ANALISIS PENGARUH DAN POSITIONING PERMODALAN, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi kasus Pada 20 Bank Umum Di Indonesia)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH DAN POSITIONING PERMODALAN, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi kasus Pada 20 Bank Umum Di Indonesia)"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH DAN POSITIONING PERMODALAN, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi kasus Pada 20 Bank Umum Di Indonesia) SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Disusun oleh AHMAD DARDAI SAIFULLAH NIM. E2A FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 MOTTO Dan Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu Daripada permulaan ( QS Adh Dhuha : 4) Hidup adalah perjuangan, kebahagiaan hanya bisa direngkuh dengan banyak pengorbanan (Anonym ) Tidak Perlu bersikeras menjelaskan siapa dirimu karena yang mencintaimu tak perlu hal itu dan yang membencimu tak kan percaya hal itu (Ali bin Abu Tholib) Bermimpi setinggi langit, Jika engkau jatuh, Engkau akan jatuh diantara bintang bintang (Ir. Soekarno) Urip iku terus mlaku bebarengan karo wektu Sing bisa gawa lakumu, supaya apik uripmu (Filsafat jawa) vi

7 Halaman Persembahan Skripsiku ini ku persembahkan untuk : Ayahanda, Yang selalu memberikan apa yang aku ingkan dan aku butuhkan. Terima kasih telah mendukung mimpi-mimpikhu, mengajari aku tentang makna kehidupan yang fana ini. Semoga ananda menjadi anak yang shalih dan tidak akan pernah mengecewakanmu. Butiran Keringat yang selalu menetes untukku tidak akan pernah aku lalaikan. Ibunda, Yang telah memberiku kesempatanuntuk menikmati indah dan manisnya iman dan pendidikan, mendukung setiap mimpi-mimpi yang keluar lewat ucapan. Terimakasih telah mendidikku dengan sabar dan penuh kasih sayang. Menguatkan ku ketika tubuh ini lemah,terima kasih telah menjadi obat ketika hati ini terluka, Menjadi embun ketika hati ini gundah, Terima kasih atas setiap do a di penghujung solat yang selalu engkau haturkan.ibu yang mengusai hati seoarang anak engkau lebih tau diriku melebihi diriku sendiri Terima kasih ibu atas semua jasa dan segala pengorbananmu, Ibu engaku kasih yang sebenarnya, Kebahagianmu adalah angan yang ingin aku raih. Ibu yang selalu bersedia mengorbankan apapun bahkan dirinya sendiri untuk anaknya dan tak menginginkan hal lain selain kebahagiaan anaknya.semoga ananda menjadi anak shalehkah yang selalu berbakti kepada kedua orang tua, menjadi pahala yang selalu mengalir bagi ibunda. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat hidayah dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi, sebagai persyaratan mutlak untuk kelulusan pendidikan S1 Program Studi Manajemen. Dalam menyelesaikan skrisi ini penulis tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua tercinta saya yang selalu memberi do a, dukungan dan motivasi. 2. Bapak Prof. Dr. Masrukhi M.Pd., Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang. 3. Bapak Dr. Hardiwinoto SE., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang. 4. Bapak Drs. Triyono,.MM Selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen 5. Bapak Dr. Suwardi SE. MM. selaku dosen pembimbing I 6. Ibu Nurhayati,.SE,.MM Selaku dosen pembimbing II 7. Seluruh Dosen Pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi program studi S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Semarang 8. Seluruh Staff pengajar dan karyawan Universitas Muhammadiyah Semarang, Semoga ilmu yang diajarkan menjadi ilmu yang bermanfaat. Atas segala bantuan dan bimbingannya serta kerja sama yang baik yang telah diberikan selama mengerjakan skripsi, maka penulis ucapkan terima viii

9 kasih dan hanya dapat memanjatkan doa semoga kebaikan tersebut dibalas dengan pahala yang berlipat ganda dan merupakan suatu amal kebaikan disisi Allah SWT. Akhir kata penulis berharap agar supaya upaya ini dapat mencapai maksud yang diinginkan dan berguna bagi semua pihak. Semarang, 2016 Penulis Ahmad Dardai Saifullah ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN... ii SURAT PENGESAHAN SKRIPSI.... iii SURAT PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x ABSTRAK... xvii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Kegunaan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penulisan... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Definisi Bank x

11 2.1.2 Kegiatan-Kegiatan Bank Jenis-jenis Bank pertumbuhan Laba Capital Adequacy Ratio (CAR) Return On Assets (ROA) Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Loan to Deposit Ratio (LDR) Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Pengaruh CAR Terhadap Pertumbuhan Laba Pengaruh ROA Terhadap Pertumbuhan Laba Pengaruh BOPO Terhadap Pertumbuhan Laba Pengaruh LDR Terhadap Pertumbuhan Laba Analisis Positioning Matriks Operasi Matriks Nilai Eigen dan Vektor Eigen Analisis Principal Component Positioning (PCA Positionong). 36 BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Operasional xi

12 3.2. Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Sampel Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Pengujian Asumsi Klasik Pengujian Hipotesis Uji F (Uji Kelayakan Model) Uji t ( Uji Parsial) Analisis Koefisien Determinasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Pengujian Hopotesis dan Pembahasan Uji Persyaratan Uji Regresi Berganda Uji Kriteria Statistik Pembahasan Hasil Penelitian Analisis Positioning Interprestasi Output K-Mean Cluster (Non-Hirarkis) xii

13 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran Keterbatasnan Penelitian DAFTAR PUSTAKA Lampiran xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Rata rata CAR, ROA, BOPO, LDR dan Pertumbuhan Laba Bank Umum di Indonesia... 1 Tabel 2.1 Penelitan Terdahulu Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.2 Daftar Bank Umum di Indonesia Tabel 4.1 Rata-rata Variabel X dan Y dari 20 bank umum Tabel 4.2 Deskripsii Variabel Penelitian Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Berganda Tabel 4.6 Hasil Uji R Tabel 4.7 Hasil Uji F Tabel 4.8 Hasil Uji T Tabel 4.9. Initial Cluster-Hirarkis Tabel 4.10 Iteartion History Tabel 4.11 Final Cluster xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Bank Umum Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Bank Umum Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Gambar 4.4 Positioning Bank Umum di Indonesia Gambar 4.5 Dendogram Bank Umum di Indonesia xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Variabel X dan Y xvi

17 ANALISIS PENGARUH DAN POSITIONING PERMODALAN, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi kasus Pada 20 Bank Umum Di Indonesia) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ROA, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank Umum tahun Data dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi dari website masing-masing Bank Umum Tahun Sampel sebanyak 20 bank umum yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia dengan periode yang diambil melalui purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t. yang sebelumnya telah dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel ROA berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuuhan laba dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan laba adalah variabel LDR. Dari penelitian ini diperoleh nilai adjusted R 2 sebesar 0,687, hal tersebut berarti bahwa 68,7% variable dependen yaitu pertumbuhan laba dapat dijelaskan oleh variabel independennya yaitu ROA, CAR, LDR, dan BOPO dan sisanya yaitu sebesar 32,3% dijelaskan oleh variable-variabel yang lain diluar persamaan. Analisis Positing menggambarkan bahwa pada Cluster-1 ini berisikan bank yang mempunyai CAR, ROA, LDR dan Pertumbuhan Laba melebihi dari rata-rata populasi bank dan BOPO kurang dari rata-rata populasi bank yang diteliti. Dan Cluster-2 ini berisikan bank yang yang mempunyai CAR, ROA, LDR dan Pertumbuhan Laba kurang dari rata-rata dan BOPO lebih dari rata-rata populasi bank yang diteliti. Kata Kunci : ROA, CAR, LDR, BOPO, Pertumbuhan Laba dan Positioning. xvii

18 ANALYSIS AND POSITIONING OF CAPITAL, PROFITABILITY AND LIQUIDITY OFPROFIT GROWTH (Case Study In the 20 commercial banks in Indonesia) This research has a purpose to analyze the effect on Return on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), and Operating Expense to Operating Income (BOPO) toward Income Growth. This research using data from commercial banking published financial reports period. The number of sample used were 20 commercial bank in Indonesia Stock Exchange were taken by purposive sampling. Analysis technique used is analyzed multiple linear regression and the hypothesis testing with use F and t test, performed classical assumption first. Conclussion from this research describe that statistical result of CAR and LDR variables show positive and significant influence towards on income growth, ROA variable show positive but not significant towards on income growth and BOPO variable show negative but significant towards on income growth. R 2 value on this research is 0,687, this nean that 68,7% of income growth variable could be explained by independent variables ROA, CAR, LDR and BOPO and 32,3% remmant of these explained by outside not listed in the formula. Positing analysis illustrates that the Cluster-1 contains banks have CAR, ROA, LDR and profit growth exceeds that of the average population of the bank and ROA is less than the average population studied bank. And Cluster 2 contains banks that have CAR, ROA, LDR and profit growth is less than average and ROA of more than the average population studied bank. Keyword : ROA, CAR, LDR, BOPO, Income Growth and Positioning. xviii

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun system perekonomian dan keuangan Indonesia. Fungsi yang vital tersebut berfungsi sebagai intermediaryinstitution yaitu lembaga yang mampu menyalurkan kembali dana-dana yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi yang membutuhkan bantuan dana atau defisit. Fungsi tersebut memiliki arti yang lain sebagai mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena berkaitan dengan penyediaan dana sebagai investasi dan modal kerja bagi unitunit bisnis dalam melaksanakan fungsi produksi(susilo dalam Oktafrida, 2011). Lembaga-lembaga keuangankhususnya perbankan telah lama mewarnai kegiatan perekonomian negara. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financialintermediatery institution) yaitu perbankan sangat penting dalam suatu system perekonomian moderen. Sebagai lembaga intermediasi perbankan harus memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik bank akan dapat memperlancar kegiatan perbankan yang pada kelanjutannya akan meningkatkan kesejahteraan para stackholder dan nilai perusahaan (Kartika, 2006). Kegiatan operasional bank akan terus berjalan apabila kebutuhan dana bank dapat terpenuhi. Tuntutan dana yang tinggi mengharuskan bank untuk meningkatkan kemampuan menarik kepercayaan masyarakat untuk menyimpan uang mereka di bank. Kepercayaan masyarakat dapat dibangun dengan bentuk 1

20 2 transparansi lembaga perbankan tersebut baik segi laporan keuangan dan keadaan kesehatan bank yang dipublikasikan(hening, 2014). Variabel CAR (Capital Adequacy Ratio)sebagai unsur kesehatan bank diteliti oleh Suci (2012). Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba tetapi tidak signifikan. Penelitian yang di lakukantio (2012) bahwa CAR menunjukkanpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba yang signifikan positif. Anni (2009) melakukan penelitian pengaruh kesehatan manajemen yang ditunjukkan dengan ROA (Return on Asset)terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitiannyamenunjukkan adanya pengaruh negatif antara ROA terhadap pertumbuhan laba. Suci (2012) menghasilkan temuan penelitian bahwa ROA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil kedua penelitian tersebut menunjukan adanya research gap sehingga perlu dilakukan penelitian ulang. Faktor pertumbuhan laba yang ketiga ditentukan oleh variabel kinerja operasional yang ditunjukkan oleh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).Hasil penelitian yang dilakukan Tio (2012) menunjukkan bahwa BOPO tidak adanya pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba bank.sementara Suci (2012), menunjukkanadanya pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Atas dasar hasil kedua penelitian tersebut, menunjukan bahwa pengaruh BOPO terhadap pertumbuhan laba hasilnya tidak konvergen, mengarah positif atau negative sehingga perlu dilakukan penelitian ulang.

21 3 Faktor pertumbuhan laba yang keempat ditentukan oleh Loan to Deposite Ratio (LDR) pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba. Suci (2012) menunjukkan adanya pengaruh negatif, Sementara Nu man Hamzah (2009) menunjukkanpengaruh yang signifikan positif. Menurut Bank Of Settlement, bank dapat dikatakan sehat apabila bank tersebut dapat melaksanakan control terhadap aspek modal, aktiva, rentabilitas, manajemen dan aspek likuiditasnya. Pengertian Kesehatan bank menurut Bank Indonesia sesuai denganundang undang RI No. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan Pasal 29 adalah Bank dikatakan sehat apabila bank tersebut memenuhi ketentuan Kesehatan bank dengan memperhatikan aspek Permodalan, Kualitas Asset, Kualitas Manajemen, Kualitas Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Tabel 1.1 berikut merupakan perkembangan rasio rasio keuangan pada bank umum di Indonesia : Tabel 1.1 Rata rata CAR, ROA, BOPO, LDR dan Pertumbuhan Laba Bank Umum di Indonesia Rasio CAR (%) 16,76 17,42 17,18 17,18 17,71 18,56 19,62 20,89 ROA (%) 2,33 2,60 2,86 3,02 3,12 3,04 2,9 2,43 BOPO (%) 88,59 86,63 86,14 86,13 83,15 75,14 77,19 81,14 LDR (%) 74,58 72,88 75,21 79,51 82,02 87,18 90,14 88,97 PERT. LABA -3,41 28,29 23,23-27,67 14,23 21,05 1,76-6,76 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (SPI),data diolah. Tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa rasio CAR mengalami peningkatan pada tahun diikuti oleh kenaikan pertumbuhan laba,

22 4 namun hubungan tersebut bisa dikatakan bersifat temporary saja, karena hubungan CAR dengan pertumbuhan laba pada tahun berbeda, CAR menunjukkantrendyang naik sedangkan pertumbuhan laba menunjukkantrend yang turun. Tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa rasio ROA pada tahun mengalami peningkatan dan pada posisi pertumbuhan laba justru mengalami fluktuasi meskipun sempat terjadi peningkatan signifikan pada tahun 2010 dan Rasio LDR pada tahun mengalami penurunan sebesar 1,7 kemudian pada tahun mengalami peningkatan. Sementara pada posisi pertumbuhan laba justru mengalami peningkatan pada tahun sebesar 19,69 dan mengalami fluktuasi pada tahun Penelitian ini akan melakukan pengujian lebih lanjut terhadap temuantemuan empiris mengenai pengaruh CAR,ROA, BOPO dan LDR sebagai variabel independen terhadap pertumbuhan laba. Penelitian ini melanjukan dan mengembangkan terhadap penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Desy (2006), Anni (2009), Nu man Hamzah (2009), Suci (2012), Tio (2012), Aryo (2012), dan Tommy (2014). Kinerjaperbankan yang baik akan menarik minat investoruntuk melakukan investasi pada sektor perbankan.investor akan melihat semakin sehat suatu bank,maka kinerja manajemen bank tersebut baik sertadiharapkan bisa memberikan return yang sesuaidengan yang diharapkan. Hal ini penting bagiinvestor sebelum melakukan investasi, karenabagaimanapun juga investorakan berusaha untukmencari return yang tinggi ( Jaja, 2010).

23 5 Langkah strategis peningkatan kinerja bankmelalui peningkatan kesehatan bank dengan faktor CAR, Efisiensi total ROA, Efisiensi Operasional dan lending kredit memilikipengaruh terhadap pertumbuhan laba bank.meningkatnya kesehatan suatu bank, makaperolehan atas laba bank tersebut akan meningkat, ini dikarenakan masyarakat khususnya investor dankreditor mempercayakan dananya untukdiinvestasikan pada bank yangsehat(kuncoro dalam jaja,2010). Pada sisi lain Analisis Principal Component Biplots (PCA Biplot) adalah salah satu metode dalam ilmu statistik untuk mendeskripsikan posisi relatif beberapa objek dengan beberapa variabel atau peubah secara serempak (Mattjik dan Sumanjaya, 2011). Dengan penyajian seperti ini, ciri-ciri peubah atau variabel dan obyek pengamatan serta posisi relatif antar obyek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis secara diskripsif yang memperkuat analisis antara hubungan pengaruh variabel CAR, ROA, BOPO, dan LDR terhadap pertumbuhan laba bank. Atas dasar berbagai telaah penelitian dan kondisi fenomena keuangan perbankan indonesia di atas peneliti mengambil judul Analisis pengaruh dan positioning permodalan, rentabilitas, dan likuiditas terhadap pertumbuhan laba(studi kasus pada 20 bank umum di indonesia) dengan Objek penelitian adalah kelompok Bank Umum di Indonesia yang telah Go Publik sampai dengan periode Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui permasalahan dalam penelitian ini adalah hubungan pengaruh CAR, ROA, BOPO, dan LDR terhadap pertumbuhan laba.

24 6 Atas dasar permasalahan tersebut peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah CAR berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Indonesia? 2. Apakah ROA berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Indonesia? 3. Apakah BOPO berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Indonesia? 4. Apakah LDR berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum Indonesia? 5. Bagaimana analisis Positioning yang memperkuat analisis CAR, ROA, BOPO, dan LDR pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba pada Bank Umum Indonesia? 1.3 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh CAR terhadap pertumbuhan laba bank umum di Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ROA terhadap pertumbuhan laba bank umum di Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh BOPO terhadap pertumbuhan laba bank umum di Indonesia. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh LDR terhadap pertumbuhan laba bank umum di Indonesia.

25 7 5. Untuk mengetahui dan menganalisis Positioning CAR, ROA, BOPO, dan LDR pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba pada Bank Umum Indonesia 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi : 1. Penulis sendiri, dapat memperdalam dan menerapkan ilmu manajemenselama masa perkuliahan. 2. Peneliti, sebagai bahan pertimbangan peneliti selanjutnya dalam kasus kesehatan bank dengan metode lain. 3. Perpustakaan Jurusan Manajemen UNIMUS, dapat bermanfaat dalam menambah sumber belajar dan referensi bagi mahasiswa lain. 4. Perbankan, sebagai bahan pertimbangan dan acuhan dalam pengambilan kebijakan pada bank umum Indonesia. 1.5 Batasan Penelitian Batasan masalah dalam penulisan ini terbatas pada rasio keuangan yang terdiri dari variabel Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan efisiensi operasional (BOPO) dalam hubungannya terhadap pertumbuhan laba pada Bank Umum yang terdaftar dalam direktori Bank Indonesia tahun Sistematika Penulisan Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 ( lima ) bab yang terdiri dari beberapa sub bab. Untuk memberikan gambaran dan arah yang jelas mengenai hal yang akan ditulis, berikut sistematika yang lengkap dalam penulisan skripsi ini.

26 8 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, hipotesa penelitian, studi review terdahulu, dan sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan tentang hasil-hasil peneliti pendahulu tentang Pengaruh kompensasi, motivasi terhadap produktivitas kerja. BAB III METODE PENELITIAN Menyajikan data penelitian, berupa jenis dan sumber data, populasi, metode pengumpulan data, cara pengolahan data, metode analisis, deskripsi data berkenaan dengan variabel yang diteliti secara objektif dalam arti tidak tercampur dengan opini penulis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, pembahasan datayang diperoleh dalam penelitian sehingga didapat hasilnya, yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang didapat guna mendapatkan kesimpulan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang sedang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian. Berikut Teori-teori dalam penelitian ini Definisi Bank Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2002: 68), definisi bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan dalam bukunya Kasmir (2002) yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Pasal 1 Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998, Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. 9

28 10 Menurut Pasal 1 Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang usaha utamanya menciptakan kredit. Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan Kegiatan-kegiatan Bank Menurut Kasmir (2014): Kegiatan-kegiatan Bank pada umumnya yaitu: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, deposito. 2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya seperti : transfer, inkaso, kliring, safe deposit box, bank card dan lain-lain Jenis-jenis Bank Menurut Dahlan Siamat (2005), mengklasifikasikan jenis bank yang dapat dibedakan berdasarkan : 1) Jenis bank menurut fungsinya, meliputi : a. Bank Sentral; b. Bank Umum; dan c. Bank Perkreditan Rakyat. 2) Jenis bank menurut Kepemilikan, meliputi : a. Bank Persero (Bank Pemerintah); b. Bank Umum Swasta Nasional; c. Bank Asing;

29 11 d. Bank Pemerintah Daerah; e. Bank Campuran. 3) Jenis bank menurut sistem pengenaan bunga, meliputi : a. Bank Konvensional; b. Bank Syariah. 4) Jenis bank menurut kegiatannya di bidang devisa, yaitu : a. Bank devisa (foreign exchange bank); b. Bank non devisa (non foreign exchange bank). 5) Jenis bank menurut Jenis Kantor, meliputi : a. Kantor Pusat (Head office); b. Kantor Cabang (Branch office); c. Kantor Cabang Pembantu (Subbranch office); d. Kantor Kas (Cash services offices); e. Kantor Perwakilan (Representative office); f. Kantor Wilayah (Regional office) Pertumbuhan Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Wild dan Halsey (2005) Laba ( Income juga disebut Earnings atau Profit) merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi usaha yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba mencerminkan pengembalian

30 12 kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba di dapat. Menurut Darsono dan Purwanti (2008) menyatakan Laba ialah prestasi seluruh karyawan dalam suatu perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk angka keuangan yaitu selisih positif antara pendapatan dikurangi beban (Expenses). Laba merupakan dasar ukuran kinerja bagi kemampuan manajemen dalam mengoperasikan harta perusahaan. Laba harus direncanakan dengan baik agar manajemen dapat mencapainya secara efektif. Menurut Chariri dan Ghazali ( 2001 ) laba merupakan perbedaan pendapatan yang direalisasi, transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Sedangkan menurut Harahap ( 2001 ), laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Berdasar kedua pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan. Untuk mengetahui bagaimana laba mengalami pertumbuhan diperlukan paling sedikit dua periode pada saat bank mengalami laba, karena dari situ dapat kita bandingkan antara laba pada tahun sekarang dengan laba pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini dihitung dari selisih jumlah laba tahun yang bersangkutan dengan jumlah laba tahun sebelumnya dibagi dengan jumlah laba tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut (Usman dalam Hapsari, 2007) :

31 13... (1) Dimana : pertumbuhan laba bank i pada periode t laba bank i pada periode t laba bank i pada periode t Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko (Lukman Dendawijaya, 2001). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 besarnya CAR perbankan pada waktu itu minimal 8%, sedangkan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank jangkar, bank umum harus memiliki CAR minimal 12%. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 besarnya rasio CAR perbankan minimal adalah 12%. Menurut Siamat (2005),rasio CAR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :... (2)

32 Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) sebagai indikator performance suatu bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektivan bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi ROA semakin tinggi pula keefektivan bank dalam menghasilkan laba (Siamat, 2005). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 besarnya rasio ROA perbankan yang baik berada diatas 1,5%. Secara sistematis pengukuran rasio Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus :... (3) Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan dalam ROA adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL, laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2009). Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Darsono dan Ashari, 2005).

33 Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di sebuah bank. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan Indonesia adalah sebesar 93,5% (Kuncoro, 2011), hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dari rasio ini dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank. Jika angka rasio menunjukkan angka di atas 90% dan mendekati 100%, maka ini berarti bahwa kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati rasio 75% ini berarti kinerja bank yang bersangkutan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi (Riyadi, 2004:140). BOPO x 100%... (4) Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga (Dendawijaya, 2009) Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan Deposit Ratio (LDR) merupakan kemampuan bank dalam menyalurkan pihak ketiga pada loan/kredit atau sejenis kredit untuk mengahasilkan pendapatan. Jika dana pihak ketiga tidak tersalur akan mengakibatkan kehilangan

34 16 mendapatkan bunga, pendapatan rendah, dan perubahan laba menjadi rendah ( Muljono dalam Nur, 2012). Rasio yang menunjukan likuiditas suatu bank yang berarti bahwa kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Kewajiban tersebut dapat berupa call money yang harus dipenuhi pada saat terdapat kewajiban kliring, dimana dalam pemenuhannya dilakukan dari aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Surat Edaran No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio, LDR dianggap sehat bila besarnya antara 80 % %. Menurut Siamat (2005), rasio LDR dapat dihitung sebagai berikut... (5) Loan to Deposit Ratio tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (Dendawijaya, 2009:116). Dendawijaya (2009:116) mengatakan bahwa dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia menetapkan ketentuan sebagai berikut.

35 17 1. Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat. 2. Untuk rasio LDR di bawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% hingga 100%. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perhitungan rasio-rasio keuangan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya sebagai berikut : 1. Afanasief et al (2004) meneliti pengaruh inflasi, tingkat suku bunga dan rasio CAMEL terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan di Brasil menunjukkan Inflasi dan tingkat suku bunga dan rasio CAMEL (CAR, ROA, BOPO, NPL dan LDR) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2. Desy Natalia Harjono (2006) meneliti pengaruh rasio CAMEL (CAR, NPL, BOPO, NIM, LDR dan Size) terhadap pertumbuhan laba. Menunjukan bahwa secara parsial tidak ada pengaruh signifikan rasio CAMEL dan Size terhadap pertumbuhan laba Bank Pembangunan Daerah di Indonesia. Hasil dari penelitian menunjukan secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara rasio CAMEL dan Size terhadap pertumbuhan laba Bank Pembangunan Daerah di Indonesia.

36 18 3. Nu man, (2009) meneliti pengaruh CAR, NIM, NPL, LDR, BOPO dan EAQ terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya LDR dan NPL saja yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. CAR, NIM, BOPO, dan EAQ tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. 4. Yunita (2009) meneliti pengaruh CAR, NPL, NPM, ROA, BOPO dan LDR terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan. 5. Suci Ayu Lestari (2012) meneliti pengaruh ROA, CAR, LDR dan BOPO terhadap pertumbuhan laba pada Bank Umum di Indonesia tahun Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel ROA dan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan variabel CAR berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuuhan laba dan LDR berpengaruh negatif, tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitiannya juga menunjukan bahwa, variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan laba adalah variabel BOPO. 6. Tio Arriela (2012) meneliti pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR terhadap pertumbuhan laba pada bank umum tahun Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel CAR, dan NPL berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel, NIM, BOPO, dan LDR, tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

37 19 7. Aryo Prayogi (2012) meneliti pengaruh CAR, KAP, NIM dan LDR terhadap pertumbuhan laba pada bank pemerintah tahun Hasil penelitian menunjukan bahwa KAP (Kualitas Aktiva Produktif), NIM (Net Interest Margin), dan LDR (Loan to Deposit Ratio) tidak berpengaruh secara signifikan dan hanya CAR (Capital Adequacy Ratio) yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan laba. 8. Nevi Nur Azizi (2015) Meneliti Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun Hasil Penelitiannya menunjukan ROA, NPM dan ROE dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas, maka dapat dijadikan ringkasan penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini : No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitan 1 Afanasief The Determinants Dependen: laba Inflasi dan tingkat et al ( of Bank interest spread Independen: Inflasi suku bunga dan 2004 ) in Breazil dan tingkat suku rasio CAMEL bunga dan rasio (CAR, ROA, CAMEL (CAR, BOPO, NPL ROA, BOPO, NPL dan LDR) dan LDR) berpengaruh

38 20 signifikan terhadap laba 2 Desy Pengaruh Analisis Dependen : Secara parsial Natalia Rasio CAMEL dan Pertumbuhan Laba tidak ada Harjono Besaran (Size) Independen : pengaruh (2006) Terhadap Pertumbuhan CAR, NPL, signifikan rasio Laba Pada Bank BOPO, NIM, CAMEL dan Pembangunan Daerah LDR dan Besaran Besaran (Size) di Indonesia Periode (Size) terhadap Tahun pertumbuhan laba Bank Pembangunan Daerah di Indonesia. Sedangkan hasil dari penelitian ini secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara rasio CAMEL dan Besaran (Size)

39 21 terhadap pertumbuhan laba Bank Pembangunan Daerah di Indonesia 3 Nu man Analisis Pengaruh Dependen : Hanya LDR dan Hamzah CAR, NIM, LDR, NPL, Perubahan Laba NPL saja yang Pahlevi BOPO dan EAQ Independen : mempunyai (2009) Terhadap Prubahan CAR, NIM, LDR, pengaruh yang Laba NPL, BOPO dan signifikan terhadap EAQ perubahan laba. CAR, NIM, BOPO, dan EAQ tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. 4 Yunitia Pengaruh tingkat Dependen : Kesimpulan (2009) kesehatan bank Pertumbuhan Laba diperoleh Capital terhadap Independen : Adequacy Ratio pertumbuhan laba pada CAR, NPL, (CAR), Non industri NPM, ROA, Performing

40 22 perbankan terbuka BO/PO, LDR Loan (NPL), Net di Indonesia Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan 5 Suci Ayu Pengaruh ROA, CAR, Dependen : Hasil penelitian Lestari LDR dan BOPO Pertumbuhan Laba menunjukkan (2012) terhadap pertumbuhan Independen : bahwa variabel laba pada bank umum ROA, CAR, LDR ROA dan BOPO dan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.

41 23 Sedangkan variabel CAR berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuuhan laba dan LDR berpengaruh negatif, tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan laba adalah variabel BOPO. 6 Tio Pengaruh Rasio Dependen : Hasil penelitian Arriela Indikator Tingkat Pertumbuhan Laba menunjukkan (2012) Kesehatan Bank Independen : bahwa variabel Terhadap Pertumbuhan CAR, NPL, CAR, dan NPL Laba NIM, BOPO, LDR berpengaruh positif

42 24 Perusahaan Perbankan Go Public signifikan terhadap pertumbuhan laba. Variabel, NIM, BOPO, dan LDR, tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 7 Aryo Analisis Pengaruh Dependen : Hasil penelitian Prayogi Rasio Keuangan Pertumbuhan Laba menunjukan (2012) Terhadap Tingkat Independen : bahwa KAP Pertumbuhan CAR, KAP, NIM (Kualitas Aktiva (Studi Kasus Pada Bank dan LDR. Produktif), NIM Pemerintah) (Net Interest Margin), dan LDR (Loan to Deposit Ratio) tidak berpengaruh secara signifikan dan hanya CAR (Capital Adequacy Ratio) yang berpengaruh

43 25 signifikan terhadap tingkat pertumbuhan laba. 8 Novi Nur Analisis Rasio Dependen : Hasil Penelitian Azizi Keuangan Dalam Pertumbuhan Laba ROA, NPM dan (2015) Memprediksi Independen : ROE dalam Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun Sumber : Dari Berbagai Jurnal ROA, NPM, ROE penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba. Penelitian ini merupakan perluasan dan pengembangan berdasarkan penelitian terdahulu diatas. Karena pada dasarnya penelitian harus dilakukan berulang-ulang seiring dengan berjalannya waktu untuk membandingkan hasilhasil dari waktu sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya pada penelitian kali ini mengambil periode 5 tahunan yaitu pada tahun diharapkan pada penelitian ini dapat menjawab pertanyaan bagaimana kondisi perbankan di Indonesia khususnya bank umum setelah mengalami krisis (infobanknews.com, 2013).

44 Kerangka Pemikiran Berdasarkan konsep-konsep dasar teori yang dijelaskan di atas, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan bank pemerintah. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan antara lain ROA, CAR, LDR dan BOPO. Untuk dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan laba khususnya dalam ruang lingkup mikro atau internal perusahaan dapat digunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut didapat dengan cara menganalisa laporan keuangan dari suatu perusahaan perbankan yang meliputi rasio permodalan (capital), rasio aset (asset quality), rasio manajemen (management), rasio laba (earning), dan rasio likuiditas (liquidity). CAR merupakan rasio untuk mengukur kekuatan modal dari suatu perusahaan perbankan. Semakin tinggi rasio CAR, mengindikasikan bahwa kekuatan modal suatu perbankan semakin besar sehingga mampu menghasilkan laba yang besar pula yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan laba. Pengaruh CAR terhadap pertumbuhan laba yang diteliti oleh Tio (2012) menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. ROA merupakan rasio kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan menggunakan aktiva-aktiva yang ada. Semakin tinggi rasio ROA mengindikasikan semakin baik kinerja bank dalam menggunakan aktiva yang ada sehingga mampu menambah laba yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan laba. Pengaruh ROA terhadap pertumbuhan laba yang diteliti Nur (2015) menunjukan adanya pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

45 27 BOPO merupakan rasio untuk mengukur kinerja perbankan dimana fokus dari rasio ini adalah pada penekanan beban operasional. Semakin kecil rasio BOPO suatu perbankan mengindikasikan bahwa semakin efektif dan efisien perbankan menggunakan aktivanya dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi efisiensi operasional perusahaan khususnya perbankan dapat diartikan semakin efisien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan (Dahlan Siamat, 2005). LDR merupakan rasio untuk mengukur tingkat likuiditas perbankan dalam memenuhi kewajibannya. Hal yang diperhatikan didalam rasio LDR adalah kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya. Dimana semakin optimal rasio LDR maka akan semakin maksimal laba yang akan diterima dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan laba. Pengaruh LDR terhadap pertumbuhan laba yang diteliti Nu man (2009) menunjukan adanya pengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan tinjauan pustaka diatas dan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis maka diajukan kerangka pemikiran teoritis yang menunjukan pengaruh CAR, ROA, BOPO, LDR terhadap pertumbuhan laba yang dapat digambarkan sebagai berikut :

46 28 POSITIONING CAR ROA PERTUMBUHAN LABA BOPO LDR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.4 Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Pengaruh CAR terhadap Pertumbuhan Laba Banks have to make decisions about the amount of capital they need to hold for three reasons. First, bank capital helps prevents bank failure, a situation in which the bank cannot satisfy its obligations to pay its depositors and other creditors and so goes out of business. Second, the amount of capital affects returns for the owners (equity holders) of the bank. Third, a minimum amount of bank capital (bank capital requirement) is required by regulatory authorities. (Frederic S Mishkin, 2007). Peningkatan pada modal khususnya adalah modal sendiri akan menurunkan biaya dana karena bank dapat menggunakan modal sendiri tersebut untuk dialokasikan kepada aktiva produktif yang kemudian mampu meningkatkan

47 29 profitabilitas. Tio (2012) didalam penelitiannya menunjukan adanya pengaruh signifikan positif CAR terhadap perubahan laba. H1 = CAR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba Pengaruh ROA terhadap Pertumbuhan Laba Salah satu analisis keunggulan bersaing baru yang menjadi bahan pertimbangan perusahaan adalah pendekatan berbasis sumber daya (resource based view of the firm/rbv) yang dicirikan oleh keunggulan pengetahuan (knowledge/learning economy) atau perekonomian yang mengandalkan aset-aset tidak berwujud (intangible assets). Teori Resources Based ini dipelopori Penrose (1959) yang mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Pontie, 2007), atau dengan kata lain ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya-biaya yang digunakan untuk mendanai aktiva). Perhitungan rasio ROA dilakukan dengan cara membandingkan laba sebelum pajak dan rata-rata total aset. Semakin tinggi rasio ROA menandakan semakin efektif bank dalam penggunaan aktivanya dalam menghasilkan keuntungan. Penelitian Nur (2015) menunjukan adanya pengaruh signifikan ROA terhadap Pertumbuhan Laba. H2 = ROA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba

48 Pengaruh BOPO terhadap Pertumbuhan Laba Menurut Becker (1964), investasi sumber daya manusia atau human capital mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan produktifitas bank. Value Added Human Capital mengindikasikan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi bank dari dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Semakin banyak value added dihasilkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa bank telah mengelola sumber daya manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan bank. BOPO merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional dari suatu perbankan. Dimana kita ketahui bahwa rumus untuk menghitung rasio tersebut adalah beban operasi dibanding dengan pendapatan operasi. Beban operasional yang dimaksud merupakan seluruh biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, sedangkan pendapatan operasional adalah seluruh pendapatan yang merupakan hasil dari kegiatan bank. Semakin tinggi efisiensi operasional perusahaan khususnya perbankan dapat diartikan semakin efisien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan (Dahlan Siamat, 2005). Dari teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio BOPO semakin menunjukan bank tersebut tidak efisien demikian pula sebaliknya. H3 = BOPO berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba

49 Pengaruh LDR terhadap Pertumbuhan Laba Miller (1999) menyatakan bahwa pengungkapan sukarela informasi mengenai intellectual capital memungkinkan investor dan stakeholder lainnya untuk lebih baik dalam menilai kemampuan bank di masa datang, melakukan penilaian yang tepat terhadap bank dan mengurangi persepsi risiko bank. Bank mengungkapkan intellectual capital pada laporan keuangan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi investor, serta meningkatkan nilai bank. LDR merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar dana disalurkan untuk pinjaman. Dalam hal ini pinjaman yang dimaksud adalah kredit yang disalurkan. Dari pengertian diatas peningkatan dalam rasio LDR dapat diartikan bahwa penyaluran dana ke pinjaman atau kredit semakin besar sehingga akan menambah pendapatan bunga yang pada akhirnya laba akan meningkat. Penelitian Nu man (2009) menunjukkan adanya pengaruh pisitif LDR terhadap perubahan laba memperkuat teori tersebut diatas. H4 = LDR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba 2.5 Analisis Positioning Matrik Sebuah matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Howard Anton, 2005: 22).

50 32 Ukuran matriks dijelaskan dengan menyatakan banyak baris (garis horisontal) dan banyaknya kolom (garis vertikal) yang terdapat dalam matriks tersebut. Jika A adalah sebuah matriks, maka digunakan untuk menyatakan entri yang terdapat di dalam baris i dan kolom j dari A, i = 1,2,,m ; j = 1,2,,n. Jadi matriks m n secara umum dapat dituliskan sebagai berikut : A= [ ]atau A = [ ] a. Matriks Kuadrat (Square Matrix) Sebuah matriks B dengan n baris dan n kolom (banyaknya baris dalam matriks B sama dengan banyaknya kolom dalam matriks B) dinamakan matriks kuadrat berorde n (square matrix of order n) (Howard Anton, 2005: 23). B = [ ] b. Matriks Diagonal Sebuah matriks kuadrat A yang berukuran m m disebut matriks diagonal jika elemen-elemen yang berada di atas dan di bawah diagonal utamanya adalah nol atau elemen-elemen selain diagonal utamanya adalah nol.

51 33 A = [ ] c. Matriks Transpose Jika A adalah sebarang matriks m n, maka transpose A dinyatakan oleh A t dan didefinisikan dengan matrik n m yang kolom pertamanya adalah baris pertama dari A, kolom keduanya adalah baris kedua dari A, demikian juga dengan kolom ketiga adalah baris ketiga dari A, dan seterusnya. = [ ] = [ ] Operasi Matriks 1. Penjumlahan Matriks Jika A dan B adalah sebarang dua matriks yang ukurannya sama, maka jumlah A+B, adalah matriks yang diperoleh dengan menambahkan bersama-sama entri yang bersesuaian dalam kedua matriks tersebut. Matriks-matriks

52 34 yang ukurannya berbeda tidak dapat dijumlahkan (Howard Anton, 2005: 27). 2. Perkalian Matriks Secara umum bentuk perkalian matriks dapat dinyatakan dengan : = = [ ] = [ ] [ ] [ ] = [ ] Aturan-aturan dalam operasi matriks adalah : 1. A+B = B+A 2. A+(B+C) = (A+B)+C 3. A(BC) = (AB)C 4. C (A+B) = CA + CB 5. (B+C)A = AB+AC 3. Determinan Matriks Det(A) atau A merupakan determinan matriks kuadrat A = ( ) yang berukuran n n. Det(A) atau A merupakan suatu bilangan skalar. Misalkan matriks A = [ ] adalah suatu matriks kuadrat berukuran 2 2, maka :

53 35 det(a) = = ad bc Untuk matriks kuadrat yang berukuran lebih dari 2 2 determinannya dapat dicari dengan menggunakan ekspansi kofaktor. Ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j det(a) = = Ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-i det(a) = = Jika A adalah matriks kuadrat, maka minor entri dinyatakan oleh, didefinisikan menjadi determinan submatriks yang tetap ada setelah baris ke-i dan kolom ke-j dihapus dari A (Howard Anton, 2005:77). Jika A adalah matriks kuadrat, bilangan dinyatakan oleh dan dinamakan kofaktor dari (Howard Anton, 2005: 77). Matriks kofaktor A didefinisikan sebagai berikut : C = [ ] Transpose dari matriks kofaktor ini dinamakan adjoint (A) 4. Invers Matrik

54 36 Jika A adalah matriks kuadrat, AB = BA = I, maka matriks A dikatakan dapat dibalik (invertible) dan B dinamakan invers (inverse) dari A (Howard Anton, 2005: 34). Invers dari matriks A ditulis. Jika A adalah matriks yang dapat dibalik, maka : = adj(a) Nilai Eigen dan Vektor Eigen Jika A adalah matriks kuadrat berukuran n n, maka vektor tak nol x di dalam dinamakan vektor eigen dari A, jika Ax adalah kelipatan skalar dari x yaitu : Ax=λx... (2.1) Skalar λ disebut nilai eigen dari A dan x disebut dengan vektor eigen yang bersesuaian dengan A. Untuk mencari nilai eigen dari matriks A yang berukuran n n maka persamaan (2.1) ditulis sebagai : Ax = λx = (A-λ)x = 0... (2.2) Persamaan (2.2) mempunyai penyelesaian jika : det(a-λ)x = 0... (2.3) Persamaan (2.3) dinamankan persamaan karakteristik A Analisis principal component positionings (PCA Positioning) Analisis komponen utama merupakan suatu teknik analisis statistic untuk mentransformasikan variabel-variabel awal yang masih saling berkorelasi satu dengan yang lain menjadi satu set variabel baru yang tidak berkorelasi lagi (Johnson & Wichern,

55 : 430). Variabel-variabel baru itu dinamakan komponen utama (Principal Component). Menurut Jolliffe (2010) Analisis principal component positionings (PCA Positioning) atau juga disebut dengan classical positionings adalah salah satu teknik statistika deskriptif berupa representasi grafik yang dapat menyajikan secara simultan n buah objek dan p buah variabel dalam satu grafik berdimensi dua. Dengan penyajian seperti ini, ciri ciri variabel dan objek pengamatan serta posisi relatif antara objek pengamatan dengan variabel dapat dianalisis. Tujuan dari analisis komponen utama menurut Fatimah & Nugraha (2005: 42-43) adalah membentuk himpunan variabel yang saling tegak lurus sedemikian sehingga : 1. Koordinat observasi memberikan nilai untuk variabel yang baru. Variabel baru disebut komponen utama dan nilai dari variabel baru disebut nilai komponen utama (Principal Component Scores). 2. Setiap variabel baru merupakan kombinasi linear dari variabel variabel awal. 3. Variabel baru pertama menjelaskan ragam terbesar dalam data, variabel baru kedua menjelaskan ragam terbesar kedua, dan seterusnya sampai variabel baru ke-p menjelaskan ragam terbesar ke p.

56 38 4. p variabel baru tersebut tidak saling berkorelasi. Analisis ini didasarkan pada Singular Value Decomposition (SVD). SVD bertujuan menguraikan suatu matriks X berukuran n x p yang merupakan matriks peubah ganda yang terkoreksi terhadap rataannya dimana n adalah banyaknya objek pengamatan dan p adalah banyaknya peubah, menjadi 3 buah matriks. Pendekatan langsung untuk mendapatkan nilai singularnya, dengan persamaan yang digunakan adalah matriks X berukuran n x p yang berisi n objek dan p variabel yang dikoreksi terhadap rata-ratanya dan mempunyai rank r, dapat dituliskan menjadi : X = ULA'... (2.4) U dan A adalah matriks dengan kolom ortonormal (U'U = A'A = Ӏ r ) dan L adalah matriks diagonal berukuran r x r dengan unsur unsur diagonalnya adalah akar dari nilai eigen eigen X'X. Unsur unsur diagonal matriks L ini disebut nilai singular matriks X dan kolom kolom matriks A adalah vektor eigen dan X'X. Kolom kolom untuk matriks U di peroleh dari =, i = 1,2,,r dengan adalah vektor yang merupakan kolom ke-i dari matriks U, matriks A dan adalah vektor yang merupakan kolom ke-i dari adalah nilai eigen ke-i. Unsur unsur diagonal matriks L didefinisikan dengan 0 α 1 adalah matriks diagonal berukuran r x r dengan unsur unsur diagonalnya dan definisi ini berlaku pula untuk

57 39 dengan unsur unsur diagonalnya adalah (Mattjik dan Sumanjaya, 2011). Menurut Jolliffe (2010), misalkan G = U dan H' = A' dengan α besarnya 0 α 1. Persamaan (2.4) menjadi X =U A' = GH'... (2.5) Maka unsur ke (i,j) matriks X dapat di tuliskan sebagai berikut: =... (2.6) dengan i = 1,2,,n dan j = 1,2,,p serta dan masing-masing merupakan baris matriks G dan kolom matriks H. Pada dan mempunyai r dimensi. Jika X mempunyai rank dua, vektor baris dan vektor dapat digambarkan dalam ruang dimensi dua. Jika X mempunyai rank lebih dua maka persamaan (2.4) menjadi sebagai berikut : =, m < r... (2.7) dengan adalah elemen ke-(i,k) dari matriks U, adalah elemen ke-(j,k) dari matriks A dan adalah elemen diagonal kek dari matriks L. Jika ada sebanyak m elemen unsure yang dipertahankan, persamaan di atas dapat didekati dengan =, m < r... (2.8) =

58 40 = = Dengan dan masing masing berisi elemen unsur vektor dan.anton (2005) mengemukakan bahwa m = 2 disebut positioning, sehingga persamaan yang terakhir dapat di nyatakan sebagai berikut : 2 =... (2.9) dengan 2 merupakan unsur pendekatan matriks X pada dimensi dua, sedangkan dan masing masing mengandung dua unsure pertama vector. Dari pendekatan matriks X pada dimensi dua diperoleh matriks G dan H sebagai berikut : G = dan H = [ ] [ ] Matriks G adalah titik-titik koordinat dari n objek dan matriks H adalah titik-titik koordinat dari p variabel. Howard Anton (2005) menyatakan bahwa ukuran pendekatan matriks X dengan positioning dalam bentuk sebagai berikut : =... (2.10)

59 41 dengan adalah nilai eigen terbesar ke-1, adalah nilai eigen terbesar ke-2 dan, k = 1,2,,r adalah nilai eigen ke-k. apabila mendekati nilai satu, maka positioning memberikan gambaran yang semakin baik mengenai informasi data yang sebenarnya. Menurut Jolliffe (2010) untuk mendeskripsikan positioning perlu mengambil nilai α dalam mendefinisikan G dan H. pemilihan nilai α pada G = UL α dan H' = L 1-α A' bersifat sembarang dengan syarat 0 α 1. Pengambilan dua nilai α yaitu α = 0 dan α = 1 berguna dalam interpretasi positioning. Jika α = 0 didapat G = UL 0 = U dan H' = L 1-α A' = L 1 A' sehingga X'X = (GH')'(GH') = HU'UH' = HH'... (2.11) Matriks U ortonormal dan X'X = (n-1)s dengan n adalah banyaknya objek pengamatan dan S adalah matriks kovarian dari matriks X maka HH' = (n 1)S. hasil kali dan adalah sama dengan (n- 1) kali kovarian antar variabel ke-j dan variabel ke-k. Nilai cosinus sudut antar dua vektor peubah menggambarkan korelasi antar kedua peubah. Semakin sempit sudut yang dibuat antara dua variabel maka semakin tinggi korelasinya. Korelasi peubah ke-j dan ke-k sama dengan nilai cosinus sudut vector dan.

60 42. = = = = = = Kedekatan antar objek pada gambar positioning dapat dilihat dengan menggunakan jarak Euclid antara dan sebanding dengan jarak mahalanobis antar objek pengamatan dan data pengamatan sesungguhnya. Jarak mahalanobis antara dua pengamatan dan didefinisikan sebagai berikut : ( ) = ( )... (2.12) Jarak Euclid antara dua pengamatan dan didefinisikan sebagai berikut : ( ) = ( ) ( )... (2.13) Menurut Jolliffe (2010) mengemukakan bahwa ( ) = ( ). Hal ini dapat dibuktikan dengan persamaan (2.6) sebagai berikut : = dengan i=1,2,,n Dan didistribusikan ke persamaan (2.12) sehingga akan menghasilkan persaman sebagai berikut : ( ) = ( ) ( ) = ( ) ( )... (2.14) dengan H' = LA' (α=0) dan =

61 43 sedangkan = = ALU'ULA' = AL 2 A'... (2.15) dan =... (2.16) Persamaan 2.16 di subtitusikan ke dalam persamaan (2.14) maka akan menghasilkan persamaan sebagi berikut : ( ) = ( ) ( ) = ( ) ( ), = ( ) ( ), (A = ortonormal)... (2.17) Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Mahalanobis sebanding dengan jarak Euclid mampu menggambarkan posisi objek pengamatan dalam data pengamatan sesungguhnya.

62 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen atau variabel terikat (Y) dan variabel independen atau variabel bebas (X). 1) Variabel Dependen (Y) Variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan yaitu Pertumbuhan Laba. 2) Variabel Independen (X) Variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab terjadinya perubahan variabel dependen. Dalam penelitian ini terdapat tujuh variabel independen yang digunakan, yaitu : a) Capital Adequacy Ratio (CAR) b) Return on Assets (ROA) c) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) d) Loan to Deposit Ratio (LDR) 44

63 Definisi Operasional Variabel Independen (Y) 1. Pertumbuhan Laba Pertumbuhan dalam penelitian ini didefinisikan secara operasional adalah laba pada tahun sekarang dikurangi dengan laba tahun sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada tahun sebelumnya. Diperlukan minimal 2 periode pada saat perusahaan menghasilkan laba agar dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan laba yang terjadi pada periode sekarang. Dengan demikian pertumbuhan laba dapat diukur dengan rumus sebagai berikut (Zainuddin dan Jogiyanto, 1999, p.67) : Y =.. (3.1) Variabel Dependen (X) 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR didefinisikan secara operasional sebagai rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, semperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain (Dendawijaya,2001). Menurut Siamat (2005) pengukuran rasio CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :... (3.2) 2. Return on Assets (ROA)

64 46 ROA didefinisikan secara operasional sebagai rasio yang digunakan untuk kemampuan manajemen perbankan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Menurut Siamat (2005) pengukuran rasio ROA dapat dirumuskan sebagai berikut... (3.3) 3. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO didefinisikan secara operasional sebagai rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Menurut Siamat (2005) pengukuran rasio BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut :... (3.4) 4. Loan to Deposite Ratio (LDR) LDR didefinisikan secara operasional sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Menurut Siamat (2005) pengukuran rasio LDR dapat dirumuskan sebagai berikut :... (3.5) Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini secara garis besar digambarkan pada tabel 3.1 berikut : No Variabel Pengukuran Skala

65 47 1 Pertumb Rasio uhan Laba 2 CAR Rasio 3 ROA Rasio 4 BOPO Rasio 5 LDR Rasio 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang ada pada publiksi laporan keuangan perusahaan perbankan di BEI dan laporan keuangan tahunan yang terdapat pada Menggunakan data sekunder dikarenakan menggunakan perhitungan rasio yang kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS Sumber Data Sumber data diambil dari publikasi laporan keuangan perusahaan perbankan di BEI dan laporan keuangan tahunan yang terdapat pada yang meliputi rasio-rasio keuangan bank seperti CAR, ROA, BOPO, LDR dan perubahan laba bank. Peneliti menggunakan data periode lima tahunan yaitu yang diambil dari Direktori Bank Indonesia.

66 Populasi dan Sampel Penelitian Popolasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah bank umum yang terdafatar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan periode Sampel Penelitian Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria dalam penelitian ini adalah : 1. Perbankan Indonesia yang terdaftar pada BEI sampai dengan periode tahun 2015 sebanyak 20 bank. 2. perbankan Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 sebanyak 20 bank. Tabel 3.2 Daftar Bank Umum di Indonesia yang terdaftar pada BEI No Nama Bank 1 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3 PT Bank Central Asia Tbk 4 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 5 PT Bank CIMB Niaga Tbk 6 PT Bank Danamon Indonesia Tbk

67 49 7 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 8 PT Bank Permata Tbk 9 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 10 PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 11 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 12 PT Bank Mega Tbk 13 PT Bank of India Indonesia Tbk 14 PT Bank Bukopin Tbk 15 PT Bank Mutiara Tbk 16 PT Bank OCBC NISP Tbk 17 PT Bank Victoria Internasional Tbk 18 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 19 PT Bank Sinarmas Tbk 20 PT Bank Mayapada Tbk Sumber : Bank Indonesia (BI) 3.4 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data menggunakan studi dokumenter Laporan Keuangan Bank Umum di Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dari direktori perbankan Indonesia (Statistik Perbankan Indonesia) tahun 2011sampai dengan tahun Metode Analisis

68 50 Pengujian dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Secara umum analisis regresi linear berganda pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi ratarata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2005). Menurut Ghozali (2006), selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dengan hipotesis yang telah dirumuskan diatas, dalam menguji variabel CAR, ROA, BOPO, LDR terhadap pertumbuhan laba menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat kecil OLS (Ordinary Least Square) dengan model sebagai berikut : Dimana : Y = Pertumbuhan Laba (Selisih laba periode t dikurangi dengan t-1 dibagi dengan t-1 = Konstanta Persamaan Regresi CAR = Capital Adequacy Ratio ( ) ROA = Return on Assets ( ) BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional ( ) LDR = Loan Deposit Ratio ( ) = Variabel pengganggu atau faktor-faktor di luar variabel yang tidak dimasukkan sebagai variabel model di atas (kesalahan residual).

69 51 Besarnya konstanta tercermin dalam dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukan dengan,,, Pada model persamaan di atas, dapat diketahui tanda positif atau negatif dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien regresi dalam penelitian ini sangat menentukan sebagai dasar analisis. Mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien, bernilai positif maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat (dependen), demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai bernilai negatif hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat (dependen) Pengujian Asumsi Klasik Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi (Pontie, 2007). Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: uji normalitas, uji multikolineritas, heteroskedastisitas dan uji autokorelasi yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut: Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui suatu populasi suatu data dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

70 52 melihat grafik histogram dan normal probability plot yang membandingakan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Imam Ghozali, 2006). Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya : Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola disribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, untuk menguji normalitas data dapat digunakan uji satistik Kolmogorov Smirnov (K-S) yang dilakukan dengan membuat hipotesis nol (H0) untuk data berdistribusi normal dan hipotesis alternatif (Ha) untuk data berdistribusi tidak normal. Dengan uji statistik yaitu dengan menggunaan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Hipotesis yang dikemukakan : H0 = data residual berdistribusi normal (Asymp. Sig > 0,05) H1 = data residual tidak berdistribusi normal (Asymp. Sig < 0,05) Uji Multikolineritas

71 53 Ketika hasi estimasi statistik (hasil regresi) telah didapatkan, tidak dengan sendirinya hasil ini bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Hasil regrasi harus diuji untuk memastikan terpenuhinya asumsi klasik. Uji multikolinearitas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang biasa dilakukan. Uji multikolineritas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Imam Ghozali, 2005). Nugroho (2005) menyebutkan uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antarvariabel independen dalam suatu variabel akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu model independen dengan variabel independen yang lain. Untuk mendeteksi terhadap multikolineritas dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Menurut Nugroho (2005) Deteksi multikolineritas pada suatu model dapat dilihat bila nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, dan bila VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance Uji Heteroskedastisitas

72 54 Nugroho (2005) mengemukakan bahwa heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Residual nilai tersebut. Tujuan digunakan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Pada penelitian ini dilakukan uji heteroskedastisitas dengan melihat pola grafik regresi. Menurut Priyatno (2008)...prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Nugroho (2005) mengemukakan :...analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier tidak terdapat heteroskedastisitas jika : titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja, penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Menurut Imam Ghozali (2005) uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau

73 55 tidak terjadi Heteroskesdastis. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdastis karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Imam Ghozali, 2006, h.126). Dasar analisisnya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006) : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah regresi bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji statistik melalui Uji Durbin-Watson

74 56 (DW test) (Ghozali, 2006). Durbin Waston test dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r 0) Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila DW terletak antara (du) dan (dl) atau DW terletak antara (4- du) dan (4- dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah Uji F (Uji Kelayakan Model), Uji Statistik t (Uji Parsial) dan koefisien determinasi (Adjust ), Uji F (Uji Kelayakan Model) Priyatno (2008) menyebutkan Uji simultan dengan uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

75 57 signifikan terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji F dapat dihitung dengan bantuan program SPSS pada tabel ANOVA. Hasil uji F menunjukan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan (sebesar 5 %). Menurut Imam Ghozali (2006) Uji F menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang diuji adalah apakah semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : : = =... = = 0. Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah tidak semua parametersecara simultan sama dengan nol, atau : :... 0 artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Uji Statistik t (Uji Parsial) Priyatno (2008) menyebutkan uji t digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji t dapat dihitung dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel t hitung (tabel Coefficients). Nilai dari uji t hitung dapat dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel

76 58 independen, jika p-value lebih kecil dari significant yang ditentukan atau t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two-tailed a = 5 % df=n-k- 1, k merupakan jumlah variabel independen), maka nilai variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dalam arti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain, terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen). Rumus yang digunakan untuk uji statistik Dimana: b = koefisien regresi = kesalahan baku koefisien regresi Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Menurut Nugroho (2005) koefisien determinasi (R 2 ) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dengan bantuan olahan program SPSS koefisien determinasi (R 2 ) terletak pada tabel model Summary dan tertulis R Square. Nugroho (2005) juga menyebutkan...untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai dengan 1.

77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba, sedangkan variabel independennya adalah Return On Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Data untuk Return On Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan pertumbuhan laba diperoleh melalui perhitungan yang diolah dan diperoleh dari Laporan Keuangan masing-masing bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 sampai dengan 2015 dengan sampel sebanyak 20 bank umum. Selain itu, kinerja Bank Umum berdasarkan rata-rata variabel X dan variabel Y yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu ROA, CAR, LDR, BOPO dan Pertumbuhan Laba dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Rata-rata Variabel X dan Y dari 20 Bank Umum Tahun ROA CAR LDR BOPO Laba Sumber : Laporan Keuangan Masing-Masing Bank Umum (Data Diolah Kembali) 59

78 60 Dari tabel 4.1, dapat dilihat bahwa : 1. Rata-rata ROA Bank Umum di Indonesia mengalami fluktuasi. Untuk tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 rata-rata ROA menunjukkan perkembangan yang baik, dimana rata-rata ROA dari 20 Bank Umum pada tahun tersebut berada di atas 1,5%. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 besarnya rasio ROA perbankan yang baik berada diatas 1,5%. Hal ini dikarenakan dari data ROA keduapuluh bank umum tersebut tidak terdapat data ROA yang begitu ekstrim. 2. Rata-rata CAR Bank Umum di Indonesia mengalami fluktuasi. Perkembangan CAR Bank Umum di Indonesia menunjukkan perkembangan yang baik, dimana rata-rata CAR dari 20 Bank Umum yang menjadi sampel dalam penelitian ini berada di atas 12%. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001 besarnya CAR perbankan pada waktu itu minimal 8%, sedangkan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank jangkar, bank umum harus memiliki CAR minimal 12%. 3. Rata-rata LDR Bank Umum di Indonesia mengalami peningkatan. Nilai rata-rata LDR Bank Umum mengalami peningkatan setiap tahunnyta dari 2011 sampai Peningkatan rata-rata LDR di tahun 2013 dan 2015 memang telah melewati batas aman LDR sebesar 80%. Menurut Surat

79 61 Edaran No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio, LDR dianggap sehat bila besarnya antara 80 % % 4. Rata-rata BOPO Bank Umum di Indonesia mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata BOPO Bank Umum tidak ada yang melebihi 93,5%. Hal ini dikarenakan dari data BOPO keduapuluh bank umum tersebut tidak terdapat data BOPO yang begitu ekstrim dan melebihi 93,5%. BOPO pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 menunjukkan perkembangan yang baik karena tidak melebihi 93,5%. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan Indonesia adalah sebesar 93,5% 5. Rata-rata pertumbuhan laba Bank Umum di Indonesia mengalami fluktuasi. Rata-rata pertumbuhan laba pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2015 berada pada nilai yang kurang baik, namun pada tahun 2014 ratarata pertumbuhan laba berada pada nilai yang kurang baik. Berdasarkan input data dari Laporan Tahunan Bank Umum pada tahun (data terlampir : Lampiran 1), maka dapat dihitung variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi ROA, CAR, LDR, BOPO dan Pertumbuhan Laba. Statistik deskriptif yang akan dibahas meliputi jumlah data (N), nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), serta standar deviasi (δ) untuk masing-masing variabel seperti terlihat pada tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CAR 100 9,41 26,50 16,5838 3,17875

80 62 ROA 100-7,60 5,15 2,0577 1,86489 LDR ,00 108,86 70, ,19559 BOPO ,00 173,80 81, ,98092 PERT_LABA ,39 363,85 50, Valid N (listwise) 100 Sumber : Laporan Keuangan Masing-Masing Bank Umum (Data Diolah Kembali) Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel data yang diambil dari Laporan Keuangan Publikasi masing-masing bank yang bersangkutan periode 2011 sampai dengan Data rasio CAR terendah (minimum) adalah 9,41% berasal dari CAR Bank Mutiara pada tahun 2011, sedangkan rasio CAR tertinggi (maksimum) adalah 26,50% berasal dari CAR Bank OCBC NISP pada tahun Dengan melihat nilai rata-rata (mean) CAR sebesar 16,5838%, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik nilai rata-rata CAR pada Bank Umum di Indonesia tahun berada di atas 8%. Hal ini menunjukkan CAR Bank Umum telah memenuhi peraturan BI bahwa bank yang masuk dalam kategori sehat adalah bank yang memiliki nilai minimal CAR sebesar 8%. Sementara standar deviasi CAR sebesar 3,17875% yang berarti simpangan data nilainya lebih kecil daripada meannya sebesar 16,5838%, yang menunjukkan bahwa data variabel CAR baik. Data rasio ROA terendah (minimum) adalah -7,60% berasal dari ROA Bank Mutiara pada tahun 2013, sedangkan rasio ROA tertinggi (maksimum) adalah 5,15% berasal dari ROA Bank Rakyat Indonesia pada tahun Dengan melihat nilai rata-rata (mean) ROA sebesar 2,0577, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik nilai rata-rata ROA pada Bank Umum di Indonesia tahun berada di atas 1,5%. Hal ini menunjukkan ROA Bank Umum telah memenuhi peraturan BI bahwa bank yang masuk dalam kategori sehat adalah

81 63 bank yang memiliki nilai minimal ROA sebesar 1,5%. Sementara standar deviasi ROA sebesar 1,86489 yang berarti simpangan data nilainya lebih kecil daripada meannya sebesar 2,0577% yang menunjukkan bahwa data variabel ROA baik. Data rasio LDR terendah (minimum) adalah 41,00% berasal dari LDR Bank Danamon pada tahun 2011, sedangkan rasio LDR tertinggi (maksimum) adalah 108,86% berasal dari LDR Bank Tabungan Negara pada tahun Dengan melihat nilai rata-rata (mean) LDR sebesar 70,4195%, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik nilai rata-rata LDR pada Bank Umum di Indonesia tahun tidak melewati batas aman 80%. Hal ini menunjukkan LDR Bank Umum telah memenuhi peraturan BI sebagai pemegang regulasi di Indonesia bahwa bank yang masuk dalam kategori sehat adalah bank yang memiliki LDR yang berada pada batas aman sebesar 80%. Sementara standar deviasi LDR sebesar 14,19559% yang berarti simpangan data nilainya lebih kecil daripada meannya sebesar 78,0230% yang menunjukkan bahwa data variabel LDR baik. Data rasio BOPO terendah (minimum) adalah 53,00% berasal dari BOPO Bank Tabungan Negara pada tahun 2014, sedangkan rasio BOPO tertinggi (maksimum) adalah 173,80% berasal dari BOPO Bank Mutiara pada tahun Dengan melihat nilai rata-rata (mean) BOPO sebesar 81,4488%, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik nilai rata-rata BOPO pada Bank Umum di Indonesia tahun tidak melebihi 93,5%. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Umum memiliki kegiatan opersional yang efisien. Sementara standar deviasi BOPO sebesar 16,98092% yang berarti simpangan data nilainya lebih kecil daripada meannya sebesar 81,4488%, yang menunjukkan bahwa data variabel BOPO baik.

82 64 Data pertumbuhan laba terendah (minimum) adalah -124,39% dan data pertumbuhan laba tertinggi (maksimum) adalah 363,85%, sedangkan rata-rata (mean) pertumbuhan laba sebesar 50,9167%, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Bank Umum memiliki pertumbuhan laba yang tinggi. Sementara standar deviasi pertumbuhan laba sebesar 48,54994% yang berarti simpangan data nilainya lebih kecil daripada meannya sebesar 50,9167% yang menunjukkan bahwa data variabel pertumbuhan laba baik. Standar deviasi (δ) menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Semakin besar nilai standar deviasi dibandingkan dengan mean, maka semakin besar kemungkinan nilai tersebut menyimpang dari nilai yang diharapkan. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa data variabel ROA, CAR, LDR, BOPO, dan pertumbuhan laba menunjukkan hasil yang baik, hal tersebut karena standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan dari data variabel tersebut lebih kecil dari rata-ratanya. 4.2 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Uji Prasyarat (Uji Asumsi Klasik) Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak diuji atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas tidak terdapat dalam model yang digunakan dan data yang dihasilkan terdistribusi normal Uji Normalitas

83 65 Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Sulaiman, 2004:89). Salah satu cara menguji apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah untuk melihat normalitas residual yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Bank Umum Dari gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi sekilas normal karena berbentuk simetris, akan tetapi jika kesimpulan tidaknya normal data hanya dilihat dari grafik histogram metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah melihat normal probability plot. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

84 66 Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot Bank Umum Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal plot distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi adalah normal, maka garis yang menghubungkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Grafik Normal P-P Plot di atas menunjukkan bahwa data mengikuti dan mendekati garis diagonal, maka data tersebut dapat dikatakan normal Uji Multikolinearitas Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen) saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang

85 67 berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 (Constant) Tolerance VIF ROA CAR LDR BOPO a. Dependent Variable: pertumbuhna_laba Hasil uji multikolinearitas di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance dari ketiga variabel independen berada di atas 0.10 dan VIF kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas, maka model regresi yang ada layak untuk dipakai Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat gambar seperti berikut ini: Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

86 68 Dengan menggunakan metode grafik pada gambar 4.3 dapat diambil keputusan dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari grafik di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan terpenuhi Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada periode t dengan residual periode pada model regresi dalam suatu model regresi linier beganda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Sulaiman, 2004:89) :

87 69 a. 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelasi b. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan c. DW < 1,21 atau DW > 2,79 berarti autokorelasi Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model Durbin-Watson 1 1,991 a. Predictors: (Constant), bopo, ldr, car, roa b. Dependent Variable: pertumbuhan_laba Hasil uji Durbin-Watson (DW-Test) dapat dilihat pada tabel 4.4 yang menujukkan nilai sebesar Nilai DW tersebut lebih besar dari 1,65 dan lebih kecil dari 2,35, maka nilai DW tersebut bebas dari autokorelasi Uji Regresi Berganda Untuk mengetahui koefisien variabel ROA, CAR, LDR, dan BOPO, maka dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 2,655,959,143,810 CAR,086,848,046,428,042 1 ROA,403,126,043,375,198 LDR,714,068,047 10,485,000 BOPO -1,389,078 -,043-3,61,019 a. Dependent Variable: pertumbuhan_laba

88 70 Analisis rergesi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau variabel independen terhadap satu variabel dependen. Dengan melihat tabel di atas, dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Pertumbuhan Laba= CAR ROA LDR -1,389BOPO Berdasarkan model regresi dan tabel 4.5, maka hasil regresi berganda dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Persamaan regresi linear berganda di atas diketahui mempunyai konstanta sebesar Besaran konstanta menunjukkan bahwa jika variabel-veriabel independen diasumsikan konstan, maka variabel dependen yaitu pertumbuhan laba akan naik sebesar 2.655%. 2. Koefisien variabel CAR = berarti setiap kenaikan CAR sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0.086%. 3. Koefisien variabel ROA = berarti setiap kenaikan ROA sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0.403%. 4. Koefisien variabel LDR = berarti setiap kenaikan LDR sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0.714%. 5. Koefisien variabel BOPO = berarti setiap kenaikan BOPO sebesar 1% akan menyebabkan penurunan pertumbuhan laba sebesar 1.389% Uji Kriteria Statistik Uji R 2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui variabel bebas terhadap variabel terikat.

89 71 Nilai R 2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 R 2 1). Semakin besar R 2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Tabel 4.6 Hasil Uji R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square a a. Predictors: (Constant), bopo, ldr, car, roa b. Dependent Variable: pertumbuhan_laba Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa R sebesar 0,829 atau 82,9%. Artinya hubungan antara variabel independen yaitu ROA, CAR, LDR dan BOPO terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba adalah 82,9%. Pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa nilai R square (R 2 ) sebesar 0,687 atau 68,7%. Artinya variabel independen yaitu ROA, CAR, LDR dan BOPO dapat menerangkan variabel independen yaitu pertumbuhan laba sebesar 68,7%. Sedangkan sisanya sebesar 32,3% diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi pada penelitian ini Uji Simultan (Uji Statistik F)

90 72 Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), bopo, ldr, car, roa b. Dependent Variable: pertumbuhan_laba Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar dengan signifikansi sebesar nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu ROA, CAR, LDR dan BOPO berpengaruh secara simultan terhadap Pertumbuhan Laba Bank Umum di Indonesia Uji Parsial (Uji Statistik T) Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Langkah-langkah Uji T adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan Hipotesis H 0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

91 73 H 1 : β 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). 2) Menentukan Tingkat Signifikan Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5%, artinya risiko kesalahan mengambil keputusan adalah 5%. 3) Pengambilan Keputusan a. Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) maka H 0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). b. Jika probabilitas (sig t) < α (0,05) maka H 0 ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel independen (X) Pembahasan Hasil Penelitian Tabel 4.8 Hasil Uji T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 2,655,959,143,810 CAR,086,848,046,428,042 1 ROA,403,126,043,375,198 LDR,714,068,047 10,485,000 BOPO -1,389,078 -,043 -,361,019 a. Dependent Variable: pertumbuhan_laba Dari tabel 4.8, maka hasil regresi berganda dapat dianalisis sebagai berikut. 1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pertumbuhan Laba

92 74 Hasil perhitungan secara parsial diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,042. Nilai probabilitas signifikan CAR ini kurang dari tingkat 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh secara parsial terhadap pertumbuhan laba. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi pada CAR akan berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Koefisien CAR sebesar menunjukkan CAR berhubungan positif terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh positif yang ditunjukkan oleh CAR mengindikasikan bahwa apabila CAR mengalami kenaikan, maka pertumbuhan laba juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Semakin besar CAR mengindikasikan kepemilikan modal sendiri yang dimiliki Bank Umum semakin meningkat. Peningkatan CAR dengan modal sendiri yang semakin besar memberikan peluang pasa semakin luasnya dan komitmen manajemen dalam peningkatan operasional Bank. Sebagai akibat peningkatan operasional bank yang semakin meningkat akan menambah kemampuan Bank Umum dalam meningkatkan laba. Hal ini menggambarkan bahwa Hipoteses 1 yang menyatakan bahwa CAR mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba yang diajukan diterima. Teori Capital Structure (Brigham dan Houston, 2001) pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri maupun dari pihak lain berupa hutang. Dana tersebut mempunyai biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah balas jasa yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada masing-masing pihak yang menanamkan

93 75 dananya dalamperusahaan. Penambahan hutang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar expected return. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan expected return akan menaikan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan return sehingga dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan implikasinya akan meningkatkan harga saham. Modal merupakan salah satu elemen terpenting dalam peningkatan pelaksanaan kegiatan perusahaan disamping sumber daya manusia, mesin, material dan metode. Kecenderungan pemanfaatan modal sendiri dengan peningkatan CAR memberikan biaya modal yang rendah di banding dengan hutang asing serta dengan risiko yang rendah. Oleh karenanya perusahaan wajib melakukan perencanaan yang berkenaan dengan modal, baik menambah maupun mengurangi modal sendiri. Teori capital sructure ini mendukung bahwa CAR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Tio (2012) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba yang mempunyai pengaruh yang signifikan. 2. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Pertumbuhan Laba Hasil perhitungan secara parsial pada tabel 4.8 diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,198. Karena nilai probabilitas signifikan ROA ini lebih dari tingkat 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh positif

94 76 secara parsial terhadap pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi pada ROA tidak akan berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Koefisien ROA sebesar 0,403 menunjukkan ROA berhubungan positif terhadap pertumbuhan laba namun tidak signifikan. Pengaruh positif yang ditunjukkan oleh ROA mengindikasikan bahwa apabila ROA mengalami kenaikan, maka pertumbuhan laba akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Semakin besar ROA mengindikasikan keuntungan yang diperoleh Bank Umum atas aset juga meningkat, sehingga menambah kemampuan Bank Umum dalam meningkatkan laba. Sebaliknya, semakin kecil ROA mengindikasikan keuntungan atas aset mengalami penurunan, sehingga hal tersebut akan mengurangi kemampuan Bank Umum dalam menghasilkan laba. Hal ini menggambarkan bahwa Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba yang diajukan ditolak. Teori Resources Based Theory (RBT) menyatakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan (Penrose, 1959) dalam (Astuti, 2005). Teori RBT memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan kemampuan (Wernerfelt, 1984). Perbedaan sumber daya dan kemampuan perusahaan dengan perusahaan pesaing akan memberikan keuntungan kompetitif. Asumsi RBT yaitu bagaimana perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan perusahaan.

95 77 Pendekatan RBT dalam implemetasi pengaruh ROA terhadap Pertumbuhan Laba dapat di jelaskan bahwa perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing (pertumbuhan laba) yang berkesinambungan dan memperoleh keuntungan superior dengan memiliki atau mengendalikan aset-aset strategis baik yang berwujud maupun yang tak berwujud.. Teori kebergantungan sumber daya (interdependency Theory) ini mendukung bahwa ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba namun demikian peneilitian tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Suci (2012) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba yang mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. 3. Pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Pertumbuhan Laba Hasil perhitungan secara parsial diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,019. Karena nilai probabilitas signifikan BOPO kurang dari tingkat 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh negatif secara parsial terhadap pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi pada BOPO akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Koefisien BOPO sebesar menunjukkan BOPO berhubungan negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh BOPO mengindikasikan bahwa apabila BOPO mengalami kenaikan, maka pertumbuhan laba juga akan mengalami penurunan, dan sebaliknya apabila BOPO mengalami penurunan, maka pertumbuhan laba juga akan mengalami kenaikan. Semakin besar BOPO mengindikasikan beban operasional yang dimiliki Bank

96 78 Umum atas terhadap pendapatan operasional akan mengurangi kemampuan Bank Umum dalam meningkatkan laba. Hal ini menggambarkan bahwa Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa BOPO mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba yang diajukan diterima. Teori kontinjensi berargumen bahwa desain dan sistem pengendalian adalah tergantung pada konteks organisasi di mana pengendalian tersebut dilaksanakan (Fisher, 1998). Sedangkan Otley (1991) beragumen bahwa teori akuntansi manajemen merupakan usaha untuk mengidentifikasi sistem pengendalian berbasis akuntansi yang paling sesuai untuk semua kondisi. Pendekatan kontinjensi yang digunakan dalam manajemen berdasarkan premis bahwa tidak terdapat satu sistem akuntansi-akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan, sistem akuntansi manajemen tergantung pada faktor-faktor situasional yang ada dalam setiap keadaan. Teori Kontijensi ini mendukung bahwa BOPO berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh suci (2012) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba yang mempunyai pengaruh yang signifikan. 4. Loan to Deposit Ratio (LDR) Hasil perhitungan secara parsial diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar Karena nilai probabilitas signifikan LDR kurang dari tingkat 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa LDR berpengaruh secara parsial terhadap

97 79 pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang terjadi pada LDR akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Koefisien LDR sebesar 0,714 menunjukkan LDR berhubungan positif terhadap pertumbuhan laba. Pengaruh positif yang ditunjukkan oleh LDR mengindikasikan bahwa apabila LDR mengalami kenaikan, maka pertumbuhan laba akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya apabila LDR mengalami penurunan, maka pertumbuhan laba akan mengalami penurunan. Semakin besar LDR mengindikasikan kredit yang dikeluarkan oleh Bank Umum dari dana pihak akan menambah kemampuan Bank Umum dalam meningkatkan laba dengan asumsi kredit yang diberikan ternyata menghasilkan kredit macet. Hal ini menggambarkan bahwa H4 yang menyatakan bahwa LDR mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba yang diajukan diterima. Teori Pendekatan intermediasi (intermediation approach) menyatakan bahwa perbankan merupakan lembaga yang mentransformasikan uang yang dipinjam dari debitur sehingga menjadi uang yang selanjutnya dapat dipinjamkan kepada peminjam (borrower) (Gurley, 1959). Pendekatan ini menggambarkan kegiatan perbankan sebagai lembaga intermediasi yang mentrasformasi dana dari deposan (surplus spending unit) kepada peminjam (deficit spending unit). Dengan kata lain, dana pihak ketiga yang cendrung likuid, berjangka pendek, dengan resiko yang rendah ditransformasikan menjadi pembiayaan yang lebih berisiko, tidak likuid dan berjangka panjang. Oleh karena itu, pendekatan ini mendefinisikan input sebagai financial capital dan output sebagai volume pembiayaan atau

98 80 investment outstanding. Pendekatan intermediasi (intermediation approach) ini mendukung bahwa LDR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Nu man (2009) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba yang mempunyai pengaruh yang signifikan. 5. Variabel independen yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Dari tabel koefisien di atas, dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi yang paling kecil di bawah 0.05 adalah LDR dengan tingkat signifikansi sebesar Hal ini menunjukkan bahwa BOPO dan LDR merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba 4.3 Analisis Positioning Gambar 4.4 Positioning Bank Umum di Indonesia Intepretasi Output Kedekatan antar objek Kedekatan antar objek bisa dijadikan panduan objek mana yang memiliki kemiripan karakteristik dengan objek tertentu. Dua objek dengan karakteristik sama akan digambarkan sebagai dua titik yang posisinya berdekatan. Melalui gambar 4.2, dapat diketahui kedekatan antar objek dengan objek satu dengan objek yang lain. Semakin kecil jarak Euclidian maka menunjukkan

99 81 semakin dekat kedua objek tersebut. Objek penelitian ini adalah Bank 20 bank Umum. 1. Sudut CAR dan ROA kurang dari 10 0 artinya CAR dan ROAberkorelasi positif. Dalam suatu perbankan, apabila prosentase CAR meningkat maka akan meningkatkan prosentase ROA. 2. Sudut BOPO dan LDR lebih dari 90 0 artinya BOPO dan LDR berkorelasi negatif. Dalam suatu perbankan, apabila prosente BOPO meningkat maka akan menurunkan prosentase LDR. 3. Mandiri, BCA, BRI, BNI, Victoria, BTPN, BII, memiliki nilai CAR dan ROA yang lebih tinggi, sementara untuk BOPO dan LDR memiliki peubah yang rendah 4. CIMB, BTN, OCBC, Sinarmas, Parahyangan memiliki nilai BOPO yang lebih tinggi, sementara Mayapada, Artha, Permata, Bukopin memiliki nilai LDR yang lebih tinggi Korelasi antar variabel Korelasi antar variabel digunakan untuk menilai bagaimana variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Variabel akan digambarkan sebagai garis berarah. Dua variabel yang memiliki korelasi positif tinggi akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah yang sama, atau membentuk sudut lancip (kurang dari 90 0 ). Sementara itu, dua variabel yang memiliki korelasi negatif tinggi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan arah yang berlawanan, atau membentuk sudut tumpul (lebih dari 90 0 ). Sedangkan dua variabel yang tidak berkorelasi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan sudut siku-siku K-Mean Cluster (Non-Hirarkis

100 82 Tabel 4.9 Initial Cluster Centers Initial Cluster Centers Cluster 1 2 Zscore(CAR) 2, ,72535 Zscore(ROA) 1, ,19652 Zscore(BOPO),77491,25889 Zscore(LDR) -1, ,12549 Zscore(PERTUMBUHAN_LA BA) 1,15604,88060 Tabel 4.10 merupakan tampilan pertama proses clustering data sebelum dilakukan iterasi. Untuk mendeteksi beberapa kali proses iterasi yang dilakukan dalam proses clustering dari 20 obyek yang diteliti, dapat dilihat dari tampilan output berikut ini Tabel 4.10 Iteration History Iteration History a Iteration Change in Cluster Centers ,898 3,545 2,132,243 3,191,262 4,000,000 a. Convergence achieved due to no or small change in cluster centers. The maximum absolute coordinate change for any center is,000. The current iteration is 4. The minimum distance between initial centers is 7,793. Ternyata proses clustering yang dilakukan melalui 4 tahapan iterasi untuk mendapatkan cluster yang tepat. Dari tabel 4.11 disebutkan bahwa jarak minimum

101 83 antar pusat cluster yang terjadi dari hasil iterasi adalah 7,793. Adapun hasil clustering pada table Tabel 4.11 Final Cluster Final Cluster Centers Cluster 1 2 Zscore(CAR), ,84166 Zscore(ROA), ,64977 Zscore(BOPO) -,31752,47627 Zscore(LDR), ,65522 Zscore(PERTUMBUHAN_LA BA), ,24682 Output final cluster centers tersebut diatas masih terkait dengan proses standardisasi data sebelumnya, yang mengacu pada z-score dengan ketentuan sebagai berikut : Nilai negatif (-) berarti data berada di bawah rata-rata total. Nilai positif (+) berarti data berada di atas rata-rata total. Rumus yang digunakan yaitu : Dimana X = rata-rata sampel (di dalam hal ini rata-rata variabel pada cluster tertentu) µ = rata-rata populasi (dilihat pada tabel descriptive) σ z = standart deviasi (dilihat pada tabel descriptive) = nilai standart deviasi yang di dapat dari SPSS (dilihat pada tabel Final Cluster Center)

102 84 Dari tabel final cluster centers, dengan ketentuan yang telah dijabarkan diatas pula, dapat didefinisikan sebagai berikut: Cluster-1 ini berisikan bank yang mempunyai CAR, ROA,LDR dan Pertumbuhan Laba melebihi dari rata-rata populasi bank yang diteliti. Hal ini terbukti dari nilai positif (+) yang terdapat pada tabel final cluster center dalam keseluruhan variabel. Dengan demikian, dapat diduga bahwa cluster-1 ini merupakan pengelompokan dari bank besar. Cluster-2 ini berisikan bank yang yang mempunyai CAR, ROA, LDR dan Pertumbuhan Laba kurang dari rata-rata populasi bank yang diteliti. Hal ini terbukti dari nilai negatif (-) yang terdapat pada tabel final cluster center dalam keseluruhan variabel. Dengan demikian, dapat diduga bahwa cluster-2 ini merupakan pengelompokan dari bank menengah. Selanjutnya untuk mengetahui jumlah anggota masing-masing cluster yang terbentuk dapat dilihat pada tabel output berikut in : Dengan demikian, dapat dikelompokan sebagai beikut: Cluster-1 : berisikan BNI, BII, BTPN, Sinarmas, Victoria, Mega, OCBC, BRI, BCA, Mandiri,,dan Danamon. Cluster-2 : berisikan Parahyangan, Permata, Bukopin, BJB, CIMB, BTN, Mutiara, Artha, dan Mayapada

103 85 Gambar 4.5 Dendrogram Bank Umum di Indonesia Dendogram berguna untuk menunjukan anggota cluster yang ada jika akan ditentukan beberapa cluster yang seharusnya dibentuk. Sebagai contoh yang terlihat dalam dendogram, apabila akan dibentuk 2 cluster, maka cluster 1 beranggotakan Artha sampai CIMB (sesuai urutan dalam dendogram); dan cluster 2 beranggotakan BNI sampai Mutiara. Demikian seterusnya dapat dengan mudah dilihat anggota tiap cluster sesuai jumlah cluster yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan keuangan Indonesia. Fungsi yang vital tersebut berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan keuangan Indonesia. Fungsi yang vital tersebut berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun system perekonomian dan keuangan Indonesia. Fungsi yang vital tersebut berfungsi sebagai intermediaryinstitution

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH PUTRI INDAH SARI PANJAITAN

SKRIPSI OLEH PUTRI INDAH SARI PANJAITAN SKRIPSI PENGARUHCAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH PUTRI INDAH SARI PANJAITAN

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN OLEH

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN OLEH SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2009-2011 OLEH MELATI PUTRI MASNIARI PANJAITAN 100503224 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN RASIO BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

PENGARUH CAR, NPL, NPM, ROA, BOPO, LDR TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH CAR, NPL, NPM, ROA, BOPO, LDR TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH CAR, NPL, NPM, ROA, BOPO, LDR TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH CAR, NPL, NPM, ROA DAN LDR TERHADAP PERUBAHAN LABA BANK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH CAR, NPL, NPM, ROA DAN LDR TERHADAP PERUBAHAN LABA BANK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA U NIVERSITAS JEMBER PENGARUH CAR, NPL, NPM, ROA DAN LDR TERHADAP PERUBAHAN LABA BANK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA The Effect of CAR, NPL, NPM, ROA and LDR on Bank Profit Margin Listed in Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Statistika Multivariat Analisis statistika multivariat adalah teknik-teknik analisis statistik yang memperlakukan sekelompok variabel terikat yang saling berkorelasi sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH ANGGI MARLYN MUNTHE

SKRIPSI OLEH ANGGI MARLYN MUNTHE SKRIPSI ANALISIS RASIO KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS DAN PERTUMBUHAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2011 OLEH ANGGI MARLYN MUNTHE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), RETURN ON ASSET (ROA) DAN NET INTEREST MARGIN (NIM) TERHADAP LOAN TO DEPOSIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH RASIO RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA BANK PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH DESSY MARIANA P

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH RASIO RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA BANK PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH DESSY MARIANA P SKRIPSI ANALISIS PENGARUH RASIO RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA BANK PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH DESSY MARIANA P 100503181 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Laba Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014 membutuhkan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aimed to test the influence of Bank Indonesia Interest Rate and Inflation to Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), operating eficiency (BOPO), Return on Assets

Lebih terperinci

Pengaruh Komponen CAMELS Terhadap Return on Equity (ROE) Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode SKRIPSI

Pengaruh Komponen CAMELS Terhadap Return on Equity (ROE) Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode SKRIPSI Pengaruh Komponen CAMELS Terhadap Return on Equity (ROE) Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013 SKRIPSI Oleh : Nama : Rasad Rawi Zamroni Nomor Mahasiswa : 11311104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapat manfaat berupa mekanisme alokasi sumber-sumber

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, Resiko Kredit, Pendapatan Bunga Bersih, dan GWM Terhadap Return On Assets (Studi pada perusahaan sektor bank yang terdaftar di BEI periode 2011-2015) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (Merkusiwati,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peran yang sangat vital dalam pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dalam peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah berakibat sangat berat bagi perekonomian nasional. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

Laporan Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi / Program Studi Akuntansi OLEH

Laporan Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi / Program Studi Akuntansi OLEH PENGARUH LIKUIDITAS (CASH RATIO) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014 Laporan Akhir ini Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KINERJA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH. Universitas Gunadarma. Mulatsih

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KINERJA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH. Universitas Gunadarma. Mulatsih Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 2 Oktober 2014 PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KINERJA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH Mulatsih Universitas Gunadarma Abstract. Effect of Financial Ratios on Performance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk menbiayai, karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Bank yang pada awal kemunculannya di Indonesia sejak penjajahan Belanda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Di negara seperti Indonesia, bank memegang peranan penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi saat ini telah merubah aspek dalam ekonomi, politik serta budaya. Ekonomi lebih cepat tumbuh membuat lebih banyak pula modal yang diperlukan

Lebih terperinci

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), RETURN ON ASSET (ROA), NET PROFIT MARGIN (NPM), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR),

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), RETURN ON ASSET (ROA), NET PROFIT MARGIN (NPM), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), RETURN ON ASSET (ROA), NET PROFIT MARGIN (NPM), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), DAN TOTAL ASSET TURN OVER (TATO) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang aktivitasnya menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana. Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana. Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), SIZE, dan BOPO TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Bank Domestik dan Bank Asing Periode Januari 2008 - Desember 2012) Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga perantara (financial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perekonomian global yang melemah memberi dampak negatif pada perekonomian Indonesia. Merosotnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 mendorong upaya perbaikan ekonomi melalui pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan perekonomian disuatu negara ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah sektor perbankan sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Perbankan Indonesia Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

Lebih terperinci

Disusun Oleh : DWI LESTARI B

Disusun Oleh : DWI LESTARI B ANALISIS PENGARUH RASIO CAR, BOPO, DAN LDR TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan perbankan adalah salah satu industri yang ikut berperan serta dalam pasar modal, disamping industri lainnya seperti industri manufaktur, pertanian, pertambangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE OLEH

SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE OLEH SKRIPSI PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 OLEH LINAYANTI LUMBAN BATU 120521089 PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dalam perekonomian di dunia pasti berhubungan dengan lembaga keuangan. Di mana lembaga keuangan merupakan penghubung antara pihak yang memerlukan dan pihak

Lebih terperinci

MOCH ANDI CHAERONY NIM Diajukan oleh :

MOCH ANDI CHAERONY NIM Diajukan oleh : PENGARUH KREDIT BERMASALAH, KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, BOPO, CAR, DAN LDR TERHADAP PROFITABILITAS BANK PADA SEKTOR PERBANKAN GO PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015 Diajukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan yang didasarkan pada unsur kepercayaan, memiliki tugas pokok sebagai perantara antara pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak

Lebih terperinci

Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3

Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3 PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS (ROA DAN ROE) BANK PERSERO INDONESIA YANG DIPUBLIKASIKAN BANK INDONESIA PERIODE 2010 2015 Hani Maulida

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan oleh : Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA Kepada FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH MEUTHIA ARMAYA

SKRIPSI OLEH MEUTHIA ARMAYA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAPITAL ADEQUACY RATIO, BEBAN OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL, DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori Profitabilitas perbankan adalah suatu kondisi yang menggambarkan kesanggupan atau kemampuan bank dalam mendapatkan laba (Malayu S.P. Hasibuan, 1996).Profitabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI. (Studi pada PT Bank Mutiara Tbk)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI. (Studi pada PT Bank Mutiara Tbk) ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (Studi pada PT Bank Mutiara Tbk) SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu syarat sidang skripsi Guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH RUMONDANG AGUSTINA

SKRIPSI PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH RUMONDANG AGUSTINA SKRIPSI PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH RUMONDANG AGUSTINA 110521103 PROGRAM STUDI STRATA-I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO CAR, NPL, ROA, dan BOPOTERHADAP JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN BPR di WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

PENGARUH RASIO CAR, NPL, ROA, dan BOPOTERHADAP JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN BPR di WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN PENGARUH RASIO CAR, NPL, ROA, dan BOPOTERHADAP JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN BPR di WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 2014 SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Bank Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada dua penelitian sebelumnya yaitu : 1. Sofan Hariati (2012) Peneliti terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis adalah peneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu lembaga keuangan yang cukup vital pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memegang peranan

Lebih terperinci

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NET INTEREST MARGIN, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan oleh negara Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan berbagai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN RASIO BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas ekonomi suatu negara. Sebab sektor perbankan mempunyai tugas utama sebagai lembaga penghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Henry Ocky Parsaoran,Diena Noviarini Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK. Henry Ocky Parsaoran,Diena Noviarini Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA), (STUDI PADA BANK UMUM GO PUBLIC YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2011) Henry

Lebih terperinci