Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par.
|
|
- Suryadi Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEDUDUKAN DAN PERANAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN SOSIAL PADA ANAK USIA DINI DESA ADAT AMBENGAN DI DESA AYUNAN KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Oleh: Desak Made Wirasundari Dewi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Dr. Dra. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par. Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Drs. I Gede Rudia Adiputra, M.Ag. Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar ABSTRAK Ibu rumah tangga merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Oleh karena itu, pendidikan sosial pada anak usia dini tidak bisa lepas dari peranan ibu rumah tangga. Dewasa ini, tugas-tugas seorang ibu khususnya yang beragama Hindu semakin banyak. Disamping tugas domestik yaitu melaksanakan semua pekerjaan rumah seperti menyiapkan makanan, menjaga kebersihan, dan mendidik anak, seorang ibu juga mempunyai tugas publik yaitu berkarir dan melaksanakan kewajibannya di banjar atau desa adat. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana kedudukan ibu rumah tangga dalam keluarga di Desa Adat Ambengan? 2) Bagaimana peranan ibu rumah tangga dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami kedudukan dan peranan ibu rumah tangga dalam pendidikan sosial pada anak usia dini Desa Adat Ambengan di Desa Ayunan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Untuk mendapat hasil yang baik, teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Teori Fungsional Struktural dan Teori Gender. Dalam pengumpulan data digunakan metode observasi, wawancara, dan kepustakaan, serta data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif interpretatif. Hasil Penelitian ini dapat digambarkan bahwa: 1) Kedudukan ibu rumah tangga dalam keluarga di Desa Adat Ambengan adalah sebagai a) Istri pendamping suami, b) Ibu Penerus Keturunan, c) Ibu sebagai pendidik pertama dan utama, d) Ibu penyelenggara aktivitas keagamaan. 2) Peranan ibu rumah tangga dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan adalah sebagai figur tauladan dan teman bermain. 1
2 Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan sudah dapat melaksanakan peranannya dalam pendidikan sosial pada anak usia dini, walaupun tugas dan kewaibannya sangat banyak. Kata kunci : kedudukan dan peranan ibu rumah tangga, pendidikan sosial, anak usia PENDAHULUAN Globalisasi tidak bisa dihindari dan akan berpengaruh terhadap paradigma pendidikan. Pada dasarnya hakikat pendidikan merupakan suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi anak didik yang memasyarakat dan membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Pendidikan menjadikan manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, serta memiliki daya juang yang tinggi dan berdisiplin. Sehubungan dengan itu terjadilah perubahan pandangan dalam dunia pendidikan dan berbagai perkembangan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan tersebut membawa dampak pada berbagai aspek pendidikan, termasuk pada kebijakan pendidikan. Jika pada awal-awal kemerdekaan, fokus perhatian pemerintah lebih tertuju pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, maka berangsurangsur setelah itu perhatian pemerintah juga tertuju pada pendidikan sebelum pendidikan dasar yaitu pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal ini memberi kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas yang berlaku untuk semua, mulai dari anak usia dini sebagai masa the golden age sampai jenjang pendidikan tinggi. Mengingat pentingnya pendidikan usia dini termuat dalam UU RI No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya ketentuan-ketentuan yang berkait dengan seluruh jenjang pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai jenjang pendidikan tinggi. Sehubungan dengan itu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui 2
3 pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan (perkembangan) jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan pada anak usia dini sebagai gerbang di samping pendidikan keluarga, diharapkan mampu meletakkan dasar-dasar yang kokoh sebagai persiapan pendidikan dan kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, dalam menghadapi dan menangani masalah anak usia dini tidak dapat dilakukan secara parsial. Pemahaman tentang konsep pendidikan pada anak usia dini, yang mencangkup pola pertumbuhan dan perkembangan merupakan bagian yang terpenting dalam penanganan pendidikan dini. Hampir satu dasawarsa terakhir, masyarakat Indonesia mulai mempunyai perhatian secara khusus terhadap Pendidikan Anak Usia dini (PAUD), yang antara lain ditandai banyak munculnya lembaga-lembaga pendidikan prasekolah. Pemerintah secara kelembagaan pada tahun 2001 membentuk Direktorat PAUD, yang terbukti berhasil menjadi motivator dan fasilitator yang sangat berperan terhadap terbentuknya dana bantuan rintisan program PAUD di pedesaan. Sehubungan dengan hal itu, Depdiknas menggandeng berbagai organisasi termasuk organisasi kewanitaan, seperti PKK, muslimat NU, Aisiyah, Dharma Wanita, dan organisasi kewanitaan yang lainnya. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan jumlah anak usia dini memperoleh pendidikan. Seperti yang dikatakan Direktorat PAUD Gutama: Kami menggandeng organisasi wanita karena anak cenderung dekat dengan ibunya (Buletin PAUD, 2005). Seorang ibu dalam keluarga berkewajiban melaksanakan pendidikan sosial pada anak-anaknya karena pendidikan dalam keluarga sangat menentukan kualitas pendidikan pada anak. Tugas seorang ibu khususnya ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan semakin berat karena harus mampu mengemban tugas domestik sekaligus tugas publik (produktif). Dalam mengemban tugas domestik ini seorang ibu selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga melaksanakan peran dalam pendidikan bagi anaknya. Tugas publik atau berkarir selain karena faktor ekonomi untuk finansial juga karena emansipasi meyebabkan wanita telah 3
4 dapat mengeyam pendidikan sampai perguruan tinggi, serta memiliki kewajiban tertentu dari desa atau banjar adat di tempat menjadi warga adat. Aktivitas agama dan sosial di Desa Adat Ambengan dilaksanakan secara gotong royong. Dalam pelaksanaan gotong royong baik dalam aktivitas agama maupun aktivitas sosial didominasi oleh ibu rumah tangga mengingat di Desa Adat Ambengan tidak ada istilah membeli ayahan. Dengan demikian, tugas-tugas ibu di Desa Adat Ambengan sangat banyak diantaranya mengurus pekerjaan rumah, mendidik anak, bekerja mencari untuk membantu keuangan keluarga nafkah, dan ngayah dalam aktivitas agama maupun sosial, namun masih tetap eksis keberadaannya dan mampu beradaptasi dengan perkembangan pendidikan sosial anak. Seorang ibu ingin mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di dunia pendidikan dengan jalan menjalankan swadarmanya. Untuk meyakinkan akan adanya petunjuk yang mengarahkan seorang ibu harus berpendidikan, Darmayasa (1995: 13) dalam terjemahan kitab Canakya Niti Sastra disebutkan bahwa Seorang bapak dan ibu yang tidak memberikan pelajaran (kesucian) kepada anaknya, mereka berdua adalah musuh dari anak tersebut. Anak tersebut tidak akan ada artinya di masyarakat. Jiwa dan raga anak haruslah ditumbuhkan dengan curahan kasih ibu. Kedudukan seorang ibu mendapat penghormatan dan kedudukan yang semestinya seluruh umat Hindu memahami terutama di kalangan pria khusunya dalam keluarga. Kedudukan ini tanpa mengurangi swadharma sebagai wanita secara kodrati. Wanita juga harus paham akan kedudukannya sehingga dapat menjaga dirinya serta memainkan peranan menjadi wanita yang sesungguhnya. Seorang ibu rumah tangga seharusnya memiliki putra-putri yang gagah, cemerlang atau terpelajar. Dalam Rgveda X dinyatakan śubhaśita nāsti guruh samo mātā (tidak ada yang lebih utama dari seorang ibu sebagai seorang guru, atau ibu adalah guru yang pertama dan utama). 4
5 Menyimak uraian di atas pendidikan yang diberikan oleh orang tua, utamanya oleh ibu rumah tangga merupakan inti dan pondasi dari pendidikan secara keseluruhan sebelum memasuki pendidikan secara formal. Pendidikan keluarga dalam hal ini pendidikan sosial lebih bersifat pembentukan watak dan budhi pekerti. Pendidikan sosial tersebut berupa pemahaman dalam menyikapi terjadinya hubungan antar manusia. Hubungan-hubungan itu lazim disebut interaksi sosial yaitu anak dan ibu merupakan satu pihak di samping adanya pihak-pihak lain. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka akan diteliti Kedudukan dan Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pendidikan Sosial pada Anak Usia Dini Desa Adat Ambengan di Desa Ayunan, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Pendidikan anak usia dini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang berumur 3-6 tahun mengenai pendidikan sosialnya. METODE Secara metodologis, jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Adat Ambengan, Kecamatan Abansemal, Kabupaten Badung, karena ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan moyoritas sebagai pekerja serabutan, serta harus menjalankan segala perannya, tetapi masih tetap eksis keberadaannya dan mampu beradaptasi dengan perkembangan pendidikan. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Data diperoleh dari beberapa literatur dan informan yang telah ditentukan secara purposive sampling berdasarkan pertimbangan masalahnya. Peneliti bertidak sebagai informan kunci dalampengumpulan data di lapangan dengan menggunakan pedoman wawancara, kamera, tape recorder,dan alat tulis. Selanjutnya, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumen. Data dianalisis dengan teknik 5
6 deskriptif interpretative dengan menggunakan teori Fungsionalisme Struktural dan Teori Gender. yang hasilnya disajikan secara formal. HASIL ANALISIS Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Kedudukan dan peranan ibu rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah status dan kewajiban-kewajiban wanita yang sudah menikah dan mempunyai anak usia dini dalam keluarga Hindu di Desa Adat Ambengan. Adapun kedudukan ibu rumah tangga dalam keluarga Hindu Desa Adat Ambengan sangat tinggi, terhormat dan sebagai pengatur di dalam keluarganya untuk menuju pada keharmonisan antara semua anggota keluarga secara lahir dan bathin. Adapun kedudukan ibu rumah tangga dalam keluarga Hindu di Desa Adat Ambengan sebagai istri pendamping suami, penerus keturunan, pendidik pertama dan ibu sebagai penyelenggara aktivitas agama. Titib (2007: 239) menyatakan bahwa globalisasi dan pemahaman tentang hak azasi manusia (HAM) membawa konskuensi tentang kesetaraan gender, kedudukan dan persamaan hak dan kewajiban setiap orang baik laki-laki maupun perempuan. Tuntutan tersebut adalah hal yang wajar bila setiap umat beragama menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan menyadari bahwa seorang perempuan adalah sekaligus juga seorang ibu atau calon ibu yang akan menurunkan anak-anak yang berbudhi pekerti luhur. Penghargaan kepada perempuan, wanita, istri atau putri sesungguhnya demikian tinggi. Di dalam kitab suci Veda dan susastra Hindu lainnya, dengan demikian maka bila terjadi pelecehan terhadap wanita, sesungguhnya pelakunya yang tidak memahami tentang kedudukan wanita dalam agama Hindu. Pendidikan pada anak usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh baik fisik, psikomotorik, psikologis, maupun sosial yang ada dalam diri anak. Hal ini berarti mendidik anak usia dini merupakan tugas yang mulia yaitu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak agar kelak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus tujuan pendidikan 6
7 anak usia dini adalah membentuk anak yang berkualitas, berkembang sesuai tingkatannya sehingga memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan dasar dan membantu menyiapkan anak untuk berinteraksi di lingkungannya. Pendidikan pada anak usia dini didasarkan pada 5 domain salah satunya adalah domain sosial. Pendidikan sosial pada anak usia dini mengacu pada perkembangan sosial anak sehingga anak dapat berkomunikasi, berteman, bekerja sama, saling menghormati, mempercayai. Pelaksanaan pendidikan sosial pada anak usia tidak terlepas dari peranan orang tua karena pengaruh kedua orang tua sangat dominan pada kepribadian pola tingkah laku anak. Orang tua utamanya seorang ibu rumah tangga adalah guru pertama dan perdana bagi seorang anak Peranan ibu rumah tangga dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan adalah sebagai figur teladan dan teman bermain. Pendidikan sosial pada anak usia dini dapat dilakukan melalui penanaman Budhi Pekerti dengan menerapkan ajaran-ajaran agama Hindu sehingga anak dapat bekerja sama, saling membantu, saling percaya, saling menghormati, terjalin relasi yang baik, komunikasi yang baik, dan harapan jauh kedepan adalah hidup bermasyarakat yang baik. Pelaksanaan pendidikan sosial pada anak usia dini didasari budhi pekerti yang luhur. Ajaran budhi pekerti sesungguhnya merupakan pancaran dari perilaku keagamaan seseorang, tegasnya seseorang berperilaku yang baik, sangat didorong (termotivasi) oleh ajaran agama yang dianutnya. Sesungguhnya ajaran agama sangat menentukan seseorang untuk menjadi manusia berbudi pekerti yang luhur. 1) Peranan ibu rumah tangga sebagai figur teladan dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan. a) Peranan ibu rumah tangga sebagai figur teladan dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan melalui pelaksanaan persembahyangan.penanaman ajaran agama Hindu pada anak usia dini dapat dilakukan dengan cara mencontohkan doa Tri Mantram dan sembahyang setiap sore di Sanggah atau Merajan masing-masing, mengajak anak untuk mengikuti persembahyangan di Pura pada saat piodalan atau hari-hari suci tertentu, melakukan yajnya sesa setelah selesai memasak. Seorang anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tua terutama 7
8 ibunya. Oleh karena itu, setiap perbuatan ibu hendaknya menjadi teladan yang baik. Mengajak anak ikut serta dalam aktivitas agama merupakan salah satu teladan yang baik. b) Peranan ibu rumah tangga sebagai figur teladan dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan melalui penanaman etika. Pendidikan agama hendaknya dipancarkan dalam budhi pekerti anak di dalam keluarga, khususnya pendidikan moralitas dalam agama sebagai bagian yang terintegrasi dalam pendidikan serta segala aspek kehidupan keluarga yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga. Orang tua mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pendidikan dalam perkembangan anak baik fisik maupun mental spiritual, orang tualah menjadi contoh terhadap anak pada keluarga, sehingga pendidikan dapat ditiru dan digugu oleh anak. Anak adalah sang peniru ulung, maka semua aktivitas atau perilaku orang-orang di sekelilingnya terutama ibu yang paling dekat dengan anak. Semua perilaku yang dilihat baik atau buruk, akan ditiru oleh anak. Kebiasaan-kebiasaan dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga menjadi contoh yang mudah ditiru oleh anak. Seorang ibu rumah tangga yang beragama Hindu dapat melaksanakan menanamkan etika pada anak usia dini melalui ajaran Tri Kaya Parisudha (Manacika Parisudha, Wacika Parisudha, dan Kayika Parisudha), Tri Paramartha (Asih, Punia, dan Bhakti). Pikiran yang baik (manacika) inilah tindakan yang harus diprioritaskan, karena pada dasarnya semua hal berdasarkan atas sebuah pemikiran. Pikiran menjadi dasar dari perilaku kita yang lainnya (perkataan dan perbuatan), dari pikiran yang murni akan terpantul atau terpancarkan sinar yang menyejukkan orang-orang disekitar kita. 2) Peranan ibu rumh tangga sebagai teman bermain dalam pendidikan sosial pada anak usia dini di Desa Adat Ambengan. Anak-anak pada usia dini memahami dunia sekitarnya secara alami melalui bermain. Bermain bagi anak bukan sekedar kesenangan, melainkan juga merupakan sarana belajar untuk mendapat pengetahuan, pembentukan watak dan sosialisasi. Salah satu peranan ibu yaitu sebagai teman bermain bagi anak. Dalam peranannya sebagai teman bermain bagi anak, seorang ibu menyiapkan sarana permainan yang bermakna, aman, dan dapat menarik minat belajar putra-putrinya secara alami. Di samping 8
9 itu, seorang ibu rumah tangga juga wajib mendampingi putra-putrinya dalam bermain agar permainan menjadi terarah dan mendidik. Bermain merupakan salah satu aktivitas yang dapat membantu anak ke arah perkembangan sosial yang lebih baik. Melalui bermain diharapkan anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adapun dalam pendidikan sosial melalui bermain anak akan mampu mengembangkan kerjasama, rasa menghargai, menghormati, mempercayai, taat aturan, toleran, sportif, kebersamaan, hidup bermasyarakat, dan lainnya. SIMPULAN Berdasarkan hasi penelitian Kedudukan Dan Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pendidikan Sosial pada Anak Usia Dini Desa Adat Ambengan di Desa Ayunan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Kedudukan Ibu Rumah Tangga dalam keluarga Hindu di Desa Adat Ambengan adalah sebagai a) Istri pendamping suami. Kedudukan wanita Hindu sebagai pendamping suami yang telah disatukan melalui perkawinan secara lahir batin, akan tetap menyatu dalam kehidupannya untuk mewujudkan tujuan luhur yang ingin dicapainya. b) Ibu Penerus Keturunan. Ibu sebagai penerus keturunan, merupakan kodrat dalam kehidupannya, yang telah ditakdirkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sumber kelahiran manusia, yaitu hanya dari wanita atau ibulah sumbernya kelahiran manusia itu, serta lanjut memeliharanya. c) Ibu sebagai pendidik pertama dan utama, d) Ibu sebagai penyelenggara aktivitas keagamaan. Sebagai penyelenggara aktivitas agama seorang ibu khususnya ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan wajib melakukan yajna. Yajnya yang dilakukan secara Nitya Karma dan Naimitika Karma. 2) Peranan Ibu Rumah Tangga dalam Pendidikan Sosial pada Anak Usia Dini Desa Adat Ambengan adalah a) Sebagai figur teladan dalam penanaman budhi pekerti dengan menerapkan ajaran-ajaran agama Hindu. Anak adalah sang peniru ulung, maka semua aktivitas atau perilaku orang disekelilingnya baik orang tua khususnya ibu yang paling dekat dengan anak, 9
10 teman, guru selalu dijadikan model. Seorang ibu di Desa Adat Ambengan selalu menjadi figur tauladan bagi dalam pendidikan sosialnya. b) Sebagai Teman Bermain. Melalui aktivitas bermain anak akan merasa senang sehingga tujuannya tercapai. Oleh karena itu, peranan ibu sebagai teman bermain sangat penting. Melalui bermain inilah anak akan mau dan mampu belajar dan dapat menumbuhkan sikap sosial pada anak usia dini. Jadi ibu rumah tangga di Desa Adat Ambengan sudah dapat melaksanakan peranannya dalam mendidik anak usia dini, walaupun tugas dan kewaibannya sangat banyak. SARAN Adpun saran yang disampaikan adalah 1) Ibu Rumah Tangga khususnya di Desa Adat Ambengan hendaknya meningkatkan kemampuan mendidik anak usia dini dengan membaca buku tentang pendidikan anak usia dini dan shering dengan ibu-ibu lainnya. 2) Aparat Desa Adat hendaknya menyediakan sarana bermain bagi anak usia dini di bale banjar untuk meningkatkan pendidikan sosial pada anak usia dini. 3) Kedudukan ibu rumah tangga sangat terhormat, maka dari itu masyarakat diharapkan agar menghormati wanita Hindu yang begitu banyak perananya baik peran domestik maupun publik. 4) WHDI diharapkan memberikan pengarahanpengarahan kepada ibu-ibu rumah tangga tentang cara-cara membesarkan dan mendidik anak baik mengenai budhi pekerti maupun pendidikan sosialnya agar terbentuk perilaku anak yang suputra. 10
11 DAFTAR PUSTAKA Arwati, Ni Made Sri Swadharma Ibu dalam Keluarga Hindu. Denpasar: Upada Sastra. Darmayasa, I Made, Canakya Niti Sastra. Denpasar: PT. Bali Post Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Titib, I Made Veda Sabda Suci. Surabaya: Paramita. Titib, I Made Bahan Ajar (Perempuan dan Perkawinan). IHDN Denpasar. 11
BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG
IMPLEMENTASI AJARAN TRI HITA KARANA PADA SEKAA TARUNA PAGAR WAHANA DI DESA ADAT PELAGA KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG Ni Made Sri Windati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar sriwindati95@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh
I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.
Lebih terperinciOleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
KAJIAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM TRADISI NGAYAH DI TENGAH AKSI DAN INTERAKSI UMAT HINDU DI DESA ADAT ANGGUNGAN KELURAHAN LUKLUK KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut
Lebih terperinciBHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar henysari74@gmail.com ABSTRAK Dalam pengenalan ajaran agama tidak luput dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinci27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD
27. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.
BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK Bab ini akan membahas tentang temuan data yang telah dipaparkan sebelumnya dengan analisis teori pengambilan keputusan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 me 2.1.1 Pengertian me Seligman (1991) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif dan mudah memberikan makna bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK UNTUK MELAKSANAKAN PERSEMBAHYANGAN TRI SANDHYA DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK UNTUK MELAKSANAKAN PERSEMBAHYANGAN TRI SANDHYA DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Ratini * Staff Pengajar STAH Dharma Sentana
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH.
PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Gede Merthawan * Staff Pengajar STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinci16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)
16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciE. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA
- 446 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama Hindu meyakini bahwa Tuhan itu bersifat Monotheisme. Transendent, Monotheisme Imanent, dan Monisme. Monotheisme Transendent,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Hindu meyakini bahwa Tuhan itu bersifat Monotheisme Transendent, Monotheisme Imanent, dan Monisme. Monotheisme Transendent, yaitu Tuhan yang digambarkan dalam
Lebih terperinciPERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN
307 PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN Oleh Kadek Dewi Setiawati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar dsetiawati445@gmail.com Abstrak Diera globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciINTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR
INTEGRASI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK SEKOLAH DASAR Oleh: I Made Sedana, S.Pd., M.Pd.. Abstrak Sekolah merupakan institusi sosial yang dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki beragam adat dan budaya daerah yang masih terjaga kelestariannya. Bali adalah salah satu provinsi yang kental adat dan budayanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan sah yang dapat membentuk sebuah
Lebih terperinciD. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA
- 1254 - D. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS : I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TRI HITA KARANA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA HINDU DI SEKOLAH DASAR NEGERI No. 2 NYAMBU KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN
IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA HINDU DI SEKOLAH DASAR NEGERI No. 2 NYAMBU KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN Oleh: Ida Bagus Agung Mahadiputra Institut Hindu Dharma Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO pada tahun 1995, penderita non psikotis di Indonesia seperti stres
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu
Lebih terperinciPENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU
PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU I KETUT SUDARSANA 1. Pengertian Pendidikan Sanjana (2006:2) menyatakan bahwa adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar proses pembelajaran yang efektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu membudayakan manusia. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciPROFESIONALITAS GURU AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA DI SD GUGUS6 KECAMATAN KERAMBITAN, KABUPATEN TABANAN.
PROFESIONALITAS GURU AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA DI SD GUGUS6 KECAMATAN KERAMBITAN, KABUPATEN TABANAN. Oleh ; Ni Komang Murniati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar ABSTRAK Pada kenyataannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. 1.1 Latar Belakang Organisasi Dharma Wanita Persatuan
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Organisasi Dharma Wanita Persatuan 1.1 Latar Belakang Organisasi Dharma Wanita Persatuan Sebagaimana telah digariskan dalam Garis-Garis
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hakikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat. Bahkan banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berorientasi pada terbentuknya individu yang mampu memahami realitas dirinya dan masyarakat serta bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
Lebih terperinciPenyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)
Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar Kelas 1 Kompetensi Inti KD Lama KD Baru 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan contoh-contoh ciptaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan Tamansiswa, yaitu melaksanakan sepenuhnya ketentuan dari sistem pendidikan nasional dengan tetap mengamalkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Pengetahuan tentang peran wanita. Oleh karena perbedaan fisik dan psikis, maka
BAB IV ANALISIS DATA Dari data yang disajikan oleh peneliti dapat dianalisis lebih lanjut dengan mengemukakan persamaan dan perbedaan peran yang ada dalam agama Islam dan Hindu. Wanita dalam pandangan
Lebih terperinciFENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi
FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA (Studi Kasus TPA Jaya Kartika Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar) Nur Ita Kusumastuti K8409045 Pendidikan Sosiologi Antropologi
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM
TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM Oleh : Abdul Hariss ABSTRAK Keturunan atau Seorang anak yang masih di bawah umur
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah
BAB I PENDAHULUAN Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah yang meliputi: 1) Bagaimana efektivitas kebijakan pendidikan Budi Pekerti pada komunitas Homeschooling sekolah Dolan
Lebih terperinci2017, No menetapkan Peraturan Presiden tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang Undang D
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.226, 2017 KESRA. Keluarga. Pemberdayaan dan Kesejahteraan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciLINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam
LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN Lingkungan Lingkungan menurut Sartain (ahli psikologi Amerika) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini
Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah Kamtini Abstrak Aktivitas perempuan bekerja di luar rumah sering menimbulkan berbagai persoalan, terutama dalam hal pengasuhan anak sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach Dalam teori Joachim wach dapat diamati dalam tiga bentuk ekspressi keagamaan atau pengalaman beragama baik individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. Definisi pendidikan secara luas (hidup) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya penelitian dan pengembangan, asumsi dan keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah adalah bagian dari ibadah, karena itu tidak ada sifat memperberat kepada orang yang akan melaksanakannya. Perkawinan atau pernikahan menurut Reiss (dalam
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Sebagai salah satu pulau di Indonesia, Bali memiliki daya tarik yang luar biasa. Keindahan alam dan budayanya menjadikan pulau ini terkenal dan banyak
Lebih terperinciOLEH : I NENGAH KADI NIM Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pembimbing I
EKSISTENSI PALINGGIH RATU AYU MAS SUBANDAR DI PURA DALEM BALINGKANG DESA PAKRAMAN PINGGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI (Perspektif Teologi Hindu) OLEH : I NENGAH KADI NIM. 09.1.6.8.1.0150 Email
Lebih terperinciLANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK
LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK Dosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H OLEH: I PUTU CANDRA SATRYASTINA 15.1.2.5.2.0800 PRODI
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama manusia lainnya dalam suatu pergaulan hidup. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan sangat penting untuk masa depan seorang anak oleh karena itu pendidikan yang ada harus bermutu dan mampu menjadi wahana untuk membangun
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU
KODE ETIK DOSEN VISI : Terdepan dalam dharma, widya dan budaya MISI : 1. Meningkatkan Kualitas dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hindu melalui Pendidikan Tinggi Hindu; 2. Mengembangkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan karena manusia ditakdirkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah sejak lama dikenal sejak dahulu sampai saat ini. Pentingnya pendidikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membiasakan anak dengan prinsip-prinsip hidup yang mencerminkan kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terciptanya keluarga yang baik harus diawali dengan suatu pernikahan, karena pernikahan adalah satu-satunya sarana untuk membentuk rumah tangga dan melahirkan anak-anak.
Lebih terperinciINSTITUT SENI INDONESIA
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MERAJUT KEBERSAMAAN PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: NASIONAL PESTA KESENIAN BALI XXXIII 10 Juni-9 Juli 2011 Di Taman Budaya Denpasar
Lebih terperinciNi Luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM MENINGKATKAN NILAI ETIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Luh Ayu Eka Damayanti * Staff Pengajar STAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran apakah suatu bangsa dikatakan maju atau sebaliknya. Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk memajukan suatu bangsa. Pendidikan yang maju merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuran apakah suatu
Lebih terperinciSecara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling
A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciLaporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Laporan 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Perkembangann zaman menimbulkan kesulitan dalam setiap segi kehidupan manusia, termasuk perekonomian. Kesulitan ekonomi mengakibatkan biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat
Lebih terperinciUPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu)
UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu) Oleh Ni Luh Setiani Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar niluhsetiani833@gmail.com
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan. Sudah menjadi fitrah manusia yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya serta mencari pasangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap manusia karena pendidikan memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang. Dengan adanya
Lebih terperinciKEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG
KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DESA MADU SARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinci21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)
21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan kota yang inovatif dan serba maju dalam aspek kehidupan sosial ternyata telah menimbulkan berbagai permasalahan didalamnya seperti, semakin bertambahnya
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007
Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata gender dalam istilah bahasa indonesia sebenarnya berasal dari bahasa
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Gender. Kata gender dalam istilah bahasa indonesia sebenarnya berasal dari bahasa Inggris, yaitu Gander. Jika dillihat dalam kamus bahasa Inggris, tidak secara jelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA. Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
PERAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA Oleh Ni Wayan Restiti Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstrak Peran orang tua mempunyai posisi penting terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinci