pengguna cluster untuk

4 34 mengakses cluster sehingga pengguna dapat memberikan tugas-tugas komputasi ke dalam cluster. Head node harus dapat diakses melalui jaringan, sehingga head node membutuhkan dua buah ethernet card, satu ethernet card terhubung dengan jaringan publik dan yang lain terhubung ke jaringan prifat atau compute node. Selain sebagai tempat akses dan mendelegasikan tugas ke compute node, head node juga harus menjalankan servis-servis diantaranya: NFS, NIS, DHCP, HTTP, SSH. Servis-servis ini diperlukan oleh head node untuk mengintegrasikan node-node di dalam cluster. Head node menggunakan perangkat keras sebagai berikut : 1. Hard disk dengan kapasitas 80 Giga Byte. 2. RAM dengan kapasitas 2 Giga Byte. 3. Prosesor Intel Pentium Dual Core. Mesin yang digunakan sebagai head node harus memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibanding dengan mesin-mesin yang digunakan sebagai compute node. Hal tersebut dikarenakan mesin head node melakukan komputasi yang lebih besar dari pada mesin compute node karena mesin head node harus menjalankan service-service yang tidak dijalankan oleh compute node. III.1.2 Compute Node Compute node adalah komputer pekerja yang menerima task dari head node dan memroses task tersebut. Komputer ini tidak dapat diakses melalui jaringan karena hanya terhubung dengan jaringan privat. Komputer yang

5 35 difungsikan sebagai compute node hanya dapat diakses oleh head node untuk melakukan proses komputasi. File-file konfigurasi yang berkaitan dengan administrasi pengguna sistem seperti /etc/passwd, /etc/group, dan /etc/shadow berada terpusat di head node. Mekanisme konfigurasi terpusat tersebut dilakukan dengan menggunakan Network Information System (NIS). NIS memungkinkan komputer-komputer compute node akan memiliki pengguna sistem yang seragam dengan pengguna sistem yang dibuat di komputer head node. Penggunaan NIS tersebut tentu akan memudahkan administrator sistem dalam melakukan penambahan atau penghapusan pengguna di dalam sistem cluster. Compute node menggunakan perangkat keras sebagai berikut : 1. Hard disk dengan kapasitas 80 Giga Byte. 2. RAM dengan kapasitas 1 Giga Byte. 3. Prosesor Intel Pentium. Untuk membangun membangun sebuah cluster, diperlukan langkahlangkah yang sistematis dan berurutan. Langkah-langkah tersebut ditunjukkan oleh Gambar III.1.

6 36 Gambar III.1 Langkah-langkah Membangun Cluster III.2 Infrastruktur Jaringan Cluster Cluster memiliki jaringan sendiri yang terpisah dengan jaringan luar. Hal tersebut dimaksudkan agar compute node tidak dapat diakses dari luar jaringan sehingga kinerja cluster dalam melakukan parallel processing dapat maksimal. Pengguna hanya dapat mengakses cluster melalui head node saja. Komputer-komputer yang digunakan sebagai compute node tidak perlu diakses oleh pengguna secara langsung sehingga pengguna hanya memberikan tugas komputasi tanpa perlu melakukan konfigurasi sistem ke compute node.

7 37 Internet Front end node Switch Compute node 1 Compute node 2 Gambar III.2 Topologi Jaringan Cluster Gambar III.2 menunjukkan komputer Head node dan dua compute node yang saling terhubung satu sama lain dan membentuk sebuah jaringan privat dengan topologi bintang. Masing-masing node diberi sebuah IP privat kelas C ( ). Komputer head node diberi IP , komputer compute node 1 diberi IP , dan komputer compute node 2 diberi IP Diperlukan pula sistem penamaan nama host untuk node-node sehingga mempermudah dalam mengingat nama node-node di dalam cluster. Pemberian nama host dilakukan dengan mengedit file konfigurasi /etc/sysconfig/network di setiap node. Pada bagian HOSTNAME harus diisi dengan nama host. Node-node di dalam cluster yang dibangun dalam penelitian ini diberinama cluster0 untuk head node, cluster1 untuk compute node 1, dan cluster2 untuk compute node 2. NETWORKING=yes NETWORKING_IPV6=yes HOSTNAME=cluster0 Gambar III.3 File Konfigurasi /etc/sysconfig/network pada Head Node Node-node yang berada di dalam cluster harus mengenali nama host antar node. Supaya node dapat saling mengenali nama host, masing-masing node harus

8 38 mengedit file /etc/hosts dengan mencantumkan nomor IP dan nama host node yang berada di dalam cluster. File /etc/hosts berfungsi untuk memetakan alamat IP ke sebuah nama yang mudah untuk dibaca dan diingat. File ini berbentuk tabel dengan pemisah antar kolom adalah spasi atau tab. Kolom pertama adalah nomor Internet Protokol (IP), kolom kedua adalah nama host, kolom ketiga adalah nama alias host. Konfigurasi /etc/hosts pada komputer head node sedikit berbeda dengan komputer compute node. Komputer head node harus menyertakan nomor IP dan nama host komputer-komputer compute node localhost cluster0.if cluster cluster1.if cluster cluster2.if cluster2 Gambar III.4 File Konfigurasi /etc/hosts pada Cluster0 (Head Node) Sedangkan konfigurasi /etc/hosts pada compute node hanya disertakan nama host compute node itu sendiri dan nama host head node localhost cluster0.if cluster cluster1.if cluster1 Gambar III.5 File Konfigurasi /etc/hosts pada Cluster1 (Compute Node 1) localhost cluster0.if cluster cluster2.if cluster2 Gambar III.6 File Konfigurasi /etc/hosts pada Cluster2 (Compute Node 2) III.3 Integrasi Antar Node

9 39 Integrasi di dalam cluster tidak hanya dilakukan secara fisik saja yaitu dengan menghubungkan setiap node ke dalam sebuah jaringan interkoneksi. Akan tetapi integrasi juga dilakukan diantara sistem pada masing-masing node. Integrasi sistem yang dimaksud adalah integrasi sistem file, integrasi administrasi, integrasi komunikasi antar node, dan integrasi penyampaian pesan untuk komputasi paralel. Masing-masing node di dalam cluster harus menjalankan servis-servis yang mengimplementasikan integrasi sistem file, integrasi administrasi, integrasi komunikasi di dalam cluster, dan penyampaian pesan. Servis-servis yang berkaitan dengan integrasi sistem file, integrasi sistem administrasi, dan integrasi komunikasi adalah Network File System (NFS), Network Information System (NIS), Secure Shell (SSH), dan Local-Area-Network Multi-Computer/Message Passing Interface (LAM/MPI). Komputer head node difungsikan sebagai server NFS dan NIS, sedangkan node yang lain difungsikan sebagai client NFS dam NIS. Untuk SSH, komputer head node berfungsi sebagai client dan compute node berfungsi sebagai server. Hal ini dimaksudkan karena LAM/MPI mensyaratkan bahwa head node harus dapat login ke compute node melalui SSH untuk menjalankan aplikasi paralel tanpa harus melakukan otentikasi terlebih dahulu. Pengintegrasian sistem di dalam cluster sangat diperlukan untuk mempermudah penggunaan cluster baik bagi administrator sistem maupun pengguna. Dengan adanya integrasi sistem ini, pengguna maupun administrator cluster hanya perlu mengakses head node untuk melakukan proses komputasi paralel maupun administrasi sistem.

10 40 III.3.1 Network File System (NFS) Perancangan NFS untuk cluster sangat diperlukan. Komputer head node harus menyediakan sejumlah ruang di dalam hard disk untuk dijadikan sebagai NFS. Hard disk tersebut harus dipartisi sesuai dengan kebutuhan head node maupun compute node. Gambar III.7 menunjukkan partisi hard disk pada komputer head node. /dev/sda1 / ext3 6.5G /dev/sda2 /usr/local ext3 1G /dev/sda3 /home ext3 1G swap 2G biosboot 2MB Gambar III.7 Partisi Hard Disk pada Head Node Partisi hard disk pada head node yang akan difungsikan sebagai NFS adalah /dev/sda2 dan /dev/sda3. Kedua partisi tersebut memiliki label /usr/local dan /home. Sistem file /usr/local dan /home di dalam Linux digunakan sebagai tempat menyimpan aplikasi-aplikasi tambahan yang diinstal ke dalam sistem dan sebagai directory yang digunakan untuk menyimpan berkas-berkas pengguna sistem kecuali root. Dengan demikian semua node memiliki satu directory /usr/local dan /home yang diakses melalui NFS. Instalasi aplikasi-aplikasi tambahan yang dapat dijalankan oleh semua node dan penambahan directory pengguna cukup dilakukan pada head node. a. NFS Server (Head Node) Untuk menjalankan NFS server diperlukan servis-servis portmap, nfsd,

11 41 dan mount. Servis-servis tersebut harus berjalan secara background dan hidup pada saat komputer menyala. Selain menjalankan servis-servis portmap, nfsd, dan mount perlu juga dilakukan pengeditan file-file konfigurasi /etc/exports, /etc/hosts.deny, dan /etc/hosts.allow. /home /usr/local /24(rw,no_root_squash,sync) /24(ro,no_root_squash,sync) Gambar III.8 File Konfigurasi File /etc/exports File konfigurasi /etc/exports digunakan untuk mendefinisikan directorydirectory yang akan diekspor oleh NFS server dan komputer-komputer yang diperbolehkan untuk mengakses NFS server. Di dalam Gambar III.8 /home dan /usr/local didefinisikan sebagai NFS yang akan diakses oleh NFS client yang memiliki nomor IP antara Pada /home terdapat parameter rw,no_root_sqash,sync. Parameter rw menunjukkan bahwa directory /home dapat diakses oleh NFS client dengan hak akses baca dan tulis. Parameter no_root_squash menunjukkan bahwa root atau super user yang berada pada komputer yang bertindak sebagai NFS client diperlakukan sebagaimana root pada NFS server. Parameter sync mencegah terjadinya kerusakan pada data jika server tiba-tiba reboot. Parameter-parameter pada /usr/local hampir sama dengan /home. Perbedaannya hanya terletak pada parameter ro, parameter ro tersebut menunjukkan bahwa NFS client hanya memiliki akses baca. Selain file konfigurasi /etc/exports diperlukan juga pengeditan file konfigurasi /etc/hosts.deny dan /etc/hosts.allow. Kedua file konfigurasi tersebut

12 42 berfungsi sebagai penentu pengaksesan servis-servis yang terdapat di dalam server oleh komputer-komputer lain. Cara kerja kedua file ini ditunjukkan oleh poin-poin di bawah ini : 1. Server akan melakukan pengecekan terhadap file /etc/hosts.allow untuk melihat apakah komputer yang mengakses sesuai dengan daftar komputer yang diizinkan untuk mengakses. Jika komputer tersebut terdapat di dalam daftar maka komputer tersebut diizinkan untuk mengakses. 2. Jika komputer yang mengakses tidak terdapat pada daftar /etc/hosts.allow maka server akan melakukan pengecekkan terhadap file /etc/hosts.deny. Jika komputer yang mengakses terdapat di dalam daftar /etc/hosts.deny maka komputer tersebut tidak diberikan izin akses. 3. Jika komputer yang mengakses tidak terdapat pada file /etc/hosts.allow dan /etc/hosts.deny maka komputer tersebut diberikan izin untuk mengakses. portmap: / Gambar III.9 File Konfigurasi /etc/hosts.allow Gambar III.9 menunjukkan konfigurasi /etc/hosts.allow. Baris portmap: / menunjukkan bahwa semua komputer dengan rentang nomor IP tersebut diberikan izin untuk mengakses servis portmap pada NFS server. portmap: ALL Gambar III.10 File Konfigurasi /etc/hosts.deny Gambar III.10 menunjukkan konfigurasi /etc/hosts.deny. Baris portmap: ALL menunjukkan bahwa semua komputer tidak diizinkan untuk mengakses

13 43 servis portmap pada NFS server. Setelah file /etc/exports, /etc/hosts.allow, dan /etc/hosts.deny dikonfigurasi dengan benar, langkah selanjutnya adalah menjalankan servis nfsd dan portmap melalui terminal. Servis-servis tersebut harus dijalankan oleh head node pada saat komputer menyala. #/etc/init.d/portmap restart #/etc/init.d/nfs restart b. NFS Client (Compute node) Gambar III.11 Menjalankan Servis Portmap dan Nfsd NFS client dijalankan oleh compute node dengan melakukan mounting sistem file yang diekspor oleh NFS server. Directory yang akan di-mount oleh NFS client adalah /usr/export dan /home. Directory /usr/local yang di-mount oleh compute node berisi aplikasi-aplikasi tambahan yang diinstal oleh head node sehingga pada compute node tidak perlu menginstall aplikasi tambahan satupersatu. Sedangkan pada directory /home berisi home directory pengguna sistem sehingga pengguna sistem yang berada pada compute node memiliki home directory yang sama dengan head node. Mounting home directory ini sangat penting karena berkas-berkas yang dibutuhkan pengguna untuk melakukan komputasi paralel akan disimpan di dalam directory /home. Sebelum melakukan proses mounting NFS server perlu dilakukan backup directory /usr/local dan /home yang berada pada sistem file lokal di masingmasing compute node. #mv /home /home.old #mv /usr/local /usr/local.old #mkdir /home #mkdir /usr/local

14 44 Gambar III.12 Backup Directory /usr/local dan /home Proses mounting NFS harus dilakukan pada saat komputer-komputer compute node menyala. Cara ini dilakukan dengan melakukan pengeditan file konfigurasi /etc/fstab. Fil e /etc/fstab adalah file konfigurasi yang berisi tabel sistem file yang di-mount oleh sistem pada saat komputer menyala. File ini berbentuk tabel dengan tiap-tiap kolom dipisahkan oleh spasi atau tab :/home /home nfs rw,sync,hard,intr :/usr/local /usr/local nfs ro,sync,hard,intr 0 0 Gambar III.13 File Konfigurasi /etc/fstab Kolom pertama berisi NFS yang diekspor oleh NFS server. Kolom kedua berisi directory tempat NFS server di-mount. Kolom ketiga berisi tipe file dari sistem file yang di-mount. Kolom keempat berisi parameter-parameter. Parameterparameter yang dipakai di dalam file konfigurasi /etc/fstab mirip dengan parameter yang digunakan pada /etc/exports. Pada file konfigurasi /etc/fstab yang ditunjukkan oleh Gambar III.13 terdapat parameter hard dan intr. Parameter hard akan memberitahukan bahwa program yang sedang mengakses NFS yang dimount akan hang jika server mengalami kegagalan. Proses tersebut tidak dapat diinterupsi atau dihentikan. Parameter intr mencegah terjadinya hang pada program yang sedang mengakses NFS dengan memberikan interupsi. Jadi keduap parameter hard dan intr perlu diberikan untuk mencegah program hang. Kolom kelima dan keenam tidak memiliki pengaruh yang signifikan sehingga dapat diisi dengan nilai 0. Setelah file /etc/fstab dikonfigurasi dengan benar, sistem akan melakukan mounting NFS saat booting.

15 45 III.3.2 Network Information System (NIS) File-file konfigurasi di dalam cluster yang diatur oleh NIS adalah /etc/passwd, /etc/group, dan /etc/shadow. Ketiga file konfigurasi tersebut berkaitan dengan sistem administrasi pengguna. Jika di dalam cluster akan ditambahkan pengguna maka cukup dengan menambahkan pengguna pada head node dan kemudian NIS server akan mendistribusikan konfigurasi pada file-file /etc/passwd, /etc/group, dan /etc/shadow ke node-node yang lain sehingga nama pengguna dapat diseragamkan di semua node. Dengan adanya keseragaman identitas pengguna sistem di dalam cluster, administrasi sistem menjadi lebih mudah untuk dilakukan. a. NIS Server (Head Node) Di dalan cluster, head node difungsikan sebagai NIS server. Untuk menjalankan NIS server, head node harus memiliki aplikasi ypbind, portmap, ypserv, yp-tools, dan ncsd. Selain itu head node juga perlu mengedit beberapa file-file konfigurasi yang berkaitan dengan NIS. File konfigurasi tersebut adalah /etc/sysconfig/network, /etc/yp.conf, /etc/ypserv.conf, dan /etc/nsswitch.conf. Sebuah NIS harus memiliki paling tidak satu domain. Domain di dalam NIS digunakan sebagai identitas terhadap sekumpulan file-file konfigurasi yang diatur di dalam NIS. Domain NIS ini didefinisikan di dalam file /etc/sysconfig/network. NETWORKING=yes NETWORKING_IPV6=yes HOSTNAME=cluster0 NISDOMAIN= SERVER.CLUSTER Gambar III.14 File Konfigurasi /etc/sysconfig/network pada Head Node

16 46 Pendefinisian file-file konfigurasi yang akan diatur oleh NIS dilakukan dengan mengedit file /etc/nsswitch.conf. Bagian yang perlu diedit atau ditambahkan di dalam file /etc/nsswitch.conf ditunjukkan oleh Gambar III.15. passwd: shadow: group: files nis files nis files nis Gambar III.15 File Konfigurasi /etc/nsswitch.conf pada Head Node File konfigurasi yang lain adalah yp.conf dan ypserv.conf. Yp.conf digunakan oleh NIS client untuk mendefinisikan NIS server yang digunakan. NIS server juga perlu mengkonfigurasi file ini karena NIS server juga menggunakan konfigurasi NIS. Sedangkan ypserv.conf hanya dikonfigurasi pada NIS server. domain NIGHTLOGIN server Gambar III.16 File Konfigurasi /etc/yp.conf pada Head Node Konfigurasi yp.conf pada Gambar III.16 adalah konfigurasi yp.conf pada head node yang menunjuk domain dan NIS server pada dirinya sendiri. NIS server juga melakukan binding dengan dirinya sendiri untuk mendapat layanan NIS. dns: no files: 30 slp: no slp_timeout: 3600 xfr_check_port: yes * : * : shadow.byname : port * : * : passwd.adjunct.byname : port Gambar III.17 File Konfigurasi /etc/ypserv.conf pada Head Node Setelah file-file konfigurasi dikonfigurasi dengan benar, langkah selanjutnya adalah menjalankan aplikasi NIS server.

17 47 # nisdomainname NIGHTLOGIN # systemctl starts rpcbind.server # systemctl starts nfs-server.server # systemctl starts nfs-lock.server # systemctl starts nfs-idmap.server # systemctl enable rpcbind.server # systemctl enable nfs-server.server # systemctl enable nfs-lock.server # systemctl enable nfs-idmap.server # /usr/lib/yp/ypinit -m # make -c /var/yp # /etc/init.d/ypbind start Gambar III.18 Perintah-Perintah Menjalankan NIS Server Selain menjalankan perintah yang ditunjukkan oleh Gambar 3.18 perlu pula menjalankan servis portmap, yppasswd, ypinit, dan ypbind pada saat komputer booting. Hal ini dimaksudkan agar NIS server selalu siap memberikan layanan kepada NIS client atau node-node di dalam cluster. b. NIS Cient (Compute Node) Compute node difungsikan sebagai NIS client. NIS client melakukan binding menggunakan ypbind dengan NIS server untuk mendapat layanan dari NIS server. Selain ypbind, servis-servis lain yang diperlukan oleh NIS client adalah portmap, yp-tools, dan ncsd. File-file konfigurasi yang perlu untuk dilakukan konfigurasi yang berkaitan dengan NIS client adalah /etc/sysconfig/network, /etc/yp.conf dan /etc/nsswitch.conf. NETWORKING=yes NETWORKING_IPV6=yes HOSTNAME=cluster1 NISDOMAIN= SERVER.CLUSTER Gambar III.19 File Konfigurasi /etc/sysconfig/network pada Compute Node File konfigurasi yang ditunjukkan oleh Gambar III.19 adalah contoh file konfigurasi pada cluster1 yaitu salah satu compute node di dalam cluster. File

18 48 konfigurasi untuk compute node yang lain hanya berbeda pada bagian HOSTNAME saja karena bagian tersebut adalah nama host untuk masing-masing compute node. domain SERVER.CLUSTER server Gambar III.20 File Konfigurasi /etc/yp.conf pada Compute Node File konfigurasi yang ditunjukkan oleh Gambar III.20 adalah file konfigurasi /etc/yp.conf pada semua node yang menggunakan layanan NIS di dalam jaringan cluster. passwd: shadow: group: files nis files nis files nis Gambar III.21 File Konfigurasi /etc/nsswitch.conf pada Compute Node File /etc/nsswitch.conf juga perlu dikonfigurasi untuk menentukan file-file apa saja yang digunakan sebagai konfigrasi sistem. Di dalam file /etc/nsswitch.conf yang ditunjukkan oleh Gambar III.21 terdapat parameter nis yang mengindikasikan bahwa file passwd, shadow, dan group menggunakan konfigurasi dari NIS server. Setelah file-file dikonfigurasi dengan benar, langkah selanjutnya adalah menjalankan servis-servis yang dibutuhkan dalam proses binding dengan NIS server. Perintah-perintah yang digunakan untuk melakukan binding dengan NIS server ditunjukkan oleh Gambar III.22. #nisdomainname SERVER.CLUSTER #/etc/init.d/portmap start #/etc/init.d/ypbind start #/etc/init.d/nscd start #/etc/init.d/yppasswd start Gambar III.22 Perintah-printah Untuk Melakukan Binding Dengan NIS Server

19 49 III.3.3 Secure Shell (SSH) Kunci privat dan publik harus dibuat oleh masing-masing pengguna sistem cluster. Pembuatan kunci privat dan public cukup dilakukan pada head node saja. Pengguna tidak perlu membuat salinan kunci publik ke masing-masing compute node karena home directory yang digunakan oleh pengguna adalah NFS, sehingga semua pengguna mengakses home directory yang sama. Gambar III.23 menunjukkan langkah-langkah pembuatan kunci privat dan public dengan SSH. -t rsa id_rsa.pub authorized_keys Gambar III.23 Pembuatan Kunci Publik dan Privat Menggunakan SSH III.3.4 Local Area Multicomputer/Message Passing Interface (LAM/MPI) Aplikasi LAM/MPI harus diinstal ke dalam cluster untuk dapat digunakan. Proses instalasi cukup dilakukan pada head node dengan directory instalasi diletakkan di /usr/local. Dengan meletakkan directory instalasi LAM/MPI di /usr/local, secara otomatis LAM/MPI juga akan terinstal pada semua node di dalam cluster karena /usr/local adalah NFS yang diakses oleh semua node. Langkah-langkah instalasi LAM/MPI ditunjukkan oleh Gambar III.24. #tar -xzvf lam tar.gz #./configure --prefix=/usr/local #make #make install Gambar III.24 Langkah-Langkah Instalasi LAM/MPI Setelah instalasi LAM/MPI selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan

20 50 pengeditan file konfigurasi lam-bhost.def yang terletak di /usr/local/etc/lambhost.def. File konfigurasi ini berisi mengenai daftar nama-nama host yang akan digunakan oleh LAM/MPI untuk menjalankan aplikasi paralel. cluster0 cluster1 cluster2 Gambar III.25 File Konfigurasi lam-bhost.def LAM/MPI dijalankan oleh LAM Runtime Envirinment (RTE). RTE adalah daemon yang berjalan pada level pengguna sistem. Daemon yang dijalankan RTE adalah lamd. Daemon tersebut harus dijalankan oleh semua node yang terdapat di file /usr/local/etc/lam-bhost.def. Untuk menjalankan daemon lamd, cukup dengan memberikan perintah lamboot pada head node. Lamboot akan mengakses setiap node di dalam cluster melalui SSH dan menjalankan lamd di masing-masing node. LAM/MPI juga memiliki standar untuk melakukan kompilasi dan eksekusi program yang ditulis dengan pustaka-pustaka MPI. Standar compiler yang dimiliki oleh LAM/MPI diantaranya adalah fortran, C++, dan C. Perintah untuk melakukan kompilasi program MPI ditunjukkan oleh tabel III.2. Tabel III.2 Bahasa Pemrograman dan Compiler Paralel Fortran C++ C Bahasa Pemrograman mpif77 mpic++ Mpicc Compiler Untuk menjalankan program paralel, digunakan perintah mpirun.

21 51 Penggunaan perintah mpirun ditunjukkan oleh Gambar III.26. mpirun C <aplikasi paralel> Gambar III.26 Perintah Menjalankan Aplikasi Paralel Aplikasi LAM/MPI berjalan sebagai daemon (lamd) di semua node. Penghentian daemon tersebut harus diinisiasikan oleh head node dengan perintah lamhalt. Penghentian proses daemon LAM/MPI ditunjukkan oleh Gambar III.27. pengguna@cluster0$ lamhalt Gambar III.27 Perintah Menghentikan Daemon LAM/MPI III.3.5 Ganglia Ganglia harus diinstal di tiap-tiap node di directory sistem masing-masing. Hal tersebut harus dilakukan karena ganglia harus memiliki file konfigurasi yang spesifik untuk tiap-tiap node. # yum y gcc ganglia # tar xzvf../ganglia tar.gz && cd ganglia-3.0.x #./configure # make # make install Gambar III.28 Instalasi Ganglia Dalam menjalankan proses monitoring, ganglia menjalankan daemon dengan nama gmond di setiap node di dalam cluster. Gmond di tiap-tiap node akan mengirimkan statistik proses ke komputer head node melalui UDP. Statistik yang diterima oleh head node akan diproses dan disimpan oleh gmetad. Data yang telah dioleh oleh gmetad akan ditampilkan melalui web pada head node. Ganglia memiliki dua file konfigurasi, yaitu /etc/gmond.conf dan /etc/gmetad.conf. File konfigurasi /etc/gmond.conf harus dikonfigurasi pada

22 52 setiap node, sedangkan /etc/gmetad.conf hanya dikonfigurasi di head node saja. File konfigurasi /etc/gmod.conf pada head node berbeda dengan /etc/gmond.conf pada compute node. Pada head node /etc/gmond.conf dikonfigurasi sebagai penerima data, sedangkan pada compute node /etc/gmond.conf dikonfigurasi sebagai pengirim data. globals { daemonize = yes setuid = yes user = ganglia debug_level = 0 max_udp_msg_len = 9600 mute = no deaf = no host_dmax = 3600 /*secs */ cleanup_threshold = 300 /*secs */ gexec = no } cluster { name = "Nightlogin" owner = "Nightlogin" } host { location = "lab informatika" } udp_send_channel { host = port = 8650 ttl = 1 } udp_recv_channel { port = 8650 family = inet4 } tcp_accept_channel { port = 8649 } Gambar III.29 File Konfigurasi /etc/gmond.conf pada Head Node globals { daemonize = yes setuid = yes user = ganglia debug_level = 0 max_udp_msg_len = 1472 mute = no

23 53 deaf = no host_dmax = 0 /*secs */ cleanup_threshold = 300 /*secs */ gexec = no } cluster { name = "Nightlogin" owner = "Nightlogin" } host { location = "lab informatika" } udp_send_channel { host = port = 8650 ttl = 1 } tcp_accept_channel { port = 8649 } Gambar III.30 File Konfigurasi /etc/gmond.conf pada Compute Node data_source "My Cluster" node1 node2 setuid_username "ganglia" Gambar III.31 File Konfigurasi /etc/gmetad.conf Untuk menjalankan antar muka web, perlu dijalankan servis httpd pada head node sebagai web server. # /etc/init.d/httpd start Gambar III.32 Menjalankan Servis httpd Antar muka web ganglia dapat diakses melaui web browser pada head node dengan alamat URL III.4 OCTAVE MPITB Di dalam cluster, OCTAVE dengan modul MPITB dijadikan contoh aplikasi yang dapat dijalankan untuk melakukan komputasi paralel. Aplikasi OCTAVE dan modul MPITB diunduh secara terpisah. OCTAVE dapat diunduh

24 54 dari situs sedangkan MPITB diunduh melalui situs Di dalam penelitian ini, versi OCTAVE yang digunakan adalah octave sedangkan versi MPITB yang digunakan mpitb-beta-fc6-oct2912- LAM713-OMPI123. Instalsi OCTAVE dan modul MPITB dilakukan oleh head node dengan directory instalasi /usr/local supaya secara otomatis terinstal pada semua node. # tar xzvf octave tar.gz && cd ganglia-3.0.x #./configure --prefix=/usr/local --enable-readline \ --with-gnuplot --enable-shared --enable-dl # make # make install Gambar III.33 Instalasi OCTAVE Instalasi MPITB hanya melakukan ekstrak file mpitb-beta-fc6-oct2912- LAM713-OMPI123.tar.bz pada directory instalasi OCTAVE yaitu /usr/local. #tar xjvf mpitb-beta-fc6-oct2912-lam713-ompi123.tar.bz2 Gambar III.34 Ekstraksi MPITB Setelah melakukan ekstraksi, langkah selanjutnya adalah melakukan kompilasi ulang MPITB. # cd /usr/local/mpitb # rm rf DLD # cd src # make # cd.. # ln s DLD-oct lam_7.1.3-gcc4.1.2-i386 DLD Gambar III.35 Kompilasi Ulang MPITB Supaya OCTAVE dapat memanggil fungsi-fungsi MPI yang disediakan oleh MPITB, OCTAVE harus memanggil startup script MPITB yang kemudian

25 55 dijadikan OCTAVE startup script. Pembuatan OCTAVE startup script harus dilakukan di setiap home directory pengguna cluster supaya setiap pengguna dapat menjalankan aplikasi OCTAVE MPITB. ln s \ /usr/local/mpitb/startups/startup_mpitb.m.octaverc Gambar III.36 Pembuatan OCTAVE Startup Script Setelah membuat OCTAVE starup script, aplikasi OCTAVE dapat dijalankan dan pengguna dapat membuat program dengan OCTAVE yang mengimplementasikan MPI.

Implementasi Linux Fedora untuk Pengembangan Cluster

Implementasi Linux Fedora untuk Pengembangan Cluster Panduan Singkat Implementasi Linux Fedora untuk Pengembangan Cluster oleh : Gentur Widyaputra (gentur_widyaputra@yahoo.com) editing naskah : Sunu Wibirama, S.T. (sunu@mail.te.ugm.ac.id) Tim HPC Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses komputasi yang dapat dilakukan oleh komputer telah berkembang dengan pesat. Pada awalnya proses komputasi hanya dapat dilakukan secara sekuensial saja. Sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Arsitektur Komputer dengan Memori Terdistribusi Cluster yang dibangun di dalam penelitian ini termasuk dalam sistem komputer dengan arsitektur memori terdistribusi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

NETWORK FILE SYSTEM (NFS) di ubuntu 10.04

NETWORK FILE SYSTEM (NFS) di ubuntu 10.04 NETWORK FILE SYSTEM (NFS) di ubuntu 10.04 A. Dasar Teori Ferry Ardian nyotvee@gmail.com Http://ardian19ferry.wordpress.com Network File System (NFS) adalah salah suatu layanan (service) yang dapat memungkinkan

Lebih terperinci

TIP PRAKTIS MEMBANGUN KOMPUTER LINUX CLUSTER

TIP PRAKTIS MEMBANGUN KOMPUTER LINUX CLUSTER TIP PRAKTIS MEMBANGUN KOMPUTER LINUX CLUSTER Dwi Handoko, Tri Sampurno (dwih@inn.bppt.go.id, sampurno@inn.bppt.go.id) Teknologi Jaringan Komputer, Komputasi dan Sistem Integrasi P3 Teknologi Informatika

Lebih terperinci

LAMPIRAN Gambar Pemberitahuan proses instalasi

LAMPIRAN Gambar Pemberitahuan proses instalasi LAMPIRAN Berikut akan dijelaskan langkah langkah dalam pemasangan web server pada modul Cubieboard2. 1. Pastikan modul Cubieboard2 sudah terhubung dengan koneksi internet. 2. Pada terminal, ketik perintah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 NFS DAN SAMBA SERVER

PRAKTIKUM 6 NFS DAN SAMBA SERVER PRAKTIKUM 6 NFS DAN SAMBA SERVER A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat memahami manfaat/penggunaan dari Network File System (NFS). 2. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi NFS sever dan

Lebih terperinci

Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP

Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP ADMINISTRASI SERVER Pengenalan Linux Konfigurasi TCP/IP Pengenalan Linux Berawal dari eksperimen Linus Trovalds dengan Komputer Minix miliknya, terciptalah Sistem Operasi Linux. Sejak saat itu, Dia terus

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN PERSIAPAN AKADEMI KOMUNITAS SOLOK SELATAN PDD POLITEKNIK NEGERI PADANG 2014 Pengenalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah CD/DVD IPCop dan komputer yang digunakan tehubung dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah CD/DVD IPCop dan komputer yang digunakan tehubung dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Instalasi IPCop Dalam menginstal linux IPCop 1.4.16 yang perlu diperhatikan dan dibutuhkan adalah CD/DVD IPCop 1.4.16 dan komputer yang digunakan tehubung dengan koneksi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN SISTEM 81 BAB IV PENGUJIAN SISTEM 4.1. Implementasi. Setelah semua rutin web server dan program cgi dari aplikasi selesai didefinisikan, langkah selanjutnya adalah melakukan installasi dari aplikasi yang telah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah melakukan analisis dan perancangan untuk sistem backup yang akan dibangun. Maka tahapan selanjutnya adalah tahap implementasi dan pengujian terhadap sistem backup.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. system ini dapat berjalan dengan baik. Berikut merupakan spesifikasi hardware dan. Processor : Intel pentium 4.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. system ini dapat berjalan dengan baik. Berikut merupakan spesifikasi hardware dan. Processor : Intel pentium 4. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk mengimplementasikan Nagios dan MRTG agar Network Monitoring system ini dapat berjalan dengan baik. Berikut merupakan spesifikasi hardware dan

Lebih terperinci

Adapun 3 metode untuk pengalokasian alamat IP pada DHCP server :

Adapun 3 metode untuk pengalokasian alamat IP pada DHCP server : BAB II DHCP SERVER 2.1 Tujuan Praktikum a. Praktikan dapat memahami manfaat/kegunaan dari DHCP Server. b. Praktikan memahami kelebihan dan kekurangan penggunaan IP dinamis dibandingkan dengan penggunaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Untuk merancang sistem ini diperlukan 3 buah web server dan 1 buah server untuk load balance. Server-server ini berada pada jaringan lokal

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Perancangan Router OS Debian 6.0 QUAGGA PROSES ROUTING WEB INTERFACE MANAJEMAN BANDWIDTH HTB TOOL INPUT USER Gambar 3.1 Alur Kerja Interface Router dan Server Bandwidth

Lebih terperinci

BAB 1 Instalasi Redhat Linux 7.2

BAB 1 Instalasi Redhat Linux 7.2 BAB 1 Instalasi Redhat Linux 7.2 1. Tujuan : Tujuan dari praktikum ini adalah : 1. Siswa mengetahui proses instalasi linux 2. Siswa memahami struktur direktori linux 3. Mengetahui perintah-perintah dasar

Lebih terperinci

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL Dwi Nuriba Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Perkembangan teknologi Web menyebabkan server-server yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Pada analisa sistem ini penulis akan memaparkan bagaimana perancangan sistem DNS Master Slave yang akan di implementasiakan pada jaringan Universitas

Lebih terperinci

Bab 1 Instalasi Sistem Operasi DEPDIKnux

Bab 1 Instalasi Sistem Operasi DEPDIKnux 1 Bab 1 Instalasi Sistem Operasi DEPDIKnux 1.1 Persiapan Instalasi Sistem operasi DEPDIKnux adalah sistem operasi yang dibuat dari Debian Linux serta di kustomisasi khusus untuk ICT Center yang terhubung

Lebih terperinci

Analisis Sistem Virtual Cluster Pada Komputasi Paralel Menggunakan Layanan IAAS

Analisis Sistem Virtual Cluster Pada Komputasi Paralel Menggunakan Layanan IAAS Analisis Sistem Virtual Cluster Pada Komputasi Paralel Menggunakan Layanan IAAS Diah Ayu Retnani W, Erick Irawadi Alwi Program studi sistem informasi Universitas Jember, Jln. Kalimantan 37 Kampus Bumi

Lebih terperinci

Instalasi Linux (Debian 3.0 Woody)

Instalasi Linux (Debian 3.0 Woody) Instalasi Linux (Debian 3.0 Woody) Mohammad Arfin Rifqi arevien25@gmail.com http://arfinrifqi.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI 4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI APAKAH SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI? Sistem operasi terdistribusi adalah salah satu implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang

Lebih terperinci

Materi I. Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

Materi I. Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Materi I Monitoring Jaringan Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Monitoring performance dari jaringan Mengetahui status (up/down) service dari host yang kita monitor secara realtime dengan system alert/alarm

Lebih terperinci

KONFIGURASI MAIL SERVER PADA DEBIAN 5

KONFIGURASI MAIL SERVER PADA DEBIAN 5 KONFIGURASI MAIL SERVER PADA DEBIAN 5 13.1 Tujuan Instruksi Khusus Setelah menyelesaikan praktek ini mahasiswa dapat : a. Mengetahui paket Mail Server pada system operasi linux debian 5 b. Menginstal paket

Lebih terperinci

Pilih Local CDROM karena proses instalasi a. Seting boot Priority yang pertama adalah CD/DVD Room pada BIOS

Pilih Local CDROM karena proses instalasi a. Seting boot Priority yang pertama adalah CD/DVD Room pada BIOS I. Tahapan Install ClearOS Pilih Local CDROM karena proses instalasi a. Seting boot Priority yang pertama adalah CD/DVD Room pada BIOS menggunakan CD Drive. h. Memilih tipe instalasi b. Masukkan CD Installer

Lebih terperinci

Muhammad Alwi Hasan NRP Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA. NIP

Muhammad Alwi Hasan NRP Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA. NIP Oleh : Muhammad Alwi Hasan NRP. 2206100064 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA. NIP. 196510141990021001 1 Roadmap penelitian Rancang Bangun Studi Perbandingan User Interface Desain Awal Uji

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Monitoring dan User Management pada PT Patra Jasa adalah hardware, - CPU Pentium IV 2.4 GHz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Monitoring dan User Management pada PT Patra Jasa adalah hardware, - CPU Pentium IV 2.4 GHz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Sarana yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan Sistem Traffic Monitoring dan User Management pada PT Patra Jasa adalah hardware, software, dan brainware.

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA SISTEM CLUSTER PADA PROSES DISTRIBUTED RENDERING MENGGUNAKAN OPEN SOURCE SOFTWARE

ANALISIS PERFORMA SISTEM CLUSTER PADA PROSES DISTRIBUTED RENDERING MENGGUNAKAN OPEN SOURCE SOFTWARE Dian Prawira ANALISIS PERFORMA SISTEM CLUSTER PADA PROSES DISTRIBUTED RENDERING MENGGUNAKAN OPEN SOURCE SOFTWARE Dian Prawira Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pontianak Program Studi Teknik

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER Dibuat oleh : Yudi Firman Santosa, S.T. Dipersiapkan untuk Latihan Siswa Praktek Ujian Nasional 2012 Internet PC Client Switch Server Gateway Perencanaan Debian Server untuk

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 13 DYNAMIC DNS

PRAKTIKUM 13 DYNAMIC DNS PRAKTIKUM 13 DYNAMIC DNS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami dan mampu memahami cara kerja dari DDNS 2. Mampu mengintegrasikan DHCP dan DNS sehingga menjadi DDNS 3. Mampu mengujicoba DDNS B. DASAR TEORI

Lebih terperinci

Instalasi IGOS Nusantara

Instalasi IGOS Nusantara Instalasi IGOS Nusantara MODUL 1 Tujuan: Setelah mengikuti modul ini, peserta diharapkan mampu: Menyiapkan hardware dan software untuk instalasi salah satu distro Linux. Menginstalasi distro IGOS Nusantara.

Lebih terperinci

REMOTE ACCESS DNS SERVER

REMOTE ACCESS DNS SERVER ADMINISTRASI SERVER REMOTE ACCESS DNS SERVER Remote Access Keuntungan dari jaringan komputer yaitu memudahkan kita dalam berbagi resource hardware ataupun software yang ada. Remote Access adalah salah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6

IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6 IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6 Ahmad Makhsun¹, Idris Winarno, SST, M.Kom.² ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, ²Dosen Jurusan Teknik Informatika Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Dalam tahapan ini, ada beberapa rancangan sistem backup yang dijalankan. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan target server. Berikut adalah rancangan yang akan dibangun : 4.1

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perencanaan Sistem Sistem ini terdiri dari komputer server (dalam hal ini Raspberry berfungsi sebagai server) yang terhubung dengan webcam di mana setiap saat komputer server

Lebih terperinci

LAPORAN UJIAN PRAKTEK KEJURUAN

LAPORAN UJIAN PRAKTEK KEJURUAN LAPORAN UJIAN PRAKTEK KEJURUAN Disusun oleh: Nama : Ahmad Husen No : 02 Kelas : XII TKJ B TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SMK N 2 KLATEN Kata Pengantar Puji syukur senantiasa kami panjatkan

Lebih terperinci

WEB SERVER LINUX DEBIAN 8.5

WEB SERVER LINUX DEBIAN 8.5 WEB SERVER LINUX DEBIAN 8.5 A. WEB SERVER Web server adalah sebuah software yang memberikan layanan berbasis data dan berfungsi menerima permintaan dari HTTP atau HTTPS pada klien yang dikenal dan biasanya

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SQUID PROXY MENGGUNAKAN AUTHENTIFIKASI DATABASE SERVER PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SQUID PROXY MENGGUNAKAN AUTHENTIFIKASI DATABASE SERVER PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA SELATAN DESAIN DAN IMPLEMENTASI SQUID PROXY MENGGUNAKAN AUTHENTIFIKASI DATABASE SERVER PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SUMATERA SELATAN Budiman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Internet

Lebih terperinci

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware

Resume. Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah. Lab. Hardware Resume Pelatihan Membuat PC Router Menggunakan ClearOS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Lab. Hardware Nama : Andrian Ramadhan F. NIM : 10512318 Kelas : Sistem Informasi 8 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Proses booting saat instalasi Endian firewall

Proses booting saat instalasi Endian firewall L1 LAMPIRAN Instalasi Endian Firewall. Pada server sistem operasi yang digunakan adalah Endian firewall yang merepukan distribusi berbasis Linux, yang berfungsi sebagai firewall dan proxy. Endian firewall

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konfigurasi Cluster PC Multicore Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh algortima paralel pada kinerja komputasi paralel. Untuk itu konfigurasi hardware disusun

Lebih terperinci

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER Irwan Sembiring Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Irwan@staff.uksw.edu ABSTRACT Linux Virtual Server

Lebih terperinci

OpenSuse juga termasuk dalam jajaran 10 besar distro linux di dunia bersama-sama dengan Ubuntu, Fedora, Debian, PCLinuxOS, Slackware, Gentoo dan

OpenSuse juga termasuk dalam jajaran 10 besar distro linux di dunia bersama-sama dengan Ubuntu, Fedora, Debian, PCLinuxOS, Slackware, Gentoo dan OpenSuse juga termasuk dalam jajaran 10 besar distro linux di dunia bersama-sama dengan Ubuntu, Fedora, Debian, PCLinuxOS, Slackware, Gentoo dan CentOS. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Suse adalah

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Web wizard akan ditempatkan pada server yang merupakan sebuah proxy server

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Web wizard akan ditempatkan pada server yang merupakan sebuah proxy server BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Web wizard akan ditempatkan pada server yang merupakan sebuah proxy server yang bersifat coresident server pada sebuah jaringan lokal. Dalam hal ini, server

Lebih terperinci

3. Lalu buat user nagios beserta paswordnya m nagios nagios

3. Lalu buat user nagios beserta paswordnya m nagios nagios 1 Instalasi Network Monitoring System Nagios di Centos 6 1. Pertama installkan packet yang diperlukan untuk memakai nagios supaya bisa dipakai untuk memonitoring jaringan. Apache PHP GCC Compiler GD development

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI JARINGAN KOMPUTER INSTALASI LINUX

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI JARINGAN KOMPUTER INSTALASI LINUX LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI JARINGAN KOMPUTER TENTANG INSTALASI LINUX Oleh : EMYLISA PARIZ 2007/91725 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2009 LAPORAN PRAKTIKUM

Lebih terperinci

Mengakses Server Melalui SSH Menggunakan PuTTY di Windows

Mengakses Server Melalui SSH Menggunakan PuTTY di Windows Mengakses Server Melalui SSH Menggunakan PuTTY di Windows SSH (Secure Shell) adalah protokol jaringan yang digunakan untuk komunikasi data yang aman antara server dan klien (anda) untuk melakukan pengelolaan

Lebih terperinci

Manual ClarkConnect 1

Manual ClarkConnect 1 Manual ClarkConnect 1 Configuring PC to Use ClarkConnect as the Internet Gateway 2 Gambar 1 Langkah langkah Penginstallan 1. pastikan computer anda sudah dalam keadaan first boot to CD ROM, masukan CD

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN

DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN ADMINISTRASI SERVER DATABASE SERVER WEB SERVER SUBDOMAIN Database Server Database berfungsi sebagai media penyimpanan data-data ataupun informasi penting. Pada web server yang kompleks, biasanya diperlukan

Lebih terperinci

~ Q u i c k N o t e s ~

~ Q u i c k N o t e s ~ ~ Q u i c k N o t e s ~ Tutorial RedHat Server WEB dan DNS LEMBAGA KURSUS LINUX Hamda Linux Center ~ e v e r y t h i n g a b o u t l i n u x ~ Pendahuluan Latar Belakang Tutorial ini dibuat sebagai jawaban

Lebih terperinci

KEAMANAN JARINGAN : Laporan Pendahuluan Telnet dan SSH

KEAMANAN JARINGAN : Laporan Pendahuluan Telnet dan SSH NAMA : MUHAMMAD AN IM FALAHUDDIN KELAS : 1 D4 LJ IT NRP : 2110165026 KEAMANAN JARINGAN : Laporan Pendahuluan Telnet dan SSH DASAR TEORI 1. Telnet Telnet (Telecommunications network protocol) adalah salah

Lebih terperinci

Praktikum POSTFIX MAIL SERVER

Praktikum POSTFIX MAIL SERVER Praktikum POSTFIX MAIL SERVER I. Tujuan Praktikan diharapkan mampu memahami cara kerja dari sebuah mail server, serta mampu melakukan instalasi, konfigurasi pada sebuah mail server. II. Keperluan a. Komputer

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : Bagaimana pendapat anda dengan sistem baru ini?

LAMPIRAN. : Bagaimana pendapat anda dengan sistem baru ini? L1 LAMPIRAN 1. Hasil Wawancara dengan Staff Resepsionis 2. Hasil Wawancara dengan Staff IT 3. Instalasi Linux Slackware 4. Instalasi MySQL pada Linux Slackware 5. Instalasi PHP pada Linux Slackware 6.

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Pendahuluan 2. Manfaat Sistem Operasi Terdistribusi 3. Komponen Inti Sistem Operasi Pertemuan: 5 Pendahuluan Sistem operasi terdistribusi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Kebutuhan Sumber Daya 4.1.1.1 Kebutuhan Sumber Daya Perangkat Lunak Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang direkomendasikan agar

Lebih terperinci

MATERI PENGETAHUAN DASAR JARINGAN LINUX

MATERI PENGETAHUAN DASAR JARINGAN LINUX MATERI PENGETAHUAN DASAR JARINGAN LINUX http://www.softwarefreedomday.org Support By : Pengenalan jaringan Network atau jaringan, dalam bidang komputer dapat diartikan sebagai dua atau lebih komputer yang

Lebih terperinci

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server

3. Salah satu tipe jaringan komputer yang umum dijumpai adalah. a. Star b. Bus c. WAN d. Wireless e. Client-server 1. Ciri-ciri jaringan komputer adalah sebagai berikut ini, kecuali. a. Berbagi pakai perangkat keras (hardware) b. Berbagi pakai perangkat lunak (software) c. Berbagi user (brainware) d. Berbagi saluran

Lebih terperinci

Admin Jaringan Komputer APACHE WEB SERVER

Admin Jaringan Komputer APACHE WEB SERVER 1 Admin Jaringan Komputer APACHE WEB SERVER JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2008 2 Apache Web Server Tujuan: Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

INSTALASI PC SERVER. SAMBA dan SWAT. Ardi Maharta / Heri Widayat /

INSTALASI PC SERVER. SAMBA dan SWAT. Ardi Maharta / Heri Widayat / INSTALASI PC SERVER SAMBA dan SWAT Ardi Maharta / 11520244013 Heri Widayat / 11520244040 13 A. Kompetensi a. Mengetahui kegunaan samba B. Sub Kompetensi a. Mengetahui cara menginstal samba b. Keunggulan

Lebih terperinci

Instalasi FreeBSD 6.0

Instalasi FreeBSD 6.0 Instalasi FreeBSD 6.0 Ricki Zurwindar Universitas YARSI Copyright 2007 Banyak cara yang dapat digunakan dalam melakukan instalasi FreeBSD baik melalui berbagai macam media seperti

Lebih terperinci

INSTALASI SISTEM OPERASI LINUX DEBIAN

INSTALASI SISTEM OPERASI LINUX DEBIAN Versi dari Linux Debian saat ini telah mencapai etch, yaitu terdapat beberapa perbaikan signifikan terhadap dukungan ke perangkat keras terbaru, hingga disertai pula dengan aplikasi-aplikasi yang dari

Lebih terperinci

Instalasi Aplikasi server Menggunakan ClarkConnect

Instalasi Aplikasi server Menggunakan ClarkConnect Instalasi Aplikasi server Menggunakan ClarkConnect Prakata ClarkConnect adalah Software yang mudah digunakan untuk membangun dan mengatur server dedicated dan Gateway Internet Tutorial Instalasi ini akan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Materi Kompetensi Tahun Pelajaran 2011/2012. : Membangun PC Router dan Internet Gateway (edisi.1)

Mata Pelajaran : Materi Kompetensi Tahun Pelajaran 2011/2012. : Membangun PC Router dan Internet Gateway (edisi.1) Satuan Pendidikan : SMK Al-Muhtadin Depok Mata Pelajaran : Materi Kompetensi Tahun Pelajaran 2011/2012 Judul Kompetensi Sistem Operasi Program Keahlian Disusun Oleh E-Mail : Membangun PC Router dan Internet

Lebih terperinci

Bab 2 Turck - MMCache

Bab 2 Turck - MMCache Bab 2 Turck - MMCache A. T U J U A N : 1. Mempelajari teknologi Turck - MMCache. 2. Dapat mengimplementasikan teknologi Turck MMCache kedalam sebuah halaman web dinamis PHP. B. DASAR TEORI : Turck MMCache

Lebih terperinci

Panduan Penggunaan dan Perawatan Server

Panduan Penggunaan dan Perawatan Server Panduan Penggunaan dan Perawatan Server Spesifikasi Server HP Blade System dengan c3000 Rackmount 6U Case enclousure dan 2 x BL 465c G5 dengan spesifikasi per-server : Processor : AMD Opteron 2352 Memory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Dapat mengetahui tujuan dari Virtual Host. 3. Mampu mengkonfigurasi Virtual Host khususnya pada Centos.

BAB I PENDAHULUAN. 2. Dapat mengetahui tujuan dari Virtual Host. 3. Mampu mengkonfigurasi Virtual Host khususnya pada Centos. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virtual Host merupakan cara untuk mengatur banyak website atau URL di dalam satu mesin atau satu IP. Misalkan kita mempunyai banyak domain tapi hanya mempunyai 1 IP

Lebih terperinci

Membuat Web Server di Linux

Membuat Web Server di Linux Membuat Web Server di Linux 12.02 Susan M Web Server merupakan sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan browser web dan mengirimkan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP)

PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP) PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP) I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep aplikasi SNMP. 2. Mahasiswa mampu membangun dan mengkonfigurasi SNMP II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Beberapa komputer yang

Lebih terperinci

LANGKAH LANGKAH INSTALASI LINUX DEBIAN 4 BERBASIS GUI

LANGKAH LANGKAH INSTALASI LINUX DEBIAN 4 BERBASIS GUI LANGKAH LANGKAH INSTALASI LINUX DEBIAN 4 BERBASIS GUI 1. Masuk BIOS dengan menekan tombol Delete / F2 sesuai dengan jenis BIOS anda 2. Pastikan Harddisk dan CD-ROM sudah terdeteksi 3. Rubah urutan booting

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan File Server Menggunakan Cloud Perancangan layanan file server menggunakan cloud pada PT Mugi Cipta Perkasa dilakukan dengan menggunakan sebuah server yang akan

Lebih terperinci

Network Tech Support Inside local address Inside global address Outside local address Outside global address DHCP & NAT

Network Tech Support Inside local address Inside global address Outside local address Outside global address DHCP & NAT Modul 28: Overview Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) dirancang untuk memberikan IP address dan memberikan informasi penting konfigurasi jaringan lain secara dinamis. Nework Address Translation

Lebih terperinci

FTP SERVER MAIL SERVER WEBMAIL

FTP SERVER MAIL SERVER WEBMAIL ADMINISTRASI SERVER FTP SERVER MAIL SERVER WEBMAIL FTP Server File Transfer Protocol (FTP) adalah protocol yang digunakan untuk transfer file atau data melalui media jaringan. FTP termasuk dalam protocol

Lebih terperinci

Pengantar Open Source dan Aplikasi Instalasi Linux dan Troubleshooting Dasar. Rusmanto at gmail.com Rusmanto at nurulfikri.ac.id

Pengantar Open Source dan Aplikasi Instalasi Linux dan Troubleshooting Dasar. Rusmanto at gmail.com Rusmanto at nurulfikri.ac.id Pengantar Open Source dan Aplikasi Instalasi Linux dan Troubleshooting Dasar Rusmanto at gmail.com Rusmanto at nurulfikri.ac.id Twitter @ruslinux Tujuan Umum dan Topik Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II PROSES INSTALASI LINUX MANDRAKE 9.0

BAB II PROSES INSTALASI LINUX MANDRAKE 9.0 BAB II PROSES INSTALASI LINUX MANDRAKE 9.0 Josua M Sinambela @ 2003 Konfigurasi komputer yang dibutuhkan : Processor Pentium / Kompatibel Minimal 233 MHz (rekomendasi) CDROM Drive Memori minimal 32 MB,

Lebih terperinci

Instalasi Ubuntu Server

Instalasi Ubuntu Server Instalasi Ubuntu Server Download Ubuntu Server 14.04.X LTS Anda bisa mendownload pada situs resmi Ubuntu di halaman http://releases.ubuntu.com/14.04/. Lihat bagian Server install image, ada 2(dua) pilihan

Lebih terperinci

MEMBANGUN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS FREE OPEN SOURCE SOFTWARE (FOSS) DENGAN MENGGUNAKAN UBUNTU 8.04 SERVER PADA PT SARIGUNA PRIMATIRTA MEDAN

MEMBANGUN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS FREE OPEN SOURCE SOFTWARE (FOSS) DENGAN MENGGUNAKAN UBUNTU 8.04 SERVER PADA PT SARIGUNA PRIMATIRTA MEDAN MEMBANGUN JARINGAN KOMPUTER BERBASIS FREE OPEN SOURCE SOFTWARE (FOSS) DENGAN MENGGUNAKAN UBUNTU 8.04 SERVER PADA PT SARIGUNA PRIMATIRTA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

Buku Saku FreeBSD { Instalasi Dasar FreeBSD 8.4 }

Buku Saku FreeBSD { Instalasi Dasar FreeBSD 8.4 } Buku Saku FreeBSD { Instalasi Dasar FreeBSD 8.4 } +++++++++++++++++++ ####################### +++++++++++++++++++./created # AndyHidayat www.belajarfreebsd.or.id www.andyh.id 1. Tampilan Awal Booting #

Lebih terperinci

ADMINISTRASI SERVER KELAS 11

ADMINISTRASI SERVER KELAS 11 Kegiatan Belajar 13 [Mengkonfigurasi Mail Server] ADMINISTRASI SERVER KELAS 11 Oleh Alimansyah Aprianto Tek. Komputer dan Jaringan Kegiatan Belajar 13 2 Kegiatan Belajar 7 3 Kegiatan Belajar 7 4 3 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pengujian merupakan salah satu langkah penting untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah sesuai dengan apa yang direncanakan, hal itu dapat dilihat dari hasil yang

Lebih terperinci

M. Choirul Amri

M. Choirul Amri Cepat Mahir Windows 2000 Server choirul@bsmdaemon.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

Web Server Administrator

Web Server Administrator Modul 33: Overview Web Server adalah Komputer yang dirawat oleh system administrator atau Internet Service Provider (ISP) dan merespon permintaan dari browser user, atau istilah lainnya Perangkat keras

Lebih terperinci

Mengkonfigurasi system Firewall sebagai Internet gateway pada system operasi Debian 6.0

Mengkonfigurasi system Firewall sebagai Internet gateway pada system operasi Debian 6.0 SMK N 1 Kota Solok Bidang Studi : Produktif Bid. Keahlian : Teknik Komputer Jaringan Kelas / Sem : XII / lima Mendiagnosis permasalahan perangkat yang tersambung jaringan berbasis luas (Wide Area Network)

Lebih terperinci

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER

MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER MODUL PRAKTEK DEBIAN SERVER Dibuat oleh : Yudi Firman Santosa, S.T. Dipersiapkan untuk Latihan Siswa Praktek Ujian Nasional 2013 Internet PC Client Switch Server Gateway Perencanaan Debian Server untuk

Lebih terperinci

MODUL 3 SAMBA. 1.1 Tujuan :

MODUL 3 SAMBA. 1.1 Tujuan : MODUL 3 SAMBA 1.1 Tujuan : 1. Mahasiswa mengenal konsep jaringan client/server. 2. Mahasiswa mengenal protocol SMB. 3. Mahasiswa mengerti penggunaan protocol SMB. 4. Mahasiswa mampu mengimplementasikan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 2 September 2013

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 2 September 2013 PARALLEL PROCESSING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SERVER E-LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MESSAGE PASSING INTERFACE (MPI) STUDI KASUS SMA NEGERI 1 PEKANBARU Abdul Syukur 1 ABSTRACT Along with the development

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Analisa Analisa yang penulis lakukan adalah memberikan ilustrasi berupa gambaan umum, keadaan saat ini dan kendala yang dihadapi sebagai berikut: 3.1.1 Gambaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xv BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK.........iv KATA PENGANTAR......v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3

Lebih terperinci

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA TUGAS JARINGAN KOMPUTER Nama : Yonatan Riyadhi NIM : 09011181419009 Kelas : SK 5A Nama Dosen : Dr. Deris Stiawan M.T JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 CAPTURE DAN

Lebih terperinci

Instalasi IPFire dengan Single Interface

Instalasi IPFire dengan Single Interface Instalasi IPFire dengan Single Interface A. Instalasi Awal Instalasi IPFire sangat mudah dilakukan dan memakan waktu yang tidak lama (tidak lebih dari 5 menit) dan sangat mudah. Spesifikasi sistem minimum

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN MENGGUNAKAN WEBHTB DENGAN LINUX UBUNTU TUGAS AKHIR ADAM KURNIAWAN MARGOLANG

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN MENGGUNAKAN WEBHTB DENGAN LINUX UBUNTU TUGAS AKHIR ADAM KURNIAWAN MARGOLANG PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN BANDWIDTH JARINGAN MENGGUNAKAN WEBHTB DENGAN LINUX UBUNTU TUGAS AKHIR ADAM KURNIAWAN MARGOLANG 082406038 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Raihana Rahma Fadhilah

Raihana Rahma Fadhilah Proxmox dan Cara Menginstall-nya Raihana Rahma Fadhilah rey_venusgirl@yahoo.co.id http://raihanarahma.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Bab ini berisi perancangan sistem audio streaming dengan server shoutcast dan icecast.

BAB III PERANCANGAN. Bab ini berisi perancangan sistem audio streaming dengan server shoutcast dan icecast. BAB III PERANCANGAN Bab ini berisi perancangan sistem audio streaming dengan server shoutcast dan icecast. 3.1. Server Shoutcast Arsitektur perancangan sistem audio streaming dengan server shoutcast digambarkan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI SERVER DEB-003 STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX DEBIAN SQUEEZE DASAR-DASAR JARINGAN DEB.

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ADMINISTRASI SERVER DEB-003 STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX DEBIAN SQUEEZE DASAR-DASAR JARINGAN DEB. STRUKTUR MODUL ADMINISTRASI LINUX IAN SQUEEZE KODE MODUL -001-002 NAMA MODUL DASAR-DASAR JARINGAN SISTEM OPERASI Rev. 1-51 URAIAN UNIT Tujuan Belajar Setelah mempelajari modul unit ini, diharapkan peserta

Lebih terperinci