BAB II PEMBAHASAN MENGENAI TAMAN BUDAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMBAHASAN MENGENAI TAMAN BUDAYA"

Transkripsi

1 BAB II PEMBAHASAN MENGENAI TAMAN BUDAYA Dalam bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan Taman Budaya, studi banding terhadap proyek sejenis dan spesifikasi umum proyek yang diperoleh dari sintesis teori literatur dan studi banding proyek sejenis. 2.1 Pemahaman Terhadap Taman Budaya Taman dalam keseharian orang pasti sudah tidak asing lagi, disetiap rumah, maupun kawasan pasti ada yang namanya taman. Taman identik dengan adanya rerumputan, pepohonan, serta lahan yang luas dan memberikan kesejukan.namun taman sendiri memiliki banyak jenis sesuai dengan fungsi dan aktivitas yang diwadahi. Seperti Taman Nasional, Taman Safari, Taman Bunga, Taman Baca, dll. Taman budaya seperti yang sudah diketahui mewadahi fungsi maupun aktivitas yang berhubungan dengan kebudayaan. Sehingga taman budaya menjadi salah satu jendela budaya, memberikan tempat bagi berbagai kesenian dan kebudayaan ditampilkan dan dipertunjukan di tempat ini. Selain menjadi sarana 7

2 pengenalan akan kebudayaan yang ada, taman budaya juga dapat berperan penting dalam upaya melestarikan budaya yang menjadi warisan leluhur dahulu. Upaya pelestarian seni budaya yang dilakukan dalam sebuah Taman Budaya bukan hanya dengan menggelar berbagai acara pentas kesenian semata, namun dibalik itu ada berbagai kegiatan yang berantai. Dengan diadakannya suatu pentas dalam Taman Budaya, maka secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada seniman-seniman untuk unjuk kebolehan, selain mendapatkan honor untuk jasanya. Dengan hal tersebut maka kesejahteraan seniman menjadi terjamin, dan nantinya akan bermunculan seniman-seniman lainnya. Mungkin bagi sebagian orang profesi seniman tidak begitu menjanjikan, Karena kesempatan untuk tampil sangat sedikit, apalagi seniman yang berada pada daerah yang terpelosok. Maka dengan adanya Taman Budaya diharapkan mampu menumbuh kembangkan semangat dari para seniman. Pembibitan seniman dilakukan sebaiknya dari usia dini, baik pengenalan semata maupun pelatihan langsung. Bukan hanya seniman pentas, melainkan seniman dalam bidang seni lainnya juga mendapatkan tempat, misal seni rupa, baik murni maupun terapan, dengan adanya pameran-pameran karya. Pengenalan akan kebudayaan-kebudayaan yang dikategorikan tradisional maupun kontemporer dapat berjalan dengan baik, pelestarian kebudayaan bukan hanya tentang melestarikan apa yang sudah ada sejak dahulu, namun termasuk didalamnya yaitu pengembangan seni budaya tersebut menjadi lebih menarik, agar mengundang perhatian umum. Tentunya seni dan budaya yang dikembangkan memang bukan seni budaya yang sakral, agar tidak adanya penyimpangan-penyimpangan. Secara garis besar, taman budaya merupakan sebuah gabungan antara ruang terbuka dengan fasilitas gedung yang dapat digunakan untuk pertunjukan. Gedung pertunjukan yang dimaksud adalah sebuah gedung teater atau pertunjukan lain yang termasuk dalam pertunjukan bergerak. Ada pula pertunjukan kesenian yang tidak bergerak, misalnya pameran karya-karya, baik dua dimensi maupun tiga dimensi. Kesimpulannya adalah taman budaya merupakan suatu kompleks yang terdiri dari ruang terbuka dan ruang tertutup dimana berfungsi sebagai wadah dari berbagai aktivitas pertunjukan, pagelaran, serta sebagai tempat 8

3 berkumpulnya para seniman maupun masyarakat umum untuk saling berbagi ilmu atau informasi mengenai seni dan budaya, sehingga dapat terus melestarikan seni dan budaya warisan leluhur dahulu Kegiatan Taman Budaya Taman budaya berfungsi sebagai tempat untuk melestarikan kebudayaan, baik menampilkan atau mempertunjukan seni budaya tersebut. Dari fungsi tersebut maka terdapat berbagai peluang kegiatan yang akan muncul (Sarwanto, 2014 : 25). 1. Pagelaran pentas Pentas termasuk dalam kategori pertunjukan gerak dinamis. Seni pertunjukan ini mengutamakan ekspresi gerak yang dapat dipadukan dengan iringan musik. Pertunjukan ini juga memungkinkan untuk adanya interaksi antara pementas dan penonton secara langsung maupun tak langsung (perasaan). Ada beberapa seni pentas yang berbeda, beberapa diantaranya : a. Drama/teater Drama atau teater merupakan sebuah seni pertunjukan dalam bidang gerak, dengan mengambil sebuah alur cerita yang terdapat pesan moral didalamnya. b. Pentas musik Pentas musik merupakan pentas yang menekankan pada suara atau audio. Tentunya untuk mendukung pentas ini, ruangan harus didukung dengan akustik dengan kualitas yang baik agar suara yang dihasilkan juga bagus. Namun pentas musik bukan hanya dapat diadakan di dalam bangunan, melainkan bias diadakan di luar bangunan. c. Pentas tari pentas tari merupakan gabungan antara gerak dengan aspek musik yang menjadi pengiringnya. Pentas tari juga pada umumnya mengangkat sebuah alur cerita. 9

4 2. Pameran Pameran merupakan suatu kegiatan menampilkan / display berbagai hasil karya seni berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi. Secara umum pameran dapat dilakukan didalam maupun di luar ruangan tergantung pada apa yang dipajang atau dipamerkan. Pameran lebih menekankan pada penataan display yang mudah untuk dilihat dan terlihat menarik. Karya-karya yang dipamerkan biasanya berupa lukisan, patung, serta karya seni lain yang dapat dinikmati secara aspek visual. 3. Workshop Selain sebagai sarana untuk menampilkan berbagai karya seni, kegiatan yang dapat diwadahi pada taman budaya adalah kegiatan workshop atau sarasehan mengenai hasil karya yang dipertunjukan. Kegiatan dapat dijadikan sebagai ajang belajar maupun tukar pikiran antara para seniman maupun masyarakat umum mengenai kebudayaan yang dibicarakan. Hal ini ini sesuai dengan fungsi taman budaya yaitu selain sebagai tempat untuk mempertunjukan hasil karya seni kebudayaan, juga dapat sebagai sarana memperkenalkan kebudayaan tersebut kepada masyarakat secara lebih luas. Selain kegiatan seperti yang sudah dijelaskan diatas, untuk melancarkan setiap kegiatan di dalam taman budaya, maka perlu adanya aktivitas penunjang, seperti : a. Administrasi Kegiatan administrasi termasuk didalamnya adalah pengelolaan taman budaya, perijinan, maupun persiapan-persiapan sebelum adanya kegiatan di taman budaya. b. Kegiatan umum Dapat dijadikan sebagai objek wisata, maka dari itu kegiatankegiatan yang bersifat umum harus tersedia juga didalamnya, seperti makan, minum, istirahat, dan yang lainnya. 10

5 2.1.2 Identifikasi Fasilitas Taman Budaya Dari penjabaran mengenai kegiatan-kegiatan di dalam taman budaya, maka didapat beberapa fasilitas untuk mampu menampung berbagai kegiatan di dalam taman budaya (Sarwanto, 2014 : 27). 1. Ruang pertunjukan Ruang pertunjukan dapat berupa dalam ruangan maupun terbuka yang berfungsi sebagai ruang untuk mempertunjukan karya seni 2 dimensi maupun 3 dimensi. Dari jenis kegiatan yang ada, tempat untuk pemenentasan pun terdiri dari beberapa jenis, antara lain : a. Gedung Teater Gedung atau ruang ini digunakan untuk seni pertunjukan dinamis, yang menuntut adanya berbagai aspek, baik visual, audio, dan lighting. Pada ruang ini terdapat stage / panggung untuk pementasan, serta tempat duduk untuk para penonton. Gedung teater dapat berupa tertutup maupun terbuka. Bentuk panggung dalam sebuah gedung teater atau pertunjukan ada tiga macam, yaitu (Effendi : 2012). 1) Panggung arena Panggung yang dapat dilihat dari semua arah penonton, biasanya berupa pertunjukan teater yang bersifat tradisional. Gambar 2.1 bentuk panggung arena Sumber : teaterku.wordpress.com 11

6 2) Panggung proscenium Panggung jenis ini juga bias disebut sebagai panggung dalam gedung, penonton dalam panggung proscenium hanya bisa melihat dari arah depan dengan jarak tertentu. Biasanya berupa seni pertunjukan modern. Gambar 2.2 bentuk penatan panggung proscenium Sumber : teaterku.wordpress.com 3) Panggung campuran Bentuk-bentuk panggung yang merupakan campuran dari panggung arena dan proscenium. Biasanya terdiri dari bentuk L, U, I, segi enam, segi lima, atau setengah lingkaran. b. Galeri Gambar 2.3 bentuk panggung campuran Sumber : teaterku.wordpress.com Ruang ini digunakan untuk mempertunjukan atau memamerkan hasil karya seni yang statis, atau tidak bergerak. Aspek visual sangat berperan penting dalam ruangan ini. Di dalam galeri pada umumnya merupakan ruangan dengan etalase yang ditata sedemikian rupa sebagai tempat untuk memajang hasil karya tersebut. Pengunjung dapat melihat hasil karya yang dipamerkan dengan jelas dan sangat menarik sehingga penikmat tidak merasa kelelahan. 12

7 2. Ruang Pendukung a. Office/kantor Kantor merupakan tempat dimana para pengelola taman budaya melakukan pekerjaannya. Serta melakukan persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan acara di taman budaya b. Ruang ganti Dalam ruang ini, para pengisi acara melakukan persiapan-persiapan sebelum pentas, misalnya mempersiapkan kostum, rias, serta hal lain yang mendukung performance mereka diatas panggung. c. Ruang latihan Ruangan ini digunakan untuk latihan-latihan pada hari regular, maupun untuk glady risk sebelum pentas. d. Ruang kontrol Ruang control berfungsi untuk melakukan pengaturan cahaya, suara, dan kebutuhan lain saat dilangsungkannya sebuah acara di panggung. Ruang control ini sangat berperan penting dalam kelangsungan sebuah acara. e. Ruang workshop Ruang workshop digunakan untuk ajang pertemuan antara para seniman atau masyarakat untuk bertukar pikiran maupun gagasan dengan hal yang berhubungan dengan seni atau acara yang akan digelar di taman budaya. f. Perpustakaan Dengan adanya perpustakaan dapat memberikan penambahan pengetahuan tentang seni dan budaya kepada pengunjung, selain dengan pertunjukan seni dan budaya yang digelar. Di perpustakaan memuat beberapa referensi yang berkaitan dengan seni dan budaya. g. Tempat suci Tempat suci tentunya pasti ada dalam setiap fasilitas umum untuk menjaga keselamatan aktivitas di taman budaya. 13

8 h. Toilet Toilet merupakan fasilitas yang sudah umum dan sangat penting keberadaannya di dalam fasilitas publik seperti taman budaya. 3. Ruang bebas a. Lobby Lobby merupakan area penyambut dalam sebuah gedung, lobby biasanya merupakan ruang yang sedikit luas tanpa sekat yang dilengkapi dengan ruang-ruang pendukung seperti informasi, dan toilet. b. Cafeteria Area cafeteria digunakan sebagai tempat untuk beristirahat sambal makan dan minum, ataupun untuk mengobrol. c. Taman terbuka Area taman terbuka dapat digunakan untuk berkumpul-kumpul atara pengunjung, menikmati suasana yang ada, ataupun berfoto-foto. d. Area parkir Area parkir merupakan area pertama yang dijumpai sebelum melakukan aktivitas di taman budaya, area parkir merupakan tempat meletakan kendaraan yang dibawa oleh pelaku kegiatan, baik pengunjung, pengelola, maupun penyelenggara acara Pelaku kegiatan Taman Budaya Secara umum para pelaku di dalam taman budaya dapat dibagi menjadi 3 (Sarwanto, 2014 : 23) 1. Pengunjung Pengunjung merupakan salah satu pelaku utama dalam sebuah fasilitas, baik taman budaya maupun yang lainnya. Setiap taman budaya tentunya di dalam menyelenggarakan sebuah acara atau event ingin menarik perhatian para pengunjung agar acara berjalan dengan meriah. Pengunjung dapat dibagi menjadi dua, yaitu wisatawan lokal baik berasal dari masyarakat umum setempat 14

9 maupun luar daerah, serta wisatawan mancanegara yang berasal dari luar negeri. 2. Pengelola Pengelola mrupakan suatu kelompok yang bertanggung jawab atas pengelolaan taman budaya. Pengelola ini dapat berasal dari swasta ataupun pemerintahan apabila taman budaya ini berada dibawah naungan pemerintah daerah setempat. Pengelola sendiri bertugas di dalam pemberian ijin terkait adanya peminjaman tempat untuk sebuah acara. 3. Penyelenggara/pengisi acara Penyelenggara merupakan pihak yang hendak melakukan sebuah kegiatan di dalam areal taman budaya. Penyelenggara dapat berasal dari pemerintahan, misalnya untuk menggelar sebuah pagelaran seni dalam rangkaian acara ulang tahun kota, pihak swasta, masyarakat umum, maupun seniman yang akan meminjam tempat untuk menggelar acara seni dan budaya. 2.2 Tinjauan Fasilitas Sejenis Tinjauan fasilitas sejenis dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai fasilitas Taman Budaya yang sudah ada, mengetahui fasilitas, kapasitas dan juga tampilan bangunan yang digunakan. Pada tinjauan fasilitas sejenis ini mengambil tiga contoh Taman Budaya yaitu, Taman Budaya Bali (Art Centre), Taman Ismail Marzuki, dan Taman Budaya Yogyakarta Taman Budaya Bali (Art Centre) Taman budaya Bali ini terletak di jalan nusa indah kurang lebih 2 km kearah timur kota Denpasar. Taman budaya ini mulai digagas oleh Prof. Ida Bagus Mantra yang kemudian memberikan mandat kepada seorang arsitek terkemuka untuk merancang kawasan taman budaya ini, yaitu Ida Bagus Tugur pada tahun 1969 yang bertujuan untuk melestarikan seni budaya daerah Bali. Seperti yang terlihat pada gambar 2.4 bagaimana masterplan Taman Budaya Bali. 15

10 Gambar 2.4 masterplan Taman Budaya Bali Sumber : UPT Taman Budaya Bali 1. Gerbang selatan 2. kantor Taman Budaya 3. Area parkir 4. Jembatan 5. Patung Kumbakarna 6. Wantilan 7. Wisma Seniman 8. Studio Patung 9. Bale Panjang 10. Krya Sembrani Occihcrawa 11. kalangan Krya mandala 12. Mahudara mandara Giri Bhuwana 13. Bale kambang 14. Bale gili 15. Taman Udiyana Ratnalaya 16. Patung Giri Putri, Bagawan gangga, Dewi Gangga 17. Pura Giri Putri 18. Perpustakaan Widya Kusuma 20. Pura Taman Beji 21. Bale Pepawosan 22. Ayodya Open Stage 23. Jembatan gajah Mina 24. Candi Bentar 25. Taman Ardha Candra 26. Panggung Terbuka Ardhacandra 27. Kalangan Angsoka 28. Kalangan Ratna Kanda 29. Gedung Ksirarnawa 30. Kalangan Madya Mandala 31. Pintu Keluar Suasana kebudayaan Bali sangat kental dalam Taman Budaya ini, dapat dilihat dari luar, bagaimana pada papan nama dan gerbang utama (gambar 2.5) mencirikan kebudayaan Bali. Gambar 2.5 Papan nama Taman Budaya (kiri) Pintu masuk menuju Taman Budaya (kanan) Sumber : Observasi lapangan 9/10/

11 1. Tugas Pokok dan Fungsi Taman Budaya Bali a. Menggali, menumbuh kembangkan, mengangkat, menampilkan, menginformasikan, dan melestarikan seni budaya daerah khususnya dan kesenian lain yang berbentuk klasik, tradisional, kreasi baru, sebagai hasil kreativitas dan aktivitas para seniman di masyarakat. b. Memelihara kelestarian, pengembangan dan pemberdayaan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Taman Budaya secara berkesinambungan. c. Memberikan motivasi bagi para seniman dan pengerajin agar lebih kreatif dalam berkarya demi terpeliharanya budaya nasional pada umumnya dan daerah pada khususnya. d. Dapat mengadaptasi pengaruh budaya luar yang positif dan menangkal pengaruh negative akibat kemajuan teknologi dan globalisasi. e. terjalinnya hubungan yang baik antara seniman pengerajin, dan pihak ketiga sehingga kegiatan di UPT Taman Budaya dapat berkesinambungan. 2. Struktur Organisasi Ketua UPT Taman Budaya KASUBAG tata usaha KASI Dokumentasi dan Informasi KASI Penyajian dan Pengembangan Seni Gambar 2.6 Struktur Organisasi Taman Budaya Bali Sumber : UPT Taman Budaya Bali 3. Fasilitas di Taman Budaya Bali Pengunjung umumnya memasuki lokasi Taman Budaya melalui pintu masuk disebelah selatan. Setelah melewati angku-angkul pengunjung menuju tempat parkir yang terletak di sebelah barat Taman Budaya. Tempat parkir ini merupakan milik Banjar Kedaton, jadi pengelolaannya bekerjasama dengan 17

12 Banjar Kedaton. Fasilitas dalam Taman Budaya Bali dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu : a. Kawasan Suci 1) Pura Taman Beji, pura seluas ±100 m² merupakan tempat persembahyangan bagi karyawan/wati UPT Taman Budaya dan masyarakat sekitar. 2) Bale Selonding, bangunan ini berdiri diatas tanah seluas 10 m². berada di depan putra dalem penghulu, yang digunakan untuk persiapan saat ada upacara di pura. 3) Perpustakaan Widya Kusuma, gedung perpustakaan ini selesai dibangun pada tahun Bangunannya berupa gedung seluas 300 m² yang terdiri dari 2 lantai. 4) Bale Gili, terletak disisi timur laut kolam. Bale ini terinspirasi dari cerita Sutasoma yang menggambarkan keindahan Taman Udayana Ratnalaya yang kaera keelokannya dijadikan tempat pertemuan antara Sutasoma dengan dewi candrawati. 5) Bale Pepawosan Amertha Saraswati, Bale Pepawosan dibangun ditanah seluas 100 m², pembangunannya selesai dilakukan pada tahun Berfungsi sebagai tempat berdiskusi sastra Dharma Wacana. b. Gedung 1) Gedung Krya Sembrani Occihcrawa, gedung ini dibangun diatas tanah seluas 300 m². Tempat ini dipergunakan sebagai tempat pameran tidak tetap/berubah-ubah, sesuai jadwal kegiatan Taman Budaya. 2) Gedung Pameran Utama : Mahudara Mandara Giri Bhuvana, gedung yang berdiri diatas tanah seluas 800 m² ini diresmikan penggunaanya sebagai tempat pameran pada tanggal 14 Februari Selama penggunaanya, bangunan ini digunakan untuk memamerkan koleksi karya seni para seniman-seniwati berprestasi yang telah mendapatkan pengakuan. Gedung ini terdiri dari 2 lantai yang masing-masing ruangannya memiliki jenis-jenis pameran koleksi yang berbeda-beda. Seperti pada gambar

13 Gambar 2.7 Foto Gedung Pameran Utama : Mahudara Mandara Giri Bhuvana Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015 3) Gedung Ksirarnawa, berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti lautan susu yang terispirasi dari cerita pemutaran gunung Mandhara Giri di lautan susu. Gedung Ksirarnawa seluas m² sebagai panggung tertutup. Pada lantai 2 terdapat panggung berkapasitas 525 orang. Untuk lantai 1 berfungsi sebagai kantor dan ada ruang pameran untuk pengerajin-pengerajin lokal. Seperti pada gambar 2.8 yang memperlihatkan tampak luar bangunan. Gambar 2.8 Foto gedung Ksirarnawa Sumber : Observasi lapangan 9/10/2015 c. Panggung terbuka / Kalangan 1) Kalangan Krya Mandala, panggung seluas 180 m² ini persis berada di depan gedung Krya Sembrani Occihcrawa. Kalangan Krya Mandala berfungsi untuk tempat pagelaran berskala kecil baik rutin maupun tidak. 19

14 Dapat juga digunakan untuk pementasan tari calonarang, tari legong, dan lain sebagainya saat acara Pesta Kesenian Bali. 2) Kalangan Ayodya, Kalangan seluas 300 m² ini mampu menampung hingga 300 orang penonton. Kalangan Ayodya sering dipergunakan untuk mementaskan kegiatan rutin Taman Budaya seperti Tari, Kecak, olah seni, dan lainnya. 3) Kalangan Angsoka, panggung seluas 300 m² yang terletak disebelah kanan panggung terbuka Ardhacandra ini dapat menampung 200 penonton. Berfungsi sebagai tempat pertunjukan rutin yang diselenggarakan oleh Taman Budaya. 4) Kalangan Ratna Kandha, panggung seluas 300 m² ini dapat menampung ±150 orang penonton. Fungsi kalangan Ratna Khanda juga sebagai tempat pagelaran rutin Taman Budaya. Gambar 2.9 menunjukan bagaimana tata panggung dan penonton kalangan ratna kandhala. Gambar 2.9 Foto kalangan Ratna Kandha Sumber : Hasil observasi lapangan 9/10/2015 d. Studio, gedung yang dibangun pada tahun 1975 dengan luas bangunan 200 m² ini berfungsi sebagai tempat mendemonstrasikan kegiatan melukis dan latihan seni tari serta tabuh. 4. Fasilitas Pendukung Lain a. Jembatan Gajah Mina, jembatan ini menghubungkan lokasi sepi dengan lokasi keramaian. Memiliki panjang 7 m dan lebar 3 m. 20

15 b. Wantilan, berfungsi sebagai tempat pertunjukan rutin Taman Budaya. Berkapasitas 300 orang penonton yang dilengkapi dengan ruang rias dan kamar kecil. c. Wisma Seniman, terletak disebelah disisi barat laut kawasan Taman Budaya. Bangunannya seluas ±120 m² yang dilengkapi beberapa kamar tidur, kamar tamu, kamar mandi, dan garasi. Wisma seniman ini berfungsi untuk tempat menginap para seniman, maupun pejabat lain. d. Kori Agung Panggung Terbuka Ardhacandra, kori agung diapit 2 bale bengong yang terletak disebelah utara dan selatannya. Fungsinya untuk meninjau dan melakukan pengawasan keamanan pengunjung. Panggung terbuka Ardha Candra ini dilengkapi panggung dan kursi penonton berbentuk setengah lingkaran seperti pada gambar Gambar 2.10 Foto Panggung terbuka Ardha Candra Sumber : Hasil observasi lapangan 9/10/2015 e. Patung Kumbakarna Karebut, patung ini melambangkan kesetiaan Kumbakarna yang rela mengorbankan nyawa bagi negaranya Alengka. Patung setinggi 5m ini terbuat dari kayu utuh oleh pengukir I Wayan Ngungkal Taman Ismail Marzuki (TIM) Taman Ismail Marzuki atau lebih dikenal dengan sebutan TIM adalah pusat kesenian Jakarta atau Jakarta Arts Centre. TIM berlokasi di jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat, seperti yang terlihat pada gambar Diresmikan pembukaannya oleh gubernur DKI Jakarta jenderal Marinir Ali Sadikin pada tanggal 10 November Nama Ismail Marzuki sendiri diambil dari nama komponis Betawi pada masa perjuangan, Ismail Marzuki ( ). TIM 21

16 berdiri pada tanah dengan luas 9 Ha, yang pada dulunya tempat ini dikenal dengan sebutan Taman Raden Saleh. Gambar 2.11 peta lokasi TIM Sumber : streetdirectory.com Sejak berdiri tahun 1968 lalu, TIM kini menjadi ruang eksperimen seniman yang menyajikan karya-karya inovatif. Banyak seniman-seniman lokal yang berkembang dengan adanya TIM ini. Mulai dari seni teater, puisi, musik dan lain-lain marak berkembang pada masanya, misalnya seniman WS Rendra, Sardono W Kusumo,dan lainnya. 1. Struktur Organisasi TIM Kepala UPT TIM Kasubag Tata Usaha Sub Kelompok Jabatan Fungsional Satuan Pelaksana Program Kesenian Satuan Pelaksana Promosi dan Pemasaran Satuan Pelaksana Prasarana dan Sarana Satuan pelaksana Tempat Pertunjukan Gambar 2.12 Struktur Organisasi TIM Sumber : Pergub DKI Jakarta no. 109 Tahun

17 2. Fasilitas-fasilitas yang ada pada TIM : a. Graha Bhakti Budaya (GBB) Gedung pertunjukan yang besar, mempunyai kapasitas 800 kursi, 600 kursi diantaranya berada di bawah, sementara 200 kursi lainnya berada di balkon. Panggung GBB berukuran 15m x 10m x 6m. Gedung ini dapat dipergunakan untuk pertunjukan konser musik, teater baik tradisional maupun modern, tari, film, dll. Gedung GBB ini dilengkapi dengan tata cahaya, sound system, akustik, serta pendingin ruangan. Tampak depan GBB seperti pada gambar Gambar 2.13 Bangunan Graha Bhakti Budaya Sumber : eventseeker.com Tata panggung dan kursi penonton ditata sedemikian rupa seperti pada gambar Gambar 2.14 Tata panggung dan kursi penonton Sumber : flickr.com 23

18 b. Galeri Cipta II (GB II) Galeri cipta II merupakan ruang pameran dengan luas 54 m x 18m. dapat digunakan sebagai tempat pameran yang dapat menampung 100 buah lukisan dan 40 patung. Selain untuk pameran, GB II juga dapat digunakan untuk seminar, peluncuran buku, dan lainnya. Ruang ini dilengkapi dengan tata cahaya, tata suara, pendingin ruang, serta panel yang dapat dipindahpindahkan. Penataan ruang pameran seperti terlihat pada gambar c. Galeri Cipta III Gambar 2.15 Tata ruang dalam pameran GC II Sumber : outofthebox.wordpress.com Galeri Cipta III juga digunakan sebagai ruang pameran, yang terdiri dari dua lantai. Luas ruang pameran lantai dasar 9,6m x 17,1m,dapat memuat 50 lukisan dan 20 patung. Sedangkan pada lantai atas memiliki luas 6,1m x 12m dengan alas karpet. Dapat digunakan sebagai ruang pameran, seminar, dan lainnya seperti pada gambar Gambar 2.16 Tata pameran dalam GC III Sumber : selasar.com 24

19 d. Teater Kecil Teater kecil merupakan ruang yang digunakan untuk berbagai pertunjukan, musik, teater, tari dan lainnya. Memiliki panggung dengan ukuran 10m x 5m x 6m yang berkapasitas 244 penonton terdiri dari auditorium bawah dan balkon. Dilengkapi juga dengan lobby, ruang rias, tata cahaya, tata suara, pendingin ruangan, dan sistem tiket menggunakan komputer. Tata letak panggung dan kursi penonton seperti terlihat dalam gambar Gambar 2.17 suasana dalam teater kecil Sumber : Jakarta.info e. Teater Halaman Teater halaman merupakan tempat pertunjukan terbuka, memiliki kapasitas penonton yang fleksibel, dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan di luar ruangan seperti yang terlihat dalam gambar Gambar 2.18 Tampak luar teater halaman Sumber : tamanismailmarzuki.co.id 25

20 Penataan kursi penonton dalam teater halaman ini berbentuk lengkung dengan bagian belakang meninggi dan panggung berada di bawah, seperti pada gambar f. Plaza TIM Areal parkir yang luas dapat menampung 300 kendaraan roda empat dan 400 kendaraan roda dua. Dilengkapi juga dengan cafe makanan tradisional, galeri buku. Plaza ini juga dapat digunakan untuk menampung berbagai pertunjukan. Gambar 2.19 Tata panggung dan kursi penonton teater halaman Sumber : tamanismailmarzuki.co.id Beberapa kegiatan dalam plaza TIM dan area dalam plaza TIM dapat dilihat pada gambar Gambar 2.20 Plaza TIM Sumber : tamanismailmarzuki.co.id 26

21 g. Gedung Teater Jakarta Gambar 2.21 Beberapa fasilitas dalam Plaza TIM Sumber : tamanismailmarzuki.co.id Gedung ini dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan, baik musik, drama, tari, dan lainnya. Memiliki panggung dengan ukuran 14m x 7m. memiliki kapasitas penonton hingga 1200 orang. Dilengkapi dengan lobby, 12 ruang rias, ruang latihan, tata cahaya, tata suara, dan pendingin ruangan. Bentuk bangunan gedung ini juga sangat unik, mengambil bentuk khas betawi dengan balutan modern, seperti pada gambar dan interior panggung dan kursi penonton dalam gambar Gambar 2.22 Tampak depan Gedung Teater Jakarta dan Interiornya Sumber : tamanismailmarzuki.co.id Gambar 2.23 Interior Gedung Teater Jakarta Sumber : tamanismailmarzuki.co.id 27

22 2.2.3 Taman Budaya Yogyakarta (TBY) 1. Sejarah awal Taman Budaya Yogyakarta Taman Budaya Yogyakarta dibangun pada tanggal 11 maret 1977 di daerah Bulaksumur sebagai sebuah kompleks pusat pengembangan kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya Taman Budaya Yogyakarta disebut sebagai Purna Budaya yang dibuat dengan sarana prasarana untuk membina, memelihara, dan mengembangkan kebudayaan, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 2.23 Peta lokasi Taman Budaya Yogyakarta Sumber : google.map (telah diolah kembali) Purna Budaya dibangun dengan dua konsep bangunan, yaitu Pundi Wurya dan Langembara. Pundi Wurya menjadi pusat kesenian dengan berbagai macam fasilitas seperti panggung kesenian, studio tari, perpustakaan, ruang diskusi, dan administrasi. Bagian kedua yaitu Langembara, menjadi ruang pameran, ruang workshop, kantin, dan juga beberapa guest house. 2. Perkembangan Taman Budaya Yogyakarta Beberapa tahun kemudian, berdasarkan perda No. 7 tahun 2002 dan keputusan Gubernur DIY no. 161/2002 tertanggal 4 November 2002, Purna Budaya (Taman Budaya Yogyakarta) menjadi UPTD kebudayaan dan Pariwisata Provinsi DIY dengan beberapa misi : a. Melaksanakan pengembangan dan pengolahan seni budaya b. Melaksanakan laboratorium dan eksperimentasi seni budaya 28

23 c. Melaksanakan dokumentasi dan informasi seni budaya d. Melaksanakan urusan tata usaha dan Rumah tangga dinas e. Memfasilitasi kegiatan seni budaya 3. Fasilitas dalam Taman Budaya Yogyakarta Seiring perubahan tersebut, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) mengubah nama bangunan yang ada di dalamnya. Sekarang TBY memiliki dua bangunan utama, yaitu. a. Concert Hall Taman Budaya. Gedung concert hall memiliki gaya bangunan belanda berfungsi sebagai tempat diskusi sastra, penyelenggaraan pameran, dan pelatihan. Gambar 2.24 Bangunan utama TBY Sumber : Yogyakarta.panduanwisata.com b. Societet Militair Gedung Societet Militair berfungsi sebagai tempat pentas teater, tari, musik, dan berbagai pertunjukan seni lainnya. Gedung Societet Militair memiliki ruang pertunjukan dengan kapasitas 500 orang penonton, seperti pada gambar Gambar 2.25 Bangunan utama disulap dalam sebuah acara Sumber : indonesiaartnews.or.id Gambar 2.26 Auditorium gedung Societet Militair Sumber : yesnoklub.yesnowave.com 29

24 Beberapa agenda yang dilakukan di Taman Budaya Yogyakarta adalah menggelar pameran seni rupa, pemutaran film sepanjang tahun, festival teater, ketoprak, dalang,tari, dll. Program-program pendidikan dan pelatihan seni untuk anak-anak dan remaja, dan juga penerbitan profil seniman budayawan, sastra, kritik seni rupa, dan lainnya. Seperti yang terlihat dalam gambar 2.27 bagaimana suasana di dalam ruang pameran TBY. Gambar 2.27 Suasana ruang pameran dalam Taman Budaya Sumber : wisatajogja.co.id 4. Struktur organisasi Taman Budaya Yogyakarta Kepala Taman Budaya Subagian Tata Usaha Sie Operasional dan Pengolahan Data Sie Pergelaran dan Seni Budaya Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 2.28 Struktur Organisasi Taman Budaya Yogyakarta Sumber : Perda Provinsi DIY No 7 Tahun

25 2.3 Kesimpulan Studi Objek Sejenis Dari hasil studi objek sejenis, mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu seperti dalam table 2.1. Table 2.1 Kesimpulan Studi Objek Sejenis Obyek Aspek Lokasi Fasilitas Taman Budaya Bali (Art Centre) Jln. Nusa Indah, Denpasar - Gedung pameran - Gedung pertunjukan indoor - Open Stage - Studio - Wantilan - Wisma Seniman - Perpustakaan - Beberapa Bale - Pura. Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat Graha Bakti Budaya Galeri Cipta II Galeri Cipta III Teater Kecil Teater Halaman Plaza TIM Gedung Teater Jakarta Taman Budaya Yogyakarta (TBY) Jl. Sri Wedari No. 1 Yogyakarta. - Galeri - Concert Hall - ruang seminar - Perpustakan - kantor pengelola - cafeteria - souvenir shop - lobby - toilet - parkir manajemen Dibawah naungan kepemerintahan, UPT Taman budaya Dibawah naungan Pemerintah DKI Jakarta Dibawah naungan kepemerintahan, UPTD Taman budaya Bangunan Konsep bangunan mengambil bentuk maupun tatanan Arsitektur Tradisional Bali, dengan mengedepankan langgamlanggamnya di semua bangunan. Konsep bangunan mengambil bentuk modern, baik bentuk luar maupun interiornya, serta struktur yang dipakai. Namun beberapa diantaranya mengadopsi bentuk khas nusantara atau Betawi khususnya. Konsep mengambil langgam klasik dengan ciri khas terlihat pada tampilan luar bangunan dengan bentuk atap dan pilarpilar yang besar, serta warna putih yang dominan. 31

26 2.4 Spesifikasi Umum Taman Budaya Karangasem Berdasarkan studi literatur dan kajian objek sejenis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai Taman Budaya Karangasem : Definisi Taman Budaya Karangasem Taman Budaya Karangasem merupakan sebuah fasilitas untuk mengangkat, mengembangkan, menginformasikan, menampilkan, dan melestarikan seni budaya lokal Karangasem agar tetap dapat bertahan dan berkembang, terutama seni dan budaya yang hampir punah dan yang memiliki potensi kedepan Fungsi Taman Budaya Karangasem Fungsi dari Taman Budaya Karangasem ini adalah dapat menumbuh kembangkan perhatian masyarakat umum terhadap kebudayaan lokal daerah yang dimiliki, Selain itu, Taman Budaya ini nantinya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk masyarakat umum, baik digelarnya hiburan rakyat berupa pentas-pentas kesenian, maupun tempat rekreasi Tujuan Taman Budaya Karangasem Membangkitkan kembali budaya lokal Karangasem agar tetap bertahan dan dapat berkembang kembali, terutama untuk seni budaya yang hampir punah Sebagai tempat belajar, mengenal, dan mementaskan kesenian lokal kepada masyarakat umum. Menghasilkan generasi muda yang perduli dengan budaya lokal Sebagai sarana hiburan bagi masyarakat dengan menampilkan pertunjukan seni budaya lokal Fasilitas dan Pengelolaan dalam Taman Budaya Karangasem Berdasarkan kajian beberapa objek sejenis mengenai fasilitasfasilitas yang terdapat dalam Taman Budaya, maka untuk itu pada Taman Budaya Karangasem akan dibagi menjadi fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Fasilitas utama pada Taman Budaya ini adalah sebuah Open 32

27 stage untuk menggelar pentas-pentas seni dan budaya lokal, serta sebuah aula serba guna untuk menggelar pertemuan-pertemuan dari seniman ataupun masyarakat dalam sarasehan mengenai seni dan budaya lokal. Fasilitas penunjang lain berupa ruang pameran untuk hasil kerajinan lokal, tempat latihan olah seni, ruang ganti, dan lainnya, Serta ruang pengelolaan dari Taman Budaya ini. Pengelolaan Taman Budaya ini berada dibawah naungan UPT pemerintah daerah Penentuan Lokasi Taman Budaya Karangasem Prinsip penentuan lokasi Taman Budaya ini tentunya berada di Karangasem, mengingat Taman Budaya ini akan melestarikan seni dan budaya Karangasem pada khususnya, dan Bali pada umumnya. Dengan mempertimbangkan akses publik yang mudah, berada di wilayah kota. serta mudah menjangkau fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan Taman Budaya ini, baik sistem utilitas maupun yang lainnya. 33

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan permasalahanpermasalahan yang ada, tujuan yang ingin dicapai serta metode penelitian yang mencakup teknik pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Yogyakarta. Tahun Wisatawan Lokal Wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Yogyakarta. Tahun Wisatawan Lokal Wisatawan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Budaya lokal suatu daerah dapat mengangkat citra serta identitas daerah tersebut ke tingkat yang lebih tinggi yaitu ke tingkat nasional maupun internasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia Makin berkembangnya pola pikir manusia dari tahun ke tahun, makin berkembang pula kreativitas manusia tersebut.

Lebih terperinci

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab 1 Pendahulanakan membahas mengenai gambaran umum penulisan Seminar Tugas Akhir. Pembahasan dimulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan. 1.1.

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TAMAN BUDAYA

BAB II TINJAUAN TAMAN BUDAYA BAB II TINJAUAN TAMAN BUDAYA 2.1. PENGERTIAN TAMAN BUDAYA Kata Taman sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehar-hari. Jika mendengar kata ini bayangan kita adalah sebuah tempat terbuka dengan berbagai

Lebih terperinci

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi

Lebih terperinci

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO

KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK GEDUNG KESENIAN SOETEDJA PURWOKERTO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ASHAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, peninggalan sejarah maupun sejarah

Lebih terperinci

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 134 GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR 134 GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR 134 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN : POST MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Melihat perkembangan seni akhir-akhir ini dapat kita ambil benang merah bahwa Yogyakarta merupakan barometer seni budaya di Indonesia. Berbagai ragam

Lebih terperinci

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : AFIF WIDODOAJI

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Tinjauan tentang Seni Pertunjukan Pengertian Seni Pertunjukan... 16 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iv Abstraksi... v Kata Pengantar... vii Daftar isi... ix Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.

Lebih terperinci

PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG

PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG PUSAT SENI PERTUNJUKAN DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2006/2007 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh : MEDRIA SHEKAR RANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Kota Yogyakarta adalah kota yang relatif aman, stabil dan mempunyai khasanah budaya yang luas. Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pendidikan dan pariwisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta adalah kota besar yang tumbuh karena proses sejarah yang panjang. Disamping menjadi pusat pemerintahan dan kota metropolitan, Jakarta juga mempunyai seni

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Musik telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik itu bagi para pendengar musik ataupun bagi para musisi pencipta lagu. Bagi para musisi

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PEMERINTAH KOTA CIREBON KATA PENGANTAR Menindaklanjuti Peraturan Walikota Cirebon Nomor: 16

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung telah dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai kota yang memiliki apresiasi seni yang tinggi, salah satunya di bidang musik. Salah satu pemicu tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Musik sebagai gaya hidup dan profesi Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek nilai budaya dan tingkat peradabannya. Warisan budaya Indonesia yang berupa adat istiadat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam teori Maslow dijelaskan mengenai lima kebutuhan manusia, kelima kebutuhan ini adalah: 1. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan,

Lebih terperinci

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan Taman Budaya merupakan salah satu upaya dalam pelestarian kebudayaan. Taman Budaya tidak hanya dapat digunakan dalam rangka perlindungan dan pelestarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara tidak akan lepas dalam kerjasama dengan negara lain dalam memperat hubungan antar negara, kerjasama tersebut terutama dalam hal politik dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah

Lebih terperinci

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1.

I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Telah diketahui bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa dikarenakan variasi dari budaya yang ada di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Pengembangan sanggar tari tradisional berbasis pendidikan di kota tangerang selatan Kota Tangerang Selatan, yang merupakan sebuah pemekaran dari Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa kesenian Bali sebagai bagian integral kebudayaan nasional,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah UPT Taman Budaya Jawa Timur Pada tanggal 20 Mei 1978 lahirlah Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr. Daoed

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULLUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULLUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULLUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreatif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT KESENIAN KABUPATEN WONOSOBO TUGAS AKHIR WASTUWEDHA KIDUNG DWI SATRIA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT KESENIAN KABUPATEN WONOSOBO TUGAS AKHIR WASTUWEDHA KIDUNG DWI SATRIA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT KESENIAN KABUPATEN WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik WASTUWEDHA KIDUNG DWI SATRIA 21020111130134 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam buku Penghargaan Konservasi Bangunan Cagar Budaya karya Dr.Dibyo Hartono tahun 2104, sejarah sebuah kota adalah sejarah kehidupan manusia yang tercermin

Lebih terperinci

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Gedung Konser Musik Klasik adalah sebuah tempat untuk menampung segala aktifitas dan pertunjukan musik klasik. Dalam Gedung Konser Musik

Lebih terperinci

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga

Lebih terperinci

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR OLEH MAHASISWA :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelasakan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan yang dipakai dalam proyek Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegong di Gianyar

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Concert : Pagelaran musik atau pementasan musik (Wikipedia, 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Music : Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat yang menghasilkan bunyi).(chaterina

Lebih terperinci

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Melalui aktivitas berkesenian akan diperoleh banyak hal yang berkait dengan nilainilai yang bermanfaat bagi kehidupan, di antaranya sebagai pemenuhan kebutuhan akan

Lebih terperinci

LaporanPerancangan Gedung Convention Centre di Kawasan Wisata Pantai Senggigi Lombok

LaporanPerancangan Gedung Convention Centre di Kawasan Wisata Pantai Senggigi Lombok LaporanPerancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep 1.1.1. Kebutuhan Akan Wadah Informasi Aktivitas suatu kota yang diwarnai oleh berbagai macam kegiatan masyarakatnya akan menuntut adanya

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, baik sebagai pelaku maupun hanya sebagai penikmat musik. Musik merupakan kebutuhan penunjang bagi manusia saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. xvi. Gb. Peta Pariwisata Kota Semarang. Sumber :

LAMPIRAN. xvi. Gb. Peta Pariwisata Kota Semarang. Sumber : LAMPIRAN a. Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) merupakan pusat kesenian budaya serta sebagai wisata sejarah di Kota Semarang. Dengan demikian seharusnya bangunan tersebut memiliki fasilitas dan sarana yang

Lebih terperinci

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I. BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP REVITALISASI KAWASAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh ARDIAN YOSEP YOHANNES L2D

STUDI PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP REVITALISASI KAWASAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh ARDIAN YOSEP YOHANNES L2D STUDI PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP REVITALISASI KAWASAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh ARDIAN YOSEP YOHANNES L2D 303 282 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angklung merupakan salah satu instrumen yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat. Angklung merupakan salah satu instrumen tradisional yang berasal dari material Bambu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase

Lebih terperinci

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : TRI MURDONO 152 03 043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM UPT TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya.

BAB II GAMBARAN UMUM UPT TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya. BAB II GAMBARAN UMUM UPT TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR 2.1 Sejarah UPT Taman Budaya Jawa Timur Pada tanggal 20 Mei 1978 Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI KABUPATEN KUNINGAN (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST MODERN)

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI KABUPATEN KUNINGAN (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST MODERN) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A GEDUNG PERTUNJUKAN SENI DI KABUPATEN KUNINGAN (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST MODERN) Diajukan oleh: WINDY NOVIYANI 21020111120027 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM)

BAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM) 45 BAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM) A. Sekilas tentang Museum Gunung Api Merapi Indonesia merupakan negara yang terletak di jalur pertemuan lempengan bumi sehingga menjadi negara yang rawan

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH GEDUNG TEATER SERBAGUNA DI SURAKARTA (PENDEKATAN PADA ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI)

PUBLIKASI ILMIAH GEDUNG TEATER SERBAGUNA DI SURAKARTA (PENDEKATAN PADA ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI) PUBLIKASI ILMIAH GEDUNG TEATER SERBAGUNA DI SURAKARTA (PENDEKATAN PADA ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI) Disusun sebagai Pemenuhan dan Pelengkap Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota yang sedang mengalami perkembangan pada sektor perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun dimana-mana. Akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan 236 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verikatif atribut produk pariwisata galeri pengaruhnya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Pengertian Judul PUSAT Pusat, tempat yang letaknya ada di tengah tengah. 1 Pengertian pusat, dapat diartikan sebagai suatu titik temu atau pokok pangkal atau juga sebagai tempat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci