KARAKTERISTIK THEME FROM JURASSIC PARK KARYA JOHN WILLIAMS SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK THEME FROM JURASSIC PARK KARYA JOHN WILLIAMS SKRIPSI"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK THEME FROM JURASSIC PARK KARYA JOHN WILLIAMS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Gideon Handaru NIM JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i

2 ii

3 iii

4 HALAMAN PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini, saya: Nama : Gideon Handaru NIM : Program Studi : Pendidikan Seni Musik Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim. Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Yogyakarta, 18 Agustus 2016 Peneliti, Gideon Handaru iv

5 HALAMAN MOTTO Belajar, belajar, dan belajar kompleks. Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi. v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Saya persembahkan skripsi ini kepada: *Budi Hartono (alm) (ayahanda) *Yuliati Dwi Wahyuni (ibunda) *Teman-teman angkatan 2009 *Irene Larasati Dewi vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia- Nya berupa kesempatan bagi saya untuk menulis skripsi. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada: 1. Drs. Herwin Yogo Wicaksono, M.Pd. selaku pembimbing 1 yang dengan sabar dan penuh kebijaksanaan telah memberikan bimbingan dan arahan penelitian, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik; 2. Drs. Agus Untung Yulianta, M.Pd. selaku pembimbing 2 yang dengan sabar dan penuh kebijaksanaan telah memberikan bimbingan dan arahan penelitian, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik; 3. Drs. IGN. Wiryawan Budhiana, M.Hum. selaku expert yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan masukan terhadap instrumen penelitian; 4. Berbagai pihak yang telah membantu memberikan motivasi dan semangat yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Yogyakarta, 18 Agustus 2016 Peneliti, Gideon Handaru vii

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv v vi vii viii x ABSTRAK... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Fokus Permasalahan... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 BAB II KAJIAN TEORI... 6 A. DESKRIPSI TEORI Pengertian Karakteristik Pengertian Komposisi... 7 viii

9 B. PENELITIAN YANG RELEVAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN B. DATA PENELITIAN C. SUMBER DATA PENELITIAN D. PENGUMPULAN DATA PENELITIAN E. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN F. INSTRUMEN PENELITIAN G. TEKNIK PENENTUAN KEABSAHAN DATA H. ANALISIS DATA BAB IV KARAKTERISTIK THEME FROM JURASSIC PARK KARYA JOHN WILLIAMS A. DESKRIPSI KOMPOSISI THEME FROM JURASSIC PARK B. HASIL ANALISIS STRUKTUR DAN BENTUK THEME FROM JURASSIC PARK C. KARAKTERISTIK KOMPOSISI THEME FROM JURASSIC PARK BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Ulangan harafiah Gambar 2 Sekuens naik Gambar 3 Sekuens turun Gambar 4 Pembesaran interval Gambar 5 Pemerkecilan interval Gambar 6 Inversion Gambar 7 Pembesaran dan pemerkecilan nilai nada Gambar 8 Skema triangulasi teknik Gambar 9 Skema proses analisa Theme from Jurassic Park Gambar 10 Motif m pada intro Gambar 11 Motif n pada intro Gambar 12 Motif o dan motif p pada intro Gambar 13 Motif q, motif r, dan motif q1 pada tema I Gambar 14 Motif q1 dan motif r1 pada tema I Gambar 15 Motif q3, motif q4, dan motif q5 pada tema I Gambar 16 Motif q6 pada tema I Gambar 17 Kadens V-I sebagai variasi pada tema I x

11 Gambar 18 Motif s, motif s1, motif s2, motif t, motif t1, dan motif t2 pada tema transisi Gambar 19 Jembatan modulasi menuju bagian B pada pengulangan tema I Gambar 20 Motif u, motif v, motif w, dan motif w1 pada tema II Gambar 21 Persamaan motif u, motif v, motif w, dan motif w1 pada tema II dan tema II dengan tambahan motif x Gambar 22 Motif y, motif y1, dan motif y2 pada tema III Gambar 23 Motif u1 dan motif u2 pada coda Gambar 24 Motif z pada coda xi

12 KARAKTERISTIK THEME FROM JURASSIC PARK KARYA JOHN WILLIAMS Oleh Gideon Handaru NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik Theme from Jurassic Park karya John Williams. Objek penelitian difokuskan pada karakteristik komposisi Theme from Jurassic Park karya John Williams. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi deskriptif, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik komposisi Theme from Jurassic Park karya John Williams. Adapun uji keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi Theme from Jurassic Park karya John Williams mempunyai bentuk lagu A B. Pada bagian A terdapat intro, tema pokok, transisi, dan sejumlah tema pengembangan. Bagian A termasuk variation theme s form. Dalam bagian B muncul tema-tema baru yang kontras dengan tema-tema sebelumnya. Komposisi ini merupakan musik program yang bersifat deskriptif. Karakter yang kuat ada pada ide musikal komposer yang berupa interpretasi besarnya Jurassic Park dan beragam dinosaurus serta petualangan di dalamnya. Pada tema transisi terdapat modulasi yang bersifat kromatis. Kata Kunci: Karakteristik, Komposisi, Theme from Jurassic Park xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini belum ditemukan satu definisi yang jelas mengenai apa sebenarnya yang disebut sebagai musik. Banyak konsep mengatakan, bahwa benarlah musik merupakan suatu fenomena bunyi yang ada dalam masyarakat, ia disenangi, diekspresikan, dan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa musik bukanlah sembarang bunyi, namun musik adalah bunyi yang mengekspresikan suatu ide. Ide musik bisa berbentuk ide programatik (programatic music), namun bisa juga berbentuk ide absolut (absolute music). Ide absolut biasanya datang atau muncul sementara seorang komposer berkarya. Ide absolut datang karena terinspirasi atau terangsang oleh bunyi yang sedang dibuat oleh seorang komposer ketika menciptakan sebuah komposisi (Leeuw, 2005: 19). Dapat dikatakan, bahwa musik absolut adalah musik yang semata-mata memaparkan keindahan dari interaksi bunyi-bunyi atau elemen-elemen musikal yang ada, kondisi ekstramusikal tidak terlalu diutamakan. Adapun ide programatik datang dari suatu inspirasi di luar bunyi. Ide tersebut memberikan rangsangan pada komposer untuk meramu bunyi, sehingga bunyi tersebut dapat menggambarkan atau menceritakan ide tersebut. Komposer harus berusaha maksimal supaya melalui bunyi atau musik yang terdengar, para pendengar dapat merasakan atau 1

14 minimal memahami isi dari kisah, cerita atau ide yang ingin disampaikan dalam musik tersebut. Biasanya musik programatik membawa ide-ide yang bersifat kontekstual. Musik programatik dapat kita jumpai antara lain pada banyak karya musik dalam dunia perfilman. Musik merupakan salah satu elemen penting dalam dunia perfilman. Nuansa serta suasana dalam sebuah film dapat terbangun salah satunya dengan media musik. Musik dapat menjadi ruh dalam sebuah film. Musik dalam film dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi musik dan theme song. Ilustrasi Musik adalah musik latar yang mengiringi adegan selama cerita berjalan, sedangkan theme song adalah lagu yang secara khusus diperuntukkan sebagai bagian dari identitas sebuah film. Bisa lagu yang dibuat berdasarkan film tersebut atau lagu yang sudah populer sebelumnya (Pratista, 2008: 8). Contoh paling mudah adalah theme song atau lagu tema James Bond yang selalu dilantunkan pada awal film tersebut. Pada kenyataannya saat ini film dengan musik tidak dapat terpisahkan lagi. Setelah musik film mengalami perkembangan pada tahun 1895 dan 1896, dari sanalah awal musik film dimulai, saat keluarga Lumiere memamerkan karya film dengan musiknya di Paris dan London. Karya mereka meraih sukses yang luar biasa dan semenjak itulah musik berdampingan lebih dekat dengan film (Pratista, 2008: 8). Pertumbuhan film sangat cepat hingga melahirkan industri film berskala besar seperti saat ini seperti Hollywood di Amerika Serikat dan 2

15 Bollywood di India. Perkembangan musik film juga ikut berkembang pesat bersamaan dengan pertumbuhan film hingga muncul komposer yang mengkhususkan dirinya hanya untuk mengerjakan musik film seperti yang sudah terkenal saat ini antara lain John Williams dari Amerika Serikat dan Toru Takemitszu dari Jepang. John Towner Williams atau yang sering dikenal oleh masyarakat luas dengan nama John Williams ini merupakan musikus yang telah lama berkecimpung dalam dunia musik film, khususnya sebagai komposer. Banyak dari karya John Williams yang telah meraih penghargaan dan juga sering menjadi nominasi dalam ajang penghargaan musik dan perfilman tingkat internasional. Beberapa karya tersebut antara lain lagu-lagu tema utama untuk film Jaws, Star Wars, Superman, Schindler s List, Jurassic Park, Indiana Jones, dan Home Alone. Komposisi atau karya yang dijadikan objek penelitian ini adalah Theme from Jurassic Park karya John Williams. Theme from Jurassic Park adalah salah satu dari karya-karya besar John Williams yang telah meraih kesuksesan, terbukti dengan masuknya karya tersebut dalam beberapa nominasi dalam ajang penghargaan internasional dan telah memenangkan salah satunya pada tahun 1994 yaitu pada BMI Film and TV Awards. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk menulis skripsi yang berjudul Karakteristik Theme from Jurassic Park Karya John Williams. 3

16 B. Fokus Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, fokus masalah penelitian ini ialah tentang karakteristik Theme from Jurassic Park karya John Williams. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus masalah tersebut, tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik Theme from Jurassic Park karya John Williams. D. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini memiliki manfaat, yaitu diantaranya sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang karakteristik komposisi, lebih khususnya komposisi Theme from Jurassic Park. 2. Manfaat praktis a. Bagi akademisi: 1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi musik program dan musik film dalam perkuliahan Apresiasi musik. 4

17 2) Komposisi ini dapat dijadikan sebagai bahan dan referensi musik dalam perkuliahan Orkestra dan Ilmu Bentuk dan Analisis (IBA) yang biasanya membahas tentang musik absolute. b. Bagi masyarakat: 1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi musik program dan musik film. 2) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi media interpretasi pertunjukan yang mengangkat tema musik film. 5

18 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Karakteristik Karakteristik diambil dari bahasa Inggris yaitu characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2001: 389), karakteristik dapat diartikan mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu atau ciriciri khusus. Karakteristik juga dapat diartikan sebagai ciri khas yang membedakan sesuatu dari yang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik adalah suatu sifat yang khas yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek atau suatu kejadian. Burger (2010: 425) mengatakan bahwa karakteristik musik adalah ciriciri khusus pada elemen musik sebagai identitas yang membedakan musik satu dengan musik yang lain. Krumhansl (1991: 401) menyatakan bahwa karakteristik musik merupakan keistimewaan karya musik yang terdapat pada ciri-ciri khusus dalam elemen-elemen musik. Dari pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik musik tidak bisa terlepas dari unsur-unsur musik yang sangat penting. Unsur-unsur musik yang dimaksud, antara lain: harmoni, melodi, dinamik dan ritme. Setiap unsur 6

19 saling mendukung satu dengan yang lainnya. Musik dikatakan berkarakter jika mempunyai perpaduan dari ketelitian dan harmoni, hubungan yang kuat antara warna musik dan keteraturan melodi itu sendiri dengan harmoni. 2. Pengertian Komposisi Komposisi adalah proses memadukan dan mengolah ide musikal dari berbagai sumber inspirasi musik (Sitompul, 1985: 28). Komposisi adalah suatu bentuk ciptaan yang tertulis. Dalam bentuk tulisan musik itulah ciptaan menampakkan dirinya secara abadi. Pada suatu waktu, komposisi dimainkan oleh penciptanya sesudah diadakan pemeriksaan olehnya secara teliti, kemudian dilepaskan untuk dinilai oleh publik, untuk diedarkan atau untuk diperdengarkan. Sekali terlepas dari tangan komposernya, maka komposer tidak dapat mengutak-atik lagi tulisannya (Sumaryo, 1978: 19). Menurut Bramantyo (1997: 54), sebuah komposisi musik biasanya mengungkap suatu dasar nuansa, misalnya perasaan emosional yang dihubungkan dengan bahasa musikal di antaranya yaitu pola ritme dan melodi. Masyarakat sekarang yang akan menentukan, apakah ciptaannya itu berhasil atau tidak. Berhasil atau tidaknya suatu ciptaan banyak tergantung tidak saja dari nilai ciptaannya itu sendiri, melainkan juga dari orang atau sekelompok orang yang menghidangkan ciptaan itu untuk pertama kali kepada pendengarpendengarnya. Tetapi komposer masih bisa juga menghidangkan karya 7

20 komposisinya dalam suatu permainan musik yang sesuai dengan anganangannya. Kadang juga terjadi komposer memimpin sendiri orkestra atau kelompok musik pada saat pertama kali karya tersebut dimainkan. Menurut pendapat para ahli peneliti, terjadinya suatu komposisi musik hampir selalu sebaliknya dari apa yang kita sangka pada umumnya. Orangorang kebanyakan menyangka bahwa ilhamlah yang membuat kemungkinankemungkinan menyusun suatu komposisi yang begitu mempesonakan. Ilham biasanya dianggap sebagai satu-satunya unsur yang menggerakan komposer terlebih dahulu untuk memberi kunci pengungkapan keindahan-keindahan dalam susunan nada-nada yang ditulis. Sesudah itu, segala sesuatunya seperti timbul begitu saja dengan sendirinya (Sumaryo, 1978: 22). Kesimpulannya adalah bahwa dalam mengkomposisi sebuah musik terjadi pengolahan dan pengembangan beberapa pola diantaranya terhadap unsur-unsur yang membentuk keberadaannya, diantaranya motif, ritme, melodi, tempo, dinamik, dan harmoni. Jika dibandingkan dengan manusia hidup, maka musik juga memiliki jiwa, jantung, pikiran, dan kerangka. Jiwa musik terdapat pada melodi, jantung atau denyut jantungnya adalah ritme, pikirannya adalah harmoni, dan kerangkanya adalah bentuk (Jones, 1974: 78). Unsur-unsur musik tersebut akan dijelaskan di bawah ini: 8

21 a. Ritme Dalam Kamus Musik (Banoe, 2003: 358) ritme artinya langkah teratur. Sedangkan menurut Politoske dalam bukunya Music (1988: 31), Rhythm is organization of sound in time, governed by such aspects as tempo and meter. Artinya adalah pengelompokan nada dalam suatu waktu yang diatur oleh tempo dan ukuran. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ritme adalah pengelompokan nada dalam suatu waktu yang diatur oleh tempo dan ukuran sehingga menghasilkan langkah yang teratur. b. Melodi Menurut Hoffer dalam The Understanding of Music (1985: 23), Melody refers to pitches sounded one after another in a logical series to form a satisfying musical unit. Artinya, melodi mengarah pada nada-nada yang dibunyikan dari nada yang satu ke nada yang lain secara logis untuk membentuk satu kesatuan dalam musik. Menurut Kamien (1996: 50), a melody is a series of single tones which add up to recognizable whole. Artinya, melodi adalah rangkaian dari nada yang disusun sehingga menjadi sebuah melodi yang utuh. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa melodi adalah rangkaian nada yang disusun dari satu nada ke nada yang lain sehingga membentuk melodi yang utuh. 9

22 Menurut Prier (1996: 27) untuk mengembangkan sebuah melodi sehingga menjadi sebuah lagu yang utuh, diperlukan adanya teknik pengolahan motif. Terdapat tujuh cara pengolahan motif, yaitu sebagai berikut: 1) Repetisi (ulangan harafiah) Ulangan harafiah adalah pengulangan sepenuhnya motif utama. Contoh pada lagu Garuda Pancasila: Gambar 1. Ulangan harafiah Maksud dari gambar tersebut adalah birama 1 gantung sampai birama 3 ketukan pertama merupakan motif utama, sedangkan birama 3 pada ketukan pertama sampai birama 5 merupakan ulangan harafiah dari motif utama. 2) Ulangan pada tingkat lain (sekuens) a) Sekuens naik Menurut Prier (1996: 28), sekuens naik adalah pengulangan motif pada tingkat nada yang lebih tinggi dari motif utama yang 10

23 disesuaikan dengan tangganada dan harmoni lagu. Sekuens naik ini biasanya terdapat dalam kalimat pertanyaan. Contoh: Gambar 2. Sekuens naik (Prier, 1996: 28) Motif utama pada birama 1, dan birama 2 merupakan sekuens naik kuart dari nada sol (G) ke nada do (C ) atas. b) Sekuens turun Menurut Prier (1996: 28), sekuens turun merupakan pengulangan motif pada tingkat nada yang lebih rendah. Biasanya sekuens turun ini terdapat dalam kalimat jawaban. Contoh: Gambar 3. Sekuens turun (Prier, 1996: 28) Birama 1 merupakan motif utama, birama 2 dan 3 merupakan sekuens turun dari motif utama. 3) Pembesaran interval (augmentation of the ambitus) Tujuan pembesaran interval adalah menciptakan ketegangan. Pengolahan motif semacam ini biasanya dapat dijumpai di bagian pertanyaan kalimat atau juga pada ulangan kalimat A dalam lagu ABA (Prier, 1996: 29) 11

24 Contoh pada lagu Hari Merdeka: Gambar 4. Pembesaran interval (augmentation of the ambitus) Birama 1 ke 2 merupakan motif utama dengan interval M6 dari nada sol-mi, dan birama 5 ke 6 merupakan pengembangan motif interval P8 dari nada sol-sol. 4) Pemerkecilan interval (diminuation of the ambitus) Pemerkecilan interval dilakukan untuk mengurangi ketegangan terutama pada kalimat jawab (Prier, 1996: 29). Contoh pada lagu Terimakasihku: Gambar 5. Pemerkecilan interval (diminuation of the ambitus) 12

25 Birama 1 gantung ke birama 2 merupakan motif utama dengan interval P4 dari nada mi-la, birama 5 gantung ke birama selanjutnya merupakan pengembangan motif dengan interval m2 dari nada mi-fa. 5) Pembalikan (inversion) Menurut Prier (1996: 28), setiap interval naik dijadikan interval turun demikian juga interval yang dalam motif asli menuju ke bawah dalam pembalikannya diarahkan ke atas. Contoh pada lagu Indonesia Bersatulah: Gambar 6. Pembalikan (inversion) Birama 1 dan 2 adalah motif utama, birama 3 dan 4 merupakan pembalikan interval dari motif utama dengan ritmis yang mengarah sama dengan motif utama. 6) Pembesaran nilai nada (augmentation of the value) Pembesaran nilai nada adalah suatu pengolahan melodis yang dilakukan dengan merubah irama motif karena masing-masing nilai nada digandakan, sedang tempo dipercepat, namun hitungannya (angka M.M.) tetap sama (Winold, 1976: 27). 13

26 7) Pemerkecilan nilai nada (diminuation of the value) Pemerkecilan nilai nada hampir sama dengan teknik pengolahan motif pembesaran nilai nada. Di dalam pemerkecilan nilai nada, melodi dari motif utama tetap sama, namun iramanya berubah (Winold, 1976: 27). Contoh: c. Kadens Gambar 7. Pembesaran dan Pemerkecilan nilai nada (augmentation and diminuation of the value) (Winold, 1976: 27) Kadens digunakan untuk menandai akhir dari sebuah frase atau bagian. Menurut Stein (1979: 10-11), kadens dalam musik tonal terdiri dari: 1. Authentic: V-I 2. Plagal: IV-I. 3. Deceptive: V-VI atau V untuk harmoni yang tak terduga. 4. Half: Biasanya pengembangan dari akor V. 14

27 d. Harmoni Menurut Politoske dalam Music (1988: 31), Harmony is a more complex phenomenon and a relatifly recent one. It involves the sounding together of two or more tones with the effect of adding musical depth and richness. Artinya harmoni adalah membunyikan dua atau lebih banyak nada secara bersamaan untuk menambah kekayaan musikal. Menurut Kamien dalam Music: an Appreciation (1996: 56), Harmony refers to the way chords are constructed and how they follow each other. Artinya, harmoni lebih mengarah pada cara membentuk akor-akor dan bagaimana cara menyatukan akor-akor tersebut. Menurut Banoe dalam Pengantar Pengetahuan Harmoni (2003: 192), harmoni adalah keselarasan, keindahan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa harmoni adalah membunyikan dua atau lebih banyak nada secara bersamaan sehingga membentuk akor-akor yang selaras, yang gunanya untuk menambah kekayaan musikal dan keindahan. Dijelaskan pula oleh Banoe (2003: 1992) dengan adanya pengertian tersebut ada dua kemungkinan: selaras atau tidak selaras; indah atau tidak indah. Menurut Banoe dalam Kamus Musik (2003: ), Harmoni itu ada dua macam, yaitu open harmony dan closed harmony. Closed harmony (Harmoni tertutup) ialah harmoni dengan penempatan nada dalam jarak dekat. Sedangkan open harmony penempatan nada dalam jarak jauh. Dengan melihat 15

28 posisi nada, maka disebut open position dan close position. Harmoni juga terbagi menjadi: 1. Harmoni dua suara (two voice harmony); 2. Harmoni tiga suara (three voice harmony); 3. Harmoni empat suara (four voice harmony); 4. Harmoni lima suara (five voice harmony); dan 5. Harmoni delapan suara (eight voice harmony). e. Tanda-tanda Ekspresi dalam Musik 1. Dinamik Di dalam Kamus Musik (Banoe, 2003: 116), dinamik adalah keras lembutnya dalam cara memainkan musik, dinyatakan dengan berbagai istilah seperti piano, forte, cresscendo, mezzoforte, dan sebagainya. Menurut Jones (1974: 75) fff triple forte as loud as possible ff fortissimo very loud f forte loud mf mezzo forte half loud mp mezzo piano half soft p piano soft pp pianissimo very soft ppp triple piano as soft as possible These terms refer to the dynamic level at which the music is to be played, and are arranged from loud to soft. Menurut Jones tersebut bila diartikan, akan menjadi sebagai berikut: fff triple forte sangat keras sekali ff fortissimo sangat keras f forte keras mf mezzo forte agak keras mp mezzo piano agak lembut p piano lembut 16

29 pp pianissimo sangat lembut ppp triple piano sangat lembut sekali Istilah-istilah tersebut mengacu pada tingkat dinamis di mana musik yang akan dimainkan dan disusun dari keras ke lembut. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dinamik adalah keras lembutnya dalam cara memainkan musik yang penempatan penulisannya terletak di bawah garis paranada yang berfungsi untuk mengungkapkan keinginan komposer mengenai keras lembutnya suara (di dalam musik vokal penempatannya di atas garis paranada). 2. Tempo Menurut Blatter dalam Revisiting Music Theory: A Guide to the Practice (2007: 13), The speed of the beat is called the tempo, and the tempo may be indicated in the music by words (subject to interpretation) such as Allegro (fast), Largo (slow) or by metronome marks such as. Frequently the metronome indication is also combined with descriptive words. Menurut Stein (1979: 258), tempo is the rate of movement. Bila diartikan, tempo adalah kecepatan gerakan. Menurut kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tempo adalah kecepatan gerakan ataupun ketukan yang ditandai dengan istilah seperti Allegro (cepat) 17

30 dan Largo (lambat) atau bisa saja ditandai dengan metronome seperti ini. Dan biasanya penggunaan tanda metronome seperti ini dikombinasikan dengan gaya permainan, seperti contohnya maestoso (gagah dan agung). Berikut ini ada beberapa istilah tempo menurut Jones (1974: 75): Largo : sangat lambat (M.M ) Larghetto : tidak selambat largo (M.M ) Adagio : lambat (M.M ) Lento : lambat (M.M ) Moderato : sedang (M.M ) Andante : berjalan teratur (M.M ) Andantino : lebih cepat dari andante (M.M ) Allegretto : lebih lambat dari allegro (M.M ) Allegro : cepat, hidup, gembira (M.M ) Vivace : hidup, gembira (M.M ) Presto : cepat (M.M ) Prestissimo: sangat cepat (M.M. 208). f. Bentuk Musik Menurut Prier (1996: 5) bentuk lagu berdasarkan jumlah kalimat dibedakan menjadi: 1. Bentuk lagu satu bagian: dengan satu kalimat saja; 2. Bentuk lagu dua bagian: dengan dua kalimat yang berlainan; 3. Bentuk lagu tiga bagian; dengan tiga kalimat yang berlainan. Sedangkan menurut Stein (1979: 57), bentuk lagu auxiliary members dibagi menjadi: 18

31 1. One-part. 2. Simple two-part. 3. Expanded two-part. 4. Incipient three-part. 5. Three-part. 6. Enlarged three-part. 7. Five-part. 8. Free or group forms. Berikut ini bagian-bagian dari auxiliary members menurut Stein (1979: 58-62): 1. Introduction; 2. Transition; 3. Retransition; 4. Codetta; 5. Interlude; 6. Section; 7. Episode; 8. Dissolution; 9. Coda; 10. Postlude. B. Penelitian yang Relevan Penelitian terhadap sebuah komposisi sudah dilakukan sebelumnya. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua penelitian tersebut: 1. Karakteristik Pupuh Kinanti Kawali Penelitian ini lakukan oleh Yussi Nisfi Faridan pada tahun Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laras yang digunakan adalah laras mandalungan dengan nada-nadanya 1(c) - 2(b) - 3(g) - 4(f) dengan nada 5+(d) sebagai nada miring atau nada hias yang jika diquasikan menggunakan tangganada C Mayor. 19

32 2. Karakteristik Komposisi Globalism Karya I Wayan Balawan Penelitian ini lakukan oleh I Made Suaindra pada tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik pola ritme pada komposisi Globalism didominasi dengan not-not seperenambelas dan sinkup-sinkup yang mencerminkan karakteristik gamelan Bali. (2) Karakteristik melodi pada komposisi Globalism menggunakan tangganada pentatonis Bali berlaras pelog do=bb. (3) Pada bagian A komposisi Globalism disisipi karakter musik jazz dengan hadirnya akor 7, 9, 11, dan akor 13. Bagian B didominasi dengan permainan ritme khas gamelan Bali, hanya dalam satu akor yaitu akor Bb. (4) Komposisi Globalism terdiri dari bagian A, B, A, B. (5) Dinamik yang terdapat pada komposisi Globalism antara lain: piano, mezzo forte, forte, fortissimo, rittando, cresscendo, decresscendo, dan accelerando. Dengan melihat penjelasan kedua penelitian tersebut, maka Karakteristik Pupuh Kinanti Kawali dan Karakteristik Komposisi Globalism dianggap relevan karena secara garis besar terdapat banyak persamaan dari kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu peneliti berusaha mendeskripsikan objek penelitiannya melalui analisa musik hingga mendapatkan karakter komposisinya. Perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian tersebut adalah penelitian ini memiliki objek kajian yang berbeda. 20

33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian tentang Karakteristik Theme from Jurassic Park karya John Williams merupakan penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan content analys (analisis isi) dengan objek kajian berupa Karakteristik Theme from Jurassic Park karya John Williams. B. Data Penelitian Penelitian ini mendeskripsikan tentang Karakteristik Theme from Jurassic Park karya John Williams. Data penelitian ini diwujudkan dalam bentuk deskripsi atau gambaran mengenai Karakteristik Theme from Jurassic Park karya John Williams. C. Sumber Data Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa partitur Theme from Jurassic Park. Disamping itu, untuk lebih memperkuat, peneliti juga menggunakan video rekaman sebagai data audio visual, melakukan wawancara dengan expert, menggunakan buku referensi yang memuat tentang 21

34 ilmu bentuk analisis, komposisi, teori musik dasar, sejarah musik, serta buku tentang metode penelitian. D. Pengumpulan Data Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Beberapa teknik pengumpulan data tersebut dijelaskan di bawah ini: 1. Observasi Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan (Creswell, 2012: 267). Yang dimaksud disini, peneliti secara langsung dapat melakukan pengamatan terhadap objek penelitian di lokasi penelitian yang sekaligus merupakan lokasi terjadinya wawancara terhadap partisipan maupun lokasi kondisional ketika peneliti mengobservasi sumber data penelitian lainnya. Jadi di dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan sebagai observer terhadap semua sumber data penelitian yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Tujuan utama observasi ini ialah untuk mengumpulkan data guna mendukung penelitian. 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dapat memperkuat data yang diperoleh dari observasi. Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap- 22

35 hadapan) dengan partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group interview (Creswell, 2012: 267). Menurut Creswell wawancara tersebut dilakukan dengan partisipan, namun dalam penelitian ini, partisipan adalah Drs. IGN. Wiryawan Budhiana, M.Hum. yang merupakan dosen di Institut Seni Indonesia yang selanjunya dipercaya sebagai expert dalam penelitian ini. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semistruktur. Seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2014: 73) bahwa tujuan utama dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam wawancara in-dept interview. Peneliti melakukan wawancara berhadap-hadapan dengan expert dengan susunan pertanyaan semistruktur, atau bisa disebut dengan in-depth interview. Beberapa hal yang ditanyakan kepada expert ialah mengenai bentuk dan struktur musik, pengolahan motif, teknik permainan, kesan yang ditimbulkan, dan mengenai komposisi-komposisi yang diciptakan oleh komposer. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang mengutamakan materi audio visual. Data audio visual merupakan suatu kelebihan untuk penelitian ini. Selain itu, fungsi utama dari data audio visual 23

36 ialah untuk memperkuat data yang sudah didapat dari teknik pengumpulan data lainnya. Data audio visual ini dalam bentuk foto dan catatan wawancara, serta video rekaman komposisi Theme from Jurassic Park. 4. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan sumber yang didapat dari buku-buku yang memiliki hubungan dengan penelitian, baik itu buku di perpustakaan maupun kepemilikan pribadi. Dalam penelitian ini, buku-buku ini sangat membantu sekali untuk mendukung dan memperkuat data yang sudah didapat dari teknik pengumpulan data lainnya. Buku yang digunakan ialah buku yang berkenaan dengan komposisi, teori musik dasar, analisis bentuk dan struktur musik, sejarah musik, dan penelitian kualitatif. E. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun Tempat penelitian dilakukan di Yogyakarta. F. Instrumen Penelitian Peneliti memiliki peran sebagai instrumen kunci penelitian atau researches key instrument dalam penelitian ini (Creswell, 2012: 261). Dikatakan demikian karena peneliti mengumpulkan data-data penelitian sendiri melalui observasi, 24

37 wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan panduan pengumpulan data, seperti panduan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. G. Teknik Penentuan Keabsahan Data Penelitian Teknik penentuan keabsahan data penelitian, sering hanya ditekankan pada validitas dan reliabilitas (Sugiyono, 2014: 117). Validasi merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu (Creswell, 2012: 285). Menurut Sugiyono (2014: 117) validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian, data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Menurut Sugiyono (2014: 121) uji keabsahan data meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Namun dalam penelitian ini, peneliti menguji keabsahan datanya dengan uji credibility dan uji dependability. Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan di bawah ini: 1. Uji Kredibilitas Menurut Sugiyono (2014: 121), ada beberapa cara untuk menguji kredibilitas (kepercayaan terhadap suatu data), yaitu diantaranya 25

38 perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan member check. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, menggunakan referensi dan mengadakan member check untuk menguji kredibilitas. a. Perpanjangan Pengamatan Peneliti melakukan beberapa kali wawancara dengan narasumber untuk memperoleh informasi yang lengkap. Seperti yang dikatakan Sugiyono (2014: 122) bahwa dengan sering diadakannya wawancara ini maka semakin akrab dan terbuka narasumber terhadap pewawancara sehingga tak ada lagi yang disembunyikan oleh narasumber. Data dapat dikatakan kredibel ketika data yang diperoleh dicek kembali di lapangan benar atau tidaknya, ketika data itu benar maka data tersebut dapat dikatakan kredibel atau valid. b. Meningkatkan Ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan (Sugiyono, 2014: 124). Dalam penelitian ini, peneliti meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi buku ilmu bentuk analisis untuk mengecek kembali 26

39 apakah data yang diperoleh salah atau tidak, akurat atau tidak. Dengan membaca referensi buku, wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau tidak (Sugiyono, 2014: 125). c. Triangulasi Menurut Wahyuni (2012: 40), triangulation is to increase credibility of data, normally people use several data sources and different methods. Jadi yang dimaksud disini adalah triangulasi dapat menambah kredibilitas data, kebanyakan orang menggunakan sumber dari beberapa data dan metode-metode yang berbeda. Ada beberapa macam triangulasi, menurut Sugiyono (2014: 125) triangulasi ada 3 macam, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik, dimana triangulasi teknik ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2014: 127). Berikut skema triangulasi teknik Wawancara Observasi Kuesioner / dokumen Gambar 8. Skema Triangulasi Teknik (Sugiyono, 2014: 126) 27

40 Data yang diperoleh dari wawancara dicek dengan observasi dan dokumen. Dilakukannya pengecekan ini bertujuan untuk mengetahui apakah sudah benar belum data yang dikumpulkan dari beberapa teknik pengumpulan data tersebut. Setelah dilakukan pengecekan, dan ternyata itu benar, maka data tersebut dapat dikatakan benar. Di dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengecekan dengan komposer melalui ketiga teknik yang berbeda. Dan data tersebut benar karena peneliti memperoleh data (partitur) dari komposernya secara langsung. d. Menggunakan Bahan Referensi Bahan referensi di sini adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 128). Seperti halnya data wawancara perlu didukung rekaman wawancara, foto, catatan wawancara, perekam suara untuk mendukung kredibilitas data yang ditemukan oleh peneliti. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan foto dan catatan wawancara. e. Mengadakan Member Check Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data (Sugiyono, 2014: 129). Dalam penelitian ini, awalnya peneliti hanya mendapatkan partitur komposisi Theme from Jurassic Park. Setelah menganalisis bentuk dan strukturnya, peneliti 28

41 melakukan pengecekan hasil analisis tersebut dengan narasumber. Dengan pengecekan tersebut, ketika hasil analisis dikatakan benar maka data tersebut kredibel (dapat dipercaya). 2. Pengujian Dependability Pengujian dependability dapat disebut dengan uji reliabilitas. Menurut Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiyono (2014: 131), pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti dapat menentukan masalah atau fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan jejak aktivitas lapangannya, maka depenabilitas penelitiannya patut diragukan. Uji dependability dilakukan oleh pembimbing penelitian dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan dalam penulisan penelitian ini, pembimbing memeriksa seluruh aktivitas penelitian dengan cara memeriksa proses penelitian. Dalam setiap pemeriksaan penelitian tersebut, peneliti mencatatnya dalam buku bimbingan tugas akhir. Dengan menunjukkan buku bimbingan tugas akhir sebagai bukti jejak aktivitas lapangan, maka penelitian ini dapat dikatakan lulus uji dependability. 29

42 H. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Menurut Wahyuni (2012: 122), Content analysis is one of numerous research methods used to analyze text dct. Research using content analysis focuses on the characteristics of language as communication with attention to the content or contextual meaning of the text. Pendapat tersebut dapat diartikan, analisis isi merupakan salah satu metode penelitian yang paling terkenal, yang digunakan untuk menganalisis teks. Penelitian yang menggunakan metode analisis isi berfokus pada karakter bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi, dengan memperhatikan isi atau makna yang berhubungan dengan teks tersebut. Dalam penelitian ini, teks yang dimaksud ialah partitur komposisi Theme from Jurassic Park. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi deskriptif. Dikatakan demikian karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan karya komposisi Theme from Jurassic Park. Berikut adalah proses analisa komposisi Theme from Jurassic Park 30

43 Komposisi Jurassic Park Analisa Bentuk Analisa Struktur Member Check dan Wawancara Analisa Karakteristik Pengolahan motif dan frase Ritme, harmoni, dinamik, tempo Gambar 9. Skema proses analisa komposisi Theme from Jurassic Park Menurut skema tersebut, urutan analisa dapat dijelaskan di bawah ini: 1. Data berupa partitur komposisi Theme from Jurassic Park kemudian dianalisa bentuk musiknya. 2. Setelah itu menganalisa struktur musik, yaitu dengan mengkaji pengolahan motif dan frase, serta kandungan ritme, harmoni, dinamik dan tempo di dalamnya. 3. Setelah menganalisa bentuk dan strukturnya, kemudian peneliti melakukan member check dan wawancara mengenai data tersebut dengan narasumber. 4. Ketika data yang didapat dinyatakan benar oleh narasumber, maka peneliti menarik kesimpulan mengenai karakter yang ada dalam komposisi Theme from Jurassic Park. 31

44 BAB IV KARAKTERISTIK THEME FROM JURASSIC PARK KARYA JOHN WILLIAMS A. Deskripsi Komposisi Theme from Jurassic Park Theme from Jurassic Park adalah salah satu komposisi yang diciptakan oleh John Williams dengan format orkestra. Komposisi ini diciptakan untuk melengkapi film Jurassic Park sebagai theme song utama, oleh karena itu komposisi ini disebut dengan musik program. Jurassic Park diadaptasi berdasarkan novel dengan judul yang sama dan untuk versi filmnya tersebut disutradarai oleh Steven Spielberg. Film ini menampilkan dinosaurus sebagai tema utama. Hewan purbakala yang telah punah tersebut dihidupkan kembali dalam film ini, meski hanya dalam bentuk efek visual. Film ini mempunyai empat sekuel terhitung hingga saat ini, yaitu Jurassic Park yang dirilis pada tahun 1993, The Lost World: Jurassic Park yang dirilis pada tahun 1997, Jurassic Park III yang dirilis pada tahun 2001, dan Jurassic World yang dirilis pada tahun Dalam empat sekuel tersebut hanya ada satu tema lagu utama atau main theme yaitu komposisi Theme from Jurassic Park yang dikomposisi oleh John Williams. Theme from Jurassic Park adalah salah satu dari karya-karya besar John Williams yang telah meraih kesuksesan. Komposisi ini telah menjadi nominasi dalam beberapa ajang penghargaan internasional dan salah satunya 32

45 sekaligus sebagai peraih penghargaan. Komposisi tersebut mendapatkan nominasi Best Music dalam Academy of Science Fiction, Fantasy and Horror Film dan mendapatkan nominasi Best Instrumental Composition Written for a Motion Picture dalam Grammy Awards, serta memenangkan penghargaan dalam BMI Film and TV Awards. B. Hasil Analisis Struktur dan Bentuk Theme from Jurassic Park Komposisi Theme from Jurassic Park memiliki bentuk lagu 2 bagian. Bagian-bagian tersebut untuk selanjutnya dinamakan bagian A dan bagian B. Bagian A dimulai dari birama 1 hingga birama 48, sedangkan bagian B dimulai dari birama 49 hingga birama Bagian A a) Intro Intro terdiri dari birama 1 hingga birama 8. Birama 1 mempunyai sukat 6/4, birama 2 hingga birama 6 mempunyai sukat 3/4, dan birama 7 hingga 8 mempunyai sukat 4/4 sebagai pengantar masuk tema I. Di dalam intro, terdapat 4 motif, yaitu motif m, motif n, motif o, dan motif p. Motif m dimainkan oleh instrumen horn dengan dinamik pianissimo dan terdapat pada birama 1 dan birama 2. Birama 2 merupakan pengulangan dari birama 1 dan merupakan nada-nada pembuka untuk masuk tema utama pada intro. 33

46 Gambar 10. Motif m pada intro Tema utama pada intro dimulai pada birama 3 hingga birama 8. Terdapat motif n pada melodi utama yang dimainkan oleh instrumen oboe pada birama 3 sampai birama 6 dengan dinamik pianissimo. Motif n terletak pada birama 4 dan birama 6 yang merupakan inversion dari birama 3 dan birama 5. Gambar 11. Motif n pada intro Motif o dan motif p dimainkan oleh instrumen harpa dengan dinamik piano. Motif o merupakan pengulangan yang terjadi pada birama 7 ketukan 3 hingga birama 8 ketukan awal. Motif p merupakan inversion dari birama 8 ketukan pertama pada stave atas instrumen harpa dan terjadi pada birama 8 ketukan 3 up beat pada stave bawah instrumen harpa. Gambar 12. Motif o dan motif p pada intro 34

47 b) Tema I Tema I terdiri dari birama 9 sampai birama 12. Di dalam tema I terdapat 3 pengolahan motif, yaitu motif q, motif r, dan motif q1. Melodi utama pada tema I dimainkan oleh instrumen viola dengan harmonisasi yang dimainkan oleh low range instrument dan dimainkan dengan dinamik mezzopiano. Pada tema ini, birama 9 dan birama 10 merupakan kalimat pertanyaan, sedangkan birama 11 dan birama 12 merupakan kalimat jawaban. Motif q terdapat pada birama 9 ketukan 3 dan birama 10 ketukan 1 dengan teknik pengolahan pemerkecilan nilai nada disertai dengan ornamentation dari birama 9 ketukan 1. Motif r terdapat pada birama 10 ketukan 2 dan 3 dengan teknik pengolahan sekuens naik disertai dengan pemerkecilan nilai nada dari birama 9 ketukan 1. Motif q1 terdapat pada birama 11 ketukan 1 dan 2 dengan teknik pengolahan pemerkecilan nilai nada disertai dengan ornamentation dan variation dari motif q. Gambar 13. Motif q, motif r dan moti q1 pada tema I Birama 14 hingga birama 17 merupakan pengulangan tema yang sama persis dari tema I. Hanya terdapat penebalan suara dikarenakan melodi 35

48 utama dimainkan tutti oleh middle range instrument dan high range instrument. Motif q terdapat pada birama 14 ketukan 3 dan birama 15 ketukan 1 dengan teknik pengolahan pemerkecilan nilai nada disertai dengan ornamentation dari birama 14 ketukan 1. Motif r terdapat pada birama 15 ketukan 2 dan 3 dengan teknik pengolahan sekuens naik disertai dengan pemerkecilan nilai nada dari birama 14 ketukan 1. Motif q1 terdapat pada birama 16 ketukan 1 dan 2 dengan teknik pengolahan pemerkecilan nilai nada disertai dengan ornamentation dan variation dari motif q. c) Tema I Tema I terdiri dari birama 18 hingga birama 22. Tema I merupakan pengembangan dari tema I dengan sedikit variasi. Di dalam tema I terdapat 5 pengolahan motif, yaitu motif r1, motif q1, motif q3, motif q4, dan motif q5. Melodi utama pada tema I dimainkan oleh instrumen horn dan trumpet dengan harmonisasi yang dimainkan oleh low range instrument dan middle range instrument serta dimainkan dengan dinamik forte. Pada tema ini, birama 18 dan birama 19 merupakan kalimat pertanyaan, sedangkan birama 20 hingga birama 22 merupakan kalimat jawab. Tema ini tidak simetris dikarenakan jumlah birama yang berbeda antara kalimat pertanyaan dan kalimat jawaban. Kalimat pertanyaan 36

49 hanya memenuhi 2 ruang birama, sedangkan kalimat jawaban memenuhi 3 ruang birama. Motif q1 terdapat pada birama 18 ketukan 1 dan birama 18 ketukan 3 dengan teknik pengolahan pemerkecilan nilai nada disertai dengan ornamentation dan variation dari motif q. Motif r1 terdapat pada birama 18 ketukan 4 up beat hingga birama 19 ketukan 1 dengan teknik pemerkecilan nilai nada dari birama 14 ketukan 1. Motif q1 muncul lagi pada birama 20 ketukan 1 dan 3 dengan teknik pengolahan pemerkecilan nilai nada disertai dengan ornamentation dan variation dari motif q. Gambar 14. Motif q1 dan motif r1 pada tema I Motif q3 merupakan sekuens naik dari motif q, motif q4 merupakan sekuens turun dari motif q3, dan motif q5 merupakan sekuens turun dari motif q4. Ketiga motif tersebut terdapat pada birama 21 dan dimainkan oleh instrumen horn secara bersahutan sebagai variasi dalam tema I untuk menahan harmonisasi akor I dengan sedikit lebih lama dibanding tema I. 37

50 Gambar 15. Motif q3, motif q4 dan motif q5 pada tema I d) Tema I Tema I terdiri dari birama 25 hingga birama 28. Tema I merupakan pengembangan dari tema I dengan sedikit variasi yang lain dari tema I. Motif-motif pada melodi utama yang terdapat dalam birama 25 hingga birama 28 merupakan pengulangan yang sama persis dari motif-motif pada melodi utama tema I yang terdapat dalam birama 14 hingga birama 17. Variasi tema terdapat pada variasi motif q6 yang merupakan pengolahan motif dengan teknik ornamentation dan variation terhadap motif q. Motif q6 dimainkan secara teratur dan konstan dari birama 25 hingga birama 28 oleh instrumen vibraphone, flute, dan piccolo. Gambar 16. Motif q6 pada tema I 38

51 Birama 29 hingga birama 32 merupakan pengulangan tema I. Tidak terdapat perbedaan maupun variasi yang signifikan. Melodi utama dan harmonisasi dipertegas dan dipertebal oleh instrumen gesek. e) Tema I Tema I terdiri dari birama 33 hingga birama 36. Tema I merupakan pengembangan dari tema I dengan variasi yang hampir sama persis dari tema I. Motif-motif pada melodi utama yang terdapat dalam birama 33 hingga birama 36 merupakan pengulangan yang sama persis dari motif-motif pada melodi utama tema I yang terdapat dalam birama 18 hingga birama 22, tetapi dengan menghilangkan birama 21 sehingga tema I menjadi simetris dan berbeda dengan tema I yang tidak simetris seperti yang sudah dijelaskan di atas. f) Tema I Tema I terdiri dari birama 37 hingga birama 40. Tema I merupakan pengembangan dari tema I dengan variasi yang hampir sama dari tema I. Motif-motif pada melodi utama yang terdapat dalam birama 37 hingga birama 38 merupakan pengulangan yang sama persis dari motif-motif pada kalimat pertanyaan melodi utama tema I yang terdapat dalam birama 33 hingga birama 34. Perbedaan dan variasi 39

52 terdapat pada kalimat jawaban yaitu pada birama 39 hingga birama 40 dengan adanya kadensial akor V-I pada birama 39 berlanjut ke birama 40. Gambar 17. Kadens V I sebagai variasi pada tema I g) Transisi Transisi terdiri dari birama 41 hingga birama 44 dan hanya dimainkan oleh instrumen gesek. Transisi dimainkan dalam tangga nada 1 kruis Mayor. Terdapat beberapa pengolahan motif sekuens dalam transisi ini. Motif s pada birama 42 merupakan sekuens naik dari birama 41 dan dimainkan oleh instrumen cello secara soli dengan dinamik mezzoforte. Motif s1 pada birama 43 merupakan sekuens naik dari birama 42 dan motif s2 pada birama 44 merupakan sekuens naik dari birama 43. Motif s1 dan motif s2 dimainkan oleh instrumen violin 1 secara soli dengan dinamik mezzoforte. Motif t pada birama 42 ketukan 2, motif t1 pada birama 42 ketukan 3, dan motif t2 pada birama 42 ketukan 4 merupakan pengolahan sekuens naik dari birama 43 ketukan 1 yang dimainkan oleh instrumen cello dengan dinamik mezzopiano. 40

53 Gambar 18. Motif s, motif s1, motif s2, motif t, motif t1 dan motif t2 pada tema transisi h) Tema I Tema I kembali muncul di akhir bagian A dengan melodi utama dan motif-motif yang sama persis. Melodi utama tema I ini dimainkan oleh instrumen horn dalam tangga nada 3 kruis Mayor. Terdapat sedikit variasi harmoni tetapi tidak signifikan, yaitu pada birama 48 yang merupakan jembatan untuk menuju ke bagian B sebagai modulasi. Pada birama 48 terdapat pergerakan akor sebagi jembatan modulasi yaitu akor IV - I 6/4 - IV 6 V 6 41

54 Gambar 19. Jembatan modulasi menuju bagian B pada pengulangan tema I 2. Bagian B a) Tema II Tema II terdiri dari birama 51 hingga birama 54 dan dimainkan dalam tangga nada konser 2 moll Mayor. Dalam tema II terdapat 4 motif, yaitu motif u, motif v, motif w, dan motif w yang dimainkan oleh instrumen trumpet dengan dinamik fortissimo dengan tangga nada transposisi natural Mayor. Motif u terletak pada birama 51 ketukan 3 dengan pengolahan motif sekuens naik. Motif v terletak pada birama 52 dengan pengolahan motif sekuens naik disertai dengan ornamentation. Motif w terletak pada birama 53, sedangkan motif w terletak pada birama 54, dan kedua motif tersebut merupakan pengolahan motif inversion. 42

55 Gambar 20. Motif u, motif v, motif w dan motif w1 pada tema II b) Tema II Tema II merupakan pengembangan dari tema II. Tema II terletak pada birama 55 hingga birama 58. Kalimat pertanyaan yang dimiliki oleh tema II yang terletak pada birama 51 dan birama 52 dimunculkan sama persis dalam kalimat pertanyaan pada tema II, sehingga kedua tema ini mempunyai pengolahan motif yang sama pada kalimat pertanyaan. Variasi tema terletak pada kalimat jawaban yang terdapat pada birama 58 ketukan 2 up beat dengan terjadinya motif x yang merupakan pengolahan motif pembesaran interval terhadap motif pada ketukan 1 up beat dalam birama yang sama. Gambar 21. Persamaan motif u, motif v, motif w dan motif w1 pada tema II dan tema II dengan tambahan motif x c) Tema III Tema III terdapat pada birama 59 hingga birama 62. Terdapat 3 motif dalam tema III, yaitu motif y, motif y1 dan motif y2. Motif y terletak pada birama 60 yang merupakan inversion naik dari motif yang terjadi pada birama 43

56 59. Motif y1 terletak pada birama 61 yang merupakan inversion naik dari motif yang terjadi pada birama 59. Motif y2 terletak pada birama 62 yang merupakan inversion turun dari motif yang terjadi pada birama 61. Ketiga motif tersebut dimainkan oleh instrumen violin dengan dinamik mezzo forte. Gambar 22. Motif y, motif y1 dan motif y2 pada tema III d) Tema III Tema III merupakan pengembangan dari tema III. Tema III terdapat pada birama 64 hingga birama 69. Pengolahan motif pada melodi utama sama persis dengan tema III, tetapi melodi utama pada tema III dimainkan oleh instrumen oboe dan clarinet. Terdapat 3 motif dalam tema III, yaitu motif y, motif y1 dan motif y2. Motif y terletak pada birama 65 yang merupakan inversion naik dari motif yang terjadi pada birama 64. Motif y1 terletak pada birama 66 yang merupakan inversion naik dari motif yang terjadi pada birama 64. Motif y2 terletak pada birama 67 yang merupakan inversion turun dari motif yang terjadi pada birama 66. Pengembangan tema terjadi pada kalimat jawaban yang diperpanjang 2 birama. Tema ini tidak simetris karena kalimat pertanyaan berjumlah 2 ruang birama, sedangkan kalimat jawaban berjumlah 4 ruang birama. 44

57 e) Tema II ( Pengulangan) Tema II dimunculkan kembali pada birama 70 hingga birama 73. Pengolahan motif melodi utama pada tema ini pun tetap sama. Motif u terletak pada birama 70 ketukan 3 dengan pengolahan motif sekuens naik. Motif v terletak pada birama 71 dengan pengolahan motif sekuens naik disertai dengan ornamentation. Motif w terletak pada birama 72, sedangkan motif w terletak pada birama 73, dan kedua motif tersebut merupakan pengolahan motif inversion. f) Tema II Tema II merupakan pengembangan dari tema II. Tema II terletak pada birama 74 hingga birama 80. Kalimat pertanyaan yang dimiliki oleh tema II yang terletak pada birama 51 dan birama 52 dimunculkan sama persis dalam kalimat pertanyaan pada tema II dalam birama 74 dan birama 75, sehingga kedua tema ini mempunyai pengolahan motif yang sama pada kalimat pertanyaan. Variasi tema terletak pada kalimat jawaban yang terdapat pada birama 76 hingga birama 80 dengan adanya perpanjangan harmoni. Dalam perpanjangan harmoni tersebut juga disisipkan potongan motif dari tema III yang digunakan untuk modulasi ke tema selanjutnya dari tangga nada 5 moll Mayor menuju ke tangga nada natural Mayor. Tema ini tidak simetris karena 45

58 kalimat pertanyaan berjumlah 2 ruang birama, sedangkan kalimat jawaban berjumlah 5 ruang birama. g) Tema II Tema II merupakan pengembangan dari tema II dan tema II. Tema II terletak pada birama 81 hingga birama 88. Kalimat pertanyaan yang dimiliki oleh tema II dimunculkan sama persis dalam kalimat pertanyaan pada tema II dalam birama 81 dan birama 82, sehingga kedua tema ini mempunyai pengolahan motif yang sama pada kalimat pertanyaan. Variasi tema terletak pada kalimat jawaban yang terdapat pada birama 83 hingga birama 88 dengan adanya perpanjangan harmoni. Dalam perpanjangan harmoni tersebut juga disisipkan potongan motif dari tema III dengan disertai sedikit variasi di akhir kalimat. Tema ini tidak simetris karena kalimat pertanyaan berjumlah 2 ruang birama, sedangkan kalimat jawaban berjumlah 6 ruang birama. h) Coda Coda terdiri dari birama 89 hingga birama 98. Pada birama 89 hingga birama 90 terjadi pengulangan frase pertanyaan dari tema II bagian B kemudian dilanjutkan dengan beberapa motif penutup. Terdapat motif u1, motif u2 dan motif z. Motif u1 terletak pada birama 91, birama 93, dan birama 94 yang dimainkan oleh instrumen horn dan trumpet dengan teknik 46

59 pengolahan sekuens turun dengan disertai pembesaran nilai nada. Motif u2 terletak pada birama 92 dan birama 95 yang dimainkan oleh instrumen yang sama tetapi dengan teknik pengolahan sekuens naik dengan disertai pembesaran nilai nada. Gambar 23. Motif u1 dan motif u2 pada coda Motif z terletak pada birama 96 hingga birama 98 yang dimainkan oleh instrumen gesek, instrumen brass, timpani, dan clarinet dengan dinamik fortissimo. Motif z merupakan motif dengan pengolahan repetisi. Gambar 24. Motif z pada coda 47

60 C. Karakteristik Komposisi Theme from Jurassic Park Berdasarkan hasil penelitian, komposisi Theme from Jurassic Park karya John Williams mempunyai beberapa karakter. Adapun karakter-karakter yang dimaksud yaitu: 1. Terdiri dari 2 bagian (A-B) 2. Tema pada bagian A didominasi oleh tema-tema pengembangan dari tema I sebagai tema utama pada bagian A. Pengembangan-pengembangan tersebut bertujuan untuk memperkuat makna tema utama yang mendeskripsikan halhal yang besar, yaitu segala dinosaurus di dalam Jurassic Park dan besarnya Jurassic Park itu sendiri, hal ini seperti yang diungkapkan Bapak IGN. Wiryawan Budhiana yaitu; Itu teknik komposisi sebenarnya. Itu dimunculkan sedikit-sedikit. Tema itu digambarkan secara berangsur-angsur menjadi sesuatu yang besar 3. Bagian A termasuk komposisi dengan form bersifat variation theme 4. Bagian transisi bersifat kromatis hal ini seperti yang diungkapkan Bapak IGN. Wiryawan Budhiana yaitu; Dalam transisi itu modulasi yang sifatnya kromatis. Tapi ini sifatnya juga sebagai jembatan ke 2 kruis Adapun ciri-ciri tema yang bersifat kromatis adalah tidak adanya pusat tonal, simetris, dan jika twelve note series tidak bisa dibedakan secara signifikan 48

61 pada suatu bagian maka pasti bisa dibedakan dengan bagian lainnya (Leeuw, 2005: 151). 5. Komposisi ini termasuk dalam musik program yang bersifat deskriptif. Hal ini bisa dilihat dari interpretasi-interpretasi yang mendeskripsikan secara utuh terhadap film Jurassic Park yang dimunculkan dari pengolahan komposisi main theme song ini, yaitu : a. Pengulangan tema dan motif dalam bagian A berulang secara variatif menciptakan kesan keterikatan yang kuat terhadap motif dan tema tersebut karena pemunculannya yang perlahan semakin kuat. Hal tersebut menginterpretasikan manusia yang hanya bisa terdiam dengan kagum melihat untuk pertama kalinya dinosaurus-dinosaurus. b. Keselarasan ritmis antara melodi dan iringan menciptakan tekstur yang sangat chordal dengan gaya himne menunjukkan sebuah pengalaman yang tidak hanya positif, tapi mendalam. Pemakaian irama putus-putus, terutama di tempo yang relatif lambat ini, menanamkan musik dengan rasa keagungan layaknya kekuatan dan massa dari dinosaurus. c. Akor utama: I, IV, dan V dan sebenarnya akor minor hampir tidak menjadi akor utama sama sekali, sehingga meninggalkan musik dengan suasana hangat positif. John Williams juga menggunakan akor As 49

62 mayor, yang bukan merupakan bagian dari skala besar tema yaitu akor Bes mayor. Akor As mayor ini berdiri sebagai sesuatu yang aneh dan dunia yang tidak biasa yang menggambarkan dunia dinosaurus dalam Jurassic Park tersebut. d. Bagian B didominasi oleh tema yang memakai terts dan kuint sebagai nada-nada kuat pada melodi utamanya. Teknik tersebut menciptakan tema yang ramai, dramatis, dan kuat dengan pemakaian instrumen trumpet dan horn sebagai melodi utamanya serta menginterpretasikan sebuah petualangan dalam Jurassic Park. 50

63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa komposisi Theme from Jurassic Park memiliki 2 bagian yaitu A dan B dengan jumlah 98 birama. Bagian A termasuk variation theme s form. Komposisi ini merupakan musik program yang bersifat deskriptif. Karakter yang kuat ada pada ide musikal komposer yang berupa interpretasi besarnya Jurassic Park dan beragam dinosaurus serta petualangan di dalamnya. Pada tema transisi terdapat modulasi yang bersifat kromatis. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, komposisi Theme from Jurassic Park dapat dijadikan sebagai bahan ajar mata kuliah Ilmu Bentuk Analisis 2, Apresiasi Musik, dan Orkestra. Hal ini disebabkan karena selama ini mata kuliah tersebut hanya mengkaji dan mempraktekkan bentuk-bentuk musik close form. 51

64 DAFTAR PUSTAKA Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Diunduh pada tanggal 9 Juli 2016 Badudu, J.S Kamus Kata Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. Cetakan 1. Jakarta: Buku Kompas Diunduh pada tanggal 1 Juli 2016 Banoe, Pono Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius Blatter, Alfred Revisiting Music Theory: A Guide to the Practice. United States of America: Routledge Bramantyo, Triyono Pendekatan Sejarah Musik 1 melalui Apresiasi Musik. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Burger, Birgitta Influence of Musical Features on Chracteristic of Music- Induced Movements. International Conference on Music Perception and Cognition. Creswell, John W Research Design diterjemahkan oleh Achmad fawaid. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Djohan Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik Forney, K., dan J. Machlis The Enjoyment of Music: An Introduction to Perceptive Listening. Eleventh Edition. New York: W. W. Norton dan Company Guralnik, David B Webster s New World Dictionary. Basic School Edition. United States of America: The World Publishing Company 52

65 Hoffer, Charles R The Understanding of Music. Fifth Edition. California: Wadsworth Incorporation Jones, George Thaddeus Music Theory: The Fundamental Concepts of Tonal Music Including Notation, Terminology, and Harmony. publisher not identified Kamien, Roger Music: an Appreciation. Sixth Edition. New York: The McGrawl-Hill Companies Incorporation Krumhansl, Carol Memory of Musical Surface. Psychonomic Society, inc. Kennedy, Michael Oxford Dictionary of Music. New York: Oxford University Press Kodijat, Latifah dan Marzoeki Istilah-istilah Musik. Edisi Revisi. Yogyakarta: Djambatan Large, E. W., Palmer, C., & Pollack, J. B Reduced memory representations for music. Cognitive science, 19(1), Leeuw, T. D Music of the twentieth century: a study of its elements and structure. Amsterdam University Press Mack, Dieter Sejarah Musik. Jilid 3. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi Miller, Hugh M. TT. Pengantar Musik Apresiasi (Introduction to Music a Guide to Good Listening) diterjemahkan oleh Drs. Triyono Bramantyo PS. Politoske, Daniel T Music. New Jersey: Prentice-Hall Incorporation Pratista, H Memahami film. Homerian Pustaka Prier, Karl Edmund Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Sitompul, Binsar Musik dan Seni Suara. Yogyakarta. Kanisius Smith, Gail Kunci dan Warna: Adakah Hubungannya?. Staccato 53

66 Stein, Leon Structure and Style: The study and analysis of musical forms. Expanded Edition. United State of America: Summy-Birchard Incorporation Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sumaryo, L. E Komponis, Pemain Musik dan Publik. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Bunga Rampai. Syafiq, Muhammad Ensiklopedia Musik Klasik. Edisi Pertama. Yogyakarta: Adi Cita Wahyuni, Sri Qualitative Research Methods: Theory and Practice. Jakarta: Salemba Empat Winold, A., De Lone, R., & Christ, W Introduction to Music: Processes and Style. Harper Collins Publishers. 54

67 LAMPIRAN 55

68 56 56

69 57 57

70 Wawancara dengan narasumber yang bernama I Gusti Ngurah Wiryawan Budhiana yang berprofesi sebagai Dosen Komposisi Musik dan sekaligus seorang komposer lagu. Dengan mewawancarai narasumber, peneliti dapat melakukan member check mengenai hasil analisis bentuk dan struktur serta karakteristik Theme from Jurassic Park. Sebelum bertemu dengan narasumber, peneliti mengirim pesan untuk meminta izin terlebih dahulu perihal observasi. Berikut ini pesan sebelum observasi dilakukan, Saya : Selamat pagi, Pak Budhi Ngurah. Saya Gideon mahasiswa seni musik UNY. Maaf berkenaan dengan konsultasi dan validitas TA yang sedang saya teliti, apakah hari ini saya bisa bertemu Bapak? Terimakasih sebelumnya. Narasumber : Hari ini saya tidak bisa. Besok saya bisa jam sebelasan di kampus ISI Sewon. Saya : Baik, besuk jam 11 saya menemui Bapak di kampus ISI Sewon, Pak. Maaf sebelumnya dan terimakasih banyak, Pak. Setelah itu dilakukan wawancara yang memiliki rincian di bawah ini: Tanggal : 26 September 2016 Waktu Tempat : Pukul WIB : Ruang Kuliah Jurusan Seni Musik FSP ISI Yogyakarta 58

71 Saya : Selamat siang, Pak Budhi. Saya Gideon yang kemarin SMS ke Bapak. Narasumber : Oh halo Gideon, selamat siang. Silakan masuk saja.. Gimana, apa yang bisa saya bantu dengan TA kamu? Saya : Terimakasih Pak. Begini Pak, saya sedang meneliti karakteristik Theme from Jurassic Park karya John Williams sebagai skripsi saya. Nah saya mau minta tolong ketersediaan Bapak sebagai narasumber atau expert dalam proses validasi penelitian ini. Narasumber Saya : Baik, saya coba bantu ya. Jadi gimana? : Terimakasih Pak. Langsung saja, jadi begini, saya kan sudah menganalisa bentuk dan struktur karya ini. Nah tapi sebelum sampai sana, saya mau memastikan dulu, jika saya menyatakan bahwa ada definisi yang berbeda antara soundtrack, theme song, dan hal-hal semacamnya, bagaimana pendapat Bapak? Narasumber : Kalo tentang definisi, harus dicari baik theme song atau soundtrack sendiri yang kadang disebut OST ya. Tapi kalau diamati memang berbeda ya. Ada yang sifatnya karakterisitik theme song seperti Star Wars itu jelas sekali karakteristiknya. Jadi, si tokoh ini tema-nya seperti ini & tokoh ini seperti ini. Secara tidak langsung kita disugesti oleh John Williams. Ketika tokoh Darth Vader muncul, ada theme song seperti itu. Nah,ketika Vader muncul di tempat lain ada theme 59

72 song seperti itu juga. Itu dipelajari di teknik opera sebenarnya itu yang disebut light motif. Misal ketika tokoh A motif tertentu tersebut akan muncul. Nah kalo Jurassic Park beda itu bukan penggambaran karakter. Saya : Jadi apakah theme song Jurassic Park itu juga mengkarakteristikan tokoh-tokoh tertentu? Narasumber : Kalau seinget saya sih di Jurassic Park itu nggak seperti itu. Sebuah film pasti ada temanya. Ya,seperti tema utama Superman tema dimana yang kuat sekali itu dimunculkan untuk sebuah objek yang kemudian menjadi subjek yaitu Superman. Saya : Berarti kalau saya menyatakan bahwa Theme from Jurassic Park ini adalah main theme atau tema utama dari film Jurassic Park dan karya ini mendeskripsikan sebuah Jurassic Park beserta segala dinosaurusnya, apakah benar Pak? Narasumber : Ya seperti itu. Jadi, kalo saya bandingkan Star Wars dengan Jurassic Park beda ya karena John Williams pintar sekali membuat ilustrasi karena di Star Wars itu kan banyak tokoh dan itu agak rumit. Tapi kalo di Jurassic Park kan ngga ada tokoh seperti itu, jadi tujuannya ya taman Jurassic atau isinya. Saya : Untuk karakter dari komposisinya John Williams sendiri itu kan kalo menurut saya pribadi. John Williams mempunyai karakter di aksen- 60

73 aksennya, dalam artian aksen yang tidak umum misalnya di Star Wars (sambil menyanyikan) atau di Superman (sambil menyanyikan) itu kan aksennya bukan pada ketukan yang umum kadang up beat kadang seperti itu. Tapi, di Jurassic Park justru lebih menguatkan variasivariasi tema. Menurut Bapak sendiri bagaimana? Narasumber : Saya kurang sependapat ya dengan aksen-aksen. Karena John Williams pinter sekali. Seperti Star Wars yang menggambarkan di outer space/ luar angkasa. Itu memang karakternya seperti itu. Untuk sementara, kamu hindari persepsi bahwa John Williams karakternya seperti itu supaya kamu tidak terjebak. Karena banyak contoh John Williams seperti di Home Alone. Nah itu juga ada di Star Wars pas Princess Leia muncul. Nah saya malah sependapat dengan variasi tema pada Jurassic Park. Menurutmu ada apa dengan variasi tema itu? Saya : Menurut saya di bagian pertama ada karakter sendiri selain aksen itu, yaitu dengan memunculkan variasi tema dan berkali-kali seakan sedang menegaskan sesautu. Menurut bapak sendiri? Narasumber : Ya. Itu kan bagusnya ketika tema itu digambarkan secara berangsurangsur menjadi sesuatu yang besar. Nah itu kan bagus nya disitu ya Jurassic Park. Itu teknik komposisi sebenarnya. Itu dimunculkan sedikit-sedikit. Kalau dihitung itu tergantung pada strukturnya. Mungkin seperti ini, kamu tahu lagu Malam Kudus? Kita perhatikan 61

74 ada 2 motif yang diulang. Pertanyaannya, Kenapa diulang 1 kali di motif pertama itu? Saya : Penguatan mungkin pak? Narasumber : Penguatan bisa dengan diulang 2 atau 3 atau 4 kali, tapi motif pertama diulang 1 kali supaya simetris 8 birama. Jadi kebutuhan pengulangan itu bukan hanya sekedar menguatkan tetapi tergantung strukturnya juga. Saya ngga tahu kalo yang di situ,tapi coba dilihat pasti simetris Saya : Iya sih pak ini bentuknya simetris, paling hanya 1-2 yang nggak simetris Narasumber Saya : Oh itu tujuannya paling hanya menjembatani ke tema berikutnya saja : Baik pak, selanjutnya ini di dalam analisa saya,bentuk strukturnya ini saya ada beberapa ketidakpastian. Misalnya nama-nama di awal ketika instrumen horn itu masuk sampai sebelum ke tema I kalau saya menyebut intro itu boleh kan pak? Narasumber Saya : Boleh..tidak masalah : Lalu tentang motif, saya mau bertanya tentang motif, kan di beberapa variasi tema sering ada melodi dan motif yang berkembang, baik dengan penambahan nada atau dengan akor yang beda dan juga harmoni yang berbeda, nah kalau saya menyebut itu sebenarnya adalah motif yang sama namun hanya diberi ornamen apakah boleh pak? 62

75 Narasumber : Ya memang tekniknya dia mulai supaya ada persiapan, lalu suasana penegasan. Makanya saya bilang itu munculnya sedikit-sedikit lalu ada penebalan suara, lalu ada variasi tema. Saya : Baik pak, selanjutnya... setelah tema yang berulang-ulang ada cello yang main secara soli terus dilanjutkan ke violin terus itu lanjut ke tema utama bagian A untuk selanjutnya modulasi ke bagian B. Nah, itu waktu violin dan cello bermain secara cantus firmus itu tadi apakah itu bisa disebut transisi pak? Narasumber : Bisa, itu memang transisi Saya : Di bagian transisi waktu cello dengan violin itu dimainkan dengan 1# dan banyak sekuens naik untuk modulasi-modulasi dalam transisi itu. Nah, untuk penamaan akord-nya itu dalam penulisannya harus seperti apa? Narasumber : Dalam transisi itu modulasi yang sifatnya kromatis. Tapi ini sifatnya juga sebagai jembatan ke 2#. Ini cuma pemahaman tonal Saya : Jadi ini pak ada namanya G harmonisasi mayor tapi tiba-tiba ada G minor. Kemudian ada akor 4 yang awalnya C jadi minor. Saya lihat ini ada modus,saya minta pertimbangan bapak dalam pertimbangan penamaan akor gimana pak? Narasumber : Nama akor berdasarkan yang terjadi aja.. ngga sampe ke modus 63

76 Saya : Jadi saya anggap transisi ini di tangga nada 1# mayor tapi ada peminoran gitu ya Pak? Narasumber Saya : Ya seperti itu saja : Baik pak... lalu pada tema di akhir bagian B itu apakah bisa disebut coda? Narasumber : Iya benar, jadi itu coda karena ada sedikit pemunculan tema bagian yang itu Saya : Baik Pak Budhi, saya rasa sudah cukup wawancara kali ini, saya sangat terimakasih atas ketersediaan Bapak meluangkan waktu. Narasumber : Oh iya sama-sama Gideon, lain kali hubungi saja lagi nggakpapa kalau ada perlu lagisaya : Baik terimakasih banyak, Pak Budhi Yogyakarta, 26 September 2016 Narasumber Peneliti Drs. IGN. Wiryawan Budhiana, M.Hum Gideon Handaru 64

77 Gambar 1. Wawancara peneliti dengan IGN. Wiryawan Budhiana, M.Hum. sebagai expert di ruang kuliah ISI Yogyakarta 65

78 66 66

79 67 67

80 68 68

81 69 69

82 70 70

83 71 71

84 72 72

85 73 73

86 74 74

87 75 75

88 76 76

89 77 77

90 Keterangan : 78

KARAKTERISTIK KOMPOSISI ALENGKA GOING DOWN KARYA BAKTI SETYAJI SKRIPSI

KARAKTERISTIK KOMPOSISI ALENGKA GOING DOWN KARYA BAKTI SETYAJI SKRIPSI KARAKTERISTIK KOMPOSISI ALENGKA GOING DOWN KARYA BAKTI SETYAJI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Sonata in C # Minor Op. 1 No. 1 untuk cello dan piano terdiri dari tiga movement, yaitu sonata-allegro form bertempo adagio, minuet dan trio bertempo allegretto, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Komposisi Sonata Piano Berdasarkan tiga lagu dolanan Jawa Tengah yaitu Gundul-gundul Pacul, Cublak-Cublak Suweng, dan Suwe Ora Jamu, untuk piano tunggal terdapat tiga movement, antara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

FANTASIA DALAM G MAYOR KOMPOSISI UNTUK PIANO EMPAT TANGAN

FANTASIA DALAM G MAYOR KOMPOSISI UNTUK PIANO EMPAT TANGAN FANTASIA DALAM G MAYOR KOMPOSISI UNTUK PIANO EMPAT TANGAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Musik Disusun oleh : Stefani Halim NIM : 852012007 PROGRAM STUDI SENI MUSIK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Tema dan Variasi berdasarkan lagu Mansibin Siraben untuk solo gitar ini memiliki struktur yang terdiri dari sebuah tema utama dan lima macam variasi dengan coda sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Suita Gambang Semarang untuk Kuartet Gitar dan Erhu merupakan komposisi yang menerapkan struktur suita modern, dimana tidak memiliki bentuk baku seperti yang ada pada suita barok.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Kerangka Komposisi Komposisi Fantasia Dalam G Mayor Untuk Piano Empat Tangan memiliki tiga bagian, yaitu I, II, dan III. Pada komposisi ini terdapat beberapa perubahan tempo untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Sonata Jazz Reggae merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan menggunakan

Lebih terperinci

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi Oleh: Randi Restu Hadi Abstrak Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Keep On Dreaming terdiri dari tiga bagian yaitu Life Is Simple, Courage And Persistence, dan Dare To Dream Big. Komposisi ini dibuat untuk ansambel musik yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bahasa dan sastra, dan lain sebagainya. Menurut Banoe (2003 : 288), musik

BAB II KAJIAN TEORI. bahasa dan sastra, dan lain sebagainya. Menurut Banoe (2003 : 288), musik BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian musik. Sejarah perkembangan musik tidak dapat dilepaskan dari perkembangan budaya manusia. Hal ini disebabkan karena musik merupakan salah satu hasil

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Proses penyusunan komposisi dan analisis bentuk struktur komposisi musik program Bermain Layang-layang untuk kuartet gesek dan piano. A. Proses Penyusunan Komposisi Komposisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Cinta Kepada Diri Sendiri 1. Deskripsi Syair Aku anak manis dan juga mandiri Semua ku lakukan dengan sendiri Rajin belajar agar cemerlang Membuat papa mama bangga Refren Aku

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( ) ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET Oleh : Ulfa Ayunin (072134022) Dosen Pembimbing Karya Dosen Pembimbing Penulisan : Drs. Heri Murbiyantoro, S. Sn : Drs. Bambang Sugito,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Program Musik Komposisi ini terbagi dalam dua bagian, bagian pertama bercerita tentang kehidupan masa kecil orangtua, bagian kedua bercerita tentang kisah ketika orangtua penulis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi BAB III ANALISIS BENTUK LAGU Wonderful Slippery Thing adalah salah satu karya Guthrie Govan dari album Erotic Cakes yang dirilis pada 1 januari 2006 oleh label sornford records, direkam di Headroom studios

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK Bagian Penting Dari Analisa Musik Dalam Permainan Drum dan Marching Band Oleh: Pujiwiyana PERSATUAN DRUM BAND INDONESIA 2009 ELEMEN-ELEMEN MUSIK Pujiwiyana I.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam setiap perkembangan peradaban

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PUPUH KINANTI KAWALI

KARAKTERISTIK PUPUH KINANTI KAWALI KARAKTERISTIK PUPUH KINANTI KAWALI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Yussi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA

TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA TUGAS AKHIR MINAT KOMPOSISI APOLOGIZE FOR ORCHESTRA Oleh: Nike Efendi NIM 1011516013 PROGRAM STUDI S-1 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2014 1 TUGAS AKHIR MINAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB ANALSS KOMPOSS Komposisi Kehilangan Ayah Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banoe, Pono. Kamus Musik. Yogyakarta, 409 2

BAB I PENDAHULUAN. Banoe, Pono. Kamus Musik. Yogyakarta, 409 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etude sebagai bahan ajar sangat penting, karena etude adalah salah satu komposisi yang bersifat teknik untuk mengembangkan teknik-teknik bermain dalam suatu

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47 LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47 Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LAGU ANAK-ANAK KARYA TITIEK PUSPA

KARAKTERISTIK LAGU ANAK-ANAK KARYA TITIEK PUSPA 376 Jurnal Pendidikan Seni Musik Volume 6, Nomor 6, Tahun 2017 KARAKTERISTIK LAGU ANAK-ANAK KARYA TITIEK PUSPA CHARACTERISTIC OF CHILDREN S SONGS BY TITIEK PUSPA Oleh: Hasniyah Nurrokhmah, Pendidikan Seni

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Suita Dalam Tangga Nada C Major Komposisi Musik untuk Trio Gitar ini merupakan komposisi yang menggunakan struktur dan karakter dari suita barok

Lebih terperinci

Pengujian validitas dan reliabilitas Penelitian Kualitatif

Pengujian validitas dan reliabilitas Penelitian Kualitatif Pengujian validitas dan reliabilitas Penelitian Kualitatif Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji (1) Credibility (validitas internal) (2) transferability (validitas eksternal) (3)

Lebih terperinci

KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI

KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI Oleh : Nama :Deo Febrianto (10020134226) Dosen Pembimbing : Moh. Sarjoko S.Sn, M.Pd ABSTRAK Ide awal mula seorang seniman dalam membuat karya musik salah satunya

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI MUSIK

PENGETAHUAN DASAR TEORI MUSIK PENGETAHUAN DASAR TEORI MUSIK Wiflihani Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Tulisan ini membicarakan bagian-bagian dari teori musik yang jelas dan benar sehingga memudahkan Anda untuk

Lebih terperinci

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN BAB 3 KARYA MUSIK MODERN Dalam bab-bab terdahulu, kita telah belajar mengenai notasi musik, maupun harmoni musik modern. Oleh karena itu, pengetahuan itu dapat dikembangkan lagi dengan cara membuat karya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis mengerjakan BAB I sampai BAB III, dapat

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis mengerjakan BAB I sampai BAB III, dapat BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah penulis mengerjakan BAB I sampai BAB III, dapat menyimpulkan bahwa dalam proses penciptaan, tidak hanya sekedar ide lalu dituangkan kedalam bentuk karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis struktural komposisi Nocturne yang telah disusun sebelumnya. Hasil analisis struktural akan dipaparkan mengenai bagaimana mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Fantasia in C Major untuk format trio ini merupakan sebuah fantasia yang terdiri dari empat bagian, yaitu Allegretto, Adagio, Andante, dan Allegro con spirito. Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan karya komposisi Allegro Appassionato op. 43 karya Saint-Saëns. Allegro Appassionato op. 43 merupakan karya

Lebih terperinci

KONSERTO DALAM G MAYOR UNTUK FLUTE DAN ORKES KAMAR

KONSERTO DALAM G MAYOR UNTUK FLUTE DAN ORKES KAMAR KONSERTO DALAM G MAYOR UNTUK FLUTE DAN ORKES KAMAR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Musik Disusun oleh : Priscilla Sylviani Handoko NIM: 852012005 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep penyusunan komposisi Senangnya Masa Kecilku komposisi ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Bahagia Mengenal Sekolah, Senangnya Bermain, dan Cinta. Instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. GLOSSARIUM Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Alliteration, yaitu teknik pengulangan bunyi awal yang sama secara berturutturut. Ambitus (range ),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Makalah Teori Dasar Musik Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Disusun oleh kelompok 3 Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari Fitri Ramadayanti Riski Okta Mayasari (A1G016091) Kelas

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA JURNAL Program Studi S-1 Seni Musik Oleh : Puput Meinis Narselina NIM. 1011589013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan ialah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi Medini ini akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu Allegro-Andante-Allegro, yang terinspirasi dari perjalanan

Lebih terperinci

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A) DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO Oleh : Sena Radya Iswara Samino (092134017) Dosen Pembimbing : Drs. Heri Murbiyantoro, M.Pd ABSTRAK Seseorang dengan ambisi besar dalam meraih kesuksesannya

Lebih terperinci

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN Oleh : Didik Santoso Dosen Pembimbing : M. Sarjoko. S.Sn, M.Pd. Abstrak Sesebulan adalah akronim bahasa jawa yang berarti nyebul. Nyebul yang berarti meniup. Meniup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PERMAINAN

BAB V TEKNIK PERMAINAN BAB V TEKNIK PERMAINAN Concerto for The Left Hand (in D) karya Maurice Ravel merupakan sebuah karya konserto dalam bentuk orkestra dengan instrumen piano yang dibuat untuk menunjukkan kepiawaian seseorang

Lebih terperinci

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh: Yoga Manggala NIM. 1011551013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INSDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Keberhasilan dari suatu penelitian, salah satunya ditentukan oleh pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Aku Anak Tuhan dan Raja dengan format a cappella untuk paduan suara remaja ini terdiri dari tiga bagian komposisi yang saling berkaitan berdasarkan satu cerita yang

Lebih terperinci

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Akhir Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013 Oleh: Bobby Gunarso (092134246) Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI

ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI ARANSEMEN ORKES KERONCONG TENGGARA PADA LAGU KR. KEMAYORAN SEBAGAI KAJIAN MUSIKOLOGI TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh: Devara Egga Perdana NIM. 1311968013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa lagu Ammerland. memiliki dua bagian yaitu A dan B (frase yang tidak simetris), karena

BAB IV PENUTUP. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa lagu Ammerland. memiliki dua bagian yaitu A dan B (frase yang tidak simetris), karena BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa lagu Ammerland memiliki dua bagian yaitu A dan B (frase yang tidak simetris), karena kalimat jawab pada bagian B selalu memiliki

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi musik Love The Sinners, Hate The Sin, merupakan gambaran kondisi emosional dan pesan dukungan sosial untuk penderita HIV AIDS, pecandu narkoba, dan LGBT. Komposisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi My Son My Hero yang terinspirasi oleh kehadiran Giorgio, anak penulis ini, akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu

Lebih terperinci

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah Oleh: Inggit Erlianto/092134250 Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono S.Sn, M.Pd. Abstrak Karya musik Hompimpah merupakan karya musik yang diciptakan untuk

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND Oleh : Adelia Dosen Pembimbing : Drs. Heri Murbiyantoro, M.Pd Abstrak Karya musik Journey To Iceland adalah sebuah

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. GLOSSARIUM Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. Appoggiatura, not hiasan yang ditambahkan sebelum not utama Augmentasi adalah salah satu tekstur

Lebih terperinci

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi musik program Tabuhan Telu Kagitaan terbagi dalam tiga bagian yang masing-masing bagiannya menceritakan tentang suasana yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN KONSEPTUAL

BAB II LANDASAN KONSEPTUAL 7 BAB II LANDASAN KONSEPTUAL 2.1. Acuan Karya Di dalam proses pembuatan karya, seorang komposer pasti mempunyai referensi atau acuan karya yang banyak dipengaruhi oleh musisi-musisi lain karena sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menambah pengetahuan. Meneliti dilakukan untuk memperkaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. dan menambah pengetahuan. Meneliti dilakukan untuk memperkaya dan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian merupakan kegiatan mengkaji, secara teliti dalam suatu bidang ilmu dengan kaidah tertentu. Mengkaji merupakan suatu usaha untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. soundtrack film. Film dan soundtrack adalah dua komponen yang saling

BAB I PENDAHULUAN. soundtrack film. Film dan soundtrack adalah dua komponen yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah karya dapat menjadi media dalam mengekspresikan rasa, pikiran, cita-cita, harapan dan ide. Seorang komponis memiliki berbagai alasan dalam menciptakan karya musik.

Lebih terperinci

ANALISIS PERMAINAN DOUBLE BASS RAY BROWN PADA LAGU THE DAY OF WINE AND ROSES. TUGAS AKHIR Program Studi S1 Seni Musik. Oleh :

ANALISIS PERMAINAN DOUBLE BASS RAY BROWN PADA LAGU THE DAY OF WINE AND ROSES. TUGAS AKHIR Program Studi S1 Seni Musik. Oleh : ANALISIS PERMAINAN DOUBLE BASS RAY BROWN PADA LAGU THE DAY OF WINE AND ROSES. TUGAS AKHIR Program Studi S1 Seni Musik Oleh : Ignatius Made Anggoro NIM. 1011598013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI

KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI I Made Subrata Dharma Pahlawan Email: subratadharma10@gmail.com Joko Winarko, S.Sn., M.Sn Email: jokoporong@yahoo.com Jurusan Sendratasik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1812, untuk pertama kalinya seorang komponis berkebangsaan Irlandia, John Field mempergelarkan Nocturne no. 1-3 di St. Petersburg 1. Nocturne means a piece

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya dipengaruhi oleh keinginan penulis mengangkat beberapa kisah hidup yang dialami, mulai dari perasaan sedih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

SONATA JAZZ REGGAE UNTUK FORMAT COMBO BAND

SONATA JAZZ REGGAE UNTUK FORMAT COMBO BAND SONATA JAZZ REGGAE UNTUK FORMAT COMBO BAND SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Musik Disusun oleh Aditya Septian Nanda Ausviano NIM : 852009032 PROGRAM STUDI SENI MUSIK

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

MENGENAL IRAMA 8 BEAT

MENGENAL IRAMA 8 BEAT MENGENAL IRAMA 8 BEAT Oleh: Drs. F DHANANG GURITNO, M.Sn WIDYAISWARA SENI MUSIK PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA ====================================================== Abstrak Pola ritme tertentu yang

Lebih terperinci

ii SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN iii iv KATA PENGANTAR v vi DAFTAR ISI SAMBUTAN DIRJEN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...xi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu. Musik adalah suara yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Tujuan penelitian studi kasus atau lapangan adalah untuk mengetahui implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Ruang lingkup dalam penelitian ini pada bidang manajemen pemasaran yang difokuskan pada bauran pemasaran menurut Islam. Metode penelitian merupakan suatu cara prosedur atau langkah

Lebih terperinci

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU Abstrak Akor adalah unsur pokok dalam mengiringi lagu karena akor akan menjadi patokan untuk menentukan nada-nada yang akan dimainkan oleh instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada saat ini yang berangkat dari sebuah gaya eksperimental dengan konsep minimal namun hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik tidak terlepas peranannya dalam kehidupan manusia. Setiap orang pasti memiliki pengalaman musik yang berbeda-beda tergantung seberapa sering seseorang mendengar

Lebih terperinci

TEATER WAK. oleh Wisnu Saptowo UNIVERSITAS ARTA JUNI 20122

TEATER WAK. oleh Wisnu Saptowo UNIVERSITAS ARTA JUNI 20122 RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS MUSIK ILUSTRASI TEATER MAKYONG DALAM CERITA WAK PERAMBUN di BINTAN, KEPULAUAN RIAU Diajukan kepadaa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta a untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENJARIAN PADA CELLO TIGA BAGATELA KARYA ROYKE BOBBY KOAPAHA. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh : Nandya Roid Umarul Naves NIM.

PENDEKATAN PENJARIAN PADA CELLO TIGA BAGATELA KARYA ROYKE BOBBY KOAPAHA. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh : Nandya Roid Umarul Naves NIM. PENDEKATAN PENJARIAN PADA CELLO TIGA BAGATELA KARYA ROYKE BOBBY KOAPAHA Tugas Akhir S1 Seni Musik Oleh : Nandya Roid Umarul Naves NIM. 1211804013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA

Lebih terperinci

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra Oleh Fardian Mahaiswa Program Pascasarjana (S2) Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK Dalam bentuk musikal seperti lagu, penggunaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LAGU PIANO KARYA MOCHTAR EMBUT SKRIPSI

KARAKTERISTIK LAGU PIANO KARYA MOCHTAR EMBUT SKRIPSI KARAKTERISTIK LAGU PIANO KARYA MOCHTAR EMBUT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Analisis Bentuk Dan Struktur Komposisi Morning Happiness Karya Agus Teja Sentosa

Analisis Bentuk Dan Struktur Komposisi Morning Happiness Karya Agus Teja Sentosa Karya Ilmiah ISI Denpasar n 1 Analisis Bentuk Dan Struktur Komposisi Morning Happiness Karya Agus Teja Sentosa I Made Jacky Ariesta (Penulis) Dr. Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si (Pembimbing I) I Komang Darmayuda,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian lagu No I dan VIII dalam lieder Frauenliebe und leben Op.42 karya Robert Schumann diilustrasikan melalui skema berikut. Tahapan Awal

Lebih terperinci

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY. Aransemen Musik Anak Secara Kreatif dengan Canon Progresi Akor, Filler Melodi, Iringan Ostinato dan Pembelajaran Ekspresi Musik Secara Kreatif Melalui Progresi Akor Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si

Lebih terperinci

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan Membaca Suara dan Mendengar Tulisan BAGI PEMAIN/ PENGAJAR MUSIK Oleh: S. Kari Hartaya ABSTRAK Musik adalah salah satu karya seni yang menggunakan suara sebagai medianya. Kepiawaian dalam menguasai serta

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK PIZZICATO PADA FANTASIA No. 2 UNTUK SOLO BIOLA KARYA BUDHI NGURAH

PENERAPAN TEKNIK PIZZICATO PADA FANTASIA No. 2 UNTUK SOLO BIOLA KARYA BUDHI NGURAH PENERAPAN TEKNIK PIZZICATO PADA FANTASIA No. 2 UNTUK SOLO BIOLA KARYA BUDHI NGURAH TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh : Adi Bimo Wicaksono NIM 0811228013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Serenade Jazz Song For You disusun menjadi tiga movement. Movement pertama bertempo Moderato. Pada movement pertama terdiri dari tiga bagian A-B-A yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI DAN TEKNIK PERMAINAN SOLO VIOLA

DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI DAN TEKNIK PERMAINAN SOLO VIOLA KARYA MUSIK MOIRA DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI DAN TEKNIK PERMAINAN SOLO VIOLA Oleh Farida Yudhiani Putri Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya Dosen Pembimbing

Lebih terperinci