KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP MENJAHIT DI SKB SLEMAN TERHADAP WARGA BELAJAR DALAM AKTIVITAS BERWIRAUSAHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP MENJAHIT DI SKB SLEMAN TERHADAP WARGA BELAJAR DALAM AKTIVITAS BERWIRAUSAHA"

Transkripsi

1 1 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP MENJAHIT DI SKB SLEMAN TERHADAP WARGA BELAJAR DALAM AKTIVITAS BERWIRAUSAHA SEW MEANINGFULNESS OF LIFE SKILLS EDUCATION IN SKB SLEMAN RESIDENTS AGAINST LEARN IN ACTIVITIES ENTREPRENEURSHIP Oleh: Aji Samanta Kurniadi Nyaman, Pendidikan Luar Sekolah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup menjahit di SKB Sleman. 2) Mendeskripsikan hasil program pendidikan kecakapan hidup (PKH) menjahit di SKB Sleman terkait dengan aktivitas wirausaha warga belajar. 3) Mendeskripsikan dampak program PKH menjahit di SKB Sleman terkait dengan aktivitas wirausaha warga belajar. 4) Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi program PKH menjahit di SKB Sleman dalam upaya mendorong aktivitas wirausaha warga belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian yaitu warga belajar dan pengelola program PKH menjahit. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber. Hasil penelitian ini diantaranya yaitu : 1) Pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup menjahit di SKB Sleman. 2) Hasil program PKH menjahit mencakup peningkatan pengetahuan, hasil produk, kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. 3) Dampak ekonomi program PKH menjahit yaitu berkurangnya jumlah pengeluaran. Sedangkan dampak sosial yaitu perubahan perilaku, keterampilan, pengetahuan, sikap, status atau perubahan sosial, dan interaksi sosial warga belajar terhadap orang lain dan masyarakat luas. 4) Faktor pendukung yaitu tersedianya sarana, tutor berpengalaman, situasi dan lingkungan kondusif, dan tidak dipungut biaya. Sedangkan faktor penghambat yaitu jumlah sasaran terbatas, usia warga belajar berbeda-beda, kemampuan tutor yang kurang maksimal, dan pengetahuan warga belajar yang berbeda-beda. Kata kunci: hasil program PKH, dampak program PKH, faktor PKH

2 2 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) Abstract This research aims to:1) describes how the implementation of life skills education program sewing in SKB Sleman. 2) Describe results of a life skills education program sew in SKB entrepreneurial activity related to Sleman citizens learn. 3) Describes the impact of the program on sewing education life skills SKB Sleman entrepreneurial activity related to citizens learn. 4) describe the factors that affect program education life skills sew in SKB Sleman in an attempt to encourage entrepreneurial activity, citizens learn. This research used the qualitative approach with qualitative, descriptive methods. The subject of research is a citizens learn and program manager PKH sewing. Using data collection techniques of observation, interview and documentation. Data analysis techniques using reduction data, display data, and the with drawal of the conclusion. While the validity of the data using triangular sources. The results of this research include: 1) the implementation of life skills education sewing program in SKB Sleman. 2) results of the program include increased sewing PKH knowledge, product results, personal skills, social skills, academic skills, and competence of the Polytechnic. 3) economic impact program PKH sewing is a reduced number of expenses. While the impact of social change behavior, attitudes, knowledge, skills, status or social change, and social interaction of citizens learning towards others and society. 4) factor endowments, namely the availability of means of experience tutor, the situation and the environment is conducive, and is free of charge. While the factors restricting the number of limited objectives, namely the age of citizens learning vary, the ability of a tutor, and insufficient knowledge of different learning citizens. Keywords: education life skills program results, program impact education life skills, education life skills factor.

3 3 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) PENDAHULUAN Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Tidak adanya keseimbangan antara jumlah pengangguran, jumlah tenaga kerja, dan lapangan kerja menyebabkan banyaknya permasalahan perekonomian di Indonesia. Pada saat itulah mulai dirasakan pentingnya dunia wirausaha untuk mengurangi jumlah pengangguran yang terjadi di negara maju dan berkembang. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. Seorang wirausaha yang tidak memiliki kreatifitas dalam mengembangkan usahanya maka kemungkinan besar usaha yang dilakukan akan mudah gugur dalam persaingan pasar. Jiwa-jiwa wirausaha memang penting ada dalam diri seorang wirausaha yang ingin sukses. Bila kita tidak memiliki jiwa wirausaha atau keahlian lain maka kita bisa menjadi seorang pengangguran. Menurut Pratomo (2014) dalam artikelnya yang berjudul Empat Sebab Jumlah Wirausaha Indonesia Sulit Bertumbuh, Ada empat sebab wirausaha sulit untuk bertumbuh di Indonesia. Pertama, sistem pendidikan tidak mendukung seseorang menjadi wirausaha. Kedua, wirausaha di Indonesia ingin sukses secara instan. Pengusaha atau wirausahawan di Indonesia yang masih pemula akan menemukan banyak hambatan di awal usahanya. Ketiga, wirausaha pemula kerap terlalu ambisius. Keempat, wirausaha kecil minim inovasi. Kurangnya pendidikan kecakapan hidup, menyebabkan mereka sulit untuk memperoleh bahkan menciptakan sebuah usaha. Banyaknya pengangguran di Indonesia karena pendidikan kecakapan hidup di sekolah formal yang belum diterapkan. Lembaga formal seharusnya bisa memberikan pendidikan kecakapan hidup yang sesuai untuk perkembangan masyarakat, tapi ada kenyataannya pendidikan kecakapan hidup masih kurang.

4 4 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) Departemen Pendidikan Nasional membagi life skills menjadi 4 jenis yakni : 1) kecakapan personal (personal skills) yang mencakup kecakapan mengenal diri (self awareness) dan kecakapan berfikir rasional, 2) kecakapan sosial (social skills), 3) kecakapan akademik (academic skills), dan 4) kecakapan vokasional (vocational skills) (Anwar, 2004: 28). Menurut Depdiknas (2003) dalam Anwar (2004: 21) mengatakan bahwa ciri pembelajaran life skill yaitu terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, terjadi proses penyadaran untuk belajar bersama, terjadi keselarasan kegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, usaha bersama, terjadi proses penguasaan kecakapan personal, kecakapan sosial, vokasional, akademik, manajerial, kewirausahaan, terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukan pekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu, terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli, terjadi proses penilaian kompetensi, serta pendampingan teknis untuk bekerja atau membentuk usaha bersama. Pelaksanaan pelatihan yang belum sesuai dengan manajemen program pelaksanaannya juga merupakan masalah kenapa pendidikan kecakapan hidup belum bisa dikatakan berhasil dengan maksimal. Di Yogyakarta banyak sekali lembaga baik Formal maupun Non Formal yang mengadakan program pendidikan kecakapan hidup. Salah satu lembaga yang peneliti ambil sebagai tempat penelitian yaitu Lembaga SKB Sleman yang berlokasi di darah Berbah Kabupaten Sleman. Penyelenggaraan program ini di SKB Sleman bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga belajar dan warga belajar juga mampu menjadi seorang wirausahawan setelah selesai mengikuti program pelatihan. Dengan demikian perlu adanya pengkajian yang dapat menunjukkan bagaimana dampak dari program tersebut. Maka sebuah pertanyan besar yang muncul adalah bagaimana dampak penyelenggaraan program kecakapan hidup menjahit

5 5 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) bagi warga belajar dan apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam pelaksanaan program. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka peneliti akan membahas tentang Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit Di SKB Sleman Terhadap Warga Belajar Dalam Aktiivitas Berwirausaha. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dapat memberikan deskripsi lengkap mengenai hasil dari penelitian. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SKB Sleman Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman. Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2015 sampai Oktober Subyek Penelitian Sumber data (informan) bisa berupa orang, dokumentasi (arsip), atau berupa kegiatan. Dalam menentukan subyek penelitian, peneliti menggunakan teknik sampling. Sampling digunakan untuk menjaring informasi dari berbagai sumber. Subyek penelitian diperlukan sebagai pemberi keterangan mengenai informasi dan data untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pemilihan sampel atau informan benar-banar jatuh pada subyek yang benar-benar menguasai situasi sosial yang diteliti (obyek), maka merupakan keuntungan bagi peneliti karena tidak memerlukan banyak sampel lagi sehingga penelitian cepat selesai (Sugiyono 2009: 57). Berdasarkan hal diatas maka yang menjadi sibyek penelitian dari penelitian ini adalah warga belajar yaitu peserta program dan pengelola program PKH menjahit. Pemilihan subyek-subyek tersebut dimaksudkan agar diperoleh informasi data yang sebanyak-banyaknya. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh dapat dipercaya serta sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi

6 6 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2009: ). Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan wawancara awal menganai program PKH menjahit di SKB Sleman untuk menyusun proposal penelitian. Kemudian setelah proposal selesai dilanjutkan dengan pembuatan instrumen penelitian. Peneliti selanjutnya mengambil data atau infrmasi ke lapangan dan dimulailah pelaksanaan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Data penelitian diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang digunakan disertai dengan pedoman penelitian. Pengolahan data dilakukan sejak awal pengambilan data hingga akhir pengumpulan data. Penelitian mendeskripsikan hasil penelitian secara mendalam setelah semua data diolah. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2009: 306). Instrumen dalam penelitian ini merupakan pedoman sederhana berupa pedoman wawancara dan dokumentasi. Dimana pedoman-pedoman tersebut akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi (Sugiyono, 2009: 309). Menurut Michael Quinn Patton (2006: 1) data hasil observasi terdiri dari deskripsi mendalam mengenai kegiatan suatu program, perilaku para

7 7 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) peserta, aksi para staf, dan interaksi antarmanusia secara luas yang dapat menjadi bagian dari pengalaman program. Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna dalam suatu topik tertentu, Prastowo (2010) dalam (Prastowo, 2012:212). Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit yang dilaksanakan di SKB Sleman. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara semistruktur. Hal ini dikarenakan wawancara tersebut sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Selain itu dalam wawancara ini pihak yang diwawancarai dimintai pendapat dan ide-idenya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelititan kualitatif (Sugiyono, 2009: 329). Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen seperti foto, arsip-arsip, serta laporan kegiatan. Informasi yang bersifat dokumentatif sangat bermanfaat guna pemberian gambaran secara keseluruhan dalam mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai lembaga serta kegiatannya. Teknik Analisis Data Pada penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacammacam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2009: 333). Analisis data dilakukan dengan melakukan rencana analisis dimana memetakan informasi yang dikumpulkan. Selanjutnya peneliti menafsirkan hasil penelitian lalu menarik kesimpulan dari hasil yang telah dipaparkan tersebut. Setelah ditarik kesimpulan maka peneliti memberikan rekomendasi terhadap hasil temuan berupa dampak program

8 8 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) pendidikan kecakapan hidup yang telah terlaksana. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai Analisis Dampak Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit Di SKB Sleman Terhadap Aktivitas Wirausaha Warga Belajar yaitu : 1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit di SKB Sleman Program pendidikan kecakapan hidup ini diselenggarakan dalam rangka untuk pemberdayaan perempuan agar memiliki kemampuan mengambangkan potensi dirinya khususnya dibidang keterampilan menjahit. Pendidikan kecakapan hidup dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 selama 20X pertemuan. Pendidikan kecakapan hidup menjahit yang dilaksanakan oleh SKB Sleman dilaksanakan di Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Tindak lanjut dari pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup menjahit yaitu peserta dapat melaksanakan kegiatan usaha secara kelompok atau individu, peserta mampu membangun koordinasi yang baik dengan penyelenggara program, peserta didik mampu meningkatkan keterampilan dan inovasi sendiri, dan memonitor sendiri kegiatan yang dilakukannya. Hasil program pendidikan kecakapan hidup menjahit mencakup peningkatan pengetahuan, hasil produk, kacakapan personal warga belajar, kecakapan sosial warga belajar, kecakapan akademik warga belajar dan kecakapan vokasional warga belajar. Peningkatan pengetahuan yang dimiliki warga belajar setelah mereka mengikuti pelatihan menjahit yaitu cara mengambil ukuran yang benar, cara membuat pola yang benar, dan juga teoriteori tentang menjahit. Seperti pernyataan dari ibu HY selaku warga belajar bahwa pengetahuan menjahit meningkat, sebelumnya tidak tahu cara mengambil ukuran, sekarang menjadi tahu dan bisa mengambil ukuran untuk membuat dres sendiri. Meskipun baru berani membuat dres untuk dipakai keluarga aja. Begitu juga pernyataan dari ibu LU selaku

9 9 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) tutor pendidikan kecakapan hidup menjahit : dapat membuat pola rok, blus, gamis, dan kebaya dapat membuat pola rok, blus, gamis, dan kebaya. 2. Hasil Program Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit di SKB Sleman Terkait dengan Aktivitas Wirausaha Warga Belajar a. Peningkatan Pengetahuan Peningkatan pengetahuan yaitu sebuah hasil proses dimana seseorang telah melakukan sebuah aktivitas. Peningkatan mennjahit warga belajar dapat dilihat saat pelatihan dan setelah pelatihan selesai. Terdapat peningkatan teori pengetahuan menjahit setelah mereka mengikuti pelatihan. Peningkatan tersebut menjadi tolak ukur dalam mengetahui keberhasilan program menjahit. Cara mengukur tingkat teori pengetahuan menjahit warga belajar dilakukan secara lisan dan praktik. Warga belajar dapat meningkatkan pengetahuan menjahit baju wanita dalam hal mengambil ukran, membuat pola yang benar, teori menjahit, dan praktik langsung. Seperti pernyataan dari ibu SM selaku warga belajar keterampilan menjahit : Sebelumnya sudah pernah menjahit tapi masih belum mahir mas, setelah mengikuti menjahit bisa membuat pola, mengukur yang benar, cara menjahit yang benar dan masih banyak lagi mas b. Hasil Produk Produk merupakan sebuah hasil dari suatu program pembelajaran. Hasil produk juga digunakan sebagai penilaian terhadap kinerja baik tutor maupun warga belajar. Karena dengan adanya hasil produk yang nyata, maka program tersebut mampu membuktikan secara nyata hasil kegiatannya. Hasil produk dari pelatihan menjahit antara lain warga belajar mampu membuat

10 10 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) rok span, blus muslim, kebaya jawa, dan gaun. Seperti peryataan dari ibu LU selaku warga belajar. warga belajar mampu membuat rok span, blus muslim, kebaya jawa, dan gaun. Dalam membuat produk tersebut, warga belajar melakukan secara mandiri tidak dengan bimbingan dari tutor menjahit. Hal tersebut agar warga belajar mampu meningkatkan rasa percaya diri dalam membuat suatu produk. Pihak SKB Sleman hanya membantu pemasaran produk dari warga belajar saat ada pameran. Hal itu karena pihak SKB Sleman belum memiliki kerja sama antar toko pakaian sehingga tidak memiliki relasi untuk pemasaran produk. Seperti pernyataan ibu M selaku warga belajar. membantunya melalui pameran waktu di Sleman, kalo selain itu belum ada bantuan pemasaran c. Kecakapan Personal Kecakapan personal merupakan sebuah kecakapan yang mencakup tentang mengenal diri sendiri dan berfikir rasional. Berfikir rasional seperti mengetahui kelebihan dan kekurangan kita. Kelebihan warga belajar setelah mengikuti pelatihan menjahit yaitu mempu membuat produk sendiri tanpa bimbingan dan menerima jasa menjahit baju. Warga belajar juga mengetahui kekurangan yang ada pada dirinya seperti belum mampu memotong bahan baju dengan lacar. Kecakapan personal juga mampu meningkatkan rasa percaya diri warga belajar seperti mampu memberikan semangat buat teman-teman yang lain. Seperti pernyataan dari ibu RD selaku warga belajar. mengetahui kekurangan yaitu cara motong belum lancar, kelebihan tidak tahu nanti dikira sombong d. Kecakapan Sosial

11 11 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) Kecakapan sosial merupakan sebuah kecakapan yang mencakup bagaimana cara berkomunikasi dengan empati dan bekerja sama dengan orang lain. Sebagai warga belajar pelatihan menjahit, wajib memiliki kecakapan sosial dalam berkomunikasi dengan konsumen. Cara yang dilakukan oleh pihak SKB dalam menumbuhkan motivasi berwirausaha yaitu dengan memberikan cara berkomunikasi langsung agar mampu menyemangati diri sendiri. Seperti pernyataan ibu LU selaku tutor menjahit bahwa pembelajaran berkomunikasi dilakukan secara bersamaan diawal pertemuan pembelajaran menjahit. e. Kecakapan Akademik Kecakapan akademik sering dikenal dengan sebutan berfikir ilmiah. Kecakapan akademik biasanya sudah lebih mengarah kepada kegiatan akademik. Kegiatan akademik dalam pelatihan menjahit yaitu bagaimana warga belajar mampu mengikuti pelatihan dan memperolah hasil yang dibuktikan dengan nilai dan produk. Warga belajar juga mampu melakukan identifikasi kebutuhan. Kecakapan akademik berupa hasil produk juga banyak dihasilkan warga belajar. Peningkatan dalam kecakapan akademik juga dibuktikan dengan bagaimana warga belajar mampu menguasai teori dan praktik, sehingga dalam melakukan ujian mereka dapat berhasil. Dalam melakukan tes untuk mengetahui ketercapaian program, pihak SKB Sleman melakukan dengan cara tes tertulis dan praktik. f. Kecakapan Vokasional Kecakapan vokasional merupakan sebuah kecakapan yang dalam pelaksanaan pembelajarannya disesuaikan dengan potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusiannya. Kecakapan vokasional juga memiliki karakteristik tertentu seperti tanggung jawab yang diberikan

12 12 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) tutor pada warga belajar sebagai pelatihan kecakapan vokasional. Pada kecakapan vokasional juga sering diartikan sebagai kecakapan berwirausaha atau kecakapan yang berfungsi meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Pihak SKB Sleman juga menanamkan kecakapan vokasional berupa rasa taggung jawab sebagai warga belajar. Selain menanamkan rasa bertanggung jawab, tutor dan pihak SKB juga melaksanakan program pembelajaran secara demokratis agar sesuai dengan kriteria kecakapan vokasional yang berlaku. Pembelajaran secara demokratis juga merupakan karakteristik kecakapan vokasional dalam penyelanggaraan program. Dengan memenuhi karaktristik kecakapan vokasional dalam penyelenggaraan maka akan memperoleh perubahan dalam kecakapan vokasional warga belajar. Seperti pernyataan dari ibu SM selaku warga belajar bahwa beliau semakin bersemangat untuk mengembangkan usaha menjahitnya, karna sudah banyak pelajaran yang beliau peroleh setelah mengikuti pelatihan. 3. Dampak Program Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit di SKB Sleman terkait dengan Aktivitas Wirausaha Warga Belajar yaitu a. Dampak Ekonomi Warga Belajar Setelah Mengikuti Program PKH Menjahit Program PKH menjahit diselenggarakan dalam rangka untuk pemberdayaan perempuan agar memiliki kemampuan mengembangkan potensi diri khususnya dalam hal menjahit sehingga memiliki kompetensi berwirausaha sendiri untuk meningkatkan kesejahtraan keluarga. Program pendidikan kecakapan hidup menjahit tahun 2014 yang diselenggarakan di Kecamatan Pakem dilaksanakan dengan memberikan pembelajaran keterampilan menjahit serta cara berwirausaha. Dampak ekonomi program pendidikan

13 13 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) kecakapan hidup menjahit belum terlihat secara besar, hanya meningkat secara kecil. Dibuktikan dengan adanya peningkatan keuangan tetapi musiman, karena harus menunggu orderan dari anak yang ingin masuk sekolah. Seperti pernyataan dari ibu RD selaku warga belajar bahwa beliau belum berani membuka usaha jahit, beliau hanya membuat pakaian buat keluarga saja sehingga belum terlihat adana peningkatan keuangan, tetapi jumlah pengeluaran berkurang karena bisa membuat baju untuk keluarga sendiri. b. Dampak Sosial Warga Belajar Setelah Mengikuti Program PKH Menjahit Dampak sosial program pendidikan kecakapan hidup menjahit bagi warga belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Perubahan sosial yang terjadi terhadap warga belajar akan mempengaruhi kehidupannya dalam keseharian. Semakin meningkatnya kecakapan sosial yang dimiliki, maka warga belajar akan mampu meningkatkan interaksi sosial dalam kehidupannya. Seperti apa yang diungkapkan oleh RD selaku warga belajar bahwa beliau ingin dapat membantu keluarga saya dalam membantu meringankan kebutuhan ekonomi keluarganya. 4. Faktor yang Mempengaruhi Program PKH Menjahit a. Faktor Pendorong dan Penghambat Pembelajaran Keterampilan Menjahit Berdasarkan pengamatan, faktor pendukung dalam kegiatan pelatihan pendidikan kecakapan hidup menjahit adalah tersedianya bahan dan alat, tutor yang memiliki kompetensi menjahit, tidak dipungut biaya, dan sebagainya. Adanya tutor yang memiliki kompetensi menjahit dan berpangalaman serta mampu melakukan pembelajaran juga menjadi faktor yang sangat mendorong

14 14 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) pelatihan. Seperti yang diungkapkan oleh bapak S selaku tutor bahwa faktor pendorongnya diantaranya tersedia dana, tersedianya bahan dan alat, tersedianya tutor yang berkompeten serta ada dukunngan dari instansi/lembaga terdekat. Adapun faktor penghambat dalam keterampilan menjahit berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan adalah terbatasnya sasaran dan juga masih usia warga belajar ada yang lebih dari 50 tahun sehingga harus bersabar dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh bapak S selaku tutor menjahit bahwa terdapat faktor penghambat antaralain sasaran terbatas, sehingga banyak masyarakat lain yang membutuhkan harus menunggu giliran, ada warga belajar yang usianya lebih dari 50 tahun sehingga agak menghambat dan lokasi pelatihan jauh dari SKB Sleman, dan tutor harus bersabar dalam memberikan materi karena kemampuan warga belajar berbeda. b. Faktor yang Mendorong Peserta Didik untuk Mengikuti Pembelajaran Keterampilan Menjahit Faktor pendorong peserta didik dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menjahit yaitu adanya dukungan dari berbagai pihak, motivasi belajar yang tinggi, cara mengajar yang mudah dipahami warga belajar serta adanya sertifikat setelah warga belajar lulus dari program pendidikan kecakapan hidup menjahit. Seperti pernyataan dari ibu M selaku warga belajar yaitu salah satu faktor pendorong peserta didik mengikuti pelatihan karena cara tutor mengajarnya mudah dimengerti oleh warga belajar lainnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dalam penelitian mengenai Analisis Dampak Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit Di SKB Sleman Terhadap

15 15 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) Aktivitas Wirausaha Warga Belajar yaitu : Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis dampak pendidikan kecakapan hidup menjahit di SKB Sleman terkait aktivitas wirausaha warga belajar maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Menjahit di SKB Sleman Program pendidikan kecakapan hidup ini diselenggarakan dalam rangka untuk pemberdayaan perempuan agar memiliki kemampuan mengambangkan potensi dirinya khususnya dibidang keterampilan menjahit. Tindak lanjut dari pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup menjahit yaitu peserta dapat melaksanakan kegiatan usaha secara kelompok atau individu, peserta mampu membangun koordinasi yang baik dengan penyelenggara program, peserta didik mampu meningkatkan keterampilan dan inovasi sendiri, dan memonitor sendiri kegiatan yang dilakukannya. 2. Hasil program pendidikan kecakapan hidup menjahit mencakup peningkatan pengetahuan, hasil produk, kacakapan personal warga belajar, kecakapan sosial warga belajar, kecakapan akademik warga belajar dan kecakapan vokasional warga belajar. 3. Dampak program pendidikan kecakapan hidup menjahit di SKB Sleman terkait aktivitas wirausaha warga belajar. Dampak ekonomi program pelatihan kecakapan hidup menjahit yaitu jumlah pengeluaran keuangan mulai berkurang. Dampak sosial pelatihan menjahit yaitu peningkatan status sosial, peningkatan kepedulian sosial, dan peningkatan kemampuan membelajarkan ilmu kepada orang lain. Kecakapan sosial yang diperoleh warga belajar dalam pembelajaran pelatihan menjahit merupakan bekal bagi warga belajar untuk meningkatkan kemampuan sosialnya dalam berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dan masyarakat luas.

16 16 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N) 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi program pendidikan kecakapan hidup menjahit di SKB Sleman terkait aktivitas wirausaha warga belajar. Faktor pendorong pendidikan kecakapan hidup menjahit yaitu adanya ketersediaan sarana pembelajaran yang lengkap, tersedianya tutor yang berpengalaman dalam kegiatan pembelajaran, situasi dan lingkungan yang kondusif serta menyenangkan, adanya motivasi dari dalam diri warga belajar sendiri untuk mengikuti pelatihan menjahit, dukungan dari berbagai pihak terkait, dan tidak dipungut biaya. Faktor penghambat dalam proses pendidikan kecakapan hidup menjahit antaralain jumlah sasaran yang terbatas, usia warga belajar yang berbeda-beda bahkan ada pula yang berusia diatas 50 tahun, dan pengetahuan warga belajar yang berbeda. Saran Bagi Pengelola perlu adanya polapola pembinaan dan pemantauan yang dilakukan oleh pihak SKB selaku penyelenggara pelatihan terhadap warga belajar secara berkala untuk melihat secara mendalam permasalahan dan kesulitan yang dialami oleh warga belajar setelah program pelatihan selesai. Bagi Warga Belajar senantiasa berperan aktif dalam proses pembelajaran keterampilan yang dilaksanakan agar mampu mengimplementasikan hasil belajar dengan baik. Diharapkan warga belajar mampu membuka usaha menjahit dengan modal pengetahuan yang dimiliki agar mampu meningkatkan ekonomi keluarga. DAFTAR PUSTAKA Andi Prastowo. (2010). Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: DIVA Press Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung: Alfabeta. Pratomo. (2014). 4 Sebab Jumlah Wirausaha Indonesia Sulit Bertumbuh. Dalam yang diakses pada tanggal 01 Desember 2014 pukul Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

17 17 Kebermaknaan Pendidikan Kecakapan (Aji Samanta Kurniadi N)

Oleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah,

Oleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah, Dampak Pelaksanaan Program (Anggrita K) 170 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP MENJAHIT TERHADAP AKTIVITAS WIRAUSAHA WARGA BELAJAR DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) AR-RUM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Septi Ningsih NIM

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Septi Ningsih NIM DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA, DESA PETIR, KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS ARTIKEL

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI AKTIVITAS WIRAUSAHA EMPING KETELA DI DUSUN BANTULKARANG, RINGINHARJO, BANTUL

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI AKTIVITAS WIRAUSAHA EMPING KETELA DI DUSUN BANTULKARANG, RINGINHARJO, BANTUL Pemberdayaan Perempuan Melalui (Aulia Prasetyarini)24 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI AKTIVITAS WIRAUSAHA EMPING KETELA DI DUSUN BANTULKARANG, RINGINHARJO, BANTUL WOMEN EMPOWERMENT THROUGH THE ENTREPRENEURIAL

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL. Oleh Marta Dwi Ningrum Pendidikan Luar Sekolah NIM JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

ARTIKEL JURNAL. Oleh Marta Dwi Ningrum Pendidikan Luar Sekolah NIM JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAMPAK PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DI TAMAN BACAAN MASYARAKAT MATA AKSARA BAGI PEREMPUAN DI DESA UMBULMARTANI, KECAMATAN NGEMPLAK, KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL Oleh Marta Dwi Ningrum Pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

IMPACT IMPLEMENTATION OF LIFE SKILLS PROGRAM ON THE IMPROVEMENT OF LIFE SKILLS CATFISH FARMING IN KARANGPATIHAN VILLAGE BALONG DISTRICT PONOROGO

IMPACT IMPLEMENTATION OF LIFE SKILLS PROGRAM ON THE IMPROVEMENT OF LIFE SKILLS CATFISH FARMING IN KARANGPATIHAN VILLAGE BALONG DISTRICT PONOROGO Dampak Pelaksanaan Program... (Nanda Indra Tawakal) 339 DAMPAK KETERLAKSANAAN PROGRAM LIFE SKILLS DALAM PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN. harus dilakukan oleh seorang peneliti. Langkah tepat yang dilakukan dalam

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN. harus dilakukan oleh seorang peneliti. Langkah tepat yang dilakukan dalam BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu langkah-langkah yang tepat yang harus dilakukan oleh seorang peneliti. Langkah tepat yang dilakukan dalam penelitian disebut

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK - R) DI KECAMATAN

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK - R) DI KECAMATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM PROGRAM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA (PIK - R) DI KECAMATAN NGAGLIK, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Oleh Dita Maya Winandarum Pendidikan

Lebih terperinci

TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Pendidikan Biologi Diajukan Oleh : Nopiana

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN GENERIC LIFE SKILLS WARGA BELAJAR PROGRAM PENDDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP SKB KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL

UPAYA PENINGKATAN GENERIC LIFE SKILLS WARGA BELAJAR PROGRAM PENDDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP SKB KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL UPAYA PENINGKATAN GENERIC LIFE SKILLS WARGA BELAJAR PROGRAM PENDDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP SKB KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL Oleh : Phandu Setyawan 11102244021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan nama Twitter. Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan nama Twitter. Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Latar atau lokasi dari penelitian ini dilakukan di Gorontalo melalui social mediayang berupa situs jejaring informasi yang dikenal dengan nama Twitter. Twitter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari kata methodos, bahasa Latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAAN MASYARAKAT KELOMPOK TERNAK SAPI NGUDI SARI DI PADUKUHAN KARANGGUMUK II KARANGREJEK WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAAN MASYARAKAT KELOMPOK TERNAK SAPI NGUDI SARI DI PADUKUHAN KARANGGUMUK II KARANGREJEK WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAAN MASYARAKAT KELOMPOK TERNAK SAPI NGUDI SARI DI PADUKUHAN KARANGGUMUK II KARANGREJEK WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA Pelaksanaan Program Usaha (Vivien F) 436 PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA PROGRAM EXECUTION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian Metode dan pendekatan adalah satu diantara unsur yang harus ada dalam suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam an Satori (2011: 23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian ini adalah metode kualitatif, karena peneliti ingin menggambarkan Peran guru

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM KETERAMPILAN BAGI IBU RUMAH TANGGA DI PKBM KARYA MANUNGGAL WILAYAH PRINGGOKUSUMAN GEDONGTENGEN YOGYAKRTA ARTIKEL JURNAL

IMPLEMENTASI PROGRAM KETERAMPILAN BAGI IBU RUMAH TANGGA DI PKBM KARYA MANUNGGAL WILAYAH PRINGGOKUSUMAN GEDONGTENGEN YOGYAKRTA ARTIKEL JURNAL IMPLEMENTASI PROGRAM KETERAMPILAN BAGI IBU RUMAH TANGGA DI PKBM KARYA MANUNGGAL WILAYAH PRINGGOKUSUMAN GEDONGTENGEN YOGYAKRTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme. Aliran konstruktivisme menyatakan bahwa realitas itu ada dalam beragam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. (Larasati, 2013, hal. 43). Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA

KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA KARAKTER KREATIFITAS DAN KEMANDIRIAN PADA SISWA (Studi Kasus Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 8 Surakara) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar) 2010, hlm. 84.

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar) 2010, hlm. 84. BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari kata methodos, bahasa Latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti jalan yang ditempuh atau dilewati. 1 Sedangkan metodologi mengandung arti yang lebih luas yaitu menyangkut prosedur dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah fieldresearch atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian post positivisme. Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: Paradigma ini merupakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Jurnal Gammath, Volume I Nomor 2, September 2016 KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Mohammad Jupri 1, Zulfa Anggraini R 2, Christine Wulandari S 3 1 Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculan KBK seiring dengan munculnya semangat reformasi pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Baik buruknya hasil suatu penelitian ( research) sebagian tergantung kepada metode pengumpulan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Sosial Anak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Action Research. Action Research merupakan sebuah kegiatan kombinasi antara kajian dan tindakan (Alwasilah,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yang menggunakan kajian terperinci mengenai sub setting, subyek tunggal yang berupa peristiwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena berdasarkan tinjauan awal peneliti, ternyata masalah yang sedang dihadapi lebih sesuai untuk

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA PADA TAHUN 2013

ARTIKEL JURNAL KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA PADA TAHUN 2013 ARTIKEL JURNAL KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA PADA TAHUN 2013 Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari kata methodos, bahasa Latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTATION OF THE PROGRAM SEWING SKILLS IN TEENAGERS DROPPING OUT OF SCHOOL AT PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) RUMBAI PEKANBARU

IMPLEMENTATION OF THE PROGRAM SEWING SKILLS IN TEENAGERS DROPPING OUT OF SCHOOL AT PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) RUMBAI PEKANBARU 1 IMPLEMENTATION OF THE PROGRAM SEWING SKILLS IN TEENAGERS DROPPING OUT OF SCHOOL AT PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) RUMBAI PEKANBARU Santy Restika Hutabarat 1, Jasfar Jas 2, Titi Maemunaty 3 Email: Santyhtb@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada perolehan data asli atau natural

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research (riset lapangan), yaitu melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh data atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. 1 Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

Tristanti PLS UNY

Tristanti PLS UNY Tristanti PLS UNY tristanti@uny.ac.id Tujuan pendidikan baik pendidikan formal maupun informal bertujuan membentuk karakter dan mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial. Siswa bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Bogdan & Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN 30 BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, Menurut Sugiyono (2010:14) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari kata methodos, bahasa Latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian untuk mencapai sebuah tujuan dibutuhkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian untuk mencapai sebuah tujuan dibutuhkan suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian untuk mencapai sebuah tujuan dibutuhkan suatu metode penelitian tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

MODEL PENDIDIKAN HALAQAH WAHDAH ISLAMIYAH MAKASSAR TAHUN 2008

MODEL PENDIDIKAN HALAQAH WAHDAH ISLAMIYAH MAKASSAR TAHUN 2008 MODEL PENDIDIKAN HALAQAH WAHDAH ISLAMIYAH MAKASSAR TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan masalah. Fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Post-Positivisme Bersifat naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Analisis data yang dilakukan bersifat induktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini berlokasikan di Rw. 14 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung. Alasan pemilihan lokasi telah diperjelas dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan masyarakat saat ini sangat perlu di perhatikan, terlebih pembangunan di pedesaan. Desa adalah bagian dari perekonomian yang menyuplai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan fakta dengan menggunakan data-data yang dikumpulkan melalui metode-metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada panti rehabilitasi cacat mental dan sakit jiwa Nurussalam Sayung Demak menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu :

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SKB PACITAN

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SKB PACITAN ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SKB PACITAN Maryono Dosen STKIP PGRI Pacitan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kebijakan pendidikan kewirausahaan dan faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam hidupnya, berinteraksi

Lebih terperinci

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SDN KRATON

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SDN KRATON 12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke-6 2017 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MURID KELAS II SDN KRATON SUPPORTING AND INHIBITING FACTORS OF EARLY READING

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI PENGENALAN DUNIA KERJA PADA SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Oleh: Vica Aji Ayu Wardani

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI PENGENALAN DUNIA KERJA PADA SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Oleh: Vica Aji Ayu Wardani PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MOTIVASI PENGENALAN DUNIA KERJA PADA SISWA SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Vica Aji Ayu Wardani ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk 51 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian yakni yang bersifat penemuan, pembuktian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau 57 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berasal dari kata Metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap informasi laporan

Lebih terperinci

KREATIVITAS GURU KETRAMPILAN DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN

KREATIVITAS GURU KETRAMPILAN DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN KREATIVITAS GURU KETRAMPILAN DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN Abstrak Tujuan dari penelitian adalah mengungkapkan: 1) Sarana Prasarana pelajaran ketrampilan,2) kondisi alat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Peneliti melakukan penelitian yang berlokasi di UPT P2TP2A Kota Bandung, UPT P2TP2A adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EDUKATIF DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BHAKTI KARYA 1 MAGELANG ABSTRAK Oleh: Brigitta Indriani

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PENELITIAN. pelaksanaan program green school dalam menanamkan pendidikan karakter

BAB III METODE DAN PENELITIAN. pelaksanaan program green school dalam menanamkan pendidikan karakter BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ada dua macam yaitu Pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) 98 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode deskriptif,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian merupakan sebuah keharusan dalam penelitian, karena hal ini berpengaruh pada penentuan pengumpulan data maupun metode

Lebih terperinci

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM

PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI. Oleh Oka Deva Yunianto NIM PERAN SMK NEGERI 2 SEWON SEBAGAI SMK PUSAT LAYANAN TIK SE KABUPATEN BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh Oka Deva Yunianto NIM 07110241029 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN UNIT PRODUKSI BERBASIS INOVASI PRODUK DI SMK NEGERI 7 PURWOREJO TESIS

MANAJEMEN UNIT PRODUKSI BERBASIS INOVASI PRODUK DI SMK NEGERI 7 PURWOREJO TESIS MANAJEMEN UNIT PRODUKSI BERBASIS INOVASI PRODUK DI SMK NEGERI 7 PURWOREJO TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis. Penelitian juga merupakan suatu bagian pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. field reseach, yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu

BAB III METODE PENELITIAN. field reseach, yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu 40 BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis dari penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian lapangan atau field reseach, yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah Suatu penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Agil Mirdiyanto¹, Joharman 2, Kartika Chrysti S 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data yang dilakukan secara ilmiah dengan tujuan dan fungsi tertentu. Cara ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Dipilihnya LPK DJ Arie School sebagai lokasi penelitian pada penelitian ini ialah karena LPK ini merupakan LPK yang berbasis public speaking yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. 1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang

Lebih terperinci

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment NFECE 4 (2) (2015) Journal of Non Formal Education and Community Empowerment http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (Pelatihan Life Skill

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif memiliki kegunaan antara lain untuk memahami interaksi sosial dan memahami

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE RESITASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERKOPERASI PADA MATA KULIAHKOPERASI

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE RESITASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERKOPERASI PADA MATA KULIAHKOPERASI IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE RESITASI TERHADAP MINAT MAHASISWA UNTUK BERKOPERASI PADA MATA KULIAHKOPERASI Meyta Pritandhari Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro meyta.pritandhari@gmail.com

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROGRAM KURSUS TATA RIAS DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGELOLAAN PROGRAM KURSUS TATA RIAS DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pengelolaan Program Kursus... (Linda Rismawanti) 223 PENGELOLAAN PROGRAM KURSUS TATA RIAS DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA COSMETOLOGY PROGRAM MANAGEMENT COURSES

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP RPP GURU DALAM MENGAJAR DI SMA NEGERI 1 MALLUSETASI (STUDI KASUS PADA GURU DI SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU) Saldy Ramlan Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode penelitian dan Bentuk penelitian a. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA

MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA 356 Jurnal Elektronik Mahasiswa PLS Vol. 5, No.8 Tahun 2016. MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DUMBO KUNCORO NGEMPLAK SLEMAN YOGAKARTA KNOWLEDGE MANAGEMENT IN KUBE DUMBO KUNCORO

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Poerwandari (2009) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBINAAN KETERAMPILAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A WIROGUNAN YOGYAKARTA

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBINAAN KETERAMPILAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A WIROGUNAN YOGYAKARTA Pemberdayaan Perempuan Melalului (Afriyanti) 76 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PEMBINAAN KETERAMPILAN WARGA BINAAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A WIROGUNAN YOGYAKARTA WOMEN EMPOWERMENT THROUGH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada giliranya

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (PHK)

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (PHK) JOURNAL PEDAGOGIA ISSN 289-3833 Volume. 4, No. 1, Februari 215 PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (PHK) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN PERSONAL DAN KECAKAPAN SOSIAL SERTA PRESTASI BELAJAR

Lebih terperinci