PROFESIONALITAS GURU AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA DI SD GUGUS6 KECAMATAN KERAMBITAN, KABUPATEN TABANAN.
|
|
- Dewi Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROFESIONALITAS GURU AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA DI SD GUGUS6 KECAMATAN KERAMBITAN, KABUPATEN TABANAN. Oleh ; Ni Komang Murniati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar ABSTRAK Pada kenyataannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan mengalami banyak hambatan dan tantangan antara lain guru-guru dalam melaksanakan tugasnya masih belum profesional. Begitu pula tentang karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, mulai tampak menyedihkan dan memprihatinkan seperti halnya sifat sopan santun, arif bijaksana telah banyak berubah, dengan mudahnya kena pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan sifat, karakter dan adat istiadat setempat, siswa membuang sampah sembarangan dan tak peduli akan kebersihan lingkungan, sifat kerja keras siswa sudah mulai memudar. Hal semacam ini kalau dibiarkan terus terjadi dan tidak ditangani oleh guru-guru yang betul-betul profesional dalam menjalankan tugasnya akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku siswa. Untuk lebih jelasnya dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut (1)Bagaimanakah Profesionalitas Guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan? (2) Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat Profesionalitas guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan Karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan? (3) Upaya-upaya apa sajakah yang dilaksanakan untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan karakter siswa di SD Satu Atap Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui Profesionalitas Guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan? (2) Untuk mengetahui faktorfaktor yang menghambat Profesionalitas guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan? (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Sedangkan teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut adalah teori fungsional struktural, teori peran (role theory), dan teori makna. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan (observasi nonpartisipatif, interview bebas terpimpin, studi kepustakaan, dan dokumentasi). Data selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa profesionalitas guru rendah sehingga perlu ditingkatkan profesionalitasnya agar karakter siswa dapat meningkat. Faktor-faktor yang menghambat profesionalitas guru agama Hindu adalah faktor internal dan faktor eksternal sedangkan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam peningkatan profesionalitas guru Agama 1
2 Hindu adalah upaya oleh Kepala Sekolah, upaya oleh guru Agama Hindu seperti KKG, upaya oleh komite sekolah serta upaya keluarga dan masyarakat. Kata kunci : Profesionalitas Guru dan karakter siswa. 2
3 PENDAHULUAN Profesionalitas yang dimiliki oleh seorang guru akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik. Bahwasanya pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa ). Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa). Mengingat hal tersebut di atas, guru yang profesional dituntut memiliki komitmen, bertanggungjawab, belajar dari pengalaman, menjadi bagian dari masyarakat belajar, sehingga mampu meningkatkan karakter siswa. Sedangkan di 3
4 dalam Veda dan susastra Hindu sangat banyak digambarkan dan diulas bagaimana tugas dan kewajiban seorang guru, dan demikian besar peranan guru-guru rohani Hindu yang mengembangkan ajaran Agama Hindu yang dapat diwarisi dan digali dewasa ini, oleh karena itu dalam ajaran Agama Hindu seorang guru memiliki posisi sentral dan terhormat di tengah-tengah masyarakat. Guru profesional menurut kitab suci Veda adalah mereka yang mampu melaksanakan swadharmanya untuk membangun moralitas dan karakter peserta didik. Pembangunan karakter merupakan tujuan dari pendidikan menurut kitab suci Veda dan susastra Hindu yang sesungguhnya sejalan dengan tujuan yang terkandung dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, dan berkenaan dengan hal tersebut maka profesi guru dapat ditingkatkan kualitasnya melalui kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam tulisan ini dibahas bagaimana seorang guru yang profesional menurut kitab suci Veda dan susastra Hindu, mengingat pendidikan menurut ajaran Agama Hindu memegang peranan yang sangat penting yang mengantarkan umat manusia mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan yang populer dikenal dengan istilah jagadhita dan moksa. Dalam hal ini, guru Agama Hindu memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Peran mata pelajaran Agama Hindu yang dibelajarkan di sekolah berlandaskan atas prinsip bahwa Ajaran Hindu adalah sebagai pandangan hidup pribadi pemeluknya dalam hubungannya dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Peran pendidikan Agama Hindu lebih ditonjolkan kepada suatu sikap dalam kerangka menghargai manusia sebagai mahluk ciptaan- Nya, sebagai dirinya sendiri, dalam hubungannya dengan lingkungan baik lingkungan sosial dan alam. Hal tersebut selaras dengan pandangan Tri Hita Karana yang sangat dipegang teguh oleh pemeluk Hindu sebagai sebuah pandangan universal yang sudah ada sejak dahulu kala. Maka menjadi seorang guru baik itu guru Agama Hindu dituntut agar benar-benar menjadi guru yang profesional. Pada kenyataannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan mengalami banyak hambatan dan tantangan antara lain guru-guru dalam melaksanakan tugasnya masih belum profesional, hal ini terlihat dari disiplin 4
5 kehadirannya, baik ke sekolah maupun ke kelas, sering terlambat mengajar di kelas dan meninggalkan kelas mendahului waktu berakhirnya pelajaran, tidak menguasai bahan ajar, kurang peka dan tidak peduli akan perubahan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan; bersikap acuh dan tidak suka membimbing siswa, jarang membuat perangkat persiapan mengajar, jarang memeriksa tugastugas maupun hasil ulangan siswa, tidak mampu memikirkan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, tidak mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemampuan, menjalankan tugas hanya sampai batas minimal, puas hanya dengan melakukan tugas-tugas rutin dari hari ke hari. Rendahnya Profesional guru disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) faktor insentif/gaji guru yang secara nasional masih sangat rendah; (2) gaya kepemimpinan kepala sekolah; (3) motivasi kerja guru, (4) kompetensi guru; (5) kurangnya kesempatan membaca bagi guru karena persoalan mencari penghasilan tambahan disamping harga buku yang cukup mahal; (6) prosedur kenaikan pangkat yang sulit terutama untuk golongan di atas IV/a; (7) adanya perasaan tidak bangga menjadi guru karena perlakuan kurang adil terhadap guru; dan (8) rasa kurang aman dalam bertugas (Suroso, 2002:19). Guru-guru banyak sekali disibukkan oleh urusan pribadi, kesulitan dalam ekonomi, tuntutan pemerintah, masyarakat, kurikulum sehingga kurang penuh dalam pengabdiannya sebagai pendidik. Sikap profesional guru selama ini masih rendah, hal ini dapat dilihat dengan adanya anggapan terhadap organisasi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) belum mampu memperjuangkan nasib guru sepenuhnya. Guru tidak yakin atas nafkah yang diperoleh untuk menutupi kehidupan keluarga, sehingga ada guru mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi tuntutan ekonomi keluarga. Bahkan Guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan enggan mengikuti pendidikan lanjutan, padahal ini mutlak dilakukan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kecakapan diagnostik. Guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan cenderung mempertahankan cara-cara lama (konservatif) dalam melaksanakan tugas, kurang peduli terhadap berbagai perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan. Sikap profesional guru seperti ini dapat 5
6 berdampak negatif terhadap pembangunan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan. Realita yang terjadi di lapangan, yaitu nilai karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, tidak sesuai dengan yang diharapkan seperti halnya sifat sopan santun, arif bijaksana telah banyak berubah, mudah terpancing ke dalam perilaku yang emosional, dengan mudahnya kena pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan sifat, karakter dan adat istiadat setempat, berkurangnya sifat sosial dan cenderung ke sifat individual. Budaya gemar membaca dikalangan siswa menurun, siswa membuang sampah sembarangan dan tak peduli akan kebersihan lingkungan, sifat kerja keras siswa sudah mulai memudar. Hal semacam ini kalau dibiarkan terus terjadi dan tidak ditangani oleh guru-guru yang betul-betul profesional dalam menjalankan tugasnya akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku siswa. Atas dasar itulah penulis merasa tertarik untuk meneliti profesionalitas guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. METODE Secara metodologis penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kajian budaya dengan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang meliputi SD No. 1 Tibubiu, SD No. 2 Tibubiu, SD No. 1 Belumbang, SD No. 2 Belumbang, dan SD No. 1 Tista. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang diperoleh dari sumber data primer dan skunder. Data diperoleh dari beberapa teks dan informan. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik penentuan sampel jaringan (network sampling) disebut juga teknik bola salju (snowball sampling), adalah penentuan sampel dengan menggunakan partisipan lain yang telah ditentukan secara purposive dan snowballing sampling. Dalam pengumpulan data di lapangan menggunakan Instrumen, yakni berupa catatan kecil secara berkala, daftar catatan, pedoman wawancara, serta peralatan elektronik seperti tape recorder, kamera dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan teknik Deskriftip kemudian hasilnya 6
7 disajikan secara deskriptif juga artinya data yang telah dikumpulkan diuraikan secara menyeluruh sesuai dengan persoalan yang dipecahkan menurut urutannya. HASIL ANALISIS Para guru agama Hindu dalam memberikan penilaian masih hanya berpedoman terhadap penilaian aspek kognetif saja, tidak berdasarkan sikap dan perilaku siswa. Penyelenggaraan pendidikan agama Hindu di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan memiliki kecendrungan hanya mengejar pencapaian tujuan program pembelajaran dan target kurikulum. Akibatnya, sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru Agama Hindu di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa hanya fokus pada isi dan pencapaian tujuan program dalam pembelajaran tersebut. Hal itu tampak dalam penyelenggaraan pendidikan agama Hindu di sekolah yakni proses pembelajaran hanya menanamkan aspek kognitifnya saja. Sedangkan aspek lainnya kurang diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Gejala seperti itu secara tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perilaku keagamaan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari analisa hasil wawancara dalam proses pembelajaran agama Hindu di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan harus ada paradigma baru yaitu menuntut adanya proses kegiatan belajar mengajar yang menyeimbangkan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar pertumbuhan dan perkembangan perilaku keagamaan siswa dapat tumbuh secara merata dan seimbang. Menyimak hasil wawancara bahwa, dalam proses pembelajaran agama Hindu di sekolah tidaklah cukup hanya menggunakan satu (1) metode saja. Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru (KKG) guru agama Hindu merupakan proses penyegaran bagi guru agama 7
8 Hindu, melalui diskusi materi, metode pengajaran, sehingga memberikan manfaat bagi pengembangan metode pengajaran agama Hindu di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan. Metode yang digunakan oleh pra guru agama Hindu di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan antara lain : Guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan tidak profesional dalam membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum terlebih-lebih membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkarakter. Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukan bahwa Guru yang mengampu mata Pelajaran Agama Hindu belum profesional dibidangnya, karena Profesionalitas guru dalam meningkatkan karakter siswa, tampaknya perlu ada peningkatan pengetahuan dan penguasaan materi pelajaran lewat sumber-sumber pembelajaran yang ada. Sarana pendidikan yang ada di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan nampaknya belum menunjukan harapan bagi peserta didik dan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut pengamatan peneliti menunjukan bahwa sarana pembelajaran merupakan faktor penghambat Pelaksanaan Profesionalitas guru dalam meningkatkan karakter siswa seperti buku pegangan dan buku penunjang masih berbentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Buku tersebut disusun oleh penerbit swasta dan belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak adanya rekomendasi dari pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tabanan. Nampaknya pelaksanaan kurikulum yang ada di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan mengalami suatu hambatan dalam pelaksanaannya karena Kepala Sekolah, guru Agama Hindu, dan siswa belum sepenuhnya melaksanakan kurikulum sekolah dengan baik. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama segenap warga sekolah melaksanakan fungsinya untuk mencapai tujuan sekolah. 8
9 Dari analisa hasil wawancara diperoleh bahwa minimnya pendidikan keluarga yang diberikan kepada siswa akan berpengaruh terhadap perilaku yang dilakukan di sekolah dan dapat menghambat dalam meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6 kecamatan Kerambitan. Upaya peningkatan profesionalitas guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa mengalami hambatan yang disebabkan oleh minimnya pendidikan keluarga di rumah yang akan berpengaruh terhadap perilaku siswa di sekolah. Apabila pendidikan orang tua baik, maka perilaku yang dilakukan oleh siswa akan baik dan sebaliknya apabila pendidikan orang tua keras akan terbawa perilaku yang tidak baik seperti melanggar tata tertib sekolah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang ada di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan karakter siswa adalah dengan : (1) menyediakan saranaprasana yang berhubungan dengan mata pelajaran Agama Hindu seperti buku penunjang, alat-alat peraga pada anggaran belanja sekolah (RAPBS), (2) mendorong guru untuk mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang berhubungan dengan materi pelajaran, (3) mengadakan dharma tula pemaknaan hari hari Suci agama Hindu dalam rangka menerapkan karakter bagi guru pegawai dan siswa, (4) selalu menerapkan disiplin pada siswa, bila terjadi pelanggaran displin seperti tidak masuk sekolah, atau jika anak nakal di sekolah, maka pihak sekolah akan memanggil orang tua untuk bertemu dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa, (5) pendidikan guru ditingkatkan, yang belum S1 agar menempuh pendidikan setara S1. Guru Agama Hindu hendaknya senantiasa berupaya berperilaku yang baik, sehingga menjadi panutan bagi siswa sehingga dapat 9
10 meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan. Peranan komite di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan tidak hanya menyusun rancangan anggaran belanja sekolah saja, tetapi selalu bersinergi dalam upaya meningkatkan kompetensi,profesionalitas guru, termasuk sarana prasana dan mengatasi permasalah yang berkaitan dengan siswa. Upaya yang dilakukan oleh orang tua siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan, dalam upaya mengatasi hambatan meningkatkan profesionalitas guru dan karakter siswa di SD gugus 6 kecamatan Kerambitan memiliki peranan yang sangat penting. Di samping itu orang tua memberikan contoh kepada anak-anaknya supaya sang anak tidak hanya mendengarkan pesan-pesan dari orang tua, akan tetapi juga melihat dan memahami bahwa orang tua tidak hanya memerintah saja tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi dirinya. Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi hambatan peningkatan profesionalitas guru dan nilai-nilai karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan dengan cara melakukan kegiatan yang bersifat positif seperti kegiatan. Porseni, pasrarnan, dan kegiatan menabuh. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian Profesionalitas guru-guru agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Profesionalitas Guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan pada kenyataannya rendah, hal ini terlihat dari disiplin kehadirannya, baik ke sekolah maupun ke kelas, sering terlambat mengajar di kelas dan meninggalkan kelas mendahului waktu berakhirnya pelajaran, tidak menguasai bahan ajar, kurang peka dan tidak peduli akan perubahan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan, jarang 10
11 membuat perangkat persiapan mengajar, jarang memeriksa tugas-tugas maupun hasil ulangan siswa. Profesionalitas yang dimiliki oleh seorang guru akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik. Dalam meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan, maka guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan dalam proses pembelajaran di kelas dituntut mengintegrasikan nilai-nilai karakter tersebut ke dalam silabus dan RPP, melalui ekstra pengembangan diri (ekstra kurikuler), dan muatan lokal. 2) Faktor-faktor yang menghambat Profesionalitas guru Agama Hindu dalam meningkatkan Karakter di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi Faktor Pendidikan Guru, Sarana Prasarana yang belum memadai serta Kurikulum Sekolah. Sedangkan faktor eksternal meliputi minimnya pendidikan keluarga, dan pendidikan masyarakat. 3) Upaya - upaya untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan Karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan meliputi upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah seperti (1) menyediakan sarana-prasana yang berhubungan dengan mata pelajaran Agama Hindu seperti buku penunjang, alat-alat peraga, (2) mendorong guru untuk mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG), (3) mendorong guru Agtama Hindu agar memberikan dharma tula pada saat perayaan hari hari Suci agama Hindu, (4) selalu menerapkan disiplin pada siswa. Upaya yang dilakukan oleh guru Agama Hindu, Upaya dari Komite Sekolah serta upaya dari keluarga dan masyarakat. Saran Saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan adalah : 1) Kepada guru-guru SD di gugus 6 Kecamatan Kerambitan, khususnya guruguru Agama Hindu diharapkan senantiasa selalu meningkatkan profesionalitas yang meliputi peningkatan Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian. 11
12 2) Kepada semua guru utamanya guru agama Hindu yan ada di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan agar senantiasa di dalam menyampaikan materi pelajaran hendaknya mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter kedalam setiap materi pelajaran yang akan diajarkan, yang tertuang dalam Silabus dan RPP. 3) Kepada Kepala Sekolah di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan diharapkan mempertahankan dan meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa (komite) serta masyarakat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, agar terwujud proses belajar mengajar sesuai yang diharapkan serta para siswa senantiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa yang diharapkan. 12
13 13
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti
Lebih terperinciPrioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKonsep Dasar Pendidikan Berkarakter
Konsep Dasar Pendidikan Berkarakter Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami Pengertian Pendidikan Karakter Mahasiswa dapat memahami Tujuan Pendidikan Karakter Mahasiswa dapat memahami
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten
A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran vital dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBANGUN PERILAKU PESERTA DIDIK Oleh: NI NYOMAN PADMADEWI Guru Besar Universitas Pendidikan Ganesha Email:padmadewi@pedulisesamaphilanthropicwork.org Disampaikan dalam Seminar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan suatu konsep universal, dan diwajibkan setiap negara untuk memeberikan pendidikan yang layak bagi setiap warga negaranya. Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciMENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI
MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI Sutrisno 1, Siti Aminah 2 1 SMPN 1 Bungkal, Ponorogo ngilmudi@gmail.com 2 SDN Ketonggo, Ponorogo sitiaminah.bungkal@gmail.com Kata Kunci: Karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penanaman nilainilai moral dalam pembelajaran biologi di SMA, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional suatu Negara salah satunya ditentukan oleh keberhasilan pengelolaan Negara itu sendiri dalam mengelola pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan manusia; demikian pula bagi kehidupan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan suatu
Lebih terperinciBUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Buku Kode Etik dan Tata tertib dosen Universitas
Lebih terperinciIrfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8
Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8 INTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATA PELAJARAN UMUM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP AKTIVITAS SOSIAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK Kasim
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI 5.1 Simpulan 5.1.1 Simpulan Umum Pendidikan merupakan salah satu upaya yang sangat efektif dalam memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan penyimpangan sikap
Lebih terperinciPEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA
PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Diterbitkan oleh Yayasan LBH Indonesia Jakarta, 1986 KETETAPAN No. : TAP 01/V/1985/YLBHI T e n
Lebih terperinciNILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati
NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan mengembangkan potensi manusia agar memiliki sejumlah karakter, integritas dan kompetensi yang berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA Dalam mengemban amanat masyarakat desa, pemerintah desa melakukan upaya terencana dan terprogram yang tersusun dalam dokumen perencanaan desa baik RPJMD maupun
Lebih terperinciKurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciPROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN
PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah pendidikan mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar manusia menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan
BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa sumber daya manusia yang
Lebih terperinciPEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21
PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan pendidikan nasional, tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal
Lebih terperinciSUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN
SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN Teguh Kurniawan Kepala UPMA & SPI, FIA Universitas Indonesia teguh.kurniawan@ui.ac.id; http://kurniawans.id OUTLINE Pengertian Nilai Dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar sehingga siswa memiliki ketakwaan, kecerdasan,
Lebih terperinciPRES I DEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. dimaksud dalam huruf b merupakan tanggung jawab bersama keluarga, satuan pendidikan, dan
SATINAN PRES I DEN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang :4. b. c. d. bahwa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah mempunyai tanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui Kewajiban itu kemudian di rumuskan dalam
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,
Lebih terperinciBAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA
BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA C H A R A C T E R B U I L D I N G PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 ABSTRAK Bahan Ajar Character
Lebih terperinciPengembangan Sekolah Berkarakter
Pengembangan Sekolah Berkarater Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Mampu mengembangan sekolah berkarakter Indikator: Memahami hakikat sekolah berkarakter Memahami nilai karakter yang dikembangkan di sekolah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan awal yang diajukan, penelitian ini difokuskan pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada jenjang SMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia merupakan sumber daya utama dalam rangka mengelola alam, sehingga pendidikan merupakan salah satu unsur penting.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan wahana strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sebagai faktor determinan pembangunan. Sejarah menunjukkan bahwa manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGARAAN PROGRAM MEMBANGUN SINERGI PENDIDIKAN BERBASIS HARMONIS DI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 289~293 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA 289 Heri Maulana AMIK BSI Yogyakarta e-mail: heri.hml@bsi.ac.id Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: prasarana dan sarana, dana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk. kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut:
139 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut: 1. Kerjasama guru dan orang dalam pembinaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik (Haedar Nasir, 2013). Pendidikan diakui menyimpan kekuatan luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas
Lebih terperinciPELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA
PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA Made Juniantari 1, Ni Putu Sri Ratna Dewi 2, Ni Luh Pande Latria Devi 3
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Nasional adalah agar anak didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
Lebih terperinci