Aplikasi Konsep Difraksi dalam Bidang Kesehatan
|
|
- Dewi Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 1 Aplikasi Konsep Difraksi dalam Bidang Kesehatan 1, Mayang Dwinta Trisniarti 2 1,2 Prodi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia fauziuns@staff.uns.ac.id 1 Abstrak Cahaya adalah media utama untuk menyampaikan dan menerima informasi dari dan menuju benda-benda di seluruh alam semesta secara visual. Teori tentang karakteristik cahaya tidak terlepas dari kajian ilmuwan terdahulu yang menemukan bahwa cahaya memiliki sifat dualisme, yaitu dapat bersifat sebagai partikel dan gelombang. Salah satu karakteristik cahaya sebagai gelombang adalah cahaya dapat dilenturkan. Ciri inilah yang disebut difraksi cahaya. Konsep difraksi cahaya sangat menguntungkan, sehingga dimanfaatkan sebagai aplikasi pada bidang kesehatan, diantaranya adalah LASIK (Laser In Situ Keratomiulisis), optogenetika, dan pengukuran diameter rambut manusia. Pada operasi LASIK, difraksi cahaya digunakan untuk mengukur diameter pupil mata pasien. Pada optogenetika, difraksi cahaya digunakan untuk menyebarkan cahaya pada sel saraf otak untuk penyembuhan pasien dengan penyakit saraf stroke, alzheimer, dan PTSD (post-traumatic stress disorder). Pada pengukuran diameter rambut, difraksi cahaya digunakan untuk mengukur ketebalan rambut yang berguna sebagai sarana deteksi kerontokan rambut dan penyakit genetik manusia seperti kanker dan gejala kebotakan (androgenic alopecia). Kata kunci : difraksi cahaya, LASIK, optogenetika, diameter rambut 1. Pendahuluan Salah satu karakteristik cahaya sebagai gelombang adalah cahaya dapat dilenturkan. Panjang gelombang yang sama atau lebih besar daripada lebar suatu celah akan menyebar ke semua arah ke depan setelah melewati celah. Hal inilah yang disebut dengan difraksi cahaya. Perilaku ini menunjukkan bahwa ketika sebuah gelombang cahaya bidang melewati sebuah bukaan kecil dari halangan yang tidak tembus cahaya maka bukaan tersebut akan bertindak seolah sebagai sumber cahaya titik, dengan gelombang memasuki bagian bayangan di belakang halangan. Fenomena ini, yang dikenal sebagai difraksi, hanya dapat dijelaskan oleh model cahaya sebagai gelombang (Serway dan Jewett, 2010: 159). Salah satu konsep dasar dan klasik mengenai eksperimen difraksi celah tunggal adalah saat gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu ( ) bergerak melewati suatu bukaan atau celah (d), hasil dari pelenturan atau difraksinya tergantung pada ukuran fisik dari celah tersebut dengan memperhatikan pula panjang gelombang berkas cahaya yang dilenturkan. Umumnya, cahaya bergerak dengan lintasan lurus ke segala arah. Difraksi atau pelenturan cahaya bisa terjadi karena cahaya menumbuk penghalang berupa celah, benda tajam, benda tipis, dan benda-benda lainnya. Hal ini dijelaskan pula karena sifat gelombang saat merambat, dan mengenai penghalang, maka setiap muka gelombangnya akan menjadi sumber titik cahaya yang baru (sekunder) jika penghalangnya betul-betul sempit. Berdasarkan prinsip Huygens, pada proses perambatan gelombang bebas, setiap titik pada suatu muka gelombang akan bertindak sebagai sumber cahaya titik yang baru atau sumber sekunder untuk anak gelombang (wavelet). Oleh karena itu, cahaya dari satu bagian tertentu dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian celah yang lain, dan resultan dari intensitas cahayanya di layar bergantung pada sudut Maka dari itu, saat mengenai celah atau penghalang, cahaya akan mengalami pelenturan seperti ditunjukkan oleh Gambar 1. Gambar 1. Pola Difraksi Gelombang Koheren (Britain Encyclopedia of Physics, 2009: 75)
2 Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 2 Konsep difraksi cahaya memiliki banyak aplikasi dalam bidang kedokteran dan kesehatan. Pada aplikasi difraksi cahaya dalam bidang kesehatan, banyak digunakan laser sebagai sumber cahaya monokromatis dan koheren. Berkas cahaya yang membawa energi digunakan sebagai media untuk LASIK, optogenetika, dan pengukuran diameter rambut. Energi ionisasi atom laser mengindikasikan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron dari satu molekul atom. Saat laser sebagai sumber cahaya ditembakkan melalui celah sempit, yang lebar celahnya lebih kecil dibanding panjang gelombang sinar laser, maka akan terjadi difraksi atau pelenturan cahaya. Energi ionisasi yang dibawa oleh paket-paket cahaya (foton) akan dilenturkan pula. Pelenturan inilah yang dapat dijelaskan dengan hukum kekekalan energi. Untuk dapat melewati celah yang ukurannya lebih sempit daripada panjang gelombang, maka berkas sinar akan mengalami pelenturan saat melewati celah. Energi ionisasi yang digunakan sebagai energi gerak berkas cahaya akan menjadi energi pelenturan. Sesuai dengan hukum kekekalan energi bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan namun bisa berubah wujud (Rossi, 2008: 112). Energi pelenturan ini kemudian menjadi media untuk berbagai terapan kesehatan. Pada LASIK, energi yang dibawa berkas cahaya dapat melakukan mini-operasi untuk memodifikasi kornea mata. Sementara pada optogenetika, energi yang dibawa berkas cahaya dapat menutup dan membuka neuron (Mclroy, 2012: 3-4). 2. Pembahasan Metode penulisan artikel ini dilakukan berdasarkan kajian teori dari berbagai sumber dan referensi yang kredibilitasnya diakui. Penulisan artikel ini murni merupakan hasil sintesis dari berbagai sumber untuk menggeneralisasikan pembahasan mengenai aplikasi difraksi cahaya dalam bidang kesehatan dengan analisis kualitatif. Aplikasi difraksi cahaya pada bidang kjesehatan menitikberatkan pada energi ionisasi yang diperoleh dari proses difraksi cahaya untuk melakukan serangkaian operasi pada bidang kedokteran dan akurasi pada proses pengukuran. Energi ionisasi difraksi cahaya direpresentasikan oleh intensitas difraksi cahaya saat melentur. Intensitas difraksi cahaya dapat diperoleh dari derivatif analisis fasor seperti Gambar 2. Gambar 2. Difraksi Gelombang Datang (Tipler, 1991: 557) Titik-titik pada celah A dan B dapat dipandang sebagai sumber-sumber gelombang sekunder. Jadi pola difraksi celah ini dapat didekati dengan pola interferensi sistem banyak celah sempit. Apabila fungsi gelombang yang berasal dari celah sempit pertama (celah sempit paling atas di titik A) adalah: Misalkan: (1) (2) sehingga di titik P akan terjadi superposisi dari,..., (3) (4) sehingga saat dicari jumlah deretnya dapat digunakan: (5) dengan demikian persamaan 1 berubah menjadi: (6) (7) Misalkan: (N-1) a = b kemudian apabila jumlah pembagian celah sempit sebesar N diperbanyak sehingga menuju tak hingga, maka: sehingga karena nilai sin sangat kecil maka sehingga (8) (9)
3 Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 3 misalkan dan maka sehingga (10) (11) (12) (13) (14) Dengan superposisi gelombang cahaya di titik P. Amplitudo di titik P ekivalen dengan superposisi gelombangnya yaitu: (15) Maka pola difraksinya dapat diperoleh melalui intensitas gelombang di titik P dengan: (16) Sehingga Karena Maka (17) (18) (19) Intensitas maksimum terjadi bila = 0 dimana sin / 1, sehingga A= A 0. merupakan nilai intensitas maksimum, yaitu pada pusat pola. Sehingga bila 0 maka I R I 0. Intensitas maksimum terjadi di titik O pada sumbu celah. Intensitas minimum terjadi bila m dengan m 1, 2, 3, Dari kedua persamaan di atas diperoleh: b sin m (20) sin m (21) b Intensitas maksimum relatif bila: 2m 1 b sin (22) 2 2m 1 sin (23) 2 b A 2 0 Intensitas difaksi menunjukkan terangnya pola hasil difraksi pada layar. Intensitas cahaya mengindikasikan energi yang dibawa oleh gelombang cahaya. Dengan demikian, pola difraksi makin lama makin redup saat menjauhi pusat pola terang. Berikut akan dibahas aplikasi difraksi cahaya dengan analisis energi dalam bidang kesehatan. LASIK (Laser In Situ Keratomieulisis) Pada operasi LASIK, jenis difraksi cahaya yang diterapkan adalah difraksi Fraunhofer untuk lubang lingkaran (Circular Apperture Fraunhofer Diffraction). Hal ini diterapkan karena pupil merupakan lubang pengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk pada mata dan bentuknya sirkular. Jarak antara sumber cahaya laser dengan lubang pupil cukup jauh (kurang lebih 1 meter) dan operasi dilakukan pada kornea mata. Saat diameter pupil sudah diukur, maka selanjutnya adalah menentukan sebaran pola difraksi (Point Spread Function) yang akan ditangkap oleh mata. Pada langkah ini, kornea mata difungsikan sebagai layar tempat jatuhnya pola difraksi oleh laser. Setelah pola sebaran ditentukan, maka operasi siap dilaksanakan (Feder, 2013: 41). Sebelum melakukan tahap utama, pasien akan diukur diameter pupilnya. Mengingat bahwa pupil adalah bagian mata yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk, maka pupil adalah jalan yang akan dilalui laser untuk dilakukan bedah optik pada mata sesuai cacat matanya, dengan demikian pupil adalah lubang sirkular yang menjadi jalannya difraksi cahaya dari laser. Selanjutnya, pada pasien akan diukur luas penyebaran pola difraksi laser pada kornea mata atau yang disebut Point Spread Function. Bentuk kornea mata akan dimodifikasi agar bulat kembali sehingga jari-jari kelengkungannya normal melalui mikro operasi melalui arahan dokter pada pasien seperti ditunjukkan Gambar 3. Pasien akan diarahkan untuk melihat sumber cahaya berupa laser. Pada operasi LASIK panjang gelombang laser yang digunakan adalah panjang gelombang warna merah ( nm) sehingga energi dan frekuensinya tidak terlalu besar (Sinjab, 2014: ).
4 Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 4 hilang. Dengan demikian pasien dapat mengingat kejadian periodik yang dilupakannya. Hal ini dilakukan pada pasien stroke dan alzheimer. Pada proses penutupan neuron, cahaya laser yang digunakan berwarna kuning, sehingga sinar kuning akan melewati katup protein ontohalorhodopsin dan merangsang adanya aliran ion Cl -. Ion Cl - akan menutup atau melakukan deaktivasi neuron sehingga pasien dapat melupakan memorinya. Hal ini dilakukan pada pasien penderita PTSD. Proses optogenetika ditunjukkan oleh Gambar 4 (Knopfel, 2012: ). Gambar 3. Operasi LASIK (Andy, 2015: 4) Optogenetika Pada optogenetika, jenis difraksi cahaya yang diterapkan adalah difraksi celah tunggal Fraunhofer. Celah yang dimaksud adalah katup protein. Laser ditembakkan pada jarak kurang lebih 1 meter. Pada optogenetika untuk membuka memori, panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang sinar biru. Sedangkan pada penutupan memori, panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang sinar kuning. Pada kulit kepala pasien akan disisipi elektrode dan optrode yang berfungsi sebagai pemindah transmisi ion Na + atau Cl - ke penyalur elektron pada neuron. Posisi sinar laser terhadap elektrode harus sejajar. Laser akan diarahkan pada elektrode dengan bantuan serat optik (bukan ruang hampa) sehingga cahaya akan diteruskan atau dibiaskan menuju sel saraf otak dan mengenai celah protein rhodopsin atau ontohalorhodopsin. Pada peristiwa ini berlaku difraksi celah tunggal Fraunhofer. Setelah mengenai celah protein, cahaya akan dilenturkan, sehingga menyebar pada sel saraf otak dan membuat transmisi ion berjalan. Sel saraf otak inilah yang berperan sebagai layar pada proses difraksi cahaya tersebut (Feldbauer, 2015: 20-22). Pada proses pembukaan atau aktivasi neuron, cahaya laser yang digunakan berwarna biru, sehingga sinar biru akan melewati katup protein rhodopsin dan merangsang adanya aliran ion Na +. Ion Na + akan membuka atau mengaktifkan neuron sehingga pasien dapat mengingat memorinya yang hilang. Apabila memori terjebak dalam neuron yang rusak, maka ion Na + akan mentransmisikan memori pada neuron yang masih hidup akan menjadi rumah baru bagi memori pasien yang sempat Gambar 4. Prinsip Kerja Optogenetika (Heggeman, 2013: 121) Pengukuran Ketebalan Rambut Salah satu penggunaan laser yaitu untuk mengukur diameter rambut dengan difraksi cahaya. Penentuan diameter rambut berdasarkan pada pola difraksi Fresnel maksimum orde pertama. Dengan mengukur jarak y maksimum, yaitu jarak antara pusat pita terang utama ke tepi awal dan tepi akhir pita terang orde pertama maksimum. Pengukuran diameter rambut dilakukan dengan menenempatkan sehelai rambut pada slide holder secara vertikal di depan laser seperti ditunjukkan Gambar 5. Nilai diameter rambut dapat diperoleh dari perbandingan antara orde difraksi, panjang gelombang cahaya, jarak rambut ke layar, dengan jarak y maksimumnya. Dengan persamaan: sehingga untuk mencari diameter rambut didapatkan persamaan: dengan d = diameter rambut (m) (25)
5 Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 5 gelap = sudut antara rumbai/pola gelap dengan garis horizontal ( ) m = orde gelap ke- = panjang gelombang (m) y = jarak rumbai/pola gelap menuju terang pusat (m) L = jarak celah ke layar (m) Pengukuran yang dilakukan juga harus berulang baru kemudian dirata-rata dan dicari ralatnya untuk mendapatkan data diameter rambut yang presisi (Pratiwi, 2014: 45-46). Dengan mengetahui diameter rambut seseorang, maka dapat dihitung tegangan dan regangan rambut. Hal ini berfungsi untuk mengetahui elastisitas rambut seseorang. Untuk mencari tegangan pada rambut dapat menggunakan persamaan: (26) sedangkan untuk mencari regangan pada rambut seseorang dapat menggunakan persamaan: (27) sehingga untuk mencari modulus elastisitas (Young Modulus) rambut seseorang dapat digunakan persamaan: (28) atau (29) (Tipler, 1998: 139) Gambar 5. Proses Pengukuran Diameter Rambut Mengetahui modulus elastisitas rambut berguna untuk memprediksi jumlah kerontokan rambut (hair loss) pada manusia. Lebih lanjutnya hal ini berfungsi untuk diagnosis penyakit yang berhubungan dengan gen, dengan mengingat bahwa rambut adalah salah satu pembawa gen (gene carrier) yang biasanya digunakan untuk mengetahui kode genetik manusia (DNA). Beberapa penyakit yang dapat dideteksi lewat pengukuran diameter dan modulus elastisitas rambut ini adalah kanker dan kebotakan atau androgenetic alopecia (Yang, 2014: 9). 3. Kesimpulan dan Saran Aplikasi konsep difraksi dalam bidang kesehatan ada bermacam-macam. Beberapa di antaranya yang sedang dikembangkan adalah: 1) LASIK menggunakan laser untuk melakukan pengukuran diameter pupil sebelum dilakukan mikro-operasi refraktif pada penderita cacat mata miopi, hipermetropi, dan astigmatisma, 2) Optogenetika adalah metode pengaktifan atau penonaktifan neuron pada otak manusia menggunakan laser sebagai sumber cahaya monokromatis yang didifraksikan agar tersebar menuju neuron yang dikehendaki. Optogenetika sangat bermanfaat pada pasien stroke, Alzheimer, dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder), dan 3) Pengukuran diameter rambut manusia melalui difraksi cahaya dapat digunakan untuk menganalisis elastisitas rambut, yang arahnya adalah diagnosa penyakit genetik seperti adalah kanker dan kebotakan atau androgenetic alopecia. Daftar Pustaka Serway dan Jewett. (2010). Fisika Jilid 3. Jakarta: Penerbit Salemba Teknika Mcilroy, Anne. (2012). Using Light to Probe The Brain s Self-Repair After a Stroke. Diperoleh tanggal 25 Maret 2016 dari Rossi, Bruno. (2008). Optics. London: Addison- Wesley Publishing Company Incorporation with Massachutes Institute of Technology Tippler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik (Diterjemahkan oleh: Bambang Soegijono). Jakarta: Erlangga Feder, Robert S. (2013). The LASIK Handbook: A Case Based Approach. America: LWW Publisher Feldbauer. (2015). Optogenetics. Journal National Academy of Science United States of America Volume 106 No. 22 tanggal 20 Maret 2015 halaman Sinjab, Mazen M. (2014). Five Steps to Start Your Refractive Surgery: A Case Based Systematic Approach. Syria: Jaypee Brothers Medical Publisher Knopfel, Thomas dan Boyden, Edward S. (2012). Optogenetics Volume 196: Tool for Controlling and Monitoring Neural Activity (Progress in Brain Research). English: Elsevier Publisher Pratiwi, Nining Akurasi Pengukuran Diameter Rambut Menggunakan Laser He-He dengan Prinsip Difraksi. Skripsi Tidak
6 Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 6 Dipublikasikan, Jember, FMIPA Universitas Negeri Jember Yang, Fei-Chi. (2014). The Structure of People Hair. US National Library of Medicine Volume 112 No. 169 tanggal 14 Oktober 2014 halaman 7-9
A. PENGERTIAN difraksi Difraksi
1 A. PENGERTIAN Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah
Lebih terperinciBAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal
BAB 4 Difraksi Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan meng-alami lenturan sehingga terjadi gelombanggelombang setengah
Lebih terperinciKISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi
KISI DIFRAKSI (2016) 1-6 1 Kisi Difraksi Rizqi Ahmad Fauzan, Chi Chi Novianti, Alfian Putra S, dan Gontjang Prajitno Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gelombang Gelombang adalah gangguan yang terjadi secara terus menerus pada suatu medium dan merambat dengan kecepatan konstan (Griffiths D.J, 1999). Pada gambar 2.1. adalah
Lebih terperinciLAPORAN R-LAB. Pengukuran Lebar Celah
LAPORAN R-LAB Pengukuran Lebar Celah Nama : Ivan Farhan Fauzi NPM : 0806399035 Fakultas Departemen Kode Praktikum : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Fisika : OR02 Tanggal Praktikum : 27 April 2009
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya
1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung
Lebih terperinciDifraksi Franhoufer dan Fresnel Difraksi Franhoufer Celah Tunggal Intensitas pada Pola Celah Tunggal Difraksi Franhoufer Celah Ganda Kisi Difraksi
Sifat dasar & Perambatan Cahaya Superposisi Gelombang Interferensi Gelombang Cahaya Difraksi Franhoufer Difraksi Franhoufer Intensitas pada Pola Difraksi Franhoufer Kisi Difraksi Difraksi Gelombang Cahaya
Lebih terperinciUntuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah
JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi
Lebih terperinciXpedia Fisika. Optika Fisis - Soal
Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit
BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung
Lebih terperinciHalaman (2)
Halaman (1) Halaman (2) Halaman (3) Halaman (4) Halaman (5) Halaman (6) Halaman (7) SOAL DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL INTERFERENSI YOUNG PADA CELAH GANDA DAN DIFRAKSI PADA CELAH BANYAK (KISI) Menentukan
Lebih terperinciINTERFERENSI DAN DIFRAKSI
INTERFERENSI DAN DIFRAKSI Materi yang akan dibahas : 1. Interferensi Interferensi Young Interferensi Selaput Tipis 2. Difraksi Difraksi Celah Tunggal Difraksi Fresnel Difraksi Fraunhofer Difraksi Celah
Lebih terperinciFisika I. Interferensi Interferensi Lapisan Tipis (Gelombang Pantul) 20:12:40. m2π, di mana m = 0,1,2,... (2n-1)π, di mana n =1,2,3,...
Interferensi Interferensi Lapisan Tipis (Gelombang Pantul) 0:1:40 = k AB (k 1 AC + ) n 1 C (1) () layar maksimum;0,π,4π,6π,... minimum;π,3π,5π,... mπ, di mana m = 0,1,,... (n-1)π, di mana n =1,,3,... t
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik
Lebih terperinciLAPORAN PERCOBAAN FISIKA DASAR
LAPORAN PERCOBAAN FISIKA DASAR Nama : Rita Yulianda NPM : 0906489486 Group Fakultas/Departemen Nomor Percobaan Nama Percobaan : B17 : Teknik/ Teknik Kimia : OR03 : Distribusi Intensitas Difraksi Unit Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Prinsip Kerja Perangkat Fourier Sumber cahaya laser menghasilkan berkas cahaya berdiameter kecil dengan distribusi intensitas mendekati Gaussian. Untuk mendapatkan diameter berkas
Lebih terperinciStudi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran
Studi Difraksi Fresnel Untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Monokromatis Menggunakan Celah Bentuk ingkaran Oleh : Arinar Rosyidah / JD 00 186 008 ABSTRAK Telah dilakukan studi difraksi Fresnel
Lebih terperinciHANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT
Lebih terperinciCAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM
CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil
Lebih terperinciDifraksi. Dede Djuhana Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0
Difraksi Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Difraksi Difraksi adalah pembelokan arah rambat gelombang yang melalui suatu penghalang yang kecil misal: tepi celah atau
Lebih terperinciMAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG
MAKALAH PENJELASAN INTERFERENSI GELOMBANG Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar Dosen Pembimbing: Laily Maghfirotunnisa Disusun oleh KELOMPOK 13 1. Muhammad Irfan Maulana (16611073)
Lebih terperinci1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah
1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t
Lebih terperinciALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata
ALAT OPTIK Alat optik adalah alat yang bekerja dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. Pada dasarnya alat optik merupakan alat penglihatan manusia baik secara alami maupun
Lebih terperinciPENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN
PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN Skripsi: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : Diah
Lebih terperinciDifraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Difraksi Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Difraksi 1 / 38 Gejala Difraksi Materi 1 Gejala Difraksi
Lebih terperinciSifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i
Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang
Lebih terperinciInterferometer Michelson
1 Interferometer Michelson I. Tujuan Percobaan : 1. Memahami interferensi pada interferometer Michelson. 2. Menentukan panjang gelombang sumber cahaya dengan pola interferensi. II. Landasan Teori Interferensi
Lebih terperinciANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA
26 S.L. Handayani, Analisis Pola Interferensi Celah Banyak ANALISIS POLA INTERFERENSI CELAH BANYAK UNTUK MENENTUKAN PANJANG GELOMBANG LASER He-Ne DAN LASER DIODA Sri Lestari Handayani Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KD 1.3 1. Identitas Mata pelajaran a. Nama Sekolah : SMA N 6 Yogyakarta b. Kelas / Semester : XII (Dua belas) c. Semester : I d. Jurusan : IPA e. Mata Pelajaran :
Lebih terperinciInterferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Dasar 2
Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan
Lebih terperinciKumpulan Soal Fisika Dasar II.
Kumpulan Soal Fisika Dasar II http://personal.fmipa.itb.ac.id/agussuroso http://agussuroso102.wordpress.com Topik Gelombang Elektromagnetik Interferensi Difraksi 22-04-2017 Soal-soal FiDas[Agus Suroso]
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciEKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK
EKSPERIMEN RIPPLE TANK Kusnanto Mukti W M0209031 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Eksperimen ripple tank ini dilakukan dengan mengamati bentuk-bentuk gelombang
Lebih terperinciMODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET
MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET 1. Tujuan a. Merangkai Interferometer Michelson Morley dan Mach Zehnder b. Menggunakan Interferometer Michelson Morley dan Mach Zehnder untuk meneliti dan memahami
Lebih terperinciSOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2
SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah prisma mempunyai indeks bias 1,5 dan sudut pembiasnya 60 0. Apabila pada prisma itu dijatuhkan seberkas cahaya monokromatik pada salah satu sisi prisma dengan sudut datang
Lebih terperinciJenis dan Sifat Gelombang
Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah
Lebih terperincispektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang
spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrum merupakan suatu hal yang penting dalam ilmu
Lebih terperinciCahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.
CAHAYA 1. Siat Gelombang Cahaya Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Siat2 cahaya : Dapat
Lebih terperinciA. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.
Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang
Lebih terperinciLEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )
LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah
Lebih terperinciBIMBEL ONLINE 2016 FISIKA
BIMBEL ONLINE 2016 FISIKA Rabu, 16 Maret 2016, Pkl. 19.00 20.30 WIB. online.sonysugemacollege.com Onliner : Pak Wasimudin S. 1. Sifat umum dari gelombang antara lain: (1) dapat mengalami interferensi (2)
Lebih terperinciPenentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Michelson
Penentuan Nilai Panjang Koherensi Laser Menggunakan Interferometer Mihelson Agustina Setyaningsih Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro ABSTRACT Interferometer Mihelson method has been used
Lebih terperinciINTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET
INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET Arief Rachman Pribadi, Leni Indah Sri Fitriyani, Nabila Khrisna Dewi, Pribadi Mumpuni Adhi 10208029,10208109,10208041,10208069 Program Studi Fisika, Institut Teknologi
Lebih terperinciGelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr
Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium
Lebih terperinci7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3
Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu
Lebih terperinciDisusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)
Disusun oleh : MIRA RESTUTI 1106306 PENDIDIKAN FISIKA (RM) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Kompetensi Dasar :
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadillah Cijantung Jakarta Timur Telp. 840078, Fax 87794718 REMEDIAL ULANGAN TENGAH SEMESTER
Lebih terperinciSTRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA. 2 Foton adalah paket-paket cahaya atau energy yang dibangkitkan oleh gerakan muatan-muatan listrik
STRUKTUR MATERI GELOMBANG CAHAYA NAMA : ST MANDARATU NIM : 15B08044 KD 3.1 KD 4.1 : Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahayadalam tekhnologi : merencanakan dan melaksanakan percobaan interferensi
Lebih terperinciAKURASI PENGUKURAN DIAMETER RAMBUT MENGGUNAKAN LASER He-Ne DENGAN METODE DIFRAKSI SKRIPSI. Oleh Nining Pratiwi NIM
AKURASI PENGUKURAN DIAMETER RAMBUT MENGGUNAKAN LASER He-Ne DENGAN METODE DIFRAKSI SKRIPSI Oleh Nining Pratiwi NIM 091810201029 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER
Lebih terperinciAlat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda
Alat optik Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda lain dengan lebih jelas. Beberapa jenis yang termasuk
Lebih terperinciKata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis
JARAK FOKUS LENSA TIPIS Herayanti, Muh. Shadiq. K, Rezky Amaliah Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Pendidikan Fisika 204 Abstrak Telah dilakukan percobaan tentang
Lebih terperinciPengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak
Berkala Fisika ISSN : 4-966 Vol.8, No., April 5, hal 37-44 Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Berdasarkan Pola Interferensi Celah Banyak Heri Sugito, Wahyu SB, K. Sofjan Firdausi, Siti Mahmudah
Lebih terperinciGelombang Cahaya. Spektrum Gelombang Cahaya
Gelombang Cahaya Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium. Cahaya memiliki sifat-sifat-sifat sebagai berikut:
Lebih terperinciqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq ALAT ALAT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui OPTIK Sri Cahyaningsih
Lebih terperinciDualisme Partikel Gelombang
Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
1 BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK.1 Gelombang Elektromagnetik Energi gelombang elektromagnetik terbagi sama dalam bentuk medan magnetik dan medan listrik. Maxwell menyatakan bahwa gangguan pada gelombang
Lebih terperincifisika CAHAYA DAN OPTIK
Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berpendapat bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini
Lebih terperinciReview Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran
Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol 11., No., April 008, hal 39-43 Review Studi Difraksi Fresnel Menggunakan Celah Bentuk Lingkaran Arinar Rosyidah, Indras Marhaendrajaya, K.Sofjan Firdausi Jurusan Fisika,
Lebih terperinciBAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN
BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan
Lebih terperinciPENENTUAN PANJANG GELOMBANG SINAR MENGGUNAKAN INTERFERENSI CELAH GANDA SEDERHANA
Jurnal Fisika Vol. 4 No. 2, Nopember 2014 69 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG SINAR MENGGUNAKAN INTERFERENSI CELAH GANDA SEDERHANA Moh. Nashir Tsalatsin*, Masturi Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika,
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciKONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA. Irnin Agustina D.A,M.Pd.
KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA Optika = llmu yang membahas tentang cahaya. Optik terbagi menjadi 2: optika geometris dan optika fisis. Optika Geometris membahas tentang pemantulan dan pembiasan. Sedangkan
Lebih terperinciSMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu
Lebih terperinciBAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK...2 24.1 Prinsip Huygen dan Difraksi...2 24.2 Hukum-Hukum Pembiasan...2 24.3 Interferensi Cahaya...3 24.4 Dispersi...5 24.5 Spektrometer...5 24.6
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinci: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI 1. EKSITASI ATOMIK 2. SPEKTRUM EMISI HIDROGEN 3. DERET SPEKTRUM HIDROGEN 4. TINGKAT ENERGI DAN
Lebih terperinciALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik
ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar
Lebih terperinciDifraksi (Diffraction)
Difraksi (Diffraction) Perilaku Partikel Perilaku Gelombang Pola Difraksi Difraksi (Diffraction) Difraksi adalah pembelokan cahaya dari lintasan lurusnya ketika cahaya melewati bukaan atau berada di sekitar
Lebih terperinciAnalisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya
Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya Masroatul Falah Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro ABSTRACT An interferometer
Lebih terperinciDIFRAKSI FRAUNHOFER CELAH TUNGGAL DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN LENSA POSITIF SEBAGAI PEMFOKUS
DIFRAKSI FRAUNHOFER CELAH TUNGGAL DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN LENSA POSITIF SEBAGAI PEMFOKUS Skripsi: Disusun Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S1 Disusun oleh : Taat Guswantoro J2D
Lebih terperinciKarakterisasi XRD. Pengukuran
11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi
Lebih terperinciLASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)
Nama : IRRENA RAMAHADI NIM : 15308071 LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis) Latar belakang adanya LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) ini adalah banyaknya pengguna kacamata dan kontak
Lebih terperinciPEMBUATAN ALAT PERCOBAAN PENGUKURAN KOEFISIEN PEMUAIAN PANJANG LOGAM DENGAN DIFRAKSI
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PEMBUATAN ALAT
Lebih terperinci#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya
#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1
SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen
Lebih terperinci2 A (C) - (D) - (E) -
01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK
ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK Mardian Peslinof 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2
Lebih terperincidi FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 4 Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung adalah Dosen Pendidikan Fisika
PENENTUAN PANJANG GELOMBANG BERBAGAI FILTER WARNA PADA LAMPU TL DAN WOLFRAM DENGAN SPEKTROMETER KISI DIFRAKSI UNTUK MENUNJANG EKSPERIMEN EFEKFOTOLISTRIK Herwinarso, Tjondro Indrasutanto, G. Budijanto Untung
Lebih terperinciDASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI
DASAR-DASAR OPTIKA Oleh: Dr. Ida Hamidah, M.Si. JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI OUTLINE Pendahuluan Optika Klasik Optika Modern Pendahuluan Optika adalah ilmu yang menjelaskan kelakuan dan sifat-sifat
Lebih terperinciMETODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
METODE X-RAY Kristalografi X-ray adalah metode untuk menentukan susunan atom-atom dalam kristal, di mana seberkas sinar-x menyerang kristal dan diffracts ke arah tertentu. Dari sudut dan intensitas difraksi
Lebih terperinciFISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM
MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-14 CAKUPAN MATERI 1. TEORI RELATIVITAS KHUSUS. EFEK FOTOLISTRIK 3. GELOMBANG DE BROGLIE 4. ATOM HIDROGEN 5. DIAGRAM
Lebih terperinciPREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.
PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup a. Definisi Gaya Hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
Lebih terperinci#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya
#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang sifat dualisme partikel dan gelombang
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama
Lebih terperinciDEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.
DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. MACAM GELOMBANG Gelombang dibedakan menjadi : Gelombang Mekanis : Gelombang yang memerlukan
Lebih terperinciKompetensi. 1.Mahasiswa mampu menentukan perbedaan fasa antara dua buah gelombang. 2.Mahasiswa mampu menentukan pola gelap-terang hasil interferensi.
04:55:45 Kompetensi 1.Mahasiswa mampu menentukan perbedaan fasa antara dua buah gelombang. 2.Mahasiswa mampu menentukan pola gelap-terang hasil interferensi. 04:56:01 Merupakan superposisi gelombang harmonik.
Lebih terperinciBAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x
BAB II CAHAYA 2.1 Pendahuluan Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Sifat-sifat cahaya adalah
Lebih terperinci3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong
ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SMk KELAS XII SEMESTER 1 OLEH : MUJIYONO,S.Pd SMK GAJAH TUNGGAL METRO MATERI : ALAT-ALAT OPTIK TUJUAN PEMBELAJARAN : Standar Kompetensi: 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari
Lebih terperinciApakah Gelombang Elektromagnetik?? Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium
MATERI Gelombang elektromagnetik (Optik) Releksi, Reraksi, Intererensi gelombang optik Eksperimen Young Prinsip Huygen Pembentukan bayangan cermin dan lensa Alat-alat yang menggunakan prinsip optik Apa
Lebih terperinciMICROWAVES (POLARISASI)
1 MICROWAVES (POLARISASI) I. Tujuan Percobaan a. Mengetahui fenomena polarisasi b. Mengetahui bagaimana sebuah polarisator dapat digunakan untuk mengubah polarisasi dari radiasi gelombang mikro (microwaves).
Lebih terperinciGambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.
EKO NURSULISTIYO Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X. Struktur gambar tersebut disebut alur Laue (Laue
Lebih terperinciAntiremed Kelas 08 Fisika
Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium
Lebih terperincibiasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias
7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?
Lebih terperinci