BAB II VALUE PROPOSITION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II VALUE PROPOSITION"

Transkripsi

1 BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 Industri Kuliner Pertumbuhan perekonomian nasional banyak didukung dari sektor pariwisata, salah satu sektor di dalam pariwisata yang menyumbang pemasukan terbesar untuk negara ini adalah industri makanan dan minuman atau kuliner. 1 Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyebutkan market size Industri makanan dan minuman di Indonesia mencapai Rp 745 triliun. Pertumbuhan sektor ini masih berpusat di Pulau Jawa, lebih spesifik lagi di daerah Ibukota DKI Jakarta sekitar 58%. 2 Berdasarkan peluang peluang diatas, maka Arisha Fusion Food terjun dalam industri makanan ringan tersebut karena melihat masih besarnya peluang dan kesempatan yang dapat diraih 2.2 Food Truck Food Truck adalah konsep berjualan makanan dengan menggunakan sebuah kendaraan truk yang dimodifikasi sebagai tempat usahanya. Mulai dari pemesanan, penyajian dan pelayanannyadilakukan didalam kendaraan yang telah di modifikasi sedemikian rupa untuk menarik para konsumen. Tren food 1 Badan Pusat Statistik

2 11 truck yang mulai mewabah di Jakarta bisa menjadi contoh kreativitas para pelaku usaha kuliner. Selain untuk menyiasati tarif sewa lahan untuk berjualan yang sangat mahal di pusat pusat keramaian, juga lebih fleksibel karena tempat berjualan bisa berpindah pindah. Kelebihan Food Truck: 1. Investasi rendah dibandingkan dengan sewa / beli lahan usaha kuliner 2. Lebih terarah ( ke tempat yang ramai ) 3. Jumlah tenaga kerja operasional lebih sedikit Di Indonesia, terdapat Organisasi Mobil Bisnis Indonesia ( OMBI ) yang dibentuk secara resmi sebagai sebuah wadah pemersatu para entrepreneur yang berbisnis menggunakan kendaraan. Selain memiliki legalitas di bidang hukum, OMBI juga mengakomodir seluruh anggotanya dengan apik. Para anggota tidak perlu susah payah mencari event sebagai sarana mereka berjualan, setiap bulannya OMBI menyediakan beragam event bagi para anggotanya untuk berjualan. Hal ini juga memberi dampak postif bagi para pelaku event yang tidak perlu repot mencari satu per satu food truck untuk mengisi acara mereka, di bawah bendera OMBI disediakan puluhan armada yang siap meramaikan berbagai event. 2.3 Fusion Food Fusion Foodmenggambarkan makanan yang dibuat berdasarkan 2 element atau lebih cara memasak dari tradisi yang berbeda. Fusion Foodini sedang menjadi

3 12 tren dibidang kuliner, karena pengelolahan dan penyajian fusion food ini ditekankan pada unsure penataan yang artistik serta kombinasi antara bahan dan teknik pengolahan yang unik. Masakan fusion dipopulerkan sejak tahun 1970-an. Memasak secarafusion adalah praktik menggabungkan makanan dan gaya memasak dari berbagai sumber untuk menciptakan hidangan dengan rasa baru. 2.4 Consumer Insights Strategi pemasaran di zaman modern dalam ilmu marketing yang kita kenal adalah STP yaitu Segmentation, Targeting dan Positioning. Strategi STP ini pada dasarnya digunakan untuk memposisikan suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif Segmentation Arisha Fusion Food mengelompokkan target pasar dari segi demografis, psikografi dan perilaku konsumen a. Demografis Pengelompokan pasar berdasarkan umur, jenis kelamin, pendapatan, dan jumlah keluarga.

4 13 Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Jakarta Berdasarkan Umur Sumber : Bappenas, 2014 Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah penduduk dengan rentang usia 20-24, 25-29, jumlahnya cukup signifikan. Ini merupakan range usia (20 34) yang sesuai dengan target pasar yang telah ditentukan, yaitu kalangan yang berpenghasilan Rp Rp yang berlokasi di daerah Jakarta. Gambar 2.2 Hasil kuesioner umur

5 14 Gambar 2.3 Hasil kuesioner penghasilan b. Psikografi Arisha Fusion Food menargetkan tipe customer yang senang mengikuti tren gaya hidup, senang mencoba hal baru, dan mereka yang siap mengeluarkan uang Rp untuk makanan ringan. Berdasarkan sistem VALS tm, tipe konsumen jenis ini termasuk kategori experiencer. Secara umum experiencer termasuk kategori kelompok manusia kelas menengah ke atas/profesional, dimana banyak dari mereka adalah pekerja kerah putih, profesional muda, mahasiswa, dan lainnya, sesuai dengan target konsumen Arisha Fusion Food. Berdasarkan teori oleh Schiffman & Wisemblit (2014), ciri ciri para experiencer ataukelompok manusia kelas menengah ke atas atau kelas profesional adalah: - Berpendidikan tinggi dengan lulus kuliah atau sedang menempuh pendidikannya di universitas terkemuka. - Aktif terlibat di dalam jaringan komunitas dan aktivitas sosial.

6 15 - Mengikuti tren terkini - Mempunyai rasa ketertarikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik. - Berani mengeluarkan uang dan/atau berpakaian yang mencolok mata, namun umumnya tidak ekstrim. - Sebagian besar berperilaku seperti anak-anak. c. Perilaku konsumen Berdasarkan perilakunya, Arisha Fusion Food menargetkan konsumen yang memiliki wawasan luas yang akrab dengan teknologi. Mereka akan terus ingin mencoba hal baru dan jikalau mereka menikmatinya, mereka akan setia bertahan untuk tetap loyal kepada Arisha Fusion Food, yang tentunya juga berkomitmen untuk terus berinovasi pada makanan fusion Targeting Secara umum target pasar Arisha Fusion Food adalah kalangan yang sudah berpenghasilan dari antara Rp sampai dengan Rp ,secara lebih spesifik lagi adalah mereka mereka yang mau mengeluarkan uang untuk makanan ringan dengan range harga Rp

7 16 Gambar 2.4Hasil kuesioner pembelian makanan fusion food Positioning Positioning bertujuan untuk mengetahui dimana posisi dari Arisha Fusion Food jika dibandingkan dengan kompetitor kompetitor terdekatnya Tabel 2.1Kompetitor Kompetitor Harga Genoise (Surabaya) Rp GoGo Franks (Jakarta) Rp Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa Arisha Fusion Food dapat bersaing dengan memposisikan dirinya diantara kompetitor kompetitor sejenis 2.5 Analisis TOWS Dengan melakukan analisa TOWS pada bisnisarisha Fusion Food dapat mengetahui apa saja ancaman, kesempatan, kekuatan dan kelemahan yang akan dihadapi oleharisha Fusion Food dalam rangka persaingan dengan Arisha

8 17 Fusion Food lain selaku kompetitornya. Berikut strategi dari hasil penggunaan analisis TOWS: Threat Adapun ancaman ancaman dari luar yang dapat mempengaruhi bisnis Arisha Fusion Food ini adalah sebagai berikut : 1. Adanya perbedaan selera rasa dari masing masing individu customer 2. Banyaknya bisnis Food Truck yang sudah berjalan lama dan telah dikenal oleh masyarakat sekitar 3. Ada Kemungkinan peniruan dari konsep Arisha Fusion Food Opportunity Adapun peluang yang dapat dimanfaatkan oleh bisnisarisha Fusion Food ini adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan taraf hidup dari masyarakat 2. Adanya kebutuhan sosialisasi dan hiburan oleh masyarakat sekitar Weakness Adapun kelemahan yang dimiliki dariarisha Fusion Food adalah sebagai berikut: 1. Truck yang di parkir harus memiliki izin sebelumnya, produk yang kami tawarkan merupakan produk yang tidak tahan lama karena tanpa bahan pengawet Strength Adapun kekuatan yang ditawarkan oleharisha Fusion Food ini adalah sebagai berikut:

9 18 1. Harga produk ekonomis, kebersihan produk terjamin, produk yang kami tawaran tidak menggunakan bahan pengawet atau zat-zat berbahaya lainnya, produk yang ditawarkan merupakan makanan bisa dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia. 2. Lokasi kami yang dapat berpindah-pindah tempat dapat menarik banyak perhatian konsumen, banyak penjual-penjual lainnya yang menjual produk yang sama menggunakan bahan pengawet, sedangkan produk kami tidak menggunkan bahan pengawet atau zatzat berbahaya lainnya, kepuasan konsumen akan produk kami sudah teruji. 3. Memenuhi rasa lapar customer dalam waktu cepat 4. Memiliki jenis topping yang bervariasi dan disesuaikan dengan selera customer 5. Memberikan voucher diskon tiap 2x pembelian dan Free Wi-Fi

10 Matriks TOWS Tabel 2.2Tows Matrix Internal Strengths 1. Harga produk ekonomis, Internal Weaknesses 1. Truck yang di parkir kebersihan produk harus memiliki izin terjamin, produk yang sebelumnya, produk kami tawaran tidak yang kami tawarkan menggunakan bahan merupakan produk yang pengawet atau zat-zat tidak tahan lama karena berbahaya lainnya, tanpa bahan pengawet produk yang ditawarkan merupakan makanan bisa dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia. 2. Lokasi kami yang dapat berpindah-pindah tempat dapat menarik banyak perhatian banyak konsumen, penjual-penjual lainnya yang menjual produk yang sama menggunakan bahan

11 20 pengawet, sedangkan produk kami tidak menggunkan bahan pengawet atau zat-zat berbahaya lainnya, kepuasan konsumen akan produk kami sudah teruji. 3. Memenuhi rasa lapar customer dalam waktu cepat 4. Memiliki jenis topping yang bervariasi dan disesuaikan dengan selera customer 5. Memberikan voucher diskon tiap 2x pembelian dan Free Wi-Fi Eksternal Opportunities. 1. Peningkatan taraf hidup dari masyarakat 2. Adanya kebutuhan S O Strategies 1. Memberikan kenyamanan dan pengalaman yang berbeda W O Strategies 1. Arisha Fusion Food ini baru di Indonesia butuh waktu untuk mendapatkan

12 21 sosialisasi dan hiburan oleh masyarakat sekitar Eksternal Threats 1. Adanya perbedaan selera rasa dari masing masing individu customer 2. Banyaknya bisnis Food Truck yang sudah berjalan lama dan telah dikenal oleh masyarakat sekitar 3. Ada Kemungkinan peniruan dari konsep Arisha Fusion Food 2. Berpindah pindah tempat untuk memasarkan/menjual makanan tersebut 3. Memenuhi rasa lapar customer dalam waktu cepat 4. Memiliki produk yang unik dan banyak variasi pada produk kami S T Strategies 1. Menyesuaikan dengan keinginan pelanggan 2. Menggunakan konsep yang berbeda dengan competitor 3. Melakukan inovasi terhadap produk makanan dan dekorasi truck kepercayaan dari masyarakat, tetapi bisnis ini memiliki peluang besar 2. Melakukan promosi untuk mendapatkan pelanggan yang sesuai dengan target pasar W T Strategies 1. Dengan bisnis baru ini masih punya kelemahan dalam mendapatkan kepercayaan dari masyarakat 2. Menerima feedback dari pelanggan untuk meningkatkan brand Arisha Fusion Food

13 Analisis PEST Kerangka PEST digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan makro yang dapat mempengaruhi strategi bisnis, dan menilai bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja bisnis saat ini dan masa yang akan datang. Kerangka PEST meliputi lingkungan Political, Economy, Social, and Technology. Tujuan dari dilakukannya analisa PEST (externalassessment) ini adalah membentuk sebuah kerangka analisa untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah dan perencanaan ide bisnis yang akan dijalankan, dengan hasil sebuah peluang dan ancaman yang akan dihadapi pebisnis baru (David, 2014). Faktor - faktor yang termasuk dalam analisa PEST ini adalah: Ekonomi Meskipun tahun lalu (2015) daya beli masyarakat Indonesia mengalami tren penurunan, namun pada tahun 2016 ini tren pemulihan mulai terlihat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah dipengaruhi oleh turunnya harga minyak mentah dunia yang diikuti dengan turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik. Selain itu kelonggaran berbagai kebijakan untuk investasi membuat Indonesia menjadi sasaran investor asing. Pada 28 Januari 2016, Lembaga Pemeringkat Moody s Investors Service secara resmi mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi.

14 23 Moody smemberikan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada Baa3 atau stable outlook. Berdasarkan fakta-fakta di atas tidak langsung membuat daya beli masyarakat naik signifikan. Untuk konsumsi barang-barang mewah seperti elektronik, gadget dan otomotif, daya beli masyarakat masih lemah. Tetapi untuk kebutuhan pokok seperti makanan cenderung stabil dan bahkan trennya meningkat. Karenanya inovasi pada sektor kuliner merupakan salah satu pilihan tepat untuk berinvestasi Sosial Di era modern ini gaya hidup praktis dan instan menjadi tren baru khususnya bagi generasi muda di perkotaan. Budaya instan dan praktis tersebut sangat tampak pada pola hidup anak-anak muda khususnya para mahasiswa yang gemar mengkonsumsi makanan jenis baru dan cepat saji khususnya pada waktu nongkrong mereka (waktu kuliah di kampus dan malam hari).makanan fusionsendiri berasal dari luar negeri dan cukup digemari.karenanya ini menjadi suatu peluang bisnis untuk dikembangkan bagi kalangan anak muda di Indonesia Teknologi Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah dan praktis. Hal ini terlihat dari banyaknya bisnis online yang memanfaatkan media sosial hingga proses transaksi yang semakin mudah dan aman dengan dukungan ebanking dan

15 24 mobilebanking. Bisnis Arisha Fusion Food sendiri memiliki kelebihan dibanding dengan model bisnis kuliner lain, yaitu dalam hal mobilitas dan mendekatkan diri langsung ke konsumen. Selain itu Food Truck sendiri di Indonesia masih baru sehingga membuat minat orang untuk mencoba. Apalagi jenis produk makanan yang dijual juga merupakan produk yang masih jarang yaitu makanan fusion. 2.7 Analisis Porter Setelah melakukan analisa terhadap kondisi internal dan eksternal, analisa selanjutnya menggunakan analisa Five Forces Analysis dari Michael Porter dan menggambarkan persaingan dari pasar yang akan dituju. Kelima ancaman yang didapat di dalam industri kuliner adalah ancaman pendatang baru, ancaman barang pengganti, daya tawar pembeli, daya tawar supplier, dan intensitas yang kompetitif di dalam persaingan. Gambar 2.5 Analisis Porter

16 Ancaman Pendatang Baru (Medium) Modal yang dibutuhkan untuk merealisasikan konsep penjualan makanan dengan menggunakan truk ini cukup besar, dan juga sulit untuk menarik minat dan perhatian pasar apabila ada kompetitor baru dengan meniru konsep yang sama. Namun begitu perusahaan akan fokus pada produk makanan fusion yang ditawarkan dengan berbagai inovasi produk makanan fusion. Brandawareness dari Arisha Fusion Food juga harus tetap menjadi top of mind customer sehingga walaupun kompetitor baru bermunculan, Arisha Fusion Food akan tetap bertahan Ancaman Barang Pengganti (Medium) Banyak jenis produk makanan yang ditawarkan di industri kuliner juga merupakan ancaman bagi Arisha Fusion Food. Sarana penjualannya pun telah bervariasi mulai dari penjualan di tempat, mobile hingga online. Hal ini tentu membuat konsumen memiliki pilihan lain sehingga persaingan terhadap produk sejenis sangat ketat. Namun dengan keunikan produk yang ditawarkan oleh Arisha Fusion Food tentu akan menjadi kekuatan sendiri. Ancaman dari barang pengganti terutama adalah berbagai jenis makanan siap saji, baik produk francise terkenal hingga sesama Food Truck Daya Tawar Pembeli (Low) Pengaruh pembeli cukup rendah di industri ini khusnya pada produk Corndog, karena sedikit pemain di industri ini yang menjual barang

17 26 sejenis, sehingga membuat pembeli tidak akan ragu dan juga sedikit pilihan sehingga dalam hal ini pembeli memiliki daya tawar yang rendah Daya Tawar Supplier (Low) Dalam menjalankan bisnisnya, Arisha Fusion Food mengandalkan supplier bahan baku maupun kerjasama dengan penyedia makanan fusion yang terjamin mutunya di Jakarta. Ketersediaan supplier maupun rekanan ini cukup banyak jumlahnya Intensitas yang kompetitif dalam persaingan (Low) Usaha food truck di Indonesia, khususnya di Jakarta sudah mulai banyak. Namun yang menjual produk makanan fusion khusunya corndog masih sangat jarang. Para pemain di bisnis inibiasanya menawarkan produk makanan cepat saji yang umum dengan sedikit inovasi. Arisha Fusion Food hadir dengan menarkan produk corndog yang masih sangat jarang penjualannnya. 2.8 Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan sangat penting dalam menjalankan bisnis, agar usaha tersebut dapat bertahan bahkan terus berkembang. Dalam perencanaan tersebut haruslah menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang akurat. Untuk itu suatu laporan keuangan sangat berguna agar dapat menjelaskan secara rinci posisi keuangan, pengalokasian dana dan biaya yang berputar dalam bisnis perusahaan kita (Titman et al., 2011). 1. Laporan Rugi Laba (Income Statement)

18 27 Merupakan Laporan keuangan yang menggambarkan total pendapatan dan total pengeluaran dari sebuah perusahaan pada periode waktu tertentu. Laporan ini juga menunjukkan kondisi perusahaan tersebut apakah mendapatkan untung atau rugi. 2. Neraca (Balance Sheet) Laporan keuangan yang memamparkan kondisi finansial perusahaan pada priode tertentu dimasa yang akan datang. Laporan ini berisi informasi tentang aset perusahaan, tanggungan perusahaan dan saham perusahaan pada periode tertentu. 3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) Laporan keuangan ini penting dalam sebuah perusahaan karena dari laporan ini mengetahui dan juga menetapkan arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu dan biasanya disajikan per kuartal atau per tahun. Dengan adanya perkiraan arus kas, dapat memberikan proyeksi penjualan dan modal usaha dalam periode tertentu 4. Statement of Shareholders Equity Laporan keuangan ini menunjukkan aktivitas saham pada sebuah perusahaan yang tidak ditampilkan di laporan keuangan tahunan. 2.9 Kelayakan Usaha Sebelum melakukan melakukan implementasi dalam suatu investasi dengan dana yang cukup besar sangat penting dan bijak untuk meganalisa studi kelayakan usahanya. Kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk mempelajari,

19 28 mendalami data dan informasi, lalu mengukur atau menghitung dan terakhir menganalisa hasilnya dengan meggunakan metode tertentu. Salah satu tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui nilai uang yang diinvestasikan dan tingkat pengembaliannya di masa yang akan datang. Selain itu kita juga akan mengetahui faktor-faktor resiko apa saja yang akan dihadapi serta tingkat kelayakan investasinya. Dengan kata lain studi kelayakan usaha memberikan kita indikasi apakah usaha yang akan kita jalankan akan memberikan keuntungan finansial atau tidak sesuai harapan yang kita inginkan. Berikut beberapa metode analisis yang sering digunakan dalam studi kelayakan usaha: 1. Net Present Value (NPV) Secara umum NPV merupakan selisih antara nilai investasi saat ini dengan proyeksi penghasilan bersih dimasa mendatang uang diharapkan. Menurut Titman et al. (2011), Net Present Value merupakan suatu rumusan yang digunakan untuk menghitung proyeksi arus uang menjadi nilai pada masa sekarang. Harapannya NPV dapat membantu investor dalam memutuskan mengambil sebuah proyek atau tidak. Rumus dari Net Present Value : Net Present Value Dimana: CFt = Free Cash Flow per tahun dalam periode t r = Sesuai discount rate CFo = Initial Cash Outlay

20 29 Berikut kriteria penilaian NPV: - NPV = 0 (nol), hasil investasi akan sama dengan tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, dengan kata lain investasi tersebut tidak untung dan tidak rugi. - NPV = - (negatif), hasil investasi akan lebih rendah dari tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, dengan kata lain investasi tersebut tidak menguntuntungkan - NPV = + (positif), hasil investasi akan lebih tinggi dari tingkat bunga yang dipakai dalam analisis, dengan kata lain investasi tersebut menguntuntungkan 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return digunakan untuk menilai kelayakan dari sebuah investasi. Dalam perumusannya, rate IRR akan menghasilkan nilai NPV sama dengan 0. Jadi apabila nilai IRR lebih besar daripada discount rate maka investasi tersebut layak untuk diambil. Namun apabila nilai IRR lebih kecil daripada discount rate maka investasi tersebut tidak layak untuk diambil (Titman et al., 2011). Rumus dari Internal Rate of Return: NPV = = 0 Dimana: NPV = Net Present Value = Cash Flow pada tahun 0

21 30 = Cash Flow pada tahun 1 Sekedar informasi bahwa perhitungan IRR secara manual cukup kompleks karena harus melakukan beberapa kali simulasi trial and error 3. Payback Period Payback Period merupakan alat ukur sederhana dan biasa digunakan dalam tahapan awal penilaian investasi.umumnya metode ini digunakan dalam pemilihan alternatif usaha beresiko tinggi dikarenakan modal yang diinvestasikan harus kembali dengan cepat. Definisi dari Payback Period sendiri adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan initial cash atau dengan kata lain mencapai break event point. (Titman et al., 2011). Berikut rumus dari Payback Period: Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat menganalisa penghasilan usaha setelah modal kembali.

BISNIS MODEL PERMAINAN INTERAKTIF THE SHERLOCK WAYS

BISNIS MODEL PERMAINAN INTERAKTIF THE SHERLOCK WAYS BISNIS MODEL PERMAINAN INTERAKTIF THE SHERLOCK WAYS Raymond R. Mulyadi, Virtue Ngaharjo, Janice, dan Agustian B. Prasetya Laporan Teknis Jakarta, 04/05/2015 Disetujui, Dr. Agustian Budi Prasetya, MPA ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis EECUTIVE SUMMARY Latar belakang Tujuan dan Manfaat Bisnis Tujuan bagi konsumen : Manfaat bagi konsumen : Tujuan bagi pihak salon mobil : Manfaat bagi pihak salon mobil : Ruang Lingkup Bisnis Nature of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana atau modal, kita perlu melakukan suatu studi kelayakan untuk melihat apakah proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai dengan semakin ketatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai dengan semakin ketatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan dalam dunia usaha ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di berbagai bidang usaha. Hal ini membuat para usahawan dengan teliti mencari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya persaingan usaha pada saat ini. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka secara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rantai yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, di mana perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. rantai yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, di mana perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dewasa ini, perdagangan internasional merupakan mata rantai yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, di mana perdagangan internasional

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital, karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung kebutuhan aktifitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dewasa ini yang menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, merupakan perekonomian yang menuju kepada persaingan ketat. Kemajuan itu perlu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian III-1 Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan merupakan tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang,baik jumlah maupun waktunya. Bidang usaha yang dapat digeluti

BAB I PENDAHULUAN. bidang,baik jumlah maupun waktunya. Bidang usaha yang dapat digeluti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang,baik jumlah maupun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula pusat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula pusat berbelanja atau mall. Mall merupakan pusat perbelanjaan yang tidak pernah sepi pengunjung (Suara

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND LATAR BELAKANG Salah satu usaha yang sering kita jumpai dan banyak diminati pada saat ini adalah usaha air minum isi ulang. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT. BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan berkembang. Dalam menjalankan usahanya suatu perusahaan baik yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES Pembimbing: Agus Riyanto, MT Oleh: Winda Octaviany 1.03.08.010 Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Berbagai usaha pada saat ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih rumah makan dapur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA ANALISIS KELAYAKAN KELANGSUNGAN Nama NPM : 23209891 Jurusan USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA Pembimbing : Chrisilla Yunisia de Fretes : Akuntansi : Istichanah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bisnis (Business) Bisnis menurut (Griffin dan Ebert, 2008) merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS BAB VI ANALISA STRATEGI BERSAING AXIS Telekom Indonesia 6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS AXIS saat ini merupakan perusahaan telekomunikasi selular no 4 di Indonesia, di atasnya adalah Telkomsel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan merupakan sebuah fase yang akan dialami oleh setiap manusia yang memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah berusaha menjadikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Banyaknya pilihan masyarakat untuk menikmati sajian makanan ala Jepang di Indonesia, khususnya di Jakarta membuktikan bahwa pemain di bisnis makanan Jepang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor pertanian dapat berupa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perikanan merupakan kegiatan terorganisir yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan serta lingkungannya, mulai dari pra

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH. NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE.

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH. NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE. ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA KULINER KEBAB BUAH SI BABAH NAMA : Arizqy Romadhoni NPM : 11210121 Jurusan : Manajemen/S1 Pembimbing : Martani. SE., MM PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Lidah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Hadirnya Bang Beli yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sosial, diharapkan mampu membantu para PKL liar dan mengembangkan bisnis mereka ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1. Deskripsi Konsep Bisnis Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah adanya kemampuan menuangkan ide-ide atau gagasan yang dapat menghasilkan nilai ekonomi atau komersial,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN III. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Terbatasnya sumber daya minyak dan kemampuan kapasitas produksi minyak mentah di dalam negeri telah menjadikan sekitar 50% pemenuhan bahan bakar nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia yang pesat sekarang ini. Banyak orang yang lebih menginginkan sesuatu yang lebih baik dan terus meningkat. Tidak banyak pula dari mereka yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci