SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI BERBASIS MEAN SHIFT CLUSTERING UNTUK PENETAPAN CALON PESERTA DIKLAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI BERBASIS MEAN SHIFT CLUSTERING UNTUK PENETAPAN CALON PESERTA DIKLAT"

Transkripsi

1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI BERBASIS MEAN SHIFT CLUSTERING UNTUK PENETAPAN CALON PESERTA DIKLAT Wahid RS Nurwidodo 1), Mochamad Hariadi 2) Jurusan Teknik Elektro FTI, ITS, Surabaya Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur 1), 2) ABSTRAK Proses penetapan calon peserta diklat secara maksimal belum menggunakan database yang ada dan selama ini dinas pendidikan mengirim calon peserta diklat dengan mengambil tenaga pendidik yang dekat dengan lingkungan dinas pendidikan, mempunyai hubungan baik dan atau mempunyai hubungan kerabat dengan pejabat di dinas pendidikan. Penelitian ini bertujuan membangun sistem klasifikasi mean shift clustering, membangun sistem pendukung keputusan multidimensi berbasis klasifikasi dan mengimplementasikannya untuk penetapan calon peserta diklat. Sistem pendukung keputusan yang berbasis komputer mendukung pengambilan keputusan dalam penetapan calon peserta diklat yang menggunakan proses pemilahan berbagai alternatif untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran. Proses pengolahan database dalam penelitian ini menggunakan metode Mean Shift Clustering yang merupakan teknik untuk analisis data tanpa pengawasan kuat dari jumlah kluster dan tidak membatasi bentuk kluster. Pengolahan data dengan metode tersebut menghasilkan beberapa data sebagai sasaran untuk membantu pengambilan keputusan dalam menetapkan calon perserta diklat. Kata kunci : peserta diklat, sistem pendukung keputusan, mean shift clustering. ABSTRACT The process of determining the maximum potential training participants have not used the existing database and during this education office sends candidates by take the employee of educators that are close to the education office, had strong links and relatives or have links with officials in the education office. This study aims to establish a classification system mean shift clustering, construct multidimensional decision support system for based classification and implement it for determination of potential participants training. Decision support system which computer-based supports decision making in the determination of potential training participants who use the process of sorting the various alternatives to meet one or multiple targets. The processing of the database in this study using Mean Shift Clustering method which is a technique for data analysis without strong oversight of the number of clusters and does not restrict the form of clusters. Data processing method produces some data as a target to assist decision making in determining the prospective participant training. Keywords: training participants, decision support systems, the mean shift clustering C-15-1

2 PENDAHULUAN Studi Literatur Sistem Pendukung Keputusan Multidimensi Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output). Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan suatu masalah. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semistruktur dan situasi yang yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Kusrini, 2007). Multidimensi adalah mempunyai berbagai dimensi yang dalam hal ini diterapkan pada parameter penelitian. Sistem Pendukung Keputusan Multidimensi merupakan sistem pendukung keputusan yang menggunakan keputusan semistruktur dan tidak terstruktur untuk menentukan suatu ketetapan. Keputusan semistruktur adalah keputusan yang sebagaian bisa dibantu oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan, sedangkan keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi sehingga hal ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Klasifikasi Mean Shift Clustering Data Mining Data mining merupakan proses pencarian pola data. Cara kerja data mining adalah dengan membentuk model dari data yang tersedia, tujuannya agar pola dan korelasi dalam data dapat lebih mudah dimengerti. Metode data mining dapat berbentuk struktur konsep umum. Keluaran ( output) dalam data mining antara lain tree, rule (aturan), jaringan, dan persamaan matematika. Struktur tree dan roduksi rule merupakan struktur yang paling mudah dimengerti dan diterjemahkan oleh manusia. Data mining terdapat fungsi umum, yaitu klasifikasi, estimasi ( Estimation), prediksi ( Predictions), pengelompokan (Unsupervised clustering), Affinity Grouping dan Deskripsi (Description). Clustering Clustering adalah proses pengelompokan sejumlah data/obyek kedalam kelompokkelompok data (klaster) sehingga setiap klaster akan berisi data yang saling mirip. Clustering adalah salah satu teknik unsupervised learning dengan kita tidak perlu melatih metode tersebut atau dengan kata lain, tidak ada fase learning. Tujuan dari metode clustering adalah untuk mengelompokkan sejumlah data atau objek kedalam klaster sehingga setiap klaster akan terisi data yang semirip mungkin (Budi Santosa, 2007). Analisa klaster memegang peran penting dalam pengklasifikasian obyek. Bergantung pada aplikasinya, obyek bisa berupa sinyal, pelanggan, pasien, tanaman, berita dan lain-lain. Teknik klastering adalah teknik nonparametrik yang sangat banyak diaplikasikan dalam kasus sehari-hari. Teknik klaster bisa dikelompokkan ke dalam 2 kelas besar yaitu partitioning cluster dan hierarcichal cluster. Ada dua macam teknik klaster yang cukup sering dipakai. Yang pertama adalah k-means (termasuk partitioning cluster) dan yang berikutnya adalah hierarcichal clustering. Dalam banyak kasus, juga tersedia dalam kasus-kasus informasi data sebelumnya pada domain masalah. Sebagai contoh, pelabelan parsial dari data dapat diperoleh dari proses C-15-2

3 sekunder (misalnya, detektor wajah untuk me ngklasifikasikan adegan) atau melalui kontrol pengguna yang sederhana (misalnya, operator manusia untuk segmentasi awal tumor). Klasifikasi mean shift clustering merupakan pengelompokan suatu data atau obyek melalui program computer dengan metode mean shift clustering. Clustering merupakan metode pengelompokkan sejumlah data atau obyek ke dalam cluster (group) sehingga dalam cluster akan berisi data yang mirip atau hampir sama. Clustering adalah salah satu teknik unsupervised learning dimana tidak perlu melatih metode tersebut atau dengan kata lain tidak ada fase learning (Santosa, 2007). Banyak algoritma clustering diperlakukan sebagai sarana untuk mengoptimalkan langkah-langkah tertentu tentang partisi. Misalnya, k-means algoritma bertujuan untuk meminimalkan jumlah dalam-kelompok kesalahan kuadrat, dan entropi maksimum algoritma clustering adalah memaksimalkan entropi sedangkan dengan dalam jumlah kelompok kesalahan squared tetap konstan. Kadang-kadang, itu adalah algoritma sendiri yang ditekankan, misalnya dalam kasus k-means. Pusat-pusat klaster awal, secara acak atau strategis yang dipilih, dan tidak ada jaminan bahwa setiap pelaksanaan algoritma akan mencapai minimum global. Setelah pelaksanaan algoritma, semua orang dapat katakan adalah bahwa minimum lokal tercapai, dan tujuan optimasi menjadi menyesatkan. Konsep Jarak Terpendek Perhitungan jarak terpendek dirasakan banyak diperlukan dalam berbagai bidang di antaranya pada tehnik clustering atau pengelompokan yang digunakan pada sistem jaringan saraf (neural network), fuzzy logic dan pengolahan citra ( image processing) untuk bidang kedokteran, pengolahan sumber bumi khususnya dan sistem informasi geografi umumnya dan lain-lain. Adapun analisis pengelompokan yang sifatnya deterministik dapat digunakan metoda statistik, akan tetapi untuk teknik pengelompokan yang bersifat stochastik dapat digunakan fuzzy logic sebagai suatu pendekatan fungsi. Dalam analisis berikut ini akan digunakan beberapa interpretasi geometrik dari vektor-vektor yang mungkin dapat membantu dalam perhitungan jarak terpendek ( shortest distance) ini, dan selanjutnya dapat diperluas untuk ruang berdimensi n atau ruang-n. Salah satu keunggulan interpretasi geomerik dari vektor-vektor adalah situasi untuk ruang berdimensi dua atau berdimensi tiga secara analog dapat diperluas menjadi ruang-n. Interpretasi vektor secara geometrik dalam ruang-n dapat dipandang sebagai suatu titik dalam ruang koordinat-n dan dapat diartikan pula sebagai suatu segmen garis dari titik pusat ke titik tertentu yang direpresentasikan sebagai vektor. Jarak antara dua titik (vektor ) a dan b dalam ruang Euclidean-n didefinisikan sebagai: Misalnya jarak antara titik P(x1,x2) dan titik Q(y1,y2) adalah: Sifat jarak Euclidean adalah cukup sederhana dan setiap titik dianggap mempunyai kontribusi yang sama. Algoritma K-Means Clustering Langkah dasar K-Means Clustering adalah membagi jumlah cluster K (jumlah kelompok yang dikehendaki) dan mengasumsikan/menentukan centroid atau pertengahan cluster. Objek diambil k data pertama sebagai centroid pertama. Dengan algoritma K-means dilakukan langkah berikut hingga ditemukan hasil iterasi yang stabil : a. Menentukan data centroid, pada sistem ini, ditentukan bahwa centroid pertama adalah n C-15-3

4 data pertama dari data-data yang akan di-cluster b. Menghitung jarak antara centroid dengan masing-masing data. c. Mengelompokkan data berdasarkan jarak minimum. d. Jika penempatan data sudah sama dengan sebelumnya, maka stop. Jika tidak, kembali Gambar 1 Flow diagram algortitma K-Means Clustering Latar Belakang UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dan pasal 26 ayat 4 menyatakan bahwa satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Dengan terlaksananya pendidikan dan pelatihan (diklat) pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) diharapkan akan berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran dan pendidikan secara berkelanjutan. Peningkatan mutu pendidikan diiringi pula dengan meningkatnya kualitas sumber daya pendidikan diantaranya pendidik dan tenaga kependidikan. Mereka ditingkatkan mutunya melalui peningkatan tingkat pendidikan dan pelatihan secara bertahap. Hal ini dapat dilihat dan ditentukan melalui database pendidik dan tenaga kependidikan yang ada dan terupdate. Database pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kumpulan informasi pendidik dan tenaga kependidikan yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut, diantaranya berupa data status keaktifan dan kepegawaian, kualifikasi pendidikan, bidang studi yang diajarkan, tingkat sekolah, masa kerja, usia, pangkat/golongan, beban kerja, tugas tambahan dan prestasi kerja. Database tersebut dapat juga diproses dan digunakan sebagai penetapan calon peserta diklat sehingga dapat diperoleh peserta diklat sesuai dengan materi yang diselenggarakan. Persyaratan peserta diklat teknis & fungsional dalam kementerian pendidikan dan kebudayaan secara umum adalah PNS yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Pangkat/ Golongan disesuaikan dengan jenis diklat teknis C-15-4

5 2) Pendidikan minimal SLTA 3) Sehari-hari bertugas sesuai dengan bidang tugasnya. 4) Usia maksimal 50 tahun. 5) DP3 dua tahun terakhir rata-rata baik dengan nilai terendah baik 6) Ditugaskan oleh atasan langsung yang bersangkutan. 7) Kesehatan baik yang dinyatakan oleh dokter. Adapun usulan calon peserta diklat dilakukan oleh pejabat yang berwenang di instansi masing-masing yaitu : - Calon peserta dari instansi pusat diajukan oleh pejabat pimpinan yang bersangkutan. - Calon peserta dari perguruan tinggi diajukan oleh Rektor/Direktur/BAUK /Pejabat yang ditunjuk. - Calon peserta dari dinas kabupaten dan kota diajukan/ditugaskan oleh pimpinan yang besangkutan. Proses penetapan calon peserta diklat di LPMP Provinsi Jawa Timur selama ini secara maksimal belum menggunakan database yang ada dan diserahkan kepada daerah kabupaten/kota melalui dinas pendidikan setempat. Lembaga pelatihan mengirim surat kepada bupati/walikota melalui dinas pendidikan kab/kota untuk meminta calon peserta diklat. Calon peserta diklat yang dikirim tidak diadministrasikan dengan baik dan tidak menggunakan database yang ada. Dinas pendidikan mengirim calon peserta diklat dengan cara mengambil dari tenaga pendidik yang dekat dengan lingkungan dinas pendidikan, mempunyai hubungan baik dengan dinas pendidikan dan atau mempunyai hubungan kerabat dengan pejabat di dinas pendidikan. Dari pengiriman calon peserta diklat tersebut diperoleh: 1. Penetapan calon peserta diklat yang dikirim tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan 2. Penetapan calon peserta diklat dengan cara kedekatan dan kebijakan pejabat berwenang 3. Frekuensi penetapan calon peserta diklat yang dikirim tidak merata. Melihat permasalahan tersebut, penelitian ini disusun untuk memberikan usulan alternatif dalam mendukung pemilahan penetapan calon peserta diklat sesuai yang diharapkan dan dapat bermanfaat untuk membantu dinas pendidikan kab/kota dalam menentukan keputusan calon peserta diklat yang sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam pedoman. Sistem pendukung keputusan (decision support systems) adalah bagian dari sistem informasi yang berbasis komputer yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem tersebut sangat berperan dalam penetapan calon peserta diklat yang menggunakan proses pemilihan di berbagai alternatif yang bertujuan untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran. Dari database yang ada diolah melalui program komputer untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menentukan keputusan. Database PTK dapat sebagai alternatif untuk membantu memberikan keputusan penetapan calon peserta diklat. Proses pengolahan database tersebut dalam penelitian ini menggunakan program matlab dengan metode Mean Shift Clustering. Mean shift adalah metode iteratif untuk menemukan titik tetap dari fungsi kepadatan, diwakili oleh satu set sampel. Meskipun prosedur awalnya digambarkan dekade yang lalu, belum populer di mata masyarakat sampai menggunakan potensinya untuk analisis spasial dan pemahaman fitur optimasi. Pada saat ini, prosedur mean shift juga digunakan untuk mengubah media yang diperlukan untuk berbagai aplikasi visi komputer seperti pelacakan visual, gambar smoothing dan segmentasi dan menggunakan informasi fusi. Mean shift clustering merupakan metode algoritma yang digunakan dalam pengolahan data dan program komputer. Penerapan mean shift clustering dapat meningkatkan efisiensi teknik pencarian dalam menganalisis data ekspresi ( Danny dan Dorin, 2004) dan C-15-5

6 merepresentasi multiresolusi data yang mengandung kesamaan dan spesifisitas yang menjadi dasar dalam penemuan hukum dan akuisisi pengetahuan (Yizong Cheng, 1995). Prosedur mean shift adalah modul komputasi yang berharga yang fleksibilitas dapat membantu komponen penting setiap toolbox visi computer (Dorin Comaniciu dan Meer Peter, 2002). Dari penelitian yang telah dilakukan, metode mean shift clustering diterapkan dalam pengolahan data dalam bentuk citra dan gambar, sedangkan pada peneltian ini akan menerapkan metode mean shift clustering dalam program untuk mengolah database PTK dalam bentuk data diri yang meliputi usia, masa kerja, golongan dan pendidikan terakhir. Dari hasil pengolahan itu akan didapatkan informasi yang diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Dengan sistem pendukung keputusan melalui program komputer yang menggunakan metode mean shift clustering akan diperoleh penetapan calon peserta diklat sesuai dengan pedoman yang ditentukan sehingga permasalahan yang dihadapi selama ini bisa terselesaikan. Rumusan Masalah Pada penelitian ini permasalahan yang akan dibahas adalah 1. Bagaimana membangun Sistem Klasifikasi Mean Shift Clustering? 2. Bagaimana membangun Sistem Pendukung Keputusan Multidimensi berbasis klasifikasi? 3. Bagaimana mengimplementasikan Sistem Pendukung Keputusan Multidimensi berbasis Klasifikasi Mean Shift Clustering untuk Penetapan Calon Peserta Diklat?. Batasan Masalah - Sampel data menggunakan database PTK di kota Kediri pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. - Parameter yang diukur dalam penetapan calon peserta diklat yaitu usia, masa kerja, golongan dan pendidikan terakhir. - Penggunaan metode clustering untuk mengelompokkan calon peserta diklat menggunakan algoritma k-means. - Simulasi data pada penelitian ini menggunakan software MATLAB. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Membangun Sistem Klasifikasi Mean Shift Clustering 2. Membangun Sistem Pendukung Keputusan Multidimensi berbasis klasifikasi 3. Mengimplementasikan Sistem Pendukung Keputusan Multidimensi berbasis Klasifikasi Mean Shift Clustering untuk Penetapan Calon Peserta Diklat. Manfaat Diharapkan penelitian ini dapat memberi kontribusi pada dinas pendidikan dan lembag diklat dalam mengambil keputusan yang rasional sesuai dengan jenis keputusan yang diperlukan pada proses penetapan calon peserta diklat dan mampu meminimalisir permasalahan yang terjadi. METODE Pengiriman calon peserta diklat yang selama ini ditetapkan oleh bupati/walikota melalui dinas pendidikan setempat kurang merata dan tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Hal ini berarti calon peserta diklat mempunyai frekuensi kesempatan mengikuti diklat yang tidak merata sehingga menimbulkan komplain dari berbagai pihak. Penelitian ini memberikan usulan solusi tentang masalah tersebut dengan topik bagaimana menemukan pola hubungan informasi yang tersembunyi dalam database tenaga pendidik melalui metode mean C-15-6

7 shift clustering untuk mengambil keputusan penetapan calon peserta diklat. Dari sistem tersebut diharapkan calon peserta diklat mendapat kesempatan mengikuti diklat secara merata dan mempunyai frekuensinya yang tidak jauh berbeda. Metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini menggunakan program komputer berupa matlab yang berbasis Mean Shift Clustering. Program tersebut diharapkan mampu menggali informasi tersembunyi dalam tumpukan database yang diintegrasikan dengan penggunaan algoritma. Database yang digunakan dalam penelitian ini adalah database Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) Provinsi Jawa Timur yang dikelola oleh LPMP Jawa Timur. Database NUPTK adalah data yang berisi sejumlah variabel yang mendeskripsikan tentang data diri PTK dan sekolah. Data diri PTK meliputi nomor registrasi, nama, nomor unik, status pegawai, kualifikasi, jurusan, usia, portofolio/plpg, mata pelajaran yang diampu, matapelajaran yang disertifikasi, jumlah jam per minggu, dan pengembangan profesi. Data sekolah terkait dengan nama sekolah, alamat sekolah, jenjang sekolah, status sekolah, dan status akreditasi sekolah. Database yang diolah dalam program matlab hanya tertuju pada data diri pendidik. Diagram alur penelitian ini sebagai berikut: Preprosesing data Mean Shift Clustering Analisa Calon Peserta Diklat Gambar 2 Bagan diagram alur penelitian Pada diagram tersebut dapat dijelaskan alur penelitian, dari input data yang berupa database data diri tenaga pendidik yang terdiri atas usia, masa kerja, golongan dan pendidikan terakhir. Program matlab mengambil data tersebut untuk diolah sesuai aplikasi mean shift clustering. Tahap berikutnya program matlab muncul gambar diagram dari hasil database tersebut. Hasil gambar diagram itulah yang perlu dianalisa dan ditafsirkan untuk mengambil keputusan yang kemudian ditetapkan calon peserta diklat. HASIL DAN PEMBAHASAN Klasterisasi pada penelitian ini menggunakan metode klastering k-means, k menunjukkan jumlah klaster. Data masukan berupa matriks dengan dimensi yang beragam tergantung jumlah PTK dan parameter pendukungnya. Parameter pendukung sebagai kolom matriks dan jumlah data PTK sebagai baris. C-15-7

8 Sampel data pengujian dan analisa klasterisasi data PTK untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah berikut menggunakan database NUPTK kota Kediri dengan pembentukan klaster menggunakan variable-variabel data identitas PTK (usia, golongan, masa kerja dan pendidikan terakhir) untuk jenjang pendidikan yang berbeda. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah a. Sistem Mean Shift Clustering dapat dibangun melalui metode clustering dengan algoritma K-Means Clustering. b. Klasifikasi hasil K-Means Clustering dapat dijadikan pendukung sebuah keputusan c. Proses sistem pendukung keputusan dapat dilakukan dengan pengolahan Database PTK metode mean shift clustering sebagai alternatif untuk menentukan calon peserta diklat. Saran Adapun saran untuk penelitian berikutnya adalah a. Parameter dalam penelitian ini dapat dikembangkan dalam metode lainnya. b. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan dalam proses pengembangan pendukung keputusan oleh pihak-pihak terkait. DAFTAR PUSTAKA Barash, Dannydan Comani, Dorin Meanshift Clustering for DNA Microarray Analysis. Proceedings of the 2004 IEEE Computational Systems Bioinformatics Conference (CSB 2004). Comaniciu, Dorin dan Peter, Meer Mean Shift a Robust Approach toward feature space analysis. IEEE Transactions on Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 24, no. 5. Cheng, Yizong Mean Shift, Mode Seeking, and Clustering. IEEE Transactions on Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 17, no. 8. Kusrini Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: CV Andi Offset. Kusumadewi, Sri dan Purnomo, Hari Aplikasi Logika Fuzzy. Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Santosa, Budi Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. C-15-8

KLASTERISASI KOMPETENSI GURU MENGGUNAKAN HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DENGAN METODE DATA MINING

KLASTERISASI KOMPETENSI GURU MENGGUNAKAN HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DENGAN METODE DATA MINING KLASTERISASI KOMPETENSI GURU MENGGUNAKAN HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DENGAN METODE DATA MINING Ari Kurniawan, Mochamad Hariadi S2 Teknik Elektro (Telematika), Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING BERBASIS MAHALANOBIS DISTANCE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING BERBASIS MAHALANOBIS DISTANCE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MULTIDIMENSI MENGGUNAKAN K-MEANS CLUSTERING BERBASIS MAHALANOBIS DISTANCE WRS Nurwidodo 1) dan Mochamad Hariadi 2) Jurusan Teknik Elektro FTI, ITS, Surabaya Kampus ITS Keputih,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA Heri Awalul Ilhamsah Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

Ari Kurniawan

Ari Kurniawan KLASTERISASI KOMPETENSI GURU MENGGUNAKAN HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING Ari Kurniawan 2208206015 Dosen Pembimbing : Mochamad Hariadi, S.T., M.Sc., Ph.D. S2 TEKNIK ELEKTRO (TELEMATIKA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan tersebut. Lembaga keuangan memegang peranan penting dalam

Lebih terperinci

PEMETAAN SEBARAN MUTU PENDIDIKAN DASAR MENGGUNAKAN METODE SELF ORGANIZING MAPS

PEMETAAN SEBARAN MUTU PENDIDIKAN DASAR MENGGUNAKAN METODE SELF ORGANIZING MAPS PEMETAAN SEBARAN MUTU PENDIDIKAN DASAR MENGGUNAKAN METODE SELF ORGANIZING MAPS Ahmad Mulla Ali Basthoh 1, Surya Sumpeno 2, dan I Ketut Eddy Purnama 3 Jurusan Teknik Elektro FTI, ITS, Surabaya Kampus ITS

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means Yohannes Teknik Informatika STMIK GI MDD Palembang, Indonesia Abstrak Klasterisasi merupakan teknik pengelompokkan data berdasarkan kemiripan data.

Lebih terperinci

PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA

PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA Artikel Skripsi PENGKLASIFIKASIAN DATA SEKOLAH PENGGUNA INTERNET PENDIDIKAN MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS STUDI KASUS PT TELKOM SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Gondodiyoto (2007), sistem adalah merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketika disodori sejumlah data dari suatu obyek atau kejadian, apa yang bisa dilakukan terhadap data untuk menindaklanjutinya? Data perlu diolah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING)

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING) Nur Wakhidah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang Abstract Classification is the process of organizing

Lebih terperinci

CLUSTERING UNTUK DATA KOMPETENSI WIDYAISWARA MENGGUNAKAN ALGORITMA KMEANS

CLUSTERING UNTUK DATA KOMPETENSI WIDYAISWARA MENGGUNAKAN ALGORITMA KMEANS CLUSTERING UNTUK DATA KOMPETENSI WIDYAISWARA MENGGUNAKAN ALGORITMA KMEANS Diana Triastuty, I Ketut Eddy Purnama, dan Surya Sumpeno Jurusan Teknik Elektro FTI, ITS, Surabaya Kampus ITS Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam manajemen informasi karena jumlah informasi yang semakin besar jumlahnya. Data mining sendiri

Lebih terperinci

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA Akmal Hidayat 1) & Entin Martiana 2) 1) Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl.

Lebih terperinci

BAB III K-MEANS CLUSTERING. Analisis klaster merupakan salah satu teknik multivariat metode

BAB III K-MEANS CLUSTERING. Analisis klaster merupakan salah satu teknik multivariat metode BAB III K-MEANS CLUSTERING 3.1 Analisis Klaster Analisis klaster merupakan salah satu teknik multivariat metode interdependensi (saling ketergantungan). Oleh karena itu, dalam analisis klaster tidak ada

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA Diajeng Tyas Purwa Hapsari Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email :

Lebih terperinci

Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto )

Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto ) Sistem Klasterisasi Menggunakan Metode K-Means dalam Menentukan Posisi Access Point Berdasarkan Posisi Hotspot di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Clustering System Using K-Means Method in Determining

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

Model Aplikasi Penentuan Jenis Beasiswa Berbasis Algoritma K-NN Termodifikasi

Model Aplikasi Penentuan Jenis Beasiswa Berbasis Algoritma K-NN Termodifikasi ISSN: 2089-3787 1181 Model Aplikasi Penentuan Jenis Beasiswa Berbasis Algoritma K-NN Termodifikasi Soegiarto 1, Bahar 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Banjarbaru

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS

KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS KLASIFIKASI SISWA KELAS UNGGULAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS Nunik Mariastuti Wijilestari, Moch. Hariadi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat berdampak pada terjadinya penurunan substansial dalam biaya penyimpanan data, peningkatan pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009, dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN Fauziah Nur1, Prof. M. Zarlis2, Dr. Benny Benyamin Nasution3 Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi kerja tercapai. STIKOM Surabaya merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi kerja tercapai. STIKOM Surabaya merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Solusi pemanfaatan teknologi komputer sebagai alat bantu dalam mendukung kegiatan operasional suatu bidang usaha memudahkan manusia dalam mendapatkan data atau

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN : Clustering Data Status Tugas Belajar Dan Ijin Belajar Menggunakan Metode Fuzzy C-Means (Studi Kasus : Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur) Fevin Triyas Rantika 1, Indah Fitri Astuti, M.Cs

Lebih terperinci

TEKNIK DATA MINING DAN DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK KEUNGGULAN BERSAING (Study Kasus Perusahaan TV Kabel )

TEKNIK DATA MINING DAN DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK KEUNGGULAN BERSAING (Study Kasus Perusahaan TV Kabel ) TEKNIK DATA MINING DAN DECISION SUPPORT SYSTEM UNTUK KEUNGGULAN BERSAING (Study Kasus Perusahaan TV Kabel ) Ahlihi Masruro 1) 1) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ring Road Utara Condong Catur

Lebih terperinci

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS Oleh : Nengah Widya Utami 1629101002 PROGRAM STUDI S2 ILMU KOMPUTER PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2017 1. Definisi Clustering

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dalam penelitian ini berjudul Penentuan Wilayah Usaha Pertambangan Menggunakan Metode Fuzzy K-Mean Clustering

Lebih terperinci

SKRIPSI KLASIFIKASI CALON PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLASSIFICATION OF PROSPECTIVE EMPLOYEES BY USING THE K-MEANS METHOD

SKRIPSI KLASIFIKASI CALON PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLASSIFICATION OF PROSPECTIVE EMPLOYEES BY USING THE K-MEANS METHOD SKRIPSI KLASIFIKASI CALON PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLASSIFICATION OF PROSPECTIVE EMPLOYEES BY USING THE K-MEANS METHOD DONY ENDRIYONO 135610017 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung keputusan Pengertian keputusan Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternative

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung keputusan Pengertian keputusan Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternative BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pendukung keputusan 2.1.1. Pengertian keputusan Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternative yang dilakukan secara sadar dengan menganalisa kemungkinan-kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia pariwisata, tidak diiringi dengan perkembangan teknologi yang digunakan. Ditambah lagi dengan kondisi, banyak wisatawan yang tidak mau berwisata

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Jurnal Ilmiah ILKOM Volume 8 mor (Agustus 16) ISSN: 87-1716 PENGELOMPOKAN MINAT BACA MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Widya Safira Azis 1 dan Dedy Atmajaya 1 safiraazis18@gmail.com dan dedy.atmajaya@umi.ac.id

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

PENGELOMPOKAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS PENGELOMPOKAN TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Yulius Palumpun 1), Sitti Nur Alam 2) 1) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Manajemen (FIKOM) - Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 61 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis 3.1.1 Analisis Permasalahan Proses Segmentasi citra dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode konvensional secara statistik maupun

Lebih terperinci

Clustering Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa STMIK Akakom Menggunakan K-Means

Clustering Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa STMIK Akakom Menggunakan K-Means Clustering Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa STMIK Akakom Menggunakan K-Means Sri Redjeki Andreas 1), Andreas Pamungkas, Pamungkas Hastin 2), Hastin Al-fatah Al-fatah 3) 1)2)3) STMIK dzeky@akakom.ac.id

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma K-Means dalam Data Mining untuk Peminatan Jurusan Bagi Siswa Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 29 Jakarta)

Penerapan Algoritma K-Means dalam Data Mining untuk Peminatan Jurusan Bagi Siswa Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 29 Jakarta) Penerapan Algoritma K-Means dalam Data Mining untuk Peminatan Jurusan Bagi Siswa Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 29 Jakarta) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta email: nurhayati@uinjkt.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DATA MINING PENGELOMPOKKAN MURID TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE K-MEANS

IMPLEMENTASI DATA MINING PENGELOMPOKKAN MURID TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE K-MEANS JURNAL IMPLEMENTASI DATA MINING PENGELOMPOKKAN MURID TAMAN KANAK-KANAK DENGAN METODE K-MEANS Implementation Of Data Mining Grouping Kindergarten Pupils With K-Means Method Oleh: YOYOK BAGUS SAKSIKO 12.1.03.02.0132

Lebih terperinci

Analisa Data Mahasiswa Baru Terhadap Program Studi Yang. Dipilih Di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Analisa Data Mahasiswa Baru Terhadap Program Studi Yang. Dipilih Di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Analisa Data Mahasiswa Baru Terhadap Program Studi Yang Dipilih Di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Menggunakan Teknik Data Mining SKRIPSI Disusun Oleh : Citra Arum Sari 1032010048 JURUSAN

Lebih terperinci

TEKNOSI, Vol. 02, No. 03, Desember Koko Handoko Universitas Putera Batam (cooresponding author)

TEKNOSI, Vol. 02, No. 03, Desember Koko Handoko Universitas Putera Batam (cooresponding author) TEKNOSI, Vol. 02, No. 03, Desember 2016 31 PENERAPAN DATA MINING DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PADA INSTANSI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING (STUDI KASUS DI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GARUT Asep Hendar Rustiawan 1, Dini Destiani 2, Andri Ikhwana 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan bagi suatu perusahaan atau organisasi, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan

Lebih terperinci

CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Muhammad Toha, 1), I Ketut Edy Purnama 2) dan Surya Sumpeno 3) 1) Bidang Keahlian Telematika (Konsentrasi CIO) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan citra pada masa sekarang mempunyai suatu aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang antara lain bidang teknologi informasi, arkeologi, astronomi, biomedis,

Lebih terperinci

ARTIKEL PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

ARTIKEL PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL ARTIKEL PENERAPAN METODE K-MEANS DALAM PROSES CLUSTERING PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL Oleh: IRFAN DWI NURCAHYO BUDIARTO 13.1.03.02.0117 Dibimbing oleh : 1. Hermin Istiasih, ST.,M.M.,M.T.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Clustering adalah proses di dalam mencari dan mengelompokkan data yang memiliki kemiripan karakteristik (similarity) antara satu data dengan data yang lain. Clustering

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA ADAPTIF K MEANS

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA ADAPTIF K MEANS PENGENALAN WAJAH DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA ADAPTIF K MEANS Disusun oleh: Juan Elisha Widyaya (0822014) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH, no. 65, Bandung, Indonesia

Lebih terperinci

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian

1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan Penelitian Penerapan Data Mining dengan Menggunakan Metode Clustering K-Mean Untuk Mengukur Tingkat Ketepatan Kelulusan Mahasiswa Program Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010 PERBANDINGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (KNN) dan METODE NEAREST CLUSTER CLASSIFIER (NCC) DALAM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS BATIK TULIS Nesi Syafitri 1 ABSTRACT Various problem that are related to classification

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN

APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN APLIKASI ALGORITMA FUZZY C-MEANS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKKAN LULUSAN Abdul Aziz, S.Si, M.Si. Abstrak Teknik Fuzzy c-means clustering termasuk dalam salah satu keluarga clustering. Seperti teknik clustering

Lebih terperinci

Data Mining Terapan dengan Matlab

Data Mining Terapan dengan Matlab Pendahuluan i ii Data Mining Terapan dengan Matlab Pendahuluan iii DATA MINING TERAPAN DENGAN MATLAB Oleh : Budi Santosa Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2007 Hak Cipta 2007 pada penulis, Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA. thresholding

SEGMENTASI CITRA. thresholding SEGMENTASI CITRA Dalam visi komputer, Segmentasi adalah proses mempartisi citra digital menjadi beberapa segmen (set piksel, juga dikenal sebagai superpixels). Tujuan dari segmentasi adalah untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mobilitas adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam gaya hidup masyarakat sekarang ini. Serangkaian aktifitas menuntut seseorang untuk berada di suatu tempat bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, logika samar telah digunakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, logika samar telah digunakan dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, logika samar telah digunakan dalam berbagai bidang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Walaupun logika samar adalah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM

BAB 3 ANALISA SISTEM BAB 3 ANALISA SISTEM Pada perancangan suatu sistem diperlakukan analisa yang tepat, sehingga proses pembuatan sistem dapat berjalan dengan lancar dan sesuai seperti yang diinginkan. Setelah dilakukan analisis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI

PENGGUNAAN METODE PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI PENGGUNAAN PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI Entin Martiana S.Kom,M.Kom, Nur Rosyid Mubtada i S. Kom, Edi Purnomo Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu bisa dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu bisa dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjuan pustaka merupakan acuan utama pada penelitian ini berupa beberapa studi yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian ini

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DI SMA NEGERI 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR

PENGELOMPOKAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DI SMA NEGERI 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR PENGELOMPOKAN BIMBINGAN BELAJAR MENGGUNAKAN METODE CLUSTERING DI SMA NEGERI 1 CILAKU KABUPATEN CIANJUR SIDANG SKRIPSI Oleh Adry Rahadinata 10108069 Penguji 1 Andri Heryandi, S.T., M.T. Penguji 2 Adam Mukharil

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Untuk Klasifikasi Daerah Rawan Kriminalitas Menggunakan Metode K-Means

Sistem Informasi Geografis Untuk Klasifikasi Daerah Rawan Kriminalitas Menggunakan Metode K-Means Sistem Informasi Geografis Untuk Klasifikasi Daerah Rawan Kriminalitas Menggunakan Metode K-Means Ferdian Dwi Yuliansyah Fakultas Teknologi Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basis data. Informasi yang

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN MAHASISWA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL DAN IPK MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

PENGELOMPOKAN MAHASISWA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL DAN IPK MENGGUNAKAN METODE K-MEANS PENGELOMPOKAN MAHASISWA BERDASARKAN NILAI UJIAN NASIONAL DAN IPK MENGGUNAKAN METODE K-MEANS Hartatik STMIK Amikom Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condong Catur, Depok,

Lebih terperinci

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Amalfi Yusri Darusman Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, jalan Ganesha 10 Bandung, email : if17023@students.if.itb.a.c.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa 4.1.1 Analisis Data Pada tahap analisa data ini akan dibahas mengenai citra CT Scan yang akan dilakukan proses segmentasi atau pengelompokan data. Data citra

Lebih terperinci

KLUSTER K-MEANS DATA MAHASISWA BARU TERHADAP PROGRAM STUDI YANG DIPILIH

KLUSTER K-MEANS DATA MAHASISWA BARU TERHADAP PROGRAM STUDI YANG DIPILIH KLUSTER K-MEANS DATA MAHASISWA BARU TERHADAP PROGRAM STUDI YANG DIPILIH Citra Arum Sari dan Dwi Sukma D Program Studi Teknik Industri, FTI-UPN Jatim ABSTRAK Besarnya peminat dari setiap program studi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terkait metode clustering atau algoritma k-means pernah di lakukan oleh Muhammad Toha dkk (2013), Sylvia Pretty Tulus (2014), Johan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan wajah (face recognition) merupakan salah satu teknologi biometric yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aplikasi, seperti keamanan, verifikasi (pembuktian)

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS JENIS JERAWAT PADA WAJAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS JENIS JERAWAT PADA WAJAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING SISTEM PAKAR DIAGNOSIS JENIS JERAWAT PADA WAJAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING Siti Hadianti 1, Helen Sastypratiwi, Anggi Srimurdianti Sukamto 3. 1,, 3 Program Studi Informatika Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Sinawati ), Ummi Syafiqoh 2) ), 2) Sistem Informasi STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati Tarakan Jl Yos

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan mengenai analisis dan proses perancangan. Bagian analisis meliputi deskripsi umum sistem yang dibangun, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini membahas tentang landasan teori yang medukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Data Mining Data mining adalah kegiatan menemukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian Sebelumnya Traveling salesman problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang telah sering diangkat dalam berbagai studi kasus dengan penerapan berbagai

Lebih terperinci

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) L K Widyapratiwi 1, I P A Mertasana 2, I G D Arjana 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS

PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS PENENTUAN NILAI PANGKAT PADA ALGORITMA FUZZY C- MEANS WULAN ANGGRAENI wulangussetiyo@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Abstract. The purpose of this study was to

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA

PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS (FCM) PADA PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN LOKET PEMBAYARAN AIR PDAM SALATIGA Trevi Meri Andriyani 1, Lilik Linawati 2, Adi Setiawan 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

PENENTUAN NOMINASI CALON PESERTA PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING BERBASIS WEKA

PENENTUAN NOMINASI CALON PESERTA PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING BERBASIS WEKA PENENTUAN NOMINASI CALON PESERTA PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS CLUSTERING BERBASIS WEKA Agustin Sri Murdiana 1), I Ketut Eddy Purnama 2), dan Surya Sumpeno 3) Program

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA Kamil Malik Jurusan Teknik Informatika STT Nurul Jadid Paiton nomor1001@gmail.com Andi Hutami Endang Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyimpanan dokumen secara digital berkembang dengan pesat seiring meningkatnya teknologi. Kondisi tersebut memunculkan masalah untuk mengakses informasi yang diinginkan

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN DAN ANALISIS PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS CLUSTERING

PENGELOMPOKAN DAN ANALISIS PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS CLUSTERING PENGELOMPOKAN DAN ANALISIS PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS CLUSTERING Benedictus Andrian Henry Threstanto¹, Dhinta Darmantoro², Kiki Maulana³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN

CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN CLUSTERING KARYAWAN BERDASARKAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY C-MEAN Fitri Wulandari, Rinto Setiawan Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA PARTITIONING AROUND MEDOIDS (PAM) CLUSTERING UNTUK MELIHAT GAMBARAN UMUM KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA

PENERAPAN ALGORITMA PARTITIONING AROUND MEDOIDS (PAM) CLUSTERING UNTUK MELIHAT GAMBARAN UMUM KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PENERAPAN ALGORITMA PARTITIONING AROUND MEDOIDS (PAM) CLUSTERING UNTUK MELIHAT GAMBARAN UMUM KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA 1 Yulison Herry Chrisnanto, 2 Gunawan Abdillah 1,2 Jurusan Informatika Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI Gunawan 1, Fandi Halim 2, Tony Saputra Debataraja 3, Julianus Efrata Peranginangin 4

Lebih terperinci

Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic

Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic JTRISTE, Vol.2, No.2, Oktober 2015, pp. 18~28 ISSN: 2355-3677 Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic Junaedy 1, Abdul Munir 2 STMIK KHARISMA

Lebih terperinci

BAB III K-MEDIANS CLUSTERING

BAB III K-MEDIANS CLUSTERING BAB III 3.1 ANALISIS KLASTER Analisis klaster merupakan salah satu teknik multivariat metode interdependensi (saling ketergantungan). Metode interdependensi berfungsi untuk memberikan makna terhadap seperangkat

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Competitive Network Untuk Clustering Minat Mahasiswa Terhadap Topik-Topik Penelitian

Aplikasi Algoritma Competitive Network Untuk Clustering Minat Mahasiswa Terhadap Topik-Topik Penelitian Aplikasi Algoritma Competitive Network Untuk Clustering Minat Mahasiswa Terhadap Topik-Topik Penelitian Wiji Lestari, Singgih Purnomo STMIK Duta Bangsa Surakarta ABSTRAK Clustering adalah suatu metode

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU

IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU PROYEK TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI METODE K-MEANS PADA PENERIMAAN SISWA BARU (Studi Kasus : SMK Pembangunan Nasional Purwodadi) Disusun oleh: Novian Hari Pratama 10411 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms

Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Student Clustering Based on Academic Using K-Means Algoritms Hironimus Leong, Shinta Estri Wahyuningrum Faculty of Computer Science, Faculty of Computer Science Unika Soegijapranata marlon.leong@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penambangan Data (Data Mining) Penambangan data (Data Mining) adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari sekumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan Mengumpulkan data yang dibutuhkan Mempersiapakan alat dan bahan penelitian Observasi Wawancara Data Penelitian

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SISWA BERPRESTASI AKADEMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE K MEANS KELAS VII MTS HIDAYATUL

MENGELOMPOKKAN SISWA BERPRESTASI AKADEMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE K MEANS KELAS VII MTS HIDAYATUL MENGELOMPOKKAN SISWA BERPRESTASI AKADEMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE K MEANS KELAS VII MTS HIDAYATUL Nur Jannah 1, Tony Yulianto 2 1,2) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Islam Madura (UIM) Jl. Bettet

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN PEMINJAM BUKU DENGAN METODE K-MEANS DI PERPUSTAKAAN PUSAT UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

PENGELOMPOKAN PEMINJAM BUKU DENGAN METODE K-MEANS DI PERPUSTAKAAN PUSAT UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI PENGELOMPOKAN PEMINJAM BUKU DENGAN METODE K-MEANS DI PERPUSTAKAAN PUSAT UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI Disusun Oleh : INTAN FITRI ANDYNI 1032010054 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian yang dilakukan oleh (Chen, Sain, & Guo, 2012) berfokus untuk mengetahui pola penjualan, pelanggan mana yang paling berharga, pelanggan mana yang

Lebih terperinci

KLASTERISASI PROSES SELEKSI PEMAIN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

KLASTERISASI PROSES SELEKSI PEMAIN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS 1 KLASTERISASI PROSES SELEKSI PEMAIN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS (Study Kasus : Tim Hockey Kabupaten Kendal) Alith Fajar Muhammad Jurusan Teknik Informatika FIK UDINUS, Jl. Nakula No. 5-11 Semarang-50131

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali objek 3 dimensi. Sistem penglihatan manusia dapat membedakan berbagai macam objek 3 dimensi

Lebih terperinci

TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL

TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL Nadia Damayanti 1, Nur Rosyid Mubtada i, S.Kom, M.Kom 2, Afrida Helen S.T, M.Kom

Lebih terperinci

2.1 Definisi Operasional Indikator Pemerataan Pendidikan

2.1 Definisi Operasional Indikator Pemerataan Pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Operasional Indikator Pemerataan Pendidikan Pendidikan di Indonesia diselenggarakan sesuai dengan sistem pendidikan nasional yang ditetapkan dalam UU No. 20 tahun 2003

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) 157 Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop) Elly Muningsih AMIK BSI Yogyakarta E-Mail : elly.emh@bsi.ac.id Abstrak Berkembangnya

Lebih terperinci