JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 2 September 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 2 September 2013"

Transkripsi

1 PARALLEL PROCESSING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SERVER E-LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN MESSAGE PASSING INTERFACE (MPI) STUDI KASUS SMA NEGERI 1 PEKANBARU Abdul Syukur 1 ABSTRACT Along with the development of scientific progress, the total demand of computer resources is also increasing. Some of the areas that require high-end computing is numerical simulation, scientific problems, mathematics and engineering. Thus the problem of computing not be a problem with the presence of this cluster that offers services to perform computational processes that exceed the speed of computer servers that stand alone. Cluster is a collection of stand-alone computers that are connected to each other in a computer network is used to perform a particular process in parallel computing. Cluster basically use the network, but that a particular characteristic is how this configuration is used to solve the problem. The problem here is how to increase or balance the workload of e -learning server ( web server ) with the mechanism of Message Passing Interface ( MPI ). Keywords : Cluster, Server e - Learning, Stand Alone, Parallel Processing, MPI. INTISARI Seiring dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan, jumlah permintaan sumber daya komputer juga semakin meningkat. Beberapa bidang yang membutuhkan komputasi tingkat tinggi tersebut adalah simulasi numerik, masalah-masalah ilmiah, matematika dan teknik. Dengan demikian masalah komputasi bukan menjadi masalah dengan hadirnya cluster ini yang menawarkan layanan untuk melakukan proses komputasi yang melebihi kecepatan komputer server yang stand alone. Cluster adalah sekumpulan komputer stand alone yang terhubung satu sama lain di dalam sebuah jaringan komputer yang digunakan untuk melakukan proses komputasi tertentu secara paralel. Cluster pada dasarnya menggunakan jaringan, tapi yang menjadi ciri khususnya adalah bagaimana konfigurasi ini digunakan untuk menyelesaikan masalah. Masalah disini adalah bagaimana meningkatkan atau menyeimbangkan beban kerja server e-learning (web server) dengan mekanisme Message Passing Interface (MPI). Kata Kunci : Cluster, Server e-learning, Stand Alone, Pemrosesan Paralel, MPI. 1 Dosen Fakultas Teknik Universitas Islam Riau 8

2 PENDAHULUAN Pada saat ini perkembangan teknologi komputer sudah semakin pesat, salah satunya adalah teknologi jaringan, salah satu dari perkembangan teknologi jaringan tersebut adalah Parallel Processing Komputasi. Parallel processing komputasi adalah proses atau pekerjaan komputasi dikomputer dengan memakai suatu bahasa pemrograman yang dijalankan secara paralel pada saat bersamaan. Secara umum komputasi paralel diperlukan untuk meningkatkan kecepatan komputasi bila dibandingkan dengan pemakaian komputasi pada komputer tunggal. Cluster (parallel processing) yang dibangun adalah cluster yang didedikasikan secara khusus untuk komputasi performa tinggi atau High Performance Computing (HPC) dan penyeimbangan kinerja server e- learning atau Load Balancing Cluster (LBC). Untuk membangun cluster (parallel processing) tersebut dibutuhkan paling sedikit dua komputer yang terhubung ke sebuah jaringan privat. Sistem operasi yang dipilih untuk membuat cluster (parallel processing) adalah sistem operasi Linux. Linux dipilih karena dianggap sebagai sistem operasi yang mudah dikonfigurasi untuk memenuhi infrastruktur sebuah cluster (parallel processing) dan sifatnya yang open source. Cluster linux tersebut harus memiliki mekanisme parallel processing untuk menjalankan aplikasi-aplikasi yang dapat dijalankan secara paralel. Mekanisme parallel processing yang digunakan adalah Message Passing Interface (MPI). Message Passing Interface (MPI) adalah sebuah antar muka pemrograman yang digunakan untuk mendistribusikan proses ke simpulsimpul komputasi yang lain di dalam sebuah cluster (parallel processing). SMA Negeri 1 Pekanbaru merupakan satu dari 132 sekolah SMA di Indonesia Binaan Kementrian Direktorat Pembinaan SMA yang menjadi sekolah Model Pelaksana SKM-PBKL-PSB dimana sekolah tersebut harus menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya e-learning. Dengan adanya penelitian tentang parallel processing dan komputer cluster ini, diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan komputasi untuk meningkatkan kinerja server e-learning SMA Negeri 1 Pekanbaru. PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Taksonomi Flynn untuk Arsitektur Komputer Taksonomi arsitektur komputer yang paling popular didefinisikan oleh Michael J. Flynn pada tahun Skema klasifikasi Flynn berdasarkan pada aliran informasi pada prosesor. Dua aliran informasi yang mengalir pada prosesor adalah instruksi dan data. Aliran instruksi didefinisikan sebagai urutan instruksi-instruksi yang diolah oleh unit pemroses. Aliran data didefinisikan sebagai lalulintas pertukaran data antara memori dengan unit pemroses. Menurut klasifikasi Flynn, aliran instruksi dan aliran data dapat berupa tunggal maupun jamak. Arsitektur komputer menurut Flynn dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) SISD : Single Instruction Single Data b) MISD : Multiple Instruction Single Data c) SIMD : Single Instruction Multiple Data d) MIMD: Multiple Instruction Multiple Data Komputer Cluster Komputer Cluster adalah sekumpulan komputer terhubung dan bekerja sama sebagai satu resource komputer yang terintegrasi untuk menyelesaikan suatu tujuan. Sebuah 9

3 komputer cluster setidaknya terdiri dari Message Passing Interface (MPI) dan sebuah pengatur beban kerja (Job Scheduler). Message Passing Interface (MPI) bertugas untuk mengirim data antar komputer didalam sistem paralel (biasanya disebut sebagai node atau host). Job scheduler seperti yang tersirat dari namanya bertugas menerima tugas dari user dan menjadwalkan tugas tersebut pada beberapa node didalam sistem paralel sesuai kebutuhan. Untuk membangun sebuah cluster dibutuhkan empat buah komponen, yaitu dua buah komponen hardware dan dua buah komponen software. Komponen hardware yang pertama adalah node atau mesin komputasi dan yang kedua adalah jaringan interkoneksi, sedangkan komponen software yang pertama adalah software yang dapat digunakan oleh pengguna untuk mengembangkan aplikasi paralel dan yang kedua adalah software yang digunakan untuk memonitor dan mengatur aplikasi yang berjalan di dalam cluster. Gambar 1. Layer Komputer Cluster Sistem Clustering Clustering dalam ilmu komputer adalah gabungan sumber daya komputer yang saling terkoneksi dan bekerja bersama-sama pada saat yang bersamaan untuk mengerjakan task atau menyediakan layanan. Personal Komputer (PC) cluster adalah sebuah sistem komputer yang terdiri dari beberapa PC (Personal Komputer) yang dikoneksi dalam satu jaringan untuk melakukan sebuah pekerjaan komputasi atau mengerjakan task secara bersamasama. Tipe mendasar dari cluster sendiri terbagi menjadi empat jenis, yaitu : a) High Perfomance Computing (HPC) adalah jenis cluster dengan performance yang tinggi yang dicapai dengan membagi-bagi tugas atau beban yang ada ke sekumpulan komputer server. High Performance Computing (HPC) adalah sekumpulan server yang bekerja bersama-sama pada saat yang bersamaan untuk mengerjakan sesuatu tugas tertentu, biasanya dalam bentuk tugas perhitungan yang beratberat, seperti simulasi bumi, me-render film animasi, dan lain-lain. b) Load Balancing Cluster (LBC) adalah sebuah konsep untuk menyeimbangkan beban atau muatan kerja ke beberapa komputer server, misalnya membagi beban kerja web server dan database server. c) High Availability Cluster (HAC) adalah jenis cluster bila satu komputer server gagal melayani service tertentu, maka tugas server tersebut otomatis akan dilempar ke server lainnya. d) Grid Computing (GC) Teknologi komputasi grid adalah suatu cara penggabungan sumber daya yang dimiliki banyak komputer yang terhubung dalam suatu jaringan sehingga terbentuk suatu kesatuan sistem komputer dengan sumber daya komputasi yang besar. 10

4 Ruang Wakil Kelas Akselerasi SSID : AP Majelis Guru Anaslisa Sistem Untuk tahapan analisa masalah yang dihadapi terlebih dahulu kita mengaudit topologi jaringan yang diterapkan sebelumnya, hal ini guna mengetahui dan memudahkan kita dalam merancang topologi jaringan menggunakan komputer cluster (parallel processing) yang nantinya dapat diterapkan untuk meningkatkan atau menyeimbangkan kinerja server e-learning. Hasil observasi yang dilakukan dilapangan gambaran topologi jaringan di SMA Negeri 1 Pekanbaru adalah sebagai berikut : SSID : AP Kelas XI Labor Komputer 3 Main Server e-learning eth1 IP : /24 eth0 IP : /24 Labor Komputer 2 Internet Modem Telkom Speedy IP /24 SSID : AP Labor MM 2 SSID : AP Labor MM Ruang TU Labor MM Ruang Kepala Sekolah Gambar 2. Topologi Jaringan SMA Negeri 1 Pekanbaru Sebelum Menggunakan Parallel Processing. Berdasarkan sketsa dari gambar 2 dapat dijelaskan bahwa setiap pengguna komputer baik guru atau siswa dilingkungan SMA Negeri 1 Pekanbaru yang ingin mengakses e- learning secara intranet baik yang menggunakan Personal Computer (PC) dari labor komputer terhubung ke switch melalui kabel ataupun yang menggunakan laptop yang terkoneksi secara wireless fidelity (WiFi) menggunakan perangkat (AP) yang terpasang secara merata dilingkungan sekolah. Berdasarkan sketsa gambar diatas terlihat bahwa komputer server e-learning di SMA Negeri 1 Pekanbaru yang ada saat ini masih menggunakan server stand alone. Jika pada waktu yang bersamaan guru/siswa secara aktif mengakses e-learning yang berjumlah sekitar 900 orang maka akan memperlambat kinerja server e- learning tersebut karena beban kerja yang terlalu berat. Analisa Kebutuhan Sistem Cluster Cluster yang dibangun dalam penelitian ini adalah cluster yang didedikasikan untuk komputasi paralel. Cluster tersebut dibangun secara heterogen yaitu dengan menyeragamkan sistem operasi dan menggunakan perangkat keras yang berbeda pada masing-masing komputer. Dalam membangun sebuah cluster yang didedikasikan untuk komputasi paralel diperlukan beberapa persyaratan yang ditunjukkan oleh poin-poin sebagai berikut : a) Cluster harus memiliki kemampuan mendistribusikan proses komputasi dari mesin head node (frontend) ke mesinmesin komputasi yang lain. b) Cluster harus memiliki sistem pengaturan file-file data di setiap node yang terpusat sehingga memudahkan dalam administrasi sistem. c) Cluster harus memiliki file system global yang dapat diakses oleh semua node untuk keperluan pengaksesan berkas-berkas. d) Head node (Frontend) harus dapat berkomunikasi dengan mesin-mesin node tanpa harus melakukan proses otentikasi. Cluster harus memiliki sebuah sistem untuk memonitor prosesproses dan beban komputasi baik di masing-masing mesin komputasi maupun beban komputasi dalam satu cluster atau seluruh node. Head Node (Frontend Head node (Frontend) merupakan komputer didalam sebuah 11

5 cluster yang digunakan untuk mendelegasikan tasks atau tugastugas yang akan dikerjakan oleh compute node. Komputer ini juga digunakan sebagai tempat bagi pengguna cluster untuk mengakses cluster sehingga pengguna dapat memberikan tugas-tugas komputasi ke dalam cluster. Head node (Frontend) harus dapat diakses melalui jaringan, sehingga head node (frontend) membutuhkan dua buah ethernet card, satu ethernet card terhubung dengan jaringan publik dan yang lain terhubung ke jaringan privat atau compute node. Selain sebagai tempat akses dan mendelegasikan tugas ke compute node, head node (frontend) juga harus menjalankan serviceservice diantaranya : Network File System (NFS), Network Information System (NIS), Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), Scure Shell Host (SSH). Serviceservice ini diperlukan oleh head node (frontend) untuk mengintegrasikan node-node di dalam cluster. Mesin yang digunakan sebagai head node (frontend) harus memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibanding dengan mesin-mesin yang digunakan sebagai compute node. Hal tersebut dikarenakan mesin head node melakukan komputasi yang lebih besar dari pada mesin compute node karena mesin head node (frontend) harus menjalankan service-service yang tidak dijalankan oleh compute node. Compute Node Compute node adalah komputer pekerja yang menerima task dari head node (frontend) dan memproses task tersebut. Komputer ini tidak dapat diakses melalui jaringan karena hanya terhubung dengan jaringan privat. Komputer yang difungsikan sebagai compute node hanya dapat diakses oleh head node (frontend) untuk melakukan proses komputasi. File-file konfigurasi yang berkaitan dengan administrasi pengguna sistem seperti /etc/passwd, /etc/group, dan /etc/shadow berada terpusat di head node (frontend). Mekanisme konfigurasi terpusat tersebut dilakukan dengan menggunakan Network Information System (NIS). NIS memungkinkan komputer-komputer compute node akan memiliki pengguna sistem yang seragam dengan pengguna sistem yang dibuat di komputer head node (frontend). Penggunaan Network Information System (NIS) tersebut tentu akan memudahkan administrator sistem dalam melakukan penambahan atau penghapusan pengguna di dalam sistem cluster. Perancangan Topologi Jaringan Jaringan cluster yang akan dibuat secara garis besar menggunakan desain standar dari rocks cluster sehingga pada akhirnya akan menghasilkan performansi yang diharapkan pada awalnya. Pada penelitian ini, cluster yang dibangun pada laboratorium SMA Negeri 1 Pekanbaru menggunakan dua unit komputer server, satu unit digunakan sebagai komputer head node (frontend) dan satu unit digunakan sebagai compute node yaitu compute Untuk meningkatkan performansi atau menyeimbangkan kinerja server e-learning, maka jumlah total Central Processing Unit (CPU) pada cluster ini ada tiga unit Personal Computer (PC). Hal ini bertujuan agar performansi yang dihasilkan mampu memberikan hasil yang lebih baik lagi. Berikut topologi jaringan secara fisik dan topologi secara logical yang dibuat dalam penelitian ini. 12

6 Head Node (Frontend) IP /24 kerja jaringan yang tersebar di node ini adalah untuk meningkatkan kinerja komputasi di jaringan. Server e-learning Head Node (Frontend) Internet Compute-0-0 IP : /24 eth1 IP : /24 Modem Telkom Speedy IP /24 eth0 IP : /24 Main Ruang Wakil SSID : AP Majelis Guru SSID : AP Kelas XI SSID : AP Labor MM Ruang Kepala Sekolah SSID : AP Labor MM 2 Ruang TU Compute-0-0 IP /24 Kelas Akselerasi Labor Komputer 3 Labor Komputer 2 Labor MM Gambar 3.Topologi Jaringan Fisik Komputer Cluster Penjelasan Topologi Jaringan Sistem Cluster : a) Pada topologi diatas terdapat satu unit komputer head node (frontend) atau master dan satu unit komputer compute node atau slave. b) Komputer head node (frontend) berfungsi sebagai main server dalam melayani compute node untuk melakukan parallel processing untuk meningkatkan atau menyeimbangkan kinerja server e-learning. c) Pada komputer head node (frontend) memberikan layanan IP address secara otomatis kepada compute node. Layanan IP address akan berfungsi setelah melakukan konfigurasi Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Server. Perancangan Topologi Jaringan Menggunakan Metode Load Balance Cluster (LBC) Pada metode Load Balance Cluster (LBC) yaitu konsep untuk menyeimbangkan beban atau muatan kerja ke beberapa komputer server, misalnya membagi beban kerja web server dan database server. Beban Gambar 4.Topologi Jaringan Komputer Cluster (Parallel Processing) di SMA Negeri 1 Pekanbaru Berdasarkan dari sketsa gambar 4. komputer server e-learning sudah terhubung secara paralel yang tesrdiri dari dua unit komputer server, dimana satu unit komputer dijadikan sebagai head node (frontend) dan satu unit komputer dijadikan sebagai compute node, yaitu compute-0-0. Seluruh pengalamatan IP address yang terhubung secara jaringan akan mendapatkan IP address secara otomatis menggunakan IP address kelas A dengan range Setiap pengguna komputer baik guru atau siswa dilingkungan sekolah yang akan mengakses e- learning secara intranet baik yang menggunakan Personal Computer (PC) dari labor komputer terhubung ke switch melalui kabel ataupun yang menggunakan laptop yang terkoneksi secara nirkabel (WiFi) menggunakan perangkat (AP) yang terpasang secara merata dilingkungan sekolah. Dengan menggunakan metode Load Balance Cluster (LBC) yang diterapkan berdasarkan topologi jaringan diatas akan diharapkan nantinya jika guru/siswa aktif secara bersamaan akan mengakses e- 13

7 learning tidak akan memperlambat kinerja server e-learning karena kedua komputer server tersebut saling berbagi beban kerja dalam melayani komputer client. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam membangun cluster ini diperlukan beberapa tahapan yang akan dilakukan baik dari segi konfigurasi maupun instalasi software maupun paket pendukung yang nantinya akan berguna untuk pemrosesan paralel (parallel processing). Berikut adalah tahapantahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. a) Menentukan kebutuhan perangkat keras (hardware) dan kebutuhan perangkat lunak (software). b) Instalasi linux rocks 6.0 (mamba) pada komputer head node (frontend). c) Administrasi head node (frontend). d) Instalasi compute node. e) Pengujian sistem cluster (parallel processing). f) Pengujian dengan compute node. g) Pengujian dengan komputer client yang akan mengakses e- learning. h) Pengujian menggunakan satu komputer client yang mengakses e-learning. i) Pengujian menggunakan dua komputer client yang mengakses e-learning. j) Pengujian menggunakan tiga komputer client yang mengakses e-learning. k) Alokasi memori. l) Kesimpulan pengujian. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) Berikut ini adalah spesifikasi komputer head node (frontend) dan compute node yang digunakan dalam penelitian ini. A. Spesifikasi Komputer Head node (Frontend) Berikut adalah spesifikasi komputer head node (frontend). a) CPU Speed : 2.40 GHz b) CPU Model : Intel(R) Core(TM) i5 2430M CPU c) HDD Device : SATA, 500 GB d) USB Controler : NEC Corporation upd USB 3.0 e) IDE Device : DVD-RW Multi f) RAM : 4 GB g) Audio Device : Intel Corporation 6 Series/C200 h) Ethernet Controller : Realtek Semiconducto r Co., Ltd. RTL8101E i) Motherboard : Dell B. Spesifikasi Komputer Compute node (0-0) Berikut adalah spesifikasi komputer Compute node (0-0). a) CPU Speed : 2.20 GHz b) CPU Model : Intel(R) Pentium(R) Dual Core CPU T4400 c) HDD Device : SATA, 320 GB d) USB Controler : Intel Corporation 82801I USB 2.0 e) IDE Device : DVD-RW Multi f) RAM : 2 GB g) Audio Device : Intel Corporation 82801I h) Ethernet Controllerb : Realtek Semicondu ctor Co., Ltd. RTL8101E i) Motherboard : HP 14

8 C. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Berikut ini adalah kebutuhan perangkat lunak (software) yang digunakan dalam penelitian ini. a) Sistem operasi Linux Rocks 6.0 (Mamba) b) Message Passing Interface (MPI) c) Ganglia d) Apache web server e) MySQL server D. Pengujian Sistem Cluster (Parallel Processing) Secara default jika semua konfigurasi pada cluster kita sudah benar di komputer head node (frontend) maka kita dapat menggunakan aplikasi ganglia untuk melakukan monitoring sistem cluster. Berikut tampilan grafik yang dilakukan dalam penelitian ini dimana tampilan gambar berikut masih menggunakan komputer server stand alone atau belum terjadi adanya proses cluster (parallel processing). Gambar 5. Sistem Monitoring Server Stand Alone Pada Ganglia Berdasarkan dari keterangan gambar 5. memperlihatkan tampilan grafik sebuah prosesor komputer head node (frontend) yang stand alone, artinya belum terjadi sebuah parallel processing antara komputer head node (frontend) dengan compute node. Total prosesor yang terdapat dari keterangan gambar diatas yaitu empat buah (Quad Core). Host up satu unit, artinya hanya satu buah node yang sedang running. E. Sistem Cluster (Parallel Processing) Berikut tampilan grafik yang dilakukan dalam penelitian ini dimana tampilan gambar berikut telah terjadi sebuah parallel processing antara komputer head node (frontend) dengan compute node (compute-0-0). Gambar 6. Sistem Monitoring Cluster Pada Ganglia Menggunakan 2 Node Berdasarkan keterangan dari grafik gambar 5.terlihat adanya dua node yang ditampilkan pada aplikasi monitoring (ganglia) yaitu cluster.server.sch.id dan compute- 0-0.local, artinya antara komputer head node (frontend) dan compute node (compute-0-0) sudah terhubung secara paralel (cluster). Adapun keterangan yang dapat dilihat dari gambar diatas secara default akan terlihat semua resource yang ada di sistem, tab metric menunjukkan berdasarkan apa sistem di monitoring, dapat di pilih kategorinya. Untuk lebih detail melihat status Cluster kita bisa memilih Cluster Top yang menampilakan proses informasi dari setiap node yang ada di sistem cluster. Total prosesor yang terdapat dari keterangan gambar diatas yaitu enam buah, dimana komputer head node (frontend) menggunakan prosesor Quad Core dan compute node (compute-0-0) menggunakan proseor Dual Core. Host up dua buah, artinya ada dua node yang sedang running. Pengujian dengan Compute Note 15

9 Setelah semuanya terinstal dengan baik maka akan muncul tampilan gambar dibawah ini, masukkan login com0 dengan password com0 pada compute-0-0. Compute node ini akan secara otomatis login secara terpusat pada komputer head node (frontend). Gambar 5.3 merupakan tampilan compute-0-0 dan compute-0-1 yang dilakukan dalam penelitian ini. Pengujian Dengan Komputer Client yang Akan Mengakses e-learning Tahap selanjutnya yaitu melakukan uji coba dari komputer client untuk mengakses e-learning. Dalam percobaan ini akan diakses menggunakan web browser Mozilla Firefox, dari sisi server menggunakan Apache sebagai web server dan MySQL sebagai server database-nya. Gambar 7. Tampilan Login Compute-0-0 Setelah semua terinstal dengan benar untuk memastikan komputer head node (frontend) dan compute node sudah terintegrasi dengan benar, maka kita akan pilih tab Physical View pada sistem monitoring pada ganglia sehingga muncul tampilan seperti di bawah ini. Gambar 9. User Abdul Syukur Login Pada e-learning Berdasarkan keterangan dari gambar 9 memperlihatkan user Abdul Syukur sedang melakukan login ke halaman e-learning pada komputer head node (frontend). Gambar 8. Tampilan Physical View Pada Ganglia Berdasarkan keterangan dari gambar 8. memperlihatkan bahwa komputer head node (frontend) dan compute node sudah terintegrasi dengan benar. Informasi lainnya yang dapat dilihat dari keterangan gambar diatas jumlah prosesor, kecepatan prosesor, total memori, total harddisk. 16

10 Pengujian Menggunakan Dua Unit Komputer Client yang Mengakses e- Learning Tabel 1. Penggunaan Memori Gambar 10. Sistem Monitoring Cluster Menggunakan 2 Unit Komputer Client yang Mengakses e- Learning Berdasarkan keterangan dari gambar 10 memperlihatkan grafik komputer cluster (parallel processing) dimana kondisi grafik tersebut komputer head node (frontend) yang menyediakan layanan web server e- learning sedang diakses menggunakan dua unit komputer client. Pada saat komputer client mengakses server e-learning terlihat grafik antara cluster.server.sch.id dan compute-0-0.local trafiknya menjadi meningkat dan seimbang, terlihat adanya perbedaan dari trafik yang ditampilkan menggunakan tiga unit komputer client dibandingkan menggunakan dua unit komputer client dan satu unit komputer client yang sedang mengakses e-learning. Alokasi Memori Dalam hal ini penggunaan memori pastinya akan sangat diperlukan dalam melakukan parallel processing. Untuk setiap penggunaan memori untuk membantu dalam proses cluster untuk meningkatkan atau menyeimbangkan kinerja server e-learning. Berikut tabel 5.1 merupakan hasil kesimpulan penggunaan memori yang tersedia. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dalam pengujian ini adalah : 1. Keseluruhan cluster sudah bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Komputer client berhasil mengakses web server e- learning yang ada komputer head node (frontend). 3. Dari hasil testing penggunaan satu node menggunakan prosesor (Cluster Load Percentages) yaitu 100% dan penggunaan dua node menggunakan prosesor (Cluster Load Percentages) yaitu 50%. Untuk penggunaan prosesor cluster.server.sch.id 0-25 (50%) dan untuk penggunaan prosesor compute-0-0.local (50%). DAFTAR PUSTAKA [1] Fatullah Fani, Mutiara MQN A. Benny, Yulianto Chandra Analisa Kinerja Cluster Linux Dengan Pustaka MPICH Terhadap Perkalian Matriks, KOMMIT 2004, Jakarta. [2] Harsono Nonot, Sukaridhoto Sritrusta, Subhan Ahmad, Sudarsono Amang Model Distributed Data Processing Berbasis Open Source Untuk Pengolahan Data Kependudukan Dalam Rangka Implementasi e- Gov Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional, Bandung. [3] Hidayat Syarif Pemrosesan Paralel Menggunakan Komputer Heterogen. SNATI 2006, Yogyakarta. 17

11 [4] Kurniawan Agus, Arsyad Sagi Desain dan Implementasi Komputasi Paralel Pada Excel. SNATI 2010, Yogyakarta. [5] Lauwali Tomiputra, Kartawidjaja A. Maria Komputasi Paralel Menggunakan Parallel Virtual Machine Untuk Peningkatan Kinerja Komputasi. Jurnal Elektro, Jakarta. [6] Liswandini Intan, Irawan Budhi, Irzama. Studi Komparatif Antara Parallel Virtual Machine (PVM) dan Message Passing Interface (MPI) Dengan Memanfaatkan Local Area Network (LAN). Jurnal, Bandung. [7] Prianto Bayu Cluster Komputer Sebagai Pengganti Super Komputer Tunggal Untuk Pemodelan Kimia Komputasi. Jurnal Berita Dirgantara. [8] Siregar Simon, Ismail, Hendri Rio Pengukuran Kecepatan Proses Pada High Performance Computing (HPC) Cluster Server. Jurnal, Bandung. [9] Suwarningsih Wiwin, Nuryani, Arisal Andria, Wirahman Taufik, Masthurah Nurhayati Membangun Cluster Dengan Menggunakan IGOS Dwi Warna. SNATI 2009, Yogyakarta. [10]Widyatmoko Amri, Halimurahman Manajemen Linux Cluster Menggunakan Rocks 4.1 dan Integrasi Model Atmosfer WRF. Prosiding Semiloka Teknologi Simulasi dan Komputasi Serta Aplikasi, Bandung. 18

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses komputasi yang dapat dilakukan oleh komputer telah berkembang dengan pesat. Pada awalnya proses komputasi hanya dapat dilakukan secara sekuensial saja. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini berbagai komunitas di antaranya akademik, peneliti, bisnis dan industri dihadapkan pada pertambahan kebutuhan komputasi yang semakin besar dan komplek. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi yang semakin maju ini, banyak komunitas seperti di bidang kedokteran, penelitian, bisnis maupun akademik yang membutuhkan komputasi yang cepat guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Arsitektur Komputer dengan Memori Terdistribusi Cluster yang dibangun di dalam penelitian ini termasuk dalam sistem komputer dengan arsitektur memori terdistribusi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi.

Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. PARALLEL PROCESSING Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah satu teknik melakukan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

10. PARALLEL PROCESSING

10. PARALLEL PROCESSING 10. PARALLEL PROCESSING Parallel Processing Penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Tujuan Utama Untuk meningkatkan performa komputasi. Komputasi Parallel Salah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GNS3 CLUSTER SEBAGAI ALAT BANTU SIMULASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS ILMU TERAPAN)

IMPLEMENTASI GNS3 CLUSTER SEBAGAI ALAT BANTU SIMULASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS ILMU TERAPAN) IMPLEMENTASI GNS3 CLUSTER SEBAGAI ALAT BANTU SIMULASI JARINGAN KOMPUTER (STUDI KASUS LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS ILMU TERAPAN) Yuni Twelefty 1, Tafta Zani 2, Muhammad Fahru Rizal 3 123 Program

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 23 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pembangunan Sistem Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPDIOO (prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Metode ini adalah metode

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan sistem yang terdiri atas dua atau lebih komputer serta perangkat-perangkat lainnya yang saling terhubung. Media penghubung tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konfigurasi Cluster PC Multicore Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh algortima paralel pada kinerja komputasi paralel. Untuk itu konfigurasi hardware disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi komputer baik hardware maupun software mengalami perkembangan yang begitu cepat. Tentu saja hal ini berdampak positif bagi kehidupan manusia. Berbagai aplikasi mulai

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam membuat sistem dan perancangan yang dilakukan dalam membangun Web Server Clustering dengan Skema

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media server adalah sebuah komputer khusus atau server perangkat lunak mulai dari enterprice atau database yang menyediakan Video on Demand ( VOD ). Secara singkatnya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

Jaringan Komputer MODUL 7. Tujuan

Jaringan Komputer MODUL 7. Tujuan Jaringan Komputer MODUL 7 Tujuan Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu: Melakukan konfigurasi jaringan ethernet otomatis dengan dhcp (dinamis). Melakukan konfigurasi jaringan ethernet

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dilakukan analisis kebutuhan dan perancangan dalam pembuatan proyek akhir Implementasi load balancer dan fail over pada email server. Berikut adalah analisis

Lebih terperinci

ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA

ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA Jurusan Teknik Elektro, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361 Email : igede.ekasanjaya@gmail.com

Lebih terperinci

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER

UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER UJI AVAILABILITAS LOAD BALANCING WEB SERVER MENGGUNAKAN LINUX VIRTUAL SERVER Irwan Sembiring Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Irwan@staff.uksw.edu ABSTRACT Linux Virtual Server

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Jaringan peer-to-peer

Gambar 1.1 Jaringan peer-to-peer BAB-1 Pendahuluan 1.1. Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN PENGANTAR KOMPUTASI MODERN KOMPUTASI MODERN & PEMROSESAN PARALEL MARSHAL SAMOS 54412458 4IA15 UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 1. Manakah yang termasuk karakteristik komputasi Modern yaitu : a. Komputer-komputer

Lebih terperinci

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal

Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan Linux Virtual Server pada Webserver Lokal Analisis Performa Load Balancing DNS Round Robin dengan pada Webserver Lokal Andika Janu Pradana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Semarang andika.news@yahoo.com ABSTRACT Dispatcher

Lebih terperinci

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer.

Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Uraian dan Sasaran Uraian : Mata pelajaran ini memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai konsep dasar dan design jaringan komputer. Sasaran : Mahasiswa bisa mendesign dan membangun jaringan komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring kebutuhan komputasi pada bidang sains yang terus meningkat, CPU (Central Processing Unit) cluster atau komputer cluster diharapkan bisa memenuhi kebutuhan komputasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). 1.2. Latar Belakang Banyak Central Processing Unit

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM

PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM PROPOSAL SKRIPSI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DENGAN 2 MODEM GSM MENGGUNAKAN VYATTA ROUTER OS Seiring dengan jumlah data yang harus direkam setiap tahun, dibutuhkan pula

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Pada analisa sistem ini penulis akan memaparkan bagaimana perancangan sistem DNS Master Slave yang akan di implementasiakan pada jaringan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi komputasi dan penggunaannya sebagai mesin pemroses data kini kian pesat dan sudah sangat banyak digunakan. Bagi kebanyakan user, komputer

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER IMPLEMENTASI TEKNOLOGI LOAD BALANCER DENGAN WEB SERVER NGINX UNTUK MENGATASI BEBAN SERVER Effendi Yusuf 1), Tengku A Riza 2), Tody Ariefianto 3) 1,2,3) Fak Elektro & Komunikasi IT Telkom Bandung Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL Dwi Nuriba Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Perkembangan teknologi Web menyebabkan server-server yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang tahapan pembangunan jaringan virtual server di PT XYZ dengan menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) tahapan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1.Implementasi Sistem Implementasi sistem e-learning yang terintegrasi dengan HOA merupakan sistem yang berbasis client-server, meliputi perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan mengenai clustering dengan skema load balancing pada web server sudah banyak ditemukan. Salah satu pembahasan yang pernah dilakukan adalah Perancangan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 6 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Kebutuhan akan proses komputasi yang lebih cepat sangat diperlukan untuk menangani permintaan dalam sebuah web server. Salah satu cara yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama dalam bidang teknologi komputer. Kemajuan teknologi yang sangat pesat tersebut mengakibatkan komputer-komputer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori pendukung yang diperlukan untuk mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Teori-teori yang dituliskan pada bab ini yaitu mengenai jaringan komputer,

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING JARINGAN LOKAL PADA CV. SUKSES MAKMUR MANDIRI PALEMBANG

DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING JARINGAN LOKAL PADA CV. SUKSES MAKMUR MANDIRI PALEMBANG DESAIN DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCING JARINGAN LOKAL PADA CV. SUKSES MAKMUR MANDIRI PALEMBANG Imam Maghribi Mursal Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak CV. Sukses Makmur Mandiri

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6

IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6 IMPLEMENTASI GRID COMPUTING DENGAN MENGGUNAKAN PENGALAMATAN IPv6 Ahmad Makhsun¹, Idris Winarno, SST, M.Kom.² ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, ²Dosen Jurusan Teknik Informatika Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi.

9/6/2014. Dua komputer atau lebih dapat dikatakan terinterkoneksi apabila komputer-komputer tersebut dapat saling bertukar informasi. Danny Kriestanto 2 Pengantar Jaringan Komputer Konsep Jaringan Komputer Sesi 1 Pengantar Jaringan Komputer Klasifikasi Jaringan Komputer Terminologi Jaringan Komputer Komponen Jaringan Komputer Kode MK

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor 1. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN 2. DASAR TEORI

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Instalasi Software Dalam penulisan tugas akhir ini dalam pembuatan programnya menggunakan aplikasi XAMPP dan MySQL sebagai databasenya dengan bahasa pemrograman Visual

Lebih terperinci

Pemrograman Jaringan

Pemrograman Jaringan Pemrograman Jaringan 1 M O D U L 1 N E T W O R K I N G & T E R M I N O L O G Y P R O T O K O L T O P O L O G I J A R I N G A N DNS H T T P A G R Y A L F I A H, S T., U N I V E R S I T A S G U N A D A R

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI. Belajar SO?

SISTEM OPERASI. Belajar SO? SISTEM OPERASI Pendahuluan ruliriki@gmail.com http://blogriki.wordpress.com Belajar SO? Sistem Operasi masih menjadi bagian dari inti kurikulum bidang Ilmu Komputer? Mengapa ''hari gini'' (terpaksa) mempelajari

Lebih terperinci

Soal terdiri dari 50 Pilihan Ganda Setiap soal pilihan ganda hanya satu jawaban yang benar

Soal terdiri dari 50 Pilihan Ganda Setiap soal pilihan ganda hanya satu jawaban yang benar Soal terdiri dari 50 Pilihan Ganda Setiap soal pilihan ganda hanya satu jawaban yang benar 1. Pernyataan yang paling tepat mengenai definisi Sistem Terdistribusi adalah : a. Dua atau lebih komputer yang

Lebih terperinci

SWITCH ACCESS POINT WEB SERVER. dan DATABASE SERVER KOMPUTER KASIR PERANGKAT ANDROID. = Koneksi menggunakan kabel. = Koneksi menggunakan wireless

SWITCH ACCESS POINT WEB SERVER. dan DATABASE SERVER KOMPUTER KASIR PERANGKAT ANDROID. = Koneksi menggunakan kabel. = Koneksi menggunakan wireless BAB 3 Perancangan sistem 3.1 Diagram blok perancangan sistem WEB SERVER dan DATABASE SERVER SWITCH KOMPUTER KASIR ACCESS POINT PERANGKAT ANDROID Gambar 3.1. Blok diagram sistem = Koneksi menggunakan kabel

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM DISKLESS REMOTE BOOT-IN LINUX (DRBL)

ANALISIS KINERJA SISTEM DISKLESS REMOTE BOOT-IN LINUX (DRBL) ANALISIS KINERJA SISTEM DISKLESS REMOTE BOOT-IN LINUX (DRBL) RM Nasrul Halim Teknik Informatika Universitas Bina Darma Palembang Jl. Jend. A. Yani No.12 Palembang 30264, Indonesia e-mail: nasrul.zone@gmail.com

Lebih terperinci

VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM

VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM VIRTUAL PARALLEL ENVIRONMENT USING PVM CASE STUDY BUBBLE SORT ALGORITHM Iwan Pratama Program Studi Teknik Informatika, Unika Soegijapranata Semarang Ignatius.iwan93@gmail.com Abstract Parallel computing

Lebih terperinci

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN PERSIAPAN AKADEMI KOMUNITAS SOLOK SELATAN PDD POLITEKNIK NEGERI PADANG 2014 Pengenalan

Lebih terperinci

SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SIMULASI APLIKASI MIKROTIK ROUTER DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan File Server Menggunakan Cloud Perancangan layanan file server menggunakan cloud pada PT Mugi Cipta Perkasa dilakukan dengan menggunakan sebuah server yang akan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION Hari Aspriyono Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem yang digunakan sebagai gateway pada layanan VoIP. Server Aplikasi VoIP IP : 192.168.1.1 Client 2 Client 3 Client 1 Switch

Lebih terperinci

SAHARI. Selasa, 29 September

SAHARI. Selasa, 29 September SAHARI Selasa, 29 September 2015 1 Pengertian Secara harafiah, clustering berarti pengelompokan. Clustering dapat diartikan pengelompokan beberapa buah komputer menjadi satu kesatuan dan mampu memproses

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

Implementasi Linux Fedora untuk Pengembangan Cluster

Implementasi Linux Fedora untuk Pengembangan Cluster Panduan Singkat Implementasi Linux Fedora untuk Pengembangan Cluster oleh : Gentur Widyaputra (gentur_widyaputra@yahoo.com) editing naskah : Sunu Wibirama, S.T. (sunu@mail.te.ugm.ac.id) Tim HPC Universitas

Lebih terperinci

JARINGAN. Definisi Dasar Jaringan : Dua atau lebih komputer yang saling terhubung sehingga dapat membagi data dan sumber-sumber peralatan lain

JARINGAN. Definisi Dasar Jaringan : Dua atau lebih komputer yang saling terhubung sehingga dapat membagi data dan sumber-sumber peralatan lain JARINGAN Definisi Dasar Jaringan : Dua atau lebih komputer yang saling terhubung sehingga dapat membagi data dan sumber-sumber peralatan lain Jaringan Komputer - Masa mainframe berkembang, semua komputasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMA SISTEM CLUSTER PADA PROSES DISTRIBUTED RENDERING MENGGUNAKAN OPEN SOURCE SOFTWARE

ANALISIS PERFORMA SISTEM CLUSTER PADA PROSES DISTRIBUTED RENDERING MENGGUNAKAN OPEN SOURCE SOFTWARE Dian Prawira ANALISIS PERFORMA SISTEM CLUSTER PADA PROSES DISTRIBUTED RENDERING MENGGUNAKAN OPEN SOURCE SOFTWARE Dian Prawira Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pontianak Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN Proses menganalisa sistem merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam membangun sebuah system. Analisa system adalah proses menguraikan beberapa informasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Pemilihan Teknologi dan Perangkat 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) 1. D-link DIR-600 Wireless N 150 Home Router Gambar 4.1 D-link DIR-600 (Sumber:http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSpCBn6drSWtGYN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM Saat ini, sebagian besar aplikasi yang digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan bisnis pada berbagai skala membutuhkan puluhan atau bahkan

Lebih terperinci

b. Perancangan Sistem

b. Perancangan Sistem BAB III METODE DAN PERANCANGAN 3.1 Langkah Penelitian Model penelitian yang digunakan adalah model waterfall. Metode waterfall merupakan proses pengembangan rekayasa perangkat lunak, di mana proses pengembangannya

Lebih terperinci

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi

Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi Bab 1. Pengenalan Sistem Terdistribusi 1.1. Definisi Sitem Terdistribusi Sistem distribusi adalah sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer. Komponen tersebut saling berkomunikasi dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Untuk merancang sistem ini diperlukan 3 buah web server dan 1 buah server untuk load balance. Server-server ini berada pada jaringan lokal

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Simulasi Jaringan Cloud Computing Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud Computing yang dirancang belum pasti akan diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM & PERANCANGAN 3.1. Analisa Masalah Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran khususnya TIK, yang memerlukan akses internet adalah penggunaan internet yang tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Perangkat Lunak Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Berbasis Web. Website ini terdiri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 DASAR HUKUM... 2 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN... 2 1.4 KELUARAN... 3 SIMAR... 4 2.1 DEFENISI... 4 2.2 MANFAAT... 4 2.3 FLOWCHART...

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini secara rinci akan membahas mengenai langkah-langkah yang diterapkan terhadap rancangan infrastruktur jaringan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah proses implementasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melewatkan suara atau video melalui jaringan IP. Semenjak keberhasilan transfer

BAB 1 PENDAHULUAN. melewatkan suara atau video melalui jaringan IP. Semenjak keberhasilan transfer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang VoIP (voice over internet protokol) adalah teknologi yang mampu melewatkan suara atau video melalui jaringan IP. Semenjak keberhasilan transfer informasi real time

Lebih terperinci

PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER

PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER PENGANTAR JARINGAN KOMPUTER Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu memahami Fungsi dan cara kerja jaringan untuk keperluan komunikasi INDIKATOR : 1. Mengidentifikasi Macam-macam Jaringan Komputer Mengenal Jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Server Server (Sosinsky, 2009:108) adalah sebuah program perangkat lunak yang menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat dijalankan pada sistem

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah penelitain (Nawai dan Hadari, 1992, h.66). Sedangkan penelitan adalah suatu proses untuk mencari

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAMANAN JARINGAN WIRELESS DENGAN CAPTIVE PORTAL

MENINGKATKAN KEAMANAN JARINGAN WIRELESS DENGAN CAPTIVE PORTAL MENINGKATKAN KEAMANAN JARINGAN WIRELESS DENGAN CAPTIVE PORTAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 51 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1 Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari analisa dan perancang sistem informasi data alumni berbasis WAP yang terdiri dari beberapa bagian berikut

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC

PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak dan

BAB III METODOLOGI. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak dan BAB III METODOLOGI 3.1. Peralatan dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras. Perangkat keras terdiri atas 1 komputer sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan Perancangan sistem load balancing sekaligus failover cluster ini membutuhkan minimal 3 PC (Personal Computer) untuk dapat diimplementasikan.

Lebih terperinci

CLUSTER. Kategori Cluster Computing

CLUSTER. Kategori Cluster Computing CLUSTER Cluster, dalam ilmu komputer dan jaringan komputer adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan) independen yang beroperasi serta bekerja secara erat dan terlihat oleh klien jaringan seolah-olah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Permasalahan Dari hasil wawancara dan observasi objek penelitian maka ditemukan beberapa permasalahan yang muncul, diantaranya : a) Terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN PVM (PARALLEL VIRTUAL MACHINE)

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN PVM (PARALLEL VIRTUAL MACHINE) Vol 2, No 3 Juni 2012 ISSN 2088-2130 ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA CLUSTER OPENMOSIX DENGAN PVM (PARALLEL VIRTUAL MACHINE) Koko Joni 1), Taufik Hidayat 2) 1 Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Gambar 4.1. router cisco

Gambar 4.1. router cisco BAB 4. IMPLEMENTASI Pada bab ini menjelaskan implementasi sistem monitoring network dengan nagios : 4.1. Komponen Sistem Pada Analisa sistem monitoring terdapat beberapa komponen dalam proses menganalisanya,

Lebih terperinci

Gambar 3.28 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UNY Gambar 3.29 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UGM...

Gambar 3.28 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UNY Gambar 3.29 Informasi Profil dan Konfigurasi Jaringan Radius UGM... xi DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SOFTWARE BASED ROUTER PADA LINGKUNGAN VIRTUALISASI

IMPLEMENTASI SOFTWARE BASED ROUTER PADA LINGKUNGAN VIRTUALISASI Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer IMPLEMENTASI SOFTWARE BASED ROUTER PADA LINGKUNGAN VIRTUALISASI (The implementation of Software Based Router on Virtualization Environment) Marcel Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tahap Pembangunan Sistem 4.1.1. Implementasi Windows Server 2012 R2 Pada tahap pertama, penulis menggunakan Windows Server 2012 R2 sebagai sistem operasi pada server utama,

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing

Rancang Bangun Server Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing Rancang Bangun Learning Management System (LMS) Berbasis Metode Load Balancing Pranata Ari Baskoro 1, Achmad Affandi 2, Djoko Suprajitno Rahardjo 3 Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstract Akses pengguna

Lebih terperinci

Analisa Pemanfaatan Cluster Computing Pada Jaringan Thin Client Server

Analisa Pemanfaatan Cluster Computing Pada Jaringan Thin Client Server Analisa Pemanfaatan Cluster Computing Pada Jaringan Thin Client Server Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh: Aulia Helmi Primandita (672012008)

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ROUTER LINUX DENGAN ROUTER MIKROTIK PADA JARINGAN WIRELESS MENGGUNAKAN METODE QOS PENDAHULUAN

ANALISIS PERBANDINGAN ROUTER LINUX DENGAN ROUTER MIKROTIK PADA JARINGAN WIRELESS MENGGUNAKAN METODE QOS PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN ROUTER LINUX DENGAN ROUTER MIKROTIK PADA JARINGAN WIRELESS MENGGUNAKAN METODE QOS Bambang Alfi Salam Donesio Putra Martobing Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 6 Object Identifier (OID) OID adalah identitas unik yang digunakan untuk melakukan monitoring objek dan didefinisikan dalam hirarki MIB (Cisco 2006). METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dilakukan berdasar

Lebih terperinci

Kelompok 1. Anggota : BOBBY KURNIAWAN NIA FITRIANA ARI FEBRYANSYAH DIAN ULUMIA ORIN HARITSA YASSER

Kelompok 1. Anggota : BOBBY KURNIAWAN NIA FITRIANA ARI FEBRYANSYAH DIAN ULUMIA ORIN HARITSA YASSER Kelompok 1 Anggota : ARI FEBRYANSYAH BOBBY KURNIAWAN DIAN ULUMIA NIA FITRIANA ORIN HARITSA YASSER APPLICATION LAYER Application layer,adalah lapisan paling atas baik di OSI maupun di TCP/IP model.application

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Jurnal Ilmiah Informatika Volume 1 No. 1 / Desember 26 IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Juwanda Natali 1), Fajrillah 2), T.M.Diansyah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : 1 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini : Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Vektordaya Mekatrika

Lebih terperinci

LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA

LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA LOCAL AREA NETWORK (LAN) STMIK TASIKMALAYA Terminologi LAN Dari definisi, LAN terbatas hanya pada suatu area local. LAN pertama Jarak terjauh dari titik central = 185 meter dan tidak lebih dari 30 komputer

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami dan mampu melakukan konfigurasi jaringan wireless menggunakan router wireless atau access point (AP). 2. Memahami dan mampu melakukan konfigurasi jaringan wireless menggunakan

Lebih terperinci