BAB IV HASIL PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 16 BAB IV HASIL PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Umum Balai Pengawasan dan sertifikasi benih (BPSB) Jawa Tengah merupakan lembaga instansi pemerintahan yang bertugas sebagai pengawas dan mengurusi masalah pembenihan di seluruh daerah Jawa Tengah BPSB berdiri resmi tahun 2001 dan disyahkan oleh dinas pertanian Provinsi jawa tengah. Untuk mendirikan lembaga ini atau instansi seperti BPSB Jawa Tengah ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar dan oleh karena itu disetiap propinsi hanya terdapat satu instansi saja. Berikut ini tahapan-tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah : Tabel 4.1 tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah No Tahap kegiatan tahunan Keterangan Produksi benih bermutu Mulai pembentukan seksi pengawasan mutu dan menyatu dengan BBI Resmi berdiri sebagai BPSB untuk 13 propinsi Perubahan struktur menjadi Balai pengawasan benih tanaman pangan dan hortikultura Otonomi daerah menjadi BPSB jawa tengah Sumber : BPSB Setelah terjadinya otonomi daerah BPSB Jawa Tengah resmi berdiri sebagai satu-satunya lembaga instansi pemerintah yang mengawasi dan menangani masalah perbenihan diseluruh daerah Jawa Tengah. Seiring berkembangnya teknologi BPSB Jawa Tengah bida menjalankan tugas dengan baik maka pada tahun 2005 mendapatkan penghargaan dari pemerintah yaitu : Piagam Abdi Bakti Tani dan Piala Abdi Bakti Tani kantor BPSB Jawa Tengah juga dilengkapi dengan laboratorium commit yang to user sudah diakreditasi dan dipercaya 16

2 digilib.uns.ac.id 17 pemerintah sebagai salah satu instansi pemerintah yang menguji, mengawasi, dan menangani, kegiatan perbenihan di seluruh daerah jawa tengah. Lokasi kantor BPSB Jawa Tengah sangat strategis yaitu berada tepat di pnggir jalan raya yang beralamatkan di Jalan-Raya Solo-Jogja Km 15 Sraten Gatak Sukoharjo. Sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan jalur darat. Dalam menjalankan tugasnya BPSB Jawa Tengah dibagi menjadi beberpa bagian yaitu bagian penerimaan benih, Bagian sertifikasi, bagaian kultivar, bagian laboratorium, bagian pemasaran, dan bagian wilayah surakarta. 2. Letak Geografis Balai Pengawasan dan Serifikasi Benih Jawa Tengah BPSB merupakan lembaga instansi pemerintah yang bergerak dalam pengawasan dan sertifikasi benih tanamanan pangan dan hortikultura yang berada diseluruh daerah Jawa Tengah. Kantor BPSB terletak jl. Raya Solo-Jogja Km 15 Sraten, Gatak Sukoharjo. Daerah terletak diantara ketinggian 300 m dpl sehingga sangat strategis dijangkau oleh kendaraan darat. Dengan letak yang strategis maka masyarakat Jawa Tengah dapat dengan mudah untuk menjangkaunya sehingga proses sertifikasi benih di daerah Jawa Tengah dapat berjalan dengan baik. 3. Struktur organisasi BPSB Struktur organisasi yang ada di balai pengawasan dan sertifikasi benih propinsi jawa tengah menggunakan sistem lurus yaitu setiap bagian di BPSB langsung bertanggung jawab kepada kepala BPSB. Pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang jelas. Struktur organisasi di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

3 digilib.uns.ac.id 18 Kepala BPSB Propinsi Jawa tengah Kelompok fungsional Subag Tata Usaha Seksi Pelayanan Teknis Seksi Pengembangan Dan Pengendalian Mutu Gambar : 4.1 Struktur organisasi Balai pengawasan dan sertifikasi benih propinsi Jawa Tengah Keterangan : 1. Kepala BPSB Mengkoordinasikan seluruh kegiatan di BPSB 2. Sub. Bag TU (Tata Usaha) Mengurus seluruh kegiatan di BPSB 3. Kelompok Fungsional Melaksanakan pengawasan mutu dan teknis benih 4. Seksi Pelayanan teknis Melaksanakan kegiatan administrasi dan informasi teknis serta perencanaan dan pengelolaan secara teknis 5. Seksi pengembangan dan pengendalian mutu Melaksanakan pengembangan, pengendalian, pengwasan mutu benih dan sertifikasi serta membuat aturan yang di usulkan ke pusat Berkenaan dengan sistem ketenagakerjaan di BPSB terdapat beberapa kendala yaitu tentang jumlah pengawas benih belum ideal dibandingkan volume kegiatan, dikaenakan pegagawai semakin berkurang adanya purna tugas. Sampai dengan pertengahan 2010 lalu BPSB Jawa tengah memiliki 94 orang tenaga profesional khusus (Pengawas Benih commit Tanaman) to user dan 6 orang tenaga fungsional

4 digilib.uns.ac.id 19 umum yang bertugas sebagai Pengawas Benih Tanaman (Belum fungsional). Kurangnya penguasaan teknologi informasi menjadi kendala dalam memenuhi tuntutan umum perkembangan, kecepatan, dan ketepatan pelayanan. Upaya pemberdayaan staf teknis untuk diangkat sebagai tenaga fungsional Pengawas Benih Tanaman yang digunakan sebagai dasar untuk menjadi seorang petugas fungsional pengawas benih tanaman. Menanggapi tentang sarana di BPSB yaitu dengan melakukan upaya penyempurnaan sarana dokumentasi kegiatan sesuai prnsip-prinsip penyimpanan dokumen terkendala sarana penyimpanan dokumen yang representatif. Sarana tersebut anatara lain almari arsip, dan gudang penyimpanan arsip contoh benih. Keterbatasan sarana pelaporan, sehingga belum mampu mendukung tuntutan kecepatan pelayanan. Sarana terebut adalah komputer, note book, dan mesin ketik manual. Sarana yang ada sekarang terbatas dan sudah banyak yang rusak. Keterbatasan gudang penyimpanan arsip contoh benih akbitanya arsip contoh benih tidak tersimpan dengan baik. Manajemen di BPSB juga memerlukan peningkatan tentang pengembangan sistem administrasi kegiatan terkendala oleh sarana (software) dan keterbatasan Sumber Daya Manusia. Pengawas benih tanaman yang sesuai dengan petunjuk teknis fungsional terkendala jumlah dan sebaran jabatan pengawas benih. Tenaga fungsional jumlahnya sangat terbatas, sehungga salah satu orang melaksanakan pekerjaan, akibatnya pekerjaan tidak dapat tepat waktu dan kurang optimal. Kendala pelayanan di BPSB yaitu produksi benih yang tidak merata tiap bulan menyebabkan tingginya volume pelayanan pada bulan-bulan tertentu. Namun pada bulan yang lain kegiatan tersebut sangat sedikit. Kondisi ini ditambah dengan kurangnya kemampuan perencanaan produsen dalam pennyesuaian dengan salah satu kebutuhan benih. Belum optimalnya pemanfaat teknologi serta keterbatasan Sumber daya Manusia menyebabkan optimalisasi kecepatan pelayanan belum sesuai dengan yang diharapkan. Jumlah pegawai benih yang tidak seimbang dengan volume kegiatan, menyebabkan pelayanan kurang optimal.

5 digilib.uns.ac.id Fungsi BPSB Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah mempunyai beberapa fungsi antara lain: a. Sebagai pengawas seluruh kegiatan perbenihan di seluruh daerah Jawa Tengah b. Sebagai pembimbing petani benih binaan sejawa Tengah c. Megadakan uji laboratorium untuk sampel atau cintoh benih tanaman pangan dan tanaman holtikultura seluruh daerah jawa tengah d. Kemitraan dengan pelaku agribisnnis dengan pemerintah e. BPSB sebagai satu-satunya lembaga instansi pemerintah yang bertugas sebgai kegiatan perbenihan tanaman pangan dan tanaman hortikultura diseluruh daerah Jawa tengah. 5. Kegiatan Umum BPSB Kegiatan umum dalam magang yang telah dilaksanakan di Balai Pengawasan Benih dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah meliputi : Pemeriksaan pendahuluan, Pemeriksaan pertanaman, Pelaporan, Pemberian sertifikasi dan pelabelan serta pengawasan peredaran bibit dipasaran. Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tugas para pegawai di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah membagi beberapa bagian yang bertugas dibidang masing-masing diantaranya bagian sertifikasi, bagian laboratorium, bagian tata usaha, bagian penerimaan benih, bagian kultivar, bagian pemasaran, dan bagaian wilayah Surakarta. Dengan pembagian tugas-tugas tersebut sehingga dapat mempermudah berlangsungnya proses pengujian mutu benih. Selain hal tesebut, untuk mengawas dan menangani bidang perbenihan yang khususnya yang berada di daerah Jawa Tengah. Petugas-petugas pengawas bibit atau benih tersebut bertugas memantau dan mengawasi proses perbenihan di setiap Kabupaten yang sudah ada dimana petugas tersebut ditugaskan. Setiap petugas yang menjadi pengawas bibit atau benih diwajibkan membuat pelaporan sebagai bukti dokumen dan sebagai bukti bahwa petugas tersebut telah menjalankan tugasnya dengan baik.

6 digilib.uns.ac.id 21 BPSB Jawa Tengah menetapkan beberapa peraturan dan prosedur untuk sertifikasi bibit atau benih yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap produsen benih atau penangkar bibit. Dengan adanya peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh BPSB diharapkan bisa membawa kejujuran dan kedisiplinan bagi setiap produsen benih. BPSB Jawa Tengah memiliki tenaga kerja yang terampil dan ahli. Dalam hal ini tenaga terampil merupakan pelaksanan lanjutan dan penyelia sedangkan tenaga ahli terdiri dari tenaga ahli pertama, ahli muda, dan ahli madya. Pembagian tugas disesuaikan dengan jabatan masing-masing pegawai. Sehingga hal ini sesuai dengan tingkat pengetahuan dan ketrampilan masing-masing karyawan atau pegawai. Dengan adanya pembagian tugas yang sudah disesuaikan dengan jabatan masing-masing pegawai ini akan menunjukan profesionalisme BPSB Jawa Tengah dan melaksanakan tugasnya. Sebelum bekerja atau menjalankan tugas setiap pegawai BPSB Jawa Tengah dimulai hari Senin-Kamis pukul dan hari Jumat pada pukul WIB dan diawali dengan apel pagi. Dengan adanya apel pagi maka akan emnunjukan kedisiplinan para pegawai. B. Prosedur Sertifikasi Benih 1. Pengertian a. Produsen benih adalah perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang melakukan proses produksi benih bina. b. Tipe simpang adalah tanaman atau benih yang menyimpang dari sifatsifat suatu varietas sampai di luar batas kisaran yang telah ditetapkan. c. Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui penyerbukan tetapi melalui organ vegetatif umbi atau stek batang. d. Tanda daftar adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang dan berlaku sebagaimana layaknya izin. e. Standar mutu adalah spesifikasi teknis benih yang baku mencakup mutu fisik, genetik, fisiologis dan atau kesehatan benih.

7 digilib.uns.ac.id 22 f. Isolasi barrier adalah penanaman tanaman tertentu atau penanaman dalam rumah kassa atau kaca dengan tujuan untuk menghalangi terjadinya penyerbukan silang. 2. Permohonan sertifikasi benih Permohonan sertifikasi benih ini dilaksanakan bagi produsen yang belum memperoleh sertifikasi sistem mutu benih tanaman pangan dan hortikultura. Dengan ketentuan persyaratan dan tata cara sertifikasi benih tanaman ini merupakan pedoman sertifikasi secara umum, sekaligus merupakan tindak lanjut penerapan dilapangan terhadapa ketentuan-ketentuan mengenai sertifikasi benih yang ada. Pemohon sertifikasi benih adalah orang atau badan hukun atau instansi pemerintah yang ingin memproduksi benih yang bermutu, yang terdaftar atau mempunyai ijin memproduksi benih dari Bupati atau walikota. Pemohon adalah orang atau badan hukum, maka benih tersebut disertifikasi atas nama orang atau badan hukum yang menandatangani sertifikasi. Apabila pemohon sertifikasi berjumlah dua orang atau lebih yang bekerja sama, maka pemohon dapat ditanda tangani oleh satu orang atas nama seluruhnya atau oleh setiap pemohon sesuai dengan perjanjian kerja samanya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan yang bersangkutan apabila masing-masing akan meminta sertikasi atas bagiannya. 3. Pemeriksaan permohonan Sertifikasi a. Permohonan sertifikasi diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara sertifikasi. b. Permohonan hanya dapat diajukan oleh produsen benih yang memenuhi syarat 1) Menguasai lahan yang akan digunakan untuk memproduksi benih 2) Memiliki atau menguasai benih sumber 3) Mampu memelihara dan mengatur lahan dan pertanamannnya 4) Mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku 5) Mempunyai fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan 6) Bersedia membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih sesuai dengan ketentuan commit yang berlaku. to user

8 digilib.uns.ac.id 23 c. Permohonan diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10 hari sebelum tanam dan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah ditentukan. d. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi yaitu, terdiri dari satu varietas dan satu kelas benih dalam satu kesatuan lahan. e. Pada permohonan dilampiri label sumber benih yag akan ditanam dan sket peta lapangan. f. Pemerikasaan kebenaran dokumen dilaksanakan sebelum benih ditanam untuk mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan dalam permohonan sertifikasi benar-benar sesuai dengan keadaan yang berada dilapangan. 4. Persyaratan dan produser sertifikasi benih kentang a. Benih Sumber Benih sumber yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Varietas telah dilepas oleh Menteri Pertanian 2) Menggunakan benih sumber yang lebih tinggi kelasnya dari kelas benih yang akan diproduksi b. Klasifikasi benih 1) Kelas benih G0 setara dengan Benih Penjenis (BS) yang merupakan populasi yang dilepas. 2) Kelas benih G1 dengan Benih Dasar Satu (BD 1 ) yang dihasilkan dari BS. 3) Kelas benih G2 setara dengan Benih dasar Dua (BD 2 ) yang dihasilkan dari BD 1. 4) Kelas benih G3 setara dengan Benih Pokok (BP) yang dihasilkan dari BD 2. 5) Kelas benih G4 setara dengan Benih Sebar (BR) yang dihasilkan dari BP c. Unit sertifikasi 1) Unit sertifikasi adalah lahan perbanyakan benih yang harus dinyatakan dengan jelas batas-batasnya.

9 digilib.uns.ac.id 24 2) Satu unit dapat terdiri dari beberapa petak dengan jarak antara petak maksimal 7 hari. 3) Satu unit sertifikasi merupakan satu varietas, satu kelas benih dan satu kali penangkaran pada satu lokasi. 4) Luas satu unit sertifikasi untuk benih kentang yang perbanyakannya diluar rumah kaca antara 0,5-1 ha dalam satu hamparan. d. Persyaratan dan Prosedur sertifikasi 1) Pemeriksaan Pendahuluan a) Lahan untuk sertifikasi Lahan yang digunakan untuk penangkaran adalah bebas dari tanaman lain (volunteer), lahan bera, atau tidak ditanami dengan tanaman yang satu famili minimal 1 tahun atau 3 musim tanam sebelumnya. b) Benih sumber Pemerikasaan benih sumber dilaksanakan dengan mengkonfirmasi ketempat asal benih didapat atau berdasarkan keterangan atau label, atau rekomendasi dari pemulia. 2) Isolasi Pertanaman kentang yang disertifikasi harus jelas terpisah dari pertanaman kentang lainnya dan atau familinya dengan jarak minimal 10 m. 3) Pemeriksaan Lapang a) Pemberitahuan pemeriksaan lapang harus disampaikan pada instansi yang berwenang peling lambat satu minggu sebelum pemeriksaan. b) Sebelum pemeriksaan pertanaman pemohon atau penangkar wajib memelihara tanaman dengan jalan melakuakan seleksi (roguing), pembuangan tipe simpang, dan varietas lain serta kegiatan lain yang dianggap perlu. c) Metode pemeriksaan Dalam satu unit penangkaran minimal diambil 1000 tanaman / ha secara acak. Untuk luas areal lebih dari 1 ha digunakan rumus: X = (Y + 4) x 200 X = Jumlah tanaman yang commit diperiksa. to user

10 digilib.uns.ac.id 25 Y = Luas areal dalam hektar. d) Pemeriksaan pertanaman Pemerikasaan dilakukan pada setiap karakteristik tanam berdasarkan deskripsi tanaman yang bersangkutan. i. Pertama : - Dilaksanakan pada umur hari setelah tanam (HST) - Parameter yang diamati tipe pertumbuhan, warna batang, warna dan bentuk daun, varietas lain dan tipe simpang, serta kesehatan tanaman. ii. kedua : - Pada fase menjelang panen HST - Parameter yang perlu diamati tipe pertumbuhan, vrietas lain dan tipe simpang, warna daun, bentuk daun, warna dan bentuk umbi, serta kesehatan tanaman. Varietas lain (VL) atau tipe simpang (TS) dan serangan Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dihitung dengan rumus Jumlah VS atau TS atau tanaman Terserang OPT / jumalah tanaman yang diperiksa x 100% e) Pemeriksaan ulang Dapat diajukan apabila areal penangkaran tidak memenuhi standar pemeriksaan - Penangkar atau produsen sanggup memperbaiki kondisi lapangan. - Kesempatan pemeriksaan ulang hanya satu kali pada setiap tahap pemeriksaan - Fase pertumbuhan belum berakhir pada tahap pmeriksaan yang dimaksud 4) Pemeriksaan umbi a) Waktu pemeriksaaan dilakukan setelah panen, sortasi, dan pembuatan lot, serta sebelum pengemasan dan pengiriman

11 digilib.uns.ac.id 26 b) Contoh umbi yang dipaksa diambil secara acak sebanyak 100 butir kentang dari setiap lot dengan volume 15 ton. Untuk tonase, lebih dari 15 ton digunakan rumus X = Y/3 x 200 X = Jumlah contoh minimal Y = tonase (volume lot) dalam ton c) Pemeriksaan ulangan dapat diajukan apabila pemeriksaan umbi sebelumnya tidak memenuhi syarat. Pemeriksaan ini hanya berlaku satu kali dan harus ada perbaikan kondisi lot/kelompok benih yang bersangkutan. d) Faktor yang diamati adalah adanya varietas lain, serangan OPT dan kerusakan mekanis. Presentase VL, umbi yang terserang penyait atau penggerek dan kerusakan mekanis. 5) Pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan lapang dan pemeriksaan umbi dilakukan oleh petugas pengawas benih yang ditunjuk oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan. e. Penggabungan Kelompok benih Beberapa unit sertifikasi dapat digabungkan menjadi satu kelompok bila bila memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Jenis, kelas, dan vaietas sama. Bila kelas berbeda, maka kelas benih gabungan menggunakan benih terendah. 2) Perbedaan tanggal panen tidak lebih dari 7 hari. 3) Masing-masing kelompok telah diketahui identitas mutunya. 4) Kelompok benih divampur sedemikian rupa sehingga homogen. 5) Volume benih kelompok gabungan tidak boleh melebihi ketentuan yang berlaku. Bila lebih harus dibagi menjadi dua kelompok atau lebih denngan nomor lot yang baru. 6) Standar mutu benih gabingan harus memenuhi standar mutu kelas benih yang dimaksud.

12 digilib.uns.ac.id 27 f. Pemeriksaan Ulang 1) Pemeriksaan ulang daat dilakukan apabila areal penangkaran tidak memenuhi standar pemeriksaan. Syarat pemeriksaan ulang : - Penangkar atau produsen sanggup memperbaikai kondisi lapang. - Kesempatan pemeriksaan ulang hanya satu kali pada setiap tahap pemeriksaan. Fase pertumbuhan belum berakhir pada tahap pemeriksaan yang dimaksud 2) Untuk benih yang berbentuk umbi pemeriksaan ulang dapat dilakukan bila pemeriksaan sebelumnya tdak memenuhi syarat, berlaku satu kali dan harus ada perbaikan kondisi lot. 3) Hasil pengujin terakhir dari kelompok benih yang diuji ulang merupakan hasil pengujian resmi yang menentukan dipenuhi atau tidaknya standar sertifikasi. g. Peralatan Produksi dan Pengolahan Benih Peralatan yang akan digunakan dalam proses produksi dan dan pengolahan benih harus bersih dan bebas dari kemungkinan tercampur dengan benih varietas atau tanaman lain. Pemeriksaan dan pengesahan kebersihan perlatan tersebut dilakukan oleh petugas pengawas benih. h. Pelaporan 1) Laporan hasil pemeriksaan dibuat oleh petugas atau pengawas benih dengan mengisi formulir yang telah ditentukan 2) Laporan tersebut dikirim kepada produsen paling lambat 7 hari kerja setelah pelaksanaan pemeriksaan. i. Sertifikasi dan Label 1) Sertifikat Sertifikat diberikan kepada penangkar atau produsen untuk setiap lot benih kentang yang lulus pada pemeriksaan lapng maupun pemeriksaan umbi kentang commit di to gudang. user

13 digilib.uns.ac.id 28 2) Label i. label atau informasi mutu diberikan untuk setiap kemasan benih dari lot yang lulus sertifikasi, dengan isi minimal : - Jenis tanaman :... - Varietas :... - Kelas benih :... - Volume kemasan :... kg - No. Lot :... - Nama produsen :... - Alamat produsen :... - Perlakuan bahan kimia :...(bila ada) - Tanggal pnen :... ii. Warna label sesuai dengan kelas benih - Kuning untuk benih penjenis - Putih untuk benih dasar - Ungu untuk benih pokok - Biru untuk benih sebar

14 digilib.uns.ac.id Standar Pemeriksaan a. Tabel 4.2 Standar Pemeriksaan Lapang Kelas benih G1 G2 G3 G4 Parameter Satuan a. Campuran varietas lain dan tipe simpang (maks). b. Isolasi jarak (maks) c. Penyakit (maks) Virus PLRV, PVS, PVX, PVY Penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) Penyakit busuk daun % m % % % % 0,0 10 0,1 0,5 10, 0 0,0 10 0,1 0,5 10,0 0,1 10 0,5 1,0 10,0 0,5 10 2,0 1,0 10,0 (Phytopthora insfestancs) % 0,0 0,0 0,0 Nematoda Sista 0,0 Kuning (NSK) (Globodera rostochiensis) d. Pengelolaan lapang lain *) Catatan : standar pemeriksaan lapang kelas benih G1 ( BD1) sama dengan G2 (BD2)

15 digilib.uns.ac.id 30 b. Tabel 4.3 Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang Kelas benih Parameter a. Kesehatan umbi Jumlah umbi terserang : - Busuk coklat dan lunak (maks) - Common scab, black scruft, powdery scab, late blight (infeksi ringan) (maks) - Busuk kering (maks) - Kerusakan oleh penggerek umbi(phthorimaca operculella) (maks) - Nematoda bintil akar (maks) (Infeksi ringan) - Nematoda sista kuning (Globodera roctochiensis) (maks) b. Campuran varietas lain (maks) c. Kerusakan mekanis (maks) Satuan % % % % % % % % G1 G2 G3 G4 0,0 0,3 0,5 0,5 0,5 3,0 5,0 5,0 0,1 1,0 3,0 3,0 0,5 1,0 5,0 5,0 0,5 3,0 5,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,5 0,5 3,0 5,0 5,0

16 digilib.uns.ac.id 31 Tabel 4.4 Realisasi Produksi Benih Sayuran Bersertifikat untuk Kentang tahun 2012 Produksi (Ton) No Komoditi BD BP BR Jumlah 1 Kentang Jumlah Sumber : Data BPSB Sukoharjo 6. Karakter Penciri Khusus Varietas Kentang Kumpulan karakter morfologi yang merupakan ciri khusus suatu varietas dapat digunakan untuk membedakan suatu varietas dengan varietas yang lain. Karakter morfologi yang dapat digunnnakan untuk membedakan antar varietas kentang adalah sebagai berikut a. Karakter tanaman terdiri dari tinggi tanaman yang berukuran sangat pendek, pendek, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Tipe tanaman berupa tipe batang, intermediate dan tipe daun. Tipe tumbuh tanaman kentang yaitu tegak, setangah tegak, dan terkulai. b. Karakter batang terdiri dari ketebalan batangnya tipis, sedang, dan tebal. Penyebaran antosiani pada batang berbeda-beda, ada yang sangat samar bahkan tidak ada, samar, jelas, dan sangat jelas. c. Karakter daun terdiri dari ukuran daun yang merupakan perbandingan panjang dan lebar daun. Intensitas warna hijau daun yaitu muda, sedang, dan gelap. Penyebaran antosiani pada tulang daun berbeda-beda, ada yang sangat samar bahkan tidak ada, samar, sedang, jelas, dan sangat jelas. Susunan daun majemuk atau jarak antar helai daun berbentuk tertutup atau helaian daun saling menutup, antara tertutup dan terbuka, dan terbuka atau antar helaian daun saling menutup. Frekuensi daun terkulai yaitu rendah, sedang, dan banyak. Gelombang pada tepi daun yaitu tidak ada, lemah, sedang dan kuat dan sangat kuat. Antosianin pada daun muda ada dan tidak ada. Jenis permukaan daun atas bertekstur kusam, sedang, dan mengkilat. Frekuensi daun sekunder pada tulang terjung (terminal) ada dan tidak ada. Frekuensi

17 digilib.uns.ac.id 32 daun sekunder pada tulang lateral (samping) berjumlah sedikit, banyak dan tidak ada. d. Karakter bunga kentang terdiri dari ukuran karangan bunga berukuran kecil sedang, dan besar. Ukuran mahkota bunga ada yang sangat kecil, kecil, sedang, besar, dan sangat besar. Mahkota bunga ada yang berwarna putih, merah kekuningan, dan biru keunguan. Antosian mahkota bunga berwarna putih ada dan tidak ada. Frekuensi tanaman kentang berbunga kadang sedikit, sedang, dan kuat. e. Karakter umbi terdiri dari jumlah umbi yang biasanya jarang, beberapa, sedang, banyak, dan sangat banyak. Umbi kentang berbentuk bulat, lonjong pendek, lonjong, dan lonjong panjang. Tingkat kedalaman mata umbi yaitu sangat dangkal, dangkal, sedang, dalam, dan sangat dalam. Kulit umbi ada yang licin, sedang, dan kasar. Warna kulit umbi yaitu kuning, kemerahan, dan kebiruan. Sedangkan warna daging umbi yaitu putih, kuning muda, krem, kuning, dan kuning tua. f. Tunas tanaman kentang mempunyai berbagai bentuk seperti bentuk bola (spercal), seperti telur (oval),meruncing (conical), silindris melebar (broad Cylindrical), dan silindris sempit ( Narrow Cylindrical). Tunas biteral berukuran pendek, sedang, dan panjang. Warna antosiannya merah violet dan biru violet. Intensitas warna antosian yaitu lemah sedang, kuat, dan sangat kuat. Ukuran ujung tunas sangat bervariasi. Ujung tunas mempunyai karakter tertutup. Semi tertutup, dan terbuka. Jumlah akar ada yang sedikit, banyak, dan sedang. 7. Kegiatan di KBH Kledung Kabupaten Wonosobo Kentang yang dibudidayakan di KBH Kledung adalah jenis kentang (Granolla L) yang merupakan jenis kentang G 0 yang merupakan jenis kentang benih penjenis (BS). Pada saat penelitan di KBH Kledung kegiatan yang dilakukan yaitu saat menjelang panen dan ada juga tanaman kentang yang baru ditanam sekitar 20 hari. Media yang digunakan yaitu campuran sekam serta campuran pupuk dan tanah yang commit di diamkan to user sekitar satu minggu sebelum di

18 digilib.uns.ac.id 33 Tanami benih kentang. Luas lahan yang digunakan untuk jenis kentang G 0 adalah 15 x 10 m pada saat ditinjau tanaman kentang sudah terdapat umbi. Pupuk yang digunakan untuk pemupukan tanaman kentang digunakan pupuk daun dan pupuk kandang dan setelah satu bulan tanam digunakan pupuk organik. Dari penanaman sampai panen diperlukakan waktu sekitar 3 4 bulan. Penanaman dilakukan di dalam rumah kaca yang bertujuan untuk menghindari serangan hama dari luar, karena tanaman kentang sangat rentan seakali terserang penyakit apabila salah satu tanaman kentang tersearang yang lain dengan cepat akan ikut terserang. Jarak tanam yang digunakan yaitu 15 cm antar setiap tanaman, Penyiraman dilakukan dengan cara dikicir atau dengan air yang memutar diatas tanaman kentang. Penyakit yang menyerang yaitu penyakit busuk umbi. Hama yang menyerang yaitu orong orong dan ulat bumi. Tata cara urutan panen kentang di KBH Kledung Wonosobo yaitu tanaman kentang dicangkul kemudian diambil umbinya selanjutnya kentang dimasukan ke dalam keranjang. Setiap panen menghasilkan 8-9 ton, dalam satu tahun dapat panen 3 sampai 4 kali. Setelah kentang dijemur kemudian di cuci dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan diblower. Kentang dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 3 jam yang bertujuan untuk menghilangkan tanah yang melekat pada umbi. Setelah kentang kering masukan ke dalam keranjang kembali. Selanjutnya dilakukan penyortiran dan masingmasing keranjang yang berisi kentang di beri obat bubuk untuk menghindari penyakit dari luar. Masukan kentang tersebut ke dalam ruangan yang kedap cahaya agar mempercepat muculnya tunas baru dan kentang tersebut tidak mudah busuk kira-kira selama 1 bulan. Hal tersebut merupakan cara untuk sertifikasi umbi kentang. Adapun tahap-tahap dalam sertifikasi umbi kentang yaitu pada saat tanaman kentang berumur satu bulan atau sampai umur 40 hari setelah tanam. Benih tanaman kentang muncul tunas kecil. Selnjutnya benih tanaman kentang dibawa ke laboratorium untuk uji penyakit dan serangan hama. Untuk sertifikasi benih kentang tidak dilakukan proses uji daya kecambah dan uji kadar air,uji tersebut hanya commit di lakukan to user pada tanaman yang dengan jenis

19 digilib.uns.ac.id 34 tanaman yang berbentuk biji. Karena uji tersebut menggunakan kertas uji kecambah yang dibasahi dengan air, sebelum itu juga dilakukan kemurnian [ada tanaman yang berbentuk biji seperti jagung, kacang tanah, padi, dll. 8. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) OPT tanaman kentang yang utama adalah virus, bakteri, jamur, nematoda, dan hama yang menyerang tanaman di lapangan maupun umbi di gudang a. Virus 1) Potato leaf Roll Virus (PLRV) Penularan PLVR ditularkan oleh aphid Myzus persicea dan umbi. Penularan oleh alphid dapat terjadi di pertanaman maupun pada saat penyimpanan. Gejala Serangan Secara umum tampak tegak dan kerdil, helaian daun menggulung, kecilkecil dan menguning. Gejala spesifik adalah pada pucuk daun tegak dan warna daun lebih menguning. Gejala PLRV pada tanaman di dataran rendah (suhu tinggi) kurang spesifik dan tanaman tidak terlalu kaku. Sedangkan gejala tanaman di dataran tinggi (suhu rendah) lebih spesifik, yaitu kaku dan ujung helai daun bawah yang menggulung sering disertai nekrosis. Tanaman yang kekeringan menunjukan gejala yang menyerupai PLVR. Gejala serupa dapat ditimbulkan oleh trips pada tanaman yang sudah tua. Pemeriksaan gejala yang efektif dilakukan pada umur tanaman hari. 2) Potato Virus X (PVX) Penyakit ini telah tersebar lua di daerah sentra produksi kentang di Jawa dan Sumatra. Tanaman inang PVX adalah kecubung (Datura sp), kembang gundul (Gomphrena globosa), tambakau dan tomat. Penularan Penularan melalui umbi dan kontak mekanis misal: kontak anatr tanaman, antar akar, antar tunas umbi, melalui gigitan serangga dan pisau pemotong tanaman.

20 digilib.uns.ac.id 35 Gejala serangan PVX dikenal sebagai virus laten kentang, gejala motle atau mosai laten (mild mosaic). Gajala pada kebanyakan varietas tidak tampak, atau tampak lemah tergantung pada strain virus, varietas pada kondisi lingkungan. Pada beberapa varietas menunjukan beberapa gejala rugose, warna daun kusam dan mengkerut, pada daun tua yang mengkuning tampak urat tetap hijau. Strain tertentu dapat menyebabkan gejala nekrotik pada daun umbi serta mematikan tanaman. Gejala tanaman samar pada suhu diatas 28 o C. Gejala pada umbi sakit tidak dapat diidentifikasi sacara visual. 3) Potato Virus Y (PVY) Penyakit ini telah tersebar luas disentra produksi kentang di Jawa dan Sumatera. Tanaman inang PVY adalah teembakau, kecubung, tomat, cabai, dan Cheneopodium amaranticolor. Penularan PVY ditularkan melalui umbi oleh alphid secara non persisten, luka, dan gesekan daun. Terdapat lebih dari 30 spesies kutu alphid (green peach alphid) yang dapat menularkan virus, tetapi yang paling dominan dan efektif sebagi vektor PVY adalah myzus persicae yang bersayap. Gejala Penampakan gejala tampak pada varietas, strain virus dan kondisi lingkungan. Varietas yang kurang peka terhadap PVY tetp tumbuh baik meskipun menunjukan gejala mosik lemah aatau gejalanya tidak tampak (symtom less). Gejala akibat PVY umumnya daun lebiih kecil dan tepi daun bergelombang. Permukaan daun mosai dan mengkerut, daun kelihatan lemah dan kadang-kadang tanaman kerdil. Pada serangan PVY strain O terjadi epinastty disertai ggurnya daun bagian bawah. Gejala infeksi pada umbi sakit tidak dapat diidentifikasi secara visual. Kombinasi serangan PVY dengan PVX pada saat bersamaan gejala mosaik dan rugoso menjadi lebih berat dengan permukaan daun tidk rata dan bergelombang. b. Jamur 1) Penyakit busuk daun (Late commit blight) to user

21 digilib.uns.ac.id 36 Penyebab Phytophthora infestans. Disebut juga penyakit hawar atau bodoh. Penularan Spora yang ada pada daun terbawa oleh air hujan melalui permukaan batang dan masuk ke tanah sehingga menginfeksi umbi. Penyebaran spora efektif bila lingkungan lembab dan banyak angin. Galaja Daun yang terinfeksi ditandai dengan bercak-bercak berwarna coklat, kemudian bercak meluas sehingga akhirnya daun membusuk dan kering. Pada daun yang bergejala terdapat serbuk putih yang mengandung banyak sopra. Umbi yang terserang permukaannya busuk violet dan bila dibelah vertical tampak pinggiran daging umbi busuk berwarna violet sampai kehitaman. 2) Busuk kering atau penyakit kering (Dry out) Penyebab Fusarium spp. Penularan Melalui tanah dan umbi yang terluka pada saat panen/transportasi. Gejala Penyakit ini berkembang di areal tanaman kentang yang memiliki suhu relatif tinggi atau pada musim panas. Pada tanaman yang terserang ditandai degan layu yang berawal dari sebagian daun dan tangkainya, serta tanaman menguning. Vaskular batang mengalami diskolorasi, kerusakan pada akar, stolon, dan pangkal batang berwarna coklat. Gejala pada umbi terlalu menonjol, tetapi pada permukaan umbi ada cacat/rusak dan bila dibelah terdapat diskolorasi pada vaskuler, tanpa disertai lendir. Gejala pada umbi biasanya diawali dengan bercak coklat pada permukaan umbi, kemudian berkembang menjadi busuk cekung, kering, dan keriput dan tempat tersebut biasanya ditumbuhi miselium putih. 3) Kudis lak/kanker (Black scurf) Penyebab Rhizoctania Solana Penularan

22 digilib.uns.ac.id 37 Melalui tanah, di daerah dataran tinggi dengan temperatur tanah rendah (optinum 18 o C) dan kelembaban tinggi. Gejala Pada tanaman : Tanaman tegak, kerdil, dan roset pada bagian pucuk, daun menggulung kedalam, tepi daun warna ungu, internodia (ruas) batang pendek, nerkosis pada pangkal akar, stolon busuk, warna coklat sampai dengan hitam, dan sering tumbuh umbi pada batang di atas permukan tanah. Umbi : Biasanya bentuk umbi tidak beraturan (disformasi), cracking, pitting pada permukaan kulit umbi melekat sklerotia (seperti kotoran) warna coklat tuahitam dan sulit sekali dilepas meski dengan pencucian. Benih yang baru tumbuh dapat terserang sehingga tunas warnanya coklat dan akhirnya mati. c. Bakteri 1) Layu Baktri atau Rayad atau Lumpuh Penyebab Ralstonia solanacearum syn, Pseudomonas solonancearum. Penularan Melalui tanah dan umbi, sisa-sisa tanaman sakit dan air yang mengalir. Sel bakteri dapat bertahan didalam tanah sampai bebrapa tahun, meskipun tak ada inang. Setiap fase pertumbuhn dapat terserang, tetapi biasnya gejala serangan akan lebih tampak pada tanaman usia tua. Perkembangan penyakit sangat cepat pada suhu tinggi (optimum o C) dan kelembaban tinggi dan terhambat pada suhu 8 10 o C. Penyebaran - Hampir di seluruh pertanaman kentang di setiap musim - Dapat menyerang hampir semua faili solonanceae - Dilaporkan di Sumatera, Jawa, Bali, dan NTB Gejala a. Pada tanaman di lapang Tanaman layu sebagian atau secara keseluruhann dengan bagian dun menguning dan akhirnya commit kering. to user Kelayuan dimulai dari bagian pucuk.

23 digilib.uns.ac.id 38 Bila tanaman dicabut masih terasa kokoh, karena sistem perakarannya tidak terganggu, tetapi bila bagian pangkal batang ditekan dengan kuat maka akan keluar lendir berwarna putih susu yang merupakan massa bakteri. b. Gejala pada umbi disebut busuk coklat Umbi dari tanaman yang terserang layu juga turut terinfeksi. Hal ini ditandai dengan lengketan tanah yang melekat pada ujung stolon atau bagian mata umbi karena lendir keluar melalui bagian tersebut. Umbi yang dibelah tampak adanya perubahan warna coklat tua disekeliling vaskuler tersebut akan keluar lendir warna putih keabu-abuan. 2) Busuk lunak Penyebab penyakit Erwinia carotavora Penularan Melalui luka, kontak umbi sehat dan umbi sakit, bakteri masuk melalui lendir sel pada kulit umbi. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi perkembangan penyakit pada umbi adalah kelembagaan tinggi, kurang sinar, kurang oksige, adanya luka mekanis, dan umbi masih muda. Bakteri ini tidak berkembang pada kondisi kering. Gejala a. Pada tanaman Tanaman yang terinfeksi menunjukan pangkal batang lembek, busuk berlendir, dan mengeluarkan aroma busuk yang khas. Batang menjadi keropos di dalamnya. b. Pada umbi Umbi terinfeksi menunjukan busuk lunak bergranula. Bagian umbi yang membusuk tidak pada baian vaskulernya, tetapi tergantung pada bagian yang terinfeksi, aroma busuk khas. 3) Penyakit Kudis (Common Scab) Penyebab Streptomyces scabies Penularan

24 digilib.uns.ac.id 39 Penyakit ini banyak berjangkit pada musim kering, suhu optimum untuk perkembangan penyakit adalah o C. Gejala Pada permukaan umbi yang terinfeksi terdapat borok/kudis yang menonjol keluar dan biasanya sirkulernya dengan diameter 6,8 mm. Gejala mulamula hanya bercak kecil berupa pecahan seperti bintang yang kemudian berkembang dan berwarna gelap. c. Nematoda 1) Nematoda bintil akar (Root Knot Nematoda) Penyebab Meloidogyne spp Penularan Melalui tanah dan umbi. Larva Meloidogyne dalam tanah menyerang dan masuk ke dalam jaringan akar merusak sel-sel jaringan korteks yang menimbulkan reaksi hiperplasia (pembelahan sel yang terlampau cepat) sehingga muncul gejala-gejala bintil-bintil pada permukaan akar. Tanah berpasir kebasah-basahan dengan suhu o C merupakan lingkungan yang baik unutk perkembangbiakan nematoda. Inang: hampir semua tanaman sayuran termasuk gulma. Gejala a. Pada tanaman Tanaman yang terinfeksi sulit diidentifikasi, karena gejala akan tampak bila populasi nematoda tinggi. Secara umum tanaman yang terserang berat menjadi kerdil, menguning, dan cenderung layu pada cuaca panas. Daun yang menguning akhirnya kering dan jatuh. b. Pada umbi Pada permukaan umbi terinfeksi tumbuh binti-bintil seperti jerawat yang letaknya lebih banya sekitar lekukan calon mata tunas. Jerawatjerawat tersebut akan pecah dan menimbulkan bekas berupa kawahkwah kecil sehingga seperti kulit yang mengelupas. Bila bintil-bintil dipecah maka dalamnya tampak adanya Meloidogyne betina bentknya seperti buah pir.

25 digilib.uns.ac.id 40 2) Nematoda Sista Kuning (NSK) Penyebab Globodera rostochiensis Penularan Melalui sisa-sisa bahan tanaman, tanah, dan benih. Lokasi siste pada benih terdapat pada tanah yang menempel dipermukaan umbi. Inang : kentang, terong, tomat, kecubung, solonum spp, dan lain-lainya. Penyebaran Eropa, Afrika, Asia (Filipina, Malaysia, Indonesia), dan New Zealand. Mulai tahun 2003 telah dilaporkan di Jawa Barat, jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Gejala Gejala pada tanaman akan terlihat apabila populasi NSK dalam tanah cukup besar. Infestasi NSK yang berat akan menyebabkan tanaman tanaman layu dan pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil) serta perkembangan akan terhambat. Tanaman menguning dan kering tidak merata diseluruh areal pertanaman kentang. Bila tanaman dicabut perlahan, terlihat nematoda betina yang berbentuk bulat, warna putih, kuning, atau keemasan yang menempel berderet pada akar. Warna bentuk nematoda beragsur-angsur berubah coklat dan menjadi sista/ berisi kumpulan telur dan dapat bertahan hidup sampaib beberapa tahun. Sista dapat juga tersebar ditanah sekitar sekitar perakaran. c. Hama 1) Penggerek Umbi (Phthoriumaea opercullella) Disebut juga amatoromi, salisip, atau omo slendep Penluranan Melalui umbi dari lapang yangg telah terinfeksi telur penggerek yang ada di dalam umbi, atau ngengat bertelur pada umbi (didekat mata umbi). Biasanya umbi yang muncul dipermuaan tanah merangsang ngengat untuk bertelur di tempat tersebut. Oleh karena itu umbi-umbi yang berwarna hijua (umbi yang tak tertutup tanah) sebaiknya disortir agar tidak masuk dalam penyimpanan.

26 digilib.uns.ac.id 41 Hama berkembang pada musim kemarau, suhu panas, dan hama tidak berkembang didaerah beriklim dingin dengna suhu dibawah 10 o C. Siklus generasi dapat dicpai dalam waktu hari pada suhu 28 o C. Gejala Serangan pada umbi Kerusakan pada permukaan umbi tidak beraturan dan berlubang atau hanya tampak larikan-larikan akibat adanya dorongan didalam umbi akibat gerakan larva. Perbedaan gejala akibat serngan seranggga lainnya yaitu adanya gugus kotoran larva berwarna coklat tua pada kulit umbi. Serangan berat menyebabkan umbi busuk. Gejala di lapang Larva masuk menembus dan memakan daun serta membuat akur-alur (gerekan) pada tulang dan batang daun. Kerusakan yang timbul adalah hilangnya jaringan daun, matinya titik tumbuh, batang lemah, dan rapuh. Gejala lain yang timbul adalah adanya lipatan kecil dan kering pada permukaan daun yang didalamnya terhadap penggerek. 2) Aphid (kutu daun) Serangan ini lebih dikenal sebagai vektor virus dibanding sebagai serangga hama virus kentang yang ditularkan oleh aphid adalah PLRV, PYV, PVS, PVM, PVA, dan CMV. Ukuran 1,8 2,3 mm, ada yang bersayap dan ada yang tidak. Warna hijau muda atau hijau kekuning kuningan. Hidupnya berkoloni dan tinggal dibalik daun. Gejala Daun yang terserang menjadi keriput, pertumbuhan menjadi terhambat karena cairan sel dihisap, serangan hebat daun menjadi gugur. Belum ada laporan aphid menyerang umbi, tetapi dilaporkan dapat menular PLRV diantara umbi selama penyimpanan. 3) Trips Serangga ini selain sebagai hama juga bertindak sebagai vektor (pembawa) Tomato Wilt Virus (TWV) pada tomat. Gejala kerusakan

27 digilib.uns.ac.id 42 Gejala kerusakan akibat trips adalah permukaan daun keriput disertai dengan adanya spot/bintik kuning bekas tusukan, daun seperti mosaik, kaku dan pinggir daun tidak beraturan, dibawah permukaan daun tampak warna keperakan. Kadang kadang gejala yang ditimbulkan mengaburkan dengan gejala serangan virus yang muncul pada daun tanaman, terutama pada daun muda. Serangan berat pada daun muda adalah mosaik disertai adanya bintik bintik kuning dan pada tanaman agak tua daun tampak menggulung ( leaf roll), tanaman menjadi kerdil dan tidak produktif. Belum ada laporan trips menyerang umbi. 4) Lalat penggorok daun ( Liriomyza huidobrensis) Ukuran lalat sangat kecil, aktif pada siang hari dan saat paling aktif pukul pagi. Tanaman inang lalat ini adalah hampir semua jenis sayuran dataran tinggi, kedele, bunga bungaan, dan gulma. Gejala Serangan lalat dewasa Daun berlubang kecil karena lalat makan dengan cara melubangi jaringan tanaman dengan alat peletak telur (ovipositor) dan memakan cairan tanaman yang keluar dari daun. Serangan larva Pada permukaan daun tampak alur - alur bekas gerekan larva kedalam jaringan daun, akibatnya daun mongering. Larva dapat ditemukan pada tulang daun yang diserangnya. Kerusakan fisiologis pada umbi Kerusakan ini tidak menjadi target pemeriksaan sertifikasi tetapi sebaiknya tidak digunakan sebagai benih. Gejala kerusakan tersebut antara lain : Umbi hijau ( greening) Pertumbuhan sekunder yaitu timbulnya umbi kecil pada permukaan umbi atau bentuk umbi ganda.

28 digilib.uns.ac.id 43 Gejala fisik seperti retak retak pada permukaan umbi, biasanya akibat bahan organis dalam tanah yang kontak secara fisik dengan umbi.

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 1. Benih Kentang terdiri dari : (a) Benih dari biji (TPS) (b) Stek mikro (dalam botol kultur) (c) Umbi mikro (umbi kecil dalam botol kultur) (d) Stek

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT 1 SERTIFIKASI: Proses pemberian sertifikat

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN

BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB VI PRODUKSI BENIH (SEED) TANAMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi 1. Sejarah BPSB Jawa Tengah Awal BPSB II Tegalgondo Jawa Tengah didirikan oleh Hamengkubuwono X pada tahun 1920, yang mulanya merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lahan Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian sekitar 1500 m di atas permukaan laut (dpl). Keadaan iklim di lokasi ini adalah sebagai berikut meliputi curah hujan rata-rata

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 10 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI A. DEFINISI Benih

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56/Permentan/PK.110/11/2015 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA TANAMAN PANGAN DAN TANAMAN HIJAUAN PAKAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati SERANGGA HAMA Di lapang Di gudang Menyerang benih dengan kadar air masih tinggi Mampu menyerang benih berkadar air rendah Serangga hama di penyimpanan dibedakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.54, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Benih Bina. Peredaran. Produksi. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG

Lebih terperinci

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang Kehilangan hasil yang disebabkan gangguan oleh serangga hama pada usaha tani komoditas hortikultura khususnya kentang, merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang Kentang merupakan tanaman yang termasuk dalam kelas dikotil yang ditanam untuk diambil umbinya. Tanaman kentang diperbanyak secara aseksual dari umbinya. Kentang memiliki

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih Produksi benih non hibrida meliputi : inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri bersari bebas/open bebas/open pollinated (OP) untuk tanaman menyerbuk silang Proses produksi lebih sederhana, karena hampir

Lebih terperinci

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

Produksi Benih Kentang ( Solanum tuberosum L.)

Produksi Benih Kentang ( Solanum tuberosum L.) No. 009, Maret 2016 (Tanggal diunggah 11 Maret 2016) Penyunting : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Nikar di Gunadi, dan Asih K. Karjadi Redaksi Pelaksana : Abdi Hudayya, Fauzi Haidar Produksi

Lebih terperinci

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004 KENTANG (Disarikan dari PPPVH 2004) Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura I. UJI ADAPTASI 1. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335-420517 PROBOLINGGO 67271 MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU Oleh

Lebih terperinci

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI A. Latar Belakang Dalam bercocok tanam pemilihan benih yang ditanam merupakan langkah pertama yang sangat penting, salah memilih benih

Lebih terperinci

SISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH. Disampaikan Pada :

SISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH. Disampaikan Pada : SISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH Disampaikan Pada : PELATIHAN AGRIBISNIS KEDELAI BERBASIS KAWASAN Di Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, 25-31 Maret 2008 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai The King of Vegetable dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Capsicum annuum L. merupakan tanaman annual berbentuk semak dengan tinggi mencapai 0.5-1.5 cm, memiliki akar tunggang yang sangat kuat dan bercabang-cabang.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit 45 PEMBAHASAN Hikmah Farm Hikmah Farm merupakan perusahaan yang dikelola oleh keluarga dimana jabatan-jabatan penting di perusahaan dipegang oleh anggota keluarga. Anggota keluarga tersebut memegang jabatan

Lebih terperinci

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih. Tahapan di Pertanaman Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam Tahapan Pasca Panen Pengawasan Pengolahan Benih 5-7 hari Pemeriksaan Dokumen 1 hari Pembuatan Kelompok Benih Pengawas Benih dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia 57 PEMBAHASAN Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia Hasil pertemuan yang dilakukan pengusaha sumber benih kelapa sawit yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkebunan pada tanggal 12 Februari 2010,

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27 Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada

Lebih terperinci

VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH Permintaan benih bermutu dari varietas unggul bawang merah sampai saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, seiring

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

Benih lada (Piper nigrum L)

Benih lada (Piper nigrum L) Standar Nasional Indonesia Benih lada (Piper nigrum L) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Syarat mutu...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gejala Penyakit. (a) Gambar 7 Tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng tahun 2012 (a) terinfeksi NSK, (b) sehat.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gejala Penyakit. (a) Gambar 7 Tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng tahun 2012 (a) terinfeksi NSK, (b) sehat. HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Penyakit Gejala pada tajuk (bagian di atas permukaan tanah) Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh NSK sangat khas. Tanaman akan mengalami kerusakan akar yang menyebabkan berkurangnya

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun Bogor dikenal sebagai salah satu daerah sentra pertanian khususnya tanaman hortikultura seperti buah-buahan, cabai, tomat, kacang panjang,

Lebih terperinci

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan

SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan SISTEMATIKA LAPORAN MINGGUAN MAGANG KERJA Halaman Judul Halaman judul memuat laporan mingguan pada minggu ke-n, lokasi magang, serta judul kegiatan yang dilakukan dalam minggu tersebut. Log Kerja Harian

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau

Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau PERSIAPAN PRODUKSI 1. Penentuan lokasi Kondisi lingkungan tumbuh sangat menentukan mutu benih yang dihasilkan. Benih yang mempunyai mutu genetik dan mutu fisiologis

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING Oleh:Heri Suyitno THL-TBPP BP3K Wonotirto 1. Pendahuluan Bawang Merah (Allium Ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian Terpadu Universitas Muhammadiyah Malang yang terletak pada ketinggian 550

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai Merah Cabai Merah + Bawang Merah Cabai

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Unit Usaha Marihat, Provinsi Sumatera Utara selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2010

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BALITSA & WUR the Netherlands,

BALITSA & WUR the Netherlands, BALITSA & WUR the Netherlands, 2014 1 PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA KENTANG SECARA PREVENTIF Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan

Lebih terperinci

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat Oleh : Ika Ratmawati, SP POPT Perkebunan Pendahuluan Kabupaten Probolinggo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

2013, No

2013, No 2013, No.1176 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN KELAPA

Lebih terperinci